Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Kemandirian Pribadi pada Pedagang Pakaian Pasar Petisah Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM SRATA-1 EKSTENSI MEDAN

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP

KEMANDIRIAN PRIBADI PADA PEDAGANG

PAKAIAN PASAR PETISAH

MEDAN

SKRIPSI OLEH

ETHA VERONICA PINEM 070521145

MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

ABSTRAK

Etha Veronica Pinem (2010). Pengaruh Perilaku Kewirausahaan

Terhadap Kemandirian Pribadi pada Pedagang Pakaian Pasar Petisah Medan. Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si selaku Ketua Departemen Manajemen, Dra. Setri Hiyanti Siregar, M.Si selaku Dosen Pembimbing, Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si selaku Dosen Penguji I dan Dra. Frida Ramadhini, MM selaku Dosen Penguji II.

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui dan menganalisis apakah pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap kemandirian pribadi pada pedagang pakaian Pasar Petisah Medan. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yaitu dengan wawancara, kuesioner dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan metode deskriptif dan regresi linear sederhana. Data primer dalam penelitian ini yang diperoleh dengan menyebar kuesioner/daftar pernyataan, pengukurannya menggunakan skala Likert dan diolah secara statistik dengan menggunakan program SPSS versi 17.00 for

windo ws yaitu untuk menghitung uji t dan identifikasi determinan (R2). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode insidental. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berani ambil resiko, percaya diri, semangat untuk bersaing, berorientasi ke masa depan dan selalu mencari peluang berpengaruh signifikan terhadap kemandirian pribadi Pada Pedagang Petisah Medan sebesar 41,2%, sedangkan variabel semangat bersaing merupakan variabel paling dominan terhadap kemandirian pribadi. Hal tersebut dikarenakan variabel semangat untuk bersaing memiliki nilai signifikan terkecil (0,010)


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Dalam penulisan skripsi ini penulis mengangkat judul “Pengaruh Perilaku Kewirausahaan terhadap Kemandirian Pribadi pada pedagang pakaian Pasar Petisah Medan.”

Dalam penulisan skripsi ini, penulis tidak luput dari cobaan dan hambatan. Namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak maka skripsi ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis berterima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si selaku Ketua Departamen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Setri Hiyanti Siregar, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia memberikan waktu, saran, tenaga dan pemikirannya untuk membantu penulis didalam penyempurnaan skripsi ini.


(4)

5. Ibu Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si selaku Dosen Penguji I yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pemikirannya untuk membantu penulis didalam penulisan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Frida Ramadini, MM selaku Dosen Penguji II yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pemikirannya untuk membantu penulis didalam penulisan skripsi ini.

7. Seluruh dosen pengajar dan staf pegawai Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

8. Kedua orangtua dan kakak serta adik-adik saya tersayang yang dengan sabar memberikan doa dan semangat.

9. Teman-teman seperjuangan dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan pengetahuan penulis dalam pengulasan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti selanjutnya, khususnya mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Manejemen Universitas Sumatera Utara.

Medan, November 2010 Penulis


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ... iii DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... ... vi BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1 ... B. Perumusan Masalah ...

4

C. Kerangka Konseptual ... 4

D. Hipotesis ... 5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian ... 5

2. Manfaat Penelitian ... 6

F. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional Variabel ... 6

2. Definisi Operasional Variabel ... 7

3. Skala Pengukuran Variabel ... 8

4. Tempat dan Waktu Penelitian ... 9

5. Populasi dan Sampel ... 9

6. Jenis dan Sumber Data ... ... 11 7. Teknik Pengumpulan Data ...

... 11 8. Uji Validitas dan Reliabilitas ...


(6)

9. Metode Analisis Data ... 14

BAB II URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu ... ... 16 ... B. Usaha Kecil dan Ciri-ciri Usaha Kecil

1. Pengertian Usaha Kecil ... ... 17 2. Ciri-ciri Usaha Kecil ...

... 18 C. Pengertian Wirausaha ... 19

D Perilaku Kewirausahaan ... 23

E. Kemandirian Pribadi ... 25

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 29

B. Visi dan Misi ... 30

C. Sejarah Singkat Perusahaan ... 31

D. Prosedur Perizinan Pasar Petisah Medan ... 33

E. Gambaran Umum Pedagang Pakaian ... 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 39

B. Karakteristik Responden ... 42

C. Metode Analisis Statistik ... 43

D. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 47

E. Koefisien Determinan (R2) ... 48


(7)

F. Pengujian Hipotesis ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 50

B. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Spesifikasi Pedagang Pakaian Pasar Petisah ... 3

Tabel 1.2 Definisi Operasional Variabel ... 8

Tabel 1.3 Instrumen Skala Likert ... 9

Tabel 3.1 Data Pribadi Pedagang Pakaian Pasar Petisah ... 36

Tabel 4.1 Validitas untuk Variabel Perilaku Kewirausahaan (X) ... 40

Tabel 4.2 Validitas untuk Variabel Kemandirian Pribadi (Y) ... 40

Tabel 4.3 Nilai Ralpha untuk Variabel Perilaku Kewirausahaan dan Kemandirian Pribadi ... 41

Tabel 4.4 Karakteristik Responden ... 42

Tabel 4.5 Kategori Nilai Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Variabel X ... 43

Tabel 4.6 Kategori Nilai Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Variabel Y ... 46

Tabel 4.7 Hasil perhitungan Regresi Linear Sederhana ... 48

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan R Square (R2) ... 49


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 5 Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan ... 31


(10)

ABSTRAK

Etha Veronica Pinem (2010). Pengaruh Perilaku Kewirausahaan

Terhadap Kemandirian Pribadi pada Pedagang Pakaian Pasar Petisah Medan. Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si selaku Ketua Departemen Manajemen, Dra. Setri Hiyanti Siregar, M.Si selaku Dosen Pembimbing, Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si selaku Dosen Penguji I dan Dra. Frida Ramadhini, MM selaku Dosen Penguji II.

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui dan menganalisis apakah pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap kemandirian pribadi pada pedagang pakaian Pasar Petisah Medan. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yaitu dengan wawancara, kuesioner dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan metode deskriptif dan regresi linear sederhana. Data primer dalam penelitian ini yang diperoleh dengan menyebar kuesioner/daftar pernyataan, pengukurannya menggunakan skala Likert dan diolah secara statistik dengan menggunakan program SPSS versi 17.00 for

windo ws yaitu untuk menghitung uji t dan identifikasi determinan (R2). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode insidental. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berani ambil resiko, percaya diri, semangat untuk bersaing, berorientasi ke masa depan dan selalu mencari peluang berpengaruh signifikan terhadap kemandirian pribadi Pada Pedagang Petisah Medan sebesar 41,2%, sedangkan variabel semangat bersaing merupakan variabel paling dominan terhadap kemandirian pribadi. Hal tersebut dikarenakan variabel semangat untuk bersaing memiliki nilai signifikan terkecil (0,010)


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Adanya tingkat pengangguran yang tinggi sebagai akibat dari krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia, memberikan pelajaran berharga tentang perlunya kreativitas dari setiap individu untuk tidak mengandalkan pekerjaan dari orang lain, melainkan menciptakan lapangan pekerjaan yang dapat menyerap tenaga kerja dan menghidupkan kembali roda perekonomian Indonesia. Usaha kecil merupakan usaha yang mampu bertahan karena usaha kecil juga berperan dalam pemerataan perekonomian Indonesia dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat, serta memiliki potensi untuk menghasilkan devisa bagi negara.

Peranan wirausaha tidak diragukan lagi dalam menghadapi perkembangan ekonomi saat ini. Karena tumbuh tidaknya perekonomian di suatu negara juga bergantung pada kehadiran dan keaktifan para wirausaha. Wirausaha yang dimaksud adalah para pengusaha yang mandiri yang memiliki kebebasan dalam memilih karier sesuai dengan bidang usaha yang diminatinya serta dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang sebesar-besarnya (Riyanti, 2003: 7).

Wirausahawan yang sukses harus mempunyai prilaku yang baik, sehingga dapat menciptakan kemandirian pribadi untuk mencapai tujuan usahanya. Perilaku seorang wirausaha akan terlihat berkembang melalui ilmu pengetahuan dan


(12)

pengalaman yang diperoleh dari hasil interaksi dengan lingkungannya (Ranto, 2007:18).

Kemandirian pribadi merupakan kemampuan untuk mengandalkan diri sendiri dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung dengan orang lain, mulai menciptakan ide dan menetapkan tujuan sampai pada pencapaian kepuasan. Kemandirian ini merupakan modal awal terciptanya ekonomi perusahaan yang sehat. Walaupun usaha mereka umumnya berskala kecil, tetapi dapat menyerap tenaga kerja yang besar (Suryana, 2003:11).

Salah satu wujud usaha kecil dan menengah dalam perdagangan ialah pedagang pakaian. Pedagang pakaian adalah orang yang dengan modal yang relatif sedikit berusaha di bidang produksi dan penjualan barang-barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan kelompok tertentu di dalam masyarakat, usaha tersebut dilaksanakan pada tempat-tempat yang dianggap strategis dalam suasana lingkungan yang informal (Winardi dalam Haryono, 2005:25).

Sektor perdagangan pakaian di Kota Medan pada umumnya sudah mengalami pertumbuhan yang pesat. Hampir di setiap pusat perbelanjaan dan pasar tradisional dijumpai pedagang pakaian. Hal ini menunjukkan bahwa pakaian sudah bukan hanya sebagai kebutuhan pokok bagi masyarakat, tetapi juga sebagai pelengkap untuk mengikuti trend atau mode yang up to date dari waktu ke waktu.

Pasar Petisah merupakan suatu tempat usaha yang digunakan untuk menjual barang-barang kebutuhan rumah tangga, namun di dominasi oleh pedagang pakaian.


(13)

Jumlah pedagang yang berada di Pasar Petisah Medan berjumlah 273, hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 sebagai berikut :

Tabel 1.1

Spesifikasi Pedagang Pakaian Pasar Petisah Medan Tahun 2010

No Spesifikasi 2009 2010 Jumlah

Pedagang

1 Pedagang pakaian 51 59 110

2 Pedagang tas dan sepatu 30 35 65

3 Pedagang perhiasan 25 22 47

4 Pedagang daging, ayam dan ikan

14 14 28

5 Pedagang sayur dan buah-buahan

12 11 23

Jumlah 132 141 273

Sumber: Data Primer, diolah (2010)

Pada Tabel 1.1 dapat dilihat spesifikasi dan jumlah pedagang di Pasar Petisah Baru Medan didominasi oleh pedagang pakaian sebanyak 110 pedagang atau sekitar 40,30%, pedagang tas dan sepatu 23,80%, pedagang perhiasan sebanyak 17,21%, pedagang daging ayam dan ikan sebanyak 10,25 % dan pedagang sayur dan buah-buahan sebanyak 8,42 %.

Dari kondisi tersebut dapat dilihat bahwa sektor wirausaha yang diminati oleh masyarakat adalah sebagai pedagang pakaian. Hal ini dipilih dengan beberapa alasan antara lain dimulai dengan modal yang relatif sedikit dan mempunyai resiko kerugian yang kecil, artinya apabila pakaian tersebut sudah tidak laku karena ketinggalan model, maka pedagang memiliki cara untuk tetap bertahan yaitu dijual dengan harga yang lebih murah atau sale (diskon).


(14)

Berdasarkan fenomena diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Perilaku Kewirausahaan terhadap Kemandirian Pribadi (Studi Kasus pada Pedagang Pakaian Pasar Petisah Baru Medan)”.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas adalah sebagai berikut: “Apakah perilaku kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemandirian pribadi pada pedagang pakaian Pasar Petisah Medan?”

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual bertujuan untuk mengemukakan secara umum mengenai objek penelitian yang dilakukan dalam kerangka variabel yang akan diteliti. Dengan demikian dalam kerangka penelitian ini dikemukakan variabel yang akan diteliti yaitu perilaku kewirausahaan sebagai variabel bebas dan kemandirian pribadi sebagai variabel terikat.

Wirausaha selalu berkomitmen dalam menjalankan tugasnya sampai berhasil. Karena itu, ia selalu tekun, ulet, pantang menyerah sebelum usahanya berhasil. Tindakannya tidak didasari oleh spekulasi melainkan perhitungan yang matang. Ia berani mengambil resiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan (Riyanti, 2003:11).

Kemandirian pribadi merupakan suatu upaya sendiri yang meliputi segala aspek kebutuhan yang mampu dipenuhi sendiri tanpa harus menggantungkan kepada


(15)

orang lain. Hal ini mengandung suatu maksud bahwa dengan segala usaha yang dilakukan mulai dari perencanaan, penetapan tujuan, bernegoisasi, memenangkan persaingan, melaksanakan pekerjaan, menciptakan ide, dan menyelesaikan masalah-masalah usaha mampu dilakukan sendiri dengan usaha yang keras. Dengan demikian dari usaha yang dilakukan tersebut mampu membawa keberhasilan yang memberikan kepuasan (Ranto, 2007:23).

Kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian adalah seperti yang digambarkan dalam skema berikut :

Sumber : Riyanti (2003) dan Ranto (2007) diolah

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

D. Hipotesis

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian” (Sugiyono, 2005:51). Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut: “Perilaku kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemandirian pribadi pada Pedagang Pakaian Pasar Petisah Medan”.

PERILAKU

KEWIRAUSAHAAN (X) 1. Berani mengambil

resiko (X1) 2. Percaya diri (X2) 3. Semangat untuk

bersaing (X3)

4. Berorientasi ke masa depan (X4)

5. Selalu mencari peluang (X5)

KEMANDIRIAN PRIBADI (Y)


(16)

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh prilaku kewirausahaan terhadap kemandirian pribadi pada Pedagang pakaian Pasar Petisah Medan.

2.Manfaat Penelitian a. Bagi Pelaku Usaha

Memberikan tambahan informasi dan wawasan serta memberikan masukan bagi para pedagang agar dapat mengembangkan usahanya. b. Bagi Penulis

Memberikan kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan teori yang telah diperoleh di bangku kuliah dan menambah wawasan peneliti serta mengetahui pengaruh kemandirian pribadi terhadap perilaku kewirausahaan.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan informasi dan referensi dalam melakukan penelitian lanjutan.

F. Metode Penelitian

1.Batasan Operasional Variabel


(17)

a. Variabel Independent (X), yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain yaitu:

X1 = Berani ambil resiko

X2 = Percaya Diri

X3 = Semangat untuk bersaing

X4 = Berorientasi ke masa depan

X5 = Selalu Mencari Peluang

b. Variabel Dependent (Y), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain yaitu:

Y = Kemandirian Pribadi

2. Definisi Operasional Variabel

Pada penelitian ini variabel-variabel yang dioperasionalkan adalah semua variabel yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu definisi variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut :

a. Perilaku Kewirausahaan (X) adalah sesuatu yang berhubungan dengan watak, karakteristik, tabiat, sikap orang terhadap perjuangan hidup untuk mencapai keberhasilan dalam menjalankan usahanya. Menurut Scarborough dan Zimmerer (dalam Suryana, 2003:14), ada lima karakteristik sikap dan perilaku kewirausahaan yang berhasil, yaitu:


(18)

2. Percaya diri (X2)

3. Semangat untuk bersaing (X3)

4. Berorientasi ke masa depan (X4)

5. Selalu mencari Peluang (X5)

b. Kemandirian Pribadi (Y) adalah kemampuan untuk mengandalkan diri sendiri dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung dengan orang lain, mulai dari menciptakan ide, menetapkan tujuan, sampai pada pencapaian kepuasan. Indikator yang digunakan antara lain:

1. Kemampuan mengelola usaha 2. Kemampuan keuangan

3. Keberanian menghadapi tantangan Tabel 1.2

Definisi Operasionalisasi Variabel

VARIABEL DEFENISI INDIKATOR SKALA

UKUR

Perilaku

Kewirausahaan (X)

Perilaku Kewirausahaan adalah sesuatu yang berhubungan dengan watak, karakteristik, tabiat, sikap orang terhadap perjuangan hidup untuk mencapai keberhasilan dalam menjalankan usahanya. 1.Berani mengambil resiko 2.Percaya diri

3.Semangat untuk bersaing

4.Berorientasi ke masa depan

5.Mampu melihat peluang

Skala Likert


(19)

Kemandirian Pribadi (Y)

Kemampuan untuk mengandalkan diri sendiri

dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung dengan orang lain, mulai dari menciptakan ide, menetapkan tujuan, sampai

pada pencapaian kepuasan.

1.Kemampuan mengelola usaha

2.Kemampuan keuangan 3.Keberanian menghadapi

tantangan Skala

Likert

Sumber : Riyanti (2003) dan Ranto (2007) diolah

3. Skala Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan skala Likert yaitu digunakan untuk mengukur sifat, pendapat dan persepsi seseorang ataupun kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2005:104). Untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan skala 1 sampai 5 dilihat pada Tabel 1.3 berikut ini :

Tabel 1.3

Instrument Skala Likert

Sumber : Sugiono (2005)

4. Tempat dan Waktu Penelitian

No Pertanyaan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3 4 Tidak Setuju (TS) 2 5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1


(20)

Penelitian direncanakan dilakukan di Pasar Petisah Baru Medan. Penelitian dilakukan dari September hingga Oktober 2010.

5. Populasi dan Sampel a. Populasi

Menurut Sugiyono (2005), populasi adalah wilayah yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi dalam penelitian ini adalah pedagang pakaian di Pasar Petisah Medan, Jalan Gatot Subroto yang berjumlah 110 pedagang pakaian.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2005:73). Untuk menentukan jumlah sampel, penulis menggunakan rumus slovin (Umar, 2008:78) sebagai berikut:

N

n

=

1 + N.e 2

Dimana : n = jumlah sampel N = ukuran populasi

e = taraf kesalahan yaitu 10 % atau 0,1


(21)

110

n

=

1 + (110 x 0,12)

n

= 52,38 atau 52 orang

Teknik pengambilan sampling menggunakan non probability sampling yaitu metode purposive random sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan kriteria dan ciri-ciri yang ditentukan terlebih dahulu untuk membatasi sampel (Sugiyono, 2005:78). Adapun kriteria yang ditentukan adalah pedagang pakaian yang sudah lebih dari 5 tahun membuka usahanya dengan modal sendiri. Tujuan dari penetapan kriteria ini adalah karena penulis menganggap pedagang dapat mempertahankan usahanya secara mandiri.

6. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yaitu: a. Data primer

Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan kuesioner dan wawancara kepada responden.

b. Data sekunder

Yaitu data yang diperoleh melalui studi pustaka, dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, untuk mendukung penelitian ini.


(22)

7. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan 3 (tiga) cara, yaitu:

a. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan pada setiap responden untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan sehingga penelitian penulis dapat lebih terstruktur.

b. Studi Pustaka

Mengumpulkan dan mempelajari informasi serta data yang diperoleh dari buku, jurnal, dan situs internet yang dapat menjadi referensi.

c. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung pada lokasi penelitian. Kriteria yang dinilai pada observasi ini adalah pedagang pakaian yang sudah lebih dari 5 tahun membuka usahanya dengan modal sendiri.

8. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan realibilitas dilakukan pada 30 orang responden penelitian diluar sampel pedagang pakaian di Pasar Petisah Lama Medan, lalu data diproses dengan menggunakan program software SPSS (Statistic Product and

Service Solution) versi 16.0. Instrumen yang valid dan reliabel merupakan


(23)

Valid artinya data-data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian ini, sedangkan reliabel artinya konsisten atau stabil bila digunakan untuk penelitian lain. Pengujian instrumen dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS 16.0 for windows.

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk menguji apakah kuesioner layak dilakukan sebagai instrumen penelitian. Instrumen yang valid alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data atau mengukur itu valid (Sugiyono, 2005:109). Untuk menguji validitas digunakan pendekatan koefisien korelasi yaitu dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya. Bila nilai korelasinya positif dan r > 0,361 maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Dalam uji validitas kriteria pengambilan keputusan adalah:

1. Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.

2. Jika r hitung <rtabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.

Jika telah memenuhi syarat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut telah memiliki validitas konstruk yang baik. Sementara butir-butir pertanyaan yang tidak valid akan gugur dan dikeluarkan. Setelah semua butir pernyataan dinyatakan valid maka instrumen tersebut layak untuk kuesioner penelitian.


(24)

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan tingkat kehandalan suatu instrumen penelitian. Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2005:110). Bila koefisien korelasi (r) positif dan signifikan, maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel. Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika r alpha positif atau > r tabel maka pernyataan reliabel.

b. Jika r alpha negatif atau < r tabel maka pernyataan tidak reliabel.

Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai

Cronbach Alpha > 0,6 atau nilai Cronbach Alpha > 0,8. 9. Metode Analisis Data

a. Metode Analisis Deskriptif

Metode ini merupakan metode analisis data dimana peneliti mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisis, dan menginterpretasikan data sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti.

b. Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum dapat menggunakan model regresi linier berganda dalam menganalisis variabel-variabel, maka terlebih dahulu diuji syarat-syarat


(25)

yang harus dipenuhi. Dengan kata lain menguji dengan model asumsi klasik, yakni sebagi berikut :

1) Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas data dilakukan untuk melihat normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Model regresi yang baik adalah distribusi normal atau mendekati normal.

2) Pengujian Multikolinearitas (korelasi yang sempurna)

Pengujian ini untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas. Jika terjadi korelasi maka dinamakan telah terdapat problem multikolinearitas pada penelitian ini.

3) Pengujian Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi linier terjadi korelasi antara kesalahan penganggu periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 (sebelumnya).

4) Pengujian Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan antara variance dari residual suatu pengamatan kepengamatan lainnya. Jika variance dari residual dari suatu pengamatan kepengamatan lainnya tetap maka akan disebut homoskesdastisitas dan jika variance berbeda disebut heteroskesdatisitas. Model regresi yang baik adalah heteroskedasitas.


(26)

Metode regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui berapa besar pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Analisis regresi berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi software SPSS (Statistic Product and Service Solution) 17,0 for

Windows. Adapun model persamaan yang digunakan adalah sebagai

berikut:

Keterangan :

Y : Kemandirian Pribadi a : Konstanta

b : Koefisien regresi berganda X1 : Berani ambil resiko

X2 :Percaya diri

X3 : Semangat untuk bersaing

X4 : Berorientasi ke masa depan

X5 : Selalu mencari peluang

e : Standar error

Pengujian Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Uji Signifikan Simultan (Uji–F)

Uji–F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh bersama-sama terhadap variabel terikat. Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0, artinya secara

bersama-sama tidak dapat pengaruh dari variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5), yaitu


(27)

berani ambil resiko, percaya diri, semangat untuk bersaing, berorientasi ke masa depan dan selalu mencari peluang terhadap kemandirian pribadi, yaitu variabel terikat (Y). Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5), artinya

secara bersama-sama terdapat pengaruh dari (X1, X2, X3, X4, X5), yaitu

berani ambil resiko, percaya diri, semangat untuk bersaing, berorientasi ke masa depan dan selalu mencari peluang terhadap kemandirian pribadi, yaitu variabel terikat (Y).

Kriteria pengambilan keputusan:

Ho diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5 %

Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5 %

2) Uji signifikan Parsial (Uji–t)

Uji–t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel secara bebas individual terhadap variabel terikat. Ho : b1 = 0, artinya secara parsial

tidak terdapat pengaruh dari variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5), yaitu

berani ambil resiko, percaya diri, semangat untuk bersaing, berorientasi ke masa depan dan selalu mencari peluang terhadap kemandirian pribadi, yaitu variabel terikat (Y). Ha : b1 ≠, artinya secara parsial

terdapat pengaruh dari variabel bebas (X1, X2, X3, X4,X5), yaitu berani

ambil resiko, percaya diri, semangat untuk bersaing, berorientasi ke masa depan dan selalu mencari peluang terhadap kemandirian pribadi, yaitu variabel terikat (Y).


(28)

Ho diterima jika thitung < ttabel pada α = 5 %

Ha diterima jika thitung >ttabel pada α = 5 %

3) Koefisien Determinan (R2)

Koefision determinan (R2) pada intinya mengukur seberapa kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini

berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R2 semakin mengecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5) terhadap

variabel terikat (Y) semakin mengecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.


(29)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Silalahi (2007) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, Dan Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan (Kasus Warnet Di Padang Bulan)”. Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil bahwa variabel Pengetahuan kewirausahaan (X1), dan Kemandirian Pribadi (X3) berpengaruh signifikan terhadap Perilaku Kewirausahaan para pemilik usaha warnet di Padang Bulan. Sedangkan variabel Motif Berprestasi (X2) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Perilaku Kewirausahaan para pemilik usaha warnet di Padang Bulan.

Ranto (2007) melakukan penelitian yang berjudul ”Korelasi Antara Motivasi,

Knowdedge of Enterpreneurship dan Independensi dan The Enterpreneur’s Performance pada Kawasan Industri Kecil Pulo Gadung”. Variabel bebas (X) dalam

penelitian ini adalah Motivasi Berusaha (X1), Pengetahuan Kewirausahaan (X2), dan Kemandirian Usaha (X3). Sedangkan Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah Kinerja Usaha (Y). Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan positif antara Motivasi Berusaha, Pengetahuan Kewirausahaan, dan Kemandirian Usaha secara bersama dengan Kinerja Usaha Industri Kecil.


(30)

B. Usaha Kecil dan Ciri-ciri Usaha Kecil 1. Pengertian Usaha Kecil

Pengertian usaha kecil secara jelas tercantum dalam Undang-Undang tentang usaha kecil Nomor 5 tahun 1995, yang disebut usaha kecil adalah memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Memiliki kekayaan (aset) bersih paling banyak Rp 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2. Memiliki hasil penjualan tahunan (omset) paling banyak Rp 1 miliyar. 3. Milik Warga Negara Indonesia.

4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, atau terafiliasi baik langsung maupun tidak langsung oleh usaha besar atau usaha menengah, berbentuk badan usaha perseorangan, badan usaha tidak berbadan hukum (Iwantono: 2002:4).

Menurut UU Nomor 9 Tahun 1999 ditetapkan bahwa usaha kecil adalah suatu unit usaha yang memiliki nilai asset neto (tidak termasuk tanah dan bangunan) tidak melebihi Rp 200 Juta atau penjualan pertahun tidak lebih besar dari Rp 1 Miliar, milik WNI, berdiri sendiri dan berafiliasi langsung atau tidak langsung dengan usaha menengah atau besar dan berbentuk badan usaha perseorangan, baik berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum.

Defenisi yang tercantum dalam UU tersebut sebagai dasar dalam mengelompokkan jenis-jenis usaha. Menurut Kementrian Negara Koperasi dan


(31)

UMKM, kelompok usaha kecil termasuk di dalam kelompok usaha mikro. Usaha mikro adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan bersifat tradisional dan informal dalam arti belum terdaftar, belum tercatat dan berbadan hukum, dan hasil penjualan tahunan paling banyak RP 100 Juta. Sedangkan menurut (Biro Pusat Statistik) BPS (2005), usaha kecil adalah unit usaha dengan jumlah pekerja paling sedikit 5 (lima) orang dan paling banyak 19 (sembilan belas) orang termasuk pengusaha.

2. Ciri-ciri Usaha Kecil

Menurut istilah umum ketenagakerjaan kecil

menengah.com

a. Pemilik adalah golongan ekonomi lemah dan pada umumnya sekaligus menjadi pimpinan (single ownership and management).

, 15 Juli 2010) ciri-ciri industri berskala kecil adalah:

b. Hubungan kerja antara pengusaha dan pekerja masih bersifat kekeluargaan.

c. Tidak mampu menyediakan jaminan (collateral) yang berguna untuk mendapatkan kredit dari dunia perbankan.

d. Administrasi perusahaan pada umumnya masih bersifat sederhana, kurang teratur, dan belum berbadan hukum.

Menurut Hutasuhut dalam (www.smeru.or.id

a. Mempunyai kepercayaan yang kurang kuat pada diri sendiri.

) ciri-ciri dan watak usaha kecil adalah sebagai berikut:


(32)

b. Berorientasi pada tugas, hasil yang didorong oleh kebutuhan untuk berperstasi, berorientasi pada keuntungan, mempunyai ketekunan dan ketabahan, mempunyai tekad dan kerja keras.

c. Mempunyai kemampuan dalam mengambil resiko dan mengambil keputusan secara tepat dan cermat.

d. Mempunyai jiwa kepemimpinan, suka bergaul dan menanggapi saran dan kritik. e. Berjiwa inovatif, kreatif dan berorientasi kemasa depan.

C. Pengertian Wirausaha

Kata “wirausaha” dalam bahasa Indonesia adalah padanan kata bahasa perancis “entrepreneur”, yang sudah dikenal sejak abad ke 17. Menurut Holt (Riyanti, 2003: 21), kata Entrepreneur berasal dari kata kerja Enterprende. Dalam Bahasa Indonesia kata “wirausaha” merupakan gabungan kata wira (gagah

berani, perkasa) dan usaha. Jadi, wirausaha berarti orang yang gagah berani atau perkasa dalam usaha (Hutagalung, 2010:1).

Dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusahaan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa :

1. Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan.

2. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan


(33)

meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Adam Smith (dalam Riyanti, 2003:23) melihat wirausaha sebagai orang yang memiliki pandangan yang tidak lazim yang dapat mengenali tuntutan potensial atas barang dan jasa. Dalam pandangan Smith, wirausaha bereaksi terhadap perubahan ekonomi, lalu menjadi agen ekonomi yang merubah permintaan menjadi produksi. Ia juga berpendapat bahwa wirausaha adalah seorang inkubator gagasan baru, yang selalu berusaha menggunakan sumber daya secara optimal untuk mencapai tingkat komersial paling tinggi.

Kamus umum bahasa Indonesia (Riyanti, 2003:24) mengartikan wirausaha sebagai: ”orang yang pandai atau berbakat mengenali produk, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya.

Konsep wirausaha secara lengkap dikemukakan oleh Josep Schumpeter, yaitu sebagai orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru atau pun yang telah ada. Dalam definisi tersebut ditekankan bahwa wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Sedangkan proses kewirausahaan adalah meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan menciptakan suatu organisasi. Istilah


(34)

wirausaha dan wiraswasta sering digunakan secara bersamaan, walaupun memiliki substansi yang agak berbeda.

Ada enam hakekat penting kewirausahaan yaitu (Suryana, 2004:50), sebagai berikut:

1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis.

2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different).

3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan.

4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth).

5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru

(creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi

nilai lebih.

6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien,


(35)

memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.

Kewirausahaan secara ringkas berdasarkan keenam konsep diatas dapat didefinisikan sebagai sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif (create new and

different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk

menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi risiko.

Sesuai dengan inti dari jiwa kewirausahaan yaitu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup, maka seorang wirausaha harus mempunyai kemampuan kreatif didalam mengembangkan ide dan pikiranya terutama didalam menciptakan peluang usaha didalam dirinya, dia dapat mandiri menjalankan usaha yang digelutinya tanpa harus bergantung pada orang lain, seorang wirausaha harus dituntut untuk selalu menciptakan hal yang baru dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber yang ada disekitarnya, mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.


(36)

D. Perilaku Kewirausahaan

Menurut Scarborough dan Zimmerer (Suryana, 2003:14), ada delapan karakteristik sikap dan perilaku kewirausahaan yang berhasil, yaitu:

1. Bertanggung jawab. Wirausaha selalu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya baik dalam mengendalikan sumber daya yang digunakan maupun terhadap keberhasilan berwirausaha.

2. Berani mengambil resiko. Wirausaha dalam mengambil tindakan hendaknya tidak didasari oleh spekulasi, melainkan perhitungan yang matang. Ia berani mengambil risiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan.

3. Percaya diri. Ia cenderung optimis dan memiliki keyakinan yang kuat terhadap kemampuan yang dimilikinya untuk berhasil.

4. Umpan balik. Wirausaha selalu memerlukan umpan balik yang segera. Ia selalu ingin mengetahui hasil dari apa yang dikerjakannya. Tujuan dari umpan balik adalah untuk memberikan informasi untuk menolong individu memahami bagaimana perilakunya mempengaruhi orang lain dan bagaimana penilaian orang lain terhadap perilakunya.

5. Semangat untuk bersaing. Wirausaha harus memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.


(37)

6. Berorientasi ke masa depan. Seorang wirausahawan hendaknya seorang yang mampu menatap masa dengan dengan lebih optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan berusaha. Usaha memanfaatkan peluang dengan penuh perhitungan.

7. Memiliki keterampilan personal. Pandai berkomunikasi. Seorang wirausaha harus dapat menarik orang lain dengan tutur kata yang baik, sopan, jujur dan percaya diri. Dengan demikian akan memberi kesan kepada orang lain menjadi tertarik dan orang akan percaya dengan apa yang disampaikan.

8. Selalu mencari peluang. Seorang wirausaha selalu berambisi untuk selalu mencari peluang. Keberhasilan wirausaha selalu diukur dengan keberhasilan untuk mencapai tujuan. Pencapaian tujuan terjadi apabila ada peluang.

Perilaku seorang wirausaha yang baik, akan membawa ke arah kebenaran, keselamatan serta menaikan derajat dan martabatnya. Perilaku wirausahawan yang perlu dimiliki dan perlu dikembangkan (Lupiyoadi, 2007:8) adalah sebagai berikut:

1. Berwatak luhur

2. Bekerja keras dan disiplin 3. Mandiri dan realistis

4. Prestatif dan komitmen tinggi

5. Berfikir positif dan bertanggungjawab 6. Dapat mengendalikan emosi

7. Tidak ingkar janji, menepati janji dan waktu 8. Belajar dari pengalaman


(38)

9. Memperhitungkn resiko

10. Merasakan kebutuhan orang lain 11. Bekerjasama dengan orang lain

12. Menghasilkan sesuatu untuk orang lain 13. Memberi semangat kepada orang lain

14. Mencari jalan keluar bagi setiap permasalahan 15. Merencanakan sesuatu sebelum bertindak.

E. Kemandirian Pribadi

Kata kepribadian berasal dari kata Personality (bahasa inggris) yang berasal dari kata Persona (bahasa latin) yang berarti kedok atau topeng. Yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh pemain-pemain panggung, yang maksudnya untuk menggambarkan perilaku, watak atau pribadi seseorang. Pengertian kepribadian adalah organisasi-organisasi dinamis dari sistem psiko-fisik dalam individu yang turut menentukan cara yang unik dan khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan (Allport dalam Sobur, 2003:300).

Kemandirian adalah kepemilikan sebuah nilai dalam diri seseorang yang mengarah kepada kedewasaan, sehingga dia mampu menghadapi persaingan. Sedangkan persaingan itu sendiri merupakan sesuatu yang dapat memberi semangat sebagai alat untuk menentukan pesaing terbaik. Ketika seseorang bersaing dengan orang lain, tidak dapat dielakkan adanya pemenang dan adanya yang kalah. Itulah sebabnya kemandirian merupakan suatu proses mulai dari menciptakan ide, membuat


(39)

rencana, mencari sumber sampai dengan memperoleh hasil yang memuaskan (Beamer dalam Ranto, 2007 :22).

Di dalam kemandirian menurut Irwin (Ranto, 2007:22) terdapat kedewasaan yang merubah pandangan seseorang dan mempengaruhi kehidupannya. Orang yang tidak mandiri akan beraksi hanya jika ada penghargaan dari orang lain. Sebaliknya, sesorang yang mandiri beraksi untuk kepuasannya sendiri tanpa tergantung dari yang difikirkan orang lain. Itulah sebabnya kembali Irwin menegaskan bahwa seseorang yang mandiri akan melakukan apa saja yang diinginkan merupakan kebebasan berfikir untuk memuaskan dirinya dan orang lain. Walaupun kemandirian bukan berarti suatu kematangan akhir yang dipunyai seseorang.

Pengertian tersebut diatas tampak mengandung maksud bahwa kemandirian seseorang merupakan suatu proses kematangan. Kematangan akan memberikan kekuatan karakter menuju kondisi sampai kesaling tergantungan (interdependency). Kematangan akan mendorong untuk meraih prestasi, maka prestasi demi prestasi akan semakin memantapkan kematangan dalam bentuk kedewasaan (maturity) tersebut. Kekuatan karakter yang telah menyatu dalam kedewasaan akan mendorong kekuatan untuk bertindak.

Dengan demikian, walaupun memiliki keterbatasan kebebasan dari pemahaman dan nilai-nilai yang dianut namun dengan akal budi yang dimilikinya, tetap tahu apa yang akan dilakukuannya. Sikap dewasa tentunya sangat dituntut oleh siapapun yang sedang berusaha untuk mencapai prestasi termasuk para usahawan, sebab mereka dituntut untuk menjadikan dirinya menjadi majikan yang mampu untuk


(40)

menciptakan kerja dan mengelola secara baik dengan mengkombinasikan berbagai sumber dan menciptakan sinergi untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Kemandirian pada dasarnya memiliki dua bentuk yaitu pemikiran dan tindakan. Seorang pemimpin menurut Chutterbuck dan Waine (dalam Ranto, 2007:23) memerlukan keduanya untuk menunjukkan dirinya sendiri mandiri. Pemikiran yang mandiri akan membawanya pada perspektif yang berbeda dalam strategi, sehingga mampu menentukan skala prioritas. Tindakan yang mandiri berarti seorang pemimpin tidak memiliki konflik kepentingan terhadap perusahaannya.

Kemandirian, menurut Barnadib (1982), meliputi "perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi hambatan/masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain”. Pendapat tersebut juga diperkuat oleh Kartini dan Dali (1987) yang mengatakan bahwa kemandirian adalah “hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu bagi diri sendiri”. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa kemandirian mengandung pengertian:

a. Suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya,

b. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi,

c. Memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya, d. Bertanggungjawab terhadap apa yang dilakukannya.


(41)

Sifat kepribadian yang paling banyak dibahas oleh para ahli, dalam kaitan dengan wirausaha adalah sifat kreatif dan inovatif. (Drucker dalam Riyanti, 2003:24) juga menegaskan bahwa untuk meraih keberhasilan, seorang wirausaha harus belajar mempraktikkan inovasi secara sistematik. Menurutnya inovasi adalah alat khusus bagi para wirausaha. Kreativitas lebih menekankan kemampuan, bukan kegiatan. Jadi, orang disebut kreatif jika dia memiliki ide/gagasan yang baru tanpa harus merealisasikan gagasannya itu. Inovasi adalah proses melakukan sesuatu yang baru


(42)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

Pasar Petisah Medan adalah salah satu dari 56 (Lima Puluh Enam) pasar tradisional yang ada di kota Medan. Pada tahap awal Pasar Petisah Medan tersebut berada ditanah yang berdataran rendah namun sekarang tanah tersebut telah ditinggikan oleh PEMDA sejak 12 tahun yang lalu. Pasar Petisah Medan yang berada dijalan Gatot Subroto terdiri dari 2 pasar, satu dimiliki oleh PEMDA sedangkan yang satu lagi dimiliki oleh Swasta. Jumlah pedagang yang berada dibawah naungan PEMDA berjumlah 334, hal tersebut dapat dilihat dari 21 ruko, 167 kios, 90 stand, 8 bangunan baru belakang serta 48 bangunan baru depan.

Pasar Petisah Medan dapat menampung 334 pedagang dengan luas lahan sebesar 1000 m2 dan luas bangunan sebesar 800 m2. Adapun jenis barang yang dijual terdiri dari bahan-bahan pokok seperti sembako, sayur-sayuran, ikan, daging, bumbu dan rempah, barang kelontong, makanan, minuman, buah-buahan sampai pada kebutuhan sandang seperti pakaian, tas, sepatu, perhiasan, barang pecah belah, dan sebagainya. Untuk areal parkir, Pasar Petisah Medan hanya dapat menampung sekitar 10 kendaraan roda dua dan 5 kendaraan roda empat.

Pasar Petisah Medan merupakan salah satu pasar tradisional di kota Medan yang dikelola oleh PD. Pasar Kota Medan, yang mana kantor PD. Pasar berada di lantai III Gedung Pasar Petisah. PD. Pasar Kota Medan didirikan dengan tujuan untuk


(43)

mewujudkan dan meningkatkan pelayanan umum kepada masyarakat dengan penyediaan sarana pasar, disamping itu juga menunjang kebijaksanaan umum Pemerintah Daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Penataan pasar secara teratur yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana tempat berjualan perlu dilakukan melihat potensi perkembangan pasar yang cukup besar. Maka PD. Pasar Kota Medan merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi hal tersebut dan sebagai fasilisator bagi para pedagang. PD. Pasar Kota Medan sebagai pemegang mandat yang diberikan oleh Pemerintah Kota Medan untuk melaksanakan Peraturan Daerah Kota Medan No. 8 Tahun 2001 dan Keputusan Walikota Medan No. 28 Tahun 2001.

B. Visi dan Misi Perusahaan

Mengingat perkembangan ekonomi yang sangat dinamis pada era globalisasi, maka perlu bagi setiap pelaku bisnis untuk benar-benar profesional dalam menjalankan roda organisasi perusahaannya. Untuk itu perlu adanya visi dan misi dari setiap agar tercapai kinerja perusahaan yang diharapkan.

1. Visi PD. Pasar Kota Medan

PD. Pasar Kota Medan memiliki visi sebagai fasilisator terdepan dalam mewujudkan pelayanan umum di sektor pasar bagi masyarakat Kota Medan. 2. Misi PD. Pasar Kota Medan


(44)

a. Mewujudkan akuntabilitas publik oleh perusahaan serta menciptakan aparatur yang bersih.

b. Meningkatkan kualitas pelayanan dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan.

c. Menumbuh kembangkan perusahaan dalam menghadapi pasar global dengan melaksanakan perencanaan pembangunan, pemeliharaan, dan pengawasan.

d. Memberikan kontribusi bagi pemasukan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan manajemen perusahaan yang bersih.

C. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi diperlukan dalam pelaksanaan tugas perusahaan. Struktur organisasi menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.

Struktur organisasi Pasar Petisah Medan dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini:

KEPALA PASAR STAF

PENGUTIP


(45)

Sumber: PD. Pasar Petisah Medan (2010) Gambar 3.1: Struktur Organisasi Perusahaan 1. Kepala Pasar

a. Merealisasikan target/anggaran yang telah dibebankan perusahaan. b. Mengawasi karyawan dan petugas dalam menjalankan pekerjaan. c. Mengawasi keadaan dan kebersihan pasar.

d. Mengecek dan mengevaluasi administrasi pembukuan di pasar. e. Mengajukan izin-izin yzng diperlukan kepada direksi PD. Pasar. f. Mencairkan segala bentuk tunggakan kontribusi kepada pedagang. 2. Staf

a. Membukukan laporan atas hasil kutipan.

b. Mengerjakan admisnistarsi dan surat-surat yang masuk maupun yang keluar ke dalam buku agenda.

c. Membuat laporan bulanan atas pemakaian karcis kontribusi harian dan kwitansi bulanan dengan segala pemakaian kwitansi lainnya.

d. Membuat surat-surat izin, seperti surat izin pemakaian tempat berjualan, izin-izin rekomendasi yang ditujukan kepada Direksi, dan sebagainya. e. Ikut serta dalam mengawasi kebersihan pasar.

3. Pengutip

a. Melaksanakan pengutipan kontribusi dari para pedagang. b. Membuat laporan hasil kutipan kontribusi kepada Kepala Pasar.


(46)

c. Ikut serta melaksanakan pengawasan kebersihan dan keberadaan sarana dan prasarana pasar.

d. Membuat laporan kepada Kepala Pasar mengenai kios atau stan yang tidak aktif/tutup dan yamg masih memiliki tunggakan.

4. SATPAM Pasar

a. Menjaga keamanan dan ketertiban pajak secara keseluruhan.

b. Mengatasi berbagai kericuhan dan segala tindakan kriminal yang terjadi di pajak sebelum diserahkan kepada pihak yang berwajib.

5. PHL Kebersihan

a. Membersihkan sampah-sampah dan kotoran di areal pajak. b. Mengangkut sampah dari TPS ke truk pengangkutan sampah. c. Membersihkan parit/selokan di seluruh areal pajak.

D. Prosedur Perizinan Pasar Petisah Medan 1. Pendaftaran Pedagang

Para pedagang di Pasar Petisah Medan diakui secara resmi oleh pihak PD. Pasar Petisah Medan. Oleh karena itu maka para pedagang harus mentaati segala peraturan-peraturan yang diberlakukan oleh pihak PD. Pasar. Prosedur yang ditetapkan adalah beradasarkan aturan yang berlaku di PD. Pasar Petisah Medan.

Pihak PD. Pasar Petisah Medan bertanggung jawab sepenuhnya dalam perekrutan dan administrasi pedagang. Para pedagang yang berjualan di Pasar


(47)

Petisah Medan harus sudah melapor dan mendapatkan izin dari PD. Pasar Petisah Medan dan begitu juga dengan hak untuk melakukan pelarangan berjualan. Regristrasi ulang diberlakukan setiap 12 bulan. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data ulang mengenai perkembangan terbaru dari para pedagang.

Pedagang yang belum mendapatkan izin, harus melakukan perjanjian dengan menandatangani peraturan yang berlaku, antara lain:

1. Mematuhi perjanjian Sewa Menyewa Kios/Stand yang telah ditetapkan PD. Pasar Petisah Medan.

2. Tidak boleh membuang sampah sembarangan.

3. Diwajibkan membayar kontribusi tempat berjualan per bulan/hari dan kontribusi pelayanan kebersihan.

Biaya registrasi yang dibebankan kepada para pedagang yang akan berjualan di Pasar Petisah Medan sebesar Rp. 25.000,- (Seratus Ribu Rupiah). Biaya regristrasi yang dibebankan ke pedagang sesuai dengan luas bangunan yang akan digunakan untuk berjualan.

2. Pelaksanaan Keamanan

Para pedagang yang berjualan di Pasar Petisah Medan mendapatkan jaminan sepenuhnya untuk berjualan. Untuk itu para pedagang diwajibkan untuk membayar uang keamanan kepada pihak Satpam Pasar Petisah Medan sebesar Rp. 150.000,- (Seratus Lima Puluh Ribu Rupiah) per bulan untuk semua jenis usaha. Pembayaran ini dilakukan setiap bulannya oleh pihak


(48)

Petugas Keamanan Pasar Petisah Medan dengan mendatangi tiap-tiap tempat berjualan para pedagang yang berada di Pasar Petisah Medan.

3. Pelaksanaan Kebersihan

Pihak Pasar Petisah Medan mewajibkan kepada para pedagang untuk membuang sampah pada tempat-tempat yang sudah disediakan di sepanjang jalan utama Pasar Petisah Medan sebagai upaya untuk menciptakan lingkungan yang bersih. Pihak Pasar Petisah Medan juga menyediakan fasilitas kamar mandi dengan beberapa kran air untuk pedagang mengambil air bersih yang tujuan pihak PD. Pasar Petisah Medan adalah untuk menciptakan Pasar Petisah Medan yang mandiri yang tidak membuat pihak-pihak lain merasa terganggu dengan ketentuan seluruh pedagang yang berjualan di Pasar Petisah Medan hanya membayar uang air dan listrik sebesar Rp. 200.000,- (Dua Ratus Ribu Rupiah) tiap bulan kepada petugas kebersihan. E. Gambaran Umum Pedagang Pakaian Pasar Petisah Medan

Para pedagang di Pasar Petisah Medan memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut meliputi jenis kelamin, umur, status, pendidikan terakhir dan alamat tempat tinggal para pedagang. Secara umum gambaran pedagang dapat dilihat pada hasil penyebaran kuesioner, wawancara, dan observasi yang dilakukan oleh penulis untuk penelitian ini, dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini


(49)

Tabel 3.1

Data Pribadi Pedagang Pakaian Pasar Petisah Medan

No Nama Jenis Kelamin Umur (Tahun) Pendidikan Lama Usaha (Tahun) Alamat 1. Setiawati Br.Ginting Wanita 31-40 SMP 15 Jln. Rinte V No.10 2. Sriati Br.Sembiring Wanita 31-40 SMP 15 Jln. Jamin Ginting Gg.

Dipanegara No.20 3. Rehulina

Br.Sembiring

Wanita 31-40 SMP 15 Jln. Jamin Ginting No.20 4. Ruslan Hutagalung Wanita 31-40 SMP 15 Jln. Jamin Ginting No. 45 5. Metehsa Ketaren Pria 31-40 SMP 15 Jln. Jamin Ginting Gg. Pelita

Raya No. 15

6. Murna Br. Tarigan Wanita 31-40 SMP 10 Jln. Setia Budi No. 65 7. Oberlin Sipahutar Pria 41-50 SMU 20 Jln.Bunga Cempaka No.11 8. Baskami Tarigan Pria 41-50 SMU 20 Jln. Jamin Ginting Gg. Pelita

No. 14

9. Noventa Ginting Wanita 31-40 SMP 10 Jln. Terompet No. 17 10. Karelina Manik Wanita 21-30 SMP 10 Jln. Pondok Bulu No. 34 11. Magda Aritonang Wanita 21-30 SMU 15 Jln. Setia Budi No. 3 12. Relina Br. Sitepu Wanita 21-30 SMP 10 Jln. Jamin Ginting Gg.

Dipanegara No. 4

13. An Rulli Wanita 21-30 SMU 10 Jln. Bunga Cempaka No.7

No Nama Jenis Kelamin Umur (Tahun) Pendidikan Lama Usaha (Tahun) Alamat 14. Timotius Keliat Pria 21-30 SMU 10 Jln. Bawang No. 10 15. Rehnawaty Br.

Tarigan

Wanita 21-30 SMU 10 Jln. Karet 18 No. 9 P. Simalingkar

16. Vera Oktoviani R Wanita 41-50 SMU 20 Jln. Bunga Ganyong No. 110 17. Marlinda Br. Tarigan Wanita 21-30 SMU 15 Gg. Berdikari No. 01

18. Jenda Gunadari Sembiring

Pria 31-40 SMU 15 Jln. Setia Budi No. 124 19. Umi Kalsum Wanita 31-40 SMU 10 Jln. Jamin Ginting No.198 20. Poslika Ri Sinaga Pria 21-30 SMP 10 Jln. Nilam 2 No. 10 21. Sarah Saputri Br.

Tarigan

Wanita 21-30 SMU 10 Jln. Bunga Rampai No.39 LK I 22. Rapmauli Br.

Limbong

Wanita 21-30 SMU 10 Gg. Anggrek No. 20 23. Pasu Sembiring Pria 41-50 SMP 15 Jln. Pancur Batu No.4 24. Emirita Br. Sitepu Wanita 21-30 SMP 15 Jln. Karya Semabada No.23


(50)

25. Risma L. Toruan Wanita 21-30 SMU 10 Lorong VI Veteran Bagan Deli 26. Rosinta Uli

Manulang

Wanita 21-30 SMU 10 Jln. Pintu Air IV Gg. Persatuan 27. Nurhalimah Pohan Wanita 31-40 SMU 20 Jln. Keluarga No. 12

28. Nuraida Sinuraya Wanita 31-40 SMU 15 Jln. Terompet No.10 29. Nuraida Br. Tarigan Wanita 31-40 SMU 15 Jln. Jamin Ginting No.40 30. Rita Malinda Bangun Wanita 31-40 SMU 15 Jln. Setia Budi No. 28

31. Sumarni Malem Wanita 31-40 SMU 15 Jln. Jamin Ginting Gg. Medan Area No.27

32. Benna Mahuli Br. Purba

Wanita 41-50 SMP 15 Jln. Graha Tanjung Sari G No.25

33. Kardiana Sinaga Wanita 41-50 SMP 20 Jln. ST. Alisabana No.83 34. Roslinda Br. Ginting Wanita 41-50 SMP 20 Jln. Jamin Ginting No.480B 35. Normin Br. Purba Wanita 41-50 SMP 20 Dusun Duri Pintu I

36. Erlinda Maria Wanita 31-40 SMU 10 Jln. Setia Budi Gg. Cempaka No.6

37. Aida Napitupulu Wanita 31-40 SMU 10 Jln. Bunga Rampai 1 No.40 LK I

38. Siti Mayan Hasibuan Wanita 21-30 SMU 10 Gg. Beringin No.90 39. Paridawaty

Marpaung

Wanita 41-50 SMU 10 Jln. Sei Asahan 8 No. 22

40. Rohana Wanita 41-50 SMU 10 Komp. Tasbih Blok E No.25

41. Erlinda Maria Sihombing

Wanita 21-30 SMU 15 Jln. Sei Merah No. 11 42. Mardina Br. Sinuraya Wanita 21-30 SMU 15 Gg. Guru Singa No. 23 43. Fernando

Palindungan Ginting

Pria 31-40 SMU 10 Jln. M. Syuhada Gg. Serasi No. 8

44. Penerangan Sembiring

Pria 31-40 SMU 10 Jln. Sunggal LK Sukata No.7

No Nama Jenis Kelamin Umur (Tahun) Pendidikan Lama Usaha (Tahun) Alamat

45. Firdaus Ginting Pria 21-30 SMU 15 Jln. Dr. Mansyur/Pembangunan No. 11

46. Eli Saputra Tarigan Pria 31-40 SMU 10 Gg. Guru Singa No. 23 47. Sarinah Maria

Sinuraya

Wanita 31-40 SMU 10 Jln. Jamin Ginting Gg. Kamboja No. 20

48. Nurhaidah Wanita 31-40 SMP 20 Jln. PWS Gg. GHB 48/6

49. Jumiati Wanita 31-40 SMP 15 Gg. Apotik Cempaka Tj. Rejo No. 60

50. Gen Wanita 31-40 SMP 10 Gg. Rambe No. 45

51. Gabe Mangapulina Siagian

Wanita 21-30 SMP 15 Jln setia Budi No. 122 52. Masa Br. Sembiring Wanita 31-40 SMU 10 Jln. Murni II No. 9


(51)

Sumber: Data Primer diolah (2010)

Tabel 3.1 responden yang diwawancarai/diberikan kuesioner kebanyakan mempunyai rentang umur 31-40 tahun, kemudian responden yang berumur 21-30 tahun, dan yang terakhir responden dengan umur 41-50 tahun. Gender wanita merupakan gender yang dominan dalam menjalankan usaha pakaian ini. Pendidikan responden paling dominan yaitu tamatan SMU (Sekolah Menengah Umum). Lama usaha pedagang pakaian di Pasar Petisah Medan berkisar antara 10-20 tahun. Lama usaha yang paling dominan yaitu 10 tahun.


(52)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Uji Validitas dan Reliabilitas

Valid artinya data-data yang diperoleh dengan penggunaan instrumen dapat menjawab tujuan penelitian. Reliabel artinya konsisten atau stabil. Agar data yang diperoleh valid dan reliabel maka dilakukan uji reliability. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap alat penelitian, yakni kuesioner. Penyebaran kuesioner khusus uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 orang diluar responden yaitu Pasar Petisah Medan.

1. Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 16.0 dengan kriteria sebagai berikut:

1) Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel maka pernyataan dinyatakan valid.

2) Jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak

valid.

3) rhitung dapat dilihat pada kolom corrected item-total correlation.

Berdasarkan survei, kuesioner berisikan 25 butir pertanyaan yang menyangkut variabel bebas, yaitu berani ambil resiko (X1), percaya diri (X2), semangat untuk

bersaing (X3), berorientasi ke masa depan (X4) dan selalu mencari peluang (X5) pada


(53)

Tabel 4.1 Validitas Pernyataan Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

Butir 1 82.4000 170.110 .776 .951

Butir 2 82.2333 167.564 .817 .951

Butir 3 82.3667 168.240 .763 .951

Butir 4 82.4333 176.875 .390 .956

Butir 5 82.8000 175.614 .571 .953

Butir 6 83.0000 168.759 .789 .951

Butir 7 82.9667 176.309 .482 .954

Butir 8 82.6667 170.851 .728 .952

Butir 9 82.7000 169.666 .778 .951

Butir 10 82.6667 168.230 .773 .951

Butir 11 82.6667 170.092 .820 .951

Butir 12 82.7333 174.202 .620 .953

Butir 13 83.1000 171.059 .544 .954

Butir 14 82.7667 170.737 .635 .953

Butir 15 82.6333 172.240 .565 .954

Butir 16 82.8333 171.592 .497 .955

Butir 17 82.9000 169.679 .703 .952

Butir 18 83.2333 171.082 .589 .953

Butir 19 82.6667 171.678 .733 .952

Butir 20 82.4667 169.016 .785 .951

Butir 21 82.4333 167.082 .815 .951

Butir 22 82.5667 169.633 .672 .952

Butir 23 82.3000 165.803 .808 .951

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS versi 16,00 (Oktober 2010)

Berdasarkan Tabel 4.1 tersebut dapat dilihat bahwa dari 23 butir pernyataan yang dibuat dalam kuesioner, semua pernyataan valid karena rhitung > rtabel atau nilai Corrected Item-Total Correlation diatas 0,361.


(54)

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas diartikan sebagai keterpercayaan, keterandalan atau konsistensi. Hasil suatu pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, artinya mempunyai konsistensi pengukuran yang baik, dan suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel.

Tabel 4.2 Reliability Statistics

Variabel Cronbach's Alpha Keterangan Perilaku Kewirausahaan (X) 0.838 Reliabel

Kemandirian Pribadi (Y) 0.807 Reliabel

Sumber : Hasil pengolahan SPSS versi 16.0, (Oktober, 2010)

Tabel 4.2 menunjukan bahwa nilai ralpha perilaku kewirausahaan (0,838) dan

nilai ralpha kemandirian pribadi (0,807) lebih besar dibandingkan dengan nilai rtabel =

0,374 maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pernyataan tersebut adalah reliabel.

B. Karakteristik Responden

Kuesioner yang disebarkan kepada pedagang pakaian Pasar Petisah Medan sebagai responden terdiri dari 23 pernyataan, dengan pembagian variabel X ada 17 pernyataan dan variabel Y ada 6 pernyataan. Hasil kuesioner menunjukkan karakteristik responden seperti terlihat pada Tabel 4.3.


(55)

Tabel 4.3

Karakteristik Responden

No Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Jenis Kelamin Laki-laki 21 40,39

Perempuan 31 59,62

Jumlah 52 100,00

2 Status Menikah 40 76,93

Belum Menikah 12 23,08

Jumlah 52 100,00

3 Usia 20 - 30 tahun 9 17,31

31 - 40 tahun 29 55,77

> 40 tahun 14 26,93

Jumlah 52 100,00

4 Pendidikan SMP 15 28,85

SMU 30 57,70

D3 ( Diploma ) 5 9,62

S1 ( Sarjana ) 2 3,85

Jumlah 52 100,00

5 Lama Usaha 6 - 10 tahun 13 25,00

11- 15 tahun 23 44,23

> 15 tahun 16 30,77

Jumlah 52 100,00

Sumber : Pengolahan Kuesioner Penelitian (2010).

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian sebesar 59,62% berjenis kelamin perempuan dan sisanya 40,38% adalah laki-laki. Status responden dalam penelitian ini paling banyak yang telah menikah sebesar 76,93% dan yang belum menikah sebesar 23,07%. Usia responden dalam penelitan ini paling


(56)

banyak berumur 30-40 tahun dan sisanya >40 tahun sebesar 26,93% serta 20-30 tahun sebesar 17,31%.

Pada penelitian ini, pendidikan responden paling besar adalah berpendidikan SMU sebesar 57,70%, dan sisanya terdiri dari SMP sebesar 28,85%, D3 sebesar 9,62% serta S1 sebesar 3,85%. Lamanya usaha responden paling banyak adalah 11-15 tahun sebesar 44,23% dan sisanya >15 tahun sebesar 30,77% serta 6-10 tahun sebesar 25%.

C. Metode Analisis Statistik 1. Analisis Jawaban Responden

a. Distribusi Jawaban Responden Untuk Variabel Berani Ambil Resiko (X1) Tabel 4.4

Distribusi Jawaban Responden Untuk Variabel Resiko (X1)

Item SS S KS TS STS Total

F % F % F % F % F % F %

1 13 38.1 29 46.0 5 7,9 3 4,8 2 3,2 52 100 2 14 39,7 30 47,6 4 6,3 3 4,8 1 1,6 52 100 3 27 42,9 13 38,1 6 9,5 4 6,3 2 3,2 52 100 4 15 41,3 31 49,2 6 9,5 0 0 0 0 52 100 5 14 22,2 25 57,1 12 19,0 1 1,6 0 0 52 100

Sumber : Hasil Pengolahan kuesioner ( Nopember 2010)

Tabel 4.4 menunjukan bahwa hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 52 orang untuk variabel berani ambil resiko yaitu:

1) Pada pernyataan yang pertama dari 52 responden, 24 responden (38,1%) adalah sangat setuju, 29 responden (46,0%) menyatakan setuju, 5 responden (7,9%)


(57)

menyatakan kurang setuju, 3 responden (4,8%) menyatakan tidak setuju, tetapi 2 responden (3,2%) menyatakan sangat tidak setuju.

2) Pada pernyataan yang kedua dari 52 responden, 25 responden (39,7%) menyatakan sangat setuju, 30 responden (47,6%) menyatakan setuju, sisanya 4 responden (6,3%) menyatakan kurang setuju, 3 responden (4,8%) menyatakan tidak setuju, 1 responden (1,6%) menyatakan sangat tidak setuju.

3) Pada pernyataan yang ketiga dari 52 responden, 27 responden (42,9%) menyatakan sangat setuju, 30 responden (47,6%) menyatakan setuju, 4 responden (6,3%) menyatakan kurang setuju, 3 responden (4,8%) menyatakan tidak setuju, dan sisanya 1 responden (1,6%) menyatakan sangat tidak setuju.

4) Pada pernyataan yang keempat dari 52 responden tersebut, 26 responden (41,3%) menyatakan sangat setuju, 31 responden (49,2%) menyatakan setuju, 6 responden (9,5%) menyatakan kurang setuju, 0 responden (0%) menyatakan tidak setuju, 0 responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju.

5) Pada pernyataan yang kelima dari 52 responden, 14 responden (22,2%) menyatakan sangat setuju, 36 responden (57.,1%) menyatakan setuju, 12 responden (19,0%) menyatakan kurang setuju, 1 responden (1,6%) menyatakan tidak setuju, 0 responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju.

b. Distribusi Jawaban Responden Untuk Variabel Percaya Diri (X2) Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Untuk Variabel Percaya Diri (X2)

Item SS S KS TS STS Total


(58)

1 15 23,8 25 57,1 7 11,1 3 4,8 2 3,2 52 100 2 16 25,4 21 50,8 13 20,6 1 1,6 1 1,6 52 100 3 28 44,4 13 38,1 6 9,5 5 7,9 0 0 52 100 4 21 33,3 28 61,9 3 4,8 0 0 0 0 52 100

Sumber : Hasil Pengolahan kuesioner ( Nopember 2010)

Tabel 4.5 menunjukan bahwa hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 52 orang untuk keistimewaan yaitu:

1) Pada pernyataan yang pertama dari 52 responden, 15 responden (23,8%) menyatakan sangat setuju, 36 responden (57.,1%) menyatakan setuju, 7 responden (11,1%) menyatakan kurang setuju, 3 responden (4,8%) menyatakan tidak setuju, 2 responden (3,2%) menyatakan sangat tidak setuju.

2) Pada pernyataan yang kedua dari 52 responden, 16 responden (25,4%) menyatakan sangat setuju, 32 responden (50,8%) menyatakan setuju, 13 responden (20,6%) menyatakan kurang setuju, 1 responden (1,6%) menyatakan tidak setuju, 1 responden (1,6%) menyatakan sangat tidak setuju.

3) Pada pernyataan yang ketiga dari 52 responden, 28 responden (44,4%) menyatakan sangat setuju, 24 responden (38,1%) menyatakan setuju, 6 responden (9,5%) menyatakan kurang setuju, 5 responden (7,9%) menyatakan tidak setuju, 0 responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju.

4) Pada pernyataan yang keempat dari 52 responden, 21 responden (33,3%) menyatakan sangat setuju, 39 responden (61,9%) menyatakan setuju, 3 responden (4,8%) menyatakan kurang setuju, 0 responden (0%) menyatakan tidak setuju, 0 responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju.


(59)

c. Distribusi Jawaban Responden Untuk Variabel Semangat untuk bersaing (X3) Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Untuk Variabel Semangat untuk bersaing (X3)

Item SS S KS TS STS Total

F % F % F % F % F % F %

1 14 22,2 24 55,6 11 17,5 2 3,2 1 1,6 52 100 2 22 34,9 26 58,7 2 3,2 1 1,6 1 1.6 52 100 3 26 41,3 15 41,3 6 9,5 5 7,9 0 0 52 100 4 26 41,3 22 50,8 4 6,3 1 1,6 0 0 52 100

Sumber : Hasil Pengolahan kuesioner ( Nopember 2010)

Tabel 4.6 menunjukan bahwa hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 52 orang untuk desain yaitu:

1) Pada pernyataan yang pertama dari 52 responden, 14 responden (22,2%) menyatakan sangat setuju, 35 responden (55,6%) menyatakan setuju, 11 responden (17,5%) menyatakan kurang setuju, 2 responden (3,2%) menyatakan tidak setuju, 1 responden (1,6%) menyatakan sangat tidak setuju.

2) Pada pernyataan yang kedua dari 52 responden, 22 responden (34,9%) menyatakan sangat setuju, 37 responden (58,7%) menyatakan setuju, 2 responden (3,2%) menyatakan kurang setuju, 1 responden (1,6%) menyatakan tidak setuju, 1 responden (1,6%) menyatakan sangat tidak setuju.

3) Pada pernyataan yang ketiga dari 52 responden, 26 responden (41,3%) menyatakan sangat setuju, 26 responden (41,3%) menyatakan setuju, 6 responden (9,5%)


(60)

menyatakan kurang setuju, 5 responden (7,9%) menyatakan tidak setuju, 0 responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju.

4) Pada pernyataan yang keempat dari 52 responden, 26 responden (41,3%) menyatakan sangat setuju, 32 responden (50,8%) menyatakan setuju, 4 responden (6,3%) menyatakan kurang setuju, 1 responden (1,6%) menyatakan tidak setuju, 0 responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju.

d. Distribusi Jawaban Responden Untuk Variabel Emosional (X4) Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Untuk Variabel Berorientasi ke masa depan (X4)

Item SS S KS TS STS Total

F % F % F % F % F % F %

1 16 25,4 23 54,0 13 20,6 0 0 0 0 52 100 2 16 25,4 23 54,0 12 19,0 1 1,6 0 0 52 100 3 27 42,9 23 52,4 2 3,2 1 1,6 0 0 52 100 4 20 31,7 20 49,2 10 15,9 2 3,2 0 0 52 100 5 17 27,0 20 49,2 8 12,7 5 7,9 2 3,2 52 100

Sumber : Hasil Pengolahan kuesioner (Nopember 2010)

Tabel 4.7 menunjukan bahwa hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 52 orang untuk Emosional yaitu

1) Pada pernyataan yang pertama dari 52 responden, 16 responden (25,4%) menyatakan sangat setuju, 34 responden (54,0%) menyatakan setuju, 13 responden (20,6%) menyatakan kurang setuju, 0 responden (0%) menyatakan tidak setuju, 0 responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju.


(61)

2) Pada pernyataan yang kedua dari 52 responden, 16 responden (25,4%) menyatakan sangat setuju, 34 responden (54,0%) menyatakan setuju, 12 responden (19,0%) menyatakan kurang setuju, 1 responden (1,6%) menyatakan tidak setuju, 0 responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju.

3) Pada pernyataan yang ketiga dari 52 responden, 27 responden (42,9%) menyatakan sangat setuju, 33 responden (52,4%) menyatakan setuju, 2 responden (3,2%) menyatakan kurang setuju, 1 responden (1,6%) menyatakan tidak setuju, 0 responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju.

4) Pada pertanyaan yang keempat dari 52 responden, 20 responden (31,7%) menyatakan sangat setuju, 31 responden (49,2%) menyatakan setuju, 10 responden (15,9%) menyatakan kurang setuju, 2 responden (3,2%) menyatakan tidak setuju, 0 responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju.

5) Pada pertanyaan yang kelima dari 52 responden, 17 responden (27,0%) menyatakan sangat setuju, 31 responden (49,2%) menyatakan setuju, 8 responden (12,7%) menyatakan kurang setuju, 5 responden (7,9%) menyatakan tidak setuju, 2 responden (3,2%) menyatakan sangat tidak setuju.

e. Distribusi Jawaban Responden Untuk Variabel Selalu Mencari Peluang (X5) Tabel 4.8

Distribusi Jawaban Responden Untuk Variabel Selalu Mencari peluang (X5)

Item SS S KS TS STS Total

F % F % F % F % F % F %

1 18 46,0 21 33,3 9 14,3 3 4,8 1 1,6 52 100 2 11 34,9 25 39,7 9 14,3 6 9,5 1 1,6 52 100


(62)

Tabel 4.8 menunjukan bahwa hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 52 orang untuk Emosional yaitu

1) Pada pernyataan yang pertama dari 52 responden, 29 responden (46,0%) menyatakan sangat setuju, 21 responden (33,3%) menyatakan setuju, 9 responden (14,3%) menyatakan kurang setuju, 3 responden (4,8%) menyatakan tidak setuju, 1 responden (1,6%) menyatakan sangat tidak setuju.

2) Pada pernyataan yang kedua dari 52 responden, 22 responden (34,9%) menyatakan sangat setuju, 25 responden (39,7%) menyatakan setuju, 9 responden (14,3%) menyatakan kurang setuju, 6 responden (9,5%) menyatakan tidak setuju, 1 responden (1,6%) menyatakan sangat tidak setuju.

b. Distribusi Jawaban Responden Untuk Variabel Kemandirian Pribadi (Y) Tabel 4.9

Distribusi Jawaban Responden Untuk Variabel Kemandirian Pribadi (Y)

Item STS TS KS S SS Total

F % F % F % F % F % F %

1 0 0 1 1,9 4 7,7 31 59,6 16 30,8 52 100 2 0 0 0 0 7 13,5 41 78,8 4 7,7 52 100 3 0 0 0 0 6 11,5 31 59,6 15 28,8 52 100 4 0 0 0 0 2 3,8 33 63,5 17 32,7 52 100 5 0 0 0 0 3 5,8 32 61,5 17 32,7 52 100 6 0 0 0 0 2 3,8 24 46,2 26 50,0 52 100

Sumber : Hasil Pengolahan kuesioner ( Oktober 2010)

Tabel 4.9 menunjukan bahwa hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 52 orang untuk variabel Perilaku Kewirausahaan yaitu:


(63)

1. Pada pernyataan yang pertama (memulai usaha ini dengan ide dari diri sendiri) menunjukkan 1 orang responden (1,9%) menyatakan tidak setuju, 4 orang responden (7,7%) menyatakan kurang setuju, 31 orang responden (59,6%) menyatakan setuju dan 16 orang responden (30,8%) menyatakan sangat setuju. 2. Pada pernyataan yang kedua (membuka usaha pakaian ini karena mampu

mengelola sendiri) menunjukkan 7 orang responden (13,5%) menyatakan kurang setuju, 41 orang responden (78,8%) menyatakan setuju dan 4 orang responden (7,7%) menyatakan sangat setuju.

3. Pada pernyataan yang ketiga (dapat menciptakan motif pakaian) menunjukkan 6 orang responden (11,5%) menyatakan kurang setuju, 31 orang responden (59,6%) menyatakan setuju dan 15 orang responden (28,8%) menyatakan sangat setuju. 4. Pada pernyataan yang keempat (memiliki modal sendiri untuk menjalankan usaha

ini) menunjukkan 2 orang responden (3,8%) menyatakan kurang setuju, 33 orang responden (63,5%) menyatakan setuju dan 17 orang responden (32,7%) menyatakan sangat setuju.

5. Pada pernyataan yang kelima (mengembangkan usaha ini dengan model pakaian yang sedang trend di pasar) menunjukkan 3 orang responden (5,8%) menyatakan kurang setuju, 32 orang responden (61,5%) menyatakan setuju dan 17 orang responden (32,7%) menyatakan sangat setuju.

6. Pada pernyataan yang keenam (berani mengahadapi tantangan atas persaingan atau ketidakberhasilan usaha ini) menunjukkan 2 orang responden (3,8%) menyatakan


(64)

kurang setuju, 24 orang responden (46,2%) menyatakan setuju dan 26 orang responden (50,0%) menyatakan sangat setuju.

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normal

Grafik 4.1


(65)

Keterangan Grafik 4.1:

Grafik 4.1 scatter plot menunjukkan bahwa terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini berarti data berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Tabel 4.10 Cofficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 18.365 3.199 5.741 .000

Berani_Ambil _Resiko

.235 .079 .046 2.447 .056 .963 1.038

Percaya_Diri .274 .083 .355 3.293 .012 .889 1.125

Semangat_Ber saing

.225 .074 .035 2.337 .037 .980 1.020

Berorientasi_ Masa_Depan

.347 .085 .437 4.093 .010 .903 1.108

Selalu_Menca ri_Peluang

.211 .092 .012 2.118 .017 .936 1.068

Dependent Variable: Kemandirian_Pribadi

Sumber : Hasil Pengolahan kuesioner ( Nopember 2010)

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa nilai tolerance > 0,01 sedangkan inflation


(66)

c. Uji Heteroskedastisitas

Grafik 4.2

Gambar : 4.2 Scatterplot

Sumber : Hasil Pengolahan kuesioner ( Nopember 2010)

Keterangan Grafik 4.2 :

Grafik 4.2 menunjukkan bahwa terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol (0) pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak pakai untuk memprediksi


(67)

kemandirian pribadi, berdasarkan berani ambil resiko, percaya diri, semangat untuk bersaing, berorientasi ke masa depan, dan selalu mencari peluang.

d. Uji Autokorelasi

Menguji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada (et ) pada periode tertentu dengan

variabel pengganggu periode sebelumnya (et-1). Mempercepat proses ada tidaknya

autokorelasi dalam suatu model dapat digunakan patokan nilai Durbin Watson hitung mendekati angka 2. Jika nilai Durbin Watson hitung mendekati atau disekitar angka 2 maka model tersebut terbebas dari asumsi klasik autokorelasi, karena angka 2 pada uji Durbin Watson terletak di daerah No Autocorelation. Uji asumsi klasik statistik autokorelasi dapat dideteksi dari output pada tabel Model Summary sebagai berikut:

Tabel 4.11 Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin Watson

1 .642a .412 .360 1.20266 1.720

a. Predictors: (Constant), berani_ambil_resiko, percaya_diri, semangat_bersaing, berorientasi_masa depan, selalu_mencari_peluang

b. Dependent Variable: Kemandirian_Pribadi

Sumber : Hasil Pengolahan kuesioner ( Nopember 2010)

Tabel 4.11 menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson sebesar 1,720. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji menggunakan tabel batas bawah (dl) dan batas atas (du) untuk mengetahui daerah autokorelasi dari nilai Durbin Watson.


(68)

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linear berganda berfungsi untuk mengetahui pengaruh/hubungan variabel bebas dengan variabel terikat. Analisis regresi linear berganda menggunakan bantuan program SPSS versi 17.00. for windows.

Tabel 4.12

Variabel Enterned/Removedb

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 Berani_ambil_resiko,

Percaya_diri, Semangat_bersaing, Berorientasi_Masa_depan, Selalu_mencari_peluanga

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variables : Kemandirian_Pribadi

Sumber : Hasil Pengolahan kuesioner (Nopember 2010 )

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa variabel yang dimasukkan (entered) adalah variabel berani ambil resiko, percaya diri, semangat untuk bersaing, berorientasi ke masa depan dan selalu mencari peluang. Tidak ada variabel independent yang dikeluarkan (removed). Metode yang dipilih adalah metode enter.


(1)

menjalankan usaha kecil yang

sejenis sebelumnya

18

Alasan saya menjadi pedagang di

Pajak Sore Padang Bulan Medan

karena tidak mempunyai pekerjaan

lain

19

Saya menjalankan usaha ini untuk

membantu ekonomi keluarga.

20

Pengalaman sukses orang lain

merupakan inspirasi bagi saya untuk

memulai usaha kecil di Pajak Sore

Padang Bulan Medan

II. Kemandirian Pribadi (Y)

No

Pernyataan

Sangat

Tidak

Setuju

Tidak

Setuju

Kurang

Setuju

Setuju Sangat

Setuju

1

Saudara memulai usaha ini dengan

ide dari diri sendiri.

2

Saudara membuka usaha pakaian ini

karena mampu mengelola sendiri.

3

Saudara dapat menciptakan motif

pakaian.

4

Saudara memiliki modal sendiri

untuk menjalankan usaha ini.

5

Saudara akan terus mengembangkan

usaha ini dengan model pakaian

yang sedang trend di pasar.

6

Saudara berani mengahadapi

tantangan atas persaingan atau

ketidakberhasilan usaha ini.


(2)

LAMPIRAN

VALIDITAS VARIABEL X

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.838 10

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

Pernyataan_1 4.2000 .48423 30

Pernyataan_2 4.0000 .37139 30

Pernyataan_3 4.2000 .48423 30

Pernyataan_4 4.3333 .47946 30

Pernyataan_5 4.2000 .76112 30

Pernyataan_6 4.5000 .50855 30

Pernyataan_7 4.2333 .50401 30

Pernyataan_8 4.0667 .58329 30

Pernyataan_9 4.1000 .60743 30


(3)

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Pernyataan_1 36.7667 16.254 .802 .807

Pernyataan_2 36.9667 18.171 .414 .835

Pernyataan_3 36.7667 16.668 .687 .815

Pernyataan_4 36.6333 17.275 .531 .826

Pernyataan_5 36.7667 15.220 .643 .811

Pernyataan_6 36.4667 16.878 .594 .821

Pernyataan_7 36.7333 17.237 .509 .827

Pernyataan_8 36.9000 16.300 .633 .815

Pernyataan_9 36.8667 15.568 .768 .803

Pernyataan_10 37.8333 12.213 .505 .882

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

40.9667 19.620 4.42940 10

VALIDITAS VARIABEL Y

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.


(4)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.807 6

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

Pernyataan_1 4.7667 .43018 30

Pernyataan_2 4.7000 .46609 30

Pernyataan_3 4.7000 .46609 30

Pernyataan_4 4.7667 .43018 30

Pernyataan_5 4.7000 .46609 30

Pernyataan_6 4.6333 .49013 30

\

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Pernyataan_1 23.5000 2.603 .770 .733

Pernyataan_2 23.5667 2.599 .693 .747

Pernyataan_3 23.5667 2.875 .484 .796

Pernyataan_4 23.5000 2.879 .543 .782

Pernyataan_5 23.5667 2.944 .436 .806

Pernyataan_6 23.6333 2.792 .504 .793


(5)

Mean Variance Std. Deviation N of Items

28.2667 3.857 1.96404 6

REGRESI LINEAR BERGANDA

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 Berani_ambil_resiko,

Percaya_diri, Semangat_bersaing, Berorientasi_Masa_depan, Selalu_mencari_peluanga

. Enter

Model Unstandardized Coefficients

B

Std. Error

1 (Constant) 18.365 3.199

Berani_ambil_resiko .235 .079

Percaya_Diri .274 .083

Semangat_Bersaing .347 .074

Berorientasi_Masa_Depan .225 .085

Selalu_Mencari_Peluang .211 .092

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T

Sig.


(6)

1

(Constant)

18.365

3.199

5.741

.000

Berani_ambil

_resiko

.235

.079

.046

2.447

.056

Percaya_diri

.274

.083

.355

3.293

.012

Semangat_ber

saing

.225

.074

.035

2.337

.037

Berorientasi_

Masa_Depan

.347

.085

.437

4.093

.010

Selalu_Menca

ri_Peluang

.211

.092

.012

2.118

.017

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 57.778 5 11.556 7.989 .000a

Residual 82.444 57 1.446

Total 140.222 62

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate