UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN KIT IPA DAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS IV SDN 2 JATIBARU TANJUNG BINTANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(1)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN

KIT IPA DAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS IV SDN 2 JATIBARU TANJUNG BINTANG

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh NGATMIN

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan masalah dan meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran melalui penggunaan KIT IPA. Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 2 Jatibaru Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan.

Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas/classroom Action Research sebanyak 3 putaran. Setiap putaran terdiri 4 tahap yaitu : Rencana Tindakan, Pelaksanaan Tindakan, Observasi, dan Refleksi. Subjek penelitian ini adalah 32 siswa kelas IV. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Data dikumpulkan dengan tes dan observasi, kemudian dianalisis dengan teknik analisis kualitatif dan statistika deskriptif.

Penggunaan KIT IPA realistik dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran khususnya menyelesaikan masalah melalui pendidikan IPA. Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan penggunaan KIT IPA semakin meningkat hal ini terlihat dari data rata-rata per siklus, siklus I 73,99%, siklus II 77,99% dan siklus III 89,99%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: penggunaan KIT IPA realistik dapat meningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan masalah. Hal tersebut ditandai adanya peningkatan rata-rata hasil belajar IPA dari siklus I adalah 58,13, siklus II adalah 62,81 dan siklus III 73,75.

Simpulan dari penelitian ini adalah dengan menggunakan KIT IPA dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa serta Penggunaan KIT IPA ini dapat digunakan sebagai salah satu pembelajaran IPA.


(2)

1 BAB. I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah investasi masa depan bangsa. Baik buruknya suatu peradaban kelak, sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan saat ini. Pendidikan sains mempunyai potensi besar untuk memainkan peran strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk menghadapi era industrialisasi dan globalisasi. Potensi tersebut dapat terwujud jika pendidikan sains berorientasi pada pengembangan kemampuan berpikir dan berbahasa, penyiapan peserta didik menghadapi isu sosial dampak penerapan Iptek, penanaman nilai-nilai etika dan estetika, kemampuan memecahkan masalah, pengembangan sikap kemandirian, kreatifitas serta tanggung jawab. Namun kenyataan di lapangan, ditemukan bahwa pembelajaran sains (IPA) dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan menjadi masalah bagi peserta didik. Sehingga minat untuk pembelajaran sains menjadi rendah yang berpengaruh pada pembelajaran dan hasil belajar.

Secara umum, pembelajaran sains di Indonesia saat ini belum berorientasi pada proses belajar, namun lebih mementingkan pada produk belajar, yakni pengetahuan. Interaksi guru dan murid sekedar transfer pengetahuan dari seorang guru terhadap murid.


(3)

2 Beberapa kelemahan pembelajaran sains selama ini antara lain kurikulum dan pembelajaran sains yang diterapkan saat ini merupakan pembelajaran yang berorientasi pada disiplin ilmu. Materi yang diajarkan kepada peserta didik lebih bersifat abstrak dan jauh dari pengalaman peserta didik.

Materi yang diajarkan kepada peserta didik pada dasarnya merupakan materi yang dipersiapkan untuk mengikuti pelajaran pada tahap berikutnya, konsekuensi dari hal ini adalah timbulnya kerugian bagi para peserta didik yang tidak mengikuti salah satu tahap tersebut (dalam arti tidak meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi lagi); metode pembelajaran yang digunakan sekarang masih mengandalkan ceramah yang kadang kala disertai dengan percobaan verifikasi alat peraga yang sudah jadi dan bahkan tidak menggunakan alat peraga yang tersedia. Dalam hal ini, sebagian guru tidak memperhatikan dan mengefektifkan alat peraga dalam pembelajaran. Akibatnya peserta didik hanya pasif dan sulit untuk berkembang apalagi sampai pada tingkat mental dan emosionalnya.

Keterkaitan antara konsep dan teori dengan aplikasi pengalaman kehidupan sehari-hari sangat minim. Hal ini menyebabkan cara berpikir peserta didik menjadi rendah daya pemahamannya terhadap pelajaran yang diberikan oleh guru. Dengan demikian, pembelajaran sains saat ini masih jauh dari peningkatan kreativitas dan ketrampilan proses sains. Dalam proses belajar mengajar di sekolah, saat ini tidak atau belum memberi kesempatan yang maksimal kepada peserta didik untuk mengembangkan kreativitasnya. Dengan kata lain, pembelajaran sains masih (teacher centre learning). Guru mengajar


(4)

3 dengan gaya yang selalu memaksa peserta didik untuk menghafal berbagai konsep tanpa disertai pemahaman terhadap konsep tersebut.

Kalau kita cermati, proses belajar yang diperoleh peserta didik lebih banyak pada “belajar tentang” (learning about thing) daripada “belajar menjadi” (learning how to be).

Pendidikan memberikan kesempatan dan pengalaman dalam proses pencarian informasi, menyelesaikan masalah dan membuat keputusan bagi kehidupannya sendiri. Guru harus merubah peran dan fungsinya dalam proses pembelajaran yang tidak lagi bersifat teacher centre learning.

Sekolah efektif adalah sekolah yang mampu mendidik siswanya mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan jenis, satuan dan jenjang pendidikan. Karakteristik sekolah efektif adalah bahwa warga sekolah memahami, menghayati, dan mempraktekkan visi, misi dan tujuan sekolah sebagai sistem sehingga hasil kerja sekolah disadari sebagai hasil upaya kolektif warga sekolah. Sistem tersebut terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi sehingga dibutuhkan kerjasama antara sekolah dengan stake holder yang kompak, cerdas, dan dinamis. Pihak sekolah memiliki harapan yang tinggi terhadap prestasi belajar siswanya, dan dukungan dari stake holder dalam penyelenggaraan pendidikan memiliki kepentingan terhadap layanan dan produk yang dihasilkan sekolah. Profesionalisasi pendidik dan tenaga kependidikan menjadi fokus perhatian.


(5)

4 Menurut Jiyono, (2007:157) bahwa penguasaan materi guru IPA pada 7 propinsi di Indonesia baru sekitar 55%, kemampuan guru menggunakan alat-alat peraga masih rendah, kebanyakan sekolah belum memiliki alat-alat-alat-alat IPA sebagai alat bantu pembelajaran. Banyak alat-alat yang tersedia telah rusak dan diantaranya ada sebagian alat-alat yang tidak pernah digunakan dan sekolah tidak berupaya mengadakan alat-alat IPA yang belum tersedia. Alat bantu dalam pembelajaran ialah ruang kelas, bahan-bahan rujukan dan sebagainya. Ruang kelas merupakan elemen penting dalam melancarkan lagi pembelajaran. Terdapat juga ruang kelas yang tidak mencukupi disekolah. Kadang-kala mencapai 60 orang murid atau siswa dalam satu kelas dan keadaan ini adalah terlalu sesak serta sangat jauh dari siswi di sekolah-sekolah di negara-negara maju.

Keadaan demikian akan membuat para siswa tidak akan nyaman. Alat bantu pembelajaran yang lain ialah buku-buku atau bahan rujukan. Jika siswa rajin atau selalu untuk menggunakan bahan rujukan lain selain daripada yang diberikan oleh guru, kemungkinan besar siswa itu akan pandai dan jika sebaliknya siswa tersebut mungkin juga pandai tetapi tidaklah begitu cemerlang.

Hasil pengamatan awal menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran dalam menggunakan alat peraga masih kurang. Agar tujuan dari proses pembelajaran dapat dicapai sesuai dengan yang diinginkan, maka guru sebelumnya harus benar-benar mengerti dan paham tentang model


(6)

5 pembelajaran, memahami cara menerapkan model pembelajaran, mengerti konsep dari pembelajaran, agar dalam aplikasinya tidak terjadi kekeliruan sehingga berpengaruh pada keluaran “hasil” bagi peserta didik. Sering sekali guru kurang aktif dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas sehingga mengalami kegagalan, hasil belajar siswa tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, peneliti mengidentifikasi apa yang terjadi dalam proses pembelajaran, sehingga menyebabkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

Temuan pada waktu observasi di SD ini :

1. Kurangnya motivasi belajar siswa terhadap materi pelajaran. 2. Dalam penyampaian materi alat peraga belum efektif digunakan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan dan identifikasi masalah maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Apakah melalui penggunaan KIT IPA dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada siswa kelas IV SDN 2 Jatibaru, Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011 / 2012.


(7)

6 2. Apakah melalui penggunaan KIT IPA dapat meningkatkan hasil belajar

siswa pada siswa kelas IV SDN 2 Jatibaru, Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011 / 2012.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan penelitian dalam proses perbaikan pembelajaran tersebut adalah :

- Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA melalui penggunaan KIT IPA.

- Untuk mengetahui keadaan hasil belajar pada pembelajaran melalui penggunaan KIT IPA.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN 2 Jatibaru Kecamatan Tanjungbintang Kabupaten Lampung Selatan ini menurut peneliti memiliki beberapa manfaat, yaitu :

Bagi Siswa :

- Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siswa dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.

Bagi Guru :


(8)

7 - Membantu guru berkembang secara profesional.

- Memperluas pengalaman mengajar di kelas dalam rangka perencanaan pembelajaran yang efektif.

- Sebagai acuan memperbaiki proses pembelajaran dan landasan meningkatkan proses pembelajaran di kelas.

Bagi Sekolah :

- Sebagai sumbangan yang positif untuk memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi di sekolah.


(9)

8

BAB. II

TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Belajar

Belajar adalah “suatu pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.”

Menurut Slameto (1995:2), dan Winkel (1996:53), berpendapat bahwa;

“Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya, belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstant.”

Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap pengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia. Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi yang bersangkutan. Prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.”

Menurut S. Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah:

“Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.”


(10)

9 Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai

dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan. Berdasarkan pengertian- pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.

Pengertian lainnya, prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai menurut kemampuan yang tidak dimiliki dan ditandai dengan perkembangan serta perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang diperlukan dari belajar dengan waktu tertentu, prestasi belajar ini dapat dinyatakan dalam bentuk nilai dan hasil tes atau ujian.

B. Aktivitas Belajar

Belajar merupakan aktifitas yang kompleks, dimana setelah belajar tidak hanya memilki pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai akan tetapi siswa harus


(11)

10 mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mengembangkan pemikirannya karena belajar proses kognitif, Martinis Yamin (2007:106).

Selain itu belajar Menurut Watsot dalam kutipan Asri Budiningsih adalah:

Proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diukur (Asri Budiningsih 2005:22).

Menurut (Nana Sudjana 2008:28) definisi belajar adalah:

Proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu. Dari beberapa definisi belajar di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan interaksi antar individu untuk memperoleh perubahan kemampuan, perubahan tingkah laku yang didapat dari pengalaman dan akan bertahan lama.

Menurut Baharudin, Esa Nur Wahyuni, (2008 : 13-17). Ciri- ciri belajar adalah :

“Perubahan perilaku relatif permanent. Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah ubah. Tetapi perubahan tersebut tidak akan terpancang seumur hidup. Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku”.


(12)

11 Sebaiknya guru pada sekolah dasar agar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, perlu memahami faktor yang mempengaruhi merosotnya hasil belajar siswa.

Menurut Baharudin, Nur Wahyuni (2008 : 13-17).

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu :

- Faktor stimulus.

- Faktor metode mengajar. - Faktor individu.

Berikut ini akan dijelaskan secara garis besar mengenai ketiga faktor tersebut : 1. Faktor Stimulus, yang dimaksud dengan faktor stimulus adalah segala hal di

luar individu yang merangsang untuk mengadakan reaksi atau perubahan, penegasan serta suasana lingkungan eksternal yang diterima.

2. Faktor Metode Mengajar, metode mengajar guru sangat mempengaruhi terhadap belajar siswa, dengan kata lain metode yang dipakai guru sangat menentukan dalam mencapai prestasi belajar siswa. “metode adalah cara, yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan”. Jadi jelaslah bahwa metode menentukan pencapaian tujuan pengajaran.


(13)

12 3. Faktor Individual, selain kedua faktor di atas, faktor individual sangat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan belajar siswa, bahwa pertumbuhan dan usia seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Semakin dewasa individu semakin meningkat pula kematangan berbagai fungsi fisiologisnya.

C. Hasil belajar

Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh siswa. Proses belajar merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa. Nana Sudjana, (2009:11).

Skinner berpandangan bahwa :

“Belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar maka responya menjadi lebih baik dan sebaliknya bila tidak belajar responya menjadi menurun. Sedangkan menurut Gagne belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapasitas baru (Dimyati, 2002 : 10). Sedangkan menurut kamus umum bahasa Indonesia belajar diartikan berusaha (berlatih dsb) supaya mendapat suatu kepandaian” ( Purwadarminta, 1985 : 109).

Menurut Penulis :

Hasil belajar adalah suatu nilai yang menunjukkan hasil belajar yang tinggi yang dicapai menurut anak dalam mengejar sesuatu pada waktu tertentu.


(14)

13

Penggunaan KIT IPA

Langkah-langkah penggunaan KIT IPA menurut Jiyono, (2007:5-6).

Dalam penerapan penggunaan KIT IPA, siswa dibagi berkelompok terdiri 4-5 orang secara heterogen. Materi yang diberikan dalam bentuk teks, setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari bahan yang diberikan. Hasil diskusi dalam kelompok ahli akan disampaikan kembali pada kelompok asal.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dijelaskan secara sederhana langkah-langkah yang dilakukan dalam penggunaan KIT IPA sebagai berikut :

- Siswa dibagi dalam beberapa kelompok beranggotakan 4-5 orang secara heterogen.

- Setiap kelompok diberi tugas, sejumlah anggota kelompok tersebut (tiap siswa dalam kelompok mendapat tugas yang berbeda).

- Tiap siswa dalam kelompok membaca bagian tugas yang diperoleh.

Guru memerintahkan siswa yang mendapat tugas yang sama untuk berkumpul membentuk kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan tugas tersebut.

Keunggulan Penggunaan KIT IPA :

- Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan pembelajaran siswa lainnya.


(15)

14 - Siswa tidak hanya mempelajari materi yang disampaikan guru, siswa juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada anggota kelompok lainnya.

- Meningkatkan kerjasama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.

Jadi kondisi pembelajaran yang dikelola dengan baik dalam penggunaan KIT IPA akan tercipta suasana belajar mengajar yang menyenangkan sehingga akan dapat mempengaruhi pencapaian tujuan pendidikan.

D. Kerangka Fikir

Penggunaan KIT IPA dalam pelajaran IPA memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai hasil belajar siswa yang didasarkan pada tingkat kemampuan, namun kelompok siswa yang menggunakan KIT IPA (kelompok siswa yang mempunyai kemampuan tinggi) mendominasi perolehan hasil belajar, atau menduduki peringkat tertinggi. Faktor-faktor yang berpengaruh pada aktualitas bakat dalam unjuk kerja nhyata antara lain kuatnya daya juang, minat dan konsep diri positif. Setiap individu tidak ada yang sama. Perbedaan individu ini pula yang menyebabkan perbedaaan tingkah laku belajar dikalangan anak didik yang tidak dapat belajar sebagaimana mestinya.

Dari pendapat diatas dapat dikatakan semakin tinggi tingkat kemampuan, semakin tinggi peluangnya menduduki peringkat tertinggi dalam prestasi, semakin


(16)

15 rendahnya tingkat kemampuan maka semakin rendah pula peluangnya untuk memperoleh prestasi peringkat tinggi.

Dengan demikian dapatlah diambil kesimpulan bahwa dengan kondisi seperti ini terdapat kecenderungan motivasi belajar siswa meningkat. Siswa menjadi tidak cemas dan timbul rasa percaya diri dalam melakukan. Hal ini sesuai hubungan yang secara parsial antara lingkungan belajar dengan motivasi berprestasi siswa. Oleh karena itu disarankan guru menciptakan suasana lingkungan belajar yang konduksif sehingga memungkinkan siswa untuk belajar dengan mudah, nyaman dan sejahtera. Melalui penggunaan KIT IPA menjadikan siswa kelas IV SD Negeri 2 Jatibaru dapat meningkatkan mutu pendidikannya.


(17)

16 Secara skematis dapat disusun dalam gambar berikut ini.

Gambar I. Kerangka pikir penelitian tindakan kelas Penggunaan KIT IPA

Hasil Perlakuan

a. Merumuskan secara jelas

b. Dengan dipimpin guru siswa membentuk kelompok-kelompok belajar, memilih (ketua, sekretaris dan pelapor) mengatur tempat duduk, ruangan, sarana sesuai tujuan diskusi. Tugas pimpinan kelompok belajar yaitu mengatur dan mengarahkan diskusi, mengatur arah pembicaraan. c. Melaksanakan diskusi. Setiap anggota

hendaknya tahu persis apa yang akan didiskusikan dan bagaimana cara berdiskusi. Diskusi harus berjalan dalam suasana bebas, setiap anggota tahu bahwa mereka mempunyai hak bicara yang sama.

d. Melaporkan hasil diskusinya, hasil-hasil tersebut ditanggapi oleh semua siswa, terutama kelompok lain. Guru memberi alasan dan penjelasan terhadap laporan tersebut.

e. Akhirnya siswa mencatat hasil diskusi, dan guru mengumpulkan laporan hasil diskusi dari masing-masing kelompok.

Aktivitas siswa A. Visual activities

Indikator :

1. Membaca

2. Memperhatikan gambar

3. Demontrasi

4. Percobaan

B. Oral activities 1. Indikator :

2. Bertanya

3. Memberikan saran

4. Mengeluarkan pendapat

5. Diskusi

C. Listening activities Indikator :

1. Mendengarkann uraian

2. Mendengarkan percakapan

3. Mendengarkan diskusi

4. Mendengarkan presentasi

D. Mental activities Indikator :

1. Mengingat

2. Menganalisa

3. Mengambil keputusan

4. Memecahkan soal

5. Melaporkan hasil

Tes siklus I, siklus II dan siklus III Hasil belajar siswa


(18)

17

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian pada tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran diatas, hipotesis tindakan penelitian ini adalah jika menggunakan KIT IPA dengan benar, dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas IV SD Negeri 2 Jatibaru, Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011 / 2012.


(19)

18

BAB. III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Seting Penelitian ini menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas

(classroom Action Research) mengadopsi model Kemmis dan Mc Teggart

(Depdiknas 2004:2) yang dinamakan alur/langkah tindakan kelas, dapat digambarkan sebagai berikut :

Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart meliputi empat alur/ langkah :

Gambar I. Alur penelitian tindakan kelas.

Gambar 2. Alur Pelaksanaan Tindakan dalam PTK model Kemmis dan Mc Taggart (Depdiknas 2004:2)

Rencana Tindakan

Rencana Tindakan Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan Tindakan Observasi

Observasi

Refleksi

Refleks


(20)

19 Siklus I

1. Perencanaan

(1) Tahap pra penelitian

(2) Tahap pelaksanaan tindakan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini meliputi :

a. Membuat rancangan pembelajaran yang akan diterapkan.

b. Menyusun skenario pembelajaran menggunakan KIT IPA sesuai dengan materi yang akan diberikan.

c. Membuat lembar observasi belajar siswa dalam kelompok. d. Membuat evaluasi

2. Pelaksanaan

a. Penyajian materi

Penyajian materi secara garis besar b. Belajar dalam kelompok

Membagikan lembar kegiatan pada masing-masing kelompok yang membantu siswa dalam menyelesaikan pertanyaan yang harus dijawab pada lembar kegiatan.

c. Memberikan tes individual untuk mengetahui peningkatan hasil belajar individu.


(21)

20 3. Observasi

Observasi dilakukan sejak proses pembelajaran mulai berlangsung dikelas dengan menggunakan lembar observasi aktifitas siswa yang diamati oleh guru, dan lembar aktifitas siswa yang telah dipersiapkan.

4. Refleksi

Refleksi meliputi kegiatan menganalisis, memahami dan membuat kesimpulan hasil pengamatan dan catatan lapangan.

Siklus II

2. Perencanaan

(1) Tahap pra penelitian

(2) Tahap pelaksanaan tindakan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini meliputi :

a. Membuat rancangan pembelajaran yang akan diterapkan.

b. Menyusun skenario pembelajaran menggunakan KIT IPA sesuai dengan materi yang akan diberikan.

c. Membuat lembar observasi belajar siswa dalam kelompok. d. Membuat evaluasi.


(22)

21 3. Pelaksanaan

a. Penyajian materi

Penyajian materi secara terperinci. b. Belajar dalam kelompok

Membagikan lembar kegiatan pada masing-masing kelompok yang dapat membantu siswa dalam menyelesaikan pertanyaan yang harus dijawab pada lembar kegiatan.

c. Memberikan tes individual untuk mengetahui peningkatan hasil belajar individu.

4. Observasi

Observasi dilakukan sejak proses pembelajaran mulai berlangsung dikelas dengan menggunakan lembar observasi aktifitas siswa yang diamati oleh guru, dan lembar aktifitas siswa yang telah dipersiapkan.

5. Refleksi

- Refleksi meliputi kegiatan menganalisis, memahami dan membuat kesimpulan hasil pengamatan dan catatan lapangan.

Siklus III 1. Perencanaan


(23)

22 Pada tahap ini berdasarkan hasil pengamatan pada kegiatan siklus I dan II sebagai evaluasi akhir memberikan tes kembali sebelum dilakukan penelitian pada tahap pelaksanaan tindakan

b. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini meliputi :

- Membuat rancangan pembelajaran yang akan diterapkan.

- Menyusun skenario pembelajaran menggunakan KIT IPA sesuai dengan materi yang akan diberikan.

- Membuat lembar observasi belajar siswa dalam kelompok. - Membuat evaluasi.

2. Pelaksanaan

a. Penyajian materi

Penyajian materi secara terperinci. b. Belajar dalam kelompok

Membagikan lembar kegiatan pada masing-masing kelompok yang membantu siswa dalam menyelesaikan pertanyaan yang harus dijawab pada lembar kegiatan.

c. Memberikan tes individual untuk mengetahui peningkatan hasil belajar individu.


(24)

23 Observasi dilakukan sejak proses pembelajaran mulai berlangsung dikelas dengan menggunakan lembar observasi aktifitas siswa yang diamati oleh guru, dan lembar aktifitas siswa yang telah dipersiapkan.

4. Refleksi

Refleksi meliputi kegiatan menganalisis, memahami dan membuat kesimpulan hasil pengamatan dan catatan lapangan.

B. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada kelas IV SD Negeri 2 Jatibaru semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Jumlah siswa 32 orang, yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 17 siswa perermpuan dan 1 orang guru.

C. Instrumen Pengumpulan Data

Intrumen yang digunakan adalah perangkat tes, lembar observasi (aktivitas siswa dan aktivitas guru). Lembar observasi aktivitas siswa yang mencakup : - Memperhatikan penjelasan guru.

- Berdiskusi/bertanya antara siswa dalam kelompok. - Mengerjakan lembar kerja kelompok.

- Menanggapi pertanyaan kelompok lain pada saat presentase.

D. Data dan Metode Pengumpulan Data


(25)

24 Data yang diperoleh setelah diadakan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Data kualitatif yang terdiri atas :

- Data aktivitas siswa dari setiap siklus selama pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran KIT IPA.

- Data hasil observasi pengamatan guru, mitra dalam mengamati tindakan penelitian pada saat proses pembelajaran berlangsung pada siklus I, II dan III.

b. Data Kuantitatif yang terdiri dari hasil tes belajar siswa berupa nilai tes pada akhir setiap siklus I, II dan II, nilai lembar kerja siswa, dan nilai kerja kelompok siswa pada siklus pertama dan kedua.

2. Metode Pengumpulan Data a. Data aktivitas siswa.

Data aktivitas siswa diperoleh dari observasi selama pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati aktivitas yang dilakukan siswa yang terdapat dalam lembar observasi.

Dalam penelitian ini, lembar observasi aktivitas siswa diamati oleh observer.

Aspek yang diamati yaitu perilaku yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran yaitu sebagai berikut :

1. Memperhatikan penjelasan guru.


(26)

25 3. Mengerjakan lembar kerja kelompok.

4. Menanggapi pertanyaan kelompok lain pada saat presentasi. 5. Bertanya kepada kelompok yang presentasi.

Tabel 1. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa

No. Nama Aspek aktivitas yang diamati

1 2 3 4 5

1 Kelompok I

2 Kelompok II

b. Data Hasil Belajar.

Data hasil belajar diperoleh melalui data hasil belajar siswa dalam ranah kognetif adalah soal-soal evaluasi yang mewakili indikator atau kompetensi dengan tingkat kesukaran yang bervariasi.

E. Teknik Analisis Data

Setelah data penelitian diperoleh, selanjutnya dianalisis data untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan KIT IPA pada siswa kelas IV SD N 2 Jatibaru tahun pelajaran 2011/2012.

Teknik analisis data dapat dijelaskan sebagai berikut :


(27)

26 Dalam pengumpulan aktivitas siswa selama pembelajaran dilakukan dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa.

Data aktivitas diperoleh berdasarkan perilaku yang sesuai dan relevan dengan tujuan pembelajaran.

Data nilai aktivitas siswa dari setiap siklus akan dianalisis dan diuraikan pada tabel lembar data aktivitas belajar siswa sebagai berikut:

Tabel 2. Lembar Data Aktivitas Belajar Siswa

No Nama Siklus Skor

%

Aktivitas Kategori

I II III

1 2 3

Jumlah skor Skor maksimum Nilai rata-rata

Kriteria penilaian menurut Arikunto (2001 : 245) untuk data aktivitas siswa sebagai berikut :

a. Skor yang diperoleh dari masing-masing siswa adalah skor dari setiap aspek aktivitas.

b. Persentase setiap siswa diperoleh dengan rumus :

% aktivits siswa = x 100%

c. Nilai aktivitas tiap siswa

Nilai aktivitas setiap siswa = % aktivitas (dihilangkan %nya).

Skor yang diperoleh


(28)

27 d. Nilai rata-rata aktivitas siswa diperoleh dengan rumus :

Nilai rata-rata aktivitas siswa = ∑

Untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa digunakan pedoman Memes ( 2001 : 36 ) sebagai berikut :

Bila nilai aktivitas siswa ≥ 75,6 maka dikategorikan aktif. Bila nilai siswa 59,4 ≤ nilai siswa < 75,6 maka dikategorikan cukup aktif. Bila nilai siswa < 59,4 maka dikategorikan kurang aktif.

2. Analisis data Hasil Belajar

Data hasil belajar siswa diperoleh dari penilaian hasil tes akhir pada setiap siklus yang mewakili tiap-tiap indikator.

Data nilai hasil belajar siswa tiap siklus akan dianalisis dan diuraikan pada tabel 3 lembar data perolehan hasil belajar siswa sebagai berikut ;

Tabel 3. Lembar Data Perolehan Hasil Belajar Siswa

No Nama Siklus Skor

%

PHB Kategori

I II III

1 2 3

Jumlah skor Skor maksimum Nilai rata-rata

Proses analisis untuk data pencapaian hasil belajar siswa adalah sebagai berikut :

Nilai aktivitas setiap siswa Jumlah siswa


(29)

28 a. Skor yang diperoleh dari masing-masing siswa dalam jumlah skor dari

setiap soal.

b. Persentase pencapaian hasil belajar siswa diperoleh dengan rumus:

% pencapaian hasil belajar = x 100%

c. Nilai hasil belajar siswa adalah :

Nilai hasil belajar setiap siswa = % hasil belajar siswa (dihilangkan % nya).

d. Nilai rata-rata hasil belajar siswa dikelas diperoleh dengan rumus : Rata-rata HB siswa = ∑

Kriteria penilaian menurut Arikunto (2001 : 245) untuk kategori rata-rata pencapaian hasil belajar siswa adalah :

Bila nilai siswa ≥ 81 maka dikategorikan baik sekali, bila 66 ≤ nilai siswa < 81 maka dikategorikan baik. Bila 56 ≤ nilai siswa < 66 maka dikategorikan cukup, bila 41 ≤ nilai siswa < 56 maka dikategorikan kurang, bila nilai siswa < 41 maka dikategorikan gagal.

F. Indikatror Kinerja

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus ke siklus berikutnya. Peningkatan hasil belajar siswa terlihat rata per sklus, pada siklus I rata 58,13, pada siklus ke II rata-rata 62,81 dan pada siklus III rata-rata-rata-rata nilai meningkat menjadi 73,75.

Skor yang diperoleh

Skor maksimal setiap siswa

Nilai HB setiap siswa


(30)

47

BAB.V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan menggunakan KIT IPA memiliki dampak positif

dalam meningkatkan aktivitas belajar Ilmu Pengetahuan Alam yang ditandai meningkatnya aktivitas siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I 73,99%, siklus II 77,99% dan siklus III 86,66%.

2. Nilai hasil belajar siswa ada peningkatan dari setiap siklus, pada siklus I

rata 58,13, pada siklus ke II rata 62,81 dan pada siklus III rata-rata nilai meningkat menjadi 73,75.

B. Saran

Berdasarkan hasil repleksi siklus I, siklus II dan siklus III maka dapat disarankan untuk penelitian selanjutnya adalah:

1. Siswa agar lebih proaktif dalam proses pembelajaran yang sedang


(31)

48

2. Guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode

pengajaran yang sesuai, walaupun dalam taraf yang sederhana, sehingga siswa berhasil memecahkan masalah yang dihadapinya.

3. Hendaknya Kepala Sekolah dapat memotivasi pembelajaran dengan


(1)

25 3. Mengerjakan lembar kerja kelompok.

4. Menanggapi pertanyaan kelompok lain pada saat presentasi. 5. Bertanya kepada kelompok yang presentasi.

Tabel 1. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa

No. Nama Aspek aktivitas yang diamati

1 2 3 4 5

1 Kelompok I

2 Kelompok II

b. Data Hasil Belajar.

Data hasil belajar diperoleh melalui data hasil belajar siswa dalam ranah kognetif adalah soal-soal evaluasi yang mewakili indikator atau kompetensi dengan tingkat kesukaran yang bervariasi.

E. Teknik Analisis Data

Setelah data penelitian diperoleh, selanjutnya dianalisis data untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan KIT IPA pada siswa kelas IV SD N 2 Jatibaru tahun pelajaran 2011/2012.

Teknik analisis data dapat dijelaskan sebagai berikut :


(2)

26 Dalam pengumpulan aktivitas siswa selama pembelajaran dilakukan dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa.

Data aktivitas diperoleh berdasarkan perilaku yang sesuai dan relevan dengan tujuan pembelajaran.

Data nilai aktivitas siswa dari setiap siklus akan dianalisis dan diuraikan pada tabel lembar data aktivitas belajar siswa sebagai berikut:

Tabel 2. Lembar Data Aktivitas Belajar Siswa

No Nama Siklus Skor

%

Aktivitas Kategori

I II III

1 2 3

Jumlah skor Skor maksimum Nilai rata-rata

Kriteria penilaian menurut Arikunto (2001 : 245) untuk data aktivitas siswa sebagai berikut :

a. Skor yang diperoleh dari masing-masing siswa adalah skor dari setiap aspek aktivitas.

b. Persentase setiap siswa diperoleh dengan rumus :

% aktivits siswa = x 100%

c. Nilai aktivitas tiap siswa

Nilai aktivitas setiap siswa = % aktivitas (dihilangkan %nya). Skor yang diperoleh


(3)

27 d. Nilai rata-rata aktivitas siswa diperoleh dengan rumus :

Nilai rata-rata aktivitas siswa = ∑

Untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa digunakan pedoman Memes ( 2001 : 36 ) sebagai berikut :

Bila nilai aktivitas siswa ≥ 75,6 maka dikategorikan aktif. Bila nilai siswa 59,4 ≤ nilai siswa < 75,6 maka dikategorikan cukup aktif. Bila nilai siswa < 59,4 maka dikategorikan kurang aktif.

2. Analisis data Hasil Belajar

Data hasil belajar siswa diperoleh dari penilaian hasil tes akhir pada setiap siklus yang mewakili tiap-tiap indikator.

Data nilai hasil belajar siswa tiap siklus akan dianalisis dan diuraikan pada tabel 3 lembar data perolehan hasil belajar siswa sebagai berikut ;

Tabel 3. Lembar Data Perolehan Hasil Belajar Siswa

No Nama Siklus Skor

%

PHB Kategori

I II III

1 2 3

Jumlah skor Skor maksimum Nilai rata-rata

Proses analisis untuk data pencapaian hasil belajar siswa adalah sebagai berikut :

Nilai aktivitas setiap siswa


(4)

28 a. Skor yang diperoleh dari masing-masing siswa dalam jumlah skor dari

setiap soal.

b. Persentase pencapaian hasil belajar siswa diperoleh dengan rumus:

% pencapaian hasil belajar = x 100%

c. Nilai hasil belajar siswa adalah :

Nilai hasil belajar setiap siswa = % hasil belajar siswa (dihilangkan % nya).

d. Nilai rata-rata hasil belajar siswa dikelas diperoleh dengan rumus : Rata-rata HB siswa = ∑

Kriteria penilaian menurut Arikunto (2001 : 245) untuk kategori rata-rata pencapaian hasil belajar siswa adalah :

Bila nilai siswa ≥ 81 maka dikategorikan baik sekali, bila 66 ≤ nilai siswa < 81 maka dikategorikan baik. Bila 56 ≤ nilai siswa < 66 maka dikategorikan cukup, bila 41 ≤ nilai siswa < 56 maka dikategorikan kurang, bila nilai siswa < 41 maka dikategorikan gagal.

F. Indikatror Kinerja

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus ke siklus berikutnya. Peningkatan hasil belajar siswa terlihat rata per sklus, pada siklus I rata 58,13, pada siklus ke II rata-rata 62,81 dan pada siklus III rata-rata-rata-rata nilai meningkat menjadi 73,75.

Skor yang diperoleh Skor maksimal setiap siswa

Nilai HB setiap siswa Jumlah siswa


(5)

47 BAB.V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan menggunakan KIT IPA memiliki dampak positif dalam meningkatkan aktivitas belajar Ilmu Pengetahuan Alam yang ditandai meningkatnya aktivitas siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I 73,99%, siklus II 77,99% dan siklus III 86,66%.

2. Nilai hasil belajar siswa ada peningkatan dari setiap siklus, pada siklus I rata 58,13, pada siklus ke II rata 62,81 dan pada siklus III rata-rata nilai meningkat menjadi 73,75.

B. Saran

Berdasarkan hasil repleksi siklus I, siklus II dan siklus III maka dapat disarankan untuk penelitian selanjutnya adalah:

1. Siswa agar lebih proaktif dalam proses pembelajaran yang sedang dijelaskan oleh guru.


(6)

48 2. Guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran yang sesuai, walaupun dalam taraf yang sederhana, sehingga siswa berhasil memecahkan masalah yang dihadapinya.

3. Hendaknya Kepala Sekolah dapat memotivasi pembelajaran dengan penggunaan perlengkapan, misalnya : perlu alat dan media.


Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN) DENGAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I TRIMULYO KECAMATAN TANJUNG BINTANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 12 81

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN KIT IPA DAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS IV SDN 2 JATIBARU TANJUNG BINTANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 8 31

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN KIT IPA DAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS IV SDN 2 JATIBARU TANJUNG BINTANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 20 41

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LEMATANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 11 36

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN KIT IPA PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 METRO SELATAN

0 9 9

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 JATIBARU KECAMATAN TANJUNG BINTANG LAMPUNG SELATAN TAHUN AJARAN 2013/2014

0 8 56

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 JATIBARU KECAMATAN TANJUNG BINTANG LAMPUNG SELATAN TAHUN AJARAN 2013/2014

0 4 52

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN ALAT PERAGA DI KELAS V SDN 2 MERAK BATIN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 32

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN ALAT PERAGA DI KELAS V SDN 2 MERAK BATIN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

5 74 32

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK BAGI SISWA KELAS IV SDN 2 TANJUNG SARI TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 50