Tingkat efikasi diri siswa : studi deskriptif pada siswa SMP Kanisius Pakem tahun ajaran 2012/2013 dan implikasinya terhadap topik-topik bimbingan pribadi-sosial.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

TINGKAT EFIKASI DIRI SISWA
(Studi Deskriptif pada Siswa SMP Kanisius Pakem
Tahun Ajaran 2012/2013 dan Implikasinya
Terhadap Topik-Topik Bimbingan Pribadi-Sosial)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh:
Andreas Rian Nugroho
NIM: 091114042

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

TINGKAT EFIKASI DIRI SISWA
(Studi Deskriptif pada Siswa SMP Kanisius Pakem
Tahun Ajaran 2012/2013 dan Implikasinya
Terhadap Topik-Topik Bimbingan Pribadi-Sosial)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh:
Andreas Rian Nugroho
NIM: 091114042

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Usaha, optimisme dan kerja keras merupakan modal paling
penting dalam meraih sebuah keberhasilan

La Vita Est Bella
Hidup itu indah

Semuanya akan indah pada waktunya
(Pengkotbah 3: 11)
Hidup yang tidak dimaknai tidak perlu dihidupi
(Viktor Frankl)

Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus
2. Program Studi Bimbingan dan Konseling USD
3. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling
4. SMP Kanisius Pakem
5. Orangtuaku tercinta Bapak Agustinus Sunardi dan Ibu
Veronika Sri Haryati

6. Kakakku Tarsisius Hanang Prasetyo

7. Kekasihku Alvionita Valentina Mega

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 29 Agustus 2013
Penulis


Andreas Rian Nugroho

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LEMBAR PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Andreas Rian Nugroho
NIM

: 091114042

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: TINGKAT
EFIKASI DIRI SISWA (Studi Deskriptif pada Siswa SMP Kanisius Pakem
Tahun Ajaran 2012/2013 dan Implikasinya Terhadap Topik-Topik
Bimbingan Pribadi-Sosial).
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikan di internet maupun media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 29 Agustus 2013
Yang menyatakan

Andreas Rian Nugroho

vi

PLAGIAT

PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
TINGKAT EFIKASI DIRI SISWA
(Studi Deskriptif pada Siswa SMP Kanisius Pakem Tahun Ajaran 2012/2013 dan
Implikasinya Terhadap Topik-Topik Bimbingan Pribadi-Sosial)
Andreas Rian Nugroho
Universitas Sanata Dharma
2013
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk
memperoleh gambaran mengenai tingkat efikasi diri siswa SMP Kanisius Pakem
Tahun Ajaran 2013/2013. Masalah pertama yang diteliti adalah “Seberapa
tinggikah tingkat efikasi diri pada siswa SMP Kanisius Pakem Yogyakarta tahun
ajaran 2012/2013?”. Masalah yang kedua adalah “Berdasarkan analisis terhadap
butir-butir efikasi diri
yang teridentifikasi kemunculannya rendah, topik

bimbingan pribadi-sosial apakah yang implikatif bagi siswa SMP Kanisius Pakem
Yogyakarta?”
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan menggunakan metode survei. Subjek penelitian adalah siswa
kelas VII dan VIII SMP Kanisius Pakem Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013
yang berjumlah 95 siswa. Instrumen penelitian ini berupa kuesioner tingkat
efikasi diri yang terdiri dari 45 item pernyataan yang dikembangkan berdasarkan
teknik penyusunan skala model Likert. Teknik analisis data dalam penelitian ini
dengan membuat tabulasi skor dari masing-masing item, menghitung skor total
masing-masing responden, menghitung skor total masing-masing item,
selanjutnya mengkategorisasikan tingkat efikasi diri siswa berdasarkan distribusi
normal. Kategori ini terdiri dari lima jenjang yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang,
rendah, dan sangat rendah.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah (1) Tingkat efikasi diri pada siswa
SMP Kanisius Pakem Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 yang termasuk dalam
kategori sangat tinggi berjumlah 12 siswa (13%), yang termasuk dalam kategori
tinggi berjumlah 66 siswa (69%), yang termasuk dalam kategori sedang berjumlah
16 siswa (17%), yang termasuk dalam kategori rendah 1 siswa (1%), dan yang
termasuk dalam kategori sangat rendah 0 siswa (0%). (2) Berdasarkan analisis
terhadap butir-butir efikasi diri, diperoleh 8 butir item yang masuk dalam kategori

sedang yang digunakan sebagai dasar untuk merumuskan usulan topik-topik
bimbingan pribadi-sosial yang implikatif untuk meningkatkan efikasi diri siswa
SMP Kanisius Pakem tahun ajaran 2012/2013.

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
STUDENTS’ SELF-EFFICACY
(A Descriptive Study on Junior High School Students at SMP Kanisius
Pakem
in 2012/2013 Academic Year and Its Implications to The Topics of PersonalSocial Guidance)
by
Andreas Rian Nugroho

Sanata Dharma University
201 3
This study belongs to a descriptive research that aims at gaining an
overview of the self-efficacy level of junior high school students at SMP Kanisius
Pakem in 2012/2013 academic year. The first issue underlying this study is “What
is the level of students’ self-efficacy of junior high school students at SMP
Kanisius Pakem in 2012/2013 academic year?” The second is “Based on the
analysis of self-efficacy items identified as low level, what personal-social
guidance topics are implied for junior high school students at SMP Kanisius
Pakem Yogyakarta?”
The type of this research is a descriptive research with survey method. The
subjects are the seventh and eighth grade students at SMP Kanisius Pakem
in2012/2013 academic year consisting of 95 students. The research instrument
used is a questionnaire that shows the level of self-efficacy. It consists of 45
items and was compiled based on the scale arrangement technique adopted from
Likert. The technique of data analysis used in this study is by making a tabulation
of the scores for each item, calculat ing the total score of each respondent,
calculat ing the total score of each item, then categorizing the level of students’
self-efficacy based on a normal distribution. This category consists of five levels,
namely very high, high, medium, low, and very low.
The results show that: (1) There are 12 students (13%) belong to the very high
level of self-efficacy, 66 students (69%) belong to the high category level of
self- efficacy, 16 students (17%) belong to the medium level of self-efficacy, 1
student (1%) belongs to the low category of self-efficacy, and no students (0%)
belong to the very low level of self-efficacy. (2) Based on the analysis of selfefficacy items, there are 8 items that belong to the medium category and will be
used as the basis for formulating the suggested topics of personal-social guidance
in order to enhance the students’ self-efficacy at SMP Kanisius Pakem in
2012/2013 academic year.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas
perlindungan, pendampingan, dan doa dalam persiapan, pelaksanaan serta
penyelesaian penelitian dalam bentuk skripsi ini
Penulis menyadari bahwa terselesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas
dari dukungan, doa, bimbingan dan bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini kelompok mengucapkan terima kasih yang tulus dari lubuk
hati yang paling dalam kepada:
1. Dr. Gendon Barus, M.Si., sebagai Kepala Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk
penulisan skripsi ini, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing yang telah
membimbing dengan kesabaran hati dan memberi masukan kepada penulis
guna meningkatkan kualitas skripsi ini
2. Andrias Indra Purnama, ST., S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP Kanisius
Pakem yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan penelitian
3. Fransiska Charuniawati, S.Pd., serta Bernadeta, S.Pd. yang telah
memberikan jam masuk kelas untuk melakukan penelitian
4. Seluruh siswa SMP Kanisius Pakem Tahun Ajaran 2012/2013, atas
kesediaannya mengisi kuesioner
5. Bapak, Ibu dan Kakak tercinta Agustinus Sunardi, Veronika Sri Haryati,
Tarsisius Hanang Prasetyo atas dukungan, doa, perhatian, kasih serta biaya
yang diberikan selama menempuh studi di Universitas Sanata Dharma.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6. Teman-teman BK angkatan 2009 yang telah memberikan dukungan dan
motivasi, secara khusus kepada Sr. Berta, Iyud, Siska, Agnes, Yulia,
Sadtya, Dendy, Tika, Prima, Robet, Ina dll yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu.
7. Teman-teman kost yang telah memberikan semangat, terkhusus kepada
Leo, Damar, Sadtya, Septian, Galih, Wilda, Ms Agung dan Dita
8. Kekasihku Alvionita Valentina Mega R yang telah memberikan semangat,
doa, dan kesabaran membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu masukan, saran, dan kritik terhadap karya ini sangat diperlukan.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja
yang membaca.

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………..….… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………….… ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………….………………… iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………….… iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………..… v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA...… vi
ABSTRAK………………………………………………………………… vii
ABSTRACT……………………………………………………………..…………. viii
KATA PENGANTAR………………………………………………….… ix
DAFTAR ISI……………………………………………………………… xi
DAFTAR TABEL………………………………………………………… xiv
DAFTAR GRAFIK…………………………………….………….……… xv
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… xvi
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… 1
A. Latar Belakang………………………………………………….… 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………....... 6
C. Tujuan Penelitian……………………………………………….… 7
D. Manfaat Penelitian………………………………………………… 7
E. Definisi Operasional……………………………………….……... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………..……… 10
A. Konsep Dasar Efikasi Diri………………………………..…….… 10
1. Pengertian Efikasi Diri……………………………..……….… 10
2. Dimensi-Dimensi Efikasi Diri………………………………… 13
3. Karakteristik Efikasi Diri……………………………………… 16
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efikasi Diri……………… 17
B. Konsep Dasar Remaja…………………………………………..… 28
1. Pengertian Remaja…………………………………………..… 28
xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2. Tugas Perkembangan Remaja……………………………….… 30
3. Ciri-ciri Remaja…………………………………………...…… 31
4. Perkembangan Efikasi Diri pada Remaja……………………… 33
C. Konsep Dasar Bimbingan Pribadi Sosial………………………..… 34
1. Pengertian Bimbingan……………………………………….… 34
2. Pengertian Bimbingan Pribadi Sosial ……………………….… 36
3. Bimbingan Pengembangan Efikasi Diri…………………….… 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………………. 39
A. Jenis Penelitian………………..........………………….………….. 39
B. Subjek Penelitian………………………………………………..… 39
C. Metode Pengumpulan Data………………………………………. 40
D. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner……………………………… 44
E. Analisis Data……………………………………………………… 48
F. Prosedur Pengumpulan dan Analisis Data Penelitian……………

51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………….… 52
A. Hasil Penelitian……………………………………………………. 52
1. Tingkat Efikasi Diri pada Siswa SMP Kanisius Pakem Tahun
Ajaran2012/2013…………………………………………..…. 52
2. Mengidentifikasi butir-butir pengukuran efikasi diri yang
rendah frekuensi kemunculannya pada siswa SMP
Kanisius Pakem Yogyakarta dalam implikasinya untuk
mengusulkan topik-topik bimbingan pribadi-sosial………….. 55
B. Pembahasan Hasil Penelitian……………………………...…….… 59
BAB V PENUTUP………………………………………………………… 65
A. Kesimpulan…………………………………………………..…… 65
B. Keterbatasan………………………………………………..…..… 66
C. Saran……………………………………………………………… 66

xi i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..… 69
LAMPIRAN

xi i i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Ciri-ciri Individu yang Memiliki Efikasi DiriTinggi dan
Rendah………………………………………………................……. 16
2. Tabel 2 Ciri-ciri Individu yang Memiliki Efikasi Diri Tinggi dan
Rendah…………………………………………………....................

17

3. Tabel 3 Subjek Penelitian…………………………………………….. 40
4. Tabel 4 Norma Skoring Inventori Efikasi Diri………………… ……. 42
5. Tabel 5 Kisi-kisi Kuesioner Efikasi Diri………………………… ….. 43
6. Tabel 6 Rincian Item yang Valid dan Gugur…………………………. 46
7. Tabel 7 Kriteria Guilford……………………………………………… 47
8. Tabel 8 Norma Kategorisasi Tingkat Efikasi Diri……………………. 49
9. Tabel 9 Norma Kategorisasi Tingkat Efikasi Diri Siswa Kelas VII
dan VIII SMP Kanisius Pakem…………………………...............….. 50
10. Tabel 10 Norma Kategorisasi Skor Butir Instrumen Efikasi Diri ……. 51
11. Tabel 11 Kategorisasi Tingkat Efikasi Diri pada Siswa SMP Kanisius
Pakem Tahun Ajaran 2012/2013 ……………….......................…….. 52
12. Tabel 12 Tingkat Efikasi Diri Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin……. 54
13. Tabel 13 Tingkat Efikasi Diri Siswa Berdasarkan Kelas……………... 55
14. Tabel 14 Kategori Skor Item Efikasi Diri pada Siswa
SMP Kanisius Pakem Tahun Ajaran2012/2013……………………… 55
15. Tabel 15 Item-item Pernyataan yang Tergolong dalam
Kategori Sedang……………………………………………………… 57
16. Tabel 16 Topik-Topik Bimbingan Pribadi Sosial yang
Implikatif Dapat Meningkatkan Efikasi Diri Siswa SMP
Kanisius Pakem Tahun Ajaran 2012/2013…………………………..

xi v

58

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GRAFIK
1. Grafik 1. Grafik Tingkat Efikasi Diri Siswa SMP Kanisius Pakem….. 53

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1

: Kuesioner Efikasi Diri ……………………….

72

2. Lampiran 2

: Tabulasi Data Penelitian……………………..

79

3. Lampiran 3

: Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas…………..

82

4. Lampiran 4

:Satuan Pelayanan Bimbingan (SPB) …….…...

87

5. Lampiran 5

: Surat Perijinan Penelitian dan Surat Perijinan
Uji Coba Penelitian …………….........………

xvi

93

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional dari istilah-istilah pokok
yang digunakan dalam penelitian ini.

A. Latar Belakang Masalah
Salah satu episode dalam kehidupan manusia adalah masa remaja. Masa
remaja merupakan bagian dari masa kehidupan manusia yang memiliki tingkat
keunikan tersendiri. Masa ini merupakan bagian kehidupan yang penting
dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat
diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat.
Santrock (2003:26) mendefinisikan masa remaja (adolescence) sebagai
masa perkembangan transisi yang terjadi antara masa anak-anak dan masa
dewasa yang meliputi perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.
Rentang usia masa remaja dimulai kira-kira pada usia 10 sampai 13 tahun dan
diakhiri antara usia 18 sampai 22 tahun. Masa remaja ditandai dengan
berkembangnya sikap dependen kepada orang tua ke arah independen,
berkembangnya minat seksualitas, dan kecenderungan untuk merenung atau
memperhatikan diri sendiri, nilai-nilai etika dan moral (Salzman dan Pikunas
dalam Yusuf, 2011:71)
Manusia dalam rangkaian siklus kehidupan selalu mengarahkan diri
untuk menjadi semakin matang dalam berbagai aspek kehidupan termasuk

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

memiliki kematangan dalam hal berpikir. Proses untuk mencapai kematangan
diri pada remaja erat kaitannya dengan penyelesaian tugas perkembangan.
Tugas perkembangan yang harus diselesaikan oleh remaja tidak sedikit. Tugas
perkembangan remaja di antaranya: mencapai kemandirian emosional dari
orangtua atau figur-figur yang memiliki otoritas, menemukan model yang
dijadikan identitasnya, memperkuat kemampuan mengendalikan diri atas
dasar skala nilai, prinsip atau falsafah hidup, dan menerima dirinya sendiri dan
memiliki kepercayaan terhadap kemampuan diri.
Masa remaja merupakan masa munculnya kemampuan menalar, berpikir
abstrak serta munculnya keinginan untuk meraih mimpi-mimpi. Kemampuan
tersebut sungguh memiliki pengaruh terhadap perkembangan diri remaja.
Mulai munculnya kemampuan kognitif yang terjadi pada diri remaja tersebut,
menyebabkan remaja menjalani proses kognitif untuk mampu menilai baik
atau buruk suatu hal, menilai seberapa sulit atau mudah suatu tantangan, serta
menilai sejauh mana suatu tantangan dapat diselesaikan dengan berhasil.
Sosok pribadi remaja yang ideal adalah pribadi yang mampu menilai
kemampuan diri yang meliputi pemahaman akan kelebihan dan kekurangan
diri, melihat sejauh mana kesulitan suatu tugas, serta memiliki keyakinan
terhadap kemampuan diri untuk mampu menyelesaikan tugas dengan berhasil
yang dikenal dengan efikasi diri atau self-efficacy.
Bandura (dalam Feist dan Feist, 2008) mendefinisikan efikasi diri
sebagai keyakinan manusia terhadap kemampuan diri mereka untuk melatih
sejumlah ukuran pengendalian terhadap fungsi diri serta kejadian-kejadian di

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

lingkungannya. Efikasi diri merupakan persepsi individu tentang dirinya
sendiri mengenai seberapa bagus diri dapat berfungsi dalam situasi tertentu.
Dengan adanya efikasi diri remaja akan mempunyai kekuatan untuk
menghadapi berbagai tugas perkembangan yang harus diselesaikan dengan
baik.
Kenyataannya masih ada remaja yang cenderung memiliki efikasi diri
yang belum ideal atau masih memiliki efikasi diri rendah. Berdasarkan
pengamatan peneliti dalam pelaksanaan kegiatan PPL (Program Pengalaman
Lapangan) di SMP Kanisius Pakem yang diselenggarakan oleh Program Studi
Bimbingan dan Konseling, peneliti melihat bahwa siswa SMP Kanisius
Pakem tampak belum

memiliki keyakinan terhadap kemampuan yang

dimiliki oleh dirinya. Kurangnya keyakinan terhadap kemampuan ditandai
dengan kecenderungan melihat suatu tantangan secara pesimis dan
menganggap dirinya tidak mampu melaksanakan suatu tugas. Hal tersebut
tergambar dalam sebuah situasi pembelajaran di mana beberapa siswa enggan
maju ke depan kelas untuk menyelesaikan tugas dari guru, siswa kurang
antusias untuk terlibat dalam organisasi kelas misalnya untuk menjadi
pengurus kelas maupun dalam kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah
(OSIS) yang cakupannya lebih besar. Potret situasi tersebut menggambarkan
bahwa siswa kurang berani mengambil resiko dan cenderung membatasi diri
bukan mengembangkan diri. Berdasarkan gambaran fenomena tersebut,
mengindikasikan bahwa siswa SMP Kanisius Pakem cenderung memiliki
efikasi diri (self-efficacy) yang rendah.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

Potret situasi di atas dapat disebabkan oleh banyak faktor. Faktor tersebut
dapat dilihat dari teori psikologi remaja Hurlock (dalam Mappiare, 1982: 32)
yang mengungkapkan bahwa masa remaja adalah masa negatif atau fase
negatif (negative phase). Gejala yang timbul dalam fase ini antara lain:
keinginan untuk menyendiri, kurangnya kemauan untuk bekerja, kebosanan,
kegelisahan, pertentangan sosial, kepekaan perasaan, kurangnya rasa percaya
diri, kepekaan perasaan, dan kesukaan berhayal. Lebih lanjut, Hall (dalam
Santrock, 2003:10) mengungkapkan bahwa masa remaja merupakan masa
strom and stress atau masa topan dan tekanan. Masa ini merupakan masa
goncangan atau masa pergolakan bagi remaja yang ditandai dengan
munculnya konflik dan perubahan suasana hati.
Melihat ciri-ciri remaja, tugas perkembangan, dan fase yang terjadi pada
masa remaja, kiranya penting bagi remaja untuk memiliki keyakinan terhadap
kemampuan diri sendiri. Dengan memiliki keyakinan terhadap diri sendiri
(efikasi diri), remaja akan terbantu serta lebih siap dalam menghadapi
tuntutan tugas perkembangan lainnya. Masa remaja juga merupakan tahap
yang paling penting bagi perkembangan dan integrasi kepribadian.
Penelitian Pabiban (2007) menunjukkan bahwa efikasi diri dan prestasi
akademik memiliki hubungan yang positif dan signifikan. Seseorang yang
memiliki efikasi diri tinggi akan memiliki keyakinan yang tinggi terhadap
kemampuan diri yang dimilikinya. Orang tersebut akan bersemangat dalam
menghadapi segala tugas yang ada serta tidak mudah menyerah dalam
menghadapi kesulitan maupun hambatan yang muncul. Lebih lanjut, hasil

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5

penelitian Harfiahana (2013, dalam http://ejournal.umm.ac.id) menunjukkan
bahwa terdapat hubungan efikasi diri dan kecemasan dalam menghadapi ujian
(r sebesar -0,615 dan (p) = 0,000). Artinya, semakin tinggi efikasi diri maka
semakin rendah kecemasan siswa dalam menghadapi ujian nasional dan
sebaliknya, jika tingkat efikasi diri rendah maka kecemasan dalam
menghadapi ujian semakin tinggi.
Penelitian di atas menunjukkan betapa pentingnya seseorang harus
memiliki efikasi diri yang ideal. Efikasi diri sangat mempengaruhi pandangan
seseorang terhadap kemampuan dirinya. Bandura, 1995 (dalam Feist dan
Feist, 2008: 429) mengatakan bahwa efikasi diri yang dimiliki oleh seseorang
akan mempunyai pengaruh terhadap arah tindakan yang dipilih, tingkat usaha
atau upaya yang dilakukan dalam menghadapi aktivitas tertentu, seberapa
besar ketahanan dalam menghadapi pengalaman kegagalan serta elastisitas
individu dalam mengejar tujuannya. Efikasi diri juga menyebabkan orang
menyiapkan diri lebih baik dengan kemampuan yang dimilikinya. Tingginya
efikasi diri membawa individu lebih tahan terhadap permasalahan dan lebih
cepat mengambil strategi pemecahannya dan sebaliknya, rendahnya efikasi
diri membuat individu cepat putus asa serta rentan dalam menghadapi
masalah.
Keberadaan bimbingan dan konseling di sekolah sungguh merupakan
kebutuhan bagi perkembangan remaja. Kebutuhan tersebut mengacu pada
tujuan pendidikan yang berusaha untuk membantu siswa sebagai pribadi
untuk mencapai keutuhan diri dalam berbagai aspek, dalam hal ini adalah

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6

untuk membantu remaja dalam mematangkan aspek kognitif melalui usaha
meningkatkan serta mengembangkan efikasi diri yang dimiliki. Adanya guru
bimbingan dan konseling di sekolah melalui pelayanan yang diberikan secara
individual maupun kelompok, kiranya dapat memberikan informasi kepada
siswa tentang pentingnya efikasi diri. Informasi ini diharapkan dapat
membentuk kepribadian remaja menjadi seorang yang tanggguh, kuat, dan
pantang menyerah. Fungsi dan tugas guru bimbingan dan konseling untuk
membantu siswa tersebut tidak akan terealisasi tanpa bantuan dari berbagai
pihak. Pihak-pihak seperti sekolah, keluarga, dan masyarakat diharapkan
mampu bersinergi untuk membantu perkembangan diri siswa.
Berdasarkan fenomena yang digambarkan di atas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Tingkat Efikasi Diri Siswa (Studi Deskriptif
pada Siswa SMP Kanisius Pakem Tahun Ajaran 2012/2013 dan Implikasinya
Terhadap Usulan Topik-Topik Bimbingan Pribadi-Sosial)”.

B. Rumusan Masalah
Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan sebagai berikut:
1. Seberapa tinggikah tingkat efikasi diri para siswa SMP Kanisius Pakem
Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013?
2. Dalam hal-hal apakah efikasi diri siswa teridentifikasi masih rendah
sebagai bahan usulan topik bimbingan pribadi-sosial yang implikatif bagi
siswa SMP Kanisius Pakem Yogyakarta?

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7

C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan tingkat efikasi diri pada siswa kelas VIII SMP Kanisius
Pakem Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.
2. Mengidentifikasi butir-butir pengukuran efikasi diri yang rendah frekuensi
kemunculannya pada siswa SMP Kanisius Pakem Yogyakarta dalam
implikasinya untuk mengusulkan topik-topik bimbingan pribadi-sosial.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini dapat memberikan informasi dan sumbangan bagi
pengembangan pengetahuan dalam bidang bimbingan dan konseling,
khususnya yang berhubungan dengan efikasi diri.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi guru
bimbingan dan konseling dalam rangka memahami perilaku siswa
berkaitan dengan efikasi diri yang dimiliki, serta membantu, membina,
dan meningkatkan perilaku efikasi diri yang dimilikinya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8

b. Bagi Pendidik (Guru dan Orangtua)
Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi pendidik
dalam rangka memahami perilaku siswa berkaitan dengan efikasi diri
yang dimiliki, serta membantu, membina, dan meningkatkan perilaku
efikasi diri yang dimilikinya.
c. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi mengenai tingkat
efikasi diri pada remaja (khususnya siswa SMP Kanisius Pakem tahun
ajaran 2012/2013).
d. Bagi Peneliti
Penelitian ini memberi kesempatan bagi peneliti untuk berlatih
melakukan prosedur penelitian sesuai kaidah-kaidah ilmiah dan
hasilnya dapat menjadi bekal bagi peneliti di kemudian hari untuk
mendampingi dan memberikan layanan bimbingan dan konseling, baik
secara kelompok maupun individual, kepada siswa yang memiliki
tingkat efikasi diri rendah.
d. Bagi Peneliti lain
Penelitian ini dapat memberikan data atau informasi tambahan bagi
peneliti-peneliti lain yang terinspirasi dan berminat mengkaji lebih
jauh efikasi diri dari berbagai sudut yang berbeda.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

9

E. Definisi Operasional
1. Efikasi diri
Efikasi diri adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuan yang
dimiliki untuk mampu melakukan suatu tindakan atau perilaku, untuk
mampu mencapai suatu tujuan tertentu, dan mampu menghadapi hambatan
tertentu dalam suatu situasi dengan berhasil. Efikasi diri dalam penelitian
ini dikonstruk atas aspek-aspek: Keyakinan diri (efficacy belief/ efficacy
expectation) dan pengharapan hasil (outcome expectation), sebagaimana
dioperasionalkan lebih lanjut dalam konstruk instrumen penelitian ini.
2. Siswa SMP sebagai Remaja
Siswa SMP adalah mereka yang berusia sekitar 13-16 tahun yang sedang
duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Mereka termasuk dalam
masa remaja awal.
3.

Bimbingan Pribadi-Sosial
Bimbingan Pribadi-Sosial upaya untuk membantu individu dalam
memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu
dalam menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan diri sendiri dan
orang lain, yang didukung melalui penciptaan lingkungan yang kondusif
dan interaksi pendidikan yang akrab.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini memuat uraian konseptual mengenai efikasi diri, karakteristik
remaja, dan bimbingan pribadi-sosial.

A. Konsep Dasar Efikasi Diri
1. Pengertian Efikasi Diri
Reber dan Reber (2010) mendefinisikan efikasi diri sebagai perasaan
individu terkait kemampuan dan kapasitas mereka dalam menghadapi
serangkaian kondisi khusus yang dihadapkan dalam hidup mereka.
Papalia, Olds, dan Feldman (2009: 51) mengungkapkan bahwa efikasi diri
merupakan keyakinan seseorang bahwa ia memiliki kemampuan yang
dibutuhkan untuk meraih keberhasilan.
Efikasi diri merupakan keyakinan individu bahwa mereka mampu
melakukan suatu tindakan atau perilaku yang dapat menghasilkan hasil
yang diharapkan atau diinginkan dalam suatu situasi (Feist dan Feist.
2010:236). Lebih lanjut Ormrod (2009: 19) menyatakan bahwa efikasi diri
merupakan keyakinan seseorang bahwa dirinya mampu menjalankan tugas
tertentu atau meraih sasaran tertentu. Baron dan Byrne (Sugiarto dan
Nurdjajadi, 2009) mendefinisikan efikasi diri sebagai evaluasi diri tentang
kemampuan dan kompetensi dirinya untuk melakukan suatu tugas, mampu
mencapai suatu tujuan, dan mampu untuk menghadapi hambatan yang ada.

10

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

11

Bandura, 1977 (Wirawan dan Suci, 2010) mendefinisikan efikasi diri
sebagai keyakinan seseorang bahwa dia mampu melakukan suatu perilaku
dengan sukses untuk mencapai hasil yang diinginkan. Lebih lanjut
Bandura (Feist dan Feist. 2008:415) mendefinisikan efikasi diri sebagai
keyakinan manusia pada kemampuan mereka untuk melatih sejumlah
ukuran pengendalian terhadap fungsi diri mereka dan kejadian-kejadian
yang terjadi di lingkungannya. Bandura (Feist dan Feist. 2010:212)
menjelaskan bahwa manusia yang memiliki keyakinan bahwa mereka
dapat melakukan sesuatu akan memiliki potensi untuk mengubah kejadian
di lingkungannya. Dia akan lebih mungkin bertindak dan lebih mungkin
untuk menjadi sukses daripada manusia yang mempunyai efikasi diri yang
rendah.
Berdasarkan uraian dari beberapa pengertian di atas, dapat
disimpulkan bahwa efikasi diri adalah keyakinan seseorang terhadap
kemampuan yang dimiliki untuk mampu melakukan suatu tindakan atau
perilaku, untuk mampu mencapai suatu tujuan tertentu, dan mampu
menghadapi hambatan tertentu dalam suatu situasi dengan berhasil.
Bandura (1986:391) mengatakan bahwa
“Perceived self-efficacy is a judgement of one’s capability to
accomplish a certain level of performance, whereas an outcome
expectation is a judgement of the likely consequences such
behavior will produce”.
Efikasi diri merupakan penilaian seseorang terhadap kemampuannya
untuk menyelesaikan suatu kegiatan, sedangkan ekspektasi hasil
merupakan penilaian seseorang terhadap akibat yang muncul dari sebuah

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12

perilaku. Bandura (Feist dan Feist. 2008: 415) menjelaskan perbedaan
antara harapan untuk mempengaruhi hasil (efficacy expectation) dan
ekspektasi hasil (outcome expectation). Efficacy expectation mengarah
kepada keyakinan manusia bahwa mereka memiliki kesanggupan untuk
melakukan perilaku tertentu, sementara outcome expectation mengacu
pada perkiraan terhadap konsekuensi dari perilaku yang diinginkan.
Outcome expectation tidak boleh dicampuradukkan dengan keberhasilan
pencapaian suatu tindakan karena ekspektasi hasil lebih mengacu pada
konsekuensi yang mungkin muncul dari perilaku, bukan pemenuhan
tindakan tersebut.
Contoh, seorang pelamar kerja bisa memiliki keyakinan bahwa dia
akan tampil prima selama wawancara kerja, memiliki kemampuan untuk
menjawab segala pertanyaan, dengan sikap santai dan penuh pengendalian
diri, dan menunjukkan perilaku ramah yang tepat. Dengan kata lain, dia
memiliki efikasi diri yang tinggi terkait wawancara kerja. Meskipun dia
memiliki efficacy expectation yang tinggi, dia mungkin memiliki outcome
expectation rendah. Outcome expectation yang rendah akan muncul
apabila dia percaya bahwa dia memiliki peluang yang kecil untuk mengisi
lowongan pekerjaan yang ditawarkan. Penilaian ini mungkin berkaitan
dengan kondisi lingkungan yang tidak mendukung, seperti tingginya
angka pengangguran, tekanan ekonomi atau kompetisi yang ketat. Selain
itu, faktor-faktor kepribadian seperti usia, jenis kelamin, tinggi badan,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13

berat badan, atau kesehatan fisik dapat mempengaruhi secara negatif
ekspektasinya terhadap hasil.
2. Dimensi-dimensi Efikasi Diri
Menurut Bandura (1997 dalam Widodo 2007) ada dua aspek dalam
efikasi diri yang menjadi dimensi pembentukan dalam efikasi diri. Aspek
tersebut antara lain; pertama, keyakinan diri (efficacy belief atau efficacy
expectation), kedua, pengharapan hasil (outcome expectation).
Efficacy expectation merupakan keyakinan seseorang untuk bisa
menguasai dengan baik perilaku yang dibutuhkan dalam mencapai suatu
prestasi. Efficacy expectation terdiri dari sub aspek level, strength dan
generality.
a. Level
Dimensi level mengacu pada derajat kesulitan tugas individu, yang
mana individu merasa mampu untuk melakukannya. Penilaian efikasi
diri pada setiap individu akan berbeda-beda, baik pada saat
menghadapi tugas yang mudah atau tugas yang sulit. Ada individu
yang memiliki efikasi diri tinggi hanya pada tugas yang bersifat mudah
dan sederhana, namun adapula yang memiliki efikasi diri tinggi pada
tugas yang bersifat sulit dan rumit. Individu dapat merasa mampu
melakukan suatu tugas mulai dari tugas yang sederhana, agak sulit, dan
teramat sulit.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

14

b. St r e ngt h
Dimensi strength merujuk pada seberapa yakin individu dalam
menggunakan kemampuannya pada pengerjaan tugas. Hal ini berkaitan
dengan perilaku yang dibutuhkan dalam mencapai penyelesaian tugas
yang muncul pada saat dibutuhkan. Individu yang memiliki keyakinan
yang kurang kuat untuk menggunakan kemampuan yang dimilikinya
dapat dengan mudah menyerah apabila menghadapi hambatan dalam
menyelesaikan suatu tugas. Sebaliknya, individu yang memiliki
keyakinan yang kuat terhadap kemampuannya akan terus berusaha,
meskipun menghadapi sutu hambatan dalam menyelesaikan suatu
tugas. Semakin kuat efikasi diri seseorang, maka semakin lama yang
bersangkutan dapat bertahan dalam tugas tersebut.
c. Generality
Dimensi generality mengacu pada variasi situasi di mana individu
merasa yakin akan kemampuan dirinya. Individu dapat merasa yakin
akan kemampuan dirinya hanya dalam suatu aktivitas dan situasi
tertentu atau dalam serangkaian aktivitas dan situasi yang bervariasi.
Hal ini dapat membedakan efikasi diri pada setiap individu.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15

Elliot, 2000 (dalam Widodo, 2007) menjelaskan pengharapan hasil
(outcome expectation) sebagai estimasi seseorang tentang konsekuensi dan
tindakan yang akan dilakukan. Pengharapan hasil (outcome expectation)
terdiri dari tiga sub aspek yaitu; pengharapan positif yang bertindak
sebagai pendorong, pengharapan negatif yang bertindak sebagai
penghambat, dan dampak (effect).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada dua aspek
dalam efikasi diri yang menjadi dimensi pembentukan efikasi diri. Aspek
tersebut antara lain; pertama, keyakinan diri (efficacy belief atau efficacy
expectation). Aspek ini terdiri dari tiga sub bab yaitu level, strength dan
generality. Kedua, pengharapan hasil (outcome expectation). Aspek ini
terdiri dari tiga sub bab yaitu pengharapan positif yang bertindak sebagai
pendorong, pengharapan negatif yang bertindak sebagai penghambat, dan
dampak (effect).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

16

3. Karakteristik Efikasi Diri
Bandura (dalam Widodo, 2007) menyebutkan ciri-ciri individu yang
memiliki efikasi diri tinggi dan rendah sebagai berikut.
Tabel 1
Ciri-ciri Individu yang Memiliki Efikasi Diri Tinggi dan Rendah
Efikasi diri tinggi
Mendekati tugas-tugas yang sulit
sebagai tantangan untuk
dimenangkan
Menyusun tujuan-tujuan yang
menantang dan memelihara
kom i t m e n
Mempunyai usaha yang
tinggi/gigih
Berpikir strategis
Berpikir bahwa kegagalan yang
dialami disebabkan karena usaha
yang tidak cukup sehingga
diperlukan usaha yang tinggi
dalam menghadapi kesulitan
Cepat memperbaiki keadaan
setelah mengalami kegagalan
Yakin akan berhasil sehingga
dapat mengontrol stress saat
tujuan belum tercapai
(mengurangi stress)

Efikasi diri rendah
Menjauhi tugas-tugas yang sulit
Berhenti dg cepat jika menemui
kesulitan
Memiliki cita-cita yang rendah dan
komitmen buruk untuk tujuan yang
dipilihnya
Berfokus pada akibat yang buruk
dari kegagalan

Mengurangi usaha karena lambat
memperbaiki keadaan dari
kegagalan yang dialami
Berfokus pada perasaan tidak
mampu sehingga cenderung mudah
mengalami stres dan
depresi (mudah stres dan depresi)

Lebih lanjut, Bandura (dalam www.des.emory.edu) memaparkan
bahwa terdapat perbedaan ciri-ciri antara individu yang memiliki efikasi
diri tinggi dan rendah sebagai berikut.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

17

Tabel 2
Ciri-ciri Individu yang Memiliki Efikasi Diri Tinggi dan Efikasi Diri
Rendah
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Efikasi Diri Tinggi
Menetapkan tujuan yang lebih tinggi

Efikasi Diri Rendah
Menetapkan tujuan yang lebih
rendah
Mempunyai komitmen yang tinggi
Mempunyai komitmen yang rendah
Mengerahkan banyak usaha
Mengerahkan sedikit usaha
Pantang menyerah
Mudah menyerah
Membayangkan keberhasilan
Membayangkan kegagalan
Optimis
Pesimis
Menerima tugas yang sulit
Menghindari tugas yang sulit
Lebih berani mengambil resiko
Kurang berani mengambil resiko
Berusaha meningkatkan diri
Membatasi diri
Melihat kemampuan sebagai skill yang Melihat kemampuan sebagai
dapat dikembangkan
kapasitas yang tidak bisa diubah
Mengatribusikan kegagalan pada
Mengatribusikan kegagalan pada
kurangnya skill/usaha
kurangnya kemampuan
Menekankan peningkatan diri dan
Menekankan pembandingan diri
keberhasilan tugas
dengan orang lain dan melakukan
evaluasi performa
Lebih ulet dalam menghadapi
Merasa tidak mampu menghadapi
kesulitan
ancaman
Merasa mampu dan lebih berhasil
Merasa tidak mampu dan tidak
melakukan usaha mengatasi hambatan berhasil melakukan usaha mengatasi
daripada orang lain
hambatan selayaknya orang lain
Bersibuk dengan kelebihannya
Bersibuk dengan kekurangannya
Lebih sedikit mengalami gangguan
Lebih rentan mengalami gangguan
emosional, stress, depresi, dan
emosional, stress, depresi, dan
kecemasan
kecemasan
Memiliki sistem saraf otonom yang
Mengalami kerusakan system saraf
lebih sehat
otonom, seperti kerusakan fungsi
kekebalan tubuh
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Efikasi Diri
Bandura (Feist dan Feist, 2010: 213) mengatakan bahwa efikasi diri
seseorang diperoleh, dikembangkan, atau diturunkan melalui salah satu
atau kombinasi dari empat sumber berikut, antara lain. Pertama,
pengalaman-pengalaman tentang penguasaan (mastery experiences).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

18

Kedua, pemodelan sosial (social modeling). Ketiga, persuasi sosial (social
persuasion). Keempat, kondisi fisik dan emosi (physical and emotional
state). Pada setiap metode, informasi tentang diri dan lingkungan diproses
secara kognitif, dan bersama-sama rekoleksi terhadap pengalamanpengalaman sebelumnya, sehingga mengubah efikasi diri yang dimiliki.
Menurut Bandura, 1997 (Feist dan Feist 2010: 214-216), faktor-faktor
pembentuk efikasi diri adalah sebagai berikut:
a. Pengalaman menguasai sesuatu (mastery experiences)
Sumber paling berpengaruh bagi efikasi diri adalah pengalaman
menguasai sesuatu. Pengalaman menguasai sesuatu adalah performaperforma yang telah dilakukan di masa lalu (Bandura, 1997).
Kesuksesan kinerja akan membangkitkan ekspektasi-ekspektasi
terhadap kemampuan diri untuk mempengaruhi hasil yang diharapkan,
sedangkan kegagalan cenderung merendahkannya.
Hal di atas memiliki enam konsekuensi praktis. Pertama,
kesuksesan

kerja

akan

membangkitkan

efikasi

diri

dalam

menghadapi kesulitan tugas. Contohnya, pemain tenis yang ahli akan
mengalami peningkatan efikasi diri yang sedikit saat mengalahkan
lawan yang inferior. Namun pemain tersebut akan lebih mengalami
peningkatan efikasi diri dengan menunjukkan performa yang baik
pada saat menghadapi lawan yang superior. Kedua, tugas yang dapat
diselesaikan dengan baik oleh diri sendiri akan lebih efektif daripada
tugas yang diselesaikan dengan bantuan orang lain. Dalam olahraga,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

19

kesuksesan dalam tim tidak akan meningkatkan efikasi diri personal,
namun kesuksesan personal akan lebih meningkatkan efikasi diri.
Ketiga, kegagalan akan lebih banyak menurunkan efikasi diri apabila
kita sadar sudah mengupayakan hal yang terbaik. Sebaliknya,
kegagalan yang disebabkan oleh upaya yang kurang maksimal tidak
banyak menurunkan efikasi diri. Keempat, kegagalan di bawah
kondisi emosi yang tinggi atau dalam tingkat stres yang tinggi tidak
akan melemahkan efikasi diri, namun efikasi diri akan melemah
apabila berada dalam kondisi-kondisi maksimal. Kelima, kegagalan
sebelum mengukuhkan rasa menguasai sesuatu akan lebih memiliki
pengaruh buruk pada efikasi diri daripada kegagalan setelahnya.
Keenam, kegagalan yang terjadi memiliki efek yang kecil saja bagi
efikasi diri, khususnya bagi mereka yang memiliki ekspektasi
kesuksesan tinggi.
Bandura

(1997)

mengungkapkan

bahwa

membangun

kemampuan diri seseorang berlangsung melalui pengalaman
penguasaan, bukan semata-mata memprogram perilaku secara instan.
Dalam menciptakan dan melaksanakan pembelajaran yang efektif
perlu melibatkan kognitif, perilaku, dan pengaturan diri untuk
mengelola perubahan lingkungan hidup. Perkembangan kemampuan
diri melalui pengalaman penguasaan secara aktif dapat menciptakan
fasilitas kognitif dan pengaturan diri untuk menunjukkan performa
efektif.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

20

b. Pemodelan sosial (social modeling)
Pemodelan sosial memuat pengalaman-pengalaman tak terduga
(vicarious experiences) yang disediakan orang lain. Efikasi diri
seseorang akan meningkat ketika dia mengamati pencapaian atau
keberhasilan orang lain yang setara dengan kompetensinya, namun
efikasi diri yang dimiliki akan menurun ketika dia melihat kegagalan
orang tersebut. Apabila orang lain tidak setara dengan kompetensi
seseorang, pemodelan sosial hanya memberikan efek kecil bagi
efikasi diri.
Bandura (1997) mengungkapkan bahwa modeling kemampuan
diri mampu menguatkan kemampuan dan performa personal. Orang
yang punya keahlian atau kemampuan yang kurang dapat dibantu
untuk melakukan pancapaian di luar kebiasaan mereka. Misalnya,
seseorang yang mengalami keterbatasan gerak tangan dan kaki
sedang diperlihatkan sebuah video tentang kemampuan seseorang
yang memiliki keterbatasan sama yang mampu melakukan olah raga
renang. Hal tersebut mampu mempengaruhi efikasi diri penonton
yang memiliki kondisi yang sama.
c. Persuasi sosial (social persuasion)
Persuasi sosial berperan sebagai alat untuk menguatkan
keyakinan seseorang bahwa dia mempunyai kemampuan untuk
mencapai

apa

yang

mereka

cari.

Untuk

mempertahankan

kemampuan khusus seseorang, dia harus berjuang melewati kesulitan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

21

serta adanya orang lain yang memberikan keteguhan dalam bentuk
pemberian motivasi pada kemampuan orang tersebut. Persuasi verbal
mungkin terbatas dalam mempertahankan kemampuan, tetapi
persuasi verbal dapat mendukung perubahan diri jika penilaian
positif masih dalam batas realitas. Orang yang dibujuk secara lisan
bahwa mereka mempunyai kemampuan untuk menguasai tugas akan
menggerakkan usaha yang lebih besar dan mempertahankannya
daripada jika mereka menyembunyikan keraguan diri sendiri dan
tetap pada kekurangan diri sendiri ketika kesulitan timbul (Bandura,
1997).
Efikasi diri dapat juga diperoleh atau dilemahkan melalui
persuasi sosial (Bandura, 1997). Efek-efek dari sumber ini agak
terbatas, namun dalam kondisi yang tepat, persuasi orang lain dapat
meningkatkan atau menurunkan efikasi diri. Kondisi pertama yang
dimaksudkan adalah seseorang harus percaya kepada sang
pembicara. Penolakan atau kritik dari sumber yang dipercaya ini
memiliki efek lebih kuat pada efikasi diri daripada sumber yang
tidak dipercaya. Meningkatkan efikasi diri lewat persuasi sosial akan
efektif jika aktivitas yang diperkuat termasuk dalam daftar perilaku
yang diulang-ulang.
Bandura (1986) berhipotesis bahwa efek sebuah nasihat bagi
efikasi diri berkaitan erat dengan status dan otoritas pemberi nasihat.
Status di sini tidak sama dengan otoritas, contohnya saran seorang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

22

psikoterapis bagi pasien phobia bahwa dia dapat naik tangga yang
lebih tinggi atau berjalan di tengah kerumunan orang banyak lebih
membangkitkan efikasi diri dari pada dukungan dari pasangan atau
anak-anaknya. Namun apabila psikoterapisnya berusaha meyakinkan
pasien bahwa dia memiliki kemampuan untuk mengubah sedikit
sikapnya terhadap pasangan dan anak-anaknya itu, ada kemungkinan
pasien tidak akan mengembangkan efikasi diri terhadap saran
tersebut. Selain itu, persuasi sosial terbukti paling efektif jika
dikombinasikan dengan keberhasilan performa. Persuasi mungkin
sudah meyakinkan seseorang untuk mengupayakan aktivitas tertentu
dan apabila performa ini berhasil dilakukan, maka pencapaian
maupun penghargaan verbal berikutnya akan semakin meningkatkan
efikasi diri.
d. Kondisi fisik dan emosi (physical and emotional state)
Emosi yang kuat biasanya menurunkan tingkat performa. Pada
saat seseorang mengalami rasa takut yang besar, kecemasan yang
kuat dan tingkat stres yang tinggi, maka dia akan memiliki
ekspektasi efikasi diri yang rendah. Contohnya, seorang aktor di
panggung drama mengetahui dirinya telah menguasai semua dialog,
namun dia sadar jika sekali saja mengiyakan demam panggung,
maka seluruh performanya di malam pembukaan akan gagal. Namun
di saat yang sama dan untuk beberapa situasi, pembangkitan emosi
jika tidak berlebihan dapat meningkatkan performa, sehingga

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

23

kecemasan moderat yang dirasakan oleh seorang aktor di malam
pembukaan bisa meningkat ekspektasi efikasi diri-nya.
Indikator

kemampuan

psikologis

tidak

terbatas

pada

kemampuan membuat keputusan. Dalam aktivitas yang memerlukan
kekuatan dan stamina, orang memahami rasa lelah, pusing, dan rasa
s a ki t

sebagai

indikasi

ketidakmampuan

mereka.

Indikator

kemampuan psikologis berperan penting dalam fungsi kesehatan dan
dalam aktivitas yang membutuhkan kekuatan dan stamina. Keadaan
afektif dapat memberi efek pada keyakinan terhadap kemampuan
dalam lingkungan yang beraneka ragam.

Lebih lanjut, Bandura (dalam Wisnu, 2013) menyatakan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi efikasi diri pada diri individu antara
l a i n:
a. Budaya
Budaya

mempengaruhi

efikasi

diri

melalui

nilai

(value),

kepercayaan (beliefs), dan proses pengaturan diri (self-regulation
process) yg berfungsi sebagai konsekuensi dari keyakinan akan
efikasi diri.
b. Gender
Perbedaan gender juga berpengaruh terhadap efikasi diri. Hal ini
dapat dilihat dari penelitian Bandura (1997) yang menyatakan
bahwa efikasi pada wanita lebih tinggi dalam mengelola perannya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

24

Wanita yang memiliki peran selain sebagai ibu rumah tangga, juga
sebagai wanita k