Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Media E-Learning Pada Konsep Sistem Transportasi Manusia.

(1)

UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI MEDIA E-LEARNING PADA KONSEP

SISTEM TRANSPORTASI MANUSIA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Biologi

Oleh:

MOCH IKHSAN PAHLAWAN 0808530

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN BERFIKIR KREATIF SISWA MLALUI MEDIA E-LEARNING PADA KONSEP SISTEM

TRANSPORTASI MANUSIA

oleh

Moch Ikhsan Pahlawan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Moch Ikhsan Pahlawan 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI MEDIA E-LEARNING PADA KONSEP SISTEM

TRANSPORTASI MANUSIA

Oleh

Moch Ikhsan Pahlawan 0808530

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I

Drs. H. Dadang Machmudin, M. Si NIP. 196205051987031007

Pembimbing II

dr. Hj. Rita Shintawati, M. Kes NIP. 196812012001122002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

Dr. Riandi, M. Si NIP. 196305011988031002


(4)

Effort to Improve the Mastery of Concepts and Creative Thinking of Students Through the Medium of e-learning on The Concepts of

Human Circulatory System ABSTRACT

The action research effort to improve the mastery of concepts and creative thinking of students through the medium of e-learning on the concepts of human circulatory system is intended to determine the increase mastery of concepts, creative thinking, and the student's response after learning using e-learning media. The problems underlying this study is the low student learning outcomes and learning completeness which has not reached the standards specified in the Education Unit Level Curriculum (KTSP) as well as the problems related to learning time in school. Action research was conducted at SMAN 4 Bandung in XI Science 2 class. The research method used in Classroom Action Research (CAR) in the form of simultaneous synergistic or collaborative. In this method, teachers and researchers collaborate in the research. The results showed in every cycle there is an increase in the results of concept mastery. The average results of the pretest concept mastery is 58.08 , increased to 78.73 in cycle 1, and 87.85 in cycle 2. Creative thinking ability also increased, the average results of fluency thinking skills and thought elaboration at 56.97 on cycle 1 and cycle 2 for 74.09. Original thinking skills (Originality) also increased, results in cycle 1 at 45.29 to 60.00 in cycle 2. Student responses also showed a positive response to the learning outcomes by using the medium of e-learning. Overall, learning by using the medium of e-learning can improve mastery of concepts and creative thinking of students, as well as getting good response from the students. Learning by using the medium of e-learning as an effort to improve the mastery of concepts and creative thinking of students can be achieved.


(5)

Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Media E-Learning Pada Konsep Sistem Transportasi Manusia

ABSTRAK

Penelitian tindakan mengenai upaya meningkatkan penguasaan konsep dan berpikir kreatif siswa melalui media e-learning pada konsep sistem peredaran darah manusia ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep, berpikir kreatif, dan respon siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan media e-learning. Permasalahan yang melatarbelakangi penelitian ini yaitu hasil belajar siswa yang rendah serta ketuntasan belajar yang belum mencapai standar yang ditentukan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) serta adanya permasalahan yang berkaitan dengan waktu pembelajaran di sekolah. Penelitian tindakan ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Bandung pada kelas XI IPA 2. Metode penelitian yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berbentuk simultan sinergis atau kolaboratif. Pada metode ini guru bersama peneliti bekerja sama dalam melaksanakan penelitian. Hasil penelitian menunjukan pada setiap siklusnya terdapat peningkatan pada hasil penguasaan konsep. Rata-rata hasil penguasaan konsep pretes dengan nilai 58,08, meningkat menjadi 78,73 pada siklus 1, dan 87,85 pada siklus 2. Kemampuan berpikir kreatif pun mengalami peningkatan, rata-rata hasil kemampuan berpikir lancar (Fluency) dan berpikir merinci (Elaboration) pada siklus 1 sebesar 56,97 dan pada siklus 2 sebesar 74,09. Kemampuan berpikir asli (Originality) pun mengalami peningkatan, hasil pada siklus 1 sebesar 45,29 menjadi 60,00 pada siklus 2. Respon siswa juga menunjukan hasil respon positif terhadap pembelajaran dengan menggunakan media e-learning. Secara keseluruhan, pembelajaran dengan menggunakan media e-learning dapat meningkatkan penguasaan konsep dan berpikir kreatif siswa, serta mendapatkan respon yang baik dari siswa. Pembelajaran dengan menggunakan media e-learning sebagai upaya meningkatkan penguasaan konsep dan berpikir kreatif siswa dapat tercapai.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 9

C. Batasan Masalah... 9

D. Tujuan Penelitian... 10

E. Manfaat Penelitian... 10

BAB II PENGGUNAAN MEDIA E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PNGUASAAN KONSEP DAN BERFIKIR KREATIF PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA A. Pengertian Media Pembelajaran... 12

B. Internet dalam Pembelajaran... 12

1. Internet Sebagai Media Pembelajaran……… 2. Pembelajaran Jarak jauh………. C. Media E-Learning dalam Pembelajaran... 12 14 16 1. Peran E-Learning dalam Pembelajaran………. 2. E-Learning dalam Pembelajaran……… 3. Pengembangan E-Learning……….. D. Hasil Belajar………... 16 18 25 26 E. Penguasaan Konsep………... 28

F. Kemampuan Berfikir Kreatif... 30


(7)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian…... 41

B. Metode Penelitian…………... 41

C. Desain Penelitian... 42

D. Definisi Operasional... 43

E. Instrumen Penelitian... 44

1. Instrumen Pembelajaran... 44

2. Instrumen Pengumpulan Data... 44

F. Uji Instrumen Penelitian... 46

1. Reliabilitas... 46

2. Validitas Tes... 47

3. Daya Pembeda... 49

4. Tingkat Kesukaran... 50

5. Kualitas Pengecoh... 50

G. Teknik Pengumpulan Data... 51

H. Prosedur Penelitian……... 51

I. Teknik Pengolahan Data... 54

1. Data Kuantitatif... 54

2. Data Kualitatif... 56

J. Analisis Pengolahan Data... 57

K. Alur Penelitian……….. 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 58

1. Proses Tindakan Guru... 58

2. Penguasaan Konsep... 62

3. Kemampuan Berfikir Kreatif... 65

4. Respon Siswa………... 71


(8)

B. Pembahasan... 75

1. Proses Tindakan Guru... 75

2. Penguasaan konsep... 78

3. Kemampuan Berfikir Kreatif... 83

4. Respon Siswa………... 87

5. Aktivitas Siswa... 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 90

B. Saran... 91

DAFTAR PUSTAKA... 92

LAMPIRAN... 95


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Data Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 4 Bandung Materi SistemTransportasi Tahun Ajaran 2010/2011 dan

2011/2012……….. 4

1.2 Data Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 Tahun Ajaran 2012/2013……….. 5

2.1 Karakteristik Berpikir Kreatif... 32

2.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Materi Sistem Peredaran Darah... 35

2.3 Karakteristik Materi Sistem Peredaran Darah... 36

3.1 Tahap Pelaksanaan Penelitian... 45

3.2 Kisi-kisi Angket Respon Siswa... 47

3.3 Teknik Pengumpulan Data Penelitian... 48

3.4 Penyekoran Angket... 50

3.5 Kriteria Koefisien Reliabilitas... 53

3.6 Kriteria Validitas Butir Soal... 54

3.7 Klasifikasi Acuan Daya Pembeda... 55

3.8 Kriteria Tingkat Kesukaran... 56

4.1 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa... 64

4.2 Sebaran Hasil Penguasaan Konsep Siswa... 65

4.3 Rekapitulasi Kemampuan Berfikir Lancar (Fluency) dan Berpikir Merinci (Elaboration) Siswa... 67 4.4 Sebaran Hasil Kemampuan Berpikir Lancar (Fluency) dan Berpikir Merinci (Elaboration) Siswa... 68

4.5 Rekapitulasi Hasil Berfikir Asli (Originality)... 71

4.6 Sebaran Hasil Kemampuan Berfikir Asli (Originality)... 71

4.7 Rekapitulasi Respon Siswa Siklus 1 dan Siklus 2………... 74

4.8 Rekapitulasi Data Pengamatan Proses Aktivitas Siswa Siklus 1 dan Siklus 2... 76


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale... 27

2.2 Sel Darah………... 36

2.3 Proses Pembekuan Darah... 37

2.4 Golongan Darah…………... 37

2.5 Bagan Transfusi Darah………... 38

2.6 Jantung………... 38

2.7 Pembuluh Darah... 39

2.8 Sistem Peredaran Darah... 39

2.9 Kelainan pada Sistem Peredran Darah... 40

3.1 Pengembangan Desain Penelitian Penelitian Tindakan Model Spiral Kemmis & Taggart………. 43

3.2 Alur Penelitian………... 57

4.1 Grafik Sebaran Hasil Penguasaan Konsep... 66

4.2 Grafik Sebaran Hasil Berfikir Lancar (Fluency) dan Berfikir Merinci (Elaboration)……… 70 4.3 Grafik Sebaran Hasil Berfikir Asli (Originality)………. 72


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A HASIL STUDI PENDAHULUAN... 95

A.1 Hasil Observasi Angket Awal... 96

B RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)... 97

B.1 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 1 Pertemuan I... 98

B.2 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 1 Pertemuan II... 105

B.3 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 2 Pertemuan I... 110

B.4 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 2 Pertemuan II... 115

C LEMBAR KERJA SISWA (LKS)………....……... 120

C.1 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus 1 Pertemuan I... 121

C.2 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus 1 Pertemuan II.. 124

C.3 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus 2 Pertemuan I... 127

C.4 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus 2 Pertemuan II.. 130

D INSTRUMEN PENELITIAN………... 134

D.1 Soal Instrumen Tes Penguasaaan Konsep... 135

D.2 Soal Berpikir Kreatif... 152

D.3 Lembar Observasi Pembelajaran... 160

D.4 Lembar Observasi Aktivitas Siswa... 168

D.5 Angket Respon Siswa... 169

D.6 Panduan dan Rubrik Mind Map... 172

D.7 Lembar Wawancara Siswa... 176


(12)

E ANALISIS DATA PENELITIAN... 183

E.1 Data Hasil Kesesuaian RPP... 184

E.2 Data Hasil Penguasaan Konsep Siklus 1 dan Siklus 2... 196

E.3 Data Hasil Berpikir Kreatif Siklus 1 dan Siklus 2... 198

F PETUNJUK PENGGUNAAN BLOG... 200

G ADMINISTRASI PENELITIAN... 209

G.1 Surat Pelaksanaan Penelitian... 210

H DOKUMENTASI PENELITIAN... 211

H.1 Dokumentasi Tugas Mind Map... 212


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap perbuatan dan pengalaman yang dialami oleh manusia merupakan pembelajaran bagi diri manusia itu sendiri. Proses belajar dalam kehidupan manusia sangat erat kaitannya dengan perubahan dalam diri manusia tersebut. Menurut Gagne, belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman (Dahar, 1996: 11).

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menjadi wadah bagi para siswa untuk menuntut ilmu melalui proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang terjadi di sekolah tentunya tidak bisa dilepaskan dari sosok guru, karena ilmu yang diperoleh siswa sangat erat kaitannya dengan peran guru tersebut. Sudjana (2004: 6) mengemukakan bahwa keberhasilan dari proses pembelajaran dapat terlihat dari hasil yang dapat dicapai siswa, diharapkan semua hasil yang dicapai dapat membangun sistem nilai yang akan membentuk kepribadian siswa serta dapat memberikan warna dan arah dalam setiap perbuatannya.

Dengan kemajuan teknologi, perkembangan pendidikan di sekolah semakin lama semakin mengalami perubahan. Pendidikan di sekolah-sekolah kita telah menunjukkan perkembangan pesat pada bidang kurikulum, metodologi, peralatan, dan penilaian (Hamalik 1989: 2). Namun pada kenyataannya proses pembelajaran yang terjadi di sekolah-sekolah masih dilakukan secara konvensional yang didominasi dengan metode ceramah dan menuntut siswa untuk menghafal. Hal ini tentunya membuat siswa merasa bosan dan jenuh terhadap pembelajaran sehingga siswa kurang memiliki pengalaman dalam penerimaan informasi, sehingga pembelajaran yang berlangsung tidak efektif dan efisien. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Stine (2002: 6), bahwa cara belajar yang banyak diterapkan pada sistem pendidikan merupakan cara belajar yang kurang produktif sehingga para siswa


(14)

2

hanya menghafalkan materi tanpa memahaminya. Proses pembelajaran ini haruslah berubah dari konvensional ke arah yang lebih modern.

Bagi dunia pendidikan internet merupakan solusi dan potensi bagi pengembangan kegiatan pembelajaran. Salah satu bentuk pemanfaatan internet dalam dunia pendidikan adalah e-Learning atau electronic learning. Menurut Purwadi (Sanaky, 2004:209) perangkat elektronik yang dimaksud dalam hal ini adalah perangkat elektronik yang ada kaitannya dengan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan multimedia berupa CDROM,Video Tape, Televisi, dan Radio. Maka e-Learning adalah proses pembelajaran yang difasilitasi dan didukung melalui pemanfaatan teknologi informasi dan internet. E-Learning tidak lagi hanya terbatas pada pembelajaran yang sifatnya statis dan satu arah, tetapi telah meluas menjadi proses pembelajaran yang sifatnya dinamis, kolaboratif, dan multimedia.

Perkembangan teknologi pada saat ini sebenarnya menguntungkan bagi manusia dalam berbagai aspek kehidupan, namun semua itu tergantung pula pada kesiapan manusia tersebut untuk menghadapinya. Pelajar saat ini sudah seharusnya mengikuti perkembangan teknologi, karena kehidupan mereka di masa depan akan sangat bergantung kepada teknologi dan bisa menjadi tantangan di masa depan. Oleh karena itu pelajaran di sekolah yang bersifat formal saja dirasa masih belum cukup untuk mengahadapi tantangan tersebut, untuk dapat menghadapi tantangan tersebut para siswa harus dapat berfikir kreatif dalam menghadapi berbagai masalah yang dihadapinya. Proses berfikir kreatif ini juga dapat menggali potensi pada diri siswa, sehingga siswa memiliki soft skill untuk menghadapi tantangan di era globalisasi ini. Karena kehidupan di masa mendatang yang akan dijalani para siswa saat ini akan didominasi oleh penggunaan teknologi terutama internet dan komputer, maka siswa sudah seharusnya kreatif dalam memanfaatkan teknologi tersebut. Pembelajaran dengan e-learning sendiri dirasa cukup tepat untuk menggali potensi tersebut. Karena dalam pembelajaran ini siswa dituntut untuk mandiri dalam belajar, sehingga siswa tersebut harus kreatif untuk menyelesaikan semua permasalahannya sendiri. Dari pernyataan tersebut bahwa tampaklah


(15)

3

seberapa pentingnya peran kemampuan berfikir kreatif siswa terhadap diri siswa itu sendiri. Dari hasil obervasi awal yang dilakukan, ternyata upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa ini masih rendah. Hal tersebut didukung pula dengan hasil pretest berfikir kreatif siswa yang mayoritas nilainya masih rendah. Berdasarkan hal inilah peneliti berusaha meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa dengan menggunakan e-learning.

Biologi merupakan salah satu disiplin ilmu yang mencakup banyak konsep dan proses suatu peristiwa yang abstrak, sehingga dalam mempelajarinya diperlukan keaktifan dari siswa, namun keaktifan dari siswa saja belum cukup dan harus ditunjang dengan fasilitas yang bisa mengontrol proses belajar siswa tersebut. E-Learning sebagai media pembelajaran sangatlah berperan dalam hal ini, keunggulan e-Learning, yaitu dapat menciptakan interaktivitas pembelajaran menjadi lebih meningkat, tidak ada batasan waktu dan tempat dan siswa menjadi lebih bertanggung jawab terhadap kesuksesannya dalam belajar.

Kapabilitas e-learning sebagai media pembelajaran memiliki fleksibilitas yang sangat tinggi. Artinya peserta didik dapat mengakses bahan-bahan pelajaran setiap saat dan berulang-ulang dalam mengakses informasi secara meluas kapan saja dan dimanapun. Adapun salah satu kendala bagi pembelajaran dengan menggunakan madia e-learning adalah masalah biaya, dikarenakan tidak semua rumah memiliki jaringan internet dan tidak semua orang memiliki handphone yang bisa mengakses internet.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan pada bulan November 2011 dan bulan Oktober 2012 di SMA Negeri 4 Bandung kelas XI IPA, peneliti melihat beberapa masalah yang terdapat pada sekolah tersebut, diantaranya yang berkaitan dengan hasil belajar siswa yang rendah terutama dalam pembelajaran biologi. Hal ini dapat terlihat dari hasil perolehan belajar materi sistem transportasi pada tahun 2010/2011 dengan nilai rata-rata yaitu 70,00 dan pada tahun 2011/2012 dengan nilai rata-rata 73,00. Nilai tersebut sebenarnya sudah sesuai dengan KKM yang ditetapkan oleh sekolah, namun


(16)

4

yang menjadi masalah adalah presentase ketuntasan belajar yang ditetapkan sekolah belum dapat tercapai.

Tabel 1.1 Data Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 4 Bandung Materi

SistemTransportasi Tahun Ajaran 2010/2011 dan 2011/2012 Tahun Ajaran

Keterangan 2010/2011 2011/2012

N 166 174 -

̅ 70,00 73,00 -

SD 3 4,8 -

Max 79 87 -

Min 66 67 -

KKM 70,00 70,00 -

> KKM

[n(%)] 101 (60,84%) 107 (61,49%)

Ketuntasan belajar siswa yang ditetapkan sekolah > 75% < KKM

[n(%)] 65 (39,16%) 67 (38,5%) -

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat kita lihat bahwa pada tahun pelajaran 2010/2011 nilai rata-rata siswa kelas XI IPA sebesar 70,00, nilai tersebut tepat dengan KKM yang ditentukan yaitu 70,00. Namun jika dilihat dari tingkat ketuntasan rata-rata kelas XI IPA yaitu 60,84% dari seluruh siswa kelas XI IPA hal tersebut masih belum mencapai angka yang ditetapkan sekolah yaitu sebesar 75% dari seluruh siswa XI IPA. Pada tahun pelajaran 2011/2012 dengan materi yang sama dan KKM yang sama diperoleh nilai rata-rata sebesar 73, memang terjadi kenaikan pada nilai rata-rata namun tingkat ketuntasan rata-rata kelas XI IPA pada tahun tersebut yaitu 61,49% masih belum memenuhi ketuntasan belajar siswa yang ditetapkan oleh sekolah. Hasil belajar siswa SMA Negeri 4 Bandung tahun 2010/2011 dan tahun 2011/2012 masih belum sesuai dengan standar ketuntasan belajar ideal siswa dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu sebesar 75% (BSNP,2006:12)

Pada tahun ajaran 2012/2013 nilai KKM mata pelajaran biologi meningkat menjadi 75. Hasil belajar mata pelajaran biologi pada tahun 2012/2013 pada kelas XI IPA 2 merupakan hasil belajar siswa terendah dibandingkan dengan kelas XI IPA lainnya. Oleh sebab itu hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 yang


(17)

5

dijadikan penelitian, dikarenakan hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 yang dikategorikan masih kurang dari standar KKM

Tabel 1.2 Data Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 Tahun Ajaran 2012/2013

Materi

Keterangan Sel

Jaringan Tumbuhan dan Hewan

Sistem Gerak

N 40 40 40 -

̅ 69,1 63,13 68,27 -

SD 17,68 10,45 19,73 -

Max 94 85 100 -

Min 0 34 25 -

KKM 70,00 70,00 70,00 -

> KKM [n(%)] 21 (52,5%) 10 (25%) 26 (65%) Ketuntasan belajar siswa yang ditetapkan sekolah > 75% < KKM [n(%)] 19 (47,5%) 30 (75%) 14 (35%) -

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat terlihat hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 pada beberapa bab sebelum materi peredaran darah, seperti materi sel, jaringan tumbuhan dan hewan serta materi sistem gerak. Pada materi sel hasil rata-rata belajar siswa kelas XI IPA 2 yaitu 69,1 dengan tingkat ketuntasan belajar sebesar 52,5%. Pada materi jaringan tumbuhan dan hewan nilai rata-rata siswa 63,13 dengan tingkat ketuntasan 25%, sedangkan pada materi sistem gerak nilai rata-rat yaitu 68,27 dengan tingkat ketuntasan 65%. Dari tiga materi yang dilaksanakan sebelum materi sistem peredaran darah terlihat bahwa nilai rata-rata siswa masih belum mencapai KKM dan tingkat ketuntasan belajarnya pun masih di bawah standar kurikulum.

Selain itu permasalahan lain yang didapatkan dari hasil observasi awal adalah adanya pengurangan waktu kegiatan belajar mengajar di sekolah, hal ini berkaitan dengan adanya renovasi bangunan sekolah dan penerimaan siswa baru yang melebihi kuota tampung bangunan yang ada di sekolah tersebut. Hal tersebut mendorong pihak sekolah untuk mengurangi jam belajar siswa di sekolah sebagai solusi atas permasalahan tersebut, namun tentunya solusi


(18)

6

tersebut bisa menjadi masalah yang baru bagi kegiatan pembelajaran yang secara tidak langsung akan berimbas pada hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil observasi lain melalui angket dan wawancara informal di SMA tersebut pada siswa kelas XI IPA 2, sebagian besar siswa XI IPA 2 senang mempelajari mata pelajaran biologi, namun banyak siswa yang masih sering mengalami kesulitan dalam pembelajaran biologi karena beberapa alasan, antara lain :

1. Materi pelajaran biologi seringkali didominasi teks hafalan

2. Pembelajaran yang terjadi kelas biologi biasanya hanya berupa pembelajaran dengan metode ceramah

3. Kesulitan dalam istilah ilmiah yang menggunakan bahasa Latin dalam materi biologi

4. Berkurangnya waktu belajar di kelas karena adanya renovasi dan terkadang ada guru mata pelajaran lain yang korupsi waktu sehingga mengurangi waktu pembelajaran biologi dan seringkali pembelajaran menjadi tidak kondusif

Beberapa kesulitan yang dialami siswa ini mengarah selain pada aspek pelajaran biologi itu sendiri juga mengarah pada lingkungan pembelajaran siswa di sekolah. Kesulitan yang mengarah pada materi biologi yaitu materinya yang seringkali berupa konsep abstrak bagi siswa, hal inilah yang membuat siswa kurang memahami materi tersebut karena tidak dapat memvisualisasikan secara keseluruhan pada proses maupun konsep abstrak dengan baik. Kesulitan yang mengarah pada faktor lingkungan juga tidak bisa dipandang sebelah mata, karena permasalahan yang terjadi sangat berpengaruh pada kenyamanan siswa saat menerima pelajaran yang tentunya akan berpengaruh pada hasil belajar siswa tersebut. Proses pembelajaran yang terjadi di kelas biasanya didominasi dengan metode ceramah, selain itu penggunaan media pembelajaran sangat jarang digunakan padahal fasilitas yang ada di sekolah cukup memadai, selain tersedianya ruang multimedia, laboratorium biologi, sekolah ini juga telah memiliki LCD Proyektor hampir di seluruh kelasnya.


(19)

7

Berdasarkan hasil observasi juga diketahui bahwa seluruh siswa di kelas tersebut mahir menggunakan komputer, bahkan beberapa siswa terbiasa membawa personal notebook (Laptop) ataupun personal computer (PC) seperti tablet. Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa seluruh siswa yang ada di kelas tersebut bisa menggunakan internet dan hampir seluruh siswa memiliki akun facebook dan twitter serta ada pula beberapa siswa yang aktif menulis blog. Siswa biasanya menggunakan laptop atau PC yang dibawanya untuk mengerjakan tugas, namun ada juga yang menggunakannya untuk sekedar menonton film dan bermain game, sedangkan untuk akun media sosial yang mereka miliki biasanya digunakan untuk berbagi informasi dan terkadang ada siswa yang menggunakannya untuk curhat.

Keberadaan e-learning di sekolah ini sedang dalam proses pembangunan, hal tersebut dapat terlihat dari fasilitas yang disediakan oleh sekolah. Untuk di kelas yang diteliti sendiri, keberadaan e-learning mungkin sudah tidak begitu asing keberadaanya bagi para siswa hal ini dapat terlihat dari hasil perolehan observasi awal pada Lampiran A.1, dari hasil angket tersebut menyatakan hanya 17,5% siswa di kelas tersebut yang belum pernah belajar menggunakan e-learning, selain itu dapat terlihat juga dari data tersebut bahwa penggunaan e-learning dalam proses pembelajaran dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik, mempermudah dalam memahami konsep, terutama konsep yang abstrak. Namun dari data tersebut pula dapat terlihat bahwa para siswa masih merasa kesulitan dalam menggunakan fasilitas e-learning tersebut, apalagi jika tanpa bimbingan guru sebagai fasilitator.

Pada saat siswa diberikan pertanyaan mengenai materi biologi kelas XI semester ganjil yang dianggap sulit dipahami oleh para siswa, mereka menjawab seluruh materinya sulit terutama materi sel dan sistem transportasi, hal tersebut dikarenakan materi tersebut memiliki konsep yang rumit dan banyak konsep yang tidak bisa dilihat secara langsung. Selain itu materi sistem transportasi juga merupakan materi yang bersifat aplikatif sehingga


(20)

8

siswa perlu banyak mencari sumber dan kasus-kasus yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan konsep sistem transportasi.

Penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk permasalah tersebut yaitu penelitian tindakan kelas kolaboratif. Penelitian tindakan ini berkolaborasi dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari yang dilakukan di kelas oleh guru seperti yang dinyatakan Basrowi (2008:23) bahwa dalam penelitian tindakan kelas, guru dapat melakukan kolaborasi dengan pihak perguruan tinggi keguruan terdekat, dengan harapan pihak perguruan tinggi tersebut dapat menjadi refleksi gagasan bagi guru yang sedang menghadapi masalah dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Penelitian tindakan secara kolaboratif juga merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktek pembelajaran di kelas menjadi lebih baik. Penelitian tindakan kelas kolaboratif ini diharapkan peneliti yang berasal dari perguruan tinggi keguruan dapat memberikan suatu gagasan ataupun solusi dalam memecahkan masalah yang terjadi pada proses pembelajaran ataupun masalah yang dirasakan oleh guru dalam pelaksanaan tugas mengajarnya.

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka dilakukan Penelitian Tindakan Kelas: “Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Media E-Learning pada Konsep Sistem Transportasi Manusia”.

Melalui penelitian ini diharapkan kualitas pembelajaran khususnya pada konsep Sistem Peredaran Darah Manusia dapat diperbaiki menuju arah yang lebih baik, sehingga penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaborasi dengan peneliti ini mampu membantu guru maupun siswa dalam mengatasi masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan penguasaan konsep dan berpikir kreatif siswa melalui pembelajaran dengan menggunakan media e-learning.


(21)

9

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Bagaimana penguasaan konsep dan berpikir kreatif siswa setelah dilakukan upaya peningkatan melalui media e-learning pada konsep sistem peredaran darah manusia?”

Untuk memudahkan menjawab permasalahan tersebut, maka rumusan masalah di atas diuraikan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana perolehan hasil penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan media e-learning pada setiap siklusnya?

2. Bagaimana kemampuan berpikir kreatif siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan media e-learning pada setiap siklusnya?

3. Bagaimana respon para siswa setelah dilakukan upaya peningkatan pada pembelajaran konsep sistem peredaran darah dengan menggunakan media e-learning?

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah pada tujuan yang telah ditetapkan, maka dibuatlah batasan masalah seperti dibawah ini :

1. Penguasaan konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif siswa yang diperoleh dari hasil tes secara tertulis yang berupa soal pilihan ganda. Jenjang kognitif yang diukur meliputi kemampuan mengingat (C1) kemampuan memahami (C2), dan kemampuan mengaplikasikan (C3)

2. Kemampuan berfikir kreatif yang dimaksud dalam penelitian ini terbatas pada 3 aspek yang meliputi kemampuan berfikir lancar (fluency), kemampuan berfikir merinci (elaboration), dan kemampuan berfikir orisinil (originality).

3. Konsep sistem peredaran darah yang disampaikan hanya terbatas pada konsep sistem peredaran darah pada manusia


(22)

10

4. Media e-learning yang digunakan dalam penelitian ini berupa blog yang didalamnya mencakup materi sistem peredaran darah pada manusia yang berupa uraian materi, gambar, dan video animasi materi sistem peredaran darah pada manusia.

5. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan secara kolaboratif, bermitra dengan pihak lain seperti guru biologi yang mengajar di sekolah tersebut dengan dua siklus.

D. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah yang telah ditentukan sebelumnya, adapun tujuan dari penelitian ini antara lain:

1. Untuk mengetahui perolehan hasil penguasaan konsep siswa setelah dilakukan upaya peningkatkan pada konsep sistem peredaran darah dengan menggunakan media e-learning.

2. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa setelah dilakukan upaya peningkatkan pada konsep sistem peredaran darah dengan menggunakan media e-leraning.

3. Untuk mengetahui respon siswa setelah dilakukan upaya peningkatan pada konsep sistem peredaran darah dengan menggunakan media e-learning.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan dan peningkatan kualitas pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas, khususnya dalam kegiatan pembelajaran biologi.

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru dalam hal penggunaan media e-learning sebagai media pembelajaran, sehingga dapat membantu guru dalam menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran biologi.

Sesuai dengan misi sekolah yaitu meningkatkan profesionalisme dan akuntabilitas sekolah sebagai pusat ilmu pengetahuan, keterampilan,


(23)

11

pengalaman, sikap, dan nilai dengan berbasis information and communication technology (ICT), melalui penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dalam memberikan penagalaman belajar yang menyenangkan serta dapat memanfaatkan fasilitas dan sarana yang telah tersedia di sekolah pada pembelajaran biologi dalam upaya memberikan pembelajaran yang bermakna kepada para siswa. Selain itu manfaat bagi siswa adalah, siswa mendapatkan pengalaman belajar yang menyenangkan dan siswa diberikan kesempatan lebih banyak dan bebas dalam mengungkapkan rasa ingin tahu yang ada pada diri siswa melalui media e-learning. Diharapkan hal tersebut dapat meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan berfikir kreatif siswa dalam pebelajaran biologi.


(24)

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yaitu siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 4 Bandung semester 1 (ganjil) tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 40 orang. Siswa kelas XI IPA 2 dijadikan subjek penelitian selama 2 siklus dengan setiap satu siklusnya terdapat dua kali pertemuan. Penentuan kelas yang digunakan sebagai subjek penelitian ini berdasarkan hasil observasi awal mencakup hasil belajar pada pembelajaran biologi serta rekomendasi dari guru pengajar.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berbentuk Penelitian Tindakan Kelas Simultan Terintegrasi. Model yang digunakan dalam PTK ini yaitu model spiral Kemmis dan Mc Taggart yang merupakan pengembangan dari model Lewin. Dalam penelitian tindakan simultan terintegrasi guru dilibatkan dalam proses penelitian kelasnya, terutama pada proses pembelajaran (tindakan) dan refleksi terhadap proses pembelajaran di kelas. Persoalan pembelajaran yang diteliti muncul dan diidentifikasi oleh peneliti dari luar, berdasarkan hasil observasi awal (Basrowi, 2008:74). Adapun desain PTK yang dilaksanakan sebagai berikut:


(25)

42

C. Desain Penelitian

Gambar 3.1 Pengembangan Desain Penelitian Penelitian Tindakan Model Spiral

Kemmis & Taggart (Basrowi, 2008:68) Studi Pustaka

Observasi Awal

Mengidentifikasi masalah berdasarkan hasil belajar sebelumnya, pendapat siswa mengenai proses pembelajaran, informasi dari guru biologi kelas XI

Rencana Tindakan Siklus 1 Menyiapkan RPP 1, E-Learning 1,

instrumen 1

Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 Melaksanakan RPP 1, melakukan evaluasi untuk memperoleh data

Observasi Siklus 1 Melaksanakan observasi kegiatan pembelajaran guru dan siswa, serta

respon siswa Refleksi Siklus 1

Pengolahan data dan analisis hasil evaluasi dan observasi

Rencana Tindakan Siklus 2 Menyiapkan RPP 2, E-Learning

2, instrumen 2

Observasi Siklus 2 Melaksanakan observasi kegiatan pembelajaran guru dan siswa, serta

respon siswa

Pelaksanaan Tindakan Siklus 2 Melaksanakan RPP 2, melakukan evaluasi 2 untuk memperoleh data

Refleksi Siklus 2 Pengolahan data dan analisis

hasil evaluasi dan observasi

Kesimpulan dan Saran Analisis Penelitian


(26)

43

D. Definisi Operasional

Terdapat beberapa definisi operasional dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini. Berikut ini merupakan penjabarannya:

1. Penguasaan konsep merupakan salah satu hasil belajar kognitif yang diperoleh seteah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan media e-learning. Penguasaan konsep ini dijaring melalui tes objektif pilihan ganda yang mencakup kemampuan kognitif C1 (Mengingat), C2 (Memahami), C3 (Mengaplikasikan ) dan C4 (Menganalisis).

2. Berfikir kreatif merupakan proses berfikir yang digunakan oleh siswa untuk mencari jawaban, memunculkan gagasan baru untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Kemampuan berikir kreatif dilihat dari beberapa indikator yaitu indikator berfikir lancar (fluency), indikator berfikir merinci (elaboration), dan indikator berfikir asli (originality). Kemampuan berfikir kreatif ini dijaring melalui tes tertulis berbentuk uraian yang mencakup indikator berfikir lancar (fluency) dan indikator berfikir merinci (elaboration) serta tugas membuat mindmap yang mencakup indikator berfikir lancar (fluency), indikator berfikir merinci (elaboration) dan indikator berfikir asli (originality).

3. Pembelajaran e-learning yang dimaksud daam penelitian ini merupakan kegiatan belajar yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran antara guru dan siswa dengan menggunakan media internet berupa blog. Di dalam blog ini terdapat materi pembelajaran berupa teks, gambar, animasi, video dan latihan soal dalam bentuk LKS (Lembar Kerja Siswa) yang berhubugan dengan materi sistem peredaran darah pada manusia.


(27)

44

4. Blog berasal dari kata web log. Web artinya internet, dan log artinya catatan. Secara harfiah, blog bisa didefinisikan sebagai catatan harian yang ditulis dan dipublikasikan di internet (Anwas, 2003). Dalam penelitian ini blog digunakan sebagai catatan yang dibuat oleh guru yang di dalamnya berisi materi pelajaran, gambar, animasi, video dan latihan soal yang berkaitan dengan konsep sistem peredaran darah pada manusia yang ditulis dan dipublikasikan di internet oleh guru.

5. Materi sistem peredaran darah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah materi sistem peredaran darah pada manusia yang mencakup materi tentang darah, transfusi darah, alat-alat peredaran darah, sistem peredaran darah, dan kelainan penyakit yang dapat terjadi pada sistem perdaran darah manusia.

E. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Pembelajaran

a. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai materi sistem peredran darah pada manusia.

b. Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan materi berupa soal-soal latihan mengenai materi sistem peredaran darah pada manusia.

c. Media pembelajaran berupa e-learning yang disajikan dalam bentuk blog dengan materi sistem peredaran darah pada manusia.

2. Instrumen Pengumpulan Data a. Instrumen Penguasaan Konsep

Instrumen yang digunakan untuk mengukur penguasaan konsep siswa digunakan tes objektif pilihan ganda. Tes objektif pilihan ganda tersebut meliputi pretes pada pertemuan pertama siklus 1 dan postes pada pada setiap pertemuan dalam siklus penelitian tindakan, serta Lembak Kerja Siswa (LKS) pada setiap pertemuan


(28)

45

b. Instrumen Berfikir Kreatif

Instrumen untuk mengukur kemampuan berfikir kreatif siswa menggunakan tes tertulis dalam bentuk uraian dan tugas siswa berupa mind map.

c. Instrumen Respon Siswa

Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan media e-learning dapat dijaring menggunakan angket respon siswa yang dibagikan pada tiap siklus. Adapun kisi-kisi dari angket respon siswa dapat dilihat rinciannya sebagai berikut.

Tabel 3.2. Kisi-kisi Angket Respon Siswa

No Kisi-Kisi Nomor

Soal

Jumlah Soal 1 Ketertarikan belajar biologi dan pembelajaran lewat web 1,2,3 3

2 Keuntungan pembelajaran melalui internet 4,5 2

3 Kekurangan pembelajaran melalui internet 6,7 2

4 Kemudahan akses 8 1

5 Sajian Blog 9,10 2

6 Sajian materi 11,12,13, 14 4

7 Tampilan Blog 15 1

8 Struktur Blog 16 1

9 Interaksi Pada Blog 17 1

10 LKS (Lembar Kerja Siswa) 18 1

11 Tugas Berfikir Kreatif (Quiz) 19, 20 2

Total 20

d. Instrumen Catatan Lapangan

Instrumen catatan lapangan digunakan pada saat kegiatan pembelajaran untuk mempermudah observer monitor kegatan pembelajara yang sedang berlangsung. Catatan lapangn ini berupa lembar observasi guru dan siswa pada saat pembelajaran


(29)

46

F. Uji Instrumen Penelitian

Sebelum penelitian dilaksanakan terlebih dahulu dilakukan uji instrument. Uji coba instrument dilaksanakan di SMAN 1 Cisarua kelas XII IPA yang sudah mempelajari materi sistem eksresi saat kelas XI. Berikut merupakan uji instrument tes tertulis berbentuk pilihan ganda dan uraian antara lain :

1. Reliabilitas

Reliabilitas tes merupakan suatu ukuran yang menyatakan keajegan tes terhadap berbagai subjek penelitian. Suatu tes memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap (Arikunto, 2007: 86). Untuk menghitung reliabilitas pilihan ganda maka digunakan rumus berikut:

( ) ( ) Keterangan :

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi subjek yang menjawab soal dengan benar (proporsi subjek yang mendapatkan skor 1)

q = proporsi subjek yang mendapatkan skor 0 (q = 1-p) pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

k = banyaknya butir pertanyaan Vt = Varians total

(Arikunto, 2007: 100) Sedangkan rumus reliabilitas untuk soal uraian, yaitu:


(30)

47

Keterangan :

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

k = banyaknya butir pertanyaan Ʃ = jumlah varians butir

= varians total

(Arikunto, 2007: 109) Adapun acuan kriteria reliabilitas terdapat pada Tabel 3.5

Tabel 3.5. Kriteria Koefisien Reliabilitas

Nilai Makna

< 0,20 Sangat Rendah 0,20 – 0,39 Rendah

0,4 – 0,59 Cukup 0,60 – 0,79 Tinggi 0,80 – 1,00 Sangat Tinggi

(Arikunto, 2007:75) 2. Validitas Tes

Validitas merupakan suatu pengukuran yang menunjukan tingkat kesahihan atau kevalidan dari suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan dan juga dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2007:65). Untuk mengukur validitas butir soal pilihan ganda dapat menggunakan rumus berikut ini:

̅ ̅ Keterangan :

rpbi = koefisien korelasi biseral


(31)

48

̅t = rata-rata skor siswa total

SD = simpangan baku skor total, dengan rumus SD

p = proporsi siswa yang menjawab benar (p =

)

q = proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1-p)

(Arikunto, 2007: 78) Nilai validitas untuk soal uraian dapat ditentukan dengan menentukan koefisien product moment dengan rumus sebagai berikut:

√ Keterangan:

rxy = validitas butir soal

N = banyaknya subjek/jumlah peserta tes X = nilai suatu butir soal

Y = nilai total

(Arikunto, 2007:72) Kriteria validitas suatu instrumen tercantum dalam Tabel 3.6 sebagai berikut:

Tabel 3.6 Kriteria Validitas Butir Soal

Nilai Makna

0,00 – 0,19 Sangat Rendah 0,20 – 0,39 Rendah 0,40 – 0,59 Cukup 0,60 – 0,79 Tinggi 0,80 – 1,00 Sangat Tinggi


(32)

49

3. Daya Pembeda

Daya pembeda soal merupakan kemampuan soal untuk membedakan siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai (Arikunto, 2007:211). Daya pembeda untuk soal bentuk pilihan ganda dan uraian dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

D = daya pembeda

BA = jumlah peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

JA = jumlah seluruh peserta kelompok atas

JB = jumlah seluruh peserta kelompok bawah

(Arikunto, 2007: 213) Adapun kriteria acuan daya pembeda terdapat pada Tabel 3.7 sebagai berikut:

Tabel 3.7 Klasifikasi Acuan Daya Pembeda

Nilai Makna

0,00 – 0,19 Jelek 0,20 – 0,39 Cukup 0,40 – 0,69 Baik 0,70 – 1,00 Sangat Baik


(33)

50

4. Tingkat Kesukaran

Soal yang baik merupakan soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Indeks kesukaran ini dapat dihitung dan akan menghasilkan nilai yang nantinya akan dikategorikan ke dalam kriteria tingkat kesukaran. Rumus untuk mencari indeks kesukaran adalah sebagi berikut:

Keterangan:

P = Indeks Kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

(Arikunto, 2007: 208)

Tabel 3.8 Kriteria Tingkat Kesukaran Indeks Kesukaran Karakteristik

0,00 – 0,30 Sukar 0,31 – 0,70 Sedang 0,71 – 1,00 Mudah

Soal yang baik merupakan soal yang termasuk dalam kriteria soal sedang, namun jika diperlukan karena tujuan tertentu soal sukar dan mudah dapat juga digunakan (Arikunto, 2007:210).

5. Kualitas Pengecoh

Pengecoh berfungsi dengan baik apabila menarik perhatian siswa yang kurang menguasai bahan pelajaran yang sedang diujikan, dan sebaliknya jika justru menarik perhatian siswa yang menguasai bahan pelajaran.


(34)

51

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini meliputi sumber data, jenis data, teknik pengumpulan dan instrumen yang digunakan. Sumber data yaitu guru dan siswa. Adapun teknik pengumpulan data dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.3. Teknik Pengumpulan Data

No. Sumber

Data Jenis Data

Teknik

Pengumpulan Instrumen

1. Siswa

Jumlah siswa yang dapat menjawab benar soal pretes dan

postes

Tes tertulis berbentuk pilihan

ganda

Soal tes objektif pilihan ganda

2. Guru Langkah-langkah pembelajaran Observasi Lembar Observasi Pembelajaran

3. Siswa Aktivitas siswa selama

pembelajaran Observasi

Lembar Observasi Pembelajaran dan Lembar Aktivitas

Siswa

4. Siswa

Kemampuan berpikir kreatif dengan indikator berpikir merinci (Elaboration) dan berpikir lancar

(Fluency)

Tes tertulis

berbentuk uraian Soal tes uraian (Quiz)

5. Siswa

Kemampuan berpikir kreatif dengan indikator berpikir merinci

(Elaboration), berpikir asli (Originality) dan berpikir lancar

(Fluency)

Penugasan Mind map

Panduan pembuatan Mind map serta rubrik penilaiannya

6. Siswa

Jumlah siswa yang dapat menjawab soal dengan benar pada

LKS materi

Pengerjaan LKS materi

LKS materi untuk siswa 7. Siswa Respon siswa terhadap media

pembelajaran yang digunakan Penyebaran angket Angket respon siswa

H. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dapat dilakukan melalui beberapa tahapan, adapun tahapannya sebagai berikut:


(35)

52

1. Observasi Awal

Penelitian ini dimulai melalui beberapa tahapan studi pra penelitian yang berfungsi untuk menentukan fokus permasalahan yang nantinya akan dijadikan dasar dari penelitian ini. Dalam menentukan fokus permasalahan dalam penelitian ini terdapat beberapa langkah sebagai berikut :

a. Sebelum fokus permasalahan ditentukan terlebih dahulu dilakukan observasi awal dengan melakukan peninjauan hasil belajar siswa melalui rekapitulasi hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 semester 1 sebelum memasuki materi sistem trasportasi, penggunaan media dalam proses pembelajaran biologi, meninjau fasilitas kelas dan sekolah, seta menyebarkan angket observasi awal kepada siswa kelas XI IPA 2 tersebut.

b. Setelah mendapatkan data hasil observasi awal, selanjutnya data tersebut dianalisis untuk mengetahui permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran biologi di kelas tersebut dan mencari penyebab munculnya permasalahan tersebut.

c. Setelah mengetahui permasalahan yang muncul dan penyebab permasalahan tersebut, peneliti menentukan fokus permasalahan, fokus permasalahan ditentukan dengan mengamati masalah yang paling berpengaruh pada proses pembelajaran

d. Setelah fokus permasalahan ditentukan peneliti melakukan studi pustaka dari berbagai sumber, misalnya seperti buku, jurnal pendidikan, artikel maupun pencarian informasi dari internet yang berkaitan dengan permasalahan dan solusinya. Setelah itu peneliti merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan pada pembelajaran untuk memecahkan masalah yang telah ditentukan.


(36)

53

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Adapun rincian kegiatan dalam tahap pelaksanaan penelitian tindakan ini dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Tahap Pelaksanaan Penelitian Tindakan

S

IKL

US 1

Perencanaan

Tahap perencanaan siklus 1 ini merencanakan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), instrumen pembelajaran seperti tes objektif, tes uraian berpikir kreatif, format observasi pembelajaran, format angket siswa, lembar aktivitas siswa, serta media pembelajaran berupa media e-learning.

Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian (siklus 1) dimulai pada tanggal 15 Desember 2012. Penelitian dilakukan dalam dua siklus pada materi sistem peredaran darah manusia. Dalam siklus 1 terdapat dua kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuan 2x45 menit. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media e-learning sesuai dengan prosedur yang telah direncanakan. Pada pertemuan pertama dan kedua di siklus 1 dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan instrumen pembelajaran yang telah disiapkan pada tahap perencanaan. Pada pertemuan pertama terdapat perbedaan yaitu tidak dilaksanakan postes melainkan pretes. Pada pertemuan kedua siklus 1 dilakukan penyebaran angket respon kepada para siswa mengenai pembelajaran dengan penggunaan media e-learning selama pembelajaran yang telah berlangsung serta penugasan mind map.

Observasi

Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti dan beberapa rekan peneliti melakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran. Setiap observer diberikan lembar observasi untuk membantu dalam kegiatan observasi pembelajaran dan lembar aktivitas siswa.

Refleksi

Pada tahap refleksi di siklus 1, peneliti menganalisis catatan-catatan temuan berdasarkan kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung serta hasil dari angket respon siswa mengenai penggunaan media e-learning dalam pembelajaran biologi. Setelah itu peneliti bersama guru pengajar berdiskusi mengenai hasil analisis kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan dan menentukan tindakan yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya. Hasil diskusi ini berupa tindakan yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya. Hasil tersebut merupakan bentuk dari hasil refleksi yang telah dilakukan peneliti, guru, dan catatan yang telah diberikan oleh para observer.


(37)

54

S

IKL

US 2

Perencanaan

Pada kegiatan perencanaan di siklus 2 ini terdapat beberapa perbaikan terhadap kegiatan pembelajaran di kelas. Media pembelajaran pada siklus 2 masih menggunakan media e-learning. Beberapa perbaikan pada kegiatan pembelajaran merupakan hasil dari refleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus 1.

Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian (siklus 2) dimulai pada tanggal 25 Desember 2012. Dalam siklus 2 terdapat dua kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuan 2x45 menit. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media e-learning sesuai dengan prosedur yang telah direncanakan berdasarkan hasil refleksi siklus 1. Pada pertemuan pertama dan kedua di siklus 2 dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan instrumen pembelajaran yang telah disiapkan pada tahap perencanaan. Penyebaran angket respon mengenai pembelajaran dengan penggunaan media e-learning kepada para siswa dilaksanakan pada pertemuan kedua siklus 2.

Observasi

Seperti pada kegiatan observasi pada siklus 1, kegiatan observasi siklus 2 dilaksanakan oleh peneliti bersama observer yang sama dengan siklus 1. Untuk membantu observasi kegiatan pembelajaran setiap observer diberikan lembar observasi dan lembar aktivitas siswa.

Refleksi

Pada tahap refleksi siklus 2, peneliti dan guru pengajar menganalisis kekurangan yang terjadi selama kegiatan pembelajaran. Peneliti menganalisis hasil belajar siswa pada siklus 2, kemudian membandingkannya dengan hasil belajar yang diperoleh dari siklus 1. Selain hasil belajar peneliti pun menganalisis hasil angket siswa mengenai pembelajaran menggunakan media animasi pada siklus 1 dan siklus 2 serta hasil observasi pembelajaran.

I. Teknik Pengolahan Data

Terdapat dua jenis data yaitu data kuantitatif dan kualitatif berikut ini rinciannya :

1. Data Kuantitatif

a. Penguasaan Konsep

Untuk mengukur peningkatan penguasaan konsep siswa digunakan tes tertulis berbentuk pilihan ganda yang terdiri dari 20 soal pada setiap tes dan hasil dari penilaian LKS yang diberikan pada setiap pertemuan. Untuk melihat peningkatan yang terjadi dari penguasaan konsep tersebut, digunakan perhitungan nilai rata-rata, standar deviasi, nilai maksimum, dan nilai minimum. Skala penilaian evaluasi dinilai dengan menggunakan rumus sebagai berikut


(38)

55

Nilai = X 100 Nilai rata-rata =

Ketuntasan belajar = X 100%

b. Kemampuan Berfikir Kreatif

Kemampuan berfikir kreatif diukur dengan kuis dalam bentuk soal uraian dan tugas siswa berupa produk mind map. Untuk melihat peningkatan yang terjadi dari kemampuan berfikir kreatif, digunakan perhitungan nilai rata-rata, standar deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum. Untuk penilaian quiz digunakan rubrik penilaian dengan indikator berfikir kreatif meliputi berfikir lancar (Fluency) dan berfikir merinci (Elaboration). Tugas produk mindmap menggunakan rubric penilaian yang meliputi indikator berfikir lancar (Fluency), berfikir merinci (Elaboration), dan berfikir asli (Originaity).

c. Respon Siswa

Respon siswa terhadap pembelajaran e-learning dapat dijaring menggunakan angket respon siswa, angket yang digunakan merupakan angket terstruktur, yaitu angket yang menyediakan kemungkinan jawaban dengan bentuk jawaban tertutup diamana pada setiap pertanyaan telah tersedia alternatif jawaban. Alternatif jawaban yang dibuat berdasarkan skala Linkert, yang terdiri dari Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Skala Linkert ini digunakan untuk mengatur sikap pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai sesuatu (Sugiyono, 2009:93) Teknik yang digunakan dalam penyekoran angket dapat dilihat pada tabel berikut.


(39)

56

Tabel 3.4. Penyekoran Angket

Pernyataan Respon Kriteria Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Netral (N) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS) Positif

(Favorable) 5 4 3 2 1

Negatif

(Unfavorable) 1 2 3 4 5

Skala penyekoran angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Ʃ

(Berdasarkan Sugiyono, 2009:94-95)

Keterangan:

n = nomor item pernyataan angket

Sn = skor angket salah satu nomor item angket

, , , , = poin kriteria pilihan jawaban angket

, , , , = jumlah siswa yang memilih pilihan jawaban

= skor maksimal salah satu nomor item angket

2. Data Kualitatif

Penelitian ini juga menghasikan data kualitatif yang serupa catatan lapangan. Data kualitatif ini perlu diolah dengan menjabarkan data-data yang diperoeh dari setiap pertemuan dalam suatu siklus secra deskriptif. Hasil pengolahan


(40)

57

data kualitatif ini nantinya dapat dijadikan sebagai bahan refleksi pada setiap siklus setelah dianalisis terlebih dahulu.

J. Analisis Pengolahan Data

Hasil pengoahan data baik kuantitatif maupun kualitatif nantinya akan dianalisis dengan melakukan perbandingan nilai pada pretes dan nilai-nilai pada siklus 1, baik dalam tes penguasaan konsep, berfikir kreatif, maupun angket respon siswa. Hasil analisis tersebut akan diajadikan sebagai bahan refleksi untuk menentukan tindakan pada siklus selanjutnya. Proses analisis ini dilakukan pada setiap siklus.

K. Alur Penelitian

Kegiatan Penelitian dilakukan sesuai dengan alur penelitian sebagai berikut:

Studi Perizinan

Observasi Awal

Seminar proposal Revisi proposal

Pelaksanaan penelitian Pengumpulan data Pengolahan dan analisis

Perizinan penelitian Perizinan penelitian ke

Penentuan sampel Pembuatan instrumen

Judgement instrumen Uji coba instrumen

Revisi instrumen


(41)

58


(42)

(43)

90

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai upaya meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berfikir kreatif siswa dengan menggunakan media e-learning pada konsep sistem peredaran darah pada manusia pada siswa kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 4 Bandung, dapat disimpulkan bahwa hasil penguasaan konsep siswa meningkat. Hal tersebut dapat terlihat dari peningkatan rata-rata nilai kelas. Pada pretes, nilai rata-rata siswa sebesar 58,09, siklus 1 sebesar 78,73 dan siklus 2 sebesar 87,85. Selain itu ketuntasan belajar pun sudah tercapai. Pada pretes ketuntasan hanya sebesar 11,76%, pada siklus 1 meningkat menjadi 79,41%, dan pada siklus 2 meningkat kembali menjadi 100%.

Kemampuan berfikir kreatif siswa pun mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat terlihat dari nilai tes dan tugas berfikir kreatif yang meningkat pada setiap siklusnya. Pada pretes, nilai rata sebesar 52,06, pada siklus 1 nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 56,97, dan pada siklus 2 diperoleh nilai rata-rata-rata-rata siswa sebesar 74,09.

Selain hasil penguasaan konsep dan kemampuan berfikir kreatif yang meningkat, siswa juga menunjukan respon positif terhadap pembelajaran dengan menggunakan e-learning. Hal ini dapat terlihat dari hasil angket respon siswa yang menunjukan nilai yang terletak dekat dengan area setuju yang merupakan pernyataan positif. Selain angket respon siswa hasil wawancara pada siswa juga menunjukan bahwa mereka menyukai pembelajaran dengan menggunakan e-learning. Menurut mereka pembelajaran menggunakan e-learning membuat mereka lebih terbiasa belajar mandiri sehingga pengetahuan yang didapatkannya akan selalu diingat dalam dirinya dan pembelajaran menjadi lebih bermakna.


(44)

91

B. Saran

Berdasarkan penelitian tindakan yang telah dilakukan dan kesimpulan yang telah dipaparkan, terdapat beberapa saran antara lain :

1. Media e-learning dapat digunakan sebagai referensi dalam memilih media pembelajaran dalam keadaan keterbatasan tempat dan waktu selain itu juga membiasakan siswa untuk belajar mandiri.

2. Pembelajaran dengan menggunakan e-learning dibutuhkan kontribusi guru sebagai pengawas, karena dikhawatirkan ada siswa yang motivasi belajaranya rendah sehingga tidak mengikuti pembelajaran di luar jam.

3. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan hasil penelitian yang telah tercapai, terutama mengenai kemampuan berfikir kreatif siswa

4. Jika akan mengambil fokus penelitian ini sebaiknya dipersiapkan lebih matang terutama dalam proses pembuatan instrument. Sebaiknya rencana penelitian dikomunikasikan dengan jelas dan rinci kepada guru yang bersangkutan agar tidak terjadi kekeliruan antara perencanaan dengan pelaksanaannya.


(45)

92

DAFTAR PUSTAKA

---(2007).Keunggulan E-Learning Dibandingkan Pembelajaran Konvensional

[online]. Tersedia:http://elearning.unej.ac.id [14oktober 2012]

Anwas. (2003). Model Inovasi E-Learning Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan, Jurnal Teknodik, Edisi No.12/VII/Oktober/2003.

Arikunto, S. (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Akasara Arnyana, I. B. P. (2006). Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif

Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa

SMA. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja. Edisi

No.3/XXIX/Juli/2006

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan dasar dan Menengah.

Jakarta: DEPDIKNAS

Basorwi, H.M., Suwandi. (2008). Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia Indonesia

Dahar, R.W. (1996). Teori-teori Belajar. Bandung: Erlangga

Efendi, R., Megasari. (2005). E-Learning : Kesiapan Sistem Dalam Mendukung Program “Bengkulu Kota Pelajar”. Yogyakarta : Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2005

Evans, J.R. (1991). Creative Thinking In the Decision and Management Sciences. Ohio: Thomson Information

Gintings, A. (2008). Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humaniora.


(46)

93

Munandar, U. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT Rineka Cipta

Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Alfabeta

Nurwulan, M. (2011). Upaya Peningkatan Hasil Belajar dan Motivasi Siswa dengan Menggunakan E-Learning dalam konsep Sistem Saraf. Skripsi

Sarjana Pendidikan Biologi pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan. Purwanto. (2008). Kreativitas Berpikir Menurut Guilford. Jurnal Pendidikan dan

Kebudayaan, No. 074, Tahun ke-14, 856-867

Rustaman, N., Dirjosoemarto, S., Yudianto, S. A., Achmad, Y., Subekti, R., Rochintaniawati, D., dan Kusumastuti, M. N. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press

Sanaky, H. A. (2011). Media Pembelajaran. Yogyakarta : Kaukaba

Siahaan, S. (2002). (Pembelajaran Elektronik) Sebagai Salah Satu Alternativ Kegiatan Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http//depdiknas.go.id [2 januari

2011]

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta

Stine, J.M. (2002). Double Your Brain Power Meningkatkan Daya Ingat Anda dengan Menggunakan Seluruh Otak Anda. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama

Sudjana, N. (2004). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya


(47)

94

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suyanto, A. H. (2005). Mengenal E-Learning. [online]. Tersedia : http//www.asephs.web.ugm.ac.id. [04 Januari 2013]

Trisnawaty, R. (2006). Pengaruh E-learning Terhadap Penguasaan Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Konsep Sistem. Skripsi Sarjana

Pendidikan Biologi pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Tim Penyusun Kamus. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.


(1)

Moch Ikhsan Pahlawan,2013

Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Media E-Learning Pada Konsep Sistem Transportasi Manusia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(2)

Moch Ikhsan Pahlawan,2013

Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Media E-Learning Pada Konsep Sistem Transportasi Manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai upaya meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berfikir kreatif siswa dengan menggunakan media e-learning pada konsep sistem peredaran darah pada manusia pada siswa kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 4 Bandung, dapat disimpulkan bahwa hasil penguasaan konsep siswa meningkat. Hal tersebut dapat terlihat dari peningkatan rata-rata nilai kelas. Pada pretes, nilai rata-rata siswa sebesar 58,09, siklus 1 sebesar 78,73 dan siklus 2 sebesar 87,85. Selain itu ketuntasan belajar pun sudah tercapai. Pada pretes ketuntasan hanya sebesar 11,76%, pada siklus 1 meningkat menjadi 79,41%, dan pada siklus 2 meningkat kembali menjadi 100%.

Kemampuan berfikir kreatif siswa pun mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat terlihat dari nilai tes dan tugas berfikir kreatif yang meningkat pada setiap siklusnya. Pada pretes, nilai rata sebesar 52,06, pada siklus 1 nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 56,97, dan pada siklus 2 diperoleh nilai rata-rata-rata-rata siswa sebesar 74,09.

Selain hasil penguasaan konsep dan kemampuan berfikir kreatif yang meningkat, siswa juga menunjukan respon positif terhadap pembelajaran dengan menggunakan e-learning. Hal ini dapat terlihat dari hasil angket respon siswa yang menunjukan nilai yang terletak dekat dengan area setuju yang merupakan pernyataan positif. Selain angket respon siswa hasil wawancara pada siswa juga menunjukan bahwa mereka menyukai pembelajaran dengan menggunakan e-learning. Menurut mereka pembelajaran menggunakan e-learning membuat mereka lebih terbiasa belajar mandiri sehingga pengetahuan yang didapatkannya akan selalu diingat dalam dirinya dan pembelajaran menjadi lebih bermakna.


(3)

Moch Ikhsan Pahlawan,2013

Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Media E-Learning Pada Konsep Sistem Transportasi Manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Saran

Berdasarkan penelitian tindakan yang telah dilakukan dan kesimpulan yang telah dipaparkan, terdapat beberapa saran antara lain :

1. Media e-learning dapat digunakan sebagai referensi dalam memilih media pembelajaran dalam keadaan keterbatasan tempat dan waktu selain itu juga membiasakan siswa untuk belajar mandiri.

2. Pembelajaran dengan menggunakan e-learning dibutuhkan kontribusi guru sebagai pengawas, karena dikhawatirkan ada siswa yang motivasi belajaranya rendah sehingga tidak mengikuti pembelajaran di luar jam.

3. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan hasil penelitian yang telah tercapai, terutama mengenai kemampuan berfikir kreatif siswa

4. Jika akan mengambil fokus penelitian ini sebaiknya dipersiapkan lebih matang terutama dalam proses pembuatan instrument. Sebaiknya rencana penelitian dikomunikasikan dengan jelas dan rinci kepada guru yang bersangkutan agar tidak terjadi kekeliruan antara perencanaan dengan pelaksanaannya.


(4)

Moch Ikhsan Pahlawan,2013

Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Media E-Learning

Pada Konsep Sistem Transportasi Manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

---(2007).Keunggulan E-Learning Dibandingkan Pembelajaran Konvensional [online]. Tersedia:http://elearning.unej.ac.id [14oktober 2012]

Anwas. (2003). Model Inovasi E-Learning Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan, Jurnal Teknodik, Edisi No.12/VII/Oktober/2003.

Arikunto, S. (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Akasara Arnyana, I. B. P. (2006). Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif

Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa SMA. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja. Edisi No.3/XXIX/Juli/2006

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan dasar dan Menengah. Jakarta: DEPDIKNAS

Basorwi, H.M., Suwandi. (2008). Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia Indonesia

Dahar, R.W. (1996). Teori-teori Belajar. Bandung: Erlangga

Efendi, R., Megasari. (2005). E-Learning : Kesiapan Sistem Dalam Mendukung Program “Bengkulu Kota Pelajar”. Yogyakarta : Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2005

Evans, J.R. (1991). Creative Thinking In the Decision and Management Sciences. Ohio: Thomson Information

Gintings, A. (2008). Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humaniora.


(5)

Moch Ikhsan Pahlawan,2013

Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Media E-Learning

Pada Konsep Sistem Transportasi Manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Munandar, U. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT Rineka Cipta

Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Alfabeta

Nurwulan, M. (2011). Upaya Peningkatan Hasil Belajar dan Motivasi Siswa dengan Menggunakan E-Learning dalam konsep Sistem Saraf. Skripsi

Sarjana Pendidikan Biologi pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Purwanto. (2008). Kreativitas Berpikir Menurut Guilford. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 074, Tahun ke-14, 856-867

Rustaman, N., Dirjosoemarto, S., Yudianto, S. A., Achmad, Y., Subekti, R., Rochintaniawati, D., dan Kusumastuti, M. N. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press

Sanaky, H. A. (2011). Media Pembelajaran. Yogyakarta : Kaukaba

Siahaan, S. (2002). (Pembelajaran Elektronik) Sebagai Salah Satu Alternativ Kegiatan Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http//depdiknas.go.id [2 januari 2011]

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta

Stine, J.M. (2002). Double Your Brain Power Meningkatkan Daya Ingat Anda dengan Menggunakan Seluruh Otak Anda. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Sudjana, N. (2004). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya


(6)

Moch Ikhsan Pahlawan,2013

Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Media E-Learning

Pada Konsep Sistem Transportasi Manusia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suyanto, A. H. (2005). Mengenal E-Learning. [online]. Tersedia : http//www.asephs.web.ugm.ac.id. [04 Januari 2013]

Trisnawaty, R. (2006). Pengaruh E-learning Terhadap Penguasaan Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Konsep Sistem. Skripsi Sarjana Pendidikan Biologi pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Tim Penyusun Kamus. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.