IDENTIFIKASI MISKONSEPSI GURU DAN SISWA TENTANG MATERI SEL DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN DELI SERDANG.



IDENTIFIKASI MISKONSEPSI GURU DAN SISWA
TENTANG MATERI SEL DI SMA NEGERI
Se- KABUPATEN DELISERDANG
TESIS

Oleh:
BALIMAH SAKJ)IAH IQRU GULTOM
NIM : 809735006

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN

2011

\




IDENTIFIKASI MISKONSEPSI GURU DAN SISWA
TENTANG MATERI SEL DI SMA NEGERI
Se- KABUPATEN DELISERDANG
TESIS

Oleh:
BALIMAH SAKJ)IAH IQRU GULTOM
NIM : 809735006

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN

2011

\

Tesis

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI GURU DAN SISWA TENTANG MATERI

SEL DI SMA NEGERI Se- KABUPATEN DELISERDANG

Disusun dan diajukan oleh:
HALIMAB SAKDIAB BORU GULTOM
NIM.80973S006

Telah Dipertahankan di Depan Panitia Ujian Tesis
Pada Hari Jumat Tanggal23 Desember 2011 dan Dinyatakan Telah
Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Medan, 23 Desember 2011
Menyetujui
Tim Pembimbing

Pembimbing I

PSQ. S~atr, ~Sc
NIP. 19610626 198710 1 001

Ketua Program Studi

Pendidikan Biologi

A~

•f

-

Dr. Hasruddin, M.Pd.
NIP. 19640424 198903 1 027

Dr. Sya
Edi, M.Si
NIP. 19640 10 199003 1 002

PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI
UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI

No.


NAMA

1.

Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.Se
NIP. 19610626 198710 1 001
(Pembimbing I)

2.

Dr. Syahmi Edi, M.Si
NIP. 19640710 199003 1 002
(Pembimbing D)

3.

Syarifuddin, M.Sc., Ph.D
NIP. 19591122 1986011 001
(Penguji)


4.

Dr. Hasruddin, M.Pd
NIP. 19640424 198903 1 027
(Penguji)

5.

Dr. rer.nat. Binari Manurung, M.Si.
NIP.196404041989031 006
(Penguji)



TANDA TANGAN

,.

.


Nama : Halimah Sakdiah Boru Gultom
NIM : 809735006
Prodi : Pendidikan Biologi
Program Paseasarjana Unimed

..

ABSTRAK
HALIMAH SAKDIAH DR. GULTOM. Identifikasi Miskonsepsi Guru dan
Siswa Tentang Materi Sel di SMA Negeri Se- Kabupaten Deliserdang. Tesis.
Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi apaka.h ada tidaknya miskonsepsi
guru dan siswa, persentase miskonsepsi yang dialami guru dan siswa serta
mengetahui konsep manakah yang diskonsepsikan oleh guru dan siswa tentang
materi sel. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri Se- Kabupaten Deliserdang

yang terdiri atas 15 sekolah. Populasi penelitian ini adalah 16 guru dan 1281
siswa. Sampel yang digunakan adalah 16 guru dan 949 siswa. Konsep yang
diujikan sebanyak ll konsep. Penelitian ini menggunakan tes diagnostik dua

dimensi yang terlebih dahulu divalidkan kepada validator. Pada saat rnenjawab tes
untuk siswa, guru dan peneliti berada pada ruangan kelas dan untuk guru

..

dikerjakan pada ruangan guru, agar pada saat guru dan siswa tidak mengerti akan
tes dapat bertanya pada peneliti, waktu yang diberikan untuk menjawab
keseluruhan tes adalah 45 menit. HasH penelitian menunjukkan ada miskonsepsi
pada guru sebanyak 9,09% dan ada miskonsepsi siswa sebanyak 36,36%. Guru
miskonsepsi pada konsep Eksositosis dan pada siswa miskonsepsi pada 4 konsep,
yaitu: perkembangan teori sel, perbedaan sel prokariotik dengan sel eukariotik,
plasmolisis, dan endositosis. Jika guru mengalami rniskonsepsi cukup tinggi
terhadap konsep-konsep yang akan diajarkan kepada siswa tentu siswa akan
rnengalami miskonsepsi lebih banyak lagi dati pada guru dan untuk rnengatasi ini
guru hendaknya menerapkan strategi pengubahan konseptual dalam pembelajaran
agar dapat rnengatasi konsepsi siswa, karena iUJ"U adalah gudang ilmunya siswa
selain buku teks.

Kata kunci: Miskonsepsi, guru, siswa, dan materi sel


.

.

ABSTRACT
HALIMAH SAKDIAH BORU GULTOM. Identification of Misconceptions
about the Teacher and Student Materials Cells in High School Country
Deliserdang Regency. Thesis. Graduate Program, State University of Medan,

2011.
This study aimed to identify whether the presence or absence of misconceptions
teachers and students, the percentage of misconceptions that experienced teachers
and students and find out what the concept is conceptualized by teachers and
students about the material of the cell. The research was carried out on high
school Deliserdang District consisting of 15 schools. The study population was 16
teachers and 1281 students. The samples used were 16 teachers and 949 students.
The concept is tested as much as 11 concept. This study uses two-dimensional
diagnostic tests prior to the validator. At the time of answering the test to students,
teachers and researchers are in the classroom to teachers and teachers work in the
room, so when the teachers and students do not understand the test may ask the

researcher, the time given to answer the whole test is 45 minutes. The results
showed there are misconceptions on the teacher as much as 9.0CJ0.4 and there are
misconceptions students as much as 36.36%. Teachers misconceptions on the
concept of exocytosis and on student misconceptions in four concepts, namely:
the development of cell theory, differences in prokaryotic cells with eukaryotic
cells, plasmolisis, and endocytosis. If teachers have a high enough misconceptions
of the concepts to be taught to the stUdents misconceptionS of students will
experience more of the teacher and the teacher should be to address this
conceptual conversion strategy in order to overcome the learning conceptions of
students, because teachers are a storehouse of knowledge students other than text
books.
Keyword: Misconceptions, teachers, students, and matery cell

ii

KATAPENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala
anugrah-Nya yang memberikan kesehatan serta telah diberi kemampusn daliWl
menyelesaikan tesis ini.
Tesis berjudul "ldentifikasi Miskonsepsi Guru dan Siswa Biologi SMA

Negei Se- Kabupaten Deliserdang Terhadap Materi Sel" disusWl untulc
memperoleh gelar Magister Pendidikan Biologi UNIMED. Pada kesempatan ini
penulis menyampaikan terima kasih kepada Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.Sc dan



.

Dr. Syahmi Edi, M.Si. sebagai dosen pembimbing tesis yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal sampai
selesainya tesis ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Dr. Hasruddin
M.Pd., Dr. rer. nat. Binari ManurWlg, M.Si dan Syarifuddin, M.Sc., Ph.D. sebagai
narasumber yang .telah memberikan masukan dan saran-saran demi perbaikan
untuk menyempumakan tesis ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ora. Melva Silitonga, M.S
dan Prof. Dr. M. Badiran,

M.Pd selaku validator. Ucapan terima kasih juga

disampaikan kepada bapak kepala sekolah, guru-guru, dan staf pegawai pada

SMA Negeri Se- Kabupaten Deliserdang yang telah membantu selama penelitian
tesis ini. Pengbargaan dan ucapan terima kasih yang terbesar juga disampaikan
kepada orang tua Drs. H. Ali Suman Gultom M.Si dan Hj. Nunnasyiah hr.
Panjaitan yang telah banyak berdoa dan memberikan dukungan secara moril
maupun materil untuk kelancaran tesis ini. Terima kasih juga kepada saudarasaudaraku Makmur Sojuangan Gultom, Helen Gultom, Hendrik Gultom,

iii

Nurabedah Sejahtera Gultom, ldris Gultom, yang tidak bosan-bosannya
mendukung saya.
Terima kasih juga disampaikan kepada Khairuna. Efrida Pima Sari

Tambunan, Roy Parsaulian. Aryeni, Muhammad Darwis yang selalu memberikan
motivasi dan telah menjadi saudara terbaik selama penulisan tesis ini, dan kepada
seluruh mahasiswa pascasarjana Biologi A angkatan 2009 yang telah banyak
memberikan bantuan dalam penulisan tesis ini.
Penulis berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan tesis

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun

,.

tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca guna menyempurnakan tesis ini. Semoga tesis ini
bennanfaat bagi para pembaca dan dapat memperkaya dunia pendidikan.

Medan, Januari 2012
Penulis

Halimah Sakdiah Boru Gultom

NIM. 809735006

II

iv



DAFfARISI
Halaman

ABSTRAK
ABSTRAC
KATAPENGANTAR
DAFfARISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFfAR LAMPIRAN

i

ii
iii
v
vii
ix
X

BAB.IPENDAHULUAN
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
l.S.
1.6.



Latar Belakang Masalah

I
5
5
6
6
7

ldentifikasi Masa1ah
Pembatasan Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian

BAB.ll TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teoritis
2.1.1. Teori Konstruktivisme
2.1.2. Konsep, Konsepsi, dan Prakonsepsi
2.1.3. Miskonnsepsi
2.1.4. Ciri-Ciri Miskonsepsi
2.1.5. Penyebab Miskonsepsi
2.1.6. Cara Menggali Miskorisepsi
2.1. 7. Miskonsepsi pada Biologi
2.1.8. Penelitian yang Relevan
2.1.9. Deskripsi Materi Sel
2.1.9.1. Sejarah Penemuan dan Teori Sel
2.1.9.2. Macam Sel Berdasarkan Struktur
dan Cara Mendapatkan Ener&i
2.1.9.3. Struktur dan Fungsi Bagian-Bagian Sel
2.1.9.4. Transport Zat
2.1.9.5. Sel Tumbuhan dan Sel Hewan
2.2. Kerangka Konseptual

8
8
II
13

14
15
20
23

24
27
27
29

30
33
37

41

BAD. m METODE PENELITIAN
42
42
42
42
42

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.1.1. Lokasi Penelitian
3.1.2. Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1. Populasi
3.2.2. Sampel
3.3. Jenis Penelitian

43
44

v

..
3.4. Prosedur Penelitian
3.5. Teknik Analisis Data

45
48

BAB. IV BASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Miskonsepsi Guru dan Siswa
4.1.2. Miskomsepsi Guru
4.1.2.1. Miskonsepsi tentang Materi Sel
4.1.2.2. Miskonsepsi Guru tentang Konsep Materi Sel
4.1.2.3. Miskonsepsi Guru Setiap Soal tentang Konsep Materi Sel
4.1.2.4. Miskonsepsi Guru tena~
Materi Sel Berdasarkan K.arakteristik
Responden
a. Konsepsi Guru Berdasarkan Jenis Kelamin
b. Konsepsi Guru Berdasarkan Jenis Sertifikasi
c. Konsepsi Guru Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan
d. Konsepsi Guru Berdasarkan Pengalaman Mengajar
e. Konsepsi Guru Berdasarkan Akreditas Sekolah
4.1.3. Miskonsepsi Siswa
4.1.3.1. Miskonsepsi Siswa tentang Materi Sel
4.1.3.2. Miskonsepsi Siswa terhadap Setiap Konsep Materi Sel
4.2. Pembahasan
4.2.1. Miskonsepsi Guru
4.2.2. Miskonsepsi Siswa

50
50
S2
52
53
54
56
56
56
57
58
59
59
60
60
62
62
64

DAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan

5.2. lmplikasi
5.3. Saran

67
67
68

DAFTAR PUSTAKA

69

..

vi

DAFTAR TABEL



Tabel2.l. Penyebab Miskonsepsi

20

Tabel2.2. Miskonsepsi Biologi

23

Tabel2.3. Perbedaan Sel Twnbuhan dan Sel Hewan

38

Tabel2.4. Konsep-Konsep Materi Sel

39

Tabel3.l. Penjabaran Populasi Guru dan Siswa Biologi Kelas XI

43

Tabel3.2. Penjabaran Sampel Guru dan Siswa Biologi Kelas XI

44

Tabel3.3. Analisis Standar lsi Mata Pelajaran Biologi Kelas XI

46

Tabel3.4 . Sebaran Pokok BahaSan. Materi Sel, Nomor Tes
Dan Jumlah Tes yang Dikembangkan dari Masingmasing Pokok Bahasan

47

Tabel3.5. Kemungkinan Jawaban dan Tingkat Keyakinan
Terhadap Jawaban yang Diberikan Terhadap Setiap
Kemungkinan Jawaban

48

Tabel4.l. Jumlah, Persentase Sampel Guru dan Siswa
SMA Negeri Se- Kabupaten Deliserdang

50

Tabel4.2 . Pemetaan Karakteristik Sampel Guru

51



ix

..
DAFrAR GAMBAR
Gambar 2.1. Skema Penilaian untuk. Tes Dua Dimensi

22

Gambar 2.2. Proses Difusi

34

Gambar 2.3. Proses Osmosis

35

Gambar 2.4. Sel Tumbuhan

38

Gambar 2.5. Sel Hewan

38

Gambar 2.6. Kerangka Konseptual

41

Gambar 4.1. Rata-rata Skor (± SD) Penguasaan Konsep Guru
tentang Materi Sel

52

Gambar 4.2. Rata-rata Skor (± SD) Penguasaan Konsep Guru
tentang Setiap Konsep Materi Sel

53

Gambar 4.3. Rata-rata Skor (± SD) Penguasaan Konsep Guru
pada Setiap Soal Konsep Komponen Kimia Sel

55

Gambar 4.4. Rata-rata Skor (± SD Penguasaan Konsep Guru
pada Setiap Soal Konsep Perbedaan Sel Prokariotik
dan Eukariotik

55

Gambar 4.5. Rata-rata Skor (±SO) Penguasaan Kon8ep Guru
pada Setiap Soal Konsep Struktur Sel Hewan dan

55
Twnb~

Gambar 4.6. Rata-rata Skor (± SD) Penguasaan Konsep Guru
pada Setiap Soal Konsep Menjelaskan Organel Sel
Twnbuhan dan Sel Hewan

55

Gambar 4.7. Rata-rata Skor (:1: SD) Penguasaan Konsep Guru
pada Setiap Soal Konsep Menjelaskan Proses Difusi
dan Osmosis

55

Gambar 4.8. Rata-rata Skor (:I: SD) Miskonsepsi Guru tentang Materi
Sel Berdasarkan Jenis Kelamin

56

Gambar 4.9. Rata-rata Skor (:I: SD) Konsepsi Guru tentang Materi
Sel Berdasarkan Sertifikasi

57

Gambar 4.10. Rata-rata Skor (± SD) Konsepsi Guru tentang Materi
Sel Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan

58

vii


Gambar 4.11. Rata-rata Skor (± SO) Konsepsi Guru tentang Materi
Sel Berdasarkan Pengalaman Mengajar

58

Gambar 4.12. Rata-rata Skor (± SD) Konsepsi Guru tentang Materi
Sel Berdasarkan Akreditas Seko1ah

59

Gambar 4.13. Rata-rata Skor (± SO) Penguasaan Konsep Siswa
tentang Materi Sel

60

Gambar 4.14. Persentase Penguasaan Konsep Siswa tentang Setiap
Konsep Materi Sel

61

Gambar 4.15. Persentase Penguasaan Konsep Siswa tentang
Materi Sel

62

viii

.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Identitas Guru

72

Lampiran 2. Tes Diagnostik Dua Dimensi Guru

73

Lampiran 3. Tes Diagnostik Dua Dimensi Siswa

80

Lampiran 4. Kunci Jawaban

88

Lampiran 5. Data-data Hasil Tes Diagnostik Guru Biolgi SMA
Negeri Se- Kabupaten Deliserdang

89

Lampiran 6. Rata-rata Skor (±SO) Miskonsepsi terhadap Materi
Sel Antar Sekolah

90

X

BABI
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sains adalah pendidikan yang bertujuan untuk membantu siswa

dalam mengembangkan suatu pemahaman konsep yang bermakna dan membuat
siswa mengetahui bagaimana konsep tersebut dapat digunakan dalam kehidupan

sebari-hari (Kara dan Yesilyuart, 2008). Tidak dapat dipungkiri bahwa

ilm~

dan

teknologi terus berkembang seiring dengan melesatnya kebutuhan manusia dan
kecanggih.an alat bantu yang digunakan dalam penyelidikan ilmiah. Ada kalanya
ketertinggalan informasi terbaru menyebabkan konsep-konsep yang sebarusnya

berubah atau diperbaiki menjadi salab dalam menyampaikannya kepada peserta
didik, tennasuk dalam biologi.
Dalam proses belajar mengajar, pembentukan konsep materi ajar sangatlah
penting, karena berpengaruh langsung terhadap pemahaman peserta didik

terhadap materi pelajaran. Secara keseluruhan dalam·proses pembelajaran, konsep
merupakan dasar berpikir untuk memecahkan masalah dalam proses belajar.
Apabila konsep yang dimiliki oleh peserta didik menyimpang bahkan
bertentangan dengan konsep ilmiah maka hal ini menyebabkan terjadinya
hambatan terhadap penerimaan konsep-konsep baru yang akan dipelajari,
pemahaman konsep yang berbeda dengan konsep yang diterima secara ilmiah

inilah yang dikenal dengan istilah miskonsepsi.
Dalam kurun waktu lima belas tallUn terakhir, miskonsepsi dalam Dmu
Pengetahuan Alam (IPA) telah menjadi perhatian serius dalam dunia pendidikan.
Berdasarkan suatu basil Seminar Intemasional pada tahun 80-an miskonsepsi

1

dalam IPA dan Matematika ditemukan bahwa miskonsepsi terhadap konsep IPA
banyak terjadi pada murid di berbagai negara mulai dari tingkat Sekolah Dasar
(SD) sampai dengan tingkat Perguruan Tinggi (PT) dan dapat teljadi di semua
bidang sains, seperti fisika, kimia, biologi, dan astronomi (Novak, 1985). Khusus
dalam bidang biologi, miskonsepsi telah diketahui teljadi pada bidang biologi

yaitu pada biologi sel (Kara dan Yesilyuart, 2008; Dikmenli, 2010; Tanner, 2005;
Kienfield, 1991}, fotosintesis (Kose, 2008), respirasi pada tanaman (Kose, 2008},

respirasi pada manusia (Michael et al., 1999; Pabucu dan Geban, 2006; Sayibo,
1993}, difusi dan osmosis (Tarakci et al., 1999; Odom, 1993; Kustiyah, 2007).
Pembelajaran biologi bertujuan agar siswa. dapat memahami materi
pembelajaran yang berhubungan dengan struktur dan fungsi makhluk hidup,

begitu pula dengan biologi sel. Materi biologi sel telah dipelajari sejak awal di
sekolah, misalnya di Sekolah Menengah Pertama (SMP) membahas tentang
organisasi sel, tahap-tahap pembelahan sel dan genetika. Namun pada tingkat
SMP materi biologi sel masih terbatas pada pengenalan konsepnya. P8da tingkat
Sekolah Menengah Atas (SMA) pembahasan semakin mendalam, bukan hanya
konsep pengenalan saja, tetapi sudah meliputi struktur dan fungsi sel.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa materi pembelajaran yang
berhubungan dengan struktur dan fungsi

kromosom, seeing mengalami

miskonsepsi (Kienfield, 1991). Dikmenli (2010) menyatakan bahwa siswa
mengalami kesulitan pemahaman konsep pembelahan sel terutama berhubungan
dengan meiosis dari pada mitosis karena konsep bersifat abstrak sehingga siswa

bingung tahapan proses pembelahan sel dan peristiwa yang terjadi pada tahap ini.
Sinaga (20 10) menyatakan pada umumnya siswa mengalami kesulitan untuk

2


menguasai materi genetika disebabkan konsep yang tidak tepat mengenai meiosis,
mitosis, struktur dan fungsi kromosom. Jika. mis~onep

tidak dihiJangkan,

miskonsepsi akan berdampak negatif pada pembelajaran selanjutnya {Pabucu dan

Oeban, 2006).

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada SMA Negeri SeKabupaten Deliserdang teridentifikasi bahwa niemang terjadi ·miskonsepsi pada
materi sel. Guru-guru mengungkapkan bahwa banyak dari siswa tidak mengerti

akan bahasa latin yang dipergunakan dalam materi sel. Para siswa
mengungkapkan bahwa guru dalam pembelajaran materi sel ini tidak kreatif
karena hanya menggunakan metode ceramah, tanya-jawab, dan pemberian tugas
sehingga banyak siswa yang tidak mengerti karena tidak melihat langsung atau
dengan kata lain tidak adanya praktek pada proses pembelajaran. Siswa juga
mengatakan bahwa materi sel ini sulit karena banyaknya hafalan nama latin dari
materi sel.
Miskonsepsi dapat menjadi penghalang dalam memahami materi-materi
biologi. Miskonsepsi dapat menghambat pemahaman dalam materi biologi, karena
banyak konsep dalam biologi sating berhubungan erat dan merupakan kunci untuk
memabami konsep lain, sehingga miskonsepsi pada satu konsep mengakibatkan
miskonsepsi pada konsep lain. Miskonsepsi dapat bersumber dari: (1)
pengalaman-pengalaman pribadi; (2) bahasa, sumber lain yang penting dari
miskonsepsi adalah ketidaktepatan penggunaan bahasa oleh pengajar dan siswa;
(3) representasi visual. Michael et a/. (1999) mengungkapkan bahwa representasi
visual dari fenomena penting yang digunakan dalam buku teks dan media lain

seperti animasi dan simulasi komputer juga dapat menjadi sumber miskonsepsi

3

yang

penting;

(4)

metode

mengajar.

Tekkaya

(2002)

mengungkapkan

pembelajaran tradisional memicu munculnya miskonsepsi yang bersifat stabil dan
resisten untuk diubah; ( 5) latar belakang pendidikan.
Fischer (dalam Ekici, 2007) menyatakan bahwa miskonsepsi sangat tahan

terhadap perubahan. Pemahaman siswa terhadap suatu konsep berkembang
sebelum dan selama mcreka belajar di sekolah. Di sisi lain, kesalahan dalam
mmlabami konsep yang berlanjut atau diwariskan secara tunm-tem.urun juga

berandil besar dalam miskonsepsi. Disamping itu penjelasan seorang guru dapat
menjadi sumber terjadinya miskonsepsi pada siswa. oleh sebab itu diharapkan



kepada guru
~arkny

untuk lebih memahami

konsep materi pelajaran yang akan di

kepada siswa, karena itu cukup sulit untuk menangani dan

memberikan pembelajaran yang berguna dengan hanya menggunakan metode
pengajaran tradisional. Untuk alasan ini, metode pengajaran alternatif sangat
dibutuhkan agar konsep yang digunakan dapat dimengerti oleh peserta didik.
Menurut teori perkembangan intelektual Piaget, miskonsepsi akan terjadi
jika struktur mental yang ada tidak cukup akurat untuk mengakomodasi
pengetahuan yang baru. Miskonsepsi akan mudah. diketahui melalui penalaran
yang digunakan mungkin kurang masuk akal, mungkin kurang lengkap, mungkin
juga kurang jelas. Sementara itu, kelompok konstruktivisme, melihat bahwa
porses konstruksi pengetahuan itu tidak melulu hanya logika berpikir tetapi
merupakan campuran antara pengalaman, basil pengamatan, kemampuan: berpikir,

dan kemampuan berbahasa. Karena itu, pengetahuan yang dikonstruksi guru tidak

.

akan mungkin sama seratus persen antara yang satu dengan yang lain. Apalagi,
jika dibandingkan dengan pengetahuan yang disusun para ilmuwan. Orang

4

mengatakan konsepsi yang berbeda dari konsepsi ilmuwan disebut miskonsepsi,
karena konsepsi ilmuwan dianggap yang 'benar'. Dari latar belakang, dapat
dikemukakan bahwa miskonsepsi dapat menimbulkan inefesiensi dalam proses
pembelajaran, karena siswa akan tetap mempertahankan konsep yang salah
sehingga guru akan mengalami kesulitan menyelenggarakan proses pembelajaran.

1~.Idensialh

Masalah yang dapat diidentifikasi dalam latar belakang masalah di atas

adalah miskonsepsi dapat terjadi akibat konsep biologi bersifat abstrak dan sulit
dipahami, miskonsepsi yang dimiliki guru, miskonsepsi yang dialami siswa,
penjelasan dalam buku teks, pendekatan atau strategi pembelajaran tradisional
yang diterapkan tidak tepat, guru seringkali tidak meminta persepsi peserta didik
terhadap pendekatan, strategi atau media pembelajaran yang digunakan guru,
apakah terjadi miskonsepsi pada guru dan siswa, berapa persen guru dan siswa
........!:111•u

miskonsepsi,

konsep

apa

saja

yang

kemungkinan

terjadinya

miskonsepsi, dan mengidentifikasi miskonsepsi guru dan siswa biologi.

1.3. PembatHan Masalah
Dari

identifikasi

masalah,

maka

penelitian

ini

dibatasi

pada

mengidentifikasi ada atau tidaknya miskonsepsi guru dan siswa biologi kelas
XI SMA Negeri Se-Kabupaten Deliserdang terhadap materi sel, berapa
persentase miskonsepsi guru dan siswa biologi kelas XI SMA Negeri SeKabupaten Deliserdang, konsep manakah dalam materi sel yang sering terjadi

5

miskonsepsi pada guru dan siswa biologi kelas XI SMA Negeri Se-Kabupaten
Deliserdang.

1.4. Rumusan Masalab

Berdasarkan latar .,elakang masai&h maka dikemukakan rumusan masalah
sebagai berikut:

a Apakah ada atau tidaknya miskonsepsi guru dan siswa tentang materi sel di
SMA Negeri Se- Kabupaten Deliserdang?
b. Berapakah persentase guru dan siswa yang mengalami miskonsepsi tentang
materi sel di SMA Negeri Se- Kabupaten Deliserdang?
c. Konsep apakah tentang materi sel yang mengalami miskonsepsi pada guru
dan siswa di SMA Negeri Se- Kabupaten Deliserdang?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

a Mengetahui ada atau tidaknya miskonsepsi guru dan siswa tentang materi sel di
SMA Negeri Se- Kabupaten Deliserdang.
b. Mengetahui persentase guru dan siswa yang mengalami miskonsepsi tentang
materi sel di SMA Negeri Se- Kabupaten Deliserdang.
c. Mengetahui konsep apakah tentang materi sel yang mengalami miskonsepsi
pada guru dan siswa di SMA Negeri Se- Kabupaten Delisentang.

6

1.6. Maafaat Peaelitiaa
Secara teoritis basil penelitian ini: ( 1) untuk menambah khasanah
pengetahuan mengenai miskonsepsi pada guru dan siswa pada materi
pembelajaran biologi khususnya materi sel; (2) basil penelitian ini diharapkan
dapat

di~

lanjuti dalam pengubahan miskonsepsi guru dan siswa kelas XI

SMA Negeri Se- K.abupaten Deliserdang; (3) sebagai referensi tambahan kepada

para peneliti yang benninat untuk mengembangkan penelitian mengenai
miskonsepsi pembelajaran biologi terutama pada materi sel.
Secara praktis basil penelitian ini: (1) sebagai tolak ukur bagi para guru
dalam upaya mengetahui miskonsepsi pada dirinya dan siswa; (2) sebagai

penerapan praktis dalam proses pembelajaran pada upaya mengetahui
miskonsepsi yang terjadi pada guru dan siswa.

7

BABY
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Hasil penelitian miskonsepsi guru dan siswa terhadap materi sel adalah
sebagai berikut:
1. Ada miskonsepsi pada guru dan siswa tentang materi sel di SMA Negeri
Se- Kabupaten Deliserdang.
2. Persentase miskonsepsi yang dialami guru sebesar 9,0