MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SUMBER DAYA ALAM DENGAN MENGGUNAKAN MODELPEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME:PTK Di Kelas V SDN Sobang 2 Kecamatan Sobang Kabupaten Pandeglang Tahun Ajaran 2012/2013.

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP

SUMBER DAYA ALAM DENGAN MENGGUNAKAN

MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME

(PTK Di Kelas V SDN Sobang 2 Kecamatan Sobang

Kabupaten Pandeglang Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Windy Widyaningsih 0903787

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SERANG


(2)

Windy Widyaningsih, 2013

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP

SUMBER DAYA ALAM DENGAN MENGGUNAKAN

MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME

(PTK Di Kelas V SDN Sobang 2 Kecamatan Sobang

Kabupaten Pandeglang Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh

Windy Widyaningsih

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Windy Widyaningsih2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

Windy Widyaningsih, 2013

ABSTRAK

Windy Widyaningsih, “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep

Sumber Daya Alam Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Konstruktivisme (PTK di Kelas V SD Negeri Sobang 2 Kecamatan Sobang

Kabupaten Pandeglang)” Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fakta yang menunjukan bahwa dalam proses pembelajaran IPA ditemukan beberapa permasalahan di dalam kegiatan pembelajaran diantaranya metode yang digunakan kurang bervariasi, kurang memperhatikan konsepsi awal, tidak menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, dan guru cenderung menggunakan metode ceramah, sehingga pembelajaran lebih terpusat pada guru dan terlihat monoton, guru kurang memberikan motivasi kepada siswa, siswa tidak dilibatkan secara aktif dalam perolehan konsep, sehingga konsep yang diperoleh siswa tidak tahan lama dan pembelajaran kurang bermakna. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis dan mendeskripsikan peningkatan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa pada konsep sumber daya alam dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme. Model yang di gunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran konstruktivisme. Teori konstruktivisme menyatakan bahwa guru berperan sebagai fasilitator dalam menyampaikan pengalaman dan keahlian-keahlian mereka, sedangkan siswa di tuntut untuk aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan mereka. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan pemahaman guru tentang proses kegiatan belajar mengajar serta dapat mengatasi masalah yang dihadapi. Subjek penelitian adalah siswa kelas V dengan jumlah 22 orang, yang terdiri dari 9 putra dan 13 putri. Lokasi penelitian di SDN Sobang 2 Kecamatan Sobang Kabupaten Pandeglang. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu; wawancara, observasi dan tes. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa nilai rerata aktivitas belajar siswa pada siklus I (6,21) dan siklus II (8,36). Selanjutnya hasil belajar siswa memperoleh rerata pada prasiklus (51,81), siklus I (74,54) dan siklus II meningkat menjadi (86,36). Simpulan dari penelitian ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme pada konsep sumber daya alam mengalami peningkatan yang cukup baik mulai dari siklus I sampai siklus II. Dengan demikian hasil penelitian ini dapat disarankan kepada guru kelas V agar lebih meningkatkan kegiatan pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme, kepada kepala sekolah dan pengawas di sarankan agar sebaiknya memberikan peluang dan dorongan kepada guru untuk mengembangkan dan menerapkan model pembelajaran konstruktivisme dalam pengelolahan pembelajaran IPA, dan kepada peneliti selanjutnya, agar dapat mengadakan penelitian lebih lanjut tentang efektivitas dan menerapkan model konstruktivisme dalam meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada kajian materi yang lebih luas.


(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ……… i

PERNYATAAN ………..……… ii

ABSTRAK ……….……… iii

KATA PENGANTAR………..……… iv

UCAPAN TERIMA KASIH..………... v

DAFTAR ISI ………..……….. vii

DAFTAR TABEL ……… ix

DAFTAR GAMBAR ………... x

DAFTAR DIAGRAM..………... xi

DAFTAR LAMPIRAN ……….. .. xii

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang Masalah ...………... 1

B. Rumusan Masalah ……..……….………. 4

C. Tujuan penelitian ………... 5

D. Manfaat Hasil Penelitian….……….. 5

E. Definisi Oprasional………..……… 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KAJIAN PENELITIAN TERDAHULU DAN HIPOTESIS TINDAKAN…..………...………. 7

A.Kajian Teori ……….……….. 7

B. Kajian Penelitian Terdahulu…..………..……… 16 C. HipotesisTindakan ….…………..……….... 18


(6)

ii

Windy Widyaningsih, 2013

BAB III METEODE PENELITIAN……..………. 20

A. Metode Penelitian………..……….. 20

B. Prosedur Penelitian .……….. 21

C.Subjek dan Lokasi Penelitian ……… 25

D.Teknik Pengumpulan Data ……….……… 25

E. Pengolahan Data dan Analisis Data ………. 29

F. Tehnik Validitas dan Reliabilitas Penelitian ……….. 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 33

A. Hasil Penelitian………... 33

B. Pembahasan ………...………. 47

C. Jawaban Hipotesis Tindakan……..……… 53

BAB V SIMPULAN DAN SARAN……….…….……….. 54

A. Simpulan ..……...……… 54

B. Saran……..……..………. 56 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN - LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENELITI


(7)

DAFTAR TABEL

4.1 Penilian Hasil Belajar Siswa pada Pra Siklus …..………... 35 4.2 Penilaian Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I .……… 37 4.3 Penilaian Hasil Belajar Siswa pada Siklus I……….. 39 4.4 Penilaian Observasi Aktivita Siswa pada Siklus II …...………..…….... 42 4.5 Penilaian Hasil Belajar Siswa pada Siklus II……….………….……… 43 4.7 Rekapitulasi Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I dan II…. 45 4.9 Rekapitulasi Penilian Hasil Belajar Siswa pada Prasiklus, Siklus I


(8)

iv

Windy Widyaningsih, 2013

DAFTAR GAMBAR

2.1 Alur Model Pembelajaran Konstruktivisme………..………… 15 3.1 Desain PTK Model Kemmis dan Mc. Taggart ……….. 21 3.2 Skema Triangulasi dengan Tiga teknik pengumpulan data..………….. 31


(9)

DAFTAR DIAGRAM

4.1 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I

dan Siklus II ……….. 46 4.2 Rekapitulasi Penilaian Hasil Belajar Siswa pada Prasiklus, Siklus I


(10)

vi

Windy Widyaningsih, 2013

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran :

1. Surat Keputusan Direktur UPI Kampus Serang

2. Surat Permohonan Ijin Mengadakan Penelitian UPI Kampus Serang 3. Surat Pernyataan Ijin Penelitian Dari Kepala Sekolah SDN Sobang 2 4. Kisi-kisi Soal

5. Soal Tes Prasiklus

6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 7. Lembar Kerja Siswa Siklus I

8. Soal Tes Siklus I

9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 10.Lembar Kerja Siswa Siklus II

11.Soal Tes Siklus II

12.Lembar Pedoman Wawancara Guru Mengenai Proses Pembelajaran di SD Negeri Sobang 2 Kecamatan Sobang Kabupaten Pandeglang Tahun Ajaran 2012/2013

13.Lembar Transkip Wawancara Guru Mengenai Proses Pembelajaran di SD Negeri Sobang 2 Kecamatan Sobang Kabupaten Pandeglang Tahun Ajaran 2012/2013

14.Lembar Pedoman Observasi Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Sumber Daya Alam Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Konstruktivisme


(11)

(12)

1

Windy Widyaningsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran yang terjadi ditingkat sekolah merupakan implementasi dari dokumen kurikulum yang tertulis dalam kurikulum yang berlaku disetiap tingkatan sekolah. Semua bahan ajar yang tersaji pada setiap mata pelajaran tersebut akan mencapai tujuan pembelajaran dengan baik apabila guru mampu memilih dan menentukan model pembelajaran yang tepat. Pemilihan model pembelajaran yang tepat juga dapat meningkatkan berbagai potensi sebagaimana diharapkan ( Yulianti,2008).

Ilmu pengetahuan alam (IPA) adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya. IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis oleh manusia yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan manusia. Upaya meningkatkan mutu pembelajaran IPA, tidak terlepas dari keterampilan guru dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran. Guru merupakan faktor yang berpengaruh sangat besar dalam proses belajar mengajar, bahkan sangat menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Tujuan diberikannya pembelajaran IPA di sekolah dasar adalah bahwa dengan diberikannya pendidikan IPA di sekolah dasar diharapkan anak-anak dapat mendemonstrasikan peningkatan didalam pemahamannya tentang IPA atau


(13)

2

lebih jelasnya diharapkan dapat menjadikan generasi baru bangsa Indonesia yang melek sains dan teknologi.

Oleh sebab itu, dengan adanya program pengajaran sains di sekolah dasar, paling tidak menjadikan anak-anak sekolah dasar dapat memecahkan masalah dengan mudah, efektif dan efisien, menggunakan keterampilan secara sistematik dan mudah dalam proses pemecahan masalah-masalah yang ada, mengembangkan sikap ilmiah yang positif, meningkatkan kemampuan pemahaman tentang prinsip-prinsip sains.

Pendidikan serta pembelajaran sains memang benar-benar mempunyai peranan penting. Sebab selain manfaat seperti yang disebutkan diatas, pendidikan serta pembelajaran sains menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung. Sains sangat penting untuk perkembangan dan kemajuan kemanusiaan dan teknologi (Effendy dan Malihah, 2007 : 120).

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, guru harus memilih dan menggunakan metode atau pendekatan yang efektif dalam menyampaikan materi pembelajaran sains. Selain itu, keterampilan guru dalam mengembangkan proses pembelajaran mempunyai peranan penting didalam menentukan keberhasilan pencapaian tersebut.

Pemilihan metode yang tetap tentunya sangat berpengaruh pada keberhasilan pembelajaran di kelas. Namun pada prakteknya tidak semua guru dapat memilih metode yang tepat. Hal ini dibuktikan dari hasil observasi awal yang dilakukan di SDN Sobang 2 kecamatan sobang kabupaten pandeglang tahun ajaran 2012/2013. Peneliti melakukan observasi awal dan ditemukan


(14)

3

Windy Widyaningsih, 2013

beberapa faktor dalam pembelajaran IPA yaitu, metode yang digunakan kurang bervariasi, kurang memperhatikan konsepsi awal, tidak menggunkan lingkungan sebagai sumber belajar, dan kurang memaksimalkan penggunaan alat peraga. Guru seringkali menggunakan metode ceramah. Hal tersebut, menyebabkan hasil belajar siswa kurang dari niali KKM. Nilai KKM di sekolah dasar sobang yaitu 6,00. Tetapi pada kenyataannya siswa di SDN Sobang 2 nilai ulangan harian siswa mendapatkan nilai yang masih rendah yaitu nilai rata-rata mencapai 4,9.

Selain melakukan observasi awal, peneliti juga melakukan wawancara dengan guru kelas V mengenai pembelajaran IPA di SD Negeri Sobang 2 kecamatan sobang kabupaten pandeglang dengan konsep sumber daya alam. Guru tersebut menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran IPA biasanya kendala yang ditemukan anak itu kurang begitu memahami, atau tidak bersemangat karena pelajaran IPA itu dianggap sulit.

Dari data di atas menunjukan kemampuan siswa dalam memahami konsep sumber daya alam yang bertujuan mengetahui, menganalisis, mendeskripsikan dan meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa pada konsep sumber daya alam mengalami kesulitan, hal ini disebakan guru dominan menggunakan metode ceramah pada proses pembelajaran.

Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di sekolah untuk memperoleh hasil pembelajaran yang baik hendaknya menggunakan model pembelajaran yang sesuai, anatara lain model pembelajaran konstruktivisme,


(15)

4

karena model ini berpusat pada aktivitas siswa serta cara berpikir anak. Siswa sendiri aktif secara mental membangun pengetahuan yang dimiliki.

Terkadang seorang pendidik lupa bahwa seorang anak mempunyai pengalaman hidup dalam dirinya sebagai konsepsi awal siswa. Apabila kita ungkap konsep awal mereka maka dengan mudah siswa tersebut dapat menerima pengetahuan/materi baru karena siswa tersebut secara tidak langsung membangun pengetahuannya sendiri.

Untuk mengatasi hal tersebut penulis memberikan suatu cara atau teknik dengan menggunakan model pembelajaran kontruktivisme dalam pembelajaran IPA tentang konsep sumber daya alam. Diharapkan dapat menjadi alternatif model yang tepat dalam peningkatan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa pada konsep sumber daya alam di kelas V (lima) sekolah dasar negeri sobang 2 kecamatan sobang kabupaten pandeglang tahun ajaran 2012/2013.

Sehingga dari latar belakang itulah penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sumber Daya Alam Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kontruktivisme (PTK di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Sobang 2 Kecamatan Sobang Kabupaten Pandeglang Tahun Ajaran 2012/2013)”.


(16)

5

Windy Widyaningsih, 2013

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini akan dijabarkan dalam bentuk pertanyaan penelitian seperti yang tertera di bawah ini:

1. Apakah model pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada konsep sumber daya alam di SDN Sobang 2, tahun ajaran 2012/2013 ?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada konsep sumber daya alam dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme di SDN Sobang 2, tahun ajaran 2012/2013 ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini untuk mengetahui, menganalisi, dan mendeskripsikan :

1. Peningkatan aktivitas belajar siswa pada konsep sumber daya alam dengan menggunakan model pembelajran konstruktivisme di kelas V SDN Sobang 2 tahun ajaran 2012/2013 .

2. Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran konstruktivisme pada konsep sumber daya alam di kelas V SDN Sobang 2 tahun ajaran 2012/2013.


(17)

6

D. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian penggunaan model pembelajaran konstruktivisme dengan konsep sumber daya alam.

1. Bagi Guru

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan guru kelas dalam upaya membantu siswa terhadap mata pelajaran IPA terutama pada konsep sumber daya alam.

b. Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan efektivitas mengembangkan kemampuan professional untuk mengadakan perubahan, perbaikan dalam pembelajaran IPA (sains) melalui model pembelajaran kontruktivisme.

2. Bagi Siswa

a. Meningkatkan pengetahuan dan penguasaan materi pada konsep sumber daya alam.

b. Memberikan pengalaman baru dalam memahami konsep yang diawali dengan terjadinya konflik kognitif.

3. Bagi Peneliti

a. Dapat memberikan sumbangan pengalaman tentang penelitian tindakan kelas.

b. Peneliti memperoleh tentang gambaran mengenai kegiatan belajar mengajar yang efektif dan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.


(18)

7

Windy Widyaningsih, 2013

E. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul “meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep sumber daya alam dengan menggunakan model pembelajaran kontruktivisme (PTK di kelas V sekolah dasar negeri sobang 2 kecamatan sobang kabupaten pandeglang tahun ajaran 2012/2013)”. Secara operasional judul tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut :

1. Menurut Sudjana (2011: 22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini adalah hasil belajar ranah kognitif. 2. Menurut Azmitawati (2008: 30), Sumber daya alam adalah sumber daya yang terbentuk oleh kekuatan alamiah. Dampak pengambilan sumber daya alam Pengambilan sumber daya alam tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan akan berdampak buruk bagi makhluk hidup.

3. Menurut Karli dan Yuliartiningsih (2004: 4), Model pembelajaran kontruktivisme, yaitu suatu proses belajar mengajar dimana siswa sendiri aktif secara mental membangun pengetahuannya, yang dilandasi oleh struktur kognitif yang telah dimilikinya. Pendidik lebih berperan sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran.


(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian Tindakan Kelas

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Adapun alasan penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas yaitu untuk memperbaiki dan meningkatkan pemahaman guru tentang proses kegiatan belajar mengajar serta dapat mengatasi masalah yang dihadapi.

Menurut Arikunto (2009 : 2), Istilah dalam bahasa Inggris PTK diartikan dengan Classroom Action Research. Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan dikelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Singkatnya, penelitian tindakan kelas merupakan penelitian praktis yang dilakukan dikelas dan bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran yang ada.

Dengan berbekalkan pengertian tersebut di atas, maka kita dapat mengkaji penelitian tindakan kelas sebagai penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa meningkat, guru dapat meneliti sendiri terhadap praktek pembelajaran yang ia lakukan di dalam kelas. Pendekatan dengan melakukan penelitian tindakan kelas, guru dapat memperbaiki praktek-praktek pembelajaran menjadi efektif.


(20)

21

Windy Widyaningsih, 2013

Dalam peneltian ini peneliti menggunakan model penelitian tinadakan kelas menurut Kemmis dan Teggart sebagai berikut:

Gambar 3.1

Model Penelitian Tindakan Kelas (Kemmis Dan Mc. Taggart 1981) dalam Arikunto, 2012 :16)

B. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan ini peneliti dengan cara melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada di dalam proses pembelajaran IPA di kelas V tentang konsep sumber daya alam. Hal ini peneliti lakukan

Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi

SIKLUS 1 Observasi Perencanaan

SIKLUS II

Observasi Refleksi

Pelaksanaan PRA SIKLUS

Observasi

Refleksi


(21)

22

pada tahap prasiklus, selanjutnya untuk dapat memecahkan permasalahan sekaligus untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran IPA tentang konsep sumber daya alam. Peneliti mengambil tindakan perbaikan berdasarkan PTK model Kemmis dan Mc Taggart yang peneliti rancang kedalam siklus-siklus tindakan perbaikan di bawah ini.

1. Prasiklus a. Observasi

Pada tahap ini penulis melakukan serangkaian pengamatan terhadap siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Sobang 2 dalam pembelajaran sains konsep sumber daya alam. Kegiatan ini dimaksud untuk mengamati kegiatan pembelajaran Sains (IPA) yang asli atau beradasarkan kondisi nyata.

b. Refleksi

Pada tahap refleksi peneliti dan guru merumuskan tindakan perencanaan yang akan dilakukan dalam penelitian. Kegiatan ini dimaksudkan peneliti dan guru mengadakan evaluasi tentang permasalahan yang dihadapi guru. Berdasarkan hasil observasi yang berkaitan dengan pembelajaran pada konsep sumber daya alam. Selanjutnya memberikan refleksi sebagai bahan rancangan kegiatan pemecahan masalah yang berdasarkan hasil evaluasi untuk merumuskan siklus I.


(22)

23

Windy Widyaningsih, 2013

2. Siklus I

a. Perencanaan

Kegiatan ini dilakukan untuk merencanakan tindakan yang didasarkan pada masalah-masalah yang ditemui berdasarkan refleksi dari prasiklus.

b. Pelaksanaan

Kegiatan ini dilakukan dalam proses belajar dan sesuai dengan apa yang direncanakan berdasarkan hasil refleksi pada prasiklus dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme.

c. Observasi

Pada tahap ini terdiri dari pengumpulan data dan mencatat setiap aktivitas siswa pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung. Observer bertugas mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan mengacu pada lembar pedoman observasi aktivitas belajar siswa.

d. Refleksi

Refleksi merupakan pengkajian hasil data yang telah diperoleh saat observasi oleh peneliti dan guru. Refleksi berguna untuk memberikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang telah dilakukan. Hasil refleksi yang ada dijadikan bahan pertimbangan untuk membuat perencanaan tindakan dalam siklus


(23)

24

selanjutnya yang berkelanjutan sampai pembelajaran dinyatakan berhasil.

3. Siklus II

a. Perencanaan

Dari hasil refleksi pada siklus I, dilakukan refisi untuk perbaikan dan dijadikan perencanaan pada siklus II.

b. Pelaksanaan

Kegiatan ini dimaksdukan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran IPA berdasarkan refleksi pada siklus I.

c. Observasi

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengamati aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme.

d. Refleksi

Kegiatan ini dimaksudkan, peneliti dan guru untuk mendiskusikan dan mengevaluasi tentang permaslahan pembelajaran dan pada penelitian siklus ini diadakan perbaikan-perbaikan untuk memperoleh suatu kriteria hasil maksimal. Sehingga pada siklus kekurangan di siklus II adanya perubahan yang lebih baik harus nampak sehingga memperoleh nilai yang maksimal.


(24)

25

Windy Widyaningsih, 2013

C. Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Sobang 2 Kecamatan Sobang Kabupaten Pandeglang Tahun Ajaran 2012/2013, yang berjumlah 22 orang siswa, terdiri dari 13 putri, dan 9 putra.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sobang 2, Kecamatan Sobang Kabupaten Pandeglang. Karena lokasinya strategis dan dekat dengan tempat tinggal peneliti. Selain itu juga peneliti memilih SD tersebut karena selama penelitian kuliah, peneliti sering memilih SD tersebut untuk tempat observasi apabila ada tugas kuliah, sehingga kepala sekolah, staf guru dan beberapa siswa sudah mengenal peneliti.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kelas ini teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengupulkan data adalah : wawancara, observasi dan tes tertulis. Untuk lebih jelasnya maka penelitian akan menjelaskan masing-masing instrument tersebut yaitu:

1. Wawancara

Wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan datanya. Pedoman


(25)

26

wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Yang di wawancarai disini adalah Guru kelas V Sekolah Dasar Negeri Sobang 2 Kecamatan Sobang Kabupaten Pandeglang Tahun Ajaran 2012/2013. Dan wawancara ini digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon. (Sugiyono, 2011 : 188) (Lembar Pedoman Wawancara Terlampir)

2. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung terhadap objek dalam proses pembelajaran. Melalui kegiatan observasi dapat diketahui hal-hal yang harus diperbaiki, atau ditingkatkan pada pembelajaran selanjutnya.

Menurut Sudjana (2011:84) “Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu atau pun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.

Observasi yang digunakan penelitian adalah observasi langsung. Observasi merupakan pengematan yang dilakukan terhadap gejala atau


(26)

27

Windy Widyaningsih, 2013

proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung diamati oleh pengamat. Observasi yang digunakan penelitian terutama difokuskan pada kegiatan belajar siswa dalam pembelajaran sains dalam kegiatan pembelajaran proses sumber daya alam melalui model pembelajaran konstruktivisme. Guru dan pengamat akan mempelajari bersama hasil observasi, menyepakati hasil pengamatan yang berbentuk kekurangan atau keberhasilan untuk dijadikan catatan lapangan, dan mendiskusikan langkah-langkah berikutnya. (Lembar Pedoman Observasi Terlampir) Pengolahan data observasi

Pengolahan data observasi sangat bergantung pada pedoman observasinya, terutama dalam mencatat hasil observasi. Observasi yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan-pernyataan sebagaimana adanya tampak dari perilaku yang diobservasi, diolah dengan melakukan analisis dan interepretasi seluruh hasil pengamatan tersebut dengan menggunakan analisis kualitatif. Adapan ketentuan penghitungan nilai menurut Ditjen Pendidikan Depdikbud (Rakhmat dan Solehuddin 2006) sebagai berikut:

Nilai = � � �� �

� � � x 10

Rerata = � � ��

� ℎ � ��

Skala nilai yang digunakan 0-10 dengan rincian sebagai berikut : Keterangan nilai akhir :

9,0 – 10,0 = Sangat Baik 8,0 – 9,0 = Baik

6,5 – 7,9 = Cukup 5,5 – 6,4 = Kurang


(27)

28

Dibawah 5,5 = Sangat Kurang 3. Tes

Menurut (Sudjana, 2011 :35), “ Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulis), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan).”

Dalam penelitian ini digunakan tes akhir pada setiap siklus untuk mengetahui sejauh mana daya serap siswa terhadap materi yang disampaikan guru, tes ini dilakukan pada setiap akhir siklus. Bentuk tes yang digunakan oleh peneliti, yaitu: pilihan ganda dengan jumlah 10 soal.

Setiap soal tes mempunyai nilai bobot 1, jika siswa menjawab soal dengan jawaban yang benar maka jumlah skor 100, dan ini yang dinamakan skor mentah. Untuk menentukan atau mengubah skor mentah menjadi skor matang dengan skala 0-100 maka digunakan rumus sebagai berikut :

Nilai =

�� � � ℎ

� �

x 100

Kriteria penilaian tes : 81 - 100 = Baik Sekali 61 - 80 = Baik 41 – 60 = Cukup 21 - 40 = Kurang < 20 =Kurang


(28)

29

Windy Widyaningsih, 2013

D. Pengolahan Data dan Analisis Data

Setelah data diperoleh hasil pengumpulan data maka data perlu segera diolah. Data di tafsir dari evaluasi pada setiap siklus. Secara garis besar pengolahan data mencakup beberapa tahap antara lain: Data dalam penelitian ini meliputi:

1. Tahap Persiapan

a. Mengecek kelengkapan seluruh data, dengan memeriksa isi dokumen. b. Mengecek macam isian data.

2. Tahap Pentabulasi

Dalam tahap ini peneliti mengklasifikasikan data melalui tabulasi data. Kegiatan tabulasi data meliputi:

a. Penelitian skor pada hasil observasi.

b. Menjumlahkan daftar nilai untuk dibuat prosentase.

c. Pemberian skor terhadap soal-soal tes dan menjumlahkan skor yang diperoleh setiap siswa, skor setiap siswa dikumpulkan untuk dibuat rata-rata pada setiap siklus.

3. Mengambil Keputusan

Setelah data ditabulasikan, dilakukan pengambilan keputusan. Bila dalam penelitian ini hasilnya sudah tercapai sesuai dengan tujuan penelitian.


(29)

30

E. Teknik Validitas dan Reliabilitas Penelitian

Validitas data penelitian ini untuk mendapatkan data yang valid, reliabel dan objektif, maka penelitan ini menggunakan teknik pengumpulan data yang valid dan reliabel (Sugiyono, 2011: 365).

Dalam penelitian kualitatif data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Dengan kata lain, validitas akan dinilai dengan keadaan yang terlihat secara baik dan pengamatan secara tepat data yang dikumpulkan. Reliabilitas lebih menekankan pada metode yang digunakan peneliti dapat digunakan kembali secara konsisten. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Hal ini tidak berarti bahwa dengan menggunakan instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya, otomatis hasil (data) penelitian menjadi valid dan reliabel. Hal ini masih dipengaruhi objek yang akan diteliti, dan kemampuan orang yang menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu peneliti harus mampu mengendalikan obyek yang diteliti dan meningkatkan kemampuan dan menggunakan instrumen untuk mengukur variabel yang diteliti. Dalam pengujian keabsahan data, yang digunakan peneliti antara lain:

1. Perpanjangan Pengamatan

Dalam perpanjangan untuk menguji kredibilitas data penelitian ini, lebih difokuskan pada penyajian terhadap data yang diperoleh. Apakah


(30)

31

Windy Widyaningsih, 2013

data yang diperoleh tersebut setelah di cek kembali ke lapangan benar, berarti kredibel, maka waktu perpanjangan pengamatan diakhiri. Tetapi jika data dicek kelapangan belum kredibel maka diadakan perpanjangan pengamatan.

2. Peningkatan ketekunan

Peningkatan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan meningkatkan ketekunan maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang ditemukan tersebut salah atau tidak. Demikian pula dengan meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis mengenai apa yang di amati.

3. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Adapun yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi tekhnik pengumpulan data. Pada triangulasi teknik pengumpulan data ini terdiri dari wawancara, observasi dan tes. Triangulasi teknik dalam penelitian ini digunakan sebagai berikut:

Wawancara Observasi

Tes


(31)

32

Pada triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu di cek dengan observasi kemudian di cek kembali dengan tes.

4. Menggunakan Member Check

Member check adalah proses pengecekan data yang di peroleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data di peroleh sesuai dengan apa yang di berikan oleh pemberi data. Apabila data yang di temukan di sepakati oleh pemberi data berarti data tersebut valid. Sehingga semakin kredibel/dapat di percaya. 5. Analisis Kasus Negatif

Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu. Tujuan analisis kasus negatif adalah untuk mencari tahu data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan.


(32)

54

Windy Widyaningsih, 2013

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SUMBER DAYA ALAM DENGAN

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep sumber daya alam dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme (PTK Di Kelas V SDN Sobang 2 Kecamatan Sobang Kabupaten Pandeglang Tahun Ajaran 2012/2013), maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut :

1. Aktivitas belajar siswa pada konsep sumber daya alam dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme mengalami peningkatan. Karena model pembelajaran konstruktivisme sebagai salah satu alternatif dalam mengatasi kesulitan belajar siswa sehingga aktivitas belajar siswa terhadap materi yang dipelajari meningkat. Pada siklus I tergolong masih kurang, hal ini proses pembelajaran belum memahami langkah-langkah model konstruktivisme dan tidak aktifnya siswa pada proses pembelajaran IPA, penilaiannya mencapai rerata (6,21). Dan pada siklus II, peneliti disini memperbaiki dari siklus I, agar siswa lebih aktif dan menggunakan menggunakan langkah-langkah model konstruktivisme. Dan pada siklus II ini siswa sudah mengalami peningkatan dan siswa lebih aktif di bandingkan dengan siklus I, nilai reratanya mencapai (8,36). Hal ini lebih baik dari siklus I karena sudah menggunakan langkah-langkah model pembelajaran konstruktivisme.


(33)

55

2. Hasil belajar siswa pada konsep sumber daya alam dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini dilihat dari hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada tahap prasiklus ini dapat diketahui dari hasil belajar siswa sebelum tindakan, siswa memperoleh rerata 51,81 artinya siswa belum sepenuhnya memahami konsep sumber daya alam. Kemudian peneliti melakukan siklus I. Pada tahap ini dilakukan tindakan pembelajaran yang memunculkan konsepsi awal siswa dan guru sudah menggunakan model pembelajaran konstruktivisme untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dan pada tahap siklus I, siswa mendapatkan hasil rerata 74,54. Peneliti melakukan siklus selanjutnya, yaitu siklus II untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus II terjadi peningkatan yang cukup segnifikan karena siswa sudah mulai memahami sehingga memperoleh nilai rerata 86,36. Hasil belajar siswa pada konsep sumber daya alam mengalami peningkatan yang cukup baik.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat di simpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme akan meningkat, jika perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme baik. Perencanaan dengan model pembelajaran konstruktivisme akan baik jika pengetahuan guru tentang model pembelajaran konstruktivisme juga baik.


(34)

56

Windy Widyaningsih, 2013

B. Rekomendasi

Ada beberapa rekomendasi yang perlu disampaikan dalam penelitian ini berkaitan dengan meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep sumber daya alam dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme. Rekomendasi ini disampaikan kepada:

1. Guru

Kualitas pembelajaran IPA di Sekolah Dasar hendaknya terus ditingkatkan untuk mengatasi kesulitan belajar. Perlu dicoba memperbaiki model pembelajaran. Keterbatasan rekomendasi dan prarekomendasi di sekolah hendaknya jangan dijadikan alasan untuk tidak mencoba model pembelajaran yang baru. Pembelajaran dengan menggunakan model Konstrutivisme dapat dijadikan salah satu alternatif untuk mengatasi kesulitan belajar siswa. Dan untuk meningkatkan kinerja guru yang merupakan jabatan profesional, sebaiknya guru terus berusaha untuk memperlajari model-model pembelajaran. Khususnya model pembelajaran konstruktivisme, karena model pembelajaran ini dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa di sekolah dasar secara efektif dan efesien. 2. Kepala Sekolah

Kepala sekolah selaku pemegang kebijakan tertinggi di sekolah disarankan agar sebaiknya memberi peluang dan dorongan kepada guru untuk mengembangkan dan menerapkan model pembelajaran konstruktivisme dalam pengelolaan pembelajaran IPA. Dan tidak lupa juga kepala sekolah hendaknya dapat memberikan dukungan dan penghargaan


(35)

57

kepada guru yang berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran yang cocok dengan materi yang akan diajarkan.

3. Pengawas

Pengawas dinas kecamatan hendaknya turut memberikan dukungan dan penghargaan terhadap prestasi guru. Dan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru sebaiknya pengembangan model pembelajaran konstruktivisme dan mensosialisasikan model pembelajaran konstruktivisme ini agar guru yang lain dapat memahami dan mempraktekkan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran IPA disekolahnya.

4. Peneliti Selanjutnya

Agar dapat mengadakan penelitian lebih lanjut tentang efektivitas dan langkah-langkah konstruktivisme dalam peningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada kajian materi yang lebih luas. Penelitian tersebut menjadikan pengalaman dan wawasan dalam mendidik serta melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme. Karena keterbatasan waktu, tenaga dan materi maka direkomendasikan untuk diteliti lebih lanjut.


(36)

Windy Widyaningsih, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Arisetyawan, A. (2010). Penggunaan Model Konstruktivis Dalam Upaya

Meningkatkan Pembelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan Dasar: UPI Kampus Serang.

Azmiyawati C, dkk. (2008). IPA Untuk SD Kelas V. Jakarta: CV Arya Duta. Barlia, L. (2010). Teori Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Disekolah

Dasar. Subang: Royyan Press.

Basrowi Dan Suwandi. (2008). Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia Indonesia.

Effendi, R Dan Malihah, E. (2007). Pendidikan Sosial Budaya Dan Teknologi. Bandung: CV Maulana Media Grafika.

Hadiat, dkk. (2003). Alam Sekitar Kita Untuk SD Kelas V. Jakarta: Balai Pustaka. Handayani, Y. (2010). Penggunaan Pendekatan Konstruktivisme Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Struktur Tumbuhan Pada SD Kelas IV. Skripsi pada FIP UPI Kampus Serang: Tidak Diterbitkan.

Karli, H Dan Yuliartiningsih, S. (2004). Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: CV. Bina Media Informasi.

Kenneth, T. (1993). The Partice of Constructivisim In Science Education. Hillsdale, New Jersey: Lawrence Erlbaum Assocation.

Peristiwati. (2005). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: UPI Press. PT. Remaja Rosdakarya.

Rahmat, C dan Solehudin. (2006). Pengukuran dan Penilian Hasil Belajar. Bandung: CV. Andira.

Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.


(37)

Suyono Dan Hariyanto. (2011). Belajar Dan Pembelajaran. Surabaya: PT. Remaja Rosdakarya.

Yuliati, E. (2008). Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Cahaya Melalui Model Pembelajaran Konstruktivisme Di SD Kelas V. Skripsi pada FIP UPI Kampus Serang: Tidak Diterbitkan


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep sumber daya alam dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme (PTK Di Kelas V SDN Sobang 2 Kecamatan Sobang Kabupaten Pandeglang Tahun Ajaran 2012/2013), maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut :

1. Aktivitas belajar siswa pada konsep sumber daya alam dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme mengalami peningkatan. Karena model pembelajaran konstruktivisme sebagai salah satu alternatif dalam mengatasi kesulitan belajar siswa sehingga aktivitas belajar siswa terhadap materi yang dipelajari meningkat. Pada siklus I tergolong masih kurang, hal ini proses pembelajaran belum memahami langkah-langkah model konstruktivisme dan tidak aktifnya siswa pada proses pembelajaran IPA, penilaiannya mencapai rerata (6,21). Dan pada siklus II, peneliti disini memperbaiki dari siklus I, agar siswa lebih aktif dan menggunakan menggunakan langkah-langkah model konstruktivisme. Dan pada siklus II ini siswa sudah mengalami peningkatan dan siswa lebih aktif di bandingkan dengan siklus I, nilai reratanya mencapai (8,36). Hal ini lebih baik dari siklus I karena sudah menggunakan langkah-langkah


(2)

55

2. Hasil belajar siswa pada konsep sumber daya alam dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini dilihat dari hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada tahap prasiklus ini dapat diketahui dari hasil belajar siswa sebelum tindakan, siswa memperoleh rerata 51,81 artinya siswa belum sepenuhnya memahami konsep sumber daya alam. Kemudian peneliti melakukan siklus I. Pada tahap ini dilakukan tindakan pembelajaran yang memunculkan konsepsi awal siswa dan guru sudah menggunakan model pembelajaran konstruktivisme untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dan pada tahap siklus I, siswa mendapatkan hasil rerata 74,54. Peneliti melakukan siklus selanjutnya, yaitu siklus II untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus II terjadi peningkatan yang cukup segnifikan karena siswa sudah mulai memahami sehingga memperoleh nilai rerata 86,36. Hasil belajar siswa pada konsep sumber daya alam mengalami peningkatan yang cukup baik.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat di simpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme akan meningkat, jika perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme baik. Perencanaan dengan model pembelajaran konstruktivisme akan baik jika pengetahuan guru tentang model pembelajaran konstruktivisme juga baik.


(3)

B. Rekomendasi

Ada beberapa rekomendasi yang perlu disampaikan dalam penelitian ini berkaitan dengan meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep sumber daya alam dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme. Rekomendasi ini disampaikan kepada:

1. Guru

Kualitas pembelajaran IPA di Sekolah Dasar hendaknya terus ditingkatkan untuk mengatasi kesulitan belajar. Perlu dicoba memperbaiki model pembelajaran. Keterbatasan rekomendasi dan prarekomendasi di sekolah hendaknya jangan dijadikan alasan untuk tidak mencoba model pembelajaran yang baru. Pembelajaran dengan menggunakan model Konstrutivisme dapat dijadikan salah satu alternatif untuk mengatasi kesulitan belajar siswa. Dan untuk meningkatkan kinerja guru yang merupakan jabatan profesional, sebaiknya guru terus berusaha untuk memperlajari model-model pembelajaran. Khususnya model pembelajaran konstruktivisme, karena model pembelajaran ini dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa di sekolah dasar secara efektif dan efesien.

2. Kepala Sekolah

Kepala sekolah selaku pemegang kebijakan tertinggi di sekolah disarankan agar sebaiknya memberi peluang dan dorongan kepada guru untuk mengembangkan dan menerapkan model pembelajaran


(4)

57

kepada guru yang berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran yang cocok dengan materi yang akan diajarkan.

3. Pengawas

Pengawas dinas kecamatan hendaknya turut memberikan dukungan dan penghargaan terhadap prestasi guru. Dan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru sebaiknya pengembangan model pembelajaran konstruktivisme dan mensosialisasikan model pembelajaran konstruktivisme ini agar guru yang lain dapat memahami dan mempraktekkan model pembelajaran konstruktivisme pada mata pelajaran IPA disekolahnya.

4. Peneliti Selanjutnya

Agar dapat mengadakan penelitian lebih lanjut tentang efektivitas dan langkah-langkah konstruktivisme dalam peningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada kajian materi yang lebih luas. Penelitian tersebut menjadikan pengalaman dan wawasan dalam mendidik serta melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme. Karena keterbatasan waktu, tenaga dan materi maka direkomendasikan untuk diteliti lebih lanjut.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Arisetyawan, A. (2010). Penggunaan Model Konstruktivis Dalam Upaya

Meningkatkan Pembelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan Dasar: UPI Kampus Serang.

Azmiyawati C, dkk. (2008). IPA Untuk SD Kelas V. Jakarta: CV Arya Duta. Barlia, L. (2010). Teori Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Disekolah

Dasar. Subang: Royyan Press.

Basrowi Dan Suwandi. (2008). Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia Indonesia.

Effendi, R Dan Malihah, E. (2007). Pendidikan Sosial Budaya Dan Teknologi. Bandung: CV Maulana Media Grafika.

Hadiat, dkk. (2003). Alam Sekitar Kita Untuk SD Kelas V. Jakarta: Balai Pustaka. Handayani, Y. (2010). Penggunaan Pendekatan Konstruktivisme Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Struktur Tumbuhan Pada SD Kelas IV. Skripsi pada FIP UPI Kampus Serang: Tidak Diterbitkan.

Karli, H Dan Yuliartiningsih, S. (2004). Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: CV. Bina Media Informasi.

Kenneth, T. (1993). The Partice of Constructivisim In Science Education. Hillsdale, New Jersey: Lawrence Erlbaum Assocation.

Peristiwati. (2005). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: UPI Press. PT. Remaja Rosdakarya.

Rahmat, C dan Solehudin. (2006). Pengukuran dan Penilian Hasil Belajar. Bandung: CV. Andira.

Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


(6)

Suyono Dan Hariyanto. (2011). Belajar Dan Pembelajaran. Surabaya: PT. Remaja Rosdakarya.

Yuliati, E. (2008). Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Cahaya Melalui Model Pembelajaran Konstruktivisme Di SD Kelas V. Skripsi pada FIP UPI Kampus Serang: Tidak Diterbitkan


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN TEORI BELAJAR VAN HIELE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN 2 LEBAK BAWEAN KABUPATEN GRESIK PADA MATERI

1 46 18

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KLIPING PADA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK DARATAN SISWA KELAS IV SDN TUNGGULWULUNG 2 MALANG

0 6 21

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN KIT IPA DAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS IV SDN 2 JATIBARU TANJUNG BINTANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 8 31

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN KIT IPA DAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS IV SDN 2 JATIBARU TANJUNG BINTANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 20 41

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS V SDN 2 SUKABUMI BANDAR LAMPUNG

0 6 84

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN TEKNIK JIGSAW PADA SISWA KELAS V DI SDN 2 SUMBER MULYO KECAMATAN SUMBEREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 3 64

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS V SDN 2 SUMBEREJO BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 12 42

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD PADA SISWA KELAS V SDN 2 NEGARA RATU LAMPUNG SELATAN TAHUN 2015/2016

0 2 68

INTEGRASI PEMBELAJARAN KONSEP SETS DENGAN CPS UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENGELOLA SUMBER DAYA ALAM MELALUI KONSERVASI

1 2 6

PENERAPAN MODEL MIND MAPPING UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SUMBER DAYA ALAM PADA SISWA KELAS IV SD 2 KESAMBI MEJOBO KUDUS

0 1 20