Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Guru Pkn dalam Menegakkan Tata Tertib Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Pakis Tahun Ajaran 2013/2014) T1 172010004 BAB V
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada skripsi yang berjudul “Upaya
Guru PKn dalam Menegakkan Tata Tertib Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1
Pakis Tahun Ajaran 2013/2014)”, dapat disimpulakan sebagai berikut:
1. Bentuk-bentuk pelanggaran tata tertib di SMP Negeri 1 Pakis dibedakan
menjadi pelanggaran bersifat ringan, sedang dan berat. Bentuk pelanggaran
tata tertib di SMP Negeri 1 Pakis yang menonjol adalah bolos, terlambat dan
atribut tidak lengkap. Pelanggaran ini masih dalam kategori ringan karena
bentuk penanganannya masih bersifat teguran, nasihat, sanksi fisik seperti lari,
push-up dan sanksi yang bersifat mendidik seperti mengerjakan soal-soal di
perpustakaan. Pelanggaran lain yang masih dilakukan oleh siswa meliputi
pelanggaran sedang dan berat namun pelanggaran tersebut hanya dilakukan
oleh beberapa siswa saja.
2. Penyebab pelanggaran tata tertib di SMP Negeri 1 Pakis dapat di kategorikan
menjadi dua yaitu faktor yang berasal dari sekolah dan dari luar sekolah.
Termasuk faktor dari dalam sekolah adalah lokasi sekolah itu sendiri, faktor
dari guru, faktor fasilitas pendidikan yang ada di sekolah, norma-norma dan
kekompakan guru dalam memberikan sanksi. Sedangkan yang termasuk
dalam faktor luar sekolah adalah jarak tempat tinggal siswa, lingkungan
83
keluarga, lingkungan sosial (masyarakat) dan adanya norma-norma baru yang
datang dari luar.
3. Langkah-langkah Guru Pkn di SMP Negeri 1 Pakis dalam menegakkan tata
tertib dilakukan secara bertahap. Guru PKn tidak dapat berjalan sendiri namun
bekerjasama dengan guru lain dalam penegakkan tata tertib. Upaya yang
dilakukan guru PKn dalam menegakkan tata tertib meliputi upaya preventif,
represif dan kuratif. Upaya preventif yang di lakukan antara lain penanaman
sifat religious, memberi contoh yang baik, pemberian nasehat setiap upacara
atau ketika pelajaran PPKn, mengikuti kegiatan kesiswaan seperti OSIS atau
ekstra pramuka dan pembangunan fisik sekolah, Upaya Represif merupakan
upaya pemberian hukuman bagi siswa yang melanggar tata tertib. Upaya
kuratif guru Pkn bersama guru lainnya melakukan pengawasan khusus dan
home visit.
4. Hambatan dalam penegakkan tata tertib sekolah dipilah menjadi hambatan
yang bersifat internal dan eksternal. Termasuk bersifat internal seperti fasilitas
sekolah sendiri yang kurang lengkap, terbatasnya waktu guru, kurangnya
pemahaman siswa terhadap tata tertib sendiri, kurangnya kerjasama antara
guru, kurangnya ketegasan antar guru dalam memberikan sanksi dan
karakteristik siswa. Sedangkan hambatan yang bersifat eksternal adalah
hambatan yang disebabkan dari luar sekolah seperti misalnya kurangnya
dukungan masyarakat sekitar atau orang tua.
84
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka disarankan kepada:
1. Kepala Sekolah hendaknya :
a. Meningkatkan kekompakkan guru dalam menegakkan tata tertib sekolah
b. Memperbaharui tata tertib yang lebih sesuai dengan kondisi lingkungan
sekolah dan aspirasi siswa
c. Mendorong guru PKn agar lebih tegas dalam menegakkan tata tertib
sekolah
d. Melengkapi fasilitas dan personal sekolah yang menopang dalam upaya
penegakkan tata tertib sekolah
2. Guru PKn hendaknya mencari cara-cara penanaman kesadaran tata tertib yang
mampu membangun kesadaran siswa sehingga ketaatan siswa terhadap tata
tertib sekolah bukan karena paksaan namun lebih berasal dari kesadaran
masing-masing siswa sendiri.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada skripsi yang berjudul “Upaya
Guru PKn dalam Menegakkan Tata Tertib Sekolah (Studi Kasus di SMP Negeri 1
Pakis Tahun Ajaran 2013/2014)”, dapat disimpulakan sebagai berikut:
1. Bentuk-bentuk pelanggaran tata tertib di SMP Negeri 1 Pakis dibedakan
menjadi pelanggaran bersifat ringan, sedang dan berat. Bentuk pelanggaran
tata tertib di SMP Negeri 1 Pakis yang menonjol adalah bolos, terlambat dan
atribut tidak lengkap. Pelanggaran ini masih dalam kategori ringan karena
bentuk penanganannya masih bersifat teguran, nasihat, sanksi fisik seperti lari,
push-up dan sanksi yang bersifat mendidik seperti mengerjakan soal-soal di
perpustakaan. Pelanggaran lain yang masih dilakukan oleh siswa meliputi
pelanggaran sedang dan berat namun pelanggaran tersebut hanya dilakukan
oleh beberapa siswa saja.
2. Penyebab pelanggaran tata tertib di SMP Negeri 1 Pakis dapat di kategorikan
menjadi dua yaitu faktor yang berasal dari sekolah dan dari luar sekolah.
Termasuk faktor dari dalam sekolah adalah lokasi sekolah itu sendiri, faktor
dari guru, faktor fasilitas pendidikan yang ada di sekolah, norma-norma dan
kekompakan guru dalam memberikan sanksi. Sedangkan yang termasuk
dalam faktor luar sekolah adalah jarak tempat tinggal siswa, lingkungan
83
keluarga, lingkungan sosial (masyarakat) dan adanya norma-norma baru yang
datang dari luar.
3. Langkah-langkah Guru Pkn di SMP Negeri 1 Pakis dalam menegakkan tata
tertib dilakukan secara bertahap. Guru PKn tidak dapat berjalan sendiri namun
bekerjasama dengan guru lain dalam penegakkan tata tertib. Upaya yang
dilakukan guru PKn dalam menegakkan tata tertib meliputi upaya preventif,
represif dan kuratif. Upaya preventif yang di lakukan antara lain penanaman
sifat religious, memberi contoh yang baik, pemberian nasehat setiap upacara
atau ketika pelajaran PPKn, mengikuti kegiatan kesiswaan seperti OSIS atau
ekstra pramuka dan pembangunan fisik sekolah, Upaya Represif merupakan
upaya pemberian hukuman bagi siswa yang melanggar tata tertib. Upaya
kuratif guru Pkn bersama guru lainnya melakukan pengawasan khusus dan
home visit.
4. Hambatan dalam penegakkan tata tertib sekolah dipilah menjadi hambatan
yang bersifat internal dan eksternal. Termasuk bersifat internal seperti fasilitas
sekolah sendiri yang kurang lengkap, terbatasnya waktu guru, kurangnya
pemahaman siswa terhadap tata tertib sendiri, kurangnya kerjasama antara
guru, kurangnya ketegasan antar guru dalam memberikan sanksi dan
karakteristik siswa. Sedangkan hambatan yang bersifat eksternal adalah
hambatan yang disebabkan dari luar sekolah seperti misalnya kurangnya
dukungan masyarakat sekitar atau orang tua.
84
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka disarankan kepada:
1. Kepala Sekolah hendaknya :
a. Meningkatkan kekompakkan guru dalam menegakkan tata tertib sekolah
b. Memperbaharui tata tertib yang lebih sesuai dengan kondisi lingkungan
sekolah dan aspirasi siswa
c. Mendorong guru PKn agar lebih tegas dalam menegakkan tata tertib
sekolah
d. Melengkapi fasilitas dan personal sekolah yang menopang dalam upaya
penegakkan tata tertib sekolah
2. Guru PKn hendaknya mencari cara-cara penanaman kesadaran tata tertib yang
mampu membangun kesadaran siswa sehingga ketaatan siswa terhadap tata
tertib sekolah bukan karena paksaan namun lebih berasal dari kesadaran
masing-masing siswa sendiri.