PUBLIKASI KARYA ILMIAH HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DAN POLA KONSUMSI SUSU FORMULA DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK BALITA DI DESA MRANGGEN SUKOHARJO.

PUBLIKASI KARYA ILMIAH
HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DAN POLA KONSUMSI SUSU FORMULA
DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK BALITA
DI DESA MRANGGEN SUKOHARJO

Naskah Publikasi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Ijazah S1 Ilmu Gizi

Di susun Oleh :
DINA PERMATASARI
J 310 110 048

PROGRAM STUDI ILMU GIZI JENJANG S1
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

i

s!*


rdai

d*rilr

o eh

Emb nb

Fon!3 denosi

4 shpi

a1..{4

P

(ead (

es cis, Fda


HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DAN POLA KONSUMSI SUSU FORMULA
DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK BALITA
DI DESA MRANGGEN SUKOHARJO

Dina Permatasari (J 310 110 048)
Pembimbing : Endang Nur W., SST., M.Si Med
Toto Suharto, SKM., M.Kes

Program Studi Ilmu Gizi Jenjang S1 Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta 57162
Email :[email protected]

ABSTRACT
RELATIONSHIP BETWEEN AGE OF WEANING AND FORMULA CONSUMPTION
PATTERNS AND DENTAL CARIES AMONG CHILDREN IN MRANGGEN VILLAGE
SUKOHARJO.
Dental caries cavities are the most common tooth decays in children. Dental
caries are caused due to loss of minerals from email , dentin , and cementum. Dental
caries can be caused by several factors, such as early feeding and consumption

patterns of infant formula, due to fermentation of carbohydrates. This study aimed to
assess the relationship between age of weaning and formula consumption patterns and
dental caries in children in the village of Sukoharjo Mranggen. This research was an
observational with cross sectional design. Subjeets were toddlers aged 24-59 months
of Mranggen, Sukoharjo. Sampling technique used simple random sampling technique
Statistical tests used Chi - Square test. The study showed most children had dental
caries (59,6%), Most children were weaned at the right age (88,5%). Most children
consumed formula in a big amount (51,9%). There was 61,5% children consumed
formuloa rarely. Most children consumptions of formula were as morning, noon and
night (57,7%). Most children consumed formula in short diration (86,5%).No
relationship between weaning age and dental caries in under five children under five in
the village of Mranggen,Sukoharjo.No relationship between Formula Consumption
pattern and dental caries in under five children in the village of Mranggen, Sukoharjo
Karies gigi atau gigi berlubang adalah kerusakan gigi yang paling sering terjadi
pada anak balita. Karies gigi disebabkan karena terjadi hilangnya mineral dari email,
dentin, dan sementum. Terjadinya karies gi dapat disebabkan oleh beberapa faktor
salah satunya pemberian susu formula yang dilakukan secara dini dan pola konsumsi
susu formula, karena adanya fermentasi karbohidrat. Penelitian ini bertujuan untuk
Mengetahui hubungan usia penyapihan dan pola konsumsi susu formula dengan
kejadian karies gigi pada anak balita di Desa Mranggen Sukoharjo. Jenis Penelitian

yang ini adalah observasional dengan rancangan crossectional. Sampel dalam
penelitian adalah anak balita usia 24-59 bulan di Desa Mranggen,Sukoharjo.
Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling dan

1

menggunakan uji hubungan Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar
anak balita mengalami karies gigi (59,6%), sebagian besar usia penyapihan pada anak
balita baik ( 88,5%), sebagian besar anak balita mengkonsumsi susu formula dalam
jumlah banyak (51,9%), ada 61,5% anak balita mengkonsumsi susu formula dengan
frekuensi jarang, sebagian besar anak balita mengkonsumsi susu formula pada pagi,
siang, dan malam sabanyak (57,7%), sebagian besar anak balita mengkonsumsi susu
formula dengan durasi tidak lama sebanyak (86,5%). Tidak ada hubungan usia
penyapihan dengan kejadian karies gigi pada anak balita di Desa Mranggen
Sukoharjo. Tidak ada hubungan Pola Konsumsi Susu Formula dengan kejadian karies
gigi pada anak balita di Desa Mranggen Sukoharjo.
A. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Karies gigi atau gigi berlubang


membawahi 12 puskesmas pada tahun

adalah kerusakan gigi yang paling

2013 di Puskesmas Polokarto cakupan

sering terjadi pada anak balita. Karies

ASI Eksklusif sebesar 62,9%. Paparan

gigi

terjadi

nilai cakupan pemberian ASI Eksklusif,

hilangnya mineral dari email, dentin,

khususnya di Kecamatan Polokarto


dan

disebabkan

karena

sementum.

Menurut

Kuntari

Kabupaten Sukoharjo belum mencapai

utama

yang

dari target nasional yaitu sebesar 80%,


menyebabkan terjadinya karies gigi

sedangkan angka prevalensi karies gigi

yaitu fermentasi karbohidrat misalnya

pada balita 1-4 tahun adalah sebanyak

susu

permen,

306 kasus. Prevalensi kejadian karies

kurangnya memperhatikan kesehatan

gigi terbesar berada di Puskesmas

gigi


Polokarto yang mencapai 87 kasus

(2008),

faktor

formula,
dan

coklat,

mulut

dengan

baik

dan

kurangnya menggosok gigi.


yaitu

Masalah gigi berlubang atau

sebesar

28,4%

(Dinkes

Kabupaten Sukoharjo, 2013).

caries dialami sekitar 85% anak usia di

Tingginya angka kejadian karies

bawah lima tahun di Indonesia (Evi,

gigi pada balita dapat dipengaruhi


2009). Berdasarkan Hasil Riskesdas

beberapa faktor, antara lain adalah usia

2013

prevalensi

penyapihan dan pola konsumsi susu

nasional masalah gigi dan mulut adalah

formula. Menyapih merupakan proses

25,9 persen, sebanyak 14 provinsi

penghentian pemberian ASI kepada

mempunyai prevalensi masalah gigi


anak balita, biasanya sebagian anak

dan

nasional.

balita

mulai

Dinas

ketika

menginjak

diketahui

mulut

Berdasarkan

bahwa

diatas
data

angka
dari

Kesehatan Kabupaten Sukoharjo yang

menunjukan
umur

kesiapan
2

tahun,

semakin awal balita diberikan susu

2

formula dari botol, dua kali lebih besar

atau cairan manis di dalam botol yang

terkena kerusakan gigi dan karies gigi

terlalu

(Viggiano D et.al, 2011).

Sedangkan

permukaan gigi serta makan manis

Susu formula adalah susu pengganti

lainnya dapat menyebabkan terjadinya

ASI yang dikonsumsi pada anak balita

karies gigi pada anak (Purnamastuti,

apabila ibu tidak bisa memberikan ASI

2006)

lama

menempel

pada

secara rutin. Pemberian susu formula
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian
observasional
penelitian

dengan

ini

Pola Konsumsi Susu Formula

rancangan

menggunakan

pada anak balita diperoleh dengan

cross

menggunakan FFQ Semi Kuantitatif,

sectional. Populasi dalam penelitian ini

kemudian data dimasukkan ke dalam

yaitu seluruh anak balita dan Ibu balita

master table dengan menggunakan

di Desa Mranggen Polokarto Sukoharjo

program

aplikasi

yang berjumlah 733 balita. Sampel

sehingga

didapatkan

dalam penelitian adalah anak balita

konsumsi susu formula dalam sehari.

usia 24-59 bulan di Desa Mranggen

Pola konsumsi susu formula pada anak

Sukoharjo, sedangkan yang menjadi

balita

responden adalah ibu anak balita.

Recommended

Dietry

Allowence

Pengambilan sampel dilakukan secara

(RDA).

yang

didapatkan

simple random sampling.

kemudian

Usia Penyapihan pada anak

Microsoft
angka

dibandingkan

sedikit

Hasil
di

pada

jumlah

dengan

kategorikan
usia

Excel

1-3

tabel

menjadi

tahun

jika

balita diperioleh dengan menggunakan

konsumsi susu formula ≤500 ml/hari

identitas anak balita. Hasil jawaban

dan untuk usia 4-5 tahun jika konsumsi

responden selanjutnya dikategorikan

susu

menjadi 2 yaitu usia penyapihan baik

dikatakan banyak pada usia 4-5 tahun

dan usia penyapihan tidak baik. Usia

jika

Penyapihan baik jika usia penyapihan

ml/hari dan untuk usia 4-5 tahun jika

pada anak balita ≥ 12 bulan dan usia

konsumsi susu formula 500

jika

usia

Setiap

balita

0,05,
penyapihan

Hasil

sehingga
dengan

penelitian

ini

dapat

berbeda

konsumsi

di

Desa

makanan

kariogenik pada anak balita tergolong

dengan hasil penelitan Chan, SCL

tinggi,

(2002), yang menyatakan bahwa ada

karies

hubungan usia penyapihan dengan

kebiasaan

karies gigi, rata-rata usia penyapihan

kariogenik.

sehingga dapat
yang

diperkirakan

terjadi

diakibatkan

konsumsi

makanan

2. Hubungan Pola Konsumsi Susu Formula dengan Kejadian Karies Gigi.

Uji hubungan jumlah pemberian

gigi pada anak balita di Mranggen

susu formula dengan kejadian karies

Sukoharjo dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10.
Analisis Hubungan Pola Konsumsi Susu Formula dengan Kejadian Karies Gigi Pada
Anak Balita di Desa Mranggen Sukoharjo
Pola Konsumsi Susu
Formula
Sedikit
Banyak

Berdasarkan

n
13
18

Tidak Karies
n
%
12
48
9
33,3

Total
N
25
27

%
100
100

OR

0,542

10

pemberian jumlah susu formula dengan

memperlihatkan bahwa pola konsumsi

jumlah banyak yang mengalami karies

susu formula dalam jumlah pemberian

gigi sebanyak 18 anak balita dengan

susu

presentase

formula,

tabel

Karies
%
52
66,7

sebagian

besar

11

66,7%

dibandingakan

pemberian jumlah susu formula dengan

mempengaruhi

jumlah sedikit yang mengalami karies

pemeliharaan gigi pada anak balita.

gigi sebanyak 13 anak balita dengan

Pengetahuan ibu sangat penting dalam

presentase 52% .

mendasari terbentuknya perilaku yang

Berdasarkan uji statistik dengan
menggunakan

uji

perilaku

ibu

dalam

mendukung kebersihan gigi anak.

Chi-Square

Berdasarkan

hasil

penelitian

didapatkan bahwa nilai p=0,427 yaitu

yang dilakukan didapatkan anak balita

p>0,05, sehingga dapat disimpulkan

di Desa Mranggen sebagian besar

tidak

pola

mengkonsumsi susu formula dengan

dengan

menggunakan botol susu dan sebagian

ada

konsumsi

hubungan
susu

antara

formula

kejadian karies gigi.

besar anak balita yang mengkonsumsi

Tidak adanya hubungan pola
konsumsi

dengan

botol hingga tertidur sebanyak 36 anak

dimungkinkan

balita dan yang mengalami terjadinya

karena pengetahuan ibu tentang karies

karies gigi sebanyak 21 anak balita

gigi

atau dengan presentase 58,3%.

kejadian

susu
karies

kurang,

formula

susu formula dengan menggunakan

gigi

sehingga

orang

tua

tidakpaham terhadap penyebab utama

Menurut hasil penelitian Heriandi

terjadinya karies gigi.

dan

Menurut hasil analisis penelitian
didapatkan

bahwa

faktor

menyebabkan karies gigi

di

Sjahruddin

(1999),

yang

menyatakan bahwa pada susu formula

yang

terdapat sejumlah Karbohidrat yang

Desa

dimakan dalam jumlah sedikit demi

Mranggen yaitu pengetahuan ibu yang

sedikit

kurang tentang karies gigi pada anak

mempunyai potensi kariogenitas yang

balita. Hal ini sesuai dengan hasil

lebih

penelitan Yuniati (2015) menyatakan

sekaligus.

tetapi
besar

berulang-ulang
daripada

dimakan

bahwa faktor pengetahuan ibu dapat
D. Kesimpulan

2. Frekuensi

1. Rata-rata usia penyapihan yang

mengkonsumsi

formula pada anak balita di Desa

telah dilakukan oleh ibu balita di

Mranggen,

Desa

mengkonsumsi

Polokarto

Mranggen
Kabupaten

susu

Kecamatan

sebagian
susu

besar
formula

dengan frekuensi jarang atau ≤3

Sukoharjo

berusia 20 bulan.

kali dalam sehari, sebesar 61,5%.

12

3. Pola konsumsi susu formula pada

dan menjaga kesehatan gigi anak

anak balita di Desa Mranggen,

dengan mengawasi makanan anak

sebagian besar jumlah pemberian

yang dapat menyebabkan karies

susu formula pada anak balita

gigi, tidak memberikan makanan

dalam sehari dalam jumlah yang

yang mengandung sukrosa karena

banyak, sebesar 51,9%

dapat menyebabkan karies gigi,

4. Waktu
pada

pemberian
anak

susu

balita

di

dan perilaku orang tua dalam

formula

pemeliharaan

Desa

kesehatan

gigi

Mranggen, sebagian besar anak

misalnya menggosok gigi sehari 2

balita mengkonsumsi susu formula

kali, memeriksakan gigi anak atau

pada pagi, siang, dan malam hari ,

mengunjungi dokter gigi tiap 6

sebesar 57,7%.

bulan.
2. Bagi Puskesmas.

5. Durasi pemberian susu formula
pada

anak

balita

di

Diharapkan hasil penelitian ini

Desa

Mranggen, sebagian besar anak

dapat

mempertahankan

balita mengkonsumsi susu formula

petugas

dalam waktu yang tidak lama atau ≤

penyuluhan tentang pola konsumsi

15 menit, sebesar 86,5%

susu formula yang benar atau

kesehatan

peran

khususnya

6. Prevalensi kejadian karies gigi pada

tepat untuk mengurangi jumlah

anak balita di Desa Mranggen

anak balita yang terkena karies

Kecamatan

gigi.

Polokarto,

sebesar

59,6%.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya.

7. Tidak ada hubungan antara usia

Hasil

penyapihan dengan kejadian karies

Penelitian

ini

dapat

gigi pada anak balita di Desa

dijadikan sebagai referensi untuk

Mranggen Kecamatan Polokarto.

mengembangkan penelitian lainna

8. Tidak ada hubungan antara pola

terutama dalam upaya mencegah

konsumsi

susu formula

kejadian

karies

gigi

di

dengan

terjadinya karies gigi pada anak

Desa

balita, selain itu perlu dilakukan

Mranggen Kecamatan Polokarto.

penelitian

E. Saran

lanjutan

dengan

memperluas variebel yang dapat

1. Bagi Orang Tua.
Diharapkan

mempengaruhi kejadian karies gigi
orang

tua

pada anak balita.
.

khususnya ibu tetap meningkatkan

13

4. DAFTAR PUSTAKA
Gigi Pada Anak Usia 4 – 6
Tahun
di
Kotamadya
Surabaya, Dent. J. Vol. 29.
No. 1, Surabaya : Majalah
Kedokteran Gigi. p. 13 – 15

A.H.B, Schuurs. 1993. Patologi Gigi
Geligi. Yogyakarta UGM. Press
Chan, SCL, dkk. 2002. Feeding and
oral
hygiene
habits
of
preschool children in Hong
Kong and their caregivers'
dental
knowledge
and
attitudes.
International
Journal
Of
Paediatric
Dentistry, 2002, v. 12 n. 5,
p.322-331. University Hong
Kong.
Evi

Marimbi.

2010. Tumbuh Kembang,
Status Gizi dan Imunisasi
Dasar pada Balita. Yogyakarta
: Nuha Medika

Nelson WE, ed. Ilmu kesehatan anak.
15th ed. Alih bahasa. Samik
Wahab. Jakarta: EGC, 2002 :
(1): 561-3.

Nurhidayah. 2009. Hubungan
Antara
Penggunaan
Dot
Dalam
Pemberian
Susu
Formula Dengan Kejadian
Karies Gigi Balita Usia 4-5
Tahun Di TK Tarbiyatush
Shibyan
Desa
Gayaman
Kecamatan
Mojoanyar
Mojokerto. Hospital Majapahit
Vol.5 no.1. Mojokerto.

Potter, Patricia dan Perry, Anne. 2009.
Fundamental
Keperawatan
Edisi
7.
Jakarta:Salemba
Medika.
Purnamaastuti, I. A. K. 2006. Hubungan
Lama Pemberian Susu Botol
dengan Kejadian Karies Gigi
pada Anak TK Arafat

Eviyati, Sariningrum. (2009). Hubungan
Tingkat Pendidikan , Sikap
dan Pengetahuan Orang tua
Tentang Kebersihan Gigi dan
Mulut Pada Anak Balita 3- 5
tahun
Dengan
Tingkat
Kejadian Karies Di PAUD
Jatipurno.
Berita
Ilmu
Kesehatan ISSN: 1979- 2697,
Vol.
2,
No.
3.
http://lib.ums.ac.id.
Diakses
tanggal 2 Oktober 2014

Viggiano D. et al. 2004. Breast feeding,
bottle feeding, and nonnutritive sucking; effects on
occlusion
in
deciduous
dentition. in Arch Dis Child
89:1121-1123.
Widya, Y. 2008. Pedoman Perawatan
Kesehatan Anak. Bandung :
Yrama Widya.

Heriandi, Y., dan Sjahruddin, I.D. 1999.
Pengaruh Zat Gizi Terhadap
Tumbuh Kembang Gigi Geligi
Anak. Kedokteran Gigi FKG
Usakti, Eds.Khusus FORII, VI.

Widyastuti. 2006.Hubungan Antara
Dukungan Sosial Dan Konflik
Peran Ganda Ibu Yang
Bekerja.
Yogyakarta
:
Fakultas Psikologi Universitas
Islam
Indonesia

Kuntari S. 2008. Hubungan Antara
Kebersihan Gigi dan Karies

14

Dokumen yang terkait

PUBLIKASI KARYA ILMIAH HUBUNGAN KONSUMSI KARBOHIDRAT DAN PERILAKU MENGGOSOK Hubungan Konsumsi Karbohidrat Dan Perilaku Menggosok Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Balita Di Desa Mranggen Kecamatan Polokarto Sukoharjo.

0 3 12

HUBUNGAN KONSUMSI KARBOHIDRAT DAN PERILAKU MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK BALITA DI DESA Hubungan Konsumsi Karbohidrat Dan Perilaku Menggosok Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Balita Di Desa Mranggen Kecamatan Polokarto Suk

0 2 18

PENDAHULUAN Hubungan Konsumsi Karbohidrat Dan Perilaku Menggosok Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Balita Di Desa Mranggen Kecamatan Polokarto Sukoharjo.

0 2 7

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Konsumsi Karbohidrat Dan Perilaku Menggosok Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Balita Di Desa Mranggen Kecamatan Polokarto Sukoharjo.

1 8 6

HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DAN POLA KONSUMSI SUSU FORMULA DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK BALITA HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DAN POLA KONSUMSI SUSU FORMULA DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK BALITA DI DESA MRANGGEN SUKOHARJO.

0 2 18

PENDAHULUAN HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DAN POLA KONSUMSI SUSU FORMULA DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK BALITA DI DESA MRANGGEN SUKOHARJO.

0 2 8

DAFTAR PUSTAKA HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DAN POLA KONSUMSI SUSU FORMULA DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK BALITA DI DESA MRANGGEN SUKOHARJO.

0 3 6

PUBLIKASI KARYA ILMIAH HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN IBU DAN POLA ASUH GIZI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN IBU DAN POLA ASUH GIZI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK BALITA DI DESA MRANGGEN SUKOHARJO.

0 3 14

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN IBU DAN POLA ASUH GIZI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK BALITA DI DESA MRANGGEN HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN IBU DAN POLA ASUH GIZI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK BALITA DI DESA MRANGGEN SUKOHARJO.

0 3 17

PUBLIKASI KARYA ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KARIES GIGI DAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Karies Gigi Dan Asupan Lemak Dengan Kejadian Karies Gigi Anak Balita Di Desa Mranggen Sukoharjo.

0 3 14