PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP KEBERHASILAN USAHA LAMPU GENTUR CIANJUR.
Cianjur)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis
Oleh
Rifan Ardiansyah 0900868
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN BISNIS FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
(2)
ABSTRAK
Rifan Ardiansyah (0900868), “Pengaruh Modal Kerja terhadap Keberhasilan Usaha Lampu Gentur Cianjur (Sensus pada Pengusaha Lampu Gentur di
Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur)”. Di bawah bimbingan Dr. B Lena Nuryanti, M.Pd.
Sektor industri merupakan sektor yang memiliki kontribusi besar untuk meningkatkan perekonomian suatu daerah. Keberhasilan usaha suatu industri dapat dinilai ketika suatu perusahaan berhasil mencapai tujuan atau sasaran yang ditetapkan organisasi. Sebagian besar keberhasilan usaha sangat ditentukan oleh modal kerja yang dimiliki pengusaha. Ibarat mesin, modal kerja adalah oli pelumas yang dapat membuat mesin dapat bekerja dalam tingkat yang efektif. Modal kerja merupakan besarnya jumlah persediaan bahan, persediaan produk dan besarnya nilai uang yang dibutuhkan untuk mendukung operasionalisasi suatu bisnis.
Penelitian ini bertujuan untuk 1) memperoleh temuan mengenai modal kerja yang dimiliki pengusaha, 2) memperoleh temuan mengenai keberhasilan usaha yang dicapai oleh perusahaan, 3) memperoleh temuan mengenai seberapa besar modal kerja yang dimiliki pengusaha dapat mempengaruhi keberhasilan usaha baik secara simultan maupun parsial. Objek penelitian ini adalah pengusaha di Industri Lampu Gentur Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah modal kerja, sedangkan keberhasilan usaha sebagai variabel tidak bebas. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, verifikatif, dan metode yang digunakan adalah explanatory survey dengan teknik sampel jenuh/sensus, dengan jumlah sampel 21 responden. Teknik analisa data yang digunakan adalah regresi linear sederhana dengan alat bantu software komputer SPSS 21.0. Hasil yang diperoleh dalam penelitian menyatakan bahwamodal kerja berpengaruh terhadap keberhasilan usaha sebesar 51,9%. Dari hasil penelitian terhadap pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa modal kerja memiliki pengaruh yang positif terhadap keberhasilan usaha.
Berdasarkan hasil penelitian melalui analisis regresi linear sederhana terdapat pengaruh yang signifikan dari modal kerja terhadap keberhasilan usaha dalam penelitian ini bahwa kedua variabel ini memiliki pengaruh yang signifikan baik secara simultan maupun parsial.
(3)
ABSTRACT
Rifan Ardiansyah (0900868) , "The Influence of Working Capital for Business Success Lampu Gentur Cianjur” (Sensus on in Gentur Lamp Enterprise Owners at Warungkondang, Cianjur)". Supervised by Dr . B Lena Nuryanti,
M.Pd.
The industrial sector has a great contribution to increase the economy of a region. Success criteria for an industry can be assessed when a company successfully achieve goals or targets of the organization. Most of successful business determined by availability of the working capital. Like a machine , working capital is lubricating oil which can make the machine works in an effective level . Working capital is a financial metric which represents operating liquidity available to business. Along fixed asset such as plant and equipment, working capital is considered a part of operating capital.
The purpose of this research are (1) obtain findings on working capital that owned by the owner of enterprise, (2 ) obtain findings about how far the enterprise achieved it goals (3 ) obtain findings on influence of working capital for bussiness success. The object of this research is the owner of Gentur Lamp Enterprise, Warungkondang, Gentur, Cianjur Regency . Independent variable in this study is the working capital and business success as dependent variables . Type of research used is descriptive and verificative. Method that used in Explanatory is sample survey techniques Overdrive / census , with a total sample of 21 respondents . Data analysis technique used is simple linear regression with SPSS 21.0 computer software. The results obtained in this research indicate that working capital has large effect on the business success up to 51,9 %. From the results of research on hypothesis testing, it is known that working capital has a positive influence on the success of the venture.
Based on the research results through simple linear regression analysis there was a significant influence on the success of their business. Working capital and Business Success have a significant influence either simultaneous or partially .
(4)
Rifan Ardiansyah, 2014
KATA PENGANTAR
Segalapujidansyukurpenulispanjatkankehadirat Allah SWT yang
telahmemberikanrahmatdankarunia-Nyakepadapenulissehinggadapatmenyelesaikanskripsiinitepatpadawaktunya.Shalaw
atsertasalamsemogasenantiasadilimpahkankepadajunjunanalamNabi Muhammad
SAW besertakeluarganya, sahabatnyasertakepadaparaumatnya yang
senantiasapatuhdantaatkepadaajarannya.
Skripsiiniberjudul“PengaruhModal Kerja Terhadap Keberhasilan Usaha
Lampu Gentur Cianjur(SensusPada PengusahaLampuGentur di KecamatanWarungkondangCianjur)”.Skripsiinidisusununtukmengetahuipengaru hmodal kerja terhadap keberhasilan usaha pada pengusaha lampu Gentur Cianjur.
Penulismenyadaribahwa di
dalampenulisanskripsiinimasihterdapatbanyakkesalahandikarenakan
penulismasihdalam proses belajar. Olehkarenaitupenulismenerimakritikdan saran
yang membangununtuk kebaikan dikemudian hari.
Bandung, Januari 2014
Rifan Ardiansyah
(5)
Halaman
ABSTRAK ……….. i
ABSTRACT ………... ii
KATA PENGANTAR ……… iii
UCAPAN TERIMA KASIH ……….. iv
DAFTAR ISI ………... x
DAFTAR TABEL ……….. xiv
DAFTAR GAMBAR ………... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ………..xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 14
1.3 Rumusan Masalah ... 16
1.4 Tujuan Penelitian ... 16
1.5 Kegunaan Penelitian ... 17
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 19
2.1 Kajian Pustaka ... 19
2.1.1KonsepModal Kerja ... 19
2.1.1.1KonsepModal Kerja Dalam Kewirausahaan ... 19
2.1.1.2Definisi Modal Kerja ... 30
2.1.1.3Jenis-jenis Modal Kerja ... 32
2.1.1.4 Dimensi Modal Kerja ... 33
2.1.2Konsep Keberhasilan Usaha ... 36
(6)
Rifan Ardiansyah, 2014
2.1.2.3 Indikator Keberhasilan Usaha ... 41
2.1.3 Pengaruh Modal Kerja Terhadap Keberhasilan Usaha ... 49
2.1.4 Orisinalitas Penelitian ... 50
2.2 Kerangka Pemikiran ... 56
2.3 Hipotesis ... 65
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 66
3.1 Objek Penelitian ... 66
3.2 Metode Penelitian ... 66
3.2.1 JenisdanMetode yang Digunakan ... 67
3.2.2 Operasionalisasi Variabel... 68
3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 74
3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 76
3.2.4.1 Populasi ... 76
3.2.4.2 Sampel ... 77
3.2.4.3 Teknik Penarikan Sampel...77
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 78
3.2.6HasilPengujianValiditasdanReliabilitas ………… ... 79
3.2.6.1 HasilPengujianValiditas ………. ... 80
3.2.6.2 HasilPengujianReliabilitas ……… ... 86
3.2.7Teknik Analisis DatadanPengujianHipotesis ... 88
3.2.7.1 Analisis Data Deskriptif ... 90
3.2.7.2 Analisis Data Verifikatif Menggunakan Regresi Linier Sederhana ... 91
3.2.7.3 UjiNormalitas……… 93
3.2.7.4AnalisisKorelasi ... 94
3.2.7.5KoefisienDeterminasi………... 95
3.2.7.6UjiHipotesis……….. 96
(7)
4.1Gambaran Umum Objek Penelitian...98 4.2KarakteristikResponden……… .. 101
4.2.1 KarakteristikRespondenBerdasarkanJenisKelamin . 101 4.2.2 KarakteristikRespondenBerdasarkanUsia………… 102 4.2.3 KarakteristikRespondenBerdasarkanPendidikan
Terakhir………. 103
4.2.4 KarakteristikRespondenBerdasarkanPengalaman
Usaha………. 104
4.2.5 KarakteristikRespondenBerdasarkanModal Usaha .. 105 4.3TanggapanRespondenTerhadap Modal Kerja (X)………… .. 106
4.3.1 TanggapanRespondenTerhadapPersediaanBahan
-Bahan………. 107
4.3.2 TanggapanRespondenTerhadapBahandalam
Persediaan……… 109
4.3.3 TanggapanRespondenTerhadapProdukdalam
Persediaan………. .. 111
4.3.4 TanggapanRespondenTerhadapProdukdalam
Pengiriman……… .. 113
4.3.5 TanggapanRespondenTerhadapPekerjaandalam
Proses………. 115
4.3.6 TanggapanRespondenTerhadapKas………. . 116 4.3.7 RekapitulasiTanggapanRespondenTerhadap
Modal Kerja………... 118
4.4TanggapanRespondenTerhadapKeberhasilan Usaha………. . 120 4.4.1 TanggapanRespondenTerhadapLaba………….. .. 120 4.4.2 TanggapanRespondenTerhadapProduktivitasdan
Efisiensi……….. 122
(8)
Rifan Ardiansyah, 2014
Etika Usaha……… ... 127
4.4.5 TanggapanRespondenTerhadap Citra yang Baik Dari Stakeholder……….... 129
4.4.6 RekapitulasiTanggapanRespondenTerhadap Keberhasilan Usaha………. 132
4.5PengujianHipotesisPengaruh Modal KerjaTerhadap Keberhasilan Usaha……… . . 133
4.5.1 AnalisisRegresi Linear Sederhana………. ... 134
4.5.2 UjiNormalitas……… 135
4.5.3 AnalisisKorelasi……… 136
4.5.4 KoefisienDeterminasi……… 136
4.5.5 UjiHipotesis ………. ... 137
4.6PembahasanPengaruh Modal KerjaTerhadapKeberhasilan Usaha……… 138
4.7ImplikasiHasilPenelitian………. 139
4.7.1 ImplikasiHasilTemuanBersifatEmpirik Deskriptif………. 139
4.7.2 TemuanPenelitianBersifatVerifikatif……… 140
4.7.3 TemuanPenelitianBersifatTeoritik……… 140
4.7.4 ImplikasiHasilTemuanBersifatEmpiris………… . 141
4.8ImplikasiPenelitianTerhadapPengembanganManajemen Bisnis………. 142
BAB VKESIMPULAN DAN REKOMENDASI... 145
5.1 Kesimpulan... 145
5.2 Rekomendasi... 147
DAFTAR PUSTAKA ... 149 LAMPIRAN
(9)
No. Tabel
JudulTabel Halaman
1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 2.1 2.2 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 3.10 4.1
Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) Dan Usaha Besar (UB)Tahun 2011 - 2012…...
JumlahPengusahaKecil, MenengahdanBesar di
JawaBaratMenurutKabupaten/KotaTahun 2009 s.d 2011...
LajuPertumbuhan PDRBBeberapaKabupatendiJawa Barat Tahun 2006-2011 (Persen)... Produk Unggulan Kabupaten Cianjur Pada Tahun 2012... Mata Pencaharian Penduduk Desa Jambudipa... Konsumsi Lampu ListrikdiIndonesia………... Kriteria Objek yang Dievaluasi dan Tolak Ukur Penentuan Keberhasilan Usaha dari Aspek Pengusaha... Orisinalitas Penelitian... Operasionalisasi Variabel... Jenis dan Sumber Data... Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r...
HasilPengujianValiditasVariabel Modal Kerja (X)……….
HasilPengujianValiditasVariabelKeberhasilan Usaha (Y). HasilPengujianReabilitas... SkorAlternatifJawabanPositifdanNegatif……… KriteriaPenafsiranHasilPerhitunganResponden…………... Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi. Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien
Determinasi………... 2 4 6 7 9 12 47 50 69 75 81 83 84 88 89 91 94 95 102
(10)
Rifan Ardiansyah, 2014 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10 4.11 4.12 4.13 4.14 4.15 4.16 4.17 4.18 4.19 4.20 4.21
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir.... Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Usaha... Karakteristik Responden Berdasarkan Modal Usaha... Tanggapan Responden Terhadap Persediaan Bahan-Bahan.... Tanggapan Responden Terhadap Bahan dalam Persediaan... Tanggapan Responden Terhadap Produk dalam Persediaan.... Tanggapan Responden Terhadap Produk dalam Pengiriman... Tanggapan Responden Terhadap Pekerjaan dalam Proses... Tanggapan Responden Terhadap Kas... Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Modal Kerja.. Tanggapan Responden Terhadap Laba... Tanggapan Responden Terhadap Produktivitas dan Efisiensi. Tanggapan Responden Terhadap Daya Saing... Tanggapan Responden Terhadap Kompetensi dan Etika Usaha... Tanggapan Responden Terhadap Citra yang Baik... Rekapitulasi Tanggapan Terhadap Mengenai Keberhasilan Usaha... Uji Normalitas... Analisis Korelasi Pearson... Analisis Regresi linear Sederhana...
103 105 106 107 109 111 113 115 117 119 121 123 125 127 130 132 134 136 138
(11)
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar
JudulGambar Halaman
1.1 Jumlah Pengrajin/Home Industry Desa Jambudipa... 10
1.2 1.3
Jumlah Produksi LampuGentur 2008-2012... Modal yangDimilikiPengusaha/PengrajinLampuGentur 2012... 11 13 2.1 2.2 2.3
SkemaFaktor-faktoryang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha...
Kerangka Pemikiran Pengaruh Modal Kerjaterhadap Keberhasilan Usaha...
Paradigma Penelitian Pengaruh Modal Kerjaterhadap Keberhasilan Usaha... 40 64 65 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10
Garis Kontinum Persediaan Bahan-Bahan...
Garis Kontinum Bahan dalam Persediaan...
Garis Kontinum Produk dalam Persediaan...
Garis Kontinum Produk dalam Pengiriman...
Garis Kontinum Pekerjaan dalam Proses...
Garis Kontinum Kas...
Garis Kontinum Modal Kerja...
Garis Kontinum Laba...
Garis Kontinum Produktivitas dan Efisiensi...
Garis Kontinum Daya saing...
109 111 112 114 116 118 120 122 124 126
(12)
Rifan Ardiansyah, 2014 4.11
4.12
4.13
4.14
4.15
Garis Kontinum Kompetensi dan Etika Usaha...
Garis Kontinum Citra yang Baik dari Stakeholder...
Garis Kontinum Keberhasilan Usaha...
Diagram Garis Linear Modal Kerja Terhadap Keberhasilan Usaha Lampu Gentur Cianjur...
Kurva Uji t...
129
131
133
135
(13)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Kegiatan pembangunan industri di era globalisasi ini bertujuan untuk
menyediakan bahan-bahan kebutuhan pokok masyarakat, meningkatkan
pendapatan masyarakat, meningkatkan kemakmuran bangsa, menyediakan
lapangan kerja, menaikan devisa negara serta mengangkat prestise nasional.
Berbagai jenis dan bentuk teknologi disediakan untuk menunjang pembangunan
industri agar sumber-sumber daya alam dapat diolah menghasilkan barang-barang
kebutuhan konsumsi dan atau untuk pengolahan lanjut. Industri merubah image
suatu negara dari negara agraris menjadi negara modern atau sering disebut
dengan negara industri. Perubahan suatu negara agraris ditandai dengan tenaga
kerja yang melimpah dan sebagian besarnya menganggur, maka negara industri
ditandai dengan padat modal dan padat karya sehingga pengangguran relatif kecil
karena tersedianya lapangan pekerjaan. Sektor ini terbagi kedalam 4 golongan
yaitu industri besar, industri sedang, industri kecil dan industri rumah tangga.
Industri besar mencakup perusahaan industri yang mempunyai jumlah tenaga
kerja 20 orang atau lebih, industri kecil dengan tenaga kerja 5 sampai 19 orang,
dan industri rumah tangga dengan 1 sampai 4 orang tenaga kerja.
Pembangunan industri rumah tangga mulai berkembang pada masyarakat
karena dapat dijadikan sebagai alternatif pekerjaan untuk dapat memenuhi
(14)
menjadi mata pencaharian penduduk di sekitarnya. Secara tidak langsung industri kecil dan kerajinan rumah tangga mempunyai potensi yang cukup besar dalam mendinamiskanperekonomian masyarakat dan mengatasi lonjakan tenaga kerja yang setiap tahun semakin bertambah.
Usaha mikroatau sering kita sebut industri rumah tangga menempati posisi strategis dalam perekonomian di Indonesia yang tidak perlu diragukan lagi. Dari segi penyerapan tenaga kerja, sekitar 90 persen dari seluruh tenaga kerja Indonesia bekerja pada sektor usaha mikro. Peranan dan partisipasi usaha mikro dalam pembangunan ekonomi Indonesia tidak bisa diabaikan, keberadaannya merupakan suatu kenyataan penting di Indonesia dilihat dari satuan-satuan usahanya. Dalam era pembangunan dewasa ini industri rumah tangga mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan lapangan kerja, pemeliharaan dan pembentukan modal sektor swasta, penyebaran keterampilan dan kesadaran industri serta pengembangan kewiraswastaan.
Fenomena tersebut menggambarkan bahwa usaha mikro dapat menyerap tenaga kerja yang cukup banyak dan mampu memberikan pendapatan yang cukup bagi golongan ekonomi lemah. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1.
TABEL 1.1
PERKEMBANGAN DATA USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH (UMKM) DAN USAHA BESAR (UB)TAHUN 2011 - 2012 N
o Indikator Satuan
Tahun 2011 Tahun 2012 Perkembangan Tahun 2011-2012
Jumlah Pangsa
(%) Jumlah
Pangsa
(%) Jumlah (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Unit usaha (A+B)
A. UMKM Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menengah B. Usaha Besar (UB)
(Unit) (Unit) (Unit) (Unit) (Unit) (Unit) 55.211.396 55.206.444 54.559.969 602.195 44.280 4.952 99,99 98,82 1,09 0,08 0,01 56.539.560 56.534.592 55.856.176 629.418 48.997 4.968 99,99 98,79 1,11 0,09 0,01 1.328.163 1.328.147 1.296.207 27.223 4.717 16 2,41 2,41 2,38 4,52 10,65 0,32 2 Tenaga kerja (A+B)
A. UMKM Usaha Mikro Usaha Kecil (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) 104.613.681 101.722.458 94.957.797 3.919.992 2.844.669 97,24 90,77 3,75 2,72 110.808.154 107.657.509 99.859.517 4.535.970 3.262.023 97,16 90,12 4,09 2,94 6.194.473 5.935.051 4.901.720 615.977 417.354 5,92 5,83 5,16 15,71 14,67
(15)
N
o Indikator Satuan
Tahun 2011 Tahun 2012 Perkembangan Tahun
2011-2012
Jumlah Pangsa
(%) Jumlah
Pangsa
(%) Jumlah (%)
Usaha Menengah
B. Usaha Besar (UB)
(Orang) (Orang)
2.891.224 2,76 3.150.645 2,34 259.422 8,97
Sumber : www.depkop.go.id (diakses pada 2 Juli 2013, pukul 22:20)
Berdasarkan Tabel 1.1peranan usaha mikro mampu menyerap 90,77persen
tenaga kerja pada tahun 2011 dan 90,12 persen pada tahun 2012 sertamempunyai
pangsa unit usaha sebesar 98,82 persen pada tahun 2011 dan 98,79 persen pada
tahun 2012 di Indonesia, sedangkan skala usaha lainnya seperti usaha kecil
mampu menyerap pangsa tenaga kerja sebesar 3,75 persen pada tahun 2011 dan
4,09 persen pada tahun 2012 serta pangsa unit usaha sebesar 1,09 persen pada
tahun 2011 dan 1,11 persen pada tahun 2012, usaha menengah mampu menyerap
pangsa tenaga kerja sebesar 2,72 persen pada tahun 2011 dan 2,94 persen pada
tahun 2012 serta pangsa unit usaha sebesar 0,08 persen pada tahun 2011 dan 0,09
persen pada tahun 2012, dan usaha besar mampu menyerap pangsa tenaga kerja
sebesar 2,76 persen pada tahun 2011 dan 2,34 persen pada tahun 2012 serta
pangsa unit usaha sebesar 0,01 persen pada tahun 2011 dan 0,01 persen pada
tahun 2012. Hal ini menunjukan bahwa usaha mikro dari tahun ke tahun memiliki
peranan penting dalam perkembangan ekonomi nasional dibandingkan dengan
usaha dengan skala yang lain.
Salah satu provinsi penyumbang pendapatan nasional terbesar yaitu provinsi
Jawa Barat, hal tersebut bisa kita lihat pada jumlah pengusaha di provinsi Jawa
(16)
TABEL 1.2
JUMLAH PENGUSAHA KECIL, MENENGAH DAN BESAR DI JAWA BARAT MENURUT KABUPATEN/KOTA
TAHUN 2009 S.D 2011 N
o Kabupaten/ kota
Pengusaha Kecil (orang) Menengah (orang) Besar (orang)
2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011
1 Kab. Bogor 1194 1194 1679 258 264 264 21 30 30
2 Kab. Sukabumi 530 600 870 80 106 106 38 42 42
3 Kab. Cianjur 825 850 1060 61 61 61 23 23 23
4 Kab. Bandung 191 191 759 61 63 113 7 7 63
5 Kab. Garut 704 731 731 45 49 49 10 11 11
6 Kab. Tasikmalaya 392 408 462 74 80 80 13 13 13
7 Kab. Ciamis 735 760 1215 40 40 40 13 13 13
8 Kab. Kuningan 492 624 3138 88 90 127 19 19 21
9 Kab. Cirebon 1080 1090 1600 140 144 144 68 68 68
10 Kab. Majalengka 793 807 1066 56 56 58 13 21 23
11 Kab. Sumedang 856 856 856 97 97 97 37 37 37
12 Kab. Indramayu 1062 1062 1062 89 89 89 30 30 30
13 Kab. Subang 1098 1098 3993 336 336 336 56 56 56
14 Kab. Purwakarta 844 930 1472 113 113 129 40 41 41
15 Kab. Karawang 1018 1024 1024 103 103 103 232 232 232
16 Kab. Bekasi 1771 1771 1771 473 475 475 309 315 315
17 Kab. Bandung Barat 501 501 528 51 51 128 21 21 42
18 Kota Bogor 462 489 3179 69 73 177 26 27 29
19 Kota Sukabumi 239 239 732 63 63 66 23 23 23
20 Kota Bandung 1187 1187 1187 308 308 308 179 182 183
21 Kota Cirebon 92 120 131 154 154 154 33 33 34
22 Kota Bekasi 1748 1748 1937 671 671 671 344 347 347
23 Kota Depok 664 764 789 269 333 334 104 105 105
24 Kota Cimahi 312 330 346 98 108 109 78 83 83
25 Kota Tasikmalaya 339 339 460 93 93 99 0 0 0
26 Kota Banjar 128 180 180 12 18 18 15 15 15
Jumlah 19257 19893 32227 3902 4038 4335 1752 1794 1879
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Tabel 1.2 dapat kita lihat bahwa jumlah pengusaha di Jawa
Barat mengalami kenaikan dari tahun-tahun sebelumnya, baik skala pengusaha
mikro,kecil, menengah maupun besar.Keberadaan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) sering kali tidak termonitor oleh pemerintah, akibatnya
usaha-usaha yang berbasiskan rumah tangga (home industri) berkembang dengan
(17)
perusahaan yang berbasiskan rumah tangga (home industri) ini memiliki
keterbatasan-keterbatasan yang tidak bisa diubah sehingga tidak bisa berkembang
lebih maju apalagi bisa bersaing dengan produsen yang lain baik dari dalam
maupun luar negeri.
Setiap kota atau daerah pada umumnya mempunyai produk khas yang dapat
dijadikan ciri dan kebanggaan masyarakatnya. Produk khas ini dapat menjadi
daya tarik dan oleh-oleh bagi pengunjung yang datang ke daerah tersebut.
Disamping itu produk khas ini juga diharapkan memberikan keuntungan ekonomi
yang besar bagi pemerintah dan masyarakat daerah setempat. Agar aspek positif
di atas dapat diperoleh, maka produk khas yang akan dikembangkan harus
mempunyai keunggulan kompetitif. Ini berarti bahwa produk khas harus
merupakan produk unggul dalam hal kualitas, penampilan, harga dan nilai jual.
Keunggulan ini dapat dicapai dengan penggunaan bahan baku, teknologi
pengolahan, teknologi pengemasan, dan pemasaran (promosi dan distribusi) yang
baik. Semua aspek ini harus digali dari potensi daerah sehingga menjadi sebuah
industri kreatif.
Kabupaten Cianjur merupakan salah satu kabupaten yang memiliki potensi
alam dan kebudayaan yang melimpah, sehingga dalam pembangunannya
diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) dan teknologi yang baik. Namun dalam
perkembangannya Kabupaten Cianjur masih kalah dalam meningkatkan laju
pertumbuhan PDRB dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten disekitarnya, hal
(18)
TABEL 1.3
LAJU PERTUMBUHAN PDRB BEBERAPA KABUPATEN DI JAWA BARATTAHUN 2006-2011 (PERSEN)
Kelompok Sektor 2006 2007 2008 2009 2010 2011
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Bogor 5,95 6,04 5,58 4,14 5,09 5,70
Cianjur 3,34 4,18 4,04 3,93 4,53 4,74
Bandung Barat 5,13 5,35 6,95 4,64 5,47 5,75
Purwakarta 3,87 4,02 4,87 5,28 5,47 6,70
Garut 4,11 4,76 4,69 5,75 5,34 5,48
Sukabumi 4,12 3,98 3,90 3,65 4,02 4,89
Jawa Barat 6,02 6,48 6,21 4,19 6,20 6,48
Sumber : BPS Kabupaten Cianjur 2012
Berdasarkan Tabel 1.3 dapat kita nyatakan bahwa kinerja kabupaten Cianjur
pada tahun 2011 berada pada urutan paling rendah dengan laju pertumbuhan
ekonomi sebesar 4,74 persen dibandingkan dengan laju pertumbahan ekonomi
kabupaten-kabupaten di sekitar Cianjur yaitu Bogor dengan laju pertumbuhan
ekonomi sebesar 5,70 persen, Bandung Barat dengan laju pertumbuhan ekonomi
sebesar 5,75 persen, Purwakarta dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,70
persen, Garut dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 5,48 persen, dan
Sukabumi dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 4,89. Apabila kita
perhatikan, laju pertumbuhan ekonomi propinsi Jawa Barat mampu tumbuh
sebesar 6,48 persen. Dengan demikian wilayah kabupaten Cianjur, Bogor,
Purwakarta, Bandung Barat, Garut dan Sukabumi masih tumbuh dibawah rata-rata
pertumbuhan Jawa Barat. Hal ini menggambarkan bahwa kabupaten Cianjur dan
sekitarnya perlu meningkatkan lagi kinerjanya dalam pembangunan PDRB,
Pembangunan sektor industri masih menjadi salah satu acuan Kabupaten
Cianjur karena dalam pembangunan sektor industri akan sangat berpengaruh
(19)
dilihat dari peranan industri dalam pembangunan Perdana Ginting (2009:26),
peranan dari industri adalah:
1. Menambah nilai tambah bahan baku;
2. Menunjang perekonomian nasional;
3. Menunjang terhadap sektor ekonomi lain;
4. Menaikan pendapatan masyarakat;
5. Menyediakan lapangan kerja lebih banyak.
Produk khas Kabupaten Cianjur cukup beragam mulai dari hasil pertanian,
agroindustri seperti beras, teh, tauco, tempe, manisan, bandrek, bajigur dan nata
de coco sampai produk-produk kerajianan seperti pesutraan, lampu gentur,
mebeleur/furniture bambu dan sangkar burung. Produk-produk unggulan
Kabupaten Cianjur dapat kita lihat pada Tabel 1.4.
TABEL 1.4
PRODUK UNGGULAN KABUPATEN CIANJUR PADA TAHUN 2012 Jenis Industri Jumlah Unit Usaha Jumlah Tenaga
Kerja
Rata-rata per Unit Usaha
Beras 28 397 14
Pesutraan 1 23 23
Teh 2 232 116
Bandrek 1 8 8
Nata de Coco 7 189 27
Tempe 29 445 16
Lampu Gentur 23 64 3
Mebeleur/Furniture
Bambu 14 168 12
Manisan 16 120 8
Bajigur 1 15 15
Sangkar Burung 5 32 6
Tauco 7 52 8
Jumlah 134 1745 256
(20)
Berdasarkan Tabel 1.4dapat kita nyatakan bahwaproduk-produk khas
Cianjur, dihasilkan oleh industri kecil dan menengah atau rumah tangga. Hal ini
bisa kita lihat dari rata-rata jumlah tenaga kerja disetiap unit usahanya.
Pembangunan industri dapat berlangsung dengan baik apabila didukung beberapa
faktor yaitu selain adanya faktor industri juga dipengaruhi oleh peranan dan
dukungan dari masyarakat tempat industri itu berada. Lampu Gentur merupakan
salah satu jenis kerajinan khas dari Kecamatan Warungkondang Cianjur. Produksi
industri lampu Gentur merupakan industri rumah tangga yang sederhana.
Perkembangan industri lampu Gentur sejak awal sudah dapat membuka
kesempatan kerja terutama dalam unit-unit kelompok kecil. Pada dasarnya
kemunculan industri lampu Gentur tidak terlepas karena adanya usaha untuk
pemenuhan kebutuhan masyarakatnya.
Salah satu pengembangan industri di Kabupaten Cianjur terdapat industri
kerajinan yakni industri pembuatan lampu Gentur yang kemudian terkenal sebagai
salah satu ciri khas produk unggulan Kabupaten Cianjur. Nama lampu Gentur
sudah tidak asing lagi, karena hasil kerajinan ini yang khas seolah menjadi hasil
karya utama bagi masyarakat sekitar dan sebagai buah tangan bagi orang yang
melintas atau sengaja datang ke kota Cianjur untuk memesan lampu hias tersebut.
Keberadaan lampu Gentur tak terlepas dari perjalanan sejarah seorang
sesepuh kampung Gentur yang pertama kali membuat hasil karya ini, maka diberi
nama Lampu Gentur.Lampu Gentur adalah salah satu karya seni tradisional yang
berasal dari kampung Gentur Desa Jambudipa Kecamatan Warungkondang
(21)
tuntutan dari masyarakat penggemar karya seni lampu Gentur di Kabupaten
Cianjur saat ini, maka beberapa seniman lampu Gentur mencoba untuk mengikuti
tuntutan dari masyarakat penggemar karya seni lampu Gentur dengan tujuan agar
karya seni lampu Gentur dapat dikembangkan menjadi sebuah karya seni yang
aktif dan komunikatif dengan cara memodifikasi serta berpartisipasi dalam rangka
memajukan dunia kepariwisataan dan industri di Jawa Barat.
Peranan industri lampu Gentur selain sebagai aset daerah Kabupaten Cianjur
juga sebagai salah satu mata pencaharian di Desa Jambudipa Kecamatan
Warungkondang Kabupaten Cianjur yang mampu membuka lapangan pekerjaan
bagi masyarakat di wilayah tersebut. Bisa dilihat pada Tabel 1.5.
TABEL 1.5
MATA PENCAHARIAN PENDUDUK DESA JAMBUDIPA
No Jenis Pekerjaan Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pegawai Negeri Pegawai Swasta Pedagang
Pengrajin (home industry) Petani/peternak
Buruh tani/bangunan Bengkel/bangunan Penjahit
Supir/ojeg
Mata pencaharian lain-lain
82 120 157 40 65 900 13 80 68 1.674
Jumlah 3.199
Sumber : Pemerintah Desa Jambudipa Kabupaten Cianjur Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 1.5dapatdinyatakanbahwa sebagian masyarakat Desa
Jambudipa masih mengandalkan profesi pengrajin sebagai salah satu mata
pencaharian, namun berbanding terbalik dengan pengrajin industri lampu Gentur
(22)
Sumber : Pemerintah Desa Jambudipa Kabupaten Cianjur (data diolah) GAMBAR 1.1
JUMLAH PENGRAJIN/HOME INDUSTRY DESA JAMBUDIPA
Berdasarkan Gambar 1.1 dapat kita lihat bahwa jumlah pengrajin lampu
Gentur dari tahun ketahun mengalami penurunan yang signifikan mulai tahun
2010 jumlah pengrajin lampu Gentur ada 30 pengrajin, di tahun 2011 menjadi 24
pengrajin dan terakhir pada tahun 2012 menjadi 23 pengrajin. Banyak faktor yang
menyebabkan jumlah pengrajin selalu berrkurang setiap tahunnya, menurut
Ahmad Rusyana selaku sekertaris Desa Jambudipa faktor-faktor yang
menyebabkan berkurangnya jumlah pengrajin diantaranya; 1) pengalihan profesi
dari pengrajin lampu gentur menjadi petani/peternak, supir/ojeg, buruh
tani/bangunan, dan berbagai macam profesi lainnya. Hal ini dinilai karena profesi
lain lebih menjanjikan dibandingkan dengan menjadi pengrajin. 2) perkembangan
usaha lampu Gentur yang lambat. 3) imigrasi tempat tinggal pengrajin. 4)
sulitnya mendapatkan permodalan dikarenakan tidak berjalannya koperasi lampu
Gentur.
Berdasarkan prapenelitian tahun 2013 quartal 2 menyatakan bahwa jumlah
pengusaha lampu gentur mengalami penurunan kembali menjadi 21 orang dari 23
pada tahun 2013. Hal tersebut semakin memperkuat bahwa masalah keberhasilan
0 5 10 15 20 25 30
2010 2011 2012 2013
LAMPU GENTUR PECI
(23)
usaha yang terjadi pada pengusaha lampu gentur terjadi karena kurangnya modal
kerja. Produk industri lampu Gentur Cianjur bisa dibilang perkembangannya
cukup lamban, sehingga belum mampu memberikan kontribusi ekonomi lebih
besar dan belum bisa menyerap tenaga kerja yang besar pula guna
mengembangkan produksinya.
Sumber : Pemerintah Desa Jambudipa Kabupaten Cianjur GAMBAR 1.2
JUMLAH PRODUKSI LAMPU GENTUR 2008-2012
Berdasarkan Gambar 1.2 dapat dilihat bahwa produksi lampu Gentur
mengalami penurunan dari tahun 2009 sampai tahun 2012. Pada tahun 2008
produksi lampu Gentur mencapai 11.400 unit, di tahun 2009 produksi lampu
Gentur mengalami peningkatan menjadi 12.600 unit, namun di tahun-tahun
selanjutnya produksi lampu gentur mengalami penurunan yakni di tahun 2010
jumlah produksi 10.700 unit, tahun 2011 jumlah produksi 9.400 unit, dan terakhir
pada tahun 2012 jumlah produksinya 9.240 unit. Hal ini sangat disayangkan,
karena bertolak belakang dengan konsumsi lampu listrik di Indonesia yang begitu
tinggi. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.6. 0
2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000
(24)
TABEL 1.6
KONSUMSI LAMPU LISTRIK DI INDONESIA
TAHUN PIJAR NEON LHE
2002 150.000.000 50.000.000 40.000.000
2003 130.000.000 55.000.000 50.000.000
2004 100.000.000 60.000.000 60.000.000
2005 100.000.000 60.000.000 70.000.000
2006 100.000.000 65.000.000 90.000.000
2007 90.000.000 65.000.000 100.000.000
2008 70.000.000 75.000.000 120.000.000
2009 60.000.000 75.000.000 160.000.000
2010 50.000.000 75.000.000 200.000.000
2011 40.000.000 75.000.000 260.000.000
2012 40.000.000 75.000.000 320.000.000
2020 0 150.000.000 360.000.000
Sumber : www.aperlindo.com (Akses pada 12/2/2013, 22.45)
Produk lampu Gentur Cianjur memang sudah sampai mancanegara, akan
tetapi pengrajin lampu Gentur belum begitu paham bagaimana cara mengekspor
produksi lampu mereka ke luar negeri. Selain itu minimnya modal, pengetahuan
dan perhatian pemerintah setempat membuat mereka berkutat pada masalah
internal dalam mengembangkan usahanya seperti yang dilansirkan dalam suatu
media elektronik beberapa masalah produksi Lampu Gentur Cianjur, antara lain:
1. Minimnya modal yang dimiliki oleh pengrajin lampu.
2. Sumber daya manusia yang ada sekarang di Gentur membutuhkan peningkatan pengetahuan. Utamanya soal ide kreatif dan inovasi. Semua itu karena kebanyakan dari mereka mengandalkan pesanan dari konsumen.
3. Infrastruktur menuju Gentur yang kurang memadai dengan jalan yang banyak berlubang dan genangan air di berbagai tempat menyulitkan perajin menjual produknya dan mendatangkan konsumen untuk datang membeli.
(25)
4. Minimnya pengetahuan tentang akses pemasaran yang dimiliki para pengrajin.
5. Minimnya dukungan dari pemerintah daerah setempat.
(http://deviartshop.blogdetik.com Akses pada 21:50, Selasa 12 Pebruari 2013)
Selain itu meski produknya sudah mendunia, industri kerajinan lampu
Gentur Cianjur rupanya belum begitu dikenal ketimbang sentra lain di wilayah
dibandingkan dengan industri kerajinan lain di Provinsi Jawa Barat, seperti
Bandung, Tasikmalaya dan Cirebon. Modal merupakan hal yang sering
dikeluh-keluhkan oleh pengusaha ataupun pengrajin lampu Gentur baik modal pribadi
maupun modal dari luar, tidak berjalannya koperasi lampu Gentur menjadi salah
satu penghambat pengusaha dalam memperoleh pendanaan.
Sumber : Pemerintah Desa Jambudipa Kabupaten Cianjur, data diolah
GAMBAR 1.3
MODAL YANG DIMILIKI PENGUSAHA/PENGRAJIN LAMPU GENTUR TAHUN 2012
Berdasarkan Gambar 1.3 dapat kita nyatakan bahwa masih banyak
13 orang 6orang
2orang
<10jt 10jt<20jt >20jt
(26)
memiliki modal dibawah 10 juta ada 13 orang, pengusaha dengan modal 10 juta sampai dengan 20 juta berjumlah 6 orang, dan pengusaha dengan modal diatas 20 juta berjumlah 2 orang. Selain itu juga persediaan bahan baku dan produk para pengusaha lampu gentur ini relatif lebih sedikit dibandingkan dengan usaha home industry yang berada di desa Jambu Dipa lainnya. Hal ini bisa menjadi salah satu faktor penyebab terhambatnya perkembangan usaha lampu Gentur, pernyataan tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Perdana Ginting (2009:219) yang menyatakan bahwa ada lima faktor penghambat keberhasilan usaha) diantaranya adalah: 1) keterbatasan modal, 2) rendahnya permintaan pasar, 3) kualitas SDM yang rendah, 4) rendahnya penguasaan teknologi, dan 5) rasio perkembangan industri. Permasalahan pada industri lampu Gentur yang sampai saat ini adalah tingkat produksi yang semakin menurun ditengah permintaan pasar yang semakin bertambah.(http://deviartshop.blogdetik.com Akses pada 21:50, Selasa 12 Pebruari 2013)
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil topik
mengenai modal kerja terhadap keberhasilan usaha terutama pada industri lampu
Gentur Cianjur. Maka, Penulis mengambil judul penelitian “Pengaruh Modal
Kerja terhadap Keberhasilan Usaha Lampu Gentur Cianjur (Sensus Pada Pengusaha Lampu Gentur di Kecamatan Warungkondang Cianjur)”.
1.2 Identifikasi Masalah
Lambatnya perkembangan usaha lampu Gentur dibandingkan dengan
industri komoditi unggulan di Kabupaten Cianjur lainnya bisa dilihat pada jumlah
produksi dan jumlah pengusaha atau pengrajin dari tahun ke tahun mengalami
(27)
mengalami kenaikan dari tahun ketahun dengan signifikan yang seharusnya
menjadi peluang/moment bagi para pelaku usaha lampu gentur untuk
meningkatkan jumlah produksi dan jumlah penjualan sehingga mampu
meningkatkan laba dan menjaga keberlangsungan usaha. Hal tersebut
menunjukkan bahwa jumlah produksi dan jumlah pengusaha merupakan salah
satu elemen keberhasilan usaha mengalami penurunan. Selain tingkat produksi
dan jumlah pengusaha yang menurun modal kerja yang dimiliki oleh pengusaha
pun relatif masih kecil. Hal tersebut bisa diindikasikan kurangnya penambahan
modal kerja yang dilakukan oleh para pengusaha atau pengrajin lampu Gentur
ditambah lagi dengan tidak berjalannya koperasi industri lampu gentur yaitu
koperasi Lentera Gentur yang menjadi salah satu harapan para pengusaha lampu
gentur guna kemajuan industri lampu gentur di Cianjur.
Berdasarkan masalah yang telah diuraikan diatas, pengusaha atau pengrajin
lampu Gentur di Cianjur perlu meningkatkan keberhasilan usahanya dengan
menambahkan modal kerja, dalam hal membantu meningkatkan perkembangan
usahanya di Cianjur, dengan menggunakan tambahan modal kerja maka akan
mengembangkan usaha lampu Gentur di Kabupaten Cianjur. Maka yang menjadi
masalah penelitian ini di identifikasikan masalah.
Konsumsi lampu listrik di Indonesia yang begitu tinggi tidak dimanfaatkan oleh para pelaku usaha lampu Gentur yang seharusnya menjadi peluang usaha untuk mempercepat perkembangan usaha. Tidak berjalannya koperasi lampu gentur menjadi salah satu masalah pengusaha lampu gentur dalam mendapatkan modal dan sarana guna menunjang usaha lampu gentur sehingga perkembangan usaha lampu gentur cenderung lambat. Lambatnya perkembangan usaha lampu
(28)
pengusaha atau pengrajin lampu Gentur. Usaha yang mulai melemah dirasa perlu dibangun lagi, dalam membangun suatu usaha yang kuat diperlukan modal dan konsisten. Dengan melakukan penambahan modal melalui modal kerjaseperti persediaan bahan baku, persediaan produk, dan kas diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan usaha pada industri lampu Gentur Cianjur sehingga menjadikan eksistensi usaha lampu gentur tetap ada.
Meskipun dengan berbagai masalah yang ada, perkembangan usaha
lampuGentur Cianjur harus selalu diusahakan dan dibina serta dikembangkan
karena usaha Lampu Gentur Cianjur ini sudah ada sejak berpuluh-puluh tahun
lamanya. Dan sangat disayangkan jika usaha lampu Gentur Cianjur ini harus
hilang dan punah dari bumi Cianjur khususnya negara Indonesia.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka dapat dirumuskan
masalah yang dapat diteliti sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran modal kerja para pengusaha lampu Gentur Cianjur
2. Bagaimana tingkatan keberhasilan usaha industri lampu Gentur di Kabupaten
Cianjur.
3. Seberapa besar pengaruh modal kerja terhadap keberhasilan usaha industri
lampu Gentur Cianjur.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh gambaran yang lebih nyata
mengenai pengaruh modal kerja terhadap keberhasilan usaha lampu Gentur
(29)
1. Untuk memperoleh temuan mengenai modal kerja lampu Gentur di
Kabupaten Cianjur.
2. Untuk memperoleh temuan mengenai keberhasilan usaha industri lampu
Gentur di Kabupaten Cianjur.
3. Untuk memperoleh temuan seberapa besar pengaruh modalkerja terhadap
keberhasilan usaha lampu Gentur Cianjur.
1.5 Kegunaan Penelitian
Penelitian inimengkaji modal kerja terhadap keberhasilan usaha pada
industri lampu gentur. Memiliki kegunaan penelitian sebagai berikut:
1. Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan dalam aspek teoritis
(keilmuan) yaitu bagi perkembangan ilmu kewirausahaan, melalui
pendekatan serta metode-metode yang digunakan terutama dalam upaya
menggali pendekatan-pendekatan baru dalam aspek strategi kewirausahaan
yang menyangkut pengaruh modal kerja terhadap keberhasilan usaha,
sehingga diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi para
akademisi dalam pengembangan teori kewirausahaan.
2. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan dalam aspek
praktis yaitu untuk memberikan masukan kepada para pengusaha atau
pengrajin lampu Gentur di Kabupaten Cianjur mengenai modal kerja terhadap
keberhasilan usaha lampu Gentur, sehingga dapat dijadikan informasi serta
(30)
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi atau acuan
dan sekaligus untuk memberikan rangsangan dalam melakukan penelitian
selanjutnya mengenai modal kerja terhadap upaya peningkatan keberhasilan
(31)
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini menganalisis bagaimana gambaran Modal Kerja pada Industri
Lampu Gentur Cianjur dan pengaruhnya terhadap Keberhasilan Usaha. Adapun
yang menjadi variabel bebas (independentvariable) adalah Modal Kerja yang
terdiri daripersediaan bahan-bahan, bahan dalam persediaan, produk dalam
persediaan, produk dalam pengiriman, pekerjaan dalam proses, dan uang di
tangan/ kas.. Variabel dependent (terikat) adalah Keberhasilan Usaha (Y) dengan
indikatornya yang mencangkup : laba, produktivitas dan efisiensi, daya
saing,kompetensi dan etika usaha, serta citra yang baik dari stakeholder
Uma Sekaran (2009:177) mengungkapkan bahwa sebuah studi dapat
dilakukan dengan data hanya sekali dikumpulkan, mungkin selama periode
harian, mingguan, atau bulanan, dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian
disebut studi one shot atau cross sectional.Penelitian ini dilakukan pada jangka
waktu penelitian kurang dari satu tahun, maka metode penelitian yang digunakan
adalah Cross Sectional Method.Cross Sectional merupakan suatu penelitian yang
datanya dikumpulkan sekaligus, merupakan hasil sekali bidik (one snapshot) pada
satu saat tertentu (Asep Hermawan, 2009:87).
3.2 Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2011:2) metode penelitian pada dasarnya merupakan
(32)
Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu,
cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan.
3.2.1 Jenis dan Metode yang Digunakan
Berdasarkan tingkat penjelasan dan bidang penelitian, maka jenis penelitian
ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono
(2011:11)menjelaskan bahwa, “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain”.
Berdasarkan keterangan para ahli diatas, maka penelitian deskriptif dapat
disimpulkan sebagai penelitian yang dirancang untuk mendeskripsikan
karakteristik dari sebuah populasi atau fenomena apa adanya. Penelitian deskriptif
disini bertujuan untuk memperoleh deskripsi atau gambaran mengenai modal
kerja yang terdiri dari persediaan bahan-bahan, bahan dalam persediaan, produk
dalam persediaan, produk dalam pengiriman, pekerjaan dalam proses, dan uang di
tangan/ kasdan bagaimana keberhasilan usaha di industri lampu Gentur Cianjur.
Adapun Penelitian verifikatif diterangkan oleh Suharsimi Arikunto (2010:8)
sebagai berikut: “Penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran melalui pengumpulan data di lapangan.” Dalam penelitian ini akan diuji mengenai
kebenaran hipotesis melalui pengumpulan data di lapangan, dalam penelitian ini
diuji mengenai pengaruh modal kerja terhadap keberhasilan usaha.Berdasarkan
jenis penelitian diatas yaitu penelitian deskriptifdan verifikatif yang dilaksanakan
(33)
penelitian ini adalah survey explanatory. Menurut Ker Linger yang dikutip oleh
Sugiyono (2011:17) yang dimaksud dengan metode survey adalah metode
penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang
dipelajari adalah data yang diambil dari sampel yang diambil dari populasi
tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan
hubungan-hubungan antara variabel sosiologis maupun psikologis.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Penelitian ini meliputi dua variabel inti, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diteliti, yaitu
1 Variabel Bebas (independent variabel)
Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
Modal Kerja.
2 Variabel Terikat (dependent variable)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah Keberhasilan Usaha.
Variabel yang dikaji meliputi variabel bebas (independent variabel) yaitu
Modal Kerja (X1) yang terdiri dari persediaan bahan-bahan, bahan dalam
persediaan, produk dalam persediaan, produk dalam pengiriman, pekerjaan dalam
(34)
efisiensi, daya saing,kompetensi dan etika usaha, serta citra yang baik dari
stakeholder.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut: TABEL 3.1
OPERASIONALISASI VARIABEL Variabel/
Subvariabel
Konsep Indikator Ukuran Skala No. Item
1 2 3 4 5 6
Modal Kerja (X)
Modal kerja adalah
persediaan bahan-bahan, peralatan dan sejumlah dana yang
dibutuhkan agar aktivitas bisnis dapat dilakukan. Rhenald Kassali (2010:163). Persediaan bahan- bahan Tingkat persediaan bahan utama dari suplier
interval 1
Tingkat persediaan bahan penolongsupl
ier
interval 2
Tingkat persediaan bahan bakarsuplier
interval 3
Tingkat persediaan peralatansupl
ier
interval 4
Bahan dalam persediaan
Tingkat persediaan bahan baku utama yang sudah ada dalam
perusahaan
interval 5
Tingkat persediaan bahan baku penolong yang sudah ada dalam perusahaan
interval 6
Tingkat persediaan bahan bakar yang sudah ada dalam perusahaan
(35)
Variabel/ Subvariabel
Konsep Indikator Ukuran Skala No. Item
Tingkat persediaan peralatan yang sudah ada dalam perusahaan
interval 8
Produk dalam persediaan
Tingkat persediaan produk
interval 9
Tingkat persediaan produk setengah jadi
interval 10
Tingkat persediaan produk tambahan
interval 11
Produk dalam pengiriman
Tingkat produk dalam pengiriman ke konsumen
interval 12
Tingkat produk dalam pengiriman ke distributor
interval 13
Tingkat produk dalam pengiriman ke reseller
interval 14
Pekerjaan dalam proses Tingkat keahlian pegawai dalam pengerjaan produk
interval 15
Tingkat penggunaan tekhnologi
interval 16
Tingkat pencapaian target produksi
(36)
Variabel/ Subvariabel
Konsep Indikator Ukuran Skala No. Item
kas
Tingkat uang tunai usaha
interval 19
Tingkat penambahan uang kas
interval 20
Tingkat piutang usaha
interval 21
Keberhasilan Usaha (Y)
Keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis mencapai tujuannya, suatu bisnis dikatakan berhasil bila mendapat laba, karena laba adalah tujuan dari seseorang melakukan
bisnis”.
Henry Faizal Noor
(2008:397)
Laba Tingkat
pendapatan usaha
interval 22
Tingkat pencapaian laba usaha
interval 23
Tingkat kesesuaian target perusahaan dengan laba perusahaan
interval 24
Tingkat penjualan produk
interval 25
Produktivitas dan efisiensi Tingkat pemberian pelatihan keterampilan kepada pegawai
interval 26
Tingkat produktivitas pegawai
interval 27
Tingkat pecapaian targetkuantita s produksi
interval 28
Tingkat pecapaian targetkualitas produk
interval 29
Tingkat pencapaian penghematan
(37)
Variabel/ Subvariabel
Konsep Indikator Ukuran Skala No. Item
bahan baku (input) produksi Tingkat pencapaian target perusahaan yang berhubungan dengan ketepatan waktu produksi
interval 31
Daya saing Tingkat daya saing produk
interval 32
Tingkat pencapaian pemenuhan kebutuhan pelanggan
interval 33
Tingkat pencapaian pemenuhan keinginan pelanggan
interval 34
Tingkat daya saing usaha
interval 35
Tingkat daya saing
distribusi
interval 36
Kompetensi dan etika usaha
Tingkat kemampuan manajerial usaha
interval 37
Tingkat pencapaian kesesuaian kompetensi yang dimiliki dengan perusahaan
interval 38
(38)
Variabel/ Subvariabel
Konsep Indikator Ukuran Skala No. Item
perusahaan mengenai kompetensi dan etika usaha Tingkat kepercayaan karyawan terhadap perusahaan
interval 40
Tingkat penerimaan masyarakat terhadap etika perusahaan
interval 41
Citra yang baik dari stakeholder
Tingkat kepercayaan dari pihak internal perusahaan
interval 42
Tingkat kepercayaan dan kepuasan konsumen terhadap kualitas layanan produk
interval 43
Tingkat kepercayaan dari
konsumen terhadap produk yang dihasilkan perusahaan
interval 44
Tingkat kedekatan hubungan dengan pelanggan
interval 45
Tingkat hubungan
(39)
Variabel/ Subvariabel
Konsep Indikator Ukuran Skala No. Item
dengan
reseller
Tingkat hubungan dengan distributor
interval 47
Tingkat pengenalan produk kepada konsumen
interval 48
3.2.3 Jenis dan Sumber Data
Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini dikelompokkan kedalam
dua kelompok data yaitu:
1. Data primer
Data diperoleh dari para pengusaha lampu Gentur mengenai modal
kerja serta keberhasilan usaha berupa kuesioner.
Data primer merupakan data yang diperoleh dari tangan pertama untuk
dianalisis berikutnya untuk menemukan solusi atau masalah yang
diteliti (Uma Sekaran, 2009:242). Sedangkan menurut Maholtra
(2010:120) “data primer adalah data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan masalah riset”. Yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah seluruh data yang diperoleh dari
kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah pengusaha lampu gentur
yang sesuai dengan target sasaran dan dianggap mewakili seluruh
(40)
Data yang diperoleh dari sumber-sumber informasi yang mendukung
dalam penelitian ini adalah instansi terkait, jurnal, artikel, situs internet,
buku-buku dan literatur-literatur yang ada hubungannya dengan
masalah yang sedang diteliti serta dokumen-dokumen, laporan-laporan
yang ada di dalam lembaga yang bersangkutan.
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh para peneliti,
data yang diterbitkan dalam jurnal statistik dan lainnya, dan informasi
yang tersedia dari sumber publikasi atau non publikasi entah di dalam
atau luar organisasi, semua yang dapat berguna bagi peneliti Uma
Sekaran(2009:245). Sedangkan menurut Maholtra (2009:120) “data sekunder adalah data yang dikumpulkan untuk maksud selain
menyelesaikan masalah yang dihadapi”. Penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah lembaga terkait, literatur artikel, jurnal
ilmiah, serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian.
Menutut Riduwan (2012:69) menyatakan bahwa “pengambilan data yang
dihimpun langsung oleh peneliti disebut primer, sedangkan apabila melalui tangan
kedua disebut sekunder.” Data primer dan data sekunder yang dibutuhkan tersebut
ditunjukan pada Tabel 3.2 sebagai berikut:
TABEL 3.2
JENIS DAN SUMBER DATA
No Data Jenis Data Sumber Data
1
Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB)Tahun 2011 – 2012
Data Sekunder wwe.depkop.go.id
2
Jumlah pengusaha kecil, menengah dan besar di jawa barat menurut kabupaten/kota
Data Sekunder
Dinas Perisdustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat
(41)
No Data Jenis Data Sumber Data tahun 2009 s.d 2011
3
Laju pertumbuhan PDRB beberapa kabupaten di Jawa Barat tahun 2006-2011 (persen)
Data Sekunder
Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur Tahun 2012
4 Produk unggulan Kabupaten
Cianjur pada tahun 2012 Data Sekunder
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kbupaten Cianjur
5 Mata pencaharian penduduk
Desa Jambudipa Data Sekunder
Pemerintah Desa Jambudipa Kabupaten Cianjur
6 Jumlah pengrajin/home industry
desa jambudipa Data Sekunder
Pemerintah Desa Jambudipa Kabupaten Cianjur
7 Jumlah produksi lampu gentur
2008-2012 Data Sekunder
Pemerintah Desa Jambudipa Kabupaten Cianjur
8 Konsumsi lampu listrik di
Indonesia Data Sekunder www.aperlindo.com
9
Modal yang dimiliki
pengusaha/pengrajin lampu Gentur tahun 2012
Data Sekunder
Pemerintah Desa Jambudipa Kabupaten Cianjur
Sumber: diolah dari berbagai data
3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 3.2.4.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2011:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Pengertian lain dari Malholtra (2010:370) menyatakan bahwa population
is the aggregate of all the elements, sharing some common set of characteristic, that comprises the universe for the purpose of the marketing research problem.
(42)
beberapa seperangkat karakteristik, yang terdiri dari alam semesta untuk tujuan
masalah riset pemasaran
Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah
pengusaha lampu Gentur Kabupaten Cianjur sebanyak 21 orang.
3.2.4.2 Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:131) “Sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti”.Agar memperoleh sampel yang representatif dari
populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang
yang sama untuk menjadi sampel.
Sampel pada penelitian ini adalah keseluruhan populasi yang berjumlah 21
orang, dikarenakan populasi kurang dari 30 orang maka keseluruhan populasi
digunakan sebagai sampel.
3.2.4.3 Teknik Penarikan Sampel
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling
jenuh. Menurut Sugiono (2011:85) “Sampling jenuh adalah teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
dilakukan bila jumlah populasi relatif lebih kecil, kurang dari 30 orang, atau
penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan
(43)
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang lengkap dalam penelitian ini penulis
menggunakan beberapa teknik penelitian seperti berikut :
1. Observasi
Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2011:145) mengemukakan
bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses
yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. dua
diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
2. Kuisioner (Angket)
Angket adalah alat pengumpul data yang berisi sejumlah pernyataan
tertulis untuk dijawab oleh responden. Hal ini sejalan dengan pendapat
yang diutarakan oleh Suharsimi Arikunto (2010:151) yang menyatakan
bahwa ”Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.” 3. Wawancara
Metode pengumpulan data melalui wawancara ditujukan langsung oleh peneliti kepada pihak perusahaan yang bersangkutan yaitu pengrajin atau pengusaha dengan tujuan untuk memperoleh data mengenai :
a. Modal
b. Laba
c. Strategi pengusaha dalam menghadapi hambatan usaha
(44)
4. Studi kepustakaan
Dengan teknik ini penulis berusaha untuk mencari informasi serta data
baik berupa teori-teori, pengertian-pengertian dan uraian-uraian yang
dikemukakan oleh para ahli sebagai landasan teoritis khususnya
mengenai masalah dan variabel yang diteliti yaitu modal dan
keberhasilan usaha.Studi literatur tersebut didapat dari berbagai sumber,
yaitu:
a. Perpustakaan UPI, Widyatama, IPB, UNPAD, UNPAR
b. Skripsi, Tesis
c. Jurnal Kewirausahaan
d. Media cetak dan media elektronik (internet).
3.2.6 HasilPengujian Validitas dan Reliabilitas
Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila
digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan
data yang sama (Sugiyono, 2011:121). Dengan menggunakan instrumen yang
valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan
menjadi valid dan reliabel (Sugiyono, 2011:122).
Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika
tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Atau seandainya hasilnya
berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti (Suharsimi
(45)
Penelitian ini menggunakan data interval, yaitu data yang menunjukkan
jarak antara satu data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama
(Riduwan, 2012:85).
Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan alat bantu software komputer program SPSS (Statistical Product
for Service Solutions) 21.0.
3.2.6.1 HasilPengujian Validitas
Validitas merupakan sebuah kata benda, sedangkan valid merupakan kata
sifat. Sebuah data atau informasi dapat dikatakan valid apabila sesuai dengan
keadaan senyatanya. Jika data yang dihasilkan dari sebuah instrumen tersebut
valid, karena dapat memberikan gambaran tentang data secara benar sesuai
dengan kenyataan atau keadaan sesungguhnya (Suharsimi Arikunto, 2009:58).
Menurut Sherri L. Jackson (2012:85) “Validity is an indication of whether
the instrument measuring what it claims to measure”. Validitas adalah indikasi apakah instrumen mengukur apa yang dikatakannya untuk diukur.Suharsimi
Arikunto (2006:168) mengemukakan pengertian validitas sebagai berikut:
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.
Adapun untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari nilai
korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara
(46)
Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus korelasi product
moment seperti berikut.
(Suharsimi Arikunto, 2009:72)
Keterangan:
rXY = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item
Y = Skor total
= Jumlah skor dalam distribusi X
= Jumlah skor dalam distribusi Y
= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
n = Banyaknya responden
Besarnya koefisien korelasi diinterpretasikan dengan menggunakan Tabel
3.3 sebagai berikut.
TABEL 3.3
INTERPRESTASI KOEFISIEN KORELASI NILAI r Interval Koefisien Interprestasi
Antara 0,800 – 1,00 Sangat kuat
Antara 0,600 – 0,799 Kuat
Antara 0,400 – 0,599 Cukup Kuat
Antara 0,200 – 0,399 Rendah
Antara 0,000 – 0,199 Sangat Rendah
Sumber: Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2012:62)
Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisa tes ini adalah
(47)
dengan skor-skor tes tolak ukurnya dari peserta yang sama. Selanjutnya perlu diuji
apakah koefisien validitas tersebut signifikan terhadap taraf signifikan tertentu,
artinya adanya koefesien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan, diuji
dengan rumus statistis t sebagai berikut:
(Riduwan, 2012:98)
Keterangan :
thitung = Nilai t hitung
r = Koefisien korelasi
r2 = Kuadrat koefisien korelasi
n = Banyaknya responden
Dengan keputusan pengujian validitas menggunakan kriteria sebagai
berikut ;
a. Nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabeldengan α = 0,05 dan dk = n-2. b. Jika thitung> ttabel maka item pertanyaan dikatakan valid.
c. Jika thitung< ttabel maka item pertanyaan dikatakan tidak valid.
Keputusan pengujian validitas responden menggunakan taraf
signifikansi sebagai berikut:
a. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan valid jika
rhitung lebih besar atau sama dengan rtabel atau rhitung≥ rtabel.
b. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan tidak valid
(48)
c. Berdasarkan jumlah angket yang diuji sebanyak 21 responden dengan
tingkat kesalahan 5% dan derajat kebebasan (dk) n-2 (21-2=19), maka
didapati nilai rtabel sebesar 0,433.
TABEL 3.4
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS VARIABEL MODAL KERJA (X)
No Pernyataan rhitung rtabel Ket.
1. Persediaan bahan baku utama dari suplier dalam
pelaksanaan kegiatan usaha anda 0.777 0,433 Valid 2. Persediaan bahan baku penolong dari suplier
dalam pelaksanaan kegiatan usaha anda 0.759 0,433 Valid 3. Persediaan bahan bakar dari suplier dalam
kegiatan usaha 0.694 0,433 Valid
4. Kelengkapan peralatan dari suplier dalam
kegiatan usaha 0.672 0,433 Valid
5. Bahan baku utama yang tersedia pada
perusahaan anda 0.716 0,433 Valid
6. Bahan baku penolong yang tersedia pada
perusahaan anda 0.607 0,433 Valid
7. Bahan bakar yang tersedia pada perusahaan
anda 0.674 0,433 Valid
8. Peralatan yang tersedia pada perusahaan anda 0.676 0,433 Valid 9. Persediaan produk dalam perusahaan anda 0.773 0,433 Valid 10. Persediaan produk setengah jadi dalam
perusahaan anda 0.694 0,433 Valid
11. Persediaan produk tambahan dalam
perusahaan anda 0.457 0,433 Valid
12 Produk yang dikirimkan ke konsumen 0.445 0,433 Valid 13. Produk yang dikirimkan ke distributor 0.612 0,433 Valid 14. Produk yang dikirimkan ke reseller 0.714 0,433 Valid 15. Pegawai ahli dalam membuat produk 0.690 0,433 Valid 16. Teknologi yang digunakan dalam perusahaan 0.504 0,433 Valid 17. Perusahaan mampu mencapai target produksi 0.865 0,433 Valid 18. Anda mampu mengelolakas perusahaan 0.916 0,433 Valid 19. Perputaran uangkas dalam kegiatan usaha 0.945 0,433 Valid 20. Penambahan modal uang kas dalam
perusahaan 0.912 0,433 Valid
21 Piutang usaha dalam perusahaan 0.909 0,433 Valid
(49)
Berdasarkan Tabel 3.4 pada instrumen variabel modal kerja dapat
diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada item pernyataanperputaran uang kas
dalam kegiatan usaha bernilai 0,945 sehingga dapat dirafsirkan bahwa indeks
korelasinya kuatsedangkan nilai terendah terdapat pada item produk yang
dikirimkan ke konsumen bernilai 0,445 sehingga dapat ditafsirkan bahwa indeks
korelasinya cukup kuat.
Hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel Keberhasilan Usaha
(Y)dapat dilihat pada Tabel 3.5.
TABEL 3.5
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS VARIABEL KEBERHASILAN USAHA (Y)
No Pernyataan rhitung rtabel Ket.
22 Pergerakan pendapatan usaha pada tahun ini 0.535 0,433 Valid 23 Perkembangan pencapaian laba perusahaan 0.904 0,433 Valid 24 Kesesuaian antara target perusahaan dengan
laba perusahaan 0.546 0,433 Valid
25 Penjualan produk pada tahun ini 0.744 0,433 Valid 26 Pemberian pelatihan keterampilan kepada
pegawai 0.937 0,433 Valid
27 Pegawai produktif dalam melaksanakan
kegiatan produksi 0.591 0,433 Valid
28 Pencapaian target perusahaan yang
berhubungandengankuantitas produksi 0.923 0,433 Valid 29 Pencapaian target perusahaan yang
berhubungandengankualitas produksi 0.774 0,433 Valid 30 Pencapaianpenghematanbahanbaku (input)
produksi 0.592 0,433 Valid
31 Pencapaian target perusahaan yang
berhubungandenganketepatanwaktuproduksi 0.741 0,433 Valid 32 Daya saing produk di perusahaan anda dengan
perusahaan lain 0.949 0,433 Valid
33 Pencapaian pemenuhan kebutuhan pelanggan 0.657 0,433 Valid 34 Pencapaian pemenuhan keinginan pelanggan 0.596 0,433 Valid 35 Daya saing usaha lampu gentur dengan usaha
(50)
No Pernyataan rhitung rtabel Ket.
38 Pencapaian kesesuaian kompetensi yang
dimiliki dengan kebutuhan perusahaan 0.906 0,433 Valid 39 Pencapaian target perusahaan mengenai
kompetensi dan etika usaha yang dimiliki 0.908 0,433 Valid 40 Karyawan percaya terhadap perusahaan
dengan kompetensi dan etika yang dimiliki perusahaan
0.524 0,433 Valid
41 Masyarakat selalu menerima dengan etika
usaha yang dimiliki 0.658 0,433 Valid
42 Kepercayaan dari pihak internal perusahaan 0.640 0,433 Valid 43 Konsumen merasa percaya dan puas terhadap
kualitas pelayanan perusahaan 0.513 0,433 Valid
44 Konsumen percaya terhadap produk yang
dihasilkan perusahaan 0.582 0,433 Valid
45 Anda memiliki hubungan yang dekat dengan
pelanggan 0.762 0,433 Valid
46 Anda memiliki hubungan yang dekat dengan
reseller 0.714 0,433 Valid
47 Anda memiliki hubungan yang dekat dengan
distributor 0.740 0,433 Valid
48 Pengenalan produk yang anda lakukan kepada
konsumen 0.555 0,433 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013
Berdasarkan hasil uji coba instrumen penelitian pada Tabel 3.5 untuk
variabel keberhasilan usahaberdasarkan hasil perhitungan validitas item instrumen
yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 21for windows.Menunjukkan
bahwa item-item pernyataan dalam kuesioner valid karena skor rhitung lebih besar
jika dibandingkan dengan rtabel yang bernilai 0,433.
Berdasarkan Tabel 3.5 pada instrumen keberhasilan usaha dapat diketahui
bawah nilai tertinggi terdapat pada item pernyataan daya saing produk di
perusahaan anda dengan perusahaan lainbernilai 0,949 sehingga dapat ditafsirkan
bahwa indeks korelasinya kuat.Sedangkan nilai terendah terdapat pada item
(51)
perusahaandengan nilai 0,513 sehingga dapat ditafsirkan bahwa indeks
korelasinya rendah.
3.2.6.2 HasilPengujian Reliabilitas
Uji realibilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan alat
pengumpulan data yang digunakan.Realibitas menunjuk pada suatu pengertian
bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrument yang sudah
dipercaya, yang realibel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:178) “Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu”. Sherri L. Jackson
(2012:81) “Reliability is indication of consistency of measuring instrument”.
Reliabilitas adalah indikasi dari konsistensi atau stabilitas dari sebuah alat
ukur.Sedangkan menurut Sugiyono (2010:172) “Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama,
akan menghasilkan data yang sama”.
Apabila suatu instrumen dapat dipercaya maka data yang dihasilkan oleh
instrumen tersebut dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas kuesioner penelitian
dilakukan dengan rumus Cronboach Alpha. Rumus Cronboach Alpha digunakan
(52)
t
r
bk k
2 1
1
2
11 (Suharsimi Arikunto, 2006:196)
Keterangan:
= Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau butir soal = Varians Total
2
b = Jumlah Varian butir
Jumlah varian butir ditetapkan dengan cara mencari nilai varian tiap butir,
kemudian jumlahkan seperti yang dipaparkan berikut ini. Rumus deviasi standar
yang digunakan adalah sebagai berikut :
N N
x X
2 2
2
(Suharsimi Arikunto, 2006:184)
Keterangan: N = Jumlah sampel
X = Nilai skor yang dipilih
2
= Nilai varians
Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Jika koefisian internal seluruh item rhitung rtabel dengan tingkat kesalahan 5%
maka item pertanyaan dikatakan reliabel.
2) Jika koefisian internal seluruh item rhitung ≤ rtabel dengan tingkat kesalahan 5%
maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.
Berdasarkan hasil pengujian realibilitas instrumen yang dilakukan dengan
program SPSS 21for windows diketahui bahwa semua variabel reliabel, hal ini
11 r
(53)
disebabkan rhitunglebih besar dibandingkan rtabel yang bernilai 0,433, hal ini dapat
dilihat dalam Tabel 3.7 berikut ini.
TABEL 3.6
HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS
No Pernyataan rhitung rtabel Keterangan
1. Modal Kerja 0,950 0,433 Reliabel
2. Keberhasilan Usaha 0,956 0,433 Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013
3.2.7 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Setelah pengolahan data dilakukan, selanjutnya hasil pengolahan itu
dianalisis untuk memahami dan menjelaskan hasil pengolahan secara statistik.
Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket ini
disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian, yaitu
memberikan keterangan dan data mengenai pengaruh modal kerja terhadap
keberhasilan usaha pengusaha atau pengrajin lampu Gentur Cianjur.
Teknik analisis data yang digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan untuk
menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam
proposal penelitian. Menurut Bogdan yang dikutip oleh Sugiyono (2011:244).
Data analysis is the process of systematically searching and arranging the interview transcripts, fieldnotes, and other materials that you accumulate to increase your own understanding of them and to enable you to present what you have discovered to others. Analisis data adalah proses mencari
dan menyususun secara sistematis data diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk
(54)
seluruh responden terkumpul. Kegiatan analisis data dalam penelitian dilakukan
melalui tahapan-tahapan sebagai berikut.
1. Menyusun data
Kegiatan menyusun data dilakukan untuk memeriksa kelengkapan data,
kelengkapan identitas responden, dan isian data yang sesuai dengan tujuan
penelitian.
2. Menyeleksi data untuk memeriksa kesempurnaan dan kebenaran data yang
terkumpul.
3. Tabulasi data
Penelitian ini melakukan tabulasi data dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Memberi skor pada tiap item
Dalam penelitian ini, pernyataan dari angket terdiri dari 7 kategori
sebagai berikut:
TABEL 3.7
SKOR ALTERNATIF JAWABAN POSITIF DAN NEGATIF Alternatif
Jawaban
Setuju/Baik Rentang Jawaban Tidak Setuju/ Tidak Baik
7 6 5 4 3 2 1
Positif 7 6 5 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4 3 2 1
Sumber: Modifikasi dari Husein Umar (2008:99) b. Menjumlahkan skor pada setiap item
c. Menyusun ranking skor pada setiap variabel penelitian
4. Menganalisis dan menafsirkan hasil perhitungan berdasarkan angka-angka
(1)
147
memiliki modal kerja sehingga berdampak pada keberhasilan usaha yang diukur melalui laba, produktivitas, daya saing, kompetensi, dan terbangunnya citra yang baik menggambarkan sudah cukup baik. Artinya, terdapat hubungan antara modal kerja terhadap keberhasilan usaha.
5.2 Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis merekomendasikan beberapa hal mengenai modal kerja terhadap keberhasilan usaha pada pengusaha lampu gentur di Industri Lampu Gentur Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur yaitu :
1. Pengusaha harus lebih mampu memaksimalkan kemampuan pengelola modal kerja terutama pada persedian bahan dan persediaan produk. pengiriman produk merupakan indikator terendah dalam modal kerja dibandingkan dengan indikator lainnya. Indikator yang belum optimal ini perlu mendapatkan perhatian lebih dari pengusaha khususnya kemampuan dalam mengelola modal kerja dan efeknya dalam menjalankan usaha.
Mengutip pernyataan Perdana Ginting upaya yang dilakukan dalam pengiriman produk adalah dengan lebih meningkatkan kemampuan penjadwalan/peramalan dan efeknya dalam menjalankan usaha sehingga akan berujung pada keberhasilan usaha.
2. Dalam indikator keberhasilan usaha, indikator laba merupakan indikator yang paling rendah dibandingkan dengan indikator lainnya. Khususnya pada kesesesuaian pencapaian target laba perusahaan oleh pengusaha dalam menjalankan
(2)
148
usaha. Hal tersebut harus dapat diantisipasi dengan meningkatkan kemampuan pengelolaan laporan keuangan pada setiap pengusaha, upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara mengikuti kegiatan-kegiatan workshop-workshop
pengelolaan keuangan perusahaan maupun berinteraksi berbagi pengalaman dengan sesama pengusaha sehingga akan berdampak kesuksesan pada usahanya.
(3)
Rifan Ardiansyah, 2014
Pengaruh Modal Kerja terhadap Keberhasilan Usaha Lampu Gentur Cianjur
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Aan Nurhasanah. 2008. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Tingkat Laba
Pengusaha Emping di Kecamatan Cikedal Kabupaten Bandung. Skripsi.
Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.
Ajat Munajat. 2007. Hubungan Perilaku Kewirausahaan Dengan Keberhasilan
Usaha Pada Pembudidaya Ikan Jaring Apung Di Waduk Cirata Kabupaten Cianjur. Skripsi. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.
Asep, Hermawan. 2009. Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. PT. Grasindo: Jakarta.
Bachtiar, Hasan. 2003. Manajemen Industri. Ed.3. Bandung: Ramadhan Citra Grafika
Bambang, Riyanto.2009.Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE UGM
Chamdan Suyatno Purnama. 2010. MotivasidanKemampuan Usaha DalammeningkatkanKeberhasilan Usaha Industri Kecil (StudiPadaIndustri Kecil Sepatu di JawaTimur). JurnalManajemendan Kewirausahaan, pp. 177-184.
Chowdhury, Anup and MD Muntasir Amin. 2007. Working Capital Management
Practiced in Pharmaceutical Companies Listed in Dhaka Stock Exchange.
BRAC University Journal, Vol. IV, No. 2, 2007, pp. 75-86.
Dwisani Rahmayani. 2011. Pengaruh Kompetensi Pengusaha Terhadap
Keberhasilan Usaha Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung. Skripsi.
Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.
Edi Noersasongko. 2005.Analisis Pengaruh Karakteristik Individu, Kewirausahaan Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kemampuan Usaha Serta Keberhasilan Usaha Pada Usaha Kecil Batik Di Jawa Tengah.Skripsi.Malang.Universitas Merdeka Malang.
Eman, Suherman.2010.Desain Pembelajaran Kewirausahaan. Bandung : Alfabeta Endi Sarwoko. 2008. Kajian Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Usaha Small
Business.JurnalEkonomiModernisasihal 226-239.Fakultas Ekonomi –
UniversitasKanjuruhan Malang
Erliah. 2007. Pengaruh Persaingan, Promosi, Dan Keunikan Produk Terhadap
(4)
Plered Kabupaten Cirebon. Skripsi. Bandung. Universitas Pendidikan
Indonesia.
Guimaraes, Tor. 2011. Industry Clockspeed’sImpact on Business Innovation Success Factors.European Journal of InnovationManagementVol. 14 No. 3,
2011pp. 322-344 q Emerald Group Publishing Limited
Gundry, Lisa K.2007.Entrepreneurship Strategy.California: Sage Publications, Inc.
Hafidz Hulan Fauzan. 2011. Pengaruh Kepemimpinan, Modal Kerja, Kinerja dan
Kemasan Terhadap Keberhasilan Usaha pada perusahaan kecap di Kabupaten Majalengka. Skripsi. Bandung. Universitas Pendidikan
Indonesia.
Hisrich, R. D., Peters, M. P., & Spepherd, D. A. (2008). Kewirausahaan Ed.7 . Jakarta: Salemba Empat.
Henry Faizal, Noor.2008. Ekonomi manajerial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Husen, Umar. 2008. Riset SDM dalam Organisasi. Jakarta: Gramedia.
Ineu Erni Rohaeni. 2008. Pengaruh Harga, Lokasi dan Perilaku Kewirausahaan
terhadap Pendapatan Usaha para pedagang pakaian jadi di pasar soreang Kabupaten Bandung. Skripsi. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.
Kuratko and Hodgest. 2007. Entrepreneurship: Theory, Proces, Practice. Florida: Thomson South-Western.
Md. Aminul Islam, Mohammad Aktaruzzaman Khan, Abu Zafar Muhammad Obaidullah, M. Syed Alam. 2011. Effect of Entrepreneur and Firm Characteristics on the Business Success of Small and Medium Enterpries (SMEs) in Bangladesh. International Journal of Business and Management Vol. 6, No. 3. Canadian Center of Science and Education.
Moch, Ali. 1985. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.
Naresh, K. Maholtra. 2009. Basic Marketing Research.3thedition. New Jersey:
Prentice Hall.Inc.
. 2010. Marketing Research an Applied Orientation, Sixt Edition, Pearson. Niswonger, dkk. 2005.Prinsip-prinsip Akuntansi. Jakarta: Airlangga
(5)
Rifan Ardiansyah, 2014
Pengaruh Modal Kerja terhadap Keberhasilan Usaha Lampu Gentur Cianjur
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Quesada,Henry and RadoGazo. 2007. Methodology for Determining Key Internal Business Based on Critical Succes Factors.Business Process Management
JournalVol. 13 No. 1, 2007.pp. 5-20Emerald Group Publishing Limited.
Raheman, Abdul at all. 2010. Working Capital Management and Corporation Performance of Manufakturing Sector in Pakistan. International Research
Journal of Finance and Economics ISSN 1450-2887 Issue 47.2010.
EuroJournalsPublishing, Inc.
Rhenald, Kasali dkk.2010. Modul Kewirausahaan. Jakarta Selatan: Hikmah Riduwan. 2012. Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Riyanti, P.B. 2003. KewirausahaandariSudut Pandang PsikologiKepribadian. Jakarta: Grasindo.
Romdiah Rizqi Rahayu. 2007. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pendapatan Usaha Sentra Bunga Wastukencana Kota Bandung.Skripsi.
Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.
Sekaran, Uma. 2009.Research Methods for business: A skill building approach, John Wiley & Sons, Limited Academic Internet Publishers Incorporated
.and Roger Bougie. 2009. Research Methods for Business: A Skill Building Approach. John Wiley & Sons, Limited. Academic Internet Publishers Incorporated.
Sony Heru Priyanto. 2009. Mengembangkan Pendidikan Kewirausahaan di Masyarakat. Andragogia- Jurnal PNFI, 1(1), pp. 57-82. Retrieved from http://andragogia.p2pnfisemarang.org/wpcontent/uploads/2010/11/andragog ia1_4.pdf 18.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. . 2011. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi, Arikunto.2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Bina Aksara.
Suparyanto, R. W. 2012.Kewirausahaan : Konsep dan Realita pada Usaha Kecil. Bandung : Alfabeta.
Suryana.2003. Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat. ______. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.
(6)
. 2008. KewirausahaanPedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat.
. 2011.Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat.
Tulus, Tambunan. (2002). Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia. Jakarta : Salemba Empat.
Website
http://deviartshop.blogdetik.com/2011/11/24/perkembangan-dan-permasalahan-produksi-lampu-gentur-cianjur
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=2&tabel=1&daftar=1&id_subyek=52¬ ab=3
http://www.kemenperin.go.id/statistik/ibs_kbli.php http://cianjurkab.go.id/Content_Nomor_Menu_32_4.html www.aperlindo.go.id
http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_phocadownload&view=categor y&id=109:data-umkm-2012&Itemid=93
http://www.neraca.co.id/article/37096/Aperlindo-Targetkan-Pasar-Lampu-LED-40-Juta-Unit