PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS IV SDN 2 TEMPELREJO KEDONDONG PESAWARAN

ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STAD SISWA KELAS IV SDN 2 TEMPELREJO
KEDONDONG PESAWARAN

Oleh
MASNASURI

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD di SD Negeri 2 Tempelrejo Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran.
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas, yang terdiri
dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan
tes, menggunakan lembar observasi siswa, kinerja guru pada proses pembelajaran,
sedangkan untuk mengetahui hasil belajar menggunakan tes.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD, dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS. Hal ini ditunjukan
data pada siklus I aktivitas belajar siswa dengan skor rata-rata 58%. Sedangkan
pada siklus II aktivitas belajar siswa dengan skor rata-rata 82,5%. Rata-rata hasil

belajar siswa pada siklus I, dengan nilai 69, sedangkan pada siklus II rata-rata
hasil belajar siswa dengan nilai 79, naik 10 poin.
Kata Kunci: Kooperatif Tipe STAD, Aktivitas, Hasil Belajar.

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STAD SISWA KELAS IV SDN 2 TEMPELREJO
KEDONDONG PESAWARAN

Oleh
MASNASURI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
PADA
Program Studi PGSD Strata 1
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014

RIWAYAT HIDUP

Masnasuri, anak dari pasangan Ayahanda bernama Hunaini dan Ibunda bernama
Patimah, lahir di Gunungsugih, 5 Nopember 1968. Penulis lulus Sekolah Dasar
Negeri Sinar Harapan

pada tahun 1982, penulis melanjutkan ke Sekolah

Menengah Pertama Negeri Kedondong pada tahun 1985. Pada tahun 1988 penulis
menyelesaikan Sekolah Pendidikan Guru Agama di Metro. Kemudian pada tahun
2010 penulis melanjutkan kuliah pada Program Studi S1 Dalam Jabatan FKIP
Universitas Lampung.

PERSEMBAHAN


Bismillaahir rahmaanir rahiim

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan, dengan kerendahan
hati, skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Kedua orang tuaku
2. Suamiku tercinta Yunizar, terima kasih atas doa restunya
3. Ketiga buah hatiku
4. Teman-teman sejawat yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu, terima
kasih atas motivasinya.
5. Semua keluarga besar serta teman-temanku
6. Almamaterku tercinta Universitas Lampung

Terima kasih atas segala dukungan serta doa restu yang telah diberikan, sehingga
saya bisa menyelesaikan skripsi ini.

Alhamdulillaahi rabbil’aalamiin

SANWACANA


Bismillahir Rahmaanir Rahiim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya, sehingga skripsi yang berjudul “Peningkatan Aktivitas
dan Hasil Belajar IPS Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Tempelrejo Kedondong
Pesawaran” telah dapat diselesaikan.

Sudah selayaknya penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini
terutama kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si, Selaku Dekan beserta jajaran Dekan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah
memberikan ijin penelitian.
2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd selaku ketua program studi PGSD, sekaligus
sebagai dosen pembahas, yang telah memberikan masukan dalam skripsi
ini.


4. Ibu Dra. Asmaul Khair, M.Pd , selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing sampai skripsi ini terselesaikan.
5. Bapak dan Ibu dosen beserta Staf Akademik FKIP PGSD Universitas
Lampung.
6. Ibu Novia Aida, M.Pd selaku Kepala SDN 2 Tempelrejo Kabupaten
Pesawaran yang telah memberi ijin penelitian.
7. Ibu Hasni, S.Pd selaku teman sejawat yang membantu memberi masukan
dalam pelaksanan penelitian
8. Siswa-siswi kelas IV SDN 2 Tempelrejo yang telah berpartisipasi aktif
dalam kegiatan melaksanakan penelitian
9. Seluruh Dewan Guru SDN 2 Tempelrejo Kabupaten Pesawaran, terima
kasih atas kerjasama dan bantuannya.

Pesawaran, Mei 2014

Penulis

DAFTAR ISI


Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 3
C. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4
E. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5
BAB IILANDASAN TEORI
A. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ................................................... 6
B. Belajar ........................................................................................ 8
1. Pengertian Belajar ................................................................. 8
2. Teori Belajar........................................................................... 9
3. Aktivitas Belajar.................................................................... 10
4. Hasil Belajar .......................................................................... 11
C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ............................. 13
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif...................................... 13
2. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif .......................................... 14

3. Model Pembelajaran Kooperatif ........................................... 14
4. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD .................................... 16
5. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ....... 17
6. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif STAD . 20
D. Hipotesis .................................................................................... 20
BAB III METODE PENELITIAN
A. Model Penelitian ......................................................................... 21
B. Setting Penelitian dan Karakteristik………… .......................... 22
1. Subjek..................................................................................... 22
2. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 22
C. Rencana Tindakan....................................................................... 22
a. Perencanaan............................................................................ 23
b. Pelaksanaan ........................................................................... 24
c. Pengamatan ............................................................................ 25
d. Refleksi .................................................................................. 25

D. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 27
E. Teknik Analisis Data .................................................................. 30
F. Indikator Keberhasilan ................................................................ 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .......................................................................... 31
B. Siklus I ........................................................................................ 31
1. Perencanaan Pembelajaran ................................................. 31
2. Pelaksanaan Pembelajaran .................................................. 31
3. Pengamatan Pembelajaran .................................................. 34
4. Refleksi ................................................................................ 40
C. Hasil Penelitian Siklus II ............................................................ 40
1. Perencanaan Pembelajaran ................................................. 40
2. Pelaksanaan Pembelajaran ................................................... 41
3. Pengamatan Pembelajaran .................................................. 43
4. Refleksi ................................................................................ 48
D. Pembahasan ............................................................................... 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 54
B. Saran ........................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 56
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL


Tabel

Halaman

1.1 Rerata Hasil Ulangan PKn Kelas IV .......................................................... 2
2.1 Fase-fase Pembelajaran Model Kooperatif STAD ..................................... 19
3.1 Lembar Aktivitas Siswa ............................................................................. 28
4.1 Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1 ........................................................ 35
4.2 Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2 ....................................................... 36
4.3 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ....................................................... 37
1.4 Hasil Belajar Siswa Siklus I ...................................................................... 38
4.5 Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1 ....................................................... 44
4.6 Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2 ....................................................... 45
1.7 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I...................................................... 46
4.8 Hasil Belajar Siswa Siklus I ...................................................................... 47
1.8 Rekapitulasi Kinerja Guru ........................................................................ 51
4.10 Rekapitulasi Aktivitas Siswa.................................................................... 52
4.11 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa II.......................................................... 53

DAFTAR GAMBAR


Gambar

Halaman

3.1 Alur Siklus Penelitian ................................................................................ 23
4.1 Grafik Aktivitas Siswa Siklus I .................................................................. 37
4.2 Grafik Hasil Belajar Siklus I ...................................................................... 39
4.3 Grafik Aktivitas Siswa Siklus II ................................................................ 46
4.4 Grafik Hasil Belajar Siklus II..................................................................... 48
Photo ............................................................................................................... 91

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha yang disengaja dan terencana untuk perkembangan
siswa, agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya baik sebagai individu maupun

dalam masyarakat.
Dalam perkembangan hidup manusia, ada dua hal yang menyebabkan manusia
mengalami peningkatan kemampuan, yakni kematangan dan belajar. Keduanya
sering terjadi bersama-sama dalam kehidupan manusia. Perubahan yang
disebabkan kematangan disebut pertumbuhan atau growth, sedangkan perubahan
disebabkan belajar disebut perkembangan atau development. Aqib (2014: 2).
Salah satu upaya meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan menggunakan
pembelajaran aktif dimana peserta didik melakukan sebagian besar pekerjaan
yang dilakukannya dengan menggunakan otak untuk mempelajari berbagai
masalah dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif merupakan
langkah cepat, menyenangkan , mendukung dan menarik hati dalam belajar.
Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu jadi keinginan guru adalah, bagaimana
bahan pengajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak didik secara

2

tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Hal ini
disebabkan karena anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala
keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang
yang berbeda baik intelektual, psikologis, dan biologis.
Berdasarkan hasil pengamatan pada kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Tempelrejo
Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran dan pengalaman selama ini, siswa
kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa tidak begitu tertarik dengan
pelajaran IPS karena selama ini pelajaran IPS dianggap sebagai pelajaran
menghapal saja, kurang menekankan aspek penalaran, selain itu IPS dianggap
sebagai pelajaran yang membosankan sehingga siswa tidak tertarik untuk belajar.
Dari 20 orang siswa hanya 6 orang atau 30% yang mencapai KKM yaitu 65,
sedangkan nilai rata-rata kelas 57,50. Untuk lebih jelas nilai formatif siswa dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.1 Hasil Ulangan IPS Semester Ganjil Siswa Kelas IV
No

Rentang Nilai

Banyaknya
Persentase (%)
Siswa
1
65
6
30%
2
40-64
14
70%
Jumlah
20 orang
100,00
Sumber: Nilai IPS Semester I Tahun Pelajaran 2013/2014

Kreteria
Tuntas
Belum Tuntas

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa 70% siswa belum tuntas belajar atau
belum mencapai KKM yang ditentukan. Sedangkan nilai rata-rata kelas baru
mencapai 57,50. Oleh karena itu hasil belajar masih perlu diperbaiki atau
ditingkatkan.

3

Salah satu alternatif untuk memperbaiki hasil belajar tersebut adalah melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, agar pembelajaran lebih
komprensif dan dapat mengkaitkan teori dengan kenyataan yang ada di
lingkungan sekitarnya. Dengan demikian siswa diharapkan dapat lebih aktif dalam
pembelajaran, sehingga hasil belajar dapat meningkat. Pembelajaran kooperatif
tipe STAD adalah pembelajaran kooperatif, dimana siswa ditempatkan dalam tim
belajar yang beranggotakan 4-5 orang yang dibentuk secara heterogen menurut
tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. (Trianto. 2010: 68).

Zubaedah (2012: 34) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa melalui model
pembelajran kooperatif tipe STAD aktivitas dan hasil belajar siswa dapat
ditingkatkan.
Sehubungan dengan hal tersebut peneliti akan memperbaiki pembelajaran melalui
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul: “Peningkatan aktivitas dan hasil
belajar IPS melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa
kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Tempelrejo Kedondong Pesawaran”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dapat diidentifikasikan
sebagai berikut.
1.

Proses pembelajaran selama ini bersifat pasif dan membosankan.

2.

Model pembelajaran yang dilakukan guru kurang variatif dan inovatif.

4

3.

Hasil pembelajaran IPS kelas IV SD Negeri 2 Tempelrejo belum mencapai
KKM 65.

4.

Belum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah penerapan model pembelajran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 2
Tempelrejo

Kecamatan

Kedondong

Kabupaten

Pesawaran

Tahun

Pelajaran 2013/2014?
2. Apakah

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

dapat

meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 2 Tempelrejo
Kecamatan

Kedondong

Kabupaten

Pesawaran

Tahun

Pelajaran

2013/2014?
D. Tujuan Penelitian
1. Meningkatkan aktivitas belajar IPS dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas IV SD Negeri 2
Tempelrejo Kecamatan Kedondong Tahun Pelajaran 2013/2014.
2. Meningkatkan hasil belajar IPS dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Tempelrejo
Kecamatan Kedondong Tahun Pelajaran 2013/2014.

5

E. Manfaat Penelitian Bagi
1. Bagi Siswa
a. Memberikan pengalaman kepada siswa dengan belajar menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
b. Meningkatkan aktivitas siswa, sehingga hasil belajar IPS meningkat.
c. Melatih siswa dalam berinteraksi dengan teman.
2.

Manfaat bagi guru
a. Memberikan masukan kepada guru tentang penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa.
b. Sebagai acuan guru dalam usaha meningkatkan profesionalisme guru.

3.

Manfaat bagi sekolah
a. Meningkatkan tanggung jawab dalam peningkatan kualitas pembelajaran
dan kualitas kelulusan.
b. Memberikan masukan yang baik untuk mengadakan pembaharuan dalam
rangka memajukan program sekolah.

4.

Manfaat bagi peneliti
Sebagai bahan masukan sekaligus sebagai pengetahuan untuk meningkatkan
hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Ilmu Pengetahuan Sosial

Sapriya (2008: 9) menyatakan IPS adalah penyederhanaan atau disiplin ilmu ilmu
sosial humaniora serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan
secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan.
Ilmu Pengetahuan Sosial atau social studies merupakan pengetahuan mengenai
segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat. Di Indonesia pelajaran
ilmu pengetahuan sosial disesuaikan dengan berbagai prespektif sosial yang
berkembang di masyarakat. Kajian tentang masyarakat dalam IPS dapat dilakukan
dalam lingkungan yang terbatas, yaitu lingkungan sekitar sekolah atau siswa dan
siswi atau dalam lingkungan yang luas, yaitu lingkungan negara lain, baik yang
ada di masa sekarang maupun di masa lampau. Dengan demikian siswa dan siswi
yang mempelajari IPS dapat menghayati masa sekarang dengan dibekali
pengetahuan tentang masa lampau umat manusia.
Ilmu Pengetahuan Sosial membahas hubungan antara manusia dengan
lingkungannya. Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik

7

dan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai
dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya. (Solihatin, 2011: 14).

Norma Mackenzie (1975) mengemukakan bahwa IPS adalah semua bidang ilmu
yang berkenaan dengan manusia dalam konteks sosialnya atau dengan kata lain
adalah semua bidang ilmu yang mempelajari manusia sebagai anggota
masyarakat. (Ischak, 2007: 131)
Sama halnya tujuan dalam bidang-bidang yang lain, tujuan pembelajaran IPS
bertumpu pada tujuan yang lebih tinggi. Secara hirarki tujuan pendidikan nasional
pada tataran operasional dijabarkan dalam tujuan instruksional tiap jenis dan
jenjang pendidikan. Selanjutnya pencapaian tujuan institusional ini secara praktis
dijabarkan dalam tujuan kurikuler atau tujuan mata pelajaran pada setiap bidang
studi dalam kurikulum.
Tujuan kurikuler IPS antara lain
1. Membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam
kehidupan masyarakat.
2. Membekali peserta didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis
pemecahan masalah.
3. Membekali peserta didik dengan kemampuan komunikasi dengan sesame
warga masyarakat.
4. Membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif, dan
keterampilan terhadap lingkungan hidup yang menjadi bagian kehidupan yang
tak terpisahkan.
5. Membekali peserta didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan
dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi. (Sapriya.
2008: 9)

8

Berdasarkan pendapat di atas Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu yang
membahas hubungan antara manusia dengan lingkungannya, dalam konteks
sosialnya atau dengan kata lain ilmu yang mempelajari manusia sebagai anggota
masyarakat.

B. Belajar
1.

Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja
dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalm
kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu,
dengan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku baru secara keseluruhan berkat latihan dan pengalaman.
Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan.
Perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan
maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. (Djamarah.
2006: 11).

William Burton (dalam Hamalik. 2008: 31) mengatakan bahwa proses belajar
ialah mengalami, berbuat, mereaksi, dan melampaui (under going) serangkaian
kegiatan belajar di bawah bimbingan yang merangsang dan membimbing tanpa
tekanan dan paksaan, yang menghasilkan perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan yang dapat berubahubah Prawiradilaga (2008: 136) mengartikan pembelajaran sebagai suatu sistem
yang terdiri atas tujuan, kajian isi/materi ajar, strategi pembelajaran (metode,
media, waktu, sistem penyampaian) serta asesmen belajar.

Dimyati dan Mudjiono (2002) belajar dan pembelajaran merupakan dua kegiatan
yang berproses. Belajar adalah proses yang berporos pada siswa, karena siswa
yang mengalami, melakukan, dan beraktivitas belajar. Pembelajaran adalah proses
yang berporos pada guru, karena dalam pembelajaran pihak gurulah yang
berperan dalam merancang serta menentukan langkah-langkah belajar yang teratur
dan terarah secara sistematis dengan memperhatikan berbagai aspek
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
cara untuk mengalami, berbuat, mereaksi, mempengaruhi, melakukan, dan

9

beraktivitas, yang berporos pada guru, dengan menentukan langkah-langkah
belajar yang teratur dan terarah secara sistematis.
2.

Teori Belajar

a.

Teori belajar kognitif Piaget

Piaget memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses di mana anak
secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui
pengalaman-pengalaman interaksi mereka. Menurut Piaget setiap individu pada
saat tumbuh mulai dari bayi yang baru lahir sampai menginjak usia dewasa
menalami empat tingkat perkembangan kognitif. Yaitu sensorimotor dari lahir
sampai 2 tahun, praoperasional 2-7 tahun, operasi konkret 7-11 tahun dan operasi
formal 11 tahun sampai dewasa (Trianto. 2009: 29)
b.

Teori Belajar Gagne

Seperti yang dikutip oleh Mariana (1999: 25) menyatakan untuk terjadinya belajar
pada diri siswa diperlukan kondisi belajar, baik kondisi internal maupun kondisi
eksternal. Kondisi internal merupakan peningkatan memori siswa sebagai hasil
belajar terdahulu. Memori siswa yang terdahulu merupakan komponen
kemampuan yang baru dan ditempatkannya bersama-sama. Kondisi eksternal
meliputi aspek atau benda yang dirancang atau ditata dalam suatu pembelajaran
(Trianto. 2009: 27)
c.

Teori Belajar Ausubel

David Ausubel merupakan salah satu tokoh ahli psikologi kognitif yang
berpendapat

bahwa

keberhasilan

belajar

siswa

sangat

ditentukan

oleh

kebermakaan bahan ajar yang dipelajari. Suatu bahan ajar, informasi, atau
pengalaman baru seseorang akan bermakna jika pengetahuan yang baru dikenal
itu

dapat

disusun

(Ruminiati.2008: 10)

sesuai

dengan

struktur

kognitif

yang

dimilikinya

10

Berdasarkan pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa teori belajar adalah
perkembangan kognitif sebagai suatu proses di mana anak secara aktif
membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalamanpengalaman interaksi mereka baik kondisi internal maupun kondisi eksternal yang
ditentukan oleh kebermakaan bahan ajar yang dipelajari.
3.

Aktivitas Belajar

Aktivitas digunakan pada semua jenis metode mengajar, baik metode dalam kelas
maupun di luar kelas. Hanya saja penggunaan dilaksanakan dalam bentuk yang
berlainan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dan disesuaikan pula pada
orientasi sekolah menggunakan jenis kegiatan itu.

Dierich (dalam Hamalik, 2011: 177) membagi aktivitas belajar dalam 8
kelompok, yaitu:
1. Kegiatan-kegiatan visual: membaca, melihat gambar-gambar, mengamati
eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang bekerja atau
bermain.
2. Kegiatan-kegiatan lisan, yaitu: mengungkapkan suatu fakta atau prinsip,
menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran,
mengemukakan pendapat, wawancara dan diskusi.
3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan, yaitu: mendengarkan penyajian bahan,
mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu
permainan, mendengarkan radio.
4. Kegiatan-kegiatan menulis, yaitu: menulis cerita, menulis laporan, memeriksa
karangan, membuat rangkuman, mengisi angket.
5. Kegiatan-kegiatan menggambar, yaitu: menggambar, membuat grafik,
diagram, peta, dan pola.
6. Kegiata-kegiatan metrik, yaitu: melakukan percobaan, memilih alat-alat,
melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan,
menari, dan berkebun.
7. Kegiatan-kegiatan mental, yaitu: merenungkan, mengingat, memecahkan
masalah, menganalisis, faktor-faktor, membuat keputusan.
8. Kegiatan-kegiatan emosional, yaitu: minat, membedakan, berani, tenang dan
lain-lain.

11

Menurut Sriyono (2000: 14), aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan
baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar
merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas
siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar
mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada
proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas,
dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta
tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

Menurut beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan aktivitas adalah semua
kegiatan yang mengarah pada kebutuhan. Kebutuhan itu meliputi jasmani,
rohani, dan sosial, yang menimbulkan dorongan untuk berbuat.
4.

Hasil Belajar

Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil,
setiap guru memiliki pandangan masing-masing. Untuk mengetahui tercapai
tidaknya hasil belajar guru perlu mengadakan tes formatif setiap selesai
menyajikan satu bahasan kepada siswa. Penilaaian formatif ini untuk mengetahui
sejauh mana siswa telah menguasai materi pembelajaran.

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh seseorang setelah
mengalami aktifitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan tersebut tergantung
pada apa yang dipelajari. Hasil belajar sangat dibutuhkan, karena sebagai petunjuk
untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar yang
sudah dilaksanakan. Hasil belajar diketahui melalui evaluasi untuk mengukur dan
menilai apakah siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajari sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan. Bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah
laku dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil
belajar adalah suatu kepandaian atau ilmu serta perubahan tingkah laku yang
didapat dari belajar. Hamalik (2009: 3)

12

Arikunto (2009: 133) mengatakan bahwa hasil belajar adalah hasil akhir setelah
mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat
diamati, dan dapat diukur.

Menurut beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Individu yang belajar akan memperoleh hasil dari apa yang telah
dipelajari selama proses belajar itu. Hasil belajar yaitu suatu perubahan yang
terjadi pada individu yang belajar, bukan hanya perubahan mengenai
pengetahuan, tetapi juga untuk membentuk kecakapan, kebiasaan, pengertian,
penguasaan, dan penghargaan dalam diri seseorang yang belajar yang tersimpan
dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena
hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin
mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta
menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.

C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
1.

Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan
adanya kerja sama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan
diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan
dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada
siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatankegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktivitas pembelajaran berpusat
pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk
memecahkan masalah. Trianto (2009: 57).

13

Pembelajaran kooperatif telah dikembangkan secara intensif melalui berbagai
penelitian dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan akademik antar siswa
melalui aktivitas kelompok. Aktivitas terpusat pada siswa dalam bentuk diskusi,
kerjasama, saling membantu, dan mendukung dalam memecahkan masalah.
Trianto (2009: 61).

Menurut Ibrahim (2009: 9) pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang
secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling mencerdaskan,
saling menyayangi dan saling tenggang rasa antar sesama siswa sebagai latihan
untuk hidup dalam masyarakat nyata. Sehingga sumber belajar bukan hanya dari
guru dan buku ajar tetapi juga dari sesama teman.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif
memerlukan kerja sama antara siswa dan saling ketergantungan dalam struktur
pencapaian tugas, tujuan, dan penghargaan.
2.

Ciri-ciri Pembelajaran kooperatif

Ciri-ciri Pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut.
1. Siswa bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas.
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang,
dan rendah.
3.

Bila memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,
jenis kelamin berbeda-beda.

4. Penghargaan lebih berorientasi kelompok dari individu.

14

Menurut Kunandar (2007: 364) ciri-ciri model pembelajaran kooperatif adalah
siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang,
tiap kelompok belajar menggunakan lembar kerja akademik, kemudian saling
membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar
sesama anggota kelompok.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri pembelajaran
kooperatif adalah siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok belajar
menggunakan lembar kerja, kemudian saling membantu untuk menguasai bahan
ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota kelompok.

3.

Model Pembelajaran Kooperatif

Terdapat beberapa variasi model pembelajaran kooperatif, diantaranya: Jigsaw,
TGT, NHT dan STAD.
a.

Jigsaw

Jigsaw dikembangkan oleh Slavin (Roy Killen, 1966) secara umum dalam
pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw siswa dikelompokan secara
heterogen dalam kemampuan. Siswa diberi materi yang baru atau pendalaman dari
materi sebelumnya untuk dipelajari. Masing-masing anggota kelompok secara
acak ditugaskan untuk menjadi ahli dari kelompok yang berbeda (Yamin, 2005:
34)

15

b. Teams Games Tournamen (TGT)
Model pembelajaran TGT dapat digunakan dalam berbagai macam mata
pelajaran, dari ilmu eksak ataupun ilmu sosial. Model pembelajaran TGT sangat
cocok untuk mengajar

tujuan pembelajaran yang dirumuskan dengan tajam

dengan satu jawaban yang benar.
Model pembelajaran TGT atau Pertandingan Permainan Tim dikembangkan
secara asli oleh David De Vries dan Keath Edward. Model pembelajaran ini
adalah siswa memainkan permainan dengan

anggota-anggota tim lain untuk

memperoleh tambahan poin untuk tim mereka (Trianto, 2010: 83)
c. Numbered Head Together (NHT)
Model pembelajaran NHT melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi
yang dicakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman terhadap isi
pelajaran tersebut. NHT melibatkan banyak siswa dalam menelaah bahan yang
tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi
pelajaran tersebut.
Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan
penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan pertama kali oleh Spenser Kagen.
NHT merupakan model pembelajaran penomoran berpikir bersama, yang
dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif
terhadap struktur kelas tradisional (Trianto, 2010: 82)

16

d. STAD
Menurut Ibrahim dkk (2000: 10) model pembelajaran kooperatif tipe STAD,
merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dimana siswa
dibagi dalam kelompok kecil yang tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa.
yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku.
(Trianto, 2010: 66)

4.

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan
teman-temannya (1995) di Universitas John Hopkin, merupakan pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar
beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya,
jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam
tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran
tersebut. Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan
Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara
siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi
pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.
Slavin (Nur dalam Trianto, 2009: 68) menyatakan bahwa pada STAD siswa
ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan
campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku.
Berdasarkan pendapat di atas model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah
siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan

17

campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan
pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh
anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.
5.

Langkah-langkah pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD, ada
beberapa persiapan-persiapan antara lain:
a.

Perangkat pembelajaran

Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD perlu dipersiapkan perangkat
pembelajaran antara lain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar
Kegiatan Siswa (LKS) beserta lembar jawabannya.

b.

Membentuk Kelompok Kooperatif

Siswa dibentuk kelompok secara heterogen dan kemampuan antara satu kelompok
dengan kelompok lain relatif homogen. Apabila memungkinkan kelompok
kooperatif perlu memerhatikan ras, agama, jenis kelamin, dan latar belakang
sosial. Apabila dalam kelas terdiri-dari satu jenis kelamin, maka pembentukan
kelompok dapat didasarkan pada prestasi belajar.
c.

Menentukan Skor Awal

Skor awal yang dapat digunakan adalah nilai ulangan sebelumnya. Skor awal
dapat berubah setelah ada kuis.

18

d.

Pengaturan Tempat Duduk

Mengaturan kelas dilakukan untuk menunjang keberhasilan pembelajaran
kooperatif

apabila tidak ada pengaturan tempat duduk dapat menimbulkan

kekacauan yang menyebabkan gagalnya pembelajaran pada kelas kooperatif.

e.

Kerja Kelompok

Untuk mencegah adanya hambatan pada pembelajaran kooperatif tipe STAD,
terlebih dahulu diadakan latihan kerja sama kelompok. Hal ini bertujuan untuk
mengenal individu dalam kelompok (Trianto, 2009: 69)
Terdapat enam langkah utama dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Tabel 2.1 Fase-fase Pembelajaran Model Kooperatif tipe STAD
No
1.

2.

3.

4.

Fase
Fase 1
Menyampaikan
tujuan
memotivasi siswa.

Kegiatan Guru
Menyampaikan
semua
tujuan
dan pembelajaran yang ingin dicapai pada
pelajaran tersebut dan memotivasi
siswa belajar aktif.
Fase 2
Menyajikan informasi kepada siswa
Menyajikan dan menyampaikan dengan jalan mendemonstrasikan atau
informasi
lewat bahan bacaan.
Fase 3
Mengorganisasikan siswa dalam
kelompok-kelompok bekerja dan
belajar
Fase 4
Membimbing kelompok bekerja
dan belajar

Menjelaskan kepada siswa bagaimana
caranya membentuk kelompok belajar
dan membantu setiap kelompok agar
melakukan transisi secara efisien
Membimbing setiap kelompok pada
saat mereka bekerja.

19

5.

Fase 5
Evaluasi

Mengevaluasi hasil belajar tentang
materi yang telah diajarkan pada setiap
kelompok dan mempersentasikannya..

6.

Fase 6
Memberi penghargaan

Mencari cara-cara untuk menghargai
baik upaya maupun hasil belajar
individu dan kelompok

Sumber: Ibrahim, dkk (dalam Trianto, 2009: 71)

Menurut beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah
pembelajaran kooperatif tipe STAD memerlukan kerja sama antara siswa dan
saling ketergantungan dalam struktur pencapaian tugas, tujuan, dan penghargaan.
Belajar kooperatif tipe STAD dimana siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok
yang terdiri dari 4-5 orang yang heterogen untuk saling membantu antar anggota
kelompok dalam penyelesaian tugas bersama.
5. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
a. Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu:
1). Memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan

bertanya dan membahas suatu masalah.
2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan
penyelidikan mengenai suatu masalah.
3) Mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan
berdiskusi.
4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa
menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang
lain.

20

b. Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu:
Kerja kelompok hanya melibatkan mereka yang mampu memimpin dan
mengarahkan mereka yang kurang pandai dan kadang-kadang menuntut tempat
yang berbeda dan gaya-gaya mengajar berbeda (Adesanjaya, 2011: 68).
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori di atas, hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai
berikut: “jika pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD, diterapkan dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat,
maka akan terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas IV
Sekolah Dasar Negeri 2 Tempelrejo Kecamatan Kedondong
Pesawaran Tahun Pelajaran 2013/2014.

Kabupaten

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Motode Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas
yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat dia
mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan
praksis pembelajaran. Arikunto (2010: 135).
Karya ilmiah adalah suatu karangan yang disusun secara sistematis dan bersifat
ilmiah. Sistematis berarti bahwa karangan atau karya tulis tersebut disusun
menurut aturan tertentu sehingga kaitan antar bagian-bagian tersebut sangat jelas
dan padu. Bersifat ilmiah, berarti bahwa karya tulis tersebut menyajikan suatu
diskripsi, gagasan, argumentasi atau pemecahan masalah yang didasarkan pada
berbagai bukti empirik atau kajian teoritis. Wardani (2008: 1.5)

B. Setting Penelitian Dan Karakteristik
1.

Subjek

Subyek penelitain ini adalah seluruh siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Suka
Maju yang berjumlah seluruh siswa 20 orang yang terdiri dari 11 orang laki-laki
dan 9 orang perempuan dengan tingkat kemampuan dan daya pikir berbeda.

22

2.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Tempelrejo
Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran

pada semester genap Tahun

Pelajaran 2013/2014 selama 3 bulan yaitu April-Juni 2014.

C. Rencana Tindakan
Perencanaan tindakan dilakukan sebanyak dua kali (siklus). Setiap siklus terdiri
dari dua kali pertemuan. Setiap pertemuan meliputi kegiatan: perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun siklus tindakan dapat digambarkan
sebagai berikut.

Perencanaan

Refleksi

Siklus I

Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi

Siklus II

Pelaksanaan

Pengamatan

Dan seterusnya
Gambar 1 Siklus Penelitian Tindakan (Arikunto.2010:137)

23

Siklus I
1.

Perencanaan

Pada tahap perencanaan ada beberapa hal yang dilaksanakan, yaitu:
a.

Membuat silabus, RPP, Lembar Kerja Siswa, alat dan bahan pembelajaran.

b.

Membuat panduan observasi aktivitas siswa dan kinerja guru.

c.

Membuat soal-soal tes yang akan digunakan dalam penelitian.

2.

Pelaksanaan

Pelaksanaan berupa kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan.
Prosesnya mengikuti urutan kegiatan yang terdapat dalam skenario pembelajaran
yang meliputi: kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.

a.

Kegiatan awal

Mengawali pembelajaran dengan pendahuluan memberikan motivasi dan
apersepsi
Siswa memperhatikan penjelasan guru.

b. Kegiatan inti
1)

Menjelaskan materi.

2)

Guru menjelaskan perkembangan teknologi produksi, konsumsi dan
trasportasi

3)

Siswa memperhatikan penjelasan guru.

4)

Membentuk kelompok tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa.

24

5)

Membagikan lembar kerja kelompok.

6)

Siswa berdiskusi dalam kelompok mengerjakan LKS.

7)

Setelah selesai, guru memanggil perwakilan dari kelompok untuk
mempersentasikan hasil diskusinya.

8)

Kelompok yang lain diminta menanggapi

9)

Setelah semua kelompok mempersentasikan hasil diskusi, siswa diminta
kembali ke tempat duduk masing-masing.

10)

c.

Memberikan evaluasi.

Kegiatan akhir

1) Guru dan siswa bertanya jawab seputar materi.
2) Guru memberikan kesimpulan materi yang telah dibahas dan memberikan
tugas rumah (PR).
3) Siswa dan guru mengahkiri pelajaran dengan doa.

3. Pengamatan
Pengamatan dilakukan terhadap guru dan siswa, saat proses pembelajaran
berlangsung dengan memberi tanda cheklis ( ) pada lembar observasi yang telah
disediakan. Pengamatan dilakukan oleh observer. Objek pengamatan adalah
aktivitas siswa dan guru.

25

4. Refleksi
Kegiatan refleksi adalah kegiatan membuat kesimpulan setelah proses belajarmengajar berlangsung.

Siklus II
1.

Perencanaan

Pada tahap perencanaan ada beberapa hal yang akan dilaksanakan, yaitu:
a.

Membuat silabus, RPP, Lembar Kerja Siswa, alat dan bahan pembelajaran.

b.

Membuat panduan observasi aktivitas siswa dan kinerja guru.

c.

Membuat soal-soal tes yang akan digunakan dalam penelitian.

2.

Pelaksanaan

Pelaksanaan berupa kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan.
Prosesnya mengikuti urutan kegiatan yang terdapat dalam skenario pembelajaran
yang meliputi: kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.

a.

Kegiatan awal

Mengawali pembelajaran dengan pendahuluan memberikan motivasi dan
apersepsi.
Siswa memperhatikan penjelasan guru.

26

c.

Kegiatan inti

1. Menjelaskan materi.
2. Guru menjelaskan bentuk-bentuk kegiatan sosial di masyarakat
3.

Siswa memperhatikan penjelasan guru.

4.

Membentuk kelompok belajar kooperatif STAD tiap kelompok terdiri dari 45 orang siswa.

5.

Membagikan lembar kerja kelompok.

6.

Siswa berdiskusi dalam kelompok mengerjakan LKS

7.

Setelah selesai, guru memanggil perwakilan dari kelompok untuk
mempersentasikan hasil diskusinya.

8.

Kelompok yang lain diminta menanggapi

9.

Setelah semua kelompok mempersentasikan hasil diskusi, siswa diminta
kembali ke tempat duduk masing-masing.

10. Memberikan evaluasi.

c.

Kegiatan akhir

1) Guru dan siswa bertanya jawab seputar materi.
2) Guru memberikan kesimpulan materi yang telah dibahas dan memberikan
tugas rumah (PR).
3) Siswa dan guru mengahkiri pelajaran dengan doa.

3. Pengamatan
Pengamatan dilakukan terhadap guru dan siswa, saat proses pembelajaran
berlangsung dengan memberi tanda cheklis ( ) pada lembar observasi yang telah

27

disediakan. Pengamatan dilakukan oleh observer. Objek pengamatan adalah
aktivitas siswa dan guru.

4. Refleksi
Kegiatan refleksi adalah kegiatan membuat kesimpulan setelah proses belajarmengajar berlangsung.

D. Teknik Pengumpulan Data
Data dikumpulkan melalui observasi dan tes.

1. Observasi
Mengamati perilaku siswa selama proses pembelajaran. Pedoman pengamatan
yang diisi oleh guru selama pembelajaran berlangsung saat melakukan aktivitas
dengan cara memberi ceklis ( ). Lembar aktivitas siswa meliputi: (a)
Memperhatikan penjelasan guru, (b) Mengerjakan tugas (c) bekerja sama dalam
kelompok

(d)

berani

bertanya

dan

mengemukakan

pendapat

(e)

mempersentasikan hasil diskusi. Lembar observasi siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 3. 1 Lembar Aktivitas Siswa
No

Nama
A

1
2
3
4

A. Riski
Ayu
Arin
Asna

B

Aspek
C D

Jumlah
E

Nilai

28

Keterangan
A.

Memperhatikan penjelasan guru

B.

Mengerjakan tugas

C.

Bekerja sama dalam kelompok

D.

Berani bertanya dan mengemukakan pendapat

E.

Mempersentasikan hasil diskusi.

Keberhasilan Aktivitas
Siswa Aktif
Nilai

x 100
Siswa

Table 3.2 Penilaian aktivitas siswa
Nomor
Cheklis ( )
1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
Tabel 3.3 Skor Maksimal Kinerja Guru
No
1
2
3
4

Aspek yang Diamati
Prapembelajaran
Membuka pelajaran
Kegiatan inti pembelajaran
Penutup
Jumlah

Kriteria
Sangat Kurang Aktif
Kurang Aktif
Cukup Aktif
Aktif
Sangat Aktif

Skor Maksimal
8
12
88
16
124

29

Nilai tersebut akan dikategorikan dalam kategori keberhasilan guru dalam
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, sebagai berikut.
Tabel 3.4 Kategori Keberhasilan Kinerja Guru
No
1
2
3
4
5

2.

Rentang Nilai
86
71-85
56-70
41-55
26-40

Kategori
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang

Tes

Tes diberikan pada awal dan pada akhir siklus I dan II,

tes awal untuk

mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap konsep yang telah dikuasai
oleh siswa, yang hasilnya untuk menentukan keanggotaan kelompok. Tes akhir
siklus dilakukan untuk menentukan peningkatan hasil belajar siswa.

E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data digunakan rumus sebagai berikut:
1.

Penilaian Aktivitas Siswa dan guru dinyatakan dengan rumus
Jumlah skor Perolehan
X 100
Skor Maksimal

2.

Tes yang diberikan berbentuk isian yang dinyatakan dengan rumus
Jumlah Jawaban Benar
X 100
Jumlah Skor

30

F. Indikator
Pembelajaran dalam penelitian ini berhasil jika:
1.

Siswa dikatakan aktif jika 80% dari seluruh jumlah siswa dapat mengikuti
semua aspek kegiatan.

2.

Ada peningkatan aktivitas dan hasil belajar dari siklus ke siklus berikutnya.

3.

Siswa dikatakan tuntas jika minimal 75% siswa mencapai nilai rata-rata di
atas 65.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, adalah sebagai berikut.
1.

Proses pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD aktivitas siswa meningkat hal ini dibuktikan dengan
adanya peningkatan aktivitas belajar dari siklus I ke siklus II. Aktivitas siswa
siklus I dengan rata-rata 58% siswa aktif dan pada siklus II aktivitas siswa
meningkat menjadi 82,5%.

2.

Hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD menunjukan peningkatan yang signifikan baik individu maupun
kelompok. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar IPS pada siklus I dengan
rata-rata 69 dan pada siklus II menjadi 79.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan, maka peneliti dapat mengemukakan beberapa
saran sebagai berikut.

55

1. Bagi Guru
Hendaknya rekan-rekan guru dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD, sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa.
2. Bagi Peneliti
Bagi para peneliti berikutnya, disarankan lebih mengembangkan lagi penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD, sebagai salah satu bahan penelitian
dalam konteks pembelajaran di Sekolah Dasar, (SD/MI) khususnya mata pelajaran
IPS di kelas IV.
3. Bagi Lembaga
Kepada lembaga sekolah, hendaknya memfasilitasi adanya media-media
pembelajaran dalam menunjang pembelajaran sebagai upaya meningkatkan mutu
pendidikan dan kualitas kelulusan sekolah itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zaenal. 2014. Model-model Pembelajaran. Yrama Widya. Jakarta
Andesanjaya. 2011. Model-model Pembelajaran. Nimas Multimas. Jakarta
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Penelitian. Bumi Aksara.
Jakarata
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. http://belajar
psikologi.com/macam-macam-teori-pembelajaran
Djamarah. S.B. 2006. Metode Pembelajaran. Rineka. Jakarta.
Etin, Solihatin. 2011. Analisias Model Pembelajaran IPS. Bumi Aksara. Jakarta
Gagne. 2008. Macam-macam Teori Belajar.
http://belajar psikologi.com/macam-macam-teori-pembelajaran
Hamalik, Oemar. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Bandung.
Hamalik, Oemar. 2008. Hasil Belajar. Bumi Aksara. Bandung.
Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Bandung.
Hamid, Hasan. 1990. Model Pembelajaran IPS. Bumi Aksara Jakarta
Ibrahim, Muslim.2009. Pembelajaran kooperatif. Usaha Nasional.Trimulyo
Ibrahim,2000, Model-model Pembelajaran, Kencana. Surabaya.
Ischak. 2007. Definisi Ilmu Pengetahuan
Sosialhttp://dedi26.blogspot.com/2013/02/apa-itu-IPS-pengertian.html
Kunandar.2007. Model Pembelajarn STAD. Rineka Cipta. Yogyakarta.
Mariana. 1999. Teori-teori Belajar. http://belajar psikologi.com/macam-macamteori-pembelajaran

57

Martorella. 1987. Pendidikan IPS SD. http://dedi26.blogspot.com/2013/02/apaitu-IPS-pengertian.html
Norma, Mackenzie. 1975. Definisi Ilmu Pengetahuan
Sosialhttp://dedi26.blogspot.com/2013/02/apa-itu-IPS-pengertian.html
Prawiradilaga. 2008. http://belajar psikologi.com/macam-macam-teoripembelajaran
Rumiati. 2008. Belajar dan pembelajarn. Rineka Cipta. Yogyakarta
Rusman. 2008. Pengertian Pembelajaran. Rineka Cipta. Yogyakarta.
Sapriya. 2008. Pengertian IPS. http://edukasi.kompasiana.com
Sriyono, 2000, Aktivitas Belajar
http://edukasi.kompasiana.com/2004/04/11/aktivitas-belajar
Trianto. 2009.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Surabaya.
Wardani. 2008. Metode Penelitian. Universitas Terbuka. Jakarta
Winataputra. 2008.Pengertian Pembelajaran. Universitas Terbuka. Jakarta
Yamin. 2005. Model-model Pembelajaran Kooperatif. Nimas Multimas. Jakarta
Zubaedah. 2012. Pen

Dokumen yang terkait

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SAINS PADA SISWA KELAS IV SDN BERNUNG PESAWARAN

0 14 48

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT SDN 5 CIPADANG PESAWARAN

0 13 50

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SDN 5 METRO SELATAN KOTA METRO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 6 56

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD SISWA KELAS VI SDN 2 MARGODADI KABUPATEN PESAWARAN TP 2014/2015

0 8 51

JUDUL INDONESIA: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) KELAS IV SDN 4 GUNUNGSARI KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2013/2014

0 4 38

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) KELAS IV SDN 4 GUNUNGSARI KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2013/2014

0 5 42

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SAINS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADASISWA KELAS IV SDN BERNUNG PESAWARAN TP. 2012/2013

0 6 32

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KRESNOWIDODO KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

0 10 68