HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN TINGKAT KEDISIPLINAN SISWA KELAS V DI SD NEGERI 106178 DESA BARU KECAMATAN BATANG KUIS 2012/2013.

(1)

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN TINGKAT KEDISIPLINAN SISWA KELAS V DI SD NEGERI 106178

DESA BARU KECAMATAN BATANG KUIS 2012/2013

SKRIPSI

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada

Jurusan Pendidikan Pra Sekolah Dasar

Oleh

RONA ULY MARTETTY SIBARANI NIM. 109111056

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

RONA ULY MARTETTY SIBARANI. NIM.109111056. “Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Tingkat Kedisiplinan Siswa Kelas V Di SD Negeri 106178 Desa Baru Kecamatan Batang Kuis 2012/2013”. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan, 2013.

Pola asuh orang tua merupakan faktor penting yang berhubungan dengan tingkat kedisiplinan siswa, dari latar belakang keluarga yang berbeda akan membentuk pola asuh orang tua yang berbeda-beda dan diprediksikan dari pola asuh orang tua yang berbeda-beda itu membentuk tingkat kedisiplinan yang berbeda juga terhadap siswa. Di SD Negeri 106178 Desa Baru Kecamatan Batang Kuis belum pernah diadakan penelitian tentang hubungan pola asuh orang tua dikaitkan dengan tingkat kedisiplinan siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan tingkat kedisiplinan siswa.

Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu pola asuh orang tua dimana teori ini dikemukakan oleh Baumrind (Ega:2010) dan di dalam teori tersebut terdapat empat jenis pola asuh orang tua yaitu: 1) pola asuh demokratis, 2) pola asuh otoriter, 3) pola asuh pemanjaan, 4) pola asuh penelantar. Variabel ke dua yaitu kedisiplinan (y) yang merupakan teori dari Hurlock (Nurbaeti:2010) yang menyatakan bahwasannya terdapat unsur-unsur penting dalam disiplin, diantaranya: 1) peraturan, 2) etika, 3) konsistensi waktu.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V di SD Negeri 106178 Desa Baru Kecamatan Batang Kuis seluruhnya berjumlah 34 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari populasi yaitu 34 orang. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menggunakan angket yaitu angket pola asuh orang tua (X) dan angket tingkat kedisiplinan siswa (Y). Teknik analisis data menggunakan statistik korelasi Product Moment dan uji-t.

Hasil penelitian dan analisis data menunjukkan pola asuh orang tua cenderung tergolong baik dengan rata-rata skor sebesar 53,35 dan data tingkat kedisiplinan siswa juga cenderung tergolong baik dengan rata-rata skor sebesar 49,74. Hasil perhitungan korelasi di peroleh nilai rxy = 0,513 > rtabel = 0,339 dan hasil pengujian hipotesis diperoleh thitung = 3,382 > ttabel = 1,696. Dengan demikian disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan tingkat kedisiplinan siswa kelas V di SD Negeri 106178


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK……… i

KATA PENGANTAR……….. ii

DAFTAR ISI ... ... v

DAFTAR TABEL………. vii

DAFTAR GAMBAR……… viii

DAFTAR LAMPIRAN……….. ix

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

I.2. Identifikasi Masalah ... … 5

1.3. Batasan Masalah ... … 5

1.4. Rumusan Masalah ...… 6

1.5.Tujuan Penelitian ... … 6

1.6.Manfaat penelitian... … 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1.Kerangka Teoretis ... … 7

2.1.1. Hakekat Pola Asuh ... … 7

2.1.2. Hakekat Kedisiplinan ... … 13

2.1.3. Makna Keluarga Bagi Anak... 18

2.2.Kerangka Berpikir ... 22

2.3.Hipotesis ………. 23

BAB III. METODE PENELITIAN ... 24

3.1. Jenis Penelitian ... 24

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian... 24

3.3. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional... 25

3.4. Instrumen Penelitian………... 26

3.5. Validitas dan Reliabilitas ... 32


(7)

3.7. Lokasi dan Waktu Penelitian... 35

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBEHASAN... 36

4.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 36

4.1.1. Data Pola Asuh Orang Tua (X)……… 36

4.1.2. Data kedisiplinan siswa (Y)……….. 37

4.1.3. Perhitungan Koefisien Korelasi……… 38

4.1.4. Pengujian Hipotesis……….. 39

4.1.5. Perhitungan Mean Hipotetik dan Mean Empirik………. 40

4.1.5.1. Mean Hipotetik……….. 40

4.1.5. 2. Mean Empirik……… 40

4.2. Hasil Penelitian………... 41

4.3. Pembahasan………. 42

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 46

5.1. Kesimpulan……….... 46

5.2. Saran……….. 46

DAFTAR PUSTAKA……….. 48


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Pola Asuh Negatif VS Pola Asuh Positif……… 12

Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen Pola Asuh Orang Tua……….. 27

Tabel 3.2. Pola Penyekoran Butir Pernyataan Instrumen……….... 29

Kedisiplinan Siswa Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen Kedisiplinan Siswa……….. 30

Tabel 3.4. Indeks Korelasi……… 34

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Data Pola Asuh Orang Tua………... 36

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Kedisiplinan Siswa……… 37

Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi.……… 39

Tabel 4.4. Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis……… 39


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Bagan Hubungan antar Variabel……… 23 Gambar 4.1. Histogram Data Pola Asuh Orang Tua (X)………. 37 Gambar 4.2. Histogram Data Kedisiplinan Siswa (Y)……….. 38


(10)

Lampiran .1

Angket Pola Asuh Orang Tua Nama :

Kelas : Umur : Jenis Kelamin :

Pekerjaan Orang Tua: 1. Ayah : 2. Ibu : Petunjuk angket

Baca kalimat-kalimat dibawah ini dengan hati-hati. Apabila kamu mempertimbangkan kalimat tersebut dan cocok dengan dirimu, silahkan beri tanda check (√) di lembar jawaban. Petunjuk jawaban seperti berikut:

S : Selalu Kd : Kadang-kadang

TP : Tidak Pernah Sr : Sering

No Pernyataan S Sr Kd TP

1 Saya diikut sertakan oleh orang tua dalam membuat peraturan keluarga.

2 Orang tua memaklumi saya tidak pulang ke rumah jika saya memberikan alasan yang masuk akal bagi mereka.

3 Orang tua membantu saya dalam memecahkan masalah ketika saya menceritakannya

4 Ketika saya berbuat salah, orang tua bersedia mendengarkan penjelasan dari saya.


(11)

hendak keluar rumah.

6 Orang tua bertanya tentang kegiatan saya sehari-hari.

7 Ketika saya mendapat prestasi yang baik, orang tua memberikan pujian.

8 Ketika saya mendapat prestasi buruk, orang tua mengingatkan saya agar lebih tekun dalam belajar.

9 Orang tua mengingatkan saya untuk belajar.

10 Di dalam keluarga antar kakak dan adik dan orang tua terdapat tutur kata yang sopan antara anggota keluarga.

11 Di dalam keluarga saling tolong menolong dalam bekerja.

12 Orang tua memberikan kesempatan kepada saya untuk bertanya tentang suatu hal.

13 Orang tua memberikan hukuman jika saya tidak mengerjakan segala tugas di rumah.

14 Orang tua menghukum dengan cara memukul.


(12)

16 Orang tua mengijinkan saya pulang larut malam jika saya memberikan alasan yang masuk akal bagi mereka.

.

17 Orang tua berkomunikasi dengan saya.

18 Jika saya sakit, orang tua memperhatikan saya. 19 Orang tua membatasi saya dalam menonton

televisi.

20 Orang tua mempermisikan saya kepada guru jika saya tidak dapat masuk sekolah karena sakit.

21 Orang tua memberikan izin untuk melaksanakan kegiatan sekolah di luar jam sekolah.

22 Orang tua memberikan penjelasan jika melarang saya bermain.

23 Orang tua memberi penjelasan mengapa hal tersebut harus dilakukan.

24 Orang tua mengingatkan saya untuk beribadah.

25 Orang tua memberikan semua permintaan yang saya inginkan.

26 Ketika saya menyatakan pendapat, orang tua mendengarkannya.


(13)

27 Orang tua menyediakan sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah.

28 Orang tua pilih kasih terhadap anak-anaknya

29 Orang tua bersikap adil terhadap pembagian tugas yang disesuaikan dengan tingkatan usia terhadap kakak, adik, dan saya.

30 Dalam keluarga anda saling menghargai antara yang satu dengan lain.


(14)

Angket Kedisiplinan Siswa Nama :

Kelas : Umur : Jenis Kelamin :

Petunjuk angket

Baca kalimat-kalimat dibawah ini dengan hati-hati. Apabila kamu mempertimbangkan kalimat tersebut dan cocok dengan dirimu, silahkan beri tanda check (√) di lembar jawaban. Petunjuk jawaban seperti berikut:

S : Selalu Kd : Kadang-kadang

TP : Tidak Pernah Sr : Sering

No Pernyataan S Sr Kd TP

1 Bersikap sopan kepada guru ketika bertanya.

2 Menyapa guru saat bertemu meskipun di luar lingkungan sekolah.

3 Mengetuk pintu terlebih dahulu pada saat ada guru ketika masuk kelas.

4 Bertengkar dengan teman hingga memukulnya.

5 Berbicara dengan teman secara sopan dengan tidak mengucapkan kata-kata kotor.


(15)

hadir ke sekolah.

7 Makan di kantin ketika ada jam pelajaran di kelas.

8 Tidak hadir tanpa sepengetahuan orang tua.

9 Tiba di sekolah pada pukul 07.15 wib.

10 Memakai pakaian seragam sekolah sesuai dengan peraturan sekolah.

11 Memakai atribut lengkap pada upacara bendera. 12 Menggunakan ikat pinggang ke sekolah.

13 menggunakan sepatu sekolah berwarna hitam sesuai dengan peraturan sekolah.

14 Bagi perempuan menyisir rambut saya dengan rapi dan bagi laki-laki memotong rambut saya ketika sudah mulai panjang.

15 Memakai perhiasan seperti kalung, cincin, gelang ke sekolah.

16 Mengecat warna rambut saya dengan warna lain, selain hitam.


(16)

18 Menonton video porno dari handphone.

19 Mencoret-coret dinding, meja, dan bangku di sekolah.

20 Membuang sampah pada tempatnya.

21 Berbicara dengan teman ketika upacara sedang berlangsung.

22 Tepat waktu masuk ke kelas pada saat jam istirahat selesai.

23 Meninggalkan kelas tanpa permisi dari guru.

24 Berdoa sebelum memulai pelajaran.

25 memperhatikan pelajaran yang diterangkan oleh guru dengan tekun dan tidak berbicara dengan teman.

26 Memperhatikan guru mengajar walaupun ada teman yang mengganggu.

27 Mengerjakan pekerjaan rumah (PR) dengan usaha sendiri.


(17)

29 Membuat catatan saya dengan rapi dan teratur dengan tidak menggabung-gabungkannya dengan mata pelajaran lain.

30 Mengerjakan semua tugas yang diberikan oleh guru.

Lampiran 2.

Daftar Nama Siswa Sebagai Sampel Validitas No.

Responden Nama Siswa Jenis Kelamin

1 Agus Irwansyah Laki-laki

2 Desi Rumiris Perempuan

3 Sari Oktavia Perempuan

4 Maya Nilla Perempuan

5 Yohana Sihotang Perempuan

6 Agus Syahputra Laki-laki

7 Melati Alvindry Perempuan

8 Mhd. Wandri Laki-laki

9 Cantika Junse Perempuan

10 Cindy Purnama S Perempuan

11 Shindy Alta Perempuan

12 Ade Prayudha Laki-laki

13 Dwi kartika Perempuan

14 Bayu Andika Laki-laki


(18)

16 Ricinta Dewi Perempuan

17 Mhd. Rafiki Laki-laki

18 Mhd. Danu Laki-laki

19 Erdiana Sari Hsb Perempuan

20 Nabila Thasira Perempuan

21 Denny Bangun T Laki-laki

22 Aris Pramanda Perempuan

23 Salsa Dilla Perempuan

24 Putri Sri Rahayu Perempuan 25 Gilang Rama Dani Laki-laki

26 Heri Alfandi Laki-laki

27 Paisal Bahari Laki-laki

28 Bobi Kurniawan Laki-laki

29 Afny vrista Yolan Perempuan

30 Dinda Febriani Perempuan

31 Sadema Rossi Laki-laki

32 Ridho Ardiyansah Laki-laki

33 Cindy Amaliya S Perempuan

34 M. Arif Hidayah Laki-laki

Jumlah Laki-laki 15 Orang

Perempuan 19 Orang


(19)

No.

Responden Nama Siswa Jenis Kelamin

1 Khairul Malik Laki-laki

2 Eka Lestari Perempuan

3 Fitriyani Perempuan

4 Riski Aminah Perempuan

5 Amanda Perempuan

6 Yeyen Perempuan

7 Riski Ibrahim Laki-laki

8 Dinda Rahmadani Perempuan

9 Dandi Laki-laki

10 Rani Perempuan

11 Agustina T Perempuan

12 Erikson M Laki-laki

13 Nurwita Perempuan

14 Siti Ramaliya Perempuan

15 Ira Nurmala Perempuan

16 Sawal Laki-laki

17 M. Iqbal Laki-laki

18 Niko Piana Laki-laki

19 Nizar Laki-laki

20 Putra Laki-laki

21 Raji Laki-laki

22 Asnaini Perempuan


(20)

24 Tina Sari Perempuan

25 Bayu Rizqullah Laki-laki

26 Dwi Andini Risy Perempuan

27 Agus Permana Laki-laki

28 Trisila Perempuan

29 Ummi Anggeriyani Perempuan

30 Selly Dayani Perempuan

31 Yassa Amanda Perempuan

32 Nurdeliana Perempuan

33 Sintiya Cahyani Perempuan

34 Ulvi Ani Perempuan

Jumlah Laki-laki 12 Orang

Perempuan 22 Orang

Lampiran. 4

Perhitungan Validitas Angket Pola Asuh Orang Tua 1. Uji Validitas Angket Pola Asuh Orang Tua

Untuk mengetahui validitas butir item angket pola asuh orang tua dilakukan dengan menggunakan rumus Product Moment. Berdasarkan lampiran 3, disajikan contoh perhitungan butir angket nomor 1 dengan skor total sebagai berikut:

Tabulasi Skor Angket Nomor 1(X) dengan Skor Total (Y)

No X Y X2 Y2 XY


(21)

2 3 67 9 4489 201

3 3 69 9 4761 207

4 3 66 9 4356 198

5 3 74 9 5476 222

6 3 50 9 2500 150

7 3 69 9 4761 207

8 3 66 9 4356 198

9 3 53 9 2809 159

10 3 70 9 4900 210

11 3 58 9 3364 174

12 3 55 9 3025 165

13 3 63 9 3969 189

14 3 80 9 6400 240

15 3 77 9 5929 231

16 3 75 9 5625 225

17 3 58 9 3364 174

18 1 41 1 1681 41

19 3 75 9 5625 225

20 3 78 9 6084 234

21 2 66 4 4356 132

22 3 57 9 3249 171

23 3 72 9 5184 216

24 3 74 9 5476 222

25 3 62 9 3844 186

26 0 50 0 2500 0

Tabulasi Skor Angket Nomor 1(X) dengan Skor Total (Y)

27 1 57 1 3249 57

28 1 47 1 2209 47

29 3 72 9 5184 216

30 3 72 9 5184 216

31 2 76 4 5776 152

32 3 65 9 4225 195

33 2 68 4 4624 136

34 3 73 9 5329 219

Jumlah 90 2226 258 148904 6028

Berdasarkan hasil tabel di atas, dapat dihitung korelasi sebagai berikut: N∑XY- (∑X) (∑Y)

rxy=


(22)

(34 x 6028)- (90 x 2226) rxy=

{(34 � 258)−(90)2} {(34 148904)(2226)2}

204952 - 200340 rxy=

{8772−8100} {5062736−4955076}

4612 rxy=

72347520 4612

rxy= = 0,542 8505,734

Hasil perhitungan di atas diperoleh rxy = 0,542. Pada taraf

α

=

0,05 dan n = 34, diperoleh rtabel = 0,339. Karena nilai rxy > rtabel yaitu 0,542 > 0,339 maka disimpulkan bahwa butir angket nomor 1 dinyatakan valid. Dengan cara yang sama, maka validitas butir angket untuk nomor selanjutnya dapat dihitung. Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran 2, secara ringkas hasilnya dirangkum pada tabel berikut.

Distribusi Validitas Butir Angket Pola Asuh Orang Tua

No. Butir Angket rxy hitung rtabel Keterangan

1 0,542 0,339 Valid

2 0,428 0,339 Valid

3 0,959 0,339 Valid

4 0,686 0,339 Valid


(23)

6 0,625 0,339 Valid

7 0,996 0,339 Valid

8 0,829 0,339 Valid

9 1,109 0,339 Valid

10 1,148 0,339 Valid

11 0,986 0,339 Valid

12 0,962 0,339 Valid

13 0,587 0,339 Valid

14 0,355 0,339 Valid

15 0,952 0,339 Valid

16 0,371 0,339 Valid

17 0,918 0,339 Valid

18 1,187 0,339 Valid

19 0,691 0,339 Valid

20 0,638 0,339 Valid

21 0,633 0,339 Valid


(24)

22 0,712 0,339 Valid

23 0,946 0,339 Valid

24 1,339 0,339 Valid

25 0,377 0,339 Valid

26 0,056 0,339 Tidak Valid

27 0,561 0,339 Valid

28 0,202 0,339 Tidak Valid

29 1,078 0,339 Valid

30 0,972 0,339 Valid

Berdasarkan hasil uji coba angket pola asuh orang tua diatas, menunjukkan bahwa dari 30 butir angket yang dianalisis, sebanyak 28 butir dinyatakan valid dengan rxy > rtabel. Sedangkan sebanyak 2 butir dinyatakan tidak valid dengan rxy < rtabel. Jumlah butir angket yang tidak valid, tidak diikut sertakan sebagai alat pengumpul data.

2. Uji Reliabilitas Angket Pola Asuh Orang Tua

Untuk mengetahui apakah angket tersebut reliabel atau tidak, dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

r

11

=

� �−1

∑σb2


(25)

dimana:

k = 30 (butir angket)

Terlebih dahulu dihitung nilai varians X dan varians Y dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menghuitung nilai varians X secara keseluruhan Contoh perhitungan varians butir angket nomor 1. ∑X = 90

∑X2

= 258

n = 34 (jumlah responden) σ b 2= ∑

X2 - –(∑X)2

n σ b 2

= 258 - (90) 2

34

34 σ b 2

= 258 - 238,235 34

σ b 2

= 19,765 34

σ b 2 = 0,581

Dari contoh perhitungan di atas, maka selanjutnya dihitung secara satu persatu butir nilai varians X sehingga menghasilkan perhitungan sebagai berikut:

Nilai Varians X Angket Pola Asuh Orang Tua


(26)

1 0,581

2 0,693

3 0,706

4 0,824

Nilai Varians X Angket Pola Asuh Orang Tua

5 0,530

6 0,543

7 0,97

8 0,526

9 0,595

10 0,561

11 0,471

12 0,596

13 0,536

14 0,513

15 0,541

16 0,838

17 0,728

18 0,346

19 0,91


(27)

21 0,426

22 0,91

23 0,423

24 0,36

25 0,644

26 0,855

27 0,543

28 1,028

29 0,541

30 0,658

∑ σb 2

19,204

2) Menghitung nilai varians Y (varians total): ∑Y = 2226

∑Y 2 = 148904

n = 34 (jumlah responden)

σ t 2= ∑Y2

- –(∑Y)2

n

σ t 2

= 148904 - (2226 ) 2

34


(28)

σ t 2

= 148904 - 145737,53 34

σ t 2

= 3166,47 34 σ t 2 = 93,131

Setelah diperoleh jumlah nilai varians X dan nilai varians Y, maka dapat ditentukan nilai relibialitas angket pola asuh orang tua di atas:

r11 =

�−1

∑σb2

2

r11 =

30

30−1

1

19,204 93,131

r11 = (1,034)(0,794) r11 = 0,821

indeks reliabilitas yang diperoleh dari angket pola asuh orang tua adalah r11 = 0,821. Setelah dikonsultasikan pada indeks korelasi diperoleh r11 = 0,821 berada di antara 0,80 sampai dengan 1,00 sehingga dapat disimpulkan bahwa angket pola asuh orang tua yang digunakan sebagai alat pengumpul data termasuk dalam kategori sangat tinggi dan dinyatakan reliabel.


(29)

Lampiran. 6

Perhitungan Validitas Angket Kedisiplinan Siswa

Untuk mengetahui validitas butir item angket pola kedisiplinan siswa dilakukan dengan menggunakan rumus Product Moment. Berdasarkan lampiran 5, disajikan contoh perhitungan butir angket nomor 1 dengan skor total sebagai berikut:

Tabulasi Skor Angket Nomor 1 (X) dengan Skor Total (Y)

N0 X Y X2 Y2 XY

1 3 77 9 5929 231

2 3 79 9 6241 237


(30)

4 3 77 9 5929 231

5 3 79 9 6241 237

6 3 64 9 4096 192

7 3 75 9 5625 225

8 3 53 9 2809 159

9 2 70 4 4900 140

10 3 78 9 6084 234

11 2 64 4 4096 128

12 1 64 1 4096 64

13 3 78 9 6084 234

14 1 55 1 3025 55

15 2 81 4 6561 162

16 3 73 9 5329 219

17 3 72 9 5184 216

18 1 59 1 3481 59

19 2 69 4 4761 138

20 2 77 4 5929 154

21 2 69 4 4761 138

22 2 68 4 4624 136

23 2 82 4 6724 164

24 3 85 9 7225 255

25 2 72 4 5184 144

26 2 67 4 4489 134

27 3 67 9 4489 201

28 2 60 4 3600 120

29 3 79 9 6241 237

Tabulasi Skor Angket Nomor 1 (X) dengan Skor Total (Y)

30 3 78 9 6084 234

31 1 60 1 3600 60

32 3 44 9 1936 132

33 3 89 9 7921 267

34 2 63 4 3969 126

Jumlah 82 2403 214 173023 5891

Berdasarkan hasil tabel di atas, dapat dihitung korelasi sebagai berikut: N∑XY- (∑X) (∑Y)

rxy=

{�∑ 2−()2} {�∑ 2 −()2}


(31)

rxy=

{(34 � 214)−(82)2} {(34 173023)(2403)2}

200294 - 197046 rxy=

{7276−6724} {5882782−5774409}

3248 rxy=

59821896 3248

rxy= = 0,42 7734,46

Hasil perhitungan di atas diperoleh rxy = 0,42. Pada taraf

α

=

0,05 dan n = 34, diperoleh rtabel = 0,339. Karena nilai rxy > rtabel yaitu 0,42 > 0,339 maka disimpulkan bahwa butir angket nomor 1 dinyatakan valid. Dengan cara yang sama, maka validitas butir angket untuk nomor selanjutnya dapat dihitung. Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran 5, secara ringkas hasilnya dirangkum pada tabel berikut.

Distribusi Validitas Butir Angket Kedisiplinan Siswa

No. Butir Angket rxy hitung rtabel Keterangan

1 0,42 0,339 Valid

2 0,724 0,339 Valid

3 0,817 0,339 Valid


(32)

5 0,422 0,339 Valid

6 0,48 0,339 Valid

7 0,951 0,339 Valid

8 0,253 0,339 Tidak Valid

9 0,496 0,339 Valid

10 0,659 0,339 Valid

11 0,867 0,339 Valid

12 0,571 0,339 Valid

13 0,58 0,339 Valid

14 0,642 0,339 Valid

15 0,632 0,339 Valid

16 0,174 0,339 Tidak Valid

17 0,803 0,339 Valid

18 0,772 0,339 Valid

19 0,55 0,339 Valid

20 0,667 0,339 Valid


(33)

Distribusi Validitas Butir Angket Kedisiplinan Siswa

22 0,747 0,339 Valid

23 0,653 0,339 Valid

24 0,567 0,339 Valid

25 0,446 0,339 Valid

26 0,729 0,339 Valid

27 0,62 0,339 Valid

28 0,422 0,339 Valid

29 0,444 0,339 Valid

30 0,861 0,339 Valid

Berdasarkan hasil uji coba angket kedisiplinan siswa di atas, menunjukkan bahwa dari 30 butir angket yang dianalisis, sebanyak 28 butir dinyatakan valid dengan rxy > rtabel. Sedangkan sebanyak 2 butir dinyatakan tidak valid dengan rxy < rtabel. Jumlah butir angket yang tidak valid, tidak diikut sertakan sebagai alat pengumpul data.

3. Uji Reliabilitas Angket Pola Asuh Orang Tua

Untuk mengetahui apakah angket tersebut reliabel atau tidak, dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

r

11

=

� �−1

∑σb2


(34)

dimana:

k = 30 (butir angket)

Terlebih dahulu dihitung nilai varians X dan varians Y dengan langkah-langkah sebagai berikut:

3) Menghuitung nilai varians X secara keseluruhan Contoh perhitungan varians butir angket nomor 1. ∑X = 82

∑X2

= 214

n = 34 (jumlah responden) σ b 2= ∑

X2 - –(∑X)2

n σ b 2

= 214 - (82) 2

34

34 σ b 2

= 214 - 197,764 34

σ b 2

= 16,236 34 σ b 2 = 0,478

Dari contoh perhitungan di atas, maka selanjutnya dihitung secara satu persatu butir nilai varians X sehingga menghasilkan perhitungan sebagai berikut:

Nilai Varians X Angket Kedisiplinan Siswa


(35)

1 0,478

2 0,675

3 0,208

Nilai Varians X Angket Kedisiplinan Siswa

4 0,236

5 1,131

6 0,384

7 0,029

8 0,114

9 1,482

10 0,772

11 0,478

12 0,894

13 0,055

14 0,464

15 0,08

16 0,055

17 0,184

18 0,163

19 0,581


(36)

21 0,433

22 1,087

23 0,443

24 0,633

25 0,474

26 0,471

27 0,498

28 0,516

29 1,222

30 0,655

∑ σb 2

15,529

4) Menghitung nilai varians Y (varians total): ∑Y = 2403

∑Y 2 = 173023

n = 34 (jumlah responden)

σ t 2= ∑Y2

- –(∑Y)2

n

σ t 2

= 173023 - (2403 ) 2

34


(37)

σ t 2

= 173023 - 169835,55 34

σ t 2

= 3187,45 34 σ t 2 = 93,748

Setelah diperoleh jumlah nilai varians X dan nilai varians Y, maka dapat ditentukan nilai relibialitas angket pola asuh orang tua di atas:

r11 =

� �−1

∑σb2

2

r11 =

30

30−1

1

15,529 93,748

r11 = (1,034)(0,835) r11 = 0,863

Indeks reliabilitas yang diperoleh dari angket kedisiplinan siswa adalah r11 = 0,852. Setelah dikonsultasikan pada indeks korelasi diperoleh r11 = 0,863 berada di antara 0,80 sampai dengan 1,00 sehingga dapat disimpulkan bahwa angket kedisiplinan siswa yang digunakan sebagai alat pengumpul data termasuk dalam kategori sangat tinggi dan dinyatakan reliabel.


(38)

Lampiran. 9

Perhitungan Statistik Dasar

Perhitungan statistik dasar meliputi: tabel distribusi frekuensi, rata-rata nilai (X), dan simpangan baku (s). langkah-langkah perhitungan statistik dasar sebagai berikut:

1. Data Pola Asuh Orang Tua (X)


(39)

1) Berdasarkan data-data pada lampiran 8, selanjutnya data pola asuh orang tua secara keseluruhan (total skor) diurutkan dari yang terkecil sampai terbesar, seperti tabel di bawah ini:

Skor Perolehan Pola Asuh Orang Tua

No X

1 31

2 36

3 37

4 40

5 43

6 44

7 44

8 45

9 47

10 48

11 48

12 48

13 50

14 50

15 51

16 52

17 53

18 53

19 56

20 56

21 57

22 58

23 59

24 60

25 61

26 61

27 62

28 62

29 64

30 65

31 68

32 70

33 71

34 74


(40)

2) Menentukan rentang nilai

Berdasarkan data di atas diperoleh data terbesar = 74 dan terkecil = 31 Rentang = data terbesar – data terkecil

= 74 – 31 = 43

3) Menentukan banyak kelas yang diperlukan

Menentukan banyak kelas dilakukan dengan aturan sturges, yaitu: Banyak kelas = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 34

= 1 + 5,053

= 6,053 ≈ 6 atau 7

Banyak kelas yang bisa diambil adalah 6 atau 7. Dalam hal ini banyak kelas yang ditentukan adalah 7.

4) Menentukan panjang kelas interval

Panjang kelas = rentang banyak kelas

=43

6 = 7,16 ≈ 7 atau 8

Panjang kelas yang bisa diambil adalah 7 atau 8. Dalam hal ini panjang kelas yang ditentukan adalah 7.

5) Memilih ujung bawah kelas interval dapat diambil sama dengan data terkecil dari data-data yang ada atau lebih kecil dari data yang ada. Ujung bawah yang ditentukan adalah sama dengan data terkecil yaitu 31.

6) Berdasarkan tahap-tahap di atas, maka data pola asuh orang tua dapat disusun dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:


(41)

No Kelas Interval f x f.x x2 f.x2

1 31 – 37 3 34 102 1156 3468

2 38 – 44 4 41 164 1681 6724

3 45 – 51 8 48 384 2304 18432

4 52 – 58 7 55 385 3025 21175

5 59 – 65 8 62 496 3844 30752

6 66 – 72 3 69 207 4761 14283

7 73 – 79 1 76 76 5776 5776

Jumlah 34 - 1814 - 100610

b. Menentukan rata-rata hitung (X) X = ∑f.x

∑f

X = 1814

34

= 53,35

c. Menentukan simpangan baku (s) dan varians (s2) s2 = n∑f.x2− ∑f.x 2

n (n−1)

s2 = (34x100610 )− 1814 2

34(34−1)

s2 = 3420740−3290596

1122

s2 = 130144

1122

s = 115,993

s = 10,77

Dengan demikian, simpangan baku (s) = 10,77


(42)

Data kedisiplinan siswa seperti pada lampiran 8, setelah diurutkan dari yang terkecil sampai terbesar, seperti tabel di bawah ini:

Skor Perolehan Kedisiplinan Siswa

No Y

1 28

2 32

3 33

4 34

5 38

6 42

7 42

8 43

9 45

10 46

11 47

12 47

13 47

14 47

15 48

16 48

17 49

18 49

19 49

20 50

21 51

22 51

23 54

24 55

25 55

26 56

27 56

28 57

29 61

30 63

31 63

32 64

33 65

34 69

Skor terbesar = 69


(43)

Skor terkecil = 28

Rentang = data terbesar – data terkecil = 69 – 28 = 41

Banyak kelas = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 34

= 1 + 5,053

= 6,053 ≈ 6 atau 7

Banyak kelas yang bisa diambil adalah 6 atau 7. Dalam hal ini banyak kelas yang ditentukan adalah 6.

Panjang kelas = rentang banyak kelas

=41

6

= 6,83

≈ 6 atau 7 Batas bawah kelas adalah 28

Tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:

No Kelas Interval f y f.y y2 f.y2

1 28– 34 4 31 124 961 3844

2 35 – 41 1 38 38 1444 1444

3 42 – 48 11 45 495 2025 22275

4 49 – 55 9 52 468 2704 24336

5 56 – 62 4 59 236 3481 13924

6 63 – 69 5 66 330 4356 21780


(44)

d. Menentukan rata-rata hitung (Y)

Y = ∑f.y

∑f

Y = 1691

34

= 49,74

e. Menentukan simpangan baku (s) dan varians (s2) s2 = n∑f.y2− ∑f.y 2

n (n−1)

s2 = (34 x 87603 )− 1691 2

34(34−1)

s2 = 2978502−2859481

1122

s2 = 119021

1122

s = 106,08

s =10,30

Dengan demikian, simpangan baku (s) = 10,30.


(45)

Perhitungan Koefisien Korelasi

Untuk mengetahui apakah ada hubungan atau korelasi yang positif (linier) antara variabel X dan variabel Y, maka dilakukan uji koefisien korelasi dengan rumus Product Moment.

1. Korelasi Antara X atas Y

Berdasarkan data pola asuh orang tua (X) dan kedisiplinan siswa (Y), secara ringkas dirangkum sebagai berikut:

Data Distribusi Korelasi Antara X Atas Y

No. Responden X Y X2 Y2 XY

1 47 47 2209 2209 2209

2 50 46 2500 2116 2300

3 58 55 3364 3025 3190

4 65 65 4225 4225 4225

5 45 48 2025 2304 2160

6 50 49 2500 2401 2450

7 36 28 1296 784 1008

8 71 45 5041 2025 3195

9 48 42 2304 1764 2016

10 40 41 1600 1681 1640

11 51 43 2601 1849 2193

12 37 47 1369 2209 1739

13 70 49 4900 2401 3430

14 43 69 1849 4761 2967

15 61 48 3721 2304 2928

16 56 51 3136 2601 2856

17 48 47 2304 2209 2256

18 53 50 2809 2500 2650

19 53 51 2809 2601 2703

20 52 34 2704 1156 1768

21 44 32 1936 1024 1408

22 64 56 4096 3136 3584

23 74 61 5476 3721 4514

24 31 38 961 1444 1178

25 59 63 3481 3969 3717

Data Distribusi Korelasi Antara X Atas Y


(46)

27 62 64 3844 4096 3968

28 60 33 3600 1089 1980

29 44 49 1936 2401 2156

30 62 57 3844 3249 3534

31 61 56 3721 3136 3416

32 48 47 2304 2209 2256

33 57 54 3249 2916 3078

34 68 63 4624 3969 4284

Jumlah 1824 1683 101474 86509 92036 Berdasarkan data-data di atas diperoleh nilai-nilai sebagai berikut:

∑X = 1824 ∑X2 = 101474

∑Y = 1683 ∑Y2 = 86509

∑XY = 92036 n = 34

Setelah diketahui nilai dari masing-masing variabel, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan, sebagai berikut:

N∑XY- (∑X) (∑Y) rxy=

{�∑ 2−()2} {�∑ 2 −()2}

(34 x 92036)- (1824 x 1683) rxy=

{(34 � 101474)−(1824)2} {(34 86509)(1683)2}

3129224 - 3069792 rxy=

{3450116−3326976} {2941306−2832489}

59432 rxy=

13399725380 59432

rxy= = 0,513 115757,18

Lampiran. 11


(47)

Untuk mengetahui apakah hubungan antara pola asuh orang tua dengan kedisiplinan siswa adalah nyata atau signifikan, dilakukan pengujian dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

� =r n−2

1−r2

Hasil perhitungan korelasi product moment antara pola asuh orang tua (X) dengan kedisiplinan siswa (Y) diperole rxy = 0,513 dan n = 34. Maka,

�= 0,513 34−2

1−(0,513)2

�= 2,902

0,737

�= 2,902

0,858 �= 3,382

Karena dk (derajat kebebasan) adalah 32 tidak terdapat pada tabel distribusi t taraf α = 0,05, maka nilai ttabel dicari dengan interpolasi sebagai berikut:

Interpolasi dk = n - 2 = 34 – 2 = 32 t30 = 1,70 t40 = 1,68

ttabel = f (x0) + x−x0


(48)

ttabel = 1,70 + 32−30

40−30 1,68−1,70 ttabel = 1,70 + 0,2 (-0,02)

ttabel = 1,70 -0,04 ttabel = 1, 696

Dari hasil perhitungan di atas, diperoleh nilai thitung = 3,382. Pada taraf α = 0,05 dan dk = 32 diperoleh ttabel = 1,696 ( hasil interpolasi). Dengan membandingkan kedua harga tersebut diperoleh thitung = 3,382 > ttabel = 1,696, maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan kedisiplinan siswa kelas V SD Negeri 106178 Desa Baru, Kecamatan Batang Kuis.


(49)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi ini memberikan kontribusi terhadap perubahan nilai-nilai sosial yang memiliki pengaruh positif dan negatif terhadap pertumbuhan bangsa Indonesia, terutama kehidupan keluarga. Dampak positif adalah bertambahnya kecepatan dan peningkatan cara berpikir dalam berbagai bidang, dan terjadi perubahan pola hidup yang efisien dan pragmatis. Dampak negatif adalah masyarakat mengalami kesulitan dalam memahami dan merencanakan perkembangan yang begitu cepat diberbagai bidang tersebut sehingga terjadi benturan-benturan dengan nilai-nilai luhur bangsa kita. Pelanggaran nilai moral yang semakin marak yang dilakukan oleh para remaja dipandang sebagai perwujudan rendahnya kedisiplinan. Pemicu utamanya diduga adalah situasi dan kondisi keluarga yang negatif. Kondisi negatif yang dimaksudkan seperti ketegangan keluarga, tingkat otoritas orang tua dan miskinnya teladan keagamaan.

Pola asuh orang tua dalam mendisiplinkan anak dimaksudkan sebagai upaya orang tua dalam mengasuh, membimbing, memimpin, dan meletakkan dasar-dasar kedisiplinan. Disiplin tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan harus ditumbuhkan, dibina dan dikembangkan melalui latihan pendidikan atau penanaman kebiasaan dengan keteladanan-keteladanan tertentu yang harus dimulai sejak ada didalam lingkungan keluarga. Anak akan belajar disiplin dari peraturan-peraturan yang berlaku dilingkungan keluarganya, sehingga ketika


(50)

berada diluar lingkungan keluarga anak akan terbiasa mentaati aturan atau norma yang berlaku pada lingkungan tersebut.

Apabila kedisiplinan siswa sudah menyatu dalam dirinya maka sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi dirasakan sebagai beban, namun sebaliknya akan membebani dirinya apabila ia tidak berbuat disiplin. Nilai-nilai kepatuhan telah menjadi bagian perilaku dalam kehidupannya. Dengan pendidikan disiplin yang dilkukan orang tua, akan mengembangkan anak menjadi manusia yang baik dan berakhlak mulia serta menjadi warga negara yang baik.

Berbagai cara pengasuhan tersebut sangat berpengaruh terhadap anak. Sebagai gambaran anak yang selalu diawasi dan diatur yang disertai ancaman akan menjadi anak patuh dihadapan orang tuanya. Kepatuhan bukan atas dasar kesadaran dari hati anak, namun atas dasar paksaan, sehingga anak dibelakang orang tua akan memperlihatkan reaksi-reaksi melawan atau menentang orang tua.

Dari uraian di atas, pihak yang harus berperan pertama kali dalam mewujudkan disiplin pada anak supaya tidak terbawa arus globalisasi adalah peran keluarga. Keluarga merupakan “Pusat Pendidikan” yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluargalah manusia dilahirkan. Bentuk, isi, dan cara-cara pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya budi pekerti dan kepribadian tiap manusia. Dalam kaitan inilah terlihat betapa pentingnya posisi dan kedudukan orang tua membimbing dan mengarahkan agar anak berdisiplin baik dalam melaksanakan hubungan dengan Tuhan yang menciptakannya, dirinya sendiri, sesama manusia dan lingkungan alam dan makhluk hidup lainnya berdasarkan nilai moral.


(51)

Pada dasarnya orang tua menginginkan anaknya untuk menjadi cerdas, dan hal tersebut terlihat ketika para orang tua bangga menceritakan anaknya jika memiliki prestasi dan nilai yang baik di sekolah.

Pada saat yang sama, hal yang memprihatinkan terjadi. Walaupun telah terjadi peningkatan IQ, namun tidak terjadi peningkatan kecerdasan emosional atau emotional intelligence (EQ). Perkembangan karakter atau perilaku baik sangatlah penting karena karakter adalah kualitas yang dibawa oleh seseorang yang akan membedakannya dengan orang lain, salah satu karakter yang positif tersebut adalah kedisiplinan. Yang berperan besar dalam mengembangkan karakter atau perilaku positif tersebut adalah orang tua yang dimulai dari rumah.

Untuk mengamati secara cermat, mendalam, dan menyeluruh upaya orang tua dalam membantu anak memiliki dan mengembangkan dasar-dasar kedisiplinannya perlu diarahkan pada empat hal, yaitu: pribadi orang tua yang kongkret, pribadi anak yang kongkret, situasi lugas dalam kehidupan keluarga, dan arah tindakan untuk anak agar memiliki dasar-dasar kedisiplinan dan mengembangkannya.

Keluarga merupakan hal yang paling utama dalam membentuk kepribadian anak, namun pada kenyataannya justru keluarga yang sering memberi kontribusi negatif terhadap buruknya perkembangan kepribadian anak. Masalah yang biasanya terjadi didalam keluarga adalah perpecahan keluarga terutama hubungan yang kurang harmonis antara suami dan istri yang mengakibatkan tidak ada lagi kesepemahaman prinsip dalam mendidik anak sebagaimana seharusnya. Hal ini menyebabkan komunikasi antara orang tua dan anak menjadi kurang baik


(52)

dan ini berdampak buruk bagi perkembangan seorang anak, terutama diusianya yang masih dini dengan emosi yang masih labil.

Untuk meminimalkan bahaya yang ditimbulkan oleh perepecahan keluarga diperlukan situasi dan kondisi yang dapat mengundang anak berdialog dengan mereka sejak usia dini agar anak menyadari moral sebagai landasan keteraturan kedisiplinannya. Bila anak senantiasa berdialog dengan nilai-nilai moral sejak dini maka memudahkan upaya orang tua untuk membantu memiliki dan mengembangkan dasar-dasar kedisiplinan bagi anak. Dengan demikian orang tua memiliki tanggung jawab kodrati untuk menanamkan nilai-nilai moral kepada anak untuk diterapkan dalam kehidupannya, karena fungsi penting dari keluarga adalah memberikan pendidikan yang baik bagi anak-anaknya, karena keluarga adalah tempat pendidikan pertama dan utama bagi anak. Hal ini disebabkan karena waktu yang dimiliki anak lebih banyak dihabiskan dirumah.

Penelitian Lestari (2006), kedisiplinan di sekolah diwujudkan melalui tata tertib yang berlaku disekolah, seperti sopan santun, kehadiran, penampilan belajar, menjaga sarana dan prasarana dan keikutsertaan dalam upacara. Hasil penelitian menunjukkan aspek-aspek kedisiplinan yang tergolong tinggi tingkat pelanggarannya adalah aspek sopan kesantun (93%), kehadiran (87%), kegiatan belajar (83%), dan penampilan (71%), sedangkan sisanya tergolong ke dalam kategori sedang yaitu menjaga sarana dan prasarana (60%) dan dari data aspek upacara (68%), dengan kata lain tingkat kedisiplinan siswa sangat rendah.

Berdasarkan penjelasan tersebut dan melihat kenyataan yang penulis hadapi ketika melaksanakan PPL di SD Negeri 106178 Desa Baru serta diskusi yang dilakukan dengan para guru tetap di sekolah tersebut dan didukung oleh hasil observasi, bahwasannya masih banyak terdapat siswa khususnya di kelas V yang memiliki tingkat pelanggaran aspek kedisiplinan yang tinggi diantaranya dalam hal penampilan (74%), Kegiatan belajar (83%), sopan santun (86%),


(53)

sedangkan sisanya tergolong kedalam kategori sedang yaitu menjaga sarana prasarana (44%), aspek upacara (33%) dan kehadiran siswa(28%). Hal tersebut mendorong penulis untuk mengadakan penelitian tentang hubungan pola asuh orang tua dengan tingkat kedisiplinan siswa pada sekolah tersebut dan akhirnya penulis merumuskan ke dalam penelitian yang berjudul sebagai berikut : Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Tingkat Kedisiplinan Siswa Kelas V Di SD Negeri 106178 Desa Baru Kecamatan Batang Kuis 2012/2013.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi identifikasi masalah pada penelitian ini adalah:

1. Kedisiplinan dapat terbentuk melalui penerapan pola asuh yang baik oleh orang tua.

2. Masih banyak anak yang ditemukan menunjukkan perilaku yang kurang disiplin.

3. Anak susah diatur karena kurang perhatian dan bimbingan orang tua. 4. Peraturan yang diterapkan oleh sekolah memberikan kontribusi untuk

melatih siswa dalam menerapkan sikap disiplin.

5. Keseharian anak di dalam keluarga akan menggambarkan keseharian anak di sekolah.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi di atas maka peneliti membatasi masalah pada


(54)

Kedisiplinan Siswa Kelas V di SD Negeri 106178 Desa Baru Kecamatan Batang Kuis 2012/2013”.

1.4.Rumusan Masalah

Berdasarkan pembahasan masalah tersebut rumusan permasalahan penelitian adalah: Apakah terdapat hubungan secara signifikan antara pola asuh orang tua dengan tingkat kedisiplinan siswa kelas V di SD Negeri 106178 Desa Baru Kecamatan Batang Kuis 2012/2013 ?

1.5.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan tingkat kedisiplinan siswa kelas V di SD Negeri 106178 Desa Baru Kecamatan Batang Kuis 2012/2013.

1.6.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, yakni:

1. Sebagai pembelajaran bagi siswa untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah maupun di rumah.

2. Sebagai pedoman bagi orang tua untuk menerapkan pola asuh yang benar terhadap anak.

3. Sebagai bahan masukan bagi guru-guru SD dalam meningkatkan kedisiplinan anak di sekolah.


(55)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada Bab IV dapat disimpulkan :

Terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan tingkat kedisiplinan siswa kelas V SD Negeri 106178 Desa Baru Kecamatan Batang Kuis, yang dibuktikan dari hasil perolehan rxy = 0,513 > rtabel = 0,339 dan hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai thitung = 3,382 > ttabel = 1,696.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi para siswa khususnya kelas V SD Negeri 106178 Desa Baru Kecamatan Batang Kuis diharapkan untuk mentaati peraturan sekolah yang telah ditetapkan serta berperilaku sopan terhadap orang tua, guru dan teman sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan serta suasana keluarga yang harmonis.

2. Bagi pihak orang tua hendaknya untuk meningkatkan kedisiplinan anak dalam berperilaku dengan menerapkan pola asuh yang benar terhadap anak dengan menanamkan nilai-nilai agama.

3. Bagi guru diharapkan lebih memperhatikan siswa yang menunjukkan tingkat kedisiplinan yang rendah dengan cara menasihati dan memperingatkan siswa secara teratur sehingga termotivasi untuk meningkatkan kedisiplinannya.


(56)

4. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian yang sama agar diperoleh hasil yang lebih menyeluruh sehingga dapat memberikan kontribusi yang besar terutama terhadap peningkatan kedisiplinan siswa di sekolah maupun di rumah.


(57)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Chitika. 2010. Macam-Macam Pola Asuh Orang Tua, dalam (http://Chitika. wordpress.com, diakses 7 Januari 2013)

Fitriani, Nur. 2010. Penelitian Korelasional, dalam (http://penelitian korelasional _ masbied.com.html, diakses 17 Januari 2013).

Gumelar, Sari. 2011. Six Pillars of Positive Parenting. Jakarta: Cicero Publishing. Koenig, J. 2003. Menanamkan Disiplin dan Menumbuhkan Rasa Percaya Diri

Pada Anak. Jakarta: Gramedia.

Lestari. 2011. Perbedaan Disiplin Diri Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Tasik Malaya Dalam Menaati Tata Tertib Sekolah Berdasarkan Pola Asuh Orang Tua, dalam(http://web.sdikotablitar.sch.id/index.php?option=com_c ontent&view=upi.diakses 10 Desember 2012).

Nurbaeti, Hikmah. 2012. Peran Pola Asuh Dalam Pembentukan Kedisiplinan Anak Usia Dini. Yogyakarta. Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta, dalam (http://www.polaasuhortu jurnalupipublik.html,

diakses 12 Desember 2012).

Rimm, Sylvia. 2003. Mendidik dan Menerapkan Disiplin pada Anak Prasekolah. Jakarta: Gramedia.

Schaefer, Charles. Bagaimana Membimbing, Mendidik, dan Mendisiplinkan Anak Secara Efektif. Jakarta: Restu Agung.

Semiawan, R. 2009. Penerapan Pembelajaran Pada Anak. Jakarta: Indeks. Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana. Shochib, Moh. 2010. Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak

Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.


(1)

dan ini berdampak buruk bagi perkembangan seorang anak, terutama diusianya yang masih dini dengan emosi yang masih labil.

Untuk meminimalkan bahaya yang ditimbulkan oleh perepecahan keluarga diperlukan situasi dan kondisi yang dapat mengundang anak berdialog dengan mereka sejak usia dini agar anak menyadari moral sebagai landasan keteraturan kedisiplinannya. Bila anak senantiasa berdialog dengan nilai-nilai moral sejak dini maka memudahkan upaya orang tua untuk membantu memiliki dan mengembangkan dasar-dasar kedisiplinan bagi anak. Dengan demikian orang tua memiliki tanggung jawab kodrati untuk menanamkan nilai-nilai moral kepada anak untuk diterapkan dalam kehidupannya, karena fungsi penting dari keluarga adalah memberikan pendidikan yang baik bagi anak-anaknya, karena keluarga adalah tempat pendidikan pertama dan utama bagi anak. Hal ini disebabkan karena waktu yang dimiliki anak lebih banyak dihabiskan dirumah.

Penelitian Lestari (2006), kedisiplinan di sekolah diwujudkan melalui tata tertib yang berlaku disekolah, seperti sopan santun, kehadiran, penampilan belajar, menjaga sarana dan prasarana dan keikutsertaan dalam upacara. Hasil penelitian menunjukkan aspek-aspek kedisiplinan yang tergolong tinggi tingkat pelanggarannya adalah aspek sopan kesantun (93%), kehadiran (87%), kegiatan belajar (83%), dan penampilan (71%), sedangkan sisanya tergolong ke dalam kategori sedang yaitu menjaga sarana dan prasarana (60%) dan dari data aspek upacara (68%), dengan kata lain tingkat kedisiplinan siswa sangat rendah.

Berdasarkan penjelasan tersebut dan melihat kenyataan yang penulis hadapi ketika melaksanakan PPL di SD Negeri 106178 Desa Baru serta diskusi yang dilakukan dengan para guru tetap di sekolah tersebut dan didukung oleh hasil observasi, bahwasannya masih banyak terdapat siswa khususnya di kelas V yang memiliki tingkat pelanggaran aspek kedisiplinan yang tinggi diantaranya dalam hal penampilan (74%), Kegiatan belajar (83%), sopan santun (86%),


(2)

sedangkan sisanya tergolong kedalam kategori sedang yaitu menjaga sarana prasarana (44%), aspek upacara (33%) dan kehadiran siswa(28%). Hal tersebut mendorong penulis untuk mengadakan penelitian tentang hubungan pola asuh orang tua dengan tingkat kedisiplinan siswa pada sekolah tersebut dan akhirnya penulis merumuskan ke dalam penelitian yang berjudul sebagai berikut : Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Tingkat Kedisiplinan Siswa Kelas V Di SD Negeri 106178 Desa Baru Kecamatan Batang Kuis 2012/2013.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi identifikasi masalah pada penelitian ini adalah:

1. Kedisiplinan dapat terbentuk melalui penerapan pola asuh yang baik oleh orang tua.

2. Masih banyak anak yang ditemukan menunjukkan perilaku yang kurang disiplin.

3. Anak susah diatur karena kurang perhatian dan bimbingan orang tua. 4. Peraturan yang diterapkan oleh sekolah memberikan kontribusi untuk

melatih siswa dalam menerapkan sikap disiplin.

5. Keseharian anak di dalam keluarga akan menggambarkan keseharian anak di sekolah.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi di atas maka peneliti membatasi masalah pada penelitian ini, yaitu: “Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Tingkat


(3)

Kedisiplinan Siswa Kelas V di SD Negeri 106178 Desa Baru Kecamatan Batang Kuis 2012/2013”.

1.4.Rumusan Masalah

Berdasarkan pembahasan masalah tersebut rumusan permasalahan penelitian adalah: Apakah terdapat hubungan secara signifikan antara pola asuh orang tua dengan tingkat kedisiplinan siswa kelas V di SD Negeri 106178 Desa Baru Kecamatan Batang Kuis 2012/2013 ?

1.5.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan tingkat kedisiplinan siswa kelas V di SD Negeri 106178 Desa Baru Kecamatan Batang Kuis 2012/2013.

1.6.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, yakni:

1. Sebagai pembelajaran bagi siswa untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah maupun di rumah.

2. Sebagai pedoman bagi orang tua untuk menerapkan pola asuh yang benar terhadap anak.

3. Sebagai bahan masukan bagi guru-guru SD dalam meningkatkan kedisiplinan anak di sekolah.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada Bab IV dapat disimpulkan :

Terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan tingkat kedisiplinan siswa kelas V SD Negeri 106178 Desa Baru Kecamatan Batang Kuis, yang dibuktikan dari hasil perolehan rxy = 0,513 > rtabel = 0,339 dan

hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai thitung = 3,382 > ttabel = 1,696.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi para siswa khususnya kelas V SD Negeri 106178 Desa Baru Kecamatan Batang Kuis diharapkan untuk mentaati peraturan sekolah yang telah ditetapkan serta berperilaku sopan terhadap orang tua, guru dan teman sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan serta suasana keluarga yang harmonis.

2. Bagi pihak orang tua hendaknya untuk meningkatkan kedisiplinan anak dalam berperilaku dengan menerapkan pola asuh yang benar terhadap anak dengan menanamkan nilai-nilai agama.

3. Bagi guru diharapkan lebih memperhatikan siswa yang menunjukkan tingkat kedisiplinan yang rendah dengan cara menasihati dan memperingatkan siswa secara teratur sehingga termotivasi untuk meningkatkan kedisiplinannya.


(5)

4. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian yang sama agar diperoleh hasil yang lebih menyeluruh sehingga dapat memberikan kontribusi yang besar terutama terhadap peningkatan kedisiplinan siswa di sekolah maupun di rumah.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Chitika. 2010. Macam-Macam Pola Asuh Orang Tua, dalam (http://Chitika. wordpress.com, diakses 7 Januari 2013)

Fitriani, Nur. 2010. Penelitian Korelasional, dalam (http://penelitian korelasional _ masbied.com.html, diakses 17 Januari 2013).

Gumelar, Sari. 2011. Six Pillars of Positive Parenting. Jakarta: Cicero Publishing. Koenig, J. 2003. Menanamkan Disiplin dan Menumbuhkan Rasa Percaya Diri

Pada Anak. Jakarta: Gramedia.

Lestari. 2011. Perbedaan Disiplin Diri Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Tasik Malaya Dalam Menaati Tata Tertib Sekolah Berdasarkan Pola Asuh Orang Tua, dalam(http://web.sdikotablitar.sch.id/index.php?option=com_c ontent&view=upi.diakses 10 Desember 2012).

Nurbaeti, Hikmah. 2012. Peran Pola Asuh Dalam Pembentukan Kedisiplinan Anak Usia Dini. Yogyakarta. Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta, dalam (http://www.polaasuhortu jurnalupipublik.html, diakses 12 Desember 2012).

Rimm, Sylvia. 2003. Mendidik dan Menerapkan Disiplin pada Anak Prasekolah. Jakarta: Gramedia.

Schaefer, Charles. Bagaimana Membimbing, Mendidik, dan Mendisiplinkan Anak Secara Efektif. Jakarta: Restu Agung.

Semiawan, R. 2009. Penerapan Pembelajaran Pada Anak. Jakarta: Indeks. Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana. Shochib, Moh. 2010. Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak

Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.