Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stigma dan Diskriminasi kepada ODHA(Orang dengan HIV/AIDS) oleh petugas kesehatan : kajian literatur.

Stigma dan diskriminasi kepada ODHA oleh petugas kesehatan _Tri Paryati

1

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stigma dan Diskriminasi kepada
ODHA(Orang dengan HIV/AIDS) oleh petugas kesehatan : kajian literatur
Tri Paryati1, Ardini S. Raksanagara2, Irvan Afriandi3
1

Peminatan Perencanaan Pembangunan Kesehatan (PPK) S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Padjajaran Bandung
2
Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung
3
Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung

Abstrak
Penyakit HIV/AIDS merupakan new emerging disease dan merupakan pandemi di semua
kawasan di Indonesia. Penyakit ini beberapa tahun terakhir menunjukkan peningkatan angka
kejadian yang mengkhawatirkan, yaitu jumlah kumulatif kasus HIV yang dilaporkan sampai
dengan Juni 2012 sebanyak 86.762, sedangkan jumlah kumulatif kasus AIDS dari tahun 1987

sampai dengan Juni 2012 sebanyak 32.103 kasus. Jumlah kematian dan kerugian lain yang
ditimbulkan oleh HIV/AIDS juga sangat tinggi. Proyeksi penyebab kematian penduduk dunia
tahun 2030, secara umum kematian akibat penyakit menular semakin menurun, tetapi kematian
karena HIV/AIDS terus meningkat.
Stigma dan diskriminasi terhadap ODHA tergambar dalam sikap sinis, perasaan ketakutan
yang berlebihan dan persepsi negatif tentang ODHA, dapat mempengaruhi dan menurunkan
kualitas hidup ODHA. Stigma dan diskriminasi dalam pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh
petugas kesehatan menjadi salah satu kendala kualitas pemberian pelayanan kesehatan kepada
ODHA yang pada akhirnya dapat menurunkan derajat kesehatan ODHA.
Tujuan penulisan ini untuk meninjau literatur yang terkait dengan stigma dan diskriminasi
kepada ODHA oleh petugas kesehatan. Beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh
terhadap stigma dan diskriminasi : tingkat pendidikan, persepsi, lama bekerja, tingkat
pengetahuan, kepatuhan terhadap agama dan dukungan institusi dan faktor-faktor lain seperti
umur, jenis kelamin, dan pelatihan tentang HIV/AIDS.

Kata kunci :
diskriminasi, ODHA, petugas kesehatan, stigma

Alamat Korespondensi: Tri Paryati : fardanfasya@ymail.com alamat sekarang: Program Pascasarjana Universitas
Padjadjaran, Jl. Eijkman No.38 Bandung 40132)


Stigma dan diskriminasi kepada ODHA oleh petugas kesehatan _Tri Paryati

2

Factors Influencing Stigmatization and Discrimination of PLHA
(People living with HIV/AIDS) among health workers : literature review
Tri Paryati1, Ardini S. Raksanagara2, Irvan Afriandi3
1

Peminatan Perencanaan Pembangunan Kesehatan (PPK) S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Padjajaran Bandung
2
Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung
3
Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung

Abstract
In Indonesia, HIV / AIDS is a new emerging disease and pandemic in all regions. This
disease in recent years shows an alarming increase in the incidence rate, the number of

cumulative HIV cases reported through June 2012 was 86.762, while the number of cumulative
AIDS cases from 1987 to June 2012 was 32.103 cases. The number of deaths and other losses
caused by HIV / AIDS are also very high. The cause of death based on the projected world
population in 2030, a common cause of death due to infectious diseases has declined, but
mortality due to HIV / AIDS continues to increase.
HIV related stigmatization and discrimination whether measured by stigmatizing attitudes,
fear of or perceived stigma, or enacted stigma is pervasive and negatively impacts the quality of
life of people living with HIV. Stigmatization and discrimination in health services were
conducted by health workers become of one constraint of lack quality of health service to people
living with HIV/AIDS (PLHA) which could ultimatelydeclined health status of PLHA.
The aim of this writing is a literature review related to stigma and discrimination against
people living with HIV by health workers. Several factors are thought to have an influence on
stigma and discrimination are the level of education, perception, work period, the level of
knowledge, adherence to religious and institutional support, and other factors such as age,
gender, and training on HIV / AIDS.

Keywords :
discrimination, health workers, people living with HIV/AIDS (PLHA), stigmatization

Alamat Korespondensi: Tri Paryati : fardanfasya@ymail.com alamat sekarang: Program Pascasarjana Universitas

Padjadjaran, Jl. Eijkman No.38 Bandung 40132)

Stigma dan diskriminasi kepada ODHA oleh petugas kesehatan _Tri Paryati

3

Pendahuluan
HIV/AIDS merupakan new emerging diseases dan merupakan pandemi di semua kawasan di
Indonesia. Penyakit ini beberapa tahun terakhir menunjukkan peningkatan angka kejadian yang
mengkhawatirkan, yaitu jumlah kumulatif kasus HIV yang dilaporkan sampai dengan Juni 2012
sebanyak 86.762, sedangkan kasus jumlah kumulatif kasus AIDS dari tahun 1987 sampai dengan
Juni 2012 sebanyak 32.103 kasus (Wartaaids, 2012).
Jumlah kematian dan kerugian lain yang ditimbulkan oleh HIV/AIDS juga sangat tinggi.
Mathers and Loncar (2006) menyatakan bahwa berdasarkan proyeksi penyebab kematian
penduduk dunia tahun 2030, secara umum kematian akibat penyakit menular semakin menurun,
tetapi kematian karena HIV/AIDS terus meningkat.
Salah satu kendala dalam pengendalian penyakit HIV/AIDS adalah stigma dan diskriminasi
terhadap penderita HIV/AIDS (ODHA). Herek & Capitiano (1999) mengatakan bahwa
timbulnya stigma dan diskriminasi terhadap ODHA disebabkan oleh faktor risiko penyakit ini
yang terkait dengan perilaku seksual yang menyimpang dan penyalahgunaan narkotika dan obat

berbahaya atau narkoba. Wan Yanhai (2009) menyatakan bahwa orang-orang dengan infeksi
HIV (HIV positif) menerima perlakuan yang tidak adil (diskriminasi) dan stigma karena penyakit
yang dideritanya.
Stigma dan diskriminasi tidak saja dilakukan oleh masyarakat awam yang tidak mempunyai
pengetahuan yang cukup tentang penyakit HIV/AIDS, tetapi dapat juga dilakukan oleh petugas
kesehatan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Andrewin et al (2008) di
Belize, diketahui bahwa petugas kesehatan (dokter dan perawat) mempunyai stigma dan
melakukan diskriminasi pada ODHA.
Hasil penelitian Chen et al (2004) mengatakan bahwa 64,1% perawat memiliki simpati
kepada pasien dengan HIV positif. Penelitian ini juga mengatakan bahwa lebih dari 50% perawat
yang memiliki simpati tersebut, mengaku menghindari untuk kontak atau berhubungan dengan
pasien-pasien ini, dan secara umum petugas kesehatan kurang mendukung terhadap ODHA dan
kelompok terstigma.
Stigma dan diskriminasi terhadap ODHA dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan persepsi.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mahendra et al (2007) dan oleh
Pratikno (2008), yang menunjukkan hasil bahwa adanya stigma dan diskriminasi pada ODHA
oleh petugas kesehatan dipengaruhi oleh pengetahuan dan persepsi petugas kesehatan tentang
HIV/AIDS. Hasil penelitian lain yang mendukung adalah dari Cock et al (2002) yang

Alamat Korespondensi: Tri Paryati : fardanfasya@ymail.com alamat sekarang: Program Pascasarjana Universitas

Padjadjaran, Jl. Eijkman No.38 Bandung 40132)

Stigma dan diskriminasi kepada ODHA oleh petugas kesehatan _Tri Paryati

4

menyatakan bahwa stigma dan diskriminasi terhadap ODHA berhubungan dengan persepsi
tentang rasa malu (shame) dan menyalahkan (blame) yang berhubungan dengan penyakit AIDS.
Faktor lain yang berpengaruh terhadap terjadinya stigma dan diskriminasi adalah tingkat
pendidikan dan lama bekerja. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Mahendra et al (2006)
yang menyatakan bahwa jenis tenaga kesehatan sesuai dengan latar belakang pendidikannya
mempengaruhi skor stigma dan diskriminasi terhadap ODHA. Lamanya bekerja mempengaruhi
terjadinya stigma dan diskriminasi karena seseorang yang sudah lama bekerja cenderung
mempunyai wawasan yang lebih luas dan pengalaman yang lebih banyak, dimana hal ini
memegang peranan penting dalam perubahan perilaku seorang petugas kesehatan (Suganda,
1997).
Faktor lain yang berpengaruh terhadap stigma dan diskriminasi adalah faktor kepatuhan
terhadap agama. Kepatuhan terhadap nilai-nilai agama para petugas kesehatan dan para
pemimpin agama mempunyai peran dalam pencegahan dan pengurangan penularan HIV. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Diaz di Puerto Rico tahun 2011 menyatakan adanya peran agama

dalam membentuk konsep tentang sehat dan sakit serta terkait dengan adanya stigma terhadap
penderita HIV/AIDS (Diaz et al, 2011). Penelitian lain juga menunjukkan hasil yang sama yang
dilakukan oleh Aisha Andrewin tahun 2008 bahwa kepatuhan beragama petugas kesehatan
berpengaruh terhadap stigma dan diskriminasi kepada penderita HIV/AIDS (Andrewin et al,
2008).
Dukungan institusi dalam bentuk penyediaan sarana, fasilitas, bahan dan alat-alat
perlindungan diri bagi petugas kesehatan berpengaruh terhadap stigma dan diskriminasi kepada
penderita HIV/AIDS oleh petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Li li tahun 2009 di China, bahwa dukungan institusi mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap diskriminasi pada ODHA oleh petugas kesehatan (Li li et al, 2009).
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, selanjutnya akan dilakukan tinjauan terhadap
beberapa literatur / artikel tentang faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya stigma dan
diskriminasi kepada ODHA oleh petugas kesehatan.

Hasil dan Pembahasan
1. Penyakit HIV/AIDS
WHO (Word Health Organization) mendefinisikan kasus AIDS adalah keadaan dimana
terdapat hasil tes positif untuk antibodi HIV, dengan disertai munculnya satu atau lebih tandatanda atau gejala-gejala seperti yang disampaikan Cock et al (2002) yaitu : berat badan menurun
Alamat Korespondensi: Tri Paryati : fardanfasya@ymail.com alamat sekarang: Program Pascasarjana Universitas
Padjadjaran, Jl. Eijkman No.38 Bandung 40132)


Stigma dan diskriminasi kepada ODHA oleh petugas kesehatan _Tri Paryati

5

lebih dari 10% disertai dengan diare kronis atau demam terus menerus lebih dari 1 bulan,
cryptococcal meningitis, pulmonary atau

extra pulmonary tuberculosis, sarkoma kaposi,

kerusakan syaraf, candidiasis pada oesophagus, pneumonia dengan episode sedang dan kanker
serviks invasif.
Penularan AIDS dibedakan menurut rute paparannya sebagai berikut : 1) Melalui Hubungan
Seksual, 2) Masuknya cairan yang terinfeksi ke dalam tubuh dan 3) Transmisi Ibu ke Anak.
Penanganan pengobatan yang selama ini dilakukan terhadap penderita HIV/AIDS adalah
pemberian ARV (Anti Retroviral) yang berfungsi untuk menekan perkembangan virus HIV
sehingga penderita AIDS diharapkan dapat tetap survive. Tindakan pengendalian dilakukan
dengan mempertahankan gaya hidup yang dapat mengurangi atau menghilangkan faktor-faktor
risiko tinggi. Tindakan edukasi yang sangat penting dilakukan untuk mengendalikan
meningkatnya penularan HIV/AIDS adalah dengan memberikan edukasi kepada orang yang

sudah dinyatakan positif menderita HIV/AIDS harus menjaga perilakunya sehingga tidak
menularkan HIV/AIDS secara lebih luas (Silvianti, 2009).
2. ODHA
ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) didefinisikan sebagai seseorang yang telah terinfeksi
oleh virus HIV atau yang telah mulai menampakkan satu atau lebih gejala AIDS. Rentang waktu
dari seseorang terinfeksi sampai muncul gejala klinis bisa sangat bervariasi antara 8 sampai 10
tahun, yang disebut sebagai masa inkubasi, yang dalam terminologi penyakit HIV/AIDS biasa
disebut juga sebagai window period (Klatt, 2006).
Waktu munculnya gejala bisa saja terjadi lebih cepat (kurang dari 2 tahun) atau lebih lama
(lebih dari 10 tahun). Klatt (2006) mengatakan bahwa sekitar 10% orang yang terinfeksi virus
HIV akan berkembang menjadi AIDS dalam waktu 2 sampai 3 tahun, dan sekitar 10% pengidap
HIV tidak akan berkembang menjadi AIDS bahkan setelah 10 tahun.
Untuk membuktikan bahwa seseorang telah terinfeksi HIV, harus dilakukan pemeriksaan
atau tes HIV, yang biasa dilakukan menggunakan metode pengujian Western Bolt yang bisa
mendeteksi antibodi HIV pada serum, plasma, cairan mulut, darah kering, maupun urine pasien.
Sebelum dan setelah melakukan tes HIV, seseorang harus mendapatkan penyuluhan (konseling).
Tes HIV tidak boleh dilakukan tanpa adanya persetujuan dan berdasarkan informasi lengkap
(informed consent) dari yang bersangkutan (Klatt, 2006).
3. Stigma dan diskriminasi kepada ODHA
Stigma adalah suatu proses dinamis yang terbangun dari suatu persepsi yang telah ada

sebelumnya yang menimbulkan suatu pelanggaran terhadap sikap, kepercayaan dan nilai.
Alamat Korespondensi: Tri Paryati : fardanfasya@ymail.com alamat sekarang: Program Pascasarjana Universitas
Padjadjaran, Jl. Eijkman No.38 Bandung 40132)

Stigma dan diskriminasi kepada ODHA oleh petugas kesehatan _Tri Paryati

6

Menurut Castro dan Farmer (2005), stigma ini dapat mendorong seseorang untuk mempunyai
prasangka pemikiran, perilaku, dan atau tindakan oleh pihak pemerintah, masyarakat, pemberi
kerja, penyedia pelayanan kesehatan, teman sekerja, para teman, dan keluarga-keluarga.
Goffman (1963) membuat konsep tentang stigma yaitu suatu atribut yang mendeskridetkan
secara signifikan. Goffman juga mengemukakan istilah stigma merujuk pada keadaan suatu
kelompok sosial yang membuat identitas terhadap seseorang atau kelompok berdasarkan sifat
fisik, perilaku, ataupun sosial yang dipersepsikan menyimpang dari norma-norma dalam
komunitas tersebut (Goffman,1963).
Maman et al (2009) mengartikan diskriminasi sebagai aksi-aksi spesifik yang didasarkan
pada berbagai stereotip negatif ini yakni aksi-aksi yang dimaksudkan untuk mendiskredit dan
merugikan orang. Pengertian lain tentang diskriminasi dikemukakan oleh Busza (1999) bahwa
diskriminasi adalah perbuatan atau perlakuan berdasarkan stigma dan ditujukan kepada pihak

yang terstigmatisasi (Busza, 1999). Menurut UNAIDS, diskriminasi terhadap penderita HIV
digambarkan selalu mengikuti stigma dan merupakan perlakuan yang tidak adil terhadap
individu karena status HIV mereka, baik itu status sebenarnya maupun hanya persepsi saja
(UNAIDS, 2012).
4. Bentuk-bentuk stigma dan diskriminasi
Beberapa bentuk stigma eksternal dan diskriminasi antara lain :
1) Menjauhi ODHA atau tidak meginginkan untuk menggunakan peralatan yang sama.
2) Penolakan oleh keluarga, teman atau masyarakat terhadap ODHA.
3) Peradilan moral berupa sikap yang menyalahkan ODHA karena penyakitnya dan
menganggapnya sebagai orang yang tidak bermoral.
4) Stigma terhadap orang-orang yang terkait dengan ODHA, misalnya keluarga dan teman
dekatnya.
5) Keengganan untuk melibatkan ODHA dalam suatu kelompok atau organisasi.
6) Diskriminasi yaitu penghilangan kesempatan untuk ODHA seperti ditolak bekerja,
penolakan dalam pelayanan kesehatan bahkan perlakuan yang berbeda pada ODHA oleh
petugas kesehatan.
7) Pelecehan terhadap ODHA baik lisan maupun fisik.
8) Pengorbanan, misalnya anak-anak yang terinfeksi HIV atau anak-anak yang orang tuanya
meninggal karena AIDS.

Alamat Korespondensi: Tri Paryati : fardanfasya@ymail.com alamat sekarang: Program Pascasarjana Universitas
Padjadjaran, Jl. Eijkman No.38 Bandung 40132)

Stigma dan diskriminasi kepada ODHA oleh petugas kesehatan _Tri Paryati

7

9) Pelanggaran hak asasi manusia, seperti pembukaan status HIV seseorang pada orang lain
tanpa seijin penderita, dan melakukan tes HIV tanpa adanya informed consent (Diaz et al,
2011).
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi stigma dan diskriminasi kepada ODHA
Terjadinya stigma dan diskriminasi kepada ODHA oleh petugas kesehatan, dipengaruhi oleh
beberapa hal, antara lain :
1) Pengetahuan tentang HIV/AIDS
Pengetahuan tentang HIV/AIDS sangat mempengaruhi bagaimana individu tersebut akan
bersikap terhadap penderita HIV/AIDS (Bradley, 2009). Stigma dan diskriminasi terhadap
ODHA muncul berkaitan dengan ketidaktahuan tentang mekanisme penularan HIV, perkiraan
risiko tertular yang berlebihan melalui kontak biasa dan sikap negatif terhadap kelompok sosial
yang tidak proporsional yang dipengaruhi oleh epidemi HIV/AIDS ini (Herek, 2002). Chase dan
Aggleton (2001) mengatakan bahwa salah satu penyebab terjadinya stigma adalah misinformasi
mengenai bagaimana HIV ditransmimisikan (Chase and Aggleton, 2001).
2) Persepsi tentang ODHA
Herek, dkk pada tahun 2002 mengungkapkan hasil penelitiannya di Amerika Serikat bahwa
sekitar 40 sampai 50% masyarakat percaya bahwa HIV dapat ditularkan melalui percikan bersin
atau batuk, minum dari gelas yang sama, dan pemakaian toilet umum, sedangkan 20% percaya
bahwa ciuman pipi bisa menularkan HIV (Herek et al, 2002).
Persepsi terhadap pengidap HIV atau penderita AIDS akan sangat mempengaruhi bagaimana
orang tersebut akan bersikap dan berperilaku terhadap ODHA. Persepsi terhadap ODHA
berkaitan dengan nilai-nilai seperti rasa malu, sikap menyalahkan dan menghakimi yang
berhubungan dengan penyakit AIDS tersebut. Cock, dkk tahun 2002 menyatakan bahwa stigma
dan diskriminasi terhadap ODHA berhubungan dengan persepsi tentang rasa malu (shame) dan
menyalahkan (blame) yang berhubungan dengan penyakit AIDS tersebut (Cock, 2002).
3) Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi munculnya stigma dan
diskriminasi terhadap ODHA. Mahendra pada tahun 2006 menyatakan bahwa jenis tenaga
kesehatan sesuai dengan latar belakang pendidikannya mempengaruhi skor stigma dan
diskriminasi terhadap ODHA (Mahendra et al, 2006).
4) Lama Bekerja
Lama kerja atau lama tugas seorang tenaga kesehatan untuk melakukan jenis pekerjaan
tertentu dinyatakan dalam lamanya waktu dalam melaksanakan tugas tersebut. Pengembangan
Alamat Korespondensi: Tri Paryati : fardanfasya@ymail.com alamat sekarang: Program Pascasarjana Universitas
Padjadjaran, Jl. Eijkman No.38 Bandung 40132)

Stigma dan diskriminasi kepada ODHA oleh petugas kesehatan _Tri Paryati

8

perilaku dan sikap tenaga kesehatan dalam pengambilan keputusan dan perilaku pelayanan
kesehatan dibutuhkan pengalaman kerja sehingga dapat menimbulkan kepercayaan diri yang
tinggi (Suganda, 1997).
5) Umur
Umur secara alamiah mempunyai pengaruh terhadap kinerja fisik dan perilaku seseorang.
Bertambahnya umur seseorang mempengaruhi proses terbentuknya motivasi sehingga faktor
umur diperkirakan berpengaruh terhadap kinerja dan perilaku seseorang (Suganda, 1997).
6) Pelatihan
Sebuah intervensi pelatihan yang diberikan kepada dokter gigi menghasilkan peningkatan
pengetahuan tentang HIV/AIDS dan meningkatkan keinginan petugas untuk memberikan
pelayanan kesehatan (Gerbert, 1988). Pelatihan kepada tenaga kesehatan tentang HIV/AIDS
menghasilkan tidak hanya peningkatan pengetahuan tentang HIV/AIDS tetapi juga peningkatan
sikap yang lebih baik terhadap ODHA (Wu Z et al, 2002).
7) Jenis Kelamin
Gibson menyatakan bahwa jenis kelamin merupakan salah satu variabel individu yang dapat
mempengaruhi kinerja (Gibson, 1996). Penelitian tentang kinerja di rumah sakit dan klinik di
Amerika Serikat menemukan bahwa dokter wanita kurang melakukan konsultasi dan
menghabiskan waktu lebih sedikit dalam melakukan praktek dan kontak langsung dengan pasien
daripada dokter pria. Dokter wanita diketahui bekerja lebih sedikit per minggu dibandingkan
dokter pria, namun demikian produktifitas total dalam melakukan pelayanan pasien secara
langsung tidak lebih sedikit dari dokter pria. Dokter wanita menghabiskan total waktu bekerja
mereka dalam melakukan pelayanan pasien secara langsung dan melakukan pemeriksaan lebih
banyak pasien dibandingkan dari dokter pria (Herek et al, 2002).
8) Dukungan Institusi
Faktor kelembagaan atau institusi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas dan
klinik mempengaruhi adanya stigma dan diskriminasi terhadap ODHA, antara lain hal-hal yang
terkait penetapan kebijakan, SOP (Standart Operational Procedure), penyediaan sarana,
fasilitas, bahan dan alat-alat perlindungan diri dalam penanganan pasien HIV/AIDS. Studi
tentang pengaruh faktor lembaga atau institusi memang masih jarang dilakukan padahal
sebenarnya hal ini sangat penting untuk mengintervensi secara legal terhadap adanya stigma dan
diskriminasi terhadap ODHA oleh petugas kesehatan (Li li et al, 2007).
Sesuai dengan protokol UNAIDS untuk Identification of Discrimination against People
Living with HIV dan hasil beberapa studi di Asia Pasifik mengungkapkan bahwa masalah stigma
Alamat Korespondensi: Tri Paryati : fardanfasya@ymail.com alamat sekarang: Program Pascasarjana Universitas
Padjadjaran, Jl. Eijkman No.38 Bandung 40132)

Stigma dan diskriminasi kepada ODHA oleh petugas kesehatan _Tri Paryati

9

dan diskriminasi lebih banyak nampak dalam praktek-praktek yang tidak mempunyai kebijakan
atau peraturan tertulis dalam penangan pasien HIV/AIDS (UNAIDS, 2000).
9) Kepatuhan terhadap agama
Agama mempunyai peran dalam membentuk konsep seseorang tentang sehat dan sakit.
Konsep ini sangat dipengaruhi oleh keyakinannya tentang peran Tuhan dalam menentukan nasib
seseorang, termasuk didalamnya adalah dalam hal sehat dan sakit (Chin, 2005).
Peran agama dalam semua aspek kehidupan manusia sudah ada sejak berabad-abad yang
lalu. Kepatuhan terhadap nilai-nilai agama para petugas kesehatan dan para pemimpin agama
mempunyai peran dalam pencegahan dan pengurangan penularan HIV. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Diaz di Puerto Rico tahun 2011 menyatakan adanya peran agama dalam
membentuk konsep tentang sehat dan sakit serta terkait dengan adanya stigma terhadap penderita
HIV/AIDS (Diazet al, 2011). Penelitian lain juga menunjukkan hasil yang sama yang dilakukan
oleh Aisha Andrewin tahun 2008 bahwa kepatuhan petugas kesehatan berpengaruh terhadap
stigma dan diskriminasi kepada penderita HIV/AIDS (Andrewin et al, 2008).

Simpulan dan saran
1. Simpulan
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya stigma dan diskriminasi kepada ODHA oleh
tenaga kesehatan antara lain : 1). Pengetahuan tentang HIV/AIDS, 2). Persepsi tentang ODHA,
3). Tingkat Pendidikan, 4). Lama bekerja, 5). Umur, 6) Pelatihan, 7). Jenis Kelamin, 8).
Dukungan institusi dan 9). Kepatuhan Terhadap Agama.
2. Saran
Masih perlu dieksplorasi adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi terjadinya stigma dan
diskriminasi kepada ODHA oleh tenaga kesehatan, misalnya pengaruh faktor sosial dan budaya
setempat.

Ucapan Terima Kasih
Ucapan terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu terlaksananya
penulisan artikel ini yaitu Ibu Dr. Ardini Raksanagara., dr., MPH dan Bapak Irvan Afriandi., dr.,
MPH., Dr.PH selaku dosen pembimbing.

Alamat Korespondensi: Tri Paryati : fardanfasya@ymail.com alamat sekarang: Program Pascasarjana Universitas
Padjadjaran, Jl. Eijkman No.38 Bandung 40132)

Stigma dan diskriminasi kepada ODHA oleh petugas kesehatan _Tri Paryati

10

Daftar Pustaka
A Castro F. Understanding and Adressing AIDS-Related Stigma : From Anthropological Theory
to Clinical Practice in Haiti American Journal of Public Health. 2005;95:51 - 9.
Aisha Andrewin L-YC. Stigmatization of Patients with HIV/AIDS among Doctors and Nurses in
Belize. AIDS Patient Care and STDs. 2008;22, number 11.
Capitiano GMHJP. AIDS Stigma and sexual prejudice. American Behavioral Scientist. 1999;42.
CD Mathers and Loncar D. Projections of global mortality and burden of diseases from 2002 to
2030. Plos Medicine. 2006.
Chase E, Aggleton, P,. . Stigma, HIV/AIDS and prevention of mother to child transmission : A
Pilot Study in Zambia, India, Ukraine, and Burkina Faso. UNICEF, London. 2001.
Chen WT, Han, M., & Holze, W.L.mer. Nurses, attitudes and practice related to HIV
transmission in northeastern China, AIDS patient care & Stds, . Quoted in : Webber, GC,
(2007) Chinese Health care providers attitude about HIV : a review, AIDS Care 2004;19 (5)
685 - 91.
Chin JJ MJ, Weiss L, Bhagavan M, Luo X. Chinese and South Asian religious institutions and
HIV prevention in New York City. AIDS Education and Prevention 2005;17:484-502.
[PubMed:16255643].
Cock KMD, Mbori-Ngaca, D., & Marum, E., . Shadow on the continent : Public Health and
HIV/AIDS in Africa in the 21 The Lacent 2002;360:685 - 91.
Departemen Kesehatan R. Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia : Respon saat ini menangkal
ancaman bencana nasional AIDS mendatang. 2002.
Gerbert B MB, Badner V, et al. Changing dentists’ knowledge, attitudes, and behaviors relating
to AIDS: A controlled educational intervention. [PubMed:2969015]. 1988;J Am Dent Assoc
1988;116:851–854.
Gibson JL, Ivancevich, J.M., Donnelly, J.M. Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses. Jakarta:
Bina Rupa Aksara; 1996.
Goffman E. Stigma : Notes on the management of spoiled identity. Englewood Cliffs, NJ.:
Prentice Hall; 1963.
Herek d. HIV Related Stigma and Knowledge in the United States : Prevalence and trends, 19911999. American Journal of Public Health. 2002;92 (3).Horizon. Toolkit on HIV/AIDS.
2012.
Janet Bradley ea. Changes in HIV knowledge, and socio-cultural and sexual attitudes in South
India from 2003-2009. BMC Public Health. 2009;11(Suppl 6):S12.

Alamat Korespondensi: Tri Paryati : fardanfasya@ymail.com alamat sekarang: Program Pascasarjana Universitas
Padjadjaran, Jl. Eijkman No.38 Bandung 40132)

Stigma dan diskriminasi kepada ODHA oleh petugas kesehatan _Tri Paryati

11

Joanna Buzsa. Literature Review : Challenging HIV Related Stigma and Discrimination in South
East Asia : Past Successes and Future Priorities. Population Council Horizon. 1999.
Klatt EC. Pathology of AIDS. Florida State University College of Medicine; 2006.
Li Li PD, Zunyou Wu, Ph.D., Sheng Wu, M.S., Yu Zhaoc, Ph.D., Manhong Jia, M.D.,, and
Zhihua Yan MS. HIV-Related Stigma in Health Care Settings: A Survey of Service
Providers in China. NIH Public Access Author Manuscript. 2007;October ; 21(10): 753–
762. doi:10.1089.
Mahendra VS, et al. Reducing stigma and discriminationin hospital : positive findings from
India. Horizons Research Summary. 2006.
N. Varas-Díaz TBN, S. Malavé Rivera, and E. Betancourt. Religion and HIV/AIDS stigma:
Implications for health professionals in Puerto Rico. NIH Public Access Author Manuscript.
2011;1–18.
Pratikno H. Stigma dan Diskriminasi oleh petugas kesehatan terhadap ODHA di Kabupaten
Bengkalis, Propinsi Kepulauan Riau. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada; 2006.Wan
Yanhai ea. Discrimination against People with HIV/AIDS in China. The Equal Rights
Review. 2009;4:15-25.
Silvianti F. Mengenal HIV/AIDS. 1, editor. Jakarta Nobel Edumedia; 2009.
Suganda S. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan desa di Kabupaten
Tasikmalaya pada tahun 1997. 1997.
UNAIDS, Protocol for the Identification of Discrimination Against People Living with HIV.
2000.
VS Mahendra LG, S Bharat, R Mudoi, I Gupta, B George, L Samson, C Daly,, Pulerwitz J.
Understanding and measuring AIDS-related stigma in health care settings: A developing
country perspective. Journal of Social Aspects of HIV/AIDS 2007;Vol. 4 No. 2 August
2007.
Wartaaids. Statistik Kasus HIV & AIDS Kemenkes April-Juni 2012. Jakarta: Yahoo Group;
2012
[updated
2012;
cited
2012
14
Sept 2012];
Available
from:
htttp://health.group.yahoo.com/group/wartaaids.
Wu Z DR, Ji G, et al. . Diffusion of HIV/AIDS knowledge, positive attitudes, and behaviors
through training of health professionals in china. [PubMed: 12413184]. 2002;AIDS Educ
Prev 2002;14:379–390.

Alamat Korespondensi: Tri Paryati : fardanfasya@ymail.com alamat sekarang: Program Pascasarjana Universitas
Padjadjaran, Jl. Eijkman No.38 Bandung 40132)