KONFUSIANISME DI KOREA SELATAN : Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Politik Masyarakat Korea.
KONFUSIANISME DI KOREA SELATAN : Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Politik Masyarakat
Korea (1962-1979) SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah
'
Oleh:
Aqmarina Lailani Putri 1006042
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2014
(2)
KONFUSIANISME DI KOREA SELATAN : Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Politik Masyarakat
Korea (1962-1979)
Oleh:
Aqmarina Lailani Putri
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Aqmarina Lailani Putri (2014) Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, di foto copy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
AQMARINA LAILANI PUTRI
KONFUSIANISME DI KOREA SELATAN : KAJIAN MENGENAI PENGARUH BUDAYA TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL, EKONOMI,
DAN POLITIK MASYARAKAT KOREA (1962-1979)
Disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing I
Dr. Agus Mulyana, M.Hum NIP. 19660808 199103 1 002
Pembimbing II
Yeni Kurniawati Sumantri, S.Pd, M.Pd NIP. 19770602 200312 2 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Jurusan Pendidikan Sejarah
Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.pd NIP. 19570408 198403 1 003
(4)
Aqmarina Lailani Putri, 2014
Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
ABSTRAK ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2Rumusan Masalah dan Batasan Masalah ... 6
1.3Tujuan Penelitian... 7
1.4Manfaat Penelitian ... 7
1.5Struktur Organisasi Skripsi ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ... 11
2.1 Kajian Pustaka ... 11
2.1.1 Nilai Nilai dari Ajaran Konfusianisme ... 11
2.1.2 Masyarakat Korea Selatan ... 19
2.2 Landasan teori ... 24
2.2.1 Teori Kepercayaan ... 24
2.2.2 Teori Perubahan Kebudayaan ... 26
2.2.3 Teori Perubahan Sosial ... 28
BAB III METODE PENELITIAN ... 32
3.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ... 32
3.1.1 Metode Penelitian ... 32
3.1.2 Teknik Pengumpulan Data ... 36
3.2 Persiapan Penelitian ... 36
3.2.1 Pengajuan Tema Penelitian ... 36
(5)
Aqmarina Lailani Putri, 2014
Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2.3 Bimbingan ... 39
3.3 Pelaksanaan Penelitian... 40
3.3.1 Heuristik ... 40
3.3.2 Kritik Sumber ... 41
3.3.3 Interpretasi ... 43
3.3.4 Historiografi ... 44
BAB IV KONFUSIANISME DI KOREA SELATAN : PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL, EKONOMI, DAN POLITIK MASYARAKAT KOREA SELATAN TAHUN 1962-1979 ... 46
4.1 Proses Masuknya Konfusianisme ke Korea dan Perkembangannya ... 46
4.2 Adaptasi Masyarakat Korea dengan Ajaran Konfusianisme ... 49
4.2.1 Aliran Sarim ... 50
4.2.2 Sekolah Konfusianisme Pada Masa Kerajaan Joseon ... 54
4.2.3 Neo-Konfusianisme ... 56
4.2.4 Perbedaan Konfusianisme Korea Selatan denganKonfusianisme di Cina ... 60
4.3 Keadaan Sosial, Ekonomi, dan Politik Masyarakat Korea Selatan Tahun 1962-1979 ... 62
4.3.1 Keadaan Sosial Masyarakat Korea Selatan Tahun 1962-1979 ... 63
4.3.2 Keadaan Ekonomi Masyarakat Korea Selatan Tahun 1962-1979 ... 67
4.3.2.1 Rencana Pembangunan Lima Tahun I (1962-1966) ... 70
4.3.2.2 Rencana Pembangunan Lima Tahun II (1967-1971) ... 73
4.3.2.3 Rencana Pembangunan Lima Tahun III (1972-1976) ... 76
4.3.2.4 Rencana Pembanguna Lima Tahun IV (1977-1981) ... 80
4.3.3 Keadaan Politik Masyarakat Korea Selatan Tahun 1962-1979... 81
4.4 Pengaruh Nilai-Nilai Konfusianisme Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Politik Masyarakat Korea Selatan Tahun 1962-1979 ... 87
4.4.1 Pengaruh Konfusianisme dalam Kehidupan Sosial Masyarakat Korea Selatan Tahun 1962-1979 ... 88 4.4.2 Pengaruh Konfusianisme dalam Kehidupan Ekonomi Masyarakat
(6)
Aqmarina Lailani Putri, 2014
Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Korea Selatan Tahun 1962-1979 ... 93
4.4.3 Pengaruh Konfusianisme dalam Kehidupan Politik Masyarakat Korea Selatan Tahun 1962-1979 ... 98
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 100
5.1 Kesimpulan ... 100
5.2 Saran ... 103
DAFTAR PUSTAKA ... 105
LAMPIRAN
(7)
Aqmarina Lailani Putri, 2014
Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Sumber dari pertumbuhan ekonomi Korea Selatan... 72
Tabel 4.2 Second Five-Year Plan (1967-1971) Projections and Results (billions of
1965 won and percent) ... 75 Tabel 4.3 Third Five-Year Plan (1972-1976) Projections and Results (billions of
(8)
Aqmarina Lailani Putri, 2014
Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “KONFUSIANISME DI KOREA SELATAN: Kajian
Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Politik Masyarakat Korea (1962-1979)”. Permasalahan yang diangkat dan dikaji dalam skripsi ini adalah “Bagaimana pengaruh Konfusianisme terhadap kehidupan sosial,
ekonomi, dan politik masyarakat Korea Selatan tahun 1962-1979?”. Adapun
tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) memperoleh gambaran mengenai proses masuknya ajaran Konfusianisme ke Korea dan juga perkembangannya, (2) menganalisis mengenai bentuk adaptasi dari ajaran Konfusianisme di Korea yang berkembang pada masa Kerajaan Joseon, (3) mendeskripsikan mengenai keadaan sosial, ekonomi, dan politik masyarakat Korea Selatan pada tahun 1962-1979, dan (4) menganalisis mengenai nilai-nilai apa saja dari ajaran Konfusianisme yang mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi, dan politik masyarakarat Korea Selatan pada tahun 1962-1979. Penelitian dalam skripsi ini menggunakan langkah-langkah penelitian yang sesuai dengan metode penelitian sejarah yang meliputi empat tahapan, yaitu pengumpulan sumber (heuristik), kritik sumber (eksternal dan internal), interpretasi dan terakhir adalah historiografi. Pengumpulan sumber dan data penelitian dalam skripsi hanya menggunakan sumber tertulis dan menggunakan studi literatur. Penelitian ini pun menggunakan pendekatan interdispliner dengan menggunakan beberapa teori dan konsep dari ilmu sosiologi. Teori yang digunakan penulis adalah teori kepercayaan, teori perubahan kebudayaan dan teori perubahan sosial yang di dalamnya memuat teori siklus dan teori konflik. Dengan digunakannya teori-teori tersebut, dapat membantu penulis untuk menganalisis mengenai pertumbuhan yang terjadi pada masyarakat Korea Selatan pada tahun 1962-1979. Setelah melakukan penelitian, dapat diketahui nilai-nilai Konfusianisme sangat mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat Korea Selatan, yang memang sangat terlihat dalam struktur sosial dan budaya bisnisnya yang merupakan bisnis keluarga. Penulis dapat melihat bagaimana ajaran dari Cina ini berkembang dan begitu mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat Korea Selatan. Bukan hanya itu, bahkan dengan adanya nilai-nilai Konfusianisme ini membuat Korea Selatan dapat menjadi negara yang maju seperti sekarang ini. Semua pencapaian yang didapatkan oleh Korea Selatan pada saat ini bukanlah didapatkan secara instan, mereka pernah menjadi negara yang miskin karena kehancuran yang disebabkan oleh Perang Korea, akan tetapi dengan semangat pantang menyerah, loyalitas, keteguhan, kerja keras, pengorbanan, dan rasa tanggung jawab yang tinggi, yang merupakan warisan dari ajaran Konfusianisme, dapat membawa Korea Selatan menjadi negara yang dapat bangkit dari keterpurukan dan dapat mencapai kesuksesan yang bahkan dapat menyaingi negara-negara lain yang telah maju terlebih dahulu.
(9)
1
Aqmarina Lailani Putri, 2014
Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian
Korea Selatan merupakan salah satu negara di Asia Timur yang pada saat ini menjadi salah satu macan Asia karena pertumbuhan negaranya yang sangat pesat. Pada saat ini, budaya Korea Selatan yang disebut Hallyu Wave sedang menyebar ke seluruh dunia. Hallyu Wave saat ini telah banyak mempengaruhi masyarakat, tidak hanya di Asia tapi juga di Amerika dan Eropa. Hallyu Wave
disebut sebagai industri budaya yang tumbuh dengan cepat di Korea Selatan sejak tahun 1990, Hallyu tumbuh 21% pada saat perekonomian Korea Selatan tumbuh dengan rata-rata 5,5% dari tahun 1990-2003 (Kim dan Jiwon, 2007: 120-121). Dalam hal ini, Hallyu Wave juga memberikan pengaruh penting terhadap pertumbuhan ekonomi Korea Selatan dari tahun 1990 sampai pada saat ini, hal ini merupakan hal yang baru dalam dunia perekonomian, dimana budaya dari suatu negara dapat membuat negara itu terus berkembang perekonomiannya, seperti yang diungkapkan oleh Appadurai (dalam Kim dan Jiwon, 2007: 119) beliau menyebut Halyyu Wave adalah “a new global cultural economy”.
Selain Hallyu Wave, Korea Selatan saat ini sangat dikenal dengan produk-produk elektroniknya, seperti Handphone, laptop, tablet, dan TV dengan merek-merek yang telah akrab dengan kehidupan sehari-hari kita, yaitu Samsung dan LG. Kedua perusahaan besar tersebut merupakan salah satu dari beberapa
Chaebol Korea Selatan yang masih bertahan sampai sekarang. Chaebol sendiri merupakan konglomerat-konglomerat raksasa Korea Selatan dan dikuasai oleh sistem keluarga yang sentralistik yang mendominasi perekonomian, merekalah yang kelak menjadi cikal-bakal sejumlah konglomerat besar yang menjadi tulang punggung perekonomian Korea Selatan [Darini, diakses pada tanggal 27 September 2013 pada http//staff.uny.ac.id/Fpenelitian/RirinDariniM.Hum/: 6].
struktur dari Chaebol ini sangat berbeda dengan perusahaan- perusahaan yang ada di dunia, seperti yang diungkapkan oleh Tan [diakses tanggal 7 Desember 2013 pada http://portalfsss.um.edu.my: 1] :
(10)
Aqmarina Lailani Putri, 2014
Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Korean corporate culture is one of the most dynamic and distinct corporate cultures in the world. With its high quality of labor and positive organizational behavior, it has contributed to the rapid development of the Korean economy.
Bila dilihat dari kemajuan Korea Selatan yang sangat hebat saat ini, siapa menyangka bahwa pada awal tahun 1950-an Korea Selatan pernah menjadi salah satu negara termiskin di dunia. Tingkat kemiskinan Korea Selatan bisa disamakan dengan negara-negara Afrika dan Asia pada saat itu. Kemiskinan yang terjadi di Korea Selatan ini disebabkan oleh adanya perang saudara antara Korea Utara dan Korea Selatan. Perang Korea ini terjadi pada tahun 1950, hanya berselang 3 tahun dari pembentukan Republik Korea. Setelah gencatan senjata antara Korea Utara dan Korea Selatan tercapai, rakyat Korea Selatan melakukan segala upaya untuk memperbaiki kehancuran total yang dialami negaranya
Pertumbuhan ekonomi Korea sejak kemerdekaan dan setelah kerusakan hebat akibat perang Korea merupakan sebuah contoh keberhasilan pembangunan ekonomi nasional yang paling luar biasa di dunia. Dari titik terendah pada tahun 1953, Republik Korea telah mencapai apa yang disebut sebagai “keajaiban ekonomi di Sungai Han”. Sejak Korea memulai pembangunan ekonomi pada tahun 1962, ekonominya telah tumbuh menjadi salah satu yang tercepat di dunia. Transformasi ekonomi di Korea sungguh spektakuler. Dalam waktu kurang dari 30 tahun Korea Selatan maju pesat dari sebuah negara pertanian menjadi negara industri dan perdagangan. Korea saat ini dianggap sebagai model ekonomi untuk disaingi oleh negara-negara lain [Darini, diakses pada tanggal 27 September 2013 pada http//staff.uny.ac.id/Fpenelitian/RirinDariniM.Hum/: 2].
Pada tahun 1962 sampai tahun 1979 adalah tahun dimana pembangunan ekonomi Korea dimulai dan terus berlanjut sampai sekarang. Pertumbuhan ekonomi di Korea Selatan yang sangat menakjubkan ini tidak lepas dari peran masyarakatnya yang terus bekerjasama dalam membangun kembali Korea Selatan. Faktor lain yang juga sangat berperan dalam pertumbuhan ekonomi Korea Selatan adalah faktor budaya yang sampai sekarang masih mengakar kuat di dalam masyarakat Korea Selatan, budaya itu disebut Konfusianisme.
(11)
Aqmarina Lailani Putri, 2014
Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Konfusianisme sendiri merupakan salah satu dari seratus ajaran filsafat yang berasal dari daratan Cina. Ajaran Konfusius ini diciptakan oleh seseorang yang bernama Kung Fu Tzu (551 - 479 SM), ia dilahirkan di daerah Lu, provinsi Shantung. Lu adalah negara kecil yang berpemerintahan baik dan teratur, dengan Chu Fu sebagai pusatnya (Agung, 2012: 18). Konfusianisme sendiri sudah masuk ke daratan Korea sejak beribu tahun sebelumnya, Konfusianisme di Korea berkembang dari masa ke masa. Konfusianisme berkembang pertama kali dari zaman Tiga Kerajaan dan semakin berkembang di masa Dinasti Koryo, Dinasti Choson, setelah kemerdekaan dan pada masa budaya kontemporer Korea, bahkan pada masa Dinasti Koryo dan Dinasti Choson, Konfusianisme dijadikan sebagai ideologi negara. Pada masa Dinasti Choson, dibangun sekolah-sekolah untuk mempelajari mengenai Konfusianisme dan pada masa ini pun berkembang doktrin Neo-Konfusianisme yang ajarannya cukup berbeda dengan Konfusianisme, hal ini pun mendapatkan protes keras dari para konfusius-konfusius klasik.
Pokok- pokok ajaran Konfusius terletak pada Li, Ren, dan I. Jika manusia atau masyarakat telah memegang teguh Li, Ren, dan, I, maka dunia akan damai. Li
adalah adat istiadat, menurut Kung Fu Tzu, ajaran ini harus dipegang teguh lebih dulu supaya masyarakat tenang, ada lima hubungan yang dapat dipertimbangkan palin utama, yakni : a) Hubungan antara penguasa dengan yang dikuasai; b) hubungan antara orang tua dengan anak; c) hubungan antara suami dengan istri; d) hubungan antara saudara tua dengan saudara muda; e) hubungan antara teman dengan teman. Ren, yakni peri kemanusiaan; dan I adalah perikeadilan, menurut Kung Fu Tzu kalau masyarakat memegangn teguh Ren dan I, maka masyarakat akan hidup tenteram dan sejahtera (Agung, 2012: 9-20). Di Korea Selatan, ajaran moral Konfusius disebut dengan Samgangoryun, yang artinya adalah tiga prinsip utama dan lima norma etika (Oryun) [Korea Society, diakses pada tanggal 18 Desember 2013 pada http://ocw.korea.edu/ocw/division-of-international-studies/contemporary-korean-society/5_korean_culture-confuciansim: 4].
(12)
Aqmarina Lailani Putri, 2014
Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
struktur sosial dan interaksi sosial antar masyarakat yang tidak jauh berbeda dengan ajaran Li yang dikembangkan oleh kung Fu Tzu.
Konfusianisme di Korea Selatan bukanlah sebuah agama, akan tetapi Konfusianisme yang ada di Korea Selatan merupakan sebuah filosofi hidup, seperti yang dikemukakan oleh Eckert : “First, despite the recent focus on
Confusianism, it is important to keep in mind that it is only one of several great religious or philosophical traditions in Korea” (Eckert, C. J, 1990: 409). Filosofi-filosofi Konfusius lah yang sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat Korea Selatan sampai saat ini, baik di bidang sosial, ekonomi, politik dan budaya yang ada pada masyarakat Korea Selatan, seperti yang dikemukakan di dalam jurnal yang ditulis oleh Dosen Universitas Mokpo, Kim Hye On dan Dosen Universitas Leipzig, Jerman, Siegfried Hoppe-Graff :
Since the 14th century Confucianism has been the most important philosophical and ethical influence on social structures and social life in Korea. For example, Confucianism laid down the hierarchical order between the elder and the younger as well as the different tasks and roles for men and women. (Kim dan Graff, 2001: 85).
Menurut pendapat di atas, Konfusianisme sangat berpengaruh terhadap struktur sosial yang ada di dalam masyarakat Korea Selatan sejak abad ke-14. Prinsip Konfusianisme dalam struktur sosial akan membedakan tugas dan peranan dari laki-laki dan perempuan. Prinsip Konfusianisme biasanya akan meninggikan laki-laki, contohnya dalam lingkungan keluarga, laki-laki tertua di dalam suatu keluarga akan mempunya otoritas tertinggi, semua anggota keluarga akan melakukan segala yang diperintahkan oleh anak laki-laki tertua tanpa protes. Hal ini berkaitan dengan prinsip Konfusianisme yang ada di Korea Selatan (Ministry Of Culture and Information, 1998: 442).
Selain berpengaruh terhadap struktur sosial, ternyata Konfusianisme ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan ekonomi masyarakat Korea Selatan, seorang dosen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta, yang bernama Nikolaus Lay, memaparkan :
(13)
Aqmarina Lailani Putri, 2014
Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
The evaluation of the influence of Confucianism on economic development is based on the theses that (1) Confucian cultural values are „potential‟ factors not „kinetic‟ factors. It plays a role as a hegemonic ideology that provides a social environment, which is favorable for government economic programs, (2) it must be combined with other factors and requires an institutional support to selectively mobilize cultural ingredients which support economic development.(Lay, diakses pada tanggal 7 Desember 2013 pada http://journal.unair.ac.id/: 162).
Menurut pendapat di atas, budaya pertumbuhan ekonomi di Korea Selatan di pengaruhi oleh nilai-nilai Konfusius yang merupakan salah satu potensial faktor di dalam pertumbuhan ekonomi di Korea Selatan pada saat itu. Nilai-nilai Konfusianisme mempengaruhi lingkungan sosial yang ada di Korea Selatan yang sangat menguntungkan program ekonomi pemerintah di Korea Selatan. Jadi, antara struktur sosial yang berdasarkan ajaran Konfusius dan pertumbuhan ekonomi di Korea mempunyai suatu hubungan antara satu sama lainnya.
Elemen-elemen Konfusianisme masih berpengaruh kuat dalam sistem hirarki, organisasi, dan administrasi hingga saat ini di Korea. Orang Korea seringkali disebut sebagai penganut paham Konfusius yang lebih kuat dari orang Tionghoa sendiri. Mereka menyelenggarakan berbagai festival dan hari-hari penting berdasarkan cara Konfusius seperti ulang tahun, upacara akil baligh, pernikahan, kematian, peringatan kematian dan sebagainya. Tradisi konfusianisme yang ketat mempengaruhi hubungan sosial antar individu di Korea sehingga formalisasi sangat diperlukan bagi interaksi individu yang umurnya berbeda jauh. Contohnya orang Korea jika bertemu tamu, pasti menanyakan usia untuk menciptakan formalisasi jikalau ia lebih tua atau lebih muda. Hubungan antar teman yang sama usia memungkinkan mereka untuk bersikap lebih longgar. Masyarakat Korea adalah masyarakat multi religi yang unik. Etika Konfusius mendominasi kehidupan sehari-hari masyarakat Korea, dan Hyanggyo (institusi pendidikan Konfusius) menyebar si seluruh penjuru negeri Ginseng itu (Ministry Of Culture and Information, 1998: 439).
Berdasarkan pemaparan di atas, penulis tertarik untuk mengkaji mengenai bagaimana budaya Konfusianisme ini mempengaruhi kehidupan sosial dan
(14)
Aqmarina Lailani Putri, 2014
Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kehidupan ekonomi di Korea Selatan. Seperti yang kita ketahui bahwa Konfusianisme bukanlah budaya asli Korea, akan tetapi mengapa kebudayaan Konfusianisme ini sangat mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat Korea Selatan sampai sekarang. Ajaran- ajaran Konfusianisme pun dianut dengan kuat oleh masyarakat Korea Selatan sampai dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Korea Selatan yang sangat menakjubkan tersebut, oleh karena itu masalah yang diangkat oleh penulis dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Nilai-Nilai Konfusianisme Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Politik Masyarakat Korea Korea Sealatan pada tahun 1962-1979”. Penulis mengambil tahun 1962 sampai 1979, karena pada tahun itulah pertumbuhan ekonomi Korea Selatan dimulai.
1.2 Rumusan Masalah dan Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah yang diangkat oleh
penulis adalah “Bagaimana pengaruh Konfusianisme terhadap kehidupan sosial,
ekonomi, dan politik masyarakat Korea Selatan tahun 1962-1979?”. Berdasarkan batasan masalah tersebut, untuk memudahkan penelitian ini, maka penulis mengidentifikasi rumusan masalah tersebut kedalam beberapa pertanyaan
penelitian, yaitu :
1. Bagaimana proses masuknya ajaran Konfusianisme di Korea ?
2. Bagaimana ajaran Konfusianisme mengalami proses adaptasi di korea Selatan ?
3. Bagaimana perkembangan kehidupan sosial, ekonomi, dan politik di Korea Selatan pada tahun 1962-1979?
4. Nilai- nilai apa saja dalam ajaran Konfusianisme yang memiliki pengaruh pada pertumbuhan ekonomi, sosial, dan politik di Korea Selatan pada tahun 1962-1979?
(15)
Aqmarina Lailani Putri, 2014
Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian mengenai Konfusianisme Di Korea Selatan : Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Korea (1962-1979) ini adalah untuk menjawab rumusan masalah diatas, yakni :
1. Menganalisis mengenai bagaimana proses masuknya ajaran Konfusianisme ke Korea.
2. Menganalisis bagaimana masyarakat Korea Selatan mengadaptasi ajaran-ajaran Konfusianisme pada kehidupan sehari-hari masyarakat Korea Selatan.
3. Menganalisis mengenai bagaimana perkembangan kehidupan sosial, ekonomi, dan politik masyarakat Korea Selatan pada tahun 1962-1979.
4. Menganalisis mengenai apa saja hubungan antara nilai-nilai dari ajaran Konfusianisme yang mempengaruhi kehidupan sosial,ekonomi, dan politik masyarakat Korea Selatan pada tahun 1962-1979
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian mengenai Konfusianisme Di Korea Selatan: Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Politik Masyarakat Korea (1962-1979) ini, adalah :
1. Dapat memperkaya khasanah penulisan karya ilmiah mengenai sejarah Asia Timur, khususnya sejarah Korea Selatan yang masih belum terlalu banyak jumlahnya dan masih sedikit sumber yang berbahasa Indonesia.
2. Seperti yang kita ketahui sekarang bahwa Korea adalah salah satu negara yang maju pada saat ini, melalu penelitian ini kita dapat belajar dari Korea bagaimana negara ini bangkit dari keterpurukan dan menjadi salah satu negara yang maju pada saat ini.
3. Sejarah mengenai negara lain penting untuk kita ketahui terutama sejarah negara- negara maju agar kita dapat mengambil sisi positif
(16)
Aqmarina Lailani Putri, 2014
Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dari negara tersebut dan menjadikannya acuan untuk lebih maju dan berkembang.
4. Untuk pembelajaran di sekolah, penelitian ini dapat menunjang untuk pembahasan mengenai sejarah di Asia Timur.
1.5 Struktur Organisasi Skripsi
Secara keseluruhan penulisan skripsi yang berjudul “Konfusianisme Di Korea Selatan : Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Politik Masyarakat Korea (1962-1979)” tersusun menjadi lima bab dengan sistematika berdasarkan buku pedoman penulisan karya ilmiah tahun 2013.
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini berisi latar belakang penelitian yang menjadi alasan penulis untuk melakukan penelitian mengenai Konfusianisme Di Korea Selatan : Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Politik Masyarakat Korea (1962-1979). Di dalam bab ini pun terdapat rumusan masalah dan batasan masalah mengenai penelitian ini, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.
BAB II Kajian Pustaka
Bab ini memaparkan mengenai konsep- kensep yang digunakan dalam penelitian ini serta landasan teoritis yang menunjang penelitian yang akan dilakukan, yaitu mengenai Konfusianisme Di Korea Selatan : Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Politik Masyarakat Korea (1962-1979).
BAB III Metode dan Teknik Penelitian
Bab ini merupakan metode penelitian yang digunakan penulis dalam menyusun skripsi ini, yaitu terdiri dari tiga tahap. Pertama, persiapan penelitian yang meliputi: penentuan dan pengajuan tema penelitian, menyusun rancangan penelitian, menyiapkan perlengkapan penelitian dan konsultasi. Kedua, pelaksanaan penelitian yang meliputi: heuristik atau pengumpulan sumber berupa
(17)
Aqmarina Lailani Putri, 2014
Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sumber tertulis dan sumber lisan, kritik atau analisis sumber berupa kritis sumber tertulis dan kritik sumber lisan dan interpretasi/ penafsiran dan terakhir adalah historiografi. Ketiga, langkah- langkah penulisan laporan penelitian yang terdiri dari teknik penulisan laporan dan langkah-langkah penulisan laporan penelitian yang sesuai dengan kaidah penulisan skripsi Universitas Pendidikan Indonesia.
BAB IV KONFUSIANISME DI KOREA SELATAN: Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Politik Masyarakat Korea (1962-1979)
Pembahasan dalam bab ini merupakan jawaban dari rumusan dan batasan masalah yang telah penulis tentukan. Pembahasan dalam bab ini akan diuraikan dengan bentukan uraian deskriptif-analitis, tentu saja uraian ini merupakan hasil dari penelitian yang telah penulis lakukan dari literatur-literatur yang telah penulis kaji.
Pembahasan pertama adalah mengenai bagaimana ajaran Konfusanisme ini dapat masuk ke Korea. Seperti yang telah dijelaskan dalam latar belakang bahwa ajaran Konfusius ini telah mempengaruhi masyarakat Korea sejak abad ke-14 dan tetap bisa bertahan sampai sekarang.
Pembahasan selanjutnya adalah mengenai proses adapatsi masyarakat Korea terhadap ajaran-ajaran Konfusianisme yang berasal dari Cina yang nantinya akan menjadi ciri khas dari Konfusianisme yang berada di Korea yang terlihat pada aspek-aspek kehidupan yang ada pada masyarakat Korea. Dalam hal ini adalah bagaimana proses meleburnya ajaran Konfusianisme sehingga dapat diterima dan diadopsi oleh masyarakat Korea. Proses adaptasi Konfusianisme di Korea akan penulis fokuskan pada masa Kerajaan Joseon. Hal ini dikarenakan, pada masa Kerajaan Joseon inilah Konfusianisme berkembang sangat pesat Bahkan sampai pada saat ini pun Korea Selatan menjadi negara penganut Konfusianisme yang lebih kuat daripada negara asalnya, yaitu Cina.
Pembahasan selanjutnya adalah mengenai perkembangan kehidupan sosial, ekonomi, dan politik pada tahun 1962-1979. Pada tahun 1962-1979 inilah pembangunan perekonomian Korea Selatan dimulai dibawah pimpinan Presiden
(18)
Aqmarina Lailani Putri, 2014
Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Park Chung Hee. Park Chung Hee merupakan presiden yang berasal dari golongan militer. Hal ini membuat Park Chung Hee menjadi pemimpin yang keras, akan tetapi dibawah kepemimpinan Park Chung Hee inilah Korea Selatan dapat mengembangkan perekonomiannya yang asalnya hancur porak poranda menjadi normal bahkan menjadi semakin maju sampai saat ini. pertumbuhan yang luar biasa pada tahun 1962-1979 ini pun tidak terlepas dari peran masyarakatnya yang turut bekerja sama dengan pemerintah untuk membangun kembali Korea Selatan.
Pembahasan terakhir adalah mengenai nilai-nilai dalam ajaran Konfusianisme yang mempunyai hubungan terhadap kehidupan ekonomi, sosial, dan politik masyarakat Korea Selatan. Maksudnya adalah bagaimana nilai-nilai dari ajaran Konfusianisme ini berpengaruh terhadap kehidupan sosial,ekonomi, dan politik masyarakat Korea Selatan pada tahun 1962-1979.
BAB V Kesimpulan dan Saran
Bab ini merupakan pembahasan terakhir dimana penulis memberikan suatu kesimpulan mengenai hasil penelitian Konfusianisme Di Korea Selatan : Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Politik Masyarakat Korea (1962-1979). Selain kesimpulan, pada bab ini pun penulis memberikan saran kepada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan dalam penelitian ini, terutama untuk pemebelajran di sekolah.
(19)
32
Aqmarina Lailani Putri, 2014
Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini merupakan penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis, dari mulai tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan, hingga penulisan laporan penelitian. Pada penelitian yang berjudul Konfusianisme Di Korea Selatan : Kajian Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Poltik Masyarakat Korea (1962-1979), penulis menggunakan metode penelitian historis dengan pendekatan intradisipliner dan menggunakan teknik studi literatur dalam pengumpulan data.
3.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data 3.1.1 Metode Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah metode historis atau metode sejarah dengan pendekatan intradisipliner yang menggunakan bantuan ilmu sosial lainnya seperti disiplin ilmu sosiologi, ilmu politik dan ilmu ekonomi. Metode sejarah menurut Gottschalk (2008: 39) adalah proses kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. Menurut Abdurahman (2007: 53), metode sejarah dalam pengertian umumnya adalah penyelidikan atas suatu masalah dengan mengaplikasikan jalan pemecahannya dari persepktif historis. Lebih khusus lagi, Abdurahman mengutip pernyataan dari Garraghan (dalam Abdurahaman, 2007: 53), metode penelitian sejarah adalah seperangkat aturan dan prinsip sistematis untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif, menilainya secara kritis, dan mengajukan sintesis dari hasil-hasil yang dicapai dalam bentuk tertulis.
Para ahli ilmu sejarah sepakat untuk menetapkan empat kegiatan pokok di dalam cara meneliti sejarah. Gottschalk (dalam Abdurahman, 2007: 54), menistesiskan langkah-langkah itu sebagai berikut :
1. Pengumpulan objek yang berasal dari suatu zaman dan pengumpulan bahan- bahan tertulis dan lisan;
(20)
Aqmarina Lailani Putri, 2014
Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Menyingkirkan bahan-bahan (atau bagian-bagian daripadanya) yang tidak autentik;
3. Menyimpulkan kesaksian yang dapat dipercaya berdasarkan bahan-bahan yang autentik;
4. Penyusunan kesaksian yang dapat dipercaya itu menjadi suatu kisah atau penyajian yang berarti.
Sedikit berbeda dengan Gottschalk, Helius Sjamsuddin (2007: 89) membagi langkah-langkan penelitian sejarah menjadi enam tahapan, yaitu :
1. Memilih suatu topik yang sesuai;
2. Mengusut semua evidensi (bukti) yang relevan dengan topik;
3. Membuat catatan tentang itu apa saja yang dianggap penting dan relevan dengan topik yang ditemukan ketika penelitian sedang berlangsung;
4. Mengevaluasi secara kritis semua evidensi yang telah dikumpulkan (kritik sumber);
5. Menyusun hasil-hasil penelitian (catatan-catatan fakta) ke dalam suatu pola yang benar dan berarti yaitu sistematika tertentu yang telah disiapkan sebelumnya;
6. Menyajikannya dalam suatu cara yang dapat menarik perhatian dan mengkomunikasinya kepada para pembaca sehingga dapat dimengerti sejelas mungkin.
Pada penelitian ini, penulis menggunakan langkah-langkah penelitian yang dikembangkan oleh Helius Sjamsudin. Seperti yang diketahui bahwa metode penelitian sejarah terbagi ke dalam empat tahapan, yaitu heuristik, kritik, intepreatsi, dan historiografi. Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini, adalah :
1. Heuristik
Tahap pertama dalam suatu penelitian sejarah adalah mencari dan mengumpulkan sumber-sumber yang relevan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan. Proses pengumpulan sumber dalam penelitian sejarah dinamakan
(21)
Aqmarina Lailani Putri, 2014
Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memperoleh. Menurut G.J Renier (dalam Abdurahman, 2007: 64), heuristik adalah suatu teknik, suatu seni, dan bukan suatu ilmu. Oleh karena itu, heuristik tidak mempunyai peraturan-peraturan umum. Sedangkan, menurut Helius Sjamsudin (2007: 86), heuristik adalah sebuah kegiatan mencari sumber- sumber untuk mendapatkan data-data, atau materi sejarah, atau evidensi sejarah.
2. Kritik
Setelah melakukan heuristik langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah kritik sumber. Hal ini bertujuan untuk memperoleh keterangan apakah sumber itu valid atau tidak valid. Menurut Ismaun (2005: 49), setelah menemukan sumber sejarah yang diperlukan, maka peneliti harus menentukan apakah sumber sejarah tersebut otentik dan berapa banyak bagian yang otentik itu dan sejauh mana dapat dipercaya. Kritik yaitu menganalisis secara kritis sumber yang telah diperoleh dengan menyelidiki serta menilai apakah sumber-sumber yang telah terkumpul sesuai dengan masalah penelitian baik isi maupun bentuknya. Kritik dibagi dua, yaitu kritik eksternal dan kritik interneal.
Kritik eksternal ialah cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek “luar” dari sumber sejarah dilakukan untuk mengetahui keaslian sumber (Sjamsuddin, 2007: 132). Menurut Ismaun (2005: 50) kritik eksternal bertujuan untuk menilai otentisitas sumber sejarah, menurut beliau, dalam kritik ekstern yang dipersoalkan adalah bahan dan bentuk sumber, umur dan asal dokumen, kapan dibuat (sudah lama atau belum lama sesudah terjadi peristiwa yang diberitakan), dibuat oleh siapa, instansi apa, atau atas nama siapa, sumber itu asli atau salinan, dan masih utuh seluruhnya atau sudah berubah.
Kritik internal menurut Ismaun (2005: 50) adalah kritik untuk menilai kredibilitas sumber dengan mempersoalkan isinya. Isinya dinilai dengan membandingkan kesaksian di dalam sumber dengan kesaksian-kesaksian dari sumber lain. Untuk menguji kredibilitas sumber (sejauh mana dapat dipercaya), diadakan penilaian intrinsik terhadap sumber dengan mempersoalkan hal- hal tersebut. Kemudian dipunguti fakta-fakta sejarah melalui perumusan data yang didapat, setelah diadakan penelitian terhadap evidensi-evidensi dalam sumber.
(22)
Aqmarina Lailani Putri, 2014
Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Interpretasi
Setelah melakukan kritik terhadap sumber-sumber yang didapatkan, langkah selanjutnya dalam penelitian sejarah adalah melakukan penafsiran terhadap sumber-sumber tersebut, langkah ini sering disebut interpretasi. Interpreatsi sejarah ini sering disebut juga dengan analisis sejarah. Menurut Kuntowijoyo (dalam Abdurahman, 2007: 73), analisis sejarah itu sendiri bertujuan melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah dan bersama-sama dengan teori-teori disusunlah fakta-fakta itu dalam suatu interpretasi yang menyeluruh.
Menurut Gottschalk (dalam Ismaun, 2005: 56) penafsiran sejarah mempunyai tiga aspek penting, yaitu analisis-kritis, historis-subtantif, sosial-budaya. Analisis-kritis maksudnya adalah menganalisis struktur intern, pola-pola hubungan antar fakta, gerak dinamika dalam sejarah, dll.
4. Historiografi
Historiografi adalah tahapan terakhir dalam tahapan penelitian sejarah, historiografi maksudnya adalah penulisan sejarah. Menurut Helius Sjamsudin (2007: 156) menulis sejarah merupakan suatu kegiatan intelektual dan ini suatu cara untuk yang utama dalam memahami sejarah. Ketika sejarawan memasuki tahap menulis, maka ia mengerahkan seluruh daya pikirannya, bukan saja keterampilan teknis penggunaan kutipan-kutipan dan catatan-catatan, tetapi yang terutama penggunaan pikiran-pikiran kritis dan analisisnya karena ia pada akhirnya harus menghasilkan suatu sintesis dari seluruh hasil penelitiannya atau penemuannya itu dalam suatu penulisan utuh.
Menurut Dudung Abdurahaman (2007: 76) historiografi merupakan cara penulisan, pemamaparan, atau pelaporan hasil penelitian sejarah yang telah dilakukan. Menurut beliau, penulisan hasil penelitian sejarah hendaknya dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai proses penelitian dari awal (fase perencanaan) sampai dengan akhir (penarikan kesimpulan). Menurut Ismaun (2005: 28-29), historiografi ialah usaha untuk mensintesiskan data-data dan fakta-fakta sejarah menjadi suatu kisah yang jelas dalam bentuk lisan maupun tulisan,
(23)
Aqmarina Lailani Putri, 2014
Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
baik dalam buku atau artikel maupun perkuliahan sejarah. Semua data-data yang berhasil penulis kumpulkan dan selanjutnya penulis kritis dan dilakukan penafsiran akan dituangkan ke dalam bentuk tulisan, yang tergabung dalam satu
kesatuan skripsi yang berjudul “KONFUSIANISME DI KOREA SELATAN:
Kajian Mengenai pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial-Ekonomi dan Politik Masyarakat Korea (1962-1979)”.
3.1.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah studi literatur. Studi literatur disini adalah sumber-sumber tertulis yang berkaitan dengan penelitian penulis, seperti buku-buku, jurnal baik online maupun yang berbentuk buku, majalah, artikel online maupun tidak, dan berbagai sumber dari internet yang relevan dengan kajian dalam penelitian ini. Penulis hanya menggunakan studi literatur karena penelitian ini merupakan penelitian dari sejarah kawasan atau sejarah negara yang berada di luar Indonesia dan akan sangat sulit apabila penulis melakukan wawancara atau memakai sumber lisan.
3.2 Persiapan Penelitian
Persiapan penelitian adalah langkah awal dari setiap penelitian yang akan dilakukan. Persiapan penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu perencanaan atau penentuan dan pengajuan tema penelitian, penyusunan rancangan penelitian, dan bimbingan.
3.2.1 Pengajuan Tema Penelitian
Penentuan tema atau topik penelitian adalah hal pertama yang harus dilakukan semua peneliti pada saat akan memulai penelitiannya. Menurut Abdurahman (2007: 54) topik penelitian adalah adalah masalah atau objek yang harus dipecahkan melalui penelitian ilmiah. Menurut beliau topik tidak sama dengan judul, karena yang dimaksud dengan judul adalah “abstraksi” dari masalah atau topik yang dirumuskan dalam bentuk kalimat.
Pada pemilihan topik mengenai Konfusianisme di Korea Selatan ini, penulis sebenarnya mengalami beberapa kali pergantian tema. Pada awalnya
(24)
Aqmarina Lailani Putri, 2014
Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penulis sangat tertarik dengan Korea Selatan karena budayanya sangat mempesona dan negara yang sangat indah. Terlebih ketika penulis mengikuti mata kuliah Sejarah Peradaban Timur di semester 6, mata kuliah tersebut membuat penulis jatuh cinta dengan negara-negara di Asia Timur dan penulis menjadi mempunyai niat untuk menulis skripsi mengenai salah satu negara di Asia Timur. Lalu penulis melihat beberapa skripsi yang sudah ditulis sebelumnya mengenai sejarah di negara-negara Asia Timur dan ternyata sudah banyak sekali penelitian mengenai sejarah-sejarah Cina dan Jepang, akan tetapi penulis hanya sedikit menemukan penelitian mengenai sejarah Korea dan pada akhirnya penulis memutuskan untuk menulis mengenai sejarah dari Korea, khususnya Korea Selatan.
Setelah memutuskan untuk menulis mengenai sejarah Korea Selatan, penulis mencari dan membaca beberapa sumber mengenai Korea Selatan dan memang kebanyakan sumber-sumber mengenai sejarah Korea Selatan ini berbahasa Inggris, akan tetapi hal itu tidak menyurutkan semangat penulis untuk meneliti negara tersebut, karena menurut penulis bahasa yang berbeda bukanlah penghalang untuk terus melanjutkan penelitian ini.
Setelah membaca beberapa sumber, penulis tertarik untuk meneliti mengenai penjajahan Jepang di Korea Selatan, yang di sebut oleh orang Korea sebagai Amhukki atau The dark period in Korea. Rentang waktu yang penulis ambil adalah dari tahun 1910-1919. tema ini merupakan tema yang penulis presentasikan dalam mata kuliah Seminar Penulisan Karya Ilmiah pada semester 6. Pada saat mempresentasikan tema tersebut, dosen dari mata kuliah tersebut yang sekaligus ketua TPPS (Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi) mengkonfirmasi bahwa belum ada yang menulis mengenai tema tersebut dan penulis pun akhirnya memutuskan untuk melanjutkan penelitian dari tema tersebut.
Pada saat penulis melakukan pencarian sumber dari skripsi yang ditulis oleh mahasiswa jurusan Pendidikan Sejarah mengenai sejarah Korea, ternyata penulis menemukan skripsi dengan tema yang sama sudah ditulis terlebih dahulu. Hal itu membuat penulis tidak dapat lagi meneruskan penelitian mengenai tema tersebut, akan tetapi penulis tidak menyerah begitu saja. Setelah penulis
(25)
Aqmarina Lailani Putri, 2014
Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengetahui bahwa tema tersebut telah ditulis, penulis kembali melakukan pencarian sumber-sumber sejarah Korea Selatan baik itu dari buku dan internet. Setelah membaca beberapa sumber-sumber tersebut, penulis tertarik dengan Sosok Park Chung Hee yang merupakan presiden kedua dari Republik Korea. Banyak sumber yang mengatakan bahwa apabila Park Chung Hee tidak berkuasa di Korea maka Korea tidak akan seperti sekarang. Hal ini membuat penulis tertarik untuk mengkaji mengenai sosok Park Chung Hee ini dan tema ini penulis presentasikan pada Seminar Proposal Skripsi.
3.2.2 Penyusunan Rancangan Penelitian
Penyusunan rancangan penelitian mengenai tema Konfusianisme di Korea Selatan ini sebenarnya bermula dari tema mengenai Park Chung Hee. pada semester 7, penulis mengikuti mata kuliah Metodologi Penelitian Sosial Budaya, dan dosen yang bersangkutan pada mata kuliah tersebut memberi tugas untuk membuat proposal skripsi dan penulis pun mengajukan tema mengenai Park Chung Hee dan dosen yang bersangkutan pun mengkonfirmasi untuk meneruskan penelitian mengenai tema tersebut dan bisa mendaftarkannya di Seminar Proposal Skripsi.
Setelah melakukan penyusunan proposal skripsi dengan judul “Berkuasanya Sang Diktator : Korea Selatan di Bawah Rezim Park Chung Hee
Tahun 1961-1979” penulis melakukan konsultasi dengan ketua TPPS mengenai tema tersebut dan ketua TPPS mengizinkan untuk mendaftarkan proposal skripsi penulis, tentu saja setelah di revisi sesuai dengan saran dari ketua TPPS. Setelah mendaftarkan proposal tersebut kepada TPPS, penulis mendapat panggilan untuk melakukan seminar proposal skripsi pada tanggal 5 Desember 2013.
Pada seminar proposal skripsi tanggal 5 Desember 2013, penulis mendapat banyak masukan dari dosen-dosen yang hadir. Calon dosen pembimbing II, yaitu Ibu Yeni Kurniawati Sumantri, S.Pd. M. Pd memberi saran untuk mengganti tema dari penelitian penulis, beliau mengatakan untuk mengambil sudut pandang masyarakatnya atau budaya yang berkembang di dalam masyarakat Korea Selatan pada rentang tahun Park Chung Hee berkuasa sehingga Korea Selatan dapat
(26)
Aqmarina Lailani Putri, 2014
Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menjadi negara maju. Ibu Yeni pun mengatakan bahwa penelitian mengenai Park Chung Hee sudah banyak dilakukan oleh peneliti yang berada di luar negeri maupun dalam negeri dan dikhawatirkan akan terjadinya plagiarisme.
Setelah mendapat masukan dari dosen-dosen pada saat seminar proposal skripsi, penulis kembali melakukan pencarian sumber-sumber mengenai budaya yang berkembang di masyarakat Korea Selatan antara rentang tahun 1961-1979 dan penulis menemukan bahwa ajaran Konfusianisme lah yang mempengaruhi kemajuan dari Korea Selatan dari tahun 1961 sampai dengan sekarang. Penulis merasa tema ini sangat menarik untuk dijadikan sebuah skripsi, karena seperti yang diketahui bahwa Konfusianisme berasal dari Cina, akan tetapi ajaran Konfusianisme ini dapat lebih berkembang di negara lain daripada di negara aslinya dan ajaran Konfusianisme ini dapat membuat Korea Selatan menjadi negara yang maju sampai dengan saat ini.
Setelah mendapatkan tema ini penulis melakukan revisi terhadap proposal skripsi yang telah penulis buat sebelumnya dan kembali menyusunnya dari awal. Setelah proposal dengan tema yang baru telah selesai, penulis mengajukan proposal tersebut kepada TPPS untuk mendapatkan SK (Surat Keputusan). Pada akhirnya, panitia TPPS memberikan SK penunjukan dosen pembimbing pada tanggal 20 Desember 2013, dengan judul skripsi “KONFUSIANISME KOREA
SELATAN: Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial-Ekonomi dan Politik Masyarakat Korea Tahun 1962-1979”
3.2.3 Bimbingan
Proses bimbingan sangat penting dalam proses penyusunan skripsi yang dilakukan oleh seorang mahasiswa. Bimbingan yang dimaksudkan adalah kegiatan konsultasi mengenai penelitian skripsi yang dilakukan oleh mahasiswa. Berdasarkan Surat Keputusan penunjukan dosen pembimbing yang dikeluarkan oleh TPPS pada tanggal 20 Desember 2013, dalam penyusunan skripsi ini penulis dibimbing oleh bapak Dr. Agus Mulyana, M. Hum sebagai dosen pembimbing I dan Ibu Yeni Kurniawati Sumantri, S. Pd, M. Pd sebagai dosen pembimbing II.
(27)
Aqmarina Lailani Putri, 2014
Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kegiatan bimbingan atau konsultasi ini dilakukan secara berkala dengan dua dosen pembimbing yang telah ditunjuk dan dua dosen pembimbing tersebut memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang kajian yang penulis teliti. Proses konsultasi ini dapat dilaksanakan apabila penulis sudah menyelesaikan bab demi bab yang ada dalam skripsi yang sesuai dengan buku pedoman penulisan karya ilmiah. Ketika akan melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing, sudah tentu penulis harus menghubungi dan membuat janji untuk bertemu terlebih dahulu dengan dosen pembimbing yang bersangkutan.
Proses bimbingan ini sangat penting untuk kelangsungan penelitian penulis, karena saran-saran yang diberikan untuk penulis sangat berguna untuk menjadi acuan penulis dalam mengembangkan penelitian ini. Dengan adanya proses bimbingan ini, penulis dapat mengetahui dimana letak kekurangan pada tulisan penulis dan dapat membenarkannya agar penelitian ini dapat menjadi penelitian skripsi yang layak untuk membawa penulis kepada kelulusan.
3.3 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian adalah langkah selanjutnya setelah pengajuan tema penelitian dan penyusunan atau perencangan proposal penelitian. Pelaksanaan penelitian ini dibagi ke dalam empat tahap yang sesuai dengan metode penelitian sejarah, empat langkah penelitian tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :
3.3.1 Heuristik
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, heuristik adalah proses pencarian sumber-sumber sejarah baik itu lisan maupun tulisan yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Dalam penelitian ini, penulis hanya memakai sumber-sumber tertulis yang penulis cari dari beberapa perpustakaan dan internet.
Penulis melakukan pencarian sumber mengenai penelitian ini di beberapa perpustakaan, seperti perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia, perpustakaan jurusan pendidikan sejarah, perpusatakaan Museum Konferensi Asia Afrika, Bapusipda, dan beberapa perpustakaan di beberapa universitas. Untuk
(28)
Aqmarina Lailani Putri, 2014
Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pencarian sumber tertulis di internet, penulis mencari beberapa jurnal online dari beberapa website jurnal, seperti International Education Journal, Asia Pacific Education Review, dan International Journal of Humanities and Social Science. Penulis pun mencari beberapa artikel-artikel online yang ditulis oleh orang yang telah berkompeten di bidangnya, seperti profesor atau dosen, juga beberapa skripsi, thesis, dan disertasi yang dipublikasikan dan tentu saja yang berhubungan dengan penelitian penulis.
Dari hasil pencarian penulis di beberapa perpustakaan, penulis dapat menemukan beberapa sumber buku yang relevan dengan penelitian penulis. Di perpustakaan jurusan Pendidikan Sejarah penulis menemukan buku mengenai Sejarah Korea dan buku tersebut merupakan buku pertama yang penulis temukan pada saat melakukan pencarian sumber. Di perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia, penulis menemukan buku yang berhubungan dengan Konfusianisme. Di perpusatakaan UPI ini pun penulis menemukan sumber yang berkaitan dengan masyarakat Korea Selatan.
Penulis pun melakukan pencarian sumber di beberapa perpustakaan di luar UPI, seperti perpustakaan Museum Konperensi Asia Afrika dan perpustakaan Batu Api. Di perpustakaan Museum KAA, penulis menemukan buku-buku yang berkaitan dengan masyarakat Korea Selatan dan kebanyakan membahas mengenai pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Korea Selatan dan beberapa buku mengenai Sejarah Korea. Di perpustakaan Batu Api, penulis menemukan buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan mengenai Konfusianisme.
3.3.2 Kritik Sumber
Kritik adalah tahapan kedua setelah pencarian sumber dilakukan. Kritik adalah proses untuk mengkritisi sumber-sumber yang telah didapatkan baik dari isi maupun penulisnya. Menurut Abdurahaman (2007: 68) kritik dilakukan untuk memperoleh keabsahan sumber (autensitas) yang dilakukan melalui kritik ekstern dan keabsahan tentang kesahihan sumber (kredibilitas) yang ditelusuri melalui kritik intern.
(29)
Aqmarina Lailani Putri, 2014
Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kritik dibagi dua, yaitu kritik intern dam kritik ekstern. Kritik intern adalah kritik yang bertujuan untuk menguji mengenai kredibilitas sumber yang didapatkan, kritik intern melihat dan mengkritisi bagian “dalam” dari sumber yang telah didapatkan. Apabila sumber tersebut berbentuk buku, maka fungsi dari kritik intern adalah untuk mengkritisi isi dari buku tersebut dan mengambil bagian-bagian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti. Sebaliknya, kritik ekstern adalah kritik yang bertujuan untuk menilai bagian “luar” dari suatu sumber sejarah, seperti siapa penulis dari buku tersebut?, tahun berapa buku itu dibuat?, apakah sumber tersebut asli atau hanya tiruan?.
Pada tahapan ini, penulis berusaha untuk menyaring dan mengkritisi semua sumber-sumber yang telah penulis dapatkan dalam proses heuristik. Pertama, penulis melakukan kritik eksternal terhadap sumber buku yang penulis dapatkan, kebanyakan penulis dari buku-buku tersebut merupakan seorang dosen, profesor, atau memang peneliti yang telah berkompeten di bidangnya. Dari cover buku dan kertas yang digunakan, menurut penulis memang sesuai zamannya. Penulis menemukan buku yang diterbitkan pada tahun 1938 dan 1950-an dan menurut penulis semua bentuk fisiknya sudah sesuai dengan zamannya. Hal ini terlihat dari warna kertasnya sudah kecokelatan, kertas yang tipis, dan sudah sobek di beberapa bagian. Hasil ketikannya pun masih belum terlalu rapih.
Berbeda dengan buku yang dibuat tahun 90-an atau 2000-an yang kertasnya lebih tebal dan warna kertasnya masih berwarna putih dan bersih. Hasil ketikannya pun sudah lebih rapih dan terstruktrur. Untuk beberapa sumber tertulis yang penulis dapatkan dari internet, penulis pun melakukan kritik ekstern dengan cara melihat siapa penulis dari sumber tersebut, dan kebanyakan yang menulis artikel tersebut merupakan seorang dosen dan profesor.
Setelah melakukan kritik ekstern, penulis pun melakukan kritik intern. Penulis melakukan kritik internal terhadap buku-buku yang memaparkan mengenai sejarah Korea dari zaman pra sejarah sampai Korea pada zaman modern. Semua buku tersebut hampir memaparkan hal yang sama mengenai sejarah Korea, yang membedakan hanyalah kedalaman dan kejelasan dari materi yang
(30)
Aqmarina Lailani Putri, 2014
Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dipaparkan. Misalnya buku History of Korea yang ditulis oleh Takashi Hatada memaparkan mengenai sejarah Korea dari zaman pra sejarah sampai sekitar tahun 1969, materi yang dipaparkan belum terlalu mendalam seperti yang dipaparkan di buku Korea Old and New A History yang memaparkan mengenai sejarah Korea dari zaman prasejarah sampai sekitar tahun 1990.
Semua sumber yang penulis dapatkan mempunyai suatu kesamaan, bahwa ajaran Konfusianisme sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat di Korea Selatan dari zaman kerajaan sampai dengan saat ini. Semua sumber yang penulis dapatkan sepakat bahwa ajaran Konfusianisme memberikan pengaruh yang besar bagi masyarakat Korea Selatan baik dalam bidang sosial, ekonomi, dan politik yang ada di Korea Selatan.
Menurut penulis, ajaran Konfusianisme memang memberi pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat Korea. Hal ini terlihat dari sifat masyarakatnya yang sangat pekerja keras, mereka tidak akan menyerah untuk mengejar impiannya sampai mereka mendapatkannya. Ajaran Konfusianisme pun sangat terlihat dari kehidupan sosialnya, mereka sangat menghormati orang yang lebih tua dan orang yang lebih senior darinya, hal ini dapat terlihat dari caranya membungkukkan badannya, apabila kepada orang yang lebih tua atau terhadap seniornya mereka membungkukkan badannya sampai 900.
3.3.3 Interpretasi
Interpretasi adalah tahapan selanjutnya yang penulis lakukan setelah melakukan kritik dari sumber yang telah penulis dapatkan dari hasil heuristik. Interpretasi dimaksudkan untuk menfasirkan fakta-fakta dari sumber sejarah. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa interpretasi ini dapat disebut sebagai analisis sejarah terhadap fakta-fakta yang telah didapatkan dari hasil heuristik dan kritik.
Penulis pun melakukan interpretasi terhadap fakta-fakta yang telah penulis dapat dari hasil heuristik. Dari semua fakta-fakta yang ada sangat jelas mengatakan bahwa ajaran Konfusianisme sangat memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan masyarakat Korea Selatan, terutama dalam bidang ekonominya. Penulis tidak dapat menyangkal hal tersebut, karena memang semua
(31)
Aqmarina Lailani Putri, 2014
Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
fakta yang penulis dapatkan berbicara seperti itu dan semua fakta tersebut disertai dengan penjelasan mengenai bukti-bukti betapa berpengaruhnya ajaran Konfusianisme terhadapa masyarakat Korea Selatan. Jadi, penulis menafsirkan bahwa ajaran Konfusianisme menjadi satu ajaran yang bukan lagi hanya sekedar “ajaran”, akan tetapi Konfusianisme telah menjadi filosofi hidup masyarakat Korea Selatan.
3.3.4 Historiografi
Historiografi atau penulisan sejarah merupakan tahap akhir dalam sebuah penelitian sejarah. Menurut Helius Sjamsudin (2007: 156) menulis karya sejarah sebenarnya adalah merupakan suatu paduan antara kerja “seni” karena menggunakan bahasa dengan berbagai gaya yang disukai atau dikuasai dan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan sintesis. Itu sebabnya mengapa karya sejarah acapkali disebut sebagai suatu gabungan antara “seni” (art) dan “ilmu”
(science). Tata bahasa yang digunakan dalam penulisan sejarah sebaiknya mengikuti kaidah-kaidah keilmuan dan pedoman penulisan karya ilmiah.
Untuk tahap historiografi ini, penulis akan menyusunnya ke dalam sebuah karya ilmiah yang tersusun dalam satu kesatuan skripsi. Penyusunan skripsi ini tentu saja mengikuti kaidah-kaidah yang berlaku di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang tercantum dalam pedoman penulisan karaya ilmiah yang diterbitkan oleh (UPI). Penulisan skripsi ini pun bertujuan untuk kepentingan akademis penulis, yaitu untuk meraih gelar sarjana pendidikan di jurusan pendidikan sejarah. Adapun susunan dari struktur organisasi skripsi, berdasarkan buku pedoman penulisan karya ilmiah adalah sebagai berikut:
1. Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi mengenai latar belakang dari penulisan penelitian ini, pada latar belakang ini haruslah terdapat suatu masalah yang menjadi keresahan penulis mengenai penelitian ini. Pada bab ini pun terdapat rumusan masalah yang nantinya akan dijawab pada bab IV, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan struktur organisasi skripsi.
(32)
Aqmarina Lailani Putri, 2014
Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Bab II Kajian Pustaka dan Landasan Teoritis
Bab ini berisi mengenai penjelasan konsep-konspe yang ada dalam penelitian ini, seperti nilai-nilai dari Konfusianisme dan mengenai masyarakat Korea Selatan. Pada bab ini pun penulis menjelaskan mengenai teori-teori yang penulis gunakan dalam penelitian ini, seperti teori kepercayaan, teori perubahan kebudayaan, dan teori perubahan sosial.
3. Bab III Metode Penelitian
Bab ini berisi mengenai tahapan-tahapan yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini. Dimulai dari tahap perencanaan penelitian, pengajuan tema penelitian, penyusunan proposal penelitian, lalu dilanjutkan dengan tahap-tahap penelitian sejarah, seperti heuristik, kritik sumber, interpretasi, sampai kepada historiografi.
4. Bab IV Pembahasan
Bab ini berisikan mengenai penjelasan dan pengolahan data-data yang telah didapatkan oleh penulis yang tentu saja telah melalui tahap heuristik, kritik, dan interpretasi. Bab ini pun merupakan jawaban dari rumusan masalah yang telah dibuat pada bab I. Dalam pemaparan pun akan dipaparkan secara rinci mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis.
5. Bab V Kesimpulan
Bab ini merupakan bab terakhir yang ada dalam dalam suatu karya skripsi. Bab ini berisikan mengenai kesimpulan yang telah penulis analisis dari data-data yang ada. Pada bab ini terdapat pula saran dan rekomendasi dari penulis kepada beberapa pihak yang terkait dalam penelitian ini
(33)
100
Aqmarina Lailani Putri, 2014
Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul
“KONFUSIANISME DI KOREA SELATAN: Kajian Mengenai Pengaruh
Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Politik Masyarakat Korea (1962-1979)”. Kesimpulan yang ada pada bab ini akan merujuk pada permasalahan penelitian yang telah dikaji pada bab sebelumnya. Terdapat beberapa kesimpulan yang dapat penulis paparkan pada bab ini, yaitu :
Pertama, mengenai proses masuknya ajaran Konfusianisme ke Korea dan juga adaptasi mengenai ajaran Konfusianisme tersebut di Korea. Bila merujuk pada masuknya Konfusianisme ke Korea maka hal tersebut sudah terjadi sejak ratusan tahun yang lalu sejak berdirinya kerajaan-kerajaan di Korea. Masuknya Konfusianisme ini tidak dapat dipisahkan dari aspek politik yang ada di Korea. Ajaran dapat menyebar ke masyarakat Korea karena adanya peranan yang besar dari pihak kerajaan pada saat itu yang mewajibkan masyarakatnya untuk mempelajari ajaran Konfusianisme. Terutama pada masa Kerajaan Joseon yang bahkan memakai ajaran Konfusianisme sebagai ideologi negaranya. Walaupun ajaran Konfusianisme ini tidak langsung mengalami kemajuan pada awalnya masuk di Korea, akan tetapi seiring berjalannya waktu ajaran ini dapat berkembang dengan pesat bahkan dapat mengalahkan perkembangan ajaran Buddha di Korea.
Peranan kerajaan-kerajaan di Korea dalam menyebarkan ajaran Konfusianisme, membuat ajaran ini mengalami adaptasi dalam masyarakat Korea. Proses adapatasi ini, terutama terjadi dalam kaum-kaum intelektual kerajaan (Yangban) yang pada akhirnya memunculkan suatu aliran politik baru dalam kerajaan Joseon, yaitu aliran Sarim yang berpegang teguh pada ajaran Neo-Konfusianisme. Para Sarim ini pada akhirnya dapat menguasai kursi-kursi pemerintahan yang pada awalnya diduduki oleh para kaum konservatif. Dengan adanya proses adaptasi dari ajaran Konfusianisme di Korea membuat adanya
(34)
Aqmarina Lailani Putri, 2014
Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perbedaan antara ajaran Konfusianisme di Cina dan ajaran Konfusianisme di Korea. Perbedaan tersebut sangat terlihat dalam ajaran Neo-Konfusianisme mengenai konsep dari Ch’i dan Li. Di Cina konsep Li ini merupakan konsep yang tidak dapat dipatahkan dan dirubah dalam diri seseorang, dan konsep Ch’i lah yang akan mempengaruhinya. Sedangkan di Korea, konsep Ch’i lah yang terlebih muncul dalam diri seseorang barulah Li yang mengikuti, dan kedua konsep ini tidak berjalan beriringan. Selebihnya hanya terdapat sedikit perbedaan dan adanya sedikit kelonggaran mengenai peranan perempuan dalam masyarakat. Apabila Di Cina, perempuan benar-benar hanya boleh mengurusi pekerjaan rumah. Di Korea, perempuan sudah boleh bekerja walaupun masih adanya diskriminasi.
Kedua, mengenai keadaan sosial,ekonomi, dan politik masyarakat Korea Selatan tahun 1962-1979. Antara tahun 1962-1979 sedang terjadi perbaikan dari berbagai aspek kehidupan di Korea di bawah kepemimpinan seorang militer, yang bernama park Chung Hee. Park Chung Hee memerintah selama 18 tahun, dan seandainya beliau tidak dibunuh maka kepemimpinan dapat berlanjut sampai beberapa tahun kedepan. Perbaikan yang dilakukan oleh pemerintahan Park Chung Hee sangat difokuskan kepada bidang ekonomi Korea Selatan. Pemerintah Park Chung Hee bekerjasama dengan para Chaebol dalam kebijakannya yang berorientasi ekspor. Pemerintahan Park Chung Hee pun tidak hanya memfokuskan pembangunannya dalam bidang industri, tetapi juga membangun keseimbangan dengan kebijakannya dalam bidang pertanian, dengan adanya Saemaul Undong. Kebijakan-kebijakan pemerintahan Park Chung Hee dalam bidang ekonomi, dapat dikatakan sangat kreatif. Akan tetapi dalam bidang politik dan sosial, dapat penulis katakan kebijakannya tidak baik. Dengan latar belakangnya yang seorang militer, membuat sifat kepemerintahannya sangat keras. Pemerintahan Park Chung Hee pun mengekang kebebasan masyarakatnya, sehingga para sejarawan-sejararawan Barat mengatakan Park Chung Hee adalah seorang pemimpin yang otoriter dan diktator. Masyarakat Korea pun mengatakan hal yang serupa mengenai sifat pemerintahan Park Chung Hee, akan tetapi masyarakat Korea Selatan mengatakan apabila Korea Selatan tidak pernah dipimpin oleh Park Chung Hee maka Korea Selatan tidak akan bisa menjadi seperti sekarang ini. Pada
(35)
Aqmarina Lailani Putri, 2014
Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
konsep lima hubungan (Wu Lun) dalam ajaran Konfusianisme, raja atau dalam hal ini adalah presiden merupakan posisi tertinggi dalam sistem sosial masyarakat yang tidak dapat diganggu gugat kekuasaannya. Bagaimana pun pemimpinnya, maka rakyat harus menerima dan setia kepadanya. Apabila sudah tidak adanya harmoni antara pemimpin dan rakyatnya, barulah rakyat dapat memberontak dan menginginkan pemimpin yang baru. Jadi, dapat penulis katakan bahwa kepemimpinan Park Chung Hee ini diterima oleh masyarakat Korea Selatan dengan segala kekurangannya.
Ketiga, mengenai pengaruh ajaran Konfusianisme di dalam kehidupan masyarakat Korea Selatan. Menurut penulis dari hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, nilai-nilai dari ajaran Konfusianisme yang paling mempengaruhi masyarakat Korea Selatan adalah rasa tanggung jawab yang tinggi, kemauan yang keras, kemauan untuk mengorbankan diri dengan cara lebih mementingkan kepentingan umum/perusahaan/negara daripada kepentingannya sendiri, loyalitas, rasa hormat kepada orang yang lebih tua atau kepada senior, harmoni, superioritas bagi para lelaki dan inferior bagi kaum wanita, peran-peran dalam keluarga yang sudah pasti akan sangat dikuasai oleh seorang suami, dan kejujuran. Semua nilai-nilai tersebut dapat dilihat dalam sistem keluarga di Korea Selatan dimana seorang lelaki adalah pemimpin tertinggi dalam keluarga dan perempuan adalah seorang inner master yang lebih memfokuskan tanggung jawabnya dalam sisi afeksi keluarga. Pada struktur Chaebol dan budaya bisnis di Korea Selatan pun pengaruh Konfusianisme sangat terasa, terutama dalam cara memperlakukan para pekerjanya yang akan diperlakukan seperti keluarga sendiri akan tetapi tidak lupa dengan posisi senior dan junior dalam struktur bisnisnya.
Park Chung Hee pun memanfaatkan nilai-nilai Konfusianisme ini untuk memperkuat legitimasi dalam menjalankan kebijakannya. Contohnya pada kebijakan Saemaul Undong yang mengandung nilai-nilai Konfusianisme dengan slogan yang dipakainya, yaitu “Lets try to better-off”. Masyarakat Korea Selatan percaya bahwa Park Chung Hee adalah seorang pemimpin yang kuat dan dapat membawa Korea Selatan ke dalam kemajuan, walaupun pada akhirnya Park Chung Hee memanfaatkan legitimasinya secara berlebihan dan berakhir menjadi
(36)
Aqmarina Lailani Putri, 2014
Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pemimpin yang otoriter. Dengan menerapkan nilai-nilai Konfusianisme dalam setiap kebijakan ekonomi dan politiknya inilah membuat Park Chung Hee dapat mempertahankan pemerintahannya selama 18 tahun lamanya.
Jadi, memang nilai-nilai Konfusianisme ini sangat mempengaruhi pertumbuhan yang ada di Korea Selatan, terutama dalam pertumbuhan ekonominya. Nilai-nilai tersebut pun masih bertahan sampai sekarang walaupun modernisasi juga sudah mempengaruhi kehidupan masyarakat Korea Selatan akan tetapi nilai-nilai tersebut tetap tertanam kuat dalam diri masyarakat Korea Selatan dan dapat membuat negaranya menjadi “Macan Asia”.
5.2 Saran dan Rekomendasi
Berikut ini adalah saran dan rekomendasi yang dapat penulis sampaikan kepada para pembaca karya ini dan juga kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini:
1. Korea Selatan pada saat ini telah menjadi salah satu negara yang maju di Asia Timur. Tidak lagi hanya terdapat Jepang dan Cina sebagai negara maju di Asia Timur. Sejarah mengenai pertumbuhan Korea Selatan ini merupakan suatu topik yang menarik dan unik untuk diteliti, maka diharapkan akan terdapat penelitian lanjutan yang lebih baik lagi dari penelitian ini dan dapat meneliti lebih dalam mengenai sejarah dari pertumbuhan Korea Selatan.
2. Kepada para penliti-peneliti selanjutnya yang ingin meneliti mengenai sejarah dari Korea Selatan ini, penulis sarankan untuk mengunjungi perpustakaan di Universitas Indonesia, karena yang penulis ketahui dari website perpustakaan UI, disana terdapat banyak buku-buku mengenai Korea Selatan juga ada beberapa skripsi yang membahas mengenai Korea Selatan. Penulis pun mengharapkan bahwa penelitian selanjutnya yang membahas mengenai Korea Selatan dapat dibuat lebih baik lagi dengan sumber yang kaya.
3. Sumber-sumber buku mengenai sejarah Korea Selatan masih sulit untuk didapatkan di Indonesia, terutama yang berbahasa Indonesia.
(1)
Aqmarina Lailani Putri, 2014
Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ismaun. (2005) Pengantar belajar sejarah sebagai ilmu dan wahana pendidikan. Bandung: Historia utama press.
Kim, A. J. (1976) Divided Korea: the politics of development. 1945-1972.
Cambridge: Harvard University.
Ki, B. L. (1984). A new history of Korea. London : Harvard University press. Kim, C. Y. (2011) From despair to hope : economic policymaking in Korea 1945-1979. Seoul : Korea Development Institute.
Koentjaraningrat. (2005) Pengantar antropologi II: pokok-pokok etnografi.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Koentjaraningrat. (2009) Pengantar ilmu antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Kusumihamidjojo, B. (2010) Sejarah filsafat Tiongkok: sebuah pengantar
komprehensif. Yogyakarta : Anggota IKAPI.
Lee, J.C et al. (1991) Economic development in the republic of Korea a policy
perspective. Hawaii: East-West-Center.
Lee, S.N. (1970) Korea studies today. Seoul: Institue of Asia Studies.
Mason, E.S. et al. (1980) The economic and social modernization of the Republic of Korea. Massachusetts: Harvard University Press.
Mills, E.S dan Byung, M.S. (1979) Urbanization and urban problems.
Massachusetts: Harvard University Press.
Myung, O.K dan Sam, J. (2010) The new Korea: an inside look at South Korea‟s
economic rise. New York: AMACOM.
Ministry Of Culture and Information. (1998) A handbook of Korea. Seoul :
Overseas Information Service Ministry Of Culture and Information.
Ministry of Education of Korea. (1995) Sejarah Korea. Seoul : Radio Korea
International, KBS dan National Institute for International Education Development Ministry of Education of Korea.
Nazsir, N. (2008) Sosiologi: kajian lengkap konsep dan teori Sosiologi sebagai
(2)
Aqmarina Lailani Putri, 2014
Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nylan, M. (2001) The five “Confucian” classics. London: Yale University
Press/New Haven.
Park, C.H. (1979) SAEMUL: Korea‟s new community movement. Seoul: Korea
Textbook co.
O’neal, M.J et al. (2007) World religions: biographies. USA: Thomson Corporation
Ritzer, G. (2012) Teori sosiologi: dari sosiologi klasik sampai perkembangan
terakhir postmodern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Setiadi, E.M dan Usman, K. (2011) Pengantar sosiologi, pemahaman fakta dan
gejala permasalahan sosial: teori, aplikasi, dan pemecahannya. Jakarta : Prenada Media Group.
Soekanto, S. (2007) Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Sohn, P.K. Et al. (1970) The history of Korea. Seoul : Korean National
Commision For Unesco.
Sjamsuddin, Helius. (2007) Metodologi sejarah. Yogyakarta : Ombak.
Supardan, D. (2009) Pengantar ilmu sosial: sebuah kajian pendekatan struktural. Jakarta: Bumi Aksara.
Sung, J.P. (2013) Role of privates schools in Korea‟s educational development.
Korea: Ministry of Education.
Takashi, H. (1969) A history Of Korea. California : American Bibliography
Center.
Taniputera, I. (2009) History of China. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Takwin, B. (2003) Filsafat timur: sebuah pengantar ke pemikiran-pemikiran
timur. Bandung: Jalasutra.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012) Pedoman penulisan karya ilmiah.
Bandung : Upi Press.
Wade, L.L dan B.S, Kim. (1978) Economic development of South Korea: the
(3)
Aqmarina Lailani Putri, 2014
Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ware, J.R. (1958) The sayings of Confucius. New York: The New American
Library.
Wiranata, I.G.A.B. (2011) Antropologi budaya. Bandung: PT Citra Aditya Bakti
Wiriaatmadja, Rochiati dkk. (2004) Sejarah peradaban Cina: analisis
filosofis-historis dan sosio-antropologis. Bandung: Humaniora Utama Press.
Yao, X. (2000) An introduction to Confusianism. New York: Cambridge
University Press.
Yutang, L. (1938) The wisdom of Confucius. New York: The Modern Library.
Jurnal:
Ch’eo, Y.H. (2008) The private academies (Sowon) and Neo-Confusianism in late
Choson Korea. Seoul Journal of Korea Studies, 21 (2),hlm. 139-191.
Jeong, K.L. (2002) Impact of Confucian concepts of feelings on organisational culture in Korea higher education. Revista de la Education Superior, XXXI (121), hlm. 43-58.
Kim, E.M dan Jiwoon, R. (2007) South Korea culture goes global: Kpop and the Korean Wave. Korean Social Science Journal, XXXIV (1), hlm. 117-152.
Kim, H. O and Siegfried H.G. (2001). Mother roles in traditional and modern Korean families : the consequencesfor parental practices and adolescent
socialization. Asia Pacific Education Review, 2 (1),85-93.
Kyung, S.C. (_____) The state and families in South Korea’s compressed fertility
transition: a time for policy reversal. Journal of Population and Social Security
(population), (1), hlm. 596-610.
Lee, C.Y. (2012) Korean culture and its influence on bussines practice in South Korea. The Journal of International Management Studies, 7 (2), hlm. 184-191.
Nilar, T. (2011) The concept of „Li‟ in Confucius social ethics. Universities
Research Journal, 4 (7), hlm. 51-62.
Park, S.Y. (2009) Analysis of Saemaul Undong: a Korea rural development programme in the 1970s. Asia-Pacific Development Journal, 16 (2), hlm. 113-140.
(4)
Aqmarina Lailani Putri, 2014
Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Yang, J. (1999) Confucianism, institutional change and value conflict in Korea. Korean Social Science Journal, XXVI (1), hlm. 209-236.
Yi, T.J. (2003) Why Yangban Confucian culture has been denounced. Sungkyun
Journal of East Asian Studies, 3, (1), hlm. 79-117.
Yoo, I. (2008) Korea’s economic development: lessons and sugestion for
developing countries. Korean Social Science Journal, XXXV (1), hlm. 31-63.
Internet :
Adesnik, A.D. (2008) It at first you don‟t succed: the puzzle of South Korea‟s
democratic transition. [Online]. Tersedia di: iis-db.stanford.edu [Diakses 06 Juli 2014].
Choi, W.Y. (_____) The publis spirit of Sarim politics in the middle Chosun
period: its ideology, structure and change. [Online]. Tersedia di: http://sclew.yonsei.ac.kr/ [Diakses 10 Juni 2014]
Darini, Ririn. (_____) Park Chung Hee dan keajaiban ekonomi Korea Selatan.
[Online]. Tersedia di:
http//staff.uny.ac.id/Fpenelitian/RirinDariniM.Hum/PARKCHUNGHEE-MOZAIK [Diakses 27 September 2013].
Eno, R. (2012) The analects of Confucius. [Online]. Tersedia di: www.indiana.edu [Diakses 06 April 2014].
Fieser, J. (2001) Eastern philosophy: an introduction to the classical theories of
Hinduism, Buddhism, Confucianism, and Taoism. [Online]. Tersedia di: www.baldoralumni.com [Diakses 06 April 2014].
Jobe, D. (2012) The core of the Neo-Confucian movement: the concept of Li and
its implications. [Online]. Tersedia di:
http://history.ucsc.edu/undergraduate/undergraduate-research/ [Diakses 17 Juli 2014].
Jung, H. G, dan Kim, Ho Ki. (_____) Development of democratization movement
in South Korea. [Online]. Tersedia di\:
http://iis-db.stanford.edu/pubs/22591/Development_of_Democratization_Movement_in_So uth_Korea-1.pdf [Diakses 09 Oktober 2013].
(5)
Aqmarina Lailani Putri, 2014
Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kim, H. (2013) Understanding cross cultural communications in the business
sector of South Korea: case study for foreign staff in Korean Chaebols. [Online]. Tersedia di: www.culturaldiplomacy.org [Diakses 06 April 2014].
Kim, K.S. (1991) The Korea miracle (1962-1980) revisited: myths and realities in
strategy and development. [Online]. Tersedia di:
kellogg.nd.edu/publications/workingpapers [Diakses 17 Juni 2014].
Kim, K.S. (1992) The political economy of statism in South Korean developmet. [Online]. Tersedia di: kellogg.nd.edu/publications/workingpapers [Diakses 01 Juli 2014].
Liu, H.C.K. (2006) Korea Under Park Chung Hee. [Online]. Tersedia di:
www.atimes.com [Diakses 05 Oktober 2013].
Loy, N. (_____) Culture, institution, and economic development in South Korea.
[Online]. Tersedia di: http://journal.unair.ac.id/ pdf [Diakses 07 Desember 2013]. Oh, H.C. (2011) Institution building and Korean economic growth performance in the 1960-70s. [Online]. Tersedia di: web.ias.tokushima-u.ac.jp/naito [Diakses 03 Juli 2014].
Park, J. (_____) Confucianism in Korea‟s economic revolution. [Online]. Tersedia
di:
http://history.emory.edu/home/assets/documents/endeavors/volume3/JoshPark.pdf [Diakses 07 Desember 2013].
Shim, J.H. (_____) Park Chung Hee: an enigma. [Online]. Tersedia di:
http://people.duke.edu/~myhan/kaf0604.pdf [Diakses 27 September 2013].
Sung, Y.K dan Young, S.L. (_____) Historical transformation and prospects of
the Korean economy. [Online]. Tersedia di: www.kea.ne.kr [Diakses 01 Juli 2014].
Kee, T.S. (_____) Culture influences of Confucianism on Korean corporate
culture. [Online]. Tersedia di: http://portalfsss.um.edu [Diakses 07 Desember
2013].
Tn. (2003) The miracle with a dark side: Korea economic development under
Park Chung Hee. [Online]. Tersedia di: http://www.iie.com [Diakses 09 Oktober 2013].
Tn. (____) Confucian education in Choson Korea. [Online]. Tersedia di:
(6)
Aqmarina Lailani Putri, 2014
Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Toshio, A. (1998) Aspects of Yangbanization. [Online]. Tersedia di:
http://camel.minpaku.ac.jp/dspace [Diakses 14 Juni 2014].
Wagner, E.W. (1981) Kinship and power in Yi Korea: a critique of the Sarim
theory. [Online]. Tersedia di: isites.harvard.edu [Diakses 10 Juni 2014].
Penelitian Terdahulu :
Frisk, M. (2013) Economic bureaucracy and the South Korean development state. Tesis. Linneuniversitetet.
Kim, D. (2014) The institutional rise of the Chaebols throughout South Korea‟s
transitional vulnurabilities. Tesis. Naval Postgraduate School.
Lee, H.J. (2012) Discources of civil society in South Korea: democratisation in an emerging information society. Tesis. University of Birmingham.
Liu, B. (2012) Confucianism in firms: a comparative study of South Korea, China, and Japan. Tesis. Massachusetts Institute Of Technology.
Park, K. (2008) Military authoritarian regimes and economic development: the
rok‟s economic take-off under Park Chung Hee. Tesis. Naval Postgraduate School, California.
Makalah :
Khaled, M. (2007) Park Chung Hee’s industrialization policy and its lessons for
developing countries. World Congress For Korean Studies. Busan, Nurimaru, hlm. 1-15.
Park, S.J. (2013) Development state in Korea (60-70ties) revisited:
institution-building for the making of coordinated market capitalism. Dialogue on Social