PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING.

(1)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

T E S I S

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Biologi

Oleh

Endah Widyastuti 1103849

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN TESIS

ENDAH WIDYASTUTI

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING I,

Dr. Phil. Ari Widodo, M.Ed NIP. 196705271992031001

PEMBIMBING II,

Dr. H. Riandi, M.Si NIP. 196305011988031002

Diketahui oleh,

Ketua Jurusan / Program Studi Pendidikan Biologi

Dr. H. Riandi, M.Si NIP. 196305011988031002


(3)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI

BLENDED E-LEARNING” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Mei 2014

Yang membuat pernyataan,

Endah Widyastuti NIM 1103849


(4)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, maka penulisan tesis ini dapat diselesaikan. Tesis ini disusun untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Pasca Sarjana (S-2).

Dalam pengantar ini, penulis menyampaikan terimakasih yang tulus kepada Dr. Phil. Ari Wibowo, M.Ed. dan Dr. H. Riandi, M.Si. selaku pembimbing, atas kesabaran dalam memberikan bimbingan, pengarahan serta petunjuk selama penelitian hingga penulisan tesis ini. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan pula penghargaan yang tinggi dan terimakasih kepada :

1. Ketua dan Staf Prodi Pendidikan Biologi, Sekolah Pasca Sarjana UPI Bandung.

2. Seluruh dosen Prodi Pendidikan Biologi yang telah membekali ilmu pengetahuan.

3. Dr. Ana Ratna Wulan, M.Pd sebagai Pembimbing Akademik atas dukungan semangat.

4. Keluarga tercinta yang tak henti mendoakan, khususnya ketiga mutiara Aginda, Agi, dan Alyka sebagai sumber kekuatan penulis.

5. Rekan dan Sahabat terbaik yang banyak membantu penulis secara moril maupun materil.

Semoga tesis ini bermanfaat bagi semua pihak yang membaca, terutama bagi para pelaku pendidikan yang tertarik mengembangkan blended e-learning.

Bandung, Mei 2014


(5)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan penguasaan konsep serta ICT (Information and Communication Technologies) literacy pada siswa yang

mendapatkan pengalaman blended e-learning variasi 1, KF-E (face to face – e learning) dengan variasi 2, KE-F (e learning - face to face) dalam materi

reproduksi manusia. Subjek penelitian merupakan siswa kelas XI IPA di SMA Terpadu Krida Nusantara Bandung sebanyak 136 siswa. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen berupa soal penguasaan konsep reproduksi, angket self assessment ICT Literacy, rubrik penilaian karya ICT, serta angket tanggapan siswa tentang blended e-learning. Penelitian ini menggunakan metode

Quasy Eksperimental, dengan The Control-Group Pretest-Posttest design. Hasil

penelitian menunjukkan blended e-learning dapat meningkatkan penguasaan konsep reproduksi serta ICT literacy siswa, namun variasi urutan blended

e-learning tidak memberikan pengaruh pada kedua variabel terikat yang diteliti.

Dengan demikian, pembelajaran blended dapat mendahulukan e-learning dilanjutkan face to face ataupun sebaliknya. Berdasarkan data yang diperoleh melalui self assessment, ternyata siswa yang mendapatkan pengalaman blended

e-learning justru menilai kemampuan dirinya dalam memanfaatkan ICT menurun

setelah pembelajaran, hal ini terjadi karena dalam blended e-learning siswa dihadapkan dengan berbagai permasalahan teknis yang menuntutnya untuk melek ICT dan kondisi ini merubah persepsi mereka bahwa kemampuan ICT yang selama ini dimilikinya belum memadai untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Meskipun kelompok kontrol (KK) menilai dirinya memiliki kemampuan ICT yang meningkat setelah pembelajaran, namun berdasarkan penilaian produk karya ICT diketahui siswa KF-E maupun KE-F mendapatkan hasil yang lebih baik dibandingkan KK. Hasil angket tanggapan siswa, menunjukkan 73,5% responden beranggapan bahwa blended e-learning membantu mereka dalam pembelajaran konsep reproduksi. Kesimpulan dari penelitian ini, bahwa blended

e-learning dapat meningkatkan penguasaan konsep dan ICT literacy siswa SMA,

namun variasi urutan pembelajaran face to face dan e-learning tidak memberikan pengaruh pada peningkatan penguasaan konsep reproduksi maupun ICT literacy.


(6)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Asumsi dan Hipotesis Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Definisi Operasional ... 8

BAB II BLENDED E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA A. Implementasi Blended e-Learning dalam pembelajaran... 12

1. Pengertian Blended e-Learning... 15

2. Teori Belajar yang Mendukung Pengembangan Blended e-Learning ... 17

B. Penguasaan Konsep Siswa ... 21

C. ICT Literacy ... 24

1. Mata Pelajaran Inti dan Tema 21th Century (Core Subject and 21th Century themes) ... 24

2. Pengembangan ICT Literacy ... 25 D. Pembelajaran Konsep Reproduksi di Tingkat SMA Berbasis ICT


(7)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Biologi di SMA ... 28

2. Tinjauan Materi Pembelajaran Konsep Reproduksi di SMA.. 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 42

B. Subjek Penelitian ... 42

C. Variabel Penelitian ... 43

D. Instrumen Penelitian ... 43

E. Uji Keterandalan Instrumen Penguasaan Konsep ... 44

1. Reliabilitas Butir Soal ... 44

2. Validitas Butir Soal ... 45

3. Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 45

4. Daya Pembeda Butir Soal ... 46

F. Prosedur Penelitian ... 51

1. Tahap Persiapan ... 51

2. Tahap Pelaksanaan ... 52

3. Tahap Akhir ... 56

G. Pengolahan dan Analisis Data ... 57

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Penguasaan Konsep ... 60

B. ICT Literacy Siswa ... 74

1. Kemampuan Access ... 86

2. Kemampuan Manage ... 88

3. Kemampuan Integrate ... 90

4. Kemampuan Evaluate ... 91

5. Kemampuan Create ... 93

C. Tanggapan Siswa terhadap Implementasi Blended e-Learning... 98

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 107


(8)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Saran ... 108

C. Rekomendasi... 109

DAFTAR PUSTAKA ... 110


(9)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1. Distribusi Materi Pembelajaran Konsep Reproduksi Manusia ... 9

2.1. Jenjang Kognitif Bloom ... 22

2.2. Konstruk Coding untuk studi kelayakan ICT Literacy ... 28

3.1. Desain Penelitian ... 42

3.2. Karakteristisk variasi Blended e-Learning yang digunakan ... 42

3.3. Subjek Penelitian ... 43

3.4. Kategori Reliabilitas Butir Soal ... 45

3.5. Kategori Validitas Butir Soal ... 45

3.6. Kategori Tingkat Kesukaran ... 46

3.7. Kategori Daya pembeda ... 46

3.8. Analisis hasil Uji Coba Instrumen Tes Penguasaan Konsep ... 46

3.9. Kisi-kisi Instrumen Penguasaan Konsep Sistem Reproduksi Manusia 50 3.10. Kriteria N-Gain Ternormalisasi ... 57

3.11. Kategori terhadap Jawaban Angket ... 58

4.1. Rekapitulasi Hasil Analisis Pretest dan Posttest Penguasaan Konsep 60 4.2. Rekapitulasi Uji Statistik untuk data Pretest dan Posttest Penguasaan Konsep pada Ketiga Kelompok Penelitian ... 61

4.3. Data Hasil Uji Beda rerata Posttest ... 62

4.4. Data Hasil Uji Beda Rerata Penguasaan Konsep Reproduksi ... 64

4.5. Rekapitulasi Data Hasil Self Assessment ICT Literacy Siswa pada Ketiga Kelompok Penelitian ... 75

4.6. Uji Statistik Data Self Assessmen ICT Literacy Siswa... 79

4.7. Uji Statistik Beda Rerata N-Gain Self Assessment ICT Literacy.... 80

4.8. Nilai Setiap aspek Kemampuan ICT Literacy Siswa pada Ketiga Kelompok Penelitian ... 86

4.9. Uji Beda Rerata Kemampuan ICT Literacy ... 95


(10)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Skema Blended e-Learning ... 16 2.2. Kerangka Kompetensi Siswa Abad 21 dan Sistem Pendukungnya.. 25 3.1. Halaman Muka LMS Produk Moodle yang digunakan dalam

Penelitian ini ... 53 3.2. Tampilan Halaman Multimedia dengan Fasilitasnya dalam LMS... 53 3.3.Tampilan Halaman Muka Paket Quiz Online Sistem Reproduksi

Dalam LMS ... 54 3.4. Tampilan Halaman Soal Quiz Online pada LMS ... 55 3.5. Tampilan Halaman Hasil Quiz Online yang Hanya Dapat Diakses

Oleh Guru atau Admin ... 56 3.6. Skema Alur Penelitian ... 59 4.1. Perbandingan Rerata N-Gain Penguasaan Konsep Reproduksi

pada Ketiga Kelompok Penelitian ... 63 4.2. Perbandingan Kunjungan ke LMS antara Kedua Kelompok

Eksperimen ... 69 4.3. Perbandingan N-Gain Penguasaan Setiap Sub Konsep Reproduksi

Pada Ketiga Kelompom Penelitian ... 71 4.4. Persentase Jumlah Siswa Berdasarkan Perubahan Penilaian Diri

Terhadap Kemampuan ICT ... 76 4.5. Capaian ICT Literacy pada Setiap Aspek untuk Ketiga Kelompok

Penelitian ... 84 4.6. Nilai Posttest Self Assessment Setiap Aspek ICT Literacy pada

Ketiga Kelompok Penelitian ... 84 4.7. Persentase Tanggapan Siswa terhadap Implementasi Blended

e-Learning ... 98 4.8. Persentase Tanggapan Siswa tentang Pengalaman dalam

Melaksanakan Blended e-Learning ... 99 4.9.Persentase tanggapan Siswa tentang Manfaat Variasi Blended


(11)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4.10.Persentase Tanggapan Siswa tentang Fasilitas LMS dalam

Menunjang Pembelajaran ... 102 4.11.Persentase Tanggapan Siswa tentang Pengaruh Blended

e-Learning terhadap Perubahan Mensikapi Seks ... 103 4.12.Persentase Tanggapan Siswa tentang Pengaruh Blended

e-Learning terhadap ICT Literacy ... 105 4.13.Persentase Tanggapan Siswa tentang Manfaat Quiz Online ... 106


(12)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Halaman LAMPIRAN A. PERANGKAT PEMBELAJARAN

A.1. RPP Kelas Eksperimen 1 (KF-E) ... 120

A.2. RPP Kelas Eksperimen 2 (KE-F) ... 143

A.3. Storyboard Multimedia KF-E part 1. Organ reproduksi Wanita... 165

A.4. Multimedia KF-E part 1. Organ reproduksi Wanita ... 172

A.5. Storyboard Multimedia KF-E part 2. Oogenesis ... 175

A.6. Multimedia KF-E part 2. Oogenesis ... 180

A.7. Storyboard Multimedia KF-E part 3. Menstruasi dan KB Wanita... 183

A.8. Multimedia KF-E part 3. Menstruasi dan KB Wanita ... 189

A.9. Storyboard Multimedia KF-E part 4. Gestasi, Persalinan dan Laktasi ... 192

A.10. Multimedia KF-E part 4. Gestasi, Persalinan dan Laktasi... 202

A.11. Storyboard Multimedia KF-E part 5. Penyakit Menular Kelamin Wanita ... 206

A.12. Multimedia KF-E part 5. Penyakit Menular Kelamin Wanita ... 214

A.13. Storyboard Multimedia KE-F part 1. Organ Kelamin Pria ... 217

A.14. Multimedia KE-F part 1. Organ Kelamin Pria ... 225

A.15. Storyboard Multimedia KE-F part 2. Spermatogenesis ... 228

A.16. Multimedia KE-F part 2. Spermatogenesis ... 233

A.17. Storyboard Multimedia KE-F part 3. Ovulasi dan KB Pria ... 235

A.18. Multimedia KE-F part 3. Ovulasi dan KB Pria ... 242

A.19. Storyboard Multimedia KE-F part 4. Fertilisasi dan Laktasi ... 245

A.20. Multimedia KE-F part 4. Fertilisasi dan Laktasi ... 251

A.21. Storyboard Multimedia KE-F part 5. Penyakit Menular Kelamin Pria... 254

A.22. Multimedia KE-F part 5. Penyakit Menular Kelamin Pria ... 262

LAMPIRAN B. INSTRUMEN PENELITIAN B.1. Kisi-Kisi Soal Penguasaan Konsep ... 265


(13)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B.2. Soal Penguasaan Konsep ... 266

B.3. Kisi-Kisi Self Assessment ICT Literacy ... 285

B.4. Angket Self Assessment ICT Literacy ... 286

B.5. Kisi-Kisi Penilaian Karya ICT ... 287

B.6. Rubrik Penilaian Karya ICT ... 288

B.7. Kisi-Kisi Angket Tanggapan Siswa ... 293

B.8. Angket Tanggapan Siswa ... 294

LAMPIRAN C. DATA DAN UJI STATISTIK HASIL PENELITIAN C.1. Uji Statistik Penguasaan Konsep ... 296

C.2. Perbandingan Nilai Self Assessment ICT Literacy pada Ketiga Kelompok Penelitian ... 304

C.3. Uji Statistik Data Self Assessment ICT Literacy ... 311

C.4. Uji Statistik Nilai Karya ICT Ketiga Kelompok Penelitian ... 317

C.5. Hasil Angket Tanggapan Siswa ... 323

LAMPIRAN D. DOKUMEN PENDUKUNG D.1. Daftar Partisipan Pembelajaran e-Learning ... 324

D.2. Tampilan LMS untuk e-Learning ... 325

D.3. Foto-Foto Kegiatan... 331


(14)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran Konsep Reproduksi merupakan salah satu pembelajaran yang menarik bagi siswa SMA. Hal ini dapat dimengerti, karena remaja berada pada potensi seksual yang aktif, sebagai pengaruh perkembangan hormonal yang dialaminya. Perubahan secara fisik, psikis, maupun biologis mendorong remaja untuk lebih jauh mengenali potensi seksualitas dirinya sendiri. Pembahasan tentang reproduksi menjadi makin menarik karena berbagai media massa menyajikan informasi seputar organ reproduksi dengan lebih terbuka dan gamblang. Tentunya hal ini menjadi tanggung jawab para pendidik untuk melakukan pelurusan konsep ke arah pendidikan seks yang sehat.

Survei yang telah dilakukan terhadap 22 responden yang berusia 15 – 17 tahun, diketahui bahwa 68% responden telah memperoleh pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) sebanyak 1-2 kali melalui seminar, sosialisasi dari lembaga resmi (dinas kesehatan, sekolah, atau LSM), serta melalui forum diskusi seperti pengajian maupun forum diskusi online. Walaupun demikian mereka merasa informasi tentang kesehatan reproduksi yang mereka peroleh tetap minim dan belum memenuhi kebutuhan, terutama tentang perkembangan struktur organ reproduksi, alat kontrasepsi serta kelainan dan penyakit pada organ reproduksi. Dalam survei awal ini pula, diperoleh data bahwa remaja lebih memilih orang tua (54%) dan internet (41%) untuk mencari solusi bagi keluhan tentang kesehatan reproduksinya. Sementara untuk memenuhi keingintahuan mereka tentang seks, sebagian besar responden memilih untuk mengakses informasi melalui internet (45%), dan berdiskusi dengan teman sebaya (23%), dan hanya sebagian kecil yang memilih bertanya langsung pada orang tuanya (13%) dan Guru (0,9%).

Berdasarkan hasil survei, 100% responden beranggapan bahwa menjaga keutuhan selaput dara adalah hal yang sangat penting dilakukan oleh para remaja putri. Fakta yang diperoleh Badan Pusat Statistik pada tahun 2009 terhadap 10.833 remaja laki-laki, sebanyak 72% sudah berpacaran yang diantaranya 10,2%


(15)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

telah melakukan hubungan seks diluar nikah dan 61,8% telah melakukan petting. Sementara survei kepada 8.340 remaja perempuan, 6,3% atau sekitar 526 orang telah berhubungan seks. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2010 merilis data remaja yang sudah tidak perawan di berbagai kota besar seperti Jakarta (51%), Bogor (51%), Tangerang (51%), Surabaya (54%), Medan (52%), Bandung (47%), Yogyakarta (37%). Pusat Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) pada tahun 2006 menunjukkan bahwa remaja melakukan hubungan seks pranikah pertama kali pada kisaran usia 13 – 18 tahun dan 60% diantaranya tidak menggunakan alat kontrasepsi. Selain itu terdata 2,5 juta perempuan di Indonesia pernah melakukan aborsi dan 27% (sekitar 700.000 orang) dilakukan remaja dengan cara aborsi yang tidak aman (Ganiajri, Winarni, & Husodo, 2012).

Keprihatinan tersebut menempatkan pendidikan KRR penting disampaikan melalui pembelajaran konsep reproduksi pada mata pelajaran Biologi di SMA, dan tentunya bukan sekedar pembelajaran teoritis, tapi lebih diutamakan sex

education yang kontekstual sesuai kebutuhan remaja. Internet sebagai media yang

paling populer untuk mendapatkan bahan ajar tentang konsep reproduksi menuntut pula peserta didik untuk melek ICT. Dengan demikian blended

e-learning merupakan alternatif pembelajaran yang paling tepat untuk

mengakomodir beberapa tujuan pembelajaran di atas, karena blended e-learning meramu pembelajaran konvensional (face to face) dengan pembelajaran online (Dziuban, Hartman, & Moskal, 2004), sehingga memungkinkan siswa dapat seluas mungkin menggali konsep reproduksi bersumber internet, namun masih memungkinkan guru bertatap muka langsung dengan siswa untuk meluruskan, mengarahkan, melengkapi, serta mengemas konsep reproduksi siswa sehingga benar-benar aman dan aplikatif untuk bekal kehidupan seksualnya. Menurut Sloan (dalam Pannen, 2010), sebuah pembelajaran diklasifikasikan ke dalam Blended

e-Learning (Hybrid) jika proporsi konten yang disampaikan secara online berkisar

antara 30 - 79%.

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas pembelajaran dengan menggunakan ICT lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran


(16)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tradisional atau konvensional. Hasil penelitian Wilfrid Laurier University pada tahun 1998 sebagaimana Rusman, Kurniawan, & Riyana (2011), menunjukkan bahwa mahasiswa yang menggunakan web dalam pembelajarannya terbukti dua kali lebih cepat waktu belajarnya dibanding mahasiswa klasikal, 80% mahasiswa tersebut berprestasi baik dan amat baik. Sementara Simamora (dalam Rusman, Kurniawan, & Riyana, 2011) mengungkapkan hasil penelitian proses belajar yang menggunakan internet sebagai berikut: kualitas siswa jauh melebihi dibandingkan kelas konvensional, siswa memiliki antusiasme yang tinggi dalam mengikuti dan menyelesaikan keseluruhan proses pembelajaran dan adanya tingkat kepuasan yang substansial pada siswa melalui pendekatan constructive pedagogical.

Beberapa penelitian lain tentang e-Learning menunjukkan hasil yang positif, antara lain Suhendi (2009) menyimpulkan bahwa pembelajaran pencemaran lingkungan dengan e-Learning dapat meningkatkan penguasaan konsep mahasiswa dibandingkan kelas konvensional. Kesimpulan serupa ditunjukkan penelitian Marzani (2011) bahwa penguasaan konsep siswa yang mengikuti pembelajaran fisika konsep cahaya menggunakan e-learning berbasis

moodle mengalami peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa

yang mengikuti pembelajaran konvensional. Mulyadi (2009) juga menyimpulkan bahwa peningkatan penguasaan konsep sistem saraf siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis teknologi informasi secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Selain itu, Cobb et al (2009) dalam penelitiannya tentang efektivitas eksperimen PCR secara virtual menunjukkan hasil bahwa 92% peserta pembelajaran menyatakan puas dengan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh ini walaupun dalam hal penguasaan konsep tidak menunjukkan hasil yang berbeda secara signifikan diantara kelompok yang menggunakan teknik virtual dan kelompok konvensional. Hasil yang hampir serupa diperoleh Wakeford (2011), bahwa dalam pembelajaran berbasis proyek untuk kelompok yang mendapatkan pengalaman e-learning menunjukkan hasil yang tidak berbeda secara signifikan dengan hasil yang ditunjukkan oleh kelompok mahasiswa yang mendapatkan pembelajaran tradisional. Mustika (2012) menyimpulkan bahwa siswa Sekolah Dasar yang


(17)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengalami pembelajaran sains berbasis ICT akan mengalami peningkatan kemampuan ICT Literacy pada setiap aspek yang diukur, yaitu kemampuan mengakses (access), mengelola (manage), menyatukan (Integrate), mengevaluasi (evaluate), dan membuat informasi (create). Kesimpulan yang serupa dikemukakan Sutisnawati (2012) bahwa guru-guru yang mendapatkan pelatihan materi sains berbasis ICT menunjukkan pencapaian kemampuan ICT Literacy pada kelima aspeknya dengan kategori tinggi.

Hasil penelitian terdahulu menyimpulkan bahwa e-learning tidak dapat menggantikan kegiatan face to face dan praktikum nyata terutama pada materi ajar yang membutuhkan pengalaman langsung dalam pembelajarannya. Sebagaimana

dilaporkan oleh Quinn et al (2009) yang menyimpulkan bahwa

pembelajaran/praktikum virtual tidak dapat menggantikan praktikum nyata dalam pembelajaran pembedahan cumi-cumi, walaupun diakui bahwa pembelajaran berbasis komputer lebih menyenangkan dan mudah digunakan, lebih relevan dengan materi pelajaran, mendorong antusiasme serta membantu memahami materi pelajaran. Hal yang hampir serupa disimpulkan Wulansari (2011), bahwa siswa yang mendapatkan pengalaman praktikum virtual ataupun praktikum nyata saja tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam penguasaan konsep maupun keterampilan proses sains, sedangkan kelompok siswa yang mendapatkan pengalaman belajar yang merupakan kombinasi antara praktikum virtual dan nyata menunjukkan peningkatan hasil belajar yang paling signifikan.

Berdasarkan hal tersebut maka blended e-learning dianggap lebih baik karena disamping keunggulan yang diperoleh dari e-learning, siswa juga mendapatkan kesempatan tatap muka. Metode blended lebih baik diterapkan terutama jika kompetensi yang hendak dicapai adalah keterampilan (psikomotorik) tertentu. Walaupun online learning memberikan kemudahan bagi para siswa untuk mengikuti pembelajaran dimana saja dan kapan saja, namun sebagai makhluk sosial, siswa tetap berkeinginan berada dalam suatu komunitas pembelajaran yang nyata. Perwiradilaga (dalam Rusman, Kurniawan & Riyana, 2011) menyatakan bahwa sosok pengajar walaupun tidak dominan seperti dalam


(18)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

paradigma mengajar, namun tetap diperlukan untuk pembinaan perilaku atau sikap yang berorientasi pada norma masyarakat.

Beberapa penelitian tentang blended learning menunjukkan hasil yang positif dalam peningkatan kompetensi peserta didik. Munawar (2011) menyimpulkan bahwa aplikasi blended e-learning menunjukkan perbedaan hasil belajar yang signifikan di bandingkan pembelajaran konvensional dalam ranah kognitif mengingat, memahami, mengaplikasikan serta menganalisis. Vernadakis

et al (2012) menyimpulkan bahwa blended e-learning efektif untuk memperkuat

materi ajar, namun perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan desain pembelajaran yang dapat lebih meningkatkan performance siswa, kesimpulan serupa dikemukakan Kavadella et al (2012) bahwa siswa dari kelompok blended e-learning terbukti lebih baik dibandingkan siswa dari kelompok konvensional dalam hal perolehan nilai post test pengetahuannya. Sementara Singer & Stoicescu (2011) menyimpulkan bahwa forum online adalah bagian yang paling penting dari blended e-learning, karena dapat mendorong siswa untuk lebih memperdalam pemahamannya tentang konsep yang dipresentasikan pada pertemuan face to face sebelumnya. Dengan demikian diperlukan kepiawaian guru dalam memformulasikan blended e-learning yang terbaik.

Berdasarkan penilaian oleh UNESCO, Communication and Information

Unit di Bangkok (2008), Indonesia menempati peringkat ke-14 dari 20 negara di

Asia pasifik dalam hal perkembangan ICT. Indonesia dinilai memiliki apresiasi yang cukup tinggi terhadap teknologi, namun ketersediaan dan pendayagunaan teknologi khususnya ICT dalam kehidupan sehari-harinya relatif rendah. Posisi Indonesia tertinggal jika dibandingkan dengan Australia, Jepang, Malaysia, New Zealand dan Republik Korea yang dinilai memiliki ICT Literacy tinggi. ICT literacy merupakan salah satu keterampilan yang dituntut dalam 21th century

student outcomes, yang merupakan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian yang

harus dikuasai siswa untuk dapat sukses dalam pekerjaan dan kehidupan di abad 21. Kerangka kerja ICT Literacy ini dikembangkan oleh Educational Testing Service (ETS) dengan merinci ICT Literacy menjadi 7 komponen, yaitu: Define,


(19)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Access, Manage, Integrate, Evaluate, Create, Communicate (Katz & Macklin,

2007). O’Connor (2007), mendefinisikan ICT Literacy sebagai kemampuan menggunakan teknologi digital, alat komunikasi, dan / atau jaringan untuk mengakses, mengelola, mengintegrasikan, mengevaluasi, dan menciptakan informasi untuk dapat berperan dalam masyarakat pengetahuan.

Di beberapa negara seperti Australia telah dikembangkan National

Assessment Program ICT Literacy untuk siswa pada tahun ke 6 dan ke 10

(Titmanis, 2010; Robins, 2012). Sementara di Amerika telah dikembangkan pula Asesmen 21st Century Skill untuk siswa pada 4th Grade, 8th Grade dan 12th Grade, yang termasuk ICT Literacy di dalamnya. Bercermin dari apa yang telah

dilakukan kedua negara tersebut, maka di Indonesia pun telah dilakukan beberapa upaya untuk mendukung ketercapaian ICT Literacy bagi para warga pembelajarnya, antara lain Pengembangan software dalam bahasa Indonesia,

APEC Cyber Education Network (ACEN), Pelatihan TIK di sekolah, Sosialisasi

media pembelajaran dengan bantuan komputer di Sekolah Tinggi, Millenium

Internet Roadshow 2001 (MIR) Program, dan Internet Sehat (Yuhetty, 2002).

Berdasarkan latar belakang sebagaimana terurai di atas, maka peneliti memandang perlu untuk mengetahui variasi urutan komponen blended e-learning yang tepat dalam upaya meningkatkan kemampuan ICT Literacy, sekaligus mendukung penguasaan konsep reproduksi manusia pada siswa SMA.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah terdapat perbedaan

penguasaan konsep reproduksi dan ICT Literacy pada siswa yang memperoleh pengalaman Blended e-Learning variasi 1 (Face to face – e learning) dan variasi

2 (e learning - Face to face)?

Rumusan masalah di atas dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

a. Apakah terdapat perbedaan penguasaan konsep reproduksi antara siswa yang memperoleh pengalaman Blended e-Learning variasi 1 (Face to face – e learning) dan variasi 2 (e learning - Face to face)?


(20)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Apakah terdapat perbedaan kemampuan ICT Literacy antara siswa yang memperoleh pengalaman Blended e-Learning variasi 1 (Face to face – e learning) dan variasi 2 (e learning - Face to face)?

c. Bagaimana tanggapan siswa terhadap implementasi Blended e-Learning dalam pembelajaran materi reproduksi?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

a. Membandingkan penguasaan konsep pada siswa yang mendapatkan pengalaman blended e-learning variasi 1 (face to face – e learning)

dibandingkan variasi 2 (e learning - face to face) dalam materi reproduksi. b. Membandingkan kemampuan ICT Literacy pada siswa yang mendapatkan

pengalaman blended e-learning variasi 1 (face to face – e learning)

dibandingkan variasi 2 (e learning - face to face).

c. Mendeskripsikan tanggapan siswa terhadap implementasi blended e-learning dalam pembelajaran materi reproduksi.

D. Asumsi dan Hipotesis Penelitian

Berikut ini adalah asumsi-asumsi yang melandasi penelitian ini:

a. Internet menyediakan banyak informasi yang berhubungan dengan konsep Reproduksi

b. Pembelajaran elektronik (e-learning) menuntut peserta didik untuk melek ICT

c. Pembelajaran tatap muka (Face to face) dan e-learning dapat divariasikan dalam pembelajaran blended.

Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, maka hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah: Terdapat perbedaan penguasaan konsep reproduksi dan ICT

Literacy diantara siswa yang mendapatkan pengalaman blended e-learning variasi

1 (face to face – e learning) dibandingkan variasi 2 (e learning - face to face).

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi berbagai pihak, sebagai berikut:


(21)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang variasi urutan komponen blended e-learning yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran di sekolah-sekolah yang telah dilengkapi oleh fasilitas ICT, sehingga guru biologi di SMA dapat menyelenggarakan pembelajaran konsep reproduksi dan dapat diaplikasikan pula dalam topik lain atau pun mata pelajaran lain.

b. Memberikan wawasan baru tentang efektifitas penggunaan e-learning dalam pembelajaran sehingga memperkaya khasanah inovasi pembelajaran di bidang sarana pra sarana, kurikulum, model pembelajaran, atau bidang-bidang lain yang terkait.

c. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam rangka meningkatkan penguasaan konsep dan ICT

Literacy siswa

d. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan oleh sekolah-sekolah lain, penyelenggara pendidikan atau pun instansi terkait lain untuk membuat kebijakan dengan mengadopsi bentuk blended e-learning untuk diterapkan pada materi ajar lain, seperti virus dan monera, sistem koordinasi, biologi molekuler, genetika serta bioteknologi.

e. Memberikan pengalaman belajar baru bagi siswa yang mampu meningkatkan penguasaan konsep, memperkuat wawasan ICT Literacy-nya, serta membekali mereka untuk dapat survive dalam masyarakat berpengetahuan di abad 21 ini.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari berbagai penafsiran yang keliru terhadap definisi variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka definisi operasional dari masing-masing variabel yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Blended e-learning dalam penelitian ini merupakan proses pembelajaran yang

menggabungkan antara pertemuan tatap muka di kelas (classroom section dalam bentuk face to face) dengan e-learning.

b. Pembelajaran e-learning dalam penelitian ini merupakan kegiatan pembelajaran yang penyimpanan bahan ajar serta proses pembelajarannya


(22)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan dengan menggunakan jaringan internet dalam bentuk situs online dengan menggunakan perangkat browser internet. Aplikasi web yang digunakan adalah Learning Management System (LMS). Konten LMS di rancang sendiri oleh guru, demikian pula dengan proses asesmennya, sementara siswa dapat mendownload bahan ajar kapan saja, karena setiap siswa di boarding school yang diteliti ini memiliki laptop masing-masing serta dapat memanfaatkan hotspot kampus selama 24 jam.

c. Variasi urutan blended e-learning yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah memberikan perlakuan kepada dua kelompok eksperimen, dimana kelompok eksperimen 1 mendapatkan pembelajaran face to face terlebih dahulu dilanjutkan learning, sedangkan pada kelompok eksperimen 2

e-learning didahulukan untuk memberi kesempatan kepada siswa menggali

sebanyak mungkin informasi kemudian dilanjutkan face to face.

d. Distribusi bahan ajar dalam pembelajaran konsep reproduksi manusia pada kelompok kontrol serta distribusi materi blended e-learning untuk kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Distribusi Materi Pembelajaran Konsep Reproduksi Manusia

No INDIKATOR MATERI PELAJARAN Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen 1 Kelompok Eksperimen 2 Face to face Face to

face e-learning e-learning Face to face

PERTEMUAN KE- 1 1 1

1 Mengidentifik asi struktur dan fungsi sistem reproduksi laki-laki dan wanita. Anatomi Sistem Organ Reproduksi Pria    Anatomi Sistem Organ Reproduksi Wanita   

2 Refleksi diri terhadap nilai-nilai moral dan agama dengan makin matangnya sistem reproduksi Tanggung jawab moral atas kematangan organ reproduksi   

3 Menjelaskan peranan hormon pada sistem reproduksi manusia Hormon pada sistem reproduksi Pria    Hormon Sistem


(23)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No INDIKATOR MATERI PELAJARAN Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen 1 Kelompok Eksperimen 2 Face to face Face to

face e-learning e-learning Face to face wanita

PERTEMUAN KE- 2 2 - - 2

4 Menjelaskan proses spermatogene sis dan oogenesis

Spermatogenesis   

Oogenesis   

5 Membuat charta/model spermatogene sis dan oogenesis

Tahapan proses

gametogenesis   

PERTEMUAN KE - 3 3 - - 3

6 Menjelaskan proses Menstruasi Ovulasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi nya    Siklus

Menstruasi   

7 Mendeskripsi kan alat kontrasepsi pada pria dan wanita

Alat kontrasepsi

untuk pria   

Alat kontrasepsi

untuk wanita   

PERTEMUAN KE- 4 4 - - 4

8 Mengidentifik asi proses fertilisasi, gestasi dan persalinan

Fertilisasi   

Gestasi dan

Persalinan   

9 Menjelaskan alasan pentingnya ASI bagi bayi

Laktasi   

PERTEMUAN KE- 5 5 - 5

10 Menjelaskan penyebab dan cara pencegahan penyakit yang terkait sistem reproduksi. Penyebab dan cara pencegahan Penyakit dan Kelainan pada Sistem reproduksi Pria    Penyebab dan cara pencegahan penyakit serta kelainan pada Sistem reproduksi wanita   

e. Penguasaan konsep siswa dijaring dengan menggunakan tes tertulis berupa pilihan ganda yang diberikan pada saat sebelum (pretest) dan setelah


(24)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perlakuan (posttest), yang mencakup sub konsep organ reproduksi, gametogenesis, hormon reproduksi, siklus menstruasi, fertilisasi, gestasi, dan persalinan, alat kontrasepsi, kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi. Penguasaan konsep yang diukur menekankan pada dimensi pengetahuan konseptual dan faktual, serta proses kognitif yang meliputi jenjang memahami (C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), dan mengevaluasi (C5) yang merujuk pada taksonomi kognitif Bloom revisi (Anderson & Krathwohl, 2010).

f. ICT literacy yang diukur dalam penelitian ini merupakan keahlian dalam

menggunakan teknologi digital, peralatan komunikasi dan terlibat dalam jaringan internet untuk mengakses (access), mengelola (manage), menyatukan (integrate), mengevaluasi (evaluate) dan membuat informasi (create) agar dapat berfungsi dalam masyarakat berpengetahuan (Katz & Macklin, 2007). Instrumen dirancang oleh peneliti berdasarkan panduan dari

framework for ICT Literacy yang dikembangkan ETS bekerja sama dengan

PISA, merujuk pula pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) mata pelajaran TIK di SMA, serta Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) di SMK, karena kedua mata pelajaran ini bertujuan untuk membentuk siswa menjadi melek ICT. Dalam penelitian ini ICT Literacy diukur dengan angket

self assessment dan rubrik penilaian hasil karya siswa.

g. Kelompok Kontrol dalam penelitian ini merupakan kelas yang memperoleh pembelajaran konvensional berbantuan multimedia.


(25)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Quasy Eksperimental, dengan The

Control-Group Pretest-Posttest design (Fraenkel & Wallen, 2006). Desain

penelitian ini digambarkan dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelas Pretest Treatment Posttest

Eksperimen 1 T1 X1 T2

Eksperimen 2 T1 X2 T2

Kontrol T1 - T2

Keterangan :

X1 = Blended e-Learning variasi-1 X2 = Blended e-Learning variasi-2 T1 = Pretest

T2 = Posttest

Sebagai pembanding, diberlakukan kelompok kontrol yang memperoleh pembelajaran konvensional berbantuan multimedia sebagaimana pembelajaran biologi yang biasa dilakukan di SMA yang diteliti.

Karakteristik blended e- learning variasi 1 dan variasi 2 diuraikan pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Karakteristik variasi Blended e-Learning yang digunakan

Treatment Variasi Komponen Blended Lerning

Blended e-Learning Variasi-1 Face to face – e Learning Blended e-Learning Variasi-2 E Learning - Face to face

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMA Terpadu Krida Nusantara Bandung. Alasan pemilihan subjek ini disesuaikan dengan kebutuhan penelitian (purpose), dimana sekolah yang diteliti harus dilengkapi jaringan Internet yang


(26)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memadai, one student one computer, serta sarana penunjang IT lain di kelas maupun di luar kelas. SMAT Krida Nusantara memungkinkan untuk dijadikan subjek penelitian karena sebagai Boarding School yang mengembangkan pembelajaran berbasis IT memungkinkan peneliti memperoleh data secara utuh tentang implementasi blended e-learning, di dalam kelas maupun mengamati kegiatan siswa di luar jam pelajaran termasuk di asrama. Sampel penelitian yang digunakan sebanyak enam kelas XI IPA paralel yang masing-masing mendapatkan perlakuan yang berbeda sebagaimana tercantum pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Subjek Penelitian

No Sampel yang

digunakan

Kelompok Perlakuan Jumlah Siswa

1 Kelas XI IPA 4

dan XI IPA 6

Kelompok Kontrol (KK)

Pembelajaran konvensional

44 orang

2 Kelas XI IPA 1

dan XI IPA 2

Kelompok Eksperimen 1

(KF-E)

Blended e-Learning

Variasi-1 (face to face- e

learning)

47 orang

3 Kelas XI IPA 3

dan XI IPA 5

Kelompok Eksperimen 2

(KE-F)

Blended e-Learning

Variasi-2 (e learning– face to

face)

45 orang

C. Variabel Penelitian

Variabel terikat yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah penguasaan konsep siswa pada materi reproduksi manusia serta kemampuan ICT

Literacy. Sementara variabel bebas yang diterapkan adalah dua variasi urutan

komponen blended e-learning, yaitu: (1) pembelajaran dengan urutan face to face di kelas terlebih dahulu, dilanjutkan dengan e-learning secara mandiri; (2) pembelajaran dengan urutan e-learning terlebih dahulu hingga siswa dapat mempelajaran bahan ajar secara mandiri, kemudian dilanjutkan pembelajaran face

to face di kelas.

D. Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Soal tes penguasaan konsep reproduksi dengan bentuk pilihan ganda 5 option 2. Angket Self Assessment ICT Literacy


(27)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Rubrik penilaian tugas proyek yang digunakan peneliti untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam membuat bahan presentasi dan diagram alur/animasi yang baik dengan menggunakan aspek ICT.

4. Angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran blended e-learning.

Sebelum digunakan, instrumen tes penguasaan konsep berupa soal Pilihan Ganda dilakukan judgement oleh tim ahli dan selanjutnya diujicoba dan dianalisis kelayakannya melalui uji validitas, uji reliabilitas, tingkat kesukaran dan indeks daya pembeda soal. Sementara instrumen lain seperti angket self assessment ICT

literacy, rubrik penilaian karya siswa, serta angket tanggapan siswa diukur

kelayakan keterpakaiannya melalui judgement tim ahli. E. Uji Keterandalan Instrumen Penguasaan Konsep

Uji keterandalan instrumen penguasaan konsep berupa soal pilihan ganda, perlu dilakukan untuk memastikan bahwa soal tes yang digunakan dalam proses pengumpulan data adalah baik. Tes yang baik harus memenuhi kriteria tingkat kesukaran yang layak, daya pembeda yang baik, validitas cukup, dan reliabitas tinggi. Untuk mengetahui karakteristik kualitas tes yang digunakan tersebut, maka sebelum dipergunakan seyogyanya soal tersebut diuji coba untuk mendapatkan gambaran tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas, dan reliabilitasnya (Arifin, 2012). Uji keterandalan tes yang dikonstruksi menggunakan software Anates versi 4.0. Secara umum kegiatan ini akan menghitung validitas, realibilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal yang dibuat.

1. Reliabilitas Butir Soal

Uji reabilitas tes bertujuan untuk menguji tingkat keajegan soal yang digunakan. Uji realibilitas instrumen ini dihitung dengan menggunakan bantuan program ANATES (Sudijono, 2009). Hasil perhitungan koefisien reliabilitas dibandingkan dengan rtabel dengan kaidah keputusan; jika r11>rtabel berarti reliabel dan jika r11<rtabel berarti tidak reliabel. Kemudian hasil perhitungan tersebut ditafsirkan dan diinterpretasikan mengikuti Tabel 3.4.


(28)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.4 Kategori Reliabilitas Butir Soal

Koefisien Kategori

0,80 <r11 ≤ 1,00 Sangat tinggi

0,60 <r11 ≤ 0,80 Tinggi

0,40 <r11 ≤ 0,60 Cukup

0,20 <r11 ≤ 0,40 Rendah

r11 ≤ 0,20 Sangat rendah

Setelah soal diujicoba kepada siswa SMA yang pernah mendapatkan materi pembelajaran reproduksi manusia di sekolah yang sama, maka diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,83. Hal ini menunjukkan bahwa reliabilitas soal penguasaan konsep yang digunakan dalam penelitian sangat tinggi.

2. Validitas Butir Soal

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Validitas butir soal digunakan untuk mengetahui dukungan suatu butir terhadap skor total. Untuk mengetahui validitas setiap butir soal, skor-skor yang pada butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Sebuah soal memiliki validitas yang tinggi jika skor soal tersebut memiliki dukungan besar terhadap skor total (Arikunto, 2008).

Uji validitas kriteria dihitung dengan menggunakan bantuan program analisis butir soal Anates. Interpretasi besarnya koefisien korelasi dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Kategori Validitas Butir Soal (Arifin, 2009)

Koefisien Kategori

0.81 < rxy ≤ 1.00 Sangat Tinggi

0.61 < rxy≤ 0.80 Tinggi

0.41 <rxy≤ 0.60 Cukup

0.21 < rxy≤ 0.40 Rendah

0.00 < rxy ≤ 0.20 Sangat Rendah

3. Tingkat Kesukaran Butir Soal

Uji tingkat kesukaran soal dilakukan untuk mengetahui apakah butir soal tergolong sukar, sedang atau mudah serta dihitung dengan menggunakan bantuan


(29)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

program ANATES. Penentuan tingkat kesukaran soal penguasaan konsep dilakukan dengan menggunakan tabel berikut ini (Arifin, 2012).

Tabel 3.6 Kategori Tingkat Kesukaran

Batasan Kategori

0,00 < TK≤ 0,30 Sukar

0,30 < TK≤ 0,70 Sedang

0,70 < TK≤ 1,00 Mudah

4. Daya Pembeda Butir Soal

Daya pembeda butir soal dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tiap butir soal mampu membedakan kemampuan antara siswa kelompok atas dan kelompok bawah, dihitung dengan menggunakan program analisis butir soal ANATES. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks

diskriminasi test atau daya pembeda (D). Kategori daya pembeda (Arifin, 2012)

dapat dilihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Kategori Daya Pembeda

Batasan Kategori

0,00 < DP≤ 0,20 Jelek (poor)

0,20 < DP≤ 0,40 Cukup (satisfactory)

0,40 < DP≤ 0,70 Baik (good)

0,70 < DP≤ 1,00 Baik sekali (excellent)

Hasil uji keterandalan instrumen penguasaan konsep yang terdiri dari 80 soal pilihan ganda ditunjukkan pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8 Analisis hasil uji Coba Instrumen Tes penguasaan Konsep

No Soal baru

No Soal Asal

Validitas Item Daya Beda Tingkat Kesukaran

Keterangan

Korelasi Signifikansi Indeks DP

(%) Korelasi Signifikansi

Indeks DP (%)

1 0.208 - 27,27 Cukup 82.5 Mudah Tidak

digunakan 1

2 0.520 Sangat

Signifikan 45,45 Baik 82.5 Mudah

Digunakan

3 0.011 - 9,09 Jelek 27.5 Sukar Tidak

digunakan


(30)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Soal baru No Soal Asal

Validitas Item Daya Beda Tingkat Kesukaran

Keterangan

Korelasi Signifikansi Indeks DP

(%) Korelasi Signifikansi

Indeks DP (%)

Jelek digunakan

2

5 0.431 Sangat

Signifikan 54,55 Baik 45 Sedang

Digunakan

6 0.208 - 9,09 Jelek 80 Mudah Tidak

digunakan

7 0.152 - 18,18 Jelek 42.5 Sedang Tidak

digunakan

3 8 0.240 Signifikan 27,27 Cukup 65.5 Sedang Digunakan

9 0.100 - 0 Sangat

Jelek 10

Sangat Sukar

Tidak digunakan 4

10 0.409 Sangat

Signifikan 45,45 Baik 17.5 Sukar

Digunakan

5

11 0.340 Sangat

Signifikan 45,45 Baik 47.5 Sedang

Digunakan

12 -0,044 - 0 Sangat

Jelek 12.5

Sangat Sukar

Tidak digunakan 6

13 0.386 Sangat

Signifikan 36,36 Cukup 20 Sukar

Digunakan

7

14 0.430 Sangat

Signifikan 36,36 Cukup 17.5 Sukar

Digunakan

8

15 0.469 Sangat

Signifikan 45,45 Baik 22.5 Sukar

Digunakan

9

16 0.383 Sangat

Signifikan 27,27 Cukup 47.5 Sedang

Digunakan

10

17 0.253 Signifikan 27,27 Cukup 10 Sangat

Sukar

Direvisi

18 0.160 - 0 Sangat

Jelek 12.5

Sangat Sukar

Tidak digunakan

19 0.145 - 18,18 Jelek 40 Sedang Tidak

digunakan 11

20 0.317 Sangat

Signifikan 36,36 Cukup 37.5 Sedang

Digunakan

12

21 0.409 Sangat

Signifikan 45,45 Baik 17.5 Sukar

Digunakan

13

22 0.383 Sangat

Signifikan 27,27 Cukup 47.5 Sedang

Digunakan

23 0.182 - 18,18 Jelek 17.5 Sukar Tidak

digunakan

14 24 0.275 Signifikan 27,27 Cukup 52.5 Sedang Digunakan

15 25 0.234 Signifikan 27,27 Cukup 70 Sedang Digunakan

16

26 0.459 Sangat

Signifikan 63,64 Baik 52.5 Sedang

Digunakan

27 0.317 Sangat

Signifikan 36,36 Cukup 37.5 Sedang

Tidak Digunakan 17

28 0.472 Sangat

Signifikan 45,45 Baik 30 Sukar

Digunakan

18

29 0.405 Sangat

Signifikan 63,64 Baik 47.5 Sedang

Digunakan

19

30 0.488 Sangat

Signifikan 63,64 Baik 50 Sedang

Digunakan


(31)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Soal baru No Soal Asal

Validitas Item Daya Beda Tingkat Kesukaran

Keterangan

Korelasi Signifikansi Indeks DP

(%) Korelasi Signifikansi

Indeks DP (%)

digunakan

32 0.433 Sangat

Signifikan 45,45 Baik 60 Sedang

Tidak Digunakan 20

33 0.502 Sangat

Signifikan 45,45 Baik 67.5 Sedang

Digunakan

21

34 0.318 Sangat

Signifikan 27,27 Cukup 62.5 Sedang

Digunakan

22

35 0.375 Sangat

Signifikan 45,45 Baik 25 Sukar

Digunakan

23

36 0.444 Sangat

Signifikan 54,55 Baik 67.5 Sedang

Digunakan

37 0.139 - 9,09 Jelek 25 Sukar Tidak

digunakan

38 0.448 Sangat

Signifikan 63,64 Baik 52.5 Sedang

Tidak Digunakan

39 0.189 - 18,18 Jelek 92.5 Sangat

Sukar

Tidak digunakan

40 -0,053 - 27,27 Cukup 22.5 Sukar Tidak

digunakan

24 41 0.256 Signifikan 27,27 Cukup 22.5 Sukar Digunakan

42 0.026 - 0 Sangat

Jelek 2.5

Sangat Sukar

Tidak digunakan 25

43 0.488 Sangat

Signifikan 63,64 Baik 50 Sedang

Digunakan

26

44 0.568 Sangat

Signifikan 72,73

Baik

Sekali 57.5 Sedang

Digunakan

45 0.185 - 36,36 Cukup 42.5 Sedang Tidak

digunakan 27

46 0.430 Sangat

Signifikan 45,45 Baik 80 Mudah

Digunakan

28 47 0.257 Signifikan 27,27 Cukup 25 Sukar Digunakan

48 -0,316 - -27,27 Sangat

Jelek 30 Sukar

Tidak digunakan 29

49 0.379 Sangat

Signifikan 45,45 Baik 62.5 Sedang

Digunakan

50 0.312 Sangat

Signifikan 36,36 Cukup 55 Sedang

Tidak Digunakan

30 51 0.252 Signifikan 27,27 Cukup 27.5 Sukar Digunakan

52 0.025 - 0 Sangat

Jelek 5

Sangat Sukar

Tidak digunakan 31

53 0.347 Sangat

Signifikan 36,36 Cukup 75 Mudah

Digunakan

32

54 0.450 Sangat

Signifikan 63,64 Baik 67.5 Sedang

Digunakan

55 0.272 Signifikan 18,18 Jelek 50 Sedang Tidak

digunakan

56 0.484 Sangat

Signifikan 45,45 Baik 57.5 Sedang

Tidak digunakan

57 0.465 Sangat

Signifikan 45,45 Baik 35 Sedang

Tidak digunakan


(32)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Soal baru No Soal Asal

Validitas Item Daya Beda Tingkat Kesukaran

Keterangan

Korelasi Signifikansi Indeks DP

(%) Korelasi Signifikansi

Indeks DP (%)

Signifikan digunakan

33

59 0.347 Sangat

Signifikan 27,27 Cukup 75 Mudah

Digunakan

60 -0,185 - -27,27 Sangat

Jelek 35 Sedang

Tidak digunakan

61 0.396 Sangat

Signifikan 54,55 Baik 62.5 Sedang

Tidak digunakan

34 62 0.261 Signifikan 36,36 Cukup 42.5 Sedang Digunakan

35 63 0.248 Signifikan 27,27 Cukup 52.5 Sedang direvisi

64 0.016 - 0 Sangat

Jelek 37.5 Sedang

Tidak digunakan

65 0.365 Sangat

Signifikan 45,45 Baik 42.5 Sedang

Tidak Digunakan

66 0.033 - 0 Sangat

Jelek 25 Sukar

Tidak digunakan

67 -0,207 - -9,09 Sangat

Jelek 12.5

Sangat Sukar

Tidak digunakan

68 -0,133 - -0,09 Sangat

Jelek 12.5

Sangat Sukar

Tidak digunakan

69 0.150 - 27,27 Cukup 37.5 Sedang Tidak

digunakan 36

70 0.526 Sangat

Signifikan 63,64 Baik 50 Sedang

Digunakan

37

71 0.381 Sangat

Signifikan 36,36 Cukup 42.5 Sedang

Digunakan

72 -0,143 - -9,09 Sangat

Jelek 10

Sangat Sukar

Tidak digunakan 38

73 0.521 Sangat

Signifikan 54,55 Baik 75 Mudah

Digunakan

74 -0,282 - -27,27 Sangat

Jelek 20 Sukar

Tidak digunakan 39

75 0.319 Sangat

Signifikan 54,55 Baik 52.5 Sedang

Digunakan

76 0.126 - 0 Sangat

Jelek 25 Sukar

Tidak digunakan

77 0.198 - 18,18 Jelek 27.5 Sukar Tidak

digunakan

78 0.076 - 9,09 Jelek 17.5 Sukar Tidak

digunakan

79 0.008 - -9,09 Sangat

Jelek 20 Sukar

Tidak digunakan

40 80 0.223 Signifikan 36,36 Cukup 32.5 Sedang Digunakan

Dari hasil analisis uji coba soal penguasaan konsep reproduksi manusia sebanyak 80 soal pilihan ganda, diperoleh 50 soal yang memiliki validitas sangat signifikan dan signifikan, namun dari kelimapuluh soal tersebut, dipilih 40 soal yang akan digunakan dalam penelitian ini, dengan pertimbangan keseimbangan


(33)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jumlah soal pada setiap sub konsepnya. Kisi-kisi instrumen penguasaan konsep tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9 Kisi-Kisi Instrumen Penguasaan Konsep Sistem Reproduksi Manusia

Standar kompetensi Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan

tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas

Kompetensi Dasar Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses

yang meliputi pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, fertilisasi dan pemberian ASI, serta kelainan penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia

NO INDIKATOR NO SOAL JENJANG

KOGNITIF

1 Struktur dan fungsi sistem reproduksi pria dan wanita.

1 2 3 C2 (Faktual) C2 (Faktual) C4 (Konseptual)

2 Hormon pada sistem reproduksi manusia 4

5 6 7 8 9 C2 (Konseptual) C5 (Konseptual) C2 (Konseptual) C2 (Konseptual) C4 (Konseptual) C5 (Konseptual)

3 Spermatogenesis dan oogenesis 10

11 12 13 C3 (Konseptual) C2 (Faktual) C4 (Konseptual) C4 (Konseptual)

4 Siklus Menstruasi 14

15 16 17 18 19 C2 (Faktual) C2 (Faktual) C2 (Faktual) C4 (Konseptual) C5 (Konseptual) C5 (Konseptual)

5 Alat kontrasepsi pada pria dan wanita 20

21 22 23 24 C4 (Faktual) C3 (Konseptual) C3 (Faktual) C4 (Faktual) C3 (Faktual)

6 Fertilisasi, gestasi dan persalinan 25

26 27 28 29 30 31 32 33 C5 (Faktual) C1 (Faktual) C3 (Konseptual) C2 (Konseptual) C3 (Faktual) C2 (Faktual) C2 (Faktual) C3 (Konseptual) C2 (Konseptual)


(34)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

34 35

C1 (Faktual) C3 (Faktual)

7 ASI 36

37

C5 (Konseptual) C5 (Konseptual) 8 Penyakit dan kelainan pada sistem

reproduksi manusia

38 39 40

C5 (Konseptual) C3 (Faktual) C5 (Konseptual)

F. Prosedur Penelitian

Secara umum penelitian ini dibagi ke dalam tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.

1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi:

a. Studi pendahuluan dilakukan melalui angket tentang Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) atau sex education. Peneliti menyebarkan angket sederhana kepada siswa SMA yang berusia 15-17 tahun. Di samping itu peneliti juga melakukan wawancara dengan guru Biologi, guru TIK di SMA serta guru KKPI di SMK untuk mengungkap pengembangan kurikulum berbasis IT sebagai upaya untuk pencapaian penguasaan ICT Literacy dan cara penilaiannya.

b. Studi literatur untuk memperoleh teori yang kuat mengenai permasalahan yang dijadikan kajian sekaligus untuk mengetahui gambaran hasil penelitian yang serupa dengan permasalahan yang diteliti. Analisis silabus terhadap konsep reproduksi manusia di SMA dan analisis SKL untuk mata pelajaran TIK di SMA dan KKPI di SMK, lalu membandingkannya dengan ICT

literacy assessment yang telah dikembangkan dibeberapa negara seperti

australia, kanada, dan negara-negara ASIA yang dikembangkan berdasarkan

framework dari ETS, serta ICT literacy assessment yang telah dikembangkan

PISA.

c. Perumusan masalah berdasarkan hasil studi pendahuluan dan studi literatur. d. Penyusunan perangkat instrumen penelitian (perangkat tes, angket, dan rubrik


(35)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Judgement instrumen penelitian oleh ahli, bertujuan untuk mendapatkan

kelayakan instrumen. Selanjutnya melakukan uji coba perangkat tes pada siswa SMA.

f. Melakukan analisis kualitas instrumen meliputi validasi, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal dengan menggunakan program Anates. g. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan perangkat

penilaian yang terdiri dari daftar nilai penguasaan konsep serta kemampuan

ICT literacy yang dijaring melalui self assessment serta rubrik penilaian tugas

proyek ICT.

h. Penyusunan media pembelajaran berupa program power point untuk pembelajaran di kelas yang berbeda-beda bagi kelompok kontrol, kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2, disesuaikan dengan distribusi materi blended e-learning pada Tabel 1.1. Media pembelajaran e-learning untuk kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 selanjutnya di

upload pada situs e-learning SMAT Krida Nusantara dalam Lokal Area

kampus (LAN). 2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan penelitian meliputi:

a. Melakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa untuk konsep reproduksi dan Self Assessment ICT literacy.

b. Memberikan perlakuan yang berbeda kepada kedua kelompok eksperimen, berupa variasi urutan blended e-learning untuk konsep reproduksi manusia. Sementara kelompok kontrol melakukan pembelajaran seperti yang biasa dilakukan secara konvensional dengan berbantuan media presentasi.

c. Kelompok eksperimen harus melakukan registrasi agar dapat log in ke LMS saat melakukan e-learning. LMS dalam situs e-learning SMAT Krida Nusantara merupakan produk open sources yang menggunakan paket

software Moodle. Situs ini dioperasikan secara intranet, sehingga hanya dapat

diakses dalam lingkup kampus SMAT Krida Nusantara saja. Gambar 3.1 menunjukkan halaman muka LMS SMAT Krida Nusantara, tampak permintaan log in saat siswa akan mengakses e-learning ini. Sistem registrasi


(36)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dilakukan oleh setiap partisipan dalam LMS ini, selain berfungsi untuk menjaring peserta juga dapat dimanfaatkan untuk mengetahui durasi log in setiap siswa yang membuka website. Dengan demikian guru dapat memantau aktivitas siswa dalam membuka website. Durasi log in siswa dihitung sejak mulai log in hingga melakukan log out.

Gambar 3.1 Halaman muka LMS produk Moodle yang digunakan dalam penelitian ini

d. Kelompok eksperimen dapat memanfaatkan fasilitas yang tersedia dalam materi e-learning pada LMS yang dikembangkan di SMA yang diteliti. Pada Gambar 3.2 tampak fasilitas yang tersedia dalam halaman materi ajar terdiri dari uraian materi, video tutorial, alamat link ke situs yang berhubungan dengan materi pelajaran yang sedang dipelajari, tombol navigasi untuk mengarahkan siswa agar susunan halaman yang digunakan lebih sistematis.

Gambar 3.2 Tampilan halaman multimedia dengan fasilitasnya dalam LMS.

Judul Materi

Video tutorial

Link alamat website

Tombol navigasi Materi pembelajaran


(37)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Dalam LMS disediakan pula fasilitas quiz online yang dapat siswa manfaatkan untuk mengukur tingkat penguasaan konsepnya. Gambar 3.3 menunjukkan tampilan halaman muka quiz online untuk sistem reproduksi. Pada halaman ini tercantum durasi waktu yang disediakan untuk proses pengerjaan soal, tanggal pemberlakuan tes, batas akhir soal online tersebut di

upload pada situs pembelajaran ini, serta kode paket soal yang akan

dikerjakan. Dalam hal ini, siswa dapat berulang kali mengerjakan soal quiz ini selama batas waktu upload, namun setiap kali pengulangan, siswa akan mendapatkan paket soal yang berbeda, karena sistem komputer akan mengacak nomor soal serta option pilihan jawaban yang tersedia. Sistem ini diberlakukan dengan tujuan menghindari kerjasama siswa dalam pengerjaan soal yang berakibat pada hasil tes yang tidak objektif, karena satu siswa dengan siswa lainnya akan mendapatkan paket soal yang berbeda walaupun mereka mengerjakan dalam waktu yang bersamaan.

Gambar 3.3 Tampilan halaman muka paket quiz online sistem reproduksi dalam LMS

Siswa dapat memulai tesnya dengan cara mengklik tombol navigasi “Preview Quiz Now” pada halaman muka quiz online. Selanjutnya siswa akan

memasuki halaman soal sebagaimana tampak pada Gambar 3.4. Pada halaman ini termuat nomor soal dengan skor maksimal yang dapat dicapai untuk setiap soal, penyataan soal, option jawaban yang dapat dipilih dengan cara meng-klik pada tombol option, kendali waktu yang akan berhitung


(38)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mundur hingga batas akhir pengerjaan soal. Setiap log in pada halaman soal ini, siswa mendapatkan waktu pengerjaan paket soal reproduksi on line selama 60 menit. Dan jika mengulang log in, maka siswa mendapatkan waktu 60 menit lagi dengan kode soal yang berbeda.

Gambar 3.4 Tampilan Halaman Soal Quiz online pada LMS

Setelah selesai mengerjakan seluruh soal dalam quiz online, siswa dapat meng-klik tombol “Finish and Submit”, maka siswa akan langsung

mengetahui nilai yang dicapainya. Nilai hasil pengerjaan siswa secara otomatis akan terekam dan tersimpan dalam halaman Result yang selanjutnya hanya bisa diakses oleh guru yang bersangkutan atau Admin, sebagaimana tampak pada Gambar 3.5. Halaman Result ini, berisi daftar nama siswa yang melakukan tes online terurut berdasarkan waktu pengerjaan, tercantum pula durasi waktu yang digunakan siswa untuk mengerjakan satu paket soal, dan perolehan nilainya. Dari daftar tersebut, guru dapat mengetahui siswa yang mengulang tes online serta progres yang ditunjukkan siswa setiap kali penggerjaan. Hal ini dapat memberi masukan kepada guru tentang tingkat pemahaman siswa, ketekunan siswa dalam mengerjakan soal, tingkat antusias siswa terhadap tes dan pembelajaran yang berlangsung, ketelitian serta kecepatan berfikir siswa. Namun dalam penelitian ini, tidak ditinjau kompetensi siswa hingga sejauh itu.

f. Melakukan penilaian keterampilan psikomotorik siswa dalam pemanfaatan IT (ICT Literacy) melalui hasil karya siswa berupa bahan presentasi berkonten

Kendali waktu pengerjaan

soal

Skor maximal setiap soal


(1)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Manaf, A.Z.A. Din, R. Hamda, A. Zaid, A. S. Salleh, N. S. Karim, A. A. & Shafiin, H. (2012). Literasi ICT Abad ke-21 dalam Kalangan Pelajar Institut Pengajian Tinggi Malaysia. Universiti Kebangsaan Malaysia. [online] Tersedia: http://sitizuraida.files.wordpress.com/2012/04/literasi-

ict-abad-ke-21-dalam-kalangan-pelajar-institut-pengajian-tinggi-malaysia.pdf.

Marzani. (2011). Penerapan e-Leraning Berbasis Moodle untuk Meningkatkan

Penguasaan Konsep dan Keterampiulan Berpikir Krritis Siswa pada Konsep cahaya di SMP. Thesis Program Pasca sarjana Universitas

Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Matlin, M.W. (2009). Cognitive Psychology. Seventh Edition. New Jersey: John Wiley and Sons Pte Ltd.

Meltzer, D. E. (2002). The Relationship between Mathematics Preparation and

Conceptual Learning Gain in Physics: a Possible “Hidden Variable” in

Diagnostics Pretest Scores. American Journal of Physics, 70, (12), 1259

1268. [online] Tersedia: http://www.physics.iastate.edu/per/docs/AJP-Dec-2002-Vol.70-1259-1268.pdf.

Mudyahardjo, R. (2009). Pengantar Pendidikan, Sebuah Studi Awal tentang

Dasar-Dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia.

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Muijs, D. & Reynolds, D. (2008). Effective Teaching. Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mujiman, H. (2011). Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mulyadi, A. (2009). Pembelajaran Sistem Saraf Berbasis Teknologi Informasi

untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep, Keterampilan General Sains, dan Keterampilan Berfikir Kritis Siswa. Thesis. Program Pasca sarjana

Universitas Pendidikan Iindonesia: Tidak diterbitkan.

Munawar, D. M. (2011). Efektifitas Model Blended Learning dengan Moodle

dalam meningkatkan Hasil belajar Siswa pada Mata pelajaran Fisika: Studi Pemanfaatan e-Learning di Kelas X SMA Cakra Buana Kota Depok.

Thesis Program Pasca sarjana Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.


(2)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mustika, E. (2012). Pembelajaran berbasis ICT untuk meningkatkan Scientific

dan ICT Literacy siswa SD. Thesis Program Pasca sarjana Universitas

Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Newby, T. J. Stepich, D. A. Lehman, J. D. Russell, J. D. & Leftwich, A.O. (2011).

Educational Technology for Teaching and Learning. Fourth Edition.

Boston: Pearson.

O’Connor, B. (2007). Digital Transformation, A Framework for ICT Literacy, A Report of the International ICT Literacy Panel. U.S.A: Educational

Testing Service (ETS).

Oye, N.D. Iahad, N. & Rahim, A.N. (2012). ICT Literacy among University Academicians: A Case of Nigerian Public University. ARPN Journal of

Science and Technology, 2, (2), 98 – 110.

Pannen, P. (2005). Pemanfaatan ICT dalam Pembelajaran. Presentasi pada Seminar Sun Commitment in Education and Research Industry. Jakarta: 29 Juni.

Pannen, P. (2010). E-Learning in Indonesia. [online]. Tersedia:

http://ebookbrowse.com/le/e-learning-indonesia?page=3.

Pernia, E. (2008), Strategy Framework for Promoting ICT Leteracy in The

Asia-Pacific Region, Bangkok: UNESCO Bangkok, Asia and Asia-Pacific Regional

Bureau for Education.

Pujiyanto, S. (2008). Menjelajah Dunia Biologi 2. Solo: Platinum PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Purwanto, N. (2002). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Qomariyah, A.N. (2008). Perilaku Penggunaan Internet pada Kalangan Remaja

Perkotaan. [online] Tersedia: http://palimpsest. fisip.unair.ac.id/images

/pdf / astutik.pdf.

Quinn, J. G. King, K. Roberts, D. Carey, L. & Mousley, A. (2009). Computer based learning packages have a role, but care needs to be given as to when they are delivered. Bioscience Education, 14, (5). [online] Tersedia: www.bioscience.heacademy.ac.uk/vol14/beej-14-5.pdf.

Riyana, C. (2011). Blended Learning. Teknologi Informasi dan Komunikasi

dalam pembelajaran. [online]. Tersedia:


(3)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rizki, N.A. (2013). Penerapan Pembelajaran Inquiri Terbimbing dengan

Penugasan e-Learning menggunakan Moodlesuntuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berfikir Kritis pada Materi Suhu dan Kalor Siswa Kelas X SMA. Thesis. Program Pasca sarjana Universitas

Pendidikan Iindonesia: Tidak diterbitkan.

Robins, M. (2012). National Assessment Program – ICT Literacy Years 6 and 10

Report 2011. Sydney: Australian Curriculum, Assessment and Reporting

Authority (ACARA).

Rose, C. & Nicholl, M. (2003). Accelerated Learning For The 21th Century.

(Cara Belajar Cepat Abad XXI). Bandung: Penerbit Nuansa.

Rusman. Kurniawan, D. & Riyana, C. (2011). Pembelajaran Berbasis Teknologi

Informasi dan Komunikasi, Mengembangkan Profesionalitas Guru.

Jakarta: Rajawali Pers.

Ruseffendi, E.T. (1998). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press.

Sabila, G. Rankine, L. & Cortez, H. (2013). Fundamentals of Blended Learning.

University of Western Sydney. [online] Tersedia:

http://www.uws.edu.au/__data/assets/pdf_file/0004/467095/Fundamentals _of_Blended_Learning.pdf.

Sabiq, A (2005), Syarah Adab dan Manfaat Menuntut Ilmu, terjemahan. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi'i.

Sadler, T. W. (2012). Langman’s Medical Embryology. Edisi Kesepuluh. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Sagala, S (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Setiono, K. (2009). Psikologi Perkembangan. Bandung: Widya Padjadjaran. Shambaugh, N. & Magliaro, S.G. (2006). Instructional Design, A Systematic

Approach for Reflective Practice. Boston: Pearson Education Inc.

Siahaan, S. (2003). E-Learning (Pembelajaran elektronik) sebagai Salah Satu Alternatif Kegiatan Pembelajaran. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. No. 042. Tahun Ke-9. Mei 2003.

Silberman, M. (2010). Cara Pelatihan dan pembelajaran Aktif. Jakarta: PT Indeks.


(4)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Singer, F. M. & Stoicescu, D. (2011). Using Blended Learning as a Tool to Strengthen Teaching Competences. ScienceDirect. Procedia Computer

Science, 3,1527 – 1531.

Sjukur, S.B. (2012). Pengaruh Blended Learning terhadap Motivasi Belajar dan

Hasil Belajar. Jurnal Pendidikan Vokasional, 2, (3). [online] Tersedia:

http://journal.uny.ac.id/index.php/jpv/article/view/1043.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Solfarina. (2012). Pembelajaran Ikatan Kimia Berbasis e-Learning untuk

Meningkatkan Keterampilan Berpikir Reflektif bagi Mahasiswa Calon Guru. Disertasi. Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia:

Tidak diterbitkan.

Sternberg, R.J. (2008). Psikologi Kognitif. yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Stiggins, R.J. (1994). Student-Centered Classroom Assessment. New York: Macmillan College Publishing Company.

Sudaryono. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudijono, A. (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suhara, U. (2009). Pengembangan Berfikir Kritis dan Penguasaan Konsep Siswa

tentang Reproduksi Manusia Melalui Pertanyaan Guru Berbantuan Komputer. Thesis. Program Pasca sarjana Universitas Pendidikan

Iindonesia: Tidak diterbitkan.

Suhendi. (2009). Implementasi e-Learning untuk meningkatkan penguasaan

konsep dan memperbaiki sikap belajar mahasiswa pada materi pencemaran lingkungan. Thesis. Program Pasca sarjana Universitas

Pendidikan Iindonesia: Tidak diterbitkan.

Sukardi, M. (2009). Evaluasi Pendidikan, Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sutisnawati, A. (2012). Pengaruh Pelatihan Materi Sains Berbasis ICT terhadap

Peningkatan Scientific Literacy dan ICT Literacy Guru sekolah Dasar.

Thesis Program Pasca sarjana Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.


(5)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suyono. & Hariyanto. (2012). Belajar dan Pembelajaran, Teori dan Konsep

Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

The Partnership for 21st Century Skills. (2009). P21 Framework Definitions. [online]. Tersedia: http://www.21stcenturyskills.org. 9 Desember 2009.

Titmanis, P. (2010). National Assessment Program – ICT Literacy Years 6 and 10

Report 2008. Sydney: The Ministerial Council for Education, Early

Childhood Development and Youth Affairs (MCEECDYA).

Tomei. & Lawrence, A. (2003). Challenges of Teaching with Technology Across

the curriculum: Issues and Solutions . London: Inormatin Science

Publishing.

Tresnawati, N. (2013). Pemanfaatan Internet dalam Pembelajaran Pencemaran

Air Berbasis Masalah dan Manfaatnya terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Literasi ICT Siswa. Thesis. Program Pasca

sarjana Universitas Pendidikan Iindonesia: Tidak diterbitkan.

Uno, H.B. (2009). Teori Motivasi dan Pengukurannya, Analisis di Bidang

pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Vernadakis, N. Giannousi, M. Derri, V. Michalopoulos, M. & Kioumourtzoglou,

E. (2012) . The impact of Blended and Traditional Instruction in Students’

performance. SciVerse ScienceDirect, Procedia Technology, 1, 439 – 443.

Wahyono, SB & Pujiriyanto, (2010), Analisis Jalur Terhadap Tingkat Melek

Teknologi Informasi Dan Komunikasi (ICT Literacy) Pada Mahasiswa Fip UNY, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogykarta, Tidak

diterbitkan.

Wahyudin. (2003). Bernalar Statistik. Program Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Wakeford, C. (2011). Evolution of E-learning Projects: A Creative Experience?.

Bioscience Education, 18, (1). [online] Tersedia: www.bioscience.heacademy.ac.uk/journal/vol18/beej-18-1SE,pdf.

Walgito, B. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Penerbit Andi. Warsita, B. (2008). Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Jakarta:

Penerbit Rineka Cipta.

Warsono. & Hariyanto. (2012). Pembelajaran Aktif, Teori dan Asesmen. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(6)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wena, M. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.

Werth, E. Werth, L. & Kellerer, E. (2013). Transforming K-12 Rural Education

through Blended Learning: Barriers and Promising Practices. Nazarene:

iNACOL, The International Association for K-12 Online Learning.

Wijaya, M. (2012). Pengembangan Model Pembelajaran e-Learning Berbasis Web dengan Prinsip e-Pedagogy dalam meningkatkan Hasil Belajar.

Jurnal Pendidikan Penabur, 19. [online]. Tersedia: http://www.bpkpenabur.or.id/files/Hal.%202037%20Pengembangan%20M odel%20PembelajaranR.pdf. Desember 2012.

Wulansari, S. R. (2011). Penggunaan Laboratorium Nyata, Virtual, dan

Kombinasi Nyata-Virtual pada kegiatan Paraktikum Kultur Jaringan untuk meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA. Thesis Program Pasca sarjana Universitas Pendidikan

Indonesia: Tidak diterbitkan.

Yaniawati, P. (2010). E-Learning Alternatif Pembelajaran Konpemporer. Bandung: Penerbit Arfino Raya.

Yuhetty, H. (2002). ICT and Education in Indonesia. [online]. Tersedia :

http://unpan1.un.org/intradoc/groups/public/documents/apcity/unpan01128 6.pdf. Oktober 2002.

Yunus, M. & Pannen, P. (2004). Pengembangan bahan ajar pendidikan tinggi Jarak Jauh. Makalah dalam buku Pendidikan Tinggi Jarak Jauh. Jakarta: Universitas Terbuka.