KEANEKARAGAMAN PARASITOID PADA Drosophila sp. DI SEKITAR KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG.
Nery Hartiningsih, 2013
KEANEKARAGAMAN PARASITOID PADA Drosophila sp. DI SEKITAR KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Program Studi Biologi
Oleh : Nery Hartiningsih
0907005
PROGRAM STUDI BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
Nery Hartiningsih, 2013
2013
Keanekaragaman Parasitoid pada
Drosophila
sp. di Sekitar Kecamatan
Kiaracondong Kota Bandung
Oleh Nery Hartiningsih
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Nery Hartiningsih 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpaijin dari penulis
(3)
(4)
Nery Hartiningsih, 2013
NERY HARTININGSIH
KEANEKARAGAMAN PARASITOID PADA Drosophila sp. DI SEKITAR KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dr. Yayan Sanjaya, M.Si NIP. 197112312001121001
Pembimbing II
Tina Safaria, M.Si NIP. 197303172001122002
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Biologi
Dr. Riandi
(5)
KEANEKARAGAMAN PARASITOID PADA Drosophila sp. DI SEKITAR KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG
ABSTRAK
Di alam, terjadi interaksi antara parasitoid dan inangnya. Dalam satu populasi inang dapat diinfeksi oleh beberapa jenis parasitoid. Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai jenis dan tingkat parasitisasi parasitoid terhadap Drosophila. Parasitoid merupakan serangga yang hidup dipermukaan atau di dalam tubuh inang, yang akhirnya membunuh inangnya tersebut. Drosophila merupakan serangga yang banyak dijadikan model penelitian karena memiliki banyak keuntungan. Sampel diambil dari 9 titik di Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung, dengan meletakkan umpan selama 5 hari. Umpan kemudian melalui tahap rearing hingga menjadi pupa, setelah itu pupa tersebut diletakkan dalam
screen cage hingga menetas. Pupa yang menetas tersebut diidentifikasi jenis Drosophila dan parasitoidnya, kemudian jumlahnya dihitung dan dianalisis.
Hasilnya, terdapat tiga jenis parasitoid, yaitu Trichopria drosophilae, Leptopilina
victoriae, dan Asobara nr citri yang berasal dari Drosophila melanogaster. Indeks
keanekaragaman Shannon-Wiener ( 0,3 dan tingkat parasitisasi keseluruhan yaitu 10,2%, dengan tingkat parasitisasi tertinggi adalah Leptopilina victoriae sebesar 6,6%.
(6)
DIVERSITY PARASITOIDS IN Drosophila sp. AROUND THE DISTRICT KIARACONDONG BANDUNG
ABSTRACT
The quality of fruit in Indonesia has not been optimal. Some causes are due to pest attacked, pest attacked in the fields as well as in the process of fruits distribution. Drosophila is one type of pest which cause fruits damage after harvest. Losses caused by Drosophila need for handling, one of them was by parasitoids. In nature, interaction in population can be infected by some kind of parasitoids. In this research were discussed about the type and level of parasitization on Drosophila parasitoids. Samples were taken from 9 points in Kiaracondong District, City of Bandung, by laying bait for 5 days. The larvae or pupae Drosophila infected by parasitoids were then placed in screen cage until they were hatched. Drosophilas and parasitoids emerged from the pupaes were identified and counted. The result showed that there were 3 types of parasitoids, namely Trichopria drosophilae, Leptopilina victoriae, and Asobara nr citri originating from Drosophila melanogaster. Shannon - Wiener diversity index ( was 0,3 and the overall parasitization rate was 10.2 %, with the highest rate of parasitization was Leptopilina victoriae by 6.6 %.
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang ... 1
B.Rumusan Masalah ... 3
C.Pertanyan Penelitian ... 3
D.Batasan Masalah ... 3
E. Tujuan Penelitian ... 4
F. Manfaat Peneliian ... 4
BAB II PARASITOID PADA Drosophila ... 5
A.Drosophila ... 5
1. Drosophila sp. ... 5
2. Morfologi ... 6
3. Siklus Hidup ... 6
B.Parasitoid ... 9
1. Hymenopthera... 9
2. Pengertian Parasitoid ... 11
3. Jenis dan Penggolongn Parasitoid ... 12
4. Siklus Hidup Parasitoid ... 14
5. Parasitoid pada Drosophila ... 15
6. Parasitoid sebagai pengendali hayati ... 17
7. Sistem Navigasi Parasitoid ... 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 19
(8)
B.Populasi dan sampel ... 19
1. Populasi ... 19
2. Sampel ... 19
C.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 19
1. Waktu ... 19
2. Tempat ... 19
D.Alat dan Bahan ... 19
1. Alat ... 20
2. Bahan ... 20
E. Metode ... 21
1. Pengambilan Sampel ... 21
2. Pengukuran Faktor Klimatik... 21
3. Metode Rearing ... 21
4. Pemeliharaan Pupa dalam screen cage ... 22
5. Identifikasi ... 22
F. Analisa Data ... 23
G.Alur Penelitian ... 24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 25
A.Hasil identifikasi Drosophila ... 25
B.Jenis Parasitoid ... 25
1.Trichopria drosophilae ... 27
2.Leptopilina victoriae ... 28
3.Asobara nr citri ... 30
C.Persentase Parasitisasi dan Keanekragaman Parasitoid ... 31
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 34
A.Simpulan ... 34
B.Saran ... 34
DAFTAR PUSTAKA ... 35
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1. Jenis dan Jumlah Alat yang Diperlukan dalam Penelitian Keanekaragaman Parasitoid pada Drosophila ... 20 3.2. Jenis dan Jumlah Bahan yang Diperlukan dalam Penelitian Keanekaragaman
Parasitoid pada Drosophila ... 20 4.1 Jenis Parasitoid pada Drosophila melanogaster ... 26 4.2. Hasil Pengukuran Faktor Klimatik ... 32
(10)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Drosophila sp ... 5
2.2. Siklus Hidup Drosophila ... 7
2.3 (A) Endoparasitoid Ageniaspis citricola, (B) Ektoparasitoid Braconidae... 13
2.4. (A) Trichogramma sp. Parasitoid pada telur, (B) Leptopilina sp. Parasitoid pada larva, dan (C) Trichopria sp. Parasitoid pada pupa ... 14
2.5. Siklus hidup Genus Leptopilina (parasitoid pada Drosophila) ... 15
4.1 Sex comb Drosophila melanogaster ... 25
4.2 Drosophila melanogaster ... 25
4.3. Trichopria ... 27
4.4. Trichopria drosophilae (A) betina dan (B) jantan. ... 28
4.5. Leptopilina ... 28
4.6. Antena Leptopilina spp betina ... 29
4.7. Leptopilina victoriae. (A) betina dan (B) jantan. ... 29
4.8 Asobara citri ... 30
4.9. Asobara nr citri ... 31
(11)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu produsen buah terbesar di Asia dengan produksi mencapai 20 juta ton pada tahun 2012. Produk unggulannya adalah pisang, jeruk, mangga dan nenas (BPS, 2012), namun produksi buah-buahan tersebut masih belum optimal dikarenakan kualitas buah-buahan yang masih kurang. Beberapa penyebabnya yaitu akibat serangan hama, baik hama yang menyerang di lapangan maupun hama yang menyerang dalam proses distribusi buah-buahan tersebut. Drosophila merupakan salah satu jenis lalat buah yang menjadi penyebab rusaknya buah-buahan pasca panen.
Busuknya buah-buahan biasanya disebabkan oleh tumbuhnya jamur yang diawali dengan adanya serangan hama (Laila et al., 2011). Busuknya buah-buahan pasca panen menyebabkan kerugian yang cukup besar, yaitu mencapai 40% di Iran. Tingkat kerugian tergantung pada jenis buah dan teknologi yang digunakan dalam proses pengemasan setelah buah dipanen (Gholamnejad et al., 2009).
Meningkatkan produksi buah-buahan dilakukan berbagai cara pengawetan buah-buahan segar, yaitu dengan proses pendinginan, pengemasan dengan plastik polietilen (PE), dan melapisi buah dengan emulsi lilin, Kalium Permanganat (KMnO4), emulsi samper fresh, dan larutan Kalsium Klorida (CaCl2) (Santoso, 2006). Bahkan masih ditemukan beberapa buah yang diawetkan menggunakan fungisida, namun selain pengunaannya dibatasi karena menyebabkan gangguan kesehatan, beberapa patogen juga sudah resisten terhadap fungisida (Gholamnejad et al., 2009).
Drosophila dapat merusak buah yang telah matang dengan melubangi
permukaan buah, kemudian meletakkan telur dan meninggalkan lubang oviposisi/bekas luka pada permukaan buah tersebut (Dreves & Rhodaback, 2011). Lubang tersebut akan mengeluarkan sedikit cairan buah yang membuat bentuk buah menjadi tidak utuh, dan menyebabkan tumbuhnya
(12)
2
jamur pada sekitar lubang tersebut yang mempercepat proses pembusukan. Hal ini akan sangat merugikan karena jamur dapat menginfeksi buah lainnya (Departemen Pertanian, 2012) Penggunaan Drosophila dalam penelitian memiliki keuntungan karena Drosophila dapat menampilkan berbagai macam ciri biologis yang berpotensi dapat mempengaruhi kisaran inang, dan belum banyak spesies yang dapat dibudidayakan dalam kondisi yang sama (Traynor & Peter, 2005).
Kerugian yang disebabkan Drosophila menyebabkan perlunya penanganan dalam pengendalian populasi Drosophila, salah satunya dengan parasitoid. Parasitoid merupakan organisme yang penting di alam. Parasitoid adalah musuh alami dari inang arthropoda dalam ekosistem alami dan dapat digunakan sebagai agen pengendali biologis terhadap resiko serangan hama serangga di agro-ekosistem. Hymenopthera memiliki sekitar 320.000 spesies dan 75% (240.000) diantaranya merupakan parasitoid (Bonet, 2008). Pada umumnya parasitoid berkembang di dalam tubuh inang, sehingga ukuran tubuh parasitoid lebih kecil dan siklus hidupnya lebih pendek (Jannah, 2011). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, jenis parasitoid yang ditemukan pada Drosophila berasal dari genus Asobara dan Leptopilina. Parasitoid tersebut merupakan parasitoid yang menyerang pada stadium larva (Sokolowski & Turlings, 1986). Beberapa parasitoid dari Genus Asobara dan
Leptopilina diantaranya A. tabida, A. citri, L. heterotoma, L. boulardi, L. victoriae, L. japonica, L. pacifica dan beberapa spesies lainnya (Seyahooei et al., 2009; Novkovic et al., 2011).
Parasitoid berperan sebagai agen pengendali hayati yang efektif dalam pengendalian hama. Penggunaan parasitoid sebagai pengendali hama masih sangat langka, informasi mengenai parasitoid tidak terlalu banyak di Indonesia. Tingkat parasitisasi diperlukan untuk mengetahui potensi parasitoid sebagai agen pengendali hayati pada Drosophila. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keanekaragaman dan tingkat parasitisasi parasitoid pada Drosophila di
(13)
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Jenis parasitoid apa saja yang menginfeksi
Drosophila dan bagaimana tingkat parasitisasi parasitoid terhadap Drosophila?
C. Pertanyan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat dibagi menjadi beberapa pertanyaan penelitian, sebagai berikut:
1. Apakah jenis Drosophila yang menjadi inang dari parasitoid? 2. Berapa banyak jenis parasitoid yang menginfeksi Drosophila?
3. Bagaimana tingkat parasitisasi seluruh jenis parasitoid terhadap
Drosophila?
4. Bagaimana tingkat parasitisasi setiap jenis parasitoid terhadap Drosophila? 5. Bagaimana keanekaragaman parasitoid pada Drosophila?
D. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1.Sampel diambil dari kecamatan Kiaracondong, tepatnya di Kelurahan Babakan Sari dekat pasar kiracondong.
2.Luas wilayah untuk mengambil sampel memiliki panjang 150 m dan lebar 150 m.
3.Umpan yang digunakan adalah buah pisang ambon lumut yang sudah matang. Setiap umpan berisi dua buah pisang yang dipotong secara membujur.
4.Selama proses pemasangan umpan dilakukan pengukuran faktor klimatik yaitu intensitas cahaya, suhu, dan kelembaban udara.
5.Inang parasitoid yang diamati dan diidentifikasi berasal dari genus
Drosophila.
6.Parasitoid yang dihitung berasal dari 200 pupa Drosophila.
(14)
4
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis dan mengetahui tingkat parasitisasi parasitoid terhadap Drosophila.
F. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat dari penelitian ini, diantaranya:
1. Dapat memberikan informasi mengenai keanekaragaman parasitoid
Drosophila.
2. Sebagai tambahan ilmu khususnya dalam bidang Parasitologi dan Pengendalian Hama Terpadu.
3. Sebagai pustaka awal penelitian lain untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut.
(15)
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi yang diamati dalam penelitian ini adalah seluruh populasi parasitoid pada Drosophila yang berada disekitar kecamatan Kiacondong Kota Bandung.
2. Sampel
Sampel yang diamati dalam penelitian ini adalah jenis-jenis parasitoid pada Drosophila yang terperangkap disekitar kecamatan Kiacondong Kota Bandung.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Waktu
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret hingga bulan Juni 2013. 2. Tempat
Penelitian dilakukan di tiga tempat berbeda yaitu di Kecamatan Kiaracondong untuk mengambil sampel, Laboratorium FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan Laboratorium Entomologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk identifikasi dan determinasi.
D. Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan pada penelitiaan ini terdapat di Laboratorium FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia. Daftar alat dan bahan yang digunakan selama penelitian ini ialah sebagai berikut:
(16)
20
1. Alat
Beberapa alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Jenis dan Jumlah Alat yang Diperlukan dalam Penelitian Keanekaragaman Parasitoid pada Drosophila
No Nama Alat Jumlah
1 Umpan Drosophila sp 18
2 Cawan Petri 18
3 Toples 18
4 Kain secukupnya
5 Screen cage 18
6 Botol vial 40
7 Objekglass dan coverglass 1 set
8 Kuas 1
9 Alat bedah 1 set
10 Mikroskop stereo Nikon SMZ745T 1 11 Mikroskop compound Nikon Eclipse 50i 1
12 Kamera Digital 1
13 Spidol Marker 1
14 Kertas Label 1 pak
15 Luxmeter 1
16 Thermo-higrometer 1
17 Buku Identifikasi Parasitoid 1
18 Buku Identifikasi Drosophila 1
2. Bahan
Beberapa bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Jenis dan Jumlah Bahan yang Diperlukan dalam Penelitian Keanekaragaman Parasitoid pada Drosophila
No. Nama Bahan Jumlah
1 Buah pisang ambon lumut 36 buah
2 Kapas secukupnya
3 Alkohol 70% 50 ml
4 Vaselin secukupnya
(17)
21
E. Metode
1. Pengambilan Sampel
Umpan merupakan tabung yang telah diisi dua buah pisang ambon lumut yang dibelah secara membujur. Umpan disiapkan sebanyak 18 buah. Tabung tersebut diberi lubang di bagian samping agar Drosophila dapat masuk, tetapi umpan tidak digenangi air hujan. Umpan tersebut kemudian ditempatkan pada pohon, pagar atau tiang. Jarak dari penempatan umpan satu dengan lainnya sepanjang 50 meter, dengan pola membentuk kuadran. Umpan tersebut disimpan selama lima hari. Setelah lima hari, umpan diambil untuk di-rearing.
2. Pengukuran Faktor Klimatik
Selama proses pengambilan sampel, dilakukan pengukuran faktor klimatik di tiga titik tempat pengambilan sampel. Faktor klimatik tersebut meliputi intensitas cahaya, suhu udara dan kelembaban udara. Pengukuran faktor klimatik disetiap titik penempatan umpan, dilakukan selama 5 menit dan dilakukan pada pagi, siang dan sore hari. Pengukuran faktor klimatik ini dilakukan selama pemasangan umpan berlangsung (5 hari). Selama proses rearing dan pemeliharaan pupa dalam screen cage, suhu ruangan juga dicatat.
3. Metode Rearing
Rearing merupakan proses pemeliharaan telur dan larva hingga
tumbuh menjadi pupa. Dalam proses rearing ini, umpan yang telah diambil, dikumpulkan, kemudian pisang yang terdapat dalam umpan dipindahkan ke dalam toples yang telah dialasi dengan kapas lembab. Pisang dari satu umpan ditempatkan pada satu toples, sehingga tidak tercampur antara pisang dari toples satu dengan toples lainnya. Setelah itu, toples tersebut ditutup menggunakan kain yang telah disiapkan, agar tetap terdapat sirkulasi udara. Setelah didiamkan beberapa waktu, larva akan menjadi pupa, pupa tersebut diambil untuk dimasukkan ke dalam screen
(18)
22
4. Pemeliharaan Pupa dalam Screen Cage
Proses pemeliharaan Pupa dalam screen cage ini merupakan proses lanjutan dari proses rearing. Dalam proses ini, pupa-pupa yang telah
di-rearing diambil secara hati-hati menggunakan kuas, kemudian
ditempatkan pada cawan petri yang telah dialasi dengan kapas lembab. Pupa yang diambil diusahakan sama ukurannya untuk memudahkan dalam identifikasi inang. Setiap cawan berisi 200 pupa yang ukurannya relatif sama. Setelah itu, cawan petri yang telah berisi pupa dimasukkan ke dalam screen cage yang berbentuk kubus dengan panjang, lebar dan tinggi masing-masing 20 cm.
Pupa-pupa tersebut dibiarkan hingga berkembang menjadi imago. Imago tersebut dapat berupa Drosophila atau parasitoid. Imago tersebut kemudian ditempatkan pada botol vial yang terpisah agar mudah dihitung dan diidentifikasi. Jika pupa tidak menetas dalam 2 minggu, maka dilakukan pembedahan pada pupa yang tidak menetas tersebut untuk megetahui penyebab pupa tidak menetas.
5. Identifikasi
Proses identifikasi dilakukan pada Drosophila dan parasitoid yang telah mengalami proses screen cage. Spesimen Drosophila dan parasitoid tersebut dibawa ke laboratorium untuk diamati scara morfologi mengunakan mikroskop agar mempermudah proses identifikasi. Spesimen
Drosophila diidentifikasi menggunakan kunci determinasi yang terdapat
dalam buku yang berjudul Drosophila: A Guide to Species Identification and Use (Markow & Patrick, 2006).
Spesimen parasitoid diidentifikasi menggunakan kunci determinasi yang terdapat dalam buku yang berjudul Hymenopthera of The World: An Identification Guide to Families (Goulet & Huber, 1993). Spesimen juga dibawa ke Laboratorium Entomologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong-Bogor untuk melakukan penyesuian hasil
(19)
23
F. Analisa Data
Data hasil pengamatan yang diperoleh disajikan dalam bentuk Tabel dan grafik serta dianalisis secara deskriptif. Persentase Parasitisasi dihitung menggnakan rumus (Hamid et al., 2003):
Persentase parasitisasi seluruh jenis
Persentase rasio parasitisasi untuk setiap jenisnya
Pupa yang dihitung berjumlah 200 dari setiap rearing. Dari setiap pupa tersebut akan keluar Drosophila atau parasitoid. Jumlah Drosophila dan parasitoid dihitung untuk kemudian dianalisis.
Keanekaragaman parasitoid dapat dihitung dengan menggunakan Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener (Nolan & Callahan, 2006):
∑ Keterangan:
: Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener S : Jumlah jenis (spesies)
P = ∑ /N
Pi : Jumlah individu suatu spesies/jumlah total seluruh spesies ni : Jumlah individu spesies ke-i
N : Jumlah total individu
Kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan keanekaragaman Shannon-Wiener yaitu:
< 1 Keragaman rendah, komunitas biota tidak stabil = 1-3 Keragaman tergolong sedang, stabilitas komunitas
sedang
> 3 Keragaman tergolong tinggi, stabilitas komunitas biota dalam kondisi prima (stabil)
(20)
24
G. Alur Penelitian
Studi Literatur dan Survei
Penyusunan Proposal dan
Seminar
Persiapan Alat dan Bahan
Pemasangan Umpan Pengambilan
Umpan
Rearing
Pengumpulan Pupa
Pemeliharaan Pupa pada
Screen cage
Pengamatan dan Identifikasi
Parasitoid
Analisis Data Penyusunan
Skripsi Ujian Sidang
(21)
34
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan
Pada penelitian keanekaragaman parasitoid pada Drosophila di Kecamatan Kiaracondong Bandung, diketahui bahwa jenis inang yang diparasiti adalah
Drosophila melanogaster. Terdapat tiga jenis parasitoid pada D. melanogaster
tersebut, yaitu Trichopria drosophilae, Leptopilina victoriae, dan Asobara nr
citri. Berdasarkan tingkat parasitisasinya, ketiga jenis parasitoid tersebut
menginfeksi Drosophila melanogaster sebesar 10,2%, dengan tingkat parasititasi tertinggi dicapai oleh parasitoid Leptopilina victoriae yaitu 6,6%, diikuti oleh Asobara nr citri dan Trichopria drosophilae yang masing-masing sebesar 3,1% dan 0,5%. Indeks keanekaragaman parasitoid pada Drosophila sebesar 0,3.
B.Saran
Mengingat masih terdapat kekurangan dalam penelitian ini, maka hal-hal yang sebaiknya dilakukan pada penelitian selanjutnya:
1. Disarankan penelitian ini dilakukan pada beberapa daerah lainnya, karena dimungkinkan jenis parasitoid yang didapatkan berbeda.
2. Dengan segala keterbatasan waktu, disadari penelitian ini dilakukan dalam waktu yang cukup singkat. Maka sebaiknya pada penelitian selanjutnya dilakukan pada beberapa waktu yang berbeda mengingat faktor klimatik mempengarui hasil penelitian.
3. Luas wilayah juga dapat mempengarui jumlah dan jenis parasitoid, maka sebaiknya pada penelitian selanjutnya menggunakan lebih banyak umpan dan memperluas wilayah penempatan umpan.
Demikian saran untuk penelitian selanjutnya, semoga dapat memberikan manfaat.
(22)
35
DAFTAR PUSTAKA
Altuntas, H., Kiliç, AY., & Zeytinoğlu, HS.(2008). “The effects of parasitism by the ectoparasitoid Bracon hebetor Say (Hymenoptera: Braconidae) on host hemolymph proteins in the Mediterranean flour moth Ephestia kuehniella
Zeller (Lepidoptera: Pyralidae)”. Tübitak. 34, 409-416.
Arouca, RG., Penteado-Dias, A.M., & Achterberg, C. (2004). “(Hymenoptera:
Braconidae) from Brazil”. Zool. Med. Leiden. 78, (5), 123-130.
Azores. (2010). Hymenopthera parasitoid. [Online]. Tersedia:
http://www.eden-azores.com/apps/photos/album [9 Juni 2013]
Billeter, JC., Rideout, EJ., Dornan, & AJ., Goodwin SF. (2006). “Control of Male
Sexual Behavior in Drosophila by the Sex Determination Pathway”.
Elsevier. 16, 66-76.
Bonet, A., (2008). Parasitoid Wasps, Natural Enemies Of Insect. Tropical biology and conservation management. [Online]. Tersedia: http://www.eolss.net
[6 Juni 2013]
BPS, (2012). Produksi Buah-Buahan di Indonesia, 2008 – 2012. Departemen
Pertanian. [Online]. Tersedia: http://www.deptan.go.id [26 Juli 2013] Carton, Y., Allemand,R., Lemaitre, C., Frey, F., Vavre, F., Nordlander, G., &
Alphen JV. (2002). “Phylogeny of six African Leptopilina species (Hymenoptera: Cynipoidea, Figitidae), parasitoids of Drosophila, with
description of three new species”. Entomologi France. 38, (4), 319-332.
Departemen Pertanian. (2012). Hama Penyebab Buah Mengeras. Direktorat Perlindungan Hortikultura Jakarta. [Online]. Tersedia:
http://ditlin.hortikultura.deptan.go.id/ [5 Januari 2013]
Dreves, A. J & Rhodaback, G. A. L. (2011). Protecting Garden Fruits from
Spotted Wing Drosophila. Department of Agriculture and Oregon counties.
Oregon State University. Flag, RO. Carolina Drosophila Manual. Carolina Biological Supply Company. Burlington.
Fleury, F., Gibert, P., Ris, N., & Allemand, R. (2009). “Ecology and Life History Evolution of Frugivorous Drosophila Parasitoid”. Advances of Parasitology. 70, (1), 68-78.
Gholamnejad, J., Etebarian, HR., Roustaee, A., & Sahebani, NA. (2009).
“Biological Control Of Apples Blue Mold By Isolates Of Saccharomyces
(23)
36
Goulet, H., & Huber, JT. (1993). Hymenoptera of the world: An identification
guide to families. Research Branch Agriculture Canada.
Hamid, H., Buchori, D., & Triwidodo, H. (2003). “Keanekaragaman Parasitoid dan Parasitisasinya pada Pertanaman Padi di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun”. IPB. Bogor.
Hardin, PE. (2005). “The Circadian Timekeeping System of Drosophila”.
Elsevier. 15, 14-22.
Harvey, J., Vet, LM., Jiang, N., & Gols, R. (1998). “Nutritional ecology of the interaction between larvae of the gregarious ectoparasitoid, Muscidifurax raptorellus (Hymenoptera: Pteromalidae), and their pupal host, Musca
domestica (Diptera: Muscidae)”. Physiological Entomology. 23, 113–120. Jannah, M. (2011). “Informasi Dasar Parasitoid Telur Trichogramma chilonis
Ishii (Hymenoptera: Trichogrammatidae) dalam Kaitannya dengan
Pengendalian Hayati”. IPB, Bogor. [Online]. Tersedia:
http://repository.ipb.ac.id [5 Januari 2013]
Kaiser, L., Couty, A., & Perez-Maluf, R. (2009). “Dynamic Use of Fruit Odours to Locate Host Larva: Individual Learning, Physiological State and
Genetic Variability as Adaptive Mechanism”. Advances of Parasitology.
70, (1), 68-78.
Laila, MSI., Agus, N., & Saranga, AP. (2011). Identifikasi Penyakit Busuk Buah
Pada Tanaman Kopi Arabika (Coffeea arabica Linnaeus). Universitas
Hasanudin. Makasar.
Ma, WJ., Kuijper, B., Boer, J., Zande, L., Beukeboom, LW., Wertheim, B., &
Pannebakker, BA. (2013). “Absence of Complementary Sex
Determination in the Parasitoid Wasp Genus Asobara (Hymenoptera:
Braconidae)”. PLoS ONE, 8, (4). [Online]. Tersedia:
http://www.plosone.org/article/info%3Adoi%2F10.1371%2Fjournal.pone.
0060459 [29 Agustus 2013]
Manning, G. (2008). Drosophila melanogaster. [Online]. Tersedia:
http://www.ceolas.org/ [21 Desember 2012]
Markow, TA & Patrick, MO, (2006). Drosophila: A Guide to Species
Identification and Use. British Library Cataloguing in Publication Data.
Nolan, K A & Callahan, J E., (2006). “Beachcomber Biology: The
Shannon-Weiner Species Diversity Index” Association for Biology Laboratory Education (ABLE). 27, 334-338.
(24)
37
Novkovic, B., Mitsui, H., Suwito, A., & Kimura, MT. (2011). “Taxonomy and phylogeny of Leptopilina species (Hymenoptera: Cynipoidea, Figitidae) attacking frugivorous drosophilid flies in Japan, with description of three
new species”. Entomologycal Science. 14, (3), 333-346.
Parvathi, D., Amritha, A., & Paul, SFD. (2009). “Wonder Animal Model For Genetic Studies - Drosophila melanogaster –Its Life Cycle And Breeding
Methods”. Journal of Medicine. 2, 33-38.
Queensland Government, (2005). “Insects. Parasitoids: Natural Enemies Of
Helicoverpa”. Department of Primary Industries and Fisheries. [Online]. Tersedia: http://www.daff.qld.gov.au/ [5 Maret 2013]
Rajmohana, K. (2006). “Studies on Proctotrupoidea and Platygastroidea (Hymenoptera: Insecta) of Kerala”. Memoirs of the Zoological Survey of India, 21, (1), 1-153. [Online]. Tersedia:
http://www.nbaii.res.in/Featured%20insects/Trichopria.htm [27 Agustus
2013]
Santoso. (2006). Teknologi Pengawetan Bahan Segar. Laboratorium Kimia Pangan. Faperta Uwiga. Malang.
Seyahooei, MA., Kraaijeveld-Smit, FJL., Kraaijeveld, K., Crooijmans, JBM., Dooren, TJM., & Alphen, JJM. (2009). “Closely related parasitoids induce different pupation and foraging responses in Drosophila larvae”. Journal compilation. Oikos. 118, 1148-1157.
Sokolowski & Turlings, (1986). “Drosophila parasitoid-host interactions: vibrotaxis and ovipositor searching from the host's perspective”. Journal Zoology. 65, 461-464.
Stovikova, O. (2010). Braconidae sp. [Online]. Tersedia:
http://www.naturfoto.cz/osenice-stovikova-hostitel-lumcika-fotografie-14959.html [27 Agustus 2013]
Traynor, RE., & Peter JM, (2005). “Host range in solitary versus gregarious parasitoids: a laboratory experiment”. The Netherlands Entomological Society. 117, 41–49
Wild, A. (2002). The Divesity of Insect. [Online]. Tersedia:
http://www.alexanderwild.com [19 Agustus 2013]
Wixon, J & C. O'Kane. (2000). Drosophila melanogaster Review. University of Manchester, Department of Genetics, University of Cambridge, Downing Street, Cambridge, UK
(1)
F. Analisa Data
Data hasil pengamatan yang diperoleh disajikan dalam bentuk Tabel dan grafik serta dianalisis secara deskriptif. Persentase Parasitisasi dihitung menggnakan rumus (Hamid et al., 2003):
Persentase parasitisasi seluruh jenis
Persentase rasio parasitisasi untuk setiap jenisnya
Pupa yang dihitung berjumlah 200 dari setiap rearing. Dari setiap pupa tersebut akan keluar Drosophila atau parasitoid. Jumlah Drosophila dan parasitoid dihitung untuk kemudian dianalisis.
Keanekaragaman parasitoid dapat dihitung dengan menggunakan Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener (Nolan & Callahan, 2006):
∑ Keterangan:
: Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener S : Jumlah jenis (spesies)
P = ∑ /N
Pi : Jumlah individu suatu spesies/jumlah total seluruh spesies ni : Jumlah individu spesies ke-i
N : Jumlah total individu
Kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan keanekaragaman Shannon-Wiener yaitu:
< 1 Keragaman rendah, komunitas biota tidak stabil = 1-3 Keragaman tergolong sedang, stabilitas komunitas
sedang
> 3 Keragaman tergolong tinggi, stabilitas komunitas biota dalam kondisi prima (stabil)
(2)
G. Alur Penelitian
Studi Literatur dan Survei
Penyusunan Proposal dan
Seminar
Persiapan Alat dan Bahan
Pemasangan Umpan Pengambilan
Umpan
Rearing
Pengumpulan Pupa
Pemeliharaan Pupa pada
Screen cage
Pengamatan dan Identifikasi
Parasitoid
Analisis Data Penyusunan
Skripsi Ujian Sidang
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan
Pada penelitian keanekaragaman parasitoid pada Drosophila di Kecamatan Kiaracondong Bandung, diketahui bahwa jenis inang yang diparasiti adalah
Drosophila melanogaster. Terdapat tiga jenis parasitoid pada D. melanogaster
tersebut, yaitu Trichopria drosophilae, Leptopilina victoriae, dan Asobara nr
citri. Berdasarkan tingkat parasitisasinya, ketiga jenis parasitoid tersebut
menginfeksi Drosophila melanogaster sebesar 10,2%, dengan tingkat parasititasi tertinggi dicapai oleh parasitoid Leptopilina victoriae yaitu 6,6%, diikuti oleh Asobara nr citri dan Trichopria drosophilae yang masing-masing sebesar 3,1% dan 0,5%. Indeks keanekaragaman parasitoid pada Drosophila sebesar 0,3.
B.Saran
Mengingat masih terdapat kekurangan dalam penelitian ini, maka hal-hal yang sebaiknya dilakukan pada penelitian selanjutnya:
1. Disarankan penelitian ini dilakukan pada beberapa daerah lainnya, karena dimungkinkan jenis parasitoid yang didapatkan berbeda.
2. Dengan segala keterbatasan waktu, disadari penelitian ini dilakukan dalam waktu yang cukup singkat. Maka sebaiknya pada penelitian selanjutnya dilakukan pada beberapa waktu yang berbeda mengingat faktor klimatik mempengarui hasil penelitian.
3. Luas wilayah juga dapat mempengarui jumlah dan jenis parasitoid, maka sebaiknya pada penelitian selanjutnya menggunakan lebih banyak umpan dan memperluas wilayah penempatan umpan.
Demikian saran untuk penelitian selanjutnya, semoga dapat memberikan manfaat.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Altuntas, H.,Kiliç, AY., & Zeytinoğlu, HS.(2008). “The effects of parasitism by the ectoparasitoid Bracon hebetor Say (Hymenoptera: Braconidae) on host hemolymph proteins in the Mediterranean flour moth Ephestia kuehniella Zeller (Lepidoptera: Pyralidae)”. Tübitak. 34, 409-416.
Arouca, RG., Penteado-Dias, A.M., & Achterberg, C. (2004). “(Hymenoptera: Braconidae) from Brazil”. Zool. Med. Leiden. 78, (5), 123-130.
Azores. (2010). Hymenopthera parasitoid. [Online]. Tersedia: http://www.eden-azores.com/apps/photos/album [9 Juni 2013]
Billeter, JC., Rideout, EJ., Dornan, & AJ., Goodwin SF.(2006). “Control of Male Sexual Behavior in Drosophila by the Sex Determination Pathway”.
Elsevier. 16, 66-76.
Bonet, A., (2008). Parasitoid Wasps, Natural Enemies Of Insect. Tropical biology and conservation management. [Online]. Tersedia: http://www.eolss.net [6 Juni 2013]
BPS, (2012). Produksi Buah-Buahan di Indonesia, 2008 – 2012. Departemen
Pertanian. [Online]. Tersedia: http://www.deptan.go.id [26 Juli 2013]
Carton, Y., Allemand,R., Lemaitre, C., Frey, F., Vavre, F., Nordlander, G., & Alphen JV. (2002). “Phylogeny of six African Leptopilina species (Hymenoptera: Cynipoidea, Figitidae), parasitoids of Drosophila, with description of three new species”. Entomologi France. 38, (4), 319-332.
Departemen Pertanian. (2012). Hama Penyebab Buah Mengeras. Direktorat Perlindungan Hortikultura Jakarta. [Online]. Tersedia: http://ditlin.hortikultura.deptan.go.id/ [5 Januari 2013]
Dreves, A. J & Rhodaback, G. A. L. (2011). Protecting Garden Fruits from
Spotted Wing Drosophila. Department of Agriculture and Oregon counties.
Oregon State University. Flag, RO. Carolina Drosophila Manual. Carolina Biological Supply Company. Burlington.
Fleury, F., Gibert, P., Ris, N., & Allemand, R. (2009). “Ecology and Life History Evolution of Frugivorous Drosophila Parasitoid”. Advances of Parasitology. 70, (1), 68-78.
Gholamnejad, J., Etebarian, HR., Roustaee, A., & Sahebani, NA. (2009). “Biological Control Of Apples Blue Mold By Isolates Of Saccharomyces
(5)
Goulet, H., & Huber, JT. (1993). Hymenoptera of the world: An identification
guide to families. Research Branch Agriculture Canada.
Hamid, H., Buchori, D., & Triwidodo, H. (2003). “Keanekaragaman Parasitoid dan Parasitisasinya pada Pertanaman Padi di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun”. IPB. Bogor.
Hardin, PE. (2005). “The Circadian Timekeeping System of Drosophila”.
Elsevier. 15, 14-22.
Harvey, J., Vet, LM., Jiang, N., & Gols, R. (1998). “Nutritional ecology of the interaction between larvae of the gregarious ectoparasitoid, Muscidifurax raptorellus (Hymenoptera: Pteromalidae), and their pupal host, Musca domestica (Diptera: Muscidae)”. Physiological Entomology. 23, 113–120. Jannah, M. (2011). “Informasi Dasar Parasitoid Telur Trichogramma chilonis
Ishii (Hymenoptera: Trichogrammatidae) dalam Kaitannya dengan
Pengendalian Hayati”. IPB, Bogor. [Online]. Tersedia:
http://repository.ipb.ac.id [5 Januari 2013]
Kaiser, L., Couty, A., & Perez-Maluf, R. (2009). “Dynamic Use of Fruit Odours to Locate Host Larva: Individual Learning, Physiological State and Genetic Variability as Adaptive Mechanism”. Advances of Parasitology.
70, (1), 68-78.
Laila, MSI., Agus, N., & Saranga, AP. (2011). Identifikasi Penyakit Busuk Buah
Pada Tanaman Kopi Arabika (Coffeea arabica Linnaeus). Universitas
Hasanudin. Makasar.
Ma, WJ., Kuijper, B., Boer, J., Zande, L., Beukeboom, LW., Wertheim, B., &
Pannebakker, BA. (2013). “Absence of Complementary Sex
Determination in the Parasitoid Wasp Genus Asobara (Hymenoptera:
Braconidae)”. PLoS ONE, 8, (4). [Online]. Tersedia:
http://www.plosone.org/article/info%3Adoi%2F10.1371%2Fjournal.pone. 0060459 [29 Agustus 2013]
Manning, G. (2008). Drosophila melanogaster. [Online]. Tersedia: http://www.ceolas.org/ [21 Desember 2012]
Markow, TA & Patrick, MO, (2006). Drosophila: A Guide to Species
Identification and Use. British Library Cataloguing in Publication Data.
Nolan, K A & Callahan, J E., (2006). “Beachcomber Biology: The Shannon-Weiner Species Diversity Index” Association for Biology Laboratory Education (ABLE). 27, 334-338.
(6)
Novkovic, B., Mitsui, H., Suwito, A., & Kimura, MT. (2011). “Taxonomy and phylogeny of Leptopilina species (Hymenoptera: Cynipoidea, Figitidae) attacking frugivorous drosophilid flies in Japan, with description of three new species”. Entomologycal Science. 14, (3), 333-346.
Parvathi, D., Amritha, A., & Paul, SFD. (2009). “Wonder Animal Model For Genetic Studies - Drosophila melanogaster –Its Life Cycle And Breeding Methods”. Journal of Medicine. 2, 33-38.
Queensland Government, (2005). “Insects. Parasitoids: Natural Enemies Of Helicoverpa”. Department of Primary Industries and Fisheries. [Online]. Tersedia: http://www.daff.qld.gov.au/ [5 Maret 2013]
Rajmohana, K. (2006). “Studies on Proctotrupoidea and Platygastroidea (Hymenoptera: Insecta) of Kerala”. Memoirs of the Zoological Survey of
India, 21, (1), 1-153. [Online]. Tersedia:
http://www.nbaii.res.in/Featured%20insects/Trichopria.htm [27 Agustus 2013]
Santoso. (2006). Teknologi Pengawetan Bahan Segar. Laboratorium Kimia Pangan. Faperta Uwiga. Malang.
Seyahooei, MA., Kraaijeveld-Smit, FJL., Kraaijeveld, K., Crooijmans, JBM., Dooren, TJM., & Alphen, JJM. (2009). “Closely related parasitoids induce different pupation and foraging responses in Drosophila larvae”. Journal compilation. Oikos. 118, 1148-1157.
Sokolowski & Turlings, (1986). “Drosophila parasitoid-host interactions: vibrotaxis and ovipositor searching from the host's perspective”. Journal Zoology. 65, 461-464.
Stovikova, O. (2010). Braconidae sp. [Online]. Tersedia: http://www.naturfoto.cz/osenice-stovikova-hostitel-lumcika-fotografie-14959.html [27 Agustus 2013]
Traynor, RE., & Peter JM, (2005). “Host range in solitary versus gregarious parasitoids: a laboratory experiment”. The Netherlands Entomological Society. 117, 41–49
Wild, A. (2002). The Divesity of Insect. [Online]. Tersedia: http://www.alexanderwild.com [19 Agustus 2013]
Wixon, J & C. O'Kane. (2000). Drosophila melanogaster Review. University of Manchester, Department of Genetics, University of Cambridge, Downing Street, Cambridge, UK