IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMP PADA KONSEP FOTOSINTESIS MELALUI ANALISIS GAMBAR.
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMP PADA KONSEP FOTOSINTESIS MELALUI ANALISIS GAMBAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Biologi.
Oleh: Devi Ariandini
0802763
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
Devi Ariandini, 2013
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMP PADA KONSEP FOTOSINTESIS MELALUI ANALISIS GAMBAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMP PADA KONSEP FOTOSINTESIS MELALUI ANALISIS GAMBAR
Oleh Devi Ariandini
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Devi Ariandini 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
(3)
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMP PADA KONSEP FOTOSINTESIS MELALUI ANALISIS GAMBAR
Oleh: Devi Ariandini
0802763
Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I
Dr. Hj. Sri Anggraeni, M.Si. NIP. 195801261987032001
Pembimbing II
Any Aryani, M.Si. NIP. 197105302001122001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI
Dr.Riandi,M.Si NIP.196305011988031002
(4)
i
Devi Ariandini, 2013
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMP PADA KONSEP FOTOSINTESIS MELALUI ANALISIS GAMBAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Penelitian yang berjudul “Identifikasi Miskonsepsi Siswa SMP pada Konsep Fotosintesis Melalui Analisis gambar” ini bertujuan untuk mengidentifikasi miskonsepsi yang dialami oleh siswa. Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan subjek penelitian siswa kelas VIII B di SMP Negeri 29 Bandung sebanyak 34 siswa yang ditentukan secara purposive sampling. Instrumen yang digunakan berupa angket, rubrik perintah menggambar, rubrik kriteria pengelompokan gambar dan wawancara. Identifikasi miskonsepsi ini ditentukan oleh hasil gambar siswa berdasarkan kriteria pengelompokan gambar yang dikembangkan oleh Köse (2008). Hasil penelitian menunjukkan, tidak semua tingkatan kriteria pengelompokan gambar yaitu dari level 1 sampai level 5 dapat teridentifikasi. Berdasarkan hasil analisis gambar, tingkatan yang paling banyak teridentifikasi adalah level 4 yaitu siswa yang menggambar konsep fotosintesis secara tidak lengkap, sedangkan siswa yang mengalami miskonsepsi pada gambarnya dalam belajar fotosintesis hanya sebesar 2,9%. Miskonsepsi yang paling banyak dialami oleh siswa berdasarkan analisis gambar adalah pada materi “tempat terjadinya proses
fotosintesis”. Faktor yang menyebabkan terjadinya miskonsepsi pada siswa pada umumnya bersumber dari siswa itu sendiri dan lingkungannya.
(5)
ABSTRACT
The title of this study is “Identification Junior High School Students’
Misconception on Photosynthesis Concept through Drawing Analysis. The aim of
this study is to identify students’ misconception. The method that used in this study
was descriptive research. Thirty four students on 8th grade at SMP Negeri 29 Bandung were used as subject in this study. The sample technique that used was purposive sampling technique. Data were collected from questionnaire, drawing analysis rubric, and interview. Misconception identification was determined by
students’ drawing based on drawing classification criteria by Kose (2008). The result
showed that all criteria level of drawing from 1st level until 5thweren’t identified. The drawing which classified into 4th level was the most level that was identified from the analysis result which criteria is incomplete drawing of photosynthesis concept whereas students’ which held a misconception from their drawing on photosynthesis learning concept was 2.9%. The location of photosynthesis occurred were the most
students’ misconception on learning photosynthesis concept based on drawing
analysis. Factor that made students’ misconception generally was because student itself and their environment.
(6)
iv
Devi Ariandini, 2013
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMP PADA KONSEP FOTOSINTESIS MELALUI ANALISIS GAMBAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ...x
BAB I PENDAHULUAN ...1
A. Latar Belakang ...1
B. Rumusan Masalah ...6
C. Batasan Masalah...7
D. Tujuan Penelitian ...7
E. Manfaan Penelitian...7
BAB II KONSEP, MISKONSEPSI DAN ANALISIS GAMBAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP FOTOSINTESIS ...8
A. Konsep...8
1. Definisi konsep...8
(7)
v
3. Perolehan konsep ...10
B. Konsepsi dan Miskonsepsi ...12
1. Konsepsi ...12
2. Miskonsepsi...14
C. Penggunaan Analisis Gambar untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi...19
D. Fotosintesis ...21
1. Pengertian fotosintesis ...21
2. Perkembangan pengertian tentang fotosintesis ...21
3. Faktor yang mempengaruhi fotosintesis ...22
4. Kloroplas dan klorofil serta peranannya dalam fotosintesis ...24
5. Reaksi-reaksi pada fotosintesis ...25
BAB III METODE PENELITIAN ...28
A. Definisi Operasional...28
B. Metode Penelitian...28
C. Subjek Penelitian ...29
D. Instrumen Penelitian...29
1. Angket ...29
2. Soal perintah menggambar ...30
3. Rubrik ...31
4. Wawancara ...31
(8)
vi
Devi Ariandini, 2013
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMP PADA KONSEP FOTOSINTESIS MELALUI ANALISIS GAMBAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Tahap persiapan ...33
2. Tahap pelaksanaan ...33
3. Tahap akhir...34
F. Teknik Pengolahan Data ...35
1. Analisis angket ...35
2. Analisis gambar ...35
3. Data hasil wawancara ...38
4. Analisis miskonsepsi ...40
G. Alur Penelitian ...42
BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN ...43
A. Identifikasi Miskonsepsi Siswa dalam Belajar Konsep Fotosintesis Melalui Analisis Gambar ...43
B. Jumlah Siswa yang Mengalami Miskonsepsi pada Konsep Fotosintesis...56
C. Bagian Materi dari Konsep Fotosintesis yang Banyak Terjadi Miskonsepsi...57
1. Hasil analisis gambar siswa ...57
2. Hasil analisis gambar siswa yang telah dikombinasikan dengan wawancara ...59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...64
(9)
vii
B. Saran ...65
DAFTAR PUSTAKA ...66 LAMPIRAN ...68
(10)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah segala pengalaman (belajar) di berbagai lingkungan yang berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi perkembangan individu (Syarifudin, 2007: 21). Dalam arti luas, pendidikan berlangsung bagi siapapun, kapanpun dan dimanapun. Pendidikan dapat berlangsung di berbagai tempat atau lingkungan, baik di dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Dalam arti sempit, pendidikan hanya berlangsung di suatu lembaga pendidikan formal dan dilakukan dalam bentuk suatu pengajaran yang terprogram. Pendidikan berlangsung di sekolah atau di dalam lingkungan tertentu yang diciptakan secara sengaja dalam konteks kurikulum sekolah yang bersangkutan.
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan bangsa yang cerdas, mandiri, dan berkarakter kuat. Pendidikan juga merupakan hak dari setiap warga negara, seperti yang tercantum dalam pasal 31 ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi “setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”. Salah satu dari tujuan pendidikan adalah memfasilitasi siswa untuk memahami suatu konsep. Hal ini berarti pendidikan menekankan bagaimana caranya agar siswa dapat menguasai dan memahami suatu konsep, bukan hanya sekedar menghapal konsep tersebut.
Konsep merupakan hal yang sangat penting. Sebagaimana dikemukakan oleh Dahar (1996: 79) konsep merupakan batu-batu pembangun (building blocks) berpikir.
(11)
2
Untuk memecahkan masalah, seorang siswa harus mengetahui aturan-aturan yang relevan, dan aturan ini didasarkan pada konsep yang diperolehnya. Konsep merupakan suatu abstraksi yang mewakili suatu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan atau hubungan-hubungan yang mempunyai atribut yang sama (Rosser, 1984 dalam Dahar, 1996: 80). Karena konsep adalah abstraksi-abstraksi yang berdasarkan pengalaman, maka konsep yang dibentuk oleh tiap orang akan berbeda-beda karena tidak ada dua orang yang mempunyai pengalaman yang persis sama.
Berg (1991: 8) menyatakan bahwa konsep tidak berdiri sendiri, melainkan setiap konsep berhubungan dengan konsep-konsep yang lain. Semua konsep bersama membentuk semacam jaringan pengetahuan di dalam kepala siswa. Namun, seringkali siswa hanya menghafalkan definisi konsep tanpa memperhatikan hubungan antara konsep yang satu dengan konsep yang lain, sehingga konsep yang baru berdiri sendiri tanpa adanya hubungan dengan konsep yang lainnya. Akibatnya, pemahaman siswa terhadap konsep tersebut menjadi tidak utuh.
Pemahaman konsep bagi siswa sangatlah penting karena konsep merupakan abstraksi dari ciri-ciri sesuatu yang mempermudah komunikasi antara manusia dan memungkinkan manusia untuk berpikir (Berg, 1991: 8). Pemahaman terhadap konsep dan struktur suatu materi menjadikan materi itu dipahami secara lebih komprehensif. Siswa lebih mudah mengingat materi itu apabila yang dipelajari merupakan pola yang berstruktur. Dengan memahami konsep dan struktur, maka akan lebih mudah untuk mengaitkan antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya.
(12)
3
Devi Ariandini, 2013
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMP PADA KONSEP FOTOSINTESIS MELALUI ANALISIS GAMBAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tafsiran atau pemahaman siswa terhadap suatu konsep tertentu disebut sebagai konsepsi (Berg, 1991: 8). Tafsiran atau pemahaman perorangan terhadap suatu konsep sangat mungkin berbeda–beda. Hal ini disebabkan karena setiap orang mengalami berbagai macam stimulus yang berbeda, sehingga pembentukan konsep tersebut sesuai dengan pengelompokkan stimulus-stimulus dengan cara tertentu serta pengalaman yang dialaminya masing-masing (Rustaman et al., 2003: 61). Perbedaan
konsepsi sering sekali berbeda dengan konsep yang dikemukakan oleh para ilmuwan, sehingga sering disebut juga dengan miskonsepsi (Köse, 2008)
Miskonsepsi merupakan suatu interpretasi konsep-konsep dalam suatu pernyataan yang tidak dapat diterima (Novak, 1983 dalam Suparno, 2005: 4). Miskonsepsi juga merupakan pengertian yang tidak akurat akan konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah, kekacauan konsep-konsep yang berbeda, dan hubungan hirarkis konsep yang tidak benar (Fowler, 1987 dalam Suparno, 2005: 5). Jenis miskonsepsi yang paling banyak terjadi adalah bukan dari pengertian yang salah selama proses belajar mengajar melainkan suatu konsep awal yang dibawa oleh siswa (Clement, 1987 dalam Suparno, 2005: 6).
Dalam pembelajaran biologi banyak sekali konsep yang harus dikuasai oleh siswa dan terdapat keterkaitan antara konsep satu dengan konsep lainnya. Hal ini menyebabkan kesulitan bagi siswa untuk memahami konsep tersebut, sehingga tidak sedikit siswa dalam memahami konsep tersebut menjadi salah atau bahkan miskonsepsi. Miskonsepsi terjadi karena siswa hanya menghafal konsep-konsep tersebut tanpa memperhatikan hubungan konsep yang satu dengan konsep lainnya.
(13)
4
Hal ini dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa sebagai indikator dari keberhasilan belajar di sekolah yang masih rendah (Cahyaningsih, 2006: 1).
Miskonsepsi merupakan faktor penting yang mempengaruhi pemahaman siswa untuk memahami suatu konsep. Hal ini menyebabkan pentingnya mengetahui miskonsepsi yang dimiliki oleh siswa. Ada banyak metode yang dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman konsep dan miskonsepsi. Menurut Köse (2008) ada beberapa metode yang biasa digunakan untuk mengetahui pemahaman konsep dan miskonsepsi siswa, yaitu berupa pertanyaan terbuka, two-tier diagnostik test, peta
konsep, prediction-observation-explanation, wawancara mengenai suatu kejadian
atau peristiwa, wawancara mengenai konsep, word association dan menggambar.
Gambar merupakan suatu instrumen penelitian yang cukup sederhana. Gambar merupakan teknik untuk mengeksplorasi ide-ide dan dapat mencegah anak-anak dari perasaan dibatasi. Bagi anak-anak-anak-anak yang mengalami kesulitan di dalam menjawab pertanyaan, gambar merupakan suatu instrumen yang cukup menyenangkan. Gambar merupakan bentuk ekspresi alternatif, khususnya bagi anak-anak yang mengalami kesulitan mengungkapkan pikiran dalam bentuk kalimat (Köse, 2008).
Studi yang menggunakan gambar untuk mengetahui miskonsepsi pada siswa telah banyak dilakukan. Penelitian Prokop et al. (2007) merupakan salah satu diantara
studi tersebut. Mereka menggunakan gambar anak-anak untuk memberikan proyeksi mengenai apa yang mereka ketahui tentang tubuh manusia. Penggunaan gambar ini juga bertujuan untuk menguji pemahaman siswa mengenai struktur internal hewan.
(14)
5
Devi Ariandini, 2013
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMP PADA KONSEP FOTOSINTESIS MELALUI ANALISIS GAMBAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengujian tersebut menunjukan bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi miskonsepsi siswa mengenai struktur internal hewan.
Studi yang menggunakan gambar untuk mengetahui miskonsepsi juga telah diterapkan pada mahasiswa. Penelitian Köse (2008) merupakan salah satu diantaranya. Köse (2008) melakukan penelitian pada mahasiswa tingkat tiga dengan menggunakan gambar untuk menguji pemahaman pada konsep fotosintesis dan respirasi pada tumbuhan. Selain itu pengidentifikasian miskonsepsi mengenai proses pembelahan sel melalui analisis gambar juga pernah dilakukan oleh Dikmenli (2010). Menurut Köse (2008), studi yang menggunakan gambar dengan dikombinasikan dengan wawancara telah cukup berhasil digunakan untuk mengeksplorasi ide-ide anak tentang konsep yang abstrak.
Pada penelitian ini, dilakukan pengidentifikasian miskonsepsi pada konsep fotosintesis. Konsep fotosintesis merupakan salah satu topik penting yang ada pada mata pelajaran biologi. Konsep fotosintesis ini merupakan salah satu topik yang memiliki kesulitan yang cukup tinggi. Topik ini cukup sulit dipahami karena pembahasan pada materi ini bersifat abstrak, sehingga membingungkan siswa untuk memahaminya. Menurut Cahyaningsih (2006) pada konsep fotosintesis, seringkali ditemukan adanya miskonsepsi pada beberapa bagian, misalnya komponen yang dihasilkan dari proses fotosintesis, bagian daun dan peranannya. Untuk itu, perlu adanya identifikasi miskonsepsi pada konsep fotosintesis yang terjadi pada siswa, sehingga dapat ditentukan metode pembelajaran yang tepat agar dapat mengganti miskonsepsi tersebut dengan konsep yang benar.
(15)
6
Penelitian identifikasi miskonsepsi siswa dengan menggunakan analisis gambar belum banyak dilakukan, khususnya di Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. Hal ini dikarenakan penelitian identifikasi miskonsepsi dengan menggunakan analisis gambar cukup rumit. Penelitian-penelitian sebelumnya mengenai identifikasi miskonsepsi pada umumnya menggunakan teknik two tier diagnostic test
(Hernawan, 2008), certainty responses index (Sabli, 2009) dan penggunaan peta
konsep (Musidah, 2010).
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan
suatu penelitian yang berjudul “Identifikasi Miskonsepsi Siswa SMP pada Konsep Fotosintesis Melalui Analisis Gambar”
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah miskonsepsi siswa SMP kelas VIII pada konsep fotosintesis dapat diidentifikasi melalui gambar?”
Agar lebih jelas dan terarah, penelitian ini perlu dirumuskan ke dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
a. Bagaimanakah hasil identifikasi miskonsepsi yang dialami oleh siswa SMP kelas VIII pada konsep fotosintesis melalui analisis gambar ?
b. Berapakah jumlah siswa SMP kelas VIII yang mengalami miskonsepsi pada konsep fotosintesis?
(16)
7
Devi Ariandini, 2013
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMP PADA KONSEP FOTOSINTESIS MELALUI ANALISIS GAMBAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Batasan Masalah
Identifikasi miskonsepsi siswa pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis gambar yang mengacu pada metode analisis gambar Prokop et al. (2007) dan Köse (2008).
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi miskonsepsi yang terjadi pada siswa SMP kelas VIII pada konsep fotosintesis melalui analisis gambar.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat digunakan untuk perbaikan pembelajaran di sekolah. Guru dapat menggunakan analisis gambar untuk mengetahui letak miskonsepsi yang dialami oleh siswa, sehingga guru dapat memperbaikinya dengan memberi penekanan dalam menjelaskan materi atau konsep yang masih menjadi miskonsepsi. Manfaat lain bagi peneliti selanjutnya adalah penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dan rujukan untuk penelitian yang sejenis.
(17)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka diperlukan penjelasan tentang beberapa istilah agar lebih efektif dan operasional. Istilah tersebut diantaranya adalah: Miskonsepsi adalah banyaknya kesalahan dalam memahami konsep fotosintesis yang dituangkan dalam bentuk gambar. Penilaian kesalahan dilakukan jika muatan konsep yang terkandung dalam gambar tidak sesuai dengan rubrik yang digunakan sebagai penentu kriteria serta dengan menggunakan wawancara dan angket sebagai data penunjang.. Metode analisis gambar yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan metode Prokop et al. (2007) dan Köse (2008).
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Pada penelitian ini, data utama berasal dari hasil analisis gambar siswa, sedangkan data penunjang adalah dari hasil wawancara siswa dan guru serta angket siswa. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dan dideskripsikan untuk menggambarkan kondisi yang terjadi pada subjek penelitian.
(18)
29
Devi Ariandini, 2013
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMP PADA KONSEP FOTOSINTESIS MELALUI ANALISIS GAMBAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Subjek Penelitian
Populasi dari penelitian yang dilakukan yaitu seluruh siswa kelas VIII di SMP Negeri 29 Bandung tahun ajaran 2012/2013. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 34 siswa yang terdapat di dalam satu kelas yaitu kelas VIII-B. Pengambilan sampel dilakukan secara “purposive sampling”. Hal ini dilakukan karena dalam melakukan penelitian ini diperlukan subjek penelitian yang mayoritas menyukai menggambar. Subjek penelitian ini di jaring berdasarkan angket penjaringan minat di awal penelitian.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini diantaranya adalah:
a. Angket
Angket pada penelitian ini digunakan untuk menjaring siswa yang menyukai menggambar dan siswa yang tidak menyukai menggambar. Bentuk instrumen angket yang berupa pertanyaan ini merupakan bentuk instrumen tertutup yaitu pilihan jawaban dari pertanyaan angket tersebut telah ditentukan oleh peneliti. Bentuk instrumen angket ini dapat dilihat pada Lampiran I.1. sedangkan kisi-kisi angket pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 sebagai berikut ini:
(19)
30
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket
Aspek Indikator
A. Pembelajaran biologi di kelas
A1. Kesukaan siswa dalam belajar biologi A2. Penggunaan gambar selama
pembelajaran biologi di kelas oleh guru A3. Jenis gambar yang digunakan oleh guru
saat pembelajaran biologi
A4. Kesan siswa dalam penggunaan gambar dalam belajar biologi
A5. Kontribusi gambar terhadap pemahaman siswa dalam belajar biologi
A6. Media yang efektif dalam memahami materi biologi
B. Minat menggambar siswa
B1. Kesukaan siswa dalam menggambar B2. Kesukaan siswa dalam menuangkan
konsep dalam bentuk gambar
B3. Ketertarikan siswa dalam menggambar konsep-konsep pada materi biologi B4. Keterbacaan gambar pada buku teks
biologi
B5. Minat siswa dalam menuangkan konsep biologi
B6. Kefisienan dalam menuangkan konsep biologi
B7. Frekuensi dalam menuangkan konsep biologi dalam bentuk gambar.
b. Soal perintah menggambar
Soal pada penelitian ini bertujuan untuk membuat siswa menuangkan pemahamannya mengenai konsep fotosintesis dalam bentuk gambar. Soal ini berupa pertanyaan kepada siswa mengenai konsep fotosintesis, dimana siswa diminta untuk menggambarkannya pada kertas berukuran A4. Bentuk instrumen soal perintah menggambar ini dapat dilihat pada Lampiran 1.2.
(20)
31
Devi Ariandini, 2013
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMP PADA KONSEP FOTOSINTESIS MELALUI ANALISIS GAMBAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Rubrik
Rubrik pada penelitian ini digunakan untuk membantu mengidentifikasi miskonsepsi pada siswa. Rubrik ini berisi kriteria-kriteria untuk mengklasifikasikan tingkat pemahaman siswa serta mengetahui letak dan level
miskonsepsi siswa.
Rubrik yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada rubrik yang dibuat oleh Prokop et al. (2007) dan Köse (2008). Rancangan rubrik yang akan
digunakan oleh peneliti dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Rubrik Gambar Siswa
Level Kriteria
1 Tidak menggambar
2 Gambar tidak representatif
3 Gambar dengan Miskonsepsi
4 Gambar tidak lengkap dan tidak miskonsepsi 5 Gambar lengkap, representatif dan tidak miskonsepsi
d. Wawancara
Pengambilan data melalui wawancara pada penelitian ini dilakukan kepada seluruh siswa yang dijadikan subjek penelitian dan kepada guru kelas VIII mata pelajaran biologi. Wawancara yang dilakukan kepada siswa, bertujuan untuk memperoleh data dan informasi lebih lanjut tentang miskonsepsi yang terjadi pada siswa, sedangkan wawancara yang dilakukan kepada guru, bertujuan untuk mengetahui keadaan kegiatan pembelajaraan biologi terutama pada materi fotosintesis. Kisi-kisi wawancara guru dan siswa dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan 3.4 berikut ini.
(21)
32
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Wawancara Guru
Aspek Indikator
Pembelajaran Biologi
Metode yang digunakan pada pembelajaran biologi
Sumber bahan ajar (buku) yang digunakan dalam pembelajaran biologi
Konsep Fotosintesis
Kendala yang dihadapi dalam mengajarkan konsep fotosintesis
Cara mengatasi kendala yang dihadapi pada pembelajaran konsep fotosintesis
Konsep fotosintesis yang paling sulit diajarkan dan dipahami oleh siswa. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran biologi pada konsep fotosintesis
Metode yang digunakan dalam pembelajaran konsep fotosintesis Metode yang efektif dalam mengajarkan konsep fotosintesis
Penggunaan gambar dalam mengevaluasi hasil belajar siswa pada konsep fotosintesis
Miskonsepsi pada konsep fotosintesis
Diagnosis miskonsepsi
Subkonsep pada konsep fotosintesis yang sering dimiskonsepsi oleh siswa Faktor penyebab miskonsepsi yang dialami oleh siswa
Upaya dalam mengatasi miskonsepsi siswa
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Wawancara Siswa
Aspek Indikator
Ketertarikan pembelajaran
biologi
1. Minat siswa dalam belajar biologi
2. Minat siswa dalam belajar konsep fotosintesis Metode
pengajaran yang digunakan
3. Respon siswa terhadap metode pengajaran yang digunakan oleh guru pada saat menjelaskan konsep fotosintesis
4. Metode pengajaran yang diinginkan oleh siswa untuk menjelaskan konsep fotosintesis
Buku yang digunakan
5. Buku yang digunakan oleh siswa pada saat belajar konsep fotosintesis 6. Peran buku yang digunakan oleh siswa dalam memahami konsep
fotosintesis
7. Konsep dalam buku yang bertentangan dengan pemahaman siswa pada konsep fotosintesis
Guru
8. Konsep fotosintesis yang dikemukakan oleh guru bertentangan dengan pemahaman siswa dan buku yang digunakan
Pembelajaran biologi pada
konsep fotosintesis
9. Konsep fotosintesis yang paling sulit dipahami
10. Konsep fotosintesis yang bertentangan dengan pemahaman siswa 11. Sumber konsep fotosintesis yang bertentangan dengan pemahaman
siswa
Pemahaman siswa
12. Kesulitan siswa dalam menjawab soal dengan menggambar mengenai konsep fotosintesis
13. Alasan jawaban siswa 14. Keyakinan jawaban siswa 15. Pendalaman konsep fotosintesis
(22)
33
Devi Ariandini, 2013
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMP PADA KONSEP FOTOSINTESIS MELALUI ANALISIS GAMBAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu:
1. Tahap persiapan
Tahap persiapan penelitian terdiri atas beberapa tahapan sebagai berikut: a. Merumuskan masalah yang akan diteliti.
b. Melakukan kajian pustaka. c. Pembuatan proposal penelitian.
d. Seminar proposal dan perbaikan proposal.
e. Pembuatan instrumen penelitian, berupa soal perintah menggambar, rubrik analisis gambar, angket dan instrumen wawancara.
f. Pertimbangan (judgment) instrumen kepada dosen.
g. Perbaikan instrumen hasil pertimbangan (judgment).
h. Uji coba instrumen.
i. Revisi instrumen hasil uji coba.
j. Mengurus surat perizinan untuk melakukan penelitian (Lampiran IV.1)
2. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan penelitian terdiri atas beberapa tahapan sebagai berikut:
a. Melakukan penyebaran angket untuk mengetahui siswa yang menyukai menggambar dan siswa yang tidak menyukai menggambar.
(23)
34
b. Menentukan kelas yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian berdasarkan dari hasil penyebaran angket.
c. Pemberian soal instruksi atau perintah menggambar konsep kepada siswa setelah terlebih dahulu melaksanakan proses pembelajaran pada konsep fotosintesis.
d. Menilai muatan konsep yang terkandung dalam gambar siswa dengan menggunakan rubrik.
e. Analisis muatan konsep yang terkandung dalam gambar siswa serta penentuan level dengan menggunakan rubrik.
f. Melakukan wawancara terhadap seluruh siswa yang dijadikan sebagai subjek penelitian.
g. Melakukan analisis data gambar siswa yang ditunjang dengan wawancara terhadap siswa untuk mendiagnosis miskonsepsi yang dialami oleh siswa.
h. Melakukan wawancara terhadap guru kelas VIII mata pelajaran biologi
3. Tahap akhir
a. Melakukan pembahasan hasil penelitian.
b. Melakukan penarikan kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh.
(24)
35
Devi Ariandini, 2013
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMP PADA KONSEP FOTOSINTESIS MELALUI ANALISIS GAMBAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Teknik Pengolahan Data 1. Analisis angket
Analisis angket siswa digunakan untuk menentukan kelas yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian. Kelas yang memiliki minat menggambar yang paling tinggi berdasarkan hasil analisis angket, akan dijadikan sebagai subjek penelitian. Angket akan diolah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
% Siswa =
X 100%
Persentase angket yang diperoleh dengan menggunakan rumus tersebut dapat dikategorikan berdasarkan Tabel dibawah ini:
Tabel 3.5 Kategori Hasil Angket Siswa Yang di Modifikasi Dari Arikunto (2010)
Persentase (%) Kategori
0 Tidak ada
1-33 Sebagian Kecil
34-66 Setengahnya
67-99 Sebagian besar
100 Seluruhnya
2. Analisis gambar
Gambar yang telah dibuat oleh siswa akan dianalisis melalui dua tahapan sebagai berikut:
a. Pengelompokan gambar siswa berdasarkan kriteria level gambar
Muatan konsep yang terdapat pada gambar hasil interpretasi siswa terhadap konsep fotosintesis dianalisis dengan cara dinilai dan ditentukan levelnya
(25)
36
dengan menggunakan rubrik. Rubrik yang digunakan pada penelitian ini mengacu kepada rubrik yang digunakan oleh Prokop et al. (2007) dan Köse (2008).
Gambar siswa dikelompokan menjadi beberapa tingkat atau level
berdasarkan kriteria yang ada pada rubrik sebagai berikut: 1. Level 1: Tidak terdapat gambar
Siswa tidak menggambar bagian-bagian pada materi fotosintesis sama sekali.
2. Level 2: Gambar tidak representatif
Siswa menggambar bagian pada konsep fotosintesis yang tidak sesuai dengan konsep yang ditanyakan. Selain itu, apabila jawaban yang diberikan oleh siswa seluruhnya berupa kalimat ataupun bagan, maka akan dikelompokan pada kategori ini.
3. Level 3: Gambar dengan adanya miskonsepsi
Siswa menggambar bagian yang menunjukkan beberapa tingkat pemahaman tentang konsep fotosintesis (baik lengkap ataupun tidak), tetapi juga menunjukkan adanya satu atau lebih miskonsepsi dalam gambar yang dibuatnya (misalnya: siswa membuat gambar yang terbalik antara bahan yang digunakan untuk proses fotosintesis dengan produk yang dihasilkan dari proses fotosintesis)
4. Level 4: Gambar yang tidak lengkap dan tidak ada miskonsepsi
Terdapat salah satu atau beberapa komponen gambar lengkap yang tidak digambarkan oleh siswa. Siswa tersebut hanya menggambar satu atau dua bagian gambar (misalnya: siswa hanya membuat gambar tempat terjadinya
(26)
37
Devi Ariandini, 2013
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMP PADA KONSEP FOTOSINTESIS MELALUI ANALISIS GAMBAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
fotosintesis saja tanpa membuat gambar bahan yang digunakan untuk proses fotosintesis, produk yang dihasilkan dari proses fotosintesis dan waktu terjadinya fotosintesis, atau siswa membuat gambar yang meliputi tempat terjadinya fotosintesis, bahan yang digunakan untuk proses fotosintesis dan produk yang dihasilkan dari proses fotosintesis, namun siswa tidak menggambarkan waktu terjadinya fotosintesis) dimana muatan konsep yang dibuat oleh siswa sesuai dengan konsep pada materi fotosintesis, tidak terdapat miskonsepsi dan gambar yang dibuat oleh siswa tersebut saling berhubungan.
5. Level 5: Gambar lengkap, representatif dan tidak miskonsepsi
Siswa menggambarkan tiap-tiap bagian, dimana muatan konsep pada gambar sesuai dengan konsep pada materi fotosintesis dan gambar yang dibuat oleh siswa tersebut saling berhubungan serta tidak terdapat miskonsepsi pada gambar yang dibuatnya. Bagian-bagian gambar yang harus ada pada gambar siswa diantaranya adalah:
a) Gambar tempat terjadinya fotosintesis.
Tempat terjadinya fotosintesis yang harus digambarkan oleh siswa meliputi bagian daun, kloroplas dan klorofil.
b) Bahan yang digunakan pada proses fotosintesis
Komponen yang harus digambarkan oleh siswa meliputi karbon dioksida (CO2) dan air (H2O).
(27)
38
Komponen yang harus digambarkan oleh siswa meliputi oksigen dan glukosa.
d) Waktu terjadinya proses fotosintesis
Bagian yang harus digambarkan untuk kriteria ini adalah matahari.
b. Perhitungan persentase hasil pengelompokan gambar siswa
Gambar siswa yang telah dikelompokan ke dalam beberapa tingkatan atau level, selanjutnya akan dihitung persentasenya dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
% Level Gambar =
x 100%
3. Data hasil wawancara
Pengolahan data hasil wawancara terdiri dari dua macam yaitu pengolahan data hasil wawancara siswa dan pengolahan data hasil wawancara guru sebagai berikut:
a. Pengolahan data hasil wawancara siswa
Pengolahan data hasil wawancara siswa dilakukan dengan cara mentabulasi jawaban dari hasil wawancara siswa yang kemudian hasil tersebut akan dianalisis. Analisis hasil wawancara siswa terbagi menjadi beberapa bagian diantaranya adalah bagian pemahaman siswa pada konsep fotosintesis dan pada bagian konsep fotosintesis mana siswa mengalami miskonsepsi.
(28)
39
Devi Ariandini, 2013
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMP PADA KONSEP FOTOSINTESIS MELALUI ANALISIS GAMBAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Hasil analisis wawancara siswa mengenai pemahaman siswa pada konsep fotosintesis
Berdasarkan dari hasil analisis wawancara siswa, siswa dikelompokkan berdasarkan tingkat pemahamannya menjadi tiga kelompok, yaitu: paham, miskonsepsi dan tidak paham. Pengelompokan tersebut didasarkan pada kriteria yang diberikan oleh Haidar dan Abraham (Hernawan, 2008: 17) yaitu:
1. Paham
a) Siswa memberikan respon sesuai dengan komponen-komponen yang ditetapkan, walaupun tidak lengkap;
b) Respon yang diberikan siswa meliputi semua komponen yang ditetapkan 2. Miskonsepsi
a) Respon yang diberikan siswa tidak logis;
b) Respon yang diberikan menunjukkan pemahaman konsep, tetapi juga membuat kesalahan dalam membuat pernyataan tidak sesuai dengan pendapat ahli;
3. Tidak Paham
a) Siswa tidak memberi respon
b) Mengulangi pernyataan dan respon yang diberikan tidak relevan dengan jawaban yang semestinya.
Perhitungan persentase pengelompokan siswa dihitung dengan menggunakan rumus:
% Tingkat Pemahaman =
(29)
40
2. Hasil analisis wawancara siswa mengenai bagian konsep fotosintesis yang banyak terjadi miskonsepsi
Dari hasil analisis wawancara siswa, kita dapat mengetahui pada bagian konsep-konsep mana saja siswa mengalami miskonsepsi. Untuk membantu mempermudah dalam melihat bagian konsep yang banyak terjadi miskonsepsi, data yang diperoleh dari hasil wawancara siswa akan dikelompokan dalam bentuk Tabel sebagai berikut:
Tabel 3.6 Analisis Bagian Materi dari Konsep Fotosintesis yang Banyak Terjadi Miskonsepsi
No. Konsep Jumlah siswa yang
mengalami miskonsepsi Persentase
b. Pengolahan data hasil wawancara guru
Pengolahan data hasil wawancara guru dilakukan dengan cara menganalisis jawaban dari pertanyaan wawancara yang diberikan kepada guru dan selanjutnya akan dibuat transkrip hasil wawancara.
4. Analisis miskonsepsi
Analisis miskonsepsi dapat dilakukan setelah data dari hasil analisis gambar yang ditunjang dengan data angket dan hasil wawancara telah terkumpul. Data dari hasil angket akan diintegrasikan dengan data hasil analisis gambar siswa serta data hasil wawancara untuk menentukan pemahaman siswa. Data tersebut
(30)
41
Devi Ariandini, 2013
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMP PADA KONSEP FOTOSINTESIS MELALUI ANALISIS GAMBAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dikelompokan dalam bentuk tabel agar dapat mempermudah di dalam mendiagnosis miskonsepsi siswa. Berikut adalah tabel yang digunakan untuk membantu mempermudah di dalam mendiagnosis miskonsepsi siswa.
Tabel 3.7 Tabel Analisis Miskonsepsi Siswa Pada Konsep Fotosintesis
No Nama Siswa
Hasil Analisis Data Analisis
Angket
Analisis Gambar
Analisis
(31)
42
G. Alur Penelitian
Alur penelitian dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 3.1 Alur Penelitian Merumuskan masalah
Studi literatur
Penyusunan proposal penelitian
Penyusunan instrumen penelitian Pengujian instrumen
Penelitian
Pemberian angket
Penentuan sampel
Proses pembelajaran
Pemberian tes
Analisis gambar siswa
Menilai dengan menggunakan rubrik
Penentuan level dengan menggunakan rubrik
Wawancara
Hasil penelitian
(32)
64
Devi Ariandini, 2013
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMP PADA KONSEP FOTOSINTESIS MELALUI ANALISIS GAMBAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil identifikasi miskonsepsi pada konsep fotosintesis melalui analisis gambar, terdapat 2,9% siswa mengalami miskonsepsi pada gambarnya, tetapi apabila hasil analisis gambar tersebut dikombinasikan dengan menggunakan wawancara terdapat 35,2% siswa yang mengalami miskonsepsi. Oleh sebab itu, metode analisis gambar untuk mengidentifikasi miskonsepsi ini kurang efektif untuk digunakan.
Miskonsepsi yang paling banyak dialami oleh siswa dalam belajar fotosintesis, jika dilihat dari hasil analisis gambar adalah konsep tempat terjadinya fotosintesis, sedangkan jika hasil analisis gambar dikombinasikan dengan hasil wawancara, maka sebanyak 47,05 % siswa mengalami miskonsepsi pada konsep produk yang dihasilkan dari proses fotosintesis. Miskonsepsi yang terjadi pada siswa bersumber dari diri siswa itu sendiri, misalnya karena ketidaklengkapan informasi mengenai suatu konsep, cara belajar siswa yang termasuk ke dalam belajar hafalan, sehingga siswa hanya menghafal suatu konsep tanpa menghubungkan antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya dan minat belajar siswa yang kurang. Miskonsepsi yang dialami siswa juga bersumber dari lingkungan belajar siswa terutama teman sekelasnya
(33)
65
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki. Dari kekurangan tersebut, maka dibuatlah beberapa saran sebagai berikut:
1. Sampel penelitian harus diperluas lagi agar mendapatkan hasil yang dapat mewakili pemahaman siswa pada suatu konsep secara umum.
2. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti tentang metode yang dapat digunakan untuk meremediasi atau memperbaiki miskonsepsi yang dialami oleh siswa.
(34)
66
Devi Ariandini, 2013
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMP PADA KONSEP FOTOSINTESIS MELALUI ANALISIS GAMBAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Bahar et al. (2008). Sciene Student Teachers Ideas of The Heart: Journal of Baltic Science Education,Vol 7. No.2, 2008.
Berg. (1991). Miskonsepsi Fisika dan Remediasi. Salatiga : Universitas Kristen Satya Wacana
Cahyaningsih, E. (2006). Identifikasi Miskonsepsi pada Konsep Fotosintesis dengan Menggunakan Teknik CRI (Certainly Indeks Respon). Skripsi S1 pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Campbell et al. (2002). Biologi Jilid 1. Jakarta : PenerbitErlangga.
Dahar, R.W. (1996). Teori-toeri Belajar. Jakarta : Penerbit Erlangga
Dikmenli, M. (2010). Misconseption of cell division held by student teachers in biology: A Drawing analysis. Scientific Research and Assay Vol.5(2),pp.235-247
Dwidjoseputro. (1978). Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT Gramedia
Hernawan, H. (2008). Identifikasi Miskonsepsi Siswa pada Konsep Sistem Reproduksi Manusia dengan Menggunakan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Beralasan. Skripsi S1 pada FPMIPA UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Kose, S. (2008). Diagnosing Student Misconception: Using Drawings as a Reasearch Method. World Applied Sciences Journal 3(2): 283-293, 2008
La Ode. (2010). Media Gambar dalam Proses Pembelajaran Kelas 4 SD. [online]. Tersedia: http://dedenbinlaode.blogspot.com [1 Desember 2012]
Musidah, U. (2010). Identifikasi Miskonsepsi Siswa pada Konsep Ekosistem dengan Menggunakan Peta Konsep. Skripsi S1 pada FPMIPA UPI Bandung : tidak diterbitkan
Ören, F.M. (2011). “An Analysis of Pre-Service Teachers’ Drawings about the
(35)
67
about the Method and Subject”. International Journal of Biology Education. 1, (1), 1-22.
Prokop et. al. (2007). Children’s ideas of animals’ internal structures. J. Biol. Edu. 41:1-6
Rahmiani, I. (2010). Identifikasi Miskonsepsi Siswa SMA pada Konsep Sistem Pertahanan Tubuh dengan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Beralasan. Skripsi S1 pada FPMIPA UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Rustaman et.al. (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia
Sabli, D. (2009). Analisis Miskonsepsi Siswa Madrasah Aliyah (MA) Kelas X Pada Subkonsep Pencemaran Lingkungan. Skripsi S1 pada FPMIPA UPI Bandung : tidak diterbitkan
Salisbury & Ross. (1995). Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Institut Teknologi Bandung
Starr et al. (2008). Biologi Kesatuan dan Keragaman Makhluk Hidup. Jakarta : Salemba Teknika
Syarifudin, T. (2007). Landasan Pendidikan. Bandung : Percikan Ilmu
Suparno. (2005). Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Tjitrosoepomo, G. (2007). Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
(1)
dikelompokan dalam bentuk tabel agar dapat mempermudah di dalam mendiagnosis miskonsepsi siswa. Berikut adalah tabel yang digunakan untuk membantu mempermudah di dalam mendiagnosis miskonsepsi siswa.
Tabel 3.7 Tabel Analisis Miskonsepsi Siswa Pada Konsep Fotosintesis
No Nama Siswa
Hasil Analisis Data Analisis
Angket
Analisis Gambar
Analisis
(2)
42
G. Alur Penelitian
Alur penelitian dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 3.1 Alur Penelitian Merumuskan masalah
Studi literatur
Penyusunan proposal penelitian
Penyusunan instrumen penelitian Pengujian instrumen
Penelitian
Pemberian angket
Penentuan sampel
Proses pembelajaran
Pemberian tes
Analisis gambar siswa
Menilai dengan menggunakan rubrik
Penentuan level dengan menggunakan rubrik
Wawancara
Hasil penelitian
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil identifikasi miskonsepsi pada konsep fotosintesis melalui analisis gambar, terdapat 2,9% siswa mengalami miskonsepsi pada gambarnya, tetapi apabila hasil analisis gambar tersebut dikombinasikan dengan menggunakan wawancara terdapat 35,2% siswa yang mengalami miskonsepsi. Oleh sebab itu, metode analisis gambar untuk mengidentifikasi miskonsepsi ini kurang efektif untuk digunakan.
Miskonsepsi yang paling banyak dialami oleh siswa dalam belajar fotosintesis, jika dilihat dari hasil analisis gambar adalah konsep tempat terjadinya fotosintesis, sedangkan jika hasil analisis gambar dikombinasikan dengan hasil wawancara, maka sebanyak 47,05 % siswa mengalami miskonsepsi pada konsep produk yang dihasilkan dari proses fotosintesis. Miskonsepsi yang terjadi pada siswa bersumber dari diri siswa itu sendiri, misalnya karena ketidaklengkapan informasi mengenai suatu konsep, cara belajar siswa yang termasuk ke dalam belajar hafalan, sehingga siswa hanya menghafal suatu konsep tanpa menghubungkan antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya dan minat belajar siswa yang kurang. Miskonsepsi yang dialami siswa juga bersumber dari lingkungan belajar siswa terutama teman sekelasnya
(4)
65
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki. Dari kekurangan tersebut, maka dibuatlah beberapa saran sebagai berikut:
1. Sampel penelitian harus diperluas lagi agar mendapatkan hasil yang dapat mewakili pemahaman siswa pada suatu konsep secara umum.
2. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti tentang metode yang dapat digunakan untuk meremediasi atau memperbaiki miskonsepsi yang dialami oleh siswa.
(5)
Arikunto, S. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Bahar et al. (2008). Sciene Student Teachers Ideas of The Heart: Journal of Baltic Science Education,Vol 7. No.2, 2008.
Berg. (1991). Miskonsepsi Fisika dan Remediasi. Salatiga : Universitas Kristen Satya Wacana
Cahyaningsih, E. (2006). Identifikasi Miskonsepsi pada Konsep Fotosintesis dengan Menggunakan Teknik CRI (Certainly Indeks Respon). Skripsi S1 pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Campbell et al. (2002). Biologi Jilid 1. Jakarta : PenerbitErlangga. Dahar, R.W. (1996). Teori-toeri Belajar. Jakarta : Penerbit Erlangga
Dikmenli, M. (2010). Misconseption of cell division held by student teachers in biology: A Drawing analysis. Scientific Research and Assay Vol.5(2),pp.235-247
Dwidjoseputro. (1978). Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT Gramedia Hernawan, H. (2008). Identifikasi Miskonsepsi Siswa pada Konsep Sistem
Reproduksi Manusia dengan Menggunakan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Beralasan. Skripsi S1 pada FPMIPA UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Kose, S. (2008). Diagnosing Student Misconception: Using Drawings as a Reasearch Method. World Applied Sciences Journal 3(2): 283-293, 2008
La Ode. (2010). Media Gambar dalam Proses Pembelajaran Kelas 4 SD. [online]. Tersedia: http://dedenbinlaode.blogspot.com [1 Desember 2012]
Musidah, U. (2010). Identifikasi Miskonsepsi Siswa pada Konsep Ekosistem dengan Menggunakan Peta Konsep. Skripsi S1 pada FPMIPA UPI Bandung : tidak diterbitkan
(6)
67
about the Method and Subject”. International Journal of Biology Education. 1, (1), 1-22.
Prokop et. al. (2007). Children’s ideas of animals’ internal structures. J. Biol. Edu. 41:1-6
Rahmiani, I. (2010). Identifikasi Miskonsepsi Siswa SMA pada Konsep Sistem Pertahanan Tubuh dengan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Beralasan. Skripsi S1 pada FPMIPA UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Rustaman et.al. (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia
Sabli, D. (2009). Analisis Miskonsepsi Siswa Madrasah Aliyah (MA) Kelas X Pada Subkonsep Pencemaran Lingkungan. Skripsi S1 pada FPMIPA UPI Bandung : tidak diterbitkan
Salisbury & Ross. (1995). Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Institut Teknologi Bandung
Starr et al. (2008). Biologi Kesatuan dan Keragaman Makhluk Hidup. Jakarta : Salemba Teknika
Syarifudin, T. (2007). Landasan Pendidikan. Bandung : Percikan Ilmu
Suparno. (2005). Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Tjitrosoepomo, G. (2007). Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press