PENGARUH METODE PEMBELAJARAN VIDEO ANALISIS DARTFISH DAN METODE PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR POOMSAE DALAM CABANG OLAHRAGA TAE KWON DO.

(1)

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN VIDEO ANALISIS DARTFISH DAN METODE PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP

HASIL BELAJAR POOMSAE DALAM CABANG OLAHRAGA TAE KWON DO

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagai dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan dalam Bidang Pendidikan Olahraga

oleh Yulizar NIM : 1302795

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015


(2)

(3)

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN VIDEO ANALISIS DARTFISH DAN METODE PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP

HASIL BELAJAR POOMSAE DALAM CABANG OLAHRAGA TAE KWON DO

Oleh

Yulizar

S.Pd FIK Universitas Negeri Yogyakarta, 2002

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada prodi Pendidikan Olahraga

© Yulizar 2015

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,


(4)

(5)

ABSTRAK

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN VIDEO ANALISIS DARTFISH DAN METODE PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL

BELAJAR POOMSAE DALAM CABANG OLAHRAGA TAE KWON DO

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran video

analisis dartfish dan metode pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar poomsae

dalam cabang olahraga tae kwon do. Penelitian ini mengunakan metode eksperimen dengan desain The Randomized Pretest-posttest Control Group Design. Pengambilan sampel melalui teknik cluster random sampling dengan cara mengundi sembilan kelas X menjadi dua kelas yang berjumlah 600 siswa, dan terpilih dua kelas. Selanjutnya dilakukan random assigment dengan cara mengundi kembali dua kelas tersebut untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah pengundian dilakukan secara random, maka diperoleh kelompok eksperimen sebagai kelompok Media pembelajaran Video berjumlah 38 siswa dan kelompok kontrol sebagai kelompok pembelajaran konvensional berjumlah 38 siswa . Penelitian ini di laksanakan selama 16 kali pertemuan yang dilaksanakan tiga kali dalam seminggu. Instrumen yang digunakan yaitu pretest-posttes untuk mengukuran ketrampilan teknik poomsae Tae kwondo (WTF Poomsae

Competition Rules & International). Data yang di peroleh dan diolah softwer MS Excel

2007 dan Predictiv Analyticssoftwer ( PASW Statistic 18) atau IBMSPSS versi 18.0. dari hasil penelitian terungkap bahwa: 1) metode pembelajaran video analisis dartfish berpengaruh terhadap hasil belajar poomsae dalam cabang olahraga tae kwon do. 2) metode pembelajaran konvensional berpengaruh terhadap hasil belajar poomsae dalamcabang olahraga Tae kwon do. 3) Terdapat perbedaan antara Metode pembelajaran video analisis dartfish dan Metode pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar

Poomsae cabang olaharaga tae kwon do.

Katakunci : Metode Pembelajaran Video analisis Dartfish, Konvensional, Poomsae


(6)

THE EFFECT OF LEARNING METHOD OF DARFISH ANALYSIS VIDEO AND CONVENTIONAL TEACHING METHOD TOWARD THE STUDENTS OUTCOME OF

POOMSAE TAE KWON DO SPORT

The purpose of this study was to determine the effect of learning method of Dartfish video analysis and conventional teaching method to the students learning outcomes of Poomsae tae Kwon Do sport. This research used experimental method to design the randomized pretest-posttest control group

design. The samples were chosen through random cluster sampling technique from nine classes of

class X into two classes which total were 600 students, and elected two classes. Furthermore, the

random assignment was conducted by drawing back the two classes to determine the experimental

class and control class. After the draw conducted randomly, the obtained experimental group as a Video Media Learning group consisted of 38 students and a control group of conventional learning groups consisted of 38 students. This study was carried on during 16 sessions and it was held three times a week. The instruments used were pretest-posts to Measures Poomsae technical skills Tae

Kwon Do (WTF Poomsae Competition Rules & International). The data were obtained and processed

by MS Excel 2007 software and Predictive Analyticssoftwer (PASW Statistics 18) or IBMSPSS version 18.0. The results of the study revealed that: 1) The teaching method of Dartfish analysis video effected on learning outcomes to poomsae Tae Kwon Do sport. 2) Conventional teaching method influenced the learning Poomsae Tae Kwon Do sport. 3) There isadifference between learning methods dartfish video analysis and conventional teaching methods to the learning outcomes Poomsae taekwondo


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR BAGAN ... xi

DAFTAR LAMPILAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 5

C.TujuanPenelitian ... 6

D.Manfaat Penelitian ... 6

E. Sistematika Penulisan/ Struktur organisasi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A . Poomsae Tae Kwon Do ... 9

a. Poomsaeseon ... 10

b.Kode Arah Poomsaeseon ... 11

c.Kelompok Gerakan ... 14

d. Kihap (Teriakan) ... 15

e. Klasifikasi Gerakan ... 15

f. Bagian Anggota Tubuh ... 17

B. Hakikat metode ... 18

C. Metode Pembelajaran video analisis dartfish ... 21


(8)

E. Keterampilan Motorik ... 29

a. Tahap Belajar Motorik ... 30

b. Teori Belajar Motorik ... 31

c. Faktor proses yang Mempengaruhi Proses Belajar Motorik ... 33

F. Hakikat Belajar ... 33

G. Pembelajaran Modern ... 34

H. Hakikat Pembelajaran Berbasis Multimedia ... 36

I. Penelitian yang relevan ... 39

J. Kerangka Berfikir ... 42

K. Hipotesis ... 44

BAB III METODEPENELITIAN A.Lokasi, Populasi, Teknik Sampling dan Sampel ... 45

1. Lokasi Penelitian ... 45

2. Populasi, Sampel dan Karakteristik Sampel ... 45

a. Populasi Penelitian... 45

b. Sampel Penelitian ... 45

c. Karakteristik Sampel ... 46

d. Pengambilan Sampel atau Pemilihan Sampel ... 47

B.Desain Penelitian ... 48

C.Metode Penelitian ... 50

D.Defenisi Oprasional ... 51

1. Metode Pembelajaran Video analisis dartfish ... 51

2. Metode Pembelajaran Konvensional ... 51

3. Poomsae Tae Kwon Do ... 52

E. Instrumen Penelitian ... 52

F. Teknik Pengumpulan Data ... 56

G.Teknik Analisis Data ... 56


(9)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian ... 66

1. Pengaruh Metode Pembelajaran Video Analisis Dartfish terhadap hasil belajar Poomsae dalam cabang olahraga Tae Kwon Do ... 66

a. Analisis Deskriftif data ... 67

b. Uji Hipotesis metode pemebelajaran video analisis darfish terhadap hasil belajar poomsae dalam cabang olahraga tae kwon do ... 68

2. Pengaruh Metode Pembelajaran Konvensional terhadap hasil belajar Poomsae dalam cabang olahraga Tae Kwon Do ... 71

a. Analisis Deskriftif data ... 71

b. Uji Hipotesis Pengaruh Metode Pembelajaran Konvensional terhadap hasil belajar Poomsae dalam cabang olahraga Tae Kwon Do ... 72

3. Perbedaan Metode Pembelajaran Video analisis dartfish dan Metode Pembelajaran Konvensional terhadap hasil belajar poomsae dalam cabang olahraga tae kwon do ... 75

a. Analisis Deskripsi Data N-Gain hasil belajar Poomsae dalam cabang Tae kwon do ... 75

b. Uji Hipotesis Pengaruh Perbedaan Metode Pembelajaran Video analisis dartfish dan Metode Pembelajaran Konvensional terhadap hasil belajar poomsae dalamca bang olahraga tae kwon do ... 76

B.Pembahasan Hasil Penelitian ... 79

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Simpulan ... 84

B.Rekomendasi ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 86

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 89


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Era globalisasi di tahun 2016 menjadi suatu tantangan bagi guru pendidikan jasmani dalam mengimplementasikan pembelajaran, sesuai dengan kurikulum pendidikan jasmani pendekatan inovatif dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga kesehatan (Penjasorkes) yang mana pokok bahasan di dalamnya adalah memahami (Konseptual), menerapkan (Prosedural), dan memodifikasi (Kontekstual) di sesuai dengan tuntutan konteks pembelajaran. Dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003, Pasal 36 Ayat (3) menyebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan: (a) peningkatan iman dan takwa; (b) peningkatan akhlak mulia; (c) peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; (d) keragaman potensi daerah dan lingkungan; (e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional; (f) tuntutan dunia kerja; (g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (h) agama; (i) dinamika perkembangan global; dan (j) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

Suherman (2013, hlm. 8) tujuan dan fungsi pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan sebagai berikut: (1) Mengembangkan kesadaran tentang arti peningkatan aktivitas fisik untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta gaya hidup aktif sepanjang hayat. (2) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani, mengelola kesehatan dan kesejahteraan dengan benar pola hidup sehat. (3) Mengembangkan keterampilan gerak dasar, motorik, keterampilan, konsep/pengetahuan, prinsip, strategi dan taktik permainan olahraga serta konsep gerakan. (4) Meletakkan landasan kerangka moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai percaya diri, sportivitas, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, pengendalian diri, kepemimpinan, dan demokrasi dalam melakukan aktivitas fisik.


(11)

(5) Menciptakan iklim sekolah yang lebih positif. (6) Mengembangkan kearifan lokal yang berkembang di masyarakat indonesia. (7) Menciptakan suasana yang rekreatif, berisi tantangan, ekspresi diri. (8) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk aktif dan sehat sepanjang hayat, dan meningkatkan kebugaran pribadi.

Beladiri atau Poomsae dalam cabang olahraga tae kwon do termasuk bagian dari ruang lingkup materi pelajaran pendidikan jasmani, yang mana termasuk di dalam aktivitas permainan dan olahraga, kegiatan ini bertujuan untuk memupuk kecendrunggan alami anak untuk mengembangkan keterampilan dan pemahaman (dalam kurikulum, 2013). Olahraga tae kwon do selain mempelajari unsur gerak juga terdapat filosofi membentuk watak atau karakter seseorang sehingga menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri dan juga dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab. Olahraga tae kwon do merupakan olahraga yang populer di kalangan pelajar. Olahraga tae kwon do ini mempelajari gerakan-gerakan kombinasi dari rangkaian gerakan tendangan, pukulan, tangkisan dan kuda-kuda yang merupakan bagian dari aktivitas fisik dalam pendidikan jasmani.

Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan terkait dengan metode konvensional atau metode langsung dalam rangkaian gerak Poomsae dalam cabang olahraga Tae kwon do, penulis menemukan bahwa dalam mempelajari rangkaian gerak Poomsae dalam cabang olahraga Tae kwon do ini, guru atau pelatih sering menerapkan metode konvensional dalam memberikan materi

Poomsae dalam cabang olahraga Tae kwon do. Dalam rangkaian Poomsae Tae kwon do pelatih atau guru hanya memberikan waktu 2 jam untuk mempelajari

rangkaian gerakan Poomsae Tae kwon do ini, sedangkan rangkaian Poomsae Tae

Kwon do ke 1 saja ada 20 gerakan yang harus di pelajari siswa. Sehingga siswa

merasa kesulitan untuk memahami poomsae tae kwon do. Hal ini di sebabkan oleh keberadaan sumber daya para pelatih atau guru yang belum mengikuti perkembanagan IPTEK sebagai pengembangan Pendidikan Jasmani. Maka diperlukan proses pembelajaran yang kreatif. Rapid advancement in technologi


(12)

and learning in schools Davis and Loveless dalam jurnal Possibilities and implications of using a motion-tracking system in physical education, terjemahan

dari pendapat Davis dan Loveless (dalam jurnal Chow dkk, 2014, hlm. 2) mengatakan percepatan kemajuan dalam teknologi selama dua dekade terakhir telah menyedia platform menarik untuk meningkatkan pengajaran dan pembelajaran di sekolah-sekolah.

Sehingga penulis yang berlatar belakang sebagai guru pendidikan jasmani dan sering mengajarkan materi beladiri tae kwon do di sekolah pada saat pelajaran penjas dalam materi bela diri dan juga sebagai salah satu kepala bidang binaan prestasi di organisasi pengurus Provinsi tae kwon do Indonesia Kepulauan Bangka Belitung, ingin mencoba mencari solusi atau memecahkan masalah yang terjadi pada siswa-siswa dalam mempelajari gerakan poomsae tae kwon do.

Perkembangan olahraga tea kwon do di Indonesia pada tahun-tahun terakhir ini mengalami kemajuan yang sangat signifikan hingga ke pelosok – pelosok daerah dalam di 33 Provinsi di Indonesia yang menjadi sasaran untuk pengembangan olahraga ini adalah di sekolah-sekolah, sehingga dalam mempelajari tae twon do poomsae ini juga menjadi permasalahan bagi para guru dan pelatih mengenai metode apa yang bisa membuat siswa lebih mudah untuk mempelajarinya, dalam pelatihan Krop Wasit Nasional Indonesia, dan juga pada guru penjas dan pelatih Nasional sering mengeluhkan rata – rata siswa kesulitan mempelajari tae kwon do poomsae yang sering di gunakan oleh guru atau pelatih yaitu dengan metode konvensional, sehingga penulis ingin sekali mencoba mencari solusi pemecahan masalahnya dengan metode lain yaitu metode dengan pembelajaran video analisis Dartfish. Karena video tae kwon do poomsae sekarang sudah ada di buat secara baku. Undoubtedly, teachers and students have

benefited from the influx of information and comunication teachnologies ( ITC) as part of the pendagogical tools to make teaching and learning more interesting and relevan

Flecknoe (dalam jurnal Chow dkk, 2014, hlm. 2) Possibilities and implications of using a motion-tracking system in physical education, terjemahan pendapatnya


(13)

manfaat dari masuknya teknologi informasi dan komunikasi (ITC) sebagai bagian dari alat pendagogis untuk membuat pengajaran dan pembelajaran yang relevan.

Khususnya proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga beladiri tae

kwon do poomsae, yang dilakukan oleh penulis di sekolah sering ditemukan

berbagai kendala pada saat melakukan kegiatan belajar mengajar, diantara kendala yang dihadapi saat melakukan kegiatan pembelajaran yaitu keterbatasan skill gerak seorang guru atau pelatih dan juga kurang memanfaatkan teknologi dalam hal metode pembelajaran Pendidikan jasmani. The myriad of ITC tools available

is broad and it has indeed become a challenge for practitioners to not only keep up with current developments but to also apply such tools appropriately in order to enhance pedagogical practices Watson (dalam jurnal Chow dkk, 2014, hlm. 2) Possibilities and implications of using a motion-tracking system in physical education, terjemahan Watson mengatakan : Berbagai alat-alat ITC yang banyak

tersedia dan telah menjadi tantangan bagi praktisi untuk tidak hanya bersaing dengan perkembangan terkini tetapi juga menerapkan alat tersebut secara tepat untuk meningkatkan praktek-praktek pendagogis.

Kesulitan-kesulitan ini dirasakan saat pembelajaran kususnya pada cabang

tae kwon do poomsae, dimana para siswa kesulitan dalam memahami terjadinya

proses gerakan yang begitu cepat dan komplek. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa dalam proses pembelajaran tae kwon do khusunya Poomsae siswa dituntut untuk lebih memahami tentang konsep gerakan yang akan dilakukan, karena dalam Tae kwon do poomsae gerakan yang akan dilakukan sangat komplek dengan rangkaian gerak yang berurutan dengan jumlah 18 gerakan. Tentang pemahaman gerak menurut Mahendra, A. (2007, hlm. 5) Keterampilan gerak dapat dipahami batasannya dengan dua cara yaitu : Pertama, keterampilan dapat dilihat sebagai tugas-tugas gerak, seperti panahan, biliar, atau memahat. Dilihat dari cara ini, keterampilan dengan berbagai dimensi atau menurut karakteristiknya yang menonjol. Kedua, keterampilan dapat juga dilihat dalam kaitannya dengan keadaan yang membedakan antara lain terampil dan tidak terampil. Maksudnya, keterampilan dari kategori kedua ini lebih berkaitan dengan kemahiran dalam penguasaan suatu tugas gerak. Dalam mengatasi


(14)

kesulitan dalam pembelajaran dengan istilah A Problem-Based Learning

Approach yaitu pendekatan pembelajaran dan kinerja motorik berbasis masalah. Athur combs (dalam Schmidt/ Wrisberg, 2000, hlm. 16) berjudul Motor Learning and Performance Mengemukakan bahwa:

Tomorrow must be problem solvers, person able to make good choices, to create solutions on the spot. Effective problem solving is learned by confronting events, defining problem, puzzling with them, experimenting,

trying, searching for effective solutions” (1981,p. 369).

Terjemahan Athur combs berjudul Motor Learning and Performance: Athur

combs (dalamSchmidt/Wrisberg. 2000, hlm. 16).Pendidik terkemuka Arthur

Combs berpendapat bahwa:

Kelak setiap warga negara harus menyelesaikan masalahnya, orang yang mampu membuat pilihan yang baik, untuk menciptakan solusi. Pemecahan masalah secara efektif dipelajari dengan menghadapi peristiwa, mendefinisikan masalah, membingungkan mereka, bereksperimen, mencoba , dan mencari solusi yang efektif" (1981, hal. 369).

Oleh karena itu penulis sangat tertarik untuk meneliti dan menerapkan seberapa besar manfaat penggunaan metode pembelajaran video analisis Dartfish dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani khususnya pada materi tea

kwon do Poomsae terhadap pemahaman materi belajar siswa yang sering

diterapkan pada proses belajar mengajar di sekolah pada siswa.

Dengan didasari penjelasan yang dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan Judul : Pengaruh Metode Pembelajaran Video Analisis Dartfish dan Metode Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Poomsae Tae kwon do Siswa SMA N 1 Lembang. B.Rumusan Masalah

Atas dasar berbagai pertimbangan tersebut di atas, terdapat masalah yang dihadapi dalam upaya peningkatan pemahaman siswa terhadap proses pembelajaran di kelas. Pemanfaatan alat bantu metode video analisis Dartfish untuk memperoleh umpan balik, dapat menimbulkan beberapa keuntungan bagi


(15)

guru-guru dan siswa. Beberapa keuntungan yang diperoleh adalah: (1) proses dan hasil pembelajaran diharapkan lebih berkualitas, (2) guru, pelatih dan atlet/siswa tidak ketinggalan dalam mengikuti perkembangan pemanfaatan alat bantu pembelajaran alat bantu metode video analisis Dartfish, (3) dapat mengembangkan penelitian dengan menggunakan alat bantu metode pembelajaran video analisis dartfish.

1. Apakah metode pembelajaran video analisis dartfish berpengaruh terhadap hasil belajar Poomsae dalam cabang olaharaga Tae kwon do?

2. Apakah Metode Pembelajaran Konvensional berpengaruh terhadap hasil belajar

Poomsae dalam cabang olahraga Tae kwon do ?

3. Apakah terdapat perbedaan antara Metode pembelajaran video analisis dartfish dan Metode pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar Poomsae dalam cabang olaharaga tae kwon do?

C.Tujuan Penelitian

Secara operasional dan spesifik, penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang pengaruh pengunaan metode pembelajaran video

analisis Dartfish terhadap masalah penelitian yaitu untuk mengetahui apakah:

1. Metode pembelajaran video analisis dartfish berpengaruh terhadap hasil belajar

Poomsae dalam cabang olaharaga Tae kwon do.

2. Metode Pembelajaran Konvensional berpengaruh terhadap hasil belajar

Poomsae dalam cabang olahraga Tae kwon do.

3. Terdapat perbedaan antara Metode pembelajaran video analisis dartfish dan Metode pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar Poomsae cabang olaharaga tae kwon do.

D.Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Dari segi teori, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan:

a. Sumbangan yang sangat berharga bagi pengembangan metodik dalam pendidikan jasmani.


(16)

b. Serta pemanfaatan macam-macam bentuk media pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman gerak dan peningkatan prestasi olahraga siswa. c. Dijadikan masukan bagi pengkaji dan pelaksana proses belajar mengajar

pendidikan jasmani dan olahraga dalam memilih serta melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien.

2. Manfaat Praktis

Dari aspek kegunaan praktis, pengetahuan yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat pula bermanfaat bagi:

a. guru pendidikan jasmani dan pelatih olahraga sebagai masukan dalam upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran dan pelatihan olahraga;

b. bagi lembaga FPOK dan KONI, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan pelatihan dengan mengunakan metode pembelajaran video

analisis dartfish dalam pemahaman gerak dan peningkatan prestasi olahraga;

c. bagi pengembang kurikulum, sebagai masukan dalam mengkaji kembali dokumen kurikulum pendidikan jasmani sekolah SMA yang dikembangkan untuk perbaikan mutu pembelajaran pendidikan jasmani;

d. bagi klub dan top organisasi olahraga prestasi sangat berguna dalam upaya pemahaman gerak dan peningkatan prestasi atlet ketingkat yang lebih tinggi. E.Struktur Organisasi

Sistematika dalam penulisan tesis ini mengacu pada pedoman penulisan karya ilmiah yang dikeluarkan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) pada tahun 2014. Bab I berupa pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat atau signifikansi penelitian.

Bab II berisikan kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. Bab ini menguraikan tentang kajian pustaka yang berisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan penelitian yaitu tinjauan mengenai metode pembelajaran video analisis dartfish dan metode pembelajaran konvesional. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan penjelasan secara teoritik terhadap permasalahan yang disajikan. Bab III memaparkan tentang bagaimana penelitian dilakukan yang meliputi, populasi dan sampel,


(17)

metode dan desain penelitian, lokasi penelitian, sumber dan jenis data, prosedur pengumpulan data, analisis data, dan pengecekan keabsahan temuan dan tahap penelitian. Sementara untuk bab IV temuan dan pembahasan, dalam bab ini dipaparkan pembahasan terhadap temuan-temuan penelitian yang diperoleh dari penerapan motode pembelajaran video analisis dartfish dan metode pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar poomsae tae kwon do siswa SMA N 1 Lembang.Terakhir bab V berisikan hasil penelitian dan simpulan dan saran/rekomendasi.


(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

Proses pelaksanaan media pembelajaran video dan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar poomsae tae kwon do siswa akan terlihat manakala adanya suatu prosedur penelitian metode dan desain yang langkah-langkah akan dipaparkan sebagai berikut:

A. Lokasi, Populasi/Sampel Dan Pemilihan Sampel

1. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Lembang Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat dengan populasi dan sampel sebagai berikut ;

2. Populasi, Sampel dan Karakteristik Sampling a. Populasi

Menurut Arikunto (2006, hlm.130) “populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi atau studi sensus”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMA Negeri 1 lembang yang terdiri dari 15 kelas yaitu kelas XMIA1, XMIA2, XMIA3, XMIA4, XMIA5, XMIA6, XMIA7, XMIA8, XIIS1,XIIS2, XIIS3, XIIS4, XIIS4, XIIS6, XIIS7 Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 603 orang dari 15 kelas X yang ada di SMA N 1 Lembang.

b. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah dua kelas yang dipilih yaitu kelompok media pembelajaran video dan kelompok pembelajaran konvensional. Masing-masing kelompok terdiri dari 38 siswa.

Penentuan jumlah sampel berdasarkan pendapat Fraenkel dan Wallen dalam (Maksum 2012, hlm. 62) bahwa “ Tidak ada ukuran yang pasti berapa jumlah sampel yang representatif itu”. Meskipun demikian mereka merekomendasi sejumlah petunjuk sebagai berikut :


(19)

Tabel 3.1

Jumlah Sampel Representatif ( Fraenkel dan Wallen, 1993)

Jenis Penelitian Minimal Jumlah Sampel

Deskriptif/Survei Korelasional

Eksperimen/kausal-komperatif

100 Subjek 50 Subjek

30 Subjek atau 15 subjek dengan kontorl yang sangat ketat

(Sumber: Maksum , (2012).

Alasan untuk mengambil sampel pada dua kelas yang akan menjadi kelompok yang diberi metode pembelajaran video dan pembelajaran konvensional mengacu pada pernyataan Freankel (2012) yang menyatakan bahwa,‟Tiga hal yang harus diperhatikan mengenai randomisasi subjek untuk kelompok, salah satunya adalah proses penentuan atau pengelompokan individu ke dalam kelompok bukan merupakan akibat dari pengelompokan tersebut, tetapi kelas yang dijadikan sampel memang sudah terbentuk sejak awal.

c. Karakteristik Sampel

Karakteristik sampel dalam penelitian akan dijelaskan dengan rincian data sebagai berikut :

1. Sampel ini ada dua kelas berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. 2. Mempunyai berat badan dan tinggi badan berbeda-beda.

3. Umur berkisar antara 15-16 tahun.


(20)

d. Pengambilan Sampel atau Pemilihan Sampel

Langkah-langkah dalam menentukan sampel pada penelitian ini yaitu:

1) Tahap pertama, melakukan pengundian menggunakan cluster random dengan cara mengundi sembilan kelas X menjadi dua kelas yang berjumlah 603 peserta didik, terdiri dari kelas XMIA1 41 peserta didik, kelas XMIA2 42 peserta didik, kelas XMIA3 40 peserta didik, kelas XMIA4 41 peserta didik, kelas XMIA5 41 peserta didik, kelas XMIA6 42 peserta didik, kelas XMIA7 41 peserta didik, kelas XMIA8 42 peserta didik dan kelas XIIS1 40 peserta didik, kelas XIIS2 38 peserta didik, kelas XIIS3 39 peserta didik, kelas XIIS4 37 peserta didik, kelas XII5 40 peserta didik, kelas XIIS6 38 peserta didik, kelas XII7 38 peserta didik.

2) Tahap kedua, melakukan random assigment dengan cara mengundi kembali dua kelas tersebut untuk menentukan kelas eksperimen atau kelas kontrol.

3) Setelah pengundian dilakukan secara random, maka diperoleh kelas XIIS 6 sebagai kelompok Media pembelajaran Video dan kelas XIIS 7 sebagai kelompok pembelajaran konvensional.

Dalam penelitian ini, sampling yang digunakan adalah teknik cluster

random sampling. Fraenkel dkk (2012, hlm. 95-96) menegaskan tentang cluster random sampling bahwa :

Frequently, researcher cannot select a sample of individuals due to administrative or other restrictions. This is especially true in schools... The advantages of cluster random sampling are that it can be used when its difficult or impossibel to select a random sample of individuals, its often far easier to implement in schools.

Keuntungan dari pengambilan sampel melalui teknik cluster random

sampling ini yaitu dapat digunakan ketika pengambilan sampelnya sulit atau tidak

memungkinkan untuk dilakukan secara random sampling khususnya di lingkungan sekolah. Maksum (2012, hlm. 57) juga menjelaskan bahwa “ Dalam

cluster random sampling, yang dipilih bukan individu melainkan kelompok atau

area yang kemudian di sebut cluster. Misalnya provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan sebagainya. Bisa juga dalam bentuk kelas atau sekolah.


(21)

Sedangkan menurut Sudjana (2005, hlm. 173) menyebutkan bahwa: “ Dalam cluster sampling, populasi dibagi-bagi menjadi beberapa kelompok atau klaster. Secara acak klaster-klaster yang diperlukan diambil dengan proses pengacakan. Setiap anggota yang berada di dalam klaster-klaster tadi merupakan sampel yang diperlukan “. Sedangkan menurut Craswell (2009, hlm. 218) memaparkan bahwa :

Prosedur sampling multi tahap atau cluster sampling adalah prosedur sampling yang ideal ketika peneliti merasa tidak mungkin mengumpulkan daftar seluruh elemen yang membentuk populasi. (Babie, 2007). Dalam prosedur multi atau clustering, peneliti terlebih dahulu menetukan klaster-klaster, lalu mengidentifikasi nama-nama individu dalam setiap cluster, baru kemudian men-sampling individu-individu tersebut.

Sudjana (2005, hlm. 173) menyebutkan bahwa: “Dalam cluster sampling,

populasi dibagi-bagi menjadi kelompok atau klaster. Secara acak klaster-klaster yang diperlukan diambil dengan proses pengacakan. Setiap anggota yang berada di dala klaster-klaster tadi merupakan sampel diperlukan”. Sesuai dengan langkah-langkah yang telah dilakukan dalam pengambilan sampel, teknik cluster random sampling dirasa cocok untuk dijadikan landasan konsep dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini.

B. Desain Penelitian

Dalam desain penelitian ini mengunakan The Randomized Pretest-posttest

Control Group Design (Fraenkel, dkk. 2012, hlm. 272). Adapun gambaran

mengenai desain

tersebut dapat

dilihat pada gambar

berikut:

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Eksperimen R O1 X O2

_______________


(22)

Ket : R : Kelompok Eksperimen

X : Pemberian treatmen metode PembelajaranVedio Analisis Dartfish O1 : Pretest (keterampilan Poomsae)

O2 : Posttest

R : Kelompok Control

C : Pemberian treatmen metode Pembelajaran konvensional O3 : Pretest (keterampilan Poomsae)

O4 : Posttest

Berikut ini pembagian sampel kedalam setiap kelompok penelitian yang berdasarkan penjelasan dari desain penelitian dan sampel penelitian :

Tabel 3.2

Sampel kedua kelompok penelitian

Random Metode

PembelajarnVideo

Analisis Dartfish

X

Metode Pembelajaran Konvensional

C

Jumlah

Kelompok Eksperimen

38 _ 38

Kelompok Control

_ 38 38

Total 76

Penelitian ini di laksanakan selama 16 kali pertemuan yang dilaksanakan tiga kali dalam satu minggu, jadi penelitian dilakukan selama kurang lebih tujuh minggu. Dilakukan di luar pembelajaran dari mulai bulan Maret sampai Apri 2015. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian eksperimen menggunakan metode pembelajaran video analisis dartfish dan metode pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar poomsae tae kwon do, dengan alur penelitian sebagai berikut :


(23)

1. Pretest

Pret test dilakukan sebelum perlakuan diberikan yaitu pembelajaran penjas dengan menggunakan metode pembelajaran video analisis dartfish dan metode pembelajaran konvensional sebagai kelompok kontrol. Pretest dilakukan untuk melihat sejauh mana keterampilan poomsae tae kwon do. Setelah data di peroleh melalui instrumen, kemudian data diolah dan diinterprestasikan ke dalam skor pretest masing-masing variabel.

2. Perlakuan

Perlakuan dilakukan pada kedua kelompok eksperimen menggunakan metode pembelajaran video analisis dartfish dan pada kelompok metode konvensional diberikan dengan cara langsung.

3. Posttest

Posttest dilakukan setelah diberikan perlakuan, untuk mengetahui perkembangan hasil sebelum diberikan perlakuan dan sesudah diberi perlakuan pada masing –masing variabel. Setelah data diperoleh melalui intrumen, kemudian data diolah ke dalam skor.

C. Metode Penelitian

Untuk lebih mempermudah penulis dalam melakukan penelitian ada baiknya penulis menetukan sebuah metode penelitian agar tidak terjadi kesalahan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian eksperimen dikarenakan metode eksperimen merupakan penelitian yang paling kuat yang dapat digunakan oleh peneliti. Dari banyak jenis penelitian yang dapat digunakan, metode ini merupakan cara terbaik untuk mengkaji hubungan sebab akibat diantara variabel-variabel. Menurut Sugiyono (2009, hlm. 27)” metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk


(24)

mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi terkendalikan.

D.Definisi Operasional

Untuk memfokuskan penelitian ini agar tidak ada salah penafsiran dan kesimpangsiuran dalam judul tesis ini, maka peneliti membatasi/merumuskan definisi operasional variabel-variabel yang di teliti.

1. Metode pembelajaran video analisis Dartfish

Anali (2011) Metode Video Analisis Dartfish adalah software yang pada intinya diperlukan seseorang dalam mengukur sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh kejelian mata. Software ini dilengkapi dengan sebuah kamera, software ini dapat menganalisis gerakan tetapi kecenderungannya kualitatif, manipulasi dengan variabel gerakan juga tidak dapat dilakukan secara langsung. Dartfish dapat dipakai untuk melambatkan sebuah gerakan dan menghentikan gerakan, pengukuran panjang, sudut segmen tubuh, kecepatan dan percepatan gerak serta waktunya. Simulasi ini bisa dilakukan tetapi tidak langsung. Hasil rekaman gambar selanjutnya dapat ditransfer ke dalam komputer, sehingga rekaman gambar videonya dapat dianalisis sesuai kehendak pengamat.

2. Pembelajaran Konvensional

Dalam penelitian ini, pembelajaran konvensional merupakan metode pembelajaran yang berpusat pada guru dimana hampir seluruh kegiatan pembelajaran dikendalikan oleh guru. Jadi guru memegang peranan utama dalam menentukan isi dan proses belajar termasuk dalam menilai kemajuan siswa (Oemar hamalik, 1991). Sedangkan menurut Nurhadi (2002) metode konvensional terlihat secara individual, hadiah/penghargaan untuk perilaku baik adalah pujian atau nilai angka/raport saja, pembelajaran tidak memperhatikan pengalaman


(25)

siswa, dan hasil belajar diukur hanya dengan tes. Pada proses siswa penerima informasi secara pasif, siswa belajar.

3. Poomsae tae kwon do

Istilah Poomsae (Master Course Textbook, 2014, hlm. 465-466 ) adalah berasal dari kombinasi dua kata „ poom‟ dan „sae‟. Poomsae adalah unit yang

penting dalam sistem teknis Tae kwon do. Menurut buku panduan poomsae adalah gerakan-gerakan kombinasi yang dirancang dengan menggunakan dasar kinerja yang tetap dari menyerang dan bertahan. Sebagai suatu kesatuan, poomsae dibagi menjadi dua unit, sesuai dengan klasifikasi grade poomsae. Salah satunya poomsae „taegeuk‟. Ini biasanya diperuntukan bagi para pemula, sementara yang satunya untuk tingkatan yang lebih tinggi. Poomsae taegeuk untuk para pemegang

geup menggunakan „palgwae‟ dan dibagi menjadi 8. Poomsae bagi para

pemegang Dan (yudanja) dimulai dengan koryo dan terdiri dari keumgang,

taebaek, pyongwon, sipjin, jitae, chonkwon, hansu dan ilyeo.

Sedangkan arti dari Tae kwon do menurut Kyong Myong Lee dalam V. Yoyok Suryadi (2008, hlm. 1) adalah seni bela diri yang banyak memanfaatkan pemahaman filosofis dan penerapannya melalui gerakan tubuh dari telakan tangan dan kaki. Secara umum tae kwon do dapat di bagi menjadi dua, yaitu kelompok gerakan yang mengikuti pola ( pour-sai ) dan latih tanding aksi ( pour-autrui ). E.Instrument Penelitian

Instrumen yang dugunakan untuk pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Instrumen pretest-posttest pengukuran keterampilan teknik gerakan poomsae

tae kwon do menggunakan tes keterampilan gerakan tae kwon do dengan


(26)

Guidelines. Berikut ini adalah intrumen teknik poomsae tae kwon do tae

geuk 1 atau tae geuk jang berserta gambar, sub materi dan indikator gerakan

yang akan menjadi panduan. Sedangkan Validitas dan Realibilitas instrumen sudah baku berstandar ketentuan World Tae Kwon Do Federation dan sudah sesuai dengan titik tolak ukur koefisien validitas dan reliabilitas pedoman dari para ahli sebagai beriku :

Titik tolak ukur koefisien validitas dan reliabilitas digunakan pedoman koefisien korelasi dari Sugiyono (2008:184) yang disajikan pada tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3

Pedoman Interpretasi Koefesien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 - 0,799 0,80 – 1,000

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tingi

Kemudian berikut akan penulis sajikan format penilaian Poomsae cabang olahraga tae kwon do berserta penjelas metode penilaian yang sudah baku dari

Poomsae Competition Rules & International ( World Tae Kwon Do Federation,

2014) yang terbaru merupakan standarisasi cabang olahraga tae kwon do seluruh dunia.


(27)

FORMAT PENILAIAN POOMSAE Tabel 3.4

Poomsae competition rules&Interpretation (2014, hlm. 21-22)

Metode Penilaian POOMSAE TAE KWON DO

Total nilai adalah 10,0 dengan penjelasan sebagai berikut: a) Akurasi nilainya awal (4,0) :

1. Setiap kali kontestan melakukan kesalahan minor (kecil), nilainya dikurangi 0,1 poin.

2. Setiap kali kontestan melakukan kesalahan major (besar), nilainya dikurangi 0,3 poin.

Penjelasan :

a) Kesalahan minor (pengurangan 0,1 poin): Bila kuda-kuda; Serangan tangan;serangan kaki dan tangkisan, tidak di peragakan seperti di jelaskan pada “ POOMSAE COMPETITION SCORING GUIDELINES”

b) Kesalahan Major (pengurangan 0,3 poin): Bila salah arah dalam tangkisan (elgol vs are); salah jenis kuda-kuda (apkubi vs apseogi); tidak kihap pada


(28)

tempatnya (teriak), Berhenti karena lupa 3 detik atau lebih; salah arah pandangan wajah; dalam kuda-kuda hakdari seogi kaki yang di angkat menyentuh lantai; posisi selesai bergeser lebih dari 1 kaki dari posisi awal; ketika kontestan mengeluarkan suara nafas yang berisik. Setiap kontestan melakukan durasi pertandingan antara 30 detik sampai 90 detik, jika kontestan (siswa) dalam melakukan Poomsae Tae kwon Do lebih dari durasi maka akan di kurangi 0,3 dari nilai terakhirnya.

b) Presentasi nilaia awalnya (6,0) 1. Penjelasan Presentasi :

Tidak dilakukan pemotongan nilai langsung seperti pada Akurasi. Kontestan akan dinilai presentasinya secara menyeluruh untuk ketiga aspek (speed &

power, strength /speed /rhytm, Expression of energy), lalu dimasukan nilai

masing-masing aspek oleh wasit untuk mendapatkan nilai total presentation (Nilai maksumum masing-masing aspek 2,0).

2. Penjelasan Speed & Power (Nilainya 2,0) sebagai berikut:

Apakah poomsae digerakan dari awal dengan lemah ? Dan dengan kesimbangan yang prima ? Apakah bobot tubuh menghasilkan kecepatan & kekuatan yang maksimal ? Apakah gerakan tertentu dibawahkan dengan lambat dan seterusnya. Nilai rendah diberikan pada : Poomsae yang tidak stabil (Pada awal-awal kekuatanya maksimal, tetapi setelah itu menurun) dan dalam rangka menimbulkan tenaga yang lebih, apakah ada gerakan yang berlebihan ? ( gerakan extra yang tidak perlu).

3. Penjelasan Control of Power, Speed and Rhytm ( Tenaga dan Irama ) (Nilai 2,0) :

Penekanan tenaga pada titik tertentu ( red : mendekati impact point dengan target ). Perubahan kecepatan gerakan pada moment yang tepat. Bila dari titik awal tenaga sudah keras sampai titik akhir, gerakan kaku, yang menyebabkan nilai presentasi rendah. Rhythm diatur berdasarkan serial (Set) dan poom, sehingga gerakan mengalir.

4. Penjelasan Expression of energy ( penjiwaan & sikap penampilan lainnya) ( Nilainya 2,0 ).


(29)

Penguasaan terhadap aspek ini dilihat dari kualitas gerakan yang dibawakan dengan kewibawaan dan semangat. Penampilan dengan konsentrasi, gagah berani dan percaya diri. Evaluasi juga terhadap aspek-aspek : cara mata memandang, bunyi dari Kihap, sikap dan kostum. Nilai yang rendah diberikan bila gerakan dari awal sampai selesai tidak ada irama sama sekali ( red: datar)

Tes ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat penguasaan teknik dasar keterampialn Poomsae Tae kwon do.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, Memberikan pretes dan posttes , karena untuk melihat hasil keterampilan gerak poomsae tae kwon do pada siswa.

G. Analisis Data

Data yang terkumpul dari hasil pengukuran berdasarkan tes keterampilan gerak Poomsae Tae kwon do pada sampel penelitian, dianalisis dengan mengunakan teknik analisis statistik. Sebelum pengujian hipotesis penelitian, terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan yang berupa pengujian normalitas dan homogenitas. Langkah-langkah pengolahan data tersebut, ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:

1. Analisis Deskriftif

a. Menghitung skor rata-rata kelompok sampel dengan menggunakan rumus dari Sujana (2001) sebagai berikut :

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah: X = Skor rata-rata yang dicari

Xi=Nilai data = Jumlah


(30)

b. Menghitung simpangan baku dengan rumus dari Sujana (2001) sebagai berikut:

Artinya dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah: S = Simpangan baku yang dicari

n = Jumlah sampel

(X-X)2¯ = Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

2. Uji Hipotesis

Data dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan bantuan software MS Excel 2007 dan Predictive Analytics software ( PASW Statistics 18) atau IBM SPSS versi 18.0. Data keterampilan Poomsae Tae Kwon Do dianalisa secara kuantitatif dengan menggunakan uji statistik. Pada rumusan masalah pertama dan kedua diolah dengan menganalisis data pretest dan posttest untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran video analisis dartfish dan metode pembelajaran konvensional terhadap keterampilan Poomsae Tae kwon do, sedangkan pada rumusan masalah ketiga dianalisis dengan menggunakan data N-Gain dengan rumus sebagai berikut.

N-Gain =

Setelah diperoleh N-Gain, selanjutnya dilakukan uji statistik untuk mengetahui mana yang lebih berpengaruh antara metode pembelajaran video analisis dartfish dan metode pembelajaran konvensional dalam meningkatkan keterampilan

Poomsae Tae kwon do.

a. Uji asumsi statistik

Setelah didapatkan skor pretest, posttest dan n-gain, langkah selanjutnya yaitu melakukan uji statistik. Sebelum dilakukan uji tersebut sebelumnya dilakukan uji asumsi statistik yaitu uji normalitas data dan uji homogenitas varians.


(31)

Pengujian normalitas data pretest, posttest, n-gain dilakukan untuk mengetahui apakah data pretest, posttest, dan n-gain keterampilan Poomsae Tae

kwon do siswa berdistribusi noramal atau tidak. Perhitungan uji normalitas skor

pretest, posttest, dan n-gain dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorov

smirnov-z dengan bantuan Predictive Analytics software ( PASW Statistics 18)

atau IBM SPSS versi 18.0. Langkah perhitungan uji normalitas pada setiap data skor pretest, posttest, dan n-gain adalah sebagai berikut.

a) Perumusan Hipotesis

H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H1 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal b) Dasar pengambilan keputusan

 Jika Asymp sig ≤ 0,05 maka H0 ditolak  Jika Asymp sig > 0,05 maka H0 diterima 2) Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas varians data hanya dilakukan untuk data n-gain. Uji ini dilakukan kepada kelompok eksperimen dan kontrol untuk mengetahui apakah varians data n-gain kedua kelompok sama atau berbeda. Perhitungan uji homogenitas varians data n-gain menggunakan uji statistik levene test dengan bantuan Predictive Analytics Software (PASW Statistics 18) atau IBM SPSS versi 18.0. Langkah-langkah perhitungan uji homogenitas varians adalah sebagai berikut.

a) Permusan Hipotesis

H0 : Tidak terdapat perbedaan varians skor n-gain peningkatan keterampilan

Poomsae Tae kwon do ditinjau dari kelompok pembelajaran.

H1 : Terdapat perbedaan varians skor n-gain peningkatan keterampilan

Poomsae Tae kwon do ditinjau dari kelompok pembelajaran.

b) Dasar Pengambilan Keputusan  Jika Sig ≤ 0,05 maka H0 ditolak  Jika Sig > 0,05 maka H0 diterima


(32)

b. Uji Statistik

Setelah dilakukan uji asumsi statistik, langkah selanjutnya melakukan uji hipotesis. Perhitungan statistik dalam menguji hipotesis dilakukan dengan bantuan bantuan Predictive Analytics software ( PASW Statistics 18) atau IBM SPSS versi 18.0. Pada rumusan masalah pertama dan kedua pengujian statistik menggunakan uji t berpasangan (dependent sample t test) sedangkan rumusan masalah ketiga pengujian statistik menggunakan uji t independen (independent sample t test). 1) Uji t berpasangan (dependent sample t test)

a) Hipotesis

Ho : μposttest = μpretest

H1 : μposttest > μpretest Dengan

μpretest = rata-rata pretest keterampilan Poomsae Tae kwon do siswa μposttest = rata-rata posttest keterampilan Poomsae Tae kwon do siswa b) Dasar pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan dilakukan dengan dua cara, yaitu membandingkan nilai t hitung dengan t tabel atau dengan membandingkan nilai probabilitas yang diperoleh dengan α = 0,05.

Dalam pengambilan keputusannya berdasarkan nilai t hitung maka kriterianya adalah Ho diterima jika – t 1–½ α < t hitung < t 1–½ α, dimana t 1–½ α didapat dari daftar tabel t dengan dk = (n1 + n2– 1) dan peluang 1- ½ α. Untuk harga-harga t lainnya Ho ditolak.

Jika pengambilan keputusannya berdasarkan angka probabilitas (nilai p), maka kriterianya adalah:

1) Jika nilai p < 0,05, maka Ho ditolak 2) Jika nilai p > 0,05, maka Ho diterima c) Mencari t hitung

Tahapan mencari t hitung adalah sebagai berikut: 1) Menghitung selisih (d), yaitu data pretest – data posttest. 2) Menghitung total d, lalu mencari mean d.


(33)

menghitung total kuadrat selisih tersebut. 4) Mencari Sd2, dengan rumus:

Sd2 =

x [total (d – d rata-rata) 2

] 5) Mencari t hitung dengan rumus:

t hitung = ̅ √ ⁄ Keterangan:

̅ : rata-rata d Sd : Standar deviasi

n : Banyaknya data

Perhitungan tersebut berlaku jika skor pretest dan posttest berdistribusi normal. Jika skor pretest dan posttest tidak berdistribusi normal, maka perhitungan uji rata-rata menggunakan uji statistik non parametrik yaitu uji

Wilcoxon Sign Rank Test.

2) Uji t independent (independent sample t test)

Uji t independen (independent sample t test) dilakukan untuk menguji perbedaan dua rata-rata n-gain. Langkah-langkah perhitungan melakukan uji perbedaan dua rata-rata skor n-gain pada kedua kelompok pembelajaran adalah sebagai berikut.

a) Perumusan Hipotesis Ho : μe= μk

H1 : μe> μk dengan

μe = rata-rata N-Gain keterampilan Poomsae Tae kwon do siswa kelompok eksperimen

μk = rata-rata N-Gain keterampilan Poomsae Tae kwon do siswa kelompok kontrol

b) Dasar Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan membandingkan nilai probabilitas (nilai sig) dengan α=0,05 atau dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel.


(34)

H. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas X SMA N 1 Lembang Kabupaten Bandung Barat. Pelaksanaan di laksanakan dalam ruangan untuk tes keterampilan poomsae tae kwon do, waktu penelitian dilaksanakan sekitar satu bulan setengah. Frekuensi pertemuan 3 kali seminggu, jumlah pertemuan 16 kali (dasarnya karena efektif KBM dalam 1 semester 16 pertemuan), dilakukan 1kali pretest dan 1 kali posttest. Setiap pertemuan perlakuan waktunya 2x40 menit (80 menit), untuk lebih jelasnya mengenai program dan jadwal pelaksanaan penelitian sebagai berikut :

1. Pelaksanaan Pretest

Hari/Waktu : Kamis, pukul 07.30 WIB-selesai Tempat : Ruang Aula SMA N 1 Lembag

2. Pelaksanaan Kelompok Metode Pembelajaran video analisis dartfish Lama pembelajaran 7 minggu

Hari/waktu : Senin, Rabu, dan Jumat 14.00-15.20 WIB Tempat : Ruang Aula SMA N1 Lembang

3. Pelaksanaa Kelompok Metode Pembelajaran Konvensional Lama pembelajaran 7 minggu


(35)

Tempat : Ruang Aula SMA N1 Lembang 4. Pelaksanaan Posttest

Hari/waktu : Selasa 07.30 WIB

Tempat : Ruang Aula SMA N1 Lembang

Tabel 3.5

Jadwal, Waktu, dan Hari Pembelajaran

No Waktu Hari Kelompok

Eksperimen

Kelompok Control 1 07.00 - 08.20.wib

14.00 – 15.20.wib

Senin Metode pembelajaran Video analisis

Metode pembelajaran Konvensional 2 07.00 - 08.20.wib

14.00 – 15.20.wib

Rabu Metode

pembelajaran Video analisis

Metode pembelajaran Konvensional 3 07.00 - 08.20.wib

14.00 – 15.20.wib

Jumat Metode pembelajaran Video analisis

Metode pembelajaran Konvensional

Berikut ini merupakan program perlakuan tabel 3.6 yang diberikan dalam rangka meningkatkan keterampilan poomsae tae kwon do dengan menggunakan metode pembelajaran video analsis dartfish dan metode pembelajaran konvensional yang di lakukan sebanyak 16 kali pertemuan selama tujuh minggu.


(36)

Tabel 3.6

Program Metode Pembelajaran

Pertemuan Materi metode pembelajaran Video analisis Dartfish Pertemuan Materi metode pembelajaran konvensional Pemberian perkenalan gerakan Pemberian Perkenalan gerakan

1 Pretest gerakan

poomsae tae kwon do 1

Pretest gerakan poomsae tae kwon do

Pertemuan Materi metode pembelajaran Video analisis Dartfish Pertemuan Materi metode pembelajaran konvensional

2 Gerakan poomsae

Naranhi seogi 2

Gerakan poomsae Naranhi seogi

3 Wen ap seogi are

makki (1-2) 3

Wen ap seogi are makki

4 Ap seogi momtong

jirugi 2x 4

Ap seogi momtong jirugi

5

Ap kobi are makki (1-5)

5 Ap kobi are makki (1-5)

6 Momtong jreugi 6 Momtong jireugi

7 Momtong makki 7 Momtong jireugi

8 Momtong jireugi

(1-8) 8 Momtong jiruegi (1-8)

9 Are makki momtong

jireugi 9

Are makki momtong jireugi

10 Eguol makki 10 Eguol makki

11 Up caghi (1-11) 11 Up caghi (1-11)

12 Up cagi momtong

jireugi 12

Up caghi momtong jirugi


(37)

13 Are makki 13 Are makki

14 Ap kobi 14 Ap kobi

15 Momtong jirugi 15 Momtong jirugi

16 Berbalik arah naranhi

seogi (1-20) 16

Berbalik arah naranhi seogi (1-20)

17 Posttest 17 posttest

Jadwal, Waktu, Dan Pembelajaran Tabel 3.7

NO Waktu Hari

Pembelajaran Video analisis dartfish

Pembelajaran Konvensional

keterangan

1 07.00-08.20 14.00-15.20

Senin Gerakan poomsae Naranhi seogi Wen ap seogi are makki (1-2) Ap seogi momtong jirugi 2x

Ap kobi are makki (1-5)

Momtong jreugi Momtong makki

Naranhi seogi Wen ap seogi are makki (1-2) Ap seogi momtong jirugi 2x

Ap kobi are makki (1-5)

Momtong jreugi Momtong makki

Pemberian materi

2 07.00-08.20 14.00-15.20

rabu Momtong jireugi (1-8)

Are makki momtong jireugi

Eguol makki Up caghi (1-11) Up cagi momtong jireugi Momtong jireugi (1-8) Are makki momtong jireugi Eguol makki Up caghi (1-11) Up cagi momtong jireugi

Pemberian materi


(38)

14.00-15.20 Ap kobi Momtong jirugi Berbalik arah naranhi seogi (1-20)

Ap kobi Momtong jirugi Berbalik arah naranhi seogi (1-20)

materi

Bagan Alur Penelitian Bagan 3.1

Perumusan masalah Study Literatur

Perencanaan pembelajaran Metode Video

Dartfish

Penyusunan program tes Perencanaan pembelajaran Metode

Konvensional Penentuan populasi

dan sampel

Tes awal (pre test) keterampilan tehnik tae

kwon do poomsae 1

Perlakuan Analisis Perlakuan

Studi Pendahuluan

Pemberian


(39)

Pengolahan dan analisis data

Kesimpulan

Tes akhir(Pos test) keterampilan tehnik tae


(40)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil pengumpulan dan serta analisis data yang telah dikemukakan pada bab IV, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran video analisis dartfish berpengaruh terhadap hasil belajar

Poomsae dalam cabang olaharaga Tae kwon do.

2. Metode Pembelajaran Konvensional berpengaruh terhadap hasil belajar

Poomsae dalam cabang olahraga Tae kwon do .

3. Terdapat perbedaan antara Metode pembelajaran video analisis dartfish dan Metode pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar Poomsae cabang olaharaga tae kwon do.

B. Rekomendasi

Dari hasil analisis diperoleh simpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan Metode Pembelajaran Video analisis Darfish yang lebih baik pengaruhnya terhadap hasil belajar Poomsae dalam cabang olahraga Tae kwon

do SMA N 1 Lembang dibandingkan dengan Pembelajaran Konvensional, maka

penulis merekomendasikan sebagai berikut :

1. Bagi penelitian lanjutan, karena keterbatasan dana dan waktu, terbatasnya teknik yang diteliti dalam gerakan Poomsae dalam cabang olahraga Tae kwon

do. Direkomendasikan agar kajian mengenai hasil pembelajaran ini juga

dilakukan (a) bukan hanya dari segi teknik-teknik gerakan Poomsae dalam cabang olahraga Tae kwon do saja, akan tetapi untuk cabang-cabang olahraga lain juga dapat dikembangkan untuk cabang olahraga lain seperti; Karate, Silat, Whusu, Basket, Renang, Senam dan sebagainya, (b) dari segi kewilayahan sampel bukan hanya pada tingkat sekolah menengah akan tetapi mulai sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi serta top organsisasi yang ada. Hal ini juga dapat dilaksanakan pada tingkat Nasional sehingga dapat dikaji faktor-faktor teknik lainya yang diasumsikan dapat mempengaruhi hasil belajar.


(41)

2. Bagi para guru, pelatih atau pembina olahraga diberbagai cabang atau sekolah agar berupaya menemukan cara yang paling baik untuk memperoleh hasil pembelajaran yang optimal dengan cara melakuakn kaji banding multi media termasuk penggunaan metode analisis Dartfish, seperti flim, slide, VCD atau TV pembelajaran dengan menggunakan pengamatan atau analissi Video mengunakan Sofwer dartfish disrankan untuk lebih sering digunakan, karena telah terbukti dapat memberikan hasil yang lebih baik dari pada hannya mengunakan metode pembelajaran Konvensional.

3. Pengelola lembaga pendidikan dan organisasi keolahragaan, hendaknya lebih siap untuk pengadaan perlengkapan pembelajaran berbasis IT yang dapat digunakan untuk mengembangkan metode dan media pembelajaran atau pelatihan olahraga.


(42)

DAFTAR PUSTAKA

Anali.(2011).Teori dartfish. http://khamdimoch.blogspot.com/2011/01/anali.html. Andi, P. (2014). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajara Inovatif. Yogyakarta. Penerbit DIVA Press.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Arsyad.(2004). Video Menyajikan Informasi (online). Tersedia: http/Ahmesabe.com/ 2008/10/13. (27 Juni 2007)Baru Algensindo

Bompa. (1999). Periodization Training for Sport. York university. Human

Kinetics

Cholik T.M. dan Gusril.(2004).Perkembangan Motorik pada Anak-Anak. Jakarta: Depdiknas.

Darsono, Max, Dkk. (2000). Belajar dan pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang Press.

Darryanto. (2013). Media Pembelajaran, Peranan Penting Dalam Mencapai

Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta. Penerbit GAVA Media

Darmawan. D. (2011). Inovasi Pendidikan. Bandung. Penerbit PT Remaja Rosdakarya.

Daradjat, dkk. (2001). Metodologi. Jakarta. PT Bumi Aksara

Departemen Pendidikan Nasional. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdikbud, (1992). Kamus Besar bahasa Indonesia, Balai Pustaka.

Djamarah, Bahri dan Zain.( 2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Gaung Persada Press

Fraenkel, dkk. (2012). How to Design and Evaluate Research in Education. New

York. Mc Graw Hill.

Hamalik, Oemar. (1990). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo


(43)

Yulizar , 2015

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN VIDEO ANALISIS DARTFISH DAN METODE PEMBELAJARAN

Harsono, (2007). Teori dan Metodologi Pelatihan. Bandung : Universitas Pendidikan Indonessia.

Harsono, (1988). Coaching. Bandung : CV Irwan Grafik Polar Indonesia.

Harsono (1998), Pengaruh Umpan Balik Video Terhadap Performa dan Prestasi

Memanah Mahasiswa. FPOK IKIP Bandung.

Heri. (2014). Analisis Keberhasilan Shooting 3 point team bola basket putra IKOR UNESA.(online).Tersedia:http://library.um.ac.id/majalah/printmajalah.php/42896. html

Chow dkk. (2014). Possibilities and implications of using a motion-tracking

system

inphysicaleducation..[Online]Tersedia:http://epe.sagepub.com/content/early/2014/ 05/13.

O’Loughlin dkk. (2013). The impact on children’s learning experiences in

primary physical education.. [Online],Tersedia:

http://epe.sagepub.com/content/19/2/165.

Gay, dkk. (2006). Educational Research: Competencies for Analysiss and

Applications

Lutan, R. (2005). Teori Belajar Kerampilan Motorik Konsep dan Penerapannya. Program Pascasarjana UPI Bandung.

Lutan, R. (1988). Belajar Keterampilan Motorik Pengantar tteori dan Metoda. Depdikbud.dikti, P2LPTK Jakarta.

Kyong M.L, Dr.h.c.( 2009). Chairman, WTF Education Committee. Kukiwon. Korea Selatan

Mahendra, A. (2007). Perkembangan Motorik. FPOK UPI. Bandung. Nurhadi. (2002). Metode Konvensional. Jakarta

Nurhasan. (1993) Tes dan Pengukuran Pendidikan olahraga. FPOK IKIP Bandung.

Nuryadi (2013) modul permainan sepak bola. FPOK UPI. Bandung

Oetomo (2004) Pembelajaran E Learning (online).Tersedia: http.www.puslitjakno. Depdiknas.go.id.


(44)

Yulizar , 2015

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN VIDEO ANALISIS DARTFISH DAN METODE PEMBELAJARAN

Rahamat, S. (2014) Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Motor Educability Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Sepak Bola. UPI Bandung. Tesis Richard.S, Wrisberg. (2000) Motor Learning and Performance: By , Athur combs

.

Ruseffendi. (1993). Statistika Dasar Untuk Penelitian Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Ruseffendi. (2005). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan. Bandung. Tarsito

Rahmawati. Dan Irawan (2013). Analisis teknik dayung pada atlet dayung Badjoel Dragon Boat sorabaya. (online). Tersedia : http://www.scribd.com Setyowati, Endang. (2005). Studi Komparasi metode Pembelajaran Kooperatif.

jakarta

Slavin, R.E.( 1995). Cooperativ Learning. Boston: Allya Bacon

Soejipto. (2014). Darfish sebagai alat ukur perkembangan motorik anak usia pendidikan dasar. UNM, Malang

Sudjana, Nana. (2001). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Sudjana, Nana. (2001).Penelitian dan penilaian pendidikan .Bandung: Sinar Baru Tipe Jigsaw Dan Metode Konvensional Pokok Bahasan Jurnal Khusus.

Suherman, A. (2013). Apa, Mengapa, Dan Bagaimana Kurikulum 13. Seminar Kurikulum 13. UPI Bandung.

KUKIKIWON, (2014). TAE KWON DO, MASTER Course Textbook. Korea. Produced by Hangang

UPI, (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI Bandung. U.U. RI. No. 20 (2003). Jakarta

Yoyok, S. ( 2009). Poomsae Tae Kwon Do Untuk Kompetisi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Yadi Sunaryadi, (2004). Analisis Teknik Lompat Jangkit Menggunakan Cmputer


(1)

66

Pengolahan dan analisis data

Kesimpulan

Tes akhir(Pos test) keterampilan tehnik tae kwon do poomsae


(2)

Yulizar , 2015

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN VIDEO ANALISIS DARTFISH DAN METODE PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR POOMSAE DALAM CABANG OLAHRAGA TAE KWON DO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil pengumpulan dan serta analisis data yang telah dikemukakan pada bab IV, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran video analisis dartfish berpengaruh terhadap hasil belajar Poomsae dalam cabang olaharaga Tae kwon do.

2. Metode Pembelajaran Konvensional berpengaruh terhadap hasil belajar Poomsae dalam cabang olahraga Tae kwon do .

3. Terdapat perbedaan antara Metode pembelajaran video analisis dartfish dan Metode pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar Poomsae cabang olaharaga tae kwon do.

B. Rekomendasi

Dari hasil analisis diperoleh simpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan Metode Pembelajaran Video analisis Darfish yang lebih baik pengaruhnya terhadap hasil belajar Poomsae dalam cabang olahraga Tae kwon do SMA N 1 Lembang dibandingkan dengan Pembelajaran Konvensional, maka penulis merekomendasikan sebagai berikut :

1. Bagi penelitian lanjutan, karena keterbatasan dana dan waktu, terbatasnya teknik yang diteliti dalam gerakan Poomsae dalam cabang olahraga Tae kwon do. Direkomendasikan agar kajian mengenai hasil pembelajaran ini juga dilakukan (a) bukan hanya dari segi teknik-teknik gerakan Poomsae dalam cabang olahraga Tae kwon do saja, akan tetapi untuk cabang-cabang olahraga lain juga dapat dikembangkan untuk cabang olahraga lain seperti; Karate, Silat, Whusu, Basket, Renang, Senam dan sebagainya, (b) dari segi kewilayahan sampel bukan hanya pada tingkat sekolah menengah akan tetapi mulai sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi serta top organsisasi yang ada. Hal ini juga dapat dilaksanakan pada tingkat Nasional sehingga dapat dikaji faktor-faktor teknik lainya yang diasumsikan dapat mempengaruhi hasil belajar.


(3)

85

2. Bagi para guru, pelatih atau pembina olahraga diberbagai cabang atau sekolah agar berupaya menemukan cara yang paling baik untuk memperoleh hasil pembelajaran yang optimal dengan cara melakuakn kaji banding multi media termasuk penggunaan metode analisis Dartfish, seperti flim, slide, VCD atau TV pembelajaran dengan menggunakan pengamatan atau analissi Video mengunakan Sofwer dartfish disrankan untuk lebih sering digunakan, karena telah terbukti dapat memberikan hasil yang lebih baik dari pada hannya mengunakan metode pembelajaran Konvensional.

3. Pengelola lembaga pendidikan dan organisasi keolahragaan, hendaknya lebih siap untuk pengadaan perlengkapan pembelajaran berbasis IT yang dapat digunakan untuk mengembangkan metode dan media pembelajaran atau pelatihan olahraga.


(4)

Yulizar , 2015

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN VIDEO ANALISIS DARTFISH DAN METODE PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR POOMSAE DALAM CABANG OLAHRAGA TAE KWON DO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Anali.(2011).Teori dartfish. http://khamdimoch.blogspot.com/2011/01/anali.html. Andi, P. (2014). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajara Inovatif. Yogyakarta. Penerbit DIVA Press.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Arsyad.(2004). Video Menyajikan Informasi (online). Tersedia: http/Ahmesabe.com/ 2008/10/13. (27 Juni 2007)Baru Algensindo

Bompa. (1999). Periodization Training for Sport. York university. Human Kinetics

Cholik T.M. dan Gusril.(2004).Perkembangan Motorik pada Anak-Anak. Jakarta: Depdiknas.

Darsono, Max, Dkk. (2000). Belajar dan pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang Press.

Darryanto. (2013). Media Pembelajaran, Peranan Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta. Penerbit GAVA Media

Darmawan. D. (2011). Inovasi Pendidikan. Bandung. Penerbit PT Remaja Rosdakarya.

Daradjat, dkk. (2001). Metodologi. Jakarta. PT Bumi Aksara

Departemen Pendidikan Nasional. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdikbud, (1992). Kamus Besar bahasa Indonesia, Balai Pustaka.

Djamarah, Bahri dan Zain.( 2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Gaung Persada Press

Fraenkel, dkk. (2012). How to Design and Evaluate Research in Education. New York. Mc Graw Hill.

Hamalik, Oemar. (1990). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo


(5)

87

Yulizar , 2015

Harsono, (2007). Teori dan Metodologi Pelatihan. Bandung : Universitas Pendidikan Indonessia.

Harsono, (1988). Coaching. Bandung : CV Irwan Grafik Polar Indonesia.

Harsono (1998), Pengaruh Umpan Balik Video Terhadap Performa dan Prestasi Memanah Mahasiswa. FPOK IKIP Bandung.

Heri. (2014). Analisis Keberhasilan Shooting 3 point team bola basket putra IKOR UNESA.(online).Tersedia:http://library.um.ac.id/majalah/printmajalah.php/42896. html

Chow dkk. (2014). Possibilities and implications of using a motion-tracking system

inphysicaleducation..[Online]Tersedia:http://epe.sagepub.com/content/early/2014/ 05/13.

O’Loughlin dkk. (2013). The impact on children’s learning experiences in

primary physical education.. [Online],Tersedia:

http://epe.sagepub.com/content/19/2/165.

Gay, dkk. (2006). Educational Research: Competencies for Analysiss and Applications

Lutan, R. (2005). Teori Belajar Kerampilan Motorik Konsep dan Penerapannya. Program Pascasarjana UPI Bandung.

Lutan, R. (1988). Belajar Keterampilan Motorik Pengantar tteori dan Metoda. Depdikbud.dikti, P2LPTK Jakarta.

Kyong M.L, Dr.h.c.( 2009). Chairman, WTF Education Committee. Kukiwon. Korea Selatan

Mahendra, A. (2007). Perkembangan Motorik. FPOK UPI. Bandung. Nurhadi. (2002). Metode Konvensional. Jakarta

Nurhasan. (1993) Tes dan Pengukuran Pendidikan olahraga. FPOK IKIP Bandung.

Nuryadi (2013) modul permainan sepak bola. FPOK UPI. Bandung

Oetomo (2004) Pembelajaran E Learning (online).Tersedia: http.www.puslitjakno. Depdiknas.go.id.


(6)

Yulizar , 2015

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN VIDEO ANALISIS DARTFISH DAN METODE PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR POOMSAE DALAM CABANG OLAHRAGA TAE KWON DO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rahamat, S. (2014) Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Motor Educability Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Sepak Bola. UPI Bandung. Tesis Richard.S, Wrisberg. (2000) Motor Learning and Performance: By , Athur combs .

Ruseffendi. (1993). Statistika Dasar Untuk Penelitian Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Ruseffendi. (2005). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan. Bandung. Tarsito

Rahmawati. Dan Irawan (2013). Analisis teknik dayung pada atlet dayung Badjoel Dragon Boat sorabaya. (online). Tersedia :http://www.scribd.com Setyowati, Endang. (2005). Studi Komparasi metode Pembelajaran Kooperatif.

jakarta

Slavin, R.E.( 1995). Cooperativ Learning. Boston: Allya Bacon

Soejipto. (2014). Darfish sebagai alat ukur perkembangan motorik anak usia pendidikan dasar. UNM, Malang

Sudjana, Nana. (2001). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Sudjana, Nana. (2001).Penelitian dan penilaian pendidikan .Bandung: Sinar Baru Tipe Jigsaw Dan Metode Konvensional Pokok Bahasan Jurnal Khusus.

Suherman, A. (2013). Apa, Mengapa, Dan Bagaimana Kurikulum 13. Seminar Kurikulum 13. UPI Bandung.

KUKIKIWON, (2014). TAE KWON DO, MASTER Course Textbook. Korea. Produced by Hangang

UPI, (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI Bandung. U.U. RI. No. 20 (2003). Jakarta

Yoyok, S. ( 2009). Poomsae Tae Kwon Do Untuk Kompetisi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Yadi Sunaryadi, (2004). Analisis Teknik Lompat Jangkit Menggunakan Cmputer Assisted Video System. Dalam Journal UPI Bandung.