PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN RESOURCE BASED LEARNING PADA SISWA KELAS Peningkatan Motivasi Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Resource Based Learning Pada Siswa Kelas IV SDN 02 Paseban Tahun Pelajaran 2012/2013.

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN RESOURCE BASED LEARNING PADA SISWA KELAS
IV SDN 02 PASEBAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PUBLIKASI ILMIAH

Diajukan Oleh :
HAFID ROSYIDI
A. 510091007

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

2

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN RESOURCE BASED LEARNING PADA SISWA KELAS
IV SDN 02 PASEBAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013


HAFID ROSYIDI
A510091007

ABSTRAK
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan subjek
penelitian adalah siswa kelas IV SDN 02 Paseban tahun ajaran 2012/2013 yang
terdiri dari 19 siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
penerapan model pembelajaran Resource Based Learning (RBS) dapat
meningkatkan motivasi belajar IPS siswa kelas IV SDN 02 Paseban yang
berjumlah 19 siswa. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus tindakan. Siklus
pertama membahas sub pokok bahasan pengertian kegiatan ekonomi dan siklus
kedua tentang manfaat sumber daya alam yang ada di daerah. Data hasil
penelitian diperoleh dari hasil observasi selama kegiatan pembelajaran IPS
berlangsung dengan menggunakan lembar observasi motivasi siswa, angket
respon siswa, test, wawancara, dan dokumentasi. Adapun data yang diperoleh
dari lembar observasi motivasi dan angket respon siswa dianalisis dengan
menghitung persentase dari keseluruhan aspek yang diamati. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa motivasi belajar IPS siswa setelah dilakukan penerapan
model pembelajaran Resource Based Learning menunjukkan bahwa rata-rata
seluruh aspek motivasi belajar IPS siswa kelas IV SDN 02 Paseban Kecamatan

Jumapolo Kabupaten Karanganyar pada pokok bahasan kegiatan ekonomi
mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil
rata-rata persentase lembar observasi motivasi belajar siswa untuk tiap siklus,
yaitu pada siklus I motivasi siswa sebesar 66.3 % untuk siklus II sebesar 96.3 %.
Kata kunci: Motivasi, Resource Based Learning

3

A. Pendahuluan
Berdasarkan Kurikulum IPS SD (1994 : 150) menyatakan bahwa :
Pengajaran sosial di SD bertujuan agar siswa mampu mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam
kehidupan sehari-hari, sedangkan pengajaran sejarah bertujuan agar siswa
mampu mengembangkan pemahaman tentang perkembangan masyarakat
Indonesia sejak masa lalu hingga kini. Pemikiran bahwa proses belajar
mengajar sebaiknya dilakukan dengan memanfaatkan lingkungan sebagai
sumber belajar bukanlah merupakan hal yang baru. Siswa belajar langsung
dari pengalamannya sendiri, daripada hanya mengandalkan perolehan
informasi dari buku-buku. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan penyajian
pengajaran IPS ke dalam suasana belajar yang lebih menggairahkan, yang

pada akhirnya dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran IPS itu sendiri
demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya.
Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa
Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan
pendidikan, khususnya pendidikan dasar. Berkaitan dengan hal tersebut,
rendahnya prestasi terjadi juga pada siswa kelas IV SDN 02 Paseban
Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar terutama pada pelajaran IPS.
Hal ini dibuktikan oleh rendahnya perolehan nilai pada setiap nilai ulangan
harian. Data pada analisis hasil evaluasi dari setiap pokok bahasan atau
kompetensi dasar menunjukkan siswa yang menguasai materi secara umum
ketuntasan belajar masih di bawah standar ketuntasan belajar minimal,
disebabkan kurangnya antusias guru dalam pembelajaran IPS, demikian pula
pengelolaan Proses Belajar Mengajar (PBM) selalu bersifat konvensional atau
tradisional atau lebih jelasnya DDCH (Duduk, Dengar, Catat dan Hafal).
Rendahnya antusias guru di kelas IV SDN 02 Paseban Kecamatan
Jumapolo Kabupaten Karanganyar dalam pembelajaran IPS pada pelajaran
IPS mengakibatkan rendahnya nilai hasil belajar dan penguasaan konsep IPS
kurang bermakna, hal ini harus segera diantisipasi, dicarikan solusi pemecahan
masalahnya agar masalah ini tidak berkelanjutan.


4

Berkenaan dengan hal tersebut di atas, dalam penelitian ini akan
diupayakan peningkatan motivasi belajar IPS dengan menggunakan model
pembelajaran Resource-Based Learning, dimana model pembelajaran tersebut
tidak berpusat pada satu sumber saja dan berorientasi kepada keterampilan
proses ( prosess skill ). Untuk menerapkan model pembelajaran ReourceBased Learning terhadap pelajaran IPS, guru perlu strategi yang tepat agar
siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi, motivasi yang dapat
meyakinkan siswa akan kegunaan sumber belajar bagi kehidupannya. Guru
harus dapat menciptakan situasi dinamis sehingga materi pelajaran selalu
menarik.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian tindakan
kelas ini secara umum adalah sebagai berikut : Meningkatkan motivasi belajar
IPS dengan menggunakan model pembelajaran Resource Based Learning pada
siswa kelas IV SDN 02 Paseban.

B. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Hoopkins mengartikan penelitian tindakan kelas sebagai penelitian
yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu

tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang
untuk memahami apa yang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses
perbaikan dan perubahan (Rochiati Wiriaatmadja, 2005: 11). Sedangkan
menurut T. Raka J. (1998: 5), Penelitian tindakan kelas didefinisikan sebagai
suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang
dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan
dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakantindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana pembelajaran
tersebut dilakukan.
Subyek penelitian dalam penelitian tindakan dapat berupa peristiwa,
manusia, dan situasi yang diamati. Berdasarkan hal tersebut, maka yang
menjadi subyek penelitian berupa peristiwa adalah Resource-Based Learning.

5

Peristiwa yang dimaksud dalam penelitian adalah semua kejadian yang terlihat
selama guru melakukan proses pembelajaran. Sedangkan subyek penelitian
adalah guru dan siswa kelas IV SDN 02 PASEBAN Kecamatan Jumapolo
Kabupaten Karanganyar yang terdiri dari 19 siswa.
Prosedur dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini, penulis menggunakan beberapa macam pendekatan prosedur

dan teknik pengumpulan data, yaitu : (1) Wawancara/Diskusi; Arikunto
(dalam Rahmawati, 2009:25) menyatakan bahwa wawancara adalah sebuah
dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari
terwawancara. Pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan sesuai
dengan informasi yang ingin didapatkan dan terwawancara menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut. Dialog atau percakapan ditunjukkan melalui
kegiatan ini. Terdapat feedback atau respons antara orang yang satu dengan
yang lain. Wawancara/diskusi dilakukan dalam bentuk Tanya jawab secara
langsung kepada guru maupun peserta didik kelas IV SDN 02 Paseban untuk
memperoleh gambaran tentang bagaimana motivasi belajar pada mata
pelajaran IPS. (2) Observasi; Observasi adalah pengamatan dan pencatatan
secara sitemik terhadap gejala-gejala yang nampak pada objek penelitian,
Margono (2007:158). Observasi yang akan dilaksanakan oleh penulis untuk
menjaring data berupa pengamatan aktivitas guru dan peserta didik kelas IV
SDN 02 Paseban saat proses belajar mengajar mata pelajaran IPS yang
berlangsung di kelas. (3) Test; Menurut Norman dalam Djaali dan Muljono
(2008:7), tes merupakan salah satu prosedur evaluasi yang komprehensif,
sistematik, dan objektif yang hasilnya dapat dijadikan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan dalam proses pengajaran yang dilakukan oleh guru.
Dalam hal penelitian ini, tes dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS, dapat dilihat dari hasil
test apakah sudah mencapai KKM atau belum. (4) Dokumentasi; Studi
Dokumentasi (dalam Nawawi 1995:95) yaitu cara mengumpulkan data yang
dilakukan dengan kategorisasi dan klarifikasi bahan-bahan tertulis yang
berhubungan dengan masalah penelitian, baik dari sumber dokumen maupun

6

buku-buku, koran, majalah, dan lain-lain. Dokumentasi dalam penelitian ini
digunakan untuk memperoleh data nama siswa serta nilai hasil belajar siswa
sebelum tindakan.
Dalam

penelitian

ini

disiapkan

sejumlah


instrumen-instrumen

penilaian, antara lain: (1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran dalam penelitian ini dimaksudkan adalah suatu
perangkat pembelajaran yang dibuat setiap kali putaran siklus. (2) Lembar
Observasi; Lembar observasi digunakan untuk mengungkap motivasi belajar
peserta

didik

terhadap

materi

pelajaran

dalam

berdiskusi


seperti

mengemukakan pendapat, bertanya, bekerja sama, menyimak, mengambil
kesimpulan, memahami konsep, memberikan contoh, dan aktivitas-aktivitas
lain yang relevan. Serta data prestasi hasil belajar setelah dilakukan tindakan.
Lembar observasi diantaranya : Lembar observasi aktivitas siswa, Lembar
observasi aktivitas guru, serta Lembar observasi interaksi belajar mengajar. (3)
Lembar test; Lembar test yang akan digunakan adalah LKS yang terdiri atas
materi pembelajaran dan soal-soal latihan yang harus diselesaikan oleh peserta
didik, dan didukung oleh buku sumber lain.
Data yang diperoleh dari lapangan berupa data dari hasil tiga
instrumen yang dibuat itu akan dianalisis dengan menggunakan prinsip
triangulasi. Menurut Denjen dalam Kusdiono (2003 : 3) prinsip triangulasi,
adalah sebagai berikut : (1) Data penelitian berasal dari sumber. (2)
Melakukan studi kasus dari fakta berdasarkan masing-masing sumber data. (3)
Melihat hubungan dari fakta yang satu dengan fakta yang lainnya, oleh
sebab itu kegiatan pengolahan data yaitu dengan menimbang, menjaring,
mengatur dan menarik kesimpulan diperlukan beberapa langkah yang harus
ditempuh secara garis besar, prosedur pengolahan data hasil penelitian

tindakan kelas meliputi tahapan sebagai berikut: (a) Menyeleksi Data; Setelah
data

dikumpulkan,

dipilah-pilah

untuk

disusun

dan

diklasifikasikan

berdasarkan tujuan untuk memudahkan pengolahan data dan menarik
kesimpulan.

(b)


Validasi;

Tahap

validasi

merupakan

tahap

untuk

membuktikan bahwa sesuatu yang diamati dalam penelitian ini sesuai dengan

7

apa yang sesungguhnya ada dalam kenyataan yang sebenarnya. (c)
Interpretasi; Kumpulan data yang telah divalidasi kemudian diinterpretasi
berdasarkan kajian empiric dan teoritik, serta intuisi guru dalam merefleksi
diri selama pembelajaran berlangsung. Hasil interpretasi data itu akan
menghasilkan analisis penelitian tindakan kelas secara keseluruhan. (d)
Tindakan; Berdasarkan pada hasil analisis data secara keseluruhan, maka akan
menjadi referensi tentang situasi pembelajaran yang bermakna, sehingga
bermanfaat dan menjadi dasar bagi guru untuk melakukan tindakan
pembelajaran selanjutnya. (e) Refleksi; Hasil yang diperoleh dalam tahap
observasi dikumpulkan serta dianalisa dalam tahap refleksi ini. Disamping
data hasil observasi dipergunakan pula jurnal yang dibuat saat guru selesai
melaksanakan kegiatan pengajaran, sebagai acuan bagi guru untuk dapat
mengevaluasi diri. Hasil analisa dipergunakan sebagai acuan untuk
merencanakan pada pelaksanaan berikutnya.
Menurut

Arikunto

(2002:346),

siswa

dikatakan

berhasil

di

kelastersebut apabila telah mencapai standar nilai 65. Dan suatu kelas disebut
telah berhasil apabila jumlah yang mencapai nilai 65 minimal 80 %. Dengan
demikian motivasi belajar IPS siswa setelah diterapkan model pembelajaran
resource based learning dikatakan meningkat jika hasil rata persentase seluruh
aspek yang diamati lebih dari 65%.

C. Hasil Penelitian
Kegiatan pra penelitian tindakan kelas diawali dengan mengamati
proses pembelajaran IPS di kelas. Sebelum melakukan tindakan, peneliti
diberi kesempatan oleh guru untuk mengamati proses pembelajaran IPS di
kelas. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti, guru menggunakan
metode ceramah dan tanya jawab dalam proses pembelajaran. Peneliti juga
melihat bahwa pembelajaran IPS cenderung didominasi oleh guru. Pada saat
guru memberikan pertanyaan, siswa hanya diam. Siswa akan menjawab
pertanyaan dari guru jika ditunjuk oleh guru. Siswa hanya berbisik-bisik jika

8

diberi kesempatan bertanya tentang materi yang disampaikan. Tetapi pada saat
guru tidak ada di kelas, suasana di kelas menjadi gaduh. Kemudian peneliti
menanyakan kepada beberapa siswa kelas IV SDN 02 Paseban mengapa
mereka hanya diam jika guru bertanya atau memberi kesempatan bertanya
tetapi mereka ramai saat guru tidak ada atau diberi tugas menyelesaikan soal.
Beberapa siswa tersebut menjawab bahwa mereka takut salah jika bertanya
atau menjawab pertanyaan dari guru secara langsung. Ketika mereka diminta
mengerjakan soal, mereka berusaha bertanya kepada teman yang lain sehingga
kelas menjadi gaduh. Berdasar pengamatan tersebut, peneliti melihat bahwa
siswa kelas IV SDN 02 Paseban sudah sedikit ada motivasi karena ada
keinginan bertanya kepada teman ketika mereka tidak paham. Meskipun
demikian, motivasi belajar IPS siswa kelas IV SDN 02 Paseban masih perlu
ditingkatkan dengan harapan prestasi belajar juga meningkat.
Kegiatan pra penelitian pada hari Rabu 02 Januari 2013 yaitu peneliti
memberikan penjelasan kepada siswa-siswa kelas IV SDN 02 Paseban
mengenai model pembelajaran kooperatif dengan metode resource based
learning yang akan dilaksanakan pada pembelajaran selanjutnya yaitu mata
pelejaran IPS dengan materi Kegiatan Ekonomi. Penjelasan yang diberikan
oleh peneliti diharapkan dapat memperlancar penelitian. Kemudian peneliti
mengumumkan kelompok-kelompok yang telah dibentuk oleh peneliti dan
dikonsultasikan pada guru kelas IV. Peneliti membentuk 4 kelompok dengan
setiap kelompok beranggotakan 4-5 orang siswa yang mempunyai
kemampuan akademik yang berbeda-beda. Berdasarkan kesepakatan dengan
guru, pelaksanaan penelitian dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran IPS
kelas IV. Jadwal pelajaran IPS kelas IV adalah hari Kamis.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan terhadap
Pembelajaran Resource-Based Learning ataupun penelitian lain yang sejenis,
semua hasil penelitian memberikan kesimpulan bahwa pembelajaran IPS
dengan Metode Pembelajaran Resource-Based Learning dapat meningkatkan
motivasi dan meningkatkan prestasi hasil belajar siswa.

9

Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya motivasi peserta didik
terhadap materi pembelajaran, motivasi peserta didik dalam belajar, motivasi
peserta didik dalam menjawab pertanyaan, motivasi dalam mengajukan
pertanyaan, keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran, motivasi
peserta didik dalam diskusi kelompok, motivasi peserta didik dalam bermain
peran, peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung dari sumber
belajar, dan motivasi peserta didik dalam mengimplementasikan konsep
pembelajaran dengan menggunakan Metode Pembelajaran Resource-Based
Learning.
Secara garis besar penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui
empat tahapan sebagaimana penulis telah kemukakan pada bab terdahulu
dengan mengutip pendapat yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto
(2006:74), adapun keempat tahapan penelitian yang penulis tempuh pada
penelitian ini terangkum dalam 2 (dua) siklus penelitian. Kegiatan
pembelajaran pada pelaksanaan tindakan siklus I berisi kegiatan pembelajaran
yang berpedoman pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tindakan
ke-1 sebagaimana terlampir. Setelah selesai kegiatan pembelajaran, kemudian
dilakukan tes siklus I dan diperoleh data Peserta didik yang mencapai lebih
dari KKM ada 12 siswa dan Rata-rata skor yang dicapai peserta didik adalah
66.89. Pada siklus I diperoleh pengamatan siswa sebagai berikut: (1) Siswa
yang memperhatikan penjelasan guru dan tanggap perintah guru masih kurang
karena sebagian besar siswa kurang termotivasi dalam menerima penjelasan
materi. (2) Sebagian siswa masih kurang aktif di dalam diskusi kelompok
(kerjasama dengan kelompok, melaksanakan dan mencatat hasil diskusi)
karena siswa kurang termotivasi dalam kegiatan belajar mengajar. (3) Dalam
mengerjakan tugas kelompok sebagian siswa kurang aktif karena tidak ada
motivasi untuk belajar. (4) Siswa yang aktif bertanya dan menjawab serta
memberi tanggapan terhadap pertanyaan guru masih kurang karena sebagian
besar siswa kurang termotivasi dalam menerima penjelasan materi.
Pembelajaran pada siklus II membahas materi yang sama hanya tujuan
pembelajaran yang berbeda. Metode yang digunakan pun masih sama dengan

10

metode pada siklus I, yaitu diskusi kelompok dengan mengelompokkan
peserta didik ke dalam 4 kelompok diskusi secara heterogen dengan berdasar
kepada kemampuan akademiknya yang terdiri atas 4 sampai dengan 5 orang
tiap kelompoknya dan diberikan bahan ajar dalam bentuk Lembar Kerja Siswa
(LKS). Waktu yang direncakan pada siklus II sama dengan siklus I yaitu 2
(dua) kali pertemuan atau setara dengan (4 x 35 menit), yaitu (2 x 35 menit)
waktu yang dialokasikan untuk penyampaian materi dan (2 x 35) menit untuk
tugas dan tes tertulis siklus II. Kegiatan pembelajaran pada tindakan siklus II
berisi kegiatan pembelajaran yang berpedoman pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) tindakan siklus ke-2 sebagaimana terlampir. Setelah
selesai pembelajaran pada siklus II, kemudian dilakukan pos tes siklus II.
Kekurangan-kekurangan yang terjadi selama pembelajaran siklus I,
selanjutnya diperbaiki pada siklus II dengan melakukan pembelajaran sesuai
dengan rencana tindakan ke-2. Pada siklus II, dalam penyampaian materi guru
memberikan penekanan pada materi tertentu, dalam hal keseriusan peserta
didik guru memberikan pengarahan, teguran, ataupun sanksi yang dapat
merangsang dan memotivasi peserta didik untuk belajar lebih baik.
Kegiatan pembelajaran pada pelaksanaan tindakan siklus II berisi
kegiatan pembelajaran yang berpedoman pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) tindakan ke-2 sebagaimana terlampir. Pada saat proses
pembelajaran berlangsung, Selama kegiatan pembelajaran siklus II, dilakukan
pengamatan terhadap peserta didik sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:
Peserta didik yang mencapai lebih dari KKM ada 16 siswa dan Rata-rata skor
yang dicapai peserta didik mencapai 72.26.
Berdasar analisis hasil penelitian, diperoleh peningkatan dari siklus I
ke siklus II. Hal ini ditunjukkan oleh tabel hasil pengamatan dan data jumlah
peserta didik yang dapat mencapai nilai sama dengan dan atau di atas KKM,
di mana pada siklus I sebesar 63% dengan rata-rat nilai 66.89, meningkat
menjadi 89% dengan rata-rata nilai 72.26 pada siklus II.
Kenaikan jumlah peserta didik yang tuntas belajar pada siklus II
dikarenakan guru melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana tindakan dan

11

menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan resource
based learning yang telah dirancang untuk memperbaiki kekurangankekurangan pada pembelajaran siklus I untuk meningkatkan pembelajaran
siklus II.
Peningkatan

ketuntasan

peserta

didik

secara

tidak

langsung

mengindikasikan bahwa Model Pembelajaran Resource Based Learning yang
diterapkan peneliti telah mampu meningkatkan motivasi peserta didik
terhadap materi Kegiatan Ekonomi pada mata pelajaran IPS di Kelas IV SDN
02

Paseban

Kecamatan

Jumapolo

Kabupaten

Karanganyar.

Dalam

pembelajaran yang menggunakan Model Pembelajaran Resource Based
Learning peserta didik diberikan kesempatan untuk mengoptimalkan
partisipasinya dalam belajar, peserta didik lebih leluasa mengemukakan
pendapat atau gagasan dengan bahasa mereka sendiri, diberi kesempatan
untuk berfikir, dan bekerja sendiri dan bekerja secara kelompok dengan orang
lain.

D. Simpulan
Berdasar hasil penelitian diatas dengan menggunakan metode
Resource Based Learning, maka pada bagian akhir ini akan menyajikan
kesimpulan dari hasil penelitian sebagai jawaban terhadap permasalahan yang
telah diajukan dalam perumusan masalah pada bab I. Beberapa kesimpulan
yang dapat diambil adalah sebagai berikut: (1) Model pembelajaran kooperatif
dengan pendekatan resource based learning merupakan model pembelajaran
yang dapat digunakan untuk menyampaikan/mengajarkan kompetensi dasar
koperasi pada Mata Pelajaran IPS di kelas IV SDN 02 Paseban Kecamatan
Jumapolo kabupaten karanganyar. (2) Penggunaan model pembelajaran
kooperatif dengan pendekatan resource based learning secara baik dan benar

12

akan memberikan dampak yang positif dan signifikan terhadap peningkatan
motivasi peserta didik pada kompetensi dasar koperasi pada Mata Pelajaran
IPS di kelas IV SDN 02 Paseban Kecamatan Jumapolo Kabupaten
Karanganyar. (3) Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
dengan pendekatan resource based learning telah mampu meningkatkan
motivasi peserta didik terhadap kompetensi dasar koperasi pada Mata
Pelajaran IPS di kelas IV SDN 02 Paseban kecamatan Jumapolo Kabupaten
Karanganyar.

E. Daftar Pustaka
Ahmad Rohani HM, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995)
Aristo Rahadi, 2008. Belajar, Pembelajaran dan Sumber Belajar . Jakarta.
Refika Utama.
Bleakley, A., & Carrigan, JL (1994). Resource-based learning activities
(terjemahan): Information literacy for high school students. Chicago:
ALA.
Dimyati 2006, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Harsanto, Radno. (2007). Pengelolaan kelas yang dinamis. Yogyakarta:
Kanisius
Mulyasa. 2008. Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran
Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Rosda
Suryosubroto. (2004). Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka
Cipta
Suwarno. 2011. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD). Surakarta: Qinant.

-

T]NIVERSITAS MUIIAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PEF{DIDIKAN
Jl. A. Yani Tromsl Pos

I-

Pabelan, Kartssura

TelB.ll27ll1t14l1,Fax:715144€ Surakerta 5?lO2

Surat Persetuiuan Artikel Publikasi Ilmiah

.

Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir:

Nama : Drs. Mulyadi, SK., SH., M.Pd

NIP

:

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan
ringkasan skripsi/tugas akh ir dari mahasiswa:

Nama
NIM
Program
Judul

Studi

:

HAFID ROSYIDI

:

A.510091007

:

PGSD

Skripsi : PEMNGKATAN MOTMSI BELAJAR IPS ME,LALUI
MODEL PEMBELAJARAN RESOARCE BASED
LEARNING PADA SISWA KELAS

IV

SDN 02 PASEBAN

TAHLIN PELAJARAN 2OI2/20I3

Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.

Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat digunakan seperlunya.

Drs. Mulyadi, SK., SH." M.Pd
NIP.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Enquiry-Discovery Learning Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Kelas III di SDN Ngenep 02 Kab. Malang

0 4 27

Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Dengan Media Gambar Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDN 1 Cimanuk Kecamatan Waylima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011-2012

2 35 77

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF (PTK pada Siswa Kelas IV SD Negeri Tritunggal Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 10 17

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA SISWA KELAS IV SD N 2 JAGABAYA 1 BANDAR LAMPUNG

1 9 48

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS IV SDN 3 PANJANG UTARA BANDAR LAMPUNG

1 13 46

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS IV SDN 2 TEMPELREJO KEDONDONG PESAWARAN

0 2 48

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TEGALSARI SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 20172018

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan Media Gambar Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Tegalsari Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018

0 0 106

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK SISWA KELAS IV SDN 2 BAKALAN KRAPYAK TAHUN PELAJARAN 20132014

0 0 24

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE KELAS IV SDN 02 HONGGOSOCO JEKULO KUDUS SKRIPSI

0 0 25