Evaluasi Penganggaran Modal Usaha Sepatu Tamanara dalam Melakukan Ekspansi.

(1)

iv

ABSTRACT

Small and Medium Enterprise (SMEs) is a type of business that many are obtain by various parties due to not require huge capital and can obtain on a variety of fields. Often times business owners do not think about the future of their business in the long term, so obtain a simple business management. The amount of opportunities for growing a business, owners prepare their business demands in order to have good management and structured early on. Calculation of an investment project that will be done by the company developing the capital budgeting process requires proper investment for the plan as expected. This study aims to determine the outcome of the capital budgeting if efforts to expand, do not expand, and the difference both of them. The research concludes that the shoe business of Tamanara feasible for expansion, indicated by payback period (PP) for 1 year and 0,57 months, the value of the net present value (NPV) is positive at Rp 229.641.254, the value profitability index (PI) greater than 1 is 6,5 and the value of the internal rate of return (IRR) is 134,87%. Business owners can expand by adding funds amounting to Rp 41.750.000 which is used as an initial investment.

Keywords: Capital Budgeting, Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Profitability Index (PI), Internal Rate of Return (IRR), Expansion.


(2)

ABSTRAK

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan jenis usaha yang banyak dijalankan oleh berbagai pihak dikarenakan memerlukan modal yang tidak besar dan dapat dijalankan pada berbagai bidang. Sering kali pemilik usaha tidak memikirkan masa depan usahanya dalam waktu jangka panjang, sehingga pengelolaan usaha dijalankan dengan sederhana. Besarnya peluang sebuah usaha untuk berkembang, menuntut pemilik mempersiapkan usahanya agar memiliki manajemen yang baik dan terstruktur sejak dini. Perhitungan proyek sebuah investasi yang akan dilakukan oleh perusahaan berkembang memerlukanproses penganggaran modal yang benar agar rencana investasi sesuai dengan yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari penganggaran modal jika usaha tersebut melakukan ekspansi, tidak melakukan ekspansi dan selisih keduanya. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pada usaha sepatu Tamanara layak untuk melakukan ekspansi, ditunjukkan dengan nilai payback period (PP)yaitu selama 1 tahun 0,57 bulan, nilai net present value (NPV) yang positif sebesar Rp 229.641.254, nilai profitability index (PI) yang lebih besar dari 1 yaitu 6,5 dan nilai internal rate of return (IRR) yaitu 134,87%. Pemilik usaha dapat melakukan ekspansidengan menambahkan dana sebesar Rp 41.750.000 yang digunakan sebagai initial investment.

Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Profitability Index (PI), Internal Rate Of Return (IRR), Ekspansi.


(3)

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... iii

ABSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ...………...xii

BAB IPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Kegunaan Penelitian ... 6

BAB IIKAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Investasi ... 8

2.1.1 Definisi Investasi ... 8

2.1.2 Jenis-jenis Investasi...………...8

2.2Laporan Keuangan... ..10

2.2.1 Definisi Laporan Keuangan ...……….10

2.2.2 Jenis Laporan Keuangan...……….…..10

2.2.3Karakteristik Laporan Keuangan...………...……..….11

2.2.4Pemakai Laporan Keuangan...12

2.2.5Analisis Laporan Keuangan...………….………...12

2.2.6Tujuan Laporan Keuangan...………...…...…..….14

2.3Arus Kas...………….………...14

2.3.1 Definisi Arus Kas.………….………...14

2.3.2 Klasifikasi Arus Kas...……….…..14

2.3.3Metode Pelaporan Arus Kas...………...……...…15

2.3.4Laporan Perubahan Kas...………….………...15

2.4Capital Budgeting (Penganggaran Modal)……...16

2.4.1 Definisi Penganggaran Modal.………….………..……...16

2.4.2 Teknik Penganggaran Modal...………...……….…17

2.4.2.1 Payback Period (PP)……….………...17

2.4.2.2 Net Present Value (NPV)……….………...18

2.4.2.3 Profitability Index (PI)……….………...19

2.4.2.4 Internal Rate of Return (IRR)……….………...19

2.5Usaha Kecil dan Menengah (UKM)...……...20

2.5.1 Definisi Usaha Kecil dan Menengah.………….…….…...20

2.5.2Keunggulan dan Kelemahan Usaha Kecil dan Menengah...……….21

2.5.3 Profil Usaha Kecil Menengah....……...…….……….23


(4)

2.5.5Kriteria UKM...………….………...24

2.6 Kerangka Pemikiran ... 25

BAB IIIMETODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 26

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 26

3.3 Metode Analisis Data ... 27

3.4 Sejarah Perusahaan ... 27

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Initial Cash Flow (Arus Kas Awal)…..………29

4.1.1 Sebelum Ekspansi………...………...29

4.1.2 Setelah Ekspansi………...………...…31

4.1.3 Selisih Initial Cash Flow……….……………...33

4.2Operational Cash Flow (Arus Kas Awal)…..………....34

4.2.1 Operational Cash Flow Sebelum Ekspansi...…...………...34

4.2.1.1 Fixed Cost………...35

4.2.1.2 Variable Cost………...36

4.2.1.3 Biaya Operational………...37

4.2.1.4 Penyusutan………...38

4.2.1.5 Pajak ...………...39

4.2.1.6 Laba Bersih ...………..……...41

4.2.1.7 Cash Flow ...………...41

4.2.2Operational Cash Flow Setelah Ekspansi...…...………...…...42

4.2.2.1 Fixed Cost………...42

4.2.2.2 Variable Cost………...44

4.2.2.3 Biaya Operational………...45

4.2.2.4 Penyusutan………...46

4.2.2.5 Pajak ...………...47

4.2.2.6 Laba Bersih ...………..……...48

4.2.1.7 Cash Flow ...………...49

4.2.2Selisih Operational Cash Flow...…...………...…...49

4.2.2.1 Selisih Fixed Cost………....….50

4.2.2.2 Selisih Variable Cost………..………...50

4.2.2.3 Selisih Biaya Operasional……….…………...51

4.2.2.4 Selisih Penyusutan……….…...51

4.2.2.5 Selisih Pajak ...………..………...52

4.2.2.6 Selisih Laba Bersih ...……….…….…..……...53

4.2.1.7 Selisih Cash Flow ...………..…………...53

4.3 Discount Factor (DF)...………..………...…53

4.4 Payback Period (PP)……….…...53

4.5 Net Present Value (NPV)………..…...………..…55

4.6 Profitability Index (PI)……….….…...…………...…56


(5)

viii BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... ...58

5.2 Saran ... 59

5.3 Keterbatasan Penelitian………...60


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Initial Cash Flow Sebelum Ekspansi ... 29

Tabel 4.2 Initial Cash Flow Setelah Ekspansi ... 31

Tabel 4.3Selisih Initial Cash Flow ………45

Tabel 4.4Fixed Cost Sebelum Ekspansi...………...………35

Tabel 4.5Hasil Fixed Cost Sebelum Ekspansi...……….…36

Tabel 4.6Variable Cost Sebelum Ekspansi...………...…………36

Tabel 4.7Hasil Variable CostSebelum Ekspansi...……….37

Tabel 4.8Biaya Operasional Sebelum Ekspansi...………….…...…………37

Tabel 4.9Hasil Biaya OperasionalSebelum Ekspansi...……….……….38

Tabel 4.10Penyusutan Sebelum Ekspansi...………….…...…………39

Tabel 4.11Tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-undang Pajak Penghasilan....40

Tabel 4.12Pajak Sebelum Ekspansi...……39

Tabel 4.13Laba bersih Sebelum Ekspansi...……….……….41

Tabel 4.14Cash Flow Sebelum Ekspansi...…….……….……….42

Tabel 4.15Fixed Cost Setelah Ekspansi...…….……….……….42

Tabel 4.16Hasil Fixed Cost Setelah Ekspansi...…....….……….44

Tabel 4.17Variable Cost Setelah Ekspansi...…....….……….44

Tabel 4.18HasilVariable Cost Setelah Ekspansi...…....….……….45

Tabel 4.19Biaya Operasional Setelah Ekspansi...…....….……….45


(7)

x

Tabel 4.21Penyusutan Setelah Ekspansi...…....….……….47

Tabel 4.22Pajak Setelah Ekspansi...…....….……….48

Tabel 4.23Laba Bersih Setelah Ekspansi...…....….……….48

Tabel 4.24Laba Bersih Setelah Ekspansi...…....….……….49

Tabel 4.25Selisih Fixed Cost...…....….……….50

Tabel 4.26Selisih Variable Cost Tamanara...…....….……….50

Tabel 4.27Selisih Biaya Operasional...…....….……….51

Tabel 4.28 Selisih Biaya Penyusutan...…....….……….52

Tabel 4.29 Selisih Pajak...…....….……….52

Tabel 4.30Selisih Laba Bersih...…....….……….53

Tabel 4.31Selisih Cash Flow...…....….……….53

Tabel 4.32Payback Period......…....….……….54

Tabel 4.33Net Present Value...…....….……….55

Tabel 4.34Profitability Index...…....….……….56

Tabel 4.35Internal Rate of Return...…....….……….57

Tabel 4.36Internal Rate of Return...…....….……….57

Tabel 5.1Initial Investment......…....….……….58


(8)

BAB I Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Tingkat perekonomian yang tiap tahunnya meningkat membuat individu di dunia harus mencari sumber penghasilan sebanyak-banyaknya agar mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Banyak alternatif mencari sumber penghasilan selain bekerja. Industri kreatif merupakan industri yang menjanjikan secara ekonomi dan membuka lapangan kerja yang luas. Di Negara Inggris dan Amerika potensi industri kreatif cukup menggerakkan perekonomian negara tesebut. Di Inggris, industri kreatif menyumbang pendapatan nasional hingga 8,2%. Di Korea, industri kreatif berpengaruh hingga 20% per tahun dan menjadi industri terbesar setelah industri finansial. Di Singapura, industri kreatif menyumbang 5% PDB-nya yaitu sekitar Rp US$ 5,2 milliar atau sekitar 47 triliun hingga tahun 2011 dan menargetkan meningkat hingga 7% di tahun 2012 (www.pasarkreasi.com diakses pada tanggal 28 Februari 2013). Berbeda di Indonesia, industri kreatif belum bisa berpengaruh besar. Namun Departemen Perindustrian, Departemen Perdagangan, Departemen Komunikasi Dan Informatika mulai bergerak meningkatkan industri kreatif agar menjadi salah satu penyumbang devisa negara yang besar. Hingga tahun 2010, industri kreatif di Indonesia menyumbang 1,9% dari PDB-nya dan masih dibawah negara maju yang berkisar 30%. Dengan demikian, pemerintah harus mendorong masyarakatnya agar tertarik terjun dalam industri kreatif karena peluang ekonominya besar dan negara ini masih membutuhkan pertumbuhan industri kreatif agar dapat menjadi negara yang maju dan mandiri dari segi ekonomi.

Suweca (2012) mengatakan bahwa negara Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi yang positif rata-rata 5% sejak tahun 2000. Pertumbuhan ini melahirkan masyarakat kelas menengah sekitar 9 juta per tahunnya. Peluang pertumbuhan ekonomi di Indonesia dapat menumbuhkan peningkatan kegiatan industri kreatif. Putra (2012) menjelaskan tentang statistik ekonomi kreatif Indonesia 2012 yang


(9)

BAB I Pendahuluan

2

dihimpun oleh Badan Pusat Statistik Indonesia tentang ekonomi kreatif (ekraf) sebagai berikut :

1. Sektor ekonomi kreatif merupakan sektor ke-7 terpenting dari 10 sektor ekonomi nasional. Di 2011, pertumbuhan Product Domestic Bruto (PDB) Ekraf mencapai 4,91%. Ekraf mengungguli Pengangkutan & Komunikasi; Keuangan, Real Estat & Jasa Perusahaan; Listrik Gas & Air Bersih

2. Kontribusi PDB Ekraf terbesar dihasilkan subsektor kuliner (32,2% senilai 169,62 Triliun), fesyen (28,1% senilai 147,6 Triliun) dan kerajinan (15,1% senilai 79,4 Triliun)

3. PDB nominal Ekraf selalu mengalami trend yang meningkat, di tahun 2011 mencapai 526 Triliun, naik 0,16% dibanding 2010 yang mencapai 472,8 Triliun

4. Tenaga kerja sektor Ekraf juga otomatis permintaannya meningkat di 2011 hingga mencapai 11,51 juta orang, naik 4,91% dari 2010 yang hanya 11,49% 5. Kontribusi tenaga kerja terbesar diserap subsektor Fesyen (32,4% senilai 3,73

juta orang) , kuliner (32,1% senilai 3,7 juta orang), dan kerajinan (25,6% senilai 2,95 juta orang).

Dengan data statistik di atas, terbukti bahwa hingga tahun 2012, perkembangan industri kreatif semakin berkembang positif. Dan ini menjadi peluang masyarakat Indonesia untuk memiliki usaha sendiri dan membuka lapangan pekerjaan yang luas.

Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan salah satu usaha yang dapat mengembangkan industri kreatif di Indonesia. UKM menjadi fenomena perekonomian saat terjadi kenaikan harga pangan dan bahan baku sehingga perusahaan besar mengalami kesulitan, sedangkan usaha kecil mampu bertahan di tengah krisis ekonomi. UKM merupakan salah satu kekuatan Indonesia dalam menahan krisis, juga sebagai urat nadi perekonomian untuk negara berkembang dan mempengruhi kesejahteraan bangsa. UKM saat ini marak disosialisasikan oleh pemerintah. Deputi bidang pemasaran dan jaringan usaha Kementrian Koperasi dan UKM, Neddy Rafihaldi Halim menjelaskan bahwa di Tahun 2013 Kementrian


(10)

BAB I Pendahuluan

Koperasi dan UKM akan melakukan klasterisasi bagi UKM yang bergerak di bidang fashion dan dan tekstil serta turunannya. Jumlah UKM di Indonesia hingga tahun 2013 mencapai 55,3 juta dan 10% diantaranya bergerak di bidang fashion, tekstil dan turunannya (www.suarakarya-online.com diakses pada tanggal 27 Februari 2013). Dengan demikian, pemerintah mendukung penuh atas perkembangan UKM di Indonesia dan merupakan peluang besar yang dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat Indonesia.

Untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup dan meningkatkan pertumbuhan UKM, usaha ini menghadapi banyak tantangan dan keterbatasan. Menurut Malarangeng dalam Virdhani (2012) menyatakan bahwa beberapa keterbatasan tersebut diantaranya keterbatasan finansial atau permodalan, keterbatasan pemasaran, keterbatasan manajemen, keterbatasan produksi, pinjaman dengan tingkat suku bunga yang tinggi dan keterbatasan teknologi. Keterbatasan modal merupakan faktor yang dominan mempengaruhi tingkat pertumbuhan UKM karena merupakan keputusan investasi pada aktiva lancar (kas, piutang, dan persediaan) dan utang lancar. Besarnya modal sangat dipengaruhi oleh siklus operasi perusahaan: pengadaan bahan, proses produksi, dan distribusi penjualan (www.radarjogja.co.id diakses tanggal 1 Maret 2013).

Saat ini muncul dan berkembang konsep baru yang disebut Modal Kerja Nol (zero working capital). Konsep ini sudah banyak diterapkan oleh perusahaan besar dan maju. Modal kerja nol akan terjadi jika persediaan ditambah piutang usaha dikurangi hutang jangka pendek sama dengan nol. Logikanya, sekalipun terjadi peningkatan persediaan dan piutang sebenarnya persediaan dan piutang itu dapat dibiayai oleh supplier dalam bentuk utang dagang. Kebijakan ini juga dapat diterapkan sebagai solusi bisnis bagi UKM. Bagi para pengusaha yang tidak memiliki cukup modal, maka dapat melakukan kerjasama dengan pihak lain untuk menjalani modal kerja nol ini. Namun pengusaha perlu bertanggung jawab penuh karena memegang tanggung jawab banyak pihak (www.radarjogja.co.id diakses tanggal 1 Maret 2013).


(11)

BAB I Pendahuluan

4

UKM yang akan dibangun atau yang sudah berdiri harus memiliki penganggaran modal yang baik agar manajemen keuangannya terkendali. Gunawan (2009) menyatakan bahwa capital budgeting merupakan proses dimana financial manager dihadapi dengan keputusan apakah akan berinvestasi pada proyek tertentu atau pada asset tertentu. Hal yang perlu diperhatikan dalam capial budgeting antara lain apakah proyek tersebut menguntungkan perusahaan atau tidak, asset apa yang mendukung untuk proyek tersebut, dan berapa jumlah investasi yang diperlukan untuk asset tersebut. Proyek jangka panjang ini dapat berupa ekspansi pada usaha kecil yang sudah berdiri. Keputusan capital budgeting akan berpengaruh pada waktu yang lama dan mempengaruhi nasib perusahaan di masa yang akan datang.

Nurhayati (2009) menganalisis kelayakan investasi pada UKM di Depok dan disimpulkan bahwa ekspansi layak untuk dijalankan jika pemilik mampu mengoptimalkan pendapatannya dengan cara mendapatkan dana dari investor untuk membeli aktiva tetap yang baru dengan teknologi tinggi untuk mengoptimalkan hasil produksi. Analisis investasi di hitung dengan PP, ARR, PI, NPV, IRR. Hasilnya payback period-nya kurang dari 5 tahun, ARR lebih besar dari tingkat rate of return, PI lebih besar dari satu, NPV bernilai positif, dan IRR lebih besar dari rate of return (cost of capital) sehingga ekspansi layak untuk dijalankan.

Dengan adanya fenomena pengembangan UKM di Indonesia dan peluang untuk melakukan investasi bagi usaha tersebut, peneliti tertarik untuk peneliti penganggaran modal sebuah UKM yang berada di Bandung. Sesuai dengan diadakannya klasterisasi oleh Kementrian Koperasi dan UKM pada tahun 2013 bagi UKM yang bergerak di bidang fashion, maka peneliti memilih untuk meneliti UKM yang bergerak dibidang sepatu dengan sistem custom made yang bernama Tamanara. Tamanara merupakan online shop yang media pemasarannya menggunakan internet seperti media sosial, website (www.tamanara.com) dan aplikasi yang terdapat pada gadget tertentu.

Alasan lain peneliti memilih usaha tersebut karena usaha ini sedang ramai diminati banyak orang untuk dijalankan dan dilihat dari background pendirian usaha ini, memakai konsep modal kerja nol. Usaha ini sudah berdiri sejak tahun 2011


(12)

BAB I Pendahuluan

hingga saat ini. Perkembangan Tamanara dimulai dari merintis penjualan di media sosial saja. Bisnis ini menerapkan konsep modal kerja nol karena Tamanara bekerjasama dengan pemilik tempat produksi sepatu. Biaya pembuatan sepatu didapat dari uang muka konsumen, pihak Tamanara hanya menjadi perantara antara konsumen dan tempat produksi saja. Seiring berjalannya waktu, bisnis ini berkembang dan pendapatannya dapat dikelola untuk membuat tempat produksi sendiri. Hingga kini, Tamanara sudah memiliki workshop pribadi dan beberapa pegawai. Ketertarikan penulis meneliti Tamanara karena usaha ini sedang ramai diminati banyak orang dengan sistem pemasaran online dan berpeluang untuk lebih berkembang menjadi perusahaan besar dalam beberapa tahun ke depan seiring berkembangnya teknologi dan penggunaaan internet di seluruh dunia.

Berdasarkan fenomena yang ada serta objek penelitian yang telah ditentukan maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam mengenai teknik penganggaran modal yang diterapkan kepada usaha sepatu Tamanara dengan judul “Evaluasi Penganggaran Modal Usaha Sepatu Tamanara Dalam Melakukan Ekspansi”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka identifikasi masalah dalam evaluasi penganggaran modal usaha sepatu Tamanara untuk melakukan ekspansi sebagai berikut:

1. Bagaimana perkiraan initial dan operational cash flow yang akan diperoleh Tamanara selama 5 (lima) tahun ke depan jika Tamanara melakukan ekspansi, tidak melakukan ekspansi, dan selisih keduanya?

2. Bagaimana PP (Payback Period), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Profitability Index (PI) dari usaha sepatu Tamanara? 3. Apakah usaha sepatu Tamanara ini layak untuk melakukan ekspansi ?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian evaluasi penganggaran modal usaha sepatu Tamanara dalam melakukan ekspansi dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :


(13)

BAB I Pendahuluan

6

1. Mengetahui perkiraan initial dan operational cash flow yang akan diperoleh Tamanara selama 5 (lima) tahun ke depan jika melakukan ekspansi, tidak melakukan ekspansi dan selisih keduanya.

2. Mengetahui hasil dari PP (Payback Period), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Profitability Index (PI) pada usaha sepatu Tamanara.

3. Mengetahui kelayakan usaha sepatu Tamanara jika pemilik memutuskan untuk melakukan ekspansi dan keuntungan-keuntungan yang diperoleh jika melakukan ekspansi.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi : 1. Pihak perusahaan (Tamanara)

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi perusahaan Tamanara tentang perkiraan perhitungan operational cash flow selama lima tahun. Penelitian ini memprediksikan dengan melakukan ekspansi, dampak apa yang kemungkinan terjadi pada perusahaan. Sehingga pihak perusahaan mampu mengambil keputusan dengan bijaksana dan tepat.

2. Pihak Pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah yang berperan dan berpengaruh besar kepada perkembangan UKM. Dengan adanya penelitian ini, pemerintah mampu melihat peluang dan potensi perkembangan UKM. Sehingga pihak pemerintah siap untuk memfasilitasi kebutuhan usaha kecil ini. Selain itu, pemerintah mampu melihat dampak positif dari keberadaan UKM yang tumbuh disekitar masyarakat dan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.


(14)

BAB I Pendahuluan

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi investor yang ingin bekerjasama dan melakukan investasi dengan usaha kecil. Banyak keuntungan yang akan diperoleh kedua belah pihak.

4. Pihak Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti untuk memberikan pengetahuan tentang pengembangan usaha kecil dan dapat diterapkan dalam kehidupan nyata untuk mencari sumber penghasilan sendiri atau berwirausaha.

5. Pihak Pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca yang ingin mengetahui lebih dalam tentang mengembangkan usaha kecil dan potensinya. Selain itu memberikan referensi untuk membuat penelitian selanjutnya yang lebih baik.


(15)

BAB V Simpulan dan Saran

58

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada usaha sepatu Tamanara dengan beberapa tahap yaitu pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan perhitungan hasil akhir, maka peneliti memperoleh kesimpulan yaitu:

1. Jumlah initial investment yang dibutuhkan jika pemilik Tamanara akan melakukan ekspansi, tidak melakukan ekspansi dan selisih keduanya adalah sebagai berikut:

Tabel 5.1 Initial Investment

Initial Investment Melakukan Ekspansi Tidak Ekspansi Selisih

Rp 78.250.000 Rp 36.500.000 Rp 41.750.000

Sumber: Data yang diolah

Jumlah operational cash flow yang dibutuhkan jika pemilik Tamanara akan melakukan ekspansi, tidak melakukan ekspansi dan selisih keduanya adalah sebagai berikut:

Tabel 5.2

Operational Cash Flow Operational

Cash Flow

Melakukan Ekspansi Tidak Ekspansi Selisih

Tahun 1 Rp 74.783.250 Rp 35.928.000 Rp 38.855.250 Tahun 2 Rp 130.463.991 Rp 69.739.860 Rp 60.724.131 Tahun 3 Rp 209.985.368 Rp 119.374.236 Rp 60.724.131 Tahun 4 Rp 325.348.390 Rp 190.054.198 Rp 135.294.192 Tahun 5 Rp 485.487.992 Rp 288.514.312 Rp 196.973.680


(16)

BAB V Simpulan dan Saran

2. Hasil perhitungan capital budgeting pada usaha sepatu Tamanara dengan menggunakan payback period, net present value, profitability index dan internal rate of return menunjukkan layak atau tidaknya usaha sepatu ini melakukan ekspansi.

- Hasil payback period (PP) yaitu 1 tahun 0,57 bulan. Dengan demikian jika pemilik usaha sepatu Tamanara melakukan ekspansi, maka investasi awal yang dikeluarkan akan kembali dalam waktu 1 tahun 0,57 bulan.

- Hasil net present value (NPV) yaitu positif sebesar Rp 229.641.254. Dengan demikian usaha sepatu Tamanara layak untuk melakukan ekspansi karena ada nilai tambah sebesar Rp 229.641.254.

- Hasil profitability index yaitu sebesar 6,5. Dengan demikian usaha ini layak melakukan ekspansi karena PI > 1, dengan kata lain benefit > cost.

- Hasil internal rate of return yaitu sebesar 134,87%. Hasil perhitungan internal rate of return lebih besar dari rate of return yang ditentukan oleh pemilik Tamanara yaitu sebesar 20%, sehingga investasi dapat diterima.

3. Usaha sepatu custom made Tamanara layak dijalankan karena berdasarkan hasil perhitungan payback period (PP) di bawah 5 tahun, net present value (NPV) hasilnya positif, profitability index lebih besar dari 1, dan internal rate of return (IRR) lebih dari tingkat return yang ditentukan. Dengan hasil perhitungan tersebut, maka Tamanara lebih baik melakukan ekspansi. Jika pemilik Tamanara tidak melakukan ekspansi, maka ada kemungkinan usaha ini memiliki lebih banyak pesaing karena tidak berkembang mengikuti permintaan konsumen dan model sepatu yang terbatas, sehingga pendapatan yang diperoleh sedikit. Namun jika melakukan ekspansi, ada beberapa keuntungan yang diperoleh diantaranya Tamanara mampu menerima orderan dengan jenis sepatu yang lebih beragam, jumlah sepatu yang diproduksi meningkat, menghasilkan sepatu dengan model yang lebih bervariasi sesuai dengan permintaan pelanggan dan mendapatkan pendapatan yang lebih besar dari sebelum melakukan ekspansi karena adanya peluang penjualan sepatu custom made yang harganya tinggi.


(17)

BAB V Simpulan dan Saran

60

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan yang sudah dijelaskan di atas, penulis mencoba memberikan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan untuk pemilik usaha sepatu Tamanara dalam rangka mengembangkan dan menyempurnakan usahanya menjadi lebih baik terhadap usulan melakukan ekspansi.

Beberapa saran terhadap proses capital budgeting dalam penetapan kebijakan investasi pada usaha sepatu Tamanara yaitu:

1. Perusahaan lebih baik membuat catatan keuangan yang lebih rinci seperti aliran kas masuk, kas keluar dan biaya operasi setiap bulannya agar perhitungan dapat lebih detail dan hasil perhitungan capital budgeting akan lebih akurat.

2. Usaha sepatu Tamanara merupakan sepatu dengan konsep custom made, dengan demikian pemilik beserta karyawannya harus selalu update model yang sedang digemari masyarakat dan menyediakan cetakan sepatu dengan model yang terbaru agar dapat menerima pesanan sepatu dengan model yang beragam.

3. Karena banyaknya persediaan cetakan kayu sepatu sebagai aktiva tetap, maka pemilik sebaiknya memanfaatkan aktiva dengan maksimal seperti menerima pesanan sepatu serian (model sedikit dengan kuantitas yang banyak). Sehingga aktiva tetap dipakai berkali-kali dan berfungsi dengan maksimal. 4. Jika proses ekspansi berjalan lancar sesuai dengan perhitungan, maka usaha

sepatu Tamanara meninjau kembali proses ekspansi yang sudah dilakukan, jika prosesnya baik dan lancar maka disarankan melakukan ekspansi lagi dengan memperluas tempat produksi atau mendirikan pabrik.

4.3Keterbatasan Penelitian

Setelah melakukan analisis data hingga mendapatkan hasil penelitan, ada beberapa keterbatasan antara lain:


(18)

BAB V Simpulan dan Saran

1. Data penjualan per bulan yang kurang lengkap sehingga peneliti hanya menghitung pendapatan Tamanara dengan memprediksi kenaikan penjualan sebesar 20% per tahun dan kenaikan harga sebesar 15% per tahunnya.

2. Data aliran kas masuk dan keluar yang tidak rinci sehingga data tersebut dihitung dengan memprediksi kenaikan fixed cost sebesar 10% per tahun, variable cost sebelum ekspansi meningkat 13,8% per tahun dari pendapatan dan setelah ekspansi meningkat 15,1% per tahun dari pendapatan, kenaikan biaya operasional sebesar 5% per tahun, dan penyusutan dianggap sama dari tahun 1 hingga tahun 5.

3. Peneliti hanya menganalisis bagian keuangannya saja dan tidak menganalisis aspek lain seperti pemasaran dan strategi penjualan yang berpengaruh juga kepada peningkatan pendapatan Tamanara.


(19)

62

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Syafarudin. (1994). Alat-alat Analisis Dalam Pembelanjaan, Edisi Revisi/Keempat, Yogyakarta: Anai Offset

Ekaningrum, Indri. (2009). “Determinan Investasi Dalam Penganggaran Modal”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 2 (2) Mei, hal.389.

Harahap, Sofyan Syafri. (2004). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi 1, Cetakan 4, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Jogiyanto, H. M. (2010). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman 2, Edisi Pertama, Cetakan Ketiga. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta. Munawir, S. (2002). Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan Ketiga belas, Yogyakarta: Liberty Yogyakarta

Nurhayati. (2009). Analisis Kelayakan Investasi Pada Aktivitas Capital Budgeting Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Di Kota Depok

Partomo, Tiktik Sartika. (2004). Usaha Kecil Menengah dan Koperasi. Working Paper Series (9) Juni, hal. 2-7.

Sodik, Jamzani., dan Nuryadin, Didi. (2005). Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi Regional ( Studi Kasus Pada 26 Propinsi Di Indonesia, Pra dan Pasca Otonomi). Jurnal Ekonomi Pembangunan 10 (2) Agustus, hal.157-170

Sunariyah. (2010). “Pengantar Pengetahuan Pasar Modal”, Edisi 6, Penerbit UPP STIM YKPN, Yogyakarta

Suliyanto.(2006). “Metode Riset Bisnis”, Edisi Pertama. Penerbit Andi. Yogyakarta. www.kompas.com

(diakses 25 Februari 2013)

http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=321467 (diakses pada tanggal 27 Februari 2013)


(20)

www.pasarkreasi.com

(diakses pada tanggal 28 Februari 2013)

http://m.kompasiana.com/post/bisnis/2012/01/17/kelas-menengah-dan-perilaku-konsumtif/

(diakses pada tanggal 3 Maret 2013)

http://www.ubaya.ac.id/2013/content/articles_detail/62/Meneropong-Industri-Kreatif -Indonesia-Dari-Pameran-Produk-Kreatif-Indonesia--PPKI--2012.html

(diakses pada tanggal 3 Maret 2013)

http://imamsetiyantoro.wordpress.com/2012/06/17/studi-kelayakan-bisnis/ (diakses pada tanggal 7 maret 2013)

www.jurnal-sdm.blogspot.com (diakses pada tanggal 7 Maret 2013)

http://www.radarjogja.co.id/ruang-publik/92-tajuk/27780-mengelola-modal-kerja-uk m.html

(diakses pada tanggal 9 Maret 2013)

http://masimamgun.blogspot.com/2009/11/analisa-capital-budgeting.html (diakses pada tanggal 9 Maret 2013)

www.repository.ipb.ac.id

(diakses pada tanggal 9 Maret 2013) www.staff.ui.ac.id


(21)

64

http://galihbk.blogspot.com/2012/12/analisis-keuangan.html (diakses pada tanggal 15 Maret 2013)

http://nungkiernawati.blogspot.com/2012/11/jenis-jenis-laporan-keuangan-menurut.h tml

(diakses pada tanggal 15 Maret 2013)

http://m.hukumonline.com/pusatdata/detail/457/node/ (diakses pada tanggal 15 Maret 2013)

www.fe.trisakti.ac.id

(diakses pada tanggal 22 Maret 2013)

www.tamanara.com


(1)

BAB V Simpulan dan Saran

2. Hasil perhitungan capital budgeting pada usaha sepatu Tamanara dengan menggunakan payback period, net present value, profitability index dan

internal rate of return menunjukkan layak atau tidaknya usaha sepatu ini

melakukan ekspansi.

- Hasil payback period (PP) yaitu 1 tahun 0,57 bulan. Dengan demikian jika pemilik usaha sepatu Tamanara melakukan ekspansi, maka investasi awal yang dikeluarkan akan kembali dalam waktu 1 tahun 0,57 bulan.

- Hasil net present value (NPV) yaitu positif sebesar Rp 229.641.254. Dengan demikian usaha sepatu Tamanara layak untuk melakukan ekspansi karena ada nilai tambah sebesar Rp 229.641.254.

- Hasil profitability index yaitu sebesar 6,5. Dengan demikian usaha ini layak melakukan ekspansi karena PI > 1, dengan kata lain benefit > cost.

- Hasil internal rate of return yaitu sebesar 134,87%. Hasil perhitungan

internal rate of return lebih besar dari rate of return yang ditentukan oleh

pemilik Tamanara yaitu sebesar 20%, sehingga investasi dapat diterima.

3. Usaha sepatu custom made Tamanara layak dijalankan karena berdasarkan hasil perhitungan payback period (PP) di bawah 5 tahun, net present value (NPV) hasilnya positif, profitability index lebih besar dari 1, dan internal rate

of return (IRR) lebih dari tingkat return yang ditentukan. Dengan hasil

perhitungan tersebut, maka Tamanara lebih baik melakukan ekspansi. Jika pemilik Tamanara tidak melakukan ekspansi, maka ada kemungkinan usaha ini memiliki lebih banyak pesaing karena tidak berkembang mengikuti permintaan konsumen dan model sepatu yang terbatas, sehingga pendapatan yang diperoleh sedikit. Namun jika melakukan ekspansi, ada beberapa keuntungan yang diperoleh diantaranya Tamanara mampu menerima orderan dengan jenis sepatu yang lebih beragam, jumlah sepatu yang diproduksi meningkat, menghasilkan sepatu dengan model yang lebih bervariasi sesuai dengan permintaan pelanggan dan mendapatkan pendapatan yang lebih besar


(2)

BAB V Simpulan dan Saran

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan yang sudah dijelaskan di atas, penulis mencoba memberikan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan untuk pemilik usaha sepatu Tamanara dalam rangka mengembangkan dan menyempurnakan usahanya menjadi lebih baik terhadap usulan melakukan ekspansi.

Beberapa saran terhadap proses capital budgeting dalam penetapan kebijakan investasi pada usaha sepatu Tamanara yaitu:

1. Perusahaan lebih baik membuat catatan keuangan yang lebih rinci seperti aliran kas masuk, kas keluar dan biaya operasi setiap bulannya agar perhitungan dapat lebih detail dan hasil perhitungan capital budgeting akan lebih akurat.

2. Usaha sepatu Tamanara merupakan sepatu dengan konsep custom made, dengan demikian pemilik beserta karyawannya harus selalu update model yang sedang digemari masyarakat dan menyediakan cetakan sepatu dengan model yang terbaru agar dapat menerima pesanan sepatu dengan model yang beragam.

3. Karena banyaknya persediaan cetakan kayu sepatu sebagai aktiva tetap, maka pemilik sebaiknya memanfaatkan aktiva dengan maksimal seperti menerima pesanan sepatu serian (model sedikit dengan kuantitas yang banyak). Sehingga aktiva tetap dipakai berkali-kali dan berfungsi dengan maksimal. 4. Jika proses ekspansi berjalan lancar sesuai dengan perhitungan, maka usaha

sepatu Tamanara meninjau kembali proses ekspansi yang sudah dilakukan, jika prosesnya baik dan lancar maka disarankan melakukan ekspansi lagi dengan memperluas tempat produksi atau mendirikan pabrik.

4.3Keterbatasan Penelitian

Setelah melakukan analisis data hingga mendapatkan hasil penelitan, ada beberapa keterbatasan antara lain:


(3)

BAB V Simpulan dan Saran

1. Data penjualan per bulan yang kurang lengkap sehingga peneliti hanya menghitung pendapatan Tamanara dengan memprediksi kenaikan penjualan sebesar 20% per tahun dan kenaikan harga sebesar 15% per tahunnya.

2. Data aliran kas masuk dan keluar yang tidak rinci sehingga data tersebut dihitung dengan memprediksi kenaikan fixed cost sebesar 10% per tahun,

variable cost sebelum ekspansi meningkat 13,8% per tahun dari pendapatan

dan setelah ekspansi meningkat 15,1% per tahun dari pendapatan, kenaikan biaya operasional sebesar 5% per tahun, dan penyusutan dianggap sama dari tahun 1 hingga tahun 5.

3. Peneliti hanya menganalisis bagian keuangannya saja dan tidak menganalisis aspek lain seperti pemasaran dan strategi penjualan yang berpengaruh juga kepada peningkatan pendapatan Tamanara.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Syafarudin. (1994). Alat-alat Analisis Dalam Pembelanjaan, Edisi Revisi/Keempat, Yogyakarta: Anai Offset

Ekaningrum, Indri. (2009). “Determinan Investasi Dalam Penganggaran Modal”.

Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 2 (2) Mei, hal.389.

Harahap, Sofyan Syafri. (2004). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi 1, Cetakan 4, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Jogiyanto, H. M. (2010). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan

Pengalaman 2, Edisi Pertama, Cetakan Ketiga. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta.

Munawir, S. (2002). Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan Ketiga belas, Yogyakarta: Liberty Yogyakarta

Nurhayati. (2009). Analisis Kelayakan Investasi Pada Aktivitas Capital Budgeting Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Di Kota Depok

Partomo, Tiktik Sartika. (2004). Usaha Kecil Menengah dan Koperasi. Working

Paper Series (9) Juni, hal. 2-7.

Sodik, Jamzani., dan Nuryadin, Didi. (2005). Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi Regional ( Studi Kasus Pada 26 Propinsi Di Indonesia, Pra dan Pasca Otonomi). Jurnal Ekonomi Pembangunan 10 (2) Agustus, hal.157-170

Sunariyah. (2010). “Pengantar Pengetahuan Pasar Modal”, Edisi 6, Penerbit UPP STIM YKPN, Yogyakarta

Suliyanto.(2006). “Metode Riset Bisnis”, Edisi Pertama. Penerbit Andi. Yogyakarta. www.kompas.com

(diakses 25 Februari 2013)

http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=321467 (diakses pada tanggal 27 Februari 2013)


(5)

www.pasarkreasi.com

(diakses pada tanggal 28 Februari 2013)

http://m.kompasiana.com/post/bisnis/2012/01/17/kelas-menengah-dan-perilaku-konsumtif/

(diakses pada tanggal 3 Maret 2013)

http://www.ubaya.ac.id/2013/content/articles_detail/62/Meneropong-Industri-Kreatif -Indonesia-Dari-Pameran-Produk-Kreatif-Indonesia--PPKI--2012.html

(diakses pada tanggal 3 Maret 2013)

http://imamsetiyantoro.wordpress.com/2012/06/17/studi-kelayakan-bisnis/ (diakses pada tanggal 7 maret 2013)

www.jurnal-sdm.blogspot.com (diakses pada tanggal 7 Maret 2013)

http://www.radarjogja.co.id/ruang-publik/92-tajuk/27780-mengelola-modal-kerja-uk m.html

(diakses pada tanggal 9 Maret 2013)

http://masimamgun.blogspot.com/2009/11/analisa-capital-budgeting.html (diakses pada tanggal 9 Maret 2013)

www.repository.ipb.ac.id

(diakses pada tanggal 9 Maret 2013)

www.staff.ui.ac.id


(6)

http://galihbk.blogspot.com/2012/12/analisis-keuangan.html (diakses pada tanggal 15 Maret 2013)

http://nungkiernawati.blogspot.com/2012/11/jenis-jenis-laporan-keuangan-menurut.h tml

(diakses pada tanggal 15 Maret 2013)

http://m.hukumonline.com/pusatdata/detail/457/node/ (diakses pada tanggal 15 Maret 2013)

www.fe.trisakti.ac.id

(diakses pada tanggal 22 Maret 2013)

www.tamanara.com