UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PRAKTIKUM MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI BANJAR AGUNG UDIK TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(1)

i ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PRAKTIKUM MATA PELAJARAN IPA

KELAS V SD NEGERI BANJAR AGUNG UDIK TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh KARWIYAH

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Banjar Agung Udik pada pembelajaran IPA. Dari keseluruhan jumlah siswa kelas V (11 siswa) yang mencapai KKM (60) hanya 4 siswa atau 36% sedangkan selebihnya yaitu 7 siswa atau 64% belum mencapai KKM, dengan nilai rata-rata kelas hanya 53,50.

Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar belajar siswa pada pembelajaran IPA kelas V SD Negeri Banjar Agung Udik dengan menerapkan model pembelajaran praktikum tahun pelajaran 2011/2012.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang terdiri atas dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Banjar Agung Udik yang berjumlah 11 siswa. Setiap siklus menggunakan teknik pengumpulan data berupa tes evaluasi tertulis dan observasi. Instrumen tes tertulis digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa, sedangkan instrumen observasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis data, diketahui pada siklus I dan siklus II menunjukkan peningkatan nilai rata-rata kelas secara berturut-turut yaitu 59,91 dengan persentase ketuntasan sebesar 45,45% dan 75,91 dengan persentase ketuntasan sebesar 90,90%. Hasil observasi menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II, yaitu 45,71% dengan kategori kurang aktif dan 74,29% dengan kategori aktif.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, model pembelajaran praktikum dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Banjar Agung Udik tahun pelajaran 2011/2012.


(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-undang tentang sistem pendidikan nasional sarat dengan tuntutan yang sangat mendasar karena harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan yang sesuai dengan tuntutan kehidupan lokal, nasional dan global (UU No. 20 Th 2003).

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 bahwa kurikulum satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah mengacu pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan dari Badan Nasional Pendidikan No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

1. Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan Nya.

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang mempengaruhi antar IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.


(3)

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh bekal pengetahuan konsep IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SD.

Melihat itu, jelas bahwa guru memegang peranan yang sangat penting. Untuk mencapai tujuan tersebut guru dituntut untuk mengembangkan kemampuan diri, kreatif dan inovatif dalam melaksanakan tugas.

Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas belajar. Tanpa adanya aktivitas, belajar itu tidak mungkin berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktivan dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal-hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berfikir, membaca dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar siswa (Sardiman, 1994 : 95 ). Belajar sambil melakukan kegiatan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik (Djamarah, 2006: 67 ).

Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan perbuatan inti. Dalam perbuatan belajar dapat timbul berbagai masalah baik bagi diri pelajar maupoun pengajar. Beberapa masalah belajar siswa, misalnya pengetahuan waktu belajar, memilih cara belajar yang efektif,


(4)

mempersiapkan ujian atau ulangan, cara memusatkan perhatian (konsentrasi) belajar, cara belajar kelompok dan lain sebagainya.

Dalam pembelajaran berkembang keterampilan sekaligus sikap dan nilai dalam diri siswa seperti, sikap, teliti, tekun, kerjasama, tenggang rasa, jujur, tanggung jawab, disiplin. Dengan demikian unsur keterampilan proses sikap, dan nilai saling berinteraksi dan saling mempengaruhi.

Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan di SDN Banjar Agung Udik pada tes formatif tahun pelajaran 2011/2012 diperoleh data sebagai berikut.

1. Metode pengajaran yang dilakukan oleh guru tidak inovatif sehingga kelas menjadi monoton.

2. Komunikasi dikelas hanya terjasi satu atau dua anak (antara guru dan siswa) dan didominasi oleh guru.

3. Metode yang digunakan tidak bervariasi hanya ceramah saja.

Berdasarkan kenyataan di atas, sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar dalam membantu siswa agar mereka berhasil dalam belajar. Untuk itu hendaknya guru memberikan bantuan kepada siswa dalam mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam kegiatan belajar.

Kenyataan selama ini bahwa mata pelajaran IPA dianggap membosankan dan sulit bagi siswa, sehingga siswa cenderung merasa bosan dan malas untuk belajar mata pelajaran IPA. Di sinilah peran guru sangat dibutuhkan dalam memberikan bimbingan bagi siswa yang merasa kesulitan belajar mata pelajaran IPA.


(5)

Kondisi seperti di atas terjadi di SD Negeri Banjar Agung Udik, kenyataan menunjukkan siswa bersifat kurang aktif dalam belajar. Hal ini merupakan penyebab belum tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPA di SDN Banjar Agung Udik yang ditetapkan yakni 60. Dari keseluruhan jumlah siswa kelas V (11 siswa) yang mencapai KKM hanya 4 siswa atau 36% sedangkan selebihnya yaitu 7 siswa atau 64% belum mencapai KKM, dengan nilai rata-rata kelas hanya 53,50 (Data Sekolah: 2010).

Oleh karena itu, penggunaan metode dan pendekatan pembelajaran yang tepat dan bervariasi diharapkan akan meningkatkan aktivitas belajar siswa, dan dengan meningkatnya aktivitas selama pembelajaran, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Guru dapat meningkatkan aktivitas anak didiknya melalui pembelajaran yang berbasis laboratorium dan penyelidikan. Untuk kepentingan ini salah satu metode pembelajaran yang sesuai adalah metode praktikum. Metode praktikum merupakan konsep belajar yang bisa membantu guru menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan realitas dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat interaksi antar pengetahuan yang dimilikinya.

Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Praktikum Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri Banjar

. B. Identifikasi Masalah


(6)

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penulisan ini adalah sebagai berikut.

1. Minat siswa dalam mengikuti pelajaran IPA masih tergolong rendah. 2. Guru kurang mampu menumbuhkan motifasi belajar siswa, sehingga

kemampuan siswa pada bidang studi IPA masih tergolong rendah. 3.

pelajaran IPA masih tergolong rendah.

4. Pada saat pembelajaran berlangsung, siswa kurang memeperhatikan guru yang sedang menjelaskan pelajaran.

5. Aktivitas dan hasil belajar IPA siswa masih tergolong rendah.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah penggunaan model pembelajaran praktikum dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi hubungan antar gaya di kelas V SD Negeri Banjar Agung Udik Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Bagaimanakah penggunaan model pembelajaran praktikum dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi hubungan antar gaya di kelas V SD Negeri Banjar Agung Udik semester genap tahun Palajaran 2011/2012.

D. Tujuan Penelitian


(7)

1. Meningkatkan aktivitas hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi hubungan antar gaya, di kelas V SD Negeri Banjar Agung Udik.

2. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi hubungan antar gaya di kelas V SD Negeri Banjar Agung Udik.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah berguna bagi siswa, guru, sekolah dan peneliti.

1. Bagi Siswa

a. Bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang hubungan antar gaya setelah pembelajaran dengan kegiatan praktikum.

b. Bermanfaat untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa setelah mengikuti pelajaran.

2. Bagi Guru

Meningkatkan kemampuan guru dalam mengidentifikasi kesulitan bagi siswa dan menentukan bentuk tindakan yang sesuai guna meningkatkan aktivitas belajar siswa.

3. Bagi Sekolah

Kesempatan untuk memiliki guru yang professional dan mampu mengembangkan ide-ide dalam pembelajaran di sekolah sesuai dengan setandar.

4. Bagi Peneliti

Dapat menumbuhkan dan mengembangkan sikap serta kemampuan profesionalisme kependidikan.


(8)

(9)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Metode Pembelajaran Praktikum 1. Pengertian Metode Praktikum

Strategi pembelajaran menerapkan Seketsa umum aktivitas guru dan siswa didalam merealisasikan kegiatan belajar mengajar. Strategi pembelajaran melalui metodel praktikum merupakan konsep belajar yang bisa membantu guru menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan realitas dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat interaksi antar pengetahuan yang dimilikinya.

Suparno, P (2007: 77) menjelaskan bahwa metode praktikum adalah metode mengajar yang mengajak siswa melakukan kegiatan percobaan untuk membuktikan atau untuk menguji teori yang telah dipelajari memang mimiliki kebenaran. Kegiatan praktikum merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pembelajaran IPA sehingga IPA disebut dengan experimental science. Hal itu sependapat dengan pendapat Sagala, S (2005: 220) yang menjelaskan proses belajar mengajar dengan metode praktikum berarti siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisi, membuktikan, dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses sesuatu.


(10)

Dari beberapa pendapat para ahliyang telah diuraikan, maka dapat penulis simpulkan bahwa metode praktikum merupakan suatu cara dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan ataupun hipotesis yang dipelajari sehingga dapat memupuk dan mengembangkan sikap ilmiah dalam diri siswa, juga memberikan gambaran dan pengertian yang lebih jelas daripada hanya penjelasan lisan sehingga sangat bermanfaat bagi keperluan hidup sehari-hari.

Dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

1. Orientasi

Orientasi merupakan upaya guru untuk memusatkan perhatian siswa, misalnya dengan menyebutkan atau mempertontonkan sesuatu fenomena yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan topik yang sedang dipelajari, upaya yang akan dipelajari dengan fenomena lingkungan.

2. Pemunculan Gagasan

Perumusan gagasan merupakan upaya untuk memunculkan konsep awal siswa. Misalnya dengan cara meminta menulis apa saja yang telah diketahui tentang topik pembicaraan, atau dengan menjawab beberapa pertanyaan uraian terbuka.

Bagi guru tahapan ini merupakan upaya eksplorasi pengetahuan awal siswa. Sehingga, dapat juga dilakukan melalui wawancara informal.


(11)

Pengungkapan dan pertukaran gagasan mendahului pembukaan kesituasi konflik. Tahap ini merupakan upaya untuk menjelaskan atau mengungkapkan gagasan awal siswa tentang suatu topik secara umum, Misalnya dengan cara mendiskusikan jawaban siswa pada langkah kedua (pemunculan gagasan) dalam kelompok kecil, kemudian salah satu anggota kelompok melaporkan hasil diskusi tersebut kepada seluruh kelas. Guru tidak menyalahkan atau membenarkan.

Pada tahap pembukaan kesituasi konflik siswa diberi kesempatan untuk mencari pengertian ilmiah yang sedang dipelajari didalam buku teks. Selanjutnya siswa mencari beberapa perbedaan antara konsepsi awal teks mereka dengan konsep ilmiah yang ada dalam buku teks atau hasil pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan.

4. Penerapan Gagasan

Pada tahap ini siswa diminta menjawab pertanyaan yang disusun untuk menerapkan konsep ilmiah yang telah dikembangkan siswa melalui percobaan atau observasi kedalam situasi baru.

Gagasan yang sudah direkonstruksi ini dalam aplikasinya dapat diguanakan untuk menganalisis isu-isu dan memecahkan masalah yang ada dilingkungan, misalnya yang berkaitan dengan topik pernapasan adalah mewabahnya influenza, isu kanker paru-paru sebagai penyakit yang menimbulkan kematian, adanya orang-orang yang meninggal karena menggali sumur.


(12)

Konsepsi yang telah diperoleh siswa perlu diberi umpan balik oleh guru untuk memperkuat konsep ilmiah tersebut. Dengan demikian siswa yang konsepsi awalnya tidak konsisten dengan konsep Ilmiah, dengan sadar akan mengubah konsep awal menjadi konsep ilmiah. Pada kesempatan membandingkan konsep awal menjadi konsep ilmiah, pada kesempatan membandingkan konsep ilmiah yang sudah disusun dengan konsep awal pada tahap berikutnya.

Dari pendapat yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran praktikum merupakan salah satu kegiatan dalam penggunaan IPA teknologi masyarakat agar siswa dapat memunculkan dan mengungkapkan gagasan tentang suatu topik secara umum dapat menerapkan konsep ilmiah yang dikembangkan melalui praktikum atau observasi.

2. Kelebihan dan Kelemahan Metode Praktikum

Metode praktikum memeiliki kelebihan, yaitu sebagai berikut.

a. Dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaan yang dilakukan sendiri daripada hanya menerima penjelasan dari guru atau dari buku.

b. Dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi tentang sains dan teknologi.

c. Dapat menumbuhkan sikap-sikap ilmiah seperti bekerjasama bersikap jujur, terbuka, kritis, dan bertolenrasi.

d. Siswa belajar dengan mengalami atau mengamati sendiri suatu proses atau kejadian.


(13)

e. Memperkaya pengalaman siswa dengan hal-hal yang bersifat objektif dan realistis.

f. Mengembangkan sikap kritis dan ilmiah.

g. Hasil belajar akan bertahan lama dan terjadi proses internalisasi (Suparno, P., 2007: 79).

Selain memiliki kelebihan, metode praktikum juga memiliki kelemahan, yaitu diantaranya sebagai berikut:

a. Memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan murah.

b. Setiap praktikum tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena terdapat faktor-faktor tertentu yang berbeda di luar jangkauan kemampuan.

c. Dalam kehidupan sehari-hari tidak semua hal dapat dijadikan materi eksperimen.

d. Sangat menuntut penguasaan perkembangan materi, fasilitas peralatan, dan bahan mutakhir.

(Suparno, P., 2007: 80)

3. Langkah-langkah Metode Praktikum

Djajadisastra (1982: 11) mengemukakan bahwa pada pelaksanaan praktikum agar hasil yang diharapkan dapat dicapai dengan baik maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Langkah persiapan

Persiapan yang baik perlu dilakukan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan yang dapat muncul. Persiapan tersebut antara lain :


(14)

menetapkan tujuan praktikum, mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan, mempersiapkan tempat praktikum, mempertimbangkan jumlah siswa dengan jumlah ketersediaan alat dan kapasitas tempat praktikum, mempersiapkan faktor keamanan dari praktikum, mempersiapkan tata tertib dan disiplin, serta membuat petunjuk dan langkah-langkah praktikum.

b. Langkah pelaksanaan

Sebelum melakukan praktikum, siswa mendiskusikan persiapan dengan guru setelah itu barulah meminta keperluan untuk praktikum. Selama proses melaksanakan metode praktikum, guru perlu melakukan observasi terhadap proses praktikum baik secara menyeluruh maupun perkelompok. c. Tindak lanjut metode praktikum

Setelah melaksanakan metode praktikum, kegiatan selanjutnya adalah meminta siswa membuat laporan praktikum, mendiskusikan masalah-masalah yang terjadi selama praktikum, dan memeriksa kebersihan alat dan menyimpan kembali semua perlengkapan yang telah digunakan.

B. Aktivitas Belajar

Sardiman (1994: 45) mengatakan bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas belajar. Tanpa adanya aktivitas belajar, belajar itu tidak mungkin berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktivan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal-hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berfikir, membaca dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar.


(15)

Djamarah (2000: 67) mengemukakan bahwa belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan dalam benak anak didik.

Menurut Paul Biderieh dalam Sardiman (2004: 101) menyatakan bahwa kegiatan siswa antara lain sebagai berikut.

1. Visual Aktivies, yang termasuk didalamnya adalah: memberi saran, memperhatikan gambar, demontrasi, praktikum, percobaan, pekerjaan orang lain.

2. Oral Activies seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberisaran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi.

3. Listening Activies seperti mendengarkan uraian, percakapan diskusi, pidato.

4. Writing Activies, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.

5. Drawing Activies,seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagram 6. Mental Activies, seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal,

menganalisis, melihat, mengambil keputusan.

7. Motor Activies, seperti melakukan percobaan, membuat kontruksi model, mereparasi, bermain, berkebun, dan beternak.

8. Emotional Avtivies, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Berdasarkan definisi di atas, aktivitas belajar dapat disimpulkan bahwa rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran


(16)

atau layanan. Belajar sambil melakukan aktivitas dapat menyebabkan kesan, pesan, konsep yang didapatkan akan lebih tahan lama tersimpan dalam benak anak didik.

C. Hasil Belajar

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilaksanakan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan pengalamannya (Slameto 1993: 2).

Peserta belajar adalah sesuatu yang dicapai dalam suatu usaha kegiatan belajar mengajar itu adalah berusaha mengadakan perubahan situasi dalam proses pengembangan dirinya (Natawijaya 1979: 50).

Dalam proses belajar mengajar hendaknya dilakukan latihan-latihan agar penguasaan materi pelajaran lebih maksimal menurut Kurniasih (1995: 47). Setiap akhir pembahasan suatu materi hendaknya diikuti dengan kegiatan latihan soal oleh siswa sebagai upaya mengetahui tingkat penguasaan siswa dan kesalahan konsep siswa dalam memahami materi.

Menurut Bloom (1956: 56) keberhasilan siswa dalam belajar dipengaruhi oleh ranah yaitu:

1. Ranah Kognitif yaitu keberhasilan yang dilihat dari kemampuan siswa. 2. Ranah Efektif yaitu keberhasilan yang dilihat dari dan besar minat siswa

dalam mengikuti pembelajaran.


(17)

D. Pengertian Pendidikan IPA dan Perkembangannya 1. Pengertian Pendidikan IPA

Pendidikan menurut Siswoyo (2007: 21) merupakan proses sepanjang hayat dan perwujudan pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi dalam rangka pemenuhan dan cara komitmen manusia sebagai mahluk individu dan mahluk sosial, serta sebagai makhluk Tuhan.

Sugiharto (2007: 3) menyatakan bahwa pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu proses sadar dan terencana dari setiap individu maupun kelompok untuk membentuk pribadiyang baik dalam mengembangkan potensi yang ada dalam upaya mewujudkan cita-cita dan tujuan yang diharapkan.

IPA itu sendiri berasal dari kata IPA yang berarti alam. IPA menurut

bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta di peroleh melelui metode tertentu yang teratur, sistematik berobjek, bermetode dan berlaku

Menurut Abdullah (1998: 18) IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan cara melakukan observasi, experimentasi, penyimpulan, penyusunan teori,


(18)

dan demikian seterusnya kait mengait antara cara yang satu dengan cara yang lain.

Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan didapatkan dari hasil experiment dan observasi yang bersifat umum sehingga akan terus disempurnakan.

Pendidikan IPA merupakan disiplin ilmu yang di dalamnya terkait dengan ilmu pendidikan dan IPA itu sendiri. Sebelum mengetahui lebih jelas mengenai pendidikan IPA serta ruang lingkupnya, IPA memiliki dua pengertian yaitu dari segi pendidikan dan IPA itu sendiri.

Dalam pembelajaran IPA mencakup semua materi yang terkait dengan objek alam serta persoalannya. Ruang lingkup IPA yaitu mahluk hidup, energy dan perubahannya, bumi dan alam semesta serta proses materi dan sifatnya. IPA terdiri dari tiga aspek yaitu fisika, biologi, dan kimia. Pada aspek fisika IPA lebih memfokuskan pada benda-benda tak hidup. Pada aspek biologi IPA lebih memfokuskan dengan persoalan yang terkait dengan mahluk hidup serta lingkungannya. Sedangkan pada aspek kimia IPA mempelajari gejala-gejala kimia baik yang ada pada mahluk hidup maupun benda yang tak hidup yang ada dialam. Dari uraiyan di atas mengenai pengertian pendidikan dan IPA maka pendidikan IPA merupakan penerapan dalam pendidikan dan IPA itu untuk tujuan pembelajaran termasuk pembelajaran dii SD.


(19)

Pendidikan IPA menurut Tohari (1978:3) merupakan usaha untuk menggunakan tingkah laku siswa hingga siswa memahami proses-proses IPA, memiliki nilai-nilai dan sikap yang baik terhadap IPA serta menguasai materi IPA berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori IPA.

Pendidikan IPA menurut Sumaji (1998: 46) merupakan suatu ilmu pengetahuan sosial yang merupakan disiplin ilmu bukan bersifat teoritis melainkan gabunganantara disiplin ilmu yang beersifat produktif.

Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan IPA merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk mengungkap gejala-gejala alam dengan menerapkan langkah-langkah ilmiah serta untuk membentuk kepribadian atau tingkah laku siswa sehingga siswa dapat memahami proses IPA dan dapat dikembangkan di masyarakat.

Pendidikan IPA menjadi suatu bidang ilmu yang memiliki tujuan agar setiap siswa terutama yang ada di SD memiliki kepribadian yang baik dan dapat menerapkan sikap ilmiah serta dapat mengembangkan potensi yang ada di alam untuk dijadikan sebagai sumber ilmu dan dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian pendidikan IPA bukan hanya sekedar teori akan tetapi dalam setiap bentuk pengajarannya lebih ditekankan pada bukti dan kegunaan ilmu tersebut. Bukan berarti teori-teori terdahulu tidak di gunakan, ilmu tersebut akan selalu digunakan sampai menemukan ilmu dan teori baru. Teori lama digunakan sebagai pembuktian dan penyempurnaan ilmu-ilmu alam yang baru. Hanya saja teori tersebut


(20)

bukan untuk dihafal namun diterapkan sebagai tujuan proses pembelajaran. Melihat hal tersebut di atas napaknya pendidikan IPA saat ini belum dapat menerapkannya.

Perlu adanya usaha yang dilakukan agar pendidikan IPA yang ada saat ini dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan awal yang akan dicapai. Karena kita tahu bahwa pendidikan IPA tidak hanya pada teori-teori yang ada namun juga menyangkut pada kepribadian dan sikap ilmiah dari peserta didik. Untuk itu maka kepribadian dan sikap ilmiah perlu di tumbuhkan agar menjadi manusia yang sesuai dengan tujuan pendidikan.

2. Perkembangan Pendidikan IPA

Peerkembangan pendidikan IPA bertujuan agar siswa paham dan menguasai konsep alam. Pembelajaran ini juga bertujuan agar siswa dapat menggunakan metode ilmiah untuk menyelesaikan persoalan alam tersebut. Pendidikan IPA itu sendiri memiliki peran penting dalam meningkatkan mutu pendidikan terutama dalam menghasilkan peserta didik yang berkuualitas yang mempunyai pemikiran kritis dan ilmiah dalam menanggapi isu di masyarakat. Perkembangan IPA ini dapat menyesuaikan dengan era teknologi informasi saat ini tengah hangat di bicarakan dalam dunia pendidikan. Menyadari hal ini maka pendidikan IPA perlu mendapat perhatian, sehingga dapat dilakukan suatu usaha yang disebut modernnisasi. Modernisasi merupakan proses pergeseran sikap, secara berpikir dan bertindak sesuai dengan tuntutan zaman. Dengan demikian modernnisasi pendidikan IPA memiliki upaya untuk mengubah system menjadi lebih modern dan akan berjalan dinamis.


(21)

Modernisasi dalam pendidikan IPA meliputi dua hal yaitu materi IPA dan matematika, serta system penyampaian. Modernisasi pendidikan IPA telah berkembang di negara-negara maju seperti amerika, namun untuk Indonesia sendiri belum nampak perkembangannya.

Modernisasi dilakukan di Indonesia terkait dengan adanya perubahan kurikulum yang dominan terlihat pada kurikulum 1975, kurikulum ini berpengaruh pada kurikulum 1984 dan 1994. Selanjutnya berubah menjadi kurikulum 2004 yang biasa dikenal dengan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) sampai akhirnya kini telah disempurnakan menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

1. Pertama kali dilakukan pada tahun 1947. Pembaharuan tersebut di lakukan untuk mengganti seluruh system pendidikan kolonial Belanda yang sebelumnya telah dicanangkan di Indonesia. Perubahan ini sangat didukung dengan masih adanya semangat revolusi nasional dan semangat proklamasi kemerdekaan yang masih menyala-nyala. Perubahan yang pertama atau disebut dengan rencana pelajaran tahun 1947 ini menekankan pada pembentukan karakter manusia.

2. Pembaharuan yang kedua terjadi dengan keluarnya rencana pendidikan tahun 1964. Pembaharuan kurikulum ini didasarkan pada usaha ketertinggalan pada pendidikan di Indonesia di bidang ilmu alam (IPA) dan matemetika.

3. Pembaharuan yang ketiga terjadi karena dikeluarkannya Kurikulum 1968. Pembaharuan ini terjadi bersamaan dengan beralihnya sistem pemerintahan di orde lama ke orde baru. Keadaan tersebut menuntut


(22)

adanya pembaharuan dalam segala aspek kehidupan yang salah satunya adalah pendidikan.

4. Pembaharuan yang ke empat terjadi seiring dengan diterbitkan Kurikulum 1975/1976/1977, Kurikulum ini ditandai dengan adanya usaha yang sistematis dalam penyusunan Kurikulum tersebut. Bahan-bahan yang empiris dijadikan dasar dalam penyusunan kurikulum ini. a. Kurikulum 2004 (KBK)

KBK tidak di tetapkan dalam UU atau peraturan pemerintah. Alas an dirubah Kurikulum 1994 menjadi KBK karena mutu pendidikan di Indonesia kurang baik dan banyak siswa yang tidak menerapkan ilmu pengetahuan yang mereka dapatkan. Selain itu mereka di tuntut untuk menghafal materi tanpa memehaminya sehingga apa yang telah di ujikan maka materi itu akan dengan mudah lupa.

Oleh karena itu, dengan berubahnya kurikulum 1994 menjadi KBK diharapkan dapat menekan Kurikulum pada kompetensi yang harus di miliki dan dikuasai siswa dalam menyelesaikan pembelajaran. Menurut Paul (2007: 43) kompetensi merupakan kemampuan yang dapat berupa ketrampilan, nilai hidup siswa yang dapat mempengaruhi cara mereka berfikir dan bertindak.

Secara umum KBK memiliki enam karakteristik menurut Joko (2007: 102) yaitu: (1) sistem belajar dengan modul, (2) menggunakan keseluruhan sumber belajar, (3) pengalaman lapangan, (4) strategi individual personal, (5) kemudahan belajar dan, (6) belajar tuntas.


(23)

Dalam kurikulum KBK ini sekolah diberi keleluasaan dalam menyusun dan mengembangkan silabus mata pelajaran sehingga dapat mengakomodasi potensi sekolah, kebutuhan dan kemampuan peserta didik serta kebutuhan masyarakat sekitar sekolah. Di samping itu, kurikulum ini juga menuntut siswa untuk aktif dan di harapkan lulusan dari tingkat SD siswa dapat berfikir logis, kritis, dan inovatif serta dapat memecah masalah sesuai metode ilmiah.

b. Kurikulum 2006 (KTSP)

KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan) merupakan kurikulum yang di sempurnakan dari kurikulum 2004 (KBK). Kurikulum ini disusun oleh masing-masing satuan pendidikan atau sekolah. Prinsipnya hampir sama dengan KBK. KTSP diberlakukan mulai tahun 2006/2007. Dalam kurikulum ini pemerintah hanya sebagai pengambang kompetensi sebagai standar isi dan kelulusan. Selanjutnya sekolah bebas menyusun kurikulum sesuai dengan keadaan sekolah dan siswa didik.

KTSP disusun dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam UU Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional permen No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Dalam KTSP pendekatan belajar berbasis kompetensi dan terjadi penataan materi, jam belajar dan struktur program (Joko, 2007: 102).

Perubahn kurikulum harus beranjak dari kompetensi yang berdasar kepada kebutuhan dimasyarakat. Harapannya dengan kurikulum


(24)

terakhir yang lebih kenal dengan KTSP lebih mudah di terapkan karena guru di beri kebebasan untuk mengembangkan kompetensi siswa. Keberhasilan pendidikan akan tergantung pada sekolah dan guru yang menerapkan kurikulum tersebut. Harapannya dapat meningkatkan kualitas SDM.

E. Kurikulum IPA di Indonesia

Melihat dari kurikulum di atas maka kurikulum pendidikan IPA di SD telah di rancang sebagai pembelajaran yang berdimensi kompetensi karena IPA sangat penting sebagai ilmu pengetahuan dan untuk mengembangkan teknologi.

Kurikulum sebelum KTSP IPA di SD diajarkan dengan memisahkan mata pelajaran kedalam tiga aspek yaitu fisika, biologi, dan kimia. Dalam hal ini ketiga mata pelajaran ini hanya mencakup pada aspek IPA pada teknologi dan masyarakat. Padahal tujuan dari pembelajaran IPA bukan hanya pada konsep tetapi keterampilan pross agar dapat berpikir ilmiah, rasional dan kritis. Sesuai dengan adanya isi materi yang kurang mengena pada teknologi maka ketiga aspek tersebut dirangkum dalam satu mata pelajarn yaitu Pendidikan IPA terpadu yang saat ini telah di terapkan dalam kurikulum KTSP.

F. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan metode praktikum telah banyak dilakukan,

diantaranya oleh Dwi Penerapan Metode

Praktikum untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Pokok Materi Fotosintesis dengan Media Riil Pada Siswa Kelas VIII G SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011, Indara Lohanata dengan judul


(25)

Studi Komparasi Pengajaran Menggunakan Metode Praktikum dan Metode Simulasi Komputer pada Pokok Bahasan Sistem Koloid dengan Memperhatikan Emotional Quotient (Eq) Siswa Kelas II Semester 2 SMA

Negeri 10 Purworejo Tahun Pela i

Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Negeri 5 Tegal Kelas XI IPA dalam Sub Pokok Materi Pergeseran Kesetimbangan Kimia Melalui Metode Praktikum tahun pelajaran 2007/2008.

Dari ketiga hasil penelitian yang relevan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa metode praktikum dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

G. Kerangka Berfikir

Pendidikan IPA merupakan di siplin ilmu yang didalam nya terkait antara pendidika dengan IPA. Pendidikan merupakan suatu proses sadar dan terencana dari setiap individu maupun kelompok untuk membentuk pribadi yang baik dalam menggembangkan potensi yang ada dalam upaya mewujudkan cita-cita dan tujuan hidup yang diharapkan. IPA sendiri merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan hasil eksperimen atau obsevasi yang bersifat umum sehingga akan terus di sempurnakan dari dua engertian di atas dapat di simpulkan bahwa pendidikan IPA merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk mengungkap gejala-gejala alam dengan menerapkan langkah-langkah ilmiah serta untuk membentuk kepribadian atau tingkah laku siswa sehingga siswa dapat memahami proses IPA yang kemudian dapat dikembangkan di masyarakat.


(26)

Pendidikan IPA di SD memiliki tujuan agar peserta didik dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar yang kemudian dapat dikembangkan menjadi suatu ilmu yang baru.

Perkembangan IPA ditanda dengan pesatnya perkembangan teknologi yang berpengaruh dalam kehidupan di masyarakat. Oleh sebab itu pendidikan IPA sangat diperlukan, melalui pembelajaran IPA ini, diharapkan peserta didik dapat menggali pengetahuan melalui kerja ilmiah dan terus mengembangkan sikap ilmiah.

Dari beberapa temuan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa IPA merupakan suatu ilmu dimana objeknya adalah alam dan lingkungan serta hukum-hukum yang pasti dan berlaku setiap saat.

H. Hipotesis Tindakan

dalam pembelajaran menggunakan metode praktikum dengan tahap yang tepat dan benar maka dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi hubungan antar gaya gerak kelas V SDN Banjar Agung Udik.


(27)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Seting dan Karatkteristik Subjek Penelitian 1. Tempat Penelitian

Panelitian dilakukan di SD Negeri Banjar Agung Udik kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada semester genap Tahun Pelajaran 2011/2012 selama 3 bulan yaitu dari bulan April sampai dengan Juni 2012.

B. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Banjar Agung Udik sebanyak 11 siswa yang terdiri dari 5 laki-laki dan 6 perempuan.

C. Teknik Pengumpulan Data

Lembar pengamat satu adalah lembar pengamat untuk menilai kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Teknik pengumpulan data pada lembar pengamat 1 adalah lembar pengamatan diisi atau dilakukan oleh pengamat lain selain penulis (dalam hal ini adalah kepala sekolah) kemudian dianalisis lembar pengamat 2 adalah lembar pengamatan yang digunakan guru untuk mengamati aktivitas setiap siswa selama mengikuti proses pembelajaran pada setiap siklus.


(28)

Teknik pengumpulan data pada lembar pengamat ke 2 adalah lembar pengamatan diisi oleh guru sebagai peneliti dan hasilnya kemudian dianalisis.

D. Validitas Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini dalam menentukan keabsahan data yang diperoleh salah satu caranya adalah dengan teknik triangulasi, yaitu tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

Menurut Patton (dalam Sulistiany 1999) ada 4 macam triangulasi Sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu :

1) Triangulasi data. Mengguanakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda.

2) Triangulasi pengamat. Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan data. Dalam penelitian ini, teman sejawat bertindak sebagai pengamat (expert judgement) yang memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data.

3) Triangulasi teori. Penggunaan berbagai teori yang berlaianan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut.

4) Triangulasi metode. Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian


(29)

ini, peneliti melakukan metode observasi pada saat pelaksanaan kegiatan penelitian dilakukan.

E. Teknis Analisis Data

Data yang di peroleh dari setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus di analisis untuk kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran 1) Analisis kualitatif, digunakan untuk menganalisis data yang terdiri dari:

a. Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

Data aktivitas siswa diperoleh melalui pengamatan langsung terhadap aktivitas siswa selama proes pemmbelajaran. Data tersebut di catat dengan menggunakan lembar observasi kegiatan siswa. Data kualitatif pada lembar observasi kegiatan siswa di analisis menggunakan teknik presetase.

NP = 100

Keterangan :

NP : Nilai persen yan di cari atau di harapkan R : skor mentah yang di peroleh oleh siswa

SM : skor maksimum ideal dari aspek yang di amati 100 : bilangan tetap

(Sumber Purwanto, 2008 : 102)

Setelah di peroleh presentase hasil kegiatan siswa, kemudian di kategorikan sesuai dengan kualifikasi hasil observasiseperti table 2 di bawah ini

Tabel 2. Kualifikasi Hasil Observasi


(30)

Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Sangat kurang aktif (Sumber Prayitno, 2010 :49).

b. Data kinerja guru dalam pembelajaran.

Data kinerja guru di peroleh dari pengamatan langung. Kinerja guru ketika melaksanakan pembelajaran di kelas, Anlisis kualitatif pada lembar penilaian kinerja guru menggunakan teknik presentase.

NP = 100

Keterangan :

NP : nilai persen yang di cari atau di harapkan R : skor mentah yang di peroleh

SM : skor maksimum ideal dari aspek yang di amati 100 : bilangan tetap

(Sumber Purwanto 2009 : 41).

Setelah di peroleh presentase mengenai kinerja guru dalam melaksakan pembelajaran, kemudian di kategorikan sesuai dengan kualifikasi hasil observasi seperti pada table 3.

Tabel 3. Kualifikasi Hasil Observasi

Nilai kerja (NK) yang diperoleh Kualifikasi Sangat aktif

Aktif Cukup aktif Kurang aktif


(31)

20% Sangat kurang aktif (Sumber Prayitno, 2010 :49)

2) Analisis Kuantitatif

a. Data yang di dapat berupa data kuantutatif seperti tes hasil belajar siswa secara individual dengan menggunakan rumus.

S = 100 Keterangan :

S : nilai yang di harapkan

R : jumlah skor / item yang di jawab benar N : skor maksimum dari tes

100 : konstanta

(Sumber adaptasi Purwanto 2008 : 112).

b. Nilai rata-rata seluruh siswa dengan didapat menggunakan rumus:

= £ x I

Keterangan:

X = rata-rata hitung nilai N = banyak siswa xI = nilai siswa (Heriyanto, 2009: 42)

c. Dan untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal

ketuntasan klasikal =jumlah siswa yang tuntas belajarx 100%

(Sumber : Purwanto, 2008; 102)


(32)

Dan Seterusnya

Tingkat keberhasilan % Arti

> 80% Sangat tinggi

60 79 Tinggi

40 59 Sedang

20 39 Rendah

< 20% Sangat rendah

(Sumber: Aqib, 2009: 41).

F. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan tiga siklus masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yakni perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Prosdur penelitian ini megikuti alur PTK seperti di bawah ini.

Bagan Alur PTK

Sumber : Sudrajad Akhmad, word press.com I. Siklus I

Kegiatan penelitian dimulai dengan dilaksanakannya siklus I, siklus ini dilaksanakan dalam satu kali pertemuan, adapun tahapan dalam siklus ini adalah sebagai berikut dibawah ini.

1. Tahap Perencanaan

Perencanaan Pelaksanaan

Pengamatan Refleksi

Siklus 1

Perencanaan Pelaksanaan

Pengamatan Refleksi

Siklus 2


(33)

Pada tahap perencanaan peneliti dan guru secara kolaboratif partisipatif melakukan kegiatan antara lain:

a. Membuat pemetaan, silabus, dan rencana perbaikan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran praktikum dengan materi hubungan antar gaya gerak.

b. Menyiapkan media pembelajaran c. Menyiapkan lembar topik siswa d. Membuat lembar kerja siswa

e. Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran

f. Menyusun instrument evaluasi pembelajaran yang diperlukan pada siklus.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini tindakan merupakan implementasi dari perencanaan-perencanaan yang telah disimulasikan dan direvisi pada siklus I ini diawali dengan mengkondisikan kelas. Pertama-tama siswa diberikan apersepsi dan penjajakan kemampuan awal siswa. Tahap berikutnya siswa diberikan pula informasi tentang tujuan yang akan dicapai. Adapun pada kegiatan berikutnya guru merumuskan masalah yang telah ditentukan.

3. Tahap Pengamatan/Observasi

Pada tahap ini pengamatan atu observasi dilakukan bersama dengan tahap tindakan. Hal ini tentu karena guru sebagai peneliti sekaligus juga sebagai penyampai materi.


(34)

Pada tahap ini pula dilakukan pengumpulan data-data yang diperlukan. Tiap-tiap tindakan yang dilakukan oleh guru maupun siswa akan diamati oleh Observer. Observer disini adalah teman sejawat sebagai peneliti beserta instrument yang digunakan dalam obsrvasi adalah pedoman pengamatan dan lembar penelitian yang sudah disediakan digunakan dalam penelitian ini.

4. Tahap Refleksi

Pada akhir siklus I ini diketahui bahwa pelajaran yang terjadi belum optimal. Aktivitas yang di lakukan oleh guru dan siswa belum sesuai dengan yang di harapkan. Berdasarkan refleksi peneliti terhadap hasil belajar observasi siswa, guru nilai evaluasi siklus I dan catatan lapangan diketahui masih terdapat beberapa kekurangan yaitu:

a. Siswa masih sulit dikondisikan, seperti main-main di dalam kelas mengganggu teman yang beda kelompok, keluar masik kelas tanpa alasan dan tidak menghiraukan tugasnya.

b. Penggunaan waktu pembelajaran belum sesuai dengan alokasi waktu yang disediakan. Guru sering kali kekuranggan jam pelajaran karena waktu belajar yang efektif sebagian besar habis untuk mengkondisikan kelas.

c. Pada pembentukan kelompok, suasana kelas menjadi tidak efektif karena siswa berebut tempat duduk dan sibuk memutar bangku. Ada pula siswa yang malu bergabung dengan kelompoknya karena merasa dirinya tidak mampu dan memilih duduk memisah dari kelompoknya.


(35)

d. Diskusi pada beberapa kelompok belum berjalan dengan baikkarena ketidak cocokan antara anggota, seperti pada beberapa anggota kelompok yang tidak mau bekerja sama dan hanya mengandalkan teman kelompoknya.

e. Guru belum maksimal dalam pengelolaan pembelajaran dan mengkondinisikan kelas. Sehingga banyak siswa yang melakukan kegiatan lain, seperti mengobrol dan mengganggu teman.

Kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I menjadi indikator bahwa aktivitas siswa dan guru belum optimal oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan. Adapun perbaikan yang harus dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut.

a. Guru lebih memotifasi siswa untukbersikap produktif dan tidak main-main saja didalam kelas.

b. Guru harus memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien.

c. Guru harus membuat suatu cara yang lebih efektif dalam pembentukan kelompok.

d. Guru harus memberikan bimbingan lebih kepada siswa dalam mengamati bagian yang harus dicari-cari sifatnya.

e. Guru lebih memotifasi siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan guru serta pentingnya dalam kelompok.

f. Guru lebih memfokuskan perhatian kepada siswa dengan memberikan teguran pada siswa yang melakukan aktivitas diluar aktivitas pembelajaran.


(36)

g. Pada kegiatan presentasi guru membimbing siswa menyusun prosedur formal/baku yang dapat di gunakan untuk menyelesaikan soal-soal sejenis secara langsung, tanpa bantuan konteks.

II. Siklus II

1. Tahap Perencanaan

Prosedur penelitian pada siklus II juga sama seperti pada siklus I yaitu dengan membuat perencanaan antara guru dan penelitian secara kolaboratif antara lain sebagai berikut.

1. Membuat pemetaan, silabus dan rencana perbaikan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran praktikum dengan materi hubungan antar gaya gerak.

2. Menyiapkan media pembelajaran. 3. Menyiapkan lembar topik.

4. Membuat lembar kerja siswa.

5. Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran.

6. Menyusun instrument evaluasi pembelajaran yang diperlukan pada siklus.

2. Tahap Tindakan

Sesuai dengan rancangan pembelajaran, pada siklus II ini dilakukan tindakan sebagaimana yang ada pada rencana pengajaran harian. Hal ini sama dengan yang dilakukan pada siklus II penerapan metode demontrasi dengan alat peraga diusahakan untuk meningkatkan hasil belajar, minat dan keaktifan siswa pada pelajaran IPA.


(37)

3. Tahap Pengamatan

Setelah melakukan tindakan, peneliti melakukan pengamatan pada setiap perubahan perilaku yang dialami siswa. Pengamatan dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dan membuat catatan penting. Hal ini dilakukan pada siklus I pengamatan dilakukan dengan mengguanakan pedoman pengamatan dan lembar penilai.

4. Tahap Refleksi

Selama kegiatan pembelajaran pada siklus II berlangsung ada beberapa catatan yang menjadi temuan peneliti. Diantaranya yaitu: a. Motivasi yang dilakukan guru dengan cara mendatangi setiap

kelompok mampu meningkatkan aktivitas dan tanggung jawab siswa terhadap tugas pokoknya.

b. Pembentukan kelompok yang dilaksanakan pada setiap siklus sebelumnya mampu menghemat waktu secara efektif. Sehingga guru tidak lagi kekurangan waktu dalam melaksanakan rencana pembelajaran yang telah dibuat.

c. Pemberian bimbingan yang telah dilakukan oleh guru secara intensif kepada kelompok yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS telah membangkitkan motivasi siswa untuk mengerjakan LKS.

d. Pemberian reward pada setiap siklus dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk menyelesaikan tugas.


(38)

e. Pemberian perhatian secara intensif kepada siswa yang melakukan aktivitas di luar aktivitas pembelajaran dan memberikan tugas secara langsung mampu mengurangi kegaduhan di dalam kelas. f. Dari beberapa temuan diatas, proses pembelajaran pada siklus II

menunjukan sudah berjalan lebih baik dari pada siklus sebelumnya. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada siklus II.

Meskipun proses pembelajaran pada siklus II sudah berjalan sesuai dengan harapan, pembaikan proses pembelajaran harus terus dilakukan sebagai upaya peningkatan aktivitas dan hasil belajar yang lebih baik lagi. Berdasarkan paparan siklus I dan II, rekomendasi untuk perbaikan tindakan pada pendekatan praktikum selanjutnya.

a. Mempertahankan kinerja yang sudah baik pada proses pembelajaran yang telah dilakukan, beberapa diantaranya guru selalu tampil semangat dan bersedia memberikan bimbingan secara intensif pada setiap kelompok.

b. Selalu memperhatikan alokasi waktu untuk setiap tahapan yang dimuat pada RPP agar sesuai dengan rencana pembelajaran.

c. Menggunakan fariasi pembelajaran untuk menghilangkan kejenuhan siswa, digunakan metode praktikum. Pada saat pembegian kelompok yang aktif dan berprestasi.

d. Pemberian motivasi terhadap siswa guna meningkatkan antusias siswa dalam pembelajaran.


(39)

Tolok ukur keberhasilan dalam penelitian ini apabila hasil belajar siswa pada pokok bahasan hubungan antar gaya, yaitu nilai rata-rata yang dihasilkan 60 atau lebih dan siswa yang mendapat nilai 60 atau lebih sejumlah minimal 75% dari jumlah siswa (Mulyasa, 2003: 102).


(40)

1

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan, maka dapat disimpulkan antara lain sebagai berikut.

1. Penggunaan metode pembelajaran praktikum pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran pada setiap siklusnya. Pada siklus I, persentase aktivitas siswa mencapai 45,71% dengan kategori kurang aktif dan pada siklus II persentase aktivitas siswa meningkat menjadi 74,29% dengan kategori aktif.

2. Penggunaan metode pembelajaran praktikum pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Banjar Agung Udik, siklus I nilai rata-rata sebesar 59,91 dan siklus II menjadi 75,91. Selain itu, dari ketuntasan hasil belajar yang diperoleh pada siklus I ketuntasan secara klasikal hanya mencapai 45,45% dan dilanjutkan pada siklus II ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 90,90%.

B. Saran

Sehubungan dengan kesimpulan hasil penelitian di atas, maka saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti antara lain sebagai berikut.


(41)

2

Untuk menambah motivasi dan keaktifan belajar siswa perlu adanya strategi pembelajaran yang sesuai, sehingga dapat meningkatkan ketrampilan proses siswa melalui kegiatan praktikum yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati mengelompokkan, mengukur, dan melakukan percobaan dan berdiskusi dengan teman yang lain. Sehingga proses KBM menjadi lebih bervariasi dan tidak monoton.

2. Bagi Guru

Guru harus pandai dalam mengelola pembelajaran, keterlibatan antara guru dan siswa dalam pembelajaran sangat membantu siswa dalam menguasai suatu konsep dalam pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

Mata pelajaran IPA sebaiknya disampaikan dengan dukungan penggunaan sarana dan prasarana laboratorium di sekolah pada setiap pembelajaran. Hal ini akan meningkatkan motivasi dan keingintahuan siswa sehingga hasil belajar yang diperoleh dapat maksimal.

4. Bagi Peneliti

Disarankan kepada para peneliti bidang pendidikan hendaknya hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan perbandingan atau masukan untuk melakukan penelitian yang lebih luas. Masalah itu mungkin dapat dijadikan bahan penelitian yang mendalam praktis dan aplikatif.


(42)

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PRAKTIKUM MATA PELAJARAN IPA

KELAS V SD NEGERI BANJAR AGUNG UDIK TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(Penelitian Tindakan Kelas)

Oleh

KARWIYAH NPM 1013127020

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(43)

xiv

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

1. Data Evaluasi Siklus I ... 51

2. Hasil Belajar Siswa Menurut Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) .... 52

3. Data Evaluasi Siklus II... 61

4. Hasil Belajar Siswa Menurut Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Siklus II ... 62

5. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ... 68

6. Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II ... 70


(44)

xi DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GRAFIK/DIAGRAM... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Metode Pembelajaran Praktikum ... 8

B. Aktivitas Belajar... 13

C. Hasil Belajar ... 15

D. Pengertian Pendidikan IPA dan Perkembangannya ... 16

E. Kurikulum IPA di Indonesia ... 23

F. Hasil Penelitian yang Relevan... 24

G. Kerangka Berpikir ... 24

H. Hipotesis Tindakan... 26

BAB III. METODE PENELITIAN ... 27

A. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian... 27

1. Tempat Penelitian... 27

2. Waktu Penelitian ... 27

B. Subjek Penelitian... 27

C. Teknik Pengumpulan Data... 27

D. Validitas Data... 28

E. Teknik Analisis Data... 29

F. Prosedur Penelitian... 32

G. Indikator Keberhasilan ... 39

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Gambaran Umum SDN Banjar Agung Udik ... 40

B. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran... 41

C. Hasil Penelitian ... 42

D. Pembahasan... 67


(45)

xii

A. Kesimpulan ... 74

B. Saran... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 76


(46)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1977.Praktik Action Research for Change Arlington Height. Sky Eight. Arikunto, Suharsimi. 2008.Penelitian Tindakan Kelas.Rineka Cipta: Jakarta. Depdiknas. 2006.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). BSNP: Jakarta. Dharmawati, D. Made. 2009. Modul Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:

Universitas Muhamadiyah Prof. Dr. Hamka

Djamarah, Syaful Bahri. 2006.Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta. Dimyati. 1999.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: P.T. Rineka Cipta.

Heri, Hernawan. 2007. Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar. UPI Press: Bandung.

Joni, Raka. 1998.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Muncarno. 2012. Statistik Pendidikan. Metro. PGSD.

Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Purwanto, Ngalim. 1998.Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis.Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sardiman, 2007.Proses dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali: Jakarta. Suyatna. 2007.Model-model Pembelajaran.Universitas Lampung: Lampung. Syah, Muhibin. 1995.Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung:

Remaja Rosda Karya.

Universitas Lampung. 2007.Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung: Universitas Lampung.


(47)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Kualifikasi Hasil Observasi Siswa... 30

2. Kualifikasi Hasil Observasi Guru ... 31

3. Kriteria Tingkst Keberhasilan Belajar Siswa dalam (%) ... 32

4. Jadwal Kegiatan Penelitian Setiap Siklus ... 42

5. Hasil Unjuk Kerja Siswa Kegiatan Praktikum Siklus I ... 48

6. Hasil Evaluasi Siswa Siklus I ... 49

7. Persentase Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus I... 52

8. Hasil Unjuk Kerja Siswa Kegiatan Praktikum Siklus II ... 59

9. Hasil Evaluasi Siswa Siklus II ... 60

10. Persentase Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus II ... 63

11. Perbandingan Aktivitas Siswa Kelas V SD Negeri Banjar Agung Udik Siklus I dan Siklus II... 67

12. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ... 69

13. Peningkatan Kinerja Guru Siklus I dan Siklus II... 71 Halaman


(48)

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PRAKTIKUM MATA PELAJARAN IPA

KELAS V SD NEGERI BANJAR AGUNG UDIK TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh KARWIYAH

Penelitian Tindakan Kelas

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2012


(49)

iii

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertandangan di bawah ini: Nama Mahasiswa : Karwiyah

NPM : 1013127020

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Program Studi : S1 PGSD

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Praktikum Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri Banjar Agung Udik Tahun Pelajaran 2011/2012 adalah hasil pekerjaan sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi hasil penelitian yang telah dipublikasikan atau ditulis orang lain dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada Universitas Lampung atau pada universitas/institut lain.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan seperlunya dan apabila di kemudian hari ternyata peryataan ini tidak benar, maka saya bersedia dituntut berdasarkan undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Bandar Lampung, Agustus 2012 Yang membuat pernyataan,

Karwiyah


(50)

iv

HALAMAN PERSETUJUAN

1. Judul PTK : Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Praktikum Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri Banjar Agung Udik Tahun Pelajaran 2011/2012

2. Penelitian

a. Nama Mahasiswa : Karwiyah

b. NPM : 1013127020

c. Program Studi : S-1 PGSD

d. Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan e. Jurusan : Ilmu Pendidikan

f. Perguruan Tinggi : Universitas Lampung

3. Lokasi Penelitian : SD Negeri Banjar Agung Udik 4. Lama Penelitian : Tiga Bulan

Bandar Lampung, April 2012 Peneliti,

Karwiyah

NPM 1013127020

MENYETUJUI,

Pembimbing

Dr. Sultan Djasmi, M.Pd. NIP 195205041979031002 Ketua Jurusan

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. NIP 195105071981031002


(51)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Sultan Djasmi, M.Pd.

Penguji

Bukan Pembimbing: Drs. Muncarno, M.Pd.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(52)

viii MOTO

Sesunguhnya Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya

(QS. Albaqoroh: 286)

Hidup ini bagai air yang mengalir, namun demikian jangan sampai larut

Ataupun terhanyut oleh derasnya arus kehidupan. Untuk itu do a dan usaha selalu menjadi kunci utama (Penulis)


(53)

vii

PERSEMBAHAN

Dengan kerendahan hati, kupersembahkan karya ini kepada suamiku dan anak-anaku tercinta.

Semoga Allah senantiasa melimpahkan kasih sayang-Nya kepada kita, sehingga kita selalu dapat menjalankan amanat-Nya dan menjadi umat-Nya yang selalu bersyukur dan bertaqwa pada-Nya. Amin


(54)

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Banjar Agung Udik Kecamatan Pugung, pada 18 Oktober 1966. Penulis adalah anak keempat dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Zainudin dan Ibu Rostiyah.

Jenjang pendidikan penulis dimulai dari SD Negeri 1 Tiuhmemon Kecamatan Pugung lulus 1980, SMP Negeri Patoman Kecamatan Pagelaran lulus 1983, SPG Muhammadiyah Pringsewu lulus 1986. Diploma II Universitas Terbuka diselesaikan pada tahun 2004.

Tahun 1986, penulis mulai mengajar sebagai guru di SD Negeri Banjar Agung Udik, Kecamatan Pugung, Kabupaten Tanggamus sampai saat ini.

Tahun 2010, penulis mengikuti Program Pendidikan S-1 dalam Jabatan di FKIP Unila. Penulis sudah melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) atau Program Pemantapan Mengajar (PKM) dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di SD Negeri Banjar Agung Udik tempat penulis mengajar.


(55)

ix

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan PTK dengan Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Praktikum Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri Banjar Agung Udik Tahun Pelajaran 2011/2012 . Salawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Besar Muhammad , serta para sahabat, keluarga, dan pengikutnya yang senantiasa setia sampai akhir zaman. Amin.

Penulis telah banyak menerima bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan PTK ini. Oleh karena itu, dengan segenap jiwa sebagai wujud rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan atas segala bantuan, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak berikut.

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

3. Bapak Dr. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar PPKHB Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;


(56)

x

4. Bapak Dr. Sultan Djasmi, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing, yang tak henti-hentinya memberikan dorongan, saran, dan bimbingan demi kesempurnaan penulisan PTK ini;

5. Bapak Drs. Muncarno, M.Pd. selaku Dosen Pembahas dan Penguji, yang telah memberikan tuntunan dan masukan sehingga PTK ini menjadi lebih sempurna; 6. Ibu Tri Subekti, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri Banjar Agung Udik

Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus atas izin yang diberikan selama mengikuti perkuliahan dan penyelesaian penulisan PTK ini;

7. Ibu Sumiyati, selaku teman sejawat penelitian ini atas kerjasama dan bantuannya;

8. Segenap keluarga besar SD Negeri Banjar Agung Udik Kecamatan Pugung, Kabupaten Tanggamus, yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung dalam penulisan laporan PTK ini.

Penulis menyadari dalam penulisan PTK ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Karena itu, penulis mengharap kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan PTK ini. Harapan penulis, semoga karya kecil ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

Bandarlampung, Agustus 2012 Penulis,


(1)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Sultan Djasmi, M.Pd.

Penguji

Bukan Pembimbing: Drs. Muncarno, M.Pd.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(2)

viii MOTO

Sesunguhnya Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya

(QS. Albaqoroh: 286)

Hidup ini bagai air yang mengalir, namun demikian jangan sampai larut

Ataupun terhanyut oleh derasnya arus kehidupan. Untuk itu do a dan usaha selalu menjadi kunci utama (Penulis)


(3)

PERSEMBAHAN

Dengan kerendahan hati, kupersembahkan karya ini kepada suamiku dan anak-anaku tercinta.

Semoga Allah senantiasa melimpahkan kasih sayang-Nya kepada kita, sehingga kita selalu dapat menjalankan amanat-Nya dan menjadi umat-Nya yang selalu bersyukur dan bertaqwa pada-Nya. Amin


(4)

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Banjar Agung Udik Kecamatan Pugung, pada 18 Oktober 1966. Penulis adalah anak keempat dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Zainudin dan Ibu Rostiyah.

Jenjang pendidikan penulis dimulai dari SD Negeri 1 Tiuhmemon Kecamatan Pugung lulus 1980, SMP Negeri Patoman Kecamatan Pagelaran lulus 1983, SPG Muhammadiyah Pringsewu lulus 1986. Diploma II Universitas Terbuka diselesaikan pada tahun 2004.

Tahun 1986, penulis mulai mengajar sebagai guru di SD Negeri Banjar Agung Udik, Kecamatan Pugung, Kabupaten Tanggamus sampai saat ini.

Tahun 2010, penulis mengikuti Program Pendidikan S-1 dalam Jabatan di FKIP Unila. Penulis sudah melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) atau Program Pemantapan Mengajar (PKM) dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di SD Negeri Banjar Agung Udik tempat penulis mengajar.


(5)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan PTK dengan Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Praktikum Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri Banjar Agung Udik Tahun Pelajaran 2011/2012 . Salawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Besar Muhammad , serta para sahabat, keluarga, dan pengikutnya yang senantiasa setia sampai akhir zaman. Amin.

Penulis telah banyak menerima bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan PTK ini. Oleh karena itu, dengan segenap jiwa sebagai wujud rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan atas segala bantuan, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak berikut.

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;


(6)

x

4. Bapak Dr. Sultan Djasmi, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing, yang tak henti-hentinya memberikan dorongan, saran, dan bimbingan demi kesempurnaan penulisan PTK ini;

5. Bapak Drs. Muncarno, M.Pd. selaku Dosen Pembahas dan Penguji, yang telah memberikan tuntunan dan masukan sehingga PTK ini menjadi lebih sempurna; 6. Ibu Tri Subekti, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri Banjar Agung Udik

Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus atas izin yang diberikan selama mengikuti perkuliahan dan penyelesaian penulisan PTK ini;

7. Ibu Sumiyati, selaku teman sejawat penelitian ini atas kerjasama dan bantuannya;

8. Segenap keluarga besar SD Negeri Banjar Agung Udik Kecamatan Pugung, Kabupaten Tanggamus, yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung dalam penulisan laporan PTK ini.

Penulis menyadari dalam penulisan PTK ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Karena itu, penulis mengharap kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan PTK ini. Harapan penulis, semoga karya kecil ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

Bandarlampung, Agustus 2012 Penulis,


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IVA SDN 2 BANJAR NEGERI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 14 46

PENGGUNAAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VA SD NEGERI 1 PRINGSEWU UTARA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 24 50

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD NEGERI 5 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 15 50

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NHT PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII 1 SEMESTER GENAP SMP NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 70

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 5 BAGELEN GEDUNGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

2 10 48

ENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 5 BAGELEN GEDUNGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 50

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I WONOHARJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 4 46

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PRAKTIKUM MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI BANJAR AGUNG UDIK TAHUN PELAJARAN 2011/2012

9 79 56

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 8 KARANG ANYAR KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 6 58

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 8 KARANG ANYAR KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 7 62