IDENTIFIKASI MISKONSEPSI GURU IPA BIOLOGI DAN SISWA SMP SE-KECAMATAN MEDAN KOTA PADA MATERI POKOK FOTOSINTESIS.

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI GURU IPA BIOLOGI DAN
SISWA SMP SE-KECAMATAN MEDAN KOTA
PADA MATERI POKOK FOTOSINTESIS
TESIS
tlM.~n

(jWUJ. ~Satuyr

Vnt14(:M~

(}li'M!~fet4u

~Stwl.n

Oleh:
EFRIDA PIMA SARI TAMBUNAN
NIM : 809735004

P.ROGRAM PASCASARJANA
lJNIVERSITAS NEGERJ MEDAL\N
MEDAN


2011

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI GURU IPA BIOLOGI DAN
SISWA SMP SE-KECAMATAN MEDAN KOTA
PADA MATERI POKOK FOTOSINTESIS
TESIS
tlM.~n

(jWUJ. ~Satuyr

Vnt14(:M~

(}li'M!~fet4u

~Stwl.n

Oleh:
EFRIDA PIMA SARI TAMBUNAN
NIM : 809735004


P.ROGRAM PASCASARJANA
lJNIVERSITAS NEGERJ MEDAL\N
MEDAN

2011

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI GURU IPA BIOLOGI DAN
SISWA SMP SE-KECAMATAN MEDAN KOTA
PADA MATERI POKOK FOTOSINTESIS
Disusun dan diajukan oleh:
EFRIDA PIMA SARI TAMBUNAN
NIM.809735004

Telah Dipertahankan di Depan Panitia Ujian Tesis
Pada Hari Jumat TanggaJ 23 Desember 2011 dan Dinyatakan Telah
Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Medan, 23 Desember 2011


~

Menyetujui
Tim Pembimbing

Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.Sc.,M.Si.
NIP. 19610626 198710 1 001
Mengetahui
Ketua Program Studi
Pendidikan Biologi

~

Dr. Hasruddin, M.Pd.
NIP.19640424198903 1 027

PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI
UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI

No.


1.

TANDA TANGAN

NAMA

Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.Sc, M.Si.
NIP. 19610626 198710 1 001
(Pembimbing I)

2.

Dr. Syahmi Edi, M.Si.
NIP.19640710 1990()31 002

(Pembimbing II)
3.

Dr. Hasruddin, M.Pd.

NIP. 19640424 198903 1 027

(Penguji)
4.

Dr. Fauziyah Harahap, M.Si.
NIP. 19660728 199103 2 002

(Penguji)

5.

Prof. Dr.Ir. Ahmad Rafiqi Tantawi
NIP. 19620831198803 1 003

(Penguji)

Nama : Efrida_Pima Sari Tambunan
NIM


: 809735004

Prodi : Pendidikan Biologi

ABSTRAK
EFRIDA PIMA SARI T AMBUNAN. Identifikasi Miskonsepsi Guru IPA
Biologi dan Siswa SMP Se-Kecamatan Medan Kota pada Materi Pokok
Fotosintesis. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada/ tidaknya miskonsepsi guru IP A
Biologi dan siswa SMP Se-Kecamatan Medan Kota, mengetahui konsep manakah
dalam materi pokok fotosintesis yang sering terjadi miskonsepsi terbadap guru
IPA Biologi, dan mengetahui konsep manakab dalam materi pokok fotosintesis
yang sering teljadi miskonsepsi terhadap siswa SMP Se-Kecamatan Medan Kota.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Se-Kecamatan Medan Kota yang terdiri dari
15 sekolah. pada bulan Juli - September 2011. Populasi dalam penelitian ini
adalah 32 guru IPA Biologi dan 2130 siswa. Sampel yang digunakan adalah 32
guru dan I 72 I siswa. Konsep yang diujikan sebanyak 6 konsep. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini berupa test diagnostik dua dimensi yang terlebih
dahulu divalidasikan kepada validator. Saat menjawab tes untuk siswa, guru dan

peneliti berada dalam ruangan kelas dan untuk guru dikeijakan pada ruangan
guru, agar pada saat guru dan siswa tidak mengerti akan tes dapat bertanya pada
peneliti, waktu yang diberikan untuk menjawab keseluruban tes adalah 30 menit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat miskonsepsi pada guru IPA
Biologi, namun terdapat miskonsepsi pada siswa SMP terhadap materi
fotosintesis; tidak terdapat miskonsepsi pada guru IPA Biologi pada SMP SeKecamatan Medan Kota pada seluruh konsep fotosintesis; terdapat miskonsepsi
pada siswa SMP Se-Kecamatan Medan Kota pada konsep fotosintesis yaitu
konsep pengertian fotosintesis, konsep percobaan fotosintesis, konsep bagian
daun yang berperan dalam fotosintesis, dan konsep proses fotosintesis.

ABSTRACT
EFRIDA PIMA SARI TAMBUNAN. The Misconception Identification of
Biology Science Teacher and Junior High School Student From Medan City
Subdistrict on Photosynthesis Basic Material. Thesis. Post Graduate Program,
State University of Medan, 2011.
This study aims for knowing the existence or nonexistence misconception of
biology science teacher and junior high school students from a Medan City
Subdistrict, knowing which concept were often touch the lesson of
photosynthesis for biology science teacher from a Medan City Subdistrict, and
knowing which concept were often touch the lesson of photosynthesis for junior

high school student from a Medan City Subdistrict. This research was conducted
at junior high school of a Medan city subdistrict on july until september 20 11 who
be based on fifteen school. The population in this study were 32 Biology Science
teacher and 2130 student. The samples used were 32 teacher and 1721 students.
The concept is tested as much as 6 concept. Instruments used in this research from
two-dimensional diagnostic tests are validated prior to the validator. When
answering test for student, teachers and researchers must be in a class room, for
teachers test must be doing in the teacher room so when the teachers and student
didn't understand the test can ask the researchers, time given to answer whole test
is 30 minutes.The result showed that there are no misconceptions for biology
science teacher, but there is a misconception for junior high school students the
lesson of photosynthesis; there are no misconceptions for biology science teacher
which concept were often touch the lesson of photosynthesis; there are no
misconceptions of biology science teacher in junior high school from a Medan
City Subdistrict; there is a misconception of junior high school students from a
Medan City Subdistrict on concept of photosynthesis were definition of
photosynthesis, experiment of photosynthesis, the leaf part that play a role in
photosynthesis, and process of photosynthesis.

ii


KATAPENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan
sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan penyusunan tesis ini.
Tesis berjudul "ldentiflkasi Miskonsepsi Guru IPA Biologi dan Siswa
SMP Se-Kecamatan Medan Kota Pada Materi Pokok Fotosintesis". Penulisan
tesis ini disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Biologi, UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Prof. Dr. Herbert
Sipahutar, M.Sc (Pembimbing I) dan Dr. Syahmi Edi, M.Si (Pembimbing II),
sebagai dosen pembimbing tesis yang telah banyak memberikan bimbingan dan
saran-saran kepada penulis sejak awal sampai selesainya tesis ini. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada Dr. Hasruddin M.Pd., Prof.Dr.Ir. Ahmad Rafiqi
Tantawi dan Dr. Fauziyah Harahap, M.Si. sebagai narasumber yang telah
memberikan masukan dan saran-saran demi perbaikan untuk menyempumakan
tesis ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Prof. Dr. M. Badiran,
M.Pd dan Dra. Cicik Suriani, M.Si, selaku validator. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada bapak kepala sekolah, guru-guru, dan staf pegawai pada SMP
Se-Kecamatan Medan Kota yang telah membantu selama penulisan tesis ini.

Penghargaan dan ucapan terima kasih yang terbesar juga disampaikan kepada
orang tua Drs. H. Agussalam Tambunan dan Hj. Siti Hafsah Siregar yang telah
mendoakan dengan tiada hentinya dan memberikan dukungan secara moril
maupun materil untuk kelancaran tesis ini.

iii

Terima kasih juga kepada saudara-saudaraku M. Kemal Pasha
Tambunan, Bosvin Abdalla Tambunan, dan Ichsan Anshori Tambunan yang tidak
bosan-bosannya mendukung saya.
Terima kasih juga disampaikan kepada Halimah Sakdiah Br Gultom,
Novi Fitri Andika Sari, Roy Parsulian, Khairuna, Dermi Purba, Henni
Panggabean. yang selalu memberikan motivasi dan telah menjadi saudara terbaik
selama penulisan tesis ini, dan kepada seluroh mahasiswa pascasarjana Biologi A
angkatan 2009 yang telah banyak memberikan bantuan dalam penulisan tesis ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Syahroni, S.Pd yang telah banyak
memberikan motivasi kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.
Penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat


membangun dari pembaca guna menyempurnakan tesis ini. Semoga tesis

liD

bermanfaat bagi para pembaca dan dapat memperkaya dunia pendidikan.

Medan, November 2011
Penulis

Efrida Pima Sari Tambunan
NIM. 809735004

IV

DAFI'ARISI

Halaman

ABSTRAK
ABSTRACf
KATAPENGANTAR
DAFfARISI
DAFfAR GAMBAR
DAFfAR TABEL
DAFfAR LAMPIRAN

ii
iii

v
vii
viii

ix

BAB.IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian

6
6
7

BAB.II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1. Teori Konstruktivisme
2.1.2. Konsep, Konsepsi, dan Prakonsepsi
2.1.3. Miskonsepsi
2.1.4. Ciri-ciri Miskonsepi
2.1.5. Penyebab Miskonsepsi
2.1.6. Cara Menggali Miskonsepsi
2.1. 7. Miskonsepsi pada Biologi
2.1.8. MataPelajaran IPA Biologi
2.1.9. Deskripsi Materi Fotosintesis
2.1.1 0 Penelitian yang Reievan
2.2. Kerangka Konseptual

8
8
13
16
19
19
26
28
30
32
39
41

I

5
5

BAB. ill METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.1.1. Lokasi Penelitian
3.1.2. Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1. Populasi
3.2.2 Sampel
3.3. Desain Penelitian
3.4. Prosedur Penelitian
3.5. Teknik Pengumpulan Data
3.6. Teknik Analisa Data

42
42
42
42
42
43
43
44
45

47

v

BAB. IV BASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Miskonsepsi Guru dan Siswa
4.1.2. Miskonsepsi Guru
4.1.2.1. Miskonsepsi Guru terhadap Konsep
4.1.2.2. Miskonsepsi Guru terhadap setiap Konsep Persoal
4. I .2.3. Miskonsepsi Guru terhadap Materi Fotosintesis
Berdasarkan Karakteristik Responden
4.1.2.3.1. Miskonsepsi Guru Berdasarkan Jenis Sekolah
4. 1.2.3.2. Miskonsepsi Guru Berdasarkan Jenis Kelamin
4.1.2.3.3. Miskonsepsi Guru Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan
4.1.2.3.4. Miskonsepsi Guru Berdasarkan Asal Perguruan Tinggi
4.1.2.3.5. Miskonsepsi Guru Berdasarkan Sertifikasi
4.1.2.3.6. Miskonsepsi Guru Berdasarkan Masa Kerja
4.1.3. Miskonsepsi Siswa
4.1.3.1. Miskonsepsi Siswa terhadap Setiap Konsep Materi
Fotosintesis
4.1.3.2. Miskonsepsi Siswa terhadap Materi Fotosintesis
4.1.3.3. Miskonsepsi Siswa antar Sekolah pada Setiap
Konsep terhadap Materi Fotosintesis
4.2. Pembahasan
4.2.1. Miskonsepsi Guru
4.2.2. Miskonsepsi Siswa

48
48
50
51
51
52
52
53
54
54
55
56
57
57
58
60
64
64
66

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5. I. Kesimpulan
5.2. Implikasi
5.3. Saran

68
68

DAFTAR PUSTAKA

70

vi

69

DAFTAR TABEL
Tabel2.1. Penyebab Miskonsepsi

25

Tabel2.2. Miskonsepsi Biologi

29

Tabel2.3. Miskonsepsi yang Umum pada Fotosintesis

30

Tabel2.4. Konsep-Konsep Materi Fotosintesis

38

Tabel3.1. Penjabaran Populasi dan Sampel Guru IP A Biologi dan
Siswa di Kecamatan Medan Kota

43

Tabel3.2. Kemungkinan Jawaban dan Tingkat Keyakinan
Terhadap Jawaban yang Diberikan Terhadap Setiap
Kemungkinan Jawaban

45

Tabel3.3. Sebaran Pokok Bahasan SubMateri Fotosintesis pada
Twnbuhan dan Jumlah Butir Tes yang Dikembangkan dari
Masing-masing Pokok Bahasan

46

Tabel4.1. Jumlah Sampel Guru IPA dan Siswa SMP Se-Kecamatan
49

MedanKota
Tabel4.2. Pemetaan Karakteristik Responden Guru

viii

50

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.
Gambar 2.2.
Gambar 2.3.
Gambar 2.4.
Gambar 4.1.

Gambar 4.2
Gambar 4.3.
Gambar 4.4.
Gambar 4.5.
Gambar 4.6.
Gambar 4.7.
Gambar 4.8.
Gambar 4.9.
Gambar 4.1 0.
Gambar 4.11.
Gambar 4.12.
Gambar 4.13.
Gambar 4.14.
Gambar 4.15.
Gambar 4.16.
Gambar 4.17.

Skema Penilaian untuk Tes Dua Dimensi
Percobaan Ingenhousz
Struktur Kloroplas
Kerangka Konseptual
Rata-rata Skor (± SO) Penguasaan Konsep Guru
terhadap Setiap Konsep Materi Fotosintesis pada SMP
Se-Kecamatan Medan Kota
Rata-rata Skor (± SD) Penguasaan Konsep Guru terhadap
Soal pada Konsep Fotosintesis 6
Rata-rata Skor (± SD) Konsepsi Guru terbadap Materi
Fotosintesis Berdasarkan Jenis Sekolah
Rata-rata Skor (± SD) Konsepsi Guru terhadap Materi
Fotosintesis Berdasarkan Jenis Kelamin
Rata-rata Skor (± SD) Konsepsi Guru terhadap Materi
Fotosintesis Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan
Rata-rata Skor (± SD) Konsepsi Guru terhadap Materi
Fotosintesis Berdasarkan Asal Perguruan Tinggi
Rata-rata Skor (± SD) Konsepsi Guru terhadap Materi
Fotosintesis Berdasarkan Sertiflkasi
Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Guru terhadap Materi
Fotosintesis Berdasarkan Masa Kerja
Rata-rata Skor (± SD) Penguasaan Konsep Siswa terhadap
Setiap Konsep Materi Fotosintesis
Rata-rata Skor (± SD) Penguasaan Konsepsi Siswa
terhadap Materi Fotosintesis
Persentase Penguasaan Konsep Siswa terhadap Materi
Fotosintesis
Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Siswa antar Sekolah
PadaKFl
Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Siswa antar Sekolah
PadaKF2
Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Siswa antar Sekolah
PadaKF3
Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Siswa antar Sekolah
PadaKF4
Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Siswa antar Sekolah
PadaKF5
Rata-rata Skor (± SD) Miskonsepsi Siswa antar Sekolah
PadaKF6

vii

28
34
35
41

51
52
53
53
54
55
56
57
58

59
60
61
62
62
63
63
63

DAFI'AR LAMPIRAN
Lampiran l.
Lampiran2.
Lampiran3.
Lampiran4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
Lampiran 10.
Lampiran II.
Lampiran I2.
Lampiran 13.
Lampiran 14
Lampiran I5.
Lampiran 16.
Lampiran 17.
Lampiran 18.
Lampiran 19.
Lampiran 20.
Lampiran 21.
Lampiran 22.
Lampiran 23.
Lampiran 24.

Identitas Guru
Tes Diagnostik Dua Dimensi Guru
Tes Diagnostik Dua Dimensi Siswa
Kunci Jawaban
Skor dan Rata-rata (±SD) Hasil Tes Pemahaman Konsep
Siswa SMP Negeri 03 Medan
Skor dan Rata-rata (±SD) Hasil Tes Pemahaman Konsep
Siswa SMP Swasta MMA UISU
Skor dan Rata-rata (±SD) Hasil Tes Pemahaman Konsep
Siswa SMP Swasta Taman Pendidikan Islam
Skor dan Rata-rata (±SD) Hasil Tes Pemahaman Konsep
Siswa SMP Negeri 08
Skor dan Rata-rata (±SD) Hasil Tes Pemahaman Konsep
Siswa SMP Swasta PGRI 04
Skor dan Rata-rata (±SD) Hasil Tes Pemahaman Konsep
Siswa SMP Negeri 06
Skor dan Rata-rata (±SD) Hasil Tes Pemabaman Konsep
Siswa SMP Swasta Alwashliyah 29
Skor dan Rata-rata (±SD) Hasil Tes Pemabaman Konsep
Siswa SMP Negeri 04
Skor dan Rata-rata (±SD) Hasil Tes Pemahaman Konsep
Siswa SMP Swasta Yapim
Skor dan Rata-rata (±SD) Hasil Tes Pemabaman Konsep
Siswa SMP Swasta Nasrani 05
Skor dan Rata-rata (±SD) Hasil Tes Pemahaman Konsep
Siswa SMP Swasta Katolik Trisakti I
Skor dan Rata-rata (±SD) Hasil Tes Pemabaman Konsep
Siswa SMP Swasta Eria
Skor dan Rata-rata (±SD) Hasil Tes Pemahaman Konsep
Siswa SMP Swasta Parulian
Skor dan Rata-rata (±SD) Hasil Tes Pemahaman Konsep
Siswa SMP Swasta Tunas Gajah Mada
Skor dan Rata-rata (±SD) Hasil Tes Pemahaman Konsep
Siswa SMP Swasta WR. Supratman
Skor dan Rata-rata (±SD) Hasil Tes Pemahaman Konsep
Siswa SMP Swasta Dwi Wama
Skor dan Rata-rata (±SD) Hasil Tes Pemabaman Konsep
Siswa SMP Negeri 12
Skor dan Rata-rata (±SD) Hasil Tes Pemahaman Konsep
Siswa SMP Swasta Wiyata Dharma
Skor dan Rata-rata (±SD) Hasil Tes Pemahaman Konsep
Siswa SMP Widuri
Skor dan Rata-rata (±SD) Hasil Tes Pemahaman Konsep
Guru IPA Biologi Se-Kecamatan Medan Kota

ix

74
75
80
85
86
93
94
95
I02
I06
II2
113
120
121
122
127
132
140
I43
147
148
154
158
159

BABI
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Pendidikan sains bertujuan untuk membantu siswa memahami konsep yang

bennakna dan membuat siswa mengetahui bagaimana konsep tersebut dapat
digunakan dalam kehidupan sehari-hari (Kara dan Yesilyuart, 2008). Dari
pemahaman

tersebut

diharapkan

siswa

mampu

mendeskripsikan

dan

menghubungkan antar konsep untuk menjelaskan peristiwa-peristiwa alam yang
terjadi dalam kehidupan sehari-hari (Winahyu, 2006).
Dalam proses belajar mengajar pembentukan konsep materi ajar sangatlah
penting. karena dapat berpengaruh Iangsung terhadap pemahaman peserta didik
terhadap suatu materi pelajaran. Konsep merupakan dasar berpikir untuk
memecahkan masalah dalam proses belajar. Apabila konsep yang dimiliki oleh
peserta didik menyimpang bahkan bertentangan dengan konsep ilmiah maka hal
ini menyebabkan terjadinya hambatan terhadap penerimaan konsep baru yang
akan dipelajari. Pemahaman konsep yang berbeda dengan konsep yang diterima
secara ilmiah disebut miskonsepsi {Turkmen, 2007; Kose, 2008).
Miskonsepsi dalam sains telah menjadi perhatian serius dalam dunia
pendidikan. Miskonsepsi terhadap sains banyak terjadi di berbagai negara mulai
dari siswa tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai dengan mahasiswa di Perguruan
Tinggi (PT) (Novak, 1985).

Penelitian mengenai miskonsepsi dalam bidang

biologi telah banyak dilakukan. Miskonsepsi yang terjadi dalam materi biologi
diantaranya mengenai miskonsepsi pada biologi sel (Kara dan Yesilyuart, 2008;

1

Boo, 2007), fotosintesis (Kose, 2008; Ekici et a/., 2007), respirasi pada tanaman
(Kose, 2008; Boo, 2007), respirasi pada manusia (Michael eta/., 1999).
Penelitian Suryanto, dkk (1997) yang menunjukkan banyak guru yang
mengalami miskonsepsi. Penelitian Ivowi dan Oludotun (1987) yang menemukan
bahwa banyak buku pelajaran tidak konsisten terhadap konsep ilmiah,
penga1aman sehari-hari murid, serta pengetahuan yang dimiliki guru merupakan
penyebab miskonsepsi. Namun demikian, lingkungan juga dapat menjadi
penyebab miskonsepsi yang teljadi di 1uar sekolah.
Fischer (da/am Ekici eta/, 2007), mengatakan bahwa miskonsepsi sangat
tahan terhadap perubahan. Pemahaman siswa terhadap suatu konsep berkembang
sebelum dan selama mereka belajar di sekolah. Di sisi lain, kesalahan dalam
memahami konsep yang berlanjut atau diwariskan secara turun-temurun juga
berandil besar dalam miskonsepsi. Selain itu, penjelasan seorang guru dapat
menjadi sumber teljadinya miskonsepsi pada siswa, oleh sebab itu diharapkan
kepada guru untuk lebih memahami konsep materi

pel~arn

yang akan

diajarkannya kepada siswa, karena itu cukup sulit untuk menangani dan
memberikan pembelajaran yang berguna dengan hanya menggunakan metode
pengajaran tradisional. Untuk alasan ini, metode pengajaran alternatif sangat
dibutuhkan agar konsep yang digunakan dapat dimengerti oleh peserta didik.
Miskonsepsi dapat menjadi penghalang dalam memahami materi-materi
biologi. Banyak konsep-konsep dalam biologi sating berhubungan dan merupakan
kunci untuk memahami konsep lain, sehingga miskonsepsi pada satu konsep
mengakibatkan miskonsepsi pada konsep yang lain (Tekkaya, 2002). Sebagai
contoh, tanpa pemahaman sistem peredaran darah, maka konsep mengenai sistem

2

respirasi, sistem ekskresi dan sistem kekebalan tubuh akan sulit dipahami.
Biasanya miskonsepsi teljadi karena konsep-konsep biologi yang bersifat abstrak

dan sulit dipahami oleh guru dan siswa. Kienfield (1991) menyatakan bahwa
siswa sering mengalami miskonsepsi dalam pembelajaran yang berhubungan
dengan struktur dan fungsi kromosom.
Dikmenli (2009)

menyatakan bahwa siswa mengalami

kesulitan

pemahaman konsep pembelahan sel terutama berhubungan dengan meiosis dari
pada mitosis karena konsep bersifat abstrak sehingga siswa bingung tahapan
proses pembelahan sel dan peristiwa yang teljadi pada tahap ini. Sinaga (20 l 0)
menyatakan pada umumnya siswa mengalami kesulitan untuk menguasai materi
genetika disebabkan konsep yan tidak tepat mengenai meiosis, mitosis, struktur
dan fungsi kromosom. Kose (2008) mengatakan bahwa siswa sering mengalami
miskonsepsi dalam pembelajaran yang berhubungan dengan proses fotosintesis.
Hampir semua materi pelajaran biologi bertujuan agar siswa dapat
memahami materi pembelajaran yang berhubungan dengan struktur dan fungsi
makhluk hidup. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa materi fotosintesis
merupakan materi yang abstrak dan sulit dipahami sehingga memberikan peluang
teljadinya miskonsepsi. Konsep fotosintesis sangat penting dalam pembelajaran
biologi karena merupakan kunci dalam proses kehidupan dan dasar dari
keseluruhan fungsi tanaman (Anderson, 1986 dalam Sinaga, 2010).
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada SMP Se-Kecamatan Medan
Kota mengidentifikasikan bahwa memang teljadi miskonsepsi pada materi
fotosintesis pada siswa. Guru-guru tersebut mengungkapkan bahwa materi
pembelajaran fotosintesis merupakan materi yang sulit dipahami karena materi

3

fotosintesis ini bersifat abstrak sehingga siswa dituntut untuk menghayal bagianbagian daun yang berperan dalam fotosintesis, proses teljadinya fotosintesis.
Para siswa juga mengungkapkan bahwa guru dalam pembelajarannya hanya
menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan memberikan tugas latihan dalam
proses pembelajaran biologi dan tidak ada praktek pada proses pembelajaran
khususnya pada percobaan fotosintesis.
Miskonsepsi dapat bersumber dari (I) pengalaman pribadi, (2) bahasa.
ketidaktepatan penggunaan bahasa oleh guru dan peserta didik. Jacob dalam
Michael (1999) mengemukakan bahwa seluruh bidang sains menggunakan istilah

dari bahasa sehari-hari yang memiliki defmisi khusus dalam bidang sains
sehingga menyebabkan kebingungan yang besar. Oleh karena itu, siswa berfikir
untuk mengetahui apa maksud istilah tersebut namun kenyataannya mereka tidak
tabu, (3) representasi visual, Michael et al. (1999) mengungkapkan, bahwa
representasi visual dari fenomena penting yang digunakan dalam buku teks dan
media lain seperti animasi dan simulasi komputer juga dapat menjadi sumber
miskonsepsi

yang

penting,

(4)

miskonsepsi

muncul

ketika

siswa

mengkombinasikan suatu konsep yang baru dipelajari sebelumnya, (5) penjelasan
guru dan metode mengajar, (6} Jatar pendidikan guru.
Menurut

Winkel

dalam

Hewindati

(2004),

mengemukakan

bahwa

penguasaan guru tentang bidang studi merupakan hal yang sangat mendasar dalam
kegiatan proses belajar mengajar. Dengan dikuasainya materi pelajaran, guru tidak
ragu-ragu untuk menggunakan berbagai variasi metode mengajar.

4

Dari latar belakang yang telah dikemukakan, dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa miskonsepsi dapat menimbulkan kesalahan dalam proses
pembl~arn,

karena siswa akan tetap mempertahankan konsep yang salah dan
guru akan mengalami kesulitan menyelenggarakan proses pembelajaran untuk
mengubah konsep yang salah tersebut. Dari basil uraian diatas maka penulis ingin
mengadakan penelitian tentang Identifikasi Miskonsepsi Guru IPA Biologi dan
Siswa SMP Se-Kecamatan Medan Kota pada Materi Pokok Fotosintesis.

1.2

ldentifikasi Masalab
Masalah yang dapat diidentifikasi dalam latar belakang masalah di atas

adalah miskonsepsi dapat terjadi akibat konsep biologi bersifat abstrak dan sulit
dipahami, miskonsepsi yang dimiliki guru, penjelasan dalam buku teks,
pendekatan atau strategi pembelajaran tradisional yang diterapkan tidak tepat,
guru seringkali tidak meminta persepsi peserta didik terhadap pendekatan, strategi
atau media pembelajaran yang digunakan guru.

1.3

Batasan Masalab

Dari latar belakang masalah, maka penelitian ini dibatasi pada
mengetahui miskonsepsi guru IP A Biologi dan siswa SMP Se-Kecamatan
Medan Kota pada materi pokok fotosintesis, serta konsep manakah dalam
materi fotosintesis yang sering terjadi miskonsepsi pada guru IP A Biologi dan
siswa kelas VIII SMP Se-Kecamatan Medan Kota.

5

1.4

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dikemukakan rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Adakah guru IPA Biologi SMP dan siswa SMP Se-Kecamatan Medan
Kota mengalami miskonsepsi pada materi pokok fotosintesis?
2. Konsep manakah dalam materi pokok fotosintesis yang sering tetjadi
miskonsepsi pada guru IPA Biologi SMP Se-Kecamatan Medan Kota?
3. Konsep manakah dalam materi pokok fotosintesis yang sering terjadi
miskonsepsi pada siswa SMP Se-Kecamatan Medan Kota?

1.5 Tujuau Peuelitiau
Tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui ada/tidaknya miskonsepsi guru IPA Biologi dan siswa SMP
Se-Kecamatan Medan Kota pada materi pokok fotosintesis.
2. Mengetahui konsep manakah dalam materi pokok fotosintesis yang sering
terjadi miskonsepsi pada guru IPA Biologi SMP Se-Kecamatan Medan
Kota.
3. Mengetahui konsep manakah dalam materi pokok fotosintesis yang sering
terjadi miskonsepsi pada siswa SMP Se-Kecamatan Medan Kota.

6

1.6

Maofaat Peoelitiao

1.6.1 Maofaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meJ1iadi bahan masukan dan infonnasi
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran baik siswa maupun guru dengan
pengetahuan konseptual yang diperlukan dalam pemecahan masalah ilmiah.
Selain itu. basil penelitian ini juga diharapkan dapat ditindaklanjuti dalam
perubahan miskonsepsi guru IPA Biologi dan siswa SMP Se-Kecamatan Medan
Kota pada materi pokok Fotosintesis.

1.6.2 Maofaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan
bahan acuan bagi guru, tenaga pengajar, pengelola lembaga pendidikan dan
peneliti selanjutnya, yang ingin mengetahui lebih laJ1iut tentang gambaran
mengenai miskonsepsi guru IPA Biologi dan siswa SMP Se-Kecamatan Medan
Kota pada materi pokok Fotosintesis.

7

BABV
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Hasil penelitian miskonsepsi guru dan siswa tentang materi ldasifikasi dunia
hewan adalah sebagai berikut:

I. Tidak terdapat miskonsepsi pada guru IPA Biologi SMP, namun terdapat
miskonsepsi pada siswa SMP Se-Kecamatan Medan Kota terhadap materi
fotosintesis.
2. Tidak terdapat miskonsepsi pada guru IPA Biologi pada SMP SeKecamatan Medan Kota pada seluruh konsep fotosintesis
3. Terdapat miskonsepsi pada siswa SMP Se-Kecamatan Medan Kota pada
konsep fotosintesis yaitu konsep pengertian fotosintesis, konsep percobaan
fotosintesis,. konsep bagian daun yang berperan dalam fotosintesis, dan
konsep proses fotosintesis.

5.2

Implikasi
Hasil penelitian ini mengimplikasikan bahwa dalam proses belajar mengajar

pembentukan konsep pada pembelajaran sains sangatlah penting bagi para guru
terhadap kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun siswa dalam pemahamn
konsep materi pelajaran di dalam kelas. Pemahaman konsep dapat memberikan
siswa akan konsep ilmiah yang benar sehingga dapat menghidari miskonsepsi.
Miskonsepsi merupakan kesalahpahaman terhadap konsep yang benar atau konsep
yang keliru pada prinsip-prinsip ilmiah yang sebenarnya. Sehingga perlu diketahui
adanya miskonsepsi yang terjadi pada guru dalam kegiatan belajar meng;:Uar, serta

68

miskonsepsi yang terjadi pada siswa dalam upaya rnenghindari kesalahpaharnan
konsep (miskonsepsi) dan rneningkatkan pemahaman siswa pada konsep yang
benar dalam kegiatan pernbelajaran serta dapat meningkatkan basil belajar siswa.

5.3

Saran
Berdasarkan basil penelitian saran yang perlu disarnpaikan adalah:

1. Para guru dan siswa diharapkan dapat rnemahami konsep yang baik sesuai
dengan prinsip-prinsip konsep ilmiah yang sebenarnya..

2. Guru rnernberikan konsep yang benar pada siswa sesuai dengan konsep
yang ilrniah yang konkrit sesuai dengan kehidupan sehari-harinya.
3. Perlu adanya penyuluhan atau bimbingan kepada guru dalam rnernperoleh
konsep yang benar sesuai dengan konsep pernbelajaran. sehingga
rnenghindari terjadinya miskonsepsi.

4. Untuk rnenghindari rniskonsepsi guru perlu rnelakukan inovasi strategi
pernbelajaran dalam rneningkatkan pemahaman konsep rnateri pelajaran
kepada siswa.
5. Siswa hendaknya rnernahami konsep rnateri pelajaran yang benar dan ilrniah
dengan rnernperoleh pada referensi buku yang ilrniah serta rnenanyakan
kepada ahlinya dalam rnenghindari miskonsepsi.

69

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. 1984. Dasar Pengetahuan llmu Tanaman. Baandung: Angkasa
Adisendjaja, Y. H., & Roomlah, 0. 2007. ldentifikasi Kesalahan dan Miskonsepsi
Bulcu leks Biologi SMU. Makalah disajikan dalam Seminar nasional
pendidikan Biologi dan Biologi, Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA,
Universitas Pendidikan Indonesia, 25-26 Mei.
Anonim. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka.
Arikunto, S. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta.
Boo, H.K. 2007. Primary science assessment item setters' misconception
concerning biological science concept Asia Pacific Forum on Science
Learning and Teaching, 8: 1-7.
Chen, C. C., Lin, H. S., & Lin, M. L. 2002. Developing a Two-Tier Diagnostic
Instrument to Assess High School Students' Understanding - The
Fonnation of Images by a Plane Mirror. Proceeding Nat/. Science Council,
12: 106-121.
Chi, M.T. H., Slotta, J.D., Leeuw,N. 1994. From things to process: a theory of
conceptual change for learning science concepts. Learning and Instruction,
4:27-43.
Dahar, R. W. 1989. Teori-Teori Be/ajar. Rineka Cipta: Jakarta.
Dikmenli, M. 2009. Misconceptions of Cell Division Held by Student Teachers in
Biology: A Drawing Analysis Scientific Research and Essays. Academic
Journals Vol. 5 : 235-247.
Dykstra, D.l., Boyle, F.C., dan Monarch, LA. 1992. Studying Conceptual Change
in Learning Physics. Science Education, 16 (6): 615-652.
Ekici, F., Ekici, E., Aydin, F. 2007. Utility of concept cartoons in diagnosing and
overcoming misconception related to photosynthesis. International Journal
ofEnvironmental & Science Education, 2 (4): 111-124.
Fosnot, C. T. (1989). Enquiring teachers, enquiring learners: A constructivist
approach for teaching. New York: Teachers College Press.
Goodwin, L., dan Leech, N. 2006. Understanding co"elation: Factors That Affect
The Size. The Journal Experimental Education, 3: 251-266.
70

Hewindati, T.Y., & Suryanto, A. 2004. Pemahaman Murid Sekolah Dasar
Terbadap Konsep IPA Berbasis Biologi: Suatu Diagnosis Adanya
Miskonsepsi. Jurnal Pendidikan, Universitas Terbuka, 5 (1): 61-72.
Ivomi, U. M. 0. & Oludotun. J. S. 0. (1987). An investigation of resources of
misconception in physics. Dalam Novak, JD. (Ed). Proceeding of the
second international seminar misconcepsition and educational strategies in
Science and Mathematics. 3. Ithaca, New York: Cornell University.

Kara, Y. dan Yesilyurt. 2008. Comparing the impact of tutorial and edutainment
software program on the students' achievement, misconceptions, and
attitudes toward biology. Journal Science Education and Technology,
17:32-41.

Karli, H. dan Yuliariatiningsih, M.S. (2003). Model-Model Pembelajaran.
Bandung : Bina Media Informasi.
Kienfield, A. C. H. 1991. Confusing Chromosome Number and Structure:
Acommon Student Error. Journal ofBiological Education, 25: 193-200.
Klymkowsk:y, M., Taylor, L.B., Spindler, S.R., dan Doxas., R. K. G. 2006. TwoDimensional, Implicit Confidence Test as a Tool For Recognizing Student
Miskoncepcion. Journal ofCollege Science Teaching, 44-48.
Kose, S. 2008. Diagnosing student misconception: using drawing as research
method. World Applied Sciences Journal, 3 (2): 283-293.
Liliawati, W. & Ramalis, T. 2008. Identifikasi Miskonsepsi Materi IPBA di SMA
dengan menggunakan CRI (Certainly of Respons Index) dalam Upaya
Perbaikan dan Pengembangan Materi IPBA pada KTSP. Laporan
Penelitian. Universitas Pendidikan Indonesia.

Lakitan, B. 2008. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Raja Grafmdo
Persada
Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi. Padang: UNP Press.
Manalu, K. 2010. Pengaruh A/at Visualisasi (Gombar Diam dan Animasi)
Terhadap M"IS!ronsepsi Hasil Be/ajar dan Persepsi Siswa Pada
Pembekajaran Bio/ogi. Tesis Tidak Diterbitkan. Medan :Program Studi
Pendidikan Biologi Pascasarjan Unimed.
Michael, J. A., Richardson, D., dan Rovic, A. 1999. Undergraduate Student's
Misconception about Respiratory Physiology. Advance in Physiology
Education, 22: I.

71

Mills, K. R., Zhang, H., Boughman, J. 2008. Essay contert Reveals Misconception
of High School In Genetic Content, American Society of Hwnan Genetics.
Journal ofGenetics Education, 178: 1157-1168.
Novak, J.D, dan Gowin, B. 1985. Learning How to learn. Cambridge, Cambridge
University Press.
Nuraini, Y. 2003. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka.
O-Saki, K. M., Samiroden, W. D., 1990, Children's Conception of 'living'
and 'dead'. Journal ofBiological Education, 24:199-207.
Odom, A. L. (1993). "Action Potentials & Biology Textbooks: Accurate,
Misconceptions or Avoidance?" The American Biology Teacher. 55 (8): 468472.
Poedjiadi, A. (2005). Sains Teknologi Masyarakat; Model Pembelajaran
Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Redhana, I. W., Kima, I.M. 2004. Identifikasi miskonsepsi siswa SMA Negeri di
leota Singaraja terhadap lconsep-konsep kimia yang dilakukan setelah
pembelajaran. Singaraja: IKIP N Singaraja.
Sagala, S. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Simamora, M., dan Rehdana, I. W. 2007. Identifikasi Miskonsepsi Guru Kimia
pada Pembelajaran Konsep Struktur Atom. Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Pendidikan, I: 148-160.

Sinaga, A. 2010. Identifikasi miskonsepsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Biologi FMIPA Unimed terhadap Mata Kuliah Biologi Sel. Skripsi tidak
diterbitkan. Medan: Program Studi Pendidikan Biologi FMIPA Unimed.
Sukinnan & Aloysius, S. 2009. Biologi 2 SMP Kelas VJ/1 Bogor: Yudhistira.
Suparno, P. 2001. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Kanisius.
Suparno, P. 2005. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisiko.
Jakarta: PT Grasindo.
Suryanto, A., dkk (1997). Pemahaman guru Sekolah Dasar (SD) terhadap Konsep
konsep Ilmu Pengetahuan Alam (IPA): Suatu diagnosis adanya miskonsepsi.
Laporan Penelitian. Tidak diterbitkan. Jakarta: Pusat Penelitian-UT.
Syamsuri, I. 2007. IPA BIOLOGI: untukSMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga.

72

Tekkaya, C. 2002. Misconception as barriers to understanding biology. Hacettepe
Universitesi Egitim Falcultesi Dergisi, 23: 259-266.
Turkmen, H. Usta, E. 2007. The Role of Learning Cycle Approach Overcoming
Misconception in Science. Kastamonu Education Journal, 15:491-500.
Yip, D. 1998. Identification of misconceptions in novice biology teachers and
remedial strategies for improving biology learning. International Journal
Science Education, 20: 461-477.
Winahyu. S. & Kartini, H. 2006. Konsepsi Siswa dan Guru tentang Konsepkonsep IPA di SD se Kota Malang.

73

I'