PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PEDAGANG KECIL DI TAMAN HIBURAN PANTAI KENJERAN SURABAYA.

(1)

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PEDAGANG KECIL

DI TAMAN HIBURAN PANTAI KENJERAN SURABAYA

SKRIPSI Diajukan kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu

Ilmu Ekonomi Syariah

Oleh <XnDOLI$InLGDK NIM. C04211131

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Program Studi Ekonomi Syariah

Surabaya


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Skripsi yang berjudul o3HQJDUXK 3HULODNX .HZLUDXVDKDDQ 7HUKDGDS Peningkatan Kesejahteraan Pedagang Kecil di Taman Hiburan Pantai Kenjeran 6XUDED\Dp ini merupakan hasil penelitian kuantitatif yang memiliki tujuan untuk menjawab pertanyaan apakah terdapat pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap peningkatan kesejahteraan pedagang kecil di Taman Hiburan Pantai Kenjeran Surabaya. Penelitian ini juga ingin mengetahui seberapa besar pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap peningkatan kesejahteraan pedagang kecil di Taman Hiburan Pantai Kenjeran Surabaya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena penelitian ini bertujuan untuk melakukan uji hipotesis dengan analisa statistik regresi linier sederhana dengan bantuan Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 20. Data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa kuisioner yang disebarkan kepada 95 responden sebagai sampel penelitian. Pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan teknik Probability Sampling dengan jenis Simple Random Sampling. Penyebaran kuisioner dilakukan untuk menggali informasi secara mendalam terkait permasalahan yang peneliti angkat, dan pengumpulan data dalam penelitian ini selain menggunakan data utama kuisioner diperoleh juga dengan data sekunder yaitu, wawancara dan studi kepustakaan.

Data yang sudah diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji asumsi klasik, yaitu uji normalitas data dan uji heteroskedastisitas. Selanjutnya, setelah uji asumsi klasik, maka data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana dan diuji dengan uji hipotesis signifikansi simultan (uji F), tujuannya adalah untuk mengetahui kelayakan model, apakah model regresi linier sederhana yang diajukan adalah model yang layak untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan pedagang kecil di Taman Hiburan Pantai Kenjeran Surabaya. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan Fhitung sebesar 18,849 dengan nilai signifikan < dari 0,05, yaitu sebesar 0,000 dan konstribusi koefisien determinasi sebesar 16,9%, sedangkan sisanya 83,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TRANSLITERASI... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 11

C. Tujuan Penelitian` ... 11

D. Kegunaan Hasil Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori... 14

1. Konsep Perilaku ... 14

a. Pengertian Perilaku ... 14

b. Dasar-Dasar Perilaku Individu ... 16

2. Konsep Kewirausahaan ... 18

a. Pengertian Kewirausahaan ... 18

b. Karakteristik Wirausaha ... 20

c. Manfaat Kewirausahaan ... 21

d. Motivasi Kewirausahaan ... 21


(7)

f. Perilaku Kewirausahaan ... 23

g. Kewirausahaan Dalam Islam ... 25

h. Perilaku Kewirausahaan Islam ... 27

3. Konsep Peningkatan Kesejahteraan ... 30

a. Pengertian Kesejahteraan ... 30

b. Kesejahteraan dalam Islam ... 34

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 36

C. Kerangka Konseptual ... 39

D. Hipotesis ... 40

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

A. Jenis Penelitian ... 41

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 42

C. Populasi dan Sampel Penelitian. ... 42

D. Variabel Penelitian ... 44

E. Definisi Operasional ... 44

F. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 48

G. Data dan Sumber Data ... 52

H. Teknik Pengumpulan Data ... 54

I. Teknik Analisis Data ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 61

A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ... 61

1. Gambaran Umum dan Sejarah Singkat THP Kenjeran ... 61

2. Struktur Organisasi THP Kenjeran ... 63

3. Fasilitas THP Kenjeran ... 63

B. Analisis Data ... 66

1. Karakteristik Responden ... 66

2. Hasil Pengujian Validitas dan Reabilitas ... 68

3. Deskripsi Variabel ... 71


(8)

5. Uji Heteroskedastisitas ... 75

6. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 77

7. Koefisien Determinasi ... 79

8. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)... 79

BAB VPEMBAHASAN ... 82

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 92

B. Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 94 LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Indikator Perilaku Kewirausahaan ... 46

3.2 Skala Pengukuran Likert ... 47

3.3 Indikator Peningkatan Kesejahteraan ... 48

3.4 Hasil Uji Coba Pengujian Validitas Kuisioner Perilaku Kewirausahaan ... 50

3.5 Hasil Uji Coba Pengujian Validitas Kuisioner Peningkatan Kesejahteraan ... 50

3.6 Hasil Uji Coba Reliabilitas Kuisioner Perilaku Kewirausahaan dan Peningkatan Kesejahteraan ... 51

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 66

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 67

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha ... 67

4.4 Validitas Variabel Penelitian ... 69

4.5 Uji Reliabilitas Variabel Penelitian... 70

4.6 Kategori Penilaian Variabel Perilaku Kewirausahaan (X) dan Peningkatan Kesejahteraan (Y) ... 72

4.7 Distribusi Tanggapan Responden Atas Indikator Variabel Perilaku Kewirausahaan ... 72

4.8 Distribusi Tanggapan Responden Atas Indikator Variabel Peningkatan Kesejahteraan ... 73

4.9 Uji Normalitas Kolmogorov Smirnow ... 75

4.10 Uji Heteroskedastisitas ... 76

4.11 Regresi Linier Sederhana ... 77


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Karakteristik Penduduk Di Kelurahan Kenjeran 2014 ... 3

1.2 Karakteristik Penduduk Berdasarkan Pendidikan Di Kelurahan Kenjeran 2014... 4

2.1 Motivasi Kewirausahaan ... 21

2.2 Kerangka Konseptual... 39

4.1 Struktur Organisasi UPTD THP Kenjeran ... 63

4.2 Grafik Normalitas P-P Plot ... 74

4.3 Grafik Histogram Uji Normalitas ... 74


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kota Surabaya merupakan ibukota Propinsi Jawa Timur yang terletak di tepi pantai utara Propinsi Jawa Timur atau berada diantara 7° 9'- 7° 21' Lintang Selatan dan 112° 36' - 112° 54' Bujur Timur. Kota Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta merupakan kota yang terdiri dari 31 kecamatan dan 163 kelurahan, salah satu kelurahan yang terdapat di Surabaya adalah Kelurahan Kenjeran.

Kenjeran merupakan kelurahan yang dikenal sebagai wilayah yang strategis, yaitu berada di bagian Timur Laut Kota Surabaya yang berbatasan langsung dengan Selat Madura, sehingga berkarakteristik sebagai kota pesisir. Sebagai kota pesisir dari tahun ke tahun kenjeran mengalami berbagai perubahan. Perubahan tersebut dapat dilihat dari tempat-tempat wisata pantai yang dikelola dengan baik, serta tumbuh dan berkembang.

Karakteristik Kenjeran juga dapat dilihat dari keunikan lokasi obyek-obyek wisata pantai yang sangat banyak dan bermacam-macam yang dapat dikunjungi oleh masyarakat. Salah satunya adalah obyek wisata Taman Hiburan Pantai Kenjeran (THP).

THP Kenjeran merupakan salah satu tempat wisata yang menjadi andalan masyarakat lokal. Setiap harinya banyak masyarakat lokal yang datang dan berkunjung. Obyek wisata ini didirikan pada tahun 1968 yang


(12)

2

terletak di Kelurahan Kenjeran Kecamatan Bulak Kota Surabaya di bawah pengelolahan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya.

Keberadaan wisata THP tersebut, secara langsung berpengaruh terhadap perekonomian di daerah Kenjeran, yaitu tersedianya lokasi atau tempat untuk melakukan aktivitas ekonomi dan peluang usaha bagi kelompok masyarakat yang pada awalnya bergantung kepada orang lain, kurang mandiri dan mengalami masalah kemiskinan.

Kemiskinan menurut Parsudi Suparlan, adalah suatu standar tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau golongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.1 Berkaitan dengan hal tersebut, kemiskinan merupakan masalah klasik yang menjadikan kehidupan seorang individu berada pada keadaan yang lemah, kurang beruntung atau kurang berdaya, sehingga memerlukan solusi untuk dapat menyelesaikannya. Data jumlah presentase penduduk di Kelurahan Kenjeran dapat dilihat pada diagram 1.1 yang menunjukkan bahwa 50% penduduk masih didominasi oleh penduduk miskin. Besarnya ukuran kategori penduduk kaya, menengah, dan miskin di Kelurahan Kenjeran dapat diketahui dari ukuran pendapatan, adapun ukurannya adalah sebagai berikut:2

a. Ukuran besarnya pendapatan yang diperoleh oleh penduduk kaya adalah

> Rp. 3.000.000 atau tidak terhingga.

1 Parsudi Suparlan, Kemiskinan di Perkotaan (Jakarta: Rajawali Pers, 2002), 349.


(13)

3

b. Ukuran besarnya pendapatan yang diperoleh oleh penduduk menengah adalah Rp. 1.000.000,00 – Rp. 2.000.000,00.

c. Ukuran besarnya pendapatan yang diperoleh oleh penduduk miskin adalah

< Rp. 1.000.000,00.

Berdasarkan kondisi tersebut peran menjadi seorang wirausaha yang dapat memanfaatkan peluang usaha sebagai lapangan pekerjaan merupakan hal yang sangat penting untuk memperbaiki, mengatasi, dan mengentaskan diri dari kehidupan yang sulit dan angka kemiskinan.

Gambar 1.1 Karakteristik Penduduk di Kelurahan Kenjeran 2014 Sumber: Kantor Kelurahan Kenjeran, 2014

Wirausaha dikatakan penting sebagai upaya mengentaskan diri dari kemiskinan, karena pada dasarnya menurut data pada diagram 1.2 menunjukkan bahwa penduduk di Kelurahan Kenjeran berdasarkan pendidikan didominasi oleh lulusan Sekolah Dasar sebanyak 40%, sehingga peluang untuk bekerja sebagai pegawai pemerintah sangat kecil, disebabkan oleh faktor pendidikan yang rendah.

0% 10% 20% 30% 40% 50%

PENDUDUK KAYA

PENDUDUK MENENGAH

PENDUDUK MISKIN


(14)

4

Gambar 1.2 Karakteristik Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Kelurahan Kenjeran 2014

Sumber: Kantor Kelurahan Kenjeran, 2014

Berdasarkan keadaan yang masih dalam karakteristik lemah (kurang berdaya) tersebut, dengan adanya wisata THP Kenjeran ini sebagian masyarakat Kenjeran selain sebagai seorang nelayan memilih untuk berprofesi sebagai seorang wirausaha atau memiliki usaha kecil, seperti usaha souvenir, depot, krupuk dan ikan. Tujuan utamanya adalah untuk mengentaskan diri dari ketidakberdayaan dan kemiskinan dalam menjalani kehidupan.

Usaha kecil sendiri menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil dan menengah, dalam Tulus TH Tambunan didefinisikan sebagai suatu usaha ekonomi yang produktif yang berdiri secara sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung

40%

25% 25%

10%

PENDIDIKAN

SD

SMP

SMA


(15)

5

maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar.3 Berdasarkan hal tersebut usaha kecil merupakan usaha produktif yang didirikan oleh perorangan dengan menggunakan modal yang berskala kecil dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Islam sangat menganjurkan kepada semua manusia yang ada di bumi ini untuk melakukan kegiatan wirausaha atau perdagangan. Perintah untuk berwirausaha banyak dijelaskan dalam Alquran, seperti halnya dalam surat Aljumuah ayat 10 yang berbunyi:













































Artinya: “apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”.4

Ayat di atas menjelaskan bahwasanya setiap manusia yang diciptakan oleh Allah Swt ketika sudah menunaikan ibadah shalat, hendaknya manusia tersebut bergegas untuk berusaha mencari rezeki untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam mencari rezeki diharapkan untuk senantiasa ingat kepada Allah, karena apabila seorang manusia berusaha dengan diimbangi ingat kepada Allah, maka manusia tersebut akan mendapatkan keberuntungan dan keberhasilan.

3 Tulus TH Tambunan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah Di Indonesia: Isu-Isu Penting (Jakarta:

LP3ES, 2012), 14.

4 Tim Pelaksana, Alquran Al karim dan Terjemahan Bahasa Indonesia (Kudus: Menara Kudus,


(16)

6

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan usaha para pedagang atau wirausahawan adalah kemampuan dan perilaku wirausaha dalam menjalankan usahanya. Oleh karena itu, agar usaha kecil yang dijalankan oleh para pedagang di THP Kenjeran dapat berjalan dengan baik, pedagang harus mempunyai kemampuan dalam memanfaatkan peluang dan berani mengambil risiko. Seperti yang diungkapkan oleh Kasmir, bahwa wirausaha merupakan orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan.5 Serta menurut Eman Suherman kewirausahaan adalah jiwa dari seseorang yang diekspresikan melalui sikap dan perilaku yang kreatif dan inovatif untuk melakukan suatu kegiatan.6

Bisnis perdagangan atau usaha kecil yang sudah sejak lama ada dan berkembang di Kenjeran ini adalah usaha industri souvenir, krupuk, ikan kering, dan rumah makan. Keberadaan usaha-usaha tersebut tercipta dari kemampuan, perilaku, dan semangat kerja keras yang dimiliki oleh pedagang atau wirausaha dalam rangka untuk mengelola dan menciptakan produk-produk yang berkualitas dan menarik.

Produk-produk yang berkualitas dan menarik seperti souvenir, krupuk, ikan kering dan makanan yang diciptakan oleh para pedagang merupakan produk- produk masyarakat Kenjeran yang menjadi produk unggulan yang bersumber dari sumber daya alam Kenjeran itu sendiri. Upaya

5 Kasmir, Kewirausahaan (Jakarta:Rajawali Pers, 2013), 19.

6Eman Suherman, Praktik Bisnis Berbasis Entrepreneurship Panduan Memulai dan


(17)

7

yang dilakukan oleh para pedagang adalah menciptakan barang dengan cara memperlihatkan kualitas barang yang telah diproduksinya agar mampu untuk bersaing dengan para pedagang lainnya. Tindakan yang dilakukan tersebut, merupakan cara seorang pedagang dalam mempertahankan, mengendalikan dan memperkuat posisi pasar yang didasari dengan kreatifitas dan inovasi, tujuannya adalah agar usaha tersebut tidak mengalami kerugian yang besar.

Setiap pedagang selalu berperan aktif dalam menjalankan sendiri usahanya, dan pada saat ini jumlah pedagang yang terdapat di THP Kenjeran adalah 124 pedagang dengan 116 stan.7 Perilaku yang dimiliki oleh para pedagang dalam menjalankan usahanya sangat berbeda-beda, terutama dalam tindakan mengelola dan mengorganisasikan sumber daya. Pengelolaan dan pengorganisasian sumber daya bertujuan untuk menciptakan daya tarik dan kualitas barang yang akan diproduksinya.

Meskipun dalam proses wirausaha terdapat persaingan yang begitu ketat dari banyaknya pedagang yang terdapat di tempat tersebut, akan tetapi semua itu tidak membuat perilaku pedagang bermasalah, yakni masih terdapat etika persaingan bisnis yang baik tanpa merugikan pedagang lainnya, sehingga para pedagang tetap antusias dan semangat untuk berwirausaha dengan kemampuannya. Perilaku kewirausahaan tersebut membuat usaha-usaha yang ada di THP Kenjeran tetap berjalan dengan baik.


(18)

8

Perilaku wirausaha dalam kehidupan sehari-hari dilmulai pada pagi hari sampai dengan sore hari, serta dilakukan dengan cara mencari ide-ide dan gagasan dalam berwirausaha yang penuh dengan inovasi-inovasi terbaru sesuai dengan daya tarik yang unik dan menarik untuk diproduksikan. Perilaku tersebut menarik untuk diproduksikan karena semangat berwirausaha para pedagang di THP Kenjeran memiliki semangat yang cukup besar. Hal tersebut terlihat dari upaya kerja keras pedagang dalam merangkai, mendesain, dan mengelola barang tanpa menghiraukan waktu. Para pedagang lebih berfokus bagaimana bisa memproduksikan barang dengan cepat dan dapat memenuhi permintaan pasar.

Usaha berdagang merupakan salah satu kerja keras kewirausahaan yang dilakukan oleh pedagang dengan tujuan menjadikan kehidupan mereka lebih baik dan sejahtera. Sejahtera adalah keadaan yang baik, kondisi manusia dalam keadaan makmur, sehat dan damai.8

Kesejahteraan menjadi harapan dan impian utama yang dimiliki oleh setiap manusia. Pentingnya kesejahteraan adalah untuk mempertahankan dan memperbaiki tingkat kehidupan seorang manusia menjadi lebih baik, terutama dalam memenuhi kebutuhan berupa sandang, pangan, pendidikan dan lain sebagainya.

Islam sangat mengharapkan setiap individu hidup di tengah-tengah masyarakat secara layak sebagai seorang manusia. Setidaknya yaitu individu tersebut dapat memenuhi kebutuhan pokoknya, mempunyai pekerjaan, hidup

8 Wikipedia, “Kesejahteraan”, dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Kesejahteraan, diakses pada,


(19)

9

dengan kecukupan, dan kehidupan yang lebih baik (sejahtera). Kehidupan yang lebih baik telah dijelaskan dalam Alquran dalam surat An-Nahl ayat 97 yang berbunyi:



























































Artinya : Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.9

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah Swt akan senantiasa memberikan balasan kepada semua manusia yang berbuat saleh, yaitu berupa kehidupan yang lebih baik. Kehidupan yang lebih baik tersebut dapat diartikan sebagai kesejahteraan. Tidak hanya kesejahteraan yang diberikan oleh Allah Swt melainkan juga balasan di akhirat berupa pahala yang senilai dengan apa yang telah dikerjakan.

Penelitian ini dilakukan karena mengingat Kenjeran adalah salah satu dari berbagai jenis obyek wisata pantai yang terdapat di Surabaya yang banyak dikunjungi oleh masyarakat lokal. Seperti diketahui bahwasannya sumber daya alam di daerah ini sangat banyak yang dapat dikelola dan dimanfaatkan, sehingga menjadikan suatu produk yang khas. Ciri atau daya tarik dari suatu produksi tentunya tidak lepas dari perilaku kewirausahaan yang dilakukan oleh pedagang. Peran dan perilaku wirausaha merupakan hal penting yang dilakukan oleh pedagang untuk dapat mencapai


(20)

10

perubahan kehidupan yang sejahtera dimasa sekarang menuju masa depan, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan, serta terbebasnya dari kemiskinan.

Menurut hasil penelitian Umaruddin Usman, membuktikan bahwa perilaku kewirausahaan mempunyai pengaruh besar terhadap peningkatan laba usaha.10 Kemudian hasil penelitian Sri Hadiati, membuktikan bahwa faktor internal dan faktor eksternal berpengaruh signifikan terhadap daya saing industri keramik berskala kecil di Malang baik secara langsung maupun tidak langsung melalui strategi. Selain itu, strategi juga berpengaruh signifikan terhadap daya saing industri keramik berskala kecil di Malang.11

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan tersebut, penulis berpendapat bahwa nampaknya perilaku kewirausahaan merupakan salah satu unsur yang dapat mempengaruhi peningkatan kesejahteraan pedagang kecil di Taman Hiburan Pantai Kenjeran Surabaya, serta ingin menguji kembali dari penelitian terdahulu, apakah perilaku kewirausahaan akan berpengaruh positif terhadap peningkatan kesejahteraan pedagang kecil di Taman Hiburan Pantai Kenjeran Surabaya. Maka penulis

tertarik untuk meneliti lebih jauh dengan mengangkat judul “Pengaruh

Perilaku Kewirausahaan Terhadap peningkatan kesejahteraan Pedagang Kecil di Taman Hiburan Pantai Kenjeran Surabaya”.

10 Umaruddin Usman, “Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Laba Usaha Industri

Kerajinan Meubel di Kota Lhokseumawe”, Journal of economic management and bisnis, volume 14 no 3 (Juli, 2013), 347-354.

11Sri Hadiati, “Perilaku Wirausaha Industri Keramik Berskala Kecil untuk Meningkatkan Daya

Saing Produk di Malang”, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, volume 11 no 2 (September, 2008), 115-123.


(21)

11

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraian di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Adakah pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap peningkatan kesejahteraan pedagang kecil di Taman Hiburan Pantai Kenjeran Surabaya?

2. Seberapa besar pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap peningkatan kesejahteraan pedagang kecil di Taman Hiburan Pantai Kenjeran Surabaya?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah:

1. Untuk menguji dan mengetahui pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap peningkatan kesejahteraan pedagang kecil di Taman Hiburan Pantai Kenjeran Surabaya.

2. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap peningkatan kesejahteraan pedagang kecil di Taman Hiburan Pantai Kenjeran Surabaya.

D. Kegunaan Hasil Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis, antara lain:


(22)

12

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi, sumbangan pemikiran, memperluas wawasan, dan juga dapat digunakan sebagai dasar acuan penelitian selanjutnya bagi kebutuhan akademis. Sehingga dapat memberikan khasanah ilmu pengetahuan terutama dibidang pendidikan kewirausahaan.

2. Manfaat praktis a. Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam menganalisis suatu masalah berdasarkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama studi, terutama berkaitan dengan kewirausahaan dan kesejahteraan.

b. Bagi pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai pentingnya perilaku kewirausahaan di dalam menjalankan usaha.

c. Bagi pedagang kecil di THP Kenjeran

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pedagang kecil di THP Kenjeran dalam upayanya meningkatkan kesejahteraan, serta melakukan perbaikan-perbaikan dalam usahanya.


(23)

13

d. Bagi UPTD THP Kenjeran

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang urgensi perilaku kewirausahaan dan peningkatan kesejahteraan pedagang yang terdapat di Taman Hiburan Pantai Kenjeran Surabaya, Sehingga dikemudian hari dapat lebih ditingkatkan atau dikembangkan.


(24)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Konsep Perilaku

a. Pengertian Perilaku

Perilaku adalah cara bertindak yang menunjukkan tingkah laku manusia. Pada umumnya pola tingkah laku adalah mode tingkah laku yang dipakai oleh manusia dalam melaksanakan kegiatannya.1 Menurut Miftah Toha,2 perilaku merupakan suatu fungsi dari interaksi antara seorang individu dengan lingkungannya. Hal ini membuktikan bahwa seorang individu dengan lingkungan keduanya secara langsung akan menentukan perilaku seorang yang bersangkutan. Oleh karena itu perilaku seorang individu dengan lainnya akan berbeda sesuai dengan lingkungannya masing-masing.

Salah satu cara untuk memahami tentang perilaku manusia adalah dengan memahami prinsip-prinsip dasar yang merupakan salah satu bagian dari manusia itu sendiri. Prinsip-prinsip dasar tersebut adalah sebagai berikut:

1Ismail Nawawi, Perilaku Administrasi: Kajian Paradigma, Konsep, Teori, dan Pengantar Praktik

(Surabaya: ITS Press, 2009), 7.

2 Miftah Toha, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya (Jakarta: Rajawali Pers, 2012),


(25)

15

1) Manusia berbeda perilakunya karena kemampuannya tidak sama. Setiap manusia yang hidup di dunia ini pastinya memiliki kemampuan yang berbeda-beda, Sehingga perilaku yang dilakukan oleh setiap individu dalam menjalani kegiatannya juga berbeda yaitu sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

2) Manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda.

Ahli-ahli perilaku berpendapat bahwa perilaku manusia terdorong oleh serangkaian kebutuhan. Adanya kebutuhan ini dimaksudkan adalah beberapa pernyataan di dalam diri seseorang (internal state) yang menyebabkan seorang individu itu berbuat untuk mencapainya suatu obyek atau hasil.3

3) Manusia berfikir masa depan dan membuat pilihan untuk bertindak.

Kebutuhan-kebutuhan manusia dapat terpenuhi oleh perilakunya masing-masing. Kebanyakan seorang individu dihadapkan dengan sejumlah kebutuhan yang potensial yang harus dipenuhi dengan perilaku yang akan dipilihnya.

Menurut Lippit, dkk (1985) dalam Edi Suharto menyatakan bahwa, perubahan-perubahan yang disebabkan oleh perilaku manusia, pada dasarnya disebabkan oleh dua hal, yaitu sebagai berikut:


(26)

16

1) Adanya keinginan manusia untuk selalu memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang semakin berubah, dan keinginan mereka untuk dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya dengan cara memodifikasi sumber daya dan lingkungan sekelilingnya, melalui penerapan ilmu pengetahuan yang dikuasainya.

2) Adanya inovasi-inovasi yang memberikan peluang atau menumbuhkan aspirasi-aspirasi baru bagi setiap manusia untuk berusaha memenuhi kebutuhan atau memperbaiki kesejahteraan hidupnya.

Kedua alasan di atas, merupakan hal yang dapat menumbuhkan motivasi pada diri seseorang untuk melakukan perilaku-perilaku tertentu yang mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan.4

b. Dasar – Dasar Perilaku Individu

Semua perilaku individu pada dasarnya dibentuk oleh kepribadian dan pengalamanya. Lima tingkat variabel yang terdapat dalam perilaku manusia, yaitu sebagai berikut: 5

1) Karakter biografis

Karakter biografis merupakan karakteristik pribadi yang terdiri dari usia, jenis kelamin, status perkawinan, dan masa kerja.

4 Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif

Kebijakan Pubik (Bandung: Alfabeta, 2012), 64.

5 Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi Edisi Ketiga


(27)

17

2) Kemampuan

Kapasitas seorang individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan berbeda dengan individu lainnya. Seluruh kemampuan individu pada hakikatnya tersusun dari tiga faktor, yaitu kemampuan intelektual, kemampuan fisik, dan kemampuan spiritual.

3) Kepribadian

Kepribadian adalah organisasi dinamis yang terdapat pada masing-masing psikofisik yang dapat menentukan penyesuaian pada lingkungannya. Kepribadian merupakan total dari jumlah seorang individu dalam beraksi dan berinteraksi dengan orang lain, atau dapat dikatakan sebagai himpunan karakteristik dan kecenderungan yang stabil yang dapat menentukan sifat umum dan perbedaan perilaku seseorang. Kepribadian sangat penting bagi manusia atau seorang individu, karena kepribadian dapat menentukan perilaku seseorang dalam bertindak.

4) Determinan kepribadian

Determinan kepribadian merupakan faktor-faktor perilaku seorang individu yang ditentukan oleh keturunan, lingkungan, dan situasi.

5) Pembelajaran

Pembelajaran adalah setiap perubahan yang relatif permanen dari perilaku yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Dapat


(28)

18

dikatakan bahwa perubahan-perubahan perilaku menunjukkan pembelajaran telah terjadi dan pembelajaran merupakan suatu perubahan perilaku.

2. Konsep Kewirausahaan

a. Pengertian Kewirausahaan

Istilah kewirausahaan merupakan padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa inggris. Kata entrepreneurship sendiri sebenarnya berawal dari bahasa Perancis yaitu ‘entreprende’ yang berarti petualang, pencipta, dan pengelola usaha. Istilah tersebut diperkenalkan pertama kali oleh Rihard Cantillon (1775).6

Kewirausahaan (entrepreneurship) merupakan disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability), dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup dan cara untuk memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang mungkin akan dihadapinya.7

Menurut Thomas W. Zimmerer (1996: 51) dalam Suryana, menyatakan “Entrepreneurship is playing creativity and innovation to

solve the problem and to exploit opportunities that people face

everyday”. Kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan upaya memanfaatkan peluang yang dihadapi setiap hari. Kewirausahaan merujuk kepada gabungan dari

6Yuyus Suryana dan Kartib Bayu, Kewirausahaan pendekatan karakteristik wirausahawan sukses

(Jakarta: Kencana, 2010), 12.


(29)

19

kreatifitas, inovasi, dan keberanian dalam mengambil risiko yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha baru.8

Meredith dalam suryana, menyatakan bahwa berwirausaha berarti memadukan watak pribadi, keuangan, sumber daya. Oleh karena itu, berwirausaha merupakan suatu pekerjaan atau karir yang bersifat fleksibel dan imajinatif, mampu merencanakan, mengambil risiko, keputusan, dan tindakan untuk mencapai tujuan. Syarat berwirausaha adalah memiliki suatu kemampuan untuk menemukan dan mengevaluasi peluang, mengumpulkan sumber-sumber daya yang diperlukan, dan bertindak untuk memperoleh keuntungan dari peluang-peluang tersebut.9

Kewirausahaan umumnya menjelaskan akan semangat, perilaku, dan kemampuan seorang wirausaha dalam memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri, atau pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan. Masyarakat dengan selalu berusaha mencari dan melayani pelanggan lebih banyak dan lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang

8 Ibid., 11.


(30)

20

efesien,10 melalui keberanian dalam mengambil risiko, kreatifitas, inovasi, dan kemampuan manajemen.11

b. Karakteristik Wirausaha

Karakter berasal dari kata latin yaitu kharakter, kharassein, dan kharax, yang mempunyai arti tools for marking, to engrave, dan pointed stake. Kata ini banyak digunakan dalam bahasa inggris menjadi character dan dalam bahasa indonesia adalah karakter. Karakter mengandung pengertian suatu kualitas positif yang dimiliki oleh seseorang, sehingga membuatnya menarik dann atraktif, atau seseorang yang memiliki kepribadian yang eksentrik.12

Seorang wirausaha mempunyai karakteristik dalam menjalankan usaha, adapaun karakteristik wirausaha yang sukses adalah sebagai berikut:13

1) Lebih menyukai risiko yang dapat diperhitungkan 2) Keinginan untuk selalu memperbaiki diri

3) Percaya diri atas kemampuannya untuk meraih sukses 4) Memiliki energi yang tinggi

5) Berorientasi ke masa depan 6) Terampil dalam berorganisasi

7) Selalu menilai prestasi lebih tinggi daripada uang

10 Yuyus Suryana dan Kartib Bayu, Kewirausahaan..., 17.

11 Ibid., 18.

12 Ibid., 38.

13 Ari Fadiati dan Dedi Purwana, Menjadi Wirausaha Sukses (Bandung: PT Remaja Rosdakarya


(31)

21

8) Bekerja keras, rajin, disiplin dan jujur 9) Berani bertanggung jawab

c. Manfaat Kewirausahaan

Keberhasilan wirausaha dengan bekerja keras dan teliti dalam jangka panjang, akan memiliki beberapa manfaat secara individu, baik secara mikro dan makro, yaitu sebagai berikut:

1) Memperoleh kontrol atas kemampuan diri

2) Memanfaatkan potensi dan melakukan perubahan 3) Memperoleh manfaat finansial tanpa batas

4) Berkontribusi kepada masyarakat dan mendapatkan pengakuan usaha14

d. Motivasi Kewirausahaan

Motivasi merupakan suatu faktor yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan tertentu, sehingga motivasi dapat diartikan sebagai pendorong perilaku seseorang atau perilaku wirausaha.

Gambar 2.1 Motivasi Kewirausahaan

Umpan balik

14 R. Heru Kristanto, Kewirausahaan (Entrepreneurship) Pendekatan Manajemen dan Praktik

(Yogyakarat: Graha Ilmu, 2009), 12.


(32)

22

Risiko yang cukup besar, banyaknya waktu dan energi yang dibutuhkan pada umumnya tidak menurunkan semangat munculnya wirausaha-wirausaha baru. Seorang wirausaha selalu termotivasi untuk melakukan kegiatan usaha dengan berbagai alasan, yaitu independensi, pengembangan diri, alternatif unggul terhadap pekerjaan yang tidak memuaskan, penghasilan, dan keamanan.15 e. Fungsi Kewirausahaan

Kewirausahaan memiliki fungsi yang sangat penting bagi individu baik secara mikro maupun makro. 16Adapun fungsinya sebagai berikut:

1) Secara mikro, yaitu kewirausahaan berfungsi sebagai planner dan innovator. Planner atau perencanaan yang baik adalah akumulasi dari pengalaman dan pendidikan wirausaha selama menjalankan kegiatan usaha yang selalu berubah. Pengalaman membuat seorang wirausaha memiliki kemampuan untuk merencanakan segala aktivitas bisnis dengan lebih baik, terstruktur, sistematik dan terukur. Fungsi innovator atau keinovasian adalah kemampuan wirausaha untuk melakukan perubahan secara terus menerus terhadap aktivitas bisnis. Sifat inovasi muncul berdasarkan pengalaman selama beberapa waktu dari kemampuan wirausaha melihat, mendengar, bertanya dan melakukan perubahan kehidupan bisnis.

15 Ibid., 13.


(33)

23

2) Secara makro, yaitu berkaitan langsung dengan peran kewirausahaan dalam meningkatkan nilai kehidupan atau kemakmuran masyarakat, penggerak, pengendali dan pemakai perkembangan ekonomi suatu daerah.

f. Perilaku Kewirausahaan

Perilaku wirausaha seseorang merupakan suatu hasil dari sebuah kerja yang bertumpu pada konsep dan teori bukan karena sifat kepribadian seseorang atau berdasarkan intuisi. Dengan demikian perilaku kewirausahaan merupakan sesuatu yang dapat dipelajari dan dikuasai secara sistematik dan terencana.17

Nilai-nilai hakiki yang sangat penting dalam kewirausahaan yang sukses, yaitu sebagai berikut:

1) Percaya diri

Kepercayaan diri merupakan suatu sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas-tugas atau pekerjaan. Dalam praktiknya, sikap dan kepercayaan merupakan sikap dan keyakinan untuk memulai, melakukan, dan menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang dihadapi. Oleh karena itu, orang yang memiliki kepercayaan diri selalu memiliki nilai keyakinan, optimisme, individualitas, dan ketidakbergantungan terhadap sesuatu. Seorang yang memiliki kepercayaan diri akan memiliki kemampuan untuk


(34)

24

bekerja sendiri dalam mengorganisasikan, mengawasi, dan meraih kesuksesan.18

2) Beriorentasi pada tugas dan hasil

Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif prestasi, berorientasi pada keberhasilan, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan yang kuat, energik, dan berinisiatif. Dalam kewirausahaan, peluang hanya diperoleh apabila terdapat inisiatif. Perilaku inisiatif biasanya diperoleh melalui pelatihan dan pengalaman, serta pengembangannya diperoleh dengan cara disiplin diri, berfikir kritis, dan semangat berprestasi.19

3) Keberanian dalam menghadapi risiko

Keberanian yang tinggi dalam mengahadapi risiko dengan perhitungan yang matang dan optimisme yang dimiliki harus disesuaikan dengan kepercayaan diri. Keberanian dalam menanggung risiko bergantung kepada daya tarik setiap alternatif, kesiapan mengalami kerugian, kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal. Sementara itu, kemampuan untuk mengambil risiko ditentukan oleh keyakinan diri, kesediaan untuk menggunakan kemampuan, dan kemampuan untuk menilai risiko.20

18 Suryana, Kewirausahaan..., 39.

19 Ibid., 40.


(35)

25

4) Berorientasi ke masa depan

Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan. Karena memiliki pandangan yang jauh ke masa depan, wirausahawan selalu berusaha dan berkarya dalam mencari peluang, tidak cepat puas dengan keberhasilan dan berpandangan jauh ke depan. 21 5) Kreatifitas dan inovasi

Modal utama seorang wirausaha dalam menjalankan usahanya adalah kreatifitas, keuletan, inovasi dan semangat pantang menyerah. Wirausaha yang kreatif akan selalu berfikir untuk menemukan sesuatu yang baru yang dapat dijadikan sebagai peluang usaha.22

g. Kewirausahaan dalam Islam

Pada dasarnya, konsep kewirausahaan dalam Islam memiliki persamaan dengan konsep kewirausahaan secara umum, Islam selalu mengajarkan bahwa setiap manusia dianjurkan untuk berwirausaha. Di dalam Alquran terdapat banyak ayat-ayat yang menerangkan tentang kewirausahaan. Salah satunya adalah surat Almulk ayat 15 yaitu sebagai berikut:

















21 Ibid., 42.


(36)

26

Artinya: “Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka

berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezekiNya. dan hanya kepadaNya lah kamu (kembali setelah)

dibangkitkan”.23

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah Swt telah menciptakan bumi dan isinya untuk manusia. Manusia merupakan mahluk yang paling mulia atau sempurna yang menjadi penghuni bumi dengan kemudahan yang diberikanNya, sehingga Allah memerintahkan manusia untuk selalu berusaha mendapatkan rezekiNya. Usaha tersebut haruslah di cari dengan jalan semangat untuk bekerja keras, sehingga menghasilkan rezeki yang dapat digunakan untuk kehidupannya sehari-hari.

Kewirausahaan dalam Islam merupakan suatu kegiatan perekonomian yang dilakukan dengan cara perdagangan yang sesuai dengan syariat Islam. Islam adalah agama yang selalu mengajarkan akan pentingnya menjadi seorang wirausaha yang memegang teguh prinsip-prinsip Islam dalam bekerja keras memenuhi kebutuhannya di dunia. Wirausaha muslim adalah orang yang mengkombinasikan faktor-faktor sumber daya alam, tenaga kerja, dan material yang dibangun atas dasar hukum Allah Swt dan kepercayaannya dalam bekerja sama.24

Dalam perspektif islam, menjadi seorang entrepreneur dalam sebuah usaha yang halal dan baik sesuai dengan tuntunan Allah Swt

23Tim Pelaksana, Alquran Al karim dan Terjemahan Bahasa Indonesia..., 563.

24Aripin, “Strategi Dakwah H. Dasuki dalam Membangun Wirausaha Muslim di Wilayah Cakung


(37)

27

dan RasulNya merupakan sebuah pekerjaan yang mulia dan agung. Seorang wirausaha yang selalu mengutamakan kejujuran, maka dalam hidupnya akan selalu dipercaya oleh orang lain serta mendapatkan tempat yang tinggi bersama para nabi, syuhada, dan shalihin. Seperti sabda Rasulullah saw:

“Seorang pengusaha yang jujur (ash-shiddiq) lagi dapat dipercaya (al-amin), akan bersama nabi, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang sholeh.”(HR. At-Tirmidzi).25

Pada waktu muda nabi Muhammad saw menjadi seorang pedagang yang sangat sukses dan terkenal sebagai pedagang yang jujur dan amanah, sehingga beliau menjadi teladan yang baik bagi wirausaha-wirausaha muslim. Beliau selalu menganjurkan umatnya agar menjadi seorang pedagang yang baik. Rahasia kunci kesuksesan atau keberhasilan nabi Muhammad saw dalam menjalankan usaha adalah kejujuran dan keadilan dalam berdagang kepada pelanggan.26 h. Perilaku Kewirausahaan Islam

Pada dasarnya, perilaku kewirausahaan dalam Islam menjunjung tinggi akan sebuah semangat yang dimiliki oleh seorang wirausaha dalam menjalankan bisnis. Semangat tersebut ditunjukkan dalam bentuk perilaku kerja keras dan kemampuanya. Dalam Alquran banyak terdapat ayat-ayat tentang perilaku kewirausahaan, salah satunya adalah surat Arra’du ayat 11, yang berbunyi:

25 Muhammad Syahrial Yusuf, Meraih Keajaiban Rezeki Dengan Wirausaha (Jakarta: Esensi

Erlangga Grup, 2013), 43.

26 Alzalurrahman, Muhammad Sebagai Pedagang (Jakarta: Yayasan Swarna Bhumy, 1997), 26


(38)

28



















Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan sesuatu

kaum sehingga mereka merubah keadaan pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolakNya, dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia".27

Ayat di atas menguraikan bahwa Allah Swt memerintahkan manusia untuk melakukan kegiatan berwirausaha, karena dengan berwirausaha maka kehidupan seseorang tersebut akan dapat berubah lebih baik. Hal yang sangat berperan penting dalam perubahan kehidupan seorang manusia tentunya berasal dari dorongan perilaku atau tindakan yang dilakukan oleh dirinya sendiri dalam merubah segala bentuk kehidupannya.

Suatu kegiatan bisnis haruslah dilakukan dengan perilaku atau norma-norma yang berlaku di masyarakat bisnis. Etika digunakan juga agar para pengusaha tidak melanggar aturan syariat Islam yang telah ditetapkan dan usaha yang dijalankan memperoleh simpati dari berbagai pihak. Etika akan dapat membentuk pengusaha yang bersih dan dapat memajukan serta membesarkan usaha yang dijalankan dalam waktu yang relatif lama. Keberadaan etika atau perilaku akan menjadi keseimbangan hubungan antara pengusaha dengan


(39)

29

masyarakat, pelanggan, pemerintah, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.28

Dalam Islam seorang wirausaha harus selalu mengutamakan perilaku yang sesuai dengan prinsip Islam, terutama dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang semestinya sejalan dengan tujuan produksi dan kehidupan produsen itu sendiri. Jika tujuan produksi itu sendiri adalah berupaya untuk menyediakan kebutuhan materiil dan spiritual dalam rangka menciptakan maslahah, dimana hal ini sejalan dengan tujuan kehidupan seorang muslim. Mencari keuntungan melalui kegiatan produksi dan bisnis tidak terdapat larangan sepanjang kegiatan tersebut berada dalam bingkai tujuan dan hukum Islam.29

Pada dasarnya, keuntungan yang dicari oleh pelaku usaha, bukanlah keuntungan yang eksploitatif yang bertujuan untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya dengan menetapkan keuntungan di atas keuntungan normal. Seorang pedagang atau wirausahawan muslim selalu berupaya mencari keuntungan yang mampu memberikan kemaslahatan tidak hanya bagi dirinya sendiri, akan tetapi juga bagi lingkungan termasuk konsumen.30 Keberhasilan dan kesuksesan dalam menjalankan usahanya menjadi harapan utama untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan sejalan dengan

28 Kasmir, Kewirausahaan..., 23.

29 M. Nur Rianto dan Euis Amalia, Teori Mikroekonomi Suatu Perbandingan Ekonomi Islam dan

Ekonomi Konvensional (Jakarta: Kencana, 2010), 157.


(40)

30

ekonomi Islam, sebagaimana dijelaskan dalam QS. annisa ayat 29 yang berbunyi sebagai berikut:





























Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah maha penyayang kepadamu.31

3. Konsep Kesejahteraan a. Pengertian Kesejahteraan

Pengertian kesejahteraan menurut beberapa ahli, sebagai berikut:

1) W.J.S. Poerwadarimta, kesejahteraan adalah aman, sentosa dan makmur (terlepas dari segala yang menggangu ketentraman dan sebagainnya).32

2) Edi Suharto, kesejahteraan adalah suatu keadaan terpenuhinya segala bentuk kebutuhan hidup, khususnya yang bersifat seperti makanan, pakaian, perumahan, pendidikan, dan perawatan kesehatan.33

31 Tim Pelaksana, Alquran Al karim dan Terjemahan Bahasa Indonesia..., 83.

32 W.J.S. Poerwadarimta, Pengertian Kesejahteraan Manusia (Bandung: Mizan, 1996), 126.

33 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis Pembangunan


(41)

31

3) Isbandi Rukminto Adi, kesejahteraan dalam arti luas adalah mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. Taraf hidup yang baik bukan hanya diukur secara ekonomi dan fisik, akan tetapi juga memerhatikan aspek sosial, mental, dan segi kehidupan spiritual.34 4) Kesejahteraan menurut undang-undang RI nomor 6 tahun 1974,

dalam T Sumarnonugroho adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial baik materiil maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir batin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga, dan masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan pancasila.35

Berdasarkan definisi-definisi di atas, kesejahteraan merupakan suatu tindakan-tindakan perubahan yang dilakukan oleh seorang individu yang bertujuan untuk membawa kehidupan menjadi lebih baik atau mengalami kemajuan lebih baik dari sebelumnya, baik dari segi perekonomian, sosial, mental dan spiritual.

34 Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-Pemikiran Dalam Pembangunan Kesejahteraan sosial

(Jakarta: Fak. Ekonomi UI, 2002), 40.

35 T Sumarnonugroho, Sistem Intervensi Kesejahteraan Sosial (Yogyakarta: PT. Hanindita,


(42)

32

Kesejahteraan pada intinya mencakup tiga konsepsi, yaitu sebagai berikut:36

1) Kondisi kehidupan atau keadaan sejahtera, yaitu terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial.

2) Institusi, arena atau bidang kegiatan yang melibatkan lembaga kesejahteraan sosial dan berbagai profesi kemanusiaan yang menyelenggarakan usaha kesejahteraan sosial dan pelayanan sosial. 3) Aktivitas, yaitu suatu kegiatan-kegiatan atau usaha yang

terorganisir untuk mencapai kondisi yang sejahtera.

Kesejahteraan sosial merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia. Strategi dalam pemenuhan kesejahteraan memerlukan sumber-sumber yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:37

1) Uang dan barang, misalnya adalah tunjangan-tunjangan, pembagian kembali hasil pendapatan dan bahan material lainnya untuk keperluan bantuan.

2) Jasa pelayanan (service) berupa bimbingan dan penyuluhan.

3) Kesempatan-kesempatan seperti pendidikan, pelatihan-pelatihan, dan pekerjaan.

Upaya-upaya untuk mewujudkan tercapainya perbaikan kesejahteraan hidup bagi setiap individu maupun masyarakat luas dalam kehidupan sehari-hari sering sekali disebut sebagai upaya

36 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat..., 2.


(43)

33

pembangunan. Pembangunan merupakan segala upaya yang secara terus-menerus ditujukan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat dan bangsa yang belum baik, atau memperbaiki kehidupan yang sudah baik menjadi lebih baik.38

Kesejahteraan dalam hal ini bukanlah kesejahteraan akan terpenuhinya kebutuhan pokok saja, dalam hal ini Goulet (Todaro, 1981) dikutip dalam Totok Mardikanto, mengemukakan bahwa kesejahteraan memiliki tiga nilai, sebagai berikut:39

1) Tercapainya swasembada, dalam arti kemampuan masyarakat yang bersangkutan untuk memenuhi kebutuhan dan mencukupi kebutuhan-kebutuhan dasar yang mencakup pangan, sandang, perumahan atau pemukiman, kesehatan, pendidikan dasar, dan rekreasi.

2) Peningkatan harga diri, dalam arti berkembangnya rasa percaya diri untuk hidup mandiri yang tidak tergantung kepada atau ditentukan oleh pihak lain, terlepas dari penindasan fisik maupun ideologi, dan tidak dimanfaatkan oleh pihak lain untuk kepentingan mereka. 3) Diperolehnya suasana kebebasan, dalam arti adanya kesempatan dan

kemampuan untuk mengembangkan dan untuk memilih alternatif-alternatif yang dapat dan boleh dilakukan untuk mewujudkan perbaikan mutu hidup atau kesejahteraan yang terus-menerus bagi

38 Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat..., 2.


(44)

34

setiap individu sebagai warga masyarakat yang sedang membangun, tanpa adanya rasa takut dan tekanan dari pihak-pihak lain.

b. Kesejahteraan dalam islam

Kesejahteraan dalam pandangan islam, pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan kesejahteraan secara umum. Islam merupakan agama yang selalu mengutamakan akan kesejahteraan manusia. Ayat ayat Alquran yang berkaitan dengan kesejahteraan sangat banyak sekali, salah satunya adalah Alqashash ayat 77, yang berbunyi:





















Artinya: Dan carilah apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagimu dari (kenikmatan) duniawi, dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.40

Kesejahteraan menurut Islam mencakup dua pengertian, yaitu:41

1) Kesejahteraan holistik dan seimbang, yaitu kecukupan materi yang didukung oleh terpenuhinya kebutuhan spiritual serta mencakup individu dan sosial. Sosok manusia terdiri atas unsur fisik dan jiwa, karenanya kebahagiaan haruslah menyeluruh dan seimbang diantara

40

Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya (Bandung: Dipenogoro, 2003), 315.

41 P3EI (Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam), Ekonomi Islam (Jakarta: PT.Raja


(45)

35

keduanya. Demikian pula manusia memiliki dimensi individual sekaligus sosial. Manusia akan merasa bahagia jika terdapat keseimbangan diantara dirinya dengan lingkungan sosialnya.

2) Kesejahteraan di dunia dan akhirat (falah), sebab manusia tidak hanya hidup di alam dunia saja tetapi juga di alam setelah kematian/kemusnahan dunia (akhirat). Kecukupan materi di dunia ditunjukkan dalam rangka untuk memperoleh kecukupan di akhirat. Jika kondisi ideal ini tidak dapat tercapai maka kesejahteraan di akhirat tentu lebih diutamakan, sebab ini merupakan sesuatu yang abadi dan lebih bernilai (valuable) dibanding kehidupan dunia.

Kesejahteraan hidup merupakan dambaan setiap manusia, masyarakat yang sejahtera tidak akan terwujud apabila masyarakatnya hidup dalam keadaan yang miskin. Oleh sebab itu kemiskinan harus dihapuskan karena merupakan suatu bentuk ketidaksejahteraan yang menggambarkan suatu kondisi yang serba kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi.42

Keinginan masyarakat dalam hal peningkatan kesejahteraan ekonomi dalam islam, yaitu memberikan hak-hak yang pasti kepada masyarakat dan menyediakan sebagai tata tertib sosial bersama, sehingga menghapuskan kemiskinan.43

42 Yusuf Qardhawi, Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan (Jakarta: Gema Insani Press, 1995), 32.

43 Gunawan Sumodiningrat, Membangun Perekonomian Rakyat (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,


(46)

36

Prinsip-prinsip yang berkaitan dengan fungsi kesejahteraan ekonomi secara islam, sebagai berikut:

1) Pemilikan Allah terhadap alam semesta

2) Aktivitas ekonomi islam didasarkan atas prinsip persaudaraan, persamaan, dan perwalian ekonomi.

3) Ekonomi dalam islam didasarkan kepada kesadaran dan saling membantu. Allah Swt menciptakan perbedaan dalam tujuan dan keberanian, perbedaan-perbedaan ini merupakan dasar kehidupan ekonomi, sehingga seorang manusia bergantung pada lainnya untuk dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhan ekonominya.44

B.Penelitian Terdahulu

Berikut penelitian-penelitian terdahulu yang digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi dalam penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Umaruddin Usman (2013)

Penelitian yang dilakukan oleh Umaruddin Usman (2013), dalam

penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Laba Usaha Industri Keramik Meubel di Kota Lhoukseumawe”. Penelitian

ini menggunakan metode kuantitatif dengan analisa statistik regresi linier berganda dengan bantuan SPSS. Data yang digunakan adalah data primer dengan sampel penelitian sebanyak 46 responden.

44 Nanih Machendrawaty dan Agus Syafe’i, Pengembangan Masyarakat Islam dari Ideologi,


(47)

37

Variabel yang digunakan adalah variabel jujur (X1), rajin (X2), dan ramah tamah (X3) dan variabel Y adalah laba usaha. Hasil dari penelitian membuktikan bahwa variabel yang paling dominan atau signifikan mempengaruhi laba usaha industri kerajinan meubel di Kota Lhokseumawe adalah variabel Jujur dalam bersikap (X1) dan Variabel Ramah tamah (X3). Sedangkan variabel Rajin (X2) tidak berpengaruh signifikan, karena jika seorang pengusaha meubel rajin dalam membuat sebuah meubel belum tentu meubel tersebut diminati oleh konsumen.45

2. Sri Hadiati (2008)

Penelitian yang dilakukan oleh Sri Hadiati (2008), dalam

penelitiannya yang berjudul “Perilaku Wirausaha Industri Keramik Berskala Kecil Untuk Meningkatkan Daya Saing Produk di Malang”. Sampel penelitian sebanyak 107 industri keramik berskala kecil yang dipilih secara acak sederhana dari 180 unit usaha yang ada di Malang. Variabel dalam penelitian yaitu, faktor lingkungan internal dan eksternal dari usaha kecil, strategi dan daya saing industri keramik berskala kecil. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) dari paket software statistik AMOS.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, faktor internal berpengaruh signifikan terhadap daya saing industri keramik berskala kecil di Malang, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui strategi.

45 Umaruddin Usman, “Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Laba Usaha Industri

Kerajinan Meubel di Kota Lhokseumawe”, Journal of economic management and bisnis, volume 14 no 3 (Juli, 2013), 347-354.


(48)

38

Kedua, faktor eksternal berpengaruh signifikan terhadap daya saing industri keramik berskala kecil di Malang, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui strategi. Ketiga, strategi berpengaruh signifikan terhadap daya saing industri keramik berskala kecil di Malang.46

3. Yohanes Rante (2010)

Penelitian yang dilakukan Yohanes Rante (2010), dalam penelitiannya

yang berjudul “Pengaruh Budaya Etnis dan Perilaku Kewirausahaan

Terhadap Kinerja Usaha Mikro Kecil Agribisnis di Propinsi Papua”. Sampel

yang digunakan sebanyak 273 yang diedarkan kepada tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Merauke, Jayapura, dan Keerom. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan pendekatan kuantitatif berupa Structural Equation Modeling (SEM).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya etnis tidak berpengaruh pada kinerja UMK agribisnis di Papua dengan skor 3,98 (kurang dari 4 dikatakan kurang memiliki peranan untuk menghasilkan kinerja UMK agribisnis). Perilaku kewirausahaan memiliki pengaruh untuk memoderasi budaya etnis Papua untuk menghasilkan kinerja UMK agribisnis dengan skor 4,02 dengan kriteria baik.47

Penelitian yang saat ini dilakukan oleh penulis dengan judul “Pengaruh

Perilaku Kewirausahaan Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Pedagang Kecil

46Sri Hadiati, “Perilaku Wirausaha Industri Keramik Berskala Kecil untuk Meningkatkan Daya

Saing Produk di Malang”, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, volume 11 no 2 (September, 2008), 115-123.

47 Yohanes Rante, “Pengaruh budaya etnis dan perilaku kewirausahaan terhadap kinerja usaha

mikro kecil agribisnis di Provinsi Papua”, Jurnal manajemen dan kewirausahaan, volume 12, no 2 (September, 2010), 133-141.


(49)

39

di Taman Hiburan Pantai Kenjeran Surabaya”. Lebih menekankan kepada

perilaku kewirausahaan terhadap peningkatan kesejahteraan pedagang.

Persamaan penelitian yang akan dilakukan penulis dengan penelitian terdahulu ialah pada obyek variabel bebas yaitu perilaku kewirausahaan, Sedangkan perbedaan penelitian yang akan dilakukan penulis dengan penelitian terdahulu ialah pada obyek variabel terikatnya dan juga lokasi yang berbeda.

C.Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual pada penelitian ini ditunjukkan pada gambar 2.2 berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

Pada skema diatas dijelaskan bahwa penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Dimana perilaku kewirausahaan sebagai variabel independen (bebas) dan peningkatan kesejahteraan sebagai variabel dependen (terikat). Perilaku kewirausahaan sebagai variabel independen (bebas) yang mempengaruhi variabel dependen (terikat) yaitu peningkatan kesejahteraan, sedangkan peningkatan kesejahteraan sebagai variabel dependen (terikat) yang dipengaruhi oleh variabel independen (bebas) yaitu perilaku kewirausahaan. Maka pada

Peningkatan Kesejahteraan Perilaku


(50)

40

penelitian ini akan menghasilkan perilaku kewirausahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan.

D.Hipotesis

Istilah hipotesis berasal dari bahasa Yunani yang mempuanyai dua kata

yaitu “hupo” (sementara) dan “theis” (pernyataan atau teori). Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara yang harus di uji kembali kebenarannya.48

Dalam suatu penelitian, terdapat dua macam hipotesis yaitu hipotesis alternatif (H1) dan hipotesis nol (H0). Hipotesis alternatif dinyatakan dalam kalimat positif dan hipotesis nol dinyatakan dalam kalimat negatif. Berikut rumusan hipotesisnya yaitu:

1. H0 : β = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara perilaku kewirausahaan dengan peningkatan kesejahteraan pedagang kecil di Taman Hiburan Pantai Kenjeran Surabaya.

2. H1 : β ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara perilaku kewirausahaan dengan peningkatan kesejahteraan pedagang kecil di Taman Hiburan Pantai Kenjeran Surabaya.

Dalam hipotesis ini penulis akan mengajukan hipotesis bahwa perilaku kewirausahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan pedagang kecil di Taman Hiburan Pantai Kenjeran Surabaya.


(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.1 Berdasarkan hal tersebut metode penelitian merupakan suatu cara atau usaha yang sangat tepat untuk memperoleh informasi tentang suatu masalah melalui pengamatan empiris yang dapat digunakan untuk pengembangan secara rasional, sistematis dan menetapkan teori-teori yang berkaitan secara logis untuk menetapkan hubungan sebab akibat di antara variabel-variabel.2

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif disebabkan pendekatan kuantitatif mengarahkan masalah terhadap suatu hubungan kausal atau hubungan yang bersifat sebab dan akibat, sehingga dalam penelitian terdapat variabel independen (X) dan variabel dependen (Y).3

Penelitian ini berfokus terhadap pengujian hipotesis, data yang digunakan dapat terukur, sehingga menghasilkan kesimpulan yang dapat digeneralisasikan. Ruang lingkup dalam penelitian ini menganalisis perilaku kewirausahaan yang dimiliki oleh pedagang kecil di Taman Hiburan Pantai

1 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Bandung: Alfabeta, 2007), 2.

2 Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), 9.


(52)

42

Kenjeran Surabaya, sehingga objek penelitian ini berasal dari Taman Hiburan Pantai Kenjeran Surabaya.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dimulai pada hari Senin tanggal 22 September 2014 sampai dengan 05 Januari 2015. Tempat penelitian ini dilakukan di Taman Hiburan Pantai Kenjeran Jl. Kenjeran Pantai No 1 Kota Surabaya.

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen dimana peneliti tertarik untuk meneliti, atau seluruh unit-unit yang darinya sampel akan dipilih. Populasi dapat berupa organisme, orang atau sekelompok orang, masyarakat, organisasi, benda, obyek, peristiwa, dan laporan yang memiliki ciri yang dapat didefinisikan secara spesifik.4 Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah seluruh pedagang yang terdapat di Taman Hiburan Pantai Kenjeran yang berjumlah 124 pedagang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Berdasarkan definisi populasi tersebut peneliti dapat mengambil sebagian dari jumlah populasi yaitu dengan menggunakan sampel yang representatif (mewakili). Teknik pengambilan sampel dalam


(53)

43

penelitian ini adalah teknik Probability Sampling dengan jenis Simple Random Sampling, dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memerhatikan strata yang terdapat dalam populasi.5

Penentuan jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus Slovin, yaitu sebagai berikut:6

n = � 1+�.�2 keterangan: n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, yaitu 5%.

n � 1+�.�2 n 124

1+(124×0,052)

n = 95 Responden

Berdasarkan perhitungan di atas, maka diperoleh jumlah atau sampel dalam penelitian ini adalah 95 responden.

5 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis..., 116-118.

6Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif (Jakarta: Rajawali


(54)

44

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan suatu atribut, sifat atau nilai dari orang. obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.7 Variabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu:

1. Variabel Independen

Variabel independen sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, dan antecedent. Dalam bahasa indonesia disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen (terikat).8 Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perilaku kewirausahaan (X).

2. Variabel dependen

Variabel dependen sering disebut sebagai variabel kriteria. Dalam bahasa indonesia variabel dependen disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari variabel bebas.9Variabel terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan kesejahteraan pedagang kecil di THP Kenjeran Surabaya (Y).

E. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan kegiatan atau proses yang dilakukan oleh peneliti untuk mengurangi tingkat abstraksi konsep, sehingga konsep

7 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis..., 59.

8 Puguh Suharso, Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Bisnis: Pendekatan Filosofi dan Praktis

(Jakarta: PT Indeks, 2009), 38.


(55)

45

tersebut dapat di ukur.10 Adapun definisi operasional dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Perilaku wirausaha pedagang kecil di THP Kenjeran

Perilaku merupakan mode tingkah laku yang dipakai oleh manusia dalam melaksanakan kegiatannya.11 kewirausahaan adalah jiwa dari seseorang yang diekspresikan melalui sikap dan perilaku yang kreatif dan inovatif untuk melakukan suatu kegiatan.12

Maksud dari perilaku wirausaha pedagang kecil di THP Kenjeran dalam penelitian ini adalah segala bentuk usaha-usaha yang dilakukan oleh para pedagang kecil dalam kehidupan sehari-hari dari pagi sampai sore hari. Dimana para pedagang di sini bermacam-macam yaitu meliputi pedagang souvenir, krupuk, dan makanan. Wirausaha yang mereka lakukan dimulai dengan kegiatan pengadaan barang produksi dan penciptaan barang yang bersumber dari sumber daya alam di Kenjeran.

Sumber daya alam tersebut dikelola dengan kemampuan kreatifitas dan inovasi masing-masing pedagang. Seperti kerang laut yang dikelola oleh pedagang sebagai aneka macam souvenir yang menarik, dan ikan yang dijadikan sebagai krupuk. Setelah barang produksi siap untuk dijual, para pedagang dengan antusias dan semangat menetapkan harga jual dan merencanakan sasaran atau tujuan hasil yang hendak dicapai, yaitu menghasilkan keuntungan.

10 Zulganef, Metode Penelitian Sosial dan Bisnis (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), 84.

11Ismail Nawawi, Perilaku Administrasi..., 7.


(56)

46

Variabel perilaku kewirausahaan dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan indikator. Indikator tersebut berisi penilaian responden dalam menggambarkan pribadi yang mereka miliki sesuai dengan karakteristik wirausahawan, yaitu sebagai berikut:

3.1 Tabel indikator Perilaku Kewirausahaan

No Indikator

1 2 3 4 5

Pelayanan yang baik Percaya diri

Kreatif dan inovatif

Berorientasi pada tugas dan hasil Berani mengambil risiko.

Skala pengukuran yang digunakan dalam variabel ini adalah jenis skala Likert. skala Likert merupakan skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.13 skala Likert yang akan digunakan telah dimodifikasi, yaitu dengan menghilangkan jawaban tengah (ragu-ragu).14 Penyebabnya adalah sebagai berikut:

a. Memungkinkan sering memiliki arti ganda (multiple interpretable). b. Menimbulkan kecenderungan menjawab pada jawaban ragu-ragu

(central tendency effect).

c. Tidak dapat menunjukkan kecenderungan bagaimana pendapat responden ke arah setuju atau tidak setuju, sehingga banyak data

13Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D)

(Bandung: Alfabeta, 2010), 134.

14Muslich Anshori dan Sri Iswati, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Surabaya: Airlangga


(57)

47

penelitian dan informasi pada penelitian yang tidak dapat ditangkap oleh peneliti.

Dengan demikian, jawaban dari setiap item instrument yang berupa pernyataan tersebut mempunyai empat tingkatan, dan setiap tingkatan akan diberi skor masing-masing untuk keperluan analisis kuantitatif. Berikut ini merupakan contoh skala pengukuran yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

3.2Tabel skala pengukuran Likert

Sangat tidak setuju (STS) : diberi skor 1 Tidak setuju (TS) : diberi skor 2 Setuju (S) : diberi skor 3 Sangat Setuju : diberi skor 4

2. Peningkatan kesejahteraan

Peningkatan kesejahteraan merupakan suatu hasil dari perubahan-perubahan akan kehidupan yang lebih baik atau mengalami kemajuan lebih baik dari sebelumnya, baik dari segi perekonomian, sosial, mental dan spiritual. Kesejahteraan dalam penelitian ini adalah kondisi akan perubahan yang dialami oleh para pedagang kecil yang terdapat di THP Kenjeran dilihat dari hasil perubahan perekonomian yaitu, peningkatan pendapatan, terpenuhinya kebutuhan sehari-hari, dan kemandirian seorang pedagang dalam berwirausaha, sehingga tidak bergantung kepada pihak-pihak lain, dan tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak-pihak-pihak tertentu.

Peningkatan perilaku kewirausahaan diindikasikan akan dapat meningkatkan pendapatan para pedagang kecil di THP Kenjeran,


(58)

48

sehingga pendapatan yang diperoleh dapat digunakan sebagai upaya untuk mensejahterakan kehidupan pedagang kecil dalam berbagai hal, baik yang bersifat mateeril maupun spiritual.

Variabel peningkatan kesejahteraan dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan indikator, indikator tersebut berisi penilaian responden dalam menggambarkan pribadi yang mereka miliki sesuai dengan keadaan yang dialaminya, yaitu sebagai berikut:

3.3 Tabel Indikator Peningkatan Kesejahteraan

No Indikator

1 2 3

Pendapatan

Terpenuhinya kebutuhan Kemandirian

Skala pengukuran yang digunakan dalam variabel peningkatan kesejahteraan ini memiliki kesamaan dengan variabel perilaku kewirausahaan, yaitu skala Likert.

F. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Uji validitas merupakan suatu pengukur yang menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas berkaitan dengan tiga hal, yaitu ketepatan alat ukur untuk melakukan tugasnya dalam mencapai sasaran, kenyataan (actually), dan


(59)

49

tujuan dari pengukuran. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata dan benar.15

Untuk menguji validitas alat ukur dalam penelitian ini, dilakukan dengan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 20 dengan teknik analisis korelasi Bivariate Person (Product Moment Corelation). Uji validitas dilakukan dengan cara mengorelasikan masing-masing skor item dengan skor total. Penentuan layak tidaknya suatu item yang digunakan, dilakukan pengujian dengan menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. 16 Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

a. Jika rhitung ≥ rtabel (uji 2 sisi dengan signifikan 0,05), maka instrumen atau item-item pertanyaan berkolerasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).

b. Jika rhitung < rtabel (uji 2 sisi dengan signifikan 0,05), maka instrumen atau item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).

15 Jogiyanto, Metodologi Penelitian Bisnis (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2007), 120.


(60)

50

Tabel 3.4 Hasil Uji Coba Pengujian Validitas Kuisioner Perilaku Kewirausahaan

No Item rhitung rtabel Keterangan

1 X1 0,647 0,361 Valid

2 X2 0,481 0,361 Valid

3 X3 0,735 0,361 Valid

4 X4 0,699 0,361 Valid

5 X5 0,656 0,361 Valid

6 X6 0,610 0,361 Valid

7 X7 0,595 0,361 Valid

8 X8 0,643 0,361 Valid

9 X9 0,685 0,361 Valid

Sumber: data primer yang diolah, 2014

Dari tabel 3.1 di atas dapat dilihat bahwa kuisioner yang disebarkan kepada 30 responden menunjukkan bahwa rhitung yang dihasilkan dari pengolahan uji validitas menggunakan Microsoft Office Excel dan SPSS 20 ≥ dari rtabel sebesar 0,361, sehingga bisa dikatakan bahwa kuisioner yang disebarkan kepada responden pada variabel X (perilaku kewirausahaan) dinyatakan valid dan layak untuk disebarkan.

Tabel 3.5 Hasil Uji Coba Pengujian Validitas Kuisioner Peningkatan Kesejahteraan

No Item rhitung rtabel Keterangan

1 Y1 0,598 0,361 Valid

2 Y2 0,580 0,361 Valid

3 Y3 0,650 0,361 Valid

4 Y4 0,613 0,361 Valid

5 Y5 0,715 0,361 Valid

6 Y6 0,735 0,361 Valid

7 Y7 0,664 0,361 Valid

8 Y8 0,524 0,361 Valid

9 Y9 0,708 0,361 Valid

Sumber: data primer yang diolah, 2014

Dari tabel 3.2 di atas dapat dilihat bahwa kuisioner yang disebarkan kepada 30 responden menunjukkan bahwa rhitung yang dihasilkan dari pengolahan uji validitas menggunakan Microsoft Office


(61)

51

Excel dan SPSS 20 ≥ dari rtabel sebesar 0,361, sehingga bisa dikatakan bahwa kuisioner yang disebarkan kepada responden pada variabel Y (peningkatan kesejahteraan) dinyatakan valid dan layak untuk disebarkan. 2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan suatu pengukur yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Apabila suatu alat pengukur digunakan dua kali atau berulang dilakukan untuk mengukur gejala yang sama dan hasil yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Oleh karena itu, uji reliabilitas ini menunjukkan suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama.17

Untuk menguji reliabilitas instrument dalam penelitian ini, dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 20 dengan teknik analisis

Cronbach’s alpha. Uji signifikansi dilakukan pada taraf signifikansi 0,05, artinya bahwa instrumen dapat dikatakan reliabel apabila nilai alpha lebih besar dari r kritis product moment. Menurut Sekaran (1992) dalam Duwi Priyatno, yaitu reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik.18

Tabel 3.6 Hasil Uji Coba Reliabilitas Kuisioner Perilaku Kewirausahaan dan Peningkatan Kesejahteraan

No Variabel Cronbach's Alpha Keterangan 1 Perilaku kewirausahaan 0,757 Reliabel 2 Peningkatan kesejahteraan 0,757 Reliabel Sumber: data primer yang diolah, 2014

17 Marsi Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survai (Jakarta: LP3ES, 1989), 140.


(62)

52

Dari tabel 3.3 di atas dapat dilihat bahwa hasil pengolahan data pada variabel X yaitu perilaku kewirausahaan dan variabel Y yaitu peningkatan kesejahteraan mempunyai Cronbach Alpha yang sama yaitu sebesar 0,757. Dapat diartikan bahwa kuisioner yang disebarkan adalah reliabel, karena nilai Cronbach Alpha nya lebih besar dari 0,700.

G. Data dan Sumber Data 1. Data

Data adalah bentuk jamak dari datum. Data merupakan keterangan-keterangan tentang sesuatu hal, data dapat berupa sesuatu yang diketahui, dianggap atau anggapan, dan suatu fakta yang digambarkan melalui angka, simbol, dan kode. Data dikelompokkan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dari lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan penelitian terdahulu.19Adapun data primer dan data sekunder dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Data primer dalam penelitian ini adalah data hasil kuisioner seputar perilaku kewirausahaan dan peningkatan kesejahteraan yang telah


(1)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

i

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PEDAGANG KECIL

DI TAMAN HIBURAN PANTAI KENJERAN SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu

Ilmu Ekonomi Syariah

Oleh

<XnDOLI$InLGDK

NIM. C04211131

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Program Studi Ekonomi Syariah

Surabaya


(2)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id