KOREA MODERN Perkembangan Ekonomi Korea
KOREA MODERN:
Perkembangan Ekonomi Korea Selatan
dari tahun 1960 hingga tahun 2010
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Timur
Disusun oleh:
Eni Rosanti
(NIM. 1406944)
DEPARTEMEN STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2015
KATA PENGANTAR
P
uji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas
rahmatnya dan perkenan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
mengenai Korea Modern: Perkembangan Ekonomi Korea Selatan
dari tahun 1960 hingga 2010. Tugas ini disusun dengan maksud
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Timur.
Kami berharap tugas ini dapat bermanfaat, khususnya bagi kami, dan
umumnya bagi teman-teman. Semoga dengan adanya tugas dari makalah ini
dapat menambah wawasan mengenai Sejarah Peradaban Timur.
Tidak lupa juga kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini, khususnya kepada dosen
pembimbing penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, saran serta kritik yang membangun sangat penyusun harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi
penyusun dan umumnya bagi semua pihak yang membaca makalah ini.
Bandung, November 2015
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................................. 3
BAB II KOREA MODERN: Perkembangan Ekonomi Korea Selatan dari
tahun 1960 hingga 2010
2.1 Keajaiban di Sungai Han dan Rencana Pembangunan Lima Tahun..............
4
2.2 Perkembangan Ekonomi dalam Bidang Transportasi....................................
5
2.3 Perkembangan Ekonomi dan kaitannya dengan bidang Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK)......................................................................................... 8
2.4 Perkembangan Ekonomi dalam Bidang Jasa Pariwisata dan Hiburan........... 10
2.5 Peranan Korea Selatan dalam Organisasi Ekonomi Internasional................. 15
2.6 Kebijakan Ekonomi Korea Selatan dan Pengaruhnya terhadap Negara Lain. 16
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................................... 19
3.2 Saran............................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Republik Korea atau biasa dikenal sebagai Korea Selatan adalah sebuah
negara di Asia Timur yang meliputi bagian selatan Semenanjung Korea. Di
sebelah utara, Republik Korea berbatasan dengan Korea Utara, di mana keduanya
bersatu sebagai sebuah negara hingga tahun 1948. Korea Selatan juga berbatasan
dengan wilayah Rusia dan Cina dari arah utara, serta berbatasan dengan Jepang
dari arah selatan. Ibu kota Korea Selatan adalah Seoul.
Gambar 1.1 Peta Korea Selatan
(Sumber: Wikipedia.com)
Tercatat sejak tahun 1960, Korea Selatan mengalami pertumbuhan ekonomi
yang sangat pesat. Keajaiban di Sungai Han adalah sebuah istilah yang merujuk
pada periode pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Korea Selatan tersebut.
Periode ini dimulai sejak ditetapkannya Rencana Lima Tahun pada tahun 1960.
1
Kata "keajaiban" dalam istilah Keajaiban di Sungai Han digambarkan dalam
pencapaian pesat Korea Selatan menjadi negara ekonomi terbesar ke-13 dunia
yang dianggap banyak orang sangat mustahil pada saat itu. Korea Selatan adalah
negara yang tercabik-cabik Perang Korea dan jutaan warga negaranya hidup
dalam kemiskinan serta ratusan ribu pengangguran berjuang keras memenuhi
keperluan hidup. Namun dalam waktu kurang dari empat dekade, Korea Selatan
berubah menjadi salah satu pusat ekonomi dunia. Ibukota Seoul dengan cepat
bertransformasi menjadi kota utama dan pusat bisnis dan perdagangan di Asia
serta mempunyai infrastruktur paling mutakhir. Pencapaian ini dianggap sebagai
kebanggaan nasional dan kemampuan unggul bangsa Korea.
Pertumbuhan dalam sektor industrialisasi, kebangkitan teknologi,
urbanisasi, modernisasi, dan globalisasi menjadi faktor utama yang mendorong
kemajuan ekonomi Korea Selatan. Pada perkembangan berikutnya, Korea Selatan
kemudian tergabung dalam beberapa organisasi ekonomi internasional seperti G20, APEC, WTO dan OECD.
Maka untuk menggali lebih jauh mengenai bagaimana perkembangan
ekonomi di Korea Selatan, kami menyusun makalah dengan judul “Korea
Modern: Perkembangan Ekonomi Korea Selatan dari tahun 1960 hingga tahun
2010.”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat disimpulkan
rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Apa yang dimaksud dengan Rencana Lima Tahun di Korea Selatan pada
tahun 1960?
2.
Bagaimana perkembangan ekonomi di Korea Selatan dalam bidang IPTEK?
3.
Bagaimana perkembangan ekonomi di Korea Selatan dalam bidang
transportasi?
4.
Bagaimana perkembangan ekonomi di Korea Selatan dalam bidang jasa
pariwisata dan hiburan?
2
5.
Bagaimana
Korea
Selatan
berkontribusi
dalam
organisasi
ekonomi
internasional?
6.
Bagaimana kebijakan ekonomi di Korea Selatan dari tahun 1960 hingga tahun
2010? dan pengaruh ekonomi Korea Selatan terhadap negara lain?
1.3 Tujuan Penyusunan Laporan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penyusunan dari
penulisan laporan ini ialah sebagai berikut:
1.
Mengetahui Rencana Lima Tahun di Korea Selatan pada tahun 1960.
2.
Memahami bagaimana perkembangan ekonomi di Korea Selatan dalam
bidang IPTEK.
3.
Memahami bagaimana perkembangan ekonomi di Korea Selatan dalam
bidang transportasi.
4.
Memahami bagaimana perkembangan ekonomi di Korea Selatan dalam
bidang hiburan.
5.
Memahami apa saja kontribusi Korea Selatan terhadap organisasi ekonomi
internasional.
6.
Memperluas wawasan mengenai kebijakan ekonomi di Korea Selatan dari
tahun 1960 hingga tahun 2010.dan pengaruh ekonomi Korea Selatan terhadap
negara lain.
3
BAB II
PERKEMBANGAN EKONOMI KOREA SELATAN
DARI TAHUN 1960 HINGGA 2010
2.1 Keajaiban di Sungai Han dan Rencana Pembangunan Lima Tahun
Keajaiban di Sungai Han atau “Miracle of the Han River” merupakan sebuah
istilah yang menggambarkan pesatnya kemajuan ekonomi di Korea Selatan dalam
bidang industrialisasi, teknologi, urbanisasi, dan modernisasi sejak tahun 1960-an.
Dimulai pada tahun 1962, Korea Selatan melaksanakan rencana ekonomi (rencana
lima tahun) dengan meminjam dana dari negara lain. Hal pertama yang dilakukan
adalah memproduksi barang dengan menggunakan mesin dan material impor
untuk kemudian diekspor. Menurut Puimara (2008, hal. 66) mengenai Rencana
Pembangunan Lima Tahun I (1962-1966) pada masa pemerintahan Park Chung Hee,
“Di dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun I ini diberlakukan ekonomi campuran yang
dibatasi dengan konsep kapitalisme terpimpin. Di dalam konsep ini diperkenankan prinsip
kebebasan berusaha dan berinisiatif dan pemerintahan secara langsung maupun tidak
langsung member petunjuk pada kelompok/institusi yang sedang berusaha ini.”
“...Di tahun 1964 pemerintahan Park merubah kebijakan orientasi perekonomian dari
Import-Subtitution-Industry menjadi Export-Oriented-Industry. Kebijakan ini diambil
sebagai upaya untuk lebih mengenalkan produk-produk dalam negeri Korea Selatan di
dunia internasional. Produk yang pertama kali dipromosikan adalah barang barang
manufaktur ringan. Dengan merubah kebijakan orientasi perekonomian ke arah ExportOriented-Industry, pemerintah bertujuan untuk memasarkan produk produk dalam negeri
Korea Selatan. Hal ini dilakukan sebagai langkah promosi produk dalam negeri ke luar
negeri.”
Menurut hasil analisis kami, dalam periode Rencana Pembangunan Lima Tahun I
(1962-1966) terdapat berbagai sarana industri dibangun dan pemerintah membuat
kebijakan yang mempermudah masuknya investasi asing. Kebijakan ExportOriented-Industry yang dicanangkan pemerintah Korea Selatan juga bertujuan
agar produk Korea Selatan dapat bersaing dengan produk dari negara industri lain.
Sehingga hal itu pula yang kemudian berdampak pada transisi pola ekonomi
masyarakat tradisional ke masyarakat industri di Korea Selatan.
4
Perubahan pola ekonomi masyarakat tradisional ke masyarakat industri
yang terjadi di Korea Selatan, mengantarkan Korea Selatan menjadi negara di
Asia Pasifik yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat. Tercatat
selama empat dekade, Korea Selatan bertransformasi dari salah satu negara
termiskin di dunia dengan GDP per kapitanya hanya mencapai 87 dollar AS pada
tahun 1962, menjadi negara maju yang menjadi mitra dagang negara-negara
industri maju lainnya dengan GDP per kapita Korea Selatan mencapai 11.000
dollar AS pada tahun 1997. Hingga pada tahun 2007, GDP per kapita Korea
Selatan terus mengalami peningkatan yang signifikan. Berikut ini grafik GDP per
kapita Korea Selatan dari tahun 1960 sampai tahun 2007.
Gambar 1.2 Grafik GDP per kapita Korea Selatan dari tahun 1960 hingga tahun
2007
(Sumber: Wikipedia.com)
2.2 Perkembangan Ekonomi dalam Bidang Transportasi
Tidak dapat dipungkiri bahwa alat transportasi berfungsi untuk mempermudah
akses seseorang dari satu tempat ke satu tempat, sehingga dapat memudahkan
aktivitas sehari-hari. Sebagai negara maju, Korea Selatan menciptakan alat
transportasi sebagai bagian dari penunjang ekonomi negara. Korea Selatan banyak
5
mengembangkan alat transportasi baik untuk kepentingan publik maupun untuk
kepentingan jual-beli (produk ekspor).
Dalam bidang transportasi, pada awalnya Korea Selatan lebih
mengedepankan produk transportasi umum untuk kepentingan publik daripada
untuk kepentingan jual-beli (produk ekspor). Lantas mengapa Korea Selatan lebih
mengembangkan transportasi umum daripada produk ekspor sebagai penunjang
ekonomi negara? Hal tersebut dikarenakan transportasi umum menjadi tumpuan
utama untuk menggerakan roda ekonomi dari satu tempat ke satu tempat agar
lebih efisien. Sehingga hal tersebut menjadi alasan utama pemerintah Korea
Selatan lebih dulu memfokuskan perkembangan alat transportasi umum untuk
kepentingan publik dibandingkan alat transportasi untuk kepentingan produk
ekspor. Berikut ini merupakan alat transportasi umum di Korea Selatan:
1. Kereta KTX
Korea Selatan memiliki transportasi kereta super cepat dengan nama KTX.
Dengan KTX ini penumpang dapat menghemat waktu karena KTX mempunyai
kecepatan tinggi dan tanpa getaran sedikit pun di dalam kereta.
2. Saemaul dan Mugunghwa (Kereta Bawah Tanah)
Dua jenis kereta ini adalah kereta dengan kualitas di bawah KTX, tentu saja
dengan fasilitas yang lebih biasa dan waktu tempuh yang lebih lama. Biasanya,
orang-orang memilih menggunakan Saemaul atau Mugunghwa selain karena
alasan tarif yang lebih murah dibandingkan KTX, juga karena banyaknya stasiun
yang disinggahi sepanjang perjalanan, sehingga para penumpang bisa turun di
stasiun tujuan yang tidak dilewati KTX karena terlalu kecil.
3. Bus
Di seluruh kota di Korea Selatan layanan bus tersedia baik dalam kota atau
dari satu kota ke kota lain. Transportasi bus ini menjadi salah satu favorit warga
untuk transportasi umum karena biaya yang di keluarkan sangat murah.
4. Taksi
6
Taksi di Korea sama dengan di Indoneisa layanan taksi di Korea beroperasi
24 jam. Untuk tarif taksi di Korea selatan tidak semahal di kota-kota besar
lainnya. Dan besarnya biaya tergantung jarak tempuh taksi. Taksi di Korea selatan
hanya menggunakan dua merek mobil yaitu Hyundai dan Kia.
5. Pesawat
Maskapai penerbangan nasional Korean Air dibentuk pada tahun 1962,
melayani
21.640.000
penumpang
dengan
12.490.000
penumpang
internasional. Kemudian Asiana Airlines dibentuk pada tahun 1988, melayani
penerbangan domestik dan internasional. Penerbangan lain seperti Hansung
Airlines dan Jeju Air melayani penerbangan domestik dengan harga yang lebih
murah.
6. Kapal
Satu-satunya kota yang dihubungka dengan kapal adalah Pulau Jeju. Banyak
orang yang tidak rela melewatkan pemandangan indah di laut sepanjang
perjalanan dari Busan ke Jeju, oleh karena itu mereka lebih memilih naik kapal
dibandingkan pesawat terbang.
Selain alat transportasi umum untuk kepentingan publik, alat transportasi
untuk kepentingan jual-beli (produk ekspor) yang diproduksi oleh Korea Selatan
adalah mobil. Salah satu produk mobil Produksi Korea Selatan yang terkenal
hingga mancanegara adalah mobil Hyundai dari Hyundai Motor Company.
7
Gambar 1.3 Mobil Hyundai Genesis, produk mobil Korea Selatan
(Sumber: Wikipedia.com)
Kendaraan Hyundai dijual di 193 negara di dunia dengan jaringan sebesar
5.000 dealer dan ruang pamer. Setelah tahun 2009, Hyundai merupakan
perusahaan otomotif terbesar keempat di dunia. Merek Hyundai sendiri nilainya
terus naik dan berada pada posisi ke-65 pada tahun 2007 sebagai "Best Global
Brands" oleh survei yang dilakukan Interbrand and BusinessWeek. Nilainya
sekitar 5 miliar dolar AS. Pada tahun 2011, merek ini mencatatkan pertumbuhan
penjualan tertinggi di dunia untuk 2 tahun berturut-turut.
2.3 Perkembangan Ekonomi dan kaitannya dengan bidang Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Pada awalnya, perkembangan IPTEK di Korea Selatan tidak berkembang
dengan baik karena masalah pembagian korea dan Perang Korea yang terjadi
setelah masa kemerdekaan. Kemajuan IPTEK mulai dirasakan pada tahun 1960an pada masa pemerintahan Park Chung-hee, di mana perkembangan ekonomi
Korea Selatan juga turut melaju pesat.
8
Dipicu oleh rata-rata jumlah tabungan dan investasi yang tinggi ada tahun
1960-an, Korea Selatan semakin membuktikan diri sebagai negara yang mampu
bersaing dengan negara di Asia lainnya. Selain itu dengan adanya kebijakan
terhadap pentingnya pendidikan bagi sebuah negara, kemudian memudahkan
kesempatan bagi masyarakat Korea untuk menyerap pengetahuan dan teknologi
baru dalam waktu singkat.. Perkembangan pendidikan di Korea Selatan sangat
memberikan sumbangan besar bagi pertumbuhan ekonomi.
Dengan adanya perkembangan pendidikan, penulisan karya tulis ilmiah
mencapai perkembangan yang sangat pesat dan mencapai sebuah kemajuan yang
sangat besar. Menurut Radio Korea Internasional (1995, hal. 218).
“Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan unsur utama bagi sivilisasi modern. Sejak
memperoleh kemerdekaan, Korea Selatan berusaha maksimal untuk memajukan ilmu
pengetahuan dan teknologi dan berhasil memperoleh kemajuan besar khususnya ilmu
pengetahuan dan teknologi.”
Selain itu, Korea Selatan menjadikan pendidikan dan IPTEK sebagai
pendorong utama dalam mengembangkan ekonomi nasional, bukti yang
menjadikan Korea Selatan menjadikan IPTEK dalam rangka pengembangan
ekonomi yaitu saat ini Korea Selatan menjadi kekuatan ekonomi ke-13 dunia
(Kementerian Kebudayaan dan Parawista, 2008, hal. 86). Ini merupakan bukti
bahwa Korea Selatan sangat mendukung terhadap pengembangan riset ilmiah
juga perkembangan IPTEK.
Dalam rangka meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi maju, pemerintah mendirikan Institut Pengetahuan dan Teknologi Korea
(Korea Institute of Science and Technology) dan Kementerian Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi masing-masing pada 1996 dan 1997 (Kementerian Kebudayaan
dan Parawisata, 2008, hal. 89). Hingga pada tahun 1990, pemerintah Korea
Selatan semakin membuktikan diri sebagai sebuah negara yang sangat
memperhatikan
diri
terhadap
perkembangan
IPTEK,
pemerintah
berkonsentrasi pada tiga wilayah yaitu:
1. Mengembangkan penelitian dalam bidang ilmu pengetahuan dasar.
9
telah
2. Melaksanakan distribusi dan penggunaan sumber daya penelitian serta
pengembangan secara efisien.
3. Memperluas kerjasama internasional.
Upaya-upaya tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing teknologi
Korea dengan memberikan investasi dalam pengembangan teknologi untuk
bidang kesejahteraan umum yang meningkatkan kualitas kehidupan serta
melahirkan industri-industri yang baru (Kementerian Kebudayaan dan Parawisata,
2008:90). Selain itu, kunci keberhasilan transformasi ekonomi Korea Selatan
dalam pengembangan IPTEK adalah adanya sistem inovasi nasional yang
mengolaborasikan peran antara pemerintah (public sector), industri, dan
universitas dalam melakukan technological learning and transfer untuk
memperkuat kemampuan perusahaan dan atau suatu negara dalam menghasilkan
inovasi teknologi. Produk hasil inovasi teknologi yang dihasilkan dari
pengembangan IPTEK di Korea Selatan salah satunya adalah produk dari
Samsung Group merupakan salah satu perusahaan elektronik terbesar dunia.
Didirikan oleh Lee Byung-chull pada 1 Maret 1938 di Daegu, Korea, perusahaan
ini beroperasi di 58 negara dan memiliki lebih dari 208.000 pekerja. Samsung
sampai saat ini juga menjadi salah satu brand terbesar di dunia dengan
mengeluarkan smartphone yang menjadi jawara dalam persaingan bursa pasar
gadget.
10
Gambar 1.4 Produk Gadget dari Samsung Group
(Sumber: Wikipedia.com)
2.4 Perkembangan Ekonomi dalam Bidang Jasa Pariwisata dan Hiburan
Dalam perkembangannya, peran jasa pariwisata dan hiburan memiliki
peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi di Korea Selatan. Tak dapat
dipungkiri, industri pariwisata menjadi lahan bisnis yang potensial bagi negaranegara di dunia karena dapat meningkatkan devisa dan mengurangi angka
pengangguran. Sejak tahun 1990 negara-negara di Asia Pasifik menjadi tujuan
wisata yang diperhitungkan di ranah internasional. Sebagai negara industri, Korea
Selatan juga memperhatikan perkembangan industri pariwisatanya. Sejak tahun
1998, pemerintah Korea Selatan membuat reformasi kebijakan pariwisata dan
mengubah nama kementerian yang bertanggung jawab untuk pariwisata ke
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Kemudian membuat kebijakan Visi
Pariwisata 21 (1999-2003) dan kedua Rencana Pembangunan Pariwisata (20022011).
Dalam segi hiburan, Korea Selatan dikenal melalui fenomena budaya yang
di sebut dengan Hallyu (Hallyu wave). Penyebaran Hallyu yang dimulai dari
negara-negara Asia Timur kemudian meluas sampai Asia Tenggara, Timur Tengah,
Amerika Serikat dan Eropa. Hallyu yang diwakili oleh industri hiburan K-Drama,
K-Pop dan film Korea membentuk sebuah Destination Image dari Korea Selatan
yang dipengaruhi oleh warisan arsitektur, kultur, identitas tempat, dan politik
pemerintahan. Hal tersebut turut memberikan citra postif bagi pariwisata Korea
Selatan.
Berikut ini merupakan jasa pariwisata maupun bentuk hiburan yang
memberikan andil dalam pertumbuhan ekonomi Korea Selatan.
1. Destinasi Wisata
Korea Selatan merupakan negara yang memiliki banyak panorama dan objek
wisata bersejarah yang sering dikunjungi oleh penduduk lokal maupun turis
11
mancanegara. Sejak pelantikan pemerintahan baru pada tahun 1998, pemerintah
Korea telah merespon pentingnya pertumbuhan pariwisata bagi perekonomian
dengan membuat reformasi kebijakan pariwisata dan mengubah nama
kementerian yang bertanggung jawab untuk pariwisata ke Kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata. Menurut Anggraini (2014, hal. 1),
“Industri perjalanan dan pariwisata merupakan industri yang sedang berkembang dengan
cepat di Korea Selatan, perkembangannya melebihi industri manufaktur, retil, jasa keuangan,
dan komunikasi. Memberikan kontribusi 3% dari Produk Domestik Bruto dan sektor
pariwisata menyediakan 260 juta lapangan pekerjaan. Hal ini menjadikan lahan bisnis yang
potensial untuk digarap karena dipercaya bisa membantu negara-negara untuk meningkatkan
devisanya dan mengurangi jumlah pengangguran. Menurut penelitian World Travel &
Tourism Council (WTTC), menunjukkan bahwa kontibusi ekonomi sektor pariwisata sebesar
US$ 6,6 triliun pada PDB, US $ 765 miliar pada investasi dan US $ 1,2 triliun pada ekspor.
Jumlah tersebut adalah merupakan 9% dari total PDB, 5% dari total investasi dan 5% dari
ekspor dunia.”
Pernyataan di atas tentu memperkuat asumsi dan analisis kami bahwa destinasi
wisata menjadi salah satu penunjang pertumbuhan ekonomi di Korea Selatan.
Berikut ini merupakan salah satu destinasi wisata yang digandrungi di Korea
Selatan.
12
Gambar 1.5 Istana Gyeongbukgung di Korea Selatan
(Sumber: Wikipedia)
2. Seni Lukis
Korea Selatan memiliki seni lukis yang beragam. Ditambah lagi setelah
adanya pengaruh dari luar yang dapat mempengaruhi dan memperkaya aliranaliran seni lukis Korea. Hal tersebut memunculkan aliran-aliran seni lukis Korea
modern.
Lukisan-lukisan Korea pada era 1980-an sebagian besar merupakan reaksi
terhadap modernisme era 1970-an. Dalam periode ini para seniman memiliki
pendirian teguh bahwa seni seharusnya menyampaikan pesan berkaitan dengan
masalah-masalah sosial pada masa itu. Sejak saat itu, telah ada minat pada isu-isu
modernisme dan pos-modernisme (Pelayanan Kebudayaan dan Informasi Korea,
2008, hlm.159).
Gambar 1.6 Seni Lukis di Korea Selatan
(Sumber:
Wikipedia.com)
3. Musik
Musik
modern
Korea pun tidak
terlepas
dari pengaruh Barat. Adanya orkestra di Korea pun merupakan bentuk pengaruh
dari barat. Hal ini nantinya dapat mendorong lahirnya genre musik khas Korea
yaitu K-Pop yang demamnya menjalar bahkan hampir ke seluruh dunia.
13
K-Pop sendiri adalah salah satu genre musik yang merupakan bagian dari
budaya pop Korea. K-Pop memadukan unsurelektropop, hip hop, pop, rock, serta
R&B menjadi suatu jenis musik yang dinamis dan adiktif (Andriana dan Tatz,
2012, hlm. 41).
Munculnya talent agency besar semacam SM Entertainment, YG
Entertainment, DSP Entertainment, dan JYP Entertainment -yang melahirkan
banyak bintang bertalenta besar (dalam hal ini disebut Korean Idol [K-Idol])
menjadikan demam K-Pop makin populer di seantero Asia; bahkan sampai ke
Amerika, Kanada, dan Australia (Andriana dan Tatz, 2012, hlm.41).
Kini jumlah musisi Korea yang tampil di luar negei semakin meningkat
dan berhasil memperoleh pengakuan dari para penikmat Konser serta meraih
penghargaan-penghargaan bergengsi pada kompetisi-kompetisi internasional. Di
antara para musisi terkenal tersebut adalah Trio Chung, yang terdiri dari
konduktor-pianis Chung Myung-whun, pemain celo Chung Myung-hwa, dan
pemain biola Chung Kyung-wha (Pelayanan Kebudayaan dan Informasi Korea,
2008, hlm.163).
Perkembangan musik Korea yang begitu pesat ini pun
menghasilkan penyanyi-penyanyi yang dapat diperhitungkan di dunia musik
internasional. Tentunya hal ini tidak hanya membawa kemajuan dalam hal musik
Korea saja, namun turut membawa kemajuan dalam pertumbuhan ekonomi Korea
Selatan. Di mana perkembangan dalam industri musik Korea Selatan turut andil
dalam memberikan devisa bagi Korea Selatan.
4.
Drama dan Film
Setelah terjadinya Perang Korea pada tahun 1953, industri film lokal
berkembang perlahan-lahan dan mengalami kesuksesan bisnis selama kira-kira
satu dekade. Namun pada dua dekade berikutnya industri film mengalami stagnasi
yang terutama disebabkan oleh pertumbuhan televisi yang sangat cepat. Walaupun
demikian, sejak awal era 1980-an industri film telah memperoleh kembali
vitalitasnya terutama berkat peran beberapa sutradara berbakat yang berani
membongkar stereotip lama dalam proses pembuatan film (Pelayanan
Kebudayaan dan Informasi Korea, 2008, hlm.167).
14
Pasang surut yang sempat terjadi di industri perfilman Korea kini sepertinya
sudah tidak terlihat lagi. Industri perfilman Korea sudah semakin stabil bahkan
semakin maju. Dibuktikan dengan banyaknya film-film Korea yang mencatat
jumlah penonton yang luar biasa. Film-film Korea pun semakin menancapkan
pengaruhnya tidak hanya di Asia, bahkan di berbagai negara di dunia.
Industri-industri film, video, animasi, dan online sedang mengalami ledakan
besar di Korea, yang dipicu oleh tersedianya layanan-layanan internet kecepatan
tinggi. Pada tahun 2007, menyusul pengurangan tajam dalam sistem kuota film
dibanding tahun sebelumnya, 392 film layar lebar diputar di Korea yang
merupakan kenaikan 60 persen sepanjang tahun 2003. Hampir 30 persen atau 112
film dari jumlah film ini, merupakan hasil produksi di Korea (Pelayanan
Kebudayaan dan Informasi Korea, 2008, hlm.168-169).
5. Hallyu
Hallyu atau “gelombang Korea” adalah fenomena budaya pop Korea
(termasuk di dalamnya: film dan drama Korea, lagu dan penyanyi-penyanyinya,
makanan khas, bahasa,
fashion, serta video game). Awalnya dicetuskan oleh
seorang jurnalis asal Cina yang terkaget-kaget dengan cepatnya popularitas
perkembangan budaya pop Korea yang menyebar di seluruh Cina pada
pertengahan tahun 1999 (Andriana dan Tatz, 2012, hlm.39).
Tren perkembangan budaya pop Korea, yang konon mampu meraup devisa
hingga lebih dari 1 miliar dolar Amerika per tahun untuk Korea Selatan,
tampaknya akan terus menguat di seantero Asia -bahkan menyebar hingga
Oceania, Amerika Utara, Amerika Latin, Eropa, Timur Tengah, dan Afrika Selatan
(Andriana dan Tatz, 2012, hlm.39).
2.5 Peranan Korea Selatan dalam Organisasi Ekonomi Internasional
Sebagai negara maju yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat,
Korea Selatan menggabungkan diri dalam beberapa organisasi ekonomi
Internasional, yaitu sebagai berikut.
15
1. G-20
G-20 atau Kelompok 20 ekonomi utama adalah kelompok 19 negara dengan
perekonomian besar di dunia ditambah dengan Uni Eropa. Secara resmi G-20
dinamakan The Group of Twenty (G-20) Finance Ministers and Central Bank
Governors. Kelompok ini dibentuk tahun 1999 sebagai forum yang secara
sistematis menghimpun kekuatan-kekuatan ekonomi maju dan berkembang untuk
membahas isu-isu penting perekonomian dunia.
Korea Selatan telah mengambil peranan penting dan aktif dalam berbagai
pertemuan G20, karena Korea memiliki kemampuan untuk mengkoordinasikan
kepentingan yang berbeda dari Negara-negara maju, Negara-negara berkembang
dan negara berkembang maju. Peran Korea Selatan secara jelas terlihat dalam
KTT tingkat Menteri Keuangan yang diadakan pada tahun 2010. Korea secara
aktif memimpin diskusi tentang jaring keamanan keuangan global serta
pembentukan kembali struktur pengambilan suara Dana Moneter Internasional
yang selalu menjadi perdebatan antara negara-negara berkembang maju dan
negara-negara berkembang. Para Menteri Keuangan sepakat untuk menjalankan
langkah-langkah stimulus sampai sektor swasta kembali pulih, tetapi mereka
gagal mencapai persetujuan dalam isu utama lainnya, seperti pajak Bank. Korea
Selatan berhasil mengatasi isu sensitif ini sebagai cara untuk memenuhi
kebutuhan negara berkembang serta meminimalkan kerugian yang akan diderita
oleh Negara maju.
2. APEC
APEC adalah singkatan dari Asia-Pacific Economic Cooperation atau
Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik. APEC didirikan pada tahun 1989. APEC
bertujuan mengukuhkan pertumbuhan ekonomi dan mempererat komunitas
negara-negara di Asia Pasifik.
Pada tahun 2005 Korea Selatan berperan untuk mengagendakan konferensi
APEC di Busan, Korea Selatan. Agenda pada saat itu adalah para pemimpin
16
ekonomi APEC sepakat untuk meluncurkan ”Busan Roadmap to Bogor Goals”,
melakuakan Mid-Term Stock Take/ evaluasi atas capaian anggota ekonomi APEC
dalam merealisasikan Bogor Goals. Selain itu, para Pemimpin Ekonomi APEC
juga mengeluarkan sebuah pernyataan bersama yang berisi dukungan kuat APEC
atas penyelesaian negosiasi Doha Development Agenda di WTO.
2.6 Kebijakan Ekonomi Korea Selatan dan Pengaruhnya terhadap Negara
Lain
Setelah kerusakan yang diakibatkan oleh peperangan, Korea Selatan berada
dalam kondisi sulit ketika kekacauan berakhir. Besarnya angka pengangguran,
inflasi, dan kesenjangan dalam perdagangan juga merupakan permasalahan utama
pada saat itu. Kebijakan prinsip ekonomi Korea dirancang untuk dapat mencapai
keadilan sosial bagi masyarakat untuk memenuhi persyaratan dasar tebentuknya
pembangunan ekonomi nasional yang merata. Sejumlah kebijakan politik dan
ekonomi dilakukan untuk membuat Korea Selatan yang lebih baik. Sejumlah
kebijakan ekonomi meliputi:
1. Pemacuan Rencana Pembangunan Ekonomi
Setelah merehabilitasi keadaan setelah perang, pada tahun 1960, rakyat
Korea Selatan melaksanakan kebijaksanaan pengembangan ekonomi nasional.
Diletakkan suatu pondasi bagi pertumbuhan ekonomi nasional melalui REPELITA
(Rencana Pembangunan Lima Tahun).
REPELITA dilakukan melalui peminjaman modal asing dikarenakan
pemerintahan Korea pada saat belum mampu menyiapakan modal dan teknologi
canggih yang dibutuhkan. Peminjaman modal ini dilakukan guna memenuhi
pembangunan industri dengan membangun pabrik dan meningkatkan jumlah
ekspor. Sejak dimulainya REPELITA, kemampuan ekonomi Korea berhasil
muncul sebagai negara yang berkembang pesat dengan terjadinya peningkatan
nilai ekspor. Peningkatan jumlah nilai ekspor tersebut kemudian mampu
mendorong Korea Selatan sebagai suatu anggota penting di pasaran internasional.
17
Di bidang perindustrian, Korea Selatan berhasil membentuk struktur industri
negara maju melalui industri mobil dan elektronika. Sementara itu, rakyat Korea
Selatan
menikmati
sarana
dan prasarana
yang
terbentuk
berlandaskan
kesejahteraan, seperti jaringan jalan raya ekspres di seluruh pelosok negeri.
2.
Penyebaran Gerakan Sae-Maul
Gerakan Sae-Maul merupakan gerakan yang memodernisasikan daerah
pedesaan. Gerakan ini bertujuan untuk membangkitkan semangat kerajinan,
kemandirian dan kerjasama dalam rangka meningkatkan taraf hidup penduduk
setempat.
Pemerintah berusaha memperbaiki lingkungan hidup di daerah pedesaaan
melalui pembinaan yang dilakukan secara intensif untuk meningkatkan semangat
dan potensi dalam penduduk setempat dala berwirausaha. Gerakan Sae-maul
berhasil dan semakin banyak kota dan pabrik melancarkan gerakan ini untuk
merubah dimensi sosial berlandaskan pertumbuhan nasional.
3.
Ekspansi Perusahaan dan Tenaga Kerja ke Luar Negeri
Dengan keberhasilan adanya pertumbuhan ekonomi, perusahaan, dan tenaga
kerja, Korea Selatangiat menyebarluaskan jaringannya ke luar negeri. Sejumlah
besar perusahaan Korea mendirikan pabrik di kota-kota penting di luar negeri baik
secara personal mapunal persero di sejumlah negara besar di Eropa maupun Asia.
Bersamaan dengan ekspansi perusahaan Korea yang dilakukan, tercatat
ratusan ribu tenaga kerja Korea tersebar diberbagai negeri. Tidak hanya di industri
otomotif yakni mobil dan industri elektronika, Korea juga mulai memperkuat
industri pertanian dan perikanan dengan melakukan ekspansi juga ke luar negeri.
Selain mendirikan cabang, pemerintah Korea Selatan juga mengirimkan sejumlah
ahli di bidangnya untuk mengajar teknologi canggih kepada petani dan nelayan di
negera yang tertinggal.
18
4.
Pertumbuhan Masyarakat Korea Selatan di Luar Negeri
Masyarakat Korea Selatan di luar negeri berusaha untuk menjadi bagian yang
berpengaruh di negara yang ditinggalinya, terutama dalam hal perekonomian. Di
Jepang, lebih dari 700 ribu masyarakat Korea bersama-sama berusaha untuk
mengatasi segala kesulitan dengan mewujudkan landasan yang kokoh dalam
bidang ekonomi maupun sosial.
Di Amerika Serikat, tercatat 2 juta orang warga Korea Selatan. Mereka
menyesuaikan diri pada pergaulan masyarakat setempat untuk menciptakan
kehidupan yang nyaman dan stabil, berlandaskan kesabaran dan semangat kerja.
Mayoritas masyarakat Korea Selatan di kota-kota besar Amerika Serikat
menguasai zona perdagangan.
Di daratan Cina, terdapat sekitar lebih dari 2 juta orang warga Korea Selatan.
Di kota Yonbon, propinsi Jirin, mereka membentuk sistem ekonomi daerah untuk
mengurus berbagai masalah ekonomi. Selain itu, sekitar 460 ribu warga Korea
Selatan juga tinggal Rusia. Mereka berusaha untuk menigkatkan taraf hidup
setelah mengatasi tantangan dari lingkungan alam setempat. Selain itu,
masyarakat Korea kini terus menyebarluaskan pengaruhnya di berbagai pelosok
dunia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Korea Selatan merupakan negara di Asia Timur yang mengalami
pertumbuhan ekonomi yang signifikan sejak tahun 1960-an. Keajaiban di Sungai
19
Han atau Miracle of The Han River merupakan istilah yang menggambarkan
pesatnya kemajuan ekonomi di Korea Selatan dalam bidang industrialisasi,
teknologi, urbanisasi, dan modernisasi. Pertumbuhan ekonomi di Korea Selatan
ditandai dengan ditetapkannya Rencana Pembangunan Lima Tahun pada 1962
pada masa pemerintahan Park Chung Hee.
Pertumbuhan ekonomi Korea Selatan meliputi banyak bidang, yaitu bidang
transportasi, bidang pengembangan IPTEK, Jasa Pariwisata, dan Hiburan. Sebagai
negara maju, Korea Selatan turut berperan aktif dalam organisasi ekonomi
nasional seperti APEC dan G-20.
Melesatnya perekonomian Korea Selatan tentu dipengaruhi oleh kebijakankebijakan ekonomi di Korea Selatan sejak tahun 1960 hingga 2010. Di mana pada
perkembangannya hal tersebut turut mempengaruhi roda perekonomian
masyarakat Korea di negara lain.
3.2 Saran
Kami merekomendasikan kepada masyarakat, khususnya pembaca dari
makalah ini untuk dapat dapat meningkatkan sikap kritis terhadap fenomena yang
terjadi dari masa ke masa—terutama pada fenomena-fenomena ekonomi yang
terjadi di Korea Selatan. Selain itu, kami turut merekomendasikan serta mengajak
kepada para pembaca untuk dapat menemukan makna dari kemajuan ekonomi
Korea Selatan dan dapat dijadikan acuan bagi solusi permasalahan-permasalahan
ekonomi yang terjadi di Indonesia pada saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku dan Artikel:
Bain, Chester A. (1962). The Far East. New Jersey: Littlefield, Adams & CO.
Hatada, Takashi. (1969). A History of Korea. California: ABC-CLIO, Inc.
20
Huang ha, Tae. (1970). Korea-Fourty Three Centuries. Seoul: Yonsei University
Press.
Radio Internasional Korea. (1995). Sejarah Korea. Seoul : Jung Moon Printing
Co.,Ltd.
Pelayanan Kebudayaan dan Informasi Korea. (2008). Fakta-fakta tentang Korea.
Seoul: Pelayanan Kebudayaan dan Informasi Korea.
Indra Andriana, Lia & Tatz. (2012). Seoulvivor. Jakarta: Penerbit Haru.
Hapdong News Agency. (1975). Korean Annual : Twelfth Annual Edition. Seoul:
Hapdong News Agency.
Sumber Artikel Internet:
Wahono. (2014). Kualitas Pembelajaran Siswa SMK Ditinjau dari Fasilitas
Belajar. Jurnal Ilmiah Guru “COPE”, No. 01/Tahun XVIII/Mei 2014
[Online].
Tersedia
di:
http://journal.uny.ac.id/index.php/cope/article/download/2935/2457 (Diakses
pada: 19 September 2015)
...2015. Jenis Tranfortasi Umum di Korea Selatan. Tersedia: [online].
http://www.exaranda.com/jenis-transportasi-umum-di-korea-selatan/.
https://id.wikipedia.org/wiki/Korea_Selatan
Koleris. 2012. 5 Alat Transfortasi antar kota di Korea. Tersedia: [online].
https://izmantoko.com/2012/03/10/5-alat-transportasi-antar-kota-di-korea/
21
Perkembangan Ekonomi Korea Selatan
dari tahun 1960 hingga tahun 2010
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Timur
Disusun oleh:
Eni Rosanti
(NIM. 1406944)
DEPARTEMEN STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2015
KATA PENGANTAR
P
uji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas
rahmatnya dan perkenan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
mengenai Korea Modern: Perkembangan Ekonomi Korea Selatan
dari tahun 1960 hingga 2010. Tugas ini disusun dengan maksud
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Timur.
Kami berharap tugas ini dapat bermanfaat, khususnya bagi kami, dan
umumnya bagi teman-teman. Semoga dengan adanya tugas dari makalah ini
dapat menambah wawasan mengenai Sejarah Peradaban Timur.
Tidak lupa juga kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini, khususnya kepada dosen
pembimbing penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, saran serta kritik yang membangun sangat penyusun harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi
penyusun dan umumnya bagi semua pihak yang membaca makalah ini.
Bandung, November 2015
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................................. 3
BAB II KOREA MODERN: Perkembangan Ekonomi Korea Selatan dari
tahun 1960 hingga 2010
2.1 Keajaiban di Sungai Han dan Rencana Pembangunan Lima Tahun..............
4
2.2 Perkembangan Ekonomi dalam Bidang Transportasi....................................
5
2.3 Perkembangan Ekonomi dan kaitannya dengan bidang Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK)......................................................................................... 8
2.4 Perkembangan Ekonomi dalam Bidang Jasa Pariwisata dan Hiburan........... 10
2.5 Peranan Korea Selatan dalam Organisasi Ekonomi Internasional................. 15
2.6 Kebijakan Ekonomi Korea Selatan dan Pengaruhnya terhadap Negara Lain. 16
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................................... 19
3.2 Saran............................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Republik Korea atau biasa dikenal sebagai Korea Selatan adalah sebuah
negara di Asia Timur yang meliputi bagian selatan Semenanjung Korea. Di
sebelah utara, Republik Korea berbatasan dengan Korea Utara, di mana keduanya
bersatu sebagai sebuah negara hingga tahun 1948. Korea Selatan juga berbatasan
dengan wilayah Rusia dan Cina dari arah utara, serta berbatasan dengan Jepang
dari arah selatan. Ibu kota Korea Selatan adalah Seoul.
Gambar 1.1 Peta Korea Selatan
(Sumber: Wikipedia.com)
Tercatat sejak tahun 1960, Korea Selatan mengalami pertumbuhan ekonomi
yang sangat pesat. Keajaiban di Sungai Han adalah sebuah istilah yang merujuk
pada periode pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Korea Selatan tersebut.
Periode ini dimulai sejak ditetapkannya Rencana Lima Tahun pada tahun 1960.
1
Kata "keajaiban" dalam istilah Keajaiban di Sungai Han digambarkan dalam
pencapaian pesat Korea Selatan menjadi negara ekonomi terbesar ke-13 dunia
yang dianggap banyak orang sangat mustahil pada saat itu. Korea Selatan adalah
negara yang tercabik-cabik Perang Korea dan jutaan warga negaranya hidup
dalam kemiskinan serta ratusan ribu pengangguran berjuang keras memenuhi
keperluan hidup. Namun dalam waktu kurang dari empat dekade, Korea Selatan
berubah menjadi salah satu pusat ekonomi dunia. Ibukota Seoul dengan cepat
bertransformasi menjadi kota utama dan pusat bisnis dan perdagangan di Asia
serta mempunyai infrastruktur paling mutakhir. Pencapaian ini dianggap sebagai
kebanggaan nasional dan kemampuan unggul bangsa Korea.
Pertumbuhan dalam sektor industrialisasi, kebangkitan teknologi,
urbanisasi, modernisasi, dan globalisasi menjadi faktor utama yang mendorong
kemajuan ekonomi Korea Selatan. Pada perkembangan berikutnya, Korea Selatan
kemudian tergabung dalam beberapa organisasi ekonomi internasional seperti G20, APEC, WTO dan OECD.
Maka untuk menggali lebih jauh mengenai bagaimana perkembangan
ekonomi di Korea Selatan, kami menyusun makalah dengan judul “Korea
Modern: Perkembangan Ekonomi Korea Selatan dari tahun 1960 hingga tahun
2010.”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat disimpulkan
rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Apa yang dimaksud dengan Rencana Lima Tahun di Korea Selatan pada
tahun 1960?
2.
Bagaimana perkembangan ekonomi di Korea Selatan dalam bidang IPTEK?
3.
Bagaimana perkembangan ekonomi di Korea Selatan dalam bidang
transportasi?
4.
Bagaimana perkembangan ekonomi di Korea Selatan dalam bidang jasa
pariwisata dan hiburan?
2
5.
Bagaimana
Korea
Selatan
berkontribusi
dalam
organisasi
ekonomi
internasional?
6.
Bagaimana kebijakan ekonomi di Korea Selatan dari tahun 1960 hingga tahun
2010? dan pengaruh ekonomi Korea Selatan terhadap negara lain?
1.3 Tujuan Penyusunan Laporan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penyusunan dari
penulisan laporan ini ialah sebagai berikut:
1.
Mengetahui Rencana Lima Tahun di Korea Selatan pada tahun 1960.
2.
Memahami bagaimana perkembangan ekonomi di Korea Selatan dalam
bidang IPTEK.
3.
Memahami bagaimana perkembangan ekonomi di Korea Selatan dalam
bidang transportasi.
4.
Memahami bagaimana perkembangan ekonomi di Korea Selatan dalam
bidang hiburan.
5.
Memahami apa saja kontribusi Korea Selatan terhadap organisasi ekonomi
internasional.
6.
Memperluas wawasan mengenai kebijakan ekonomi di Korea Selatan dari
tahun 1960 hingga tahun 2010.dan pengaruh ekonomi Korea Selatan terhadap
negara lain.
3
BAB II
PERKEMBANGAN EKONOMI KOREA SELATAN
DARI TAHUN 1960 HINGGA 2010
2.1 Keajaiban di Sungai Han dan Rencana Pembangunan Lima Tahun
Keajaiban di Sungai Han atau “Miracle of the Han River” merupakan sebuah
istilah yang menggambarkan pesatnya kemajuan ekonomi di Korea Selatan dalam
bidang industrialisasi, teknologi, urbanisasi, dan modernisasi sejak tahun 1960-an.
Dimulai pada tahun 1962, Korea Selatan melaksanakan rencana ekonomi (rencana
lima tahun) dengan meminjam dana dari negara lain. Hal pertama yang dilakukan
adalah memproduksi barang dengan menggunakan mesin dan material impor
untuk kemudian diekspor. Menurut Puimara (2008, hal. 66) mengenai Rencana
Pembangunan Lima Tahun I (1962-1966) pada masa pemerintahan Park Chung Hee,
“Di dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun I ini diberlakukan ekonomi campuran yang
dibatasi dengan konsep kapitalisme terpimpin. Di dalam konsep ini diperkenankan prinsip
kebebasan berusaha dan berinisiatif dan pemerintahan secara langsung maupun tidak
langsung member petunjuk pada kelompok/institusi yang sedang berusaha ini.”
“...Di tahun 1964 pemerintahan Park merubah kebijakan orientasi perekonomian dari
Import-Subtitution-Industry menjadi Export-Oriented-Industry. Kebijakan ini diambil
sebagai upaya untuk lebih mengenalkan produk-produk dalam negeri Korea Selatan di
dunia internasional. Produk yang pertama kali dipromosikan adalah barang barang
manufaktur ringan. Dengan merubah kebijakan orientasi perekonomian ke arah ExportOriented-Industry, pemerintah bertujuan untuk memasarkan produk produk dalam negeri
Korea Selatan. Hal ini dilakukan sebagai langkah promosi produk dalam negeri ke luar
negeri.”
Menurut hasil analisis kami, dalam periode Rencana Pembangunan Lima Tahun I
(1962-1966) terdapat berbagai sarana industri dibangun dan pemerintah membuat
kebijakan yang mempermudah masuknya investasi asing. Kebijakan ExportOriented-Industry yang dicanangkan pemerintah Korea Selatan juga bertujuan
agar produk Korea Selatan dapat bersaing dengan produk dari negara industri lain.
Sehingga hal itu pula yang kemudian berdampak pada transisi pola ekonomi
masyarakat tradisional ke masyarakat industri di Korea Selatan.
4
Perubahan pola ekonomi masyarakat tradisional ke masyarakat industri
yang terjadi di Korea Selatan, mengantarkan Korea Selatan menjadi negara di
Asia Pasifik yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat. Tercatat
selama empat dekade, Korea Selatan bertransformasi dari salah satu negara
termiskin di dunia dengan GDP per kapitanya hanya mencapai 87 dollar AS pada
tahun 1962, menjadi negara maju yang menjadi mitra dagang negara-negara
industri maju lainnya dengan GDP per kapita Korea Selatan mencapai 11.000
dollar AS pada tahun 1997. Hingga pada tahun 2007, GDP per kapita Korea
Selatan terus mengalami peningkatan yang signifikan. Berikut ini grafik GDP per
kapita Korea Selatan dari tahun 1960 sampai tahun 2007.
Gambar 1.2 Grafik GDP per kapita Korea Selatan dari tahun 1960 hingga tahun
2007
(Sumber: Wikipedia.com)
2.2 Perkembangan Ekonomi dalam Bidang Transportasi
Tidak dapat dipungkiri bahwa alat transportasi berfungsi untuk mempermudah
akses seseorang dari satu tempat ke satu tempat, sehingga dapat memudahkan
aktivitas sehari-hari. Sebagai negara maju, Korea Selatan menciptakan alat
transportasi sebagai bagian dari penunjang ekonomi negara. Korea Selatan banyak
5
mengembangkan alat transportasi baik untuk kepentingan publik maupun untuk
kepentingan jual-beli (produk ekspor).
Dalam bidang transportasi, pada awalnya Korea Selatan lebih
mengedepankan produk transportasi umum untuk kepentingan publik daripada
untuk kepentingan jual-beli (produk ekspor). Lantas mengapa Korea Selatan lebih
mengembangkan transportasi umum daripada produk ekspor sebagai penunjang
ekonomi negara? Hal tersebut dikarenakan transportasi umum menjadi tumpuan
utama untuk menggerakan roda ekonomi dari satu tempat ke satu tempat agar
lebih efisien. Sehingga hal tersebut menjadi alasan utama pemerintah Korea
Selatan lebih dulu memfokuskan perkembangan alat transportasi umum untuk
kepentingan publik dibandingkan alat transportasi untuk kepentingan produk
ekspor. Berikut ini merupakan alat transportasi umum di Korea Selatan:
1. Kereta KTX
Korea Selatan memiliki transportasi kereta super cepat dengan nama KTX.
Dengan KTX ini penumpang dapat menghemat waktu karena KTX mempunyai
kecepatan tinggi dan tanpa getaran sedikit pun di dalam kereta.
2. Saemaul dan Mugunghwa (Kereta Bawah Tanah)
Dua jenis kereta ini adalah kereta dengan kualitas di bawah KTX, tentu saja
dengan fasilitas yang lebih biasa dan waktu tempuh yang lebih lama. Biasanya,
orang-orang memilih menggunakan Saemaul atau Mugunghwa selain karena
alasan tarif yang lebih murah dibandingkan KTX, juga karena banyaknya stasiun
yang disinggahi sepanjang perjalanan, sehingga para penumpang bisa turun di
stasiun tujuan yang tidak dilewati KTX karena terlalu kecil.
3. Bus
Di seluruh kota di Korea Selatan layanan bus tersedia baik dalam kota atau
dari satu kota ke kota lain. Transportasi bus ini menjadi salah satu favorit warga
untuk transportasi umum karena biaya yang di keluarkan sangat murah.
4. Taksi
6
Taksi di Korea sama dengan di Indoneisa layanan taksi di Korea beroperasi
24 jam. Untuk tarif taksi di Korea selatan tidak semahal di kota-kota besar
lainnya. Dan besarnya biaya tergantung jarak tempuh taksi. Taksi di Korea selatan
hanya menggunakan dua merek mobil yaitu Hyundai dan Kia.
5. Pesawat
Maskapai penerbangan nasional Korean Air dibentuk pada tahun 1962,
melayani
21.640.000
penumpang
dengan
12.490.000
penumpang
internasional. Kemudian Asiana Airlines dibentuk pada tahun 1988, melayani
penerbangan domestik dan internasional. Penerbangan lain seperti Hansung
Airlines dan Jeju Air melayani penerbangan domestik dengan harga yang lebih
murah.
6. Kapal
Satu-satunya kota yang dihubungka dengan kapal adalah Pulau Jeju. Banyak
orang yang tidak rela melewatkan pemandangan indah di laut sepanjang
perjalanan dari Busan ke Jeju, oleh karena itu mereka lebih memilih naik kapal
dibandingkan pesawat terbang.
Selain alat transportasi umum untuk kepentingan publik, alat transportasi
untuk kepentingan jual-beli (produk ekspor) yang diproduksi oleh Korea Selatan
adalah mobil. Salah satu produk mobil Produksi Korea Selatan yang terkenal
hingga mancanegara adalah mobil Hyundai dari Hyundai Motor Company.
7
Gambar 1.3 Mobil Hyundai Genesis, produk mobil Korea Selatan
(Sumber: Wikipedia.com)
Kendaraan Hyundai dijual di 193 negara di dunia dengan jaringan sebesar
5.000 dealer dan ruang pamer. Setelah tahun 2009, Hyundai merupakan
perusahaan otomotif terbesar keempat di dunia. Merek Hyundai sendiri nilainya
terus naik dan berada pada posisi ke-65 pada tahun 2007 sebagai "Best Global
Brands" oleh survei yang dilakukan Interbrand and BusinessWeek. Nilainya
sekitar 5 miliar dolar AS. Pada tahun 2011, merek ini mencatatkan pertumbuhan
penjualan tertinggi di dunia untuk 2 tahun berturut-turut.
2.3 Perkembangan Ekonomi dan kaitannya dengan bidang Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Pada awalnya, perkembangan IPTEK di Korea Selatan tidak berkembang
dengan baik karena masalah pembagian korea dan Perang Korea yang terjadi
setelah masa kemerdekaan. Kemajuan IPTEK mulai dirasakan pada tahun 1960an pada masa pemerintahan Park Chung-hee, di mana perkembangan ekonomi
Korea Selatan juga turut melaju pesat.
8
Dipicu oleh rata-rata jumlah tabungan dan investasi yang tinggi ada tahun
1960-an, Korea Selatan semakin membuktikan diri sebagai negara yang mampu
bersaing dengan negara di Asia lainnya. Selain itu dengan adanya kebijakan
terhadap pentingnya pendidikan bagi sebuah negara, kemudian memudahkan
kesempatan bagi masyarakat Korea untuk menyerap pengetahuan dan teknologi
baru dalam waktu singkat.. Perkembangan pendidikan di Korea Selatan sangat
memberikan sumbangan besar bagi pertumbuhan ekonomi.
Dengan adanya perkembangan pendidikan, penulisan karya tulis ilmiah
mencapai perkembangan yang sangat pesat dan mencapai sebuah kemajuan yang
sangat besar. Menurut Radio Korea Internasional (1995, hal. 218).
“Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan unsur utama bagi sivilisasi modern. Sejak
memperoleh kemerdekaan, Korea Selatan berusaha maksimal untuk memajukan ilmu
pengetahuan dan teknologi dan berhasil memperoleh kemajuan besar khususnya ilmu
pengetahuan dan teknologi.”
Selain itu, Korea Selatan menjadikan pendidikan dan IPTEK sebagai
pendorong utama dalam mengembangkan ekonomi nasional, bukti yang
menjadikan Korea Selatan menjadikan IPTEK dalam rangka pengembangan
ekonomi yaitu saat ini Korea Selatan menjadi kekuatan ekonomi ke-13 dunia
(Kementerian Kebudayaan dan Parawista, 2008, hal. 86). Ini merupakan bukti
bahwa Korea Selatan sangat mendukung terhadap pengembangan riset ilmiah
juga perkembangan IPTEK.
Dalam rangka meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi maju, pemerintah mendirikan Institut Pengetahuan dan Teknologi Korea
(Korea Institute of Science and Technology) dan Kementerian Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi masing-masing pada 1996 dan 1997 (Kementerian Kebudayaan
dan Parawisata, 2008, hal. 89). Hingga pada tahun 1990, pemerintah Korea
Selatan semakin membuktikan diri sebagai sebuah negara yang sangat
memperhatikan
diri
terhadap
perkembangan
IPTEK,
pemerintah
berkonsentrasi pada tiga wilayah yaitu:
1. Mengembangkan penelitian dalam bidang ilmu pengetahuan dasar.
9
telah
2. Melaksanakan distribusi dan penggunaan sumber daya penelitian serta
pengembangan secara efisien.
3. Memperluas kerjasama internasional.
Upaya-upaya tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing teknologi
Korea dengan memberikan investasi dalam pengembangan teknologi untuk
bidang kesejahteraan umum yang meningkatkan kualitas kehidupan serta
melahirkan industri-industri yang baru (Kementerian Kebudayaan dan Parawisata,
2008:90). Selain itu, kunci keberhasilan transformasi ekonomi Korea Selatan
dalam pengembangan IPTEK adalah adanya sistem inovasi nasional yang
mengolaborasikan peran antara pemerintah (public sector), industri, dan
universitas dalam melakukan technological learning and transfer untuk
memperkuat kemampuan perusahaan dan atau suatu negara dalam menghasilkan
inovasi teknologi. Produk hasil inovasi teknologi yang dihasilkan dari
pengembangan IPTEK di Korea Selatan salah satunya adalah produk dari
Samsung Group merupakan salah satu perusahaan elektronik terbesar dunia.
Didirikan oleh Lee Byung-chull pada 1 Maret 1938 di Daegu, Korea, perusahaan
ini beroperasi di 58 negara dan memiliki lebih dari 208.000 pekerja. Samsung
sampai saat ini juga menjadi salah satu brand terbesar di dunia dengan
mengeluarkan smartphone yang menjadi jawara dalam persaingan bursa pasar
gadget.
10
Gambar 1.4 Produk Gadget dari Samsung Group
(Sumber: Wikipedia.com)
2.4 Perkembangan Ekonomi dalam Bidang Jasa Pariwisata dan Hiburan
Dalam perkembangannya, peran jasa pariwisata dan hiburan memiliki
peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi di Korea Selatan. Tak dapat
dipungkiri, industri pariwisata menjadi lahan bisnis yang potensial bagi negaranegara di dunia karena dapat meningkatkan devisa dan mengurangi angka
pengangguran. Sejak tahun 1990 negara-negara di Asia Pasifik menjadi tujuan
wisata yang diperhitungkan di ranah internasional. Sebagai negara industri, Korea
Selatan juga memperhatikan perkembangan industri pariwisatanya. Sejak tahun
1998, pemerintah Korea Selatan membuat reformasi kebijakan pariwisata dan
mengubah nama kementerian yang bertanggung jawab untuk pariwisata ke
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Kemudian membuat kebijakan Visi
Pariwisata 21 (1999-2003) dan kedua Rencana Pembangunan Pariwisata (20022011).
Dalam segi hiburan, Korea Selatan dikenal melalui fenomena budaya yang
di sebut dengan Hallyu (Hallyu wave). Penyebaran Hallyu yang dimulai dari
negara-negara Asia Timur kemudian meluas sampai Asia Tenggara, Timur Tengah,
Amerika Serikat dan Eropa. Hallyu yang diwakili oleh industri hiburan K-Drama,
K-Pop dan film Korea membentuk sebuah Destination Image dari Korea Selatan
yang dipengaruhi oleh warisan arsitektur, kultur, identitas tempat, dan politik
pemerintahan. Hal tersebut turut memberikan citra postif bagi pariwisata Korea
Selatan.
Berikut ini merupakan jasa pariwisata maupun bentuk hiburan yang
memberikan andil dalam pertumbuhan ekonomi Korea Selatan.
1. Destinasi Wisata
Korea Selatan merupakan negara yang memiliki banyak panorama dan objek
wisata bersejarah yang sering dikunjungi oleh penduduk lokal maupun turis
11
mancanegara. Sejak pelantikan pemerintahan baru pada tahun 1998, pemerintah
Korea telah merespon pentingnya pertumbuhan pariwisata bagi perekonomian
dengan membuat reformasi kebijakan pariwisata dan mengubah nama
kementerian yang bertanggung jawab untuk pariwisata ke Kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata. Menurut Anggraini (2014, hal. 1),
“Industri perjalanan dan pariwisata merupakan industri yang sedang berkembang dengan
cepat di Korea Selatan, perkembangannya melebihi industri manufaktur, retil, jasa keuangan,
dan komunikasi. Memberikan kontribusi 3% dari Produk Domestik Bruto dan sektor
pariwisata menyediakan 260 juta lapangan pekerjaan. Hal ini menjadikan lahan bisnis yang
potensial untuk digarap karena dipercaya bisa membantu negara-negara untuk meningkatkan
devisanya dan mengurangi jumlah pengangguran. Menurut penelitian World Travel &
Tourism Council (WTTC), menunjukkan bahwa kontibusi ekonomi sektor pariwisata sebesar
US$ 6,6 triliun pada PDB, US $ 765 miliar pada investasi dan US $ 1,2 triliun pada ekspor.
Jumlah tersebut adalah merupakan 9% dari total PDB, 5% dari total investasi dan 5% dari
ekspor dunia.”
Pernyataan di atas tentu memperkuat asumsi dan analisis kami bahwa destinasi
wisata menjadi salah satu penunjang pertumbuhan ekonomi di Korea Selatan.
Berikut ini merupakan salah satu destinasi wisata yang digandrungi di Korea
Selatan.
12
Gambar 1.5 Istana Gyeongbukgung di Korea Selatan
(Sumber: Wikipedia)
2. Seni Lukis
Korea Selatan memiliki seni lukis yang beragam. Ditambah lagi setelah
adanya pengaruh dari luar yang dapat mempengaruhi dan memperkaya aliranaliran seni lukis Korea. Hal tersebut memunculkan aliran-aliran seni lukis Korea
modern.
Lukisan-lukisan Korea pada era 1980-an sebagian besar merupakan reaksi
terhadap modernisme era 1970-an. Dalam periode ini para seniman memiliki
pendirian teguh bahwa seni seharusnya menyampaikan pesan berkaitan dengan
masalah-masalah sosial pada masa itu. Sejak saat itu, telah ada minat pada isu-isu
modernisme dan pos-modernisme (Pelayanan Kebudayaan dan Informasi Korea,
2008, hlm.159).
Gambar 1.6 Seni Lukis di Korea Selatan
(Sumber:
Wikipedia.com)
3. Musik
Musik
modern
Korea pun tidak
terlepas
dari pengaruh Barat. Adanya orkestra di Korea pun merupakan bentuk pengaruh
dari barat. Hal ini nantinya dapat mendorong lahirnya genre musik khas Korea
yaitu K-Pop yang demamnya menjalar bahkan hampir ke seluruh dunia.
13
K-Pop sendiri adalah salah satu genre musik yang merupakan bagian dari
budaya pop Korea. K-Pop memadukan unsurelektropop, hip hop, pop, rock, serta
R&B menjadi suatu jenis musik yang dinamis dan adiktif (Andriana dan Tatz,
2012, hlm. 41).
Munculnya talent agency besar semacam SM Entertainment, YG
Entertainment, DSP Entertainment, dan JYP Entertainment -yang melahirkan
banyak bintang bertalenta besar (dalam hal ini disebut Korean Idol [K-Idol])
menjadikan demam K-Pop makin populer di seantero Asia; bahkan sampai ke
Amerika, Kanada, dan Australia (Andriana dan Tatz, 2012, hlm.41).
Kini jumlah musisi Korea yang tampil di luar negei semakin meningkat
dan berhasil memperoleh pengakuan dari para penikmat Konser serta meraih
penghargaan-penghargaan bergengsi pada kompetisi-kompetisi internasional. Di
antara para musisi terkenal tersebut adalah Trio Chung, yang terdiri dari
konduktor-pianis Chung Myung-whun, pemain celo Chung Myung-hwa, dan
pemain biola Chung Kyung-wha (Pelayanan Kebudayaan dan Informasi Korea,
2008, hlm.163).
Perkembangan musik Korea yang begitu pesat ini pun
menghasilkan penyanyi-penyanyi yang dapat diperhitungkan di dunia musik
internasional. Tentunya hal ini tidak hanya membawa kemajuan dalam hal musik
Korea saja, namun turut membawa kemajuan dalam pertumbuhan ekonomi Korea
Selatan. Di mana perkembangan dalam industri musik Korea Selatan turut andil
dalam memberikan devisa bagi Korea Selatan.
4.
Drama dan Film
Setelah terjadinya Perang Korea pada tahun 1953, industri film lokal
berkembang perlahan-lahan dan mengalami kesuksesan bisnis selama kira-kira
satu dekade. Namun pada dua dekade berikutnya industri film mengalami stagnasi
yang terutama disebabkan oleh pertumbuhan televisi yang sangat cepat. Walaupun
demikian, sejak awal era 1980-an industri film telah memperoleh kembali
vitalitasnya terutama berkat peran beberapa sutradara berbakat yang berani
membongkar stereotip lama dalam proses pembuatan film (Pelayanan
Kebudayaan dan Informasi Korea, 2008, hlm.167).
14
Pasang surut yang sempat terjadi di industri perfilman Korea kini sepertinya
sudah tidak terlihat lagi. Industri perfilman Korea sudah semakin stabil bahkan
semakin maju. Dibuktikan dengan banyaknya film-film Korea yang mencatat
jumlah penonton yang luar biasa. Film-film Korea pun semakin menancapkan
pengaruhnya tidak hanya di Asia, bahkan di berbagai negara di dunia.
Industri-industri film, video, animasi, dan online sedang mengalami ledakan
besar di Korea, yang dipicu oleh tersedianya layanan-layanan internet kecepatan
tinggi. Pada tahun 2007, menyusul pengurangan tajam dalam sistem kuota film
dibanding tahun sebelumnya, 392 film layar lebar diputar di Korea yang
merupakan kenaikan 60 persen sepanjang tahun 2003. Hampir 30 persen atau 112
film dari jumlah film ini, merupakan hasil produksi di Korea (Pelayanan
Kebudayaan dan Informasi Korea, 2008, hlm.168-169).
5. Hallyu
Hallyu atau “gelombang Korea” adalah fenomena budaya pop Korea
(termasuk di dalamnya: film dan drama Korea, lagu dan penyanyi-penyanyinya,
makanan khas, bahasa,
fashion, serta video game). Awalnya dicetuskan oleh
seorang jurnalis asal Cina yang terkaget-kaget dengan cepatnya popularitas
perkembangan budaya pop Korea yang menyebar di seluruh Cina pada
pertengahan tahun 1999 (Andriana dan Tatz, 2012, hlm.39).
Tren perkembangan budaya pop Korea, yang konon mampu meraup devisa
hingga lebih dari 1 miliar dolar Amerika per tahun untuk Korea Selatan,
tampaknya akan terus menguat di seantero Asia -bahkan menyebar hingga
Oceania, Amerika Utara, Amerika Latin, Eropa, Timur Tengah, dan Afrika Selatan
(Andriana dan Tatz, 2012, hlm.39).
2.5 Peranan Korea Selatan dalam Organisasi Ekonomi Internasional
Sebagai negara maju yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat,
Korea Selatan menggabungkan diri dalam beberapa organisasi ekonomi
Internasional, yaitu sebagai berikut.
15
1. G-20
G-20 atau Kelompok 20 ekonomi utama adalah kelompok 19 negara dengan
perekonomian besar di dunia ditambah dengan Uni Eropa. Secara resmi G-20
dinamakan The Group of Twenty (G-20) Finance Ministers and Central Bank
Governors. Kelompok ini dibentuk tahun 1999 sebagai forum yang secara
sistematis menghimpun kekuatan-kekuatan ekonomi maju dan berkembang untuk
membahas isu-isu penting perekonomian dunia.
Korea Selatan telah mengambil peranan penting dan aktif dalam berbagai
pertemuan G20, karena Korea memiliki kemampuan untuk mengkoordinasikan
kepentingan yang berbeda dari Negara-negara maju, Negara-negara berkembang
dan negara berkembang maju. Peran Korea Selatan secara jelas terlihat dalam
KTT tingkat Menteri Keuangan yang diadakan pada tahun 2010. Korea secara
aktif memimpin diskusi tentang jaring keamanan keuangan global serta
pembentukan kembali struktur pengambilan suara Dana Moneter Internasional
yang selalu menjadi perdebatan antara negara-negara berkembang maju dan
negara-negara berkembang. Para Menteri Keuangan sepakat untuk menjalankan
langkah-langkah stimulus sampai sektor swasta kembali pulih, tetapi mereka
gagal mencapai persetujuan dalam isu utama lainnya, seperti pajak Bank. Korea
Selatan berhasil mengatasi isu sensitif ini sebagai cara untuk memenuhi
kebutuhan negara berkembang serta meminimalkan kerugian yang akan diderita
oleh Negara maju.
2. APEC
APEC adalah singkatan dari Asia-Pacific Economic Cooperation atau
Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik. APEC didirikan pada tahun 1989. APEC
bertujuan mengukuhkan pertumbuhan ekonomi dan mempererat komunitas
negara-negara di Asia Pasifik.
Pada tahun 2005 Korea Selatan berperan untuk mengagendakan konferensi
APEC di Busan, Korea Selatan. Agenda pada saat itu adalah para pemimpin
16
ekonomi APEC sepakat untuk meluncurkan ”Busan Roadmap to Bogor Goals”,
melakuakan Mid-Term Stock Take/ evaluasi atas capaian anggota ekonomi APEC
dalam merealisasikan Bogor Goals. Selain itu, para Pemimpin Ekonomi APEC
juga mengeluarkan sebuah pernyataan bersama yang berisi dukungan kuat APEC
atas penyelesaian negosiasi Doha Development Agenda di WTO.
2.6 Kebijakan Ekonomi Korea Selatan dan Pengaruhnya terhadap Negara
Lain
Setelah kerusakan yang diakibatkan oleh peperangan, Korea Selatan berada
dalam kondisi sulit ketika kekacauan berakhir. Besarnya angka pengangguran,
inflasi, dan kesenjangan dalam perdagangan juga merupakan permasalahan utama
pada saat itu. Kebijakan prinsip ekonomi Korea dirancang untuk dapat mencapai
keadilan sosial bagi masyarakat untuk memenuhi persyaratan dasar tebentuknya
pembangunan ekonomi nasional yang merata. Sejumlah kebijakan politik dan
ekonomi dilakukan untuk membuat Korea Selatan yang lebih baik. Sejumlah
kebijakan ekonomi meliputi:
1. Pemacuan Rencana Pembangunan Ekonomi
Setelah merehabilitasi keadaan setelah perang, pada tahun 1960, rakyat
Korea Selatan melaksanakan kebijaksanaan pengembangan ekonomi nasional.
Diletakkan suatu pondasi bagi pertumbuhan ekonomi nasional melalui REPELITA
(Rencana Pembangunan Lima Tahun).
REPELITA dilakukan melalui peminjaman modal asing dikarenakan
pemerintahan Korea pada saat belum mampu menyiapakan modal dan teknologi
canggih yang dibutuhkan. Peminjaman modal ini dilakukan guna memenuhi
pembangunan industri dengan membangun pabrik dan meningkatkan jumlah
ekspor. Sejak dimulainya REPELITA, kemampuan ekonomi Korea berhasil
muncul sebagai negara yang berkembang pesat dengan terjadinya peningkatan
nilai ekspor. Peningkatan jumlah nilai ekspor tersebut kemudian mampu
mendorong Korea Selatan sebagai suatu anggota penting di pasaran internasional.
17
Di bidang perindustrian, Korea Selatan berhasil membentuk struktur industri
negara maju melalui industri mobil dan elektronika. Sementara itu, rakyat Korea
Selatan
menikmati
sarana
dan prasarana
yang
terbentuk
berlandaskan
kesejahteraan, seperti jaringan jalan raya ekspres di seluruh pelosok negeri.
2.
Penyebaran Gerakan Sae-Maul
Gerakan Sae-Maul merupakan gerakan yang memodernisasikan daerah
pedesaan. Gerakan ini bertujuan untuk membangkitkan semangat kerajinan,
kemandirian dan kerjasama dalam rangka meningkatkan taraf hidup penduduk
setempat.
Pemerintah berusaha memperbaiki lingkungan hidup di daerah pedesaaan
melalui pembinaan yang dilakukan secara intensif untuk meningkatkan semangat
dan potensi dalam penduduk setempat dala berwirausaha. Gerakan Sae-maul
berhasil dan semakin banyak kota dan pabrik melancarkan gerakan ini untuk
merubah dimensi sosial berlandaskan pertumbuhan nasional.
3.
Ekspansi Perusahaan dan Tenaga Kerja ke Luar Negeri
Dengan keberhasilan adanya pertumbuhan ekonomi, perusahaan, dan tenaga
kerja, Korea Selatangiat menyebarluaskan jaringannya ke luar negeri. Sejumlah
besar perusahaan Korea mendirikan pabrik di kota-kota penting di luar negeri baik
secara personal mapunal persero di sejumlah negara besar di Eropa maupun Asia.
Bersamaan dengan ekspansi perusahaan Korea yang dilakukan, tercatat
ratusan ribu tenaga kerja Korea tersebar diberbagai negeri. Tidak hanya di industri
otomotif yakni mobil dan industri elektronika, Korea juga mulai memperkuat
industri pertanian dan perikanan dengan melakukan ekspansi juga ke luar negeri.
Selain mendirikan cabang, pemerintah Korea Selatan juga mengirimkan sejumlah
ahli di bidangnya untuk mengajar teknologi canggih kepada petani dan nelayan di
negera yang tertinggal.
18
4.
Pertumbuhan Masyarakat Korea Selatan di Luar Negeri
Masyarakat Korea Selatan di luar negeri berusaha untuk menjadi bagian yang
berpengaruh di negara yang ditinggalinya, terutama dalam hal perekonomian. Di
Jepang, lebih dari 700 ribu masyarakat Korea bersama-sama berusaha untuk
mengatasi segala kesulitan dengan mewujudkan landasan yang kokoh dalam
bidang ekonomi maupun sosial.
Di Amerika Serikat, tercatat 2 juta orang warga Korea Selatan. Mereka
menyesuaikan diri pada pergaulan masyarakat setempat untuk menciptakan
kehidupan yang nyaman dan stabil, berlandaskan kesabaran dan semangat kerja.
Mayoritas masyarakat Korea Selatan di kota-kota besar Amerika Serikat
menguasai zona perdagangan.
Di daratan Cina, terdapat sekitar lebih dari 2 juta orang warga Korea Selatan.
Di kota Yonbon, propinsi Jirin, mereka membentuk sistem ekonomi daerah untuk
mengurus berbagai masalah ekonomi. Selain itu, sekitar 460 ribu warga Korea
Selatan juga tinggal Rusia. Mereka berusaha untuk menigkatkan taraf hidup
setelah mengatasi tantangan dari lingkungan alam setempat. Selain itu,
masyarakat Korea kini terus menyebarluaskan pengaruhnya di berbagai pelosok
dunia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Korea Selatan merupakan negara di Asia Timur yang mengalami
pertumbuhan ekonomi yang signifikan sejak tahun 1960-an. Keajaiban di Sungai
19
Han atau Miracle of The Han River merupakan istilah yang menggambarkan
pesatnya kemajuan ekonomi di Korea Selatan dalam bidang industrialisasi,
teknologi, urbanisasi, dan modernisasi. Pertumbuhan ekonomi di Korea Selatan
ditandai dengan ditetapkannya Rencana Pembangunan Lima Tahun pada 1962
pada masa pemerintahan Park Chung Hee.
Pertumbuhan ekonomi Korea Selatan meliputi banyak bidang, yaitu bidang
transportasi, bidang pengembangan IPTEK, Jasa Pariwisata, dan Hiburan. Sebagai
negara maju, Korea Selatan turut berperan aktif dalam organisasi ekonomi
nasional seperti APEC dan G-20.
Melesatnya perekonomian Korea Selatan tentu dipengaruhi oleh kebijakankebijakan ekonomi di Korea Selatan sejak tahun 1960 hingga 2010. Di mana pada
perkembangannya hal tersebut turut mempengaruhi roda perekonomian
masyarakat Korea di negara lain.
3.2 Saran
Kami merekomendasikan kepada masyarakat, khususnya pembaca dari
makalah ini untuk dapat dapat meningkatkan sikap kritis terhadap fenomena yang
terjadi dari masa ke masa—terutama pada fenomena-fenomena ekonomi yang
terjadi di Korea Selatan. Selain itu, kami turut merekomendasikan serta mengajak
kepada para pembaca untuk dapat menemukan makna dari kemajuan ekonomi
Korea Selatan dan dapat dijadikan acuan bagi solusi permasalahan-permasalahan
ekonomi yang terjadi di Indonesia pada saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku dan Artikel:
Bain, Chester A. (1962). The Far East. New Jersey: Littlefield, Adams & CO.
Hatada, Takashi. (1969). A History of Korea. California: ABC-CLIO, Inc.
20
Huang ha, Tae. (1970). Korea-Fourty Three Centuries. Seoul: Yonsei University
Press.
Radio Internasional Korea. (1995). Sejarah Korea. Seoul : Jung Moon Printing
Co.,Ltd.
Pelayanan Kebudayaan dan Informasi Korea. (2008). Fakta-fakta tentang Korea.
Seoul: Pelayanan Kebudayaan dan Informasi Korea.
Indra Andriana, Lia & Tatz. (2012). Seoulvivor. Jakarta: Penerbit Haru.
Hapdong News Agency. (1975). Korean Annual : Twelfth Annual Edition. Seoul:
Hapdong News Agency.
Sumber Artikel Internet:
Wahono. (2014). Kualitas Pembelajaran Siswa SMK Ditinjau dari Fasilitas
Belajar. Jurnal Ilmiah Guru “COPE”, No. 01/Tahun XVIII/Mei 2014
[Online].
Tersedia
di:
http://journal.uny.ac.id/index.php/cope/article/download/2935/2457 (Diakses
pada: 19 September 2015)
...2015. Jenis Tranfortasi Umum di Korea Selatan. Tersedia: [online].
http://www.exaranda.com/jenis-transportasi-umum-di-korea-selatan/.
https://id.wikipedia.org/wiki/Korea_Selatan
Koleris. 2012. 5 Alat Transfortasi antar kota di Korea. Tersedia: [online].
https://izmantoko.com/2012/03/10/5-alat-transportasi-antar-kota-di-korea/
21