PUBLIKASI KARYA ILMIAH HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DAN POLA KONSUMSI SUSU FORMULA DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK BALITA DI DESA MRANGGEN SUKOHARJO.
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DAN POLA KONSUMSI SUSU FORMULA
DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK BALITA
DI DESA MRANGGEN SUKOHARJO
Naskah Publikasi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Ijazah S1 Ilmu Gizi
Di susun Oleh :
DINA PERMATASARI
J 310 110 048
PROGRAM STUDI ILMU GIZI JENJANG S1
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
i
s!*
rdai
d*rilr
o eh
Emb nb
Fon!3 denosi
4 shpi
a1..{4
P
(ead (
es cis, Fda
HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DAN POLA KONSUMSI SUSU FORMULA
DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK BALITA
DI DESA MRANGGEN SUKOHARJO
Dina Permatasari (J 310 110 048)
Pembimbing : Endang Nur W., SST., M.Si Med
Toto Suharto, SKM., M.Kes
Program Studi Ilmu Gizi Jenjang S1 Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta 57162
Email :[email protected]
ABSTRACT
RELATIONSHIP BETWEEN AGE OF WEANING AND FORMULA CONSUMPTION
PATTERNS AND DENTAL CARIES AMONG CHILDREN IN MRANGGEN VILLAGE
SUKOHARJO.
Dental caries cavities are the most common tooth decays in children. Dental
caries are caused due to loss of minerals from email , dentin , and cementum. Dental
caries can be caused by several factors, such as early feeding and consumption
patterns of infant formula, due to fermentation of carbohydrates. This study aimed to
assess the relationship between age of weaning and formula consumption patterns and
dental caries in children in the village of Sukoharjo Mranggen. This research was an
observational with cross sectional design. Subjeets were toddlers aged 24-59 months
of Mranggen, Sukoharjo. Sampling technique used simple random sampling technique
Statistical tests used Chi - Square test. The study showed most children had dental
caries (59,6%), Most children were weaned at the right age (88,5%). Most children
consumed formula in a big amount (51,9%). There was 61,5% children consumed
formuloa rarely. Most children consumptions of formula were as morning, noon and
night (57,7%). Most children consumed formula in short diration (86,5%).No
relationship between weaning age and dental caries in under five children under five in
the village of Mranggen,Sukoharjo.No relationship between Formula Consumption
pattern and dental caries in under five children in the village of Mranggen, Sukoharjo
Karies gigi atau gigi berlubang adalah kerusakan gigi yang paling sering terjadi
pada anak balita. Karies gigi disebabkan karena terjadi hilangnya mineral dari email,
dentin, dan sementum. Terjadinya karies gi dapat disebabkan oleh beberapa faktor
salah satunya pemberian susu formula yang dilakukan secara dini dan pola konsumsi
susu formula, karena adanya fermentasi karbohidrat. Penelitian ini bertujuan untuk
Mengetahui hubungan usia penyapihan dan pola konsumsi susu formula dengan
kejadian karies gigi pada anak balita di Desa Mranggen Sukoharjo. Jenis Penelitian
yang ini adalah observasional dengan rancangan crossectional. Sampel dalam
penelitian adalah anak balita usia 24-59 bulan di Desa Mranggen,Sukoharjo.
Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling dan
1
menggunakan uji hubungan Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar
anak balita mengalami karies gigi (59,6%), sebagian besar usia penyapihan pada anak
balita baik ( 88,5%), sebagian besar anak balita mengkonsumsi susu formula dalam
jumlah banyak (51,9%), ada 61,5% anak balita mengkonsumsi susu formula dengan
frekuensi jarang, sebagian besar anak balita mengkonsumsi susu formula pada pagi,
siang, dan malam sabanyak (57,7%), sebagian besar anak balita mengkonsumsi susu
formula dengan durasi tidak lama sebanyak (86,5%). Tidak ada hubungan usia
penyapihan dengan kejadian karies gigi pada anak balita di Desa Mranggen
Sukoharjo. Tidak ada hubungan Pola Konsumsi Susu Formula dengan kejadian karies
gigi pada anak balita di Desa Mranggen Sukoharjo.
A. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Karies gigi atau gigi berlubang
membawahi 12 puskesmas pada tahun
adalah kerusakan gigi yang paling
2013 di Puskesmas Polokarto cakupan
sering terjadi pada anak balita. Karies
ASI Eksklusif sebesar 62,9%. Paparan
gigi
terjadi
nilai cakupan pemberian ASI Eksklusif,
hilangnya mineral dari email, dentin,
khususnya di Kecamatan Polokarto
dan
disebabkan
karena
sementum.
Menurut
Kuntari
Kabupaten Sukoharjo belum mencapai
utama
yang
dari target nasional yaitu sebesar 80%,
menyebabkan terjadinya karies gigi
sedangkan angka prevalensi karies gigi
yaitu fermentasi karbohidrat misalnya
pada balita 1-4 tahun adalah sebanyak
susu
permen,
306 kasus. Prevalensi kejadian karies
kurangnya memperhatikan kesehatan
gigi terbesar berada di Puskesmas
gigi
Polokarto yang mencapai 87 kasus
(2008),
faktor
formula,
dan
coklat,
mulut
dengan
baik
dan
kurangnya menggosok gigi.
yaitu
Masalah gigi berlubang atau
sebesar
28,4%
(Dinkes
Kabupaten Sukoharjo, 2013).
caries dialami sekitar 85% anak usia di
Tingginya angka kejadian karies
bawah lima tahun di Indonesia (Evi,
gigi pada balita dapat dipengaruhi
2009). Berdasarkan Hasil Riskesdas
beberapa faktor, antara lain adalah usia
2013
prevalensi
penyapihan dan pola konsumsi susu
nasional masalah gigi dan mulut adalah
formula. Menyapih merupakan proses
25,9 persen, sebanyak 14 provinsi
penghentian pemberian ASI kepada
mempunyai prevalensi masalah gigi
anak balita, biasanya sebagian anak
dan
nasional.
balita
mulai
Dinas
ketika
menginjak
diketahui
mulut
Berdasarkan
bahwa
diatas
data
angka
dari
Kesehatan Kabupaten Sukoharjo yang
menunjukan
umur
kesiapan
2
tahun,
semakin awal balita diberikan susu
2
formula dari botol, dua kali lebih besar
atau cairan manis di dalam botol yang
terkena kerusakan gigi dan karies gigi
terlalu
(Viggiano D et.al, 2011).
Sedangkan
permukaan gigi serta makan manis
Susu formula adalah susu pengganti
lainnya dapat menyebabkan terjadinya
ASI yang dikonsumsi pada anak balita
karies gigi pada anak (Purnamastuti,
apabila ibu tidak bisa memberikan ASI
2006)
lama
menempel
pada
secara rutin. Pemberian susu formula
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian
observasional
penelitian
dengan
ini
Pola Konsumsi Susu Formula
rancangan
menggunakan
pada anak balita diperoleh dengan
cross
menggunakan FFQ Semi Kuantitatif,
sectional. Populasi dalam penelitian ini
kemudian data dimasukkan ke dalam
yaitu seluruh anak balita dan Ibu balita
master table dengan menggunakan
di Desa Mranggen Polokarto Sukoharjo
program
aplikasi
yang berjumlah 733 balita. Sampel
sehingga
didapatkan
dalam penelitian adalah anak balita
konsumsi susu formula dalam sehari.
usia 24-59 bulan di Desa Mranggen
Pola konsumsi susu formula pada anak
Sukoharjo, sedangkan yang menjadi
balita
responden adalah ibu anak balita.
Recommended
Dietry
Allowence
Pengambilan sampel dilakukan secara
(RDA).
yang
didapatkan
simple random sampling.
kemudian
Usia Penyapihan pada anak
Microsoft
angka
dibandingkan
sedikit
Hasil
di
pada
jumlah
dengan
kategorikan
usia
Excel
1-3
tabel
menjadi
tahun
jika
balita diperioleh dengan menggunakan
konsumsi susu formula ≤500 ml/hari
identitas anak balita. Hasil jawaban
dan untuk usia 4-5 tahun jika konsumsi
responden selanjutnya dikategorikan
susu
menjadi 2 yaitu usia penyapihan baik
dikatakan banyak pada usia 4-5 tahun
dan usia penyapihan tidak baik. Usia
jika
Penyapihan baik jika usia penyapihan
ml/hari dan untuk usia 4-5 tahun jika
pada anak balita ≥ 12 bulan dan usia
konsumsi susu formula 500
jika
usia
Setiap
balita
0,05,
penyapihan
Hasil
sehingga
dengan
penelitian
ini
dapat
berbeda
konsumsi
di
Desa
makanan
kariogenik pada anak balita tergolong
dengan hasil penelitan Chan, SCL
tinggi,
(2002), yang menyatakan bahwa ada
karies
hubungan usia penyapihan dengan
kebiasaan
karies gigi, rata-rata usia penyapihan
kariogenik.
sehingga dapat
yang
diperkirakan
terjadi
diakibatkan
konsumsi
makanan
2. Hubungan Pola Konsumsi Susu Formula dengan Kejadian Karies Gigi.
Uji hubungan jumlah pemberian
gigi pada anak balita di Mranggen
susu formula dengan kejadian karies
Sukoharjo dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 10.
Analisis Hubungan Pola Konsumsi Susu Formula dengan Kejadian Karies Gigi Pada
Anak Balita di Desa Mranggen Sukoharjo
Pola Konsumsi Susu
Formula
Sedikit
Banyak
Berdasarkan
n
13
18
Tidak Karies
n
%
12
48
9
33,3
Total
N
25
27
%
100
100
OR
0,542
10
pemberian jumlah susu formula dengan
memperlihatkan bahwa pola konsumsi
jumlah banyak yang mengalami karies
susu formula dalam jumlah pemberian
gigi sebanyak 18 anak balita dengan
susu
presentase
formula,
tabel
Karies
%
52
66,7
sebagian
besar
11
66,7%
dibandingakan
pemberian jumlah susu formula dengan
mempengaruhi
jumlah sedikit yang mengalami karies
pemeliharaan gigi pada anak balita.
gigi sebanyak 13 anak balita dengan
Pengetahuan ibu sangat penting dalam
presentase 52% .
mendasari terbentuknya perilaku yang
Berdasarkan uji statistik dengan
menggunakan
uji
perilaku
ibu
dalam
mendukung kebersihan gigi anak.
Chi-Square
Berdasarkan
hasil
penelitian
didapatkan bahwa nilai p=0,427 yaitu
yang dilakukan didapatkan anak balita
p>0,05, sehingga dapat disimpulkan
di Desa Mranggen sebagian besar
tidak
pola
mengkonsumsi susu formula dengan
dengan
menggunakan botol susu dan sebagian
ada
konsumsi
hubungan
susu
antara
formula
kejadian karies gigi.
besar anak balita yang mengkonsumsi
Tidak adanya hubungan pola
konsumsi
dengan
botol hingga tertidur sebanyak 36 anak
dimungkinkan
balita dan yang mengalami terjadinya
karena pengetahuan ibu tentang karies
karies gigi sebanyak 21 anak balita
gigi
atau dengan presentase 58,3%.
kejadian
susu
karies
kurang,
formula
susu formula dengan menggunakan
gigi
sehingga
orang
tua
tidakpaham terhadap penyebab utama
Menurut hasil penelitian Heriandi
terjadinya karies gigi.
dan
Menurut hasil analisis penelitian
didapatkan
bahwa
faktor
menyebabkan karies gigi
di
Sjahruddin
(1999),
yang
menyatakan bahwa pada susu formula
yang
terdapat sejumlah Karbohidrat yang
Desa
dimakan dalam jumlah sedikit demi
Mranggen yaitu pengetahuan ibu yang
sedikit
kurang tentang karies gigi pada anak
mempunyai potensi kariogenitas yang
balita. Hal ini sesuai dengan hasil
lebih
penelitan Yuniati (2015) menyatakan
sekaligus.
tetapi
besar
berulang-ulang
daripada
dimakan
bahwa faktor pengetahuan ibu dapat
D. Kesimpulan
2. Frekuensi
1. Rata-rata usia penyapihan yang
mengkonsumsi
formula pada anak balita di Desa
telah dilakukan oleh ibu balita di
Mranggen,
Desa
mengkonsumsi
Polokarto
Mranggen
Kabupaten
susu
Kecamatan
sebagian
susu
besar
formula
dengan frekuensi jarang atau ≤3
Sukoharjo
berusia 20 bulan.
kali dalam sehari, sebesar 61,5%.
12
3. Pola konsumsi susu formula pada
dan menjaga kesehatan gigi anak
anak balita di Desa Mranggen,
dengan mengawasi makanan anak
sebagian besar jumlah pemberian
yang dapat menyebabkan karies
susu formula pada anak balita
gigi, tidak memberikan makanan
dalam sehari dalam jumlah yang
yang mengandung sukrosa karena
banyak, sebesar 51,9%
dapat menyebabkan karies gigi,
4. Waktu
pada
pemberian
anak
susu
balita
di
dan perilaku orang tua dalam
formula
pemeliharaan
Desa
kesehatan
gigi
Mranggen, sebagian besar anak
misalnya menggosok gigi sehari 2
balita mengkonsumsi susu formula
kali, memeriksakan gigi anak atau
pada pagi, siang, dan malam hari ,
mengunjungi dokter gigi tiap 6
sebesar 57,7%.
bulan.
2. Bagi Puskesmas.
5. Durasi pemberian susu formula
pada
anak
balita
di
Diharapkan hasil penelitian ini
Desa
Mranggen, sebagian besar anak
dapat
mempertahankan
balita mengkonsumsi susu formula
petugas
dalam waktu yang tidak lama atau ≤
penyuluhan tentang pola konsumsi
15 menit, sebesar 86,5%
susu formula yang benar atau
kesehatan
peran
khususnya
6. Prevalensi kejadian karies gigi pada
tepat untuk mengurangi jumlah
anak balita di Desa Mranggen
anak balita yang terkena karies
Kecamatan
gigi.
Polokarto,
sebesar
59,6%.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya.
7. Tidak ada hubungan antara usia
Hasil
penyapihan dengan kejadian karies
Penelitian
ini
dapat
gigi pada anak balita di Desa
dijadikan sebagai referensi untuk
Mranggen Kecamatan Polokarto.
mengembangkan penelitian lainna
8. Tidak ada hubungan antara pola
terutama dalam upaya mencegah
konsumsi
susu formula
kejadian
karies
gigi
di
dengan
terjadinya karies gigi pada anak
Desa
balita, selain itu perlu dilakukan
Mranggen Kecamatan Polokarto.
penelitian
E. Saran
lanjutan
dengan
memperluas variebel yang dapat
1. Bagi Orang Tua.
Diharapkan
mempengaruhi kejadian karies gigi
orang
tua
pada anak balita.
.
khususnya ibu tetap meningkatkan
13
4. DAFTAR PUSTAKA
Gigi Pada Anak Usia 4 – 6
Tahun
di
Kotamadya
Surabaya, Dent. J. Vol. 29.
No. 1, Surabaya : Majalah
Kedokteran Gigi. p. 13 – 15
A.H.B, Schuurs. 1993. Patologi Gigi
Geligi. Yogyakarta UGM. Press
Chan, SCL, dkk. 2002. Feeding and
oral
hygiene
habits
of
preschool children in Hong
Kong and their caregivers'
dental
knowledge
and
attitudes.
International
Journal
Of
Paediatric
Dentistry, 2002, v. 12 n. 5,
p.322-331. University Hong
Kong.
Evi
Marimbi.
2010. Tumbuh Kembang,
Status Gizi dan Imunisasi
Dasar pada Balita. Yogyakarta
: Nuha Medika
Nelson WE, ed. Ilmu kesehatan anak.
15th ed. Alih bahasa. Samik
Wahab. Jakarta: EGC, 2002 :
(1): 561-3.
Nurhidayah. 2009. Hubungan
Antara
Penggunaan
Dot
Dalam
Pemberian
Susu
Formula Dengan Kejadian
Karies Gigi Balita Usia 4-5
Tahun Di TK Tarbiyatush
Shibyan
Desa
Gayaman
Kecamatan
Mojoanyar
Mojokerto. Hospital Majapahit
Vol.5 no.1. Mojokerto.
Potter, Patricia dan Perry, Anne. 2009.
Fundamental
Keperawatan
Edisi
7.
Jakarta:Salemba
Medika.
Purnamaastuti, I. A. K. 2006. Hubungan
Lama Pemberian Susu Botol
dengan Kejadian Karies Gigi
pada Anak TK Arafat
Eviyati, Sariningrum. (2009). Hubungan
Tingkat Pendidikan , Sikap
dan Pengetahuan Orang tua
Tentang Kebersihan Gigi dan
Mulut Pada Anak Balita 3- 5
tahun
Dengan
Tingkat
Kejadian Karies Di PAUD
Jatipurno.
Berita
Ilmu
Kesehatan ISSN: 1979- 2697,
Vol.
2,
No.
3.
http://lib.ums.ac.id.
Diakses
tanggal 2 Oktober 2014
Viggiano D. et al. 2004. Breast feeding,
bottle feeding, and nonnutritive sucking; effects on
occlusion
in
deciduous
dentition. in Arch Dis Child
89:1121-1123.
Widya, Y. 2008. Pedoman Perawatan
Kesehatan Anak. Bandung :
Yrama Widya.
Heriandi, Y., dan Sjahruddin, I.D. 1999.
Pengaruh Zat Gizi Terhadap
Tumbuh Kembang Gigi Geligi
Anak. Kedokteran Gigi FKG
Usakti, Eds.Khusus FORII, VI.
Widyastuti. 2006.Hubungan Antara
Dukungan Sosial Dan Konflik
Peran Ganda Ibu Yang
Bekerja.
Yogyakarta
:
Fakultas Psikologi Universitas
Islam
Indonesia
Kuntari S. 2008. Hubungan Antara
Kebersihan Gigi dan Karies
14
HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DAN POLA KONSUMSI SUSU FORMULA
DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK BALITA
DI DESA MRANGGEN SUKOHARJO
Naskah Publikasi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Ijazah S1 Ilmu Gizi
Di susun Oleh :
DINA PERMATASARI
J 310 110 048
PROGRAM STUDI ILMU GIZI JENJANG S1
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
i
s!*
rdai
d*rilr
o eh
Emb nb
Fon!3 denosi
4 shpi
a1..{4
P
(ead (
es cis, Fda
HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DAN POLA KONSUMSI SUSU FORMULA
DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK BALITA
DI DESA MRANGGEN SUKOHARJO
Dina Permatasari (J 310 110 048)
Pembimbing : Endang Nur W., SST., M.Si Med
Toto Suharto, SKM., M.Kes
Program Studi Ilmu Gizi Jenjang S1 Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta 57162
Email :[email protected]
ABSTRACT
RELATIONSHIP BETWEEN AGE OF WEANING AND FORMULA CONSUMPTION
PATTERNS AND DENTAL CARIES AMONG CHILDREN IN MRANGGEN VILLAGE
SUKOHARJO.
Dental caries cavities are the most common tooth decays in children. Dental
caries are caused due to loss of minerals from email , dentin , and cementum. Dental
caries can be caused by several factors, such as early feeding and consumption
patterns of infant formula, due to fermentation of carbohydrates. This study aimed to
assess the relationship between age of weaning and formula consumption patterns and
dental caries in children in the village of Sukoharjo Mranggen. This research was an
observational with cross sectional design. Subjeets were toddlers aged 24-59 months
of Mranggen, Sukoharjo. Sampling technique used simple random sampling technique
Statistical tests used Chi - Square test. The study showed most children had dental
caries (59,6%), Most children were weaned at the right age (88,5%). Most children
consumed formula in a big amount (51,9%). There was 61,5% children consumed
formuloa rarely. Most children consumptions of formula were as morning, noon and
night (57,7%). Most children consumed formula in short diration (86,5%).No
relationship between weaning age and dental caries in under five children under five in
the village of Mranggen,Sukoharjo.No relationship between Formula Consumption
pattern and dental caries in under five children in the village of Mranggen, Sukoharjo
Karies gigi atau gigi berlubang adalah kerusakan gigi yang paling sering terjadi
pada anak balita. Karies gigi disebabkan karena terjadi hilangnya mineral dari email,
dentin, dan sementum. Terjadinya karies gi dapat disebabkan oleh beberapa faktor
salah satunya pemberian susu formula yang dilakukan secara dini dan pola konsumsi
susu formula, karena adanya fermentasi karbohidrat. Penelitian ini bertujuan untuk
Mengetahui hubungan usia penyapihan dan pola konsumsi susu formula dengan
kejadian karies gigi pada anak balita di Desa Mranggen Sukoharjo. Jenis Penelitian
yang ini adalah observasional dengan rancangan crossectional. Sampel dalam
penelitian adalah anak balita usia 24-59 bulan di Desa Mranggen,Sukoharjo.
Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling dan
1
menggunakan uji hubungan Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar
anak balita mengalami karies gigi (59,6%), sebagian besar usia penyapihan pada anak
balita baik ( 88,5%), sebagian besar anak balita mengkonsumsi susu formula dalam
jumlah banyak (51,9%), ada 61,5% anak balita mengkonsumsi susu formula dengan
frekuensi jarang, sebagian besar anak balita mengkonsumsi susu formula pada pagi,
siang, dan malam sabanyak (57,7%), sebagian besar anak balita mengkonsumsi susu
formula dengan durasi tidak lama sebanyak (86,5%). Tidak ada hubungan usia
penyapihan dengan kejadian karies gigi pada anak balita di Desa Mranggen
Sukoharjo. Tidak ada hubungan Pola Konsumsi Susu Formula dengan kejadian karies
gigi pada anak balita di Desa Mranggen Sukoharjo.
A. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Karies gigi atau gigi berlubang
membawahi 12 puskesmas pada tahun
adalah kerusakan gigi yang paling
2013 di Puskesmas Polokarto cakupan
sering terjadi pada anak balita. Karies
ASI Eksklusif sebesar 62,9%. Paparan
gigi
terjadi
nilai cakupan pemberian ASI Eksklusif,
hilangnya mineral dari email, dentin,
khususnya di Kecamatan Polokarto
dan
disebabkan
karena
sementum.
Menurut
Kuntari
Kabupaten Sukoharjo belum mencapai
utama
yang
dari target nasional yaitu sebesar 80%,
menyebabkan terjadinya karies gigi
sedangkan angka prevalensi karies gigi
yaitu fermentasi karbohidrat misalnya
pada balita 1-4 tahun adalah sebanyak
susu
permen,
306 kasus. Prevalensi kejadian karies
kurangnya memperhatikan kesehatan
gigi terbesar berada di Puskesmas
gigi
Polokarto yang mencapai 87 kasus
(2008),
faktor
formula,
dan
coklat,
mulut
dengan
baik
dan
kurangnya menggosok gigi.
yaitu
Masalah gigi berlubang atau
sebesar
28,4%
(Dinkes
Kabupaten Sukoharjo, 2013).
caries dialami sekitar 85% anak usia di
Tingginya angka kejadian karies
bawah lima tahun di Indonesia (Evi,
gigi pada balita dapat dipengaruhi
2009). Berdasarkan Hasil Riskesdas
beberapa faktor, antara lain adalah usia
2013
prevalensi
penyapihan dan pola konsumsi susu
nasional masalah gigi dan mulut adalah
formula. Menyapih merupakan proses
25,9 persen, sebanyak 14 provinsi
penghentian pemberian ASI kepada
mempunyai prevalensi masalah gigi
anak balita, biasanya sebagian anak
dan
nasional.
balita
mulai
Dinas
ketika
menginjak
diketahui
mulut
Berdasarkan
bahwa
diatas
data
angka
dari
Kesehatan Kabupaten Sukoharjo yang
menunjukan
umur
kesiapan
2
tahun,
semakin awal balita diberikan susu
2
formula dari botol, dua kali lebih besar
atau cairan manis di dalam botol yang
terkena kerusakan gigi dan karies gigi
terlalu
(Viggiano D et.al, 2011).
Sedangkan
permukaan gigi serta makan manis
Susu formula adalah susu pengganti
lainnya dapat menyebabkan terjadinya
ASI yang dikonsumsi pada anak balita
karies gigi pada anak (Purnamastuti,
apabila ibu tidak bisa memberikan ASI
2006)
lama
menempel
pada
secara rutin. Pemberian susu formula
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian
observasional
penelitian
dengan
ini
Pola Konsumsi Susu Formula
rancangan
menggunakan
pada anak balita diperoleh dengan
cross
menggunakan FFQ Semi Kuantitatif,
sectional. Populasi dalam penelitian ini
kemudian data dimasukkan ke dalam
yaitu seluruh anak balita dan Ibu balita
master table dengan menggunakan
di Desa Mranggen Polokarto Sukoharjo
program
aplikasi
yang berjumlah 733 balita. Sampel
sehingga
didapatkan
dalam penelitian adalah anak balita
konsumsi susu formula dalam sehari.
usia 24-59 bulan di Desa Mranggen
Pola konsumsi susu formula pada anak
Sukoharjo, sedangkan yang menjadi
balita
responden adalah ibu anak balita.
Recommended
Dietry
Allowence
Pengambilan sampel dilakukan secara
(RDA).
yang
didapatkan
simple random sampling.
kemudian
Usia Penyapihan pada anak
Microsoft
angka
dibandingkan
sedikit
Hasil
di
pada
jumlah
dengan
kategorikan
usia
Excel
1-3
tabel
menjadi
tahun
jika
balita diperioleh dengan menggunakan
konsumsi susu formula ≤500 ml/hari
identitas anak balita. Hasil jawaban
dan untuk usia 4-5 tahun jika konsumsi
responden selanjutnya dikategorikan
susu
menjadi 2 yaitu usia penyapihan baik
dikatakan banyak pada usia 4-5 tahun
dan usia penyapihan tidak baik. Usia
jika
Penyapihan baik jika usia penyapihan
ml/hari dan untuk usia 4-5 tahun jika
pada anak balita ≥ 12 bulan dan usia
konsumsi susu formula 500
jika
usia
Setiap
balita
0,05,
penyapihan
Hasil
sehingga
dengan
penelitian
ini
dapat
berbeda
konsumsi
di
Desa
makanan
kariogenik pada anak balita tergolong
dengan hasil penelitan Chan, SCL
tinggi,
(2002), yang menyatakan bahwa ada
karies
hubungan usia penyapihan dengan
kebiasaan
karies gigi, rata-rata usia penyapihan
kariogenik.
sehingga dapat
yang
diperkirakan
terjadi
diakibatkan
konsumsi
makanan
2. Hubungan Pola Konsumsi Susu Formula dengan Kejadian Karies Gigi.
Uji hubungan jumlah pemberian
gigi pada anak balita di Mranggen
susu formula dengan kejadian karies
Sukoharjo dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 10.
Analisis Hubungan Pola Konsumsi Susu Formula dengan Kejadian Karies Gigi Pada
Anak Balita di Desa Mranggen Sukoharjo
Pola Konsumsi Susu
Formula
Sedikit
Banyak
Berdasarkan
n
13
18
Tidak Karies
n
%
12
48
9
33,3
Total
N
25
27
%
100
100
OR
0,542
10
pemberian jumlah susu formula dengan
memperlihatkan bahwa pola konsumsi
jumlah banyak yang mengalami karies
susu formula dalam jumlah pemberian
gigi sebanyak 18 anak balita dengan
susu
presentase
formula,
tabel
Karies
%
52
66,7
sebagian
besar
11
66,7%
dibandingakan
pemberian jumlah susu formula dengan
mempengaruhi
jumlah sedikit yang mengalami karies
pemeliharaan gigi pada anak balita.
gigi sebanyak 13 anak balita dengan
Pengetahuan ibu sangat penting dalam
presentase 52% .
mendasari terbentuknya perilaku yang
Berdasarkan uji statistik dengan
menggunakan
uji
perilaku
ibu
dalam
mendukung kebersihan gigi anak.
Chi-Square
Berdasarkan
hasil
penelitian
didapatkan bahwa nilai p=0,427 yaitu
yang dilakukan didapatkan anak balita
p>0,05, sehingga dapat disimpulkan
di Desa Mranggen sebagian besar
tidak
pola
mengkonsumsi susu formula dengan
dengan
menggunakan botol susu dan sebagian
ada
konsumsi
hubungan
susu
antara
formula
kejadian karies gigi.
besar anak balita yang mengkonsumsi
Tidak adanya hubungan pola
konsumsi
dengan
botol hingga tertidur sebanyak 36 anak
dimungkinkan
balita dan yang mengalami terjadinya
karena pengetahuan ibu tentang karies
karies gigi sebanyak 21 anak balita
gigi
atau dengan presentase 58,3%.
kejadian
susu
karies
kurang,
formula
susu formula dengan menggunakan
gigi
sehingga
orang
tua
tidakpaham terhadap penyebab utama
Menurut hasil penelitian Heriandi
terjadinya karies gigi.
dan
Menurut hasil analisis penelitian
didapatkan
bahwa
faktor
menyebabkan karies gigi
di
Sjahruddin
(1999),
yang
menyatakan bahwa pada susu formula
yang
terdapat sejumlah Karbohidrat yang
Desa
dimakan dalam jumlah sedikit demi
Mranggen yaitu pengetahuan ibu yang
sedikit
kurang tentang karies gigi pada anak
mempunyai potensi kariogenitas yang
balita. Hal ini sesuai dengan hasil
lebih
penelitan Yuniati (2015) menyatakan
sekaligus.
tetapi
besar
berulang-ulang
daripada
dimakan
bahwa faktor pengetahuan ibu dapat
D. Kesimpulan
2. Frekuensi
1. Rata-rata usia penyapihan yang
mengkonsumsi
formula pada anak balita di Desa
telah dilakukan oleh ibu balita di
Mranggen,
Desa
mengkonsumsi
Polokarto
Mranggen
Kabupaten
susu
Kecamatan
sebagian
susu
besar
formula
dengan frekuensi jarang atau ≤3
Sukoharjo
berusia 20 bulan.
kali dalam sehari, sebesar 61,5%.
12
3. Pola konsumsi susu formula pada
dan menjaga kesehatan gigi anak
anak balita di Desa Mranggen,
dengan mengawasi makanan anak
sebagian besar jumlah pemberian
yang dapat menyebabkan karies
susu formula pada anak balita
gigi, tidak memberikan makanan
dalam sehari dalam jumlah yang
yang mengandung sukrosa karena
banyak, sebesar 51,9%
dapat menyebabkan karies gigi,
4. Waktu
pada
pemberian
anak
susu
balita
di
dan perilaku orang tua dalam
formula
pemeliharaan
Desa
kesehatan
gigi
Mranggen, sebagian besar anak
misalnya menggosok gigi sehari 2
balita mengkonsumsi susu formula
kali, memeriksakan gigi anak atau
pada pagi, siang, dan malam hari ,
mengunjungi dokter gigi tiap 6
sebesar 57,7%.
bulan.
2. Bagi Puskesmas.
5. Durasi pemberian susu formula
pada
anak
balita
di
Diharapkan hasil penelitian ini
Desa
Mranggen, sebagian besar anak
dapat
mempertahankan
balita mengkonsumsi susu formula
petugas
dalam waktu yang tidak lama atau ≤
penyuluhan tentang pola konsumsi
15 menit, sebesar 86,5%
susu formula yang benar atau
kesehatan
peran
khususnya
6. Prevalensi kejadian karies gigi pada
tepat untuk mengurangi jumlah
anak balita di Desa Mranggen
anak balita yang terkena karies
Kecamatan
gigi.
Polokarto,
sebesar
59,6%.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya.
7. Tidak ada hubungan antara usia
Hasil
penyapihan dengan kejadian karies
Penelitian
ini
dapat
gigi pada anak balita di Desa
dijadikan sebagai referensi untuk
Mranggen Kecamatan Polokarto.
mengembangkan penelitian lainna
8. Tidak ada hubungan antara pola
terutama dalam upaya mencegah
konsumsi
susu formula
kejadian
karies
gigi
di
dengan
terjadinya karies gigi pada anak
Desa
balita, selain itu perlu dilakukan
Mranggen Kecamatan Polokarto.
penelitian
E. Saran
lanjutan
dengan
memperluas variebel yang dapat
1. Bagi Orang Tua.
Diharapkan
mempengaruhi kejadian karies gigi
orang
tua
pada anak balita.
.
khususnya ibu tetap meningkatkan
13
4. DAFTAR PUSTAKA
Gigi Pada Anak Usia 4 – 6
Tahun
di
Kotamadya
Surabaya, Dent. J. Vol. 29.
No. 1, Surabaya : Majalah
Kedokteran Gigi. p. 13 – 15
A.H.B, Schuurs. 1993. Patologi Gigi
Geligi. Yogyakarta UGM. Press
Chan, SCL, dkk. 2002. Feeding and
oral
hygiene
habits
of
preschool children in Hong
Kong and their caregivers'
dental
knowledge
and
attitudes.
International
Journal
Of
Paediatric
Dentistry, 2002, v. 12 n. 5,
p.322-331. University Hong
Kong.
Evi
Marimbi.
2010. Tumbuh Kembang,
Status Gizi dan Imunisasi
Dasar pada Balita. Yogyakarta
: Nuha Medika
Nelson WE, ed. Ilmu kesehatan anak.
15th ed. Alih bahasa. Samik
Wahab. Jakarta: EGC, 2002 :
(1): 561-3.
Nurhidayah. 2009. Hubungan
Antara
Penggunaan
Dot
Dalam
Pemberian
Susu
Formula Dengan Kejadian
Karies Gigi Balita Usia 4-5
Tahun Di TK Tarbiyatush
Shibyan
Desa
Gayaman
Kecamatan
Mojoanyar
Mojokerto. Hospital Majapahit
Vol.5 no.1. Mojokerto.
Potter, Patricia dan Perry, Anne. 2009.
Fundamental
Keperawatan
Edisi
7.
Jakarta:Salemba
Medika.
Purnamaastuti, I. A. K. 2006. Hubungan
Lama Pemberian Susu Botol
dengan Kejadian Karies Gigi
pada Anak TK Arafat
Eviyati, Sariningrum. (2009). Hubungan
Tingkat Pendidikan , Sikap
dan Pengetahuan Orang tua
Tentang Kebersihan Gigi dan
Mulut Pada Anak Balita 3- 5
tahun
Dengan
Tingkat
Kejadian Karies Di PAUD
Jatipurno.
Berita
Ilmu
Kesehatan ISSN: 1979- 2697,
Vol.
2,
No.
3.
http://lib.ums.ac.id.
Diakses
tanggal 2 Oktober 2014
Viggiano D. et al. 2004. Breast feeding,
bottle feeding, and nonnutritive sucking; effects on
occlusion
in
deciduous
dentition. in Arch Dis Child
89:1121-1123.
Widya, Y. 2008. Pedoman Perawatan
Kesehatan Anak. Bandung :
Yrama Widya.
Heriandi, Y., dan Sjahruddin, I.D. 1999.
Pengaruh Zat Gizi Terhadap
Tumbuh Kembang Gigi Geligi
Anak. Kedokteran Gigi FKG
Usakti, Eds.Khusus FORII, VI.
Widyastuti. 2006.Hubungan Antara
Dukungan Sosial Dan Konflik
Peran Ganda Ibu Yang
Bekerja.
Yogyakarta
:
Fakultas Psikologi Universitas
Islam
Indonesia
Kuntari S. 2008. Hubungan Antara
Kebersihan Gigi dan Karies
14