EFEKTIVITAS METODE TARGĪB DAN TARHĪB DALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SALAT : Studi Kasus Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Lelea Kabupaten Indramayu.

(1)

Wawan Purwanto, 2015

EFEKTIVITAS METODE

TARGĪ

B

DAN

TARHĪ

B

DALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN

KETAATAN IBADAH SALAT

(Studi Kasus Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Lelea Kabupaten Indramayu)

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan Agama Islam

oleh

WAWAN PURWANTO NIM 1303062

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Wawan Purwanto, 2015

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB DAN TARHĪB

DALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SALAT

(Studi Kasus Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Lelea Kab. Indramayu)

Oleh

WAWAN PURWANTO

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) Program Studi Pendidikan Agama Islam

© Wawan Purwanto 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


(3)

Wawan Purwanto, 2015


(4)

(5)

(6)

Wawan Purwanto, 2015

EFEKTIVITAS METODE TARG B DAN TARH B DALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN

KETAATAN IBADAH SALAT SISWA

(Studi kasus pada siswa kelas VII SMPN 2 Lelea Kabupaten Indramayu)

(Wawan Purwanto, 1303062)

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih banyaknya siswa yang memerlukan bimbingan dalam ketaatan ibadah salat. Fokus penelitian ini pada efektivitas metode targīb dan tarhīb yaitu ketaatan ibadah salat siswa di sekolah SMPN 2 Lelea Indramayu. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas metode targīb dan tarhīb, serta respon siswa dalam meningkatkan ketaatan ibadah salat. Metode Penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain nonequivalent control group design. Sampel penelitian terdiri dari 32 siswa kelas VII H sebagai kelas kontrol dan 34 siswa kelas VII A sebagai siswa kelas eksperimen. Instrumen yang digunakan berupa tes sebanyak 40 soal dan angket 40 soal. Dalam menganalisis datanya digunakan uji independent sampel t test

dengan menggunakan aplikasi SPSS 22. Dari hasil perhitungan, didapat hasil signifikansi adalah 0.001 atau P-Value lebih kecil dari 0,05, dan thitung (4.352 dan 4.299) > ttabel (2.00) maka H0 ditolak. Artinya bahwa rata-rata

post test siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada rata-rata siswa kelas kontrol. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa metode targīb dan tarhīb efektif dalam pembelajaran ini. Selain itu, hasil pengolahan data angket juga bisa ditarik kesimpulan bahwa respon siswa terhadap metode targīb dan tarhīb sangat baik dan dapat meningkatkan ketaatan ibadah salat siswa. Saran untuk pendidik agama Islam, metode targīb dan tarhīb dapat dijadikan sebagai metode untuk meningkatkan ketaatan ibadah salat siswa di sekolah.


(7)

Wawan Purwanto, 2015

The Effectiveness of Targ band Tarh b Methods as the Islamic Religion of Education Learning to Improve the Student's Adherence to a Salat Worship (The Case Study of The 7th Grade Students on Junior High School of 2 Lelea

Indramayu Regency)

(Wawan Purwanto, 1303062)

Abstract

The background of this research is there are still many students who need guidance in the adherence to a worship. The focus in this research is on the effectiveness of the targīb and tarhīb methods on the adherence to a worship of the students of Junior High School of 2 Lelea Indramayu. The general aim of this research was to determine the effectiveness of the targīb and tarhīb methods and the students' responses in improving the adherence to a worship of the students. The research method used in this research was the quasi-experimental design with the nonequivalent control group. The sample of the study consisted of 32 students of the VII H as the control class and 34 students of the VII A as the experimental class. The test instrument used in this research is in the form of item test consists of 40 questions and the questionnaire consists of 40 questions. In analyzing the data, the researcher used the independent sample t test analyzed by using SPSS 22. The results of the calculation show the significant result. The difference of the two average scores was 0.001 and it’s less than 0.05, and t test (4352 and 4299) > t table (2.00), H0 is rejected. It means that the average of the post test score from the experimental class students is higher than the average of the students in class control. Thus, it can be concluded that the tarhīb and targībmethod is effective in practice. Moreover, the result of the data processing from the questionnaires can also be concluded that the students' response to targīb and tarhīb methods is very well and it can increase the student's adherence to a worship Suggestions for Islamic religion educators is that the targīb and tarhīb methods can be used as the

method to improve the students' adherence to a worship of the students in the school.


(8)

(9)

Wawan Purwanto, 2015

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

PEDOMAN TRANSLITERASI ... ii

ABSTRAK ...iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR BAGAN ... xi

DAFTAR DIAGRAM ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat/ Signifikasi Penelitian ... 9

E. Struktur Organisasi Tesis ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Efektifitas ... 12

B. Konsep Metode Pembelajaran Targīb dan Tarhīb ... 13

C. Pembelajaran PAI... 33

D. Ibadah Salat ... 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 51


(10)

Wawan Purwanto, 2015

C. Populasi dan Sampel ... 56

D. Instrument Penelitian ... 58

E. Prosedur Penelitian... 69

F. Analisis Data ... 72

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 75

1. Langkah-langkah yang Dilakukan dalam Kegiatan Pembelajaran ... 76

2. Hasil Belajar Siswa Sebelum menggunakan Metode Targīb dan Tarhīb ... 80

3. Hasil Belajar Siswa Tanpa Menggunakan Metode Targīb dan Tarhīb ... 82

4. Hasil Belajar Siswa Menggunakan Metode Targīb dan Tarhīb ... 83

5. Perbedaan Hasil belajar siswa antara pembelajaran yang menggunakan metode Targīb dan Tarhīb dengan tanpa menggunakan Metode Targīb dan Tarhīb ... 84

6. Analisis Hasil Penelitian ... 85

7. Analisis Skala Likert ... 88

B. Pembahasan ... 90

1. Langkah-langkah yang Dilakukan dalam Kegiatan Pembelajaran ... 90

2. Hasil Belajar Siswa Sebelum menggunakan Metode Targīb dan Tarhīb ... 91

3. Hasil Belajar Siswa Tanpa Menggunakan Metode Targīb dan Tarhīb ... 91

4. Hasil Belajar Siswa Menggunakan Metode Targīb dan Tarhīb ... 92


(11)

Wawan Purwanto, 2015

5. Perbedaan Hasil belajar siswa antara pembelajaran yang menggunakan metode Targīb dan Tarhīb

dengan tanpa menggunakan Metode Targīb dan

Tarhīb ... 92

6. Analisis Hasil Penelitian ... 93

7. Analisis Skala Likert ... 93

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan dan Implikasi ... 95

B. Rekomendasi ... 96

DAFTAR PUSTAKA ... 97


(12)

Wawan Purwanto, 2015

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Islam sebagai ajaran yang datang dari Allah sesungguhnya merefleksikan nilai-nilai pendidikan yang mampu membimbing dan mengarahkan manusia sehingga menjadi manusia sempurna. Islam sebagai agama universal telah memberikan pedoman hidup bagi manusia menuju kehidupan bahagia, yang pencapaiannya bergantung pada pendidikan. Pendidikan merupakan kunci penting untuk membuka jalan kehidupan manusia (Ismail, 2001, hal.56). Dengan demikian, Islam sangat berhubungan erat dengan pendidikan. Hubungan antara keduanya bersifat organis-fungsional; pendidikan berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan Islam (Ali, 1999, hal.2). Islam menjadi kerangka dasar pengembangan pendidikan Islam, serta memberikan landasan sistem nilai untuk mengembangkan berbagai pemikiran tentang pendidikan Islam (Priatna & Tedi, 2004, hal. 1).

Nilai-nilai Islam, baik yang bersifat Ilāhiyah maupun yang bersifat insāniyah, ditransformasikan dan diinternalisasikan terhadap manusia lain melalui arah, proses, dan sistem pendidikan yang Islami pula. Pendidikan Islam merupakan suatu aktivitas untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia yang berlangsung sepanjang hayat (long life of education). Islam memandang bahwa pendidikan merupakan kemutlakan dan kebutuhan manusia dalam hidup dan kehidupannya. Dalam hal ini Rupper C. Lodge dalam bukunya ”Phylosophi of Education” mengatakan, “Education is life, life is education

(Zuhairini, 1991, hal. 10). Dengan demikian , pendidikan menurut Islam tidak lain adalah kehidupan itu sendiri, dan merupakan kebutuhan mutlak untuk dapat melaksanakan ajaran Islam.

Pendidikan adalah salah satu bentuk interaksi manusia, sekaligus tindakan sosial yang dimungkinkan berlaku melalui suatu jaringan hubungan-hubungan kemanusiaan yang mampu menentukan watak pendidikan dalam suatu masyarakat


(13)

melalui peranan-peranan individu di dalamnya yang diterapkan melalui proses pembelajaran (Langgulung, 2003, hal. 16).

Proses pembelajaran atau pendidikan memungkinkan seseorang menjadi lebih manusiawi (being humanize) sehingga disebut dewasa dan mandiri. Itulah visi atau tujuan dari proses pembelajaran (Harefa, 2000, hal. 37). Guru sebagai pendidik dan peserta didik sebagai subyek didik. Keduanya adalah manusia yang sejajar dengan peranan yang berbeda. Pandangan guru tentang manusia termasuk dirinya sendiri sangat mempengaruhi sikap dari perilakunya dalam mengelola tugas-tugas kependidikan sehari-hari (Gulo, 2011, hal. 18).

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya dalam interaksi dengan lingkungannya, yang idealnya harus menyentuh tiga aspek pembelajaran, meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik (Slameto, 2003, hal. 2). Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan metode belajar mengajar yang efektif dan terarah karena berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada bagaimana proses belajar mengajar yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik. Dalam hal ini diperlukan peran aktif guru (tenaga didik) untuk mempengaruhi karakteristik kognitif, afektif maupun psikomotorik siswa, dengan memberi dorongan moral, membimbing dan memberi fasilitas belajar terbaik melalui metode pembelajaran.

Oleh karena itu, pendidikan Islam dalam pelaksanaannya sangat membutuhkan metode yang tepat untuk menghantarkan kegiatan pendidikannya ke arah tujuan pendidikan Islam yang diharapkan yaitu terbentuknya pribadi yang beriman yang selalu siap sedia untuk mengabdikan diri kepada Allah SWT. Bagaimanapun baik dan sempurnanya suatu kurikulum pendidikan Islam, ia tidak akan berarti apa-apa manakala tidak memiliki metode yang tepat dalam mentransformasikannya kepada peserta didik. Ketidaktepatan dalam penerapan metode secara praktis akan menghambat proses belajar mengajar yang akan berakibat membuang waktu dan tenaga secara percuma. Metode termasuk persoalan yang esensial, karena tujuan pendidikan Islam itu akan tercapai secara tepat guna manakala jalan yang ditempuh menuju cita-cita tersebut benar-benar tepat. Materi yang benar dan baik, tanpa menggunakan metode yang baik maka


(14)

akan menjadikan keburukan materi tersebut. Kebaikan materi harus ditopang oleh kebaikan metode juga.

Guru sebagai komponen penting dari tenaga kependidikan, memiliki tugas untuk melaksanakan proses pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran, selain metode yang tepat guru juga diharapkan paham tentang pengertian strategi pembelajaran. Kata strategi berarti cara dan seni menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pembelajaran digunakan strategi pembelajaran dengan penggunaaan berbagai sumber daya (guru dan media) untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai suatu cara, strategi pembelajaran dikembangkan dengan kaidah-kaidah tertentu sehingga membentuk suatu bidang pengetahuan tersendiri. Sedangkan sebagai suatu seni, strategi pembelajaran kadang-kadang secara implisit dimiliki oleh seseorang tanpa pernah belajar secara formal tentang ilmu strategi pembelajaran (Wena, 2011, hal. 2).

Penggunaan metode dalam pendidikan Islam pada prinsipnya merupakan pelaksanaan sikap hati-hati dalam pekerjaan mendidik dan mengajar. Hal ini mengingat bahwa sasaran pendidikan Islam itu adalah manusia yang telah memiliki kemampuan dasar untuk dikembangkan. Sikap kurang hati-hati akan dapat berakibat fatal sehingga mungkin saja kemampuan dasar yang telah dimiliki peserta didik itu tidak akan berkembang secara wajar, atau pada tingkat yang paling fatal dapat menyalahi hukum-hukum dan arah perkembangannya.

Untuk menciptakan relevansi terhadap pembelajaran dilakukan dengan menggunakan strategi atau metode pembelajaran yang sesuai dengan profil/ karakteristik siswa dan karakteristik isi pembelajaran. Sebagai guru harus memahami profil siswa, seperti tingkat perkembangan siswa, gaya kognitifnya, kebiasaan belajarnya, dan sebagainya. Karena strategi atau metode yang sesuai tersebut, siswa akan merasa senang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain itu juga guru harus memahami karakteristik isi pembelajaran agar peserta didik lebih cepat memahami isi pembelajaran yang disampaikan (Wena, 2011, hal. 41).

Menurut fakta di lapangan, dalam penyelenggaraan pendidikan ditemukan beberapa masalah yang sangat kompleks. Jalan pemecahannya tidak hanya cukup didekati secara sains, tetapi juga secara filosofis. Sebagai contoh adalah persoalan


(15)

pembelajaran atau kegiatan belajar di kelas. Terkadang, saat pembelajaran dijumpai gejala yang tidak seimbang, di mana seorang guru sekedar menyampaikan bahan materi pembelajaran saja, tanpa dilandasi kesadaran ingin memahamkan kepada anak didik. Sehingga anak didik kurang respek dan tidak merespon dengan baik. Keadaan seperti itu harus segera diubah dengan pembelajaran yang mampu memberikan motivasi terhadap anak didik, sehingga metode pembelajaran yang konvensional dan hanya dikuasai guru tidak terjadi lagi. Mestinya dalam era informasi ini guru bukanlah satu-satunya sumber belajar (Syatra, 2013, hal. 82).

Cara mengubahnya adalah dengan mengubah paradigma mengajar menjadi membelajarkan anak didik, pengajaran menjadi pembelajaran, dan membuat anak didik belajar dengan guru sebagai fasilitator. Belajar tidak hanya dengan menonton, mendengar, melihat, menyalin, menghafal dan mengerjakan tugas. Akan tetapi belajar dengan cara mengembangkan potensi diri melalui penalaran, mencoba, eksplorasi, generalisasi, inquiry, komunikasi, kolaborasi, dan pemecahan masalah. Guru adalah sosok panutan dan teladan dalam ilmu dan pribadi bagi anak didik di kelasnya. Guru adalah arsitek pelaksanaan kegiatan di kelas dengan rancangan pembelajaran yang terprogram dan tersusun secara rinci dan sistematik, yang dilengkapi dengan skenario pembelajaran. Dengan demikian, guru adalah sutradara setiap aktivitas anak didik dan anak didik sebagai pemainnya (Syatra, 2013, hal. 111).

Allah Ta’ālā menjelaskan dalam banyak ayat-Nya mengenai metode pembelajaran, di antaranya yang tertuang dalam al-Qur’an Surat Al-Naḥl (16) ayat 125:















































Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.


(16)

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. Al-Naḥl [16]: 125).*

* Seluruh ayat al-Qur’an dan terjemahannya dalam tesis ini dikutip dari al-Qur’an in Word yang disesuaikan dengan al-Qur’an terjemahannya yang diterbitkan oleh PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Solo. Selanjutnya kutipan ditulis dengan ringkasan seperti Q.S. Al-Naḥl [16]: 125 berarti Qur’an Surat Al-Naḥl nomor surat 16 ayat 125 dan seterusnya.

Ayat di atas menegaskan kepada para pendidik dalam memberikan pengajaran sebuah ilmu kepada peserta didik hendaknya memperhatikan situasi lingkungan dan kondisi peserta didik, serta memperhatikan metode yang tepat agar tujuan dari pembelajaran itu bisa diterima dengan tepat. Yaitu dengan jalan yang bijak dan pengajaran yang baik serta jika dibutuhkan untuk mendebat, maka debatlah dengan baik yaitu dengan ilmu dan dasar yang kuat.

Untuk itu sangat dibutuhkan pengetahuan yang utuh mengenai jati diri manusia dalam rangka membawa dan mengarahkannya untuk memahami realitas diri, Tuhan dan alam semesta, sehingga ia dapat menemukan esensi dirinya dalam lingkaran realitas itu (Nizar, 2002, hal. 67).

Salah satu alat pendidikan agama Islam yakni metode pendidikan agama Islam. Dengan menggunakan metode yang tepat maka ajaran-ajaran agama dapat diserap oleh anak didik dengan sebaik-baiknya. Metode yang tepat akan menentukan efektifitas dan efisiensi pembelajaran. Sebagai pendidik agama Islam maka kita perlu mengetahui metode-metode dalam pendidikan agama Islam.

Al-Qur’an sendiri banyak menawarkan berbagai metode dalam pendidikan agama Islam. Salah satu metodenya adalah metode targīb dan tarhīb yang akan diteliti pada tesis ini. Dengan melihat sejauh mana metode ini bisa efektif dalam pembelajaran pendidikan agama Islam.

Sebenarnya semua metode yang dijelaskan dalam al-Qur’an adalah baik dan relefan, asalkan kita sebagai pendidik bisa memilih metode yang tepat disesuaikan dengan melihat materi yang akan diajarkan serta dengan melihat situasi dan kondisi dari peserta didik, baik pribadinya maupun lingkungannya.

Dalam rangka untuk membentuk insan-insan yang taat kepada Allah Ta’ālā, maka ditanamkan rasa dan sikap taat beribadah sedini mungkin kepada anak atau peserta didik, serta berbagai upaya yang harus dilakukan dalam bidang


(17)

pendidikan. Sedangkan untuk menuju tujuan pendidikan yang diharapkan, di mana menempati tujuan tertinggi dalam pendidikan Islam yaitu: menjadikan manusia yang paling bertaqwa semata-mata untuk beribadah kepada-Nya (Achmadi, 1992, hal. 63).

Sementara dari kenyataan yang ada, banyak siswa atau peserta didik yang sering meninggalkan salat lima waktu baik salat żuhūr yang diwajibkan di sekolah maupun salat yang lainnya di rumah. Tidak sedikit siswa laki-laki yang membolos sekolah sebelum jam pelajaran selesai. Mereka lebih senang berlarian di sawah, loncat pagar sekolah, berlarian di jalan raya, bahkan ngumpet di gudang dan WC hanya karena enggan dan tidak mau mengerjakan salat żuhūr di sekolah. Selain itu juga banyak siswa perempuan yang sebenarnya suci tidak sedang halangan, karena tidak membawa mukena mereka mengaku sedang halangan atau belum suci. Mereka enggan mengerjakan salat żuhūr, salat ḍuḥā dan membaca Al-Qur’an di pagi harinya. Semua itu mereka lakukan seperti tanpa beban dan dosa. Hal ini dibuktikan dari absensi kehadiran salatżuhūr siswa kelas 7 di bulan April 2015.

Tabel 1.1

Prosentase kehadiran salat żuhūr siswa kelas 7 SMPN 2 Lelea

Kelas PUTRA PUTRI

7A 91 % 98 %

7B 88 % 97 %

7C 89 % 95 %

7D 86 % 95 %

7E 89 % 97 %

7F 82 % 98 %

7G 85 % 95 %

7H 87 % 97 %

Sumber : Absensi salat żuhūr siswa SMP Negeri 2 Lelea Indramayu

Kejadian semacam itu juga terjadi pada ibadah-ibadah lainnya. bahkan ketika di bulan suci Ramadan, tak sedikit siswa yang berbuka puasa tanpa alasan syar’ī yang dibenarkan. Hanya dengan alasan lelah dan cape kemudian mereka tidak berpuasa. Padahal seusia siswa SMP sudah masuk dalam taklīf (balīg) di mana semua kewajiban beribadah sudah mulai diperhitungkan dengan benar. Hal itu terjadi karena kurangnya kesadaran mereka dalam beragama dan tidak adanya tanggung jawab orang tua dalam mendidik anaknya untuk beribadah kepada Allah


(18)

Berdasarkan hasil observasi di lapangan, ternyata siswa yang banyak meninggalkan salat lima waktu, salat ḍuḥā, puasa di bulan Ramadan dan ibadah-ibadah yang lainnya itu adalah siswa-siswi yang berasal dari keluarga yang kurang memperhatikan keberadaan anaknya. Terlebih lagi masalah urusan agama anaknya. Hal itu banyak terjadi karena orang tua mereka cerai, sementara anaknya tinggal dengan neneknya. Mereka kurang kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya. Ada juga dikarenakan orang tua mereka yang sibuk dengan bisnisnya atau pekerjaannya, sehingga mereka terabaikan dan mencari perhatian di luar orang tuanya. Mereka jauh dari pengawasan orang tua, sementara itu orang tua terkadang menyerahkan segalanya kepada pihak sekolah, tanpa diimbangi dengan pengawasan dari orang tua mereka.

Dalam hal ini, guru memiliki peran yang sangat penting sebagai pengganti orang tua di sekolah untuk mengarahkan dan membimbing siswa-siswinya agar taat beribadah kepada Allah baik di sekolah maupun di rumah dengan menerapkan metode pengajaran yang lebih baik. Oleh karena itu, seorang guru dalam menjalankan perannya sebagai pendidik harus memiliki kompetensi. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Sehingga pada saat menjalankan tugasnya guru diharapkan memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidangnya, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Di sekolah, kami para pendidik sering menjumpai masalah pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan siswa. Sementara itu guru harus menangani masalah-masalah ini dengan bijaksana. Kami pernah mendengar keluhan beberapa guru bahwa siswanya tidak juga berhenti menyontek dan berkelahi, padahal sering diberi hukuman. Selain itu juga dijumpai kenakalan lain seperti tawuran, keterlibatan dengan narkoba maupun aktivitas seksual dini. Hal-hal tersebut umumnya menjadikan siswa sebagai obyek dari tindakan afirmatif atau tindakan tegas dari sekolah melalui guru.

Kenyataan yang dihadapi oleh para pendidik sekarang terasa menyedihkan, katakanlah serba salah. Anak didik diperlakukan dengan cara halus


(19)

mereka tidak mengerti, apalagi diperlakukan dengan cara kasar, kadang-kadang berakibat fatal. Keserbasalahan pendidik inilah yang sering menimbulkan kesalahan-kesalahan dalam mendidik, lebih-lebih sikap kasar (menghukum) yang terkadang menimbulkan terjadinya kesalahan menghukum dan dapat berakibat negatif, baik bagi peserta didik maupun bagi pendidik sendiri, seperti adanya unsur balas dendam, merendahkan citra, wibawa dan martabat pendidik sendiri.

Ketidakberhasilan tertanamnya nilai-nilai rohaniah terhadap peserta didik dewasa ini, menurut Qomari Anwar sangat terkait dengan dua faktor penting, di samping tentu saja banyak faktor-faktor lain. Kedua faktor tersebut adalah mentalitas pendidik dan metode pendidikan. Terkait dengan hal terakhir yang disebutkan, menurut Al-Naḥlawī dalam Al-Qur’an dan Al-Sunnah sebenarnya terdapat berbagai metode pendidikan yang bisa menyentuh perasaan dan membangkitkan semangat keagamaan. Satu di antara metode-metode tersebut adalah metodetargīb dantarhīb (Anwar, 2003, hlm. 42).

Metode pembelajaran targīb dan tarhīb (pemberian motivasi pahala dan ancaman hukuman Ilāhiyah dan alamiah) akan lebih efektif dalam menanamkan karakter taat dalam beribadah. Targīb adalah janji Allah yang disertai dengan bujukan agar membuat pelakunya termotivasi untuk melakukannya. Bujukan yang dimaksud adalah bagaimana kesenangan dunia dan akhirat diperoleh akibat melakukan suatu perintah Allah atau menjauhi larangan-Nya. Sedangkan tarhīb

adalah ancaman dengan siksaan yang membuat pelakunya jera dan meninggalkan kesalahan dan dosa serta tidak mengulanginya lagi. Ancaman yang dimaksud adalah kerugian dunia dan akhirat akibat melakukan suatu larangan Allah atau mengabaikan kewajiban-Nya.

Dari latar belakang penelitian inilah tesis ini dibuat, karena akan meneliti bagaimana efektifitas metode targīb dan tarhīb dalam pembelajaran PAI di sekolah yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas ibadah salat peserta didik ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu penelitian ini diberi judul “Efektivitas Metode Targīb dan Tarhīb dalam Pembelajaran PAI untuk Meningkatkan Ketaatan Ibadah Salat (Studi Kasus Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Lelea Kabupaten Indramayu)


(20)

B. Rumusan Masalah Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada pengukuran efektivitas penggunaan metode targīb dan tarhīb dalam pembelajaran PAI di sekolah, sehingga siswa-siswi kelas VII SMP Negeri 2 Lelea selain menguasai konsep tentang ibadah salat, mereka juga dapat memotivasi diri dan istiqamah untuk meningkatkan ketaatan mereka dalam ibadah salat.

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas dapat dirumuskan permasalahan pokok sebagai berikut: “Seberapa besar tingkat efektivitas metode

targīb dan tarhīb dalam pembelajaran PAI sehingga siswa-siswi kelas VII SMP Negeri 2 Lelea menjadi lebih taat dalam beribadah salat?”.

Dari masalah pokok tersebut dapat dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi awal ketaatan ibadah salat siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lelea dalam pembelajaran PAI?

2. Bagaimana gambaran metode targīb dan tarhīb, langkah-langkahnya, serta dampak intruksional dan dampak penyerta dalam pembelajaran PAI di SMP Negeri 2 Lelea?

3. Seberapa besar tingkat efektivitas metode targīb dan tarhīb dalam meningkatkan ketaatan ibadah salat siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lelea?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan pokok penelitian ini adalah memperoleh gambaran tentang efektivitas penerapan metode targīb dan tarhīb dalam pembelajaran PAI sehingga siswa-siswi SMP Negeri 2 Lelea khususnya siswa kelas VII menjadi lebih taat dan istiqamah dalam menunaikan ibadah salatnya, baik salat wajib maupun salat sunah.

Sedangkan secara khusus tujuan yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kondisi awal ketaatan ibadah salat siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lelea dalam pembelajaran PAI.


(21)

2. Untuk mengetahui gambaran metode targīb dan tarhīb, langkah-langkahnya, serta dampak intruksional dan dampak penyerta dalam pembelajaran PAI untuk meningkatkan ketaatan ibadah salat siswa di SMP Negeri 2 Lelea. 3. Untuk mengetahui efektivitas metode targīb dan tarhīb dalam meningkatkan

ketaatan ibadah salat siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Lelea.

D. Manfaat/ Signifikansi Penelitian

1. Manfaat Teoretis

a. Memperkaya teori-teori pendidikan, khususnya memperkaya model-model mengajar qurānī dengan tersusunnya desain model pembelajaran targīb dan

tarhīb untuk meningkatkan ketaatan beribadah salat siswa.

b. Dapat memberikan sumbangan inovasi terhadap lembaga pendidikan yang ingin mengembangkan kualitas sekolah maupun lembaga pendidikan lainnya melalui penerapan metode targīb dan tarhībkepada peserta didiknya.

2. Manfaat Praktis a. Bidang Pendidikan

Memberikan gambaran kepada berbagai sekolah dan lembaga pendidikan lainnya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang menjadikan perubahan yang signifikan bagi peserta didik ke arah yang lebih baik.

b. Prodi Pendidikan Agama Islam

Memberikan informasi yang lengkap tentang gambaran kompetensi guru agama Islam di berbagai lembaga pendidikan agama sebagai acuan untuk mempersiapkan “calon pendidik” yang berkualitas dan memiliki kompetensi mengajar dalam melaksanakan tujuan pendidikan.

E. Struktur Organisasi Tesis

Penulisan tesis ini dikemas menjadi lima bab, yang secara sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan. Yang memuat tentang latar belakang munculnya permasalahan, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat/ sigifikansi penelitian, dan struktur organisasi tesis.


(22)

Bab II Kajian Pustaka/ Landasan Teoritis. Berbicara tentang konsep metode pembelajaran targīb dan tarhīb, pembelajaran PAI dan ibadah salat.

Bab III Metode Penelitian. Berisi tentang desain penelitian, partisipan, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan analisis data.

Bab IV Temuan dan Pembahasan. Merupakan deskripsi hasil penelitian yang memuat efektivitas metode pembelajaran targīb tarhīb dan metode konvensional dalam meningkatkan ketaatan ibadah salat siswa serta pembahasan dari hasil penelitian tersebut.

Bab V Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi. Menyajikan penafsiran dan pemaknaan terhadap hasil analisis temuan penelitian serta simpulan dan saran.


(23)

Wawan Purwanto, 2015

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB DAN TARHĪBDALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SALAT

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

“Metode penelitian diartikan sebagai suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi suatu masalah” (Sugiyono, 2012, hal. 6).

Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan pada bab terdahulu, yaitu untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana efektifitas metode pembelajaran targīb dan tarhīb jika dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional dalam pembelajaran PAI untuk meningkatkan ketaatan ibadah salat siswa, maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen semu dengan pendekatan kuantitatif dengan dua perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen diberikan metode pembelajaran targīb dan tarhīb. Sedangkan kelas kontrol atau pembanding diberikan metode pembelajaran konvensional dengan ceramah dan tanya jawab. Selain itu juga menggunakan metode deskriptif untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa setelah mendapatkan pembelajaran dengan metode targīb dan tarhīb dengan metode konvensional, serta tanggapan dari siswa. Penelitian kuantitaif bertujuan untuk menjelaskan fenomena sosial yang difokuskan pada ada tidaknya hubungan antar variabel yang diteliti.

Penelitian eksperimen adalah metode yang paling banyak dipilih dan dipandang produktif dalam penelitian. Bila dilakukan dengan sebaik-baiknya, penelitian ini akan menghasilkan bukti yang paling benar berkaitan dengan hubungan sebab akibat. Hasil penelitian eksperimental memungkinkan prediksi, tetapi tidak sama dengan karakteristik penelitian korelasional (Emzir, 2010, hal. 64).


(24)

Wawan Purwanto, 2015

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB DAN TARHĪBDALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SALAT

Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek selidik. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat. Dengan cara membandingkan satu atau lebih kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok pembanding yang tidak menerima perlakuan (Arikunto, 2010, hal. 207).

Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Metode eksperimen sebagai bagian dari metode kuantitatif mempunyai ciri khas tersendiri, terutama dengan adanya kelompok kontrolnya. Dalam penelitian-penelitian sosial khususnya pendidikan, desain eksperimen yang digunakan untuk penelitian akan sulit mendapatkan hasil yang akurat, karena banyak variabel luar yang berpengaruh dan sulit mengkontrolnya (Sugiono, 2011, hal. 107).

Secara singkat, di dalam penelitian eksperimen peneliti mengupayakan untuk mengontrol varians yaitu: 1) Memaksimalkan varians yang berhubungan dengan hipotesis penelitian; 2) Meminimalkan varians ekstra atau varians variabel yang tidak diharapkan dan tidak menjadi titik perhatian dalam kegiatan eksperimen; 3) Meminimalisir kesalahan-kesalahan dalam memilih subjek, dalam melakukan eksperimen dan dalam pengukuran hasil (Arikunto, 2010, hal.208).

Untuk menghindari kesalahan-kesalahan tersebut maka seyogyanya: 1) Peneliti mengambil subjek penelitian secara random (dengan cara acak atau undian); 2) Peneliti mengelompokkan subjek ke dalam kelompok pertama dan kedua secara random; 3) Peneliti menentukan mana kelompok eksperimen dan mana kelompok pembanding juga secara random (Arikunto, 2010, hal. 208-209).

Penelitian eksperimen memiliki tiga ciri utama, yaitu:

Pertama, sebagai pengendali. Karena tanpa pengendalian, pengaruh variabel bebas terhadap variabel terkait tidak bisa secara tegas ditentukan. Tujuan


(25)

Wawan Purwanto, 2015

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB DAN TARHĪBDALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SALAT

pengendalian dalam penelitian eksperimen adalah untuk mengatur situasi sehingga pengaruh variabel eksperimen dapat diselidiki (Furchan, 1982, hal.324).

Eksperimen dalam bidang pendidikan berbeda dengan eksperimen dalam bidang sains. Hal itu dikarenakan penelitian dalam bidang pendidikan berhubungan dengan manusia yang secara alamiah berbeda satu sama lainnya. Sedangkan perbedaan yang ada pada diri manusia sulit dikontrol secara penuh.

Ada lima prosedur yang bisa dilakukan untuk mengendalikan perbedaan-perbedaan yang relevan dan sudah ada sebelumnya di antara subjek-subjek yang digunakan dalam eksperimen. Kelima prosedur tersebut adalah: 1) Penempatan secara acak; 2) Pemadanan teracak; 3) Pemilihan yang homogen; 4) Analisa kovariansi; dan 5) Penggunaan subjek sebagai pengendali mereka sendiri (Furchan, 1982, hal. 326).

Kedua, manipulasi. Manipulasi langsung peneliti terhadap sekurangnya satu variabel bebas merupakan salah satu karakteristik yang membedakan semua penelitian eksperimental dari metode penelitian lain. Secara sederhana manipulasi dimaksudkan bahwa peneliti memutuskan apa bentuk atau nilai-nilai variabel bebas yang akan diambil dan kelompok mana yang akan mendapatkannya (Emzir, 2010, hal. 65).

Manipulasi suatu variabel menunjuk pada tindakan yang sengaja dilakukan oleh peneliti. Dalam penelitian pendidikan, pemanipulasian variabel mempunyai bentuk khas, di mana peneliti memberikan seperangkat kondisi yang bermacam-macam dan yang telah ditentukan sebelumnya kepada subjek. Seperangkat kondisi yang berbagai macam itu disebut variabel bebas (Furchan, 1982, hal. 336).

Ketiga, pengamatan. Pengamatan perlu dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh manipulasi variabel bebas terhadap variabel terikat dalam suatu penelitian eksperimental. Dalam pengamatan ini, peneliti melakukan pengukuran dengan menggunakan instrumen (Emzir, 2010, hal. 68).

Inti dalam penelitian eksperimen terletak pada sejauh mana pengaruh pemanipulasian variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. Pengamatan


(26)

Wawan Purwanto, 2015

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB DAN TARHĪBDALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SALAT

dilakukan terhadap ciri-ciri tingkah laku subjek yang diteliti. Pengamatan yang sedapat mungkin bersifat kuantitas itulah yang merupakan variabel terikatnya (Furchan, 1982, hal. 336).

Selain ketiga ciri di atas, suatu eksperimen biasanya melibatkan dua kelompok, satu kelompok eksperimen dan yang satunya kelompok kontrol. Kelompok eksperimen menerima suatu yang baru, sementara kelompok kontrol menerima perlakuan yang biasa. Kelompok kontrol diperlukan dengan tujuan sebagai pembanding untuk melihat apakah perlakuan baru lebih efektif dari pada perlakuan yang biasa (Emzir, 2010, hal. 70).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan metode kuantitatif. Di mana metode kuantitatif disebut juga sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Sugiono mengemukakan:

“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu” (Sugiyono, 2012, hal. 14).

Sementara untuk desain penelitian yang digunakan ialah Nonequivalent Control Group Design. Yang dimaksud Nonequivalent Control Group Design

menurut Sugiyono (2012, hal. 79) “Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random”.

Setelah kedua kelompok dipilih, kemudian diberi pretes untuk mengetahui keadaan awal. Adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretes yang baik bila nilai kedua kelompok tersebut tidak berbeda secara signifikan (Sugiono, 2011, hal. 113).

Di dalam desain ini, sebelum dimulai perlakuan kepada kedua kelompok, terlebih dahulu diberikan tes awal atau pretes untuk mengukur kondisi awal, selanjutnya pada kelompok eksperimen diberi perlakuan dan pada kelompok pembanding tidak diberikan perlakuan. Sesudah itu, kedua kelompok diberikan tes


(27)

Wawan Purwanto, 2015

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB DAN TARHĪBDALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SALAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lagi sebagai post tes untuk mengetahui tingkat efektifitas dari perlakuan pada kelompok eksperimen tersebut (Arikunto, 2010, hal. 210).

Desain Nonequivalent Control Group Design dapat digambarkan sebagai berikut :

Pola : Eksperim O1 x O2 Kontrol O3 - O4

Tabel 3.1 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design

Sumber : (Sugiyono, 2012, hal. 79) Keterangan :

X adalah treatment. O adalah instrumen tes

Secara menyeluruh alur penelitiannya adalah sebagai berikut:

Kelompok Kontrol

(Pembelajaran konvensional)

Pengembangan Instrumen

Uji coba Instrumen

Kelompok Eksperimen

(Pembelajaran Targīb dan

Tarhīb) Tes Awal

Identifikasi masalah

& studi literatur

Pembuatan Perangkat Pembelajaran

Pelaksanaan Pembelajaran


(28)

Wawan Purwanto, 2015

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB DAN TARHĪBDALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SALAT

Bagan 3.1 Alur penelitian

B. Partisipan

Dalam penelitian ini melibatkan seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lelea Kabupaten Indramayu semester 2 tahun pelajaran 2014/ 2015 yang berjumlah 269 siswa, tersebar dalam delapan kelas. SMP Negeri 2 Lelea yang terletak jauh dari pusat kota, di mana siswa-siswinya berasal dari latar belakang yang berbeda, tingkat kesadaran pendidikan keluarga yang rendah yang dilihat dari keterlibatan orang tua dalam pendidikan anaknya yang cenderung menyerahkan segalanya kepada sekolah. Ditambah lagi dengan kesibukan orang tua di sawah dan ladang mereka sebagai petani, menjadikan anak-anaknya lepas kontrol dari segala tanggung jawab mereka sebagai pelajar. Seusia mereka lebih banyak mengisi ruang-ruang warnet, nongkrong di pinggir jalan untuk sekedar mencari hiburan selepas sekolah dari pada mengisi waktu mereka dengan ibadah di masjid-masjid untuk salat atau mengaji. Hal itulah yang menjadi tantangan bagi


(29)

Wawan Purwanto, 2015

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB DAN TARHĪBDALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SALAT

peneliti untuk diadakannya penelitian. Metode apakah yang tepat untuk menjadikan perubahan pada mereka sehingga menjadi insan yang bertaqwa kepada Allah Sang Pencipta.

C. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel dari dua kelas, yaitu kelas VII A dan kelas VII H. Kelas VII A menjadi kelompok eksperimen sedangkan kelas VII H menjadi kelompok kontrol. Kelas kontrol tidak diberikan metode targīb dan tarhīb. Sedangkan kelas ekperimen diberikan metode targīb dan tarhīb.

Tujuannya dari pengelompokkan ini ialah untuk mengukur sejauh mana tingkat keefektifan metode targīb dan tarhīb yang diterapkan pada kelas eksperimen berpengaruh besar pada ketaatan ibadah salat siswa tersebut, nantinya dibandingkan kepada kelas kontrol yang tidak diberikan metode tersebut.

Untuk mengetahui efektifitas metode targīb dan tarhīb dalam meningkatkan ketaatan ibadah salat siswa, dihitung hasil yang diperoleh dari pretest dan posttes dari kelas ekperimen dan kelas kontrol, kemudian diolah dan dianalisi dengan uji statistik untuk mengetahui peningkatan skor pada masing-masing kelas yang telah diberikan pretest dan posttest.

“Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”(Arikunto, 2010, hal. 173). Populasi yang digunakan dalam penilitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lelea Kabupaten Indramayu yang berjumlah 269 siswa.

Tabel 3.2 Populasi Siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lelea Indramayu

NO. KELAS JUMLAH

1. VII A 34

2. VII B 34

3. VII C 34

4. VII D 34


(30)

Wawan Purwanto, 2015

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB DAN TARHĪBDALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SALAT

6. VII F 34

7. VII G 34

8. VII H 32

JUMLAH 269

Sumber : data siswa SMPN 2 Lelea Indramayu Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai karakteristik yang sama dengan populasi tersebut. Sampel dapat juga merupakan populasi itu sendiri. Menurut Sugiyono (2012, hal. 118) “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Suharsimi Arikunto (2010, hal. 174) menjelaskan dengan singkat bahwa “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang diteliti. Untuk menentukan jumlah sampel pada penelitian ini, harus berdasarkan pertimbangan masalah, tujuan, hipotesis, metode dan instrumen penelitian selain masalah waktu, tenaga dan dana. Dari pertimbangan tersebut maka pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling). “Sampling purporsive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu” (Sugiyono, 2012, hal. 183). Penarikan sampel

sampling purporsive dengan mempertimbangkan jenis penelitian yang digunakan dimana dalam penelitian ini membutuhkan kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Penentuan kelas yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini dilihat berdasarkan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing kelas sampel. Adapun yang dijadikan bahan pertimbangan dalam pemilihan kelas sampel penelitian ini adalah nilai rata-rata kelas yang ada pada tiap kelas populasi. Berikut adalah perolehan nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada semester pertama.

Tabel 3.3 Nilai rata-rata pelajaran Pendidikan Agama Islam semester 1


(31)

Wawan Purwanto, 2015

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB DAN TARHĪBDALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SALAT

1. VII A 84,09

2. VII B 83,36

3. VII C 83,00

4. VII D 80,41

5. VII E 81,74

6. VII F 82,00

7. VII G 81,92

8. VII H 83,77

Sumber : daftar nilai SMPN 2 Lelea Indramayu Berdasarkan data di atas, maka sampel dalam penelitian ini diambil 2 kelas yaitu kelas kontrol (pembelajaran menggunakan metode konvensional) dan kelas eksperimen (pembelajaran dengan menggunakan metode targīb dan tarhīb) yaitu kelas VII A dan kelas VII H SMP Negeri 2 Lelea Kabupaten Indramayu.

Tabel 3.4 Anggota sampel penelitian siswa kelas VII A dan kelas VII H SMP Negeri 2 Lelea Indramayu 2014-2015

Kelas Jenis Kelamin Jumlah Siswa

Laki – Laki Perempuan

Kelompok Eksperimen VII A 16 Orang 16 Orang 32 Orang Kelompok Kontrol VII H 15 Orang 15 Orang 30 Orang

Jumlah 31 Orang 31 Orang 62 Orang

Sumber : data siswa SMPN 2 Lelea Indramayu

D. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2012, hal. 308) menjelaskan bahwa “teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data”. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.


(32)

Wawan Purwanto, 2015

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB DAN TARHĪBDALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SALAT

Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan untuk diteliti/dianalisis, maka dari itu diperlukan suatu teknik pengumpulan data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes bertujuan untuk mendapatkan data dari hasil

pretest dan posttest pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam bab 9 tentang Salat Jumat dan bab 10 tentang salat Jama’ dan salat Qaṣar.

Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pengumpulan data pada penelitiaan ini adalah sebagai berikut :

1. Tahap persiapan

a. Menganalisis topik materi

b. Menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran. c. Mempersiapkan instrumen penelitian soal tes. d. Revisi instrument.

e. Membuat soal-soal tes.

f. Konsultasi soal penelitian dengan ahlinya (dalam hal ini adalah dosen Metodologi Penelitian).

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pemberian pretes untuk mengetahui penguasaan konsep sebelum mengikuti pembelajaran.

b. Implementasi metode pembelajaran targīb dan tarhīb pada kelas eksperimen sedangkan metode pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

c. Pemberian postes untuk melihat peningkatan penguasaan konsep siswa setelah mengikuti pembelajaran.

3. Tahap akhir

a. Mengumpulkan data yang diperoleh. b. Mengolah data hasil penelitian.


(33)

Wawan Purwanto, 2015

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB DAN TARHĪBDALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SALAT

c. Menganalisis dan membahas hasil temuan penelitian. d. Menarik kesimpulan.

Adapun untuk instrumen penelitian, Arikunto (2010, hal. 203) mengemukakan bahwa instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis, sehingga lebih mudah diolah.

Instrumen penelitian yang digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tes kognitif

“Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok” (Sugiyono, 2012, hal. 193). Tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi atau bahan ajar yang telah disampaikan atau belum. Tes ini dibagi menjadi kedalam dua bagian yaitu:

a. Pre-test

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penelitian menggunakan teknik pre-test atau tes awal untuk mengetahui seberapa besar kemampuan setiap siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam bab 9 tentang Salat Jumat dan bab 10 tentang Salat Jama’ dan Salat Qaṣar.

b. Pos-test

Post-test atau tes akhir digunakan untuk mengetahui perbedaan kemampuan siswa masing-masing pada mata pelajaran tersebut setelah mendapatkan perlakuan menggunakam metode pembelajaran targīb dan tarhīb

dan kemampuan siswa yang mendapat perlakuan dengan menggunakan metode konvensional.

Langkah-langkah dalam membuat instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut:


(34)

Wawan Purwanto, 2015

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB DAN TARHĪBDALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SALAT

1. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.

2. Membuat kisi-kisi sebagaimana acuan dalam pembuatan soal dan mencegah terjadinya bias instrumen penelitian.

3. Menyusun soal-soal berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.

4. Tahap pembuatan kunci jawaban dari penilaian butir soal. Setiap soal sudah dibuat, diberi kunci jawaban berupa penyelesaian soal dan penskoran pada setiap soal.

Kisi-kisi dan soal dibuat kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan para ahli. Instrumen yang digunakan harus memenuhi beberapa persyaratan, hal ini bertujuan agar memperoleh data yang dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan. Pengujian instrumen pada penelitian ini menggunakan pendapat ahli (judgment experts). Dalam hal ini oleh dosen ahli dibidang Metodologi Penelitian, “aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli” (Sugiyono, 2012, hal. 177). Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun, sebelum dilakukan pretest soal terlebih dahulu dikonsultasikan dengan ahli. Selain menggunakan pendapat ahli (judgment experts), analisis instrumen juga di uji secara statistik. Pengujian instrumen dalam penelitian ini menggunakan program anates V4 dan SPSS 22. Dalam penelitian ini harus menggunakan beberapa pengujian, diantaranya adalah:

a. Uji Validitas

Validitas instrumen penelitian adalah ketepatan dari suatu instrumen penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur, sehingga instrumen ini akan mempunyai kevalidan dengan taraf yang baik. Untuk mengetahui validitas suatu instrumen penelitian dilakukan pengujian. Sugiyono (2012, hal. 121) menyatakan bahwa:

“Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti, atau dengan kata lain instrumen yang valid berarti instrument tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur”.


(35)

Wawan Purwanto, 2015

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB DAN TARHĪBDALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SALAT

Validitas berkaitan dengan sejauhmana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Dalam bahasa Indonesia “valid” disebut dengan istilah “sahih”. Validitas butir soal digunakan untuk mengetahui dukungan suatu butir soal terhadap skor total. Untuk menguji validitas setiap butir soal, skor-skor yang ada pada butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Sebuah soal akan memiliki validitas yang tinggi jika skor soal tersebut memiliki dukungan yang besar terhadap skor total. Dukungan setiap butir soal dinyatakan dalam bentuk korelasi, sehingga untuk mendapatkan validitas suatu butir soal digunakan rumus korelasi.

Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment Pearson.

2 2



2 2

) ( ) ( ) )( ( Y Y N X X N Y X XY N rxy          

 (Furqon, 2009, hal. 103)

Keterangan:

rxy: koefesien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan.

X : Skor item Y : Skor total

N : jumlah siswa

Interpretasi besarnya koefesien korelasi adalah sebagai berikut: Tabel 3.5 Kategori Validitas Butir Soal

Batasan Kategori


(36)

Wawan Purwanto, 2015

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB DAN TARHĪBDALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SALAT

0,60< rxy≤ 0,80 tinggi (baik) 0,40< rxy≤ 0,60 cukup(sedang) 0,20< rxy≤ 0,40 rendah (kurang)

0,00< rxy≤ 0,20 sangat rendah (sangat kurang) Sumber : (Arifin, 2009, hal 257)

Kemudian untuk mengetahui signifikansi korelasi dilakukan uji-t dengan rumus berikut: 2 1 2 xy xy r N r t  

 (Furqon, 2009, hal. 223)

Keterangan:

t : Daya pembeda dari uji t N: Jumlah subjek

rxy: Koefesien korelasi

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dari satu pengukuran ke pengukuran lainnya. Suatu tes dapat dikatakan memiliki taraf reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap yang dihitung dengan koefesien reliabilitas. Menghitung reliabilitas soal pilihan ganda dengan rumus: (Arikunto, 2010, hal. 288).

        2 1 2 1 2 1 2 1 11 1 2 r r r


(37)

Wawan Purwanto, 2015

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB DAN TARHĪBDALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SALAT

2 1 2 1

r : Koefesien antara skor-skor setiap belahan tes

Harga dari 2 1 2 1

r dapat ditentukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment Pearson.

Perhitungan reliabilitas tes bentuk uraian menggunakan rumus sebagai berikut: (Arikunto, 2010, hal. 288)

                2 2 11 1 1 i i n n r   Keterangan :

r11 : reliabilitas yang dicari

i2 : jumlah varians skor tiap butir soal i2 : varians total

n : jumlah butir soal uraian

Varians skor tiap butir soal dihitung dengan rumus (Arikunto, 2010, hal. 288): N N X X i 2 2 2 ) (    

Sedangkan varians total dihitung dengan rumus (Arikunto, 2010, hal. 288):

 

N N Y Y i 2 2 2     

Interpretasi derajat reliabilitas suatu tes adalah sebagai berikut: Tabel 3.6 Kategori Reliabilitas Butir soal


(38)

Wawan Purwanto, 2015

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB DAN TARHĪBDALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SALAT

Batasan Kategori

0,80< r11≤ 1,00 sangat tinggi (sangat baik) 0,60<r11 ≤ 0,80 tinggi (baik)

0,40< r11≤ 0,60 cukup(sedang) 0,20< r11≤ 0,40 rendah (kurang)

11

r ≤ 0,20 sangat rendah (sangat kurang)

Sumber : (Depdiknas, 2008, hal. 14) c. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Besarnya indeks kesukaran berkisar antara 0,00 sampai 1,0. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soal tersebut terlalu mudah. Indeks kesukaran diberi simbol P (proporsi), untuk soal pilihan ganda dihitung dengan rumus:

JS B

P (Arikunto, 2008, hal. 208)

Keterangan:

P : Indeks kesukaran

B : Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes


(39)

Wawan Purwanto, 2015

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB DAN TARHĪBDALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SALAT

ditetapkan yang

maksimum Skor

Mean

P (Depdiknas, 2008, hal. 9)

Keterangan: P = Indeks kesukaran

tes mengikuti yang didik peserta Jumlah soal suatu pada tes peserta siswa skor Jumah

Mean .

Klasifikasi untuk indeks kesukaran adalah sebagai berikut: Tabel 3.7 Kategori tingkat Kesukaran Butir Soal

Batasan Kategori

0,00 ≤ P < 0,30 soal sukar 0,30 ≤ P < 0,70 soal sedang

0,70 ≤ P < 1,00 soal mudah Sumber: (Arifin,2009, hal. 272) d. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut Indeks diskriminasi (D). Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi soal pilihan ganda adalah: A B B B A A

P

P

J

B

J

B

D

(Arikunto, 2008, hal. 213)

Keterangan:


(40)

Wawan Purwanto, 2015

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB DAN TARHĪBDALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SALAT

JB : Banyaknya peserta kelompok bawah

BA: Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar BB: Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar PA: proporsi kelompok atas yang menjawab benar PB : proporsi kelompok bawah yang menjawab benar

Untuk mengetahui daya pembeda soal bentuk uraian dengan menggunakan rumus berikut ini.

soal

maksimum

Skor

bawah

kelompok

Mean

atas

kelompok

Mean

D

(Depdiknas, 2008, hal. 12)

Butir soal tes yang tidak atau kurang valid direvisi dan selanjutnya diuji validitasnya melalui data skor tes awal dan skor tes akhir.

Kategori daya pembeda adalah sebagai berikut:

Tabel 3.8 Kategori Daya Pembeda

Batasan Kategori

0,00 ≤ D ≤ 0,20 Jelek

0,20 < D ≤ 0,40 Cukup 0,40 < D ≤ 0,70 Baik 0,70 < D ≤ 1,00 baik sekali


(41)

Wawan Purwanto, 2015

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB DAN TARHĪBDALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SALAT

Sumber : (Arikunto, 2008, hal. 218)

2. Angket

Sugiyono berpendapat (2012, hal. 102) “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian”. Senada dengan pendapat Sugiyono, Suharsimi mengungkapkan (Langgulung, 2003, hal. 76) „Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cepat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah‟.

Instrumen dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk angket, lebih spesifikasinya angket yang dibuat berupa angket tertutup yang memiliki sifat langsung dan angket tersebut terdiri dari 40 item pernyataan. Angket yang menjadi instrumen penelitian tersebut dilampirkan.

Setelah membahas instrumen penelitian selanjutnya peneliti akan menjelaskan mengenai skala pengukuran yang digunakan dalam instrumen penelitian ini.

Skala pengukuran menurut Sugiyono (2012, hal. 92) : Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.

Penelitian ini menggunakan skala likert, yang dimaksud skala likert

menurut Sugiyono (2012, hal. 93) “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Menurut Langgulung (2003, hal. 72) “Skala likert merupakan jenis skala yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian (fenomena sosial spesifik), seperti sikap, pendapat, dan persepsi sosial seseorang atau sekelompok orang”. Menurut Riduwan (2012, hal. 12) “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala


(42)

Wawan Purwanto, 2015

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB DAN TARHĪBDALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SALAT

sosial”.

Dari pendapat para ahli yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa skala likert biasa digunakan untuk mengukur sikap. Dikarenakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengukur sikap ketaatan ibadah salat siswa, maka peneliti menggunakan skala likert dalam intrumen penelitian ini.

3. Tujuan Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini memiliki tiga tujuan, adapun tujuan dari instrumen ini adalah:

a. Mengetahui ketaatan „ibadah salat siswa sebelum dilaksanakan metode targīb dan tarhīb.

b. Mengetahui ketaatan ibadah salat siswa setelah dilaksanakan metode targīb dan tarhīb.

c. Mengetahui efektivitas metode targīb dan tarhīb dalam meningkatkan ketaatan ibadah salat siswa.

4. Cara Menggunakan Instrumen Penelitian

Cara menggunakan instrumen penelitian ini sederhana, yaitu dengan meminta responden memberi tanda checklist (√) pada kolom instrumen yang tersedia dan pemilihan disesuaikan dengan kenyataan yang terjadi pada responden. Setiap item mempunyai tiga pilihan jawaban, yaitu, Sering, Kadang-Kadang dan Tidak Pernah.

5. Pemberian Skor pada Instrumen Penelitian

Pemberian skor pada instrumen ini terdapat dua bagian sesuai dengan bentuk item apakah positif atau negatif.

Tabel 3.9 Pemberian Skor Pada Instrumen

Bentuk Item

Pemberian Skor Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah


(43)

Wawan Purwanto, 2015

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB DAN TARHĪBDALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SALAT

(Positif) +

3 2 1

(Negatif) -

1 2 3

Sumber : (Riduwan, 2012, hal. 13) Tabel 3.10 Kriteria angket

Batasan Kategori

Scala likert ≥ 66,7 Kuat ≥ 33,3 dan < 66,6 Cukup Scala likert < 33,3 Rendah

Sumber : (Riduwan, 2012, hal. 13)

E. Prosedur Penelitian

Data hasil penelitian berupa data mentah yang belum banyak memberikan arti dalam menjawab pertanyaan penelitian. Data tersebut perlu diolah agar dapat dianalisis dan menggambarkan hasil penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data meliputi :

1. Melakukan penskoran tes awal, tes akhir dan gain ternormalisasi data penguasaan konsep.

2. Peningkatan penguasaan konsep siswa sebagai hasil implementasi metode pembelajaran dihitung dari skor tes awal dan tes akhir yang dinormalisasi oleh selisih antara skor maksimal dengan skor tes awal. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan dalam menginterpretasikan perolehan gain masing-masing siswa. Untuk menghitung gain ternormalisasi tes penguasaan konsep dengan rumus g factor (gain score normalized)

pre maks

pre post

S S

S S g

 


(44)

Wawan Purwanto, 2015

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB DAN TARHĪBDALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SALAT

Keterangan: Spost : Skor tes akhir

Spre : Skor tes awal

Smaks : Skor maks ideal

Tabel 3.11 Kategori Perolehan Skor N-Gain

Batasan Kategori

N-gain > 0,7 Tinggi

0,3 ≤ N-gain ≤ 0,7 Sedang

N-gain < 0,3 Rendah

3. Menguji normalitas data skor tes awal, tes akhir dan N-gain kedua kelompok kelas

4. Menguji homogenitas varians data tes awal, tes akhir dan N-gain.

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik uji stastistik yang sesuai dengan distribusi data yang diperoleh. Jika data terdistribusi normal dan varians data homogen, maka uji hipotesis dengan menggunakan uji-t dua pihak (2-tailed). Tujuan dari uji hipotesis yaitu untuk mencari signifikansi perbedaan N-gain kedua kelompok kelas. Rumus yang digunakan adalah Susetyo (2010, hal. 276):

         2 1 2 1 1 1 n n S x x t

S2 =

2 ) 1 ( ) 1 ( 2 1 2 2 2 1 1      n n S n S n dengan:


(45)

Wawan Purwanto, 2015

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB DAN TARHĪBDALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SALAT

keterangan:

1

x : nilai rata-rata hasil kelas eksperimen

2

x : nilai rata-rata hasil kelas kontrol.

n1 : banyaknya subyek kelompok eksperimen n2 : banyaknya subyek kelompok kontrol

1

S : standar deviasi kelompok eksperimen

2

S : standar deviasi kelompok kontrol

Ketentuan uji-t dua pihak (2-tailed) yaitu, jika thitung > ttabel berarti hipotesis yang diajukan diterima sedangkan jika thitung < ttabel berarti hipotesis yang diajukan ditolak.

5. Untuk menganalisa aktivitas, tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran Targīb dan Tarhīb, dengan analisis secara kualitatif melalui observasi, angket dan wawancara.

F. Analisis Data

Sugiyono (2012, hal. 147) mengemukakan bahwa, Analisis data yang dilakukan setelah data-data yang diperlukan terkumpul. Kegiatan dalam menganalisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh responden, mentabulansi dan menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.

1. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis dilakukan


(46)

Wawan Purwanto, 2015

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB DAN TARHĪBDALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SALAT

dengan teknik uji statistik yang cocok dengan distribusi data yang diperoleh. Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan nilai rata-rata kemampuan awal (pretest) dan rata-rata kemampuan akhir (posttest) siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Proses pengujian hipotesis akan meliputi uji normalitas dan uji homogenitas varians sebagai syarat untuk menggunakan statistik parametrik, yakni dengan menggunakan uji-t.

Langkah-langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Jika data berasal dari populasi yang berdistribusi maka akan dilakukan uji statistik dengan metode statistik parametrik. Setelah diketahui data berdistribusi normal, maka analisis dilanjutkan dengan uji homogenitas varians. Namun, jika data berasal dari sampel yang tidak berdistribusi normal, maka akan langsung dilakukan uji perbedaan dua rata-rata dengan teknik statistik parametrik. Pengujian normalitas data menggunakan S P S S 2 2 .

b. Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas Varians dilakukan untuk mengetahui apakah dua sampel yang diambil mempunyai varians yang homogen atau tidak. Salah satu teknik statistik yang digunakan untuk menjelaskan homogenitas kelompok adalah dengan varians. Adapun langkah-langkah dalam pengujian homogenitas varians ini menggunakan SPSS22.

c. Uji-t (t-test)

Setelah normalitas dan homogenitas data diketahui, digunakan uji independent sample t test pada nila pretest dengan asusmsi kemampuan siswa kelas control dan kelas eksperimen siswa sama, setelah itu menggunakan uji independent sample t test pada nilai post test untuk menguji hipotesis yang di


(47)

Wawan Purwanto, 2015

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB DAN TARHĪBDALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SALAT

ajukan peneliti (Sugiyono, 2012, hal. 272-274).

Untuk melihat efektif atau tidaknya metode targīb tarhīb dalam meningkatkan ketaatan „ibadah salat siswa, peneliti melakukan beberapa pengkajian data kembali. Berikut ini cara-cara pengkajian yang peneliti lakukan : Nilai Rata-Rata Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Pada Saat Pretest

dan Posttest, Kategori Ketaatan Ibadah Salat Siswa, Kontinum Ketaatan Ibadah Salat Siswa, Uji Independent Samples T Test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol pada Saat Postest. Susetyo (2010, hal. 276) “Uji beda dua mean yang berpasangan dari dua populasi yang berbeda. Misalnya dari hasil penelian yang menggunakan metode eksperimen dengan desain onegroup pretest posttest”.

dengan          2 1 2 1 1 1 n n S x x t

S2 =

2

)

1

(

)

1

(

2 1 2 2 2 1 1

n

n

S

n

S

n

keterangan: 1

x : nilai rata-rata hasil kelas eksperimen

2

x : nilai rata-rata hasil kelas kontrol.

n1 : banyaknya subyek kelompok eksperimen n2 : banyaknya subyek kelompok kontrol

1

S : standar deviasi kelompok eksperimen

2


(48)

Wawan Purwanto, 2015

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB DAN TARHĪBDALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SALAT

Setelah harga thitung diperoleh, maka selanjutnya thitung dibandingkan dengan ttabel dengan kriteria pengujian untuk daerah penerimaan dan penolakan hipotesi adalah sebagai berikut :

Tolak Ho, dan Terima Ha, jika :

t hitung ≥ ttable Terima Ho dan Tolak Ha, jika : t hitung < t tabel

Adapun perumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Hipotesis kerja (Ha) : Terdapat perbedaan yang signifikan metode pembelajaran targīb dan tarhīb jika dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional dalam pembelajaran PAI untuk meningkatkan ketaatan ibadah salat siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lelea. Hipotesis nol (Ho) : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan metode pembelajaran targīb dan tarhīb jika dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional dalam pembelajaran PAI untuk meningkatkan ketaatan ibadah salat bagi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lelea.


(49)

Wawan Purwanto, 2015

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB DAN TARHĪBDALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SALAT

BAB V

SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A.

Simpulan dan Implikasi

Metode targīb dan tarhīb terbukti efektif dalam meningkatkan ketaatan ibadah salat siswa. Hal ini dapat dilihat dari lebih tingginya nilai ketaatan ibadah salat kelompok eskperimen dari pada kelompok kontrol setelah dilaksanakannya

treatment.

Adapun secara jelasnya sebagai berikut :

1. Dilihat dari perolehan nilai rata-rata dan nilai pretest ketaatan ibadah salat siswa dapat dinyatakan bahwa ketaatan ibadah salat siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum dilaksanakan memiliki kemampuan yang dapat dinilai sama. Masih banyak di antara mereka yang kurang memperhatikan kewajibannya kepada Allah, terutama masalah salat yang sering mereka abaikan, bahkan mereka tidak menganggap beban dari dosa yang mereka langgar.

2. Gambaran targīb dan tarhīb dimulai dengan mengungkapkan data empirik tentang orang-orang yang mengabaikan perintah Allah, pada tahap ini diharapkan siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri kedua kelompok manusia yang melaksanakan dan yang melanggar perintah Allah. Dengan mengungkapkan ayat-ayat al-Qur’an tentang targīb dan tarhīb, siswa perlu menghayati bahwa semua dalil yang diungkapkan al-Qur’an adalah benar, membimbing manusia kepada kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat. Selain itu juga perlu mengungkapkan gambaran kesengsaraan akhirat bagi orang yang enggan melaksanakan perintah Allah, kemudian menggambarkan kebahagiaan akhirat bagi orang yang melaksanakan perintah Allah. Hal ini dapat memberikan dampak instruksional bagi siswa, di antaranya: menumbuhkan keyakinan akan kebenaran Allah dan penanaman akidah dan keimanan yang benar. Di samping itu juga mempunyai berbagai dampak penyerta, di antaranya: Meningkatkan kesadaran diri, optimis, rasa


(1)

hatian dalam melakukan perbuatan karena takut kepada Allah, menimbulkan perasaan rabbaniyah yakni khauf (takut), khusyu’ (tunduk), hubb (cinta), rajā (harap) kepada Allah, dan secara langsung maupun tidak langsung mengundang siswa untuk merealisasikan kebenaran dalam sikap dan perbuatan.

3. Metode targīb dan tarhīb lebih efektif terhadap perkembangan ketaatan ibadah salat siswa, hal ini disesuaikan dengan tujuan penelitian. Ketaatan ibadah salat siswa setelah dilaksanakan terjadi perubahan nilai, yang pada awalnya kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki nilai yang sama tetapi setelah diberikan metode ini terjadi perubahan y a n g s i g n i f i k a n , kelompok eksperimen mendapatkan nilai 77,81 pada posttest dan 29 Gain yang berarti lebih tinggi daripada kelompok kontrol yaitu 63,08 dan 15,58 Gain. Kategori ketaatan ibadah salat siswa yaitu rata-rata kelas eksperimen adalah 2,00 atau 66,7 % yang berada pada daerah kuat dan kelas control 1,97 atau 65,57 % berada pada daerah cukup pada ketaatan ibadah salat siswa. Dari penilaian tersebut peneliti mendapatkan kesimpulan bahwa metode targīb dan tarhīb efektif dalam meningkatkan ketaatan ibadah salat siswa.

Dari simpulan di atas, metode ini sangat cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran di sekolah yang menjadikan perubahan sikap dari peserta didik ke arah yang lebih baik. Terutama dapat menunjang peningkatan ketaatan beribadah salat.

B.

Rekomendasi

1. Kepada kepala sekolah SMP Negeri 2 Lelea Indramayu, metode ini sangat baik untuk terus dipertahankan dan kepada kepala sekolah SMP secara umum metode targīb dan tarhīb dapat dijadikan model pembelajaran disekolah untuk meningkatkan ketaatan ibadah salat siswa.

2. Kepada guru, khususnya guru PAI, penelitian ini dapat menjadi penambahan keilmuan, menjadi motivasi untuk lebih memperhatikan ketaatan ibadah salat siswa dan diharapkan guru PAI dapat mempraktekkan metode ini di sekolah.


(2)

97

Wawan Purwanto, 2015

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB DAN TARHĪBDALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SALAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Kepada orang tua, penelitian ini menjadi motivasi untuk memperhatikan ketaatan ibadah anak di rumah, dan dapat menjadi contoh bagaimana membina ketaatan ibadah salat anak di rumah.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

---. (2002). Al-Qur'an dan Terjemahannya. Penerjemah: Tim Penerjemah Departemen Agama RI. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

---. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2014. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Abdullah, A. S. (2005). Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur'an. (M. Arifin, & Zainuddin, Penerj.) Jakarta.

Achmadi. (1992). Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media.

Ahmadi. (2003). Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Ali, H. N. (1999). Ilmu Penidikan Islam. Jakarta: Logos.

Alim, M. (2006). Pendidikan Agama Islam: Upaya Pembentukan Pemikiran dan Kepribadian Muslim. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Al-Naḥlawī, A. R. (2001). Uṣūl al-Tarbiyah al-Islāmiyah wa Asālībuhā fī al-Bayt wa al-Madrasah wa al-Mujtama'. Beirut: Daar al-Fikri.

Anwar, Q. (2003). Pendidikan Sebagai Karakter Budaya Bangsa. Jakarta: Uhamka Press.

Arief, A. (2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press.

Arifin, M. (1993). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Arifin, M. (1994). Ilmu Pendidikan suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis. Bandung. Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung:

PT. Remaja Rosda Karya.

Arikunto, S. (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: PT. Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Karya.

Badawi, A. A. (2000). Imbalan dan Hukuman: Pengaruhnya bagi Pendidikan Anak. Jakarta: Gema Insani Pres.


(4)

98

Wawan Purwanto, 2015

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB DAN TARHĪBDALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK

MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SALAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dawud, A. (1992). Terjemahan Sunan Abu Dawud. (B. Arifin, & A. S. Djamaluddin, Penerj.) Semarang.

Depdiknas. (2008). Panduan Analisis Butir Soal. Jakarta: Dirjen Dikdasmen. Emzir. (2010). Merodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Furchan, A. (1982). Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Furqon. (2009). Statistik Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Gulo, W. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.

Hamid, A., Beni, & Saebani. (2009). Fiqh Ibadah. Bandung: Pustaka Setia. Harefa, A. (2000). Menjadi Manusia Pembelajar. Jakarta: Kompas.

Ilahi, F. (2008). Keutamaan Salat Berjamaah. (A. Z. Permadi, Penerj.) Tasikmalaya: Salwa Press.

Ismail. (2001). Paradigma Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Istadi, I. (2005). Agar Hadiah dan Hukuman Efektif. Jakarta.

Kartono, K. (1992). Pengantar Ilmu Mendidik Teoritis. Bandung: Mandar Maju. Lahmuddin, N. (2009). Fiqih Ibadah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Langgulung, H. (2003). Asas-Asas Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Pustaka Al-Husna Baru.

Majid, A., & Andayani, D. (2005). Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004). Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Majid, A., & Mudzakkir, J. (2006). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana. Muhaimin, & dkk. (1995). Strategi Belajar Mengajar Penerapannya dalam

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Surabaya: CV. Citra Media. Musbikin, I. (2008). Rahasia Shalat bagi Penyembuhan Fisik dan Pisikis.

Yogyakarta: Mitra Pustaka.

Mustakim, Z. (2011). Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: STAIN Pekalongan Pres.

Nawawi, I. (1985). Kasyifatu al-Saja (Syarah Safinatu al-Naja). Semarang.

Nizar, S. (2002). Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis. Jakarta: Ciputat Pres.


(5)

Poerwadarminta, W. J. (1985). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Priatna, & Tedi. (2004). Reaktualisasi Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Purwanto, M. N. (2007). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Qutub, M. (1993). Sistem Pendidikan Islam. (S. Harun, Penerj.) Bandung.

Rahmat, M. (2012). Model-Model Pembelajaran Berbasis Nilai Islam. Bandung: UPI.

Riduwan. (2012). Skala Pengukuran dan Variabel-Variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Roestiyah, N. K. (1991). Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Rineka Cipta. Sabri, A. (2005). Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching. Jakarta:

Quantum Teaching.

Saleh, A., & Saleh, A. (2013). Sehat dengan Salat. (J. Aripin, Penerj.) Bandung: Salamadani.

Salim, P., & Salim, Y. (1991). Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern English Press.

Slameto. (2003). Belajar dan Fakyor-Faktor yang Mempengaruhinya . Jakarta: Rineka Cipta.

Sudijono, A. (1996). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suharto, T. (2006). Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: Al-Ruzz Media. Sulaiman, R. (1994). Fiqih Islam. Bandung: Sinar Baru Al-Gensindo.

Supriadi, U., Asyafah, A., & Zain, M. S. (1994). Studi Konseptual tentang Model-Model Mengajar Berdasarkan Al-Qur'an. Bandung: UPI.

Susetyo, B. (2010). Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: Refika. Syah, M. (1999). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Logos.

Syahidin. (1999). Metode Pendidikan Qur'ani Teori dan Aflikasi. Jakarta: Misaka Galiza.


(6)

100

Wawan Purwanto, 2015

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB DAN TARHĪBDALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK

MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SALAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Syatra, N. Y. (2013). Desain Relasi Efektif Guru dan Murid. Jogjakarta: Buku Biru.

Syihabuddin. (2012). Struktur Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Tafsir, A., & dkk. (2004). Cakrawala Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung: Mimbar Pustaka.

Toha, C., & dkk. (2004). Metodologi Pengajaran Agama. Semarang: Pustaka Pelajar.

Ulwan, A. N. (1994). Pendidikan Anak Dalam Islam. Jakarta: Pustaka Amani. Usman, M. U. (1998). Upaya Optimalisasi Belajar Mengajar. Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya.

Wena, M. (2011). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Oprasional. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Wijaya, W. (2008). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana.

Zainu, M. b. (2005). Seruan Kepada Pendidik dan Orang Tua (terjemahan).

Solom.


Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE VCT DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP SANTUN : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII E SMPN 4 Bandung.

0 3 5

EFEKTIVITAS CERAMAH AGAMA BA‘DA ṢALĀT ẒUHŪR BERJAMAAH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN‘IBĀDAH ṢALĀT SISWA.

2 8 47

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN KI HAJAR DEWANTARA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN TERHADAP IBADAH HARTA BAGI SISWA SMA PGII 2 BANDUNG.

0 20 119

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB-TARHĪB TERHADAP PENINGKATAN DISIPLIN SALAT : Studi Quasi Eksperimen pada Mata Pelajaran PAI terhadap Siswa Kelas V SD Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2011/2012.

1 7 54

MAKALAH PENGGUNAAN METODE SIMULASI DALAM PEMBELAJARAN PAI jadi

0 0 16

METODE SIMULASI MERUPAKAN SALAH SATU METODE ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PAI

0 0 7

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB DAN TARHĪB DALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SALAT : Studi Kasus Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Lelea Kabupaten Indramayu - repository UPI T PAI 1303062 Title

0 0 5

EFEKTIVITAS CERAMAH AGAMA BA‘DA ṢALĀT ẒUHŪR BERJAMAAH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN‘IBĀDAH ṢALĀT SISWA - repository UPI S PAI 1003013 Title

0 0 1

UPAYA GURU UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MELALUI PROSES PEMBELAJARAN PAI KELAS VII DI SMPN 5 LAHEI BARAT KABUPATEN BARITO UTARA SKRIPSI

0 0 90