PENGEMBANGAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI PEMBELAJARAN TARI KREASI BARU DI TK DESA KRAJAN I Pengembangan Kecerdasan Kinestetik Anak Melalui Pembelajaran Tari Kreasi Baru Di TK Desa Krajan I Gatak Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014.

PENGEMBANGAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI
PEMBELAJARAN TARI KREASI BARU DI TK DESA KRAJAN I
KECAMATAN GATAKKABUPATEN SUKOHARJO TAHUN
PELAJARAN 2013/2014

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Pendidikan Anak Usia Dini

Disusun Oleh :
ANIS FATMAWATI
A 520100099

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

ABSTRAK
Pengembangan Kecerdasan Kinestetik Anak Melalui Pembelajaran Tari Kreasi
Baru Di TK Desa Krajan I Gatak SukoharjoTahun Pelajaran 2013/2014.


Anis Fatmawati (A 520 100 099), jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan
Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan kecerdasan kinestetik anak
melaui pembelajaran tari kreasi baru di TK Desa Krajan I Gatak Sukoharjo. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), subjek dalam penelitian ini adalah anak TK Desa
Krajan I Gatak Sukoharjo tahun pelajaran 2013/2014. Adapun jumlah anak dalam sati kelas
adalah 27 anak. Penelitian ini bersifat kolaboratif antara peneliti, kepala sekolah, guru kelas.
Data di kumpulkan melalui observasi, cacatatan lapangan, wawancara, dan dokumentasi..
Kriteria ketuntasan yang harus di capai anak adalah 75%. Data dianalisis secara deskriptif
komparatif dan interaktif.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada peningkatan kecerdasan
kinestetik anak melalui pembelajaran tari kreasi baru, pada perkembangan kecerdasan
kinestetik pra siklus sebesar 32,87%, perkembangan kecerdasan kinestetik siklus I sebesar
54,85%, perkembangan kecerdasan kinestetik siklus II sebesar 82,057%. Dari data tersebut
mengalami peningkatan secara konsisten dari prasiklus, ke siklus I dan ke siklus II. Hasil
Penelitian yang di targetkan 75% ternyata di peroleh 82,05% telah melebihi target. Kesimpulan
dari penelitian ini adalah menggunakan pembelajaran tari kreasi baru dapat mengembangkan
kecerdasan kinestetik anak di Tk Desa Krajan I Gatak Sukoharjo.


Kata Kunci : kecerdasan kinestetik, pembelajaran tari kreasi baru.

1

2
PENDAHULUAN
Anak usia dini adalah sosok individu sebagai makhluk sosiokultural yang sedang
mengalami proses perkembangan yang sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya
karakteristik tertentu. Anak usia dini adalah suatu organisme yang merupakan satu kesatuan
jasmani dan rohani yang utuh dengan segala struktur dan perangkat biologis dan psikologis
sehingga menjadi sosok yang unik. Anak usia dini mengalami suatu proses perkembangan yang
fundamental dalam arti bahwa pengalaman perkembangan pada masa usia dini dapat
memberikan pengaruh yang membekas dan berjangka waktu lama sehingga melandasi proses
perkembangan anak selanjutnya ( Santoso 2005:2.6)
Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dalam mendasar sepanjang
rentang pertumbuhan dan perkembangan kehidupan manusia. Pada masa usia dini, semua potensi
anak berkembang secara cepat. Fakta yang di temukan oleh ahli-ahli neurologi, menyatakan
bahwa sekitar 50% kapasitas kecerdasan manusia telah terjadi ketikausia 4 tahun dan 80% teah
terjadi berusia 8 tahun. Pertumbuhan fungsional sel-sel syaraf tersebut membutuhkan berbagai
situasi pendidikan yang mendukung baik situasi pendidikan keluarga, masyarakat maupun

sekolah ( Noorlida, 2010:17)
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang di lakukan melalui pemebrian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendididkan lebih lanjut (Suyadi, 2010:9) Dalam rangka
mengoptimalkan perkembangan anak melalui pendidikan anak usia dini, program pendidikan
harus disesuaikan dengan karakteristik anak yang mempunyai pengalaman dan pengetahuan
yang berbeda. Program pendidikan harus memberikan rangsangan-rangsangan, dorongan,
dukungan kepada anak. Program untuk anak harus memperhatikan seluruh aspek
perkembangananak serta disesuaikan dengan kebutuhan, minat, dan kemampuan anak ( Santoso,
2005 : 2.7)
Salah satu cara yang baik untuk mengenali kecerdasan yang paling berkembang dari
anak-anak adalah dengan mengamati cara mereka dalam menggunakan waktu luang. Pada saat
jadwal anak tidak diatur secara eksternal oleh orang lain, maka anak-anak dapat tampil alamiah
dan apa adanya. Oleh karena itu, aktifitas mereka menunjukan cara belajar mereka dan jenisjenis kecerdasan yang menonjol pada diri mereka. Kapasitas kecerdasan anak sendiri dimulai
sejak usia dini. Dengan demikian pendidikan pada usia dini menjadi hal yang sangat penting

3
untuk membantu mengembangkan kecerdasan anak. Pendidikan anak usia dini merupakan
investasi untuk menyiapkan generasi penerus yang sehat, cerdas, dan ceria. Namun demikian,

penedekatan yang paling popular adalah pengenalan bakat berdasarkan kecerdasan majemuk
(multiple intelelligences) pendekatan ini telah mampu mengurai dan mencakup aspek sifat,
bakat, serta kemampuan sekaligus ( Widayati 2008:6)
Menurut Gardner dalam Widayati (2008:6) menggunakan kata kecerdasan (intelegance)
sebagai pengganti kata bakat. Menurutnya, ada Sembilan kecerdasan yang dapat diidentifikasi,
yaitu :Kecerdasan logis-matematis, Kecerdasan linguistik-verbal, Kecerdasan spasial-visual,
Kecerdasan

musical,

Kecerdasan

kinestetis-ragawi,Kecerdasan

naturalis,Kecerdasan

intrapersonal, Kecerdasan interpersonal, Kecerdasan kinestetik. Strategi untuk melejitkan
kecerdasan akan sangat efektif apabila kita dapat menerapkan konsep multiple intellegences ini
Kecerdasan kinestetik adalah kemapuan dalam menggunakan tubuh kita secara terampil untuk
mengungkapkan ide, pemikiran dan perasaan. Kecerdasan ini meliputi fisik dalam bidang

koordinasi keseimbangan, daya tahan, kekuatan, kelenturan dan kecepatan. Kecerdasanbody
kinestetik sangat bermanfaat bagi siswa dalam mengeksplorasikan gerakan mereka secara
kreatif. Sebagai upaya untuk merangsang daya cipta dan kreatifitas anak maka perlu
dikembangkan suatu pengenalan pembelajaran tari kreasi baru pada

anak usia dini.

Pembelajaran tari pada anak usia dini haruslah dilakukan secara aktif, kreatif dan menyenangka,
karena dengan cara tesebut dapat memberi pengalaman belajar pada anak sesuai dengan
perkembangannya. Dengan demikian pembelajaran tari akan lebih bermakna dalam kehidupan
anak. Pembelajaran tari pada anak usia dini yang sesuai dengan minat anak,sering kurang
mendapat perhatian dari guru. Kondisi ini disebabkan kemampuan guru dalam merancang dan
mengajarkan seni tari terbatas.
Berdasarkan uraian permasalahn tersebut diatas, maka peneliti mencari solusi dengan
menggunakan pembelajaran tari kreasi baru. Peneliti menggunakan pembelajaran tari kreasi baru
karena untuk melatih koordinasi antara mata, tangan dan kaki, melatih keseimbangan, kekuatan,
kelenturan, kecepatan, mengekspresikan perasaan melalui gerakan tubuh, maka peneliti
mengadakan penelitian berjudul “Mengembangkan Kecerdasan Kinestetik Pada Anak
Melalui Pembelajaran Tari Kreasi Baru Di Tk Desa Krajan I Gatak, Sukoharjo Tahun
Pelajaran 2013/2014”


4
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Penelitian ini dilakukan melalui proses kolaborasi antara guru TK, kepala sekolah dan
peneliti dalam mengembangkan kecerdasan kinestetik anak melalui tari kreasi baru.

Subjek Penelitian
Peneliti sebagai subjek pelaku tindakan. Guru kelas dan kepala sekolah sebagai subjek
peneliti yang membantu didalam perencanaan dalam pengumpulan data. Seluruh anak didik di
TK Desa Krajan I Gatak Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014 sebagai subjek yang menerima
tindakan berjumlah 27 anak, yang terdiri dari 13 laki-laki dan 14 perempuan
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dilakukan dengan metode
observasi, catatan lapangan, dan metode dokumentasi.

Analisis Data
Analisis data dalam penelitiana ini adalah deskriptif komparatif dan interaktif, model
deskriptif komparatif ada tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan.

Indikator Pencapaian
Untuk menentukan keberhasilan dalam penelitian ini dan keefektifan penelitian ini,
maka dirumuskan indikator pencapaian yang digunakan sebagai acuan keberhasilan. Adapun
indikator keberhasilan penelitian ini yaitu Lebih dari 75% anak didik dapat meningkatkan
kecerdasan kintestik melalu pembelajran tari kreasi baru.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada anak Tk Desa Krajan I dengan
pembelajaran tari kreasi dapat meningkatkan kecerdasan kinestetik. pada anak dilaksanakan
dalam dua siklus. Tiap siklus dilaksanakan dalam empat tahap yang meliputi: 1) tahap
perencanaan tindakan. 2) tahap pelaksanaan tindakan. 3) tahap observasi. 4) tahap refleksi.
Masing-masing siklus dilaksanakan dalam beberapa pertemuan. Adapun pada siklus I

5
dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan tiap pertemuan dengan alokasi waktu 30 menit. Siklus
II dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, tiap pertemuan dengan alokasi waktu 60 menit..
Sebelum dilakukan penelitian anak Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakuakan oleh peneliti
yang juga sebagai guru disitu menunjukan bahwa sebagian besar kecerdasan kinestetik anak

masih sangat kurang dan belum terkoordinasi dengan baik. Hal ini dapat dilihat dalam aktifias
anak didik dalam menerima pembelajaran mereka hanya sering diajari belajar membaca dan
menulis di kelas. Pembelajaran fisik morik hanya dilakukan kegiatan pemanasan sebelum
kegiatan dimulai dan itu pun dilakukan didalam kelas saja. Pada umumnya sebagian anak
mempunya minat untuk untuk belajar fisik motorik kasar di luar kelas agar mereka menikmati
suasana yang menyenangkan di luar kelas, tetapi ada juga anak-anak yang tidak berminat
cenderung pasif, dan beberapa anak masih belum dapat dikondisikan sehingga kriteria
ketuntasan masih rendah. Peneliti kemudian berkolaborasi dengan guru kelas untuk mengatasi
permasalahan tersebut dengan pembelajaran tari kreasi baru.
Tindakan pada siklus I dilakuakan selama tiga kali pertemuan, peneliti memberikan
pembelajaran tari kreasi baru pada anak didik, meskipun dengan
peningkatan, namun ada beberapa evaluasi yang perlu diperbaiki

cara ini mengalami

di antaranya: prosentase

ketuntasan dalam peningkatan kecerdasan kinestetik yang diperoleh belum memenuhi target
75% yang ditentukan peneliti dan dikatakan belum berhasil. Sehingga pada siklus I masih jauh
dari apa yang telah diharapkan, Berdasarkan amatan tersebut dilakuakan scoring dan diperoleh

hasil observasi kecerdasan kinestetik melalui pembelajaran tari kreasi barusudah menunjukan
peningkatan yaitu dari sebelum rata-rata prosentase pra siklus satu kelas sebesar 32,47% pada
siklus I ini mencapai 54,86%. Hasil observasi kecerdasan kinestetik menunjukan bahwa adanya
peningkatan sebanyak 22.39
Pada penelitian tindakan siklus II dilakuakan tiga kali pertemuan, guru memberikan
variasi gaya pembelajaran dengan memberikan atau memasangkan gelang krincing kaki agar
anak tumbuh motivasi. anak Tk desa Krajan I mengalami peningkatan dipandingkan pada siklus
I, prosentase siklus I baru mencapai 54,86% , sedangkan prosentase pada sikus II telah mencapai
82,058% Pada siklus II dinyatakan berhasil karena pada siklus ini pencapaian melebihi standar
yang ditentukan yaitu prosentase 75% Hasil observasi tersebut menunjukkan bahwa pada siklus
II anak cenderung menjadi lebih baik dan bersemangat ketika melalukan pembelajran tari kreasi
baru. Peningkatan pencapaian ini dikarenakan peneliti menambahkan variasi mengajar yang
belum pernah digunakan guru pada saat pembelajran berlangsung.. Selain itu, peneliti dalam

6
penyampaian intruksi lebih diperjelas, sehingga anak akan memperhatikan penjelasan yang
sampaikan. Keaktifan siswa tidak lagi didominasi oleh anak-anak tertentu saja, melainkan
hampir marata pada semua anak. Anak tidak malu dan takut lagi jika di tunjuk untuk maju
mencontohkan gerakan tarian. Keberanian siswa ini juga tidak lepas dari motivasi-motivasi yang
selalu diberikan oleh guru, sehingga dalam proses pembelajaran trai kreasi baru untuk

meningkatkan kecerdasan kinestetik anak

dapat berjalan dengan lancar, suasana jadi tidak

membosankan, peneliti juga memberikan reward terhadap anak dapat menari dengan baik.
Berdasarkan dari hasil penelitian anak Tk Desa Krajan I yang memenuhi target
ketuntasan dan mengalami peningkatan mulai dari siklus I sampai siklus II, maka peneliti
memutuskan dalam penyelesaian pada siklus II dengan kesimpulan bahwa melalui pembelajaran
tari kreasi baru dapat meningkatkan kecerdasan kinestetik anak.
Tabel 4.5
Perbandingan Pencapaian Prosentase Anak Tiap Siklus
No

Nama anak

Perbandingan prosentase kecerdasan kinestetik
Pra siklus

Siklus I


Siklus II

1

Dinda putri rama

34,37%

56,25%

81,25%

2

Renof willy saputra

37,5%

56,25%

87,5%

3

Wahyu ning kinanti

40,62%

59,37%

96,87%

4

Dilla avrilliana

37,5%

56,25%

93,75%

5

Davit tri pamungkas

37,5%

56,25%

84,37%

6

Doni setyawan

28,12%

46,87%

78,12%

7

Artika putri meladi

40,62%

62,5%

96,87%

8

Arendra dimas arga pratama

28,12%

53,12%

78,12%

9

Putrid nur rahayu

31,25%

59,37%

81,25%

10

Reza alfares

34,37%

53,12%

78,12%

11

Raka adi saputra

31,25%

53,12%

78,12%

12

Raka tri langga

31,25%

56,25%

78,12%

13

Fridzhabilana afgalin A.S

37,5%

56,25%

84,37%

14

Najwa rindrayanti

37,5%

56,25%

84,37%

15

Gita kumala dewi

28,12%

56,25%

81,25%

7
16

Reyhan fajar utomo

31,25%

56,25%

78,12%

17

Vina nur aini

37,5%

53,12%

78,12%

18

Bella nur riski yani

28,12%

53,12%

78,12%

19

Laila nur fatimah

28,12%

50%

81,25%

20

Yeni aulia

34,37%

56,25%

81,25%

21

Raditya rasid adnan

25%

53,12%

81,25%

22

Ariel wahyu prasetyo

31,25%

59,37%

78,12%

23

Martha lita caesha putri

34,37%

59,37%

84,37%

24

Ananda nur hidayat

31,25%

46,87%

78,12%

25

Davina maharani

28,12%

56,25%

78,12%

26

Andika tri saputra

31,25%

46,87%

78,12%

27

Daviona adya frista

31,25 %

53,12%

78,12%

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat pada siklus I peneliti menargetkan prosentase
pencapaian 50%, dan pada siklus I tersebut terdapat 3 anak yang kurang prosentasenya masih
dibawah rata-rata yang ditetapkan peneliti. Anak yang belum mencapai tersebut adalah anakanak yang kurang bisa fokus saat menerima kegiatan, anak tidak memperhatikan apa yang telah
disampaikan oleh peneliti saat proses tindakan berlangsung. Selain itu, dua dari tiga anak
tersebut yang prosentasenya masih dibawah rata-rata suka berlarian kesana kemari sehingga
hanya sebentar saat mengikuti kegiatan . namun pada siklus II semua anak sudah bisa mencapai
prosestase yang telah ditetapkan peneliti sebelumnya yaitu 75%. Anak yang belum bisa
mencapai pada siklus I, pada siklus II ini bisa mecapai karena pembelajran tari yang divariasi
dan penambahan waktu sehingga anak tertarik dan fokus saat mengikuti kegiatan tersebut.

KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian yang telah diuraikan diatas maka dalam usaha
untuk meningkatkan kecerdasan kinestetik melalui pempelajaran tari kreasi baru diajukan
sejumlah saran. Saran tersebut ditunjukan kepada kepala sekolah, guru kelas, dan peneliti beikut
ini :

8
1. Kepada kepala sekolah
a.

Kepala sekolah dapat menjadi motor penggerak dalam perbaikan proses pembelajaran.
Kepala sekolah sebaiknya menjaga hubungan baik dengan guru melalui nkerja
kolaborasi.
b. Sebagai pemegang pemegang kebijakan-kebijakan di sekolahan, maka disarankan
kepada kepala sekoloah agar member kebijakan-kebijakan untuk melestarikan
kebudayaan melalui pembelajaran.
c. Kepala sekolah sebaiknya selalu memantau situasi pembelajaran dikelas agar dapat
mengetahui masalah-masalah yang timbul selama proses pembelajaran berlangsuung,
serta bersama guru berusaha mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi

2. Kepada guru kelas
a. Guru dapat menggunakan pembelajarantari kreasi baru ini dalam pembelajaran
karena dapat melatih kemampuan fisik motorik kasar anak melalui aspek indicator
dengan baik.
b. Guru selalu memberikan semangat, kreasi dan reward dalam mengajarkan kebudaya
kepada anak, agar anak tidak merasa bosan dan selalu bersemangat.
c. Guru hendaknya memberikan bimbingan dan motivasi pada saat pembelajaran agar
dapat berjalan dengan baik dan benar.
3. Kepada peneliti berikutnya
a. Disarankan agar ada peneliti lanjutan dari penelitian ini dengan teknik, materi dan
pendekatan yang berbeda, untuk menambah khasanah kecerdasan kinestetik.
b. Kepada peneliti berikutnya yang berminat didalam penelitian seputar penelitian
kecerdasan kinestetik dan pembelajaran tari kreasi baru dalam proses pembelajaran
diharapkan dapat menyempurnakan hasil penelitian dengan menggali data lebih
lanjut secara variatif, sehingga data yang dihasilkan akan lebih kompleks.

9

Daftar Pustaka
Armstrong, Thomas. 2002. 2009. Setiap Anak Cerdas. Jakarta : PT GramediaPustakaUtama.
Darsinah. 2011. Perkembanagn Kognitif. PSKGJ-FKIP : Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta : PT Gramedian
Pustaka Utama.
Depdiknas.2007. Pengembangan Bakat Non Akademik. Departemen Pendidikan Nasional
Direktor Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktor Pembinaan
Sekolah Luar Biasa.
Ekawarna. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : REFERENSI (GP Press Group)
Hanggeni, Kasih & Retno Lesnarning. 2006. Kesenian Daerah. Surakarta : CV Putra Nugraha.
Lwin, May & Adam Khoo, dkk. 2008. Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan.
Yogyakarta : Indeks.
Matthew, B. Miles & Huberman, dkk. 2007. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Muhyi, Mohammad Faruq. 2007. 60 Permainan Kecerdasan Kinestetik. Jakarta : Grasindo.
Mulyasa. 2011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Musfiroh, Tadkiroatun. 2008. Pengembangan Kecerdasan Majemuk. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Muslich, Masnur. 2012.Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta : PT BumiAksara.
Noorlaila Iva. 2010. Panduan Mengajar PAUD. Yogyakarta : Pinus Book Publisher.
Pekerti, Widia. 2005. Pengembangan Seni. Jakarta : Universitas Terbuka.
PratiwiHajar. 2011. Pengembangan Kecerdasan Kinestetik Melalui Permainan LompatTali Di
TK ABA Karanganyar. Skripsi. Surakarta :
FKIP PG-PAUD, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Rahmawati, herlena. 2011. http://herlenarahmawati.blogspot.com/2011/10/kecerdasanjamak.htpl diaksespada 29 oktober 2013 pukul12.00wib
Rahmi, Tetty. 2008. Keterampilan Musik Dan Tari.J akarta :Universitas Terbuka.
Sanjaya. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :Kencana prenada Media Group.
Santoso, Suegeng. 2005. Dasar-Dasar Pendidikan TK. Jakarta : UniversitasTerbuka.

10
Supriatna, Atang& Rama Sastra Negara. 2010. Pendidikan Seni Tari. Surakarta : CV Putra
Nugraha.
Suyadi. 2010. Psikologi Belajar. Yogyakarta : PT Pustaka Insan Madani.
Suyadi, Slamet. 2005. Konsep Dasar Anak Usia Dini. Jakarta : Depdiknas .
Widayati, Sri &Utami Widijati. 2008. Mengoptimalkan 9 Zona Kecerdasan Majemuk Anak.
Yogyakarta : Luna Publisher.
Yuliana. 2011. Upaya peningkatan kecerdasan kinestetik melalui permainan tradisional gobak
sodor di play group maisithoh kedung lengkong simoboyolali. Skripsi . Surakarta : FKIP
PG-PAUD, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
, (http://materisenibudayablog.blogspot.com/2012/03/memperkenalkan-tari-anak.html)
diaksespada 29 oktober 2013 pukul 12.14 wib
, (http://priyekpriyek.blogspot.com/2008/10/pembelajaran-gerak-lagu-dan-taripada.html) diaksespada 29 oktoberpukul 12. 30 wib