KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN KUPU-KUPU DI KEBUN BOTANI UPI BANDUNG.

(1)

Senny Yustitia, 2012

Keanekaragaman Dan Kelimpahan Kupu-Kupu Di Kebun Botani Upi Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

iv

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR …...………... ii

DAFTAR ISI …………...………..... iv

DAFTAR TABEL ……...……….... vii

DAFTAR GAMBAR …...…………...………... viii

DAFTAR LAMPIRAN …...………...….... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang …..………...……... 1

B. Rumusan Masalah ...………... 5

C. Pertanyaan Penelitian ... 5

D. Batasan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian …...………. 6

F. Manfaat Penelitian…………...……... 6

BAB II KUPU-KUPU DAN TANAMAN INANG A. Ordo Lepidoptera ………...…...… 7

1. Klasifikasi Lepidoptera ……….... 8

2. Morfologi ……….. 14

3. Siklus Hidup Kupu-kupu ……….. 16

B. Keanekaragaman Kupu-kupu …..………...…... 18

C. Kupu-kupu dengan Tanaman Inang ...…….. 1. Adaptasi, Kebiasaan Kawin dan Migrasi Lepidoptera ………... 19

2. Kebiasaan Makan dan Pemilihan Tanaman Inang Kupu-kupu ………... 22 3. Peran dan Keberadaan Kupu-kupu di Lingkungan . 23


(2)

BAB III METODE PENELITIAN

A.Waktu dan Lokasi Penelitian ………...……... 25

B.Jenis Penelitian ...……….………....……... 25

C.Alat dan Bahan ... 25

D.Sample dan Populasi ...………... 25

E.Desain Penelitian ………..……... 26

F. Prosedur Kerja ... 1. Survey dan Pra Penelitian ...……... 27

2. Penelitian ………...……... 27

a. Pencuplikan Larva dan Pupa Kupu-kupu ... 28

b. Pencuplikan Kupu-kupu Dewasa …………..…. 28

c. Pencuplikan Tanaman Inang Kupu-kupu …... 29

G.Analisis Data ... 1. Identifikasi Kupu-kupu ………... 29

2. Perhitungan Keanekaragaman, Kemerataan dan Kelimpahan Kupu-kupu ………... 30

H. Alur Penelitian ………. 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian ...………... 33

2. Keanekaragaman dan Kelimpahan Kupu-kupu di Kebun Botani UPI ………... 35

3. Keberadaan Tanaman Inang Larva di Kebun Botani UPI ... 39

4. Faktor Abiotik Kebun Botani UPI ... 40

B.Pembahasan 1. Kebun Botani UPI Sebagai Habitat Alami Kupu-kupu ...………... 41

2. Keanekaragaman dan Kelimpahan Kupu-kupu di Kebun Botani UPI ... 45


(3)

Senny Yustitia, 2012

Keanekaragaman Dan Kelimpahan Kupu-Kupu Di Kebun Botani Upi Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

vi

a. Keanekaragaman Kupu-kupu di Kebun Botani

UPI ……… 45

b. Kelimpahan Kupu-kupu di Kebun Botani UPI 46 3. Interaksi Tanaman Inang Dengan Kupu-kupu di Kebun Botani UPI ... 51

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ………...……….. 55

B. Saran ………...………...…. 55

DAFTAR PUSTAKA ………... 57

LAMPIRAN-LAMPIRAN………... 62


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Alat yang digunakan selama penelitian ... 25 3.2 Lembar isian pengamatan kupu-kupu di Kebun Botani

UPI ………... 27

4.1 Kelimpahan setiap species kupu-kupu dewasa di Kebun

Botani UPI ………... 35 4.2 Keanekaragaman dan kemerataan kupu-kupu di Kebun

Botani UPI …………... 37 4.3 Kelimpahan larva kupu-kupu di Kebun Botani UPI ….... 37 4.4 Keanekaragaman dan kemerataan larva kupu-kupu di

Kebun Botani UPI …... 38 4.5 Daftar Familia dan nama tanaman inang kupu-kupu di

Kebun Botani UPI …………... 39 4.6 Parameter abiotik yang diukur di dalam kawasan Kebun


(5)

Senny Yustitia, 2012

Keanekaragaman Dan Kelimpahan Kupu-Kupu Di Kebun Botani Upi Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Euthalia monina (Nymphalidae) ... 11

2.2 Struktur tubuh dan sayap Lepidoptera .... 15

2.3 Siklus hidup kupu-kupu ………... 16

3.1 Peta Lokasi Kebun Botani UPI Bandung ……… 26

4.1 Kebun Botani UPI Bandung ……… 33

4.2 Sketsa denah Kebun Botani UPI Bandung ... 34

4.3 Sketsa keberadaan kupu-kupu di Kebun Botani UPI …... 43

4.4 Delias belisama……… 46


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

I Seluruh Perhitungan Keanekaragaman dan Kelimpahan A. Keanekaragaman dan Kelimpahan kupu-kupu dewasa

di Kebun Botani UPI ……...

1. Jumlah species kupu-kupu di Kebun Botani UPI 62 2. Hasil perhitungan keanekaragaman kupu-kupu

dengan Indeks Shannon-Wienner pengulangan 1 … 63 3. Hasil perhitungan keanekaragaman kupu-kupu

dengan Indeks Shannon-Wienner pengulangan 2 … 64 4. Hasil perhitungan keanekaragaman kupu-kupu

dengan Indeks Shannon-Wienner pengulangan 3 … 65 5. Hasil perhitungan keanekaragaman kupu-kupu

dengan Indeks Shannon-Wienner pengulangan 4 … 66 6. Hasil perhitungan keanekaragaman kupu-kupu

dengan Indeks Shannon-Wienner pengulangan 5 … 67 B. Keanekaragaman dan kelimpahan larva kupu-kupu di

Kebun Botani UPI ... 1. Jumlah individu larva kupu-kupu di Kebun Botani

UPI ……… 68

2. Hasil perhitungan keanekaragaman larva kupu-kupu dengan Indeks Shannon-Wienner

pengulangan 1 ………... 68

3. Hasil perhitungan keanekaragaman larva kupu-kupu dengan Indeks Shannon-Wienner

pengulangan 2 ………... 69

4. Hasil perhitungan keanekaragaman larva kupu-kupu dengan Indeks Shannon-Wienner

pengulangan 3 ………... 69


(7)

Senny Yustitia, 2012

Keanekaragaman Dan Kelimpahan Kupu-Kupu Di Kebun Botani Upi Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

x

kupu dengan Indeks Shannon-Wienner

pengulangan 4 ………...

6. Hasil perhitungan keanekaragaman larva kupu-kupu dengan Indeks Shannon-Wienner

pengulangan 5 ………... 70

II Hasil Pengukuran Faktor Klimatik di Dalam Kebun Botani UPI ………... 71

A. Intensitas cahaya ………... 71

B. Suhu udara ………. 71

C. Kelembaban udara ………. 71

D. Kecepatan angin ……… 72

III Daftar Nama dan Habitus Tanaman Inang Kupu-kupu …... 73

IV Klasifikasi Kupu-kupu Di Kebun Botani UPI ………. 75

V Galeri Larva dan Kupu-kupu Dewasa di Kebun Botani UPI ………... 84


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan kekayaan keanekaragaman jenis flora dan fauna yang tinggi. Salah satu kekayaan fauna di Indonesia yang memiliki daya tarik tinggi baik untuk koleksi maupun objek penelitian adalah serangga khususnya kupu-kupu. Ordo Lepidoptera memiliki peran dan kontribusi yang sangat penting dalam mempertahankan keseimbangan alam dengan perannya sebagai penyerbuk tanaman (Amir et al., 2003; Hamidun, 2003). Keanekaragaman Lepidoptera tidak hanya dipengaruhi oleh geografi dari suatu daerah dan kemampuan dari suatu spesies untuk berpindah tempat, tapi juga ketergantungan suatu spesies pada faktor ekologi yaitu struktur, persebaran, kelimpahan dan komposisi vegetasi tanaman inang (Fleishman et al., 2005; Cleary & Genner, 2004). Banyak dari spesies kupu-kupu yang merupakan pemakan nektar, sehingga sering mengunjungi bunga dan berpindah dari bunga satu ke bunga lain. Namun ada beberapa kupu-kupu dewasa yang memakan dan mencari sumber daya yang dibutuhkan dari kotoran, contohnya yaitu Junonia iphita (Taufiqqurahman, 2011). Sehingga tidak diragukan lagi peranan kupu-kupu dalam membantu penyerbukan tanaman.

Siklus reproduksi kupu-kupu merupakan kunci utama dalam keberhasilan siklus hidupnya. Di antara semua sumber daya lingkungan yang dibutuhkan oleh Lepidoptera, yang menjadi dasar untuk siklus reproduksi adalah habitat dan


(9)

2

Senny Yustitia, 2012

Keanekaragaman Dan Kelimpahan Kupu-Kupu Di Kebun Botani Upi Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tanaman inang larva yang menjadi kunci utamanya (Dennis, 2010). Kemampuan serangga herbivora untuk memakan tanaman sangat berhubungan erat dengan keanekaragaman tanaman (Mitter et al., 1988). Tanaman inang larva merupakan sumber konsumsi utama pada Lepidoptera, karena tanpa tanaman inang tersebut Lepidoptera tidak mampu untuk membangun populasi (Tiple et al., 2011).

Dalam pemilihan tanaman inang pada kondisi habitat alami serangga mengahadapi berbagai stimulus eksternal, kondisi dan respon internal serta rangkaian dari hambatan lingkungan (Badenes et al., 2004) yang menyebabkan sulitnya membedakan stimulus dari serangga seperti bahan kimia, visualisasi, dan stimulus mekanik dari tanaman inang dan tanaman yang bukan inang. Hal ini diasumsikan secara umum bahwa proses pemilihan tanaman inang pada serangga dipengaruhi oleh sinyal volatil kimia tanaman, setelah itu oleh stimulus visual dan selanjutnya oleh sinyal kimia non-volatil (Hooks & Johnson, 2001). Kupu-kupu menunjukan hirarki dalam pemilihan inang dengan membedakan antara spesies tanaman, genotip, antara individual dengan fisiologi yang berbeda dan kondisi fisiologi bahkan antara bagian tanaman (Wiklund, 1984). Kupu-kupu memiliki perilaku yang berbeda signifikan di antara setiap familia, antara spesies dalam satu genus atau bahkan antara populasi yang berbeda dari spesies yang sama (Singer & Parmesan, 1993). Banyak kupu-kupu lebih memilih kelompok tanaman yang sangat terkait dengan perolehan seluruh nutrisi larva yang dibutuhkannya untuk tumbuh dan berkembang. Kebutuhan nutrisi untuk tumbuh dan berkembang ini sama halnya dengan bahan kimia yang terkandung dalam tanaman inang untuk penentu warna sisik sayap dan pertahanan kupu-kupu dewasa (Boppré, 1984).


(10)

Selain itu, keanekaragaman Lepidoptera dipengaruhi juga oleh keadaan lingkungan. Faktor lingkungan yang memengaruhi yaitu ketinggian (altitude), suhu, kelembaban, intensitas cahaya, cuaca dan musim (Rizal, 2007; Efendi, 2009). Sehingga Lepidoptera digunakan sebagai salah satu bioindikator yang dapat dimanfaatkan untuk mengukur pengaruh perubahan iklim terhadap biodiversitas (Ramana, el al., 2011).

Dampak kegiatan manusia dan konversi lahan hutan secara besar-besaran merupakan penyebab terjadinya kepunahan masal yang signifikan pada skala waktu geologi seperti penyebarluasan pada distribusi organisme (Thomas et al., 2004). Diantara semua serangga, kupu-kupu menduduki posisi vital di dalam ekosistem serta keberadaan dan keanekaragamannya menjadi indikator lingkungan terestrial yang masih terjaga (Aluri & Rao, 2002). Terancamnya keberadaan Lepidoptera dikarenakan warna, corak dan bentuk sayap yang bervariasi, sehingga Lepidoptera digunakan sebagai objek penelitian, koleksi dan komoditas perdagangan (Thomas, et al., 2004).

Kebun Botani UPI merupakan salah satu kawasan yang digunakan sebagai laboratorium alami bagi mahasiswa jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. Kebun Botani UPI juga ditumbuhi oleh banyak tanaman yang bisa mendukung keanekaragaman Lepidoptera. Luas kebun botani yaitu sekitar ± 8000 m2 dengan berbagai fasilitas di dalamnya seperti rumah kaca, laboratorium serta rumah hewan. Pentingnya peran kebun botani dalam proses perkuliahan yang diselenggarakan oleh Jurusan Pendidikan Biologi menjadikan kebun botani sebagai sumber specimen dan sarana untuk pengamatan mahasiswa. Dengan


(11)

4

Senny Yustitia, 2012

Keanekaragaman Dan Kelimpahan Kupu-Kupu Di Kebun Botani Upi Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

komposisi vegetasi tanaman herba dan semak di Kebun Botani UPI dapat dijadikan tempat hidup Lepidoptera dan mendukung siklus hidupnya. Dengan adanya perubahan, pembangunan dan renovasi pada habitat Kebun Botani menyebabkan hilangnya beberapa tanaman dan membuat komposisi vegetasi tanamannya pun berubah yang berpengaruh terhadap perubahan struktur komunitas Lepidoptera di Kebun Botani UPI.

Penelitian mengenai keanekaragaman Lepidoptera dan hubungannya dengan tanaman inang telah banyak dilakukan (Sin et.al. 2002; Saputro, 2007; Rizal, 2007; Bonfatti et al., 2009; Khan et al., 2011) dan untuk wilayah Kebun Botani UPI sendiri belum ada penelitian mengenai hubungan antara keanekaragaman kupu-kupu dengan tanaman inangnya, serta pengetahuan mengenai tanaman inang Lepidoptera merupakan prasyarat untuk setiap program konservasi Lepidoptera. Karena keberhasilan konservasi sangat bergantung pada pengetahuan kebutuhan sumber daya optimal bagi tahapan larva yang merupakan tahapan utama dalam siklus hidup kupu-kupu (New et al., 1995).


(12)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimana keanekaragaman dan kelimpahan kupu-kupu di Kebun Botani UPI?”

C. Pertanyaan Penelitian

Ada beberapa pertanyaan penelitian yang menjadi pokok permasalah penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana keanekaragaman kupu-kupu di Kebun Botani UPI?

2. Bagaimana kelimpahan dari setiap spesies dari kupu-kupu di kebun Botani UPI?

3. Tanaman apa saja yang dijadikan tanaman inang oleh kupu-kupu di Kebun Botani UPI?

4. Bagaimana interaksi Lepidoptera dengan lingkungan terutama jika dilihat dari keberadaan tanaman inangnya?

D. Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini yaitu :

1. Lepidoptera yang diamati yaitu semua kupu-kupu diurnal yang tertangkap insect net dan teramati.

2. Kupu-kupu yang dicuplik dan diidentifikasi yaitu pada fase larva, pupa dan Lepidoptera dewasa.

3. Variabel tanaman inang yang diukur yaitu familia, spesies dan habitus tanaman inang larva, pupa dan kupu-kupu dewasa.


(13)

6

Senny Yustitia, 2012

Keanekaragaman Dan Kelimpahan Kupu-Kupu Di Kebun Botani Upi Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Data penunjang berupa faktor abiotik yang diukur yaitu ketinggian (altitude), suhu, kelembaban, intensitas cahaya serta kecepatan angin.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman kupu-kupu serta hubungannya dengan keberadaan tanaman inang. Lepidoptera merupakan serangga yang memiliki tanaman inang spesifik sehingga penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan informasi jenis tanaman inang yang cocok bagi setiap spesies kupu-kupu yang terdapat di Kebun Botani UPI dan di tempat lain. Data penelitian diharapkan dapat menunjang dan memberi informasi yang diperlukan untuk rekomendasi perumusan rencana pengelolaan konservasi kupu-kupu tidak hanya di Kebun Botani UPI tetapi juga di tempat yang memiliki kemampuan untuk menjadi kawasan konservasi kupu-kupu.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk peningkatan kelestarian kupu-kupu di Kebun Botani UPI dan memberikan informasi untuk rekomendasi perumusan rencana pengelolaan konservasi kupu-kupu tidak hanya di Kebun Botani UPI tetapi juga di tempat yang memiliki kemampuan untuk menjadi kawasan konservasi kupu-kupu.


(14)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2012 - Juli 2012 dan bertempat di Kebun Botani UPI.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif karena penelitian ini melihat bagaimana keanekaragaman kupu-kupu serta interaksinya dengan keberadaan tanaman inang di Kebun Botani UPI tanpa memberikan perlakuan.

C. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat dalam tabel 3.1 berikut.

Table 3.1. Alat yang digunakan selama penelitian

No. Nama alat dan bahan Jumlah

1. Altimeter 1 unit

2. Anemometer 1 unit

3. Handy counter 1 unit

4. Insect net 1 unit

5. Kamera digital 1 unit

6. Kertas 500 lembar

7. Luxmeter 1 unit

8. Thermohygrometer digital 1 unit

D. Sampel dan Populasi

Populasi penelitian ini adalah keseluruhan kupu-kupu yang ada di Kebun Botani UPI. Sedangkan sampelnya adalah individu dari kupu-kupu diurnal dewasa


(15)

26

Senny Yustitia, 2012

Keanekaragaman Dan Kelimpahan Kupu-Kupu Di Kebun Botani Upi Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang tercuplik insect net dan larva maupun pupa yang ditemukan saat cruising serta tanaman inang yang mendukung keberadaan Lepidoptera di Kebun Botani UPI.

E. Desain Penelitian

Sampel kupu-kupu dicuplik dengan menggunakan metode standard walk (Pollar & Yates, 1993; Tati-Subahar et. al., 2009), dikarenakan mobilitasnya yang tinggi. Metode standard walk digunakan dengan menghitung jumlah individu tiap spesies dan mengidentifikasi spesies kupu-kupu yang dapat diidentifikasi. Kupu-kupu yang tercuplik oleh insect net diidentifikasi lalu dihitung jumlah individu per spesiesnya. Sampling dilakukan dengan menyelusuri seluruh kawasan Kebun Botani dikarenakan luas wilayah yang kecil yaitu ± 8000 m2. Pencuplikan dilakukan setiap minggu sebanyak 5 kali pengulangan.

Gambar 3.1. Peta Lokasi Kebun Botani UPI Bandung (Google Map, 2012).

Data hasil penelitian dimasukkan ke dalam format pengamatan yang terdiri dari tanggal pencuplikan, foto spesies untuk memudahkan, nama spesies, Familia, jumlah individu kupu-kupu dan tanaman inang yang dihinggapi oleh kupu-kupu dewasa serta tanaman inang larva (Tabel 3.2.).


(16)

Tabel 3.2. Lembar isian Pengamatan Lepidoptera di Kebun Botani UPI Tanggal pencuplikan

No. Foto Familia Spesies Tanaman inang

Jumlah individu

Keterangan

F. Prosedur Kerja

1. Survey dan Pra Penelitian

Survey dilakukan pertama kali dengan mengamati kondisi lokasi penelitian dan mengetahui luas daerah. Survei bertujuan agar peneliti dapat memperkirakan tempat yang cukup representatif untuk penelitian. Tahap selanjutnya yaitu pra penelitian, agar peneliti dapat melakukan penelitian dengan tepat sesuai metode yang ditentukan. Metode yang dipakai pada pra penelitian yaitu cruising sampling, dimana sampel kupu-kupu diurnal diambil baik pada tahap larva, pupa maupun dewasa dan diidentifikasi. Pada pra penelitian dilakukan sensus tanaman inang yang terdapat larva dan kupu-kupu dewasa dan pengukuran profil daerah penelitian sehingga karakteristik daerah tersebut dapat diketahui secara pasti.

2. Penelitian

Setelah semua tahap survey dan pra penelitian selesai, selanjutnya dilakukan penelitian dengan cara menghitung, mengamati, menangkap sampel kupu-kupu serta mencatat Familia, spesies dan habitus individu tanaman inang dari kupu-kupu. Selain itu, dilakukan juga pengukuran faktor abiotik di setiap titik yang telah ditentukan sebanyak 3 kali pengulangan. Identifikasi di lakukan di lapangan, sedangkan untuk sampel yang belum diketahui diambil dan diawetkan untuk


(17)

28

Senny Yustitia, 2012

Keanekaragaman Dan Kelimpahan Kupu-Kupu Di Kebun Botani Upi Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

diidentifikasi di laboratorium. Data yang dikumpulkan yaitu jumlah individu kupu-kupu dewasa dan larva serta spesies dan habitus tanaman inang.

Data faktor abiotik yang dicuplik yaitu ketinggian (altitude), suhu, kelembaban, intensitas cahaya serta kecepatan angin diambil sebanyak 3 kali. Karena seperti yang sudah dilaporkan bahwa faktor abiotik tersebut dapat mempengaruhi populasi kupu-kupu (Rizal, 2007; Efendi, 2009).

a. Pencuplikan Larva dan Pupa Kupu-kupu

Pencuplikan larva dan pupa kupu-kupu menggunakan metode standard walk (Pollard & Yates, 1993, Tati-Subahar et. al., 2009). Metode ini digunakan karena luas daerah Kebun Botani UPI yang kecil yaitu 8000 m2 sehingga metode ini digunakan agar semua sampel kupu-kupu tercuplik dan wilayah Kebun Botani UPI dapat teramati.

b. Pencuplikan Kupu-kupu Dewasa

Pencuplikan kupu-kupu diurnal dewasa diperoleh dengan metode standard walk (Pollard & Yates, 1995, Tati-Subahar et. al., 2009) dikarenakan mobilitasnya yang tinggi. Metode ini dilakukan dengan berjalan dan dilakukan perhitungan serta pencuplikan jumlah individu kupu-kupu yang terlihat atau ditemukan. Keberadaan dan jumlah dari spesies yang dikenali dicatat ditempat, namun apabila tidak teridentifikasi kupu-kupu disimpan di dalam amplop dan diidentifikasi di laboratorium. Pengamatan dilakukan pada pukul 08.00-12.00 WIB. Lepidoptera dicatat hanya pada hari yang kering tanpa hujan, cerah dan hangat (Pollard & Yates, 1993).


(18)

c. Pencuplikan Tanaman Inang Kupu-kupu

Informasi tanaman inang yang dicuplik yaitu informasi mengenai Familia, spesies dan habitus tanaman inang larva dan kupu-kupu dewasa. Pada pencuplikan dicatat juga mengenai spesifikasi sifat kupu-kupu yang monopagus atau polipagus. Pencuplikan tanaman inang dilakukan sejalan dengan pencuplikan larva dan pupa yaitu dengan metode survey dan cruising sampling dimana ditemukannya larva dan kupu-kupu dewasa. Tanaman inang diidentifikasi bersamaan dengan larva kupu-kupu yang berada di tanaman inang tersebut. Untuk tanaman yang sulit diidentifikasi di lapangan diawetkan dengan membuat herbarium specimen termasuk semua detail dari tanaman tersebut untuk identifikasi lanjutan.

G. Analisis Data

1. Identifikasi Kupu-kupu

Sampel kupu-kupu dewasa dihitung jumlah individunya dan diidentifikasi dengan literatur yang tersedia (Peggie & Amir, 2006; Morrell, 1960; www.Foby.web.id). Sedangkan untuk sampel larva dan pupa yang ditemukan diidentifikasi oleh buku Jaques (1947). Diperlukan juga adanya ahli identifikasi kupu-kupu karena ada beberapa spesiesyang miripdan mungkin tertukar


(19)

30

Senny Yustitia, 2012

Keanekaragaman Dan Kelimpahan Kupu-Kupu Di Kebun Botani Upi Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Perhitungan Keanekaragaman, Kemerataan dan Kelimpahan Kupu-kupu

a. Kelimpahan (Pi)

Untuk melihat kelimpahan data yang diperoleh, digunakan rumus kelimpahan (Heryanto et al.,1986 dalam Dharmawan et al., 2005):

b. Keanekaragaman (H’)

Analisis statistika yang digunakan untuk perhitungan indeks keanekaragaman yaitu dengan menggunakan rumus Shannon-Wienner (Magurran, 1988).

Kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan keanekaragaman Shannon-Wiener yaitu:

H’ ≤ 1

Keanekaragaman rendah, miskin, produktivitas sangat rendah sebagai indikasi adanya tekanan yang berat dan ekosistem tidak stabil.

1,0 ≤H’ ≥ 3,322 Keanekaragaman tergolong sedang, produktivitas Keterangan:

H’= Indeks Keanekaragaman Shannon -Wienner

Pi=

ni= Jumlah total individu/spesies N= Jumlah individu seluruhnya s=jumlah total spesies


(20)

cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang, tekanan ekologis sedang dan stabilitas komunitas sedang.

H’ ≥ 3

keanekaragaman tergolong tinggi, stabilitas ekosistem mantap, produktivitas tinggi, tahan terhadap tekanan ekologis dan stabilitas komunitas biota dalam kondisi prima (stabil)

c. Kemerataan (e)

Keanekaragaman tidak dapat terlepas dari kemerataan (evenness), yang dapat dihitung dengan formulasi Pielou (Odum, 1971):

Kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan nilai kemerataan yaitu: e ≤ 0,4 Kemerataan spesies termasuk kategori rendah 0,4 ≤ e ≥ 0,6 Kemerataan spesies termasuk kategori sedang

e ≥ 0,6 Kemerataan spesies termasuk kategori tinggi

Semakin kecil nilai e berarti semakin sempit penyebaran spesies dan semakin besar nilai e berarti semakin luas penyebaran spesies.

Keterangan:

e= Nilai kemerataan antar jenis

H’= Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener


(21)

32

Senny Yustitia, 2012

Keanekaragaman Dan Kelimpahan Kupu-Kupu Di Kebun Botani Upi Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

H. Alur Penelitian

Studi literatur dan survey untuk Lepidoptera dan tanaman inang

Penelitian

Pencuplikan ulat dan kupu-kupu dewasa Pencuplikan tanaman inang

Identifikasi ulat, kupu-kupu dewasa dan tanaman inang larva

Kesimpulan

Penyusunan laporan Analisis data Pra Penelitian

Survey

 Kelimpahan  Keanekaragaman  Kemerataan  Peggie & Amir, 2006

 Morrell, 1960  Jaques, 1947  www.foby.com  Ahli identifikasi

kupu-kupu

Pengamatan rona lingkungan


(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, 40 species kupu-kupu dewasa dan 13 species larva kupu-kupu ditemukan. Hasil ini membuktikan bahwa Kebun Botani UPI memiliki kemampuan sebagai tempat konservasi kupu-kupu. Species kupu-kupu dewasa terbanyak yang ditemukan yaitu Delias belisama dan Letopsia nina yang dikarenakan ketersediaan tanaman inangnya yang melimpah di Kebun Botani UPI. Namun, familia larva kupu-kupu terbanyak yang ditemukan yaitu larva familia Pieridae bukan Danaidae karena kemampuan kupu-kupu dewasa dalam memilih tanaman inang. Terdapat satu species endemik Pulau Jawa yaitu Cyrestis lutea yang wajib untuk diperhatikan dan diadakan tanaman inangnnya untuk kelestarian species endemik tersebut. Terdapat 17 Familia dan 34 species tanaman inang larva dan dewasa kupu-kupu di Kebun Botani UPI. Keberadaan bunga bernektar dan tanaman inang larva di Kebun Botani UPI cukup mendukung keberadaan kupu-kupu di Kebun Botani.

B. Saran

Direkomendasikan diadakannya pengamatan terhadap keanekaragaman kupu secara berkelanjutan untuk mengetahui perubahan keanekaragaman kupu-kupu karena perubahan keanekaragaman hanya bisa diamati melalui pengamatan yang berkelanjutan dan perbandingan data setiap tahunnya. Untuk penelitian lanjutan disarankan untuk meneliti lebih lanjut mengenai larva kupu-kupu Familia


(23)

56

Senny Yustitia, 2012

Keanekaragaman Dan Kelimpahan Kupu-Kupu Di Kebun Botani Upi Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pieridae dan kupu-kupu dewasa Delias yang melimpah di Kebun Botani UPI. Hal ini dikarenakan data mengenai larva kupu-kupu dapat menunjang data mengenai keanekaragaman kupu-kupu di Kebun Botani UPI. Hasil dari penelitian ini disarankan untuk menjadi data awal rencana konservasi kupu-kupu di Kebun Botani untuk mendukung perberdayaan kupu-kupu yang statusnya terancam saat ini.


(24)

DAFTAR PUSTAKA

Aluri, J. S. R. & S. P. Rao 2002. Psychophily and evolution consideration of Cadaba fructicosa (Capparaceae). Journal of the Bombay Natural History Society. 99(1): 59−63.

Amir M, Noerdjito WA, Kahono S. 2003. Kupu (Lepidoptera). Di dalam: Amir M, Kahono S, editor. Serangga Taman Nasional Gunung Halimun Jawa Bagian Barat. Bogor: Biodiversity Conservation Project LIPI-JICA. Anonim 1. 2012. Encyclopædia Britannica Online In Britanica online:

Lepidoptera, [Online]. Tersedia:

http://www.britannica.com/EBchecked/topic/336811/lepidopteran [22 Februari 2012]

Anonim 2. -. Foto galeri Lepidoptera. [Online]. Tersedia: http://www.Fobi.web.id. [7 Agustus 2012]

Badenes F, Shelton A, Nault B. 2004. Evaluating trap crops for diamondback moth, Plutella xylostella (Lepidoptera: Plutellidae). Journal of Ecological Entomolology. 97: 1365-1372.

Baker, R.R. 1968. Sun Orientation During Migration in Some British Butterflies. Proc. R. ent. Soc. Lord. 43: 89-95.

Baker R.R. 1969. The Evolution of The Migratory Habit in Butterflies. F.anim. Ecol. 38: 703-746.

Bonfantii, Dayana, Rocco Alfredo Di Mare & Ricardo Giovenardi. 2009. Butterflies (Lepidoptera: Papilionoidea and Hesperioidea) from two forest fragments in northern Rio Grande do Sul, Brazil. Check List.

5(4): 819-829.

Boppré M. 1984. Chemically mediated interactions between butterflies. In: VaneWright RI, Ackery PR, editors. The Biology of Butterflies. Symposium of the Royal Entomological Society. 11: 259-275.

Cleary, DFR. & Genner MJ. 2004. Changes in rain forest butterfly diversity following major ENSO induced fires in Borneo. Glob Ecol Biogeogr.

13:129-140.

Courtney, Steven P. 1984. Habitat versus Foodplant Selection. In: Vane Wright RI, Ackery PR, editors. The Biology of Butterflies: Symposium of The Royal Entomological Society. 11: 25-40.


(25)

58

Senny Yustitia, 2012

Keanekaragaman Dan Kelimpahan Kupu-Kupu Di Kebun Botani Upi Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dennis RLH. 2010. A Resource-Based Habitat View for Conservation, Butterflies in the British Landscape. Wiley-Blackwell.

Dharmawan, A., et al.. (2005). Ekologi Hewan. Malang: IKIP.

Dumchus, Alex. -. Cyrestis lutea. In Lepidoptera.pro online: Lepidoptera, [Online]. Tersedia:http://lepidoptera.pro/taxonomy/23506 [7 Agustus 2012]

Efendi, Muhammad Ali. 2009. Keragaman Kupu-Kupu (Lepidoptera: Ditrysia) Di

Kawasan “Hutan Koridor” Taman Nasional Gunung Halimun-Salak

Jawa Barat. Thesis pada Institut Pertanian Bogor, Bogor: tidak diterbitkan.

Ehrlich, Paul R. 1984. The structure and Dynamics of Butterfliy Population. In: Vane Wright RI, Ackery PR, editors. The Biology of Butterflies: Symposium of The Royal Entomological Society. 11: 25-40.

Fleisman, E., Mac Nally R. & Murphy D.D. 2005. Relationships among non-native plants, diversity of plants and butterflies, and adequacy of spatial sampling. Biol. J. Linn. Soc. 85: 157–166.

Fry, Reg. 2011. THE LIFE CYCLE OF BUTTERFLIES AND MOTHS

(LEPIDOPTERA). [Online]. Tersedia:

http://www.ukleps.org/morphology.html [23 Februari 2012]

Hadi, H. Mochamad, Tarwotjo, Udi, Rahadian, Rully. 2009. Biologi Insekta Entomologi. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Hamidun.M.S. 2003. Penangkaran Kupu-Kupu Oleh Masyarakat di Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros Sulawesi Selatan. [Online]. Tersedia:http://labkonbiodend.blogspot.com [19 Juni 2010]

Hooks C, Johnson M. 2001. Broccoli growth parameters and level of head infestations in simple and mixed plantings: Impact of increased flora diversification. Annals of Applied Biology. 138: 269-280.

Jaques, H. E. 1947. How To Know The Insect. W. M. C. Brown Company. USA. Khan, Z. H., Rifat H. Raina, Mudasir A. Dar & V.V. Ramamurthy. 2011.

Diversity and Distribution of Butterflies From Kashmir Himalayas. Journal of Insect Science.24(1): 45-55.

Magurran, A. E. (1988). Ecological Diversity and Its Measurement. USA: Princeton University Press.


(26)

Martin, Bateson. 1993. Measuring Behaviour. An Introductory Guide. Ed 2. Cambridge: Cambridge University Press.

Mitter C, Farrel B, Wiegmann B. 1988. The phylogenetic study of adaptive zones: has phytophagy promoted insect diversification?. American Naturalist.

132: 107-128.

Morrell, R. 1960. Common Malayan Butterflies. Longman. Singapore.

New TR, Pyle RM, Thomas JA, Thomas CD, Hammond PC. 1995. Butterfly Conservation Management. Annual Review of Entomology.40: 57-83. Noerdjito, Woro A. & Amir, Mohamad. 1991. Kekayaan Kupu-kupu di Cagar

Alam Bantimurung Sulawesi Selatan dan Sekitarnya.LIPI.-: 330-339 Nugroho, Arif. 2011. Menelisik Serangga Cantik. Biodiversitas Indonesia. [PDF].

Vol.1: 19-25. Tersedia: www.fobi.web.id. [20 Juni 2012].

Nurcahya, A. 2003. Plant community and its potential in supporting butterfly survival (sub-ordo Rhopalocera) at Tanjung Putus and Pulau Tegal, Teluk Lampung. Thesis pada Institut Tekhnologi Bandung, Bandung: tidak diterbitkan.

Odum, E. P. (1971). Fundamentals of Ecology. Philadelphia: W.B. Saunders Company.

Panjaitan, Rawati. -. Keanekaragaman Kupu-kupu di Taman Wisata Gunung Meja Kabupaten Manokwari. Universitas Negeri Papua. Skripsi Sarjana pada FMIPA Universitas Negeri Papua, Manokwari: tidak diterbitkan.

Peggie, Djunijanti & Mohammad Amir. 2006. Practical Guide to the Butterflies of Bogor Botanic Garden. Zoologi, LIPI. Bogor.

Pollard, E. & Yates T.J. 1993. Monitoring Butterflies for Ecology and Conservation. Chapman & Hall. London. 277.

Ramana, S. P. Venkata, J. B. Alturi, D. Sandya Deepica, V. Prasanna Kumar & Naido, S. Appala. 2011. Life History And Larval Performance Of The Common Gull Butterfly Cepora Nerissa (Lepidoptera: Rhopalocera: Pieridae). The Bioscan.6(2): 219-222.

Rizal S. 2007. Populasi Lepidoptera di kawasan wisata Lubuk Minturun Sumatera Barat. Mandiri. 9: 170-184.

Raju, Solman A. J. 2004. Nectar Host Plants of Some Butterfly Species at Visakhapatnam. Science and Culture.70: 187–190.


(27)

60

Senny Yustitia, 2012

Keanekaragaman Dan Kelimpahan Kupu-Kupu Di Kebun Botani Upi Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Saputro, Nurcahyo Adhi. 2007. Keanekaragaman Jenis Kupu-kupu di Kampus IPB Darmaga. Institut Pertanian Bogor. Skripsi Sarjana pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor; tidak diterbitkan.

Schnepf, Johannes. 2010. Diversity of Diurnal Lepidoptera Across an Elevational Gradient Above The Timberline: A Case Study From The Austrian Alps. Wien.

Shintawati, Aini. 2009. Keanekaragaman Spesies Kupu-Kupu (Lepidoptera:Papilionoidea) Di Kampung Tandia Distrik Rasiei Kabupaten Teluk Wondama. Skripsi Sarjana pada FPMIPA Universitas Negeri Papua: tidak diterbitkan.

Sin, Lim Wen, A. Wibowo Nugroho Jati & Ign. Pramana Yuda. 2002. Keanekaragaman Lepidoptera di Kebun Raya Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta. Biota. 7(2); 77-82.

Singer M & Parmesan C. 1993. Sources of variation in patterns of plant-insect association. Nature. 361: 251-253.

Syafitri, Mutiara et al., 2010. Keanekaragaman Dan Sebaran Jenis Kupu-Kupu (Lepidoptera) Di Resort Gunung Putri, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. PKM mahasiswa pada Universitas Negeri Jakarta: tidak diterbitkan

Tati-Subahar, SS & Yuliana, Annisa. 2010. Butterfly diversity as a data base for the development plan of Butterfly Garden at Bosscha Observatory, Lembang, West Java. Biodiversitas. 11(1): 24-28.

Taufiqurrahman, Imam. 2011. Kotor(an) Itu Baik. Biodiversitas Indonesia. [PDF]. 1: 19-25. Tersedia: www.foby.web.id [20 Juni 2012]

Thomas, C. D., A. J. Cameron, R. E. Green, M. Bakkenes, L. J. Beaumont, Y. C. Collingham, B. F. N. Erasmus, M. Ferreira de Siquiera, A. Grainger, L. Hannah, L. Hughes, B. Huntley, A. S. van Jaarsveld, G. F. Midgeley, L. Miles, M. A. Ortega-Huerta, A. T. Peterson, O. L. Phillips & S. E. Williams. 2004. Extinction risk from climate change. Nature. 427: 145−148.

Tiple, Ashish D., Khurad, Arun M., Dennis, Roger L. H. 2007. Butterfly diversity in relation to a human-impact gradient on an Indian university campus. Nota Lepid. 30: 179-188.


(28)

Tiple, A. D., A. M. Khurad, R. L. H. Dennis. 2011. Butterfly larval host plant use in a tropical urban context: Life history associations, herbivory, and landscape factors. Journal of Insect Science.11:65.

Wiklund C. 1975. The evolutionary relationship between adult oviposition preferences and larval host plant range in Papilio machaon L. Oecologia. 18: 185-197.

Yunita. 2009. Keanekaragaman dan Distribusi Kupu-Kupu (Lepidoptera: Rhopalocera) Sepanjang Jalur Lemban-Jayagiri, Gunung Tangkuban Parahu, Jawa Barat. Skripsi sarjana padan SITH-ITB. Bandung: tidak diterbitkan.


(1)

Pieridae dan kupu-kupu dewasa Delias yang melimpah di Kebun Botani UPI. Hal ini dikarenakan data mengenai larva kupu-kupu dapat menunjang data mengenai keanekaragaman kupu-kupu di Kebun Botani UPI. Hasil dari penelitian ini disarankan untuk menjadi data awal rencana konservasi kupu-kupu di Kebun Botani untuk mendukung perberdayaan kupu-kupu yang statusnya terancam saat ini.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Aluri, J. S. R. & S. P. Rao 2002. Psychophily and evolution consideration of Cadaba fructicosa (Capparaceae). Journal of the Bombay Natural History Society. 99(1): 59−63.

Amir M, Noerdjito WA, Kahono S. 2003. Kupu (Lepidoptera). Di dalam: Amir M, Kahono S, editor. Serangga Taman Nasional Gunung Halimun Jawa Bagian Barat. Bogor: Biodiversity Conservation Project LIPI-JICA. Anonim 1. 2012. Encyclopædia Britannica Online In Britanica online:

Lepidoptera, [Online]. Tersedia:

http://www.britannica.com/EBchecked/topic/336811/lepidopteran [22 Februari 2012]

Anonim 2. -. Foto galeri Lepidoptera. [Online]. Tersedia: http://www.Fobi.web.id. [7 Agustus 2012]

Badenes F, Shelton A, Nault B. 2004. Evaluating trap crops for diamondback moth, Plutella xylostella (Lepidoptera: Plutellidae). Journal of Ecological Entomolology. 97: 1365-1372.

Baker, R.R. 1968. Sun Orientation During Migration in Some British Butterflies. Proc. R. ent. Soc. Lord. 43: 89-95.

Baker R.R. 1969. The Evolution of The Migratory Habit in Butterflies. F.anim. Ecol. 38: 703-746.

Bonfantii, Dayana, Rocco Alfredo Di Mare & Ricardo Giovenardi. 2009. Butterflies (Lepidoptera: Papilionoidea and Hesperioidea) from two forest fragments in northern Rio Grande do Sul, Brazil. Check List. 5(4): 819-829.

Boppré M. 1984. Chemically mediated interactions between butterflies. In: VaneWright RI, Ackery PR, editors. The Biology of Butterflies. Symposium of the Royal Entomological Society. 11: 259-275.

Cleary, DFR. & Genner MJ. 2004. Changes in rain forest butterfly diversity following major ENSO induced fires in Borneo. Glob Ecol Biogeogr. 13:129-140.

Courtney, Steven P. 1984. Habitat versus Foodplant Selection. In: Vane Wright RI, Ackery PR, editors. The Biology of Butterflies: Symposium of The Royal Entomological Society. 11: 25-40.


(3)

Dennis RLH. 2010. A Resource-Based Habitat View for Conservation, Butterflies in the British Landscape. Wiley-Blackwell.

Dharmawan, A., et al.. (2005). Ekologi Hewan. Malang: IKIP.

Dumchus, Alex. -. Cyrestis lutea. In Lepidoptera.pro online: Lepidoptera, [Online]. Tersedia:http://lepidoptera.pro/taxonomy/23506 [7 Agustus 2012]

Efendi, Muhammad Ali. 2009. Keragaman Kupu-Kupu (Lepidoptera: Ditrysia) Di

Kawasan “Hutan Koridor” Taman Nasional Gunung Halimun-Salak

Jawa Barat. Thesis pada Institut Pertanian Bogor, Bogor: tidak diterbitkan.

Ehrlich, Paul R. 1984. The structure and Dynamics of Butterfliy Population. In: Vane Wright RI, Ackery PR, editors. The Biology of Butterflies: Symposium of The Royal Entomological Society. 11: 25-40.

Fleisman, E., Mac Nally R. & Murphy D.D. 2005. Relationships among non-native plants, diversity of plants and butterflies, and adequacy of spatial sampling. Biol. J. Linn. Soc. 85: 157–166.

Fry, Reg. 2011. THE LIFE CYCLE OF BUTTERFLIES AND MOTHS

(LEPIDOPTERA). [Online]. Tersedia:

http://www.ukleps.org/morphology.html [23 Februari 2012]

Hadi, H. Mochamad, Tarwotjo, Udi, Rahadian, Rully. 2009. Biologi Insekta Entomologi. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Hamidun.M.S. 2003. Penangkaran Kupu-Kupu Oleh Masyarakat di Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros Sulawesi Selatan. [Online]. Tersedia:http://labkonbiodend.blogspot.com [19 Juni 2010]

Hooks C, Johnson M. 2001. Broccoli growth parameters and level of head infestations in simple and mixed plantings: Impact of increased flora diversification. Annals of Applied Biology. 138: 269-280.

Jaques, H. E. 1947. How To Know The Insect. W. M. C. Brown Company. USA. Khan, Z. H., Rifat H. Raina, Mudasir A. Dar & V.V. Ramamurthy. 2011.

Diversity and Distribution of Butterflies From Kashmir Himalayas. Journal of Insect Science.24(1): 45-55.

Magurran, A. E. (1988). Ecological Diversity and Its Measurement. USA: Princeton University Press.


(4)

Martin, Bateson. 1993. Measuring Behaviour. An Introductory Guide. Ed 2. Cambridge: Cambridge University Press.

Mitter C, Farrel B, Wiegmann B. 1988. The phylogenetic study of adaptive zones: has phytophagy promoted insect diversification?. American Naturalist. 132: 107-128.

Morrell, R. 1960. Common Malayan Butterflies. Longman. Singapore.

New TR, Pyle RM, Thomas JA, Thomas CD, Hammond PC. 1995. Butterfly Conservation Management. Annual Review of Entomology.40: 57-83. Noerdjito, Woro A. & Amir, Mohamad. 1991. Kekayaan Kupu-kupu di Cagar

Alam Bantimurung Sulawesi Selatan dan Sekitarnya.LIPI.-: 330-339 Nugroho, Arif. 2011. Menelisik Serangga Cantik. Biodiversitas Indonesia. [PDF].

Vol.1: 19-25. Tersedia: www.fobi.web.id. [20 Juni 2012].

Nurcahya, A. 2003. Plant community and its potential in supporting butterfly survival (sub-ordo Rhopalocera) at Tanjung Putus and Pulau Tegal, Teluk Lampung. Thesis pada Institut Tekhnologi Bandung, Bandung: tidak diterbitkan.

Odum, E. P. (1971). Fundamentals of Ecology. Philadelphia: W.B. Saunders Company.

Panjaitan, Rawati. -. Keanekaragaman Kupu-kupu di Taman Wisata Gunung Meja Kabupaten Manokwari. Universitas Negeri Papua. Skripsi Sarjana pada FMIPA Universitas Negeri Papua, Manokwari: tidak diterbitkan.

Peggie, Djunijanti & Mohammad Amir. 2006. Practical Guide to the Butterflies of Bogor Botanic Garden. Zoologi, LIPI. Bogor.

Pollard, E. & Yates T.J. 1993. Monitoring Butterflies for Ecology and Conservation. Chapman & Hall. London. 277.

Ramana, S. P. Venkata, J. B. Alturi, D. Sandya Deepica, V. Prasanna Kumar & Naido, S. Appala. 2011. Life History And Larval Performance Of The Common Gull Butterfly Cepora Nerissa (Lepidoptera: Rhopalocera: Pieridae). The Bioscan.6(2): 219-222.

Rizal S. 2007. Populasi Lepidoptera di kawasan wisata Lubuk Minturun Sumatera Barat. Mandiri. 9: 170-184.

Raju, Solman A. J. 2004. Nectar Host Plants of Some Butterfly Species at Visakhapatnam. Science and Culture.70: 187–190.


(5)

Saputro, Nurcahyo Adhi. 2007. Keanekaragaman Jenis Kupu-kupu di Kampus IPB Darmaga. Institut Pertanian Bogor. Skripsi Sarjana pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor; tidak diterbitkan.

Schnepf, Johannes. 2010. Diversity of Diurnal Lepidoptera Across an Elevational Gradient Above The Timberline: A Case Study From The Austrian Alps. Wien.

Shintawati, Aini. 2009. Keanekaragaman Spesies Kupu-Kupu

(Lepidoptera:Papilionoidea) Di Kampung Tandia Distrik Rasiei Kabupaten Teluk Wondama. Skripsi Sarjana pada FPMIPA Universitas Negeri Papua: tidak diterbitkan.

Sin, Lim Wen, A. Wibowo Nugroho Jati & Ign. Pramana Yuda. 2002. Keanekaragaman Lepidoptera di Kebun Raya Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta. Biota. 7(2); 77-82.

Singer M & Parmesan C. 1993. Sources of variation in patterns of plant-insect association. Nature. 361: 251-253.

Syafitri, Mutiara et al., 2010. Keanekaragaman Dan Sebaran Jenis Kupu-Kupu (Lepidoptera) Di Resort Gunung Putri, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. PKM mahasiswa pada Universitas Negeri Jakarta: tidak diterbitkan

Tati-Subahar, SS & Yuliana, Annisa. 2010. Butterfly diversity as a data base for the development plan of Butterfly Garden at Bosscha Observatory, Lembang, West Java. Biodiversitas. 11(1): 24-28.

Taufiqurrahman, Imam. 2011. Kotor(an) Itu Baik. Biodiversitas Indonesia. [PDF]. 1: 19-25. Tersedia: www.foby.web.id [20 Juni 2012]

Thomas, C. D., A. J. Cameron, R. E. Green, M. Bakkenes, L. J. Beaumont, Y. C. Collingham, B. F. N. Erasmus, M. Ferreira de Siquiera, A. Grainger, L. Hannah, L. Hughes, B. Huntley, A. S. van Jaarsveld, G. F. Midgeley, L. Miles, M. A. Ortega-Huerta, A. T. Peterson, O. L. Phillips & S. E. Williams. 2004. Extinction risk from climate change. Nature. 427: 145−148.

Tiple, Ashish D., Khurad, Arun M., Dennis, Roger L. H. 2007. Butterfly diversity in relation to a human-impact gradient on an Indian university campus. Nota Lepid. 30: 179-188.


(6)

Tiple, A. D., A. M. Khurad, R. L. H. Dennis. 2011. Butterfly larval host plant use in a tropical urban context: Life history associations, herbivory, and landscape factors. Journal of Insect Science.11:65.

Wiklund C. 1975. The evolutionary relationship between adult oviposition preferences and larval host plant range in Papilio machaon L. Oecologia. 18: 185-197.

Yunita. 2009. Keanekaragaman dan Distribusi Kupu-Kupu (Lepidoptera: Rhopalocera) Sepanjang Jalur Lemban-Jayagiri, Gunung Tangkuban Parahu, Jawa Barat. Skripsi sarjana padan SITH-ITB. Bandung: tidak diterbitkan.