PERAN GURU PEMBIMBING DALAM CAREER AND COLLEGE DAY UNTUK MENINGKATKAN MINAT STUDI LANJUT KE PERGURUAN TINGGI PADA SISWA KELAS XII DI MADRASAH ALIYAH NEGERI BABAT LAMONGAN.

(1)

PERAN GURU PEMBIMBING DALAM CAREER AND COLLEGE DAY UNTUK MENINGKATKAN MINAT STUDI LANJUT KE PERGURUAN TINGGI PADA SISWA KELAS XII DI MADRASAH ALIYAH NEGERI BABAT LAMONGAN

SKRIPSI

Oleh:

MIFTAKHUL FANANI

NIM. D93212087

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

JANUARI 2016


(2)

(3)

(4)

(5)

Peran Guru Pembimbing Dalam Career and College Day Untuk Meningkatkan Minat Studi Lanjut ke Perguruan Tinggi Pada Siswa Kelas XII MAN Babat Lamongan

Oleh: Miftakhul Fanani

ABSTRAK

Career and College Day merupakan salah satu bentuk bimbingan karir yang ada di MAN Babat Lamongan. Career and College Day merupakan hari-hari tertentu yang dipilih untuk melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan perkembangan karir dan perguruan tinggi guna dalam meningkatkan minat seorang siswa untuk melanjutkan studinya ke perguruan tinggi dan agar mampu memilih sebuah karir. Kegiatan tersebut merupakan salah satu tugas guru pembimbing dalam melaksanakan bimbingan dan konseling. Akan tetapi kegiatan Career and College Day di MAN Babat dilaksanakan oleh para alumni MAN Babat yang sedang menempuh studi di perguruan tinggi, baik swasta maupun negeri se-Jawa Bali.

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana peran guru pembimbing dalam Career and College Day untuk meningkatkan minat studi lanjut ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII MAN Babat Lamongan.

Masalah yang diteliti dalam skripsi ini mengenai bagaimana pelaksanaan kegiatan Career and College Day di MAN Babat Lamongan?, Bagaimana minat studi lanjut siswa kelas XII MAN Babat Lamongan?, dan Bagaimana peran guru pembimbing dalam Career and College Day untuk meningkatkan minat studi lanjut ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII MAN Babat Lamongan?.

Jenis dan pendekatan penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Selanjutnya dalam teknik analisis data yang telah diperoleh, penulis menggunakan teknik reduksi data, penyajian data, dan verifikasi atau menarik kesimpulan.

Adapun temuan dalam penelitian ini adalah 1) Pelaksanaan Career and College Day sudah berlangsung selama 3 tahun. Kegiatan ini merupakan pengembangan dari kegiatan expo kampus dan merupakan bentuk kegiatan dari bimbingan karir di MAN Babat Lamongan. Pelaksana dan juga yang mengisi kegiatan ini adalah para alumni MAN Babat Lamongan yang telah menempuh pendidikan di perguruan tinggi baik swasta maupun negeri se-Jawa Bali. Kegiatan tersebut berisi pembukaan, sambutan, pengenalan PTN dan PTS, tanya jawab, pemberian motivasi, dan pameran kampus. 2) Minat studi lanjut ke perguruan tinggi siswa kelas XII MAN Babat Lamongan sebelum adanya kegiatan Career and College Day sangat minim. artinya masih beberapa siswa saja yang mampu melanjutkan studinya ke perguruan tinggi. Akan tetapi setelah adanya kegiatan tersebut, minat studi lanjut siswa ke perguruan tinggi semakin meningkat dari tahun 2013 hingga tahun 2015. 3) Dalam kegiatan Career and College Day untuk meningkatkan minat studi lanjut ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII MAN Babat Lamongan, peran guru pembimbing hanya sebagai fasilitator dan pengarah. Hal ini dikarenakan dalam proses pelaksanaan kegiatan tersebut dilaksanakan oleh para Alumni MAN Babat Lamongan yang sedang menempuh studi di perguruan tinggi, baik swasta maupun negeri se-Jawa Bali.


(6)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM . ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI . ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN . ... iv

MOTTO . ... v

PERSEMBAHAN . ... vi

ABSTRAK . ... vii

KATA PENGANTAR . ... viii

DAFTAR ISI . ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR BAGAN . ... xiii

BAB I : PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah . ... 1

B. Rumusan Masalah . ... 7

C. Tujuan Penelitian . ... 8

D.Manfaat penelitian . ... 8

E. Definisi Operasional . ... 9

F. Penelitian Terdahulu ... 12

G.Sistematika Pembahasan. ... 14

BAB II : KAJIAN TEORI A. Tinjauan Tentang Guru Pembimbing . ... 17

1. Pengertian Guru Pembimbing . ... 17

2. Syarat-Syarat Guru Pembimbing . ... 20

3. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Pembimbing ... 22

4. Fungsi Guru Pembimbing . ... 26

5. Bidang Pelayanan Guru Pembimbing . ... 28

6. Peranan Guru Pembimbing . ... 29

B. Tinjauan Tentang Career and College Day. ... 32


(7)

2. Pengertian Career and College Day . ... 34

3. Materi Karier . ... 36

4. Jenis-Jenis Karier . ... 38

5. Strategi Mengembangkan Karier ... 39

C. Tinjauan tentang minat ... 42

1. Pengertian Minat . ... 42

2. Macam-macam minat ... 44

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya minat ... 46

D. Tinjauan Tentang Studi Lanjut ke Perguruan Tinggi . ... 49

1. Pengertian Studi Lanjut ke Perguruan Tinggi . ... 49

2. Tujuan Perguruan Tinggi . ... 49

3. Macam-Macam Perguruan Tinggi ... 51

BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian . ... 53

B. Subjek dan Objek Penelitian . ... 55

C. Kehadiran Peneliti . ... 55

D. Lokasi Penelitian . ... 56

E. Sumber dan Jenis Data . ... 57

F. Tahap-Tahap Penelitian . ... 59

G. Teknik Pengumpulan Data . ... 61

H. Teknik Analisis Data . ... 63

I. Uji Keabsahan Data . ... 66

BAB IV : LAPORAN HASIL PENELITIAN A.Deskripsi Objek Penelitian . ... 69

B. Penyajian Data. ... 81

C. Analisis Data. ... 92

D. Pembahasan Hasil Penelitian... 97

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan . ... 99

B. Saran . ... 101 DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP PENULIS LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Tabel 4.1. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan MA Negeri Babat Lamongan Tahun Pelajaran 2015/2016 . ... 85 2. Tabel 4.2. Jumlah Peserta Didik MA Negeri Babat Lamongan Tahun

Pelajaran 2015/2016 . ... 86 3. Tabel 4.3. Sarana dan Prasarana di MA Negeri Babat Lamongan. ... 88 4. Tabel 4.4. Data Koordinator BK MA Negeri Babat Lamongan. ... 100


(9)

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

1. Bagan 4.1. Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling MAN Babat Lamongan . ... 80


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT di perintahkan untuk selalu berkembang dalam kehidupanya utuk menjadi lebih baik seperti apa yang ada dalam QS. Ar-Radu’: 11























































































Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.1

Berdasarkan firman Allah diatas setiap manusia harus mempunyai tujuan hidup yang lebih baik untuk merubah kehidupan seseorang tersebut, karena allah tidak akan merubah kaum-Nya kecuali kaum-Nya merubah kehidupanya sendiri.

Pendidikan merupakan usaha sadar untuk pengembangan kepribadian yang berlangsung seumur hidup baik di sekolah maupun madrasah. Pendidikan juga bermakna proses membantu individu baik


(11)

2

jasmani maupun rohani ke arah terbentuknya kepribadian utama (pribadi yang berkualitas).2 Inti tujuan pendidikan adalah terwujudnya kepribadian yang optimal dari setiap peserta didik. Tujuan ini pulah yang ingin dicapai oleh layanan bimbingan dan konseling. Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap kegiatan pendidikan hendaknya diarahkan untuk tercapainya pribadi-pribadi yang berkembang optimal sesuai potensi dan karakteristiknya masing-masing.

Guna mewujudkan pribadi yang berkembang optimal, kegiatan pendidikan hendaknya bersifat menyeluruh, meliputi kegiatan yang menjamin bahwa setiap peserta didik secara pribadi memperoleh layanan, sehingga akhirnya dapat berkembang secara optimal. Dalam kaitan ini, bimbingan dan konseling mempunyai peranan yang sangat penting dalam pendidikan yaitu membantu setiap pribadi peserta didik agar berkembang secara optimal. Bimbingan dan konseling merupakan suatu proses pemberian bantuan antara dua orang individu, dimana seorang guru pembimbing (konselor) berusaha membantu anak didik (konseli) agar anak didik (konseli) mampu mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan juga mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya.

Konselor sekolah adalah penyelenggara kegiatan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Istilah konselor secara resmi digunakan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan konselor adalah pendidik.3 dan dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22

2 Tohirin, BImbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), 6. 3 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003, Sistem pendidikan Nasional, 2003, 3.


(12)

3

Tahun 2005 menyatakan konselor adalah pelaksana pelayanan konseling di sekolah yang sebelumnya menggunakan istilah petugas BP, guru BP/BK dan guru pembimbing.

Pendidikan sebagai suatu sistem terdiri atas beberapa komponen yang masing-masing saling berkaitan dan berhubungan untuk mencapai keberhasilan pendidikan sesuai dengan apa yang telah diprogramkan. Dengan demikian setiap komponen memiliki sifat tergantung sesamanya. Keselarasan antar komponen ini akan menopang keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan, salah satu diantara komponen tersebut adalah alat pendidikan. Menurut Jalaluddin alat pendidikan adalah segala sesuatu yang bisa menunjang kelancaran pendidikan dan salah satu dari alat pendidikan tersebut adalah pendidik4

Guru pembimbing merupakan tenaga profesional yang memperoleh pendidikan khusus di perguruan tinggi dan mencurahkan seluruh waktunya pada pelayanan bimbingan (full time guidance counselor). Tenaga ini memberikan layanan-layanan kepada para siswa dan menjadi konsultan bagi staf sekolah dan otrangtua. Tenaga profesional ini dapat berjumlah lebih dari satu orang5

Setiap peserta didik ketika menempuh Sekolah Menengah Atas akan di hadapkan pada dua pilihan, pilihan mengenai pendidikan atau pekerjaan apa yang akan dipilihnya setelah lulus sekolah, peserta didik sering bingung untuk menentukan pada dua pilihan tersebut. Lain halnya

4

Jalaludin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), Cet. 2, 110.

5 W.S Winkel, dan Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, (Yogyakarta: Media Abadi,


(13)

4

jika peserta didik bersekolah di Sekolah Menengah Kejuruan, pasti sudah memiliki bekal orientasi maupun keterampilan khusus untuk memasuki dunia pekerjaan. Peserta didik Sekolah Menengah Atas tidak dipersiapkan untuk siap memasuki dunia pekerjaan atau karir yang akan ditempuhnya nanti, tetapi peserta didik Sekolah Menengah Atas dipersiapkan untuk memasuki studi lanjut kejenjang yang lebih tinggi.

Tetapi pada kenyataan masih banyak peserta didik pada tingkat Sekolah Menengah Atas yang minat untuk melanjutkan studinya rendah. Bahkan ada yang masih kurang yakin apakah ia mampu untuk mengikuti perkuliahan jika ia nantinya masuk ke perguruan tinggi. Padahal masuk kedalam perguruan tinggi dibilang baik atau penting karena menunjang karir kedepan peserta didik. Selain itu lulusan Sekolah Menengah Atas dengan lulusan perguruan tinggi lebih di prioritaskan dalam karirnya dimasa datang dari pada yang lulus Sekolah Menengah Atas. Akan tetapi, masih banyak siswa yang minat untuk melanjutkan studinya rendah.

Peserta didik juga perlu mengetahui tentang minat studi lanjut yang akan dipilihnya nanti apakah sesuai atau tidak dengan minat serta kemampuanya. Untuk merencanakan karir yang sesuai degan diri sendiri, peserta didik harus mengetahui tentang bidang yang diminatinya, kemampuan dan bakatnya, serta nilai yang menjadikan kepribadian mereka.

Peran orangtua sangat dibutuhkan dalam membantu perencanaan karir peserta didik namun tidak semua orangtua dapat mencurahkan


(14)

5

seluruh waktunya untuk menemani anaknya untuk mengetahui potensi minat dan bakat yang dimiliki peserta didik. Kenyataanya yang terjadi di lapangan ternyata tidak sedikit orang tua yang masih membatasi kemampuan peserta didik untuk melanjutkan studi lanjut ke perguruan tinggi sehingga membatasi bakat minat yang dimiliki peserta didik. Tindakan seperti ini yang dirasa kurang tepat jika dijalankan oleh orang tua untuk membatasi anaknya untuk mengolah bakat dan minatnya untuk melaksanakan studi lanjut ke perguruan tinggi.

Proses membuat keputusan karir dalam kehidupan peserta didik adalah sangat penting. Oleh karena itu usaha membantu peserta didik yang dberikan oleh guru Pembimbing untuk membuat keputusan tersebut juga sama pentingnya.

Pada kenyataanya, banyak peserta didik SMA menghadapi masalah tidak mampu untuk membuat perencanaan karir secara sistematik akibat tidak mempunyai informasi yang dibutuhkan.

Career Days adalah hari hari tertentu yang dipilh untuk melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan karir peserta didik.6

Career and Collage Day membantu peserta didik untuk meningkatkan motivasi untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dengan memberikan semua informasi tentang perkuliahan dan seputar pekerjaan yang dimiliki oleh para alumni dari MAN Babat, kegiatan ini mulai dari tahun 2013 berawal dari expo kampus yang di adakan di kabupaten lamongan yang di


(15)

6

adakan oleh Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) Kabupaten Lamongan dan yang dilakukan selama empat tahun dan yang datang di ekspo kampus yang diadakan oleh MGBK adalah banyak dari perguruan tinggi swasta dari acara itu guru bimbingan dan konseling menghubungi para alumni yang ada di perguruan tinggi untuk memberikan informasi tentang perguruan tinggi negeri dan swasta.

Dari permasalahan yang terjadi guru Bimbingan dan Konseling serta pimpinan sekolah akhirnya mengadakan kegiatan Career and College Day dengan mengandalkan para alumni yang ada di perguruan tinggi.

Kegiatan Cereer and College Day merupakan pemberian motivasi terhadap siswa kelas XII dan presentasi oleh setiap universitas yang mendapatkan undangan dari panitia Career and College Day, pemberian motivasi ini diberikan oleh para alumni MAN Babat yang mendapatkan gelar mahasiswa berprestasi dengan diberikan motivasi oleh alumni yang berprestasi diharapkan siswa mempunyai motivasi yang tinggi untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

Peneliti ingin mencoba melihat dan mengamati secara langsung peran guru Bimbingan dan Konseling melalui kegiatan Career and College Day untuk meningkatkan studi lanjut di perguruan tinggi pada siswa kelas XII di Madrasah Aliyah Negeri Babat Lamongan.

Sukardi mengemukakan bahwa umumnya peserta didik yang mempunyai cita-cita untuk melanjutkan pendidikan studi lanjut ke tingkat


(16)

7

tinggi dan ingin mempunyai yang ingin mereka angap baik dan layak, mempunyai informasi karir yang terbatas. Sumber informasi mereka hanyalah keluarga dan teman-teman. Oleh karena itu guru Bimbingan dan Konseling di sekolah berperanan menjadi sumber untuk peserta didik memperoleh informasi.7

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa peranan guru Bimbingan dan Konseling dalam perencanaan karir sangat dibutuhkan oleh peserta didik sebagai memperoleh informasi dan pengambilan keputusan karir masa depannya. Namun agar dapat mencapai tujuan tersebut di perlukan peran guru Pembimbing dalam kegiatan Career and College day.

Dari uraian latar belakang diatas penulis ingin mengamati jalanya

“Peran Guru Pembimbing Dalam Career and Collage Day Untuk Meningkatkan Minat Studi Lanjut ke Perguruan Tinggi Pada Siswa

Kelas XII Madrasah Aliyah Negeri Babat Lamongan”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pelaksanaan Career and College Day di MAN Babat Lamongan?

2. Bagaimana minat studi lanjut ke perguruan tinggi siswa Kelas XII MAN Babat Lamongan?


(17)

8

3. Bagaimana peran guru Pembimbing dalam Career and College Day

untuk meningkatkan minat studi lanjut ke perguruan tinggi pada siswa Kelas XII MAN Babat Lamongan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang peneliti kaji di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan Career and College Day di MAN Babat Lamongan

4. Untuk mendeskripsikan minat studi lanjut ke perguruan tinggi siswa Kelas XII MAN Babat Lamongan

5. Untuk mengetahui peran guru Pembimbing dalam Career and College Day untuk meningkatkan minat studi lanjut ke perguruan tinggi pada siswa Kelas XII MAN Babat Lamongan

D. Manfaat Hasil Penelitian

Adapun kegunaan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagi penulis, dengan penelitian ini akan menambah pengetahuan dan pengalaman khususnya sesuai dengan bidang masalah dalam penelitian serta sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Kependidikan Islam Konsentrasi Bimbingan dan Konseling UIN Sunan Ampel Surabaya.


(18)

9

2. Bagi Fakultas dan Jurusan, dengan penelitian ini dapat menambah pustaka serta menambah bahan kajian yang diperlukan oleh mahasiswa dan dosen yang sedang menelaah masalah yang ada kaitannya dengan tema penelitian ini.

3. Bagi Sekolah, dengan penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam meningkatkan studi lanjut di perguruan tinggi melalui kegiatan Career and College Day.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah hasil dari operasionalisasi, menurut Black dan Champion untuk membuat definisi operasional adalah dengan memberi makna pada suatu konstruk atau variable dengan “operasi” atau

kegiatan dipergunakan untuk mengukur konstruk atau variable. Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atau sifat-sifat hal didefinisikan yang dapat diamati atau diobservasikan atau diteliti.8

Hal ini sangat penting dilakukan selain sebagai petunjuk alat pengumpul data (instrumen) yang cocok untuk digunakan, juga membuka kemungkinan bagi peneliti lain untuk melakukan hal yang serupa. Definisi opersional juga diperlukan agar peneliti lain yang ingin melakukan penelitian serupa tidak salah dalam menafsirkan konsep variabel yang dilakukan oleh penulis.9

8 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), 29. 9 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 190.


(19)

10

Untuk mempermudah pembaca dalam memahami penulisan penelitian ini, dan untuk berbagi pemahaman interpretatif yang bermacam-macam, maka peneliti akan menjelaskan beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Peran Guru Pembimbing

Peran adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa.10

Sedangkan guru pembimbing adalah pelaksana utama yang mengkoordinir semua koordinator bimbingan dan konseling dalam kegiatan yang terkait.11

Jadi, pengertian peran guru pembimbing adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang utama dalam kegiatan bimbingan dan konseling.

2. Career and College Day

Career and College Day adalah hari-hari tertentu yang dipilih untuk melaksanakan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan perkembangan karier dan juga perguruan tinggi. Beberapa aktivitas yang dapat dilaksanakan pada kegiatan Career and College Day ini diantaranya diskusi, demonstrasi, pameran, pemberian informasi, dan lain-lain.12

10Tim penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Cet. 3, 751. 11

Mukhlisah, Administrasi dan Manajemen Bimbingan Konseling di Sekolah, (Jakarta: CV Dwi Putra Pustaka Jaya, 2012), 70.


(20)

11

3. Minat Studi Lanjut ke Perguruan Tinggi a. Minat

Minat adalah perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan yang menyebabkan seseorang berbuat aktif dalam suatu pekerjaan.13

Minat berperan penting dalam kehidupan peserta didik dan mempunyai dampak yang besar terhadap sikap dan perilaku. Minat dapat di ekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisisipasi dalam suatu aktivitas. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan melalui suatu proses.14

b. Studi Lanjut ke Perguruan Tinggi

Kata studi berarti pendidikan atau pelajaran.15 Sedangkan studi lanjut merupakan pendidikan lanjutan yang ditempuh oleh siswa yang telah menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah.

Adapun perguruan tinggi adalah pendidikan pada jalur pendidikan sekolah pada jenjang yang lebih tinggi daripada pendidikan menengah di jalur pendidikan sekolah.16

Jadi, studi lanjut ke perguruan tinggi adalah pendidikan lanjutan yang ditempuh oleh siswa setelah menyelesaikan

13 Mahfudh Shalahuddin, Pengantar Psikologi Pendidikan, (Surabaya: Bina Ilmu, 1990), 95. 14 Djali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), 121.

15 Pius A Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1994), 728. 16


(21)

12

pendidikan tingkat Menengah Atas menuju ke jenjang yang lebih tinggi.

Berdasarkan kedua pengertian tersebut, maka yang dimaksud minat studi lanjut ke perguruan tinggi adalah perasaan atau keinginan untuk menempuh pendidikan lanjutan ke jenjang yang lebih tinggi setelah sekolah menengah atas.

4. Madrasah Aliyah Negeri Babat Lamongan

Adalah sebuah lembaga pendidikan Madrasah Aliyah Negeri berbasiskan islami yang berada di bawah naungan Kementrian Agama RI yang berada di Jalan raya Bulaksari Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan.

Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa maksud dari judul skripsi ini adalah tindakan apa yang dilakukan oleh guru pembimbing atau konselor sekolah ketika kegiatan Career and College Day yang dilakukan oleh mahasiswa se-Jawa Bali dalam rangka untuk meningkatkan minat studi lanjut ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII di MAN Babat Lamongan.

F. Penelitian Terdahulu

Setelah peneliti melakukan kajian pustaka, peneliti menjumpai hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang mempunyai sedikit relevansi dengan penelian yang sedang peneliti lakukan, yaitu sebagai berikut:


(22)

13

1. Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya Fakultas Tarbiyah dan Keguruan jurusan Kependidikan Islam pada tahun 2014 bernama Hanif Nurfauziah dengan judul skripsi “Layanan Bimbingan Karir Dalam Menumbuhkan Minat Melanjutkan ke Perguruan Tinggi Siswa Kelas XII Madrasah Aliyah Nurul Huda Sedati

Sidoarjo”. Pada penelitian ini lebih fokus dalam menumbuhkan minat

siswa kelas XII untuk melanjutkan ke perguruan tinggi melalui layanan bimbingan karier. Adapun yang membedakan dengan judul skripsi yang penulis gunakan adalah bentuk pelayanannya, yaitu penulis melalui

career and college day. Selain itu penulis juga lebih fokus pada peran guru pembimbing dalam career and college day tersebut, karena yang mengadakan kegiatan tersebut adalah Mahasiswa alumni sekolah terkait.17

2. Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya Fakultas Tarbiyah dan Keguruan jurusan Kependidikan Islam pada tahun 2014 bernama Moh Tanom dengan judul skripsi “Strategi Konselor Dalam Mengembangkan Karier Siswa Di SMA Yayasan Pendidikan Islam Tarbiyatul Aulad Surabaya”. Pada skripsi ini peneliti melakukan penelitian terhadap strategi konselor dalam mengembangkan karier siswa serta pelaksanaan bimbingan karier. Sedangkan penulis

17

Hanif Nurfauziah, “Layanan Bimbingan Karir Dalam Menumbuhkan Minat Melanjutkan ke Perguruan Tinggi Siswa Kelas XII Madrasah Aliyah Nurul Huda Sedati Sidoarjo”, skripsi pada jurusan KI FTK, UIN Sunan Ampel Surabaya, 2015.


(23)

14

melakukan penelitian terhadap peran guru pembimbing atau konselor dalam career and college day.18

G. Sistematika Pembahasan

Agar lebih mudah memahami alur pemikiran dalam skripsi ini, maka penulis membagi skripsi ini menjadi lima bab yang saling berkaitan antara bab satu dengan bab yang lainnya. Dari masing-masing bab diuraikan lagi menjadi beberapa sub bab yang sesuai dengan judul babnya. Adapun sistematika pembahasan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Merupakan bab pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, penelitian terdahulu, dan sistematika pembahasan.

BAB II : KAJIAN TEORI

Merupakan bab yang bersifat teoritis yang berisi tentang teori-teori yang didapat di dalam buku yang mendukung adanya penelitian ini. Meliputi pembahasan sub bab yang terdiri dari tinjauan tentang guru pembimbing, career and college day, dan minat studi lanjut ke perguruan tinggi.

18Moh. Tanom, “Strategi Konselor dalam Mengembangkan Karier Siswa Di SMA Yayasan Pendidikan Islam


(24)

15

BAB III : METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang meliputi jenis dan pendekatan penelitian, subyek dan obyek penelitian, tahap-tahap penelitian, sumber dan jenis data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data serta pengecekan keabsahan data.

BAB IV : LAPORAN HASIL PENELITIAN

Menjelaskan tentang hasil penelitian yang diperoleh penulis di lapangan, meliputi gambaran umum obyek penelitian yang meliputi identitas sekolah, sejarah, visi dan misi, tujuan sekolah, pendidik dan tenaga kependidikan, peserta didik, sarana dan prasarana, serta pemaparan dan analisis data tentang pelaksanaan Career and College Day di MAN Babat Lamongan, minat studi lanjut ke perguruan tinggi siswa kelas XII MAN Babat Lamongan, serta perang guru pembimbing dalam career and college day untuk meningkatkan minat studi lanjut ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII MAN Babat Lamongan.

BAB V : PENUTUP

Merupakan bab terakhir yang berisi tentang kesimpulan dan saran-saran peneliti bagi penelitian yang diikuti dengan daftar pustaka serta lampiran-lampiran.


(25)

16

Tujuannya untuk mempermudah pembaca dalam mengambil inti sari dari pembahasan skripsi ini.


(26)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Tentang Guru Pembimbing

1. Pengertian Guru Pembimbing

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kata pembimbing, berasal dari kata bimbing, dengan tambahan Pe- yang berarti orang atau pelaku pembimbing.1 Jadi pembimbing merupakan orang yang melakukan proses bimbingan atau pembimbingan.

Sedangkan arti bimbingan itu sendiri adalah proses pemberian bantuan kepada peserta didik, dengan memperhatikan peserta didik itu sebagai individu dan makhluk sosial serta memperhatikan adanya perbedaan perbedaan individu, agar murid itu dapat membuat tahap maju seoptimal mungkin dalam proses perkembanganya dan agar dia dapat menolong dirinya menganalisa, memecahkan masalah-masalahnya semuanya itu demi memajukan kebahagiaan hidup, terutama ditekan kan pada kesejahteraan mental.2

Guru pembimbing atau konselor yaitu pelaksana utama yang mengkoordinasi semua kegiatan yang terkait dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah.3 Menurut UU RI no 20 pasal 1 ayat 6 menyatakan bahwa konselor adalah pendidik karena itu konselor

1 Poerwodarminto, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,2003), 337. 2

Abu Ahmadi, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta:PT. Rineka Cipta,1991), 6.

3 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta,


(27)

18

harus berkompetensi sebagai pendidik. Konselor adalah seorang professional kareananya layanan bimbingan atau konseling diatur dan didasarkan dalam kode etik. Koselor bekerja dalam berbagai setting. Keragaman pekerjaan konselor mengandung makna adanya pengetahuan sikap dan keterampilan bersama yang harus dikuasai oleh konselor dalam setting apapun.4

Guru bimbingan dan konseling adalah seorang guru yang bertugas yang memberikan bantuan psikologis dan kemanusiaan secara ilmiah dan professional sehingga seorang guru bimbingan dan konseling harus berusaha menciptakan komunikasi yang baik dengan peserta didik dalam menghadapi masalah dan tantangan hidup.5

Menurut W.S Winkel, seorang guru pembimbing (konselor) sekolah adalah orang yang memimpin suatu kelompok konseling sepenuhnya bertanggung jawab terhadap orang yang terjadi dalam kelompok itu. Dalam hal ini guru pembimbing (konselor) dalam institusi pendidikan tidak dapat lepas tangan dan menyerah bertabggungjawab atas keberhasilan dan kegagalan kelompok sepenuhnya kepada para konseling sendiri. Ini berarti guru pembimbing dari segi teoritis maupun segi praktis harus bertindak sebagai ketua kelompok diskusi dan sebagai pengatur wawancara konseling bersama. Oleh karena itu, guru pembimbing harus memenuhi sejumlah syarat yang menyangkut pendidikan akdemik,

4 Undang-undang no. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (Jakrat: Citra Umbara.2003), 12. 5 Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta,2008), 6.


(28)

19

kepribadian, keterampilan, berkomunikasi dengan orang lain, dengan penuh teknik-teknik konseling.6

Menurut Abu Ahmadi menyatakan konselor sekolah adalah seorang petugas profesionalis, artinya secara formal mereka telah disiapkan oleh lembaga atau instansi pendidikan yang berwenang. Mereka didik secara khusus untuk menguasai seperangkat kompetensi yang diperlukan bagi pekerjaan konselor.7

Konselor adalah seorang anggota staff sekolah dan bertanggungjawab penuh terhadap fungsi bimbingan dan mempunyai keahlian khusus dalam bidang bimbingan yang tidak dapat dikerjakan oleh guru biasa. Konselor bertanggunjawab langsung kepada kepala sekolah dan hanya mempunyai hubungan kerja sama dengan guru staff lainya.8 Konseling adalah proses pemberian bantuan dan konselor adalah orang yang memberikan bantuan. Jadi dapat diartikan bahwa dalam proses bimbingan dan konseling tidak bisa jalan dengan adanya seorang konselor.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa guru pembimbing atau konselor adalah seorang guru yang memberikan bantuan kapada individu atau kelompok untuk mencapai pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimal kepada sekolah, keluarga, dan masyarakat, atau dengan kalimat lain, bantuan yang diberikan kepada individu secara

6

W.S Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991), 495.

7 Abu Ahmadi, Op, Cit., 55.


(29)

20

terus menerus dari pembimbing agar tercapai kemandirian dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi peserta didik.

Bantuan semacam itu sangat tepat diberikan sekolah, supaya setiap pserta didik lebih berkembang kea rah yang semaksimal mungkin. Dengan demikian bimbibngan menjadi layanan khusus dalam keseluruhan kegiatan pendidikan sekolah yang ditanggani oleh tenaga-tenaga ahli dalam bidang tersebut.

2. Syarat-Syarat Guru Pembimbing

Guru Bimbinngan dan Konseling sudah seharusnya memiliki pengetahuan mengenai cara mengentaskan masalah siswa, untuk itu guru bimbingan dan konseling hendaknya memnuhi syarat-syarat yang harus dimiliki, hal ini dilakukan sebagai bekal guru pembimbing untuk menjalankan tugasnya dan tentunya membantu dari pada proses dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling.

Adapun syarat-syarat yang harus dimiliki oleh guru pembimbing adalah:9

a. Seorang pembimbing harus mempunyai pengetahuan yang cukup luas, baik dari segi teori maupun praktek

b. Adanya kemantapan atau kestabilan didalam psikisnya, terutama dalam segi emosi

c. Seorang guru pembimbing harus sehat jasmani, maupun psikisnya


(30)

21

d. Seorang guru pembimbing harus mempunyai kecintaan terhadap pekerjaanya dan juga terhadap anak atau individu yang dihadapinya

e. Seorang guru pembimbing harus mempunyai inisiatif yang baik sehingga dapat diharapkan usaha bimbingan dan konseling berkembang ke arah keadaan yang lebih sempurna demi kemjuan sekolah.

f. Pembimbing harus ramah tamah, sopan santun di dalam segala perbuatannya, sehingga pembimbing dapat bekerja sama dan memberikan bantuan secukupnya untuk kepantingan anak anak. g. Pembimbing diharapkan mempunyai sifat-sifat yang dapat

menjalankan prinsip-prinsip serta kode etik bimbingan dan konseling dengan sebaik-baiknya.

Kualitas guru pembimbing yang baik kiranya sudah jelas dengan sendirinya: menawan hati, memiliki kemampuan bersikap tenang bersama orang lain, memiliki kapasitas untuk berempati ditambah karakteristik karakteristik lain yang memiliki makna yang sama, kualitas tersebut dapat pula dicapai dan diusahakan sampai batas batas tertentu. Pengembangan kualitas akan terjadi sebagai konsekuensi dari pencerahan yang telah didapatkan oleh guru pembimbing, minat dan ketertarikan terhadap orang lain.10


(31)

22

Bimbingan yang efektif dam efisien dapat dilaksanakan apabila didukung oleh tenaga pembimbing yang memiliki kualitas kepribadian yang memadai, pengetahuan dan keahlian professional tentang bimbingan, serta psikolgi pendidikan yang memadai pula dan berdedikasi tinggi terhadap tugas dan profesinya. Hal tersebut dikategorikan sebagai berikut:

a. Bertaqwa kepada Allah

b. Menunjukan keteladanan dalam hal yang baik c. Dapat dipercaya, jujur dan konsisten

d. Memiliki rasa kasih saying dan kepedulian

e. Rela dan tanpa pamrih dalam memberikan layanan bimbingan kepada peserta didik

f. Senantiasa melengkapi diri dengan pengetahuan dan informasi yang berkaitan dengan keperluan bimbingan.11

g. Harus benar benar memperhatikan dan menghormati agama klien h. Mampuh mentransfer kaidah kaidah agama secara garis besar

yang relevan dengan masalah klien.12

3. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Pembimbing

Guru pembimbing memiliki tugas, tanggung jawab, wewenang dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap pesrta didik. Tugas guru bimbingan dan konseling atau konselor terkait pengembangan diri peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan,

11

Achmad Juntika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2006), 30.


(32)

23

potensi, bakat, minat dan kepribadian peserta didik di sekolah atau madrasah, secara umum tugas guru pembimbing adalah bertanggung jawab untuk membimbing peserta didik secara individual sehingga memelikim kepribadian yang matang dan mengenal potensi dirinya secara menyeluruh.

Sedangkan secara khusus, menurut Sukardi tugas dan tanggung jawab seorang pembimbing atau konselor adalah:

a. Melaksanakan program bimbingan secara keseluruhan

b. Mengidentifikasi berbagai kebutuhan dan masalah siswa yang berkaitan dengan pelaksanaan program bimbingan karier di sekolah

c. Melaksanakan atau modul bimbingan karier

d. Memperhatikan dan mencatat proses perkembangan menuju self concept pada setiap kegiatan dalam pelaksanaan bimbingan karier di kelas dengan sistem paket

e. Mencatat segala hal yag menyimpang dan dapat direkam oleh guru pembimbig dalam kegiatan bimbingan berlangsung, dan kemudian mengkonsultasikan dengan konselor sekolah, orang tua, dan pihak lain yang diperlukan dalam membantu keselarasan perkembangan siswa.13

Dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya, seorang guru pembimbing bagi pencapaian tujuan pendidikan secara


(33)

24

menyeluruh, khususnya bagi terpenuhinya kebutuhan dan tercapainya tujuan tujuan perkembangan peserta didik, agar mereka berkembang dan belajar secara optimal. Oleh karena itu, konselor tidak hanya berhubungan dengan peserta didik atau siswa saja, melinkan juga pihak lain, seperti orang tua, guru dan personal sekolah lainya. Kepada mereka itulah konselor menjadi pembimbing dan tanggungjawab dalam arti yang penuh keprofesionalan .14

Sesuai dengan keputusan Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor: 0433/P/19 0433/P/1993 dan Nomor 25 tahun 1991 diharapkan pada setiap sekolah ada petugas yang melaksanakan layanan bimbingan yaitu guru pembimbing atau konselor sebagai suatu profesi yang bebeda dengan bentuk tugas sebagai guru mata pelajaran, maka beban tugas atau penghargaan jam kerja guru BK ditetapkan 36 jam/minggu, beban tugas tersebut meliputi:

a. Memasyarakatkan bimbingan dan konseling (terutama kepada siswa)

b. Merencanakan program bimbingan dan koseling

c. Melakukan persiapan kegiatan bimbingan dan konseling

d. Melaksanakan layanan bimbingan dan konseling terhadap sejumlah siswa yang menjadi tanggung jawabnya


(34)

25

e. melaksanakan kegiatan penunjang bimbingan

f. menilai proses dan hasil kegiatan layanan bimbingan g. menganalisis hasil penelitian

h. melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis penilaian i. mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling.

j. Mempertanggung jawabkan tugas dan kegiatan kepada koordinator guru pembimbing.15

k. Menampilkan pribadi sebagai figur moral yang berakhlak mulia (seperti taat beribadah, jujur, bertanggung jawab, sabar, disiplin respon terhadap pimpinan dan siswa)

l. Berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan sekolah yang menunjang peningkatan mutu pendidikan di sekolah.16

Sedangkan menurut Prayitno, tugas seorang konselor adalah:17 a. Mengajar dalam psikologis dan bimbingan konseling

b. Mengorganisasikan program bimbingan dan konseling c. Memasyarakatkan program bimbingan dan konseling d. Mengungkap masalah klien

e. Menyelengarakan orientasi siswa

f. Menyelengarakan kegiatan dan ekstrakulikuler g. Melakukan kunjungan rumah (Home Visit)

h. Menyelengarakan konseling keluarga i. Merangsang perubahan pribadi klien

15

Achmad Juantika Nurihsan, Op, Cit., 47-48.

16 Zainal Aqib, Ikhtisar Bimbingan & Konseling di sekolah, (Bandung: RAMA WIDYA, 2012), 116. 17 Prayitno, Op, Cit., 360-373.


(35)

26

j. Menyelengarakan konsultasi khusus

k. Menyelengarakan dan memahami hasil penelitaian dalam bidang BK.

Program kegiatan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan oleh guru pembimbing dilaksanakan disekolah setiap hari, setiap minggu, sepanjang semester dan sepanjang tahun pelajaran. Seluruh kegiatan bimbingan dan konseling itu harus direncanakan, dilaksanakan, dinilai atau dievaluasi, dianalisis dan ditindak lanjuti, serta dilaporkan untuk usulan kenaikan pangkat guru pembimbing ke jenjang setingkat lebih tinggi, perlu di dokumentasikan sebagai bukti fisik pelaksanaan tugas pokoknya sebagai guru pembimbing.18

Berdasarkan uraian tersebut, tampak bahwa betapa tidak ringannya tugas seorang pembimbing yang ada dalam suatu sekolah. Selain memiliki tugas, seorang guru pembimbing juga memiliki tanggung jawab kepada para siswa. Tanggung jawab guru pembimbing adalah mengadakan penelitian terhadap lingkungan sekolah, membimbing anak-anak serta memberikan saran-saran yang berharga.

4. Fungsi Guru Pembimbing

Fungsi seorang pembimbing di sekolah adalah membantu kepala sekolah beserta stafnya dalam menyelenggarakan kesejahteraan sekolah. Adapun fungsi guru pembimbing terhadap penyelengaraan bimbingan terhadap anak-anak yaitu:19

18 Dewa Ketut Sukardi, Op, Cit., 138.


(36)

27

a. Fungsi preventif, yaitu berfungsi untuk menjaga jangan sampai anak-anak mengalami kesulitan dan menghindarkan hal-hal yng tidak diinginkan. Hal ini dapat ditempuh dengan cara:

1) Mengadakan papan bimbingan untuk berita-berita atau pedoman-pedoman yang perlu mendapatkan perhatian dari anak-anak.

2) Mengadakan kotak masalah atau kotak tanya untuk menampung segala persoalan atau pertanyaan yang diajukan secara tertulis.

3) Menyelenggarakan kartu pribadi sehingga pembimbing dapat mengetahui data dari anak bersangkutan apabila memerlukannya.

4) Memberikan penjelasan atau ceramah yang dianggap penting. 5) Mengadakan kelompok belajar sebagai salah satu cara atau

teknik belajar yang cukup baik.

6) Mengadakan diskusi dengan anak-anak secara kelompok atau perseorangan mengenai cita-cita, kelanjutan studi, atau pemilihan pekerjaan.

b. Fungsi preservatif, yaitu berfungsi untuk menjaga keadaan yang telah baik agar tetap baik, jangan sampai keadaan yang baik menjadi keadaan yang tidak baik.

c. Fungsi korektif atau kuratif, yaitu berfungsi mengadakan konseling kepada anak-anak yang mengalami kesulitan, yang


(37)

28

tidak dapat dipecahkan sendiri dan yang membutuhkan pertolongan dari pihak lain.

5. Bidang Pelayanan Guru Pembimbing

Ada empat bidang bimbingan yang diberikan oleh guru pembimbing kepada siswa (binimbing) mencakup seluruh upaya bantuan, yaitu:20

a. Bidang bimbingan pribadi

Dalam bidang pribadi, membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani.

b. Bidang bimbingan sosial

Dalam bidang sosial, membantu siswa mengenal dan berhubungan dengan lingkugan sosial yang dilandasi budi pekerti yang luhur, tanggung jawab kemasyarakatan dan kenegaraan. c. Bidang bimbingan belajar

Dalam bidang belajar, membantu siswa mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkannya melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi.


(38)

29

d. Bidang bimbingan karier

Dalam bidang karier, membantu siswa merencanakan dan mengembangkan masa depan karier. Bidang karier ini berisi tentang pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan, pemantapan orientasi dan informasi karier pada umumnya, orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan, serta orientasi dan informasi terhadap pendidikan yang lebih tinggi sesuai dengan karier yang ingin dikembangkan.

6. Peranan Guru Pembimbing

Peran guru pembimbing sama halnya dengan guru pada umumnya, artinya dalam mengelola pembelajaran, mengarahkan pembelajaran, sebagai evaluator dan juga pelaksana kurikulum.

Menurut Ahmad Juntika peran guru bimbingan dan konseling adalah seorang dengan rangkaian untuk membantu mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.21

Sedangkan menurut Djumhur, peran guru bimbingan dan konseling adalah seorang yang memiliki pengetahuan dan pengertian yang lebih lengkap mengenai peserta didik dan berkewajiban menghadapi kasus-kasus yang lebih berat.22

21 Achmad Juantika Nurihsan, Op, Cit., 8.


(39)

30

Sedangkan menurut Winkel, peran konselor di sekolah yaitu konselor sekolah dituntut menpunyai peran sebagai orang kepercayaan konseli aatu siswa, sebagai teman atau bagi konseli atau siswa, bahkan konselor sekolah pun dituntut agar mampuh berperan sebagai orangtua bagi klien atau peserta didik.

Guru pembimbing harus bertindak dan berperan sebagai sahabat kepercayaan peserta didik, tempat mencurahkan kepentingan apa apa yang dipikirkan dan dirasakan peserta didik. Konselor adalah kawan pengiring, petunjuk jalan, pemberi informasi, pembangun kekuatan, dan Pembina perilaku perilaku positif yang di kehendaki sehingga siapapun yang berhubungan dengan bimbingan dan konseling akan memperoleh suasana sejuk dan member harapan.23

Baruth dan Roninson menyatakan bahwa konselor mempunyai 5 peran genetik sebagai berikut:24

a. Sebagai konselor, untuk mencapai sasaran intrapersonal dan interpersonal, mengatasi defisit pribadi dan kesulitan perkembangan, mmembuat keputusan dan memikirkan rencana tindakan untuk perubahan dan pertumbuhan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan.

b. Sebagai konsultan

Agar mampu bekerjasama dengan orang orang lain yang mempengaruhi kesehatan mental konseli, misalnya supervisor,

23 Wardati, Implementasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011), 96. 24 Jeanette Murad Lesmana, Dasar-dasar Konseling. (Jakarta: UI Press, 2008), 92.


(40)

31

orangtua dan orang yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan darri kelompok klien.

c. Sebagai agen pengubah

Mempunyai dampak atau pengaruh atas lingkungan untuk meningkatkan berfungsinya klien (asumsi, keseluruhan lingkungan dimana klien harus berfungsi mempunyai dampak pada kesehatan mental)

d. Sebagai agen prevensi primer

Mencegah kesulitan dalam perkembangan dan koping sebelum terjadi.

e. Sebagai pembimbing, konselor dituntut untuk mengadakan pendekatan bukan saja melalui pendekatan intruksional akan tetapi diikuti dengan pendekatan yang bersifat pribadi (personal approach) dalam merespon setiap masalah dan tingkah laku yang terjadi pada pserta didik.

Adapun perkembangan ilmu dan teknologi disertai dengan perkembangan sosial budaya yang berlangsung dewasa ini, menyebabkan peran bimbingan dan konseling menjadi meningkat dari sebagai perancang pengajaran, pengelola pembelajaran, pembimbing, dan pelaksana kurikulum.25

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa peran guru pembimbig (Konselor) adalah untuk membatu menyelesaikan

25 Depdiknas. 2009. Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru Dan Pengawas: Jakarta: Direktorat Jenderal


(41)

32

permaslahan peserta didik melalui kegiatan yang ada di Bimbingan dan Konseling serta sebagai pendidik psikologis dengan perangkat pengetahuan dan keterampilan psikologis yang dimilikinya untuk membantu individu (siswa) mencapai tingkat perkembangan yang lebih tinggi. Dalam menjalankan tugasnya konselor harus mampu melaksanakan peran yang berbeda-beda dari situasi lainya. Pada situasi tertentu kadang kadang seorang konselor harus berperan sebagai seorang teman dan pada situasi berikutnya berperan sebagai pendengar yang baik atau sebagai pembangkit semangat.

B. Tinjauan Tentang Career and College Day

1. Pengertian Karier

Untuk mendapatkan gambaran yang cukup memadai tentang pengertian dari Career and College Day, maka dalam bagian ini terlebih dahulu akan dijelasakan pengertian karier.

Menurut Donald E Super, karir adalah sebagai suatu rangkaian pekerjaan-pekerjaan, jabatan-jabatan dan kedudukan yang mengarah kepada kehidupan dalam dunia kerja.26

Menurut Bimo Walgito, karir adalah suatu pekerjaan atau profesi. Seseorang akan bekerja dengan senang hati, dengan penuh kegembiraan apabila apa yang dikerjakan itu memang sesuai dengan keadaan dirinya, sesuai dengan kemampuannya, dan sesuai dengan


(42)

33

minatnya.27

Sedangkan menurut National Vocational Guidance Asssosiation dan American Vocational Association, karir adalah segala usaha yang direncanakan untuk menghasilkan beberapa perubahan, walaupun hanya terbatas dalam daerah peradaban tertentu. Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa karir adalah rangkaian sikap dan perilaku yang berkaitan dengan pengalaman dan aktifitas kerja.

Berbicara tentang karir maka secara tidak langsung berbicara tentang bimbingan karir karena karir dan bimbingan karir merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Bimbingan karir dapat didefinisikan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu–individu dalam memcapai penanaman dan pengarahan diri pada pekerjaan, jabatan dan kedudukan yang dimiliki oleh individu sesuai dengan kemampuan dan lingkungannya.28

Bimbingan karier yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan, pengembangan, dan penyelesaian masalah-masalah karier, seperti pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan dan pengembangan karier, penyesuaian pekerjaan, dan penyelesaian masalah-masalah karier yang dihadapi.29

27 Bambang Ismaya, Bimbingan dan Konselig Studi, Karier, dan Keluarga, (Bandung: PT Refika

Aditama, 2015), cet. 1, 84.

28 Abu Ahmadi, Op, Cit., 172.


(43)

34

Menurut Winkel, bimbingan karir adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, memilih lapangan pekerjaan dan jabatan tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu dan dalam penyesuaian diri dengan tuntutan-tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah dimasuki.30 Jadi, bimbingan karir adalah usaha bimbingan dalam membantu siswa untuk mengatasi merencanakan dan mengembangkan masalah karier serta memahami kesulitan-kesulitan dalam bidang karir.

Sedangkan tujuan bimbingan karir adalah membantu individu memperoleh kompetensi yang diperlukan agar dapat menemukan perjalanan hidupnya dan mengembangkan karir kearah yang dipilihnya secara optimal dan memberikan gambaran yang utuh tentang persyaratan suatu jabatan tertentu sehingga siswa dapat memahami diri, mampu menentukan arah pilihan karir dan pada akhirnya membantu siswa dalam merencanakan masa depannya.31

2. Pegertian Career and College Day

Sebagaimana pengertian diatas bahwa karir (career) adalah suatu rangkaia pekerjaan-pekerjaan, jabatan-jabatan, dan kedudukan yag mengarah pada kehidupan dalam dunia. Sedangkan kata college

dalam bahasa Inggris berarti perguruan tinggi atau universitas.32

30 Ws.Winkel, Op, Cit., 124. 31

Ulifa Rahma,Op, Cit., 16.

32 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1976),


(44)

35

Adapun yang dimaksud career and college day adalah hari-hari tertentu yang dipilih utuk melaksanakan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan karier dan berbagai perguruan tinggi. Kegiatan ini diisi dengan ceramah-ceramah dari orang yang berkompeten, misalnya pemimpin perusahaan, para usahawan, orang yang berpengalaman, dan sebagainya.33

Seiring perkembangan zaman, informasi dan teknologi, kegiatan

career day mengalami perkembangan. Dalam kegiatan career and college day tidak sebatas pemberian informasi tentang karier namun juga informasi tentang perguruan tinggi. Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara memperkenalkan berbagai hal tentang karier dan berbagai perguruan tinggi se-Jawa Bali oleh Mahasiswa alumni sekolah dimana kegiatan tersebut dilaksanakan.

Melalui kegiatan ini diharapkan agar para siswa memperoleh informasi dan pemahaman yang lebih banyak terhadap berbagai permaasalahan karier, dan sekaligus para siswa memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang perguruan tinggi sehingga mereka dapat menentukan pilihan studi lanjut sesuai dengan diri sendiri.


(45)

36

3. Materi Karier

Materi karir merupakan paket bimbingan yang diusahakan untuk membantu individu dalam memecahkan masalah pekerjaan sesuai dengan kemampuan dirinya.34

Adapun materi atau paket karir terdiri dari lima topik yaitu:35 a. Pemahaman diri

Materi ini dimaksudkan agar siswa dapat mengetahui dan memahami siapa dia sebenarnya. Para siswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami tentang potensi, kemampuan, minat, bakat, cita-cita, dan sebagainya. Oleh karena itu, materi atau paket ini terdiri dari pengantar pemahaman diri, bakat, potensi, dan kemampuan, cita-cita/gaya hidup, serta sikap. Dalam pelaksanaannya siswa dituntut untuk dapat mencapai hal tersebut, sehingga siswa dapat memahami dan mengetahui keadaan dirinya.

b. Nilai-nilai

Hal ini dimaksudkan agar siswa mengetahui dan memahami nilainilai yang ada dalam dirinya dan juga nilai-nilai yang ada di masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, materi ini terdiri dari nilai kehidupan, saling mengenal dengan nilai orang lain, pertentangan nilai–nilai dalam diri sendiri, pertentangan nilai-nilai diri sendiri dan orang lain, dan bertindak atas nilai-nilai sendiri.

34 Abu Ahmadi, Op, Cit., 177-178. 35 Bambang Ismaya, Op, Cit., 89.


(46)

37

c. Pemahaman tentang lingkungan

Hal ini dimaksudkan agar siswa mengetahui dan memahami keadaan lingkungan. Dengan mengetahui dan memahami lingkungan siswa akan lebih cepat mengambil langkah. Materi ini terdiri dari informasi pendidikan, informasi pekerjaan, informasi jabatan, potensi daerah dan pengembangannya, dan wiraswasta. d. Hambatan dan cara mengatasinya

Ini dimaksudkan agar siswa mengetahui dan memahami hambatan-hambatan yang ada dalam pencapaian tujuan, yaitu karir yang sesuai, dan setelah mengetahui hambatannya mencoba cara pemecahan atas hambatan yang ada. Materi ini terdiri dari faktor pribadi, faktor lingkungan, faktor manusia dan hambatan, serta cara-cara mengatasi hambatan-hambatan tersebut.

e. Merencanakan masa depan

Setelah siswa memahami apa yang ada dalam dirinya, bagaimana keadaan dirinya, memahami nilai-nilai baik yang ada dalam dirinya sendiri maupun yang ada dalam masyarakat, memahami lingkungan baik mengenai informasi pekerjaan maupun pendidikan, dan juga siswa telah memahami hambatan-hambatan yang ada baik yang ada dalam diri sendiri maupun yang ada diluar, maka materi atau paket ini diharapkan siswa telah mampu merencanakan masa depannya atas bahan-bahan yang telah dipahami sebelumnya. Materi ini berkaitan dengan menyusun


(47)

38

informasi diri, mengola informasi diri mempertimbangkan alternatif, mengambil keputusan, dan merencanakan masa depan.

4. Jenis-Jenis Karier

Untuk dapat menentukan bakat seseorang dalam bidang karir tertentu, maka perlu diperhatikan kepribadian dari individu tersebut karena kepribadian seesorang berpengaruh terhadap penyesuaian diri individu dalam karir yang akan dipilihnya. Berdasarkan hal tersebut individu yang mempunyai kepribadian tertentu maka akan mencari pula lingkungan kerja atau jenis karir yang sesuai dengan kepribadiannya, sehingga kepuasan kerja akan tercapai karena adanya kesesuaian antara kepribadian dengan jenis karir yang dipilihnya.

Menurut beberapa sumber seperti Muhammad T. Manhiru, Dewa K. Sukardi dan WS. Winkel sesuai dengan tipe-tipe kepribadian yang ada maka jenis-jenis karir yang berhubungan dengan hal tersebut adalah:36

a. individu yang berkepribadian realistis yaitu tipe kepribadian yang memiliki kecenderungan untuk memilih lapangan kerja yang berorientasi kepada penerapan, jenis karir yang sesuai seperti operator mesin, sopir, petani, pedagang, penyanyi, tukang kayu, ahli listrik dan ahli fotografi, perancang gambar, peralatan teknis, pengawas bangunan dan ahli survey.


(48)

39

b. Individu yang berkepribadian intelektual yaitu tipe kepribadian yang memiliki kecenderungan untuk memilih jenis pekerjaan seperti fisikawan, matematikawan, ahli kimia, editor , penerbitan, pekerja riset ilmiah, penulis artikel ilmiah, ahli antropologi dan ahli biologi.

c. Individu yang berkepribadian sosial yaitu tipe kepribadian yang memiliki orientasi dalam pemilihan karir pada tingkat hubungan sosial yang dimiliki, jenis karirnya seperti: guru, pekerja sosial, konselor, psikolog, terapis, perawat, pemuka agama, pemilik sekolah dan lembaga kesejahteraan.

d. Individu yang berkepribadian konvensional, tipe kepribadian ini memiliki kecenderungan verbal, ia menyenangi bahasa yang tersusun baik, numerical (angka) yang teratur, menghindari segala situasi yang kabur, senang mengabdi, mengidentifikasi diri dengan kekuasaan, memiliki nilai yang tinggi terhadap status dan kenyataan materi, mencapai tujuan dengan mengadaptasikan dirinya terhadap ketergantungan pada atasan, jenis karirnya seperti ahli statistik, analisis keuangan, ahli perpajakan, resepsionis, pegawai perpustakaan, pegawai bank, kasir, pemegang buku, pengkaji anggaran biaya dan penaksir biaya. e. Individu yang berkepribadian usaha, tipe kepribadian ini memiliki

ciri khas di dalam menggunakan ketrampilan berbicara dalam situasi dimana ada kesempatan untuk menguasai orang lain atau


(49)

40

mempengaruhi orang lain, jenis karirnya seperti pedagang, manager, promotor pertandingan olahraga, pengusaha, konsultan, hubungan industri.

f. Individu yang berkepribadian artistik yaitu tipe kepribadian yang memiliki kecenderungan berhubungan dengan orang lain secara tidak langsung, bersifat tidak sosial, sukar menyesuaikan diri dan berorientasi pada kesenian, jenis karirnya seperti pelukis, pengarang, aktris/aktor, pemahat, ahli musik, ahli kartun dan penyair.

Dari berbagai macam pekerjaan dalam masyarakat seperti yang telah disebutkan di atas, maka perlu adanya penyesuaian kepribadian dengan jenis karier yang dipilih. Dengan adanya kesesuaian tersebut maka kepuasan dalam berkerja pun akan tercapai. Jenis-jenis karir tersebut akan memunculkan pilihan-pilihan karir dalam masyarakat khususnya bagi siswa atau peserta didik.

5. Strategi Mengembangkan Karier

Beberapa strategi atau metode yang digunakan dalam membantu mengembangkan karir siswa dengan tujuan agar siswa memiliki pemahaman tentang diri, lingkungan, serta berbagai pendekatan agar siswa merasa nyaman dalam mengikuti bimbingan karir khusunya dalam rangka membantu perkembangan karir siswa.

Herr dan Stanley mengemukakan pendekatan secara kelompok merupakan teknik yang cukup efektif dan penting dalam pemberian


(50)

41

bimbingan karir di sekolah karena dapat memberikan bantuan layanan kepada siswa di sekolah. Beberapa strategi yang dapat digunakan dalam mengembangkan karir siswa dalam pelaksanaan bimbingan karir di sekolah secara kelompok sebagai berikut:

a. Paket belajar adalah salah satu teknik dalam membantu siswa dalam memahami berbagai masalah yang berkaitan dengan diri dan masa depan

b. Career Days adalah hari-hari tertentu yang dipilih untuk melaksanakan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan perkembangan karir. Beberapa aktivitas yang dapat dilaksanakan pada career days diantaranya diskusi, demonstrasi, pemutaran film, pameran dan memperkenalkan perguruan tinggi dan memberikan wawasan tentang berbagai pekerjaan.

c. Pengajaran unit adalah salah satu teknik dalam membantu siswa memperoleh pemahaman tentang dunia kerja

d. Home room adalah suatu kegiatan dimana petugas bimbingan dan para siswa dapat mengadakan hubungan yang lebih akrab dan hangat

e. Karyawisata adalah salah satu teknik dengan membawa siswa mengunjungi objek yang ingin dipelajari. Siswa dapat mengenal langsung dari dekat tentang situasi pekerjaan tertentu

f. Ceramah dari narasumber yaitu mendatangkan orang –orang sumber ke sekolah untuk memberikan informasi tentang dunia


(51)

42

kerja

g. Latihan kerja adalah salah satu teknik dalam bentuk kegiatan latihan yang diberikan kepada siswa dalam situasi kerja yang sesungguhnya, yang bertujuan memberikan pengalaman praktis yang langsung kepada sisa dalam situasi tertentu

h. Kegiatan kurikuler adalah salah satu teknik yang dikaitkan dengan bidang tertentu.37

Dalam hal ini peneliti lebih fokus pada pengembangan karir melalui kegiatan Career Day. Kegiatan career day yang ada di Man Babat dikembangkan menjadi kegiatan Career and College Day. Artinya tidak hanya sekedar pemberian informasi tentang karir namun juga tentang perguruan tinggi.

C. Tinjauan Tentang Minat

1. Pengertian Minat

Minat merupakan adanya suatu ketertarikan terhadap sesuatu. Minat berperan sangat penting dalam kehidupan peserta didik dan mempunyai dampak yang besar terhadap sikap dan perilaku. Crow and Row mengatakan bahwa minat berhubungan dengan gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan dan pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.38

37 Ulifa Rahma, Op, Cit., 85-86.


(52)

43

Menurut Dewa Ketut Sukardi, minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi, perpaduan dan campuran dari perasaan, harapan, prasangka, cemas, takut dan kecenderungan- kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.39

Sedangkan menurut Slameto, minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu dari luar diri.40

Secara sederhana minat adalah suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang. Dalam batasan tersebut terkandung suatu pengertian bahwa di dalam minat ada pemusatan perhatian subjek, ada usaha (untuk mendekati/ mengetahui/ memiliki/ menguasai/ berhubungan) dari subjek yang dilakukan dengan perasaan senang, ada daya penarik dari onyek.41

Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti menunjukkan pada siswa bahwa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya,

39

Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan Karir di Sekolah-Sekolah, (Denpasar: Ghalia Indonesia, 1984), 46.

40 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1995), 180. 41 Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar, 263.


(53)

44

melayanai tujuan-tujuannya, serta memuaskan kebutuhan-kebutuhannya.

Jadi, minat tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh kemudian. Minat tersebut dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, serta dapat dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu kegiatan.

2. Macam-Macam Minat

Macam-macam minat dapat dilihat berdasarkan timbulnya minat, cara mendapatkan atau mengungkapkan minat, dan berdasarkan arah minat. Untuk macam-macam minat berdasarkan timbulnya dibedakan menjadi dua, yaitu:42

a. Minat primitif, yaitu minat yang timbul karena kebutuhan biologis. Misalnya kebutuhan akan makan, perasaan enak atau nyaman, kebebasan beraktivitas dan seks.

b. Minat kultural atau minat sosial, yaitu minat yang timbul karena belajar, minat ini tidak secara langsung berhubungan dengan diri kita. Misalnya keinginan kekayaan, pakaian mewah, dan sebagainya.

Berdasarkan cara mengungkapkan minat dibedakan menjadi empat, yaitu:43

42

Slameto, 265.

43


(54)

45

a. Minat yang diekspresikan (Expressed Interest)

Adalah minat yang diungkapkan dengan cara meminta kepada subyek untuk menyatakan atau menuliskan kegiatan-kegiatan baik yang berupa tugas maupun bukan tugas yang disenangi dan paling tidak disenangi. Dari jawabannya dapatlah diketahui minatnya. b. Minat yang diwujudkan (Mainfest Interest)

Adalah minat yang diungkapkan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas-aktivitas yang dilakukan subyek atau dengan mengetahui hobinya.

c. Minat yang diinventariskan (Tested Interest)

Adalah minat yang diungkapkan dengan cara menyimpulkan dari hasil jawaban tes obyektif yang diberikan, nilai-nilai yang tinggi pada suatu obyek atau masalah biasanya menunjukkan minat yang tinggi pula terhadap hal tersebut.

d. Inventoried Interest

Adalah minat yag diungkapkan dengan menggunakan alat-alat yang sudah distandarisasikan, dimana biasanya berisi pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada subyek apakah ia senang atau tidak senang terhadap sejumlah aktivitas atau sesuatu obyek yang ditanyakan.

Sedangkan berdasarkan arahnya, minat dibedakan menjadi dua, yaitu:44

44


(55)

46

a. Minat intrinsik

Adalah minat yang langsung berhubungan dengan aktivitas itu sendiri, ini merupakan minat yang lebih mendasar atau minat asli. b. Minat ekstrinsik

Adalah minat yang berhubungan dengan tujuan akhir dari kegiatan tersebut. Apabila tujuannya sudah tercapai ada kemungkinan minat tersebut hilang.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Minat

Menrut Shaleh, minat seseorang pada dasarnya mengalami perkembangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan minat berdiri sendiri tetapi berkaitan dan saling mempengaruhi. Faktor-faktor tersebut antara lain:45

a. Faktor fisik

Kondisi fisik seseorang akan sangat berpengaruh terhadap minat. Orang yang memiliki fisik sehat tentu saja akan berbeda minatnya dibandingkan orang yang lemah dan badannya tidak kokoh.

b. Faktor psikis

Faktor psikis yang mempengaruhi minat adalah motif, perhatian dan perasaan senang.

1) Motif

Motif adalah dorongan yang akan datang dari dalam diri manusia untuk berbuat sesuatu. Motif diartikan sebagai suatu

45


(56)

47

kekuatan yang terdapat dalam diri organisme itu bertindak atau berbuat. Jadi dapat disimpulkan bahwa minat timbul jika ada motif, dan motif bersifat alam yang ada pada individu.

2) Perhatian

Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas individu yang ditujukan kepada suatu atau kelompok obyek.

3) Perasaan

Perasaan adalah aktifitas psikis yang di dalamnya subyek menghayati nilai-nilai suatu obyek. Hubungan perasaan dalam mencapai minat adalah perasaan senang akan menimbulkan minat yang diperkuat dengan adanya sikap positif, sebab perasaan senang merupakan suatu keadaan jiwa akibat adanya peristiwa yang datang pada subyek bersangkutan.

c. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan yang mempengaruhi minat antara lain lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

1) Lingkungan keluarga

Lingkungan keluarga merupakan satu kesatuan antara ayah, ibu, anak dan keluarga lainnya. Keluarga mempunyai peranan penting dalam mempersiapkan anak untuk mencapai masa depan yang baik bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat.


(57)

48

Keluarga merupakan peletak dasar bagi pola tingkah laku, karakter, intelegensi, bakat, minat dan potensi anak yang dimiliki untuk dapat berkembang secara optimal.

2) Lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah merupakan kondisi disekitar individu yang mempengaruhi proses belajar. Sebagai pendidik, guru harus mampu menciptakan lingkungan belajar mengajar yang dapat merangsang siswa untuk belajar, sehingga merasa nyaman dan senang. Dengan demikian anak termotivasi sehingga hasil belajar yang dicapai dapat maksimal.

3) Lingkungan masyarakat

Lingkungan masyarakat adalah semua hubugan diluar keluarga dan sekolah. Lingkungan masyarakat yang mempengaruhi perkembangan minat siswa antara lain pergaulan teman sebaya, televise, surat kabar dan lain-lain. Dalam pembentukan watak dan menumbuhkan minat, lingkungan masyarakat memiliki andil yang sangat besar.


(58)

49

D. Tinjauan Tentang Studi Lanjut ke Perguruan Tinggi

1. Pengertian Studi Lanjut ke Perguruan Tinggi

Kata studi berarti pendidikan atau pelajaran.46 Sedangkan studi lanjut merupakan pendidikan lanjutan yang ditempuh oleh siswa yang telah menyelesaikan suatu pendidikan.

Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi.47 Menurut Yususf Gunawan, pendidikan tinggi adalah pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Pilihan untuk memasuki perguruan tinggi adalah salah satu persoalan yang sangat penting yang dihadapi oleh orang tua dan pserta didik sekolah menengah. Perguruan tinggi yang baik adalah perguruan tinggi yang dapat memenuhi kebutuhan anak, dapat mengembangkan kemampuan, pengetahuan dan minat anak.48

Dari kedua pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa studi lanjut ke perguruan tinggi adalah pendidikan lanjutan yang ditempuh oleh siswa setelah menyelesaikan pendidikan tingkat Menengah Atas menuju ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

2. Tujuan Perguruan Tinggi

Dalam peraturan pemerintah No 30 Tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi, dijelaskan bahwa tujuan pendidikan tinggi sebagai berikut:

46

Pius A Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1994), 728

47 PP RI No. 60 Tentang Pendidikan Tinggi. 48 Yusuf Gunawan, Op, Cit.,199.


(59)

50

a. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi atau kesenian.

b. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian serta mengupayakan pengunaanya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.49

Kaitanya dengan tujuan pendidikan tinggi diatas, maka pendidikan tinggi meliputi:

a. Pendidikan Akademik, yaitu pendidikan yang mengutamakan peningkatan mutu dan memperluas wawasan ilmu pengetahuan dan diselengarakan oleh sekolah tinggi, institusi dan universitas. Pendidikan akademik terkait dengan gelar, terdiri dari program sarjana, program pasca sarjana yang meliputi magister dan doctor. b. Pendidikan Profesional, mengutamakan peningkatan kemampuan penetapan ilmu pengetahuan dan diselengarakan oleh akademik, politeknik, sekolah tinggi, institusi dan universitas. Pendidikan profesional terdiri atas program diploma dan spesialis diploma.

Berdasarkan uraian tersebut, maka tujuan perguruan tinggi adalah agar seorang siswa mendapatkan ilmu pengetahuan serta


(60)

51

mampu menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut pada masyarakat.

3. Macam-Macam Perguruan Tinggi

Pendidikan tinggi adalah suatu substansi dari sitem pendidikan dan kebudayaan yang dikelola oleh direktorat jenderal pendidikan tinggi dan meliputi perguruan tinggi Negeri dan Swasta. Adapun Perguruan Tinggi tersebut meliputi:

a. Akademi, yaitu perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan terapan dalam suatu cabang atau sebagai cabang ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian tertentu.

b. Politeknik merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan terapan dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus. c. Sekolah tinggi, merupakan perguruan tinggi yang

menyelenggarakan pendidikan atau profesional dalam suatu disiplin ilmu tertentu.

d. Institut, merupakan perguruan tinggi yang terdiri atas sejumlah fakultas yang menyelenggarakan pendidikan akademik atau profesional dalam kelompok disiplin ilmu sejenis.

e. Universitas, merupakan perguruan tinggi yang terdiri atas sejumlah fakultas yang menyelenggarakan pendidikan akademik atau profesional dalam sejumlah displin ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian tertentu.50


(1)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan analisis data yang telah dilakukan maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Career and College Day merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam

bimbingan karir yang ada di MAN Babat Lamongan. Kegiatan tersebut muncul atas inisiatif Koordinator BK di MAN Babat sebagai bentuk pengembangan dari kegiatan expo kampus. Dalam pelaksanaannya Koordinator guru BK tersebut bekerja sama dengan para Alumni MAN Babat Lamongan yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi se-Jawa Bali. Career and College Day di MAN Babat Lamongan dilaksanakan satu tahun sekali dengan rentang waktu 1 hari, bertempat di Aula MAN Babat dan diikuti oleh semua peserta didik kelas XII MAN Babat. Kegiatan tersebut berisi tentang sosialisasi atau pengenalan tentang perguruan tinggi, baik swasta maupun negeri. Sedangkan acara dalam pelaksanaan Career and College Day yaitu pembukaan, sambutan-sambutan, presentasi atau pengenalan PTN dan PTS oleh masing-masing perwakilan perguruan tinggi tersebut, tanya jawab, pemberian motivasi oleh alumni MAN Babat, dan terakhir pameran dari tiap-tiap kampus.


(2)

100

2. Minat studi lanjut ke perguruan tinggi siswa kelas XII MAN Babat Lamongan sebelum adanya kegiatan Career and College Day bisa dikatakan rendah, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti faktor keluarga, ekonomi, lingkungan, dan minimnya pengetahuan tentang perguruan tinggi. Hal itu terbukti dari hasil penerimaan siswa di perguruan tinggi yang berjumlah hanya 24 siswa pada tahun 2011 dan 53 siswa pada tahun 2012. Akan tetapi setelah adanya kegiatan Career and College Day minat siswa untuk melanjutkan studinya ke perguruan tinggi, baik swasta maupun negeri semakin meningkat. Hal ini dibuktikan dengan hasil penerimaan siswa di perguruan tinggi yang semakin meningkat, yaitu pada tahun 2013 ada 101 siswa, pada tahun 2014 ada 148 siswa, dan pada tahun 2015 ada 182 siswa yang melanjutkan studinya ke perguruan tinggi.

3. Peran guru pembimbing (guru BK) dalam Career and College Day untuk meningkatkan minat studi lanjut ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII MAN Babat Lamongan hanya berperan sebagai fasilitator dan pengarah. Karena kegiatan tersebut dilaksanakan dan diisi oleh para alumni MAN Babat yang telah masuk di perguruan tinggi, baik swasta maupun negeri se-Jawa Bali. Guru pembimbing berperan sebagai fasilitator bagi para siswa kelas XII dan juga bagi para Alumni (pelaksana kegiatan Career and College Day) denga memberikan fasilitas yang ada demi kelancaran kegiatan tersebut. Sedangkan peran guru pembimbing sebagai pengarah yaitu guru pembimbing


(3)

101

mengarahkan semua siswa kelas XII agar mengikuti kegiatan tersebut secara seksama serta aktif dalam bertanya tentang hal-hal yang berhubungan dengan perguruan tinggi.

B. Saran

Demi kemajuan dan perbaikan dalam bidang pendidikan, maka penulis perlu memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk Kepala Sekolah/Madrasah, agar menghimpun para alumni yang ada disemua sektor mulai dari perguruan tinggi, akademisi, perawat. Jika alumni bersatu maka siswa akan mendapatkan informasi tentang karir akan lebih.

2. Untuk Guru Pembimmbing, agar pemberian layanan tentang karir di sekolah diperbanyak agar minat siswa ke perguruan tinggi lebih banyak.

3. Untuk Panitia Career and College day, agar acara Career and College day di MAN Babat lebih banyak lagi peserta dari perguruan tinggi untuk memberikan informasi yang lebih terhadap siswa sehingga siswa mampu menentukan pilihan karir di perguruan tinggi.

4. Untuk Siswa, Jadikanlah masa depanmu sebagai harapan untuk kehidupanmu dengan selalu belajar dengan giat untuk meraih prestasi yang lebih baik.

5. Untuk Penulis, sebagai pengetahuan tentang pelaksanaan Carerr and College Day serta mengembangkan kemampuan tersebut.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta,1991.

Aqib. Ikhtisar Bimbingan & Konseling di sekolah. Bandung: RAMA WIDYA, 2012.

Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. cet. 15. Jakarta: Rineka Cipta, 2013.

Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya: Airlangga University Press, 2001.

Depdiknas. Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru Dan Pengawas. Jakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Menurut Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008.

Djali. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2001.

Djumhur. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: CV Ilmu, 1975. Echols, John M. dan Hassan Shadily. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 1976.

Faishal, Sanapiah. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Rajawali Press, 1995.

Gunawan. Pengantar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Prehalindo, 2001. Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan

Kuantitatif. Jakarta: Erlangga, 2009.

Ismaya, Bambang. Bimbingan dan Konselig Studi, Karier, dan Keluarga. cet. 1. Bandung: PT Refika Aditama, 2015.

Jalaludin. Teologi Pendidikan. Cet. 2. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2002. Lesmana, Jeanette Murad. Dasar-dasar Konseling. Jakarta: UI Press, 2008.


(5)

Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 1997. May, Rollo. Seni Konseling. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. ed. Revisi, cet. 33. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014.

Mukhlisah. Administrasi dan Manajemen Bimbingan Konseling di Sekolah. Jakarta: CV Dwi Putra Pustaka Jaya, 2012.

Nawawi, Ismail. Metoda Penelitian Kualitatif. Jakarta: Dwiputra Pustaka Jaya, 2012.

Nazir, Moh. Metode Penelitian. cet. 7. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011.

Nurfauziah, Hanif. Layanan Bimbingan Karir Dalam Menumbuhkan Minat Melanjutkan ke Perguruan Tinggi Siswa Kelas XII Madrasah Aliyah Nurul Huda Sedati Sidoarjo. Skripsi-jurusan Kependidikan Islam UIN Sunan Ampel Surabaya. 2015.

Nurihsan, Achmad Juntika. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: PT Refika Aditama, 2006.

Partanto, Pius A dan M. Dahlan Al-Barry. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola, 1994.

Poerwodarminto. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2003. PP No. 30 tahun 1990. Tentang Pendidikan Tinggi.

Prayitno. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Rahma, Ulifah. Bimbingan Karier Siswa. Malang: UIN Maliki Press, 2010. Shalahuddin, Mahfudh. Pengantar Psikologi Pendidikan. Surabaya: Bina Ilmu,

1990.

Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka cipta, 1991.

Subagyo, P. Joko. Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek. Cet. 4. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004.

Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif dan R & D. cet.21. Bandung: Alfabeta, 2014.


(6)

Sukardi, Dewa Ketut. Bimbingan Karir di Sekolah-Sekolah. Denpasar: Ghalia Indonesia, 1984.

Sukardi, Dewa Ketut. Pengantar Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. cet.1. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000.

Sukardi, Dewa Ketut. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998. Tanom, Moh. Strategi Konselor dalam Mengembangkan Karier Siswa Di SMA

Yayasan Pendidikan Islam Tarbiyatul Aulad Surabaya. Skripsi-jurusan Kependidikan Islam UIN Sunan Ampel Surabaya. 2014.

Tim penyusun. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cet. 3. Jakarta: Balai Pustaka, 2005.

Tohirin. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2007.

Undang-undang Guru dan Dosen. Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2009.

Undang-undang No. 20. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Citra Umbara, 2003.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20. Sistem pendidikan Nasional. 2003.

Walgito, Bimo. Bimbingan +Konseling (Studi dan Karier). Yogyakarta: CV ANDI OFFSET, 2010.

Walgito, Bimo. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Ed. 3, Cet. 6. Yogyakarta: CV Andi Offset, 1986.

Wardati. Implementasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011.

Winkel, W.S dan Sri Hastuti. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi, 2006.

Winkel, W.S. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991.


Dokumen yang terkait

Motivasi berprestasi dikalangan siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) V Cilincing Jakarta Utara

0 12 36

PENGARUH SOSIALISASI SBMPTN TERHADAP MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI NEGERI (Studi Pada Siswa-Siswi Kelas XII SMA Negeri 1 Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus)

0 11 79

PENGARUH MINAT MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI, KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA, DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP KEPUTUSAN SISWA MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI PADA JURUSAN EKONOMI KELAS XII DI

3 28 146

PENGARUH PENDAPATAN ORANG TUA, LINGKUNGAN SOSIAL, POTENSI DIRI DAN INFORMASI PERGURUAN TINGGI TERHADAP MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI PADA SISWA KELAS XII AKUNTANSI SMK NEGERI 1 KEBU

2 13 184

MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Gir

0 1 13

MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Gir

0 0 13

MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR, MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI PADA SISWA KELAS XII IPS SMA

0 0 18

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI SISWA KELAS XII JURUSAN TATA BOGA DI SMK NEGERI 4 DAN SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA.

0 2 149

peningkatan minat siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi

0 4 11

PERAN PERPUSTAKAAN AL-HIKMAH DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI MANGEMPANG BARRU

0 0 117