PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI SUSUNAN BUMI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS V MI DARUNNAJAH.

(1)

i

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA MATA PELAJARAN

IPA MATERI SUSUNAN BUMI UNTUK MENINGKATKAN

PEMAHAMAN SISWA KELAS V MI DARUNNAJAH

SKRIPSI

Oleh:

FITRIYA ANGGRAENI

NIM. D77211070

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

2015


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Anggraeni, Fitriya. 2015. Penerapan Metode Mind Mapping pada Mata Pelajaran IPA Materi Susunan Bumi Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas V MI Darunnajah. Skripsi. Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Pembimbing: Drs.Hj. Evi Fatimatur Rusydiyah, M.Ag.

Kata Kunci: Pemahaman, IPA, Susunan Bumi, Mind Mapping.

Pemahaman adalah suatu proses konstruktivitis sosial dalam memahami berbagai teks,tidak hanya semata-mata memahami makna kata-kata dan kalimat dalam suatu teks saja, tetapi juga pemanfaatan pengetahuan pembaca yang berhubungan dengan teks yang

dibacanya. Pemahaman yang efisien mempersyaratkan kemampuan pembaca

menghubungkan materi teks dengan pengetahuan yang telah dimilikinya

Dalam penelitian ini di rumuskan masalah antara lain: (1) Bagaimana penerapan metode mind mapping dalam mata pelajaran IPA materi susunan bumi pada siswa kelas V MI Darunnajah Kloposepuluh? Dan (2) Bagaimana peningkatan pemahaman mata pelajaran IPA materi susunan bumi pada siswa kelas V MI Darunnajah Kloposepuluh dengan menggunakan metode mind mapping?

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah untuk: Untuk mengetahui penerapan metode mind mapping dalam mata pelajaran IPA materi susunan bumi pada siswa kelas V MI Darunnajah Kloposepuluh,untuk menetahui peningkatan pemahaman mata pelajaran IPA materi susunan bumi pada siswa kelas V MI Darunnajah Kloposepuluh dengan menggunakan metode mind mapping

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model Kurt Lewin yang menyatakan dalam I siklus terdapat 4 langkah yakni perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu angket, observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang dianalisis adalah data yang berhubungan dengan pemahaman dan aktifitas guru maupun siswa.

Berdasarkan hasil observasi, penerapan metode mind mapping pada siklus I mata pelajaran IPA materi susunan bumi kelas V MI Darunnajah Kloposepuluh dilaksanakan dengan baik dan mengalami peningkatan. Dalam siklus I, dari hasil analisis hasil tes dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa adalah 67,34 yang termasuk dalam kategori cukup.. Akan tetapi indikator yang diinginkan peneliti adalah 80 sehingga diperlukan ada perbaikan, untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal maka dilakukan siklus II. Pada kegiatan pembelajaran di siklus II dilengkapi dengan diskusi kelompok, presentasi, saling berlomba antar kelompok menjadi pemenang dan hadiah. Terjadi peningkatan kembali pada siklus II yakni 84,4 yang termasuk dalam kategori pemahaman baik. Sedangkan observasi aktivitas guru pada siklus I 76,5 dan observasi kegiatan siswa 75. Pada siklus II observasi aktivitas guru 91 sedangkan aktivitas siswa 98,3. Hal ini menunjukkan bahwa metode mind mapping dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas V MI Darunnajah Kloposepuluh


(6)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI BAB I

Penahuluan

Latar Belakang ...1

Rumusan Masalah...4

Tindakan Yang dipilih...4

Tujuan Penelitian...5

Lingkup Penelitian...5

Signifikansi Penelitian...8

Sistematika Pembahasan...10

BAB II Kajian Teori A. Pemahaman 1. Hakikat Pemahaman...12

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman...13

3. Bentuk – bentuk Belajar...14

B. Pembelajaran IPA 1. Hakikat Pembelajaran IPA...18

2. Materi Susunan Bumi a. Proses Pembentukan Bumi...20

b. Struktur Pembentukan Bumi...21

C. Metode Mind Mapping 1. Pengertian Metode...23

2. Metode Mind Mapping a. Pengertian Mind Mapping...24

b. Langkah-langkah Mind Mapping...26

c. Kelebihan dan Kekurangan Mind Mapping...27

d. Manfaat Mind Mapping...30

D. Upaya Peningkatan pemahaman siswa dengan menggunakan metode mind mapping ...31

BAB III Metode Penelitian A. Metodologi Penelitian...35


(7)

B. Setting Penelitian...37

C. Variabel yang di selidiki...38

D. Rencana Tindakan...38

E. Data dan Cara pengumpulan Data...42

F. Ananlisis Data...46

G. Indikator Kinerja...48

H. Tim Peneliti dan Tugasnya...49

BAB IV A. Hasil Penelitian...51

1. Penerapan Metode Mind Mapping Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Susunan Bumi pada Siswa Kelas V MI Darunnajah Kloposepuluh B. Pembahasan...89

BAB V A. Kesimpulan...92

B. Saran...93 DAFTAR PUSTAKA


(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan alam, yang sering disebut juga dengan istilah pendidikan sains disingkat menjadi IPA, merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar sampai menengah. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah masalah lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan pada guru disekolah. Proses pembelajaran yang selama ini kurang mampu mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik. Pelaksanaan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi.1

Metode yang digunakan untuk menyampaiakan mata pelajaran IPA biasanya banyak menggunakan metode ceramah, sumber belajar yang digunakan hanya mengandalkan buku paket sehingga siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran.Penggunaan strategi atau metode pembelajaran yang tidak efektif dan variatif akan membuat siswa menjadi jenuh, bosan, mengantuk bahkan penguasaan materi siswa kurang mengena. Dari faktor-faktor itulah yang mengakibatkan siswa menjadi tidak bersemangat dalam mengikuti pembelajaran yang akhirnya berpengaruh pada proses pencapaian suatu kompetensi dasar.2

1

Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Pembelajaran, (Jakarta:Bumi Aksara,2002)201 2


(9)

2

MI Darunnajah adalah madrasah ibtidaiyah yang berada di desa Kloposepuluh Sukodono. Pemikiran tentang IPA adalah pelajaran yang sulit dan juga membosankan juga terjadi pada siswa kelas V MI Darunnajah. Siswa sering tidak mendengarkan ketika guru menjelaskan materi, terkadang ada yang asyik mengobrol dengan teman sebangkunya bahkan ada yang bermain sendiri. Terutama pada materi susunan bumi yang hanya menggunakan metode ceramah. Anggapan sebagian besar peserta didik yang menyatakan bahwa pelajaran IPA ini sulit adalah benar terbukti dari hasil perolehan ulangan harian (UH) yang telah dilaksanakan dari jumlah siswa 41 anak 46,34% (19 siswa) dapat mengerjakan soal dengan baik dan nilai diatas KKM sedangkan sisanya 22 siswa atau 53,65% anak yang mendapat nilai

dibawah KKM.3

Dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa materi susunan bumi, metode yang di gunkan sebaiknya yang menarik dan tidak membosankan. Tujuannya agar pemahaman siswa terhadap materi yang di sampaikan bisa tercapai sehingga siswa senang menerima dan hasil belajar akan baik. Karena pada dasarnya jika sesuatu dimulai dengan suka, makaakan memberikan rasa senang dan apa yang dikerjakan akan menghasilkan sesuatu yang baik.

Salah satu metode yang tepat dalam pembelajaran IPA materi susunan tanah adalah metode mind mapping atau peta pikiran.4

Pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping diharapkan dapat mengatasi kesulitan belajar siswa, dan menekankan pada siswa bahwa

3

Sumber: wawancara dengan guru mapel IPA tanggal 17 April 2015 4


(10)

3

belajar IPA itu menyenangkan. Selain itu dengan menggunakan metode ini siswa dituntut untuk belajar lebih aktif dan menggali pengetahuan dari lingkungan sekitar. Pembelajaran yang langsung melibatkan siswa aktif akan lebih bermakna dan lebih bermanfaat dalam implementasi di kehidupan nyata peserta didik.

Metode mind mapping juga merupakan metode mencatat yang baik yang dapat membantu siswa untuk membangkitkan ide-ide orisinal dan memicu ingatan, karena metode ini mengaktifkan kedua belahan otak. Caranya dengan menggabungkan kerja otak bagian kiri dan kanan siswa, hingga dapat meningkat sampai 78%. Sehingga dapat mempermudah siswa dalam mengingat materi pelajaran, serta membuka seluruh potensi dan kapasitas otak yang masih tersembunyi.

Mind mapping bisa disebut juga sebagai sebuah peta rute yang digunakan dalam ingatan, membuat kita bisa menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja otak kita yang alami akan dilibatkan sejak awal sehingga mengingat informasi akan lebih mudah dan bisa diandalkan daripada menggunakan teknik mencatat biasa.5 Informasi– informasi tersebut dituangkan dalam bentuk catatan dengan menggunakan simbul dan tinta yang warna warni.

Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan di atas, maka dilakukan penelitian untuk mengembangkan metode pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan pemahaman bagi siswa kelas V MI Darunnajah

5

De Porter, Bobby, & Mike Hernacki. 1992. Quantum Learning: Membiasakan Pelajaran Nyaman dan Menyenangkan. Terjemahan oleh Alwiyah Abdurrahman. 1999. Bandung: Penerbit Kaifa.


(11)

4

Kloposepuluh, untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakukan penelitian dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Berdasarkan uraian diatas, judul yang diambil untuk penelitian berjudul

“PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI SUSUNAN BUMI

MATA PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V MI

DARUNNAJAH KLOPOSEPULUH”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan metode mind mapping dalam mata pelajaran IPA materi susunan bumi pada siswa kelas V MI Darunnajah Kloposepuluh? 2. Bagaimana peningkatan pemahaman mata pelajaran IPA materi susunan

bumi pada siswa kelas V MI Darunnajah Kloposepuluh dengan menggunakan metode mind mapping?

C. Tindakan Yang Dipilih

Tindakan yang dipilih untuk pemecahan masalah hasil belajar siswa ini adalah dengan menggunakan metode mind mapping. Penggunaan metode ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas V MI Darunnajah Kloposepuluh mata pelajaran IPA materi susunan bumi sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa. Tindakan tersebut sabgat menarik bagi peserta didik yang pada dasarnya masih senang untuk bermain,dari kegiatan tersebut dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu


(12)

5

peserta didik akan mengalami sendiri sehingga mudah di ingat dan metode ini juga sangat menyenangkan.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui penerapan metode mind mapping dalam mata

pelajaran IPA materi susunan bumi pada siswa kelas V MI Darunnajah Kloposepuluh

2. Untuk menetahui peningkatan pemahaman mata pelajaran IPA materi susunan bumi pada siswa kelas V MI Darunnajah Kloposepuluh dengan menggunakan metode mind mapping

E. Lingkup Penelitian

Penelitian ini didasarkan pada masalah pembelajaran yang ada pada MI Darunnajah Kloposepuluh. Banyak masalah pembelajaran yang peneliti temukan. Karena pembahasan penelitian ini tidak terlepas dari ruang lingkup penelitian, maka untuk menghindari kekaburan dan kesimpangsiuran pembahasan, peneliti membatasi pokok bahasan yang diteliti. Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini membahas tentang pemahaman siswa sebelum, proses dan sesudah diberikan metode mind mapping.


(13)

6

2. Subyek penelitian ini diambil dari pada siswa kelas V MI Darunnajah Kloposepuluh tahun ajaran 2014-2015 dengan jumlah siswa 41, siswa laki-laki 23 dan siswa perempuan 18 anak.

3. Materi yang dipakai pada penerapan metode mind mapping ini hanya terbatas pada materi susunan bumi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Adapun lingkup obyek penelitian adalah :

1. Pemahaman adalah suatu proses atau cara seseorang dalam usaha untuk memahami suatu hal atau masalah-masalah tertentu.

2. Mind Mapping berasal dari bahasa Inggris, yang terdiri dari dua kata yaitu mind yang berarti pikiran dan mapping yang berarti pemetaan, sehingga mind mapping dapat diartikan sebagai pemetaan pikiran atau peta pikiran 3. Langkah-langkah Mind Mapping :Sebelum membuat sebuah peta pikiran

diperlukan beberapa bahan, yaitu kertas kosong tak bergaris, pena, dan pensil warna. Buzan (2012:15) mengemukakan ada tujuh langkah untuk membuat Mind Map (peta pikiran). Tujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut:

a. Memulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar. Hal itu dikarenakan apabila dimulai dari tengah akan memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar ke segala arah dan untuk mengungkapkan dirinya secara lebih bebas dan alami.


(14)

7

b. Menggunakan gambar atau foto untuk ide sentral. Karena sebuah gambar atau foto akan mempunyai seribu kata yang membantu otak dalam menggunakan imajinasi yang akan diungkapkan. Sebuah gambar sentral akan lebih menarik, membuat otak tetap terfokus, membantu otak berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak.

c. Menggunakan warna yang menarik. Karena bagi otak, warna sama menariknya dengan gambar. Warna membuat Mind Map (peta pikiran) lebih hidup, menambah energi pada pemikiran yang kreatif dan menyenangkan.

d. Menghubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan

hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tingkat tiga ke tingkat satu dan dua dan seterusnya. Karena otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengaitkan dua (atau tiga atau empat) hal sekaligus. Apabila cabang-cabang dihubungkan akan lebih mudah diingat dan dimengerti.

e. Membuat garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus. Karena garis lurus akan membosankan otak. Cabang-cabang yang melengkung dan organis seperti cabang-cabang pohon jauh lebih menarik bagi mata.

f. Menggunakan satu kata kunci utnuk setiap garis. Karena dengan kata kunci tunggal member lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada peta pikiran.


(15)

8

g. Menggunakan gambar. Karena setiap gambar sentral bermakna seribu kata.

Dengan memperhatikan cara-cara membuat Mind Mapping dan

menerapkannya dalam pembelajaran itu siswa dapat berlatih

mengembangkan otaknya secara maksimal, siswa akan lebih mudah berkonsentrasi karena setiap catatan yang dibuat oleh masing-masing siswa bersifat unik dan mudah dipahami.

F. Signifikansi Penelitian

Berdasarkan pada tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan temuan-temuan data yang bermanfaat, diantaranya:

1. Manfaat bagi siswa

a. Siswa dapat mengerti dan memahami materi susunan bumi dengan

menggunakan metode mind mapping dengan semangat dan

menyenangkan.

b. Dengan menggunakan metode mind mapping maka pemahaman

siswa mata pelajaran IPA materi susunan bumi dapat meningkat. 2. Manfaat bagi guru

a. Guru mendapatkan pengalaman dan keterampilan dalam

mengembangkan perangkat pembelajaran dengan beberapa metode pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan mind mapping untuk meningkatkan pemahaman siswa.


(16)

9

b. Dapat memberikan masukan dan sebagai salah satu sumber informasi bagi guru maupun calon guru agar pada saat proses belajar mengajar menggunakan metode simulasi atau metode yang lain agar lebih variatif dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA. 3. Manfaat bagi sekolah

a. Dapat memberikan salah satu sumber tambahan informasi bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran pada MI Darunnajah Kloposepuluh.

b. Sebagai bahan rujukan bagi sekolah untuk mengadakan bimbingan dan pelatihan bagi guru-guru agar menggunakan metode mind mapping untuk menerapkan pada mata pelajaran yang lain.

4. Manfaat bagi masyarakat

Dari hasil penelitian ini diharapkan masyarakat dapat mengetahui bahwa pada pembelajaran di sekolah masih banyak masalah yang seharusnya diteliti dan diberi solusinya, agar pendidikan di lembaga formal dapat mencetak generasi yang berkualitas.

5. Manfaat bagi peneliti

a. Memberikan pengalaman berharga karena langsung terjun ke masyarakat.

b. Memberikan pemahaman efektivitas pembelajaran dengan metode mind mapping.

c. Memberikan pengetahuan bagaimana peningkatan pemahaman


(17)

10

G. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan skripsi ini dimaksudkan sebagai cara yang ditempuh untuk menyusun karya tulis, sehingga masalah yang ada di dalamnya menjadi jelas, teratur, urut sistematis dan mudah dipahami.

Adapun sistematika pembahasan penelitian ini selengkapnya adalah sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan

Bab ini memberikan gambran global tentang materi skripsi yang meliputi : latarbelakang, rumusan masalah, tindakan yang dipilih, tujuan penelitian, lingkup penelitian, signifikansi penelitian, definisi operasional, dan sistematika pembahasan.

Bab II : Landasan Teori

Landasan teori meliputi : (A) Pemahaman, (1) Pengertian Pemahaman, (2) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman, (3) Penilaian Pemahaman, (B) Pembelajaran IPA, (1) Hakikat Pembelajaran IPA MI, (2) Materi Susunan Bumi, (C) Metode Mind Mapping, (1) Pengertian Metode, (2) Metode Mind Mapping, (a) Pengertian Metode Mind Mapping, (b) Langkah-langkah Penerapan Metode Mind Mapping, (c) Kelebihan dan Kekurangan Metode Mind Mapping, (d) Manfaat Metode Mind Mapping. Bab III : Metode Penelitian

Metode Penelitian ini meliputi : Metode penelitian, setting penelitian, variabel yang diselidiki, rencana tindakan, data dan cara pengumpulannya, indikator kinerja, analisis data, tim peneliti dan tugasnya.


(18)

11

Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Membahas tentang hasil penelitian, yang meliputi : gambaran umum MI Darunnajah Kloposepuluh, letak geografis MI Darunnajah Kloposepuluh, keadaan guru, karyawan dan siswa.

Bab V : Penutup

Bab ini merupakan bab terakhir dari seluruh pembahasan yang ada, isi bab ini adalah kesimpulan dari hasil penelitian serta saran yang diberikan oleh penulis.


(19)

12

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Tentang Pemahaman

1. Hakikat Pemahaman

Pemahaman berasal dari kata “Paham” yang artinya mengerti benar tentang sesuatu hal. Jadi pemahaman adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan siswa mampu memahami arti atau konsep,situasi serta fakta yang diketahuinya.

Pemahaman adalah suatu proses konstruktivitis sosial dalam memahami berbagai teks,tidak hanya semata-mata memahami makna kata-kata dan kalimat dalam suatu teks saja, tetapi juga pemanfaatan pengetahuan pembaca yang berhubungan dengan teks yang dibacanya. Pemahaman yang efisien mempersyaratkan kemampuan pembaca menghubungkan materi teks dengan pengetahuan yang telah dimilikinya.6

Maksud dari pemahaman disini adalah suatu proses belajar dan berfikir yang dilakukan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar siswa disekolah.

Sedangkan definisi belajar sangat banyak dan banyak juga perbedaan pendapat para ahli :

a. Belajar menurut Ernest R Hilgard

6


(20)

13

Belajar adalah proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja yang kemudian menimbulkan perubahan yang keadaanya berbeda dari perubahan nyang ditimbulkan.7

b. Belajar menurut pendapat Gagne

Belajar adalah seperangkat peristiwa yang diciptakan dan dirancang untuk mendorong,menggiatkan,dan mendukung belajar siswa. Sependapaat dengan kenyataaan tersebut Raka joni menyebutkan,pembelajaran adalah penciptaan system lingkungan berarti menyediakan seperangkat peristiwa kondisi lingkungan yang dapat merangsang anak untuk melakukan aktivitas belajar.8

Dari dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi melalui latihan dan pengalaman dalam interaksi dengan lingkungan. Peristiwa belajar apabila ia mengalami perubahan dari tidak tahu menjadi tahu.

2. Faktor yang mempengaruhi pemahaman siswa

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman menurut munadi antara lain meliputi faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor Internal

Faktor fisiologis dan faktor psikologis dalam pengertian faktor fisiologis seperti kebiasaan yang prima. Tidak dalam keadaan lelah atau capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya hal tersebut dapat mempengaruhi peserta didik dalam menerima materi pelajaran. Sedangkan

7

Abdurrohman Abror, psikologis pendidikan(Yogyakarta:Tiara Wacana,1993)hlm 66 8


(21)

14

faktor psikologis dalam hal ini pesrta didik pada dasarnya memiliki kondisi yang berbed- beda, tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil belajarnya siswa beberapa faktor psikologis meliputi : intelegensi (IQ), perhatian, bakat, motivasi, kognitif, dan daya nalar peserta didik.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa, faktor tersebut dapat dibagi menjadi 2 faktor lingkungan dan faktor non sosial:

1) Lingkungan sosial sekolah seperti para guru,para staf administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri tauladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar. Misalnya rajin membaca dan berdiskusi dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar.

2) Lingkungan Non-sosial Faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung sekolah letaknya, rumah dan letaknya, alat-alat belajar,keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.

3. Bentuk-bentuk belajar

Menurut Taksomi Bloom, pemaham adalah kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi dari pengetahuan. Namun, tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak dipertanyakan sebab untuk dapat memahami, perlu terlebih dahulu mengetahui atau mengenal.” Tujuan belajar siswa diarahkan untuk mencaapi tiga ranah.


(22)

15

Dalam proses kegiatan belajar mengajar, maka melalui ketiga ranah ini pula akan terlihat tingkat keberhasilan siswa dalam menerima hasil pembelajaran atau ketercapaian siswa dalam penerimaan pembelajaran. Ketiga ranah tersebut adalah ranah kognitif,efektif dan psikomotorik : 1) Ranah Kognitif

Belajar ini meliputi beberapa aspek sebagai berikut :

a. Hasil belajar pengetahuan hafalan (Knowledge). Termasuk pengetahuan yang bersifat faktual, disamping pengetahuan yang mengenai hal-hal yang perlu diingat kembali. Dari sudut respon belajar siswa pengetahuan itu dihafal dan diingat agar dapat dikuasai dengan baik.

b. Hasil belajar pemahaman (Comprehention) belajar pemahaman

lebih tinggi satu tingkat dari tipe prestasi belajar pengetahuan hafalan. Pemahaman memerlukan kemammpuan menangkap makna dan arti dari suatu konsep. Untuk itu makna diperlukan adanya hubungan atau pertautan antara konsep dengan makna yang ada dalam konsep yang dipelajari. Ada tiga macam pemahaman pertama, pemahaman terjemahan, kedua pemahaman penafsiran, ketiga pemahamn ekstrapolasi.

c. Belajar penerapan (Aplikasi) aplikasi adalah kesanggupan menerapkan dan mengabstraksi sesuatu konsep,ide,rumus,hukum dalam situasi yang baru. Misalnya menerapkan suatu dalil atau hukum dalaam suatu persoalan dan sebagiannya.


(23)

16

d. Hasil belajar analisis. Analisis adalah kesanggupan memecahkan mengurai sesuatu integritas (kesatuan yang utuh). Analisis merupakan tipe prestasi belajar sebelumnya,yakni pengetahuan dan pemahaman aplikasi. Kemampuan menalar pada hakikatnya merupakan unsur analisi,yang dapat memberikan kemampuan pada siswa untuk mengkreasi sesuatu yang baru.

e. Hasil belajar sintesis. Sintesis adalah tipe hasil belajar yang menekankan pada unsur kesanggupan menguraikan sesuatu integritas menjadi bagian yang bermakna,pada sintesis adalah kesanggupan menyatukan unsur atau bagian menjadi satu integritas.

f. Hasil belajar Evaluasi. Evaluasi adalah kesanggupan memberi keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan judment yang dimilikinya.dalam tipe hasil belajar evaluasi, tekanannya pada

pertimbangan mengenai nilai, mengenai baik tidaknya

menggunakan kriteria tertentu. Dalam proses ini diperlukan kemampuan yang mendahuluinya yakni pengetahuan,pemahaman aplikasi,analisis dan sintesis. Tingkah laku yang operasional dilukiskan pada kata-kata menilai, membandingkan, mengkritik ,menyimpulkan, mendukung, memberikan pendapat dan lain-lain. 2) Ranah Afektif

Ranah afektif ialah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai adapun ranah efektif dibagi menjadi lima tingkat yaitu:


(24)

17

1. Receiving atau Attending (menerima atau memperhatikan)

Yaitu kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan dari luar yang datang kepadanya dalam bentuk masalah ,gejala,situasi,dan lain-lain. 2. Responding (menanggapi)

Yaitu kesediaan memberikan respons berpartisipasi 3. Valuing (menilai atau menghargai)

Yaitu kesediaan untuk menentukan pilihan sebuah nilai dari rangsangan tersebut.

4. Organization (mengatur atau mengorganisasikan)

Yaitu merupakan pengembangan dari nilai kedalam satu sistem organisasi,termasuk didalam hubungan satu dengan nilai lain.

5. Characterization (karakterisasi)

Yaitu keterpaduan sistem nilai yang telah dimiliki oleh seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

3) Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotorik ialah ranah yang berkaitan dengan keterampilan atau keterampilan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar. Ranah psikomotorik menurut simpson terdiri atas enam tingkatan yaitu 9:

1. Perception (persepsi)

Kemampuan membedakan suatu gejala dengan gejala lain. 2. Set (kesiapan)

9


(25)

18

Contoh mengetik,kesiapan sebelum lari,dan gerakan sholat 3. Guided response (gerakan terbimbing)

Kemampuan melakukan sesuatu yang dicontohkan seseorang. 4. Mechanism (gerakan terbiasa)

Kemampuan yang dicapai karena latihan berulang-ulang sehingga menjadi terbiasa

5. Adaptation (gerakan kompleks)

Kemampuan melakukan serangkaian gerakan dengan cara dan urutan yang tepat

6. Origination (Kreativitas)

Kemampuan menciptakan gerakan-gerakan baru yang tidak ada dari yang sebelumnya.

B. Mata Pelajaran IPA Materi Struktur Bumi

1. Hakikat Pembelajaran IPA MI

a. Pengertian mata pelajaran IPA

Sains bermula timbul dari rasa ingin tahu manusia, dari rasa ingin tahu tersebut manusia selalu mengamati terhadap gejala- gejala alam yang ada dan mencoba memahaminya. IPA mempelajari alam semesta, benda- benda yang ada di permukaan bumi, di dalam permukaan bumi dan di luar angkasa baik yang diamati indera maupun yang tidak dapat diamati dengan indera.

Oleh karena itu, dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis,


(26)

19

penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi, dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah eperti rasa ingin tahu, terbuka, dan jujur.10

b. Pembelajaran IPA Madrasah Ibtidaiyah

Istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan istilah sains. Kata sains ini berasal dari bahasa Latin yaitu scientia yang berarti ”saya tahu”. Dalam bahasa Inggris, kata sains berasal dari kata Science yang berarti ”pengetahuan”.

Science kemudian berkembang menjadi Social Science yang dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan ilmu pengetahuan sosial (IPS) Natural Science yang dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan ilmu pengetahuan alam (IPA) dapat diartikan sebagai studi alam sekitar, dalam hal ini berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta atau konsep, tetapi merupakan suatu proses penemuan.11

Pada penelitian ini diambil mata pelajaran IPA untuk kelas V materi susunan bumi kelas V semester genap standar kompetensi :12

10

Nana Djumhana, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, hlm. 43.

11

Nono Sutarno dkk. , Materi dan Pembelajaran IPA, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), hlm. 8

12


(27)

20

Tabel 2.1

SK 7dan KD 7.3 IPA Kelas 5 Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan

hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam

7.3 Mendeskripsikan struktur bumi

2. Materi Struktur Bumi

a. Proses Pembentukan Bumi

Bentuk Bumi yang bulat seringkali dihubungkan dengan proses terbentuknya Bumi. Sementara itu, proses terbentuknya Bumi tidak dapat dipisahkan dari terjadinya alam semesta. Para ilmuwan sependapat bahwa benda-benda yang ada di alam semesta terbuat dari unsur yang hampir sama. Proses terbentuknya pun terjadi secara bertahap.13

Meskipun para ilmuwan tidak mengetahui secara pasti tentang terjadinya alam semesta, tetapi mereka menyusun kemungkinan-kemungkinan yang masuk akal. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa benda-benda di alam semesta terbentuk dari awan.

1) Awan itu tersusun atas gas dan debu. Pada awalnya, awan itu terbentang sampai ratusan juta kilometer. Adanya kekuatan gaya tarik menyebabkan awan berbentuk seperti roda pipih yang

13

Mulyati Arifin, Imu Pengetahuan Alam untuk kelas V Sekolah Dasar, ( Bandung: Grafindo Media Pratama) hal. 91


(28)

21

besar. Roda tersebut selalu berputar. Akibat gerakan itu,sebagian besar gas terkumpul di tengah awan.

2) Awan tersebut kemudian membentuk gumpalan yang membesar.

Gaya tariknya pun juga besar sehingga menarik lebih banyak gas. Oleh karena kekuatan gaya tarik ke semua arah sama besar, gumpalan itu merapat membentuk bola bulat. Gumpalan inilah yang kemudian membentuk Matahari. Gas atau debu yang

letaknya sangat jauh dari Matahari juga berputar

mengelilinginya. Gas dan debu ini kemudian membentuk bola-bola bulat yang lebih kecil dibandingkan Matahari.

3) Bola-bola tersebut merupakan awal dari pembentukan Bumi dan planet-planet lain

b. Struktur Bumi

Lapisan atmosfer tersusun atas udara. Semakin jauh dari permukaan bumi, lapisan udara semakin tipis. Lapisan atmosfer melindungi Bumi dari pancaran sinar dan panas Matahari. Oleh karena itu, lapisan atmosfer paling berperan dalam mendukung adanya kehidupan di muka Bumi ini. Lapisan atmosfer ini memiliki ketebalan ± 640 kilometer.

Atmosfer terdiri atas lapisan troposfer,stratosfer, mesosfer, dan termosfer. Lapisan troposfer terbentang sejauh 10 km dari permukaan bumi. Lapisan troposfer merupakan lapisan yang paling dekat dengan Bumi. Lapisan inilah yang memengaruhi cuaca.


(29)

22

Sebagian besar awan yang menyebabkan hujan terbentuk di lapisan ini. Di atas lapisan troposfer terdapat lapisan stratosfer.

Lapisan stratosfer berjarak 10–50 km di atas permukaan bumi. Udara di lapisan stratosfer sangat dingin dan tipis. Balon cuaca dan beberapa pesawat terbang dapat mencapai lapisan stratosfer. Lapisan ozon berada di atas lapisan ini. Lapisan ozon adalah lapisan yang penting karena melindungi Bumi dari sinar ultraviolet dari Matahari. Sinar ultraviolet ini jika langsung mengenai Bumi akan membunuh semua makhluk hidup.

Bumi tersusun atas tiga lapisan, Lapisan Bumi mulai dari lapisan terluar sampai terdalam yaitu kerak, selubung, dan inti. Inti terdiri atas inti luar dan inti dalam. Keadaan ketiga lapisan Bumi tersebut dijelaskan dalam uraian berikut :

a. Kerak

Kerak adalah lapisan terluar permukaan bumi yang berupa batuan keras dan dingin setebal 15–60 km. Pada lapisan kerak bagian atas, batuan telah mengalami pelapukan membentuk tanah. Di permukaan lapisan kerak inilah makhluk hidup tinggal dan menjalani hidupnya. Daratan terbentuk dari kerak benua. Sebagian besar kerak benua terbentuk dari batuan yang disebut granit. Dasar samudra terbentuk dari kerak samudra. Kerak samudra sebagian terbentuk dari batuan yang disebut basal.


(30)

23

Selubung atau mantel merupakan lapisan di bawah kerak yang tebalnya mencapai 2.900 kilometer. Lapisan mantel merupakan lapisan yang paling tebal. Mantel terletak di antara lapisan inti luar dengan kerak. Lapisan ini terdiri atas magma kental yang bersuhu 1.400°C–2.500°C.

c. Inti

Inti terdiri atas dua bagian, yaitu inti luar dan inti dalam. Lapisan inti luar merupakan satu-satunya lapisan cair. Inti luar terdiri atas besi, nikel, dan oksigen. Lapisan ini mempunyai tebal ±2.255 kilometer. Adapun lapisan inti dalam setebal ±1.200 kilometer. Inti dalam merupakan bola logam yang padat dan mampat, bersuhu sangat panas sekitar 4.500°C. Lapisan ini terbentuk dari besi dan nikel padat. Lapisan inti dalam merupakan pusat bumi.

C. Metode Mind Mapping

1. Metode Pembelajaran

Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaansuatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (KBBI). Menurut Sudjana, metode mengajar ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Djamarah menyatakan adanya tiga pemahaman mengenai kedudukan metode.


(31)

24

Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik, yaitu metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang. Metode sebagai strategi pengajaran, yaitu strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan, yaitu penggunaan metode yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, metode adalah cara-cara yang digunakan yang dilakukan guru dalam rangka proses kegiatan belajar-mengajar, sehingga individu yang diajar akan dapat mencerna, menerima dan mampu mengembangkan bahan-bahan atau materi yang diajarkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

2. Pengertian Metode Mind Mapping

Mind Mapping berasal dari bahasa Inggris, yang terdiri dari dua kata yaitu mind yang berarti pikiran dan mapping yang berarti pemetaan, sehingga mind mapping dapat diartikan sebagai pemetaan pikiran atau peta pikiran.Mind Mapping asal mulanya dikembangkan oleh Tony Buzan tahun 1970-an merupakan metode mencatat kreatif yang memudahkan siswa untuk mengingat banyak informasi14.

14

Herdian. 2009. Model Pembelajaran Mind Mapping, (Online),


(32)

25

Metode mind mapping juga merupakan metode mencatat yang baik yang dapat membantu siswa untuk membangkitkan ide-ide orisinal dan memicu ingatan, karena metode ini mengaktifkan kedua belahan otak..15

Mind mapping bisa disebut juga sebagai sebuah peta rute yang digunakan dalam ingatan, membuat kita bisa menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja otak kita yang alami akan dilibatkan sejak awal sehingga mengingat informasi akan lebih mudah dan bisa diandalkan daripada menggunakan teknik mencatat biasa.16 Informasi – informasi tersebut dituangkan dalam bentuk catatan dengan menggunakan simbul dan tinta yang warna warni.

Dari beberapa definisi tersebut diatas maka dapat diambil suatu pengertian bahwa metode mind mapping adalah tehnik mencatat kreatif dalam pemetaan pikiran berbagai suatu manfaat materi pelajaran yang akan memudahkan siswa belajar. Mind mapping di kategorikan kreatif karena dalam pembuatannya, mind mapping membutuhkan pemanfaatan imajinasi dari siswa sesuai dengan tingkat kekreatifan siswa, sehingga akan mirip sebuah karya seni.

Dengan demikian, semakin sering siswa tersebut membuat mind mapping siswa akan semakin kreatif, sehingga hasil dari mind mapping lebih menarik dan dapat meningkatkan pemahaman dalam belajar serta mampu membantu siswa dalam menuntaskan pelajaran. Karena dalam

15

Buzan, Tony. 2012. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia 16

De Porter, Bobby, & Mike Hernacki. 1992. Quantum Learning: Membiasakan Pelajaran Nyaman dan Menyenangkan. Terjemahan oleh Alwiyah Abdurrahman. 1999. Bandung: Penerbit Kaifa.


(33)

26

metode ini otak akan bekerja secara optimal dalam mengingat materi pelajaran, sehingga akan memudahkan siswa ketika mengerjakan soal-soal uji kompetensi baik lisan maupun tulisan. bagus catatan siswa.

3. Langkah-Langkah Metode Mind Mapping

Sebelum membuat sebuah peta pikiran diperlukan beberapa bahan, yaitu kertas kosong tak bergaris, pena, dan pensil warna. Buzan mengemukakan ada tujuh langkah untuk membuat Mind Map (peta pikiran). Tujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut:17

a. Memulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar. Hal itu dikarenakan apabila dimulai dari tengah akan memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar ke segala arah dan untuk mengungkapkan dirinya secara lebih bebas dan alami. b. Menggunakan gambar atau foto untuk ide sentral. Karena sebuah

gambar atau foto akan mempunyai seribu kata yang membantu otak dalam menggunakan imajinasi yang akan diungkapkan. Sebuah gambar sentral akan lebih menarik, membuat otak tetap terfokus, membantu otak berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak.

c. Menggunakan warna yang menarik. Karena bagi otak, warna sama

menariknya dengan gambar. Warna membuat Mind Map (peta

pikiran) lebih hidup, menambah energi pada pemikiran yang kreatif dan menyenangkan.


(34)

27

d. Menghubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan

hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tingkat tiga ke tingkat satu dan dua dan seterusnya. Karena otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengaitkan dua (atau tiga atau empat) hal sekaligus. Apabila cabang-cabang dihubungkan akan lebih mudah diingat dan dimengerti.

e. Membuat garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus. Karena garis lurus akan membosankan otak. Cabang-cabang yang melengkung dan organis seperti cabang-cabang pohon jauh lebih menarik bagi mata.

f. Menggunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Karena dengan kata kunci tunggal member lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada peta pikiran.

g. Menggunakan gambar. Karena setiap gambar sentral bermakna seribu kata.

Dengan memperhatikan cara-cara membuat Mind Mapping dan

menerapkannya dalam pembelajaran itu siswa dapat berlatih

mengembangkan otaknya secara maksimal, siswa akan lebih mudah berkonsentrasi karena setiap catatan yang dibuat oleh masing-masing siswa bersifat unik dan mudah dipahami.

4. Kekurangan dan Kelebihan Metode Mind Mapping

Ada beberapa hambatan yang dialami peserta didik dalam pembuatan Mind Mapping, baik dari peserta didik sendiri maupun proses dalam


(35)

28

pembuatannya. Faktor penghambat dari peserta didik dapat dilihat dari latar belakang peserta didik yang berbeda serta pemahaman masing-masing siswa juga berbeda. Selain itu kebiasaan siswa yang hanya menggunakan salah satu otak mereka untuk belajar sehingga mereka langsung membuat Mind Mapping tanpa mengetahui isi dari materi yang sedang dipelajari.

Menurut Windura dalam faktor penghambat dalam pembuatan Mind Mapping dari kesalahan siswa dalam membuat Mind Mapping, sebagai berikut :18

a. Pusat Mind Mapping

Siswa biasanya malas membuat gambar dan lebih memilih menuliskan langsung judulnya, sebab menganggap tidak bisa menggambar.

b. Cabang Utama

Permasalahan pada siswa adalah saat menentukan cabang utamanya. Di mana siswa kesulitan mencari cabang utama jika struktur materi tidak terlalu sistematis.

c. Kata Kunci

Kesulitan siswa dalam membuat mind mapping adalah mencari kata kunci suatu kalimat untuk dituliskan di atas cabang Mind Mapping. Kata kunci umumnya kata benda.

d. Cabang-cabang

18

Wahyuningsih, Titin. 2010. Pengaruh Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Biologi Kelas Viii Smp Islam Subhanah Subah Batang Materi Sistem Gerak Pada Manusia. Skripsi. Semarang: Tidak Diterbitkan


(36)

29

Siswa kadang membuat cabang-cabang dalam pembuatan Mind

Mapping ini tidak menyebar ke segala arah.

e. Warna

Siswa kadang-kadang malas menggunakan beberapa warna karena merasa repot dan terkesan kekanak-kanakan. Warna pada Mind Mapping tidak hanya melibatkan otak kanan secara aktif, namun juga untuk membantu pengelompokan informasi.

f. Gambar

Seperti halnya warna, siswa kadang malas menggunakan atau menambahkan gambar dalam Mind Mappingnya. Alasannya: tidak tahu apa yang harus digambar, membuang-buang waktu, atau merasa kekanak-kanakan.

g. Tata Ruang

Ketidakrapian siswa dalam hal tata ruang dalam membuat Mind Mappingnya. Di mana dapat membuat siswa putus asa atau jengkel karena tidak ada ruang di kertas tempat mereka membuat Mind Mapping.

h. Tingkat Kedetailan Mind Mapping

Tingkat kedetailan pembuatan Mind Mapping sifatnya subjektif, tergantung kebutuhan anak masing-masing. Semakin jauh dari pusat Mind Mapping


(37)

30

Siswa kadang merasa putus asa dan menganggap Mind Mappingnya gagal, apabila Mind Mapping mereka tidak sempurna atau tidak sesuai dengan keinginan mereka.

Dari pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan metode Mind Mapping akan memudahkan siswa dalam pembelajaran. Melalui Mind Mapping siswa lebih mudah dalam mengorganisasikan pikirannya untuk dituangkan dalam bentuk tulisan narasi.

5. Manfaat Metode Mind Mapping

Peta pikiran memberikan banyak manfaat. Peta pikiran, memberikan pandangan menyeluruh pada setiap aspek permasalahan dan memberikan sudut pandang pada area yang luas, memungkinkan kita merencanakan rute atau membuat pilihan-pilihan dan mengetahui ke mana kita akan pergi dan di mana kita berada.

Keuntungan lain yaitu mengumpulkan sejumlah besar data di suatu tempat, mendorong pemecahan masalah dengan membiarkan kita melihat jalan-jalan terobosan kreatif baru, merupakan sesuatu yang menyenangkan untuk dipandang, dibaca, direnungkan dan diingat. Untuk anak-anak, peta pikiran memiliki manfaat, yaitu: membantu dalam mengingat, mendapatkan ide, menghemat waktu, berkonsentrasi, mendapatkan nilai yang lebih bagus, mengatur pikiran dan hobi, media


(38)

31

bermain, bersenang-senang dalam menuangkan imajinasi yang tentunya memunculkan kreativitas.19

D. Peningkatan Pemahaman Siswa Mata Pelajaran IPA Materi Struktur

Bumi Melalui Metode Mind Mapping

Peningkatan pemahaman siswa materi struktur bumi mata pelajaran IPA menggunakan metode mind mapping merupakan sebuah usaha untuk meningkatkan pemahaman siswa. Dimana siswa diberikan metode yang menuntut siswa aktif dan disajikan dengan menyenangkan, alat yang digunakan juga praktis. Pembelajaran di kelas dianggap efektif apabila tujuan dan maksud pembelajaran dapat tercapai. Efektif saat pembelajaran berlangsung berarti perhatian siswa hanya tertuju pada pembelajaran yang sedang berjalan.

Metode penyampaian pembelajaran merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan salah satu caranya dengan menyesuaikan karakteristik peserta didik. Anak usia SD/MI lebih senang dengan permainan dan sesuatu yang unik. Terutama untuk mata pelajaran yang dianggap sulit seperti IPA materi struktur bumi.

Salah satu metode untuk materi srtuktur bumi kelas 5 SD/MI adalah mind mapping. Metode ini disajikan dengan menarik dan dianggap unik, untuk itu metode ini diharapkan dapat menarik perhatian siswa sehingga informasi yang akan disampaikan dapat diserap dengan baik dan pemahaman siswa terhadap materi semakin meningkat. Jika pemahaman

19

Jumanto. 2010. Peningkatan Kemampuan Menulis Cerita Melalui Metode (Mind Mapping)pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sondakan No. 11 Surakarta.


(39)

32

belajar siswa meningkat maka akan berpengaruh baik pada prestasi belajarnya.

Penelitian terdahulu yang membahas penerapan metode jaritmatika dapat meningkatkan hasil belajar ditulis oleh Rizcha Puji Handayani Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Sunan Ampel Surabaya pada tahun 2011 dengan judul “Penggunaan metode mind mapping dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA kelas

5 di MI Ma’arif Pagerwojo Sidoarjo”. Pada siklus I meningkat 57 %,


(40)

33

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Karena penelitian ini dilakukan dalam untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Dalam istilah bahasa inggris adalah Classroom Actions Research (CAR).20 Penelitian ini juga temasuk penelitian deskriptif, karena menggambarkan bagaimana suatu strategi pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat tercapai. Penelitian tindakan kelas setidaknya memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Adanya masalah dalam penelitian tindakan kelas, dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru bahwa praktik pembelajarannya selama di kelas ada masalah yang harus diperbaiki.

2. Penelitian dilakukan di dalam kelas

3. Penelitian tindakan kelas dilakukan dengan bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran21.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kolaboratif dengan guru mata pelajaran dan di dalam proses belajar mengajar di kelas yang bertindak sebagai pengajar adalah guru mata pelajaran sedangkan

20

Mardalis, Metode Penelitian (Jakarta : Bumi Aksara,2006),24 21

Igak Wardani dan Kuswaya Wihardit, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), hal 7


(41)

34

peneliti bertindak sebagai pengamat, penanggung jawab penuh penelitian tindakan kelas adalah peneliti. Penelitian ini bersifat kualitatif.22

Penelitian kaulitatif sendiri merupakan suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi karena peneliti mengumpulkan data dengan cara tatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di lokasi penelitian yang tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan, akan tetapi tidak menutup kemungkinan data yang dikumpulkan dari penelitian kualitatif dianalisis melalui suatu penghitungan.

Tujuan utama dari penelitian ini adalah meningkatkan pemahaman siswa materi susunan bumi, yang mana peneliti secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan model Kurt Lewin. Yang menyatakan bahwa satu siklus terdiri dari empat langkah pokok yaitu: planning (perencanaan), Acting (pelaksanaan atau tindakan), Observing (observasi), Reflecting (refleksi).

a. Perencanaan/Planning

Pada tahap ini, kegiatan yang harus dilakukan adalah (1) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),(2) mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas, (3) mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan.

b. Tindakan/Acting

22


(42)

35

Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan yang telah dirumuskan dalam RPP dalm situasi yang aktual, yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

c. Pengamatan/Observing

Pada tahap ini, yang harus dilakukan adalah (1) mengambil perilaku siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran; (2) memantau kegiatan diskusi/kerja sama dalam kelompok; (3) mengamati pemahaman tiap – tiap siswa terhadap penguasaan materi pembelajaran yang telah dirancang sesuai dengan tujuan PTK.

d. Refleksi/Reflecting

Pada tahap ini, yang harus dilakukan adalah (1) mencatat hasil observasi; (2) mengevaluasi hasil observasi; (3) menganalisis hasil pembelajaran; (4) mencatat kelemahan – kelemahan untuk dijadikan bahan penyusunan rancangan siklus berikutnya.


(43)

36

dst

Gambar : Model Kurt Lewin

Secara keseluruhan, empat tahapan tersebut membentuk suatu siklus penelitian tindakan kelas yang digambarkan dalam bentuk spiral. Untuk mengatasi suatu masalah, bisa lebih dari satu siklus bila masih ada hal-hal yang kurang berhasil dalam siklus pertama. Siklus-siklus tersebut saling terkait dan berkelanjutan.23

23

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (jakarta : Grafindo Persada, 2011), 46

Identifikasi masalah

Perencanaan (planning)

Perencanaan ulang

Tindakan (acting) Refleksi

(reflecting)

Observasi (observing)

Siklus I


(44)

37

Sebelum melakukan PTK, terlebih dahulu melakukan observasi awal untuk menemukan masalah, melakukan identifikasi masalah, menentukan batasan masalah, menganalisis masalah dengan menentukan faktor-faktor yang diduga sebagai penyebab utama terjadinya masalah, merumuskan gagasan-gagasan pemecahan masalah dengan merumuskan hipotesis-hipotesis tindakan sebagai pemecahan, menentukan pilihan hipotesis-hipotesis tindakan pemecahan masalah, kemudian merumuskan judul perencanaan kegiatan pembelajaran berbasis PTK.24

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian

1. Setting penelitian ini meliputi:

a. Tempat penelitian : kelas V MI Darunnajah Kloposepuluh b. Waktu : semester genap pada tanggal 1 Mei 2015

c. Siklus penelitian : penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus untuk meningkatan pemahaman materi susunan bumi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) MI Darunnajah Kloposepuluh.

2. Subjek penelitian

Peneliti mengambil subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Darunnajah Kloposepuluh tahun ajaran 2014-2015 dengan jumlah siswa keseluruhan 41 siswa yang terdiri dari 23 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.

24


(45)

38

C.Variabel yang Diselediki

Dalam penelitian tindakan kelas ini, variabel-variabel yang digunakan sebagai berikut:

a. Variabel input : siswa kelas V MI Darunnajah Kloposepuluh

b. Variabel proses : Penerapan metode mind mapping materi susunan bumi.

c. Variabel output : peningkatan pemahaman materi susunan bumi.

D. Rencana Tindakan

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kurt Lewin, berikut adalah perencanaan pra siklus (wawancara sebelum melakukan siklus I dan siklus II):

1. Melakukan kunjungan ke lembaga sekolah terkait.

2. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan.

3. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

4. Menyiapkan instrumen penelitian seperti tes tulis, pedoman wawancara, pedoman penilaian, format observasi guru dan siswa. 5. Membuat materi yang akan disampaikan.

Siklus I

1. Perencanaan pada siklus I berdasarkan identifikasi penyebab masalah yang dilakuakan oleh guru, kegiatan tersebut meliputi: a. Menentukan pokok bahasan.


(46)

39

b. Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

c. Merancang metode dan skenario kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

d. Membuat alat pedoman observasi untuk mengetahui kinerja peserta didik dalam proses belajar mengajar sebagai wujud dari pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah dijelaskan dan menetapkan indikator ketercapaian

e. Menyiapkan instrumen untuk pengumpulan data. f. Penyusunan evaluasi belajar peserta didik.

2. Pelaksanaan Tindakan

Jabaran tindakan yang akan dilaksanakan, skenario kerja tindakan perbaikan dan prosedur tindakan yang akan ditetapkan. Pelaksanaan tindakan juga merupakan tahap implementasi tindakan dari skenario pembelajaran yang telah direncanakan, artinya tindakan yang dilakukan relevan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat.

Pada siklus I, penggunaan metode mind mapping

diimplementasikan pada kegiatan inti yaitu

a. Siswa menyimak guru menjelaskan tentang metode mind

mapping.

b. Siswa diberi latihan soal oleh guru


(47)

40

d. Guru memberikan penguatan. 3. Observasi

Peneliti merekam berbagai peristiwa yang sesuai dengan fokus masalah dan mengambil foto kondisi siswa dan berbagai peristiwa yang terjadi terkait fokus penelitian.

4. Refleksi

Merefleksi apakah hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran IPA materi susunan bumi. Langkah selanjutnya adalah mencatat kekurangan pada siklus I untuk dijadikan rancangan siklus II.

Siklus II

Perencanaan pada siklus II merupakan perbaikan berdasarkan identifikasi masalah pada pembelajaran siklus I, kegiatan dalam siklus II yaitu :

1. Perencanaan :

a. Memperbaiki Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I. b. Merancang metode dan skenario kegiatan belajar mengajar

dengan menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

c. Membuat alat pedoman observasi untuk mengetahui kinerja peserta didik dalam proses belajar mengajar sebagai wujud dari pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah dijelaskan


(48)

41

dan menetapkan indikator ketercapaian serta menyusun instrumen pengumpulan data.

d. Penyusunan evaluasi belajar peserta didik. 2. Pelaksanaan Tindakan :

a. Siswa menyimak guru menjelaskan tentang metode mind

mapping

b. Siswa mempraktikkan metode mind mapping dibantu oleh guru. c. Siswa dibagi kelompok oleh guru, masing- masing kelompok berisi

5-6 siswa

d. Siswa mempraktikkan metode mind mapping dibantu oleh guru. e. Siswa mengerjakan perintah yang di berikan oleh guru

f. Masing-masing perwakilan kelompok menjelaskan hasil kerja kelompoknya di depan kelas bergantian dengan kelompok yang lain.

g. Diberi soal latihan

h. Guru memberikan penguatan. 3. Observasi

Peneliti merekam berbagai peristiwa yang sesuai dengan fokus masalah dan mengambil foto kondisi siswa dan berbagai peristiwa yang terjadi terkait fokus penelitian. Peneliti juga meneliti apakah ada peningkatan pemahaman setelah perbaikan metode dan kegiatan pembelajaran.


(49)

42

Keberhasilan dari observasi dapat dilihat dari sedikitnya siswa yang tidak memahami materi sesuai dengan indikator yang di tetapkan peneliti.

E.Data dan Cara Pengumpulannya

1. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa sumber, yakni siswa dan guru.

a. Siswa

Untuk mendapatkan data selama kegiatan belajar mengajar. b. Guru

Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi metode mind mapping, pemahaman siswa dan aktivitas guru terhadap kegiatan proses belajar.

2. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional.25 Dalam observasi melibatkan 2 komponen yaitu si pelaku observasi yang lebih dikenal sebagai observer dan obyek yang diobservasi yang dikenal sebagai observee.

Observasi dalam penelitian ini dilakukan secara langsung pada saat pembelajaran berlangsung. lembar observasi ini bertujuan untuk

25


(50)

43

mendapatkan data tentang aktivitas guru dan siswa selama kegiatan PBM. Lembar pengamatan ini sangat diperlukan dalam kegiatan refleksi sebagai upaya untuk menguji keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan pembelajaran pada setiap siklus dan untuk menentukan tindak lanjut dalam siklus berikutnya.

b. Wawancara

Wawancara atau interview merupakan metode pengumpulan data yang sering digunakan dalam penelitian tindakan kelas. Secara umum, wawancara dapat diartikan sebagai proses bertemu muka antara pewawancara dengan responden (orang yang diwawancarai) dengan cara tanya jawab untuk mendapatkan informasi yang diperlukan.26

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode untuk memperoleh data melalui penelitian terhadap benda-benda atau hal-hal yang tertulis. Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data-data yang ada di lembaga sekolah.

d. Tes / Non Tes

Tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur tingkat pemahamn dan penguasaan terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan pengajaran. Non-tes (produk) berupa hasil karya yang sudah di buat siswa pada akhir pembelajaran.

26


(51)

44

3. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data merupakan serangkaian alat yang digunakan dalam suatu penelitian untuk mendapatkan data yang diinginkan sesuai dengan instrumen-instrumen yang dipakai, yaitu:

a. Lembar Observasi

Penelitian ini menggunakan lembar observasi siswa yang berguna untuk mengukur tingkat aktivitas siswa dalam kelas 5 MI Darunnajah dalam kegiatan proses belajar mengajar mata pelajaran IPAmateri susunan bumi melalui metode mind mapping. Selain itu digunakan pula lembar pengamatan aktivitas guru yang gunanya adalah untuk mendapatkan data tentang aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping.

b. Wawancara

Berupa lembar pertanyaan wawancara Peneliti mengadakan wawancara yang dijadikan sebagai subjek penelitian yaitu guru kelas V MI Darunnajah Kloposepuluh bernama Ibu Hj. Nur Qosidah, S.Pd.I. Teknik wawancara ini digunakan untuk mengumpulkan data.

c. Tes tulis dan Non tes

Berupa butir-butir soal yang diberikan kepada setiap siswa untuk mengukur pemahamn siswa. Berikut adalah kisi-kisi butir soal :


(52)

45

Tabel 3.1 Kisi-kisi Butir Soal Kompetensi Dasar Indikator kompetensi Indikator soal tes

Butir Soal Nomor

butir soal 7.3.Mendeskri

psikan struktur bumi

7.3.1. Siswa mampu menjelaskan proses pembentukan bumi dengan benar Siswa mampu menjelaskan teori tentang pembentukan bumi

Jelaskan teori

kabut/nebule tentang pembentukan bumi!

5

7.3.2. Siswa mampu mendeskripsikan strukur bumi Siswa mampu menjelaskan lapisan atmosfer bumi

Apa yang

dimaksud dengan

atmosfer?

6

Apa fungsi dari

lapisan atmosfer ? 3

Sebutkan lapisan dari atmosfer bumi !

1

Siswa mampu menjelaskan lapisan bumi

Sebutkan 3 lapisan

bumi secara urut ! 4

Apa saja penyusun

lapisan mantel

bumi ?

7

Lapisan apakah

yang biasanya

disebut pusat bumi ?

9

Apa lapisan bumi

yang terluar ! 2


(53)

46

lapisan mantel

bumi ?

Gambarlah susunan

bumi dan

tunjukkan lapisan penyusunnya !

10

d. Dokumentasi

Dalam penelitian ini, ada beberapa dokumen penting yang dijadikan peneliti sebagai sumber data, diantaranya adalah data tenaga pendidik, jumlah siswa, nilai siswa, dan foto-foto siswa yang diperlukan.

F. Analisis Data

Untuk menganalisis timgkat keberhasilan atau presentase ketuntasan belajar siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung pada tiap siklusnya, dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa tes tulis pada setiap akhir siklus. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana :

1. Penilaian tes individu

Penilaian tes individu ini diperoleh dari hasil tes pemahaman siswa yang terdiri dari 10 soal yang dinyatakan dengan rumaus :

Setelah nilai siswa diketahui, peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa dengan jumlah siswa sehingga diperoleh nilai rata-rata dengan rumus :


(54)

47

Keterangan : X = Nilai rata-rata ∑X = jumlah semua nilai ∑N = jumlah siswa

Sedangkan penilaian ketuntasan belajar berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar. Siswa dikatakan belajar jika mencapai nilai minimal 75. Untuk menghitung nilai ketuntasan belajar menggunakan rumus berikut :

Adapun kriteria ketuntasan belajar siswa secara keseluruhan adalah sebagai berikut :

Sangat baik 100%-85%

Baik 85%-75%

Cukup 75%-65%

Kurang 65%-55%

2.Observasi a. Guru

Observasi terhadap guru sebagai pengajar, adapun analisis observasi dihitung menggunakan rumus :


(55)

48

Keterangan :

P = Prosentase yang akan dicari

F = Jumlah skor yang diperoleh guru

N = Jumlah seluruh skor ideal

b. Siswa

Observasi terhadap siswa sebagai pelajar, adapun analisis observasi dihitung dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

P = Prosentase yang akan dicari F = Jumlah skor yang diperoleh guru N = Jumlah seluruh skor ideal

G.Indikator Kinerja

Indikator kinerja digunakan untuk melihat keberhasilan siswa dalam belajar mengajar. Dari PTK ini akan dilihat indikator kinerjanya selain siswa juga guru karena guru merupakan fasilitator yang berpengaruh terhadap proses belajar mengajar siswa.


(56)

49

Siswa mampu menyelesaikan tes tulis dan membuat produk dalam pemahaman dan penyampaian materi dengan menggunakan metode mind mapping adapun indikator yang digunakan dalam PTK adalah :

1. Minimal 80% siswa memenuhi KKM yang telah ditentukan (tuntas). 2. Prosentase ketuntasan belajar yang dikehendaki dalam penelitian ini

lebih dari 80% dengan KKM untuk mata pelajaran IPA MI. Darunnajah adalah 75.

H. Tim Peneliti Dan Tugasnya

Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif, dimana peneliti bekerja sama dengan ibu Nur Qosidah, S.Pd.I. selaku guru mata pelajaran ilmu pengetahuan alam kelas V sebagai kolaborator. Peneliti menyimpulkan data berdasarkan data yang benar-benar diperoleh selama proses penelitian berlangsung.

1. Pembimbing

a. Nama : Hj. Nur Qosidah, S.Pd.I.

b. Jabatan : Guru mata pelajaran IPA kelas V

c. Tugas :

1) Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanakan kegiatan 2) Menyusun persiapan kegiatan belajar mengajar

3) Bertanggung jawab dalam semua jenis kegiatan 2. Peneliti

a. Nama : Fitriya Anggraeni


(57)

50

c. Fakultas/Jurusan : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan/ PGMI

d. Perguruan tinggi : UIN Sunan Ampel Surabaya

e. Tugas :

1) Menyusun perencanaan pembelajaran 2) Menyusun laporan observasi


(58)

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diuraikan dalam tahap berupa siklus – siklus pembelajaran yang dilakukan dalam proses kegiatan pembelajaran di kelas. Dalam penelitian ini pembelajaran dilaksanakan dengan dua siklus.

Peneliti mendapat data dari observasi kegitan pembelajaran dan

wawancara, sedangkan penerapan metode mind mapping untuk

meningkatkan pemahaman siswa merupakan paparan dari siklus I dan Siklus II. Sebagaimana yang akan dijelaskan berikut ini:

1. Hasil penelitian penerapan metode mind mapping dalam mata

pelajaran IPA materi susunan bumi pada siswa kelas V MI

Darunnajah Kloposepuluh

a. Siklus 1

Siklus pertama terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi, seperti berikut ini:

1) Rencana Tindakan (Planning)

Pada kegiatan rencana tindakan, peneliti dan guru kolaborator menentukan waktu dan metode yang disepakati untuk melaksanakan siklus I. Peneliti dan guru kolaborator menyepakati penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus, dalam tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan dengan durasi waktu 4×35


(59)

52

menit. Berdasarkan hasil diskusi dengan guru disepakati bahwa penelitian siklus I dilaksanakan pada tanggal 6 Mei 2015 dan dilanjutkan pada tanggal 11 Mei 2015. Subyek penelitiannya adalah siswa kelas 5 MI Darunnajah Kloposepuluh dengan jumlah 41 siswa. Penelitian ini merupakan penerapan metode mind mapping untuk materi susunan bumi pada mata pelajaran IPA.

Pada penelitian ini, data pemahaman belajar siswa diperoleh dari hasil tes tulis yang dilaksanakan di setiap akhir siklus. Sedangkan data penerapan metode mind mapping selama proses pembelajaran di kelas diperoleh dari lembar observasi guru dan siswa.

Setelah ditentukan waktu penelitian, rencana pelaksanaan pembelajaran disusun sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk mata pelajaran IPA materi struktur bumi, KD yang diambil adalah mendeskripsikan struktur bumi. Kemudian dikembangkan menjadi 2 indikator pencapaian yaitu (1) Siswa mampu menjelaskan proses pembentukan bumi dan (2) Siswa mampu menyebutkan struktur bumi dengan benar. Indikator tersebut kemudian dijabarkan ke dalam langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang ada pada RPP. Selain perencanaan pembelajaran instrumen penelitian juga dipersiapkan seperti lembar kerja siswa sebanyak jumlah siswa kelas 5, lembar wawancara, lembar observasi kegiatan guru dan siswa. Sebelum


(60)

53

dipakai untuk penelitian lembar kerja siswa, lembar dokumen rpp, lembar observasi guru dan siswa di validasi kepada Bu Uswatun Chasanah selaku validator agar hasil yang di dapat valid.

Berdasarkan rencana yang akan dilaksanakan maka peneliti ingin mengetahui apakah penelitian yang dilaksanakan sudah sesuai harapan atau belum. Apabila sudah sesuai maka siklus dihentikan. Jika belum sesuai harapan maka siklus selanjutnya akan di rencanakan. Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini yaitu: nilai rata rata peserta didik minimal 75, Persentase ketuntasan belajar secara klasikal minimal 80%, Aktivitas peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP

memperoleh skor minimal 85, Aktivitas guru dalam

melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP memperoleh skor minimal 85.

2) Pelaksanaan (Acting)

Pada tahap ini pelaksanaan akan dilaksanakan 2 kali pertemuan, pada pertemuan ke-I dilaksanakan pada tanggal 6

Mei 2015. Pelaksanaan pembelajaran didasarkan pada

implementasi dari RPP yang telah dirancang dan disusun oleh peneliti sebelumnya. Peneliti diberi wewenang oleh guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dan guru bertindak sebagai observer sekaligus pembimbing dalam kegiatan penelitian di sekolah.


(61)

54

Guru mempersiapkan dan mengkondisikan siswa untuk mengikuti pembelajaran mata pelajaran IPA yang berlangsung pada jam ke tiga hingga jam keempat. Peneliti memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdo’a dipimpin oleh Firman Tablighul. Sebelum pembelajaran dimulai guru menyapa siswa dan menanyakan kabarnya hari ini “ Bagaimana kabarnya hari ini?” dijawab oleh para siswa“Alhamdulillah luar biasa,senyum ceria allahu akbar, yes..yess..yesss....!”guru mengecek kehadiran siswa, dan di dapati semua siswa hadir. Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran peneliti memberi pertanyaan tentang proses pembentukan bumi, kemudian siswa di berikan contoh sebuah bola untuk menunjukkan kepada siswa bahwa bumi yang mereka tinggali berbentuk seperti bola.

Memasuki kegiatan inti, pembelajaran diawali dengan tanya jawab dengan siswa tentang proses pembentukan bumi, kemudian peneliti membentuk siswa menjadi 6 kelompok masing- masing kelompok berisi 6-7 orang siswa.

Tabel 4.1

Daftar Nama Kelompok Diskusi Membuat Mind Mapping

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3

1. CR

2. AA

3. A AA

4. EYI

5. M.CA

1. FF

2. AB

3. AF

4. ER

5. M.FN

1. N K

2. F T

3. BW

4. FD


(62)

55

6. M.HA

7. R F

6. NA.

7. VS

6. F.Q H

7. DK

Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6

1. AR

2. KB

3. DR

4. IF

5. M.HP.

6. M.DA.

7. SQN

1. AS

2. M.AA

3. DE

4. MJ

5. M.SC

6. NA

7. AC

1. A H

2. M.A N

3. EA

4. NF

5. M.SI

6. NS

Setelah itu peneliti membagikan alat-alat (kertas karton, spidol, gambar bumi) yang akan digunakan untuk membuat mind mapping kepada setiap kelompok. Peneliti menjelaskan sekilas tentang pembuatan mind mapping dan siswa diberi contoh mind mapping agar dalam mengerjakan siswa dan mempunyai gambaran bagaimana cara membuat mind mapping yang baik dan mudah dimengerti.

Siswa memulai antusias diskusi dengan kelompoknya untuk membuat mind mapping untuk menentukan pokok-pokok bahasan tentang pembentukan bumi dan susunan bumi.


(63)

56

Gambar 4.1

Siswa berdiskusi membuat mind mapping

Peneliti membantu dan mengamati siswa yang kesulitan dalam membuat mind mapping. Dalam kegiatan diskusi, tidak semua siswa bisa bekerja sama dengan kelompoknya ada yang keliling kelas dan mengganggu teman kelompoknya, peneliti mengamati dan menilai cara kerja masing-masing kelompok.

Setiap kelompok di beri waktu 20 menit untuk berdiskusi,

setelah selesai perwakilan masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil mind mapping di depan kelas secara bergantian sedangkan kelompok yang lainnya memberikan tanggapan dari kelompok yang selesai presentasi.

Kelompok 1 mendapat giliran pertama untuk

mempresentasikan hasil diskusinya yang diwakili oleh Achnash, sedangkan kelompok 2, 3, 4, 5 dan 6 memberikan tanggapan dari hasil diskusi kelompok 1. Dari kelompok 4 yang di wakili oleh Kafa menjelaskan bahwa mind mapping yang sudah dibuat oleh


(64)

57

kelompok 1 masih kurang menarik, pendapat dari kelompok 6 mind mapping yang sudah dibuat kelompok 1 sudah baik namun materi masih ada yang kurang.

Gambar 4.2

Siswa mempresentasikan hasil mind mapping

Urutan ke dua kelompok 6 yang di wakili oleh nadiah mempresentasikan mind mapping hasil diskusi kelompoknya, setelah selesai dari kelompok 5 yang diwakili oleh Rian memberikan tanggapan bahwa penejelasan materi yang dituliskan pada mind mapping yang di buat masih kurang lengkap.

Urutan ke tiga kelompok 2 yang di wakili oleh Fariki menjelaskan mind mapping yang telah dibuat bersama kelompoknnya

Peneliti memberikan tanggapan terhadap diskusi dan presentasi yang telah berlangsung. Penguatan diberikan oleh peneliti kepada siswa dan memberi kesempatan kepada semua siswa untuk bertanya apapun yang belum dipahami.


(65)

58

Kegiatan penutup adalah siswa bersama guru

menyimpulkan pembelajaran dan tidak lupa guru memberi dorongan psikologis kepada siswa untuk selalu belajar dirumah. Selanjutnya guru menyampaikan pembelajaran yang akan datang dan menutup kegiatan belajar mengajar dengan berdo’a.

Pada pertemuan ke-II yang dilaksanakan pada tanggal 11 Mei 2015. Pembelajaran dimulai dengan guru mengucapkan salam, mengkondisikan kelas dan salah saeorang siswa memimpin berdo’a. Guru mengecek kehadiran siswa dan menanyakan siapa yang tidak masuk pada hari itu. Terdapat 3 siswa yang tidak masuk yaitu Vanesa Stacy P, Desynta Reninda, dan Navira Aisyah. Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran.

Siswa di beri pertanyaan untuk mengingat materi yang telah dipelajari, kemudian diberi pertanyaan tentang proses pembentukan bumi. Salah satu anggota kelompok 5 ditunjuk maju ke depan kelas menjelaskan mind mapping yang sudah di buat oleh kelompoknya diwakili oleh cici , sedangkan kelompok 1, 2, 3, 4 dan 6 menanggapi presentasi dari kelompok 4, dan menuliskan kekurangan materi dari kelompok 4.


(66)

59

Gambar 4.3

Produk Mind Mapping kelas 5 MI Darunnajah

Setelah semua kelompok telah mempresentasikan hasil diskusinya, siswa diberi soal latihan secara individual sebanyak 10 butir soal. Siswa di berikan waktu 30 menit untuk menyelesaikan soal-soal tersebut. Pada kegiatan penutup siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang struktur bumi dan menyimpulkan pembelajaran, tidak lupa guru memberi dorongan psikologis kepada siswa untuk selalu belajar dirumah. Selanjutnya guru menutup kegiatan belajar mengajar dengan berdo’a.


(67)

60

Dibawah ini adalah tabel hasil tes penilaian pemahaman siklus I.

Tabel 4.2

Hasil Tes Pemahaman Siklus 1

NO. NAMA NILAI

1 A.CR 82

2 A.FF 49

3 A.NKA 56

4 AAA 75

5 AR 75

6 AS 71

7 AHF 84

8 ACP 79

9 AAW 58

10 AF 92

11 AB 59

12 BW 77

13 DRR ABSEN

14 DEF 76

15 ER 87

16 EYI 39

17 ER 76

18 FDS 80

19 FTA 79

20 IFE 89

21 KBC 81

22 M.AA 11

23 M.AlfiyanN 88

24 M.C 78

25 M.FN 75

26 M.FDK 89

27 M.HP 86

28 M.SCT 48

29 M.SI 25

30 MJ 84

31 MHA 77

32 NFM 84

33 NAF ABSEN

34 NAS 65

35 NSA 59


(68)

61

37 VSP ABSEN

38 FQH 75

39 DKA 76

40 SQN 92

41 M.DAl 74

Jumlah Nilai 2.684

X = = 67,34

Dari data diatas, dapat dihitung nilai rata-rata kelas menggunakan rumus :

X =

X = =

= 67,34

Keterangan :

X = nilai rata-rata

Dari hasil tes pemahaman siswa dapat dilihat pada tabel 4.2 bahwa dengan penerapan metode mind mapping materi susunan bumi pada


(69)

62

siklus I, diperoleh nilai rata-rata kelas 67,34 (belum ditambah dengan produk) sedangkan indikator kriteria nilai rata-rata adalah 75.

3) Observasi (Observing)

Pada tahap ini sebagai pengamat adalah guru kelas V MI Darunnajah Kloposepuluh yaitu Ibu Hj. Nur Qosidah. Tugasnya adalah mengobservasi peneliti kegiatan guru dan siswa sedangkan guru praktik adalah penulis. Lembar observasi guru dan siswa diberikan sebelum pembelajaran dimulai dan hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

a) Hasil oservasi aktivitas guru

Tabel 4.3 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru

Siklus I Hasil Checklist (√) Aktivitas Guru :

No Aspek yang Diamati Nilai

1 2 3 4

1. Persiapan

Persiapan fisik guru dalam mengajar √

Persiapan perlengkapan dan perangkat pembelajaran (RPP)

Persiapan media/metode pembelajaran √

2. Pelaksanaan

Kegiatan Pendahuluan (Pertemuan I) Guru mengkondisikan kelas (memberi salam dan berdoa)

√ Mempersiapkan ice breaking sebelum

memulai pembelajaran.

√ Apersepsi: Guru memberikan pertanyaan

tentang bagaimana bentuk bumi kita?


(70)

63

Kegiatan Inti

Guru menjelaskan tentang metode mind mapping

√ Guru meminta siswa berdiskusi kelompok

membuat mind mapping dengan anggota 6-7 kelompok

√ Guru mengarahkan dan mengamati siswa

saat membuat mind mapping dengan

kelompoknya.

√ Guru meminta semua kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusi dan

kelompok lain menanggapi .

√ Guru meminta setiap kelompok mencatat

kekurangan dan tanggapan dari kelompok lain.

√ Guru memberi kesempatan kepada siswa

untuk bertanya yang belum dipahami

Guru memberi penguatan √

Kegiatan Penutup

Guru memberikan dorongan psikologi kepada siswa “untuk selalu belajar di rumah dan membaca materi yang akan di pelajari ke esokkan harinya”

Guru menyampaikan pembelajaran

selanjutnya.

√ Guru mengakhiri pelajaran dan berdo’a

bersama

Kegiatan Pendahuluan (Pertemuan II)

Guru mengkondisikan kelas (memberi salam dan berdoa)

√ Mempersiapkan ice breaking sebelum

memulai pembelajaran. Mengecek kehadiran siswa

√ Apersepsi: mengingatkan pembelajaran

sebelumnya

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. √

Kegiatan Inti

Guru meminta semua kelompok maju ke depan kelas secara bergantian menjelaskan mind mapping yang sudah diperbaiki berdasarkan tanggapan dari kelompok lain dan guru.

Guru meminta siswa untuk mengumpulkan mind mapping yang telah di buat.


(1)

95

Peningkatan Nilai Rata-rata Kelas

64,00% 66,00% 68,00% 70,00% 72,00% 74,00% 76,00% 78,00% 80,00% 82,00% 84,00% 86,00%

Siklus I Siklus II

Pada grafik 4.13 peningkatan prosentase pemahaman dan grafik 4.14 peningkatan nilai rata rata kelas, menunjukkan peningkatan pemahaman siswa telah meningkat. Pada siklus I ada 29 siswa yang tuntas 9 siswa yang tidak tuntas dari 38 siswa yang ada. Sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 35 siswa yang tuntas dan hanya ada 5 siswa yang tidak tuntas.

Sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh peneliti, peserta didik dikatakan mampu mampu apabila peserta didik telah memenuhi aspek aspek kemampuan menjelaskan baik secara lisan maupun secara tertulis. Hasil belajar yang diperoleh dari penjelasan adalah pemahaman bukan ingatan.


(2)

96

BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian data dan analisis hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan dengan penerapan metode mind mapping untuk meningkatkan pemahamanmateri susunan bumi siswa kelas V di MI Darunnjah Kloposepuluh yang telah dilakukan dalam dua siklus dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penerapan metode mind mapping dalam mata pelajaran IPA materi susunan bumi berjalan dengan baik dengan dilakukannya perbaikan-perbaiakan pada tiap siklus. Hal ini ditunjukkan dengan hasil observasi kegiatan siswa dan observasi kegiatan guru dalam proses belajar mengajar. Aktivitas guru pada siklus I kategori cukup dan pada siklus II meningkat kategori baik. Bagitu juga dengan hasil observasi kegiatan siswa pada siklus I termasuk kategori cukup dan meningkat pada siklus II tergolong kategori baik.

2. Peningkatan pemahaman berpengaruh sangat baik setelah diterapkan metode mind mapping, hal itu terbukti Hal ini dapat dibuktikan melalui hasil analisis rekapitulasi hasil tes dan produk siklus I rata-rata kelas memperoleh nilai 71,8 dengan prosentase 73,6% termasuk dalam kategori cukup. analisis data siklus II mendapat nilai rata-rata kelas 84,4 dengan prosentase 87,5% termasuk dalam kategori sangat baik. Nilai tersebut sudah sesuai dengan standart yang dikehendaki oleh


(3)

97

peneliti yaitu 75 dan prosentase ketuntasan sebesar 80%, sehingga target yang diharapkan telah tercapai dan siswa dinyatakn tuntas serta mengalami peningkatan pemahamn materi susunan bumi.

B. Saran

Dari kesimpulan penelitian diatas, saran yang dapat disampaikan adalah:

1. Metode yang diterapkan untuk anak yaitu dengan mengalaminya sendiri dan pembelajaran aktif menyenangkan. Fakta - fakta tersebut akan masuk ke dalam memori siswa lebih lama dan memberikan daya ingat yang kuat.

2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk meningkatkann pemahaman siswa materi susunan bumi.

3. Kepada guru-guru mata pelajaran IPA diharapkan dapat menerapkan metode Mind Mapping sebagai salah satu alternatif untuk dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar pada mata pelajaran IPA.

4. Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa, maka diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan dalam pembeajaran IPA ataupun mata pelajaran yang lain. .


(4)

98

Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam melakukan penelitian sejenis.


(5)

Daftar Pustaka

Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2013) hal 21 Husamah, Pembelajaran luar kelas Outdoor Learning,(Jakarta:Pustaka Raya,2013)24

Hetty rusyanti, Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Pengaruhnya terhadap Kehidupan, http://www.kajianteori.com/2013/03/pengertian-ilmupengetahuan- alam-ipa-dan-pengaruhnya-terhadap-kehidupan.html, diakses pukul 10.20 pada 14/03/2015

Lund, Pengertian Outdoor Learning http://www.artsci.gmcc.ab.ca/ courses/peds205/outed.html. Diakses pukul 19.50 pada 12/03/2015

Mulyati Arifin dkk, Ilmu Pengetahuan Alam untuk kelas V Sekolah Dasar,(Bandung: Grafindo Media Pratama), hlm.91

Muhaimin, Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya: CV Citra Medika, 1996), hal 43.

Nana Sudjana, Penilaia Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung:PT. Remaja Rosdikarya,2005)

Ria Sirait dkk, terjemahan Beyond Teaching & Learning, (Jogjakarta:Nuansa, 2003), hlm.5 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Pembelajaran, (Jakarta:Bumi Aksara,2002)201

Trianto,Model Pembelajaran Terpadu,(Jakarta:Bumi Aksara,2012)135 Hadi, Sutrisno. 1987. Metodologi Research. (Yogyakarta: Andi Offset) Hamzah, B. Uno. 2012. Assesment Pembelajaran. (Jakarta: Bumi Aksara).

Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. (Jakarta: Bumi Aksara). Hasibuan, JJ. 2005. Proses Belajar Mengajar. (Bandung: PT Remaja Rosda Karya). Huda, Miftahul. 2011. Cooperetive Learning. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar).

Kasmuri, Mukhtar. 2002. Dunia IPA Ilmu Pengetahuan Alam. (Jakarta: Ghalia Indonesia). Kemendikbud. 2013. Model Pembelajaran Saintifik, (Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan)


(6)

Kunandar. 2008. Langkah Muda Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. (Jakarta: Raja Grafindo Persada).