PENGARUH WAKTU PEMBERIAN SINAMONONI SEBAGAI FEED ADDITIVE TERHADAP RETENSI NITROGEN, RATIO EFISIENSI PROTEIN DAN ENERGI METABOLISME AYAM BROILER.

PENGARUH WAKTU PEMBERIAN SINAMONONI SEBAGAI FEED
ADDITIVE TERHADAP RETENSI NITROGEN, RATIO EFISIENSI
PROTEIN DAN ENERGI METABOLISME AYAM BROILER

SKRIPSI

OLEH :
VENNY WIDYANTI
1010612008

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2014

PENGARUH WAKTU PEMBERIAN SINAMONONI SEBAGAI FEED
ADDITIVE TERHADAP RETENSI NITROGEN, RATIO EFISIENSI
PROTEINDAN ENERGI METABOLISMEAYAM BROILER

Venny Widyanti, dibawah bimbingan
Dr. Ir. Ahadiyah Yuniza, MS dan drh.H. Yuherman, MS, Ph.D
Jurusan Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan

Universitas Andalas, Padang2014

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu pemberian
sinamononi sebagai feed additive terhadap retensi nitrogen, ratio efisiensi protein
dan energi metabolisme ayam broiler. Penelitian ini menggunakan 90 ekor broiler
strain Arbor Acress (AA) CP-707 dengan metode eksperimen menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan : A = ransum kontrol
mengandung antibiotikbacitrasin dan antioksidansantoquin, B = sinamononi
dengan dosis 250 mg/kg bb sebelum makan dan C = sinamononi dengan dosis 250
mg/kg bb disaat makan, dengan ulangan 6 kali. Peubah yang diamati adalah retensi
nitrogen (RN), ratio efisiensi protein (REP) dan energi metabolismen (EM). Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa waktu pemberian sinamononi memberikan
berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap retensi nitrogen, ratio efisiensi protein
dan energi metabolisme. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
pemberian sinamononi sebelum makan dengan dosis 250 mg/kg bobot badan belum
dapat meningkatkan retensi nitrogen, ratio efisiensi protein dan energi metabolisme
ayam broiler.
Kata kunci : Sinamononi, Broiler,Retensi Nitrogen, Ratio Efisiensi Protein , Energi
Metabolisme


I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Di Indonesia pertambahan penduduknya dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan. Seiring dengan bertambahnya penduduk Indonesia, maka kebutuhan
masyarakat dalam kebutuhan pangan juga mengalami peningkatan. Salah satu
bahan pangan yang banyak digemari oleh masyarakat antara lain adalah daging,
yang dapat berasal dari unggas terutama dari ayam broiler. Ayam broiler merupakan
ayam yang mengalami pertumbuhan yang cepat, memiliki tekstur daging yang
lunak dan dapat dipotong pada usia yang muda sehingga pemeliharaannya lebih
mudah dan cepat di panen.
Pengembangan usaha ternak ayam broiler sangat tergantung kepada ransum
komersil karena ransum komersil telah memenuhi standar kebutuhan zat-zat
makanan yang telah ditetapkan. Walaupun harganya relatif mahal, tetapi ransum
komersil banyak tersedia di pasaran dan mudah didapat. Didalam ransum komersial
sudah terkandung bahan pakan tambahan (feed additive) berupa antibiotik.
Penggunaan antibiotik digunakan untuk memacu pertumbuhan ternak, mencegah
penyakit, meningkatkan daya simpan ransum dan pertumbuhan. Namun
penggunaan antibiotik yang terus menerus akan meninggalkan residu antibiotik
yang dibawa dalam daging ayam broiler. Residu antibiotik yang terbawa berbahaya

bagi konsumen yang mengkonsumsi ayam broiler. Oleh karena itu, sebagai
pengganti antibiotik, bahan alami pemacu pertumbuhan alternatif telah dibuktikan
mempunyai khasiat seperti mengkudu dan kayu manis.
Mengkudu dan kayu manis merupakan tanaman obat-obatan yang memiliki
pengaruh baik untuk kesehatan. Mengkudu dan kayu manis sangat dikenal

masyarakat dan banyak tumbuh diperkarangan, sehingga mengkudu dan kayu
manis memiliki potensi untuk dijadikan sebagai pakan ternak tambahan (feed
additive). Dalam buah mengkudu terkandung beberapa senyawa biologis aktif yang
sangat bermanfaat bagi tubuh. Kandungan penting lainnya yang terdapat dalam
mengkudu adalah proxeronine dan xeronine yang berperan di dalam usus untuk
proses penyerapan zat gizi, mempercepat pertumbuhan jaringan, anti bakteri dan
antioksidan. Menurut Bangun dan Sarwono (2002), proxeronine berfungsi sebagai
prekursor xeronine dalam tubuh. Xeronine berfungsi mengaktifkan enzim-enzim
dan mengatur pembentukan protein. Thomas dan Deuthi (2001) menyatakan bahwa
kayu manis mengandung senyawa aktif berupa minyak atsiri, eugenol, safrole,
tanin, cinnamaldehyde, kalsium oksalat, damar dan zat penyamak yang bersifat anti
bakteri.
Penggunaan daun kayu manis dan mengkudu digabungkan karena
mengkudu mengandung phytonutrien dan zat-zat aktif, begitu juga pada daun kayu

manis yang mengandung zat anti bakteri dan antioksidan. Jika kedua tanaman ini
digabungkan maka masing-masingnya akan saling melengkapi nutrisi satu sama
lain. Selain itu daun kayu manis juga memiliki kemampuan untuk meningkatkan
daya tahan makanan, sehingga pada kombinasi tersebut ekstrak dari campuran
keduanya bisa tahan lama kalau disimpan.
Menurut Yuniza dan Kusnadi (2010), penggunaan daun kayu manis dan
daun mengkudu terbatas dalam ransum. Hal ini disebabkan tingginya serat kasar
sehingga penggunaan campuran daun kayu manis dan daun mengkudu tersebut
menjadi terbatas dalam ransum, yaitu tidak lebih dari 8% dalam ransum. Oleh
karena itu, untuk memaksimalkan pemanfaatan peranan fitokimia dari daun kayu

manis, daun mengkudu dan buah mengkudu, perlu dilakukan ekstraksi campuran
daun kayu manis, daun mengkudu dan buah mengkudu dengan perbandingan 1:2:1
yang hasilnya diberi nama “Sinamononi” (Yuniza dan Yuherman, 2013)
Sinamononi mengandung komponen proxeronine dari mengkudu, maka
perlu dipertimbangkan waktu pemberiannya, sesuai dengan pernyataan Winarno
(2009), mengkonsumsi mengkudu saat perut kenyang akan sedikit sekali
manfaatnya bagi tubuh karena enzim-enzim pencernaan akan merusak
proxeronase. Jika enzim proxeronase dirusak, maka xeronine tidak dapat diserap
oleh tubuh untuk mengaktifkan metabolisme yang diinginkan tidak terpenuhi.

Proxeronine yang terkandung dalam buah mengkudu diharapkan mampu
meningkatkan retensi nitrogen, ratio efesiensi protein dan energi metabolisme.
Hal ini disebabkan karena xeronine dapat mengaktifkan enzim-enzim dan
mengatur pembentukan protein (Bangun dan Sarwono,2002).
Berdasarkan uraian diatas, untuk mengetahui cara pemberian ekstrak
sinamononi yang tidak akan dirusak oleh enzim proxeronase serta untuk
mengetahui apakah proxeronine pada ekstrak sinamononi dapat meningkatkan
retensi nitrogen, ratio efisiensi protein dan energi metabolisme, maka dilakukan
penelitian dengan judul Pengaruh Waktu Pemberian Sinamononi Sebagai Feed
Additive Terhadap Retensi Nitrogen, Ratio Efisiensi Protein dan Energi
Metabolisme Ayam Broiler.

1.2 Perumusan Masalah

Apakah pemberian sinamononi sebelum dan disaat makan dapat
memperngaruhi retensi nitrogen, ratio efisiensi protein dan energi metabolisme
ayam broiler ?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh waktu pemberian sinamononi terhadap retensi
nitrogen, ratio efisiensi protein dan energi metabolisme ayam broiler.

1.4 Manfaat Penelitian
Untuk menghasilkan feed additive alami yang aman bagi kesehatan berupa
campuran daun kayu manis dan mengkudu sebagai sumber senyawa fitokimia
(triterpenoid, alkaloid, fenol, flavonoid, dan saponin) dan antibakteri yang dapat di
aplikasikan kepada ternak.
1.5 Hipotesis Penelitian
Pemberian sinamononi sebelum makan dapat meningkatkan retensi
nitrogen, ratio efisiensi protein dan energi metabolis pada ayam broiler.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Dokumen yang terkait

APLIKASI BIOLOGICAL FEED ADDITIVE DAN PENGARUHNYA TERHADAP RETENSI NITROGEN DAN METABOLISME PROTEIN AYAM PEDAGING

0 21 15

Pengaruh Pemberian Feed Additive “Ri.1” dan Jenis Pakan yang Berbeda terhadap Penampilan Ayam Broiler

1 6 60

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK CAMPURAN MENGKUDU DAN DAUN KAYU MANIS SEBAGAI FEED ADDITIVE TERHADAP PERFORMA AYAM BROILER.

1 1 6

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK CAMPURAN MENGKUDU DAN DAUN KAYU MANIS SEBAGAI FEED ADDITIVE TERHADAP KARKAS AYAM BROILER.

0 0 7

NILAI RETENSI NITROGEN, RASIO EFISIENSI PROTEIN DAN ENERGI METABOLISME RANSUM BROILER YANG MENGANDUNG HIDROLISAT TEPUNG LIMBAH UDANG.

0 0 6

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG BULU AYAM FERMENTASI (TBAF) DENGAN KAPANG Cuninghamella sp DALAM RANSUM AYAM BROILER TERHADAP RETENSI NITROGEN, RASIO EFISIENSI PROTEIN, DAN ENERGI METABOLISME.

0 3 6

PENGARUH PEMBERIAN SPRILUNA (Arthospira platensis) DALAM RANSUM TERHADAP KONSUMSI PROTEIN, RETENSI NITROGEN DAN RASIO EFISIENSI PROTEIN AYAM BROILER.

0 0 6

PENGARUH PEMANFAATAN AMPAS SUSU KEDELAI DALAM RANSUM TERHADAP RETENSI NITROGEN, RASIO EFISIENSI PROTEIN DAN ENERGI METABOLISME PADA BROILER.

0 0 6

PENGARUH AMPAS SARI KEDELAI FERMENTASI DENGAN RhiZOPUS oligosporus MENGGANTIKAN PROTEIN BUNGKIL KEDELAI TERHADAP RETENSI NITROGEN, RASIO EFISIENSI PROTEIN DAN ENERGI METABOLISME PADA BROILER.

0 0 6

PENGARUH FERMENTASI CAMPURAN AMPAS SAGU DAN FESES AYAM TERHADAP ENERGI METABOLISME DAN PENGGUNAANNYA DALAM RANSUM TERHADAP RETENSI NITROGEN DAN RASIO EFISIENSI PROTEIN BROILER.

0 0 7