ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI GENETIKA DI SMA NEGERI SE-KOTA SIBOLGA.

(1)

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI

GENETIKA DI SMA NEGERI SE- KOTA SIBOLGA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

pada Program Studi Pendidikan Biologi

OLEH:

MASDIANI HASIBUAN NIM 8126173015

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2014


(2)

(3)

(4)

i ABSTRAK

Masdiani Hasibuan. Analisis kesulitan Belajar Siswa pada Materi Genetika di SMA Negeri se- Kota Sibolga. Tesis Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Sub materi genetika yang mengalami kesulitan belajar terbesar, (2) indikator materi genetika yang mengalami kesulitan terbesar; (3) Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa pada materi genetika; (4) Perbedaan hasil belajar siswa berdasarkan gender; dan Perbedaan hasil belajar siswa antara kelas unggulan dengan kelas biasa. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif, populasi dalam penelitan ini adalah seluruh siswa-siswi kelas XII yang berasal dari tiga SMA Negeri se- kota Sibolga, yaitu SMA Negeri 1Sibolga, SMA Negeri 2 Sibolga, dan SMA Negeri 3 Sibolga. Teknik pengambilan sampel yaitu digunakan teknik sampel total. Teknik pengumpulan data adalah menggunakan instrumen tes pilihan berganda untuk penguasaan materi, angket, dan wawancara. Data dianalisis dengan teknik persentase dan ANAVA dua jalur. Berdasarkan hasil penelitian berdasarkan tes penguasaan materi menunjukkan bahwa 558 orang siswa yang mengikuti tes sebanyak 74 orang siswa (12,7%) yang tuntas dan 487 orang siswa (87,3%) yang tidak tuntas. Berdasarkan sub materi, 58,82% ada pada Hukum Mendel, 52,15% ada pada mutasi, 35,51% ada pada hereditas manusia, 27,96% ada pada kromosom, gen, dan DNA, 27,94% ada pada sintesis protein, dan 27,18% ada pada pembelahan sel. Sedangkan berdasarkan indikator, 60,24% ada pada menerapkan beberapa pola hukum Mendel, 58,62% ada pada mendeskripsikan berbagai model mutasi gen, 57,88% ada pada menerapkan pola umum hereditas menurut Mendel, 42,44% ada pada mendeskripsikan berbagai model mutasi kromosom, 38,94% ada pada mendeskripsikan pewarisan sifat dari orang tua kepada keturunannya, 38,86% ada pada mendeskripsikan struktur RNA, 33,23% ada pada menerapkan pola-pola hereditas pada manusia, 32,22% ada pada mendeskripsikan proses sintesis protein, 30,19% ada pada mendeskripsikan tahap-tahap pembelahan meiosis, 29,05% ada pada mendeskripsikan tahapan gametogenesis, 28,81% ada pada membedakan DNA dan RNA, 21,53% ada pada menjelaskan kode genetik (kodon), dan 16,64% ada pada mendeskripsikan struktur DNA. Faktor internal penyebab kesulitan belajar yaitu minat sebesar 50,84%, motivasi sebesar 37,13%, dan bakat sebesar 44,52%, sedangkar faktor eksternal yaitu guru sebesar 50,59%, ketersediaan dan penggunaan laboratorium sebesar 47,10% dan ketersediaan buku sebesar 38,6%. Tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa laki-laki dengan siswa perempuan pada materi genetika. Terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan di kelas unggulan dibandingkan dengan kelas reguler, dimana hasil belajar siswa kelas unggulan lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa kelas reguler. Kata Kunci: Kesulitan Belajar siswa, faktor-faktor kesulitan belajar, Genetika,


(5)

ii ABSTRACT

Masdiani Hasibuan. The Analysis of Learning Difficulty in Genetics by The Students of SMAN at Sibolga City. Thesis. Post Graduate Program, State University of Medan, 2014.

The purpose of this research is to know: (1) Sub topic of genetic with learning difficulties greatest, (2) an indicator of genetic topic that experienced the greatest difficulty, (3) factors that affect students' learning difficulties in the genetic topik, (4) Difference learning outcomes students based on gender, and student learning outcomes difference between superior classes with regular classes . This research is descriptive quantitative, population in this research is the entire class XII students from three state high schools as Sibolga, SMA Negeri 1 Sibolga, SMA Negeri 2 Sibolga, and SMAN 3 Sibolga. Sampling technique that used a total sample technique. The data collection technique is to use a multiple-choice test instruments for mastery of the material, questionnaires, and interviews. Data were analyzed by technique percentage and two way ANOVA. Based on the results of research based on mastery tests showed that 558 students who take the test as many as 74 students (12,7%) were completed and 487 students (87,3%) were not completed. Based on the sub material, 58,82% is in Mendel's Law, there are at 52,15% of mutations, there are 35,51% on human heredity, there are 27,96% on chromosomes, genes, and DNA, 27,94% is in the synthesis protein, and 27,18% is in cell division. While based indicators, there are 60,24% on Mendel's laws apply some patterns, 58,62% is in describing the various models of gene mutations, 57,88% is in applying the general pattern of heredity by Mendel, 42,44% is on describing the various models chromosomal mutation, 38,94% is in describing the nature of inheritance from parent to offspring, 38,86% is in describing the structure of the RNA, 33,23% is in applying the patterns of heredity in humans, 32,22% is in describing the process synthesis of protein, 30,19% is on describing the stages of meiotic division, 29,05% is on describing the stages of gametogenesis, 28,81% is in distinguishing DNA and RNA, 21,53% is in explaining the genetic code (codon), and 16,64% is in describing the structure of DNA. Internal factors that cause learning difficulties ie interest at 50,84%, 37,13% for the motivation and talent of 44,52% , sedangkar external factors ie 50,59% of the teachers, the availability and use of laboratory and availability of 47,10% books at 38,6%. There was no significant difference in learning outcomes among male students with female students. There are significant differences in learning outcomes in the classroom superior compared to regular classes, where student learning outcomes superior grade higher than the regular classroom student learning outcomes.

Keywords: Student learning difficulties, The factors of learning difficulties, genetics, learning outcomes based on gender, class superior and regular classes


(6)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Tesis ini berjudul “Analisis Kesulitan Belajar Siswa Pada Materi Genetika Di SMA Negeri Se- Kota Sibolga” yang disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program studi Pendidikan Biologi Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Banyak pihak yang senantiasa memberikan bantuan, bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan tesis ini. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati dan rasa tulus, penulis mengucapkan terimakasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si dan Bapak Syarifuddin, M.Sc, Ph.D., selaku pembimbing tesis yang dengan sabar telah banyak memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi serta meluangkan waktunya kepada penulis. Kepada ketiga narasumber yaitu Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.Sc, Bapak Dr. Syahmi Edi, M.Si, dan Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd yang telah memberikan masukan dan koreksi untuk perbaikan tesis ini, serta seluruh Bapak dan Ibu dosen dengan tulus ikhlas telah memberikan ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan di Program Pascasarjana Unimed. Pada kesempatan ini juga penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si.

2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd.


(7)

iv

3. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi, Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd., yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan tesis. 4. Ibu Dr. Tumiur Gultom, SP., MP., Ibu Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si, Ibu

Dra. Cicik Suryani, M.Si., dan ibu Dr. Anita Yus, M.Pd, selaku validator instrumen.

5. Bapak/Ibu kepala sekolah dan guru-guru biologi di SMA Negeri 1 Sibolga, SMA Negeri 2 Sibolga, dan SMA Negeri 3 Sibolga yang telah banyak membantu dalam penelitian ini.

6. Ibunda Masjelita Harahap serta kakak Risma dewi Hasibuan dan keluarga serta adik-adikku tercinta Susiana Hasibuan dan Harisman Hasibuan telah mendoakan dan mendukung penulis.

7. Sahabatku Aprida Wastuti Daulay, S.Pd dan adik-adik yang selalu memberikan kasih sayang dan motivasi selama ini.

8. Adik-adik dan ustadzah di Asrama Hubbul Wathon, teristimewa adik-adik sekamar ukhti Ira Andita Damanik, Siti „Aisyah, dan Afrida Raini.

9. Teman-teman angkatan XXI khususnya kelas A-2 Program Studi Pendidikan Biologi.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih kurang sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca guna penyempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan pendidikan.

Medan, 05 April 2014 Penulis,


(8)

v


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Pembatasan Masalah ... 6

1.4 Rumusan Masalah ... 6

1.5 Tujuan Penelitian ... 7

1.6 Manfaat Penelitian... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis ... 9

2.1.1 Pengertian Belajar ... 9

2.1.2 Kesulitan Belajar ... 10

2.1.3 Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar ... 14

2.1.4 Diagnosis Kesulitan Belajar ... 21

2.1.5 Perbedaan Gender dalam Pembelajaran Biologi ... 23

2.1.6 Perbedaan Kelas Unggulan dengan Kelas Biasa ... 26

2.1.7 Materi Genetika ... 27

2.1.8 Penelitian yang Relevan ... 46

2.2 Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 47

2.2.1 Kerangka Konseptual ... 47

2.2.2 Hipotesis Penelitian ... 48

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 49

3.2 Populasi dan Sampel ... 49

3.3 Jenis Penelitian ... 49

3.4 Prosedur dan Pelaksanaan Penelitian ... 50

3.5 Definisi Operasional ... 51

3.6 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 52

3.6.1 Instrumen Tes Kemampuan Penguasaan Materi Genetika ... 52

3.6.2 Instrumen Tes Penyebab Kesulitan Belajar ... 54

3.6.3 Wawancara ... 55

3.7 Teknik Analisis Data ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 58


(10)

4.1.1 Hasil Tes Kemampuan Penguasaan Materi Genetika ... 58

4.1.2 Persentase Faktor-Faktor Penyebab kesulitan Belajar Siswa ... 72

4.1.3 Deskripsi Hasil Wawancara ... 77

4.1.4 Perbedaan Hasil Belajar Siswa pada Materi Genetika Berdasarkan Gender ... 78

4.1.5 Perbedaan Hasil Belajar Siswa Kelas Unggulan dengan Siswa Kelas Reguler pada Materi Genetika ... 79

4.2 Pembahasan ... 80

4.2.1 Analisis Kesulitan Belajar Siswa Pada Materi Genetika ... 80

4.2.2 Analisis Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa ... 86

4.2.3 Analisis Hasil Belajar Genetika Berdasarkan Perbedaan Gender ... 96

4.2.4 Analisis Perbedaan Hasil Belajar Siswa Kelas Unggulan dengan Siswa Kelas Reguler ... 97

4.3 Keterbatasan Penelitian ... 98

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 99

5.2 Implikasi ... 100

5.3 Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA ... 102


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1. Keadaan Populasi SMA Negeri se-Kota Sibolga ... 49 Tabel 3.2. Kisi-Kisi Tes Identifikasi Kesulitan Belajar pada

Pokok Bahasan Genetika ... 53 Tabel 3.3. Distribusi Kisi-kisi Angket Kesulitan Belajar

pada Materi Genetika ... 55 Tabel 3.4. Kategori Tingkat Kesulitan Belajar yang dialami

Siswa pada Materi Genetika ... 56 Tabel 4.1. Jumlah (%) Siswa yang Tuntas dan Tidak Tuntas

dalam Tes Penguasaan Materi Genetika ... 58 Tabel 4.2 Persentase Kesulitan Belajar Siswa pada

Sub Materi Genetika di SMA Negeri Se- Kota Sibolga ... 59 Tabel 4.3 Persentase Penguasaan Siswa pada Sub Materi

Genetika di SMA Negeri Se- Kota Sibolga ... 59 Tabel 4.4 Jumlah Persentase (%) Faktor Internal yang Menyebabkan

Kesulitan Belajar Siswa pada Materi Genetik ... 72 Tabel 4.5 Persentase (%) Faktor Eksternal yang menyebabkan


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Bagian-bagian kromosom ... 27 Gambar 2.2 Model DNA dari Witson Crick ... 28 Gambar 4.1 Persentase (%) Penguasaan dan Kesulitan belajar Siswa

dalam Mendeskripsikan Struktur DNA. ... 61 Gambar 4.2 Persentase (%) Penguasaan Materi dan Kesulitan Belajar

Siswa dalam Mendeskripsikan Struktur RNA ... 61 Gambar 4.3 Persentase (%) Penguasaan materi dan Kesulitan Belajar

Siswa dalam Membedakan DNA dan RNA ... 62 Gambar 4.4 Persentase (%) Penguasaan dan Kesulitan Belajar

Siswa dalam Menjelaskan kode genetik (Kodon) ... 63 Gambar 4.5 Persentase (%) Penguasaan Materi dan Kesulitan Belajar

Siswa dalam Mendeskripsikan Proses Sintesis Protein ... 63 Gambar 4.6 Persentase (%) Penguasaan Materi dan Kesulitan Belajar

Siswa dalam Mendeskripsikan Tahap-Tahap Pembelahan

Mitosis Berdasarkan Foto Sel Yang Sedang Membelah ... 64 Gambar 4.7 Persentase (%) Penguasaan Materi dan Kesulitan belajar

Siswa dalam Mendeskripsikan Tahap-Tahap

Pembelahan Meiosis ... 65 Gambar 4.8 Persentase (%) Kesulitan Siswa dalam Mendeskripsikan

Tahapan Gametogenesis ... 66 Gambar 4.9 Persentase (%) Kesulitan Siswa dalam Menerapkan

Pola Umum Hereditas Menurut Mendel... 66 Gambar 4.10 Persentase (%) Penguasaan Materi dan Kesulitan

Siswa dalam Menerapkan Beberapa Pola

Penyimpangan Hukum Mendel ... 67 Gambar 4.11 Persentase (%) Penguasaan Materi dan Kesulitan Siswa

dalam Mendeskripsikan Pewarisan Sifat dari

Orang Tua kepada Keturunannya ... 68 Gambar 4.12 Persentase (%) Penguasan Materi dan Kesulitan Siswa

dalam Menerapkan Pola-Pola Hereditas Pada Manusia ... 69 Gambar 4.13 Persentase (%) Kesulitan Siswa dalam Mendeskripsikan

Berbagai Model Mutasi Gen ... 69 Gambar 4.14 Persentase (%) Penguasaan Materi dan Kesulitan Siswa

dalam Mendeskripsikan Berbagai Model Mutasi Kromosom 70 Gambar 4.15 Persentase (%) Kesulitan Belajar Siswa Setiap Indikator

di SMA Negeri se- kota Sibolga ... 71 Gambar 4.16 Persentase (%) Faktor Minat Sebagai Penyebab

Kesulitan Belajar ... 73 Gambar 4.17 Persentase (%) Faktor Motivasi Sebagai Penyebab

Kesulitan Belajar ... 73 Gambar 4.18 Persentase (%) Faktor Bakat Sebagai Penyebab


(13)

Gambar 4.19 Persentase (%) Faktor Guru Sebagai Penyebab

Kesulitan Belajar ... 75 Gambar 4.20 Persentase (%) Faktor Ketersediaan dan Penggunaan

Laboratorium Biologi Sebagai Penyebab Kesulitan Belajar .... 76 Gambar 4.21 Persentase (%) Faktor Buku Sebagai Penyebab

Kesulitan Belajar ... 76 Gambar 4.22 Perbedaan Hasil Belajar antara Siswa Perempuan

dengan Siswa laki-laki ... 78 Gambar 4.23 Perbedaan Hasil Belajar antara Siswa Kelas Unggulan

Dengan Siswa Kelas Reguler ... 79 Gambar 4.24 Interaksi antara Perbedaan Hasil Belajar


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Tes Kemampuan Penguasaan Materi Genetik ... 105 Lampiran 2 Angket Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan

Belajar Siswa Mempelajari Genetika ... 111 Lampiran 3 Pertanyaan Wawancara... 113 Lampiran 4 Perolehan Skor Tes kemampuan Penguasaan Materi Genetika

di SMA Negeri 1 Sibolga ... 114 Lampiran 5 Perolehan Skor Tes kemampuan Penguasaan Materi Genetika

di SMA Negeri 2 Sibolga ... 117 Lampiran 6 Perolehan Skor Tes kemampuan Penguasaan Materi Genetika

di SMA Negeri 3 Sibolga ... 120 Lampiran 7 Perolehan Skor Angket Kesulitan Belajar Genetika

di SMA Negeri 1 Sibolga ... 123 Lampiran 8 Perolehan Skor Angket Kesulitan Belajar Genetika

di SMA Negeri 2 Sibolga ... 125 Lampiran 9 Perolehan Skor Angket Kesulitan Belajar Genetika

di SMA Negeri 1 Sibolga ... 128 Lampiran 10 Uji Anava ... 130 Lampiran 11 Dokumentasi Penelitian ... 131


(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Selama dua setengah tahun dari abad ke-20, materi genetika semakin menjadi bagian penting dari biologi. Ketersediaan produk dan banyaknya aplikasi teknologi genetika yang semakin meningkat saat ini (GMO, sidik jari DNA, pemeriksaan penyakit genetik, terapi gen, kloning, dan lain sebagainya) menyebabkan kita membutuhkan tingkat literasi sains dan pemahaman yang tinggi tentang genetika (Boujema et al, 2010). Sehubungan dengan hal tersebut, genetika memiliki peranan penting dalam struktur ilmu biologi sebagaimana yang diungkapkan oleh Theodosius Dobzhansky dalam Sumampouw (2011) bahwa nothing in biology is understandable except in the light of genetic. Pernyataan tersebut memberikan penegasan bahwa genetika memiliki kaitan erat dengan cabang-cabang ilmu biologi lainnya.

Uraian di atas menunjukkan bahwa materi Genetika sangat penting sehingga penguasaan materi ini oleh siswa sangat diharapkan. Namun kenyataannya bahwa materi Genetika merupakan materi yang sulit dipelajari oleh siswa SMA. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian di SMA Turki oleh Tekkaya et al (2001) bahwa Genetika merupakan konsep yang dianggap paling sulit oleh banyak siswa dan guru. Genetika juga telah dilaporkan menjadi topik yang sulit bagi siswa dan guru di tingkat SMA di Kenya, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru dan Inggris (Treagust dan Tsui, 2004).

Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Haambokoma di Zambia (2007) bahwa genetika dilaporkan sebagai topik yang sulit dipelajari


(16)

2

siswa dan juga topik yang sulit untuk diajarkan guru. Siswa mengalami kesulitan belajar pada sub-sub materi genetika: Persilangan, istilah Genetika, mitosis dan meiosis, Kodominansi, penentuan jenis kelamin, mutasi, dan Variasi.

Kesulitan belajar pada materi Genetika juga dirasakan oleh Siswa di Medan yang diteliti oleh Azizah (2012) bahwa mendeskripsikan materi genetis yang bertanggung jawab dalam pewarisan sifat (gen, kromosom) dan indikator ke-2 yaitu membedakan pengertian sifat resesif dominan dan intermediet berada dalam kategori kesulitan sedang, pada indikator ke-3 yaitu menentukan gamet dari genotipe fetus/induk berada dalam kategori kesulitan tinggi, dan indikator ke-4 yaitu menentukan rasio hasil persilangan-persilangan monohibrid dan dihibrid melalui bagan berada dalam kategori kesulitan sangat tinggi. Demikian juga dari hasil observasi di SMA Negeri se- kota Sibolga, diperoleh informasi bahwa perolehan rata-rata nilai siswa pada materi genetika masih banyak yang belum mencapai KKM yaitu 75. Perolehan nilai rata-rata siswa pada materi genetika di SMA N 1 Sibolga baru mencapai nilai 68, di SMA N 2 mencapai nilai 65, dan di SMA N 3 mencapai nilai 70. Belum tercapainya KKM pada materi genetika menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi genetika pada umumnya pada sub materi pembelahan sel dan penyimpangan hukum Mendel yang disebabkan karena banyaknya istilah-istilah genetika yang tidak mereka pahami.

Menurut Topcu dan Pekmez (2009), banyak penyebab kesulitan siswa dalam mempelajari konsep genetika diantaranya adalah siswa tidak memahami konsep utama genetika, kesulitan dalam memahami transfer informasi genetik dan penentuan sex, kesulitan yang terkait dengan buku teks dan metode mengajar


(17)

3

guru. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang diungkapkan oleh Haambokoma (2007) bahwa siswa mengalami kesulitan belajar genetika disebabkan oleh penjelasan guru yang tidak memadai, topik tidak diajarkan, penyajian materi pelajaran terlalu cepat, beberapa guru kurang bersahabat dengan siswa, penjadwalan yang tidak tepat, sikap negatif siswa terhadap topik, dan kurangnya pengetahuan matematika siswa.

Menurut Dalyono (2009), bahwa kesulitan belajar disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari intelegensi, bakat, minat, motivasi, dan kesehatan fisik. Faktor eksternal terdiri dari faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, keadaan ekonomi keluarga), Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, sarana dan prasarana sekolah), dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Tekkaya et al (2006) diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan gender dalam hal kesulitan belajar Biologi. Siswa perempuan berpendapat bahwa mempelajari Biologi lebih sulit dibanding siswa laki-laki. Hal ini sejalan dengan pendapat Grevholm et al (2007) bahwa perbedaan gender dalam belajar karena adanya perbedaan biologis dalam otak laki-laki dan perempuan. Anak perempuan lebih unggul dalam bidang bahasa dan menulis, Sedangkan sedangkan anak laki-laki lebih unggul dalam bidang matematika dan sains karena kemampuan-kemampuan ruangnya yang lebih baik, Namun di lain sisi, berbagai kajian menyatakan bahwa tidak ada peran gender, laki-laki


(18)

4

atau perempuan, yang saling mengungguli dalam matematika dan sains atau dalam kata lain tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa laki-laki dan perempuan. Hal ini sesuai dengan

yang dikemukan oleh Mullis

dalam Larrondo (2009) yang menyatakan bahwa siswa laki-laki

menggungguli siswa perempuan dalam ilmu pengetahuan namun

perbedaannya tidak signifikan. Demikian juga

pendapat

Ajewole et al

dalam Hola (2005), yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang

signifikan antara siswa laki-laki dan perempuan dalam prestasi sains.

Kesulitan siswa dalam mempelajari materi Genetika tidak boleh dianggap sebagai suatu hal yang wajar dan biasa saja sehingga tidak ada upaya untuk memperbaikinya karena pemahaman tentang kesulitan belajar merupakan suatu modal yang dapat dijadikan dasar dalam rangka menyesuaikan program pembelajaran kelompok-kelompok siswa secara umum juga dapat memberikan informasi yang berguna untuk menyesuaikan program pembelajaran yang didasarkan atas individualistis siswa, serta menemukan penyebab kesulitan belajar siswa. Sehingga pada akhirnya membantu guru dalam meningkatkan efisiensi mengajar di dalam kelas (Silverius, 2004) dan tujuan pembelajaran genetika dapat dicapai.


(19)

5

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi permasalahan, antara lain:

1. Genetika merupakan konsep Biologi yang dianggap paling sulit dipelajari oleh siswa dan sulit diajarkan oleh guru.

2. Siswa mengalami kesulitan belajar pada sub materi genetika: Persilangan, Perhitungan, istilah Genetika, mitosis dan meiosis, Kodominansi, penentuan jenis kelamin, mutasi, dan Variasi.

3. Penyebab kesulitan belajar siswa dalam mempelajari genetika ada dua faktor yaitu faktor Internal dan faktor ekstenal.

4. Faktor internal terdiri dari: intelegensi, bakat, minat, motivasi, dan kesehatan fisik.

5. Faktor eksternal terdiri dari faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, keadaan ekonomi keluarga), Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, metode belajar, sarana dan prasana sekolah), dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).

6. Terdapat perbedaan gender dalam hal kesulitan belajar Biologi. Siswa perempuan berpendapat bahwa mempelajari Biologi lebih sulit dibanding siswa laki-laki.


(20)

6

1.3Pembatasan Masalah

Untuk menghindari agar permasalahan tidak meluas dan menyimpang, maka penulis memandang perlu untuk membatasi masalah yang akan dikaji, yaitu: 1. Kesulitan belajar memahami beberapa sub materi Genetika, yaitu: Gen, DNA dan kromosom, Sintesis Protein, Pembelahan Sel (Mitosis dan Meiosis), Hukum Mendel, Hereditas Manusia, dan Mutasi.

2. Siswa yang mengalami kesulitan belajar adalah siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM (<75).

3. Faktor Internal penyebab kesulitan belajar yang diamati adalah: minat, motivasi, dan Bakat.

4. Faktor eksternal penyebab kesulitan belajar yang diamati adalah: guru (penguasaan materi, metode mengajar, media pembelajaran) dan sarana prasarana sekolah (laboratorium dan buku sumber)

5. Perbedaan hasil belajar siswa berdasarkan gender dalam mempelajari genetika. 6. Perbedaan hasil belajar siswa antara kelas unggulan dengan kelas biasa.

7. Penelitian dilakukan di tiga SMA Negeri se-kota Sibolga kelas XII IPA tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari dari SMA Negeri 1 Sibolga, SMA Negeri 2 Sibolga, dan SMA Negeri 3 Sibolga.

1.4Rumusan Masalah

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Manakah sub materi genetika yang paling tinggi tingkat kesulitan belajar siswa di SMA Negeri se-Kota Sibolga tahun pelajaran 2013/2014?

2. Manakah indikator materi genetika yang paling tinggi tingkat kesulitan belajar siswa di SMA Negeri se- kota Sibolga tahun pelajaran 2013/2014


(21)

7

3. Apa saja faktor-faktor dominan yang memengaruhi kesulitan belajar siswa dalam memahami materi Genetika di SMA Negeri se- kota Sibolga tahun pelajaran 2013/2014?

4. Apakah ada perbedaan gender memengaruhi hasil belajar siswa dalam mempelajari materi Genetika?

5. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa di kelas unggulan dengan siswa kelas reguler di SMA Negeri se- kota Sibolga?

1.5Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis:

1. Sub materi Genetika yang mengalami kesulitan belajar paling tinggi di SMA Negeri se-kota Sibolga tahun pelajaran 2013/2014.

2. Indikator materi Genetika yang mengalami kesulitan belajar paling tinggi di SMA Negeri se-kota Sibolga tahun pelajaran 2013/2014

3. Faktor-faktor yang memengaruhi kesulitan belajar siswa memahami sub materi genetika di SMA Negeri se-kota Sibolga tahun pelajaran 2013/2014.

4. Perbedaan hasil belajar siswa pada materi genetika berdasarkan gender. 5. Perbedaan hasil belajar genetika di antara kelas unggulan dengan kelas reguler.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat teoritis yang diharapkan oleh peneliti dari pelaksanaan penelitian ini adalah:

1. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi guru biologi mengenai masalah kesulitan belajar siswa pada materi genetika.


(22)

8

2. Memotivasi guru untuk lebih meningkatkan proses pembelajaran dan memahami karakteristik siswa yang mengalami kesulitan belajar.

3. Diharapkan dari penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan atau rujukan untuk melakukan penelitian lanjutan yang berkaitan dengan penelitian ini.

Sedangkan manfaat praktis penelitian ini adalah:

1. Bagi siswa, memberi peluang untuk diuji dan mengetahui tingkat kemampuan penguasaan materi Genetika.

2. Bagi guru, sebagai bahan masukan atau kritik konstruktif untuk dapat menentukan dan melakukan upaya yang efektif dan efisien untuk meningkatkan kualitas pembelajaran materi genetika sehingga kesulitan belajar siswa dapat diatasi.

3. Bahan sekolah/lembaga, sebagai bahan masukan atau kritik konstruktif untuk dapat menentukan kebijakan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dan pendidikan.


(23)

99

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pembahasan maka diperoleh simpulan antara lain:

1. Bagi siswa SMA Negeri se-kota Sibolga genetika merupakan materi yang sangat sulit, karena sebagian besar siswa (87,3%) tidak tuntas.

2. Kesulitan siswa dalam mempelajari genetika itu, 58,82 % ada pada Hukum Mendel, 52,15% ada pada mutasi, 35,51% ada pada hereditas manusia, 27,96% ada pada kromosom, gen, dan DNA, 27,94% ada pada sintesis protein, dan 27,18% ada pada pembelahan sel.

3. Kesulitan belajar siswa dalam mempelajari genetika berdasarkan indikator, 60,24% ada pada menerapkan beberapa pola hukum Mendel, 58,62% ada pada mendeskripsikan berbagai model mutasi gen, 57,8 % ada pada menerapkan pola umum hereditas menurut Mendel, 42,44% ada pada mendeskripsikan berbagai model mutasi kromosom, 38,94% ada pada mendeskripsikan pewarisan sifat dari orang tua kepada keturunannya, 38,86% ada pada mendeskripsikan struktur RNA, 33,23% ada pada menerapkan pola-pola hereditas pada manusia, 32,22% ada pada mendeskripsikan proses sintesis protein, 30,19% ada pada mendeskripsikan tahap-tahap pembelahan meiosis, 29,05% ada pada mendeskripsikan tahapan gametogenesis, 28,81% ada pada membedakan DNA dan RNA, 21,53% ada pada menjelaskan kode genetik (kodon), dan 16,64% ada pada mendeskripsikan struktur DNA


(24)

100

4. Faktor- faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa pada materi genetika di SMA Negeri se- kota Sibolga yaitu faktor internal terdiri dari minat sebesar 50,84%, motivasi sebesar 37,13%, dan bakat sebesar 44,52%, sedangkar faktor eksternal terdiri dari guru sebesar 50,59%, ketersediaan dan penggunaan laboratorium sebesar 47,10%, dan ketersediaan buku sebesar 38,6%.

5. Tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada materi genetika antara siswa laki-laki dengan siswa perempuan di SMA negeri se- kota Sibolga, dengan Fhitung = 0,659, P=0,417.

6. Terdapat perbedaan hasil belajar yang sangat signifikan pada materi genetika di kelas unggulan dibandingkan dengan kelas reguler, dimana hasil belajar siswa kelas unggulan lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa di kelas reguler di SMA Negeri se- kota Sibolga, dengan Fhitung = 16,172, P=0,000.

5.2. Implikasi

Dari hasil temuan analisis kesulitan belajar siswa pada materi Genetika di SMA Negeri se- Kota Sibolga Tahun Pelajaran 2013/2014 menunjukkan bahwa sub materi Hukum mendel , mutasi, dan hereditas pada manusia merupakan sub materi genetika yang mengalami kesulitan terbesar. Faktor penyebab kesulitan berasal dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yang berupa minat, motivasi, dan bakat, sedangkan faktor eksternal yaitu dari guru dan sarana sekolah yaitu laboratorium dan buku. Guru kurang mengoptimalkan belajar mengajar yang bermakna dan bervariasi agar dapat meminimalisisir kesulitan belajar siswa. Guru sebaiknya memberikan pelajaran yang bervariatif, menjadi fasilitator yang bijaksana untuk keaktifan


(25)

101

siswa meningkatkan pengetahuan yang luas dan dapat menggunakan media yang tepat sehingga proses belajar siswa menjadi bermakna. Guru harus lebih sering mengaplikasikan pembelajaran berdasarkan konsep-konsep utama sehingga megurangi miskonsepsi pada siswa. Guru harus lebih kreatif dalam menentukan metode pada saat mengajar serta menggunakan media pada saat pembelajaran sehingga suasana di dalam kelas menjadi lebih kondusif. Pelaksanaan praktikum atau penggunaan media ICT juga harus dilakukan guru untuk mengurangi kesulitan belajar.

5.3 Saran

Berdasarkan uraian di atas saran-saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Guru diharapkan dapat menerapkan pembelajaran yang bermakna dan bervariasi sehingga memudahkan siswa memahami materi sesuai dengan kompetensi dan tujuan yang ingin dicapai.

3. Guru diharapkan melaksanakan praktikum pada materi-materi biologi yang terkesan abtrak.

4. Guru diharapkan menggunakan media pembelajaran untuk mendukung proses belajar siswa.

5. Guru diharapkan dapat menggunakan internet sebagai sumber belajar

6. Guru diharapkan lebih mengoptimalkan fungsi forum MGMP untuk bertukar pikiran serta pengalaman tentang pelaksanaan, kesulitan dalam proses pembelajaran biologi.


(26)

102

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. 2009. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ahmadi & Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, S. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Azizah, A.N. 2012. Analisis Kesulitan Belajar pada materi pewarisan Sifat Kelas

IX MTsN Medan T.P. 2011-2012, (online),

(http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Undergraduate-22579-BAB%20V.pdf, diakses 14 Desember 2013).

Boujemaa, A., Pierre C., Sabah, S., Salaheddine, K., Jamal, C., Abdellatif, C. 2010. University Students’ Conceptions About The Concept Of Gene: Interest Of Historical Approach. US-China Education Review, 7 (2) (Serial No.63).

Campbell, N.A, Reece, Jane B, dan Mitchell, Lawrence G. 2000. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Dalyono, M. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, S.B. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas. 2007. Tes Diasnogtik. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama. Dahar, R. 2006. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Erlangga.

Darmahadi, H. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Aflabeta.

Elliot, S. N., Kratochwill, T. R., Cook, J. L. & Travers, J. F. 2000. Educational Psycology: Effective Teaching, Effective Learning, Third Edition. United States of America: McGraw-Hill Companies, Inc.

Grevholm, A., James, A. N. 2007. Gender Differences and the Teaching of

Mathematics. Virginia Community College

System. http://www.vccaedu.org/inquiry/inquiry-spring-2007/i-12-James.html (diakses tanggal 23 Februari 2014)

Haambokoma, C. 2007. Nature and Causes of Learning Difficulties in Genetics at High School Level in Zambia. Journal of Internasional Development and Cooperation, 13(1): 1-9.


(27)

103

Henno, I & Reiska, P. 2010. Difficulty of Texts in Upper-Secondary School Biology Textbook-Using Concept Maps for Analyzing Students New knowledge. University of Tallin: Estonia.

Hola, I.A. 2005. Uncovering Gender Differences in Science Achievement and Attitudes towards Science for Jordanian Primary Pupils. Damascus University Journal, 21(1)

Kek, C., Darmawan, N., & Chen, Y. 2007. Family, Learning Environments, Learning Approaches, and Student Outcomes in a Malaysian Private University. International Education Journal, 8(2), 318-336.

Koksal, M & Cimen, O. 2008. Perceptions of Prospective Biology Teachers on Importance and Difficulty of Organs as a School- Subject. World Apllied Sciens Journal, 5 (4): 397-405.

Larrondo, P. 2007. Information Sheet: Gender Differences in Science Achievement. (online).https://www.engr.psu.edu/AWE/misc/ARPs/ARP_ InfoSheet_Science.pdf (diakses 5 Maret 2014)

Nurhayati, Nunung. 2013. 1700 Bank soal Bimbingan Pemantapan Biologi Untuk SMA/MA. Bandung: Yrama Widya

Rachmawati, Faidah,dkk. 2006. BSE Biologi Untuk SMA/MA kelas XII Program IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Silverius, S. 2004. Evaluasi Hasil-Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: Grasindo

Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sukmadinata, S. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sudjana. 1996. Metode Statiska. Bandung: Tarsito.

Sumampouw, Herry Maurits. 2011. Keterampilan Metakognitif dan Berpikir Tingkat Tinggi dalam Pembelajaran Genetika (Artikulasi Konsep dan Verifikasi Empiris. Bioedukasi, 4 (2): 23-47.

Supriyono, A. 2004. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Supriyono, A. 2009.Penyelenggaran Kelas Unggulan di SMA Negeri 2 Ngawi. (online), (http://eprints.uns.ac.id/4339/1/100880809200910171.pdf, diakses 10 Maret 2014)


(28)

104

Syah, M. 2009. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Tekkaya, C., Ozkan, O & Sungur, S. 2001. Biology Concepts Perceived as Difficult by Turkish High School Students. Hacettepe Universitesi Egitim Fakultesi Dergisi. 21: 145-150.

The Liang Gie. 2004. Cara Belajar Yang Baik Bagi Mahasiswa. Yogyakarta: Gajah Mada press

Tim widya Gamma. 2011. Paket Sukses Menghadapi Ujian Nasional & ujian Sekolah. SMA/MA IPA 2011/ 2013. Bandung: Yrama Widya.

Topcu, Mustafa Sami & Pekmez, Esin Sahin. 2009. Turkish Middle School Students’ Difficulties in Learning Genetics Concepts. Journal of Turkish Science Education, 6 (2).

Treagust, D.F and Tsui, C. 2004. A Preservice Science teacher’s Pedagocical Content Knowledge (PCK): The Story of Linda. A paper presented at the Australian Association for Research in education (AARE) Confrence Brisbane, Queensland, Australia, 1-5 Desember 2012 (online): (http://www.aare.edu.au/publications-database.php/5596/a-pre-service-science-teachers-pedagogical-content-knowledge-the-story-of-linda, akses 8 Desember 2013)

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Surabaya: Prestasi Pustaka.

Utami, Basuki. 2013. Super Bank Soal Biologi SMA. http://books.google.co.id/books?id=F26FL6nWFdwC&pg=PP8&lpg=PP 8&dq=soal+dan+pembahasan+genetika++sma&source=bl&ots=mdlDGj

2QAQ&sig=sLXXM-bJspqRsHU9U_m7Q--xIx0&hl=id&sa=X&ei=L5uoUvuKCcmLrQf2toHYCw&redir_esc=y#v= onepage&q=soal%20dan%20pembahasan%20genetika%20%20sma&f=f alse (diakses 11 Desember 2013)

Wardana, E. 2003. Menimbang Pendidikan Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Yuline. 2008. Mengenal Layanan Identifikasi Kesulitan Belajar dan Diagnosis Kesulitan Belajar Serta Hambatannya Dalam Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jurnal Cakrawala Kependidikan, 6 (2):112 – 207.


(1)

99

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pembahasan maka diperoleh simpulan antara lain:

1. Bagi siswa SMA Negeri se-kota Sibolga genetika merupakan materi yang sangat sulit, karena sebagian besar siswa (87,3%) tidak tuntas.

2. Kesulitan siswa dalam mempelajari genetika itu, 58,82 % ada pada Hukum Mendel, 52,15% ada pada mutasi, 35,51% ada pada hereditas manusia, 27,96% ada pada kromosom, gen, dan DNA, 27,94% ada pada sintesis protein, dan 27,18% ada pada pembelahan sel.

3. Kesulitan belajar siswa dalam mempelajari genetika berdasarkan indikator, 60,24% ada pada menerapkan beberapa pola hukum Mendel, 58,62% ada pada mendeskripsikan berbagai model mutasi gen, 57,8 % ada pada menerapkan pola umum hereditas menurut Mendel, 42,44% ada pada mendeskripsikan berbagai model mutasi kromosom, 38,94% ada pada mendeskripsikan pewarisan sifat dari orang tua kepada keturunannya, 38,86% ada pada mendeskripsikan struktur RNA, 33,23% ada pada menerapkan pola-pola hereditas pada manusia, 32,22% ada pada mendeskripsikan proses sintesis protein, 30,19% ada pada mendeskripsikan tahap-tahap pembelahan meiosis, 29,05% ada pada mendeskripsikan tahapan gametogenesis, 28,81% ada pada membedakan DNA dan RNA, 21,53% ada pada menjelaskan kode genetik (kodon), dan 16,64% ada pada mendeskripsikan struktur DNA


(2)

4. Faktor- faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa pada materi genetika di SMA Negeri se- kota Sibolga yaitu faktor internal terdiri dari minat sebesar 50,84%, motivasi sebesar 37,13%, dan bakat sebesar 44,52%, sedangkar faktor eksternal terdiri dari guru sebesar 50,59%, ketersediaan dan penggunaan laboratorium sebesar 47,10%, dan ketersediaan buku sebesar 38,6%.

5. Tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada materi genetika antara siswa laki-laki dengan siswa perempuan di SMA negeri se- kota Sibolga, dengan Fhitung = 0,659, P=0,417.

6. Terdapat perbedaan hasil belajar yang sangat signifikan pada materi genetika di kelas unggulan dibandingkan dengan kelas reguler, dimana hasil belajar siswa kelas unggulan lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa di kelas reguler di SMA Negeri se- kota Sibolga, dengan Fhitung = 16,172,

P=0,000.

5.2. Implikasi

Dari hasil temuan analisis kesulitan belajar siswa pada materi Genetika di SMA Negeri se- Kota Sibolga Tahun Pelajaran 2013/2014 menunjukkan bahwa sub materi Hukum mendel , mutasi, dan hereditas pada manusia merupakan sub materi genetika yang mengalami kesulitan terbesar. Faktor penyebab kesulitan berasal dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yang berupa minat, motivasi, dan bakat, sedangkan faktor eksternal yaitu dari guru dan sarana sekolah yaitu laboratorium dan buku. Guru kurang mengoptimalkan belajar mengajar yang bermakna dan bervariasi agar dapat meminimalisisir kesulitan belajar siswa. Guru sebaiknya memberikan pelajaran yang bervariatif, menjadi fasilitator yang bijaksana untuk keaktifan


(3)

101

siswa meningkatkan pengetahuan yang luas dan dapat menggunakan media yang tepat sehingga proses belajar siswa menjadi bermakna. Guru harus lebih sering mengaplikasikan pembelajaran berdasarkan konsep-konsep utama sehingga megurangi miskonsepsi pada siswa. Guru harus lebih kreatif dalam menentukan metode pada saat mengajar serta menggunakan media pada saat pembelajaran sehingga suasana di dalam kelas menjadi lebih kondusif. Pelaksanaan praktikum atau penggunaan media ICT juga harus dilakukan guru untuk mengurangi kesulitan belajar.

5.3 Saran

Berdasarkan uraian di atas saran-saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Guru diharapkan dapat menerapkan pembelajaran yang bermakna dan bervariasi sehingga memudahkan siswa memahami materi sesuai dengan kompetensi dan tujuan yang ingin dicapai.

3. Guru diharapkan melaksanakan praktikum pada materi-materi biologi yang terkesan abtrak.

4. Guru diharapkan menggunakan media pembelajaran untuk mendukung proses belajar siswa.

5. Guru diharapkan dapat menggunakan internet sebagai sumber belajar

6. Guru diharapkan lebih mengoptimalkan fungsi forum MGMP untuk bertukar pikiran serta pengalaman tentang pelaksanaan, kesulitan dalam proses pembelajaran biologi.


(4)

102

Abdurrahman, M. 2009. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ahmadi & Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, S. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Azizah, A.N. 2012. Analisis Kesulitan Belajar pada materi pewarisan Sifat Kelas

IX MTsN Medan T.P. 2011-2012, (online),

(http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Undergraduate-22579-BAB%20V.pdf, diakses 14 Desember 2013).

Boujemaa, A., Pierre C., Sabah, S., Salaheddine, K., Jamal, C., Abdellatif, C. 2010. University Students’ Conceptions About The Concept Of Gene: Interest Of Historical Approach. US-China Education Review, 7 (2) (Serial No.63).

Campbell, N.A, Reece, Jane B, dan Mitchell, Lawrence G. 2000. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Dalyono, M. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, S.B. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas. 2007. Tes Diasnogtik. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama. Dahar, R. 2006. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Erlangga.

Darmahadi, H. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Aflabeta.

Elliot, S. N., Kratochwill, T. R., Cook, J. L. & Travers, J. F. 2000. Educational

Psycology: Effective Teaching, Effective Learning, Third Edition. United

States of America: McGraw-Hill Companies, Inc.

Grevholm, A., James, A. N. 2007. Gender Differences and the Teaching of

Mathematics. Virginia Community College

System. http://www.vccaedu.org/inquiry/inquiry-spring-2007/i-12-James.html (diakses tanggal 23 Februari 2014)

Haambokoma, C. 2007. Nature and Causes of Learning Difficulties in Genetics at High School Level in Zambia. Journal of Internasional Development and


(5)

103

Henno, I & Reiska, P. 2010. Difficulty of Texts in Upper-Secondary School

Biology Textbook-Using Concept Maps for Analyzing Students New knowledge. University of Tallin: Estonia.

Hola, I.A. 2005. Uncovering Gender Differences in Science Achievement and Attitudes towards Science for Jordanian Primary Pupils. Damascus

University Journal, 21(1)

Kek, C., Darmawan, N., & Chen, Y. 2007. Family, Learning Environments, Learning Approaches, and Student Outcomes in a Malaysian Private University. International Education Journal, 8(2), 318-336.

Koksal, M & Cimen, O. 2008. Perceptions of Prospective Biology Teachers on Importance and Difficulty of Organs as a School- Subject. World Apllied

Sciens Journal, 5 (4): 397-405.

Larrondo, P. 2007. Information Sheet: Gender Differences in Science

Achievement. (online).https://www.engr.psu.edu/AWE/misc/ARPs/ARP_

InfoSheet_Science.pdf (diakses 5 Maret 2014)

Nurhayati, Nunung. 2013. 1700 Bank soal Bimbingan Pemantapan Biologi Untuk

SMA/MA. Bandung: Yrama Widya

Rachmawati, Faidah,dkk. 2006. BSE Biologi Untuk SMA/MA kelas XII Program

IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Silverius, S. 2004. Evaluasi Hasil-Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: Grasindo

Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sukmadinata, S. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sudjana. 1996. Metode Statiska. Bandung: Tarsito.

Sumampouw, Herry Maurits. 2011. Keterampilan Metakognitif dan Berpikir Tingkat Tinggi dalam Pembelajaran Genetika (Artikulasi Konsep dan Verifikasi Empiris. Bioedukasi, 4 (2): 23-47.

Supriyono, A. 2004. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Supriyono, A. 2009.Penyelenggaran Kelas Unggulan di SMA Negeri 2 Ngawi. (online), (http://eprints.uns.ac.id/4339/1/100880809200910171.pdf, diakses 10 Maret 2014)


(6)

Syah, M. 2009. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Tekkaya, C., Ozkan, O & Sungur, S. 2001. Biology Concepts Perceived as Difficult by Turkish High School Students. Hacettepe Universitesi

Egitim Fakultesi Dergisi. 21: 145-150.

The Liang Gie. 2004. Cara Belajar Yang Baik Bagi Mahasiswa. Yogyakarta: Gajah Mada press

Tim widya Gamma. 2011. Paket Sukses Menghadapi Ujian Nasional & ujian

Sekolah. SMA/MA IPA 2011/ 2013. Bandung: Yrama Widya.

Topcu, Mustafa Sami & Pekmez, Esin Sahin. 2009. Turkish Middle School Students’ Difficulties in Learning Genetics Concepts. Journal of Turkish Science Education, 6 (2).

Treagust, D.F and Tsui, C. 2004. A Preservice Science teacher’s Pedagocical

Content Knowledge (PCK): The Story of Linda. A paper presented at the

Australian Association for Research in education (AARE) Confrence Brisbane, Queensland, Australia, 1-5 Desember 2012 (online): (http://www.aare.edu.au/publications-database.php/5596/a-pre-service-science-teachers-pedagogical-content-knowledge-the-story-of-linda, akses 8 Desember 2013)

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Surabaya: Prestasi Pustaka.

Utami, Basuki. 2013. Super Bank Soal Biologi SMA.

http://books.google.co.id/books?id=F26FL6nWFdwC&pg=PP8&lpg=PP 8&dq=soal+dan+pembahasan+genetika++sma&source=bl&ots=mdlDGj

2QAQ&sig=sLXXM-bJspqRsHU9U_m7Q--xIx0&hl=id&sa=X&ei=L5uoUvuKCcmLrQf2toHYCw&redir_esc=y#v= onepage&q=soal%20dan%20pembahasan%20genetika%20%20sma&f=f alse (diakses 11 Desember 2013)

Wardana, E. 2003. Menimbang Pendidikan Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Yuline. 2008. Mengenal Layanan Identifikasi Kesulitan Belajar dan Diagnosis Kesulitan Belajar Serta Hambatannya Dalam Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jurnal Cakrawala Kependidikan, 6 (2):112 – 207.