Warta Limno Tri S._edit 22.7.13_edit 2okt

KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI PENELITIAN
(Tri Suryono-Puslit Limnologi LIPI)
trisuryono@yahoo.com

Pemimpin, kepemimpinan dan memimpin memiliki kata dasar yang sama yaitu
pimpin, akan tetapi akan berbeda dalam konteks penerapannya. Pemimpin merupakan suatu
peran dalam sistem tertentu, menurut (Tjiharjadi, 2007) seorang secara formal belum tentu
memiliki kecakapan dalam hal kepemimpinan maupun memimpin. Kepemimpinan biasanya
berkaitan dengan sifat kecakapan dan kemampuan seseorang dalam mempengaruhi orang lain
dan sifat ini bisa dimiliki oleh orang yang bukan pemimpin. Memimpin merupakan hasil
peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya dalam mempengaruhi orang lain melalui
berbagai upaya. Pemimpin adalah seseorang yang memiliki kapabilitas untuk mempengaruhi,
mengarahkan, memotivasi, mengembangkan ide, berkomunikasi dan mengatur waktu.
Kepemimpinan adalah bentuk proses mempengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju
dengan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana tugas itu dilakukan secara efektif serta
proses untuk memfasilitasi upaya individu dan kolektif untuk mencapai tujuan bersama.
Setiap pemimpin memiliki gaya dan tipe kepemimpin yang berbeda untuk masingmasing orang dalam menjalankan suatu roda organisasi. Gaya dan tipe pemimpin antara lain:
1. Kharismatik
Tipe kepemimpinan yang mampu menghimpun banyak pengikut akibat daya tarik
pemimpin yang bersangkutan.
2. Otokratik

Tipe kepemimpinan yang dalam menjalankannya bersifat otoriter dan sangat egois,
sehingga sering dipandang sebagai tipe kepemimpinan negatif.
3. Paternalistik
Tipe ini biasanya dimiliki oleh seorang tokoh adat, ulama maupun guru. Mempunyai
sifat kebapakan untuk kebersamaan, sehingga dalam tipe ini ada ciri utama yang
ditunjukkan oleh anggotanya yaitu rasa hormat dan ketauladanan yang menjadi
panutan masyarakat.
4. Demokratik
Tipe ini biasanya bersifat manusiawi dan menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, sehingga pemimpin dengan tipe ini akan disegani bukan ditakuti oleh
anggotanya.
Tipe kepemimpinan di atas masing-masing memiliki kelebihan maupun
kekurangannya tergantung jenis organisasi yang akan dipimpin. Seperti pemimpin yang
otoriter diperlukan dalam organisasi kemiliteran karena kesatuan garis komando yang harus
ditaati seluruh anggotanya sangat diperlukan.

Organisasi LIPI merupakan bentuk kesatuan sosial yang dikoordinasi. Setiap anggota
didalamnya dapat mencapai beberapa tujuan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan cara hierarki otoritas dan tanggung jawab.
LIPI sebagai organisasi penelitian, dimana hubungan antar staf setara maka

diperlukan seorang pemimpin yang memiliki tipe karismatik dan paternalistik yang didukung
oleh gaya kepemimpinan yang berorientasi pada kepentingan pelaksanaan tugas (task
orientation), kerja sama (relationship orientation) dan efektif (effectivess orientation).
Tipe dan gaya kepemimpinan tersebut menjadikan kegiatan penelitian yang
memerlukan kebersamaan team, ketauladanan, kejujuran dan idealism akan tumbuh dalam
setiap peneliti. Hubungan yang harmonis antar segenap sivitas di lingkungan LIPI
menjadikan organisasi LIPI dapat berkembang dan mampu memberikan sumbangan yang
sesuai kepada bangsa dan Negara Indonesia melalui idea atau hasil-hasil penelitian yang
bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat (Imron, 2010).
Kepemimpinan dalam suatu organisasi termasuk di LIPI dalam pelaksanaannya harus
memiliki etika kepemimpinan. Hal ini dimaksudkan sebagai acuan moral atau sistem nilai
pribadi yang harus dapat menyeimbangkan antara kewajiban untuk diri pribadi dan kewajiban
untuk organisasi LIPI dan seluruh elemen keluarga besarnya. Konsistensi berfikir, berkata
dan berbuat termasuk dalam membuat dan mengambil keputusan terbaik dengan
mempertimbangkan nilai-nilai etika dan moral serta bukan hanya berdasarkan tujuan
organisasi semata.
Kebersamaan dan rasa saling hormat merupakan hal mutlak yang harus dimiliki oleh
seluruh keluarga besar organisasi. Dalam organisasi yang besar termasuk LIPI tentunya
memiliki perbedaan pendapat diantara para anggotanya. Diperlukan gerak cepat dan
ketegasan dari pemimpin organisasi untuk sesegera mungkin menyelesaikan konflik yang

terjadi dengan tidak melupakan asas keadilan dan tidak memihak, sehingga pemimpin yang
baik selalu berupaya menciptakan rasa aman. Yang paling penting dalam berorganisasi
sedapat mungkin untuk meminimalkan potensi konflik yang terjadi dengan jalan kedisiplinan,
mendengar dan memahami serta komunikasi yang baik.

Daftar Pustaka
Imron, B. 2010. Kepemimpinan Dalam Litbang. Buku 1 Bahan Ajar, Pusbindiklat LIPI. 58 pp.
Tjiharjadi, S. 2007. To be A Great Leader. Yogyakarta : ANDI offset 30 pp.