EFEKTIVITAS CERAMAH AGAMA BA‘DA ṢALĀT ẒUHŪR BERJAMAAH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN‘IBĀDAH ṢALĀT SISWA.

(1)

EFEKTIVITAS CERAMAH AGAMA BA‘DA ṢALĀT ẒUHŪR

BERJAMAAH DALAM MENINGKATKAN KETAATAN‘IBĀDAH

ṢALĀT SISWA

(Studi Kuasi Eksperimen pada Kelas VIII SMP Pasundan 6 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islām

Oleh Arsil Rahmatillah

1003013

POGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014 M / 1435 H


(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... vi DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. BAB IPENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Struktur Organisasi Skripsi ... Error! Bookmark not defined. BAB IIKAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Pendidikan Agama Islām di Sekolah ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian Pendidikan Agama Islām di Sekolah ... Error! Bookmark not

defined.

2. Dasar Hukum Pelaksanaan Pendidikan Agama Islām di Sekolah ... Error! Bookmark not defined.

3. Tujuan Pendidikan Agama Islām di Sekolah ... Error! Bookmark not defined.

4. Fungsi Pendidikan Agama Islām di Sekolah ... Error! Bookmark not defined.

5. Aspek –Aspek Pendidikan Agama Islām Error! Bookmark not defined. 6. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islām ... Error! Bookmark not


(3)

B. Ketaatan Ber‘ibādah ... Error! Bookmark not defined. 1. ‘Ibādah ... Error! Bookmark not defined. 2. Wuḍūꞌ... Error! Bookmark not defined. 3. Ṣalāt ... Error! Bookmark not defined. C. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... Error! Bookmark not defined. D. Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. E. Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB IIIMETODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. A. Lokasi Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan SampelError! Bookmark not defined.

1. Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 2. Populasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3. Sampel Penelitian dan Teknik Penarikan Sampel.. Error! Bookmark not

defined.

B. Pendekatan Penelitian... Error! Bookmark not defined. C. Metode Penelitian... Error! Bookmark not defined. D. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined. F. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. G. Proses Pengembangan Instrumen... Error! Bookmark not defined. H. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. I. Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Ketaatan ‘Ibādah Ṣalāt Siswa Sebelum dilaksanakan Pembinaan Ceramah Agama Ba‘da Ṣalāt Ẓuhūr Berjamaah. .... Error! Bookmark not defined. 2. Proses Pembinaan Ceramah Agama Ba‘da Ṣalāt Ẓuhūr Berjamaah.

Error! Bookmark not defined.

3. Ketaatan ‘Ibādah Ṣalāt Siswa Setelah dilaksanakan Pembinaan Ceramah Agama Ba‘da Ṣalāt Ẓuhūr Berjamaah. .... Error! Bookmark not defined.


(4)

4. Efektivitas Pembinaan Ceramah Agama Ba‘da Ṣalāt Ẓuhūr Berjamaah dalam Meningkatkan Ketaatan ‘Ibādah Ṣalāt Siswa. ....Error! Bookmark not defined.

B. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. 1. Ketaatan ‘Ibādah Ṣalāt Siswa Sebelum dilaksanakan Pembinaan Ceramah Agama Ba‘da Ṣalāt Ẓuhūr Berjamaah. .... Error! Bookmark not defined. 2. Proses Pembinaan Ceramah Agama Ba‘da Ṣalāt Ẓuhūr Berjamaah.

Error! Bookmark not defined.

3. Ketaatan ‘Ibādah Ṣalāt Ṣiswa Setelah dilaksanakannya Pembinaan

Ceramah Agama Ba‘da Ṣalāt Ẓuhūr Berjamaah. ... Error! Bookmark not defined.

4. Efektivitas Pembinaan Ceramah Agama Ba‘da Ṣalāt Ẓuhūr Berjamaah dalam Meningkatkan Ketaatan ‘Ibādah Ṣalāt Siswa. ....Error! Bookmark not defined.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN... Error! Bookmark not defined. A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. B. Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.


(5)

ABSTRAK

Efektivitas Ceramah Agama Ba‘da Ṣalāt ẒuhūrBerjamaah dalam

Meningkatkan Ketaatan‘Ibādah Ṣalāt Siswa

(Studi Kuasi Eksperimen pada Kelas VIII SMP Pasundan 6 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

Oleh : Arsil Rahmatillah (1003013)

Penelitian ini dilatar belakangi oleh masih banyaknya siswa yang memerlukan bimbingan dalam ketaatan‘ibādah alātnya. Peneliti mempunyai suatu kerangka pemikiran yaitu untuk meningkatkan ketaatan‘ibādah alāt siswa memerlukan penggabungkan dua metode yang pertama metode ceramah, metode ceramah bertujuan agar siswa paham akan pentingnya ‘ibādah alāt juga siswa mengerti mengenai konsep alāt yang benar dan yang kedua metode pembiasaan alātberjamaah, metode pembiasaan alātberjamaah bertujuan agar siswa terbiasa melaksanakan alātberjamaah dalam kehidupan sehari – harinya.Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas ceramah agama ba‘da alāt ẓuhūr berjamaah dalam meningkatkan ketaatan ‘ibādah alāt siswa.Penelitian ini dilaksanakan di SMP Pasundan 6 Bandung, yang menjadi objek penelitian adalah kelas VIII F sebagai kelompok eksperimen yang terdiri dari 35 siswa dan kelas VIII C sebagai kelompok kontrol yang terdiri dari 32 siswa. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, sedangkan metode dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan jenis non equivalen control group desain. Intrumen dalam penelitian ini menggunakan skala likert yang disajikan dalam bentuk angket.Untuk analisis data yang dilakukan adalah statistik deskriptif, kategori ketaatan‘ibādah alāt siswa, kontinum ketaatan‘ibādah alāt siswa, uji normalitas, uji homogenitas dan uji independen samples t test. Dari analisis data diketahui bahwa ketaatan‘ibādah alāt siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum dilaksanakan pembinaan memiliki kemampuan yang dapat dinilai sama. Ceramah agama ba‘da alāt ẓuhūrberjamaah dilaksanakan sebanyak lima kali dengan tema utama ceramah mengenai alāt. Setelah dilaksanakan pembinaan didapatkan hasil bahwa nilai ketaatan‘ibādah alātkelompok eksperimen lebih tinggi dari pada kelompok kontrol, hal ini menandakan bahwa ceramah agama ba‘da alāt ẓuhūrberjamaah efektif untuk meningkatkan ketaatan‘ibādah alāt siswa. Saran untuk pendidik agama Islām, ceramah agama ba‘da alāt ẓuhūrberjamaah dapat dijadikan model pembinaan ketaatan‘ibādah alāt siswa di sekolah.

Kata Kunci :Integrasi Metode Ceramah Agama, Pembiasaan alāt Berjamaah,Ketaatan ‘Ibādah alātSiswa.


(6)

ABSTRACT

The Effectiveness of Islāmic Preaching Founding of Jemaah Ba’da Ṣalāt

Ẓuhūr in Improving Students’ Ṣalāt Fidelity

(A Quasi Experimental Study on 8th Grade in SMP Pasundan 6 Bandung 2013/2014)

By Arsil Rahmatillah (1003013)

This research is based on the number of students who need a guidance in terms of fidelity of theirs alāt. The writer has a framework of consideration; it is in improving fidelity of alāt, students need a combination of two methods, first is preaching method. It aims to facilitate students in comprehending how important alāt is and to comprehend concept of alāt correctly. The second is method of alātjemaah accustomed. It aims to accustom students in doing alātjemaah in daily life.The general objective of this study was to determine the effectiveness of religious speech ba'da alāt ẓuhūrin congregation in improving adherence students.This research is held in SMP Pasundan 6 Bandung. The objects of this research are 35 students of VIII F as an experiment group and 32 students of VIII C as a control group. This research uses quantitative approach, while the method that is used in this research is a kind of non equivalen control group desain. The instrument of this research is likert scale which is presented in form of questionnaires. The data are then analyzed by descriptive analysis, category fidelity of alāt, students’ continum of fidelity of alāt, normality test, homogeneity test and independen samples t test. The data shows that students’ fidelity of alāt in both experiment and control class has the same value before they are given a founding. The founding itself is held for five times which focuses on preaching about salat as the main topic. After that, it is found that experiment group has higher value of fidelity of alāt rather than control group, it indicates that the founding of Jemaah ba’da alātẓuhūr is effective to improve students’ fidelity of alāt. Further suggestion is aimed to teachers who teach Islām education, that founding of jemaah ba’da alāt ẓuhūr can be used as a tool of founding of students’ fidelity of alāt at school.

Keywords : Integrated Islāmic Preaching, alāt JamaahAccustomed, Students’ Fidelity of alāt.


(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan upaya manusia yang diarahkan kepada manusia lain, generasi muda, murid, dengan harapan agar mereka ini dengan pendidikan dan pengajaran itu kelak menjadi manusia yang āliḥ, yang berbuat sebagaimana yang seharusnya diperbuat dan menjauhi apa yang tidak patut dilakukannya (Jalal, 1988:11).

Senada dengan pendapat di atas, Sudirman berpendapat (Ramayulis, 2011:13) „Pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental‟.

Adapun pengertian pendidikan dalam Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 pasal satu poin pertama, yaitu sebagai berikut :

Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlāq mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Ramayulis, 2011:13).

Apabila ditelaah dalam undang – undang tersebut secara eksplisit tergambar tentang pengertian pendidikan Islām dan tujuan dari pendidikan Islām.

Berikut ini penjelasan dari pengertian pendidikan Islām dan tujuan pendidikan Islām :

Dalam Kurikulum PAI dijelaskan Pendidikan Agama Islām adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, meghayati, hingga mengīmāni, bertaqwā dan berakhlāq mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islām dari sumber utamanya kitāb suci al Qurān dan ̣adī , melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Disertai dengan tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antara umat


(8)

beragama dalam masyarakat hingga terwujudanya kesatuan dan pesatuan bangsa (Majid, 2012:11-12).

Dalam Kurikulum PAI dijelaskan Pendidikan Agama Islām di sekolah atau madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islām sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keīmānan, ketaqwāannya berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Majid, 2012:16).

Agar tujuan pendidikan Islām tersebut tercapai harus ada upaya mewujudkannya, upaya mewujudkannya ini dapat dimulai dari keluarga, sekolah dan masyarakat. Pada saat ini penulis memiliki kesempatan untuk mengabdi dibidang pendidikan di sekolah, penulis berusaha sedikit demi sedikit dalam pengabdian ini mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, dalam usaha mewujudkan tujuan tersebut penulis mendapatkan suatu kenyataan yang penting untuk diperhatian yaitu dari segi ketaatan „ibādah alāt siswa. Penulis mendapatkan data dari 50 siswa.

Tabel 1.1 Data Ketaatan „Ibādah alāt Siswa No Jawaban

Pernyataan

Tidak Pernah Kadang – Kadang

Sering Selalu

f % f % f % f %

1 Melaksanakan alāt Wajib 4 8% 30 60 % 11 22% 5 10% 2 Melaksanakan alāt ubuḥ 3 6% 33 66% 10 20% 4 8% 3 Melaksanakan alāt uhūr 1 2% 18 36% 24 48% 7 14%

4 Melaksanakan alāt „A r 3 6% 29 58% 11 22% 7 14%

5 Melaksanakan alāt Magrib 3 6% 14 28% 14 28% 19 38%

6 Melaksanakan alāt „Isyāꞌ 3 6% 22 44% 16 32% 9 18%

7 Masih dipaksa dalam Melaksanakan alāt


(9)

Penjelasan dari data tersebut ialah sekitar 68 % atau sebanyak 34 siswa masil belum taat dalam menjalankan „ibādah alāt, belum taat disini berarti masih jarang atau kadang – kadang melaksanakan alāt wajib, hanya 11 siswa atau 22 % yang sering melaksanakan alāt dan hanya 5 orang siswa atau 10 % yang selalu melaksanakan alāt. Dari alāt ubuḥ didapatkan data 36 siswa atau 72 % masih jarang ataupun kadang – kadang melaksanakan alāt ubuḥ, siswa yang sering melaksanakan alāt ubuḥ sebanyak 10 siswa atau 20 % dan hanya 4 orang siswa atau 8 % yang selalu melaksanakan alāt ubuḥ. Dari alāt uhūr 19 siswa atau 38 % yang masih kadang – kadang ataupun jarang melaksanakan alāt uhūr, 24 siswa atau 48 % yang sering melaksanakan alāt uhūr dan hanya 7 siswa atau 14 % yang selalu melaksanakan alāt uhūr. Dari alāt „A r 32 siswa atau 64 % yang masih jarang ataupun kadang – kadang melaksanakan alāt „A r, 11 siswa atau 22 % yang sering melaksanakan alāt „A r dan hanya 7 siswa atau 14 % yang selalu melaksanakan alāt „A r. Dari alāt Magrib 17 siswa atau 34 % yang masih jarang ataupun kadang – kadang melaksanakan alāt Magrib, 14 siswa atau 28 % yang sering melaksanakan alāt Magrib dan hanya 19 siswa atau 38 % yang selalu melaksanakan alāt Magrib. Dari alāt „Isyāꞌ 25 siswa atau 50 % yang masih jarang melaksanakan alāt „Isyāꞌ, 16 siswa atau 32 % yang sering melaksanakan alāt „Isyāꞌ dan hanya 9 siswa atau 18 % yang selalu melaksanakan alāt „Isyāꞌ. Terakhir 26 siswa atau 52 % yang masih sering dipaksa melaksanakan alāt dan hanya 12 siswa atau 24 % yang sudah jarang dipaksa untuk melaksanakan alāt. Data tersebut diperoleh pada hari Jum‟at tanggal 08 November 2013 bertempat di SMP Pasundan 6 Bandung (Sumber : Penulis).

Dilihat dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa masih banyak siswa yang jarang ataupun kadang –kadang dalam melaksanakan „ibādah alāt, tentunya hal ini harus diperhatikan karena alāt adalah „ibādah yang sangat penting dalam agama Islām.


(10)

Allāh SWT berfirman :



















Artinya : “Peliharalah semua alāt (mu), dan (peliharalah) alāt wusṭā. Berdirilah untuk Allāh (dalam alāt mu) dengan khusyū'” (Q.S. Al Baqarah [2] : 238)1*.

Berikut ini ḥadī Rasulullāh AW mengenai pentingya „ibādah alāt dan keutamaan dari „ibādah alāt :

Rasulullāh AW bersabda “Pokok masalahnya ialah Islām dan tiangnya adalah alāt dan inti perjuangannya adalah berjihād di jalan Allāh” (̣.R. Muslim) (Jazairi, 1991:53).

Rasulullāh AW bersabda “Perbedaan antara seorang muslim dan seorang kāfir adalah meninggalkan alāt” (̣.R. Muslim) (Jazairi, 1991:54).

Rasulullāh AW bersabda “Tidaklah seorang muslim yang bila datang alāt farḍu, lalu dia menyempurnakan wuḍūꞌnya, kekhusyū‟annya, dan rukuw‟nya, kecuali dapat menghapus dosa – dosa sebelumnya selama ia tidak melakukan dosa – dosa besar, dan demikianlah sepanjang masa” (̣.R. Muslim) (Jazairi, 1991:55).

Agar siswa taat dalam melaksanakan „ibādah alāt tentulah harus diberikan pembelajaran alāt. Adapun pendapat Tafsir mengenai tujuan pembelajaran alāt : Pertama tahu konsep alāt, dalam hal ini murid mengetahui definisi alāt, syarat dan rukun alāt. Untuk mencapai tujuan ini guru dan murid dapat memilih metode yang telah banyak tersedia. Metode ceramah boleh, diskusi memungkinkan dan seterusnya. Untuk mengetahui apakah murid memang telah paham konsep, syarat dan rukun alāt, guru dapat menyelenggarakan ujian berupa ujian harian. Yang diuji hanyalah aspek pengetahuan tentang konsep, syarat, dan rukun alāt. Jika hasil ujian semuanya bagus, berarti tujuan pembelajaran aspek knowing telah tercapai (Tafsir, 2010:226).

Terampil melaksanakan alāt, untuk mencapai ini metode yang baik digunakan ialah metode demonstrasi. Guru mendemontrasikan alāt untuk


(11)

memperhatikan cara alāt. Lantas murid satu demi satu mendemontrasikan alāt. Takala murid dimintai mendemontrasikan, guru telah dapat sekaligus memberikan penilaian. Jadi, di sini dilakukan pengajaran sekaligus penilaian. Bila guru yakin seluruh murid telah mampu melaksanakan (terampil dalam cara alāt), maka tujuan aspek doing telah tercapai (Tafsir, 2010:226-227).

Murid melaksanakan alāt dalam kehidupannya sehari – hari, disinilah bagian yang paling rumit. Sebenarnya (sekali lagi sebenarnya) kekurangan pendidikan agama Islām di sekolah selama ini hanya terletak di sini, tidak pada bagian knowing dan doing. Jadi, jika berbicara metode pembelajaran agama Islām, sebenarnya untuk tujuan pertama dan kedua sudah tidak ada lagi persoalan, tidak lagi perlu diberikan pelatihan tentang itu...(Tafsir, 2010:227).

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Beranjak dari masih lemahnya ketaatan „ibādah alāt siswa dan kekurangan dalam mendidik alāt yaitu pada aspek pelaksanaan alāt dalam kehidupan sehari – hari sebagaimana yang dikemukakan oleh Tafsir di atas, penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian, dengan objek penelitian adalah ketaatan „ibādah alāt siswa, sedangkan subjek yang peneliti gunakan untuk meningkatkan ketaatan „ibādah alāt siswa ini ialah pembinaan ceramah agama bada alāt uhūr berjamaah. Pembinaan ceramah agama bada alāt uhūr berjamaah ini memadukan dua metode yang pertama metode ceramah, metode ceramah ini bertujuan agar siswa paham akan pentingnya „ibādah alāt juga siswa paham akan konsep alāt, kedua metode pembiasaan, metode pembiasaan alāt uhūr berjamaah bertujuan agar siswa terbiasa melaksanakan „ibādah alāt dalam kehidupan sehari – hari.

Adapun judul penelitian yang diajukan adalah “Efektivitas Pembinaan Ceramah Agama Ba„da alāt uhūr Berjamaah dalam Meningkatkan Ketaatan „Ibādah alāt Siswa”.


(12)

Masalah utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah bagaimana efektivitas pembinaan ceramah agama ba„da alāt uhūr berjamaah dalam meningkatkan ketaatan alāt siswa?

Adapun secara lebih rinci dan oprasional penelitian ini akan menjawab permasalahan berikut :

a. Bagaimana ketaatan alāt siswa sebelum dilaksanakan pembinaan ceramah agama ba„da alāt uhūr berjamaah?

b. Bagaimana proses pembinaan ceramah agama ba„da alāt uhūr berjamaah? c. Bagaimana ketaatan alāt siswa setelah dilaksanakan pembinaan ceramah

agama ba„da alāt uhūr berjamaah?

d. Bagaimana efektivitas pembinaan ceramah agama ba„da alāt uhūr berjamaah dalam meningkatkan ketaatan alāt siswa?

C.Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pembinaan ceramah agama ba„da alāt uhūr berjamaah dalam meningkatkan ketaatan alāt siswa.

2. Tujuan Khusus

Secara khusus, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : a. Mengetahui ketaatan alāt siswa sebelum dilaksanakan pembinaan ceramah

agama ba„da alāt uhūr berjamaah.

b. Mengetahui proses pembinaan ceramah agama ba„da alāt uhūr berjamaah. c. Mengetahui ketaatan alāt siswa setelah dilaksanakan pembinaan ceramah

agama ba„da alāt uhūr berjamaah.

d. Mengetahui efektivitas pembinaan ceramah agama ba„da alāt uhūr berjamaah dalam meningkatkan ketaatan alāt siswa.


(13)

D.Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu pendidikan agama Islām dan memperkaya khazanah keilmuan yang akan menjadi pijakan teoritis mengenai pelaksanaan „ibādah alāt yang benar dan model pembinaan alāt di SMP.

2. Manfaat Praktis

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :

a. Untuk peneliti, penelitian ini merupakan sarana untuk mengembangkan pola pikir, peningkatan sikap dalam mendidik menjadi lebih baik dan bertambahnya keterampilan untuk membina suatu program pendidikan.

b. Untuk civitas akademika Universitas Pendidikan Indonesia, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagaimana model pembinaan ketaatan „ibādah alāt bagi siswa.

c. Untuk sekolah, pembinaan ceramah agama ba„da alāt uhūr berjamaah dapat dijadikan model pembinaan ketaatan „ibādah alāt di SMP.

d. Untuk guru, khususnya guru PAI penelitian ini menjadi penambahan khazanah keilmuan, motivasi untuk lebih memperhatikan ketaatan „ibādah alāt siswa dan dapat mempraktekkan pembinaan alāt ini.

e. Untuk orang tua, penelitian ini menjadi motivasi untuk memperhatikan ketaatan „ibādah anak di rumah, dan dapat menjadi contoh bagaimana pembinaan alāt anak di rumah.

f. Untuk siswa Untuk siswa, di harapkan dalam penelitian ini dapat meningkatkan keīmānan siswa dan ketaatan siswa dalam menjalankan „ibadāh


(14)

E.Struktur Organisasi Skripsi

Penelitian ini terdiri dari lima bab dan tiap bab terdiri dari beberapa sub bab yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Adapun sistematika penyusunan skripsi ini ialah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan. Bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organsiasi penelitian.

BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian. Bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian terdahulu yang relevan, kerangka berfikir dan hipotesis penelitian.

BAB III Metode Penelitian. Bab ini terdiri dari lokasi penelitian, populasi, sample, teknik penarikan sample, pendekatan penelitian, metode penelitian, desain penelitian, definisi operasional, Instrumen penelitian, proses pengembangan Instrumen, teknik pengumpulan data dan analisis data.

BAB IV Hasil Penelitian. Bab ini terdiri dari hasil penelitian dan pembahasan.

BAB V Penutup. Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran. Dan akhir skripsi disertakan lampiran – lampiran berdasarkan hasil penelitian.


(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di SMP Pasundan 6 Bandung yang berada di Jalan Sumatra No. 41 Bandung. Peneliti melaksanakan penelitian di SMP Pasundan 6 Bandung dikarenakan SMP Pasundan 6 Bandung memungkinkan peneliti mengadakan pembinaan dilihat dari tersedianya fasilitas di sekolah berupa masjid juga dukungan dari guru – guru SMP Pasundan 6 Bandung. SMP Pasundan 6 Bandung adalah tempat peneliti melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL), sehingga peneliti mengetahui kondisi sekolah, dan perizinan dalam penelitian pun dimudahkan oleh pihak sekolah.

2. Populasi Penelitian

Sugiyono (2012:80) mengemukakan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Menurut Sudjana (Purwanto, 2010:241) „Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung maupun hasil mengukur baik kualitatif maupun kuantitatif dari krakteristik mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas‟. Menurut Hadjar (Purwanto, 2010:241) berpendapat „Populasi adalah kelompok besar individu yang mempunyai karakteristik umum yang sama‟. Soenarto menyatakan (Purwanto, 2010:241) „Populasi adalah suatu kelompok manusia, rumah, binatang dan sebagainya yang paling sedikit mempunyai ciri atau karakteristik tertentu‟. Menurut Nazir (Purwanto, 2010:241) „Populasi sebagai kumpulan individu dengan kualitas dan ciri yang ditetapkan‟. Menurut Hasan (2002:58) “Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan ditetiti”. “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian” (Arikunto, 2006:130).


(16)

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Pasundan 6 Bandung tahun ajaran 2013 – 2014, berikut ini pemaparan dari populasi penelitian.

Tabel 3.1 Anggota Populasi Penelitian Siswa Kelas VIII SMP Pasundan 6 Bandung Tahun Ajaran 2013 – 2014

No Kelas Jumlah Siswa

1 VIII A 39

2 VIII B 38

3 VIII C 35

4 VIII D 39

5 VIII E 40

6 VIII F 40

7 VIII G 40

8 VIII H 40

Jumlah Keseluruhan 311

Sumber : SMP Pasundan 6 Bandung 3. Sampel Penelitian dan Teknik Penarikan Sampel

Sugiyono (2012:81) mengemukakan bahwa “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Menurut Purwanto (2010:242) “Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki ciri yang sama dengan populasi”. Menurut Soenarto (Purwanto, 2010:242) „Sampel adalah suatu bagian yang dipilih dengan cara tertentu untuk mewakilkan keseluruhan kelompok populasi‟. Menurut Hasan (2002:58) “Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara – cara tertentu yang juga memiliki karakteristik, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi”. “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti” (Arikunto, 2006:131).

Peneliti menggunakan sampling non probabilitas. Yang dimaksud sampling non probabilitas menurut Hasan (2002:67-68) :


(17)

Pengambilan sample yang tidak berdasarkan probabilitas. Dalam semua sampling non probabilitas, kemungkinan atau peluang setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel tidak sama atau tidak diketahui. Senada dengan pendapat di atas, Sugiyono (2012:84) berpendapat “Non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel”.

Teknik pengambilan sampel yang peneliti gunakan adalah sampling purvosive. Yang dimaksud sampling purvosive menurut Sugiyono (2012:85) “Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Menurut Purwanto (2010:257) “Pengambilan sampel yang dilakukan dengan memilih secara sengaja, menyesuaikan dengan tujuan penelitian”. Menurut Arikunto (2006:139-140) “Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan atas strata atau random, tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan..”. “Sampling pertimbangan ialah bentuk sampling non random dimana penentuan sampelnya ditentukan oleh peneliti sendiri atau berdasarkan pertimbangan...” (Hasan, 2002:68).

Sesuai dengan pendapat ahli di atas, dalam pengambilan sampel ini peneliti mempertimbangkan atau menentukan beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh sampel, tujuannya agar sampel menggambarkan populasi penelitian dan nantinya mudah untuk digeneralisasikan.

Adapun syarat yang peneliti ajukan adalah : a. Sampel merupakan siswa SMP Pasundan 6 Bandung b. Sampel merupakan siswa kelas VIII

c. Sampel berada dalam satu kelas d. Sampel mengikuti pembelajaran PAI

e. Sampel mengikuti pretest dan posttest dalam penelitian ini

Mengamati keadaan populasi penelitian yaitu siswa kelas VIII SMP Pasundan 6 Bandung, dalam kegiatan seharinya di sekolah dan dalam pelajaran PAI, peneliti dapat berasumsi bahwa siswa kelas VIII SMP Pasundan 6 Bandung adalah homogen. Karena homogennya populasi peneliti mengambil keputusan untuk menentukan anggota sampel, anggota sampel ini terbagi menjadi dua


(18)

kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, anggota sampel harus memenuhi persyaratan yang peneliti ajukan. Berikut ini adalah pemaparan anggota sampel dalam penelitian:

Tabel 3.2 Anggota Sampel Penelitian Siswa Kelas VIII F dan VIII C SMP Pasundan 6 Bandung Tahun Ajaran 2013 – 2014

Kelas Jenis Kelamin Jumlah Siswa

Laki – Laki Perempuan Kelompok Eksperimen

VIII F

21 Orang 14 Orang 35 Orang

Kelompok Kontrol VIII C

18 Orang 14 Orang 32 Orang

Jumlah 39 Orang 28 Orang 67 Orang

B.Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang peneliti gunakan adalah pendekatan kuantitatif. Yang dimaksud pendekatan kuantitatif menurut Arikunto (2006:12):

Sesuai dengan namanya kuantitatif banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan penelitian akan lebih baik apabila juga disertai grafik, tabel, bagan atau tampilan lainnya. Selain data yang berupa angka, dalam penelitian kuantitatif juga ada data berupa informasi kuantitatif.

Sifat umum dari penelitian kuantitatif menurut Arikunto (2006:13) ialah: 1. Kejelasan unsur : Tujuan, pendekatan, subjek, sumber data sudah mantap dan

dirinci sejak awal.

2. Langkah penelitian : Segala sesuatu direncanakan sampai matang ketika persiapan disusun.

3. Dapat menggunakan sampel dan hasil penelitiannya diberlakukan untuk populasi.


(19)

5. Desain : Dalam desain jelas langkah – langkah penelitian dan hasil yang diharapkan.

6. Pengumpulan data : Kegiatan dalam pengumpulan data memungkinkan utuk diwakilkan.

7. Analisis data : Dilakukan sesudah semua data terkumpul. Menurut Sugiyono (2012:7) :

Kuantitatif dinamakan metode tradisonal, karena metode ini sudah cukup lama digunakan, disebut juga metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini disebut dengan metode ilmiah karena telah memenuhi kaidah – kaidah ilmiah yaitu empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini disebut kuantitatif karena data penelitian berupa angka – angka dan analisis menggunakan statistik. Alasan peneliti memilih pendekatan kuantitatif adalah atas persamaan sifat umum pendekatan kuantitatif dengan proses penelitian yang akan dijalankan dalam penelitian skripsi ini.

C.Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:2) “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Metode penelitian yang dipilih adalah kuasi eksperimen. Yang dimaksud kuasi eksperimen menurut Hasan (2002:25) “Metode kuasi eksperimental menyerupai metode eksperimental, hanya pada metode ini, peneliti tidak dapat mengatur sekehendak hati variabel bebasnya”.

Menurut Sugiyono 2012:77 :

Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true eksperimen design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen...

Pemilihan kuasi eksperimen didasarkan atas kesesuaian dengan proses penelitian yang dijalankan juga pemilihan sampel dalam penelitian ini yang tidak menggunakan teknik random, adapun proses dari penelitian akan dijelaskan lebih lanjut didalam desain penelitian.


(20)

D.Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan ialah Nonequivalent Control Group Design. Yang dimaksud Nonequivalent Control Group Design menurut Sugiyono (2012:79) “Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random”.

Nonequivalent Control Group Design dapat digambarkan sebagai berikut : Pola :

Gambar 3.1 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design Sumber : Sugiyono (2012:79) Keterangan :

E adalah kelompok eksperimen. K adalah kelompok kontrol.

O1 adalah pretest, tes awal ketaatan „ibādah alāt siswa kelas eksperimen. X adalah treatment.

O2 adalah posttest, tes akhir ketaatan „ibādah alāt siswa kelas eksperimen. O3 adalah pretest, tes awal ketaatan „ibādah alāt siswa kelas kontrol. O4 adalah posttest, tes akhir ketaatan „ibādah alāt siswa kelas kontrol.

Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel dari dua kelas, yaitu kelas VIII F dan kelas VIII C. Kelas VIII F menjadi kelompok eksperimen sedangkan kelas VIII C menjadi kelompok kontrol. Kelas kontrol tidak diberikan pembinaan ceramah agama bada alāt ẓuhūr berjamaah. Sedangkan kelas ekperimen diberikan pembinaan ceramah agama bada alāt ẓuhūr berjamaah. Tujuannya dari pengelompokkan ini ialah untuk mengukur sejauh mana tingkat keefektifan pembinaan ceramah agama bada alāt ẓuhūr berjamaah yang diterapkan pada

E

o

1

x

o

2

K

o

3

o

4


(21)

kelas eksperimen berpengaruh besar pada ketaatan „ibādah alāt siswa tersebut, nantinya dibandingkan kepada kelas kontrol yang tidak diberikan pembinaan.

Untuk mengetahui efektifitas pembinaan ceramah agama bada alāt ẓuhūr berjamaah dalam meningkatkan ketaatan „ibādah alāt siswa, dihitung hasil yang diperoleh dari pertest dan posttes dari kelas ekperimen dan kelas kontrol, kemudian diolah dan dianalisi dengan uji statistik untuk mengetahui peningkatan skor pada masing – masing kelas yang telah diberikan pretest dan posttest.

E.Definisi Operasional

1. Efektifitas

Efektifitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:354) berarti “keefektifan”. Sedangkan keefektifan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:354) berarti “keadaan berpengaruh; hal kesan; keberhasilan (usaha, tindakan)”. Yang dimaksud efektifitas dalam penelitian ini adalah peningkatan nilai ketaatan „ibādah alāt siswa yang diberikan pembinaan.

2. Pembinaan

Pembinaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:193) berarti “proses, cara, perbuatan membina; pembaharuan; usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efesien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik”. Yang dimaksud pembinaan dalam penelitian ini ialah kegiatan alāt ẓuhūr berjamaah dan pemberian ceramah agama setelahnya.

3. Ketaatan „Ibādah alāt

Taat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1404) artinya “Senantiasa tunduk, patuh; āliḥ, kuat ber‟ibādah”. Sedangkan ketaatan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1404) artinya “kepatuhan; kesetiaan; ke āliḥan”.


(22)

Pengertian taat itu serupa dengan pengertian „ibādah yang intinya adalah kepatuhan dan ketundukan.

Penjabaran dari pengertian „ibādah ialah :

Menurut Zaini (1981:11) “Kata „ibādah adalah kata bahasa Arab. Ia berasal dari kata “ „abada ya’budu ‘ibādatan” artinya : ialah taat (ketaatan), tunduk (ketundukan), memperbudak, du„āꞌ, memperhambakan diri, menyembah dan sebagainya”.

Majelis Tarjih Muhamadiah (Zaini, 1981:15) menjelaskan: “ „Ibādah ialah mendekatkan diri kepada Allāh, dengan mentaati segala perintah – perintah Nya dan menjauhi larangan – larangan Nya dan mengamalkan segala yang diizinkan Allāh”.

Syekh Abdul Hamid Al khatib dalam bukunya Asmar Riṣalāt menjelaskan (Zaini, 1981:13):

Ibadāh terambil dari kata “abāda” berarti memperhambakan diri, menjadikan diri jadi hamba atau budak. Hamba atau budak menurut penertian bahasa Arab harus mempersiapkan diri dan seluru tenaganya untuk mengerjakan apa saja yang disenangi dan diperintahkan oleh Allāh, karena ia akan mengharapkan segala macam pengharapan dan perlindungan kepada Allāh. Sedang menurut pengertian syarī„ah (agama Islām) ialah mengerjakan apa yang diperintahkan Allāh dengan tujuan mendekatkan diri kepada Nya atau meminta apa yang dihajatkannya kepada Allāh saja.

Menurut Abu A‟la al Mududi (Muhaimin, 2007:279) :

„Ibādah dari akar „abd yang artinya pelayanan dan budak. Jadi hakikat „ibādah adalah penghambaan dan perbudakan, sedangkan secara terminologinya adalah usaha mengikuti hukum – hukum dan aturan – aturan Allāh dalam menjalankan kehidupan sesuai dengan perintah Nya, mulai akil balig sampai meninggal dunia. Indikasi „ibādah adalah kesetiaan, kepatuhan dan penghormatan serta penghargaan kepada Allāh SWT serta dilakukan tanpa adanya batasan serta bentuk khas tertentu.

4. alāt yang Khusyū‟

a. Persiapan Untuk alāt yang Khusyū‟


(23)

2) Tutup aurat, pakaian bersih dan harum – haruman. 3) Awal waktu dan usaha berjamaah.

4) Tertib menuju tempat alāt. 5) Tidak didahului oleh was – was.

6) Memilih tempat dan situasi yang tenang. 7) Memperhatikan barisan alāt ketika alāt.

b. alāt yang Khusyū‟

alāt yang khusyū‟, menurut Syafii (1991:2) “Karena termasuk ke dalam khusyū‟ itu segala sesuatu yang menggambarkan tunduk dalam berbagai ragam segi sebagai berikut” :

1) Sikap hormat, sungguh dan tertib, (yang sudah barang tentu menolak sikap memain – mainkan anggota badan, berpaling – paling, terburu – buru dan sikap seenaknya) (Syafii, 1991:2).

2) Merendahkan suara, menyempurnakan tartil, (yang sudah barang tentu menolak suara yang berlebih – lebihan dalam lagu dan mengeraskannya, ucapan yang tergesa - gesa) (Syafii, 1991:2).

3) Menenangkan sikap, memusatkan perhatian dan pikiran, (yang sudah barang tentu menolak sikap atau berdiri yang tidak stabil, mata yang melihat – lihat ke kanan dan ke kiri, pikiran yang gelisah atau terpaut kepada hal – hal yang lain) (Syafii, 1991:2).

“Allāh menyatakan, bahwa „ibādah yang akan membawa manusia kepada kesuksesan atau kejayaan hidup adalah „ibādah yang dilaksanakan dengan khusyū‟” (Zaini, 1981:251).





















Artinya : “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyū' dalam sembahyangnya” (Q.S. Al Mu‟minūn [23]:1-2).


(24)

Nabī Muhammad AW bersabda :

Artinya : “Sekiranya hati orang ini khusyū‟, tentulah khusyū‟ pula anggotanya” (H.R. Hakim dan Tirmiżi) (Zaini, 1981:251).

Hasbi Ash Shiddqi dalam bukunya “Pedoman alāt” (Zaini, 1981:250) “Mengartikan khusu‟ dengan “tunduk” tawaḍu dan berketenangan hati serta anggota kepada Allāh SWT”.

A Hasan dalam Tafsirnya Al Furqan (Zaini, 1981:251) “Mengartikan khusu dengan merendahkan diri dan tunduk”

5. alāt yang Ikhlā

“Arti ikhlā ialah niat dan pelaksanaan semua „ibādah itu hanyalah semata – mata karena taat kepada Allāh dan tidak ada yang diharapkan dari padanya kecuali keridhaan Allāhsaja” (Zaini, 1981:248).

“„Ibādah yang dilaksanakan dengan tidak ikhlā , tidak akan diterima oleh Allāh” (Zaini, 1981:248).

Menurut Mukni‟ah (2011:191) “Ikhlā artinya bersumber dari satu keyakinan dan bersumber dari ilmu yang benar sehingga lahirlah perbuatan yang terbaik”. alāt yang ikhlā adalah alāt yang dijalankan dengan niat karena Allah.

F. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Penelitian

Sugiyono berpendapat (2012:102) “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian”. Senada dengan pendapat Sugiyono, Suharsimi mengungkapkan (Hasan, 2002:76) „Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cepat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah‟.


(25)

Instrumen dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk angket, lebih spesifikasinya angket yang dibuat berupa angket tertutup yang memiliki sifat langsung dan angket tersebut terdiri dari 26 item pernyataan. Angket yang menjadi instrumen penelitian tersebut dilampirkan.

Setelah membahas instrumen penelitian selanjutnya peneliti akan menjelaskan mengenai skala pengukuran yang digunakan dalam instrumen penelitian ini.

Skala pengukuran menurut Sugiyono (2012:92) :

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.

Penelitian ini menggunakan skala likert, yang dimaksud skala likert menurut Sugiyono (2012:93) “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Menurut Hasan (2002:72) “Skala likert merupakan jenis skala yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian (fenomena sosial spesifik), seperti sikap, pendapat, dan persepsi sosial seseorang atau sekelompok orang”. Menurut Riduwan (2012:12) “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial”.

Dari pendapat para ahli yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa skala likert biasa digunakan untuk mengukur sikap. Dikarenakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengukur sikap ketaatan „ibādah alāt siswa maka peneliti menggunakan skala likert dalam intrumen penelitian.

2. Tujuan Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini memiliki tiga tujuan, adapun tujuan dari instrumen ini adalah :

a. Mengetahui ketaatan „ibādah alāt siswa sebelum dilaksanakan pembinaan ceramah agama ba„da alāt ẓuhūr berjamaah .


(26)

b. Mengetahui ketaatan „ibādah alāt siswa setelah dilaksanakan pembinaan ceramah agama ba„da alāt ẓuhūr berjamaah .

c. Mengetahui efektivitas pembinaan ceramah agama ba„da alāt ẓuhūr berjamaah dalam meningkatkan ketaatan „ibādah alāt siswa.

3. Cara Menggunakan Instrumen Penelitian

Cara menggunakan instrumen penelitian ini sederhana, yaitu dengan meminta responden memberi tanda checklist (√) pada kolom instrumen yang tersedia dan pemilihan disesuaikan dengan kenyataan yang terjadi pada responden. Setiap item mempunyai lima pilihan jawaban, yaitu Sangat Sering, Sering, Kadang – Kadang, Jarang dan Tidak Pernah.

4. Pemberian Skor pada Instrumen Penelitian

Pemberian skor pada instrumen ini terdapat dua bagian sesuai dengan bentuk item apakah positif atau negatif.

Tabel 3.3 Pemberian Skor Pada Instrumen Bentuk

Item

Pemberian Skor Sering Sekali Sering Kadang – Kadang

Jarang Tidak Pernah +

(Positif)

5 4 3 2 1

- (Negatif)

1 2 3 4 5

Sumber : Riduwan (2012:13) G.Proses Pengembangan Instrumen

Proses pengemban instrumen dilakukan oleh peneliti satu tahap demi satu tahap, tahap pertama yang dilakukan adalah menyusun kisi – kisi intrumen, setelah kisi – kisi intrumen tersusun peneliti lakukan uji validitas dan tahap terakhir dari proses pengembangan instrumen ini adalah uji reliabilitas instrumen. Berikut ini penjelasan dari proses pengembangan instrumen :


(27)

Dalam prosedur penyusunan instrumen, peneliti akan memaparkan keterangan – keterangan dari beberapa ahli mengenai prosedur pembuatan instrumen. Arikunto (2006:225) memaparkan, sebelum kuesionare disusun, maka harus didahului oleh prosedur :

a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.

b. Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner.

c. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub variabel yang lebih spesifik dan tunggal.

d. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan teknik analisisnya.

Menurut Riduwan (2012:32), langkah – langkah menyusun instrumen penelitian ialah :

a. Mengidentifikasi variabel – variabel dalam rumusan judul penelitian. b. Menjabarkan variabel tersebut menjadi sub variabel atau dimensi. c. Mencari indikator atau aspek setiap sub variabel.

d. Menderetkan diskriptor dari setiap indikator.

e. Merumuskan setiap deskriptor menjadi butir – butir Instrumen.

f. Melengkapi Instrumen dengan petunjuk pengisian dan kata pengantar.

Pendapat para ahli tersebut diintegrasikan oleh peneliti dan setelah itu peneliti mengaplikasikannya sehingga terbentuklah kisi – kisi instrumen yang terdiri dari 57 pernyataan. Kisi – kisi instrumen dalam penelitian ini dilampirkan.

2. Uji Validitas Instrumen

Arikunto berpendapat (2006:168):

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat – tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan.

Menurut Sugiyono (2012:121). “Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat dipergunakan untuk mengukur apa yang seharusnya


(28)

diukur”. “Validitas atau kesahihan suatu instrumen adalah ukuran seberapa tepat instrumen itu mampu menghasilkan data sesuai dengan ukuran yang sesungguhnya yang ingin diukur” (Zainal, 2009:164).

a. Validitas Isi

“Validitas isi berkaitan dengan pertanyaan mengenai seberapa lengkap butir – butir yang digunakan telah memadai atau dapat mengungkap sebuah konsep” (Zainal, 2009:164).

Zainal mengungkapkan (2009:165-166) “Pengujian validitas isi dapat menggunakan dua pendekatan yakni panel juri dan validitas muka”

1) Panel Juri

Zainal mengungkapkan (2009:165) :

Untuk menguji apakah butir – butir yang digunakan untuk mengukur sebuah konsep tertentu telah memadai atau mampu menggambarkan maka butir – butir tersebut dimintakan evaluasinya kepada sekelompok juri atau penilai yang dianggap profesional dibidang itu.

2) Validitas muka

Zainal mengungkapkan (2009:166) “Dalam hal ini, pengujian validitas hanya dilakukan dengan membaca atau memeriksa penampilan dan bahasa yang dipergunakan dalam kuesioner, oleh karena itu banyak peneliti yang kurang percaya terhadap validitas muka”.

Validitas isi dalam penelitian ini menggunakan pendekatan panel juri, pendekatan panel juri ini dilaksanakan dengan cara kisi – kisi instrumen yang telah terbentuk sebelum peneliti pergunakan dilapangan terlebih dahulu peneliti mengkonsultasikannya kepada dosen pembimbing juga kepada dosen ahli, adapun dosen yang dimintai evaluasinya oleh peneliti ialah :

a) Dr. Munawar Rahmat, M.Pd. b) Dr. H. Fahrudin, M.Ag.


(29)

Berdasarkan justifikasi dari dosen tersebut didapatkan hasil 35 buah item intrumen yang selanjutnya oleh peneliti lakukan validitas kriteria. Instrumen hasil validitas isi ini dilampirkan.

b. Validitas Kriteria

Zainal mengungkapkan (2009:166) “Pengujian terhadap validitas kriteria dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat kesamaan persepsi seseorang dengan kriteria tertentu, sehingga akan memudahkan peneliti untuk membedakan pendapat antar individu”.

Zainal mengungkapkan (2009:166) “ Pengujian validitas kriteria terdapat dua pendekatan, yakni” :

1) Validitas Konkuren

Disebut juga validitas serentak. Suatu butir dikatakan valid, apabila butir tersebut mampu memberikan nilai yang berbeda untuk individu yang memang dinyatakan berbeda berdasarkan kriteria tertentu. Alat analisis korelasional dapat digunakan untuk menguji validitas konkruen (Zainal, 2009:166).

2) Validitas Prediktif

Suatu butir dinyatakan mempunyai validitas prediktif yang tinggi apabila butir tersebut mampu memberikan nilai berbeda untuk individu yang berbeda berdasarkan kriteria yang diprediksikan untuk masa mendatang. Validitas prediktif dapat diuji dengan alat analisis korelasional (Zainal, 2009:166).

Zainal mengungkapkan (2009:167) :

Validitas kriteria merupakan jenis validitas yang sering digunakan oleh peneliti. Pengujian validitas kriteria dilakukan dengan cara membandingkan atau mengkorelasikan antara skor hasil pengukuran Instrumen dengan kriteria atau standar tertentu yang dipercaya dapat digunakan untuk menilai suatu variabel.


(30)

Untuk mengganti suatu kriteria yang pada umunya sulit ditemukan itu, maka dapat diupayakan dengan menggunakan dasar logika matematika, yakni dengan menggunakan skor total dari butir – butir dalam Instrumen yang akan diujikan validitasnya. Dengan demikian pengujian validitas kriteria dari suatu instrumen dilakukan dengan cara menghitung harga koefisien korelasi sederhana (Pearson Correlation) antara skor masing – masing butir dengan skor total dari butir – butir tersebut sebagai kriterianya.

Rumus Person Corelation yang dimaksud adalah :

Gambar 3.2 Rumus Pearson Correlation

Sumber : Zainal (2009:168) Jika :

� = Skor butir ke i, maka i = 1,2,3,... M = Rata – rata skor pada setiap butir. Y = Skor total dari dari seluruh butir. M Y = Rata – rata skor total.

Maka :

=

M

Y = Y – MY

Validitas kriteria dalam penelitian ini diujikan kepada 40 siswa kelas VIII SMP Pasundan 6 Bandung, siswa yang diminta untuk uji validitas ini di luar sampel penelitian. Uji validitas kriteria dalam instrumen ini dihitung melalui bantuan software SPSS versi 20.

Cara penggunaan sofware SPSS versi 20 untuk uji validitas kriteria adalah:

R

=

Σ �


(31)

correlations. Klik option dan tandai pilihan kotak mean and standart deviations, klik continue sehingga kembali ke kotak dialog awal. Dan terakhir klik ok (Riduwan dan Sunarto, 2012:275-277).

Setelah mengetahui bagaimana cara untuk melakukan uji validitas kriteria selanjutnya peneliti akan membahas bagaimanakah cara untuk menghitung hasil dari uji validitas kriteria ini.

Zainal mengungkapkan (2009:167) :

Untuk menilai apakah suatu butir atau indikator tersebut valid ataukah tidak, dilakukan dengan menggunakan uji t (t statistik) terhadap koefisien korelasi tersebut, yang rumus hitungnnya telah dituliskan diatas. Selanjutnya berdasarkan distribusi probabilitas “t” dengan derajat kebebasan (df = degree of freedom) = n-2, cari atau temukan harga taraf signifikasi pada harga t statistik tersebut. Berdasarkan pedoman aturan umum yang biasa digunakan, disimpulkan bahwa butir yang diuji dinyatakan valid apabila taraf signifikansi yang dihasilkan dari uji “t” tersebut ≤ 0,05. Ini artinya bahwa skor pada setiap butir mempunyai korelasi atau kesamaan yang tinggi dan signifikan terhadap skor total dari butir – butir tersebut sebagai kriteria atau standarnya.

Selain pendapat Zainal di atas terdapat cara lain untuk menghitung hasil dari validitas kriteria ini yaitu dengan cara merumuskan hipotesis terlebih dahulu:

�0 = Tidak ada hubungan antara pernyataan 1 sampai 35 dengan variabel total.

� = Ada hubungan antara pernyataan 1 sampai 35 dengan variabel total. Kriteria Pengujian :

Sig >� (0,05) maka �0 diterima. Sig <� (0,05) maka �0 ditolak.


(32)

Adapun hasil dari validitas kriteria ini adalah : Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Kriteria No

Item

Sig � Intervetasi Keterangan

1 0,021 0,05 Valid Digunakan

2 0,003 0,05 Valid Digunakan

3 0,120 0,05 Invalid Tidak Digunakan 4 0,066 0,05 Invalid Tidak Digunakan

5 0,007 0,05 Valid Digunakan

6 0,021 0,05 Valid Digunakan

7 0,009 0,05 Valid Digunakan

8 0,003 0,05 Valid Digunakan

9 0,106 0,05 Invalid Tidak Digunakan 10 0,131 0,05 Invalid Tidak Digunakan

11 0,000 0,05 Valid Digunakan

12 0,000 0,05 Valid Digunakan

13 0,010 0,05 Valid Digunakan

14 0,016 0,05 Valid Digunakan

15 0,249 0,05 Invalid Tidak Digunakan

16 0,007 0,05 Valid Digunakan

17 0,006 0,05 Valid Digunakan

18 0,007 0,05 Valid Digunakan

19 0,021 0,05 Valid Digunakan

20 0,076 0,05 Invalid Tidak Digunakan

21 0,012 0,05 Valid Digunakan

22 0,001 0,05 Valid Digunakan

23 0,011 0,05 Valid Digunakan

24 0,002 0,05 Valid Digunakan

25 0,000 0,05 Valid Digunakan

26 0,004 0,05 Valid Digunakan

27 0,015 0,05 Valid Digunakan

28 0,019 0,05 Valid Digunakan


(33)

31 0,251 0,05 Invalid Tidak Digunakan 32 0,060 0,05 Invalid Tidak Digunakan

33 0,048 0,05 Valid Digunakan

34 0,002 0,05 Valid Digunakan

35 0,003 0,05 Valid Digunakan

Dari uji validitas kriteria ini dihasilkan, dari 35 item instrumen yang di ujikan terdapat 9 instrumen yang tidak valid, yaitu item no 2, 3, 9, 10, 15, 20, 29, 31 dan 32. Sedangkan item instrumen yang valid terdapat 26 item instrumen, yaitu no 1, 2, 5, 6, 7, 8, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 33, 34 dan 35.

3. Uji Reliabilitas Instrumen

Arikunto berpendapat (2006:178) :

Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu baik. Reliabelitas menunjukkan pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.

Menurut Sugiyono (2012:130) :

Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test retest (Stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisi konsistensi butir – butir yang ada pada intrumen dengan teknik – teknik tertentu.

Penelitian ini menggunakan uji reliabelitas internal dengan teknik uji menggunakan rumus Alpha Cronbach. Menurut Arikunto (2006:196) “Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian”.

Adapun rumus Alpha Cronbach menurut Arikunto (2006:196) :

11

=

�−1

1

2


(34)

Gambar 3.3 Rumus Alpha Cronbach Dimana :

�11 = Reliabilitas instrumen.

� = Banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal.

� 2 = Jumlah varians butir.

�12 = Varians total.

Dalam uji reliabilitas terdapat kriteria tinggi rendahnya koefisien reliabilitas instrumen. Adapun klasifikasi koefisien korelasi menurut Guilford (Diwyacitta, 2011:72) :

Tabel 3.5 Koefisien Reliabilitas Instrumen Menurut Gulidford

Nilai Klasifikasi

< 0,20 Derajat reliabilitas hampir tidak ada 0,21 – 0,40 Derajat reliabilitas rendah 0,41 – 0,70 Derajat reliabilitas sedang 0,71 – 0,90 Derajat reliabilitas tinggi 0,91 – 1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi

Sumber : Diwyacitta (2011:72). Uji reliabelitas dalam penelitian ini diujikan kepada 40 siswa kelas VIII SMP Pasundan 6 Bandung, siswa yang dimintai untuk uji reliabelitas di luar sampel penelitian. Dalam prosesnya uji reliabilitas ini menggunakan bantuan software SPSS versi 20.

Cara penggunaan software SPSS versi 20 untuk uji reliabilitas adalah: Analyze, pilih sclate, pilih reliability analysis. Setelah itu akan muncul kontak dialog reliability analysis. Destinasikan item – item dengan cara mengklik setiap variabel dan pindah variabel tersebut ke kotak item. Pada mode pilih alpha. Kemudian klik ok (Riduwan dan Sunarto, 2012:350-351).

Adapun Hasil dari pengujian reliabilitas adalah : Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas


(35)

Dari uji validitas ini dihasilkan, bahwa instrumen yang diujikan memiliki nilai reliabilitas 0,723 berarti instrumen ini memiliki reliabilitas tinggi.

H.Teknik Pengumpulan Data

Hasan (2002:82) berpendapat :

Data adalah bentuk jamak dari dantum. Data merupakan keterangan – ketarangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui atau yang dianggap atau anggapan. Atau suatu fakta yang digambarkan lewat angka, simbol, kode dan lain – lain.

“Pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa – peristiwa atau hal – hal atau keterangan – keterangan atau karakteristik – karakteristik sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian” (Hasan, 2002:83).

Peneliti mempergunakan teknik angket dalam pengumpulan data, adapun penjelasan para ahli mengenai teknik angket ialah :

Menurut Sugiyono (2012:142) “Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Menurut Hasan (2002:83) “Angket adalah teknik dalam pengumpulan dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden”. Menurut Arikunto (2006:151) “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal – hal yang ia ketahui”. “Teknik angket yaitu daftar petanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan penggunaan dalan lain –lainnya” (Riduwan, 2012:2).

Melihat kebutuhan dalam penelitian yatu mengukur sikap setiap responden dan responden sendiri yang harus menjawabnya maka peneliti membuat angket

Statistics Cronbach's

Alpha

N of Items


(36)

tertutup yang memiliki sifat langsung. Pendapat para ahli mengenai angket tertutup dan langsung adalah :

Menurut Arikunto (2006:152) “Angket tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih”. Menurut Arikunto (2006:152) “Angket langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya”. Senada dengan penjelasan Arikunto, Hasan berpendapat (2002:84) “Angket tertutup closed questionare merupakan pertanyaan atau pernyataannya tidak memberikan kebebasan kepada responden, untuk memberikan jawaban dan pendapatnya sesuai dengan keinginan mereka.”

Adapun tahapan dalam pengumpulan data ini adalah :

1. Pemberian tes awal (pretest) terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol. 2. Pemberian tes akhir (posttest) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

I. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini peneliti berlakukan sama pada setiap data pretest dan postest. Adapun analisis data yang dilakukan oleh peneliti adalah: 1. Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2012:147) :

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisi data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Tujuan dari statistik deskriptif adalah untuk mengetahui jumlah siswa yang mengikuti pretest dan posttest, range atau selisih skor maksimun dari minimum, skor minimum, skor maksimum, jumlah keseluruhan skor, nilai rata – rata, standar kesalahan, standar deviasi dan variansi. Dalam proses analisisnya peneliti menggunakan bantuan software SPSS versi 20.

Proses dari statistik deskriptif menggunakan bantuan software SPSS versi 20 adalah :


(37)

yang akan dideskripsikan dan masuk dalam kolom variabel, pilih option, pilih perhitung yang diperlukan, misal : mean, sum, standar deviasi dan lain – lain dengan memberikan tanda chek pada kotak didepannya. Pilih continue dan terakhir pilih Ok (Susetyo, 2010:269-270).

2. Kategori Ketaatan „Ibādah alāt Siswa

Kategori ketaatan „ibādah alāt siswa berujuan untuk mengetahui perkembangan kategori ketaatan „ibādah alāt siswa sebelum dan setelah dilaksanakan pembinaan.

3. Kontinum Ketaatan „Ibādah alāt siswa

Tujuan kontinum ketaatan „ibādah alāt siswa ini adalah untuk melihat perkembangan kemampuan ketaatan „ibādah alāt siswa sebelum dan setelah dilaksanakan pembinaan.

4. Statistik Inferensial

Menurut Sugiyono (2012:148) “Statitik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi”. Adapun analisi statistik inferensial yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, uji normalitas, uji homogenitas dan uji independent samples t test. Dalam proses analisisnya peneliti menggunakan bantuan software SPSS versi 20. Berikut ini penjelasan satu persatu dari analisis inferensial yang dilakukan :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov. Menurut Trihendradri (2011:126) “Prosedur One Sample Kolmogorov Smirnov digunakan untuk menguji null hipotesis suatu sampel atas suatu distribusi tertentu”. “Ada empat macam distribusi secara teoreis, yaitu normal, uniform, poisson dan eksponensial” (Trihendradri, 2011:126).

Proses dari uji normalitas menggunakan bantuan software SPSS versi 20 adalah : “Analiyz, pilih non parametik test, pilih legacy dialogs, pilih 1 sample K.S kemudian masukkan variabel pada kotak test variabel list dan terakir pilih ok” (Trihendradri, 2011:127).


(38)

Untuk mengetahui hasil dari uji normalitas ini maka terlebih dahulu dirumuskan hipotesis:

�0 = Data terdistribusi normal.

� = Data tidak terdistribusi normal. Kriteria Pengujian :

Sig > ½ � (0,025) maka �0 diterima. Sig < ½ � (0,025) maka �0 ditolak.

Kriteria pengujian ini dirangkum dari (Trihendradri, 2011:128). b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat varians data, dalam pelaksanaannya uji homogenitas menggunakan One Way Anova Test of Homogeneity of Variances.

Proses dari uji homogenitas menggunakan bantuan software SPSS versi 20 adalah :

Masukkan data dalam format SPSS dengan format kolom satu kode dan kolom kedua adalah nilai. Kolom kode pada label diisi kode 1 untuk kelompok eksperimen dan kode 2 untuk kelompok kontrol. Kolom nilai diisi dengan perolehan nilai ketaatan ibadah salat siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pilih menu analysis,compare means, dan pilih one way anova maka muncul kotak dialog. Pada dependen list masukkan nilai siswa dan pada facor masukkan kode. Pilih option dan tanda descriptive dan homogeneity of variance test lanjutkan dengan continue,pilih ok (Susetyo, 2010:296).

Untuk mengetahui hasil dari uji homogenitas ini maka terlebih dahulu dirumuskan hipotesis:

�0 = Varians kedua kelompok homogen.

� = Varians kedua kelompok tidak homogen. Kriteria Pengujian :

Sig >� (0,05) maka �0 diterima. Sig <� (0,05) maka �0 ditolak.


(39)

c. Uji Independent Samples T Test

Uji independent samples t test bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan peneliti pada bab II. Menurut Susetyo (2010:278) “Uji beda dari dua mean yang tidak berpasangan (independen) dari dua populasi yang berbeda. Misalnya dari hasil penelitian yang menggunakan eksperimen dengan metode A dibandingkan dengan metode B”

Adapun proses dari uji independent samples t test menggunakan bantuan software SPSS versi 20 adalah :

Memasukkan data pada work sheet SPSS perlu dijadikan satu dan diberikan kode. Pilih analyz, pilih compare means, pilih independent samples t test maka muncul kotak dialog independent sample t test. Masukkan variabel nilai ketaatan ibadah salat siswa kedalam kotak test variabel dan variabel kode kedalam kotak grouping variabel, serta definisikan groupnya dan isikan 1 pada group eksperimen dan 2 pada group kontrol akhiri continue. Pilih option, isi convidance interval dengan 95%. Pilih continue dan terakhir pilih ok (Susetyo, 2010:279)

Untuk mengetahui hasil dari uji independent samples t ini maka terlebih dahulu dirumuskan hipotesis:

�0 = Tidak terdapat perbedaan signifikan antara tingkat ketaatan alāt siswa yang menggikuti pembinaan ceramah agama ba„da alāt ẓuhūr berjamaah dengan tingkat ketaatan alāt siswa yang tidak mengikuti pembinaan ceramah agama ba„da alāt ẓuhūr berjamaah.

� = Terdapat perbedaan signifikan antara tingkat ketaatan alāt siswa yang menggikuti pembinaan ceramah agama ba„da alāt ẓuhūr berjamaah dengan tingkat ketaatan alāt siswa yang tidak mengikuti pembinaan ceramah agama ba„da alāt ẓuhūr berjamaah. Kriteria Pengujian :

Sig >� (0,05) maka �0 diterima. Sig <� (0,05) maka �0 ditolak.


(40)

Setelah penjelasan dari statistik inferensial untuk lebih jelas penggambarannya peneliti akan menggambarkan langkah – langkah analisis statistik inferensial.

1) Analisis Data Hasil Pretest

Data Hasil Pretest

Data Normal * Data Tidak Normal

Uji Homogenitas

Data Homogen * Data Tidak Homogen

Uji Independent Samples T Test

Hipotesis Diterima Hipotesis Ditolak *


(41)

Keterangan : * Hasil yang didapatkan

2) Analisis Data Hasil Posttest

3)

4)

Gambar 3.5 Langkah – Langkah Analisis Posttest

Data Normal * Data Tidak Normal

Uji Homogenitas

Data Homogen Data Tidak Homogen *

Uji Independent Samples T Test

Hipotesis Diterima * Hipotesis Ditolak

Uji Normalitas Data Hasil Posttest


(42)

Keterangan : * Hasil yang didapatkan

Untuk melihat efektif atau tidaknya pembinaan ceramah agama ba„da alāt ẓuhūr berjamaah dalam meningkatkan ketaatan „ibādah alāt siswa, peneliti melakukan beberapa pengkajian data kembali. Berikut ini cara – cara pengkajian yang peneliti lakukan : Nilai Rata – Rata Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Pada Saat Pretest dan Posttest, Kategori Ketaatan „Ibādah alāt Siswa, Kontinum Ketaatan „Ibādah alāt Siswa, Uji Independent Samples T Test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol pada Saat Posttest dan Uji Pared Simple T Test.

Uji pared simple t test dimaksudkan untuk mengetahui beda rata – rata pretest dan posttest pada masing – masing kelompok, contohnya untuk melihat beda rata – rata atau membandingkan hasil pretest dan posttest pada kelompok eksperimen. Pengujian ini pun dilakukan kepada kelompok kontrol. Menurut Susetyo (2010:276) “ Uji beda dua mean yang berpasangan dari dua populasi yang berbeda. Misalnya dari hasil penelian yang menggunakan metode eksperimen dengan desain one group pretest posttest”.

Adapun proses dari uji pared simple t test menggunakan bantuan software SPSS versi 20 adalah : Analyz, pilih compare means, pilih pared simple t test, masukkan variabel 1 dan variabel 2 ke dalam kolom pared variabel, pilih option, isi convidance interval sesuai dengan kebutuhan misalnya 95%, pilih continue dan pilih ok (Susetyo, 2010:277).


(43)

�0 = Tidak terdapat perbedaan rata – rata secara signifikan antara hasil pretest dan posttest pada kelompok eksperimen.

� = Terdapat perbedaan rata – rata secara signifikan antara hasil pretest dan posttest pada kelompok eksperimen.

Kriteria Pengujian :

Sig > ½ � (0,025) maka �0 diterima. Sig < ½ � (0,025) maka �0 ditolak.


(44)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Pembinaan ceramah agama ba‘da ṣalāt ẓuhūr berjamaah terbukti efektif dalam meningkatkan ketaatan ‘ibādah ṣalāt siswa, hal ini dapat ditinjau dari lebih tingginya nilai ketaatan ‘ibādah ṣalāt kelompok eskperimen dari pada kelompok kontrol setelah dilaksanakan pembinaan.

Adapun secara lebih operasionalnya sebagai berikut :

1. Dilihat dari perolehan nilai rata –rata dan nilai kontinum ketaatan ‘ibādah ṣalāt siswa dapat dinyatakan bahwa ketaatan ‘ibādah ṣalāt siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum dilaksanakan pembinaan memiliki kemampuan yang dapat dinilai sama.

2. Pembinaan ceramah agama ba‘da ṣalāt ẓuhūr berjamaah diberikan kepada kelompok eksperimen, prosesnya dimulai dengan membimbing siswa untuk melaksanakan ṣalāt secara berjamaah kemudian siswa mendengarkan ceramah dengan durasi 20 sampai 30 menit, tema – tema ceramah yang diberikan kepada siswa adalah pentingnya ‘ibādah ṣalāt dan akibat dari orang yang melalaikan ‘ibādah ṣalāt, ṭā’at dalam melaksanakan ‘ibādah Wuḍūꞌ dan aturan – aturan dalam melaksanakan ‘ibādah Wuḍūꞌ, ṭā’at dalam melaksanakan ‘ibādah ṣalāt dan aturan – aturan dalam melaksanakan ‘ibādah ṣalāt, pentingnya ‘ibādah ṣalāt dan akibat dari orang yang melalaikan ‘ibādah ṣalāt dan yang terakhir adalah ṣalāt yang khusyū’ dan ikhlāṣ. Dalam pembinaan terdapat evaluasi, evaluasi pembinaan pada penelitian ini dikhususkan kepada perkembangan ketaatan ‘ibādah ṣalāt siswa, hal ini disesuaikan dengan tujuan penelitian.

3. Ketaatan ‘ibādah ṣalāt siswa setelah dilaksanakan pembinaan terjadi perubahan nilai, yang pada awalnya kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki nilai yang sama tetapi setelah pembinaan terjadi perubahan dimana


(45)

kelompok eksperimen mendapatkan nilai yang lebih tinggi dari pada kelompok kontrol.

4. Untuk melihat efektif atau tidaknya pembinaan ceramah agama ba‘da ṣalāt ẓuhūr berjamaah dalam meningkatkan ketaatan ‘ibādah ṣalāt siswa, peneliti menggunakan lima macam cara, cara – cara tersebut ialah, nilai rata – rata kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada saat pretest dan posttest, kategori ketaatan ‘ibādah ṣalāt siswa, kontinum ketaatan ‘ibādah ṣalāt siswa, uji independent samples t test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada saat posttest dan uji pared simple t test. Dari kelima cara tersebut peneliti mendapatkan kesimpulan bahwa pembinaan ceramah agama ba‘da ṣalāt ẓuhūr berjamaah efektif dalam meningkatkan ketaatan ‘ibādah ṣalāt siswa.

B.Saran

1. Kepada kepala sekolah SMP Pasundan 6 Bandung, pembinaan ceramah agama ba‘da ṣalāt ẓuhūr berjamaah di sekolah terbukti efektif untuk meningkatkan ketaatan ‘ibādah ṣalāt siswa, sangat baik untuk terus dipertahankan dan kepada kepala sekolah SMP secara umum pembinaan ceramah agama ba‘da ṣalāt ẓuhūrberjamaah ini dapat dijadikan model pembinaan ketaatan ‘ibādah ṣalāt di SMP.

2. Kepada guru, khususnya guru PAI, penelitian ini dapat menjadi penambahan keilmuan, menjadi motivasi untuk lebih memperhatikan ketaatan ‘ibādah ṣalāt siswa dan diharapkan guru PAI dapat mempraktekkan pembinaan ṣalāt ini di sekolah.

3. Kepada orang tua, penelitian ini menjadi motivasi untuk memperhatikan ketaatan ‘ibādah anak di rumah, dan dapat menjadi contoh bagaimana membina ṣalāt anak di rumah.

4. Kepada peneliti selanjutnya, model pembinaan efektif untuk meningkatkan ketaatan ‘ibādah ṣalāt siswa, selain untuk meningkatkan ketaatan ‘ibādah pembinaanpun dapat dijadikan model untuk meningkatkan akhlāq siswa.


(46)

DAFTAR PUSTAKA

... (2010). al Qurān dan Terjemahnya. (T. D. Agama, Trans.) Bandung: Sygma Publishing.

Arikunto, S. (2006). Prosedure Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta : Rineka Cipta .

Azhar, T. N., & E. S. (2007). Simbol - Simbol Salat : Anda Tahu Makna Cintai Salat . Bandung : PT Karya Kita .

Azzam, A. A., & Sayyed, A. W. (2009). Fiqih Ibadah . Jakarta : Amzah .

Dwiyacita, D. (2011). Hubungan Antara Self Esteem dengan Tingkah Laku Agresi Pada Remaja Awal . Bandung : Tidak diterbitkan .

Endrayani, E. (2012). Pembinaan Pembinaan Moral Spiritual Melalui

Pembiasaan Salāt Berjamaah (Studi Analisis Siswa MTs Miftahus Sa’adah

Mijen Semarang). [Online], Tersedia: Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang - WELCOME _ Powered by GDL4.2.htm [11 Februari 2013]. Hasan, I. (2002). Pokok - Pokok Materi, Metodologi Penelitian dan Aplikasi .

Bogor: Ghalia Indonesia .

Jalal, A. F. (1988). Azas - Azas Pendidikan Islām . Bandung: CV Dipenegoro . Jazairi, A. B. (1991). Pola Hidup Muslim : Taharoh, Ibadah dan Akhlak. (R.

Djatnika, & A. S., Trans.) Bandung: Remaja Rosda Karya Offset.

Majid, A. (2012). Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islām . Bandung : PT Remaja Rosda Karya .

Muchtar, H. J. (2005). Fikih Pendidikan . Bandung : PT Remaja Rosda Karya . Muhaimin. (2005). Kawasan dan Wawasan Studi Islām . Jakarta : Pernada Media. Mukni'ah. (2011). Materi Pendidikan Agama Islām untuk Perguruan Tinggi

Umum . Yogakarta : Ar Ruzz Media .

Nasih, A. M., & Kholidan, L. N. (2009). Metode dan Teknik Pembelajaran . Bandung : PT Refika Aditama .


(1)

Keterangan : * Hasil yang didapatkan

Untuk melihat efektif atau tidaknya pembinaan ceramah agama ba„da alāt ẓuhūr berjamaah dalam meningkatkan ketaatan „ibādah alāt siswa, peneliti melakukan beberapa pengkajian data kembali. Berikut ini cara – cara pengkajian yang peneliti lakukan : Nilai Rata – Rata Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Pada Saat Pretest dan Posttest, Kategori Ketaatan „Ibādah alāt Siswa,

Kontinum Ketaatan „Ibādah alāt Siswa, Uji Independent Samples T Test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol pada Saat Posttest dan Uji Pared Simple T Test.

Uji pared simple t test dimaksudkan untuk mengetahui beda rata – rata pretest dan posttest pada masing – masing kelompok, contohnya untuk melihat beda rata – rata atau membandingkan hasil pretest dan posttest pada kelompok eksperimen. Pengujian ini pun dilakukan kepada kelompok kontrol. Menurut

Susetyo (2010:276) “ Uji beda dua mean yang berpasangan dari dua populasi

yang berbeda. Misalnya dari hasil penelian yang menggunakan metode eksperimen dengan desain one group pretest posttest”.

Adapun proses dari uji pared simple t test menggunakan bantuan software SPSS versi 20 adalah : Analyz, pilih compare means, pilih pared simple t test, masukkan variabel 1 dan variabel 2 ke dalam kolom pared variabel, pilih option, isi convidance interval sesuai dengan kebutuhan misalnya 95%, pilih continue dan pilih ok (Susetyo, 2010:277).

Untuk mengetahui hasil dari uji pared simple t test ini maka terlebih dahulu dirumuskan hipotesis:


(2)

�0 = Tidak terdapat perbedaan rata – rata secara signifikan antara hasil pretest dan posttest pada kelompok eksperimen.

� = Terdapat perbedaan rata – rata secara signifikan antara hasil pretest dan posttest pada kelompok eksperimen.

Kriteria Pengujian :

Sig > ½ � (0,025) maka �0 diterima. Sig < ½ � (0,025) maka �0 ditolak.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Pembinaan ceramah agama ba‘da ṣalāt ẓuhūr berjamaah terbukti efektif dalam meningkatkan ketaatan ‘ibādah ṣalāt siswa, hal ini dapat ditinjau dari lebih tingginya nilai ketaatan ‘ibādah ṣalāt kelompok eskperimen dari pada kelompok

kontrol setelah dilaksanakan pembinaan.

Adapun secara lebih operasionalnya sebagai berikut :

1. Dilihat dari perolehan nilai rata –rata dan nilai kontinum ketaatan ‘ibādah ṣalāt

siswa dapat dinyatakan bahwa ketaatan ‘ibādah ṣalāt siswa kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol sebelum dilaksanakan pembinaan memiliki kemampuan yang dapat dinilai sama.

2. Pembinaan ceramah agama ba‘da ṣalāt ẓuhūr berjamaah diberikan kepada kelompok eksperimen, prosesnya dimulai dengan membimbing siswa untuk melaksanakan ṣalāt secara berjamaah kemudian siswa mendengarkan ceramah dengan durasi 20 sampai 30 menit, tema – tema ceramah yang diberikan

kepada siswa adalah pentingnya ‘ibādah ṣalāt dan akibat dari orang yang melalaikan ‘ibādah ṣalāt, ṭā’at dalam melaksanakan ‘ibādah Wuḍūꞌ dan aturan – aturan dalam melaksanakan ‘ibādah Wuḍūꞌ, ṭā’at dalam melaksanakan

‘ibādah ṣalāt dan aturan – aturan dalam melaksanakan ‘ibādah ṣalāt, pentingnya ‘ibādah ṣalāt dan akibat dari orang yang melalaikan ‘ibādah ṣalāt

dan yang terakhir adalah ṣalāt yang khusyū’ dan ikhlāṣ. Dalam pembinaan terdapat evaluasi, evaluasi pembinaan pada penelitian ini dikhususkan kepada

perkembangan ketaatan ‘ibādah ṣalāt siswa, hal ini disesuaikan dengan tujuan

penelitian.

3. Ketaatan ‘ibādah ṣalāt siswa setelah dilaksanakan pembinaan terjadi perubahan nilai, yang pada awalnya kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki nilai yang sama tetapi setelah pembinaan terjadi perubahan dimana


(4)

kelompok eksperimen mendapatkan nilai yang lebih tinggi dari pada kelompok kontrol.

4. Untuk melihat efektif atau tidaknya pembinaan ceramah agama ba‘da ṣalāt

ẓuhūr berjamaah dalam meningkatkan ketaatan ‘ibādah ṣalāt siswa, peneliti

menggunakan lima macam cara, cara – cara tersebut ialah, nilai rata – rata kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada saat pretest dan posttest,

kategori ketaatan ‘ibādah ṣalāt siswa, kontinum ketaatan ‘ibādah ṣalāt siswa,

uji independent samples t test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada saat posttest dan uji pared simple t test. Dari kelima cara tersebut peneliti mendapatkan kesimpulan bahwa pembinaan ceramah agama ba‘da ṣalāt ẓuhūr

berjamaah efektif dalam meningkatkan ketaatan ‘ibādah ṣalāt siswa.

B.Saran

1. Kepada kepala sekolah SMP Pasundan 6 Bandung, pembinaan ceramah agama

ba‘da ṣalāt ẓuhūr berjamaah di sekolah terbukti efektif untuk meningkatkan

ketaatan ‘ibādah ṣalāt siswa, sangat baik untuk terus dipertahankan dan kepada kepala sekolah SMP secara umum pembinaan ceramah agama ba‘da ṣalāt ẓuhūrberjamaah ini dapat dijadikan model pembinaan ketaatan ‘ibādah ṣalāt di

SMP.

2. Kepada guru, khususnya guru PAI, penelitian ini dapat menjadi penambahan

keilmuan, menjadi motivasi untuk lebih memperhatikan ketaatan ‘ibādah ṣalāt

siswa dan diharapkan guru PAI dapat mempraktekkan pembinaan ṣalāt ini di sekolah.

3. Kepada orang tua, penelitian ini menjadi motivasi untuk memperhatikan

ketaatan ‘ibādah anak di rumah, dan dapat menjadi contoh bagaimana

membina ṣalāt anak di rumah.

4. Kepada peneliti selanjutnya, model pembinaan efektif untuk meningkatkan

ketaatan ‘ibādah ṣalāt siswa, selain untuk meningkatkan ketaatan ‘ibādah pembinaanpun dapat dijadikan model untuk meningkatkan akhlāq siswa.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

... (2010). al Qurān dan Terjemahnya. (T. D. Agama, Trans.) Bandung: Sygma Publishing.

Arikunto, S. (2006). Prosedure Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta : Rineka Cipta .

Azhar, T. N., & E. S. (2007). Simbol - Simbol Salat : Anda Tahu Makna Cintai Salat . Bandung : PT Karya Kita .

Azzam, A. A., & Sayyed, A. W. (2009). Fiqih Ibadah . Jakarta : Amzah .

Dwiyacita, D. (2011). Hubungan Antara Self Esteem dengan Tingkah Laku Agresi Pada Remaja Awal . Bandung : Tidak diterbitkan .

Endrayani, E. (2012). Pembinaan Pembinaan Moral Spiritual Melalui Pembiasaan Salāt Berjamaah (Studi Analisis Siswa MTs Miftahus Sa’adah Mijen Semarang). [Online], Tersedia: Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang - WELCOME _ Powered by GDL4.2.htm [11 Februari 2013]. Hasan, I. (2002). Pokok - Pokok Materi, Metodologi Penelitian dan Aplikasi .

Bogor: Ghalia Indonesia .

Jalal, A. F. (1988). Azas - Azas Pendidikan Islām . Bandung: CV Dipenegoro . Jazairi, A. B. (1991). Pola Hidup Muslim : Taharoh, Ibadah dan Akhlak. (R.

Djatnika, & A. S., Trans.) Bandung: Remaja Rosda Karya Offset.

Majid, A. (2012). Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islām . Bandung : PT Remaja Rosda Karya .

Muchtar, H. J. (2005). Fikih Pendidikan . Bandung : PT Remaja Rosda Karya . Muhaimin. (2005). Kawasan dan Wawasan Studi Islām . Jakarta : Pernada Media. Mukni'ah. (2011). Materi Pendidikan Agama Islām untuk Perguruan Tinggi

Umum . Yogakarta : Ar Ruzz Media .

Nasih, A. M., & Kholidan, L. N. (2009). Metode dan Teknik Pembelajaran . Bandung : PT Refika Aditama .

Purwanto. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan . Yogyakarta : Pustaka Belajar .


(6)

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional . (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat Cetakan Pertama . Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Ramayulis. (2011). Ilmu Pendidikan Agama Islām . Jakarta : Kalam Mulia.

Riduwan. (2012). Skala Pengukuran dan Variabel - Variabel Penelitian . Bandung : Alfabeta .

Riduwan, & Sunarto. (2012). Pengantar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Rifa'i, M. (2013). Risalat Tuntunan Salat Lengkap . Semarang : PT Karya Toha. Shiddieqy, H. A. (1937). Pahala dan keutamaan ibadah do'a dan dzikir. Kutaraja

: Ramadhani .

Sudjana. (2010). Manajemen Program Pendidikan. Bandung : Falah .

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta .

Suryosubroto. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah . Jakarta: Rineka Cipta.

Susetyo, B. (2010). Statistik Untuk Analisis Data Penelitian . Bandung : PT Refika Aditama.

Syafaat, A., S. S., & Muslih. (2008). Peran Pendidikan Agama Islām dalam Mencegah Kenakalan Remaja . Jakarta : Rajawali Pers .

Syafi'i. (1991). Pengantar Salat yang Khusyu'. Bandung : PT Remaja Rosda Karya .

Syahidin. (2009). Menelusuri Metode Pendidikan al Qurān . Bandung: Alfabeta . Tafsir, A. (2010). Filsafat Pendidikan Islām . Bandung : PT Remaja Rosda Karya. Tim Dosen Pendidikan Agama Islām . (2009). Islām Tuntunan dan Pedoman

Hidup . Bandung : Value Press .

Trihendradi. (2011). Langkah Mudah Melakukan Analisis Statistik Menggunakan SPSS 19. Yogyakarta : Andi Offset .

Zainal, M. (2009). Mengurai Variabel Hingga Instrumen. Yogyakarta:Graha Ilmu Zaini, S. (1981). Mengapa Manusia Harus Beribadah . Surabaya : Al Ikhlas . Zuhairini, A. G., & S. Y. (1983). Metodik Khusus Pendidikan Agama . Malang: