Identifikasi Waste dengan Menggunakan Value Stream Mapping di Gudang PT. XYZ | Prayogo | Jurnal Titra 1019 1848 1 SM

Prayogo., et al. / Identifikasi Waste Menggunakan VSM di Gudang PT. XYZ / Jurnal Titra, Vol. 1, No. 2, Juli 2013, pp. 119–126

Identifikasi Waste dengan Menggunakan Value Stream Mapping di
Gudang PT. XYZ

Thomas Prayogo1, Tanti Octavia2

Abstract: PT. XYZ is one of the leading cigarette manufacturers in Indonesia. It has four type of
warehouses there is spare part, DIM, clove and leaf. The company is continuously improving
and increasing its working quality by examining the waste. The Value Stream Mapping is the
concept in the Lean Manufacturing to examine the waste. Two number of waste are identified
inside the spare part warehouse. They are transportation and waiting waste. From the waste
analysis, the transportation waste could be reduced to 39.98%, 49.71%, 100% and waiting
waste could be reduce to 70,34%. Transportation and waiting waste are also identified inside
the DIM warehouse. From the waste analysis, they could be reduced to 50.05% and 100%.
There is only one waste identified in the clove and leaf warehouse, there is over processing and
inventory, respectively. From the waste analysis, the waste could be reduced as much as 50.5%
and 100% respectively.
Keywords: Lean Manufacturing, Waste, Value Stream Mapping

ukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui

waste yang ada dalam kegiatan gudang dan memberikan usulan perbaikan untuk mengurangi waste.

Pendahuluan
PT. XYZ merupakan salah satu produsen rokok
terkemuka di Indonesia. Pertumbuhan di sektor
industri dapat menimbulkan persaingan yang kuat
antar industri, terutama yang menghasilkan output
yang sama. Perusahaan ini terus melakukan improvement untuk dapat terus berkembang dan
meningkatkan kualitas kerjanya PT. XYZ memiliki
empat macam gudang yang terdiri dari clove, leaf,
Direct Material (DIM) dan spare part. Alur kegiatan
yang terjadi pada setiap gudang adalah penerimaan
material, penyimpanan material, dan pengiriman
material. Salah satu cara/metode yang dapat
melihat alur kegiatan dan bertujuan untuk
memetakan alur produksi dan informasi adalah
dengan menggunakan Value Stream Mapping
(VSM). VSM merupakan salah satu konsep dalam
lean manufacturing yang dapat digunakan untuk
melihat dan mengidentifikasi kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan. VSM juga dapat membantu perusahaan dalam mengindentifikasi

kegiatan yang non value added. Kegiatan non value
added dalam gudang dapat dibagi menjadi non value added necessary dan non value added non necessary. Pembuatan VSM ini diharapkan dapat mengidentifikasi waste yang terjadi pada gudang pada
PT. XYZ. Waste yang terjadi berasal dari kegiatan
non value added non necessary. Tujuan dari dilak-

Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah dengan menggunakan konsep lean manufacturing dan value stream mapping.
Lean Manufacturing
Lean manufacturing untuk dapat mengidentifikasi
dan menghilangkan waste atau aktivitas yang tidak
memiliki nilai tambah. Tujuan dari diterapkan lean
manufacturing adalah untuk meningkatkan kinerja
dari industri manufaktur. Terdapat delapan waste
yang ada dalam lean manufacturing (Liker [1], 2006)
yaitu: 1. Overproduction: Memproduksi barangbarang yang belum dipesan. 2. Waiting: Pekerja
yang menggangur karena kehabisan material, keterlambatan proses, mesin rusak dan bottle neck. 3.
Transportation: Memindahkan material, komponen
atau barang jadi dalam jarak yang terlalu jauh. 4.
Over processing: Melakukan langkah yang tidak diperlukan untuk memproses komponen. 5. Inventory:

Persediaan yang berlebih menyebabkan masalah
seperti keterlambatan pengiriman dan produk cacat
yang disebabkan karena peramalan tidak akurat. 6.
Motion waste: Gerakan pekerja yang sia-sia saat
melakukan pekerjaannya. 7. Defect: Memproduksi
barang yang cacat atau mem-butuhkan perbaikan.

1,2 Fakultas Teknologi Industri, Program Studi Teknik Industri,
Universitas Kristen Petra. Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
60236. Email: thomas.prayogo@gmail.com, tanti@peter.petra.ac.id

119

Prayogo., et al. / Identifikasi Waste Menggunakan VSM di Gudang PT. XYZ / Jurnal Titra, Vol. 1, No. 2, Juli 2013, pp. 119–126

Current State Value Stream Mapping Gudang
Spare Part di MST

8. Kreativitas pekerja yang tidak dimanfaatkan:
kesempatan belajar karena tidak melibatkan atau

mendengar masukan dari pekerja.

Inventory
Control

Pemesanan part

Value Stream Mapping

Purchasing

PO part
Konfirmasi PO
Administrative
Receiving

Supplier

Mengembalikan lembar PAG
Mengembalikan lembar PAG

Mengembalikan lembar PAG
Mengembalikan lembar PAG

Value Stream Mapping (VSM) adalah suatu konsep
dari lean manufacturing yang menunjukkan suatu
gambar dari seluruh kegiatan atau aktivitas yang
dilakukan oleh sebuah perusahaan. Menurut Wilson
[2] (2010) VSM digunakan untuk menemukan waste
dalam penggambaran value stream tersebut, apabila
waste sudah ditemukan maka waste tersebut harus
dieliminasi. Tujuan dari VSM adalah untuk proses
improvement dalam sebuah sistem. Berikut ini
adalah contoh dari value stream mapping.

SPP
SKM3

2 Lembar PAG

Unloading


Menyerahkan
surat jalan

Memeriksa
barang

4.24 detik

332.90 detik

3.69 detik

Menunggu
dan menerima
barang

I

16.31 detik


SKM2
PP

Mengambil
barang

Loading part

8.53 detik

10.62 detik

Menerima
surat PAG

I

20.49 detik
8.27 detik


1815.32 detik

Berjalan menuju
kantor

Non Value Added Necessary

:

Non Value Added Non Necessary

:

Kembali ke kantor

Lead Time Process
NVA Necessary
NVA


= 2220.37 detik
= 380.47 detik
= 1839.90 detik

Gambar 2. Current state value stream mapping mainstore
pendistribusian menuju substore

Gambar 2 menunjukkan alur kegiatan dari spare
part dalam MST. Berdasarkan kegiatan yang
didapat-kan, dibagi antara dua kategori yaitu non
value added dan non value added necessary. Tabel 1
dapat dilihat kegiatan yang masuk dalam kategori
tersebut.
Tabel 1. Kategori dalam kegiatan gudang MST (barang
disebarkan dari MST)
Aktivitas gudang MST
NVAN
NVA
Unloading
3.69

Berjalan menuju kantor
16.31
Menyerahkan surat jalan
4.24
memeriksa barang
332.9
Menunggu dan menerima ba1815.32
rang
Mengambil barang
8.53
Loading part
10.62
Kembali ke kantor
8.27
Menerima surat PAG
20.49
Total
380.47
1839.9


Gambar 1. Value stream mapping
Sumber: http://www.strategosinc.com/images/value_stream_mapping_5.gif

Hasil dan Pembahasan
Factory logistic dalam perusahaan ini memiliki
empat jenis gudang, yaitu spare part, DIM (Direct
Material), clove/cengkeh dan leaf/tembakau. Gudang
spare part berfungsi memberikan supply untuk
kebutuhan mesin di seluruh tempat produksi.
Gudang DIM berfungsi memberikan supply untuk
kebutuhan Sigaret Kretek Mesin (SKM) 2 dan SKM
3. Gudang clove berfungsi memberikan supply untuk
kebutuhan Clove Processing (CP) 1 yang berada di
Primary Processing (PP) 1. Gudang leaf berfungsi
memberikan supply untuk kebutuhan PP1.

Current State Value Stream Mapping Gudang
Spare Part di Substore
Administrative
Receiving

Pekerja PP

2 Lembar PAG

Permintaan part
PP

MainStore
Mengembalikan 1 lembar PAG
Detail barang dan nomer WO

Unloading Part

Memberikan 2
lembar PAG

Memeriksa
Part

Tanda tangan
PAG

47.80 detik

2.84 detik

29.97 detik

39.14 detik

110.94 detik

31.28 detik

Mengambil kereta
angkut ke dalam
gudang

Gudang Spare Part

Menuju
gudang
sparepart

Non Value Added Necessary

:

Non Value Added Non Necessary

:

I

Memeriksa
detail barang

Mengambil
part

32.01 detik

38.58 detik

Merekap data
dan membuat
BPSP

Tanda tangan
BPSP

50.74 detik

8.63 detik

9.63 detik

9.59 detik

Berjalan mengambil
part ke rak

Kembali untuk
membuat BPSP

Lead Time Process
NVA Necessary
NVA

= 411.15 detik
= 241.08 detik
= 170.07 detik

Gambar 3. Current state value stream mapping substore

Gudang spare part di bagi menjadi dua tempat
besar, yaitu Mainstore (MST) dan substore. Substore
dibagi menjadi empat tempat, yaitu PP, SKM2,
SKM3 dan Store Print Processing (SPP). MST
berfungsi sebagai tempat untuk menerima part dari
supplier yang nantinya part tersebut akan didistribusikan menuju substore masing-masing.

Gambar 3 menunjukkan alur kegiatan dari spare
part dalam substore.
Identifikasi Waste Spare Part
Terdapat empat waste pada gudang spare part.
Waste pertama adalah jarak yang terlalu jauh untuk
120

Prayogo., et al. / Identifikasi Waste Menggunakan VSM di Gudang PT. XYZ / Jurnal Titra, Vol. 1, No. 2, Juli 2013, pp. 119–126

Maintenance (MTC) meminta part pada substore PP.
Ketika terjadi breakdown mesin pada area produksi
PP, MTC harus segera menuju substore yang berada
dalam PP. Gambar 4 menunjukkan jalur MTC
menuju substore PP.

E/J

Garis berwarna merah menunjukkan sopir mengambil kereta angkut di dalam substore PP. Garis
kuning menunjukkan sopir kembali untuk proses
unloading barang dan garis hijau menunjukkan
menuju substore PP untuk meletakkan barang.
Waste yang ketiga adalah waktu yang lama untuk
spare part order. Pada saat MTC datang menuju
substore dan ingin meminta part, MTC harus
memberikan detail barang yang jelas seperti ukuran
part atau nomer part yang ingin di minta.

Office

L

412 sq. ft.

DISPOSE
M
D/I

Pantry

C/H

Security

Rak

B/G

A/F

OFFICE

K

Gambar 4. Jalur MTC menuju substore PP

Frekuensi penggunaan pintu pada substore PP
hanya digunakan untuk permintaan barang dari
MTC dan penerimaan barang dari MST. Berikut ini
perbandingan antara permintaan dan penerimaan
part di substore PP.

Gambar 7. Urutan lama waktu proses gudang spare part
(substore)

Beberapa hal yang membuat waktu untuk spare
part order menjadi lama adalah pihak MTC tidak
memberikan detail barang dengan jelas.
Waste yang keempat adalah over transportation
pengiriman spare part dari supplier. Barang yang
telah dipesan dan dikirim dari supplier, datang terlebih dahulu menuju MST dan part tersebut akan
didistribusikan menuju substore masing-masing.
Gambar 5. Perbandingan permintaan dan penerimaan
part substore PP

Supplier

Letak pintu yang berada di luar area produksi PP
kurang tepat menurut frekuensi penggunaannya.
Pintu ini lebih banyak digunakan untuk permintaan
part dari MTC dibandingkan dengan barang yang
datang menuju substore PP.
Waste yang kedua adalah terjadi double transportation pada substore PP. Barang yang dikirim
menuju substore PP harus menggunakan sebuah
kereta angkut yang letaknya berada dalam substore
PP. Waktu yang dibutuhkan sopir untuk mengambil
kereta angkut dalam substore PP adalah selama
142,22 detik. Alur pengambilan kereta angkut dapat
dilihat pada Gambar 6.
E/J

2
PP
4
SKM3

Mainstore
5
3
SKM1
1
SPP

Gambar 8. Alur transportasi barang dari supplier

Garis biru menunjukkan transportasi dari supplier
menuju MST, transportasi ini terhitung dari
supplier. Garis merah menunjukkan aliran transportasi untuk mendistribusikan part. Identifikasi
waste untuk gudang spare part ditunjukkan dengan
menggunakan starbust.

Office

L

412 sq. ft.

DISPOSE

Administrative
Receiving

M
D/I

Pekerja PP

2 Lembar PAG

Permintaan part
PP

MainStore
Mengembalikan 1 lembar PAG
Detail barang dan nomer WO

C/H

Unloading Part

Memberikan 2
lembar PAG

Memeriksa
Part

Tanda tangan
PAG

47.80 detik

2.84 detik

29.97 detik

39.14 detik

I

Memeriksa
detail barang

Mengambil
part

32.01 detik

38.58 detik

Merekap data
dan membuat
BPSP

Tanda tangan
BPSP

50.74 detik

8.63 detik

File

B/G

A/F

Waiting

Transportation

OFFICE

110.94 detik

31.28 detik

9.63 detik

9.59 detik

Berjalan mengambil
part ke rak

Kembali untuk
membuat BPSP

K
Mengambil kereta
angkut ke dalam
gudang

Menuju
gudang
sparepart

Non Value Added Necessary

:

Non Value Added Non Necessary

:

Lead Time Process
NVA Necessary
NVA

= 411.15 detik
= 241.08 detik
= 170.07 detik

Gambar 9. Starbust dari current state value stream
mapping substore PP

Gambar 6. Alur barang datang pada substore PP

121

Prayogo., et al. / Identifikasi Waste Menggunakan VSM di Gudang PT. XYZ / Jurnal Titra, Vol. 1, No. 2, Juli 2013, pp. 119–126

Inventory
Control

MTC dapat mentelepon substore yang dituju untuk
dapat mempersiapkan part yang dinginkan. Ketika
sudah selesai, prodtech dapat mengambil part dalam
substore dan MTC dapat mengawasi mesin yang
breakdown tersebut.
Usulan perbaikan keempat untuk permasalahan
over transportation pengiriman spare part dari supplier adalah dengan memisah pemesanan part
sesuai dengan substore masing-masing. Pemisahan
part berdasarkan substore dapat mengurangi transportasi yang dilakukan dari MST.

Pemesanan part
Purchasing

PO part
Konfirmasi PO
Administrative
Receiving

Supplier

Mengembalikan lembar PAG
Mengembalikan lembar PAG
Mengembalikan lembar PAG
Mengembalikan lembar PAG

SPP
SKM3

2 Lembar PAG

SKM2

Transportation
Unloading

Menyerahkan
surat jalan

Memeriksa
barang

4.24 detik

332.90 detik

3.69 detik

Menunggu
dan menerima
barang

I

16.31 detik

PP
Mengambil
barang

Loading part

8.53 detik

10.62 detik

20.49 detik
8.27 detik

Berjalan menuju
kantor

Non Value Added Necessary

:

Non Value Added Non Necessary

:

Menerima
surat PAG

I

1815.32 detik

Kembali ke kantor

Lead Time Process
NVA Necessary
NVA

= 2220.37 detik
= 380.47 detik
= 1839.90 detik

Gambar 10. Starbust dari current state value stream
mapping mainstore

Supplier

Usulan Perbaikan Spare Part
2

Setelah mengidentifikasi waste, maka dilakukan
perbaikan untuk mengurangi waste yang ada. Usulan perbaikan untuk waste jarak yang terlalu jauh
untuk MTC meminta part adalah dengan memindah pintu yang awalnya diluar area produksi menjadi di dalam area produksi.

E/J

PP

4
SKM3

SPP

Gambar 13. Alur transportasi barang dari supplier
sesudah perbaikan

L

Future state value stream mapping dilakukan ketika
sudah didapatkan usulan perbaikan dari waste.

Office
464 sq. ft.

M

DISPOSE

D/I

Pantry

C/H

Mainstore
5
3
SKM1
1

Security

File

B/G

OFFICE
Administrative
Receiving

A/F

Pekerja PP

K
2 Lembar PAG

Permintaan part
PP

MainStore

Gambar 11. Jalur baru MTC menuju substore PP

Mengembalikan 1 lembar PAG
Detail barang dan nomer WO

Waktu awal sebelum perbaikan menunjukkan 67,29
detik dan ketika dilakukan perbaikan waktu menjadi 40,39 detik.
Usulan perbaikan yang kedua untuk double transportation pada substore PP adalah dengan memindahkan kereta angkut menuju tempat area bongkar
muat di Clove Processing (CP)1.

E/J

Memeriksa
Part

Tanda tangan
PAG

2.84 detik

29.97 detik

39.14 detik

I

Memeriksa
detail barang

Mengambil
part

Merekap data
dan membuat
BPSP

Tanda tangan
BPSP

90.22 detik

38.58 detik

50.74 detik

8.63 detik

38.87 detik

Mengambil kereta
angkut di area loading
unloading

Menuju
gudang
sparepart

Non Value Added Necessary

:

Non Value Added Non Necessary

:

9.63 detik

9.59 detik

Berjalan mengambil
part ke rak

Kembali untuk
membuat BPSP

Lead Time Process
NVA Necessary
NVA

= 398.66 detik
= 307.92 detik
= 90.74 detik

Gambar 14. Future state value stream mapping substore.

Analisis perbandingan dilakukan untuk membandingkan hasil sebelum dan sesudah dari usulan
yang telah diberikan. Usulan perbaikan tersebut
memiliki hasil pengurangan waktu untuk setiap
masalah. Persentase masalah yang terdapat pada
gudang spare part dapat berkurang masing-masing
39,98%, 49,71%, 70,34% dan 100%.

Office
464 sq. ft.

DISPOSE

D/I

C/H

File

B/G

A/F

Memberikan 2
lembar PAG

47.80 detik
32.65 detik

L
M

Unloading Part

OFFICE

Tabel 2. Perbandingan hasil usulan perbaikan gudang
spare part

K

Gambar12. Alur barang datang pada substore PP sesudah
perbaikan

No

Perubahan tempat penerimaan dan penempatan
kereta angkut yang baru membuat waktu yang dibutuhkan menjadi lebih cepat. Waktu yang dibutuhkan untuk penerimaan barang di substore PP yang
awalnya 142,22 detik berubah menjadi 71,52 detik.
Usulan perbaikan yang ketiga untuk waktu yang
lama untuk spare part order adalah dengan menjalankan pekerjaan permintaan part secara pararel
ketika mesin breakdown. MTC dapat menuju katalog dan mencari part yang dinginkan, kemudian

1

2

3

4

122

Masalah
Jarak yang terlalu
jauh untuk MTC
meminta part
Terjadi double transportation pada substore PP
Waktu yang lama
untuk spare part order
Over transportation
pengiriman spare
part dari supplier

Sebelum

Sesudah

67,29
detik

40,39
detik

142,22
detik

71,52
detik

28,15
menit

8,35
menit

10,99
menit

-

Prayogo., et al. / Identifikasi Waste Menggunakan VSM di Gudang PT. XYZ / Jurnal Titra, Vol. 1, No. 2, Juli 2013, pp. 119–126

Gudang DIM

pallet, apabila ada 12 pallet forklift harus bolak-balik
gudang truk sebanyak 12 kali untuk loading satu
truk.

Gudang Direct Material (DIM) berfungsi untuk
memberikan supply untuk kebutuhan material
Sigaret Kretek Mesin (SKM). Proses pengeluaran
barang pada gudang DIM dengan menggunakan
First Expired First Out (FEFO).

Tabel 3. Lama waktu loading

Current State Value Stream Mapping Gudang
DIM
PPIC SKM
Memberikan nomer PO
Stock material gudang
Menyerahkan Bon Order Material (BOM)

SKM1
Konfirmasi

Admin DIM
Warehouse

Konfirmasi
SKM3

Supplier

Menyerahkan
surat jalan

Menunggu

Persiapan
unloading

Unloading

Menyerahkan
surat jalan

Scan barcode

I

Menyiapkan
barang

Inventory
DIM
warehouse
71.71 detik
11.41 detik

Berjalan ke loket
untuk menyerahkan
surat jalan

Non Value Added Necessary

156.28 detik
231.77 detik

69.78 detik

16.19 detik
64.76 detik

Loading
I

Persiapan
mengirim

Menunggu
surat jalan

135.86 detik

374.52 detik

Mengambil dan
tanda tangan
surat jalan

Staging

98.76 detik

113.37 detik
1 malam

58.89 detik

Mengambil
surat jalan

12.28 detik

Berjalan ke loket
untuk mengambil
surat jalan

:

Non Value Added Non Necessary :

Lead Time Process
NVA Necessary
NVA

Lama waktu loading

1 Pallet

1,87 menit

12 Pallet

22,67 menit

Waste yang kedua adalah penggunaan truk yang
kurang maksimal. NVA necessary sebesar 48.07%
digunakan untuk menunggu ditempat tujuan.
Dapat diartikan truk berhenti menganggur untuk
dibongkar ditempat yang dituju. Total waktu untuk
menunggu membutuhkan waktu 223 menit atau
selama 3,7 jam. Identifikasi waste untuk gudang
DIM ditunjukkan dengan menggunakan starbust.

Team planning

Memesan barang

Jumlah pallet

= 1415.59 detik
= 515.20 detik
= 900.39 detik

Team planning

Gambar 15. Current state value stream mapping gudang
DIM

PPIC SKM
Memberikan nomer PO
Stock material gudang
Menyerahkan Bon Order Material (BOM)

Memesan barang

SKM1
Konfirmasi

Admin DIM
Warehouse

Konfirmasi
SKM3

Supplier

Gambar 15 menunjukkan alur kegiatan dari gudang
DIM. Berdasarkan kegiatan yang didapatkan, dibagi antara dua kategori yaitu non value added dan
non value added necessary. Tabel 2 dapat dilihat
kegiatan yang masuk dalam kategori tersebut.

Waiting
Transportation
Menyerahkan
surat jalan

Menunggu

Persiapan
unloading

Unloading

Menyerahkan
surat jalan

Scan barcode

I

Menyiapkan
barang

Inventory
DIM
warehouse
71.71 detik

Berjalan ke loket
untuk menyerahkan
surat jalan

Non Value Added Necessary

156.28 detik
231.77 detik

11.41 detik

69.78 detik

16.19 detik
64.76 detik

Loading
I

98.76 detik

Menunggu
surat jalan

135.86 detik

374.52 detik

Mengambil dan
tanda tangan
surat jalan

113.37 detik
1 malam

Mengambil
surat jalan

:

Non Value Added Non Necessary :

Tabel 2. Kategori dalam kegiatan gudang DIM
Aktivitas gudang DIM
NVAN
Berjalan ke loket
Menyerahkan surat jalan
71,71
Menunggu
Persiapan unloading
Unloading dan scan barcode
156,28
Mengambil surat jalan ke
loket
Menyerahkan surat jalan
16,19
Menyiapkan barang
98,76
Loading
113,37
Persiapan mengirim
Menunggu surat jalan
Berjalan ke loket
Mengambil dan tanda tangan surat jalan
58,89
Total
515,2

Persiapan
mengirim

Staging

58.89 detik
12.28 detik

Berjalan ke loket
untuk mengambil
surat jalan

Lead Time Process
NVA Necessary
NVA

= 1415.59 detik
= 515.20 detik
= 900.39 detik

Gambar 16. Starbust dari current state value stream
mapping gudang DIM

NVA
11,41
231,77
69,78
-

Usulan Perbaikan Gudang DIM
Setelah mengidentifikasi waste, maka dilakukan
perbaikan untuk mengurangi waste yang ada. Usulan perbaikan untuk waste proses loading yang lama
dan dapat lebih dipercepat adalah dengan
menggunakan spatula extension forklift.

64,76
135,86
374,53
12,28
900,39

Identifikasi Waste Gudang DIM
Gambar 17. Spatula extension forklift

Seluruh kegiatan dalam gudang adalah kegiatan
non value added. Kegiatan non value added dipecah
menjadi non value added dan non value added
necessary. Terdapat dua waste yang ada pada
gudang DIM. Waste yang pertama adalah proses
loading yang dapat lebih dipercepat. Loading
barang menuju truk dilakukan dengan satu buah
forklift. Proses loading dilakukan satu per satu tiap

Ketika menggunakan spatula extension satu kali
angkut forklift dapat mengangkut dua pallet
sekaligus, maka dari itu waktu untuk loading dapat
dipercepat. Loading yang awalnya tanpa spatula
extension membutuhkan waktu 22,67 menit, sedangkan apabila digunakan spatula extension dapat
berkurang menjadi 11,33 menit.
123

Prayogo., et al. / Identifikasi Waste Menggunakan VSM di Gudang PT. XYZ / Jurnal Titra, Vol. 1, No. 2, Juli 2013, pp. 119–126

Tabel 4. Perbandingan lama waktu loading

dengan menggunakan First in First out (FIFO).

Loading

Lama

Baru

1 Pallet

1,87 menit

2 pallet = 1,87 menit

12 Pallet

22,67 menit

11,33 menit

Current State Value Stream Mapping Gudang
Clove
Manager

Perencanaan penerimaan

Usulan perbaikan untuk waste penggunaan truk
yang kurang maksimal adalah menjadwalkan kembali waktu pengiriman material untuk masingmasing tempat agar tidak terjadi penumpukan di
masing-masing tempat. Jadwal pengiriman material
yang baru dapat dilihat di Gambar 18.

Surat PO
Supervisor
Warehouse

PPIC CP
Permintaan tenaga kerja, menyiapkan tempat

Memesan online

Menyerahkan permintaan clove
Administrative
assistance
Supplier

Konfirmasi kedatangan
CP
Menyiapkan No. SPBC
Permintaan CP

Memberikan
surat jalan

Persiapan
unloading

Unloading

Mengambil sample dan
memasukan dalam
karung

I

Surat jalan

Menyiapkan
clove

Inventory
14.83 detik

1130.76 detik

136.54 detik

253.99 detik

148.87 detik

Non Value Added

:

Non Value Added Non Necessary

:

I

Menyiapkan
clove untuk
mengirim

Loading clove
ke truck

Mengambil
surat jalan

667.86 detik

210.13 detik

15.04 detik

Staging

1 malam

Lead Time Process
NVA Necessary
NVA

= 2578.02 detik
= 2429.15 detik
= 148.87 detik

Gambar 20. Current state value stream mapping gudang
clove

Gambar 20 menunjukkan alur kegiatan dari gudang
clove. Berdasarkan kegiatan yang didapatkan, dibagi antara dua kategori yaitu non value added dan
non value added necessary. Tabel 9 dapat dilihat
kegiatan yang masuk dalam kategori tersebut.

Gambar 18. Jadwal pengiriman material

Future state value stream mapping dilakukan ketika
sudah didapatkan usulan perbaikan dari waste.

Tabel 9. Kategori dalam kegiatan gudang clove

Team planning

Aktivitas gudang clove

NVAN

NVA

Memberikan surat jalan

14,83

-

-

148,87

1130,76

-

136,54

-

253,99

-

667,86

-

210,13

-

15,04

-

2429,15

148,87

PPIC SKM
Memberikan nomer PO
Stock material gudang
Menyerahkan Bon Order Material (BOM)

Memesan barang

SKM1
Konfirmasi

Admin DIM
Warehouse

Persiapan unloading

Konfirmasi
SKM3

Supplier

Menyerahkan
surat jalan

Menunggu

Persiapan
unloading

231.77 detik

69.78 detik

Unloading

Menyerahkan
surat jalan

Scan barcode

I

Menyiapkan
barang

Inventory
DIM
warehouse
71.71 detik
11.41 detik

156.28 detik

Berjalan ke loket
untuk menyerahkan
surat jalan

16.19 detik

Loading
I

Persiapan
mengirim

Menunggu
surat jalan

135.86 detik

374.52 detik

Staging

98.76 detik

64.76 detik

56.67 detik
1 malam

58.89 detik

:

Non Value Added Non Necessary

:

12.28 detik

Berjalan ke loket
untuk mengambil
surat jalan

Mengambil
surat jalan

Non Value Added Necessary

Unloading
Mengambil sampel dan memasukan dalam karung
Menyiapkan clove
Menyiapakan clove untuk
mengirim
Loading

Mengambil dan
tanda tangan
surat jalan

Lead Time Process
NVA Necessary
NVA

= 1358.89 detik
= 458.5 detik
= 900.39 detik

Gambar 19. Future state value stream mapping gudang
DIM

Analisis perbandingan dilakukan untuk membandingkan hasil sebelum dan sesudah dari usulan
yang telah diberikan. Usulan perbaikan tersebut
memiliki hasil pengurangan waktu untuk setiap
masalah. Persentase masalah yang terdapat pada
gudang DIM dapat berkurang masing-masing
50,05% dan 100%.

Mengambil surat jalan
Total

Identifikasi Waste Gudang Clove
Waste terdapat pada gudang clove adalah proses
unloading yang dapat lebih dipercepat. Dalam kegiatan unloading terdapat proses menimbang karung cengkeh yang prosesnya adalah dengan menimbang satu per satu karung ceng-keh yang datang.

Tabel 5. Perbandingan hasil usulan perbaikan gudang
DIM
No
1

2

Masalah
Proses loading yang
lama dan dapat lebih
dipercepat
Penggunaan truk
yang kurang maksimal

Sebelum

Sesudah

22,67
menit

11,33
menit

223 menit

-

Gudang Clove
Gudang clove memberikan supply cengkeh untuk
menunjang kebutuhan Clove Processing (CP) 1.
Proses pengeluaran cengkeh pada gudang clove

Gambar 21. Lama waktu penimbangan cengkeh

Membutuhkan waktu 112 menit untuk meng124

Prayogo., et al. / Identifikasi Waste Menggunakan VSM di Gudang PT. XYZ / Jurnal Titra, Vol. 1, No. 2, Juli 2013, pp. 119–126

habiskan 12 truk clove yang datang. Identifikasi
waste untuk gudang clove ditunjukkan dengan
meng-gunakan starbust.

ngurangan waktu untuk setiap masalah. Persentase
masalah yang terdapat pada gudang clove dapat
berkurang 50,5%.

Manager

Gudang Leaf

Perencanaan penerimaan
Surat PO
Supervisor
Warehouse

Gudang leaf berisi berbagai macam jenis tem-bakau
untuk pembuatan isi rokok. Gudang leaf memberikan supply tembakau untuk menunjang kebutuhan Primary Processing (PP) 1. Proses pengeluaran tembakau pada gudang leaf dengan menggunakan metode Annual Monthly Usage (AMU)
dengan menjalankan dua gudang aktif untuk pengiriman menuju PP.

PPIC CP
Permintaan tenaga kerja, menyiapkan tempat

Memesan online

Menyerahkan permintaan clove
Administrative
assistance
Supplier

Konfirmasi kedatangan
CP
Menyiapkan No. SPBC
Permintaan CP

Surat jalan

Over
Processing
Memberikan
surat jalan

Persiapan
unloading

Mengambil sample dan
memasukan dalam
karung

Unloading

Menyiapkan
clove

I
Inventory

14.83 detik

1130.76 detik

136.54 detik

253.99 detik

148.87 detik

Non Value Added

:

Non Value Added Non Necessary

:

I

Menyiapkan
clove untuk
mengirim

Loading clove
ke truck

Mengambil
surat jalan

667.86 detik

210.13 detik

15.04 detik

Staging

1 malam

Lead Time Process
NVA Necessary
NVA

= 2578.02 detik
= 2429.15 detik
= 148.87 detik

Gambar 22. Starbust dari current state value stream mapping gudang clove

Current State Value Stream Mapping Gudang
Leaf

Usulan Perbaikan Gudang Clove

Manager

Setelah mengidentifikasi waste, maka di-lakukan
perbaikan untuk mengurangi waste yang ada. Usulan perbaikan untuk waste proses unloading yang
dapat lebih dipercepat adalah dengan menggunakan
jembatan timbang untuk truk.

Perencanaan penerimaan
Surat PO

PPIC PP

Warehouse
supervisor
Menyerahkan permintaan leaf
Permintaan tenaga kerja, menyiapkan tempat
Administrative
assistance

Memesan online

Konfirmasi kedatangan
Primary
Processing

Supplier
Mengirim Bon Kiriman Tembakau (BKT)

Menyerahkan
surat jalan

Persiapan
unloading

16.73 detik

I

123.55 detik

Non Value Added

Scanning label

Unloading

904.88 detik

Pembuatan
bon kiriman
tembakau

Inventory
157.65 detik

Surat jalan

Loading

Mengambil
surat jalan

256.16 detik

17.52 detik

176.82 detik

Pembuatan
bon kiriman
tembakau

Scanning label

Loading

Mengambil
surat jalan

256.16 detik
297.41 detik

157.65 detik

17.52 detik

176.82 detik

:

Lead Time Process
NVA Necessary
NVA

Non Value Added Non Necessary :

= 2558.87 detik
= 1468.97 detik
= 1089.90 detik

Menuju gudang lain

Gambar 25. Current state value stream mapping gudang
leaf

Gambar 25 menunjukkan alur kegiatan dari gudang
leaf. Berdasarkan kegiatan yang didapatkan, dibagi
antara dua kategori yaitu non value added dan non
value added necessary. Tabel 10 dapat dilihat
kegiatan yang masuk dalam kategori tersebut.

Gambar 23. Jembatan timbang dihubungan dengan
sistem

Proses unloading satu buah truk yang awalnya
selama 18,85 menit dapat berkurang menjadi 9,33
menit, karena proses penimbangan pada gudang
dihilangkan dan diganti dengan jembatan timbang
yang langsung terhubung melalui sitem gudang
clove. Future state value stream mapping dilakukan
ketika sudah didapatkan usulan perbaikan dari
waste.

Tabel 10. Ketegori dalam kegiatan gudang leaf
Aktivitas gudang leaf
Menyerahkan surat jalan
Persiapan unloading
Unloading

Manager

Perencanaan penerimaan
Surat PO
Supervisor
Warehouse

PPIC CP
Permintaan tenaga kerja, menyiapkan tempat

Memesan online

Scanning label
Pembuatan Bon Kiriman
Tembakau
Loading
Mengambil surat jalan

NVAN

NVA

16,73

-

-

123,55

904,88
-

157,65

-

176,82

256,16

-

17,52

-

Menuju gudang lain

-

297,41

Scanning label
Pembuatan Bon Kiriman
Tembakau
Loading

-

157,65

-

176,82

256,16

-

Mengambil surat jalan

17,52

-

1468,97

1089,9

Menyerahkan permintaan clove
Administrative
assistance
Supplier

Konfirmasi kedatangan
CP
Menyiapkan No. SPBC
Permintaan CP

Memberikan
surat jalan

Persiapan
unloading

Unloading

Mengambil sample dan
memasukan dalam
karung

I

Surat jalan

Menyiapkan
clove

Inventory
14.83 detik

559.8 detik
148.87 detik

Non Value Added

:

Non Value Added Non Necessary

:

136.54 detik

I

Menyiapkan
clove untuk
mengirim

Loading clove
ke truck

Mengambil
surat jalan

667.86 detik

210.13 detik

15.04 detik

Staging
253.99 detik
1 malam

Lead Time Process
NVA Necessary
NVA

= 2007.06 detik
= 148.87 detik
= 1858.19 detik

Gambar 24. Future state value stream mapping gudang
clove

Total

Usulan perbaikan tersebut memiliki hasil pe-

Identifikasi Waste Gudang Leaf
125

Prayogo., et al. / Identifikasi Waste Menggunakan VSM di Gudang PT. XYZ / Jurnal Titra, Vol. 1, No. 2, Juli 2013, pp. 119–126

Manager

Waste terdapat pada gudang leaf adalah sistem
AMU yang kurang berjalan. AMU membutuhkan
dua gudang aktif untuk pengiriman menuju ke PP1.
Namun, masih terdapat lebih dari dua gudang aktif
yang terbuka untuk pengiriman material menuju
PP. Pada bulan maret 2013 seharusnya hanya terbuka gudang B04/C dan C03/C. Akan tetapi terdapat beberapa gudang yang terbuka yaitu D01/C,
D04/C, D05/C, E01/C, E03/C dan E06/C. Semakin
banyak gudang yang terbuka untuk pengiriman
menuju PP, semakin rawan pula beetle tembakau
akan dapat masuk kedalam gudang. Gudang aktif
untuk pengiriman harus steril atas beetle, karena
beetle dapat menggangu proses pro-duksi dalam PP.
Identifikasi waste untuk gudang leaf ditunjukkan
dengan menggunakan starbust.

PPIC PP

Perencanaan penerimaan
Surat PO
Warehouse
supervisor

Memesan online

Menyerahkan permintaan leaf

Permintaan tenaga kerja, menyiapkan tempat
Administrative
assistance
Konfirmasi kedatangan
Primary
Processing

Supplier
Mengirim Bon Kiriman Tembakau (BKT)
Surat jalan

Menyerahkan
surat jalan

Persiapan
unloading

16.73 detik
123.55 detik

Non Value Added

:

Non Value Added Non Necessary

:

Scanning label

Unloading
I
904.88 detik

Pembuatan
bon kiriman
tembakau

Inventory
157.65 detik

Loading

Mengambil
surat jalan

256.16 detik

17.52 detik

176.82 detik

Lead Time Process
NVA Necessary
NVA

= 1653.31 detik
= 1195.29 detik
= 458.02 detik

Gambar 28. Future state value stream mapping gudang
leaf

Usulan perbaikan tersebut memiliki hasil pengurangan waktu untuk setiap masalah. Persentase masalah yang terdapat pada gudang clove
dapat berkurang 100%.

Manager

Perencanaan penerimaan
Surat PO

Simpulan

PPIC PP

Warehouse
supervisor
Menyerahkan permintaan leaf
Permintaan tenaga kerja, menyiapkan tempat
Administrative
assistance

Memesan online

Konfirmasi kedatangan
Primary
Processing

Supplier
Mengirim Bon Kiriman Tembakau (BKT)

Surat jalan
Inventory

Menyerahkan
surat jalan

Persiapan
unloading

16.73 detik

Scanning label

Unloading
I
904.88 detik

Inventory

123.55 detik

Non Value Added

Pembuatan
bon kiriman
tembakau

157.65 detik

Loading

Mengambil
surat jalan

256.16 detik

17.52 detik

176.82 detik

Scanning label

Pembuatan
bon kiriman
tembakau

Loading

256.16 detik
297.41 detik

157.65 detik

Mengambil
surat jalan
17.52 detik

176.82 detik

:

Lead Time Process
NVA Necessary
NVA

Non Value Added Non Necessary :

= 2558.87 detik
= 1468.97 detik
= 1089.90 detik

Menuju gudang lain

Gambar 26. Starbust dari current state value stream
mapping gudang leaf

Usulan Perbaikan Gudang Leaf
Setelah mengidentifikasi waste, maka dilakukan
perbaikan untuk mengurangi waste yang ada. Usulan perbaikan yang diberikan adalah dengan menata
letak dari case leaf yang ada pada gudang. Posisi
yang awalnya diletakkan berdasarkan lot number
menjadi diletakkan menurut formulasi dari PP.

Gudang spare part tedapat dua waste yaitu transportation dan waiting. Perancangan usulan perbaikan yang diberikan didapatkan pengurangan untuk transportation waste sebesar 39,98%, 49,71%
dan 100%. Sedangkan untuk waiting waste pengurangannya sebesar 70,34%.
Gudang DIM terdapat dua waste yaitu transportation dan waiting. Perancangan usulan perbaikan yang diberikan didapatkan pengurangan
untuk transportation waste sebesar 50,05%. Sedangkan untuk waiting waste pengurangannya sebesar
100%.
Gudang clove terdapat over processing waste.
Perancangan usulan perbaikan yang diberikan didapatkan pengurangan sebesar 50,5%.
Gudang leaf terdapat inventory waste. Perancangan
usulan perbaikan yang diberikan didapatkan pengurangan sebesar 100%.

B04/C
9 3 16 10 4 17 11 5 18 12
8 2 15 9 3 16 10 4 17 11
7 1 14 8 2 15 9 3 16 10
6 19 13 7 1 14 8 2 15 9
5 18 12 6 19 13 7 1 14 8
4 17 11 5 18 12 6 19 13 7
Week 1

6
5
4
3
2
1

7
6
5
4
3
2

8
7
6
5
4
3

2 15
1 14
19 13
18 12
17 11
16 10

9
8
7
6
5
4

3 16 10 4 17 11 5 18 12
2 15 9 3 16 10 4 17 11
1 14 8 2 15 9 3 16 10
19 13 7 1 14 8 2 15 9
18 12 6 19 13 7 1 14 8
17 11 5 18 12 6 19 13 7
Week 2

Daftar Pustaka

6
5
4
3
2
1

Liker, Jeffrey K. (2006). The toyota way: 14 Prinsip Manajemen dari Perusahaan Manufaktur
Terhebat di Dunia. Jakarta: Erlangga.
2. Wilson, Lonnie. (2010). How to implement lean
manufacturing. USA: McGraw-Hill.
1.

Week 3
9
8
7
6
5
4

3 16 10 4 17 11 5 18 12
2 15 9 3 16 10 4 17 11
1 14 8 2 15 9 3 16 10
19 13 7 1 14 8 2 15 9
18 12 6 19 13 7 1 14 8
17 11 5 18 12 6 19 13 7

Week 4

1 14
19 13
18 12
17 11
16 10
15 9

2 15
1 14
19 13
18 12
17 11
16 10

2 15
1 14
19 13
18 12
17 11
16 10

8
7
6
5
4
3

8
7
6
5
4
3

1 14
19 13
18 12
17 11
16 10
15 9

1 14
19 13
18 12
17 11
16 10
15 9

7
6
5
4
3
2

7
6
5
4
3
2

6
5
4
3
2
1

7
6
5
4
3
2

1 14
19 13
18 12
17 11
16 10
15 9

8
7
6
5
4
3

2 15
1 14
19 13
18 12
17 11
16 10

9
8
7
6
5
4

3 16 10 4 17 11 5 18 12
2 15 9 3 16 10 4 17 11
1 14 8 2 15 9 3 16 10
19 13 7 1 14 8 2 15 9
18 12 6 19 13 7 1 14 8
17 11 5 18 12 6 19 13 7

6
5
4
3
2
1

Gambar 27. Pengaturan case leaf dalam gudang berdasarkan formula OPS

Satu gudang terbagi atas empat area yang terbagi
antara minggu 1 sampai minggu 4. Hal ini akan
menghilangkan dampak pembukaan gudang aktif
lain selain gudang aktif, karena dalam 1 OPS terdiri
dari formulasi dari PP yang sudah baku. Future
state value stream mapping dilakukan ketika sudah
didapatkan usulan perbaikan dari waste.
126