PENGGUNAAN STRATEGI SQ3R UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MATERI PENYESUAIAN DIRI PADA MAKLUK HIDUP DI KELAS V A MI SALAFIYAH SURABAYA.

(1)

PENGGUNAAN STRATEGI SQ3R

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

MATERI PENYESUAIAN DIRI PADA MAKLUK HIDUP DI KELAS V A MI SALAFIYAH SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

AINI LATIFATUN ZAHRO NIM. D77213053

PROGRAM STUDI PGMI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


(2)

a

PERI\TYATAAN KEASLIAN TIILISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama

NIM

: Aini Latifatun Zalvo

:D77213053

Jurusan/?rogram

Studi/Fakultas

: PI/PGMUTarbiyah

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa PTK yang saya tulis

ini

benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan stau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa PTK

ini

hasil

jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Surabaya,

3l

Jallruari2Afi


(3)

PEITGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI

Skipsr olehAini Latifatun Tahto ini telah dipertabankan di depan Tim Penguji Sklpsi.

Surabaya, 16 Februari 2017

Mengesahkan, Fakultas Tabiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Srma Ampel Surabaya

Penguji tr,

9631 I 161989031003

,guji I,

Drs. Nadlir.M.Pd"I NIP. 196807221996031002

NrP.19730910200701 1017


(4)

I

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

,

Skripsi oleh:

Nama :

Aini Latifatun Zattro

NIM

:

D77213053

Judul

:

PENGGUNAAN STRATEGI SQ3R UNTTJK MENINGKATKAIi

PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI

PENYESUAIAN DIRI PADA MAKHLIJK HIDUP

DI

KELAS

V

A

MI SALAFIYAH SURABAYA.

Ini telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.

Pembimbing

I

Surabaya,

0l

Febnrari 2017 Pembimbing

II

ni

l,{^N

il^^s

/t

Of. SinaUuAain

ema

Sutthon tvtas'ud.

W

S.As. M.PdI


(5)

@l

KEMENTERIAF{

AGAMA

UNTVERSITAS

ISLAM

I\IEGERI

SUNAI\I

AMPEL

SURABAYA

PERPUSTAKAAN

Jl. Jend. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8431972 Fax.03t-8413300 E-Mail: perpus@uinsby.ac.id

Nama NIM

Fakultas/Jurusan

E-mail address

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika UIN Sunan Ampel Surabaya, yang bertarda tangan di bawah ini, saya:

,

AlNt

L{l

tFAr

uN

7 hTsa

,D7r

Jt

3o9

3

,-TARglY*"y

/

PtftDl?|'AN

liuo,

/r"0n4t

Demi peogembangan ilmu pengetahuan, meayetujui untuk membedkan kepada Peqpustakaan

UIN Sunan Ampel Suabaya,

Hak

Bebas Royalti Non-Eksklusif atas karya ilmiah :

Mskdpsi n Tesis il Disertasi El

Lain-lain

(...

...)

vane beriudul:

P1$g*l**:

S+'"lg

i

sryR

?ntuE

ta:_:l:g4b:

V:^il,s?.*_

$_:typ

W

r"*t

Pe1flss,"-

Lfuy

?msb'lbn

fr!*

Wski-

P:rsy:yo!!:t

besera perangkat yang dipedukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Ekslusif ini Pelpustakaan

UIN

Sunan Ampel Surabaya berhak menyimpan, mengalih-medta/fonnat-kan,

mengelolanya

dalam

bentuk

pangkalan

data

(database), mendistdbusikannya, dan menampillran/mempublikasikannya di Intemet atau media lain secara fuIltutuntt*kepentiogan akademis tanpa pedu meminta

iii"

drti

saya selama tetap mencantumkan narna saya sebagai

penulis/penciptz dan atau penerbit yang bersangkutan.

Saya bersedia untuk menariggung secatl- pdbadi, tattpe- melibatkan pihak Peqpustakaan UIN Sunan Ampel Surabay4 segala bentuk turitutan hukum yang timbul atas pekingxan Hak Cipta .lalam karya ilmiah saya ini.

Demikian pemyataan

ioiy*g

saya buat dengan sebenarnya.

s,tnbtya,

24

Fl

b

rua

ry" Q ol 7


(6)

ABSTRAK

Aini Latifatun Zahro. Penelitian Tindakan Kelas, 2017. Penggunaan Strategi SQ3R untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa pada Mata Pelajaran IPA Materi Penyesuaian Diri pada Makhluk Hidup di Kelas V A MI Salafiyah Surabaya. Skripsi Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya, Pembimbing 1 Dr. Sihabuddin, M.Pd.I, M.Pd dan Pembimbing 2 Sulthon Mas’ud, S.Ag, M.Pd.I Latar belakang dilakukanya penelitian ini adalah kurangnya pemahaman siswa pada mata pelajaran IPA materi penyesuaian diri pada makhluk hidup di MI Salafiyah Surabaya. Dibuktikan dari nilai rata-rata hasil tes pra siklus dari 40 siswa kelas V-A 23 siswa yang tuntas dalam tes. Penyebabnya adalah siswa memiliki sikap kritis tapi tidak diimbangi penggunaan strategi yang tepat sehingga siswa bosan. Solusi mengatasi masalah ini adalah menerapkan strategi SQ3R.

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) Untuk mengetahui penerapan strategi pembelajaran SQ3R dalam meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran IPA materi penyesuaian diri pada makhluk hidup di kelas V A MI Salafiyah Surabaya, 2) Untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran IPA materi penyesuaian diri pada makhluk hidup di kelas V A MI Salafiyah Surabaya dengan menggunakan strategi SQ3R.

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan model Kurt Lewin. Subjek penelitian 40 siswa kelas V-A MI Salafiyah Surabaya tahun ajaran 2016/2017. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes tulis menggunakan butir soal uraian tes pemahaman siswa, observasi dengan menggunakan instrumen lembar observasi aktivitas guru dan siswa, wawancara menggunakan format panduan wawancara guru dan siswa, serta dokumentasi.

Hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Penerapan strategi pembelajaran SQ3R pada mata pelajaran IPA materi penyesuaian diri pada makhluk hidup terhadap aktivitas pembelajaran di kelas V A MI Salafiyah Surabaya sangat baik. Skor aktivitas guru adalah 82,4 (sangat baik) pada siklus I naik menjadi 91,37 (sangat baik) pada siklus II. Aktivitas siswa juga mengalami kenaikan skor dari 79,62 (sangat baik) pada siklus I menjadi 89,65 (sangat baik) pada siklus II. 2) Pemahaman siswa pada materi penyesuaian diri pada makhluk hidup di kelas V A MI Salafiyah Surabaya mengalami peningkatan. Hal ini dapat dibuktikan dengan ketika pra siklus mendapat nilai rata-rata kelas sebesar 69,7 (tidak baik) dan 83,25 (sangat baik) pada siklus I menjadi 94,75 (sangat baik) pada siklus II. Persentase tingkat ketuntasan belajar sebesar 57,5% (tidak baik) pada pra siklus, pada siklus I 90% (sangat baik), sedangkan pada siklus II 100% (sangat baik) dan telah memenuhi indikator kinerja yang ditetapkan.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN MOTTO ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... iv

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR DIAGRAM ... xiii

DAFTAR RUMUS ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tindakan Yang Dipilih ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 10

E. Lingkup Penelitian ... 10

F. Signifikasi Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Pemahaman 1. Pengertian Pemahaman ... 13

2. Strategi Pemahaman ... 14


(8)

4. Indikator Pemahaman ... 17

B. Strategi SQ3R (Survey Question Read Recited Review) 1. Pengertian Strategi SQ3R ... 21

2. Karakteristik Strategi SQ3R ... 22

3. Tujuan Strategi SQ3R ... 22

4. Langkah-langkah Strategi SQ3R ... 23

5. Keunggulan dan kelemahan Strategi SQ3R ... 25

C. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 1. Pengertian IPA ... 26

2. Objek atau Bidang Kajian IPA ... 28

3. Hakikat Pembelajarn IPA ... 29

4. Strategi Pembelajaran IPA ... 30

5. Ruang Lingkup Materi IPA ... 31

6. Materi Penyesuaian Diri pada Makhluk Hidup ... 32

D. Peningkatan Pemahaman Siswa Mata Pelajaran IPA Materi Penyesuaian Diri pada Makhluk Hidup Melalui Strategi SQ3R.. 38

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian ... 40

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian ... 42

C. Variabel yang Diselidiki ... 43

D. Rencana Tindakan ... 44

E. Data dan Cara Pengumpulanya ... 54

F. Analisis Data ... 61

G. Indikator Kerja ... 64


(9)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Pra Siklus ... 66

2. Siklus I ... 68

3. Siklus II ... 80

B. Pembahasan ... 88

1. Penerapan strategi pembelajaran SQ3R dalam meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran IPA materi penyesuaian diri pada makhluk hidup di kelas V A MI Salafiyah Surabaya ... 91

2. Peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran IPA materi penyesuaian diri pada makhluk hidup di kelas V A MI Salafiyah Surabaya dengan menggunakan strategi SQ3R ... 93

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 97

B. Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN RIWAYAT HIDUP


(10)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran yang diajarkan di MI pun bermacam-macam salah satunya adalah mata pelajaran IPA yang dikenal sebagai mata pelajaran yang banyak teori-teori dan konsep-konsep didalamnya. Tentu semua konsep yang ada di dalam mata pelajaran adalah hal yang penting karena memuat tentang seluruh makhluk hidup dan tak hidup di alam semesta ini. Semua konsep itu bisa mereka temukan dengan melihat di alam sekitar dan tntunya dari buku yang mereka baca, dalam buku pelajaran IPA sangat bacaan dan teori yang harus siswa baca dan pahami sehingga mau tidak mau siswa harus menghafalkan semua isi konsep dan teori dalam pelajaran IPA. Pada mata pelajaran IPA seharusnya diadakan praktikum namun tidak semua pelajaran dapat diajarkan guru dengan metode praktikum dan tidak semua guru dapat mengajak siswa melakukan praktikum saat pembelajaran IPA dikelas.

Belajar IPA tidak hanya tentang menghafal tapi juga dibutuhkan pengetahuan dan pemahaman berupa fakta dan konsep yang dihasilkan dari penemuan sehingga menghasilkan pembelajaran yang bermakna. Ilmu Pengetahuan Alam berkaitan dengan mencari tahu tentang alam secara


(11)

2

sistematis yang diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaranya pun menekankan pada pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi dalam menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berdasarkan KTSP 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) tujuan dari mata pelajaran IPA adalah agar siswa memiliki kemampuan memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-nya. Yang kedua adalah mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Yang ketiga adalah mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. Yang keempat mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. Yang kelima meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. Yang keenam meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturanya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. Yang terakhir memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan ketrampilan IPA sebagai


(12)

3

dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.1 Berdasarkan tujuan itu membuat guru pelajaran IPA haruslah menciptakan pembelajaran yang mendukung siswa memperoleh pengetahuan dari alam sebagai ciptaan-Nya

Keberhasilan belajar adalah siswa dapat menguasai konsep dengan mencoba dan melakukan sendiri, pengetahuan dibangun oleh peserta didik sendiri dari hal yang dia temukan di lingkungan maupun sumber belajar. Agar tercipta pendidikan yang bermakna guru harus memfasilitasi siwsa agar berfikir kritis dengan memanfaatkan hal yang ada di lingkunganya dan menjadi sumber belajar yang relevan bagi siswa.

Dibalik keberhasilan belajar siswa tentu terdapat masalah, salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah masalah lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan paea guru di sekolah. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik. pelaksanaan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak siswa dipaksa hanya untuk emngingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi

1

Ahmad Susanto,Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar(Jakarta: KENCANA, 2014), 171-172


(13)

4

yang diperoleh untuk menghubungkan dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari.2

Setiap guru pasti menginginkan pembelajaran yang efektif, menyenangkan serta bermakna. Namun pembelajaran di dalam kelas tentulah terdapat kendala-kendala yang mempengaruhi pemahaman materi siswa. Seperti yang penulis temukan saat melakukan observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran IPA pada kelas V A MI Salafiyah Surabaya saat pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), permasalahan yang terjadi adalah siswa memiliki karakteristik yang terlalu aktif, menunjukkan rasa ingin tahu yang sangat tinggi dan sangat kritis sehingga guru haruslah mempunyai persiapan dan perencanaan yang matang agar mampu menjawab setiap pertanyaan yang diajukan siswa.

Sikap kritis ini apabila tidak diimbangi dengan strategi guru yang tepat tentu akan membuat anak menjadi tidak tersalurkan rasa kritisnya sehingga menyebabkan siswa malas di dalam kelas dan berpengaruh pada hasil belajar siswa.

Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPA kelas V-A MI Salafiyah Surabaya, menunjukkan bahwa pemahaman siswa tentang materi penyesuaian diri pada makhluk hidup tergolong rendahdilihat dari banyak siswa yang tidak mencapai KKM yaitu dari 40 siswa hanya 23 siswa yang tuntas. Jika dipersentasekan siswa yang tuntas hanya 57,5%.

2


(14)

5

Hal ini disebabkan karena siswa hanya senang jika guru memberikan metode cerita, karena ketika guru memberikan cerita yang berkaitan dengan materi pelajaran IPA siswa bisa lebih banyak bertanya sehingga waktu siswa bertanya lebih banyak, namun ada perbedaan individu pada siswa juga perlu menjadi perhatian guru dalam merencanakan dan mengelola kegiatan pembelajaran yang memungkinkan dipenuhinya kebutuhan anak yang beragam. Akhirnya guru harus menemukan strategi yang lain agar siswa tidak bosan dan tetap mendukung karakteristik siswa. Guru harus kreatif dalam merancang kegiatan pembelajaran agar suasana di dalam kelas tidak membosankan dan siswa termotivasi untuk belajar lebih giat sehingga mempunyai pemahaman yang tinggi.3

Memiliki siswa yang kritis dan suka bertanya tentulah sangat menyenangkan namun jika tidak diimbangi dengan pengetahuan guru yang luas maka pembelajaran tidak akan optimal, sikap kritis siswa bisa saja didapatkan dari banyak rangsangan dari luar seperti lingkungan, Televisi dan media internet seiring dengan perkembangan teknologi global. Selain itu model dan strategi yang digunakan guru terkesan monoton, guru hanya sering menggunakan metode ceramah dan bercerita sehingga kurang mengoptimalkan sikap kritis siswa di dalam kelas sehingga sikap kritis siswa tidak dapat tersalurkan.

Sikap kritis yang tidak dapat tersalurkan secara optimal membuat siswa menjadi kurang memperhatikan pelajaran sehingga berdampak pada

3

Sri Wahyuni, S.Pd, Guru mata pelajaran IPA kelas V-A MI Salafiyah Surabaya, wawancara pribadi, Surabaya, Jumat 21 Oktober 2016.


(15)

6

kurangnya pemahaman siswa, siswa yang kurang paham dengan pelajaran yang dia dapatkan akan membuat hasil belajarnya tidak maksimal.

Kegiatan pembelajaran yang baik mempunyai ciri utama yaitu adanya interaksi yang terjadi antara siswa dengan lingkungan belajarnya, baik dengan guru, teman, alat, media pembelajaran, strategi pembelajaran, atau sumber belajar yang lain. Selain itu juga terdapat komponen-komponen yang menunjang proses belajar yang meliputi tujuan, bahan.materi, strategi, media, dan evaluasi pembelajaran. Kenyataan yang terjadi di lapangan, seringkali proses belajar mengajar berlangsung tidak efisien, tidak menarik, bahkan terkesan membosankan jika hanya diulang-ulang seperti itu saja, guru hanya sering menggunakan metode cerita atau ceramah untuk menerangkan materi dan strateginya kurang variatif.4

Terdapat beberapa strategi pembelajaran yang dapat mendukung sikap kritis siswa dalam memperoleh pemahaman salah satunya SQ3R ( Survey Question Read Recite Review). SQ3R merupakan strategi pemahaman yang membantu siswa berfkir tentang teks yang sedang mereka baca. Sering kali dikategorikan sebagai strategi belajar, SQ3R membantu siswa

‘mendapatkan sesuatu’ ketika pertama kali mereka membaca teks. Bagi

guru, SQ3R membantu mereka dalam membimbing siswa bagaimana membaca dan berfikir layaknya para pembaca efektif.

4

Qurrota A’yunin Hariyanti,Peningkatan Pemahaman Materi Sumber Daya Alam Melalui Media Audio Visual Berbasis Macromedia Flash pada Siswa Kelas IV-B MI Sunan Giri Surabaya


(16)

7

Jika ada siswa yang selesai membaca buku, namun mereka tidak tahu apa yang sudah dibacanya, mereka bisa memperoleh manfaat dengan menerapkan strategi SQ3R ini. Strategi ini. Strategi ini mengharuskan siswa untuk mengaktifkan pemikiran mereka dan mereview pemahaman mereka sepanjang bacaan tersebut.5

Strategi ini mencakup 5 tahap yaitu Survey Question Read Recite Review yang membuat proses membaca siswa lebih berkesan dan bermakna karen siswa dituntut kritis dalam membaca bukan seperti membaca novel yang hanya mengikuti alur cerita namun membaca dengan tujuan. Strategi ini akan mempermudah siswa memahami apa yang telah dibaca dan ditemukan dari sumber belajar. Strategi ini pun sangat mudah diaplikasikan karena tidak membutuhkan alat pendukung yang banyak hanya buku sebagai sumber belajar dan catatan siswa, sehingga guru dapat mengaplikasikan strategi SQ3R ini pada proses belajar mengajar dengan mudah.

Berdadarkan latar belakang tersebut maka penulis membuat penelitian tindakan kelas yang berjudul :

“PENGGUNAAN STRATEGI SQ3R UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI

5

Miftahul Huda,Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2013), 246


(17)

8

PENYESUAIAN DIRI PADA MAKHLUK HIDUP DI KELAS V A MI SALAFIYAH SURABAYA”

B. Rumusan Masalah

Berdarsarkan pada uraian latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan strategi pembelajaran SQ3R dalam meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran IPA materi penyesuaian diri pada makhluk hidup di kelas V A MI Salafiyah Surabaya?

2. Bagaimana peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran IPA materi penyesuaian diri pada makhluk hidup di kelas V A MI Salafiyah Surabaya dengan menggunakan strategi SQ3R ?

C. Tindakan yang Dipilih

Tindakan yang dipilih untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh guru adalah dengan menggunakan strategi SQ3R ( Survey Question Read Recite Review).

Pemilihan strategi ini dikarenakan sesuai dengan karakteristik siswa dan karakteristik mata peljaran IPA materi penyesuaian diri pada makhluk hidup. Hal-hal yang sesuai dengan karakteristik siswa yaitu kondisi yang terjadi pada siswa kelas V A sebagian besar bersikap kritis didalam kelas ketika proses belajar mengajar. Strategi ini menjadi alternatif dan


(18)

9

penunjang proses belajar mengajar karena nantinya mereka akan melihat banyak betapa banyak yang mereka pelajari dan mereka dapatkan dari pada mereka membaca dengan cara biasa. Siswa yang mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi dan aktif akan senang dan lebih maksimal memperoleh lebih banyak pemahaman dan pengetahuanya. Adapaun alasan yang kedua dalam memilih strategi ini yaitu sesuai dengan karakteristik mata pelajaran IPA materi penyesuaian diri pada makhluk hidup yang mengandung banyak bacaan dan perlu strategi membaca yang efektif seperti SQ3R untuk dapat memperoleh hasil pemahaman yang optimal.

Dengan menggunakan strategi ini diharapkan proses belajar mengajar di dalam kelas menjadi lebih efektif, menyenangkan serta siswa lebih mudah memahami pelajaran yang disampaikan khususnya pada materi penyesuaian diri pada makhluk hidup.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini direncanakan dengan menggunakan siklus PTK yaitu setiap siklus dilaksanakan mengikuti prosedur perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection).


(19)

10

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka untuk tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui penerapan strategi pembelajaran SQ3R dalam meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran IPA materi penyesuaian diri pada makhluk hidup di kelas V A MI Salafiyah Surabaya.

2. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran IPA materi penyesuaian diri pada makhluk hidup di kelas V A MI Salafiyah Surabaya dengan menggunakan strategi SQ3R.

E. Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini tuntas dan terfokuskan, penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:

1. Penelitian ini difokuskan hanya pada masalah-masalah yang terkait dengan permasalahan di atas yaitu mengenai penerapan strategi SQ3R dalam meningkatkan pemahaman siswa

2. Penelitian difokuskan pada mata pelajaran IPA materi penyesuaian diri pada makhluk hidup di Kelas V A MI Salafiyah Surabaya

Kompetensi Dasar (KD) : 3.1 Mengidentifikasi penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup.


(20)

11

3.2 Mengidentifikasi penyesuaian diri hewan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup.

Indikator pemahaman : 3.1.1 Menjelaskan cara penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkunganya

3.1.2 Membedakan cara penyesuaian diri tumbuhan untuk bertahan hidup.

3.2.1 Menjelaskan cara penyesuaian diri hewan dengan lingkunganya

3.2.2 Memberikan contoh penyesuaian diri hewan untuk bertahan hidup.

F. Signifikasi Penelitian

Adapun signifikasi atau manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat menjadi sumber refrensi bagi penulisan penelitian karya selanjutnya. Hasil yang akan dibahas dalam penelitian ini dapat menjadi gambaran secara konseptual untuk memberikan alternatif dalam kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan sehingga meningkatkan pemahaman terhadap materi yang telah diajarkan.


(21)

12

Penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang pentingnya penerapan strategi SQ3R dalam pembelajaran di tingkat Pedidikan Dasar khuhusnya oada mata pelajaran IPA.

2. Praktis

a. Bagi peneliti

Menjadi pengalaman praktis sebagai pembuktian teori-teori yang telah diperoleh.

b. Bagi siswa

Dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman terhadap mata pelajaran IPA materi penyesuaian diri pada makhluk hidup.

c. Bagi guru IPA dan guru mata pelajaran lain

Sebagai bahan masukan atau acuan dalam menyusun rencana dan melaksanakan pembeljaran menggunakan media yang inovatif untuk meningkatkan pemahaman siswa.

d. Bagi sekolah

Sebagai sumbangan yang bermanfaat dalam memperbaiki serta meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.


(22)

13 BAB II KAJIAN TEORI A. Pemahaman

1. Pengertian Pemahaman

Istilah pemahaman berasal dari akar kata paham yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pengetahuan banyak, pendapat, aliran, mengerti benar. Adapun istilah pemahaman ini sendiri diartikan dengan proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. Dalam pembelajaran, pemahaman dimaksudkan sebagai kemampuan siswa untuk dapat mengerti apa yang telah diajarkan oleh guru. Dengan kata lain, pemahaman merupakan hasil dari proses pembelajaran. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa pemahaaman adalah suatu proses mental terjadinya adaptasi dan transformasi ilmu pengetahuan.1

Tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari pada pengetahuan adalah pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kaliamatnya sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan dari kasus lain. Dalam taksonomi Bloom, kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi dari pada pengetahuan. Namun, tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak

1

Ahmad Susanto,Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar(Jakarta: KENCANA, 2014), 208


(23)

14

perlu ditanyakan sebab untuk dapat memahami, perlu terlebih dahulu mengetahui atau mengenal.2

Belajar dengan pemahaman (understanding) adalah lebih permanen (menetap) dan lebih memungkinkan untuk ditransferkan, dibandingkan dengan rote learning atau belajar dengan formula. Berbeda dengan teori Stimulus Respon, teori yang menitikberatkan pada pentingnya kebermaknaan dalam belajar dan mengingat (retention)3

2. Strategi Pemahaman

Strategi-strategi pemahaman berusaha membangkitkan dan mengembangkan kapasitas-kapasitas para murid menalar serta menggunakan bukti dan logika. Strategi-strategi ini memotivasi dengan membangkitkan keingintahuan melalui misteri, masalah/doal, petunjuk, dan kesempatan untuk menganalisis dan berdebat.

Bab-bab strategi pemahaman diantaranya:

a. Membandingkan dan Mengontraskan (Compare and Contrast) adalah sebuah strategi yang digunakan oleh para murid untuk melakukan analisis komparatif, dengan menggunakan kriteria-kriteria dalam menarik simpulan-simpulan dan menduga kemungkinan-kemungkinan sebab dan akibat.

2

Nana Sudjana,Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar(Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012) , 24

3


(24)

15

b. Membaca untuk Mendapatkan Makna (Reading for Meaning)

merupakan sebuah strategi membaca yang menggunakan pernyataan-pernyataan sederhana dalam rangka membantu para murid menemukan dan mengevaluasi bukti serta menyusun interpretasi yang saksama. c. Pemerolehan konsep (Concept Attainment) merupakan suatu

“pendekatan belajar-mengajar konsep” yang mendalam yang

didasarkan pada pemeriksaan seksama terhadap contoh dan noncontoh. d. Misteri (Mystery)adalah sebuah strategi yang di dalamnya para murid menginterpretasikan dari mengorganisasikan petunjuk-petunjuk dalam rangka menjelaskan situasi penuh teka-teki atau menjawab pertanyaan yang menantang.4

3. Tingkatan Pemahaman

Pemahaman dapat dibedakan ke dalam tiga kategori. Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti yang sebenarnya, misalnya dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia, mengartikan Bhineka Tunggal Ika, mengartikan Merah Putih, menerapkan prinsip-prinsip listrik dalam memasang sakelar.

Tingkat kedua adalah pemahaman tafsiran, yakni menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian,

4


(25)

16

membedakan yang pokok dan yang bukan pokok. Menghubungkan pengetahuan tentang konjugasi kata kerja, subjek, dan possesive pronoun

sehingga tahu menyusun kalimat “My friend is studying,” bukan “My

friend studying,” merupakan contoh pemahaman penafsiran.

Pemahaman tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat dibalik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentaang konsekuensi atau dapat memperluas presepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya.

Meskipun pemahaman dapat dipilahkan menjadi tiga tingkatan di atas, perlu disadari bahwa menarik garis yang tegas antara ketiganya tidaklah mudah. Penyusun tes dapat membedakan item yang susunanya termasuk sun-kategori tersebut, tetapi tidak perlu terlarut-larut mempermasalahkan ketiga perbedaan itu. Sejauh dengan mudah dapat dibedakan anatara pemahaman terjemahan, pemahaman penafsiran, dan ekstrapolasi, bedakanlah untuk kepentingan penyusunan soal tes hasil belajar.5

4. Indikator Pemahaman

Instrumen penilaian yang mengukur kemampuan pemahaman konsep mengacu pada indikator pencapaian pemahaman konsep. Menurut Depdiknas menjelaskan bahwa penelitian perkembangan anak didik

5


(26)

17

dicantumkan dalam indikator dari kemampuan pemahaman konsep sebagai hasil belajar matematika. Indikator tersebut adalah sebagai berikut:

a. Menyatukan ulang suatu konsep

b. Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu c. Memberi contoh dan non-contoh dari konsep.

d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi e. Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep f. Mengunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur operasi tertentu g. Mengaplikasikan konsep6

Sebagai indikator bahwa siswa dapat dikatakan paham terhadap konsep, menurut Salimi dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam beberapa hal, sebagai berikut: Indikator tersebut adalah sebagai berikut: a. Mendefinisikan konsep secara verbal dan tulisan.

b. Membuat contoh dan noncontoh

c. Mempresentasikan suatu konsep dengan model, diagram, dan simbol. d. Mengubah suatu bentuk representasi ke bentuk lain.

e. Mengenal berbagai makna dan interpretasi konsep.

f. Mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenal syarat-syarat yang menentukan suatu konsep.

6

Miftahul Jannah, Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Tanjung Brebes Dalam Pembelajaran matematika Dengan Pendekatan Realistics Education Pada Sub Materi Pokok Bahasan Persegi Panjang dan Persegi Tahun Pelajaran 2006/2007(Skripsi, 2007), 18


(27)

18

g. Membandingkan dan membedakan konsep-konsep.7

Menurut Bloom ada 7 indikator yang dapat dikembangkan dalam tingkatan pada proses kognitif pemahaman(Understand). Kategori proses kognitif, indikator dan definisinya ditunjukan seperti pada tabel di bawah ini:8

Tabel 2.1 Kategori dan Proses Kognitif Pemahaman Kategori dan Proses

kognitif(Categories & Cognitive

Processes)

Indikator Definisi(definition)

Pemahaman

(Understanding)

Membangun makna berdasarkan tujuan pembelajaran, mencakup, komunikasi oral, tulisan dan grafis

(Construct meaning from instructional messages, including oral, written, and graphic communication)

1. Interpretasi

(interpreting)

 Klarifikasi(Clarifying)

 Prase(Paraphrasing)

 Mewakilkan

(representing)

 Menerjemahkan

(Translating)

Mengubah dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain

(Changing from one form of representation to another )

2. Mencontohkan (exemplifying)  Menggambarkan (Illustrating)  Instantianting Menemukan contoh khusus atau ilustrasi dari suatu konsep atau prinsip(Finding a specific example or

7

Ahmad Susanto,Teori...,209

8

Kristiono dan Andi Suhandi,Penyusunan dan Analisis Tes Pemahaman (Undertanding) Konsep Fisika Dasar Mahasiswa Calon Guru,Laporan Penelitian (Yogyakarta: seminar.uny.ac.id)


(28)

19

illustration of a concept or principle)

3. Mengklasifikasi kan(classifying)  Mengkatagorisasikan (categorizing)  Subsuming Menentukan sesuatu yang dimiliki oleh suatu kategori

(Determining that something belongs to a category) 4. Merangkum (summarizing)  Mengabstraksikan (Abstracting)  Menggeneralisasikan (generalizing) Pengabstrakan sesuatu yang dimiliki oleh suatu katagori

(Determining that something belongs to a category) 5. Inferensi (inferring)  Menyimpulkan (Concluding)  Mengektrapolasikan (Interpolating)  Memprediksikan (Predicting) Penggambaran kesimpulan logis dari informasi yang disajikan(Drawing a logical conclusion from presented information) 6. Membandingkan (comparing)  Mengontraskan (Contrasting)

 Memetakan(Mapping)

 Menjodohkan

(Matching)

Mencari hubungan antara dua ide, objek atau hal ha serupa

(detecting correspondences between two ideas, objects, and the like)


(29)

20

Karakteristik soal-soal pemahaman sangat mudah dikenal. Misalnya mengungkapkan tema, topik, atau masalah yang sama dengan yang pernah dipelajari atau diajarkan, tetapi materinya, berbeda. Mengungkapkan tentang sesuatu dengan bahasa sendiri dngan simbol tertentu termasuk ke dalam pemahaman terjemahan. Dapat menghubungkan hubungan antar unsur dari keseluruhan pesan suatu karangan termasuk ke dalam pemahaman penafsiran. Item ekstrapolasi mengungkapkan kemampuan di balik pesan yang tertulis dalam suatu keterangan atau tulisan.

Membuatkan contoh item pemahaman tidaklah mudah. Cukup banyak contoh item pemahaman yang harus diberi catatan atau perbaikan sebab terjebak ke dalam item pengetahuan. Sebagian item pemahaman dapat disajikan dalam gambar, denah, diagram, atau grafik. Dlaam tes objektif, tipe pilihan ganda dan tipe benar-salah banyak mengungkapkan aspek pemahaman.9

B. Strategi SQ3R

1. Pengertian Strategi SQ3R

SQ3R merupakan strategi pemahaman yang membantu siswa berfkir tentang teks yang sedang mereka baca. Sering kali dikategorikan sebagai

strategi belajar, SQ3R membantu siswa ‘mendapatkan sesuatu’ ketika

9


(30)

21

pertama kali mereka membaca teks. Bagi guru, SQ3R membantu mereka dalam membimbing siswa bagaimana membaca dan berfikir layaknya para pembaca efektif.

SQ3R merupakan salah satu bagian strategi elaborasi, yang penggunaanya untuk membentuk kebiasaan siswa berkonsentrasi dalam membaca, melatih kemampuan membaca cepat, emlatih daya peramalan berkenaan dengan isi bacaan dan mengembangkan kemampuan membaca kritis dan komprehensif.

Jika ada siswa yang selesai membaca buku, namun mereka tidak tahu apa yang sudah dibacanya, mereka bisa memperoleh manfaat dengan menerapkan strategi SQ3R ini. Strategi ini. Strategi ini mengharuskan siswa untuk mengaktifkan pemikiran mereka dan mereview pemahaman mereka sepanjang bacaan tersebut.

Strategi ini juga mengajak siswa untuk tidak terlalu lama menunggu dan terburu-buru belajar ketika menjelas tes karena lima langkah tersebut mengharuskan mereka untuk mereview informasi dan membuat catatan-catatn selama awal bacaan awal mereka. Catatan-catatan dari bacaan awal tersebutlah yang akan menjadi panduan belajar mereka.10

10

Miftahul Huda,Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2013), 246


(31)

22

2. Karakteristik Strategi SQ3R

Karakteristik strategi pembelajaran SQ3R adalah sebagai berikut: a. Siswa berperan aktif dalam pembelajaran.

b. Guru sebagai fasilitator dan mediator aktif.

c. Pembelajaran dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil dan guru sebagai pembimbing.

d. Siswa dihadapkan pada suatu fenomena dan kemudia diminta untuk mensurvei hal-hal pokok yang terdapat dalam fenomena yang dihadapi.

e. Siswa menyelidiki makna yang terkandung dalam suatu fenomena atau kejadian dengan berpedoman pada hal-hal pokok yang telah disurvei lebih dahulu.11

3. Tujuan Strategi SQ3R

Strategi pembelajaran SQ3R, bertujuan :

a. Membimbing siswa untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang ada, yaitu menemukan gagasan utama dan menjadikan siswa lebih aktif dengan mengajukan pertanyaan yang terdapat dalam suatu teks atau materi ajar

b. Mengajarkan pada siswa untuk berinteraksi, melatih ketelitian membaca kritis siswa

11


(32)

23

c. Membekali siswa dengan suatu pendekatan yang sistematis terhadap isi bacaan materi12

Dari penjelasan diatas, diharapkan siswa dapat menyerap inti dan memeahami isi bacaan, sehingga dapat menemukan sebuah simpulan dari bacaan tersebut dan membaca mejadi lebih bermakna.

4. Langkah-langkah Strategi SQ3R

Strategi ini mencakup lima langkah berikut ini :

• Survey : siswa mereview teks atau bacaan untuk memperoleh makna awal dari judul, tulisan-tulisan yang di bold, dan bagan-bagan.

• Question : siswa mulai membuat pertanyaan-pertanyaan tentang baccan mereka dari hasil survey pertama.

• Read : ketika siswa membaca, mereka harus membuat jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah mereka formulasikan saat mempreview teks sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan ini, yang didapatkan pada struktur teks, akan membantu konsentrasi fokus siswa pada bacaan.

• Recite : ketika siswa tengah melewati teks itu, mereka seharusnya membacakan dan mengulangi jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka dan membuat catatan mengenai jawaban mereka untuk pembelajaran selanjutnya.

12

Farischa Alfin Afdila, Jurnal Pendidikan,Pengaruh Starategi Sq3r Terhadap Kemampuan Membaca Kritis Siswa Kelas VII Smp Negeri 3 Malang, Malang,2012


(33)

24

• Review : selesai membaca, siswa seharusnya mereview teks itu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan selanjutnya dengan mengingat kembali pertanyaan-pertanyaan yang telah mereka jawab sebelumnya. Sebagaimana saudara strategi ini, Question answer Relationship (QAR), SQ3R mengharuskan guru untuk melakukan hal-hal berikut:

• Guru menjelaskan pada siswa bahwa pembaca efektif melakukan banyak hal ketika membaca, termasuk menyurvei, bertanya, membaca, mengutarakan ulang, dan mereview.

• Guru memilih satu kutipan konten untuk dibaca dengan menggunakan lima langkah SQ3R

• Dalam setiap tahap, guru harus memastikan bahwa ia menjelaskan apa yang dibaca dan apa yang harus dilakukan.

• Setelah sesi ini, siswa diajak untuk membaca teks tertentu secara mandiri dan mencoba menerapkan langkah-langkah SQ3R. Ini bisa menjadi tugas kelas atau PR

• Setelah itu, siswa diminta untuk mereview catatan-catatan mereka dan merefleksikan prosesnya dalam mempraktikkan SQ3R. Apakan mereka terkejut dengan begitu banyaknya informasi yang mereka ingat dengan strategi SQ3R?

• Siswa tentu tidak langsung mahir dalam menggunakan strategi ini pertama kali. Tidak semua bacaan akan benar-benar bisa dipahami


(34)

25

sekali setelah setelah menggunakan langkah-langkah SQ3R. Jadi, siswa harus dibantu untuk memahami tidak hanya bagaimana menerapkanya, tetapi juga kapan harus diterapkan.13

5. Keunggulan dan kelemahan metode SQ3R

Setiap metode pembelajaran memiliki keunggulan dan kelemahan sesuai dengan kegunaanya masing-masing. Sama halnya dengan metode SQ3R yang memilki keunggulan dan juga kelemahan dalam penerapannya. Hal ini akan diuraikan sebagai berikut:

Keunggulan SQ3R

a. Mendorong siswa untuk lebih memahami intisari atau pokok bahasan dalam suatu teks yang dibaca.

b. Siswa diarahkan untuk berfikir kritis terhadap isi bacaan sehingga siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran karena dilatih untuk bisa membuat pertanyaan

c. Siswa diarahkan untuk memahami bacaan secara bertahap dan sistematis

d. Siswa berusaha untuk menjawab pertanyaan dengan benar terhadap pertanyaan yang dibuatnya

e. Mengurangi kejenuhan pada siswa dalam proses pembelajaran karena siswa menjadi lebih sering membaca refrensi materi

f. Pembaca cenderung lebih muda memahami isi becaan dalam waktu

13


(35)

26

yang relatif cepat Kelemahan SQ3R

a. Tidak semua materi mudah didapatkan refrensinya

b. Tidak semua siswa mempunyai mata yang sehat untuk membaca terlalu banyak

c. Lebih memakan waktu yang lama ditahap awal karena harus melalui langkah yang telah disepakatiQuestion dan Read. Setidaknya 10 menit pertama.14

C. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 1. Pengertian IPA

Ada tiga istilah yang terlibat dalam hal ini yaitu “ilmu”,

“pengetahuan”, “alam”. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui

manusia. Dalam hidupnya, banyak sekali pengetahuan yang dimiliki manusia. Pengetahuan tentang agama, pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik, sosial, dan alam sekitar adalah contoh pengetahuan yang dimiliki manusia. Pengetahuan alam berarti pengetahuan tentang alam semesta beserta isinya.

14

Muhammad Noer, Membaca Cepat Metode SQ3R ( Juli 14, 2009)

http://www.muhammadnoer.com/membaca-cepat-metode-sq3r/ diakses pada hari kamis, 9 November 2016


(36)

27

Ilmu adalah pengetahuan yang ilmiah, pengetahuan yang diperoleh secara ilmiah, artinya diperoleh dengan metode ilmiah. Dua sifat utama ilmu adalah rasional, artinya masuk akal, logis, atau dapat diterima akal sehat, dan objektif. Artinya, sesuai dengan objeknya, sesuai dengan kenyataanya, atau sesuai dengan pengamatan. Dengan pengertian ini, IPA dapat diartikan sebagai ilu yang mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian yang ada di alam ini (Sukarno, 1973).

IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan hubungan sebab-akibatnya. Cabang ilmu yang termasuk anggota rumpun IPA saat ini antara lain Biologi, Fisika, IPA, Astronomi/Astrofisika, dan Geologi.

IPA merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Ada dua hal berkaitan yang tidak dapat dipisahkan dengan IPA, yaitu IPA sebagai produk, pengetahuan IPA yang berupa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, metakognitif, dan yang kedua IPA sebagai proses, yaitu kerja ilmiah saat ini objek kajian IPA menjadi semakin luas, meliputi konsep IPA, proses, nilai, dan sikap ilmiah, aplikasi IPA dalam kehidupan


(37)

28

sehari-hari, dan kreativitas. Belajar IPA berarti belajar kelima objek atau bidang kajian tersebut.15

2. Objek atau Bidang Kajian IPA

Batang tubuh IPA (science body of knowledge) yang dihasilkan dai disiplin keilmuan menunjukkan hasil-hasil kreatif penemuan umat manusia selama berabad-abad. Batang tubuh IPA terisi tiga dimensi pengetahuan, yaitu pengetahuan faktual(fakta) pengetahuan konseptual (konsep), pengetahuan prosedural (prinsip, hukum, hipotesis, teori, model). Saat ini, ada dimensi pengetahuan IPA keempat, yaitu pengetahuan metakognitif.16

3. Hakikat Pembelajaran IPA

Pembelajaran IPA adalah interaksi antara komponen-komponen pembelajaran dalam bentuk proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang berbentuk kompetensi yang telah ditetapkan. Tugas utama guru IPA adalah nekaksanakan proses pembelajaran IPA. Proses pembelajaran IPA terdiri atas tiga tahap, yaitu perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelejaran, dan penilaian hasil pembelajaran. Proses belajar IPA harus memperhatikan karakteristik IPA sebagai proses dan IPA sebagai produk. IPA Terpadu telah diberikan di SD/MI dan SMP/MTs sebagai mata pelajaran IPA Terpadu dan secara terpisah di SMA/MA sebagai mata pelajaran ilmu Biologi, Fisika, Kimia, serta Bumi dan Antariksa.

15

Asih Widi Wisudawati,Metodologi Pembelajaran IPA(Jakarta : PT Bumi Aksara, 2014), 22

16


(38)

29

Guru dan/atau dosen IPA adalah seorang yang profesional. Profesional dalam bidang IPA, artinya ahli dan terampil dalam menyampaikan IPA kepada peserta didiknya. Objek kajian IPA adalah proses IPA dan produk IPA. Atas dasar hal ini, pembelajaran IPA meliputi pula pembelajaran proses dan produk IPA. Objek proses belajar IPA adalah kerja ilmiah (prosedur), sedangkan objek produk IPA adalah pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural.

Pembelajaran berbasis kompetensi menuntut peserta didik untuk menguasai konsep IPA setelah mempelajari materi pokok atau uraian materi pokok tertentu menguasai konsep IPA, penguasaan tersebut diperoleh melalui proses IPA antara lain eksperiman dan dapat menggunakan pengetahuanya tersebut untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Hasil belajar IPA yang dicapai oleh peserta didik di Indonesia yang tergolong rendah dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu karakteristik peserta didik dan keluarga, kemampuan membaca, motivasi belajar, minat dan konsep diri, strategi belajar, tingkat kehadiran dan rasa memiliki. Faktor yang sangat penting adalah lingkungan belajar peserta didik dalam bentuk strategi yang diciptakan guru untuk mengoptimalkan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik dlam mempelajari IPA, dan menggunakan konsep IPA tersebut dalam memahami lingkungan.


(39)

30

Konsep IPA untuk sebagian besar peserta didik merupakan konsep yang sulit. Sehingga seorang guru dikatakan berhasil dalam proses pembelajaran IPA jika dia mampu mengubah pembelajaran yang semula sulit menjadi mudah, yang semula tidak menarik menjadi menarik, yang semula tidak bermakna menjadi bermakna sehingga peserta didik menjadikan belajar IPA adalah kebutuhan bukan karena keterpaksaan. Hal tersebut dapat tercapai jika seorang guru menguasai empat kompetensi yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial. Kemampuan melaksanakan kompetensi tersebut dapat dicapai dengan mempraktikan strategi pembelajaran yang baik.

Peran seorang guru dalam melaksanakan strategi pembelajaran IPA yang baik adalah sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, motivator, evaluator, katalisator dalam pembelajaran, serta mengontrol konsep IPA yang dipahami peserta didik.17

4. Strategi Pembelajaran IPA

Penyiapan strategi dan kondisi pembelajarn IPA, menuntut penyesuaian antara presentasi atau penyajian bahan ajar IPA dengan kebutuhan belajar peserta didik. Sinkronisasi keduanya akan memberikan

17


(40)

31

pengalaman belajar yang dpaat membantu peserta didik memahami pengetahuan IPA dengan baik dan benar.

Salah satu teknik pembelajaran IPA adalah teknik mencatat. Teknik mencatat mempunyai korelasi dengan teknik menghafal, kedua teknik tersebut berhubungan dengan cara menyimpan informasi atau mengingat dan memanggil kembali informasi ketika dibutuhkan. Kedua teknik tersebut melibatkan proses yang terjadi di long term memory mencatat merupakan salah satu kemampuan terpenting terlebih lagi bagi peserta didik dalam mempelajari IPA akan berpengaruh pada hasil belajar.18

5. Ruang Lingkup Materi IPA

Pada tingkat SD/MI ruang lingkup materi IPA meliputi aspek-aspek berikut:

a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaanya meliputi: cair, padat dan gas c. Energi dan perubahanya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya dan pesawat sederhana.

d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya dan benda langit lainya.

18


(41)

32

6. Materi Penyesuaian Diri Makhluk Hidup terhadap Lingkungannya

Setiap hewan mempunyai kemampuan berbeda-beda dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Penyesuaian diri ini berguna untuk memperoleh makanan. Selain itu juga untuk mempertahankan diri dari musuhnya.

Hewan membutuhkan makanan agar tetap hidup. Setiap jenis hewan memiliki cara tersendiri dalam memperoleh makanan. Makhluk hidup menggunakan alat-alat tubuhnya untuk memperoleh makanan.

1. Burung

Setiap jenis burung makanannya berbeda-beda. Ada yang berupa cairan madu (nektar), biji-bijian, atau daging. Oleh karena itu, bentuk paruh setiap jenis burung juga berbeda-beda. Perhatikan gambar disamping ini

• Burung pipit mempunyai paruh pendek dan kuat. Bentuk paruh ini sesuai untuk memakan jenis jenis biji-bijian. Paruh ini berfingsi mengahancurkan biji tersebut.

• Burung elang mempunyai paruh kuat, tajam, dan melengkung bagian ujungnya. Paruh seperti itu sesuai untuk mencabik mangsanya.


(42)

33

• Bebek mempunyai paruh yang berbentuk tumpul. Bentuk paruh seperti ini sesuai untuk mencari makanan di tempat becek, berlumpur, atau di air.

• Burung kolibri mempunyai paruh berbentuk panjang dan runcing. Bentuk paruh seperti itu memudahkan burung kolibri mengisap nektar.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa ada kesesuaian antara bentuk paruh burung dan jenis makanannya. Selain bentuk paruh, kaki pada berbagai bentuk kaki burung mempunyai bentuk bermacam-macam. Berbagai bentuk kaki burung merupakan salah satu bentuk penyesuaian terhadap cara memperoleh makanan. a. Kaki burung kakak tua untuk memanjat. Selain itu juga, untuk

memegang makanan.

b. Kaki ayam untuk mengais tanah saat mencari makanan.

c. Burung elang mempunyai kaki kuat dengan kuku tajam. kaki ini untuk mencengkram mangsanya.

d. Burung pipit mempunyai kaki langsing untuk bertengger.

e. Kaki itik dan pelikan berselaput sehingga cocok untuk berenang di air.

f. Burung pelatuk pandai memanjat karena bentuk kakinya sesuai untuk memanjat.


(43)

34

2. Serangga

Serangga mempunyai cara khusus untuk memperoleh makanan. Misalnya mulut kupu-kupu mempunyai penghisap. Oleh karena itu, mulutnya dinamakan mulut penghisap. Kupu-kupu menggunakan mulut ini untuk menghisap sari madu (nektar) pada bunga. Bentuk alat penghisap itu menyerupai belalaiyang dapat digulung dan dijulurkan.

Nyamuk mempunyai bentuk mulut penusuk dan penghisap. Mulut ini dapat menghisap makanan berupa darah manusia atau hewan. Mulut nyamuk berbentuk tabung panjang dan tajam (runcing). Bentuk mulut seperti ini untuk menusuk kulit manusia atau hewan.

Jangkrik mempunyai bentuk mulut penggigit dan pengunyah. Mulut ini mempunyai gigi-gigi kecil untuk mengunyah makanan yang berupa daun. Lalat rumah mempunyai alat penyerap pada mulutnya. Alat penyerap ini mirip spons (gabus). Alat ini untuk menyerap makanan terutama yang berupa cairan.

3. Unta

Unta hidup di daerah padang pasir yang kering. Bentuk dan susunan tubuh unta sesuai dengan keadaan alam di padang pasir. Pada saat minum unta mampu meneguk air dalam jumlah banyak. Air tersebut disimpan sebagai cairan tubuh. Unta memiliki punuk. Punuk berisi makanan cadangan. Makanan cadangan tersebut berupa lemak. Jika tidak memperoleh makanan, unta akan menggunakan makanan


(44)

35

cadangan tersebut. Dengan demikian, unta dapat tetap hidup meskipun kekurangan makanan.

Setiap jenis hewan selalu berusaha melindungi diri dari serangan musuhnya. Hampir semua jenis hewan memiliki bagian tubuh untuk melindungi diri. Selain itu, ada sebagian hewan melindungi diri dengan tingkah laku. Sekarang, simak cara hewan melindungi diri dari serangan musuh.

4. Cecak dan kadal

Cecak dan kadal memutuskan ekornya jika diserang oleh musuh. Tindakan hewan memutus bagian tubuhnya disebut autotomi. Hal ini dilakukan untuk mengelabui musuhnya. Baian ekor yang putus dapat bergerak-gerak sehingga mengalihkan perhatian musuhnya. Saat itulah kadal atau cecak melarikan diri. Ekor yang telah putus pada hewan-hewan itu dapat tumbuh kembali.

5. Bunglon

Bunglon dapat mengubah warna kulit sesuai dengan lingkungannya. Misalnya di daun yang berwarna hijau, bunglon berwarna hijau. Ketika berada di batang pohon berwarna colat, bunglon akan berubah menjadi coklat. Tindakan hewan mengubah warna kulitnya saat melindunggi diri dinamakan mimikri.


(45)

36

Hewan-hewan ini menggunakan sengatnya untuk melindungi diri. Sengat tersebut dapat mengeluarkan zat beracun yang dapat melukai musuh atau pemangsa.

7. Walang sengit.

Walang sengit merupakan hewan dalam kelompok serangga. Walang sengit hinggap di dedaunan untuk mencari makanan. Walang sengit dapat mengeluarkan bua yang sangat menyengat. Bau ini untuk mengusir musuhnya.

Tumbuhan memiliki bagian tubuh yang berguna untuk melindungi diri. Bagian tubuh setiap tumbuhan tersebut berbeda-beda. Sekarang, simak cara beberapa tumbuhan melindungi diri dari musuhnya!

1. Bambu

Pernahkah kamu menyentuh bambu? Saat menyentuhnya, tanganmu akan terasa gatal. Hal ini karena bambu mempunyai rambut-rambut halus. Rambut-rambut halus tersebut dapat menyebabkan gatal-gatal ditangan.

2. Salak, bunga mawar, dan putri malu

Tanaman salak, bunga mawar, dan putri malu empunyai duri. Duri ini untuk melindungi diri dari musuhnya. Duri tersebut dapat melukai hewan yang mencoba mengganggunya.


(46)

37

Jenis-jenis tumbuhan tersebut mampu mengeluarkan getah. Getah dapat menempel ke tubuh hewan yang mengganggunya. Getah yang menempel menyebabkan hewan sulit bergerak. Dengan demikian, tumbuhan tersebut terhindar dari gangguan hewan.

Tumbuhan menyesuaikan diri untuk mempertahankan hidupnya. Tumbuhan ada yang hidup di air ataupun diempat kering. Bagaimana cara tumbuhan tersebut menyesuaikan diri?

a. Tumbuhan Air

Teratai, eceng gondok, dan kagkung adalah jenis tumbuhan yang hidup di air. Tumbuhan-tumbuhan tersebut menyesuaikan diri dengan lingkungannya dengan cara berbeda-beda.

Teratai akarnya berbeda di dasar perairan dan batangna berada di dalam air. Sementara itu, daunnya menyembul di permukaan. Daun tumbuhan teratai lebar dan tipis. Bentuk daunnya yang seperti ini dapat memudahkan terjadinya penguapan.

Tumbuhan eceng gondok akarnya tidak menancap di dasar perairan. Akar tumbuhan ini sangat lebat dan berguna untk menjaga keseimbangan agar tidak terbalik. Tumbuhan eceng gondok dapat mengapung karena diseluruh batangnya terdapat rongga udara.

b. Tumbuhan di daerah kering

Tumbuhan yang hidup di daerah kering harus berhemat dalam menggunakan air. Ada berbagai cara menghemat air salah satunya


(47)

38

dengan mengurangi penguapan. Dengan demikian, air yang keluar dari tumbuhan melalui daun bisa berkurang.

Beberapa tumbuhan mempunyai cara tersendiri dalam mengurangi penguapan. Ada yang menggugurkan daunnya pada musim kemarau. Misalnya pohon jati dan pohon mahoni.

Sementara itu, kaktus menyesuaian diri dengan lingkungannya melalui dua cara. Pertama, mengubah bentuk daunnya menjadi duri. Kedua, batangnya berdaging dan berkulit tebal. Batang yang seperti ini untuk menyimpan air. Dengan demikian, kaktus dapat mengurangi penguapan dan tidak kekeringan. Pada saat musim hujan, kaktus menyerap air sebanyak-banyaknya. Air tersebut disimpan di dalam batang. Cadangan air ini digunakan ketika musim kering tiba.19

D. Peningkatan Pemahaman Siswa Mata Pelajaran IPA Materi Penyesuaian Diri pada Makhluk Hidup Melalui Strategi SQ3R

Peningkatan pemahaman siswa materi penyesuaian diri pada makhluk hidup mata pelajaran IPA menggunakan strategi SQ3R merupakan sebuah usaha untuk meningkatkan pemahaman siswa. Dimana siswa diberikan sebuah strategi yang menuntut siswa untuk berfikir kritis

19

Winda Fazwina,Penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkunganya,

(https://windfawzina.wordpress.com/2015/05/03/penyesuaian-diri-makhluk-hidup-terhadap-lingkungannya/), diakses pada hari kamis, 6 November 2016.


(48)

39

disajikan secara menyenangkan. Pembelajaran di kelas dianggap efektif apabila tujuan pembelajaran dapat tercapai. Efektif saat pembelajaran berlangsung berarti perhatian siswa hanya tertuju pada pembelajaran yang sedang berlangsung.

Penggunaan strategi pembelajaran merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan, salah satu caranya dengan menyesuaikan karakteristik peserta didik yang kritis dan karakteristik mata pelajaran IPA materi penyesuaian diri pada makhluk hidup yang berisi banyak bacaan dan istilah sulit.

Terdapat beberapa strategi pembelajaran yang dapat mendukung sikap kritis siswa dalam memperoleh pemahaman salah satunya SQ3R ( Survey Question Read Recite Review). SQ3R merupakan strategi pemahaman yang membantu siswa berfkir tentang teks yang sedang mereka baca. Sering kali dikategorikan sebagai strategi belajar, SQ3R

membantu siswa ‘mendapatkan sesuatu’ ketika pertama kali mereka

membaca teks. Bagi guru, SQ3R membantu mereka dalam membimbing siswa bagaimana membaca dan berfikir layaknya para pembaca efektif.

Penelitian terdahulu yang membahas penerapan strategi SQ3R yang

dilakukan oleh Farischa Alfin Afdila yang berjudul “Pengaruh Starategi Sq3r Terhadap Kemampuan Membaca Kritis Siswa Kelas VII Smp Negeri 3 Malang” menunjukkan bahwa dengan menggunakan strategi ini siswa kemampuan membaca kritis siswa meningkat dan berhasil diterapkan pada siswa.


(49)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas(classroom action research)dengan tindakan berupa penerapan strategi SQ3R (Survey Question Read Recite Review), yang merupakan suatu variasi dalam pembelajaran IPA materi penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungannya.

Dalam pelaksanaanya penelitian tindakan kelas ini menggunakan model PTK Kurt Lewin, yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat langkah yaitu :

1. Perencanaan/Plann

Pada tahap ini, kegiatan yang harus dilakukan adalah (1) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (2) mempersiapkan segala fasilitas dan sarana pendukung yang akan diperlukan didalam kelas, (3) mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan.

2. Aksi atau tindakan/Acting

Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan yang telah dirumuskan dalam RPP dalam situasi yang aktual, meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.


(50)

41

3. Pengamatan/Observing

Pada tahap ini, yang harus dilakukan adalah (1) mengambil perilaku siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran; (2) memantau kegiatan diskusi/kerja sama dalam kelompok; (3) mengamati pemahaman tiap-tiap siswa terhadap penguasaan materi pembelajaran yang telah dirancang sesuai dengan tujuan PTK

4. Refleksi/Reflecting

Pada tahap ini, yang harus dilakukan adalah (1) mencatat hasil observasi; (2) mengevaluasi hasil observasi; (3) menganalisis hasil pembelajaran; (4) mencatat kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan penyususnan rancangan siklus berikutnya.1

Secara keseluruhan, empat tahapan tersebut membentuk suatu siklus penelitian tindakan kelas yang digambarkan dalam bentuk spiral. Untuk mengatasi suatu masalah, bisa lebih dari satu siklus bila masih ada hal-hal yang kurang berhasil dalam siklus pertama. Siklus-siklus tersebut saling terkait dan berkelanjutan. Seperti halnya dapat dilihat dalam diagram dibawah ini:2

1

Wina Sanjaya,Penelitian Tindakan Kelas(Jakarta: Kencana, 2009), 50

2

Suyadi, Buku Panduan Guru Profesional Penelitian Tindakan Kelas(PTK) dan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS)(Yogyakarta: ANDI, 2012), 23


(51)

42

Siklus I Siklus II

Diagram 3.1 Alur Siklus PTK menurut Kurt Lewin B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian

1. SettingPenelitian

SettingPenelitian ini meliputi : a. Tempat Penelitian

Penelitian iini dilaksanakan di MI Salafiyah Kelas V A MI Salafiyah, kecamatan krembangan, kelurahan morokrembangan, kota Surabaya pada siswa kelas V-A mata pelajaran IPA materi penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkunganya.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada saat semester ganjil tahun ajaran 2016-2017 pada bulan Desember 2016. Adapun jadwal siklus I dan II yaitu:

Siklus I : Sabtu, 10 Desember 2016 pukul 07.00 WIB Siklus II : Jumat, 16 Desember 2016 pukul 07.30 WIB

Refleksi

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan Refleksi

Perencanaan

Pelaksanaan


(52)

43

c. Siklus PTK

Penelitian ini direncanakan menggunakan dua siklus, setiap siklus dilaksanakan mengikuti prosedur perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observasi), dan refleksi (reflection). Melalui kedua siklus tersebut dapat diamati peningkatan pemahaman IPA pada materi penyesuaian diri makhluk hidup pada lingkunganya dengan strategi SQ3R.

2. Subyek Penelitian

Yang menjadi subyek penelitian dalam PTK ini adalah siswa kelas V A MI Salafiyah Surabaya yang diselenggarakan pada semester ganjil tahun ajaran 2016-2017 dengan jumlah keseluruhan siswa 50 siswa yang terdiri dari 34 siswi perempuan dan 16 siswa laki-laki.

C. Variabel yang Diselidiki

1. VariabelInput

Dalam PTK ini tang menjadi variabel inputadalah Siswa Kelas V A MI Salafiyah Surabaya.

2. Variabel Proses

Dalam PTK ini yang menjadi variabel proses adalah strategi SQ3R SQ3R


(53)

44

3. VariabelOutput

Dalam PTK ini yang menjadi variabel output adalah peningkatan pemahaman siswa kelas V A MI Salafiyah Surabaya mata pelajaran IPA materi penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungannya.

D. Rencana Tindakan 1. Pra Siklus

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kurt Lewin, berikut adalah perencanaan pra siklus (Wawancara dan observasi):

a. Melakukan kunjungan ke lembaga sekolah terkait. b. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan.

c. Melakukan analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa.

d. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

e. Menyiapkan instrumen penelitian seperti pedoman wawancara, lembar aktivitas observasi guru dan siswa, dan lembar kerja siswa. f. Menyiapkan materi yang disampaikan.

2. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan berupa persiapan-persiapan yang terdiri dari :


(54)

45

1) Menentukan waktu pelaksanaan pembelajaran perbaikan. 2) Menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan untuk

memecahkan masalah. Berdasarkan latar belakang masalah maka untuk menyelesaikan masalah ini peneliti melaksanakan pembelajaran perbaikan dengan menerapkan strategi pembelajaran SQ3R(Survey Question Read Recite Review).

3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Standart Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) untuk mata pelajaran IPA di kelas V A

4) Mengembangkan RPP menggunakan strategi pembelajaran SQ3R(Survey Question Read Recite Review)

5) Menyiapkan sumber belajar

6) Menyiapkan strategi pembelajaran SQ3R (Survey Question Read Recite Review) yaitu menyusun langkah-langkah strategi pembelajaranya dengan tepat.

7) Menyiapkan media yang cocok untuk mengoptimalkan penerapan strategi SQ3R (Survey Question Read Recite Review).

8) Menyiapkan lembar kerja untuk siswa.

9) Membuat lembar observasi kegiatan guru dan siswa .

10) Menyiapkan instrumen ukur berupa tes untuk mengukur pemahaman.


(55)

46

b. Tahap Pelaksanaan

Setelah mengembangkan perencanaan maka peneliti siap melakukan tindakan perbaikan di kelas sesuai dengan tahap perencanaan dan RPP yang telah disusun. Dalam pelaksaan penelitian dan proses perbaikan, peneliti bekerjasama dengan guru kelas V A MI Salafiyah Surabaya. Adapun langkah-langkah perbaikan pembelajarannya adalah sebagai berikut:

Kegiatan Awal

1) Guru memberi salam dan menanyakan kabar siswa.

2) Siswa bersama Guru berdoa sebelum memulai pembelajaran. 3) Guru mengabsen kehadiran siswa.

4) Guru memberikan apersepsi dengan melakukan tanya jawab tentang hal yang diketahui siswa terkait materi penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungannya.

5) Guru memberikan penjelasan tentang tujuan pembeljaran dan kompetensi yang ingin dicapai.

6) Guru memberikan pertanyaan yang menantang seperti “ Apa yang kalian lakukan jika berada di udara yang dingin?” “apa

yang akan kalian lakukan jika ada musuh yang akan

membunuh kalian?”.

Kegiatan Inti


(56)

47

1) Sebelum memulai pembelajaran, guru terlebih dahulu menjelaskan strategi SQ3R yang akan digunakan saat pembelajaran, langkah-langkah dalam melakukan strategi SQ3R (Survey Question Read Recite Review), serta hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam kelas.

2) Siswa bersama guru mengkaitkan apersepsi.

3) Siswa mengamati media gambar macam- macam tumbuhan yang dibawa guru.

Elaborasi

1) Siswa menjalankan pembelajaran berdasarkan langkah-langkah SQ3R (Survey Question Read Recite Review) secara runtut dengan bimbingan guru.

2) Siswa membuka buku mereka dan melihat sekilas tentang judul bab, sub bab, kata dan istilah yang bercetak tebal , bercetak miring ataupun bergaris bawah yang ada di bacaan. (Survey)

3) Siswa menutup buku mereka dan menulis pertanyaan dari istilah dan kata yang mereka temukan saat mensurvey pada buku paket mereka di lembar kerja siswa yang telah disediakan. (Question)


(57)

48

4) Setelah mereka menuliskan pertanyaan, siswa membuka kembali buku mereka dan membacanya untuk mencari jawaban dari pertanyaan yang telah mereka tulis. (Read)

5) Ketika menjawab pertanyaan, siswa dibimbing menuliskan atau menceritakan jawaban mereka dan pengetahuan baru yang yang mereka temukan di buku catatan mereka. (Recite)

6) Siswa dibimbing pula untuk mereview jawaban-jawaban yang telah mereka temukan dan mereka tulis di lembar kerja siswa.

(Review)

7) Setelah semua siswa selesai, perwakilan siswa mengambil seluruh lembar kerja siswa tersebut.

8) Guru mengadakan kuis dari pertanyaan yang dibuat oleh siswa sendiri.

Konfirmasi

1) Guru memberi penghargaan dan tepuk tangan kepada siswa yang sudah selesai mengerjakan terlebih dahulu.

2) Guru memberikan skor di papan skor bagi siswa yang menjawab kuis dengan benar.

3) Guru bersama siswa bertanya jawab tentang kesalahan pemahaman tiap materi, dan memberikan penguatan.


(58)

49

Kegiatan penutup

1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari.

2) Guru memberi kesempatan siswa untuk mencatat hal-hal yang penting.

3) Guru memberikan evaluasi kepada siswa.

4) Mengajak semua siswa berdo’aatau membaca hamdalah untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran.

5) Guru mengucapkan salam.

c. Tahap Pengamatan

Mengamati proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan strategi SQ3R, serta mencatat mengenai proses dari implementasi tindakan yang di rancang dengan menggunakan instrumen penelitian.

d. Tahap Refleksi

1) Memeriksa instrumen penelitian. 2) Memeriksa hasil observasi.

3) Mendiskusikan dengan guru untuk mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan.


(59)

50

untuk digunakan pada siklus berikutnya. 5) Evaluasi siklus I

3. Siklus II

a. Perencanaan(Planning)

1) Memperbaiki kekurangan pada siklus I menetapkan alternatif pemecahan masalah.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II. 3) Mengoptimalkan langkah kegiatan strategi SQ3R

4) Menyiapkan sumber belajar.

5) Membuat instrumen lembar aktivitas guru dan siswa siklus II. 6) Membuat lembar kerja siswa siklus II

b. Pelaksanaan Tindakan(action)

Kegiatan Awal

1) Guru memberi salam dan menanyakan kabar siswa.

2) Siswa bersama Guru berdoa sebelum memulai pembelajaran. 3) Guru mengabsen kehadiran siswa.

4) Guru memberikan apersepsi dengan melakukan tanya jawab tentang hal yang diketahui siswa terkait materi penyesuaian diri hewan terhadap lingkungannya dan mengaitkan dengan pelajaran minggu lalu.

5) Guru memberikan penjelasan tentang tujuan pembeljaran dan kompetensi yang ingin dicapai.


(60)

51

6) Guru memberikan pertanyaan yang menantang seperti “ Apa yang kalian lakukan jika berada di udara yang dingin?” “apa

yang akan kalian lakukan jika ada musuh yang akan

membunuh kalian?”.

Kegiatan Inti

Eksplorasi

1) Sebelum memulai pembelajaran, guru terlebih dahulu menjelaskan strategi SQ3R yang akan digunakan saat pembelajaran, langkah-langkah dalam melakukan strategi SQ3R (Survey Question Read Recite Review), serta hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam kelas.

2) Guru menjelaskan bahwa lembar kerja dikerjakan bersama teman sebangku

3) Siswa bersama guru mengkaitkan apersepsi.

4) Siswa mengamati media gambar macam- macam tumbuhan yang dibawa guru.

Elaborasi

1) Siswa menjalankan pembelajaran berdasarkan langkah-langkah SQ3R (Survey Question Read Recite Review) secara runtut dengan bimbingan guru.


(61)

52

2) Siswa membuka buku mereka dan melihat sekilas tentang judul bab, sub bab, kata dan istilah yang bercetak tebal , bercetak miring ataupun bergaris bawah yang ada di bacaan. (Survey)

3) Siswa menutup buku mereka dan menulis pertanyaan dari istilah dan kata yang mereka temukan saat mensurvey pada buku paket mereka di lembar kerja siswa yang telah disediakan. (Question)

4) Setelah mereka menuliskan pertanyaan, siswa membuka kembali buku mereka dan membacanya untuk mencari jawaban dari pertanyaan yang telah mereka tulis. (Read)

5) Ketika menjawab pertanyaan, siswa dibimbing menuliskan atau menceritakan jawaban mereka dan pengetahuan baru yang yang mereka temukan di buku catatan mereka. (Recite)

6) Siswa dibimbing pula untuk mereview jawaban-jawaban yang telah mereka temukan dan mereka tulis di lembar kerja siswa.

(Review)

7) Setelah semua siswa selesai, perwakilan siswa mengambil seluruh lembar kerja siswa tersebut.

8) Guru mengadakan kuis dari pertanyaan yang dibuat oleh siswa sendiri.


(62)

53

1) Guru bersama siswa melakukan ice breaking setelah siswa melakukan strategi SQ3R agar tidak jenuh

2) Guru memberi penghargaan dan tepuk tangan kepada siswa yang sudah selesai mengerjakan terlebih dahulu.

3) Guru memberikan skor di papan skor bagi siswa yang menjawab kuis dengan benar.

4) Guru bersama siswa bertanya jawab tentang kesalahan pemahaman tiap materi, dan memberikan penguatan.

Kegiatan penutup

1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari.

2) Guru memberi kesempatan siswa untuk mencatat hal-hal yang penting.

3) Guru memberikan evaluasi kepada siswa.

4) Mengajak semua siswa berdo’aatau membaca hamdalah untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran.

5) Guru mengucapkan salam c. Pengamatan (observation)

Mengamati proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan strategi SQ3R, serta mencatat mengenai proses dari


(63)

54

implementasi tindakan yang di rancang dengan menggunakan instrumen penelitian.

d. Refleksi (reflection)

1) Memeriksa instrumen penelitian. 2) Memeriksa hasil observasi.

3) Mendiskusikan dengan guru untuk mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan.

4) Evaluasi siklus II.

E. Data dan cara Pengumpulanya

1. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini yaitu siswa dan guru. Data yang diperoleh dari siswa digunakan untuk menentukan tingkat pemahaman. Kemudian data yang diperoleh dari guru digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan strategi SQ3R (Survey Question Read Recite Review)pada kegiatan pembelajaran.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini bersifat data kualitatif dan kuantitatif yang diambil menggunakan berbagai cara seperti observasi, wawancara, tes tulis, dan dokumentasi yang ditujukan kepada siswa dan guru


(64)

55

Observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan strategi SQ3R (Survey Question Read Recite Review). Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran IPA di dalam kelas oleh orang yang terlibat aktif berperan dalam proses pelaksanaan tindakan.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data tentang jumlah siswa di dalam kelas, masalah yang terjadi di dalam kelas, strategi yang diterapkan guru saat pembelajaran, media yang digunakan guru untuk membantu proses pembelajaran, sumber belajar yang digunakan guru dan siswa untuk mendukung keberhasilan pembelajaran, metode yang sering digunakan guru serta karakteristik siswa di dalam kelas. Dengan cara mengajukan berbagai macam pertanyaan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu dan memiliki relevansi dengan permasalahan tindakan kelas. Dalam hal ini peneliti akan mewawancarai guru dan siswa yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar. Wawancara dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran menggunakan strategi SQ3R(Survey Question Read Recite Review) (pra siklus) dan sesudah menggunakan strategi SQ3R(Survey Question Read Recite Review).


(65)

56

c. Tes Tulis

Tes tulis digunakan untuk mengumpulkan data tentang seberapa besar pengetahuan dan tingkat pemahaman siswa mengenai materi penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungannya melalui penerapan strategi SQ3R (Survey Question Read Recite Review). Instrumen yang digunakan dalam tes tulis ini adalah butir soal uraian dan melengkapi pada siklus I dan siklus II. Adapun kisi-kisinya sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Penilaian Siklus I

Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : V/I

Bentuk Soal : Uraian dan melengkapi

Jumlah Soal : 5 butir uraian dan 5 butir melengkapi

Indikator

Penilaian Teknik Bentuk

Penilaian

Instrumen Penilaian

3.1.1 Menjelaskan cara tumbuhan

menyesuaikan diri dengan lingkungannya. 3.1.2 Membedakan cara

tumbuhan melindungi diri dari musuh

Tes

Tes

Tes tulis

Tes tulis

Butir Soal Melengkapi

Butir Soal Uraian


(66)

57

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Butir Soal Tes Pemahaman Siswa Siklus I

Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : V/I

Bentuk Soal : Uraian dan melengkapi

Jumlah Soal : 5 butir uraian dan 5 butir melengkapi Indikator Kompetensi Indikator Butir Soal Bentuk

penilaian

Nomor Soal 3.1.1 Menjelaskan

cara tumbuhan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

1. Menjelaskan cara kaktus menyesuaikan diri dengan lingkunganya

2. Menjelaskan cara enceng gondok menyesuaikan diri dengan lingkunganya 3. Menjelaskan cara pohon jati

menyesuaikan diri dengan lingkunganya

4. Menjelaskan cara teratai menyesuaikan diri dengan lingkunganya

5. Menjelaskan pengertian meranggas Tes tulis melengkapi Tes tulis melengkapi Tes tulis melengkapi Tes tulis uraian Tes tulis uraian 1 2 3 7 6 3.1.2 Membedakan cara tumbuhan melindungi diri dari musuh

1. Menunjukkan cara mawar melindungi diri dari musuh 2. Menunjukkan cara bambu

melindungi diri dari musuh 3. Menunjukkan cara kantong semar melindungi diri dari musuh

4. Menunjukkan cara nangka melindungi diri dari musuh

Tes tulis melengkapi Tes tulis melengkapi Tes tulis uraian Tes tulis uraian 4 5 8 9


(67)

58

5. Menunjukkan cara venus melindungi diri dari musuh

Tes tulis

uraian 10

Skor Maksimal = 100

Skor = Skor yang diperoleh x 100 ...Rumus 1 Skor maksimal

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Penilaian Siklus II

Mata Pelajaran : IPA Bentuk Soal : Uraian

Kelas/Semester : V/I Jumlah Soal : 10 butir uraian

Indikator Penilaian Teknik Bentuk Penilaian Instrumen Penilaian

3.1.1 Menjelaskan cara hewan menyesuaikan diri dengan

lingkungannya. 3.1.2 Menjelaskan cara

hewan melindungi diri dari musuh Tes Tes Tes tulis Tes tulis Butir Soal Uraian Butir Soal Uraian

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Butir Soal Tes Pemahaman Siswa Siklus II

Mata Pelajaran : IPA Bentuk Soal : Uraian

Kelas/Semester : V/I Jumlah Soal : 10 butir uraian Indikator Kompetensi Indikator Butir Soal Nomor

Soal 3.1.2 Menjelaskan cara 1. Menjelaskan cara unta 1


(68)

59

hewan

menyesuaikan diri dengan

lingkungannya.

menyesuaikan diri dengan lingkunganya

2. Menjelaskan bentuk paruh burung elang untuk menyesuaikan diri dengan jenis makananya

3. Menyebutkan alat yang dimiliki lalat untuk menyesuaikan diri dengan lingkunganya

4. Menjelaskan cara beruang menyesuaikan diri dengan lingkunganya

5. Menjelaskan cara gajah menyesuaikan diri dengan lingkunganya

2

3

6

7

3.1.2 Menjelaskan cara hewan melindungi diri dari musuh

1. Menjelaskan cara ular melindungi diri dari musuh

2. Menjelaskan cara kalajengking melindungi diri dari musuh 3. Menjelaskan pengertian mimikri

sebagai cara bunglon melindungi diri dari musuh

4. Menjelaskan pengertian autotomi sebagai cara cecak melindungi diri dari musuh

5. Menjelaskan cara kambing melindungi diri dari musuh

4 5

8

9

10

Skor Maksimal = 100

Skor = Skor yang diperoleh x 100 ...Rumus 2 Skor maksimal


(1)

96

Salafiyah Surabaya melalui strategi SQ3R dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut:

1. Skor hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa sekurang-kurangnya berkategori baik.

2. Nilai rata-rata siswa≥ 85.

3. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar minimal adalah≥ 85%.

Berdasarkan hasil siklus I dan siklus II kita dapat mengetahui bahwa penelitian ini sudah berhasil mencapai indikator dengan maksimal. Dengan tercapainya indikator maka penelitian ini dikatakan sudah berhasil dan tidak perlu adanya pengulangan siklus selanjutnya. Pencapaian indikator kinerja penelitian ini adalah:

1. Skor hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa berkategori sangar baik.

2. Nilai rata-rata siswa mencapai 94,75.


(2)

97

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada siswa kelas V-A MI Salafiyah Surabaya melalui penerapan strategi SQ3R pada materi penyesuaian diri pada makhluk hidup, peneliti mendapatkan kesimpulan akhir dengan pencapaian yang positif. Simpulan dalam penelitian ini adalah:

1. Penerapan strategi pembelajaran SQ3R dalam meningkatkan pemahaman

siswa pada mata pelajaran IPA materi penyesuaian diri pada makhluk hidup di kelas V A MI Salafiyah sudah diterapkan dengan sangat baik. Hal ini dapat dilihat pada skor aktivitas guru, yaitu 82,4 (sangat baik) pada siklus I naik menjadi 91,37 (sangat baik) pada siklus II. Aktivitas siswa juga mengalami kenaikan nilai akhir dari 79,62 (sangat baik) pada siklus I menjadi 89,65 (sangat baik) di siklus II. Berdasarkan peningkatan-peningkatan yang terjadi di siklus I dan siklus II, maka penerapan strategi SQ3R berhasil dan sudah dilakukan dengan sangat baik.

2. Pemahaman siswa pada mata pelajaran IPA materi penyesuaian diri pada makhluk hidup terhadap aktivitas pembelajaran di kelas V A MI Salafiyah Surabaya sudah mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai rata-rata kelas pada pra siklus


(3)

98

mendapat nilai sebesar 69,7 (tidak baik) dan persentase tingkat ketuntasan belajar sebesar 57,5% (tidak baik), dengan jumlah siswa yang tuntas KKM sebanyak 23 siswa. Pada siklus I pemahaman siswa termasuk dalam kategori sangat baik dengan memperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 83,25 dan presentase ketuntasan belajar sebesar 90% dengan mendapat kategori sangat baik. Jumlah siswa yang tuntas KKM pada siklus I sebanyak 36 siswa. Pada siklus II dengan muatan materi yang berbeda, perolehan nilai rata-rata kelas meningkat menjadi kategori sangat baik dengan memperoleh nilai 94,75 dengan persentase ketuntasan belajar mencapai 100% yang juga mendapat kategori sangat baik dan seluruh siswa tuntas melebihi KKM.

B. Saran

Berdasarkan simpulan penelitian di atas, peneliti dapat mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi guru

Guru hendaknya lebih banyak menggunakan strategi yang variatif di dalam proses belajar mengajar di kelas sehingga dapat memudahkan siswa dalam memahami pelajaran, khususnya dalam pelajaran IPA. Guru juga dapat menerapkan strategi SQ3R karena dapat membuat siswa lebih teliti dan lebih mudah memahami pelajaran dengan bacaan yang banyak.


(4)

99

2. Bagi siswa

Siswa hendaknya lebih siap dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas. Selain itu siswa juga harus meningkatkan aktivitas membaca sehingga lebih teliti dalam mengerjakan soal serta dapat meningkatkan pemahaman, khususnya pada mata pelajaran IPA.

3. Bagi peneliti

Peneliti hendaknya lebih banyak belajar dan mencari referensi dalam menerapkan strategi SQ3R sehingga stategi yang diterapkan dapat langsung dipahami oleh siswa.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Afdila, Farischa Alfin. 2012. Jurnal Pendidikan, Pengaruh Starategi Sq3r Terhadap Kemampuan Membaca Kritis Siswa Kelas VII Smp Negeri 3 Malang, Malang.

B, Hamzah. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM (Jakarta: PT Bumi Aksara).

Hadisubroto, Tisno. 1996.Pembelajaran IPA Sekolah Dasar(Surabaya: SIC).

Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: PT Bumi

Aksara).

Hariyanti,Qurrota A’yunin.Peningkatan Pemahaman Materi Sumber Daya Alam Melalui Media Audio Visual Berbasis Macromedia Flash pada Siswa Kelas IV-B MI Sunan Giri Surabaya(Skripsi, 2016).

Huda, Miftahul. 2013.Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran (Yogyakarta: Pustaka Belajar).

Jannah, Miftahul. Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Kelas VII SMP Negeri

2 Tanjung Brebes Dalam Pembelajaran matematika Dengan Pendekatan Realistics Education Pada Sub Materi Pokok Bahasan Persegi Panjang dan Persegi Tahun Pelajaran 2006/2007(Skripsi, 2007).

Kristiono dan Andi Suhandi, Penyusunan dan Analisis Tes Pemahaman

(Undertanding) Konsep Fisika Dasar Mahasiswa Calon Guru, Laporan Penelitian (Yogyakarta: seminar.uny.ac.id).

Kuswana, Wowo Sunaryo. 2012. Taksonomi Kognitif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya).

Purwanto, Ngalim, et al. 2012. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya).

Sanjaya, Wina. 2009.Penelitian Tindakan Kelas(Jakarta: Kencana).

Silver, Harvey F, et al. 2012.Strategi-strategi Pengajaran (Jakarta: PT Indeks). Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT


(6)

101

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D(Bandung: Alfabeta).

Sukardi. 2005.Metodologi Penelitian Pendidikan(Jakarta: PT Bumi Aksara). Susanto, Ahmad. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar

(Jakarta: KENCANA).

Suyadi. 2012. Buku Panduan Guru Profesional Penelitian Tindakan Kelas(PTK) dan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS)(Yogyakarta: ANDI).

Wisudawati, Asih Widi. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA (Jakarta: PT Bumi Aksara).

Fazwina, Winda, Penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkunganya, (Juni 09, 2014) https://windfawzina.wordpress.com/2015/05/03/penyesuaian-diri-makhluk-hidup-terhadap-lingkungannya/. diakses pada hari kamis, 9 November 2016

Noer, Muhammad. Membaca Cepat Metode SQ3R (Juli 14, 2009)

http://www.muhammadnoer.com/membaca-cepat-metode-sq3r/diakses pada hari kamis, 9 November 2016.


Dokumen yang terkait

Program Bantu Pembelajaran Cahaya dan Penglihatan pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar.

0 2 12

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Penerapan Strategi Pembelajaran Scramble Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas II

0 1 19

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU Penerapan Strategi Pembelajaran Scramble Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas III SD Negeri I Karan

0 1 11

PENGGUNAAN MEDIA GRAFFITI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN AKTUALISASI DIRI SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL.

1 23 51

PENGGUNAAN MULTIMEDIA DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI.

0 2 49

PENERAPAN PENDEKATAN KONTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG MATERI PENYESUAIAN DIRI MAKHLUK HIDUP TERHADAP LINGKUNGANNYA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V SDN MANDE 3.

0 0 34

PENERAPAN PENDEKATAN KONTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG MATERI PENYESUAIAN DIRI MAKHLUK HIDUP TERHADAP LINGKUNGANNYA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V SDN MANDE 3.

0 0 34

PENERAPAN STRATEGI CATATAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI ZAMAN PRA-AKSARA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IV MI ISLAMIYAH PAKEL MONTONG TUBAN.

0 1 131

Penerapan strategi daftar terfokus untuk meningkatkan pemahaman materi indahnya kalimat thayyibah assalamu'alaikum pada mata pelajaran aqidah akhlak kelas IV MI Badrussalam Surabaya.

2 44 104

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI SUSUNAN BUMI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS V MI DARUNNAJAH.

0 0 107