KAJIAN NILAI MORAL DAN CITRAAN CERPEN KONTEN PROSES SOSIAL KABAR KAITANNYA DENGAN PEMILIHAN BAHAN AJAR DAN HASIL PEMBELAJARAN BAHAN DAN SASTRA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS.

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Cerita pendek pernah berkembang dengan pesatnya pada abad pertengahan dan mendapatkan tempat yang penting. Akan tetapi, dewasa ini bentuk cerita pendek sudah terdesak ke tepi. Selanjutnya jika diamati secara teliti dan berdasarkan data empiris, keadaan pengajaran sastra di sekolah-sekolah dewasa ini terlihat gambaran yang cukup menyedihkan. Bila memperhatikan keadaan tersebut, tentu saja akan berpengaruh pada pengetahuan sastra khususnya cerita pendek. Oleh karena itu, dengan berbagai permasalahan di atas maka diperlukan upaya sungguh-sungguh untuk menjaga agar nilai-nilai tersebut tetap lestari melalui pendidikan. Salah satu di antara sekian banyak jalan yang dapat ditempuh untuk menumbuhkan dan meningkatkan minat terhadap sastra cerita pendek terutama cerita pendek kontemporer adalah melalui pengajaran di sekolah. Sesungguhnya dalam karya sastra cerita pendek, yaitu khususnya cerita pendek kontemporer terdapat nilai moral dan citraan yang terkandung di dalamnya kiranya penting untuk diajarkan.

Begitu banyak guru yang terlanjur terjebak pada cara pengkajian sastra yang agak menyesatkan. Lalu, mereka menularkannya pada siswa-siswanya. Maka berantailah ketersesatan dalam pengkajian sastra. pengkajian sastra dan pemahaman terhadapnya, berkutat pada teks yang diperlakukan sebagai artefak beku, kerontang,


(2)

2 dan artifisial. Segala konsepsi tentang unsur intrinsik menjadi senjata pamungkas kekayaan-sosiokultural yang mendekam di dalam teks.

Hal tersebut kiranya patut diperhatikan oleh para pengajar untuk mempertimbangkan kembali upaya-upaya yang telah dilakukan dalam pengajaran apresiasi sastra utamanya karya sastra cerpen kontemporer di sekolah yang ditengarai kurang apresiatif. Pembelajaran sastra cenderung kurang berani menggali teks dalam konteks yang lebih luas. Padahal sangatlah mungkin mengajak pembaca (siswa) untuk dibawa ke luar dunia teks, dan dibawa masuk menyelami unsur pembangun dari luar teks yang antara lain, nilai moral, citraan, dan gejala/situasi sosial tertentu.

Proses lahirnya sebuah karya sastra cerpen kontemporer banyak unsur yang mempengaruhi terutama dengan konteks masyarakat tempat lahirnya karya sastra tersebut. Dalam hubungannya dengan masyarakat, kesusastraan dapat dipandang sebagai suatu gejala sosial yang langsung berkaitan dengan nilai-nilai dan adat-istiadat yang berlaku dan dianut masyarakat tertentu. Gejala sosial itu oleh pengarang diolah, direkayasa, dan dirangkaikan menjadi struktur karya yang terpadu dan memiliki otonomi sebagai sebuah teks.

Salah satu bentuk karya sastra tersebut adalah cerita pendek kontemporer dalam surat kabar. Cerita pendek kontemporer dalam surat kabar adalah salah satu jenis karya sastra yang berbentuk prosa fiksi yang bentuknya relatif pendek; tidak sepanjang novel. Namun demikian “kependekan” sebuah cerita pendek itu tidak berarti dangkal dalam hal maknanya. Sebuah cerita pendek yang panjangnya “hanya”


(3)

3 sekitar 3-4 halaman dapat mengandung makna yang dalam yang menghabiskan waktu berhari-hari untuk memahaminya.

Penelitian penggunaan cerpen sebagai bahan ajar antara lain dilakukan oleh Moh. Karmin Baruadi tahun 2005 yang berjudul Profil Pengajaran Sastra (Wacana Pengembangan Pengajaran Sastra Berbasis Kawasan), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengajaran sastra cerpen berbasis kawasan erat kaitannya dengan pengembangan dan pewarisan berbagai kondisi lingkungan sosial budaya seperti adat-istiadat, bahasa, sastra (daerah), kesenian daerah, serta ketrampilan dan kemahiran yang merupakan ciri khas daerah. Untuk itu dibutuhkan adanya guru yang kompeten dan profesional pada bidangnya, strategi pembelojoran yang tepat don materi atau bahan yang tersedia. Hasil penelitian spesifik yang lain tentang pemilihan cerpen koran sebagai bahan ajar antara lain dilakukan oleh Anik Sujiati tahun 2008 yang berjudul Analisis Gaya Bahasa dalam Cerpen-Cerpen Jawa Pos sebagai Alternatif Bahan Ajar Apresiasi Sastra di SMA, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa melalui karya sastra, manusia akan memperoleh gizi batin, sehingga sisi-sisi gelap dalam hidup dan kehidupannya bisa tercerahkan lewat kristalisasi nilai yang terkandung dalam karya sastra. Pembelajaran gaya bahasa dalam cerpen-cerpen di Jawa Pos agar anak didik tidak merasa jenuh dengan bahan pelajaran yang sudah sering digunakan dari bahan-bahan yang diambil dari cerpen-cerpen yang ditulis pengarang yang sudah mempunyai nama. Informasi pada dunia pendidikan bahwa


(4)

4 gaya bahasa dalam cerpen di harian Jawa Pos dapat dimanfaatkan sebagai alternatif bahan ajar apresiasi sastra di SMA.

Seiring dengan perkembangan masyarakat yang semakin majemuk baik dari sudut pola pikir maupun pola perilaku, gejala sosial yang ditangkap oleh para pengarang cerita pendek itu semakin beragam. Keberagaman ini, oleh pengarang diwujudkan dalam berbagai bentuk kreativitas penulisan cerita pendek yang diharapkan dapat berperan dalam proses mengubah, membangun, dan mengembangkan masyarakat, termasuk di dalamnya mempengaruhi perubahan nilai, norma, dan pola bermasyarakat. Mereka mencoba berperan dalam perubahan sosial tersebut dengan gaya khas cerita pendek yang mereka hasilkan. Mereka secara terus-menerus mencoba melihat, mencermati, dan menganalisis dinamika sosial dan fenomena sosial yang terjadi dan sekaligus mempengaruhinya dengan ide-ide mereka yang dibungkus dalam kekuatan kata yang mereka rangkaikan.

Sebagai sebuah bangsa majemuk yang ingin maju perlulah kiranya berkenalan dengan nilai dan produk kreativitas setiap penduduknya. Mengenal dan memahami nilai cerita pendek kontemporer dalam surat kabar sebagai produk kreativitas sesungguhnya tidak sekadar menambah wawasan, membuka cakrawala baru tentang kebudayaan dan tata hehidupan di belahan kawasan lain, mengilhami untuk menghasilkan karya yang mirip atau punya kesamaan, tetapi juga melebarkan peluang terjadinya akulturasi, adaptasi, bahkan juga adopsi. Ini sangatlah beralasan mengingat kekayaan karya sastra akan meningkat dan terwarnai dengan bersikap


(5)

5 terbuka terhadap sastra dan budaya masyarakat, yang tentu saja melalui proses penyaringan yang disesuaikan dengan kondisi sosio kultural.

Cerita pendek kontemporer dalam surat kabar banyak dipengaruhi dinamika perubahan yang terjadi di masyarakatnya. Sisi kehidupan manusia, kesantunan sebuah masyarakat, peperangan, konflik ideologi, traumatik mewarnai tulisan-tulisan para pengarang di lingkungannya. Perkembangan yang terjadi dihadirkan melalui karya-karya sastra.

Untuk memahami dinamika dan fenomena sosial yang terwujud dalam sebuah cerita pendek tersebut, diperlukan proses kajian nilai moral dan citraan. Dengan langkah ini diharapkan pembelajar dapat mengikuti perubahan sosial yang terjadi. Sebagai langkah awal proses ini, diperlukannya pengenalan apresiasi cerita pendek kontemporer dalam surat kabar di sekolah-sekolah.

Sekolah, sebagai salah satu lembaga yang ada dalam masyarakat, diharapkan turut berperan dalam pengembangan masyarakat. Di lembaga ini pulalah, pengarang dengan kekhasan mereka pada karya-karya cerita pendek kontemporer dalam surat kabar, diperkenalkan kepada pembelajar lewat pembelajaran apresiasi sastra.

Salah satu cara yang dapat dipergunakan untuk mencapai beberapa tujuan di atas adalah mendorong pembelajar untuk mengapresiasi karya sastra melalui penggalian nilai moral dan citraan. Permasalahan yang muncul adalah bagaimana apresiasi nilai moral dan citraan itu dapat dipergunakan pengajar untuk membantu


(6)

6 pembelajar memahami perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat yang dalam jangka panjang sangat berpengaruh pada kehidupan masa depan pembelajar (siswa).

Tak henti-hentinya pembelajaran sastra di sekolah disorot para pengamat, pemerhati, dan peminat sastra. Hal itu memang cukup beralasan. Proses pembelajaran sastra di sekolah selama ini dinilai belum optimal; berlangsung seadanya, kaku, tanpa bobot, dan membosankan sehingga tidak mampu membangkitkan minat dan gairah siswa untuk belajar sastra secara total dan intens. Akibatnya, apresiasi sastra siswa tidak bisa tumbuh dan berkembang secara maksimal. Buku-buku sastra di perpustakaan sekolah dibiarkan terpuruk tak tersentuh, kepekaan moral, dan nurani siswa pun dinilai mulai menipis. Tidaklah berlebihan kalau Danarto pernah mensinyalir, salah satu penyebab maraknya tawuran antarpelajar ialah lantaran siswa tidak pernah diajar sastra dengan baik.

Tradisi penulisan teks sastra lewat surat kabar (sastra surat kabar) sudah lama muncul. (Hampir) semua sastrawan kondang memanfaatkannya, seperti Gerson Poyk, Abdul Hadi WM, Danarto, Seno Gumira Ajidarma, Gus Mus, Hamsad Rangkuti, atau Corrie Layun Rampan. Sekadar menyebut beberapa nama adalah sederet tokoh yang dengan amat sadar ”menggauli” surat kabar sebagai ”corong” kreativitasnya dalam berkesenian. Hampir mustahil seorang sastrawan bisa terangkat namanya secara otomatis tanpa harus bersentuhan dengan surat kabar. Bahkan, bagi penerbit, sastra surat kabar barangkali dijadikan sebagai ”barometer” untuk mengukur tingkat kapabilitas seorang sastrawan yang menginginkan karyanya diterbitkan sebagai buku.


(7)

7 Itu artinya, surat kabar, disadari atau tidak, memiliki andil besar dalam melambungkan nama seorang sastrawan.

Sayangnya, tidak semua penerbitan (surat kabar) sanggup dan mampu bertindak sebagai ”juru bicara” sang sastrawan, apalagi ketika harga kertas melambung. Tidak sedikit surat kabar yang terpaksa menggusur rubrik sastra. Surat kabar pun jadi lebih banyak menyajikan berita-berita politik dan ekonomi yang ”memanas”, demo menolak kenaikan BBM, aksi-aksi kekerasan yang mengerikan, pernyataan para elit yang kontroversial, atau penanganan kasus hukum yang stagnan. Hanya penerbitan tertentu yang dengan setia menghadirkan tulisan yang humanis, menyentuh nurani, dan menyejukkan.

Sebagai salah satu entitas kebudayaan, sastra akan makin bermakna jika didukung media publikasi dan sosialisasi yang memadai. Salah satunya adalah lewat surat kabar. Bagaimana mungkin publik mampu menangkap keindahan cerpen surealis Danarto yang fantastik dan teaterikal, cerpen Seno Gumira Ajidarma yang ”liar”, romantik, dan menghanyutkan, atau puisi-puisi Abdul Hadi WM yang religius, kalau tak ada media yang memuatnya? Bagaimana mungkin nama-nama mereka bisa dikenal publik sastra?

Akan tetapi, teks sastra kreatif yang telah dibangun dan diciptakan dengan susah payah oleh sastrawan itu akan menjadi tidak bermakna jika tidak ditindaklanjuti dengan upaya sosialisasi secara gencar kepada publik.


(8)

8 Beranjak dari sisi ini, asumsi bahwa sekolah merupakan ajang sosialisasi yang tepat untuk memperkenalkan karya sastra kepada para siswa memang cukup beralasan. Di balik tembok sekolah itulah jutaan anak bangsa tengah menuntut ilmu. Tentu saja, upaya sosialisasi itu harus dibarengi dengan terciptanya atmosfer pendidikan yang memungkinkan proses pembelajaran sastra berlangsung menarik didukung profesionalisme guru sastra yang andal dan gairah belajar siswa yang terus meningkat intensitasnya.

Pemilihan bahan ajar sastra meliputi identifikasi terhadap bacaan cerita pendek kontemporer dan penemuan bahan bacaan tambahan serta alternatif yang akan digunakan di sekolah dan tingkat kemampuan pemahaman siswa atau kemampuan siswa menguasai bahan ajar. Tingkat kemampuan siswa menguasai bahan ajar suatu cerita pendek kontemporer merupakan hal penting yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan bacaan sebagai bahan ajar.

Masalah pendidikan yang sedang kita hadapi dewasa ini antara lain makin terasa terjadinya perubahan nilai-nilai yang diharapkan”. Dengan melihat permasalahan dalam pendidikan, tentunya memberi pemikiran bahwa ada suatu kekhawatiran dalam dunia pendidikan. Salah satu tujuan penyelenggraan pendidikan ialah untuk membentuk sikap moral dan watak siswa yang berbudi luhur. Dahulu para siswa diberikan pelajaran budi pekerti untuk mencapai tujuan tersebut. Namun sekarang pelajaran itu telah ditiadakan karena pelajaran tersebut mungkin tidak


(9)

9 banyak mengubah kepribadian siswa menjadi kepribadian yang lebih baik dan bermoral.

Berdasarkan kenyataan tersebut, penelitian terhadap karya sastra cerita pendek kontemporer dalam surat kabar, yaitu sebagai alternatif bahan ajar merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan apresiasi sastra siswa. Selama ini, beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan cerpen kontemporer dalam surat kabar belum ada yang mengaitkan dengan pembelajaran. Pada pembelajaran cerpen kontemporer dalam surat kabar terdapat bahasan mengenai kaitan tema (isi struktur) dalam cerpen kontemporer dalam surat kabar dengan masalah moral (nilai-nilai moral), citraan, dan bahasan mengenai tanda-tanda bahasa karya sastra cerita pendek Indonesia yang bermutu yang telah lama diciptakan dan memenuhi kriteria sebagai karya sastra yang baik.

B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah Penelitian

Masalah penting yang sering dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran adalah memilih atau menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam kurikulum atau silabus, materi bahan ajar hanya ditulis secara garis besar dalam materi pokok. Tugas guru di lapangan (sekolah) untuk menjabarkan materi pokok tersebut sehingga menjadi bahan ajar yang lengkap. Selain itu, bagaimana cara memanfaatkan bahan ajar juga merupakan masalah. Pemanfaatan


(10)

10 dimaksud adalah bagaimana cara mengajarkan ditinjau dari pihak guru, dan cara mempelajarinya ditinjau dari pihak siswa.

Masalah lain yang berkenaan dengan bahan ajar adalah memilih dari sumber di mana bahan ajar itu didapatkan. Ada kecenderungan sumber bahan ajar dititikberatkan pada buku. Padahal banyak sumber bahan ajar selain buku yang digunakan. Buku pun tidak harus satu macam. Berbagai buku dapat dipilih sebagai sumber bahan ajar.

1. Identifikasi Masalah Penelitian

Mengapa pembelajaran sastra di sekolah menjadi penting untuk dipersoalkan? Setidaknya ada dua argumen yang layak dikemukakan. Pertama, karya sastra dianggap mampu membuka “pintu” hati pembacanya untuk menjadi manusia bermoral, yakni manusia yang responsif terhadap lingkungan komunitasnya, mengukuhi keluhuran, dan kemuliaan budi dalam hidup, dan berusaha menghindari perilaku negatif yang bisa menodai citra keharmonisan hidup. Hal itu bisa terwujud manakala seseorang memiliki tingkat apresiasi sastra yang cukup. Artinya, ia mampu menangkap pernik-pernik makna moral yang tersirat dalam karya sastra dan sanggup menikmati “menu” estetika luhur yang terhidang di dalamnya. Kedua, sekolah diyakini sebagai institusi pembelajaran dan basis penanaman nilai-nilai moral dan pengetahuan kepada siswa. Dari sisi ini, sekolah diakui sebagai ajang sosialisasi yang tepat untuk memperkenalkan sastra kepada para siswa, sehingga kelak menjadi generasi-generasi bangsa yang cerdas, pintar, dan terampil, sekaligus bermoral.


(11)

11 Dengan kata lain, jika sekolah mampu melaksanakan pembelajaran sastra secara optimal, maka negeri kita akan dihuni oleh penduduk yang bermoral tinggi, berperikemanusiaan, dan sarat sentuhan nilai keluhuran budi serta kearifan hidup.

Berbagai tulisan di media cetak dan berbagai “debat” di forum-forum diskusi pun sebenarnya telah gencar mengangkat tema kegagalan pembelajaran sastra. Tujuannya jelas, yaitu mencari penyebab dan merumuskan solusinya.

Banyak pengamat menilai, kegagalan itu disebabkan oleh sempitnya wawasan guru sastra, siswa semakin masa bodoh terhadap mata pelajaran yang berkaitan dengan ajaran moral, guru sastra kurang kreatif, kurikulum yang cenderung memasung dan mengindoktrinasikan berbagai tuntutan, dan pelajaran sastra masih “ikut” pada pelajaran bahasa, sehingga porsi waktu dan muatan materinya kurang mendukung siswa untuk belajar sastra dengan baik. Adapun solusinya, masih menurut para pengamat, penyebab kegagalan tersebut harus diminimalkan dan harus mampu menciptakan materi yang menarik dan suasana yang kondusif yang memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran.

Namun demikian, solusi itu belum sepenuhnya mampu diterapkan di lapangan secara praktis. Persoalannya rumit dan kompleks serta dihadang banyak kendala.

Sesungguhnya pada kajian ini peneliti menempatkan pendekatan objektif sebagai pendekatan yang sangat penting dalam usaha mendeskripsikan dan memahami karya sastra, termasuk cerpen kontemporer dalam surat kabar, meskipun


(12)

12 pendekatan ini telah dianggap kuno dan ditinggalkan oleh para kritikus sastra. Mereka ini beralih pada pendekatan yang bertumpu pada respons pembaca (reader response), suatu pendekatan yang mereka nilai mampu memberi jawaban yang lebih baik atas sebuah karya sastra dibandingkan dengan pendekatan-pendekatan yang berkembang sebelumnya (pendekatan yang bertumpu pada pengarang dan pendekatan yang bertumpu pada karya sastra).

Pada penelitian ini perlu dilakukan pembatasan masalah yaitu mengenai nilai moral dan citraan cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika dan hubungannya dalam pemilihan bahan ajar dan hasil pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA.

Unsur yang akan dibahas pada nilai moral meliputi: kesetiaan, kepemimpinan, kedermawanan, ketakwaan, persahabatan, dan kesabaran dan pada unsur citraan yang akan dibahas meliputi: citraan penglihatan, pendengaran, perabaan, pencecapan, penciuman, badan, dan gerak. Hasil analisis ini, penulis lengkapi dengan kriteria pemilihan bahan pembelajaran cerpen di SMA.

Unsur lain yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah hasil pembelajaran sastra, setelah proses pembelajaran dengan menggunakan materi cerpen kontemporer terpilih sebagai bahan ajar dilaksanakan.

Fokus penelitian adalah untuk memperoleh gambaran nilai moral dan citraan cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika, kesesuaian cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika sebagai bahan ajar sastra


(13)

13 cerita pendek kontemporer di SMA, dan hasil hasil pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, setelah proses pembelajaran dengan menggunakan materi cerpen kontemporer terpilih sebagai bahan ajar dilaksanakan.

2. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas dapat dirumuskan masalah penelitian berikut ini.

1. Nilai moral apakah yang terkandung dalam cerita pendek kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika?

2. Bagaimanakah citraan cerita pendek kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika?

3. Hal-hal apakah saja yang dapat disumbangkan dari hasil kajian nilai moral dan citraan cerita pendek kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika untuk dijadikan alternatif pemilihan bahan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia?

4. Apakah cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika dapat dijadikan alternatif dalam pemilihan bahan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA

5. Apakah bahan ajar cerita pendek kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika dapat meningkatkan hasil pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA.


(14)

14

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan memahami nilai moral dan citraan dari cerita pendek kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika untuk kepentingan alternatif bahan ajar dan peningkatan hasil pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA.

Selanjutnya tujuan umum penelitian dideskripsikan sebagai berikut.

1. Penulis ingin mengetahui nilai moral cerita pendek kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika berupa nilai moral kesetiaan, kepemimpinan, kedermawanan, ketakwaan, persahabatan, dan kesabaran. 2. Penulis ingin mengetahui citraan cerita pendek kontemporer dalam surat

kabar Kompas dan Republika berupa citraan penglihatan, pendengaran, perabaan, pencecapan, penciuman, badan, dan gerak.

3. Penulis ingin mengetahui dan menemukan hal-hal apa saja yang dapat disumbangkan dari hasil kajian nilai moral dan citraan cerita pendek kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika untuk dijadikan alternatif bahan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA.

4. Penulis ingin mengetahui dan menemukan apakah cerita pendek kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika layak untuk dijadikan alternatif bahan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA.


(15)

15 5. Penulis ingin mengetahui apakah bahan ajar terpilih cerita pendek

kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika dapat meningkatkan hasil pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA.

D. Manfaat Penelitian

Sejalan dengan tujuan penelitian, diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai kepentingan.

1. Teoretis: menambah dan memperluas wawasan pengetahuan tentang kajian nilai moral dan citraan karya sastra, terutama cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika, bagi peneliti maupun penikmat karya sastra.

2. Praktis: menjadi bahan acuan dan pertimbangan bagi guru yang mengajarkan karya sastra cerita pendek, khususnya cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika, dalam hal memilih sebagai alternatif bahan ajar di SMA.

3. Penulis mengharapkan dapat memperluas wawasan keilmuan para peneliti tentang teori dan aplikasi analisis nilai moral dan citraan terhadap cerita pendek yang sebelumnya kurang diperhatikan.

4. Penulis dapat menemukan hal-hal baru berdasarkan kajian nilai moal cerita pendek kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika untuk dijadikan alternatif bahan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA.


(16)

16 5. Penulis dapat menemukan hal-hal baru berdasarkan kajian citraan cerita pendek kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika untuk dijadikan alternatif bahan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA.

6. Penulis dapat menemukan peningkatan hasil belajar sastra melalui bahan pembelajaran sastra cerita pendek kontemporer terpilih di SMA.

7. Penulis berharap dapat menambah pengetahuan para guru bahasa Indonesia dan pemerhati sastra, serta memotivasi untuk mencintai seluruh hasil karya sastra tanpa kecuali atau membeda-bedakan, dalam pengertian hasil karya sastra yang diunggulkan dan tidak diunggulkan oleh publik.

E. Definisi Operasional

Untuk lebih memahami peristilahan yang digunakan dalam penelitian ini, berikut dikemukakan beberapa definisi operasional sekaitan dengan penelitian.

1. Nilai moral adalah konsep mengenai apa yang ada pada cerpen kontemporer sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia berkaitan dengan hubungan aspek kesetiaan, kepemimpinan, kedermawanan, ketakwaan, persahabatan, dan kesabaran yang memberi pesan kepada pembaca (siswa) untuk berbuat baik. Contoh nilai moral dalam cerpen adalah perilaku tokoh cerpen yang tetap rajin melaksanakan ibadah walaupun berasal dari keyakinan berbeda agama.


(17)

17 2. Citraan (imaji) adalah segala sesuatu yang dapat kita lihat, dengar; cium, sentuh, atau rasakan yang ada pada cerpen kontemporer yang berkaitan dengan aspek penglihatan, pendengaran, perabaan, pengcecapan, penciuman, badan, dan gerak.

3. Cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika adalah cerpen yang muncul bersifat eksperimental, memiliki sifat-sifat yang “menyimpang” dari konvensi-konvensi cerpen yang berlaku biasa atau umum, periode terbitan Januari 2005 sampai Desember 2009.

4. Alternatif bahan ajar adalah pilihan cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika sebagai media atau sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran sastra cerita pendek.

5. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.

F. Paradigma, Metode, dan Subjek Penelitian

Proses penerapan cerpen kontemporer dalam surat kabar sebagai materi ajar secara aktif, membutuhkan kreativitas guru sebagai bahan kajian alternatif. Sehubungan dengan ini maka perlu dijaring data sebagaimana adanya di lapangan. Salah satu cara yang tepat dijadikan metode dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif karena ditujukan untuk mendeskripsikan manfaat penggunaan cerpen


(18)

18 kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika sebagai materi ajar yang diharapkan meningkatkan hasil belajar lebih baik.

Sebagai upaya untuk memperoleh data sebagaimana adanya, subjek penelitian perlu terbiasa menerima kehadiran peneliti, sehingga ditempuh observasi berpartisipasi dari peneliti. Untuk menjaring data kajian nilai moral dan citraan cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika.

Teknik yang digunakan untuk memperoleh data meliputi: penyebaran angket, dan pengumpulan data kajian cerpen dan hasil belajar siswa secara bertahap. Pembelajaran diakhiri dengan meminta siswa untuk membuat kajian nilai moral dan citraan cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika dan kesan mereka selama mengikuti pembelajaran sastra melalui bahan ajar cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika. Bertolak dari kesamaan pemahaman materi cerita pendek yang dibacanya, diharapkan akan ditemukan kajian siswa yang dipedomani sebagai kerangka pemilihan bahan ajar.

Data pemilihan bahan ajar sebagai dasar kajian siswa diperoleh dari hasil identifikasi awal dari peneliti terhadap cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika dengan berbagai tahapan seleksi pemilihan bahan ajar cerita pendek. Pemilihan materi ajar cerpen kontemporer dalam kegiatan pembelajaran dengan cara mengarahkan guru menanggapi berbagai cerpen kontemporer dari aspek nilai moral dan citraan yang terdapat di dalam cerpen itu.


(19)

19 Terhadap data hasil kegiatan pertama (membaca karya sastra secara kritis), dilakukan analisis hasil belajar dengan cara melakukan identifikasi hasil pembelajaran dan tanggapan siswa terhadap cerpen kontemporer. Artinya, pemilihan materi ajar diurutkan makin menjadi lebih khusus, jika semua data yang terurai dalam hasil belajar siswa memenuhi standar ketuntasan belajar secara klasikal yang diharapkan dari cerpen yang dibacanya.

Sehubungan dengan tujuan penelitian ini untuk mencari alternatif materi ajar dalam meningkatkan hasil pembelajaran sastra siswa dalam cerpen, subjek penelitian perlu dipilih dari sejumlah siswa. Untuk itu dipilih siswa SMA Negeri Kelas XI di Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan sebagai subjek penelitian. Hal ini dipertimbangkan mengingat, bahwa selain pokok bahasan ini dikembangkan secara rinci dan cukup mendalam dalam kurikulum, juga bersifat mendasar karena materi pelajaran ini akan membekali kemampuan siswa dalam memahami strategi pemilihan materi ajar yang tepat dalam mencapai tuntutan kompetensi pembelajaran sastra khususnya, dan kompetensi berbahasa Indonesia umumnya.


(20)

20

Gambar 1.1. Paradigma Penelitian

Implementasi Bahan Ajar Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar

Kompas dan Republika

Alternatif Bahan Ajar Cerpen Kontemporer Studi Pendahuluan

Analisis Kebutuhan Bahan Ajar Cerpen

Draft Bahan Ajar Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar

Kompas dan Republika

Bahan Ajar Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar Kompas dan

Republika

Mengkaji Cerpen Kontemporer Mengkaji Silabus

Pembelajaran

Revisi

Tahap 1

Tahap 2

Tahap 3


(21)

21 Berdasarkan gambar 1.1, secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi hal-hal berikut:

1. Studi pendahuluan yang meliputi: mengkaji silabus pembelajaran, (identifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar, mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar, memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah teridentifikasi tadi, memilih sumber bahan ajar), menganilisis kebutuhan bahan ajar cerpen, dan mengkaji cerpen nilai moral, citraan, dan pemilihan bahan ajar).

2. Menyusun draft bahan ajar cerpen. 3. Menyusun bahan ajar.

4. Melaksanakan pembelajaran dengan bahan ajar terpilih. 5. Evaluasi bahan ajar terpilih.

6. Bahan ajar cerpen kontemporer .


(22)

99

BAB III

METODE DAN TEKNIK PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode merupakan cara kerja dalam memahami objek yang menjadi sasaran penelitian. Peneliti dapat memilih salah satu dari berbagai metode yang ada dan sesuai dengan tujuan, sifat, objek, sifat ilmu atau teori yang mendukung. Dalam penelitian, objeklah yang menentukan metode yang akan digunakan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik, yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk memerikan suatu fenomena secara analitis, sistematis, faktual, dan teliti yang bertujuan untuk mendeskripsikan hasil pembelajaran. Dengan menggunakan penelitian deskriptif, penelitian ini diharapkan dapat memerikan nilai moral dan citraan cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika dan kemungkinan dijadikannya sebagai alternatif bahan ajar di SMA dan menggunakan pendekatan kualitatif yang diharapkan menggambarkan hasil pembelajaran setelah diterapkannya materi cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika sebagai bahan ajar. Berdasarkan penelitian ini diharapkan sebuah model teoretis tentang bahan ajar cerpen.

Adapun pendekatan penelitian untuk materi dan hasil pembelajaran adalah pendekatan deskriptif analitis yang diharapkan dapat menjawab permasalahan secara mendalam dan menyeluruh mengenai objek yang diteliti guna menghasilkan


(23)

100 kesimpulan-kesimpulan penelitian dalam konteks waktu dan situasi yang bersangkutan.

Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Metode analisis kualititif sesuai dengan hakikatnya adalah data yang telah terkumpul itu kemudian diseleksi, dikelompokkan, dilakukan pengkajian, interpretasi, dan disimpulkan. Selanjutnya hasil simpulan itu dideskripsikan.

Pendeskripsian data-data dilakukan dengan mengetengahkan fakta berhubungan dengan pembahasan yang mendalam tentang nilai moral dan citraan pada cerpen kontemporer dalam surat kabar sebagai objek penelitian yang akan dijadikan sebagai alternatif bahan ajar di SMA.

Dalam penelitian ini peneliti berusaha memotret secara objektif peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatiannya. Selanjutnya digambarkan atau dideskripsikan seperti adanya. Oleh sebab itu, penelitian deskriptif tidak selalu menuntut adanya hipotesis.

Metode analisis kuantitatif untuk mengungkapkan karakteristik kemungkinan cerpen kontemporer dijadikan bahan ajar dan hasil pembelajaran siswa dengan cara menguraikan dan menafsirkan fakta-fakta, tanda-tanda tentang hasil pembelajaran yang diperoleh siswa teks yang diteliti. Metode kuantitatif dilengkapi dengan metode deskriptif, yang berusaha mendeskripsikan hasil pembelajaran.


(24)

101

B. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi dengan menggunakan langkah-langkah penelitian berikut ini, yaitu:

1. menelusuri cerpen dalam surat kabar Kompas dan Republika periode terbitan Januari 2005-Desember 2009;

2. memahami teks berdasarkan nilai moral dan citraan cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika;

3. menganalisis cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika dari unsur nilai moral dan citraannya;

4. pengelompokan hal-hal yang dominan hasil analisis nilai moral dan citraan yang dapat disumbangkan untuk pembelajaran di SMA;

5. menganalisis hasil pemilihan bahan ajar dari guru: 6. menyusun draft bahan ajar;

7. menyusun bahan ajar;

8. menyusun tes untuk mengetahui nilai moral dan citraan cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika;

9. melaksanakan pembelajaran dengan bahan ajar terpilih; 10.memberikan tes kepada partisipan (siswa);

11.mengumpulkan hasil tes yang telah diisi oleh partisipan (siswa);

12.membuat tabulasi data mengenai nilai moral dan citraan dalam cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika oleh siswa;


(25)

102 13.mendeskripsikan data yang telah ditabulasikan;

14.penyimpulan dari kajian nilai moral dan citraan cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika yang dikaitkan dengan pemilhan bahan ajar dan hasil pembelajaran;

15. pelaporan hasil penelitian.

C. Data dan Sumber Data 1. Data

Data dalam penelitian ini adalah cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika. Alasan penulis dalam rnemilih cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika sebagai data karena berdasarkan kegiatan prasurvei dan observasi, cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika mempunyai oplah dan penyebaran yang besar.

Data dalam penelitian ini berupa nilai moral dan citraan cerpen kontemporer dalam surat kabar yang dimuat pada surat kabar Kompas dan Republika. Data partisipan berupa data pemilihan bahan ajar yang diperoleh dari ekspert dan guru yang mengajar bahasa dan sastra Indonesia dan data hasil belajar diperoleh dari siswa kelas XI di SMA. Alasan pengambilan data di kelas XI Sekolah Menengah Atas karena materi pembelajaran sastra cerita pendek terdapat di kelas tersebut.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah purposive sampling yang merupakan cara pengambilan sumber data berdasarkan karakteristik tertentu yang dimiliki


(26)

103 sumber data sesuai dengan tujuan penelitian. Penentuan besar dan banyaknya sumber data bergantung kepada peneliti dengan berdasarkan pada berbagai pertimbangan dan tujuan tertentu. Seperti halnya data, sumber data penelitian dibagi ke dalam dua bagian, yaitu bahan kajian karya sastra cerita pendek kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika dan sumber data partisipan (ekspert, guru, dan siswa).

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka peneliti menggunakan sumber data utama yang digunakan dalam penelitian ini ialah surat kabar Kompas dan Republika yang memuat cerpen periode Januari 2005-Desember 2009. Sejumlah karakteristik inilah yang menentukan surat kabar Kompas dan Republika dijadikan sumber data dalam meneliti cerita cerpen kontemporer dalam surat kabar.

Sumber data partisipan berupa pemilihan bahan ajar adalah peneliti, ekspert, dan guru yang mengajar bahasa dan sastra Indonesia dan data hasil pembelajaran berupa data hasil pembelajaran siswa kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan.

D. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data bertujuan untuk mengungkapkan proses pengorganisasian dan pengurutan data tentang nilai moral dan citraan cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika ke dalam pola kategori dan satuan uraian sehingga pada nilai moral dan citraan akhirnya dapat ditarik kesimpulan tentang nilai moral dan citraan cerpen kontemporer dalam surat kabar yang dilengkapi dengan data-data pendukung.


(27)

104 Analisis data dilakukan dengan cara berikut ini.

1. Nilai moral cerpen, ditulis kembali dan disusun berdasarkan nilai moral kesetiaan, kepemimpinan, kedermawanan, ketakwaan, persahabatan, dan kesabaran.

2. Citraan cerpen, ditulis kembali dan disusun berdasarkan citraan penglihatan, pendengaran, perabaan, pencecapan, penciuman, badan, dan gerak.

3. Jenis proses pemahaman, terhadap cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika melalui pembacaan mengulang kembali ditafsirkan secara hermeneutik/konvensi sastra kemudian diberi arti. 4. Jenis deskripsi, mendeskripsikan karakteristik cerpen kontemporer dalam

surat kabar berdasarkan unsur-unsur nilai moral dan citraan yang paling dominan dari hasil berbagai analisis.

5. Gambaran data partisipan berupa hasil pemilihan bahan ajar dianalisis berdasarkan unsur aspek isi, aspek pemilihan cerpen sebagai bahan ajar, dan aspek prinsip penyusunan bahan ajar.

6. Gambaran data partisipan berupa hasil pembelajaran dianalisis berdasarkan hasil pembelajaran unsur nilai moral dan citraan.

7. Membuat rangkuman analisis sebagai bahan pelaporan hasil penelitian. Berdasarkan langkah tersebut maka semua data hasil kajian cerpen dikelompokkan berdasarkan kategori nilai moral dan citraan kemudian ditabulasikan.


(28)

105 Selanjutnya data tersebut dimasukkan ke dalam tabel dan grafik kemudian dihitung menurut kategori. Kategori itu untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kedudukan suatu bagian dalam keseluruhan, yaitu yang berhubungan dengan aspek nilai moral dan citraan. Pada dasarnya pengolahan data penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam bentuk kategori.

Data hasil pemilihan bahan ajar dan data hasil pembelajaran cerpen diseleksi, dikelompokkan, dianalisis (dimasukkan ke dalam tabel) kemudian dihitung menurut kategori, dilakukan pengkajian, dan disimpulkan. Selanjutnya hasil simpulan itu dideskripsikan. Pada dasarnya pengolahan data penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam bentuk kategori.

E. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan empat instrumen, yaitu pedoman kajian nilai moral, citraan, pemilihan bahan ajar, dan tes. Pedoman analisis digunakan untuk mendeskripsikan nilai moral dan citraan di dalam cerita tersebut yaitu untuk mengetahui nilai moral dan citraan di dalam cerita oleh siswa SMA, pemilihan bahan ajar digunakan angket penilaian bahan ajar, sedangkan tes digunakan untuk mengukur hasil pembelajaran.

1. Jenis Instrumen

Instrumen mengacu kepada alat untuk mengumpulkan data. Alat pengumpul data digunakan untuk menghimpun data yang diperlukan sesuai variabel penelitian dan permasalahan yang muncul dalam penelitian.


(29)

106 Sejalan dengan rumusan masalah yang dibuat dan teknik pengumpulan data yang telah ditentukan, dalam penelitian ini ada beberapa instrumen yang perlu dibuat sebagai berikut.

1. Pedoman kajian nilai moral berupa nilai moral kesetiaan, kepemimpinan, kedermawanan, ketakwaan, persahabatan, dan kesabaran cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika.

2. Pedoman kajian citraan cerpen berupa citraan penglihatan, pendengaran, perabaan, pencecapan, penciuman, badan, dan gerak. 3. Pedoman pemilihan bahan ajar berupa daftar pernyataan penilaian

cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika untuk dijadikan bahan ajar berupa penilaian aspek isi, pemilihan cerpen sebagai bahan ajar, dan prinsip penyusunan bahan ajar untuk guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia.

4. Tes berupa nilai moral cerpen yang diberikan kepada siswa yaitu berupa nilai moral kesetiaan, kepemimpinan, kedermawanan, ketakwaan, persahabatan, dan kesabaran..

5. Tes berupa citraan cerpen yang diberikan kepada siswa yaitu berupa citraan penglihatan, pendengaran, perabaan, pencecapan, penciuman, badan, dan gerak.


(30)

107

2. Kisi-Kisi Instrumen

Kisi-kisi instrumen menunjukkan ruang lingkup dan penekanan alat pengumpul data baik tes maupun pedoman pemilihan bahan ajar dan penilaian hasil pembelajaran. Kisi-kisi ini akan menghindarkan dari ketidakseimbangan, salah tes, ataupun ketidakadilan dalam menghimpun data penelitian.

Sehubungan dengan masalah penelitian yang memuat empat variabel penelitian. Maka dibuat sebaran kisi-kisi penelitian sebagai berikut.

a. Kisi-Kisi Instrumen Kajian Nilai Moral


(31)

108

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Kajian Nilai Moral

No. Jenis Nilai Moral Ciri Penanda

1. Kesetiaan 1. tunduk pada hal-hal yang terpuji 2. bersemangat dalam mencapai kebaikan 3. tidak berselingkuh

4. tidak berkhianat 5. tidak tergoda

6. konsisten pada pilihan yang telah ditetapkan 7. taat pada janji yang telah diucapkan

2. Kepemimpinan 1. kemampuan dalam memimpin 2. arif dan adil

3. tidak otoriter

4. mengajak bawahan untuk bermusyawarah 5. menghargai lawan

6. tidak meremehkan orang lain 7. berperilaku baik

8. menyejahterakan bawahan

3. Kedermawanan 1. rela menyedekahkan harta seperlunya kepada yang berhak

2. adanya pengorbanan utamanya dalam bentuk 4 Ketakwaan 1. mengagungkan asma ilahi, dan memuji-Nya

2. patuh dan tunduk pada tuhan 3. religius

4. taat menjalankan perintah-Nya 5. zikir dan doa

5 Persahabatan 1. mencintai secara tulus 2. memperhatikan orang

3. memperhatikan masalah-masalah sahabatnya 6 Kesabaran 1. sikap tegarnya diri terhadap gempuran hawa

nafsu

2. tidak tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu 3. tidak terjebak pada kenikmatan duniawi 4. tidak putus asa dalam setiap usaha


(32)

109

b. Kisi-Kisi Instrumen Kajian Citraan

Kisi-kisi instrumen kajian citraan disusun sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Kajian Citraan

No. Jenis Citraan Ciri Penanda

1. Penglihatan (Visual)

Pembaca seakan-akan dapat melihat sesuatu sebagaimana yang dilihat oleh penulis cerita pendek.

2. Pendengaran (Auditif)

Pembaca seakan-akan dapat mendengarkan suatu bunyi sebagaimana dapat didengar oleh penulis cerita pendek. 3. Perabaan

(Taktil)

Pembaca seakan-akan dapat meraba suatu barang sehingga terasa kasar ataupun halus, keras atau lembut serta menimbulkan perasaan tertentu.

4. Pencecapan (Gustatif)

Pembaca seakan-akan dapat merasakan asin, asam, manis, pahit, dan lain-lain.

5. Penciuman (Olfaktif)

Pembaca seakan-akan dapat mencium bau anyir, amis, busuk, dan lain-lain.

6. Badan (Organik)

Pembaca seakan-akan melihatatau merasakan badan yang letih, lesu, lemas, lapar, mual, pusing, dan lain-lain. 7. Gerak

(Kinestetik)

Pembaca seakan-akan dapat merasakan atau melihat gerakan badan atau gerakan otot-otot tubuh

c. Kisi-Kisi Instrumen Kesesuaian Aspek Isi Cerpen dengan Bahan Ajar

Kisi-kisi instrumen kesesuaian aspek isi cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika dengan bahan ajar terdiri dari tiga instrumen dan disusun sebagai berikut:


(33)

110

1) Kisi-Kisi Instrumen Kesesuaian Aspek Isi Cerpen dengan Bahan Ajar

Kisi-kisi instrumen kesesuaian aspek isi cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika dengan bahan ajar disusun sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Kesesuaian Aspek Isi Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar Kompas dan Republika dengan Bahan Ajar

Aspek yang Dinilai Skala Nilai

1 2 3 4 5

1. Materi cerpen memuat aspek keterampilan bersastra.

2. Materi cerpen memuat aspek pengalaman bersastra.

3. Materi cerpen memuat aspek pembelajaran bersastra.

4. Tema cerpen mendukung bahan ajar pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

5. Alur cerpen mendukung bahan ajar pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

6. Landas tumpu (setting) mendukung bahan ajar pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia 7. Tokoh/penokohan cerpen mendukung bahan ajar

pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

8. Aspek kelayakan dipilih sebagai bahan ajar cerpen mendukung pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

9. Aspek yang memuat bahan ajar cerpen mendukung bahan ajar pembelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia Catatan Skala Nilai:

Nilai 1: Tidak sesuai dengan bahan ajar Nilai 2: Kurang sesuai dengan bahan ajar Nilai 3: Cukup sesuai dengan bahan ajar Nilai 4: Baik sesuai dengan bahan ajar Nilai 5: Sangat baik sesuai dengan bahan ajar


(34)

111

2) Kisi-Kisi Instrumen Pemilihan Cerpen sebagai Bahan Ajar

Kisi-kisi instrumen pemilihan cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika sebagai bahan ajar disusun sebagai berikut:

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Pemilihan Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar

Kompas dan Republika Sebagai Bahan Ajar

Aspek yang Dinilai Skala Nilai

1 2 3 4 5

1. Aspek bahasa cerpen sesuai tingkat kemampuan berbahasa siswa

2. Situasi cerpen sesuai tingkat kemampuan berbahasa siswa

3. Isi cerpen sesuai tingkat kemampuan berbahasa siswa 4. Ungkapan/referensi cerpen sesuai tingkat kemampuan

berbahasa siswa

5. Isi cerpen sesuai tingkat perkembangan kematangan psikologis siswa

6. Latar belakang budaya cerpen sesuai kondisi lingkungan belajar siswa

7. Cerpen membantu keterampilan berbahasa siswa 8. Cerpen meningkatkan pengetahuan budaya siswa 9. Cerpen mengembangkan cipta dan rasa siswa 10.Cerpen menunjang pembentukan watak siswa

Catatan Skala Nilai:

Nilai 1: Tidak layak dijadikan bahan ajar Nilai 2: Kurang layak dijadikan bahan ajar Nilai 3: Cukup layak dijadikan bahan ajar Nilai 4: Layak dijadikan bahan ajar Nilai 5: Sangat layak dijadikan bahan ajar


(35)

112

3) Kisi-Kisi Instrumen Kesesuaian Cerpen dengan Prinsip Penyusunan Bahan Ajar

Kisi-kisi instrumen kesesuaian cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika dengan prinsip penyusunan bahan ajar disusun sebagai berikut:

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Instrumen Kesesuaian Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar

Kompas dan Republika dengan Prinsip Penyusunan Bahan Ajar

Aspek yang Dinilai

Skala Nilai

1 2 3 4 5

1. Cerpen sesuai prinsip relevansi, kesesuaian antara materi pokok dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai

2. Cerpen konsistensi, ajeg antara materi pokok dengan kompetensi dasar.

3. Cerpen adekuasi, memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan.

Catatan Skala Nilai:

Nilai 1: Tidak sesuai dengan prinsip penyusunan bahan ajar Nilai 2: Kurang sesuai dengan prinsip penyusunan bahan ajar Nilai 3: Cukup sesuai dengan prinsip penyusunan bahan ajar Nilai 4: Sesuai dengan prinsip penyusunan bahan ajar Nilai 5: Sangat sesuai dengan prinsip penyusunan bahan ajar

d. Kisi-Kisi Instrumen Hasil Pembelajaran


(36)

113

Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Pembelajaran Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar Kompas

Petunjuk:

1. Bacalah dengan baik cerpen berikut ini! 2. Kerjakanlah tugas-tugas di bawahnya!

LAILA

Cerpen Putu Wijaya

dimuat di Kompas 8 November 2009 Telah Disimak 703 kali

Menangis tidak selamanya tanda kelemahan. Tapi istri saya tidak bisa menafsirkan lain, ketika melihat kucur air mata Laila.

”Ada apa lagi Laila,” tanya istri saya. ”Kok nangis seperti sinetron, kapan habisnya?”

Tangis Laila bukannya berhenti, malah tambah menjadi-jadi. Saya cepat memberi kode rahasia supaya interogasi itu jangan dilanjutkan. Besar kemungkinan, itu taktik minta gaji naik.

”Laila itu bukan jenis pembantu murahan yang mata duitan. Dia orang Jawa yang tahu diri, memangnya kamu!” bentak istri saya, sambil menarik Laila bicara

empat mata.

………

1. Analisis Nilai Moral

Analisis/Temuan

Jenis Nilai Moral Kalimat/Paragraf Pendukung

2. Analisis Citraan

Analisis/Temuan Citraan


(37)

114

Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Pembelajaran Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar Republika

Petunjuk:

1. Bacalah dengan baik cerpen berikut ini! 2. Kerjakanlah tugas-tugas di bawahnya!

PEREMPUAN BERKERUDUNG DAN ROK MINI

Cerpen Teguh Winarsho A.S.

dimuat di Republika 25 Juni 2006 Telah Disimak 1.259 kali

DUDUK di jok belakang taksi yang meluncur deras di lengang malam, ia lebih banyak menunduk seolah ingin menyembunyikan segenap kesedihan di balik jilbab putihnya. Langit malam cerah berserak bintang seolah semesta tengah merayakan pesta. Tapi segala keindahan telah lama lenyap di hati perempuan itu, justru sejak laki-laki yang kini duduk di sebelahnya resmi menjadi suaminya. Laki-laki tampan yang awalnya terkesan pendiam dan romantis. Laki-Laki-laki yang dulu sering menatapnya tanpa berkedip.

... 1. Analisis Nilai Moral

Jenis Nilai Moral Kalimat/Paragraf Pendukung

2. Analisis Citraan


(38)

370

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan pendeskripsian analisis data, pembahasan hasil penelitian, dan temuan yang telah diuraikan sebelumnya, hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Nilai Moral Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar a. Surat Kabar Kompas

Nilai moral dalam surat kabar dibagi menjadi enam bagian, yaitu nilai moral kesetiaan, moral persahabatan, nilai moral kesabaran, nilai moral kepemimpinan, nilai moral kedermawanan, dan nilai moral ketakwaan. Banyaknya cerpen kontemporer dalam surat kabar yang diteliti dan dianalisis nilai moralnya berjumlah 30 buah cerpen.

Berdasarkan analisis data maka nilai moral yang temukan dalam surat kabar Kompas adalah nilai moral kesetiaan sebanyak 7 cerpen ditandai oleh ciri tunduk pada hal-hal yang terpuji dan bersemangat dalam mencapai kebaikan, dan tidak berselingkuh; nilai moral kepemimpinan sebanyak 5 cerpen ditandai oleh ciri penanda mengajak bawahan untuk bermusyawarah, menghargai lawan, tidak meremehkan orang lain, serta berperilaku baik dan menyejahterakan bawahan; nilai moral kedermawanan sebanyak 3 cerpen ditandai oleh ciri penanda pengorbanan


(39)

371 utamanya dalam bentuk materi; nilai moral ketakwaan sebanyak 3 cerpen ditandai oleh ciri penanda taat menjalankan perintah-Nya, zikir dan doa; nilai moral persahabatan sebanyak 6 cerpen ditandai oleh ciri penanda memperhatikan orang dan memperhatikan masalah-masalah sahabatnya; dan nilai moral kesabaran sebanyak 6 cerpen ditandai oleh ciri penanda sikap tegarnya diri terhadap gempuran hawa nafsu, tidak tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu.

a. Surat Kabar Republika

Nilai moral cerpen kontemporer dalam surat kabar dibagi menjadi enam bagian, yaitu nilai moral kesetiaan, moral persahabatan, nilai moral kesabaran, nilai moral kepemimpinan, nilai moral kedermawanan, dan nilai moral ketakwaan. Banyaknya cerpen kontemporer dalam surat kabar yang diteliti dan dianalisis nilai moralnya berjumlah 30 buah cerpen.

Berdasarkan analisis data maka nilai moral yang temukan dalam surat kabar Republika adalah nilai moral kesetiaan sebanyak sebanyak 11 cerpen ditandai oleh ciri penanda tidak berkhianat, tidak tergoda, dan konsisten pada pilihan yang telah ditetapkan, serta taat pada janji yang telah diucapkan; nilai moral kepemimpinan sebanyak 2 cerpen ditandai oleh ciri penanda kemampuan dalam memimpin, arif dan adil, dan tidak otoriter; nilai moral kedermawanan sebanyak 2 cerpen ditandai oleh ciri penanda rela menyedekahkan harta seperlunya kepada yang berhak; nilai moral ketakwaan sebanyak 4 cerpen ditandai oleh ciri penanda mengagungkan asma Ilahi, dan memuji-Nya, patuh dan tunduk pada Tuhan, religious; nilai moral persahabatan


(40)

372 sebanyak 4 cerpen ditandai oleh ciri penanda mencintai secara tulus; dan nilai moral kesabaran sebanyak 7 cerpen ditandai oleh ciri penanda tidak terjebak pada kenikmatan duniawi, serta tidak putus asa dalam setiap usaha.

c. Surat Kabar Kompas dan Republika

Nilai moral yang paling menonjol dalam surat kabar Kompas dan Republika adalah nilai moral kesetiaan sebanyak 18 cerpen dengan ciri penanda tunduk pada hal-hal yang terpuji dan bersemangat dalam mencapai kebaikan, dan tidak berselingkuh, tidak berkhianat, tidak tergoda, dan konsisten pada pilihan yang telah ditetapkan, serta taat pada janji yang telah diucapkan. Nilai moral kesabaran sebanyak 13 cerpen dengan ciri penanda ciri penanda sikap tegarnya diri terhadap gempuran hawa nafsu, tidak tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu, tidak terjebak pada kenikmatan duniawi, serta tidak putus asa dalam setiap usaha. Nilai moral persahabatan sebanyak 10 cerpen ciri penanda memperhatikan orang dan memperhatikan masalah-masalah sahabatnya, dan mencintai secara tulus. Nilai moral kepemimpinan sebanyak 7 cerpen dengan ciri penanda mengajak bawahan untuk bermusyawarah, menghargai lawan, tidak meremehkan orang lain, serta berperilaku baik dan menyejahterakan bawahan, kemampuan dalam memimpin, arif dan adil, dan tidak otoriter. Nilai moral ketakwaan sebanyak 7 cerpen dengan ciri penanda taat menjalankan perintah-Nya, zikir dan doa, mengagungkan asma Ilahi, dan memuji-Nya, patuh dan tunduk pada Tuhan, religius. dan nilai moral


(41)

373 kedermawanan sebanyak 5 cerpen dengan ciri penanda pengorbanan utamanya dalam bentuk materi, dan rela menyedekahkan harta seperlunya kepada yang berhak.

2. Citraan Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar a. Surat Kabar Kompas

Citraan cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dibagi menjadi tujuah bagian yaitu citraan penglihatan (visual), citraan gerak (kinstetik), citraan badan (organik), citraan perabaan (taktil), citraan pencecapan (gustatif), citraan penciuman (olfaktif), dan citraan pendengaran (auditif). Keseluruhan cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas yang diteliti dan dianalisis citraannya berjumlah 30 buah cerpen.

Citraan cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas adalah citraan penglihatan (visual) sebanyak citraan penglihatan (visual) sebanyak 11. Ciri penanda citraan penglihatan (viusal) yang ditemukan yaitu ciri penanda pembaca seakan-akan dapat melihat sesuatu sebagaimana yang dilihat oleh penulis cerita pendek; citraan pendengaran (auditif) sebanyak 1 cerpen. Ciri penanda citraan pendengaran (auditif) yang ditemukan yaitu ciri penanda pembaca seakan-akan dapat mendengarkan suatu bunyi sebagaimana dapat didengar oleh penulis cerita pendek, citraan perabaan (taktil) sebanyak 3 cerpen. Ciri penanda citraan perabaan (taktil) yang ditemukan yaitu ciri penanda pembaca seakan-akan dapat meraba suatu barang sehingga terasa kasar ataupun halus dan keras, citraan pencecapan (gustatif) sebanyak 3 cerpen. Ciri penanda citraan perabaan (taktil) yang ditemukan yaitu ciri penanda pembaca seakan-akan dapat merasakan asin, asam, dan lain-lain; citraan


(42)

374 penciuman (olfaktif) sebanyak 2 cerpen. Ciri penanda citraan penciuman (olfaktif) yang ditemukan yaitu ciri penanda pembaca seakan-akan dapat dapat mencium bau anyir dan amis; citraan badan (organik) sebanyak 4 cerpen. Ciri penanda citraan badan (organik) yang yaitu ciri penanda pembaca seakan-akan melihat atau merasakan badan yang letih, lesu, lemas, dan lain-lain; dan citraan gerak (kinestetik) sebanyak 6 cerpen. Ciri penanda citraan badan (organik) yang ditemukan yaitu ciri penanda pembaca seakan-akan merasakan gerakan badan atau gerakan otot-otot tubuh.

b. Surat Kabar Republika

Citraan cerpen kontemporer dalam surat kabar dibagi menjadi tujuah bagian yaitu citraan penglihatan (visual), citraan gerak (kinstetik), citraan badan (organik), citraan perabaan (taktil), citraan pencecapan (gustatif), citraan penciuman (olfaktif), dan citraan pendengaran (auditif). Keseluruhan cerpen kontemporer dalam surat kabar yang diteliti dan dianalisis citraannya berjumlah 30 buah cerpen.

Hasil analisis data dan temuan peneliti tentang citraan cerpen kontemporer dalam surat kabar Republika adalah citraan penglihatan (visual) sebanyak citraan penglihatan (visual) sebanyak 13 cerpen. Ciri penanda citraan penglihatan (viusal) yang ditemukan yaitu ciri penanda pembaca seakan-akan dapatmelihat sesuatu sebagaimana yang dilihat oleh penulis cerita pendek; citraan pendengaran (auditif) sebanyak 3 cerpen. Ciri penanda citraan pendengaran (auditif) yang ditemukan yaitu ciri penanda pembaca seakan-akan dapat mendengarkan suatu bunyi sebagaimana


(43)

375 dapat didengar oleh penulis cerita pendek; citraan perabaan (taktil) sebanyak 1 cerpen. Ciri penanda citraan perabaan (taktil) yang ditemukan yaitu ciri penanda pembaca seakan-akan dapat meraba suatu barang sehingga lembut serta menimbulkan perasaan tertentu; citraan pencecapan (gustatif) sebanyak 2 cerpen. Ciri penanda citraan perabaan (taktil) yang ditemukan yaitu ciri penanda pembaca seakan-akan dapat merasakan manis dan pahit, citraan penciuman (olfaktif) sebanyak 3 cerpen. Ciri penanda citraan penciuman (olfaktif) yang ditemukan yaitu ciri penanda pembaca seakan-akan dapat dapat mencium busuk dan lain-lain, citraan badan (organik) sebanyak 5 cerpen. Ciri penanda citraan badan (organik) yang ditemukan yaitu ciri penanda pembaca seakan-akan melihat atau merasakan badan yang lapar, mual, pusing, dan lain-lain; dan cCitraan gerak (kinestetik) sebanyak 3 cerpen. Ciri penanda citraan badan (organik) yang ditemukan yaitu ciri penanda pembaca seakan-akan merasakan atau melihat gerakan badan.

c. Surat Kabar Kompas dan Republika

Citraan yang paling menonjol dalam surat kabar Kompas dan Republika adalah citraan penglihatan (visual) sebanyak 24 dengan ciri penanda pembaca seakan-akan dapat melihat sesuatu sebagaimana yang dilihat oleh penulis cerita pendek. Citraan gerak (kinstetik) sebanyak 9 cerpen dengan ciri penanda pembaca seakan-akan merasakan atau melihat gerakan badan atau gerakan otot-otot tubuh. Citraan badan (organik) sebanyak 9 cerpen dengan ciri penanda pembaca seakan-akan melihat atau merasseakan-akan badan yang letih, lesu, lemas, lapar, mual, pusing, dan


(44)

376 lain-lain. Citraan perabaan (taktil) sebanyak 4 cerpen dengan ciri penanda pembaca seakan-akan dapat meraba suatu barang sehingga terasa kasar ataupun halus, keras atau lembut serta menimbulkan perasaan tertentu. Citraan pencecapan (gustatif) sebanyak 5 cerpen dengan ciri penanda pembaca seakan-akan dapat merasakan asin, asam, manis, pahit, dan lain-lain. Citraan penciuman (olfaktif) sebanyak 5 cerpen, dan citraan pendengaran (auditif) sebanyak 1 cerpen dengan ciri penanda pembaca seakan-akan dapat dapat mencium bau anyir, amis, busuk, dan lain-lain.

3. Pemilihan Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar Menjadi Bahan Ajar a. Surat Kabar Kompas

Kesesuaian pemilihan cerpen kontemporer dalam surat kabar dengan bahan ajar dibagi menjadi tiga bagian, yaitu aspek kesesuaian isi cerpen kontemporer dalam surat kabar dengan bahan ajar, aspek pemilihan cerpen kontemporer dalam surat kabar sebagai bahan ajar, dan aspek kesesuaian cerpen kontemporer dalam surat kabar dengan prinsip penyusunan bahan ajar.

1) Aspek Kesesuaian Isi Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar Kompas dengan Bahan Ajar

Aspek isi cerpen kontemporer dalam surat kabar sebagai bahan ajar dibagi menjadi sembilan subaspek, yaitu subaspek materi cerpen memuat aspek keterampilan bersastra, subaspek materi cerpen memuat aspek pengalaman bersastra, subaspek materi cerpen memuat aspek pembelajaran bersastra, subaspek tema cerpen mendukung bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia,


(45)

377 subaspek alur cerpen mendukung bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, subaspek landas tumpu (setting) mendukung bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, subaspek tokoh/penokohan cerpen mendukung bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, subaspek nilai moral cerpen mendukung pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, subaspek citraan cerpen mendukung bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Rata-rata penilaian responden kesesuaian aspek isi cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dengan bahan ajar adalah 3,81 (baik sesuai dengan bahan ajar).

2) Aspek Pemilihan Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar Kompas sebagai Bahan Ajar

Aspek pemilihan cerpen kontemporer dalam surat kabar sebagai bahan ajar dibagi menjadi sepuluh subaspek, yaitu subaspek berkaitan dengan bahasa cerpen sesuai tingkat kemampuan berbahasa siswa, subaspek situasi cerpen sesuai tingkat kemampuan berbahasa siswa, subaspek berkaitan dengan isi cerpen sesuai tingkat kemampuan berbahasa sisswa, subaspek ungkapan/referensi cerpen sesuai tingkat kemampuan berbahasa siswa, subaspek berkaitan dengan isi cerpen sesuai tingkat perkembangan kematangan psikologis siswa, subaspek latar belakang budaya cerpen sesuai kondisi lingkungan belajar siswa, subaspek cerpen membantu membantu keterampilan berbahasa siswa, subaspek cerpen meningkatkan pengetahuan budaya siswa, subaspek cerpen mengembangkan cipta dan rasa siswa, dan subaspek cerpen menunjang pembentukan watak siswa. Rata-rata penilaian responden kesesuaian


(46)

378 aspek pemilihan cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dengan bahan ajar adalah 3,80 (layak dijadikan bahan ajar).

3) Aspek Kesesuaian Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar Kompas dengan Prinsip Penyusunan Bahan Ajar

Aspek pemilihan cerpen kontemporer dalam surat kabar sebagai bahan ajar dibagi menjadi tiga subaspek, yaitu subaspek berkaitan dengan materi cerpen yang sesuai prinsip relevansi (kesesuaian materi pokok dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai), subaspek berkaitan dengan materi cerpen yang sesuai prinsip konsistensi (ajeg antara materi pokok dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai), subaspek berkaitan dengan materi cerpen yang sesuai prinsip adekuasi (memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang ingin dicapai). Rata-rata penilaian responden kesesuaian cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dengan prinsip pemilihan bahan ajar sebesar 3,85 (sesuai dengan prinsip penyusunan bahan ajar).

b. Surat Kabar Republika

Kesesuaian pemilihan cerpen kontemporer dalam surat kabar dengan bahan ajar dibagi menjadi tiga bagian, yaitu aspek kesesuaian isi cerpen kontemporer dalam surat kabar dengan bahan ajar, aspek pemilihan cerpen kontemporer dalam surat kabar sebagai bahan ajar, dan aspek kesesuaian cerpen kontemporer dalam surat kabar dengan prinsip penyusunan bahan ajar.


(47)

379

1) Aspek Kesesuaian Isi Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar Republika sebagai Bahan Ajar

Aspek isi cerpen kontemporer dalam surat kabar sebagai bahan ajar dibagi menjadi sembilan subaspek, yaitu subaspek materi cerpen memuat aspek keterampilan bersastra, subaspek materi cerpen memuat aspek pengalaman bersastra, subaspek materi cerpen memuat aspek pembelajaran bersastra, subaspek tema cerpen mendukung bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, subaspek alur cerpen mendukung bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, subaspek landas tumpu (setting) mendukung bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, subaspek tokoh/penokohan cerpen mendukung bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, subaspek nilai moral cerpen mendukung pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, subaspek citraan cerpen mendukung bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Rata-rata penilaian responden kesesuaian aspek isi cerpen kontemporer dalam surat kabar Republika dengan bahan ajar adalah 4,25 (baik sesuai dengan bahan ajar).

2) Aspek Pemilihan Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar Republika sebagai Bahan Ajar

Aspek pemilihan cerpen kontemporer dalam surat kabar sebagai bahan ajar dibagi menjadi sepuluh subaspek, yaitu subaspek berkaitan dengan bahasa cerpen sesuai tingkat kemampuan berbahasa siswa, subaspek situasi cerpen sesuai tingkat kemampuan berbahasa siswa, subaspek berkaitan dengan isi cerpen sesuai tingkat kemampuan berbahasa sisswa, subaspek ungkapan/referensi cerpen sesuai tingkat


(48)

380 kemampuan berbahasa siswa, subaspek berkaitan dengan isi cerpen sesuai tingkat perkembangan kematangan psikologis siswa, subaspek latar belakang budaya cerpen sesuai kondisi lingkungan belajar siswa, subaspek cerpen membantu membantu keterampilan berbahasa siswa, subaspek cerpen meningkatkan pengetahuan budaya siswa, subaspek cerpen mengembangkan cipta dan rasa siswa, dan subaspek cerpen menunjang pembentukan watak siswa. Rata-rata penilaian responden kesesuaian aspek pemilihan cerpen kontemporer dalam surat kabar Republika dengan bahan ajar adalah 3,78 (layak dijadikan bahan ajar).

3) Aspek Kesesuaian Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar Republika dengan Prinsip Penyusunan Bahan Ajar

Aspek pemilihan cerpen kontemporer dalam surat kabar sebagai bahan ajar dibagi menjadi tiga subaspek, yaitu subaspek berkaitan dengan materi cerpen yang sesuai prinsip relevansi (kesesuaian materi pokok dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai), subaspek berkaitan dengan materi cerpen yang sesuai prinsip konsistensi (ajeg antara materi pokok dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai), subaspek berkaitan dengan materi cerpen yang sesuai prinsip adekuasi (memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang ingin dicapai). Rata-rata penilaian responden kesesuaian cerpen kontemporer dalam surat kabar Republika dengan prinsip pemilihan bahan ajar sebesar 4,09 (sesuai dengan prinsip penyusunan bahan ajar).


(49)

381

c. Surat Kabar Kompas dan Republika

Kesesuaian pemilihan cerpen kontemporer dalam surat kabar dengan bahan ajar dibagi menjadi tiga bagian, yaitu aspek kesesuaian isi cerpen kontemporer dalam surat kabar dengan bahan ajar, aspek pemilihan cerpen kontemporer dalam surat kabar sebagai bahan ajar, dan aspek kesesuaian cerpen kontemporer dalam surat kabar dengan prinsip penyusunan bahan ajar.

1) Kesesuaian Isi Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar Kompas dan

Republika dengan Bahan Ajar

Penilaian responden pada subaspek materi cerpen memuat aspek keterampilan bersastra sebesar 4,12 (baik sesuai dengan bahan ajar), subaspek materi cerpen memuat aspek pengalaman bersastra sebesar 4,09 (baik sesuai dengan bahan ajar), subaspek materi cerpen memuat aspek pembelajaran bersastra sebesar 4,06 (baik sesuai dengan bahan ajar), subaspek tema cerpen mendukung bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia sebesar 4,1 (baik sesuai dengan bahan ajar), subaspek alur cerpen mendukung bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia sebesar 4,16 (baik sesuai dengan bahan ajar), subaspek landas tumpu (setting) mendukung bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia sebesar 3,94 (baik sesuai dengan bahan ajar), subaspek tokoh/penokohan cerpen mendukung bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia sebesar 3,82 (baik sesuai dengan bahan ajar), subaspek nilai moral cerpen mendukung pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia sebesar 3,99 (baik sesuai dengan bahan ajar), dan subaspek


(50)

382 citraan cerpen mendukung bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia sebesar 3,99 (baik sesuai dengan bahan ajar).

Rata-rata penilaian responden pada aspek kesesuaian isi cerpen kontemporer dengan bahan ajar yang bersumber dari surat kabar Kompas sebesar 3,81 (baik sesuai dengan bahan ajar) dan surat kabar Republika sebesar 4,25 (baik sesuai dengan bahan ajar). Rata-rata penilaian responden untuk cerpen kontemporer yang bersumber dari surat kabar Kompas dan Republika sebesar 4,03 (baik sesuai dengan bahan ajar).

2) Aspek Pemilihan Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar Kompas dan

Republika sebagai Bahan Ajar

Aspek pemilihan cerpen kontemporer dalam surat kabar sebagai bahan ajar dibagi menjadi sepuluh subaspek.

Penilaian responden pada subaspek bahasa cerpen sesuai tingkat kemampuan berbahasa siswa sebesar 3,95 (layak dijadikan bahan ajar), subaspek situasi cerpen sesuai tingkat kemampuan berbahasa siswa sebesar 3,85 (layak dijadikan bahan ajar), subaspek isi cerpen sesuai tingkat kemampuan berbahasa siswa sebesar 3,83 (layak dijadikan bahan ajar), subaspek ungkapan/referensi cerpen sesuai tingkat kemampuan berbahasa siswa sebesar 3,58 (layak dijadikan bahan ajar), subaspek isi cerpen sesuai tingkat perkembangan kematangan psikologis sebesar 3,78 (layak dijadikan bahan ajar), subaspek latar belakang budaya cerpen sesuai kondisi lingkungan belajar siswa sebesar 3,83 (layak dijadikan bahan ajar), subaspek cerpen membantu keterampilan berbahasa siswa sebesar 3,83 (layak dijadikan bahan ajar),


(51)

383 subaspek cerpen meningkatkan pengetahuan budaya siswa sebesar 3,70 (layak dijadikan bahan ajar), subaspek cerpen mengembangkan cipta dan rasa siswa sebesar 3,67 (layak dijadikan bahan ajar), dan subaspek cerpen menunjang pembentukan watak siswa sebesar 3,77 (layak dijadikan bahan ajar).

Rata-rata penilaian responden pada aspek pemilihan cerpen kontemporer sebagai bahan ajar yang bersumber dari surat kabar Kompas sebesar 3,79 (layak dijadikan bahan ajar) dan surat kabar Republika sebesar 3,77 (layak dijadikan bahan ajar). Rata-rata penilaian responden kesesuaian aspek pemilihan cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika dengan 383ahan ajar adalah 3,78 (layak dijadikan bahan ajar).

3) Aspek Kesesuaian Cerpen Kontemporer dalam Surat Kabar Kompas dan

Republika dengan Prinsip Penyusunan Bahan Ajar

Penilaian responden tentang pemilihan cerpen kontemporer dalam surat kabar sebagai bahan ajar subaspek cerpen sesuai prinsip relevansi (kesesuaian antara materi pokok dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai) sebesar 3,92 (sesuai dengan prinsip penyusunan bahan ajar), subaspek cerpen sesuai prinsip konsistensi (ajeg antara materi pokok dengan kompetensi dasar) sebesar 3,98 (sesuai dengan prinsip penyusunan bahan ajar), dan subaspek cerpen sesuai prinsip adekuasi (memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan) sebesar 3,99 (sesuai dengan prinsip penyusunan bahan ajar).


(52)

384 Rata-rata penilaian responden kesesuaian cerpen kontemporer dalam surat kabar Kompas dan Republika dengan prinsip pemilihan bahan ajar sebesar 3,96 (sesuai dengan prinsip penyusunan bahan ajar).

4. Respon Siswa terhadap Pemilihan Cerpen Kontemporer Sebagai Bahan Ajar

Respon siswa terhadap pemilihan cerpen kontemporer dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kesesuaian isi cerpen kontemporer dalam surat kabar dengan bahan ajar, kesesuaian pemilihan cerpen kontemporer dalam surat kabar sebagai bahan ajar, dan kesesuaian cerpen kontemporer dalam surat kabar dengan prinsip penyusunan bahan ajar.

a. Respon Siswa terhadap Aspek Kesesuaian Isi Cerpen Kontemporer dengan Bahan Ajar

Respon siswa yang berkaitan dengan aspek kesesuaian isi cerpen kontemporer dalam surat kabar dengan bahan ajar. Respon siswa terhadap kesesuaian isi cerpen kontemporer dalam surat kabar dengan bahan ajar subaspek materi cerpen memuat aspek keterampilan bersastra, respon siswa menunjukkan rata-rata sebesar 3,85 (baik sesuai dengan bahan ajar). Subaspek materi cerpen memuat aspek pengalaman bersastra, respon siswa menunjukkan rata-rata sebesar 3,85 (baik sesuai dengan bahan ajar). Subaspek materi cerpen memuat aspek pembelajaran bersastra, respon siswa menunjukkan rata-rata sebesar 3,89 (baik sesuai dengan bahan ajar). Subaspek tema cerpen mendukung bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, respon siswa menunjukkan rata-rata sebesar 3,87 (baik sesuai dengan bahan ajar). Subaspek


(53)

385 alur cerpen mendukung bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, respon siswa menunjukkan rata-rata sebesar 3,67 (baik sesuai dengan bahan ajar). Subaspek landas tumpu (setting) mendukung bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, respon siswa menunjukkan rata-rata sebesar 3,56 (baik sesuai dengan bahan ajar). Subaspek tokoh/penokohan cerpen mendukung bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, respon siswa menunjukkan rata-rata sebesar 3,87 (baik sesuai dengan bahan ajar). Subaspek nilai moral cerpen mendukung pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, respon siswa menunjukkan rata-rata sebesar 3,79 (baik sesuai dengan bahan ajar). Subaspek citraan cerpen mendukung bahan ajar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia respon siswa menunjukkan rata-rata sebesar 3,82 (baik sesuai dengan bahan ajar). Secara umum respon siswa terhadap kesesuaian isi cerpen kontemporer dalam surat kabar dengan bahan ajar menunjukkan rata-rata sebesar 3,79 (baik sesuai dengan bahan ajar).

b. Respon Siswa terhadap Aspek Kesesuaian Isi Cerpen Kontemporer dengan Bahan Ajar

Respon siswa terhadap aspek kesesuaian isi cerpen kontemporer dalam surat kabar dengan bahan ajar keseluruhan respon yang diperoleh dari siswa. Respon siswa terhadap pemilihan cerpen kontemporer dalam surat kabar sebagai bahan ajar subaspek bahasa cerpen sesuai tingkat kemampuan berbahasa siswa, respon siswa menunjukkan rata-rata sebesar 3,77 (layak dijadikan bahan ajar). Subaspek situasi cerpen sesuai tingkat kemampuan berbahasa, respon siswa menunjukkan rata-rata


(54)

386 sebesar 3,78 (layak dijadikan bahan ajar). Subaspek isi cerpen sesuai tingkat kemampuan berbahasa siswa, respon siswa menunjukkan rata-rata sebesar 3,72 (layak dijadikan bahan ajar). Subaspek ungkapan/referensi cerpen sesuai tingkat kemampuan berbahasa siswa, respon siswa menunjukkan rata-rata sebesar 3,95 (layak dijadikan bahan ajar). Subaspek isi cerpen sesuai tingkat perkembangan kematangan psikologis, respon siswa menunjukkan rata-rata sebesar 4,05 (layak dijadikan bahan ajar). Subaspek latar belakang budaya cerpen sesuai kondisi lingkungan belajar siswa, respon siswa menunjukkan rata-rata sebesar 3,58 (layak dijadikan bahan ajar). Subaspek cerpen membantu keterampilan berbahasa siswa, respon siswa menunjukkan rata-rata sebesar 3,63 (layak dijadikan bahan ajar). Subaspek cerpen meningkatkan pengetahuan budaya siswa, respon siswa menunjukkan rata-rata sebesar 3,67 (layak dijadikan bahan ajar). Subaspek cerpen mengembangkan cipta dan rasa siswa, respon siswa menunjukkan rata-rata sebesar 3,85 (layak dijadikan bahan ajar). Subaspek cerpen menunjang pembentukan watak siswa, respon siswa menunjukkan rata-rata sebesar 3,97 (layak dijadikan bahan ajar)). Rata-rata respon siswa tentang pemilihan cerpen kontemporer dalam surat kabar sebagai bahan ajar, sebesar 3,77 (layak dijadikan bahan ajar).

c. Respon Siswa terhadap Aspek Kesesuaian Cerpen Kontemporer dengan Prinsip Penyusunan Bahan Ajar

Respon oleh siswa terhadap aspek kesesuaiannya dengan prinsip penyusunannya menjadi bahan ajar berjumlah 6 buah cerpen. Respon siswa terhadap


(1)

410

Haryono, Eko. 2005. “Integrasi Nilai Moral Pada Karya Seni Rupa”. (Tinjauan

Deskriptif Analisis Nilai-nilai Moral pada Lukisan Karya Popo Iskandar). Tesis. Tidak Diterbitkan. Bandung: UPI.

Hendrayani, Eulis. 2003. “Kajian Nilai Budaya dalam Buku Kumpulan Puisi Karya

Rendra” (Tinjauan Deskriftif-Analitis terhadap Puisi-Puisi Karya Rendra untuk Kepentingan Penyusunan Model Bahan Pembelajaran Puisi di SMA). Tesis. Tidak Diterbitkan. Bandung: UPI.

Herfanda, Ahmadun Yosi. 2007. Menuju Format Baru Pengajaran Sastra, Makalah Seminar Pengajaran Bahasa dan Sastra dalam Gebyar Bahasa dan Sastra Indonesia 2007, HMBSI FPBS UPI Bandung, 10 April 2007.

---, Pengajaran Sastra Berpusat pada Karya Sastra. Harian Republika, Minggu, 29 April 2007.

Isaac, Stephen. (1989). Handbook in Research and Evaluation. San Diego, C.A.: Edits Publishers.

Jabrohim (ed). 2001. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: PT. Hamindita Graha Widia Masyarakat Poetika Indonesia.

Koentjaraningrat. 2000. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.

Kosasih. 1999. “Nilai-Nilai Moral dalam Karya Sastra Melayu Klasik Islam (Analisis Deskriptif terhadap Hikayat Raja Khaibar, Hikayat Raja Saif Zulyazao dan

Hikayat Madam Zanariah dan Nurdin Masri)”. Tesis. Tidak Diterbitkan Bandung: UPI.

Lengkanawati, Nenden Sri. 2003. Metodologi Pengajaran Bahasa Asing Prinsip dan Implementasinya dalam Revitalisasi Pendidikan Bahasa. Bandung: STBA YAPARI ABA.

Meier, Dave. 2005. The Accelerated Learning Handbooks: Panduan Kreatif dan Efektif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan. Diterjemahkan oleh Rahmani Astuti. Bandung: Kaifa.

Miskawaih, Ibn. 2004. Menuju Kesempurnaan Akhlak (terjemahan). Bandung: Mizan.


(2)

411

Murdiati. 2006. Optimalisasi Majalah Dinding dalam Pembelajaran ApresiasiCerpen dengan Pembelajaran Kontekstual pada Siswa Kelas X4 SMA N1 Keling Kabupaten Jepara tahun ajaran 2005/2006. Skripsi: Universitas Negeri Semarang.

Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Pradopo, Rachmat Djoko. 2007. Pengkajian Puisi, Analisis Strata Norma dan Analisis Struktural. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Rahmanto, B. 1998. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.

Rampan, Corrie Layun. 1994. Apresiasi Cerita Pendek. Yogyakarta: Nur Cahaya Rasjid, Harun.1980. Syair Alam Kubur. Jakarta: Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Ratna, Nyoman Kutha. 2003. Paradigma Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ratna, Nyoman Kutha. 2007a. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra: dari Strukturalisme hingga Postrukturalisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

---. 2007b. Sastra dan Cultural Studies: Representasi Fiksi dan Fakta. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Reigeluth, Charles M. 1987. Instructional Theories in Action: Lessons Illustrating Selected Theories and Models. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publ.

Riffaterre, M. 1978. Semiotics of Poetry. Bloomington: Indiana University Press. Rosmawati R. dkk. 1990. Struktur Sastra Lisan Melayu Serdang. Jakarta:

Depdikbud.

Rusyana, Yus. 1984. Metode Pengajaran Sastra. Bandung: Gunung Luang.

---. 1999. “Sastra Klasik Milik Bangsa Indonesia”. Jakarta: Dimuat dalam surat kabar Media Indonesia (30 Desember 1999).


(3)

412

---. 2002. “Naskah Nusantara Dalam Pendidikan Kesastraan Di Indonesia”. Makalah Seminar Internasional Bahasa dan Sastra Indonesia dengan Dewan Bahasa dan Pustaka, Malaysia. Bogor.

Sardiman, A. M. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sayuti, A Suminto. 1998. Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Sell, Sisilia. 1996. “Struktur, Fungsi, dan Nilai Budaya dalam Cerita Rakyat Dayak Kanayatn”. Tesis. Tidak Diterbitkan. Bandung: UPI.

Semi, M. Atar. 1998. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya. ---. 2003. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa.

Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT Grafndo. Slameto. 2006 . Evaluasi Pendidikan . Jakarta : Bumi Aksara

Sudaryanto. 1998. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Sudjana, Nana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2007. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sudjiman, Panuti dan Art van Zoest, (ed). (1992). Serba-Serbi Semiotika. Jakarta: Gramedia.

Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta. Suharyanto. 2002. Dasar-Dasar Teori Sastra. Surakarta: Widya Duta.

Sumarjo, J. 2004. Novel Indonesia Mutahir. Sebuah Kritik. Bandung: Nurcahya. Suseno, Franz Magnis dan S. Reksosusilo. 1983. Etika Jawa dalam Tantangan.

Yogyakarta: Kanisius.

Suyitno. 1995. Teknik Pengajaran Apresiaasi Sastra dan Kemampuan Bahasa Yogyakarta: PT Hanindita.


(4)

413

Syariati, Ali. 2002. Tentang Cendikiawan Muslim (tjh). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Tarigan, H.G. 1993. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

Tjahjono, Liberatus Tengsoe. 1998. Sastra Indonesia: Pengantar Teori dan Apresiasi. Flores: Nusa Indah.

Trisnahada. 2006. “Implementasi Pendidikan Nilai dalam Pembelajaran Sains di

Madrasah Tsanawiyah”. Tesis. Tidak Diterbitkan. Bandung: UPI. Teeuw, A. 2003. Membaca dan Menilai Karya Sastra. Jakarta: Gramedia.

---,2004. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya. Universitas Pendidikan Indonesia. 2007. Pedoman Penuliran Karya Ilmiah.

Bandung: UPI.

Waluyo, Herman J. 2005. Apresiasi Puisi, untuk Pelajar dan Mahasiswa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Wiyanto, Asul. 2005. Kesusastraan Sekolah Penunjang Pembelajaran Bahasa Indonesia SMP dan SMA. Jakarta: Grasindo.

Ya’kub. 2001. Etika Islam, Pendidikan Akhlak Karimah (Suatu Pengantar). Bandung: Diponegoro.

Zaimar, Okke K.S. 1981. Menelusuri Makna Ziarah Karya Iwan Simatupang. Jakarta: Intermasa.

Zamroni. 2006. Kurikulum 2006 SMA Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Depdiknas Dirjen Pendasmen Direktorat Pendidikan Menengah Umum

Zulfahnur, Z.F. 1997. Teori Sastra. Jakarta: Depdikbud Dirjendikdasmen.

Sumber Website:

http: //padepokansastra.multiply.com, diunduh pada tanggal 6 Juli 2009 http: //www.mail-archive.com/ppiindia, diunduh pada tanggal 8 Juli 2009.


(5)

414

http: //www.sriti.com, diunduh pada tanggal 8 Juli 2009

http: //fahri99.wordpress.comsemiotika, diunduh pada tanggal 8 Juli 2009.

http: //www.visikata.com/pengertianceritapendek-cerpen, diunduh pada tanggal 8 Juli 2009.

http: //id.acehinstitute.org/index.php?option, diunduh pada tanggal 8 September 2009.

http: //melayuonline.com/ind/culture/dig/1031, diunduh pada tanggal 8 September 2009.

http: //ortipulang.blogspot.com.definisi-cerpen.html, diunduh pada tanggal 8 September 2009.

http: //24bit.wordpress.com diunduh pada tanggal 16 September 2009.

http: //saifuddin4smpn2bandar.wordpress.com. diunduh pada tanggal 2 Oktober 2009.

http: //id.wikipedia.org/wiki/ diunduh 8 Januari 2010

http: //www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com/ diunduh pada tanggal 6 Juli 2009 http: //www.tamanismailmarzuki.com/tokoh/djenar.html diunduh pada tanggal 6 Juli

2009

http: //pusatbahasa.depdiknas.go.id/ diunduh pada tanggal 6 Juli 2009

http: //bandono.web.id/2009/04/02/pengembangan-bahan-ajar.php diunduh 10 Januari 2010

http: //www.pakkemas.co.cc/2008/07/langkah-langkah-pemilihan-bahan-ajar.html diunduh 10 Januari 2010

http: //mgmpips.wordpress.com/2007/03/02/iipemilihan-bahan-ajar/ diunduh 10 Januari 2010

http: //infopendidikankita.blogspot.com/2008/03/memilih-bahan-ajar. diunduh 10 Januari 2010


(6)

415

http: //blog.unnes.ac.id/anita090968/2009/10/16/perumusan-sumber-bahan-ajar/ diunduh 10 Januari 2010

http: //www.liriklaguku.net/search/ktsp+pemilihan+bahan+ajar diunduh 10 Januari 2010

http: //awan965.wordpress.com/2008/12/20/ktsp-pengembangan-bajan-ajar/ diunduh 10 Januari 2010


Dokumen yang terkait

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

3 47 21

CITRAAN DAN BAHASA FIGURATIF DALAM KUMPULAN CERPEN Citraan Dan Bahasa Figuratif Dalam Kumpulan Cerpen Juragan Haji Karya Helvy Tiana Rosa: Kajian Stilistika Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Indonesia Di Sma.

0 5 23

CITRAAN DAN BAHASA FIGURATIF DALAM KUMPULAN CERPEN Citraan Dan Bahasa Figuratif Dalam Kumpulan Cerpen Juragan Haji Karya Helvy Tiana Rosa: Kajian Stilistika Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Indonesia Di Sma.

0 2 14

PENDAHULUAN Citraan Dan Bahasa Figuratif Dalam Kumpulan Cerpen Juragan Haji Karya Helvy Tiana Rosa: Kajian Stilistika Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Indonesia Di Sma.

0 4 6

NILAI BUDAYA DAN NILAI PENDIDIKAN KARAKTER CERITA RAKYAT DI PULAU BANGKA DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR APERSIASI SASTRA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS.

2 28 69

KAJIAN NILAI MORAL CERITA PENDEK PADA MAJALAH BOBO SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI KELAS TINGGI SEKOLAH DASAR.

2 20 34

KAJIAN STRUKTUR DAN NILAI-NILAI KARAKTER DALAM CERITA RAKYAT DI DAERAH SUMEDANG SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DAN PROSES PEMBELAJARANNYA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS.

5 50 84

NOVEL LARUNG KARYA AYU UTAMI: KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA, NILAI PENDIDIKAN, DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS.

4 7 15

View of KAJIAN STRUKTURAL DAN NILAI MORAL DALAM KUMPULAN CERPEN KOMPAS 2015 SERTA PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SMP

0 4 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA - KAJIAN STRUKTURAL DAN NILAI MORAL DALAM KUMPULAN CERPEN KOMPAS 2015 SERTA PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SMP - repo unpas

0 1 47