Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Reksa Dana Syariah di Indonesia sampai dengan Tahun 2012

(1)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH (ISLAMIC MUTUAL FUND) DI INDONESIA SAMPAI DENGAN TAHUN

2012

OLEH

LATIFAH RANGKUTI 090503007

PROGRAM STUDI STRATA-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH (ISLAMIC MUTUAL

FUND) DI INDONESIA SAMPAI DENGAN TAHUN 2012

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan Reksa Dana Syariah di Indonesia sampai dengan tahun 2012. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan Reksa Dana Syariah di Indonesia, khususnya berdasarkan daftar Reksa Dana Syariah yang diterbitkan oleh Bapepam dan LK sampai dengan tahun 2012. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang tidak bersifat menguji hipotesis, melainkan dimaksudkan untuk mendapat pengertian yang lebih mendalam mengenai berbagai variabel atau bersifat mendeskripsikan keadaan masa lampau atau fenomena yang sedang terjadi saat ini.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data-data yang dikumpulkan terlebih dahulu oleh penulis, yaitu berasal dari laporan keuangan emiten, website terkait, jurnal ekonomi syariah, makalah-makalah ekonomi syariah dan berbagai sumber yang berhubungan lainnya. Teknik analisis yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menyusun dan menginterpretasikan sehingga diperoleh hasil berupa gambaran yang jelas tentang pertumbuhan dan perkembangan Reksa Dana Syariah di Indonesia sampai dengan tahun 2012.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan Reksa Dana Syariah di Indonesia adalah peran aktif pemerintah, baik dalam hal regulasi maupun dukungan lainnya, sehingga mempengaruhi berbagai aspek yang berkaitan dengannya seperti perkembangan inovasi produk.


(3)

ABSTRACT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH (ISLAMIC MUTUAL

FUND) DI INDONESIA SAMPAI DENGAN TAHUN 2012

The problem formula in this research was what factors that influence the growth and developing Islamic Mutual Fund in Indonesia until year 2012. The objective of this research was knowing each factors that influence growth and developing Islamic Mutual Fund, especially based on list Islamic Mutual Fund that issued by Bapepam and LK until year 2012. This research is qualitative research which was not put the test hypothesis, but it aims to get more comprehension about various variable or describing a condition of the past or case that happening.

The data used in this research was secondary data that be done by analyzing data that collected by writer from emiten financial statement, website, Islamic economis journal, working papers of Islamic economic and the other source that has correlation. The technique of analysis used in this research was qualitative descriptive method, it was a method by collecting, arranging, and interpreting, so that acquired that result in clear describing about growth and developing Islamic Mutual Fund in Indonesia until year 2012.

The result of this research that the main factor which influence the growth and developing Islamic Mutual Fund in Indonesia is active role of the government, both the terms of regulatory and other support, thus affecting various aspects related to it, such as the development of product innovatioan.


(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil’alamin, segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah menciptakan langit, bumi beserta isinya, serta memberikan rahmat, kurnia serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sesungguhnya segala yang berhubungan dengan hidup dan matiku hanyalah untuk Allah yang menguasai jagat raya ini. Serta sholawat dan salam senantiasa untuk Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga dan sahabatnya.

Skripsi saya yang berjudul : “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Reksa Dana Syariah di Indonesia sampai dengan Tahun 2012” diteliti dan disusun dalam rangka menambah pengetahuan serta wawasan berpikir penulis sendiri pada khususnya dan para pembaca pada umumnya. Penelitian ini selanjutnya digunakan sebagai skripsi yang merupakan salah satu syarat mencapai gelar sarjana ekonomi pada Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penelitian skripsi ini sampai dengan selesai, penulis selalu memperoleh dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, baik itu moril maupun materil. Sehingga penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, dan semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan nikmat dan karunianya yang tak terhingga kepada mereka, yaitu:

1. Bapak Drs. H. Arifin Lubis., MM., Ak, selaku Plt Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen., MAFIS., Ak, selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak., selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang juga merupakan dosen pembimbing penulis yang telah memberikan arahan, saran dan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini selesai.


(5)

3. Bapak Drs. Firman Syarief, M.si., Ak., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang juga sebagai dosen pembaca penilai yang telah memberikan kritik, perbaikan dan saran untuk skripsi ini dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Secara khusus penulis persembahkan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Pandapotan Rangkuti dan Ibunda Zunaidah Siregar serta Abanganda Darwin Rangkuti, S.Pd., Adinda Wardah Rangkuti, Ali Wardana Rangkuti dan Marwah Ulya Rangkuti yang senantiasa memberi perhatian penuh serta dukungan yang tiada henti kepada penulis sehingga selesainya skripsi ini.

5. Terima kasih kepada teman-teman di kos tercinta yang selalu memberikan nasehat dan dukungan kepada penulis (Kak Mila Zulfa dan Maya Relina). 6. Terima kasih juga kepada teman-teman seperjuangan di Fakultas Ekonomi

yang selalu bersama dan selalu setia membantu dari awal semester hingga akhir semester (Nita Khairunnisya Dalimunthe, Maria Ulfa, Devy Arianty Lubis, Nurfitriani Sitorus) serta semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari yang disebut dengan kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi setiap pembaca.

Medan,


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Reksa Dana ... 5

2.1.1 Pengertian Reksa Dana ... 5

2.1.2 Sejarah Reksa Dana ... 6

2.1.3 Jenis Reksa Dana ... 8

2.1.4 Keuntungan Investasi Melalui Reksa Dana ... 15

2.1.5 Risiko Investasi Melalui Reksa Dana ... 16

2.1.6 Penilaian Kinerja Reksa Dana ... 18

2.2 Reksa Dana Syariah ... 19

2.2.1 Pengertian Reksa Dana Syariah ... 19

2.2.2 Tujuan Reksa Dana Syariah ... 19

2.2.3 Prinsip-Prinsip Dalam Reksa Dana Syariah ... 20

2.2.4 Dasar Hukum Reksa Dana Syariah ... 20

2.2.5 Pandangan Syariah Tentang Reksa Dana ... 21

2.2.6 Pengawasan Reksa Dana Syariah ... 23

2.2.7 Urgensi Reksa Dana Syariah ... 24

2.2.8 Proses Penyeleksian Reksa Dana Syariah ... 25

2.2.9 Strategi Reksa Dana Syariah ... 26

2.2.10 Kegiatan Investasi Reksa Dana Syariah ... 27

2.2.11 Masalah-Masalah Pokok yang Berkaitan Dengan Reksa Dana Syariah ... 28

2.3 Net Asset Value ... 31

2.4 Penelitian Terdahulu ... 32


(7)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ... 34

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 35

3.4 Jenis Data ... 36

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 37

3.6 Teknik Analisis ... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ... 39

4.1.1 Gambaran Pasar Modal Syariah di Indonesia ... 39

4.1.2 Perkembangan Pasar Modal Syariah di Indonesia ... 44

4.2 Hasil Penelitian ... 47

4.2.1. Net Asset Value Reksa Dana Syariah ... 47

4.2.2 Jenis Reksa Dana Syariah ... 52

4.3 Pembahasan ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 60

5.2 Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Table 2.1 Perbedaan Reksa Dana Terbuka dan Tertutup ... 12

Table 2.2 Perbedaan Reksa Dana Saham dengan Investasi Saham ... 14

Table 4.1 Kinerja Reksa Dana Syariah ... 48

Table 4.2 Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana per Jenis ... 49

Table 4.3 Jumlah dan Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana Syariah Dan Total Reksa Dana ... 50

Tabel 4.4 Jenis dan Jumlah Reksa Dana Syariah ... 42

Tabel 4.5 Reksa Dana Syariah Campuran... 42

Tabel 4.6 Reksa Dana Syariah Indeks ... 43

Tabel 4.7 Reksa Dana Syariah Pendapatan Tetap ... 43

Tabel 4.8 Reksa Dana Syariah Saham ... 44

Tabel 4.9 Reksa Dana Syariah Terproteksi ... 45


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Mekanisme Kegiatan Reksa Dana Berbentuk

Perseroan ... 9 Gambar 2.2 Mekanisme Kegiatan Reksa Dana Berbentuk

Kontak Investasi Kolektif ... 10 Gambar 2.3 Kerangka Konseptual ... 33 Gambar 4.1 Perkembangan Reksa Dana Syariah ... 58


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Fatwa DSN-MUI NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 ... 66


(11)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH (ISLAMIC MUTUAL

FUND) DI INDONESIA SAMPAI DENGAN TAHUN 2012

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan Reksa Dana Syariah di Indonesia sampai dengan tahun 2012. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan Reksa Dana Syariah di Indonesia, khususnya berdasarkan daftar Reksa Dana Syariah yang diterbitkan oleh Bapepam dan LK sampai dengan tahun 2012. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang tidak bersifat menguji hipotesis, melainkan dimaksudkan untuk mendapat pengertian yang lebih mendalam mengenai berbagai variabel atau bersifat mendeskripsikan keadaan masa lampau atau fenomena yang sedang terjadi saat ini.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data-data yang dikumpulkan terlebih dahulu oleh penulis, yaitu berasal dari laporan keuangan emiten, website terkait, jurnal ekonomi syariah, makalah-makalah ekonomi syariah dan berbagai sumber yang berhubungan lainnya. Teknik analisis yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menyusun dan menginterpretasikan sehingga diperoleh hasil berupa gambaran yang jelas tentang pertumbuhan dan perkembangan Reksa Dana Syariah di Indonesia sampai dengan tahun 2012.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan Reksa Dana Syariah di Indonesia adalah peran aktif pemerintah, baik dalam hal regulasi maupun dukungan lainnya, sehingga mempengaruhi berbagai aspek yang berkaitan dengannya seperti perkembangan inovasi produk.


(12)

ABSTRACT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH (ISLAMIC MUTUAL

FUND) DI INDONESIA SAMPAI DENGAN TAHUN 2012

The problem formula in this research was what factors that influence the growth and developing Islamic Mutual Fund in Indonesia until year 2012. The objective of this research was knowing each factors that influence growth and developing Islamic Mutual Fund, especially based on list Islamic Mutual Fund that issued by Bapepam and LK until year 2012. This research is qualitative research which was not put the test hypothesis, but it aims to get more comprehension about various variable or describing a condition of the past or case that happening.

The data used in this research was secondary data that be done by analyzing data that collected by writer from emiten financial statement, website, Islamic economis journal, working papers of Islamic economic and the other source that has correlation. The technique of analysis used in this research was qualitative descriptive method, it was a method by collecting, arranging, and interpreting, so that acquired that result in clear describing about growth and developing Islamic Mutual Fund in Indonesia until year 2012.

The result of this research that the main factor which influence the growth and developing Islamic Mutual Fund in Indonesia is active role of the government, both the terms of regulatory and other support, thus affecting various aspects related to it, such as the development of product innovatioan.


(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Investasi merupakan salah satu bentuk pemanfaatan dana yang dapat menghasilkan pendapatan bagi pemilik dana. Investasi memiliki berbagai macam bentuk, misalnya deposito, saham, obligasi, maupun Reksa Dana. Salah satu bentuk investasi syariah adalah Reksa Dana Syariah. Saat ini Reksa Dana Syariah merupakan investasi yang menarik bagi masyarakat yang ingin berinvestasi sesuai dengan syariah. Reksa Dana Syariah merupakan alternatif investasi yang hanya menempatkan dana pada debitor yang tidak melanggar batasan syariah, dalam fundamental maupun operasional perusahaan, sesuai fatwa Majelis Ulama Indonesia.

Reksa Dana Syariah merupakan sarana investasi yang menggabungkan saham dan obligasi syariah dalam satu produk yang dikelola oleh Manajer Investasi. Manajer Investasi menawarkan Reksa Dana Syariah kepada para investor yang berminat, sementara dana yang diperoleh dari investor tersebut dikelola oleh Manajer Investasi untuk ditanamkan dalam saham atau obligasi syariah yang dinilai menguntungkan.

Ada beberapa hal yang membedakan antara Reksa Dana Konvensional dan Reksa Dana Syariah. Selain itu, ada beberapa hal yang juga harus


(14)

melakukan tindakan spekulasi yang di dalamnya mengandung unsur gharar (ketidakjelasan) seperti penawaran palsu dan tindakan spekulasi lainnya (Sinar Harapan, 2005).

Secara prinsip, ada dua hal yang membedakan antara Reksa Dana Konvensional dan Reksa Dana Syariah yaitu dalam hal pemilihan aset-asetnya yang harus memenuhi syariah dan adanya kewajiban untuk membersihkan (cleansing process) dana yang tidak dapat terhindarkan dari bunga bank, untuk disalurkan bagi kemaslahatan umat seperti sumbangan untuk pendidikan atau bencana alam (Sinar Harapan, 2005).

Menurut Firdaus (2005), perbedaan paling mendasar antara Reksa Dana Konvensional dan Reksa Dana Syariah adalah terletak pada proses screening dalam mengkonstruksi portofolio. Filterisasi menurut prinsip syariah adalah mengeluarkan saham-saham yang memiliki aktivitas haram seperti riba, gharar, minuman keras, judi, daging babi, rokok, dan lain sebagainya. Di

samping itu, proses filterisasi juga dilakukan dengan cara membersihkan pendapatan yang dianggap diperoleh dari kegiatan haram dan membersihkannya dengan cara charity.

Pertumbuhan dan perkembangan Reksa Dana Syariah tidak terlepas dari berbagai macam faktor yang mendasarinya. Perubahan yang terjadi pada faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan Reksa Dana Syariah baik secara positif maupun negatif. Variabel yang dapat digunakan untuk menganalisis faktor yang mempengeruhi pertumbuhan dan perkembangan Reksa


(15)

Dana Syariah adalah Nilai Aktiva Bersih (NAB). NAB merupakan harga beli atau harga jual Unit Penyertaan Reksa Dana. NAB dihitung dengan menjumlahkan seluruh nilai masing-masing efek yang dimiliki (berdasarkan harga pasar penutupan Efek yang bersangkutan), kemudian dikurangi dengan kewajiban- kewajiban Reksa Dana, seperti biaya Manajer Investasi, Bank Kustodian, dan biaya lainnya. Selain dari NAB faktor yang mempengeruhi pertumbuhan dan perkembangan Reksa Dana Syariah adalah jenis Reksa Dana Syariah. Jenis Reksa Dana Syariah yang mana yang banyak diminati oleh investor karena setiap jenis Reksa Dana Syariah tersebut mempunyai keuntungan dan kelemahan.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : apakah faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan Reksa Dana Syariah di Indonesia sampai dengan tahun 2012.

1.3Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mampengaruhi pertumbuhan dan perkembangan Reksa Dana Syariah di Indonesia, khususnya berdasarkan Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh Bapepam LK sampai dengan tahun 2012.


(16)

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

a. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai bagaimana pertumbuhan dan perkembangan Reksa Dana Syariah di Indonesia khususnya sampai dengan tahun 2012 dan memberikan pemahaman yang jelas tentang Reksa Dana Syariah.

b. Bagi akademis, penelitian ini berguna untuk memperluas wawasan serta sudut pandang mengenai Reksa Dana Syariah di Indonesia.

c. Bagi peneliti lanjutan, hasil yang diperoleh dari penelitian ini nantinya dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan panduan dalam penelitian-penelitian yang dilaksanakan selanjutnya.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rekda Dana

2.1.1 Pengertian Reksa Dana

Reksa Dana berasal dari kata “reksa” yang berarti jaga atau pelihara dan kata “dana” yang berarti uang. Sehingga Reksa Dana dapat diartikan sebagai kumpulan uang yang dipelihara. Reksa Dana pada umumnya diartikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek (saham, obligasi, valuta asing atau deposito) oleh Manajer Investasi.

Menurut Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1998 tentang Pasar Modal, Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi.

Dari definisi tersebut, terdapat tiga unsur penting dalam Reksa Dana, yaitu

1. Adanya kumpulan dana masyarakat atau pool of funds. 2. Investasi dalam bentuk portofolio efek.

3. Manajer Investasi sebagai pengelola dana, dimana dana yang dikelola adalah dana milik investor.


(18)

Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Reksa Dana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal dan mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu, Reksa Dana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di Pasar Modal.

2.1.2 Sejarah Reksa Dana

Reksa Dana mulai dikenal sejak abad ke-19. Cikal bakal industri ini bisa dirunut pada tahun 1870, ketika Robert Fleming, seorang tenaga pembukuan pabrik tekstil dari Skotlandia, dikirim ke Amerika untuk mengelola investasi milik bosnya. Di Amerika ia melihat peluang investasi baru, yang muncul menyusul berakhirnya Perang Saudara.

Ketika pulang ke negerinya, Robert Fleming menceritakan temuannya tersebut kepada beberapa temannya. Ia berniat untuk memanfaatkan peluang tersebut, tetapi ia tidak mempunyai cukup modal. Masalah ini mendorongnya untuk mengumpulkan uang dari teman-temannya dan kemudian membentuk The Scottish American Invesment Trust, perusahaan manajemen investasi pertama di Inggris, pada 1873. Perusahaan ini mirip dengan apa yang sekarang dikenal sebagai Reksa Dana Tertutup (closed-end fund).


(19)

Di Indonesia, instrumen Reksa Dana mulai dikenal pada tahun 1995, yakni dengan diluncurkannya PT BDNI Reksa Dana. Berdasarkan sifatnya BDNI Reksa Dana adalah Reksa Dana Tertutup mirip The Scottish American Invesment Trust. Seiring dengan hadirnya UU Pasar Modal pada tahun 1996, mulailah Reksa Dana tumbuh secara aktif. Reksa Dana yang tumbuh dan berkembang secara pesat adalah Reksa Dana Terbuka. Jika pada tahun 1995 tumbuh satu Reksa Dana dengan dana yang dikelola sebesar Rp 356 miliar, maka pada tahun 1996 tercatat 25 Reksa Dana. Dari jumlah ini, 24 Reksa Dana diantaranya merupakan Reksa Dana Terbuka atau Reksa Dana yang berupa KIK (Kontrak Investasi Kolektif) dengan total dana yang dikelola sebesar Rp 5, 02 miliar.

Hadirnya Bank Muamalat, Asuransi Takaful, dan tumbuhnya lembaga keuangan syariah menimbulkan sikap optimis meningkatnya gairah investasi yang berbasis pada investor muslim. Bapepam mulai melakukan inisiatif untuk mewadahi investor muslim, maka mulai tahun 1997 dihadirkan Reksa Dana Syariah dengan produknya yang bernama Dana Reksa Syariah. Kemudian pada tahun 2000 dihadirkan kembali produk baru dengan nama Dana Reksa Syariah Berimbang. Sistem Dana Reksa Syariah ini belum menjadi bagian terpisah sistem Reksa Dana yang ada selama ini.


(20)

2.1.3 Jenis Reksa Dana

Pembagian Reksa Dana Berdasarkan Bentuk Hukum

Di Indonesia terdapat dua bentuk hukum Reksa Dana, yaitu Reksa Dana berbentuk Perseroan Terbatas (PT Reksa Dana) dan Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (Reksa Dana KIK). Dalam hal kepemilikan, PT Reksa Dana akan menerbitkan saham yang dapat dibeli oleh investor. Sehingga dengan memiliki saham dari PT Reksa Dana, investor memiliki hak atas kepemilikan atas PT tersebut. Sementara itu, Reksa Dana KIK menerbitkan unit penyertaan. Dengan memiliki unit penyertaan Reksa Dana KIK, maka investor mempunyai kepemilikan atas kekayaan aktiva bersih Reksa Dana tersebut.

Reksa Dana berbentuk Perseroan Terbatas (PT Reksa Dana) merupakan suatu perusahaan (dalam hal ini perseroan terbatas) yang bergerak pada pengelolaan portofolio investasi pada surat-surat berharga yang tersedia di Pasar Investasi. Dari kegiatan tersebut PT Reksa Dana akan memperoleh keuntungan dalam bentuk peningkatan nilai aset perusahaan (sekaligus nilai sahamnya), yang kemudian juga akan dapat dinikmati oleh para investor yang memiliki saham pada perusahaan tersebut.

Ciri-ciri Reksa Dana ini yaitu:

a. Bentuk hukumnya adalah Perseroan Terbatas (PT).

b. Pengelola kekayaan Reksa Dana didasarkan pada kontrak antara Direksi Perusahaan dengan Manajer Investasi yang ditunjuk.


(21)

c. Penyimpanan kekayaan Reksa Dana didasarkan pada kontrak antara Manajer Investasi dengan Bank Kustodian.

Gambar 2.1 Mekanisme Kegiatan Reksa Dana Berbentuk Perseroan

Sementara itu, Reksa Dana Kontrak Investasi Kolektif (KIK) adalah kontrak yang dibuat antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang juga mengikat pemegang unit penyertaan sebagai investor. Melalui kontrak ini Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio kolektif dan Bank Kustodian diberikan wewenang untuk melaksanakan investasi penitipan dan administrasi investasi kolektif. Fungsi dari kontrak investasi kolektif sama halnya dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dalam suatu perusahaan. Saat ini seluruh Reksa Dana yang ada di Indonesia adalah Reksa Dana Berbentuk KIK.

DIREKSI

Pasar Modal / Pasar Uang MANAJER INVESTASI Promotor

( pendiri )

REKSA DANA ( PT )

Bank Kustodian Pemegang

Saham

Underwriter ( jika ada )


(22)

Ciri-ciri Reksa Dana ini yaitu:

a. Bentuk hukumnya adalah Kontrak Investasi Kolektif (KIK).

b. Pengelola Reksa Dana dilakukan oleh Manajer Investasi berdasarkan kontrak.

c. Penyimpanan kekayaan investasi kolektif dilaksanakan oleh Bank Kustodian berdasarkan kontrak.

Gambar 2.2 Mekanisme Kegiatan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif

Investor Manajer Investasi

Bank Kustodian Pasar Modal / Pasar Uang

Broker Bapepam


(23)

Pembagian Reksa Dana Berdasarkan Sifat Operasioanal

Berdasarkan sifat operasionalnya, Reksa Dana dapat dibedakan menjadi Reksa Dana Terbuka (open-end) dan Reksa Dana Tertutup (closed-end). Perbedaan dari keduanya adalah Reksa Dana Terbuka menjual sahamnya melalui penawaran umum untuk seterusnya dicatatkan pada Bursa Efek. Investor tidak dapat menjual kembali saham yang dimilikinya kepada Reksa Dana melainkan kepada investor lain melalui pasar bursa dimana harga jual belinya ditentukan oleh mekanisme bursa.

Sementara itu Reksa Dana Tertutup menjual saham atau unit penyertaan secara terus menerus sepanjang ada investor yang membeli. Saham ini tidak perlu dicatatkan di Bursa Efek dan harganya ditentukan berdasarkan atas Nilai Aktiva Bersih (NAB)/Net Asset Value (NAV) per saham yang dihitung oleh Bank Kustodian.

Pada dasarnya Reksa Dana berbentuk Perseroan Terbatas dapat beroperasi secara terbuka maupun tertutup, sedangkan Reksa Dana berbentuk KIK hanya dapat beroperasi secara terbuka.


(24)

Tabel 2.1 Perbedaan Reksa Dana Terbuka dan Tertutup

Jenis Bentuk Satuan

Investasi

Penawaran Umum

Tercatat di Bursa

Efek

Transaksi Setelah Penawaran Umum

Tertutup PT Saham Ya Ya Antar Investor

melalui Pialang

Terbuka

PT Saham Ya Tidak Investor dengan MI/

Bank Kustodian KIK Unit

Penyertaan

Ya Tidak Investor dengan MI/ Bank Kustodian

Pembagian Reksa Dana Berdasarkan Jenis Investasi

Berdasarkan jenis investasi Reksa Dana terbagi menjadi empat kategori, yaitu:

1. Reksa Dana Pasar Uang (Money MarketFund/MMF)

Reksa Dana Pasar Uang adalah Reksa Dana yang melakukan investasi 100% pada Efek Pasar Uang, yaitu Efek-efek utang yang berjangka kurang dari satu tahun. Umumya, instrumen atau Efek yang masuk dalam kategori ini, meliputi deposito, SBI, obligasi, serta Efek utang lainnya dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun. Reksa Dana Pasar Uang merupakan Reksa Dana dengan tingkat risiko paling rendah dan cocok untuk investor yang ingin menginvestasikan dananya dalam jangka pendek (kurang dari satu tahun).


(25)

2. Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Fund/FIF)

Reksa Dana Pendapatan Tetap merupakan Reksa Dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam Efek bersifat utang, seperti obligasi dan surat utang lainnya dan 20% dari dana yang dikelola dapat diinvestasikan pada instrumen lainnya. Reksa Dana jenis ini memiliki risiko yang relatif lebih besar dari Reksa Dana Pasar Uang dengan tujuan investasi untuk menghasilkan return yang stabil. Efek bersifat utang umumnya memberikan penghasilan dalam bentuk bunga, seperti deposito, SBI, obligasi dan instrumen lainnya. FIF yang terdapat di Indonesia lebih banyak memanfaatkan instrumen obligasi sebagai bagian terbesar investasinya.

3. Reksa Dana Saham (Equity fund)

Reksa Dana Saham adalah Reksa Dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalan Efek bersifat ekuitas (saham) dan 20% dari dana yang dikelola diinvestasikan pada instrumen lainnya. Reksa Dana jenis ini memiliki tingkat risiko yang paling tinggi dibandingkan dengan jenis Reksa Dana lain, tentunya juga memiliki return yang lebih tinggi. Berbeda dengan Efek Pendapatan Tetap seperti deposito dan obligasi, dimana investor lebih berorientasi pada pendapatan bunga, Efek saham umumnya memberikan potensi hasil yang lebih tinggi berupa capital gain melalui pertumbuhan harga-harga saham.


(26)

Selain dari capital gain, Efek saham juga memberikan hasil lain berupa dividen.

4. Reksa Dana Campuran (Balance Fund/BF)

Tidak seperti MMF, FIF, dan EF yang memiliki batasan alokasi investasi yang boleh dilakukan, Reksa Dana Campuran dapat melakukan investasinya baik pada Efek utang maupun ekuitas dan porsi alokasi yang lebih fleksibel. Reksa Dana Campuran dapat diartikan Reksa Dana yang melakukan investasi dalam Efek ekuitas dan Efek utang yang perbandingannya (alokasi) tidak termasuk dalam kategori FIF.

Tabel 2.2 Perbedaan Reksa Dana Saham dengan Investasi Saham

Investasi Saham Secara langsung Reksa Dana Saham Perlu pengetahuan dan informasi yang

up to date, akurat dan komprehensif

Tidak harus memiliki pengetahuan dan informasi seperti investasi secara langsung

Modal awal investasi besar. Minimal deposito awal Rp 25. 000. 000

Investasi awal kecil

Bisa memilih saham sendiri Tidak bisa memilih sendiri Investor harus mengelola portofolio

sendiri

Pengelolaam portofolio dilakukan oleh MI dan Bank Kustodian

Diversifikasi portofolio tidak dapat tercapai dengan dana kecil

Diversifikasi tercapai secara otomatis

Akses untuk mendapat saham dalam IPO untuk penjatahan tetap, terbatas

Reksa Dana lebih mudah mendapatkan pejatahan dari tetap dalam IPO

Tidak terkena entry fee, management fee, kustodian fee, redemption fee dan lain-lain

Ada entry fee, management fee, kustodian fee dan redemption fee


(27)

2.1. 4 Keuntungan Investasi Melalui Reksa Dana a. Tingkat likuiditas yang baik.

Kemampuan untuk mengelola uang masuk dan keluar dari Reksa Dana. Dalam hal ini yang paling sesuai adalah Reksa Dana untuk saham-saham yang telah dicatatkan di bursa dimana transaksi terjadi setiap hari, tidak seperti deposito berjangka atau sertifikat deposito periode tertentu. Selain itu, pemodal dapat mencairkan kembali saham/unit penyertaan setiap saat sesuai dengan ketetapan yang dibuat masing-masing Reksa Dana sehingga memudahkan investor untuk mengelola kasnya.

b. Manajer professional

Reksa Dana dikelola oleh Manajer Investasi yang andal, ia mencari peluang investasi yang paling baik untuk Reksa Dana tersebut. Pada prinsipnya, Manajer Investasi bekerja keras untuk meneliti ribuan peluang investasi bagi pemegang saham/unit Reksa Dana. Sedangkan pilihan investasi itu sendiri dipengaruhi oleh tujuan investasi dari Reksa Dana tersebut.

c. Diversifikasi

Istilah investasi dimana Anda tidak menempatkan seluruh dana Anda di dalam suatu peluang investasi, dengan maksud membagi risiko. Manajer


(28)

Investasi memilih berbagai macam saham, sehingga kinerja suatu saham tidak akan mempengaruhi secara keseluruhan kinerja Reksa Dana. Pada umumnya, Reksa Dana mempunyai kurang lebih 30 sampai 60 jenis saham dari berbagai jenis perusahaan.

d. Biaya Rendah

Reksa Dana merupakan kumpulan dana dari banyak investor sehingga besarnya kemampuan melakukan investasi akan menghasilkan biaya investasi yang murah.

2.1.5 Risiko Investasi Melalui Reksa Dana

a. Risiko Perubahan Kondisi Ekonomi dan Politik

Sistem ekonomi terbuka yang dianut oleh Indonesia sangat rentan terhadap perubahan ekonomi internasional. Perubahan kondisi perekonomian dan politik di dalam maupun di luar negeri atau peraturan khususnya di bidang Pasar Uang dan Pasar Modal merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan di Indonesia, termasuk perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, yang secara tidak langsung akan mempengaruhi kinerja portofolio Reksa Dana.


(29)

b. Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan

Nilai Unit Penyertaan Reksa Dana dapat berfluktuasi akibat kenaikan atau penurunan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana. Penurunan dapat disebabkan oleh, antara lain:

1) Perubahan harga Efek ekuitas dan Efek lainnya.

2) Biaya-biaya yang dikenakan setiap kali pemodal melakukan pembelian dan penjualan.

c. Risiko Wanprestasi oleh Pihak-pihak Terkait

Risiko ini dapat terjadi apabila rekan usaha Manajer Investasi gagal memenuhi kewajibannya. Rekan usaha dapat termasuk tetapi tidak terbatas pada emiten, pialang, Bank Kustodian dan agen penjual.

d. Risiko Likuiditas

Penjualan kembali (pelunasan) tergantung kepada likuiditas dari portofolio atau kemampuan dari Manajer Investasi untuk membeli kembali (melunasi) dengan menyediakan uang tunai.

e. Risiko Kehilangan Kesempatan Transaksi Investasi pada Saat Pengajuan Klaim Asuransi

Dalam hal terjadinya kerusakan atau kehilangan atas surat-surat berharga dan aset Reksa Dana yang disimpan di Bank Kustodian, Bank Kustodian


(30)

dilindungi oleh asuransi yang akan menanggung biaya penggantian surat-surat berharga tersebut. Selama tenggang waktu penggantian tersebut, Manajer Investasi tidak dapat melakukan transaksi investasi atas surat-surat berharga tersebut, kehilangan kesempatan melakukan transaksi investasi ini dapat berpengeruh terhadap Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan.

2.1.6 Penilaian Kinerja Reksa Dana

Penilaian kinerja Reksa Dana dapat dilihat dari :

1. Total Hasil Investasi ( total return )

Total Hasil Investasi adalah perbandingan antara nilai kenaikan NAB per unit saham / unit penyertaan dalam satu periode dengan NAB per saham / unit penyertaan pada awal penyertaan.

2. Perkembangan Nilai Aset Bersih (NAB)

Perkembangan NAB dan tata cara perhitungan besarnya NAB harus dimuat dimedia massa sehingga memudahkan masyarakat dalam membandingkan kinerja suatu Reksa Dana dengan Reksa Dana sejenis lainnya.


(31)

3. Laporan Periodik

Pengelola Reksa Dana wajib memberikan laporan periodik ( tahunan maupun tengah tahunan ) kepada pemegang saham / unit penyertaan yang menggambarkan kinerja reksa dana yang bersangkutan.

2.2 Reksa Dana Syariah

2.2.1 Pengertian Reksa Dana Syariah

Reksa Dana Syariah adalah Reksa Dana yang pengelolaan dan kebijakan investasinya mengacu pada syariat Islam. Reksa Dana Syariah, misalnya tidak menginvestasikan pada usaha dari saham-saham atau obligasi dari perusahaan yang pengelolaan atau produknya bertentangan dengan syariat Islam. Seperti pabrik makanan atau minuman yang mengandung alkohol, daging babi, rokok dan tembakau, jasa keuangan konvensional, pertahanan dan persenjataan serta bisnis hiburan yang berbau maksiat.

2.2.2 Tujuan Reksa Dana Syariah

Reksa Dana Syariah merupakan intermediaries yang membantu surplus unit melakukan penempatan dana untuk diinvestasikan. Reksa Dana Syariah ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan investor yang menginginkan memperoleh pendapatan investasi dari sumber dan cara yang bersih yang dapat


(32)

dipertanggungjawabkan secara religius, yang memang sejalan dengan prinsip-prinsip syariah.

2.2.3 Prinsip-prinsip Dalam Reksa Dana Syariah

1. Kebijakan Investasi tidak bertentangan dengan prinsip syariah. 2. Adanya tambahan”Syariah” pada Reksa Dana yang diterbitkan. 3. Hasil investasi yang dibagikan harus bersih dari unsur non halal.

4. Bank Kustodian wajib menolak instruksi Manajer Investasi dalam hal pembelian Efek tidak syariah.

5. Manajer Investasi dan Bank Kustodian wajib tanggung renteng membeli efek yang tidak syariah, atas tindakan keduanya memasukkan efek tersebut dalam Reksa Dana.

2.2.4 Dasar Hukum Reksa Dana Syariah

Saham Reksa Dana Syariah dapat diperjual-belikan dengan dasar ayat Al-Quran:

Surah Al-Baqarah ayat 275 :

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat); Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba). Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang


(33)

larangan), dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.

Surah An-Nisa 29 : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”.

Hadis Nabi S.A.W, antara lain: “Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin, kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; Dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram”. (HR. Tirmidzi dari Amr bin Auf)

“Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh pula membahayakan orang lain”. (HR. Ibn Majah dari Ubadah bin Shamit, Ahmad dari Ibn Abbas, dan Malik dari Yahya)

2.2.5 Pandangan Syariah tentang Reksa Dana

Pada prinsipnya setiap sesuatu dalam

tidak bertentangan dengan Syariah, mengikuti kaidah fiqih yang dipegang oleh mazhab Hambali dan para fuqaha lainnya yaitu : “Prinsip dasar dalam transaksi


(34)

dilarang oleh Syariah atau bertentangan dengan nash Syariah”. ( Al Fiqh al Islamy wa Adillatuh, Juz IV hal 199 ). Allah SWT memerintahkan orang-orang yang beriman agar memenuhi akad yang mereka lakukan seperti yang disebut, dalam Al Qur’an : ” Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu. ( QS. Al Maidah : 1 ) “.

Syarat-syarat yang berlaku dalam sebuah akad adalah syarat-syarat yang ditentukan sendiri kaum muslimin, selama tidak melanggar ajaran Islam. Rasulullah SAW memberi batasan tersebut dalam hadist : Perdamaian itu boleh antara orang-orang Islam kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram. Orang-orang Islam wajib memenuhi syarat-syarat yang mereka sepakati kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram”. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan Tirmizy dari Amru bin ‘Auf).

Dalam Reksa Dana Konvensional berisi akad muamalah yang dibolehkan dalam Islam, yaitu jual beli dan bagi hasil (mudharabah/musyarakah). Dan disana terdapat banyak maslahat, seperti memajukan perekonomian, saling memberi keuntungan diantara para pelakunya, meminimalkan resiko dalam Pasar Modal dan sebagainya. Namun didalamnya juga ada hal-hal yang bertentangan dengan syariah, baik dalam segi akad, operasi, investasi, transaksi dan pembagian keuntungannya.

Syariah dapat menerima usaha semacam Reksa Dana sepanjang hal yang tidak bertentangan dengan Syariah. Dr. Wahbah Az Zuhaily berkata :


(35)

“Dan setiap syarat yang tidak bertentangan dengan dasar-dasar syariat dan dapat disamakan hukumnya (diqiyaskan) dengan syarat-syarat yang sah”. (Al Fiqh al Islamy Wa Adillatuh, hal 200).

Prinsip dalam berakad harus mengikuti hukum yang telah digariskan oleh Allah SWT yang disebutkan dalam Al-Qur’an: “Hai orang-orang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu……”. ( QS. An Nisaa : 29)

2.2.6 Pengawasan Reksadana Syariah

Sama halnya dengan eksistensi Reksa Dana Konvensional, maka Reksa Dana Syariah juga memerlukan pengawasan dari Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) selaku institusi yang memiliki otoritas di Pasar Modal. Pengawasan yang diberikan oleh Bapepam tersebut dilakukan dalam kerangka fungsi ajudikator (adjudicatory). Oleh karena itu, Bapepam dapat melakukan segala tindakan yang bersifat judisial (judicial power) seperti mencabut ijin usaha atau melarang pihak-pihak tertentu yang melakukan pelanggaran di bidang Pasar Modal untuk melakukan kegiatan usahanya (Munir Fuady, 1996 : 117-118).

Selain pengawasan yang dilakukan oleh Bapepam maka terhadap Reksa Dana Syariah juga memerlukan pengawasan dari lembaga yang memiliki


(36)

pemahaman tentang kaidah-kaidah investasi syariah. Adapun lembaga pengawas tersebut dikenal dengan nama Dewan Syariah Nasional.

Pada dasarnya, eksistensi dari Dewan Syariah Nasional tersebut, tidak hanya dibutuhkan untuk melakukan pengawasan terhadap Reksa Dana Syariah saja, tetapi juga untuk melakukan pengawasan terhadap lembaga keuangan syariah lainnya, seperti Perbankan Syariah. Pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Syariah Nasional adalah bersifat substantif, dalam arti bahwa Dewan Syariah Nasional hanya mengawasi terhadap seluruh tindakan dan kegiatan yang dilakukan oleh Reksa Dana Syariah tersebut telah sesuai dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai syariah atau sebaliknya. Hal ini dikarenakan bahwa Reksa Dana Syariah memiliki karakteristik khusus yang berbeda dengan Reksa Dana Konvensional.

2.2.7 Urgensi Reksa Dana Syariah

Sesuatu yang lazim terjadi dalam kehidupan sosial bahwa sebagian orang yang memiliki kemampuan melaksanakan kegiatan bisnis dan ekonomi tapi tidak memiliki modal . Sementara di sisi lain ada yang memiliki harta, tapi tidak cakap dalam mengembangkannya, Berkata Al Baijuri : “Dalil dibolehkannya Qiradh adalah ijma’ dan hajat, karena ada pemilik harta yang tidak mampu mengelola modalnya, dan sebaliknya ada orang mampu mengelolanya tetapi tidak punya modal. Maka yang pertama memerlukan pengelolaan modal, sementara yang kedua memerlukan pekerjaan”. (Hasyiah Fathul Qarib Al Baijuri,JUZ II hal 21)


(37)

Reksa Dana sebagai lembaga yang mengelola harta memiliki kemampuan untuk mengembangkannya dari para pemilik modal secara sendiri-sendiri yang melakukannya. Reksa Dana adalah tuntutan perkembangan ekonomi yang akan terus berkembang. Ia akan menghimpun dana dari umat yang tidak dapat dicegah untuk berinvestasi di Reksa Dana. Disisi lain umat Islam harus dapat bersaing dalam bidang ekonomi dalam usaha mempersiapkan diri menghadapi globalisasi yang kian mendekat dan sukar dihindari. Kegiatan Reksa Dana yang ada sekarang masih banyak mengandung unsur-unsur yang tidak sesuai dengan syariah Islam, baik dari akad, sasaran investasi, teknis transaksi, pendapatan, maupun dalam hal pembagian keuntunganya. Untuk itu perlu dibentuk Reksa Dana Syariah, dimana Reksa Dana ini mengikuti prinsip-prinsip syariah dalam bidang muamalah maliyah.

Adanya Reksa Dana Syariah merupakan upaya untuk memberi jalan bagi umat Islam agar tidak bermuamalah dan memakan harta dengan cara yang batil seperti yang disebutkan dalam Al Qur’an Surat An Nisa ayat 29. Disamping itu Reksa Dana Syariah menyediakan sarana bagi umat Islam untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan nasional melalui investasi yang sesuai dengan syariat Islam.


(38)

2.2.8 Proses Penyeleksian Reksa Dana Syariah

Proses seleksi saham yang sesuai dengan syariah Islam merupakan salah satu aspek operasional Reksa Dana Syariah islami. Proses penyeleksian ini dapat dikatakan relatif lebih mudah karena pengaturannya telah jelas dan eksplisit. Saham perusahaan yang melakukan usaha gharar (menyesatkan) dan maisir (spekulasi dan judi) atau hinzir (daging haram) misalnya, sudah dilarang. Intinya investasi tidak dapat dilakukan pada perusahaan yang menjalankan kegiatan usaha yang ditetapkan haram menurut Al-qur’an dan Hadist.

2.2.9 Strategi Reksa Dana Syariah

Reksa Dana Syariah tentunya juga memiliki strategi portofolio. Strategi ini ditujukan untuk membuat reksa dana ini dapat outperform dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Secara garis besarnya strategi ini dibagi dua, yaitu:

a. Actives Strategy

Suatu strategi dimana Manajer Investasi melakukan kontrol terus menerus terhadap portofolionya. Dengan demikian Manajer Investasi bisa melakukan daily trading, sehingga investasi yang dilakukannya bersifat jangka pendek. Investasi jangka pendek biasanya menggunakan trend ataupun market timing.


(39)

b. Passive Strategy

Strategi dimana lebih mencerminkan investasi jangka menengah atau panjang. Strategi yang dilakukan Manajer Investasi buy and hold dengan indeks tracking misalnya.

2.2.10 Kegiatan Investasi Reksa Dana Syariah

a. Dalam melakukan kegiatan investasi Reksa Dana Syariah dapat melakukan apa saja sepanjang tidak bertentangan dalam Islam diantaranya investasi tidak halal yang tidak boleh dilakukan adalah dalam bidang perjudian, pelacuran, pornografi, makanan dan minuman yang haram, lembaga keuangan ribawi dan lain-lain yang ditentukan oleh Dewan Pengawas Syariah.

b. Akad yang dilakukan oleh Reksa Dana Syariah dengan emiten dapat dilakukan melalui : mudahrabah (qiradh) musyarakah. Reksa Dana Syariah yang dalam hal ini bertindak selaku mudharib dalam kaitannya dalam investor dapat melakukan akad mudahrabah (qiradh) musyarakah.

c. Jual beli, Reksa Dana Syariah selaku mudharib juga dibolehkan melakukan jual beli saham.


(40)

d. Mekanisme Transaksi

1) Dalam melakukan transaksi Reksa Dana Syariah tidak diperbolehkan melakukan tindakan spekulasi, yang di dalamnya mengandung gharar lainnya.

2) Produk-produk transaksi Reksa Dana pada umumnya seperti spot, forward, swap, option dan produk-produk lain yang biasa dilakukan Reksa Dana hendaknya menjadi bahan penelitian dan pengkajian dari Reksa Dana Syariah.

3) Untuk membahas persoalan-persoalan yang memerlukan penelitian dan pengkajian, seperti menyeleksi perusahaan-perusahaan investasi, pemurnian pendapatan, formula pembagian keuntungan dan sebagainya, hendaknya dibentuk Dewan Pengawas Islam oleh MUI.

2.2.11 Masalah-masalah Pokok yang Berkaitan dengan Reksa Dana Syariah 1. Kelembagaan

Reksa Dana Syariah dapat ditangani oleh sebuah lembaga keuangan yang berbentuk badan hukum yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku . Lembaga badan hukum seperti itu memang belum dikenal selama ini dalam peristilahan fiqih klasik. Tetapi badan hukum tersebut merupakan gabungan dari para pemegang saham yang masing-masing terkena taqlif. Oleh karena itu lembaga tersebut dapat


(41)

dinyatakan sebagai syakhsiyah hukmiyah yang bertanggung jawab dalam pengelolaan Reksa Dana Syariah, sedangkan para pengurusnya lembaga tersebut merupakan para wakil.

2. Hubungan investor dengan lembaga.

a) Akad antara investor dengan lembaga hendaknya dilakukan dengan sistem mudharabah/qhirad. Yang dimaksud dengan mudharabah disini adalah: “Seseorang memberikan hartanya kepada yang lain untuk diperdagangkan dengan ketentuan bahwa keuntungan yang diperoleh dibagi antara kedua pihak, sesuai dengan syarat-syarat yang disepakati kedua belah pihak. Warga Iraq menyebutnya mudharabah sedangkan warga Hijaz menyebutnya Qiradh “ (Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuh juz IV hal 836 ). Dengan demikian mudharabah atau Qiradh disepakati bolehnya dalam syariah oleh empat madzhab fiqih islam.

b) Reksa Dana Syariah dapat diperjual belikan:

(1) Ayat alqur’an yang mengatakan bahwa praktek jual beli dihalalkan oleh Allah SWT “ dan Allah menghalalkan jual beli “ (QS Al-Baqarah 275). Khususnya jual beli kepemilikan sebagaimana syarikat (saham) antar pemilik syarikat, Ibnu Qudanah mengatakan : “ Jika salah seorang dari yang berkongsi memberi bagian ( saham ) temannya


(42)

dalam perkongsian hukumnya boleh, karena ia memberi hak orang lain “. ( Al- Mugni juz V hal 56 )

(2) Saham itu merupakan harta ( mal ) milik investor yang bisa dimanfaatkan dan diperjual belikan “ syarat kedua barang yang diperjual belikan adalah bermanfaat. Barang yang tidak bermanfaat bukan harta, karena itu mengambil harta dengan imbalan barang yang tidak bermanfaat adalah batal. Barang yang tidak bermanfaat tidak sah dijual”. (Raudhatul Thalibin juz III hal 68-69 )

(3) Jual beli saham itu sudah menjadi kelaziman (Urf ) al-Tujjar ( para pengusaha). Dr Abdul Hamd Mahmud Al-Ba’I seperti dikutip Dr Samir Abdul Hamid Ridwan mengatakan : kaidah fiqih,“ sesuatu yang berlaku berdasarkan adat kebiasaan sama dengan yang berlaku berdasarkan nash” dapat menjadi dasar melakukan transaksi-transaksi serta memberikan kebebasan buat mereka yang mengadakan transaksi demi menghindari kesukaran kesukaran muamalah dengan sesama manusia, ketika ruang lingkup muamalah harta semakin meluas dan bentuk muamalah semakin berkembang khususnya pada bidang transaksai antara lain perusahaan.


(43)

(4) Tidak adanya unsur penipuan ( gharar ) karena nilai saham jelas semua saham yang dikeluarkan Reksa Dana tercatat dalam administrasi yang rapi dan menyebutkan harga harus dilakukan dengan jelas.

2.3 Net Asset Value (NAV)

Net Asset Value (NAV) atau Nilai Aktiva Bersih (NAB) merupakan alat ukur kinerja Reksa Dana. Nilai Aktiva Bersih berasal dari nilai portofolio Reksa Dana yang bersangkutan. Seperti kita ketahui bahwa aktiva atau kekayaan Reksa Dana dapat berupa kas, deposito, SBPU, SBI, surat berharga komersial, saham, obligasi, right dan efek lainnya. Sementara kewajiban Reksa Dana dapat berupa fee Manajer Investasi yang belum dibayar, fee Bank Kustodian yang belum dibayar, pajak-pajak yang belum dibayar, fee broker yang belum dibayar serta efek yang belum dilunasi.

Nilai Aktiva Bersih (NAB) merupakan jumlan aktiva setelah dikurangi kewajiban-kewajiban yang ada. Sedangkan NAB per Unit Penyertaan merupakan jumlah NAB dibagi dengan jumlah nilai Unit Penyerta yang beredar (outstanding) dan yang telah beredar (dimiliki investor) pada saat tertentu.

NAB per saham/unit dihitung setiap hari oleh Bank Kustodian setelah mendapat dana dari Manajer Investasi dan nilainya dapat dilihat dari surat kabar


(44)

berfluktuasi setiap hari, tergantung dari perubahan nilai efek dari portofolio. Meningkatnya NAB mengindikasikan naiknya nilai investasi pemegang saham/unit penyertaan. Begitu juga sebaliknya menurun berarti berkurang nilai investasi pemegang Unit Penyertaan.

2.4 Penelitian Terdahulu

Berikut ini adalan beberapa penelitian terdahulu mengenai Reksa Dana Syariah dan disertai dengan hasilnya masing-masing.

No Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian 1 Wulandari (2007) Analisis Komparasi

Kinerja Reksa Dana Campuran Konvensional dengan Reksa Dana Campuran Reksa Dana Syariah tahun 2004-2006. Studi kasus pada Danareksa Anggrek dan Danareksa Berimbang Syariah

Kinerja Danareksa Berimbang lebih baik dari kinerja Danareksa Anggrek.

2 Rachmawati (2008) Komparasi Kinerja Reksa Dana Syariah dan

Reksa Dana Konvensional Kategori

Saham, Campuran dan Pendapatan Tetap di Indonesia periode Maret 2005 sampai Maret 2008.

Ada 14 perusahaan

Reksa Dana yang mempunyai produk Reksa Dana berbasis

Syariah dan Konvensional, kinerja

produk Reksa Dana berbasis Syariah yang dikelolanya lebih unggul dibandingkan dengan kinerja produk

Reksa Dana Konvensional.


(45)

3 Cahyaningsih, dkk (2008)

Perbandingan Kinerja Reksa Dana Syariah dan

Reksa Dana Konvensional Selama

Bull Market tahun 2004-2006

Pada periode bullish yaitu tahun 2004 dan 2006 kinerja Reksa Dana Konvensional lebih baik dari pada kinerja Reksa Dana Syariah, sedangkan tahun 2005 kinerja Reksa Dana Syariah lebih baik dari pada kinerja Reksa Dana Konvensional.

2.5 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual Net Asset Value

(NAV)

Jenis Reksa Dana Syariah

Pertumbuhan dan Perkembangan

Reksa Dana Syariah di Indonesia


(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Kasiran dalam bukunya berjudul Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan kewajaran atau sebagimana adanya ( natural setting) dengan tidak dirubah dalam bentuk simbol atau bilangan, sedangkan perkataan penelitian pada dasarnya berarti rangkaian kegiatan atau proses pengungkapan rahasia sesuatu yang belum diketahui dengan mempergunakan cara kerja atau metode yang sistematis, terarah dan dapat dipertanggungjawabkan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data-data yang dikumpulkan terlebih dahulu oleh penulis, yaitu berasal dari laporan keuangan emiten, website terkait, buku, jurnal ekonomi syariah dan berbagai sumber yang berkaitan lainnya, sehingga tempat dilakukannya penelitian ini tidak dapat dinyatakan secara spesifik.


(47)

Adapun waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah selama bulan Nopember 2012 sampai dengan Januari 2013, sehingga data yang diperoleh adalah benar-benar data akhir, yaitu sampai dengan akhir tahun 2012.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu, yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi lembaga keuangan syariah yang kegiatan usahanya dilaksanakan di Indonesia.

Sampel adalah suatu bagian (subset) dari populasi. Hal ini mencakup sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Dengan demikian, sebagian elemen dari populasi merupakan sampel. Dengan mengambil sampel peneliti ingin menarik kesimpulan yang akan digeneralisasi terhadap populasi.

Metode penentuan sampel yang digunakan adalah penentuan sampel secara purposive (purposive sampling) yaitu pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu. Penggunaan metode ini bertujuan untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang digunakan.


(48)

Kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini adalah :

a. Lembaga keuangan syariah yang kegiatan usahanya dilaksanakan di Indonesia.

b. Lembaga keuangan syariah yang perkembangan dan pertumbuhannya pesat selama proses penelitian.

c. Lembaga keuangan syariah sampel yang alat ukur kinerjanya sedikit berbeda dari lembaga keuangan syariah lainnya serta apabila melakukan investasi tidak mesti memiliki dana yang besar.

Berdasarkan kriteria penentuan sampel tersebut maka di dapat sampel yaitu Reksa Dana Syariah di Indonesia.

3.4 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh penulis secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.


(49)

3.5 Metode Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data sekunder, penulis menggunakan dua metode pengumpulan data yaitu:

a. Metode Pengamatan/Observasi

Teknik pengamatan menuntut adanya pengamatan dari seorang penulis baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek yang diteliti dengan menggunakan instrumen yang berupa pedoman penelitian dalam bentuk lembar pengamatan atau lainnya. Data yang diamati oleh penulis adalah data yang terbatas pada pokok masalah saja sehingga fokus perhatian lebih tajam pada data yang relevan.

b. Metode Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data berupa data-data tertulis yang mengandung keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang fenomena yang masih aktual dan sesuai dengan masalah penelitian. Teknik dokumentasi berproses dan berawal dari menghimpun dokumen, memilih-milih dokumen sesuai dengan tujuan penelitian, mencatat dan menerangkan, menafsirkan dan menghubung-hubungkan dengan fenomena lain.


(50)

3.6 Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu suatu prosedur penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati. Sama halnya menurut Arif Furchan, Pendekatan kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari subyek itu sendiri.

3.7 Jadwal Penelitian

Tahap Penelitian

September Oktober November Desember Januari 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pengajuan

Judul Pengajuan Proposal Pengumpulan Data

Analisi Data

Bimbingan Skripsi Penyelesaian Skripsi


(51)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Gambaran Pasar Modal Syariah di Indonesia

Sejak secara resmi Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) meluncurkan prinsip Pasar Modal Syariah pada tanggal 14 dan 15 Maret 2003 dengan ditandatanganinya nota kesepahaman antara Bapepam dengan Dewan Syariah Nasional- Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), maka dalam perjalanannya perkembangan dan pertumbuhan transaksi Efek syariah di Pasar Modal Indonesia terus meningkat. Harus dipahami bahwa ditengah maraknya pertumbuhan kegiatan ekonomi syariah secara umum di Indonesia, perkembangan kegiatan investasi syariah di Pasar Modal Indonesia masih dianggap belum mengalami kemajuan yang cukup signifikan, meskipun kegiatan investasi syariah tersebut telah dimulai dan diperkenalkan sejak pertengahan tahun 1997 melalui instrumen Reksa Dana Syariah serta sejumlah fatwa DSN-MUI berkaitan dengan kegiatan investasi syariah di Pasar Modal Indonesia.

Dilihat dari kenyataannya, walaupun sebagian besar penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam namun perkembangan Pasar Modal yang berbasis syariah dapat dikatakan sangat tertinggal jauh terutama jika dibandingkan dengan


(52)

di dunia, karena telah menerapkan beberapa instrumen keuangan syariah untuk industri Pasar Modalnya. Kenyataan lain yang dihadapi oleh Pasar Modal Syariah kita hingga saat ini adalah minimnya jumlah pemodal yang melakukan investasi, terutama jika dibandingkan dengan jumlah pemodal yang ada pada sektor perbankan.

Dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia misalnya, Indonesia terlihat begitu tertinggal jauh dalam mengembangkan kegiatan investasi syariah di Pasar Modal. Malaysia pertama kali mengembangkan kegiatan Pasar Modal Syariah sejak awal tahun 1990 dan saat ini terus mengalami kemajuan yang cukup pesat. Sebagai contoh, data menunjukkan hingga akhir tahun 2004 total Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana Syariah mencapai 7,7% (tujuh koma tujuh perseratus) dari total NAB industri Reksa Dana di Malaysia, sedangkan Indonesia baru mencapai 0,51% (nol koma lima puluh satu per seratus) dari total NAB industri Reksa Dana. Untuk Obligasi Syariah, di Malaysia hingga akhir tahun 2004 mencapai kenaikan 31,69% dari total nilai obligasi yang tercatat di Pasar Modal Malaysia, sementara di Indonesia hingga akhir Desember 2004 baru mencapai Rp. 1.424 Triliun atau 1,72% dari total nilai emisi obligasi di Indonesia pada tahun yang sama yaitu sebesar Rp. 83.005,345 Triliun.

Pada sisi lain harus diakui bahwa masih terdapat beberapa permasalahan mendasar yang menjadi kendala berkembangnya Pasar Modal yang berprinsip syariah di Indonesia. Kendala-kendala dimaksud diantaranya adalah selain masih belum meratanya pemahaman atau pengetahuan masyarakat Indonesia tentang investasi di Pasar Modal yang berbasis syariah, juga belum ditunjangnya dengan


(53)

peraturan yang memadai tentang investasi syariah di Pasar Modal Indonesia serta adanya anggapan bahwa untuk melakukan investasi di Pasar Modal Syariah dibutuhkan biaya yang relatif lebih mahal apabila dibandingkan dengan investasi pada sektor keuangan lainnya.

Hal-hal lain yang dianggap bisa mempengaruhi perkembangan Pasar Modal Syariah diantaranya adalah : perkembangan jenis instrumen Pasar Modal Syariah yang dikuatkan dengan fatwa DSN-MUI, perkembangan transaksi sesuai syariah atas instrumen Pasar Modal Syariah; dan perkembangan kelembagaan yang memantau macam dan transaksi Pasar Modal Syariah (termasuk Bapepam Syariah, Lembaga Pemeringkat Efek Syariah dan Dewan Pengawas Islamic Market/Index).

Keberadaan Pasar Modal di Indonesia merupakan salah satu faktor terpenting dalam ikut membangung perekonomian nasional, terbukti telah banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi Pasar Modal ini sebagai media untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat posisi keuangannya. Secara faktual, Pasar Modal telah menjadi financial nerve centre (saraf finansial dunia) pada dunia ekonomi modern dewasa ini, bahkan perekonomian modern tidak akan mungkin bisa eksis tanpa adanya Pasar Modal yang tangguh dan berdaya saing global serta terorganisir dengan baik.

Bangkitnya ekonomi Islam di Indonesia dewasa ini menjadi fenomena yang menarik dan menggembirakan terutama bagi penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Praktek kegiatan ekonomi konvensional, khususnya


(54)

komponennya nampaknya masih menjadi hambatan psikologis bagi umat Islam untuk turut aktif dalam kegiatan investasi terutama di bidang Pasar Modal, sekalipun berlabel syariah.

Perbedaan mendasar antara Pasar Modal Konvensional dengan Pasar Modal Syariah dapat dilihat pada instrumen dan mekanisme transaksinya, sedangkan perbedaan nilai indeks saham syariah dengan nilai indeks saham konvensional terletak pada kriteria saham emiten yang harus memenuhi prinsip-prinsip dasar syariah. Secara umum konsep Pasar Modal Syariah dengan Pasar Modal Konvensional tidak jauh berbeda meskipun dalam konsep Pasar Modal Syariah disebutkan bahwa saham yang diperdagangkan harus berasal dari perusahaan yang bergerak dalam sektor yang memenuhi kriteria syariah dan terbebas dari unsur ribawi, serta transaksi saham dilakukan dengan menghindarkan berbagai praktik spekulasi.

Pasar Modal Syariah dikembangkan dalam rangka mengakomodir kebutuhan umat Islam di Indonesia yang ingin melakukan investasi di produk-produk Pasar Modal yang sesuai dengan prinsip dasar syariah. Dengan semakin beragamnya sarana dan produk investasi di Indonesia, diharapkan masyarakat akan memiliki alternatif berinvestasi yang dianggap sesuai dengan keinginannya, disamping investasi yang selama ini sudah dikenal dan berkembang di sektor perbankan.

Sebagaimana diketahui bahwa Indonesia adalah merupakan sebuah negara dengan penduduk yang mayoritas beragama Islam, oleh karena itu sektor industri Pasar Modal diharapkan bisa mengakomodir dan sekaligus melibatkan peran serta


(55)

warga muslim dimaksud secara langsung untuk ikut aktif menjadi pelaku utama pasar, tentunya adalah sebagai investor lokal di Pasar Modal Indonesia.

Sebagai upaya dalam merealisasikan hal tersebut, maka sudah sewajarnya disediakan dan dikembangkan produk-produk investasi di Pasar Modal Indonesia yang sesuai dengan prinsip dasar ajaran agama Islam. Hal tersebut di atas menjadi penting mengingat masih adanya anggapan di kalangan umat Islam sendiri bahwa berinvestasi di sektor Pasar Modal di satu sisi adalah merupakan sesuatu yang tidak diperbolehkan (diharamkan) berdasarkan ajaran Islam, sementara pada sisi yang lain bahwa Indonesia juga perlu memperhatikan serta menarik minat investor mancanegara untuk berinvestsi di Pasar Modal Indonesia. Terutama investor dari negara-negara Timur Tengah yang diyakini merupakan investor potensial.

Dalam ajaran Islam, bahwa kegiatan berinvestasi dapat dikategorikan sebagai kegiatan ekonomi yang sekaligus kegiatan tersebut termasuk kegiatan muamalah yaitu suatu kegiatan yang mengatur hubungan antar manusia. Sementara itu berdasarkan kaidah Fikih, bahwa hukum asal dari kegiatan muamalah itu adalah mubah (boleh) yaitu semua kegiatan dalam pola hubungan antar manusia adalah mubah (boleh) kecuali yang jelas ada larangannya (haram). Ini berarti ketika suatu kegiatan muamalah yang kegiatan tersebut baru muncul dan belum dikenal sebelumnya dalam ajaran Islam maka kegiatan tersebut dianggap dapat diterima kecuali terdapat implikasi dari Al Qur’an dan Hadist yang melarangnya secara implisit maupun eksplisit.


(56)

Dalam beberapa literatur Islam klasik memang tidak ditemukan adanya terminologi investasi maupun Pasar Modal, akan tetapi sebagai suatu kegiatan ekonomi, kegiatan tersebut dapat dikategorikan sebagai kegiatan jual beli (al Bay). Oleh karena itu untuk mengetahui apakah kegiatan investasi di Pasar Modal merupakan sesuatu yang dibolehkan atau tidak menurut ajaran Islam, kita perlu mengetahui hal-hal yang dilarang/ diharamkan oleh ajaran Islam dalam hubungan jual beli.

4.1.2 Perkembangan Pasar Modal Syariah di Indonesia

Berdasarkan website Bapepam-LK, Pasar Modal Syariah dimulai pertama kali dengan diluncurkannya Reksa Dana Syariah oleh PT. Danareksa Investment Management pada 3 Juli 1997. Selanjutnya, Bursa Efek Indonesia berkerjasama dengan PT. Danareksa Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menginvestasikan dananya secara syariah. JII sendiri terdiri dari 30 saham syariah yang likuiditasnya paling tinggi layaknya LQ45.

Walaupun Pasar Modal Syariah sudah dimulai pada tahun 1997, 18 April 2001, untuk pertama kali Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan fatwa yang berkaitan langsung dengan Pasar Modal, yaitu Fatwa Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah, yang terakhir disempurnakan dengan Fatwa Nomor


(57)

80/DSN-MUI/IV/2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah Dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Di Pasar Reguler Bursa Efek.

Selanjutnya, instrumen investasi syariah di Pasar Modal terus bertambah dengan kehadiran Obligasi Syariah PT. Indosat Tbk pada awal September 2002. Instrumen ini merupakan Obligasi Syariah pertama dan akad yang digunakan adalah akad mudharabah. Jika pada awal diterbitkannya beristilah Obligasi Syariah, sekarang lebih dikenal dengan istilah Sukuk.

Dari sisi kelembagaan Bapepam-LK, perkembangan Pasar Modal Syariah ditandai dengan pembentukan Tim Pengembangan Pasar Modal Syariah pada tahun 2003. Selanjutnya, pada tahun 2004 pengembangan Pasar Modal Syariah masuk dalam struktur organisasi Bapepam dan LK. Pada tanggal 23 Nopember 2006, Bapepam-LK menerbitkan paket Peraturan Bapepam dan LK terkait Pasar Modal Syariah.

Paket peraturan tersebut yaitu Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A13 tentang Penerbitan Efek Syariah dan Nomor IX.A.14 tentang Akad-Akad Yang Digunakan Dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal. Selanjutnya, pada tanggal 31 Agustus 2007 Bapepam-LK menerbitkan Peraturan Bapepam dan LK Nomor II.K.1 tentang Kriteria Dan Penerbitan Daftar Efek Syariah Dan Diikuti dengan peluncuran Daftar Efek Syariah pertama kali oleh Bapepam dan LK pada tanggal 12 September 2007. Peraturan ini kemudian disempurnakan lagi pada 30 Juni 2009 dengan Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan


(58)

Daftar Efek Syariah–yang dikenal dengan istilah ISSI (jika diperbandingkan layaknya IHSG)–ini berkembang dari hanya 174 perusahaan pada awal diluncurkan menjadi 250 perusahaan pada November 2011 (di-update tiap semester mengenai kesesuaiannya dengan kriteria Efek Syariah).

Selanjutnya terdapat juga UU Nomor 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada tanggal 7 Mei 2008. Undang-undang ini diperlukan sebagai landasan hukum untuk penerbitan Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara. Pada tanggal 26 Agustus 2008 untuk pertama kalinya Pemerintah Indonesia menerbitkan SBSN seri IFR0001 dan IFR0002.

Sesuatu yang menarik dari Pasar Modal Syariah ini adalah tidak adanya undang-undang tersendiri yang memisahkannya dari Pasar Modal keseluruhan, sangat berbeda dengan perbankan yang memisahkan Perbankan Konvensional dengan Perbankan Syariah. Pertumbuhannya pun menarik jika lagi-lagi dibandingkan dengan Perbankan Syariah. Efek Syariah sudah mencapai sekitar 50% dari seluruh efek yang ada dalam Pasar Modal, sedangkan Perbankan Syariah kontribusinya terhadap perbankan Indonesia secara keseluruhan hanya sekitar 4% (Majalah Investor).

Hal menarik lainnya adalah dari segi perusahaan. Ada keuntungan lebih yang didapatkan oleh perusahaan-perusahaan yang masuk dalam Daftar Efek Syariah tersebut, yaitu kepercayaan serta keamanan. Terutama bagi masyarakat yang masih cenderung khawatir bertransaksi yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Efek Syariah ini pun belum 100% bersih pada dasarnya karena


(59)

dalam screening Saham Syariah kriteria rasio keuangan masih memperbolehkan total hutang berbasis bunga dibanding total ekuitas tidak boleh lebih dari 82% dan kontribusi total pendapatan non halal tidak boleh lebih dari 10%. Namun, peraturan ini masih dimungkinkan berubah, disesuaikan dengan keadaan dan kesiapan di Indonesia sendiri. Jika dipaksakan harus 100% bersih, sektor finansial berbasis syariah tidak akan berkembang padahal Indonesia notabene adalah negara dengan mayoritas muslim terbesar.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Nilai Aktiva Bersih (NAB)

Konsep Nilai Aktiva Bersih (NAB) adalah nilai aktiva Reksa Dana setelah dikurangi nilai kewajiban Reksa Dana tersebut. (Rahardjo, 2004) NAB merupakan total nilai investasi dan kas yang dipegang (uninvested) dikurangi dengan biaya-biaya hutang dari kegiatan operasional yang harus dibayarkan. Besarnya NAB bisa berfluktuasi setiap hari, tergantung pada perubahan nilai efek dari portofolio. Meningkatnya NAB mengindikasikan naiknya nilai investasi pemegang saham atau Unit Penyertaan. Begitu juga sebaliknya, menurunnya NAB berarti berkurangnya nilai investasi pemegang Unit Penyertaan atau Saham. (Firdaus dkk, 2005). Bagi investor, NAB/unit memiliki beberapa fungsi, antara lain (Pratomo, 2007) :


(60)

2. Sebagai indikator hasil (untung/rugi) investasi yang dilakukan di Reksa Dana dan penentu nilai investasi yang kita miliki pada suatu saat.

3. Sebagai sarana untuk mengetahui kinerja historis Reksa Dana yang dimiliki

investor.

4. Sebagai sarana untuk membandingkan kinerja historis Reksa Dana yang satu

dengan Reksa Dana yang lain.

NAB/unit dihitung oleh Bank Kustodian dan diumumkan kepada publik setiap hari kerja melalui harian bisnis. Bank Kustodian menghitung pertumbuhan NAB berdasar nilai pasar wajar dari portofolio yang ada. Dengan demikian NAB/unit menunjukkan seberapa besar aset yang mendukung NAB/unit Reksa Dana (Cahyono, 2001).

Tabel 4.1 Kinerja Reksa Dana

Periode Jumlah

Reksa Dana Pemegang Saham/ U.P NAB (Rp juta) Jumlah Saham/Unit yang beredar 2005 328 254.660 29.405.732,20 21.262.143.379,98 2006 403 202.991 51.620.077.40 36.140.102.795,60 2007 473 325.224 92.190.634,60 53.589.967.474,74 2008 567 352.429 74.013.924,05 60.976.090.771,23 2009 610 357.192 116.571.255,07 69.985.514.476,46 2010 558 353.704 153.479.070,83 82.079.766.049,10 2011 646 476.940 193.717.107,15 98.982.075.940,40 2012 Januari 652 473.975 168.603.541,51 98.831.811.423,84 Februari 689 475.242 194.343.983,33 101.706.384.342,19 Maret 698 475.023 197.009.622,02 101.371.769.938,36 April 661 476.664 196.994.545,71 104.107.661.813,59 Mei 672 496.561 191.362.142,70 104.783.941.058,64 Juni 685 502.518 179.487.123,66 105.271.633.920,45 Juli 674 490.199 179.322.144,41 106.222.728.035,59 Agustus 688 601.212 175.001.583,49 107.109.311.360,20 September 689 510.772 177.049.787,32 174.381.269390,11 Oktober 695 - 178.161.013,20 105.870.937.635,12 Sumber : Bapepam LK


(61)

Tabel 4.2 Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana per Jenis Rp Milyar

JENIS REKSA DANA

PERIODE

2008 2009 2010 2011

Saham 19.623,86 36.507,70 45.628,29 61.184,14 Pasar Uang 2.301,84 5.219,71 7.721,83 9.833,90 Mixed 9.485,04 13.655,32 18.167,46 20.876,36 Fixed Income 10.527,21 17.328,64 26.648,18 28.930,22 Terproteksi 29.460,11 34.738,87 42.064,61 41.834,59

Indeks 6.16 209,19 261,06 239,98

ETP-Saham 43,70 45,13 26,49 34,53

ETP-Fixed Income 688,93 629,33 386,91 531,40 Syariah-Saham 752,86 1.803,86 1.650,28 930,98 Syariah-Mixed 638,33 980,44 919,22 1.660,02 Syariah-Fixed

Income

264,68 245,28 540,45 606,73

Syariah-Terproteksi

26,37 641,88 689,72 569,14

Syariah-Indeks 94,82 0,00 0,00 0,00

RDPT-Saham 0,00 0,00 1.072,23 1.038,42

RDPT-Mixed 0,00 1.800,44 6.852,50 16.113,14 RDPT-Fixed

Income

100.02 2.684,47 849,85 9.333,56 Sumber : Bapepam LK


(62)

JENIS REKSA DANA

PERIODE 2012

Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agt Sept Okt

Saham 58.039,06 59.345,12 58.458,18 58.641,29 58.227,72 62.147,13 63.360,23 59.820,58 62.566,19 62.441,04 Pasar Uang 10.194,16 11.065,25 11.918,00 12.672,95 12.025,00 11.152,14 12.230,23 12.954,83 11.714,17 12.256,16 Mixed 20.694,81 21.428,18 21.326,20 21.965,46 21.010,59 21.314,03 21.700,31 20.580,29 21.240,90 20.888,83 Fixed Income 31.690,42 33.441,38 33.316.21 33.617,04 31.401,77 31.672,00 32.973,99 32.792,50 32.315,33 32.495,89 Terproteksi 42.157,97 41.442,12 40.640,09 41.314,53 41.499,21 42.057,72 42.181,14 42.172,80 41.797,10 41.812,61 Indeks 244,18 253,53 285,60 329,32 303,53 309,31 317,35 299,49 336,49 438,83 ETP-Saham 33,56 60,07 53,24 47,77 47,46 64,77 79,10 68,37 72,14 75,14 ETP-Fixed

Income

561,82 604,22 597,96 1.128,38 1.102,08 1.127,65 1.124,59 1.097,44 1.149,19 1.179,13

Syariah-Saham 919,78 971,42 1.018,37 1.143,03 1.099,06 1.168,22 1.168,84 1.963,93 2.122,53 2.173,40 Syariah-Mixed 1.710,30 1.826,47 1.791,98 1.879,84 1.802,45 1.894,53 2.103,93 1.499,74 1.719,28 1.971,27 Syariah-Fixed

Income

683,57 692,47 690,04 725,62 737,87 655,80 667,66 712,81 726,24 718,99

Syariah-Terprotek0si

545,55 538,93 479,89 475,41 188,01 182,12 182,70 180,35 179,24 176,07

Syariah-Indeks 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

RDPT-Saham 167,81 166,56 1.062,57 167,71 167,31 1.107,08 167,49 167,71 1.131,35 169,03 RDPT-Mixed 823,08 13.522,13 16.133,47 13.899,44 13.234,36 4.323,83 788,84 690,74 3.152,03 1.088,89 RDPT-Fixed

Income


(63)

Tabel 4.3 Jumlah dan Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana Syariah dan Total Reksa Dana Tahun Perbandingan Jumlah Reksa Dana Perbandingan NAB (Rp Miliar)

Reksa Dana Syariah Reksa Dana Total Prosentase Reksa Dana Syariah Reksa Dana Total Prosentase

2002 131 0,00% 46.613,83 0,00%

2003 4 186 2,15% 66,94 69.447,00 0,10%

2004 11 246 4,47% 592,75 104.037,00 0,57%

2005 17 328 5,18% 559,10 29.405,73 1,90%

2006 23 403 5,71% 723,40 51.620,08 1,40%

2007 26 473 5,50% 2.203,09 92.190,63 2,39%

2008 36 567 6,35% 1.814,80 74.065,81 2,45%

2009 46 610 7,54% 4.629,22 112.983,35 4,10%

2010 48 612 7,84% 5.225,78 149.087,37 3,51%

2011 50 646 7,74% 5.564,79 168.236,89 3,31%

2012 Jan 50 652 7,67% 5.666,23 168.568,77 3,36%

Feb 50 689 7,26% 5.337,92 194.385,33 2,75%

Mar 50 698 7,16% 5.295,88 193.135,37 2,74%

Apr 50 662 7,55% 5.563,10 175.327,10 3,17%

Mei 50 672 7,44% 5.050,63 170.262,16 2,97%

Juni 52 685 7,59% 5.123,43 175.492,51 2,92%

Juli 50 685 7,30% 5.776,83 179.330,00 3,22%

Agst 51 689 7,40% 6.015,24 170.848,83 3,52%

Sept 51 690 7,39% 6.468,28 172.730,96 3,74%

Okt 51 696 7,33% 6.751,16 178.161,01 3,79%


(1)

Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal, maupun antara Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal dengan pengguna investasi.

7. Mudharabah/qirad adalah suatu akad atau sistem di mana seseorang memberikan hartanya kepada orang lain untuk dikelola dengan ketentuan bahwa keuntungan yang diperoleh (dari hasil pengelolaan tersebut) dibagi antara kedua pihak, sesuai dengan syarat-syarat yang disepakati oleh kedua belah pihak, sedangkan kerugian ditanggung oleh shahib al-mal sepanjang tidak ada kelalaian dari mudharib.

8. Prospektus adalah setiap informasi tertulis sehubungan dengan Penawaran Umum dengan tujuan agar pihak lain membeli Efek.

9. Bank Kustodian adalah pihak yang kegiatan usahanya adalah memberikan jasa penitipan Efek dan harta lain yang berkaitan dengan Efek serta jasa lain, termasuk menerima deviden, dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi Efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.

BAB II

MEKANISME KEGIATAN REKSA DANA SYARI'AH Pasal 2

1. Mekanisme operasional dalam Reksa Dana Syari'ah terdiri atas:

a. antara pemodal dengan Manajer Investasi dilakukan dengan sistem wakalah, dan

b. antara Manajer Investasi dan pengguna investasi dilakukan dengan sistem mudharabah.

2. Karakteristik sistem mudarabah adalah:

a. Pembagian keuntungan antara pemodal (sahib al-mal) yang diwakili oleh Manajer Investasi dan pengguna investasi berdasarkan pada proporsi yang telah disepakati kedua belah pihak melalui Manajer Investasi sebagai wakil dan tidak ada jaminan atas hasil investasi tertentu kepada pemodal.

b. Pemodal hanya menanggung resiko sebesar dana yang telah diberikan.

c. Manajer Investasi sebagai wakil tidak menanggung resiko kerugian atas investasi yang dilakukannya sepanjang bukan karena kelalaiannya (gross negligence/tafrith).


(2)

BAB III

HUBUNGAN, HAK, DAN KEWAJIBAN Pasal 3

Hubungan dan Hak Pemodal

1. Akad antara Pemodal dengan Manajer Investasi dilakukan secara wakalah. 2. Dengan akad wakalah sebagaimana dimaksud ayat 1, pemodal memberikan

mandat kepada Manajer Investasi untuk melaksanakan investasi bagi kepentingan Pemodal, sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Prospektus.

3. Para pemodal secara kolektif mempunyai hak atas hasil investasi dalam Reksa Dana Syari'ah.

4. Pemodal menanggung risiko yang berkaitan dalam Reksa Dana Syari'ah. 5. Pemodal berhak untuk sewaktu-waktu menambah atau menarik kembali

penyertaannya dalam Reksa Dana Syari'ah melalui Manajer Investasi. 6. Pemodal berhak atas bagi hasil investasi sampai saat ditariknya kembali

penyertaan tersebut.

7. Pemodal yang telah memberikan dananya akan mendapatkan jaminan bahwa seluruh dananya akan disimpan, dijaga, dan diawasi oleh Bank Kustodian.

8. Pemodal akan mendapatkan bukti kepemilikan yang berupa Unit Penyertaan Reksa Dana Syariah.

Pasal 4

Hak dan Kewajiban Manajer Investasi dan Bank Kustodian

1. Manajer Investasi berkewajiban untuk melaksanakan investasi bagi kepentingan Pemodal, sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Prospektus.

2. Bank Kustodian berkewajiban menyimpan, menjaga, dan mengawasi dana Pemodal dan menghitung Nilai Aktiva Bersih per-Unit Penyertaan dalam Reksa Dana Syari’ah untuk setiap hari bursa.

3. Atas pemberian jasa dalam pengelolaan investasi dan penyimpanan dana kolektif tersebut, Manajer Investasi dan Bank Kustodian berhak memperoleh imbal jasa yang dihitung atas persentase tertentu dari Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syari'ah.

4. Dalam hal Manajer Investasi dan/atau Bank Kustodian tidak melaksanakan amanat dari Pemodal sesuai dengan mandat yang diberikan atau Manajer Investasi dan/atau Bank Kustodian dianggap lalai (gross negligence/tafrith), maka Manajer Investasi dan/atau Bank Kustodian bertanggung jawab atas risiko yang ditimbulkannya.


(3)

Pasal 5

Tugas dan Kewajiban Manajer Investasi

Manajer Investasi berkewajiban untuk:

a. Mengelola portofolio investasi sesuai dengan kebijakan investasi yang tercantum dalam kontrak dan Prospektus;

b. Menyusun tata cara dan memastikan bahwa semua dana para calon pemegang Unit Penyertaan disampaikan kepada Bank Kustodian selambat-lambatnya pada akhir hari kerja berikutnya;

c. Melakukan pengembalian dana Unit Penyertaan; dan

d. Memelihara semua catatan penting yang berkaitan dengan laporan keuangan dan pengelolaan Reksa Dana sebagaimana ditetapkan oleh instansi yang berwenang.

Pasal 6

Tugas dan Kewajiban Bank Kustodian

Bank Kustodian berkewajiban untuk:

a. Memberikan pelayanan Penitipan Kolektif sehubungan dengan kekayaan Reksa Dana;

b. Menghitung nilai aktiva bersih dari Unit Penyertaan setiap hari bursa; c. Membayar biaya-biaya yang berkaitan dengan Reksa Dana atas perintah

Manajer Investasi;

d. Menyimpan catatan secara terpisah yang menunjukkan semua perubahan dalam jumlah Unit Penyertaan, jumlah Unit Penyertaan, serta nama, kewarganegaraan, alamat, dan indentitas lainnya dari para pemodal;

e. Mengurus penerbitan dan penebusan dari Unit Penyertaan sesuai dengan kontrak;

f. Memastikan bahwa Unit Penyertaan diterbitkan hanya atas penerimaan dana dari calon pemodal.


(4)

BAB IV

PEMILIHAN DAN PELAKSANAAN INVESTASI Pasal 7

Jenis dan Instrumen Investasi

1. Investasi hanya dapat dilakukan pada instrumen keuangan yang sesuai dengan Syari'ah Islam.

2. Instrumen keuangan yang dimaksud ayat 1 meliputi:

a. Instrumen saham yang sudah melalui penawaran umum dan pembagian dividen didasarkan pada tingkat laba usaha;

b. Penempatan dalam deposito pada Bank Umum Syariah;

c. Surat hutang jangka panjang yang sesuai dengan prinsip Syari’ah;

Pasal 8 Jenis Usaha Emiten

1. Investasi hanya dapat dilakukan pada efek-efek yang diterbitkan oleh pihak (Emiten) yang jenis kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan Syari'ah Islam.

2. Jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan Syari'ah Islam, antara lain, adalah:

a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang;

b. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi konvensional;

c. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan makanan dan minuman yang haram;

d. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan/atau menyediakan barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.

Pasal 9

Jenis Transaksi yang Dilarang

1. Pemilihan dan pelaksanaan transaksi investasi harus dilaksanakan menurut prinsip kehati-hatian (prudential management/ihtiyath), serta tidak diperbolehkan melakukan spekulasi yang di dalamnya mengandung unsur gharar .

2. Tindakan yang dimaksud ayat 1 meliputi:


(5)

b. Bai al-Ma’dum yaitu melakukan penjualan atas barang yang belum dimiliki (short selling);

c. Insider trading yaitu menyebarluaskan informasi yang menyesatkan atau memakai informasi orang dalam untuk memperoleh keuntungan transaksi yang dilarang;

d. Melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi tingkat (nisbah) hutangnya lebih dominan dari modalnya.

Pasal 10

Kondisi Emiten yang Tidak Layak

Suatu Emiten tidak layak diinvestasikan oleh Reksa Dana Syariah:

a. apabila struktur hutang terhadap modal sangat bergantung kepada pembiayaan dari hutang yang pada intinya merupakan pembiayaan yang mengandung unsur riba;

b. apabila suatu emiten memiliki nisbah hutang terhadap modal lebih dari 82% (hutang 45%, modal 55 %);

c. apabila manajemen suatu perusahaan diketahui telah bertindak melanggar prinsip usaha yang Islami.

BAB V

PENENTUAN DAN PEMBAGIAN HASIL INVESTASI Pasal 11

1. Hasil investasi yang diterima dalam harta bersama milik pemodal dalam Reksa Dana Syari'ah akan dibagikan secara proporsional kepada para pemodal.

2. Hasil investasi yang dibagikan harus bersih dari unsur non-halal, sehingga Manajer Investasi harus melakukan pemisahan bagian pendapatan yang mengandung unsur non-halal dari pendapatan yang diyakini halal (tafriq al-halal min al-haram).

3. Penghasilan investasi yang dapat diterima oleh Reksa Dana Syari'ah adalah: a. Dari saham dapat berupa:

Dividen yang merupakan bagi hasil atas keuntungan yang dibagikan dari laba yang dihasilkan emiten, baik dibayarkan dalam bentuk tunai maupun dalam bentuk saham.

Rights yang merupakan hak untuk memesan efek lebih dahulu yang diberikan oleh emiten.

Capital gain yang merupakan keuntungan yang diperoleh dari jual-beli saham di pasar modal.


(6)

b. Dari Obligasi yang sesuai dengan syari’ah dapat berupa:

• Bagi hasil yang diterima secara periodik dari laba emiten.

c. Dari Surat Berharga Pasar Uang yang sesuai dengan syari’ah dapat berupa:

• Bagi hasil yang diterima dari issuer. d. Dari Deposito dapat berupa:

• Bagi hasil yang diterima dari bank-bank Syari'ah. 4. Perhitungan hasil investasi yang dapat diterima oleh Reksa Dana Syari'ah

dan hasil investasi yang harus dipisahkan dilakukan oleh Bank Kustodian dan setidak-tidaknya setiap tiga bulan dilaporkan kepada Manajer Investasi untuk kemudian disampaikan kepada para pemodal dan Dewan Syari'ah Nasional.

5. Hasil investasi yang harus dipisahkan yang berasal dari non halal akan digunakan untuk kemaslahatan umat yang penggunaannya akan ditentukan kemudian oleh Dewan Syari'ah Nasional serta dilaporkan secara transparan.

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP Pasal 12

1. Hal-hal yang belum diatur dalam Pedoman Pelaksanaan ini akan diatur kemudian oleh Dewan Syari'ah Nasional.

2. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

3. Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan

Ditetapkan di : Jakarta Tanggal : 24 Muharram 1422 H / 18 April 2001 M