ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM BERBASIS KTSP MATA PELAJARAN BIOLOGI DAN APLIKASINYA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 BALIGE TAHUN PELAJARAN 2012/2013.
ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM BERBASIS KTSP
MATA PELAJARAN BIOLOGI DAN APLIKASINYA
DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 BALIGE
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh :
Debora M. Siregar NIM 409141010
Program Studi Pendidikan Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013
(2)
iii
ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM BERBASIS KTSP
MATA PELAJARAN BIOLOGI DAN APLIKASINYA
DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 BALIGE TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013.
Debora Marintan Siregar (409141010) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menegtahui pelaksanaan kegiatan praktikum di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Balige T.P 2012/2013 dalam upaya mencapai standar isi KTSP, dan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi guru Biologi dalam upaya maksimalisasi pelaksanaan praktikum, guna mendukung pencapaian tujuan pembelajaran Biologi di kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Balige yang disesuaikan dengan kondisi laboratorium.
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Balige, Jl. Kartini Soposurung Kabupaten Toba Samosir pada bulan Mei 2013. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA yang berjumlah 180 orang, yang terdiri dari 5 kelas. Sampel dalam penelitian ini diambil sebanyak 2 kelas dari kelas XI IPA. Dimana teknik pengambilan Sampel dilakukan dengan cara purposive sampling yaitu kelas XI IPA-1 dan XI IPA-4 yang berjumlah 64 orang siswa,dan guru mata pelajaran Biologi kelas XI IPA.
Pelaksanaan kegiatan praktikum Biologi di SMA Negeri 1 balige belum sesuai dengan standart isi KTSP. Dimana hasil wawancara penulis dengan guru bidang studi, menyatakan bahwa dari 15 praktikum yang harus dilaksanakan 6 diantaranya tidak dilaksanakan dengan alasan alat dan bahan tidak lengkap. Hal ini didukung hasil angket pelaksanaaan praktikum di laboratorium, bahwa kegiatan praktikum di SMA Negeri 1 Balige masih jarang dilaksanakan (67%) karena kondisi laboratorium yang kurang mendukung dan fasilitas laboratorium yang kwalitasnya kurang bagus, sehingga siswa kurang bersemangat untuk melaksanakan kegiatan praktikum (94%).
Hasil angket kondisi laboratorium yang diberikan kepada guru bidang studi Biologi, juga menunjukkan bahwa kodisi laboratorium SMA Negeri 1 Balige belum sesuai dengan standar laboratorium KTSP, dimana sekitar 40 % alat atau bahan yang seharusnya tersedia, tidak tersedia di laboratorium sekolah tersebut dan alat atau bahan yang tersedia kualitasnya kurang baik dan jumlahnya sedikit.
(3)
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN i
RIWAYAT HIDUP ii
ABSTRAK iii
ABSTRACK iv
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 . Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Maslah 3
1.3. Batasan Masalah 4
1.4. Rumusan Masalah 4
1.5. Tujuan Penelitian 4
1.6. Manfaat Penelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1. Kerangka Teoritis 6
2.1.1. Pengertian Kurikulum 6
2.1.1.1 Sejarah dan Perkembangan Kurikulum Indonesia 7
2.1.1.2. KBK (Kurikulum 2004) 9
2.1.1.3. KTSP 10
2.1.1.3.1. Karakteristik KTSP 11
2.1.1.3.1. Tujuan KTSP 12
2.1.2. Sistem Pendidikan Nasional 13
2.1.3. Standar Nasional Pendidikan 14
2.1.4. Acuan Operasional Penyusunan KTSP 15
2.1.5. Standar Kompetensi 17
2.1.5.1. Pengertian Kompetensi Dasar 17
2.1.5.2. Pengertian Indikator 18
2.1.6. Pengertian Laboratorium 18
2.1.7 Standar Laboratorium IPA SMA 19
2.2. Kerangka Konseptual 28
BAB III METODE PENELITIAN 29
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 29
(4)
3.1.2. Waktu Penelitian 29
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 29
3.2.1 Populasi 29
3.2.2. Sampel 29
3.3. Instrumen/ Alat Pengumpul Data 29
3.4. Prosedur Penelitian 34
3.5. Teknik Analisis Data 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN 37
4.1. Hasil Penelitian 37
4.1.1. Hasil Angket Pelaksanaaan Praktikum 37
4.1.2. Hasil Wawancara dengan Guru Bidang Studi 48 4.1.3. Hasil Angket Kondisi Laboratorium Sekolah 51 4.1.4. Kelengkapan Sarana Laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Balige
Berdasarkan Permendiknas No. 24 tahun 2007 55
4.2. Pembahasan 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 68
5.1. Kesimpulan 68
5.2. Saran 68
(5)
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Sarana, Rasio dan Deskripsi Laboratorium Biologi
Sesuai dengan Standar Laboratorium 21
Tabel 3.1 Kisi-kisi Wawancara Kepada Guru 30
Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Pelaksanaan Praktikum Biologi 32 Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Kondisi Laboratorium Biologi 34 Tabel 4.1 Persentase jawaban angket Kelas XI IPA 37 Tabel 4.2 Hasil Angket Kondisi Laboratorium 52 Tabel 4.3 Data Kelengkapan Sarana Laboratorium Biologi 55
(6)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Angket Pelaksanaan Laboratorium Biologi 71 Lampiran 2. Angket Kondisi Laboratorium Biologi 80 Lampiran 3. Wawancara Kepada Guru Bidang Study Biologi 85 Lampiran 4. Hasil Angket Pelaksanaan Praktikum Kelas XI IPA 1 87 Lampiran 5. Hasil Angket Pelaksanaan Praktikum Kelas XI IPA 4 88
(7)
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Hingga saat ini persoalan pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional pemerintah telah menyelenggarakan perbaikan-perbaikan peningkatan mutu pendidikan pada berbagai jenis dan jenjang. Namun, fakta di lapangan saat ini belum menunjukkan hasil yang diharapkan.
Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi dapat mengantisispasi dan membicarakan tentang masa depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. (Trianto, 2009).
Di sisi lain, upaya peningkatan kualitas pendidikan ditempuh dalam rangka mengantisipasi berbagai perubahan dan tuntutan kebutuhan masa depan yang akan dihadapi siswa sebagai warga bangsa agar mereka mampu berpikir global dan bertindak sesuai dengan karakteristik dan potensi lokal (think globally but act locally). Kurikulum sekolah yang amat terstruktur dan sarat beban menyebabkan proses pembelajaran di sekolah menjadi steril terhadap keadaan dan perubahan lingkungan fisik dan sosial yang berkembang dalam masyarakat. Akibatnya, proses pendidikan hanya menjadi rutinitas, tidak menarik dan kurang mampu memupuk kreativitas peserta didik untuk belajar serta guru dan pengelola pendidikan dalam menyusun dalam melaksanakan pendekatan pembelajaran inovatif. (Muslich, 2007).
Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui penggunaan strategi belajar yang mampu mengembangkan cara belajar siswa aktif. Dengan demikian guru harus menguasai berbagai bentuk metode mengajar dan menggunakan metode yang sesuai untuk setiap materi yang akan diajarkan. Salah satunya adalah praktikum yang merupakan bentuk pengajaran dimana peserta didik secara aktif dan langsung dalam usaha memperoleh
(8)
2
pengetahuan dan pemahaman teori atau memberikan suatu keterampilan berdasakan kegiatan yang telah dilakukan dalam ruang lingkup petunjuk yang telah ada.
Tujuan pembelajaran selalu mangacu kepada tercapainya ketuntasan belajar yang merupakan bagian dari pencapaian kompetensi belajar. Siswa dikatakan kompeten apabila mampu mengerjakan atau melaksanakan target-target pembelajaran yang telah ditetapkan dalam standar isi yang tertera dalam KTSP.
Untuk mencapai standar isi yang ada dalam KTSP telah disusun sejumlah standar kompetensi dan kompetensi dasar. Untuk tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar ini dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti: (1) Proses belajar mengajar didalam kelas (2) Mengerjakan tugas-tugas diluar kelas (3) Mengerjakan kegiatan praktikum untuk pendukung pencapaian kompetensi dalam setiap materi pokok.
Pembelajaran biologi sangat berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami alam secara sistematis. Sehingga Biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep dan prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan. Pendidikan biologi menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung karena itu peserta didik perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses agar mereka mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar.
Kegiatan praktikum merupakan satu kegiatan penting dalam PBM, kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Namun kenyataan di lapangan, dalam hal ini adalah SMA Negeri 1 yang peneliti dapatkan dari siswa-siswi kelas XI IPA, memperlihatkan bahwa kegiatan praktikum di sekolah masih dilakukan dalam jumlah yang sangat terbatas atau bahkan tidak sama sekali. Upaya pencapaian tujuan pembelajaran dilakukan hanya dengan proses belajar mengajar di dalam kelas dan beberapa penugasan diluar kelas. Sementara kegiatan praktikum masih jarang dilakukan dikarenakan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan ketidak lengkapan sarana dan prasarana di laboratorium dan kesulitan sejumlah guru menyesuaikan keberadaan laboratorium dengan jenis praktikum yang
(9)
3
mendukung Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang ada dalam KTSP.
SMA Negeri 1 Balige termasuk sekolah yang sudah tua. SMA ini memiliki tiga laboratorium IPA, yaitu laboratorium biologi, kimia dan fisika. Informasi tersebut diperoleh berdasarkan pengalaman dan pengamatan peneliti sebagai alumni SMA Negeri 1 Balige. Pada observasi yang dilakukan peneliti tanggal 4 Februari 2013 diperoleh data sebagai berikut (1) laboratorium biologi memang telah dimanfaatkan dalam pembelajaran biologi akan tetapi belum semua materi yang seharusnya menerapkan praktikum dalam pembelajarannya telah terlaksana dengan baik, (2) peralatan laboratorium menurut guru belum memenuhi standar,(3) bahan praktikum yang kurang tersedia di laboratorium (4) pengelolaan waktu belum optimal, hal lain karena buku penuntun yang belum tersedia, dan (5) kondisi laboratorium yang kurang mendukung dalam pelaksanaan praktikum.
Berkaitan dengan kondisi di atas, maka perlu diadakan beberapa pembenahan yang dapat memaksimalkan pelaksanaan praktikum, guna mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Pembenahan ini dapat dilakukan dalam bentuk: (1) Upaya memaksimalkan penggunaan alat dan bahan yang ada di laboratorium sehingga dengan kondisi laboratorium yang ada di sekolah, kegiatan praktikum tetap dilaksanakan (2) Pemberdayaan lingkungan sebagai laboratorium Biologi.
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam KTSP saat ini, serta dalam mewujudkan sekolah yang efektif, produktif dan berprestasi, yang diukur dengan tercapainya ketuntasan belajar. Maka penulis merasa tertarik untuk mengangkat masalah di atas dalam satu penelitian dengan judul “ Analisis Pelaksanaan Praktikum berbasis KTSP Mata Pelajaran Biologi dan Aplikasinya di Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Balige Tahun Pembelajaran 2012/2013”.
(10)
4
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, diketahui bahwa pelaksanaan praktikum masih sangat lemah, sehingga yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Mutu pendidikan masih sangat rendah.
2. Sarana dan prasarana pendidikan yang belum lengkap.
3. Peserta didik kesulitan melakukan kegiatan praktikum karena keterbatasan alat- alat dan bahan yang tersedia di laboratorium.
4. SMA Negeri 1 telah memiliki 2 gedung Laboratorium IPA, namun pelaksanaan kegiatan praktikum belum dilakukan secara maksimal.
5. Kreativitas guru dalam mengelola kegiatan praktek masih kurang, sehingga kegiatan di Laboratorium masih ditemukan hambatan.
6. Kemampuan siswa untuk memahami prosedur kerja pada penuntun praktikum, sehingga kegiatan praktikum kurang maksimal.
1.3. Batasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah dan lebih jelas, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi hanya pada upaya memaksimalkan kegiatan praktikum Biologi yang sesuai dengan SK dan KD guna mencapai tujuan pembelajaran menuju ketuntasan belajar. Maksimalisasi ini diadaptasi dengan keberadaan laboratorium yang ada di sekolah tersebut mencakup sarana dan prasarana, serta kemampuan manajemen dan maksimalisasi kemampuan psikomotorik yang dimiliki guru Biologi di SMA Negeri 1 Balige.
1.4. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan praktikum di kelas XI IPA SMA Negeri
1 Balige T.P 2012/2013 dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran Biologi?
2. Permasalahan apa saja yang dihadapi guru Biologi dalam upaya maksimalisasi pelaksanaan praktikum, untuk mendukung pencapaian
(11)
5
tujuan pembelajaran Biologi di kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Balige yang disesuaikan dengan kondisi Laboratorium?
1.5. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan praktikum di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Balige T.P 2012/2013 dalam upaya mencapai standar isi KTSP. 2. Untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi guru Biologi dalam upaya
maksimalisasi pelaksanaan praktikum, guna mendukung pencapaian tujuan pembelajaran Biologi di kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Balige yang disesuaikan dengan kondisi Laboratorium.
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Sebagai masukan kepada lembaga pendidikan, agar meningkatkan mutu pembelajaran IPA melalui kegiatan praktikum terutama di jenjang pendidikan SMA.
2. Guru lebih kreatif dalam memilih dan mengkondisikan kegiatan praktikum sesuai dengan keberadaan laboratorium, serta jenis praktikum yang mendukung Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang ada dalam KTSP.
3. Mengkondisikan peserta didik pada suatu keadaan, dimana mereka beranggapan tidak ada IPA tanpa kegiatan praktikum dan kegiatan praktikum dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja serta pelaksanaan pembelajaran diruang kelas ataupun di luar kelas.
(12)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan kegiatan praktikum di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Balige
T.P 2012/2013 belum terlaksana sesuai dengan standar isi KTSP. Hal ini terlihat dari beberapa praktikum yang tidak dilaksanakan karena peralatan dan bahan untuk praktikum yang kurang lengkap (40%).
2. Permasalahan yang diperoleh guru bidang studi dalam memaksimalisasi pelaksanaan praktikum yaitu penuntun praktikum yang tidak ada. Selain itu kondisi laboratorium yang kurang baik (53%) dan kelengkapan alat dan bahan di laboratorium yang tidak lengkap (45%), serta fasilitas laboratorium yang tersedia kualitasnya kurang baik (54%) sangat mempengaruhi semangat siswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum.
5.2 Saran
1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa terkhusus pelajaran Biologi, hendaknya sekolah memperhatikan kondisi laboratorium sekolah untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan praktikum.
2. Diharapkan kepada guru-guru Biologi untuk melaksanakan praktikum yang sesuai dengan standar kompetensi, dan memaksimalisasi pelaksanaan praktikum yang disesuaikan dengan kondisi laboratorium sekolah.
3. Perlu diperkenalkan kepada siswa sistem pembelajaran tidak ada Biologi tanpa kegiatan praktikum. Dan mengkondisikan bahwa kegiatan pratikum tidak hanya diadakan di laboratorium saja.
(1)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Hingga saat ini persoalan pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional pemerintah telah menyelenggarakan perbaikan-perbaikan peningkatan mutu pendidikan pada berbagai jenis dan jenjang. Namun, fakta di lapangan saat ini belum menunjukkan hasil yang diharapkan.
Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi dapat mengantisispasi dan membicarakan tentang masa depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. (Trianto, 2009).
Di sisi lain, upaya peningkatan kualitas pendidikan ditempuh dalam rangka mengantisipasi berbagai perubahan dan tuntutan kebutuhan masa depan yang akan dihadapi siswa sebagai warga bangsa agar mereka mampu berpikir global dan bertindak sesuai dengan karakteristik dan potensi lokal (think globally but act locally). Kurikulum sekolah yang amat terstruktur dan sarat beban menyebabkan proses pembelajaran di sekolah menjadi steril terhadap keadaan dan perubahan lingkungan fisik dan sosial yang berkembang dalam masyarakat. Akibatnya, proses pendidikan hanya menjadi rutinitas, tidak menarik dan kurang mampu memupuk kreativitas peserta didik untuk belajar serta guru dan pengelola pendidikan dalam menyusun dalam melaksanakan pendekatan pembelajaran inovatif. (Muslich, 2007).
Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui penggunaan strategi belajar yang mampu mengembangkan cara belajar siswa aktif. Dengan demikian guru harus menguasai berbagai bentuk metode mengajar dan menggunakan metode yang sesuai untuk setiap materi yang akan diajarkan. Salah satunya adalah praktikum yang merupakan bentuk pengajaran dimana peserta didik secara aktif dan langsung dalam usaha memperoleh
(2)
pengetahuan dan pemahaman teori atau memberikan suatu keterampilan berdasakan kegiatan yang telah dilakukan dalam ruang lingkup petunjuk yang telah ada.
Tujuan pembelajaran selalu mangacu kepada tercapainya ketuntasan belajar yang merupakan bagian dari pencapaian kompetensi belajar. Siswa dikatakan kompeten apabila mampu mengerjakan atau melaksanakan target-target pembelajaran yang telah ditetapkan dalam standar isi yang tertera dalam KTSP.
Untuk mencapai standar isi yang ada dalam KTSP telah disusun sejumlah standar kompetensi dan kompetensi dasar. Untuk tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar ini dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti: (1) Proses belajar mengajar didalam kelas (2) Mengerjakan tugas-tugas diluar kelas (3) Mengerjakan kegiatan praktikum untuk pendukung pencapaian kompetensi dalam setiap materi pokok.
Pembelajaran biologi sangat berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami alam secara sistematis. Sehingga Biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep dan prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan. Pendidikan biologi menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung karena itu peserta didik perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses agar mereka mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar.
Kegiatan praktikum merupakan satu kegiatan penting dalam PBM, kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Namun kenyataan di lapangan, dalam hal ini adalah SMA Negeri 1 yang peneliti dapatkan dari siswa-siswi kelas XI IPA, memperlihatkan bahwa kegiatan praktikum di sekolah masih dilakukan dalam jumlah yang sangat terbatas atau bahkan tidak sama sekali. Upaya pencapaian tujuan pembelajaran dilakukan hanya dengan proses belajar mengajar di dalam kelas dan beberapa penugasan diluar kelas. Sementara kegiatan praktikum masih jarang dilakukan dikarenakan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan ketidak lengkapan sarana dan prasarana di laboratorium dan kesulitan sejumlah guru menyesuaikan keberadaan laboratorium dengan jenis praktikum yang
(3)
mendukung Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang ada dalam KTSP.
SMA Negeri 1 Balige termasuk sekolah yang sudah tua. SMA ini memiliki tiga laboratorium IPA, yaitu laboratorium biologi, kimia dan fisika. Informasi tersebut diperoleh berdasarkan pengalaman dan pengamatan peneliti sebagai alumni SMA Negeri 1 Balige. Pada observasi yang dilakukan peneliti tanggal 4 Februari 2013 diperoleh data sebagai berikut (1) laboratorium biologi memang telah dimanfaatkan dalam pembelajaran biologi akan tetapi belum semua materi yang seharusnya menerapkan praktikum dalam pembelajarannya telah terlaksana dengan baik, (2) peralatan laboratorium menurut guru belum memenuhi standar,(3) bahan praktikum yang kurang tersedia di laboratorium (4) pengelolaan waktu belum optimal, hal lain karena buku penuntun yang belum tersedia, dan (5) kondisi laboratorium yang kurang mendukung dalam pelaksanaan praktikum.
Berkaitan dengan kondisi di atas, maka perlu diadakan beberapa pembenahan yang dapat memaksimalkan pelaksanaan praktikum, guna mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Pembenahan ini dapat dilakukan dalam bentuk: (1) Upaya memaksimalkan penggunaan alat dan bahan yang ada di laboratorium sehingga dengan kondisi laboratorium yang ada di sekolah, kegiatan praktikum tetap dilaksanakan (2) Pemberdayaan lingkungan sebagai laboratorium Biologi.
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam KTSP saat ini, serta dalam mewujudkan sekolah yang efektif, produktif dan berprestasi, yang diukur dengan tercapainya ketuntasan belajar. Maka penulis merasa tertarik untuk mengangkat masalah di atas dalam satu penelitian dengan judul “ Analisis Pelaksanaan Praktikum berbasis KTSP Mata Pelajaran Biologi dan Aplikasinya di Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Balige Tahun Pembelajaran 2012/2013”.
(4)
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, diketahui bahwa pelaksanaan praktikum masih sangat lemah, sehingga yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Mutu pendidikan masih sangat rendah.
2. Sarana dan prasarana pendidikan yang belum lengkap.
3. Peserta didik kesulitan melakukan kegiatan praktikum karena keterbatasan alat- alat dan bahan yang tersedia di laboratorium.
4. SMA Negeri 1 telah memiliki 2 gedung Laboratorium IPA, namun pelaksanaan kegiatan praktikum belum dilakukan secara maksimal.
5. Kreativitas guru dalam mengelola kegiatan praktek masih kurang, sehingga kegiatan di Laboratorium masih ditemukan hambatan.
6. Kemampuan siswa untuk memahami prosedur kerja pada penuntun praktikum, sehingga kegiatan praktikum kurang maksimal.
1.3. Batasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah dan lebih jelas, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi hanya pada upaya memaksimalkan kegiatan praktikum Biologi yang sesuai dengan SK dan KD guna mencapai tujuan pembelajaran menuju ketuntasan belajar. Maksimalisasi ini diadaptasi dengan keberadaan laboratorium yang ada di sekolah tersebut mencakup sarana dan prasarana, serta kemampuan manajemen dan maksimalisasi kemampuan psikomotorik yang dimiliki guru Biologi di SMA Negeri 1 Balige.
1.4. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan praktikum di kelas XI IPA SMA Negeri
1 Balige T.P 2012/2013 dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran Biologi?
2. Permasalahan apa saja yang dihadapi guru Biologi dalam upaya maksimalisasi pelaksanaan praktikum, untuk mendukung pencapaian
(5)
tujuan pembelajaran Biologi di kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Balige yang disesuaikan dengan kondisi Laboratorium?
1.5. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan praktikum di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Balige T.P 2012/2013 dalam upaya mencapai standar isi KTSP. 2. Untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi guru Biologi dalam upaya
maksimalisasi pelaksanaan praktikum, guna mendukung pencapaian tujuan pembelajaran Biologi di kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Balige yang disesuaikan dengan kondisi Laboratorium.
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Sebagai masukan kepada lembaga pendidikan, agar meningkatkan mutu pembelajaran IPA melalui kegiatan praktikum terutama di jenjang pendidikan SMA.
2. Guru lebih kreatif dalam memilih dan mengkondisikan kegiatan praktikum sesuai dengan keberadaan laboratorium, serta jenis praktikum yang mendukung Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang ada dalam KTSP.
3. Mengkondisikan peserta didik pada suatu keadaan, dimana mereka beranggapan tidak ada IPA tanpa kegiatan praktikum dan kegiatan praktikum dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja serta pelaksanaan pembelajaran diruang kelas ataupun di luar kelas.
(6)
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan kegiatan praktikum di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Balige
T.P 2012/2013 belum terlaksana sesuai dengan standar isi KTSP. Hal ini terlihat dari beberapa praktikum yang tidak dilaksanakan karena peralatan dan bahan untuk praktikum yang kurang lengkap (40%).
2. Permasalahan yang diperoleh guru bidang studi dalam memaksimalisasi pelaksanaan praktikum yaitu penuntun praktikum yang tidak ada. Selain itu kondisi laboratorium yang kurang baik (53%) dan kelengkapan alat dan bahan di laboratorium yang tidak lengkap (45%), serta fasilitas laboratorium yang tersedia kualitasnya kurang baik (54%) sangat mempengaruhi semangat siswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum.
5.2 Saran
1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa terkhusus pelajaran Biologi, hendaknya sekolah memperhatikan kondisi laboratorium sekolah untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan praktikum.
2. Diharapkan kepada guru-guru Biologi untuk melaksanakan praktikum yang sesuai dengan standar kompetensi, dan memaksimalisasi pelaksanaan praktikum yang disesuaikan dengan kondisi laboratorium sekolah.
3. Perlu diperkenalkan kepada siswa sistem pembelajaran tidak ada Biologi tanpa kegiatan praktikum. Dan mengkondisikan bahwa kegiatan pratikum tidak hanya diadakan di laboratorium saja.