PEMANFAATAN HASIL EVALUASI PROGRAM PELATIHAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENGELOLAAN PEMBELAJARAN WIDYAISWARA DI PUSDIKLAT MINERAL DAN BATUBARA BANDUNG.

(1)

PEMANFAATAN HASIL EVALUASI PROGRAM PELATIHAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

WIDYAISWARA DI PUSDIKLAT MINERAL DAN BATUBARA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh :

Suci Lestari 0806930

KONSENTRASI PEREKAYASA PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Pemanfaatan Hasil Evaluasi Program

Pelatihan Untuk Meningkatkan

Kompetensi Pengelolaan

Pembelajaran Widyaiswara di

Pusdiklat Mineral dan Batubara

Bandung

Oleh Suci Lestari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Suci Lestari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN Suci Lestari

0806930

PEMANFAATAN HASIL EVALUASI PROGRAM PELATIHAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

WIDYAISWARA DI PUSDIKLAT MINERAL DAN BATUBARA BANDUNG

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Dr. Toto Ruhimat, M.Pd NIP. 19591121 198503 1 001

Pembimbing II

Dr. Deni Kurniawan, M.Pd. NIP. 19691204 200501 1 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Dr. Toto Ruhimat, M.Pd NIP. 19591121 198503 1 001

Ketua Prodi Teknologi Pendidikan

Dr. Rusman, M.Pd NIP. 19720505 199802 1 001


(4)

(5)

ABSTRAK

SUCI LESTARI, skripsi ini berjudul “Pemanfaatan Hasil Evaluasi Program Pelatihan Untuk Meningkatkan Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran Widyaiswara di Pusdiklat Mineral dan Batubara Bandung”.

Skripsi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung 2013.

Penelitian ini berusaha menjawab permasalahan penelitian yang telah dirumuskan,

yaitu: “Bagaimana pemanfaatan hasil evaluasi program pelatihan untuk meningkatkan kompetensi pengelolaan pembelajaran widyaiswara di Pusdiklat Mineral dan Batubara Bandung?”

Secara lebih khusus, rumusan masalah dalam skripsi ini yaitu. 1) Apakah hasil evaluasi program pelatihan dijadikan acuan oleh widyaiswara dalam merencanakan kegiatan pembelajaran?, 2) Apakah hasil evaluasi pembelajaran dijadikan acuan oleh widyaiswara dalam menyusun bahan ajar pembelajaran?, 3) Apakah hasil evaluasi program pelatihan dimanfaatkan oleh widyaiswara sebagai acuan untuk melaksanakan pembelajaran andargogi?, 4) Apakah hasil evaluasi program pelatihan dimanfaatkan oleh widyaiswara sebagai acuan untuk melaksanakan penilaian pembelajaran terhadap peserta pelatihan?

Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus (case study). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian menggunakan instrumen penelitian berupa angket, dengan studi dokumentasi sebagai teknik pendukung. Subjek penelitian adalah Widyaiswara Pusdiklat Mineral dan Batubara sebanyak 20 orang. Pengelolahan data dilakukan dengan langkah : 1) mendeskripsikan data temuan, 2) uji validitas dan reliabilitas, 3) penarikan kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, dapat diambil kesimpulan bahwa hasil evaluasi program dimanfaatkan oleh sebagian besar widyaiswara di Pusdiklat Mineral dan Batubara sebagai acuan untuk meningkatkan kompetensi pengelolaan pembelajaran. Namun, masih terdapat beberapa widyaiswara yang tidak memanfaatkan hasil evaluasi program tersebut akan tetapi hanya berdasar pada pengalaman saja. Adapun kesimpulan khusus yang dapat ditarik dalam penelitian ini adalah sebagian besar responden setuju bahwa hasil evaluasi program pelatihan dijadikan acuan untuk meningkatkan kompetensi widyaiswara dalam merencanakan kegiatan pembelajaran, dalam menyusun bahan ajar, dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran andragogi dan dalam mengevaluasi pembelajaran, sedangkan hanya sebagian kecil responden yang menjawab tidak setuju.

Kata kunci : Evaluasi Program Pelatihan, Pengelolaan Pembelajaran, Kompetensi, Widyaiswara


(6)

ABSTRAC

SUCI LESTARI, This thesis entitled "Utilization of Evaluation Training Program to Improve Competency of Senior Lecturer in Training Center of Mineral and Coal Bandung”.

Thesis Department of Curriculum and Technology Education, Faculty of Education, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung 2013.

This study sought to answer the research problems that have been defined, is:

“How does utilization of the results of the evaluation training programs to improve the competence of lecturers teaching management in Training Center of Mineral and Coal Bandung?”

More specifically, the problem in this thesis are: 1) Are the results of the evaluation training programs referred by lecturers in planning learning activities?, 2) Is the evaluation of learning outcomes referenced by lecturers in preparing learning materials?, 3) Is the evaluation training programs used by lecturers as a reference for implementing learning andargogy?, 4) Is the evaluation training programs used by lecturers as a reference for conducting the assessment of the trainees learning?

This study uses a case study method. Data collection techniques used in research studies by using instruments as questionnaires, with documentation studies as supporting technique. Subjects were Lecturer (Widyaiswara) in Training Center of Mineral and Coal as many as 20 people. Administration of data is done with the steps: 1) data describing, 2) validity and reliability, 3) inferences.

The results of the field research, it can be concluded that the results of program evaluations used by most lecturers in Mineral and Coal Training Center as a reference to improve the learning management competencies. However, there are some lecturers who do not use the results of the program evaluation but just based on their experiences. The specific conclusions that can be drawn in this study is the majority of respondents agreed that the results of evaluation of training program as a reference to improve the competence of lecturers in planning learning activities, in preparing teaching materials, in carrying out learning activities and in evaluating learning Andragogy, whereas only a minority of respondents the answer does not agree.

Keywords: Evaluation of Training Programs, Learning Management, Competency, Senior Lecturer, Widyaiswara


(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... iii

UCAPAN TERIMA KASIH... v

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian... 6

E. Definisi Operasional... 7

BAB II KAJIAN TEORI A. Evaluasi Pelatihan... 9

1. Pengertian Evaluasi... 9

2. Elemen - elemen Evaluasi... 12

3. Prinsip Umum Evaluasi... 12

4. Tujuan Evaluasi... 13

5. Hasil dan Manfaat Evaluasi... 15

6. Evaluator Program ... 16

7. Model – Model Evaluasi Pelatihan... 18

8. Pendekatan Evaluasi... 18

9. Sasaran Evaluasi... 19

10.Laporan Evaluasi... 22

B. Pengelolaan Pembelajaran... 22

1. Pengertian Pengelolaan Pembelajaran... 22

2. Langkah-langkah Pengelolaan Pembelajaran... 27

3. Kegunaan Pengelolaan Pembelajaran... 28

C. Kompetensi Widyaiswara... 29

1. Konsep Kompetensi... 29

2. Widyaiswara... 30


(8)

4. Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran... 34

D. Pemanfaatan Hasil Evauasi Pelatihan untuk Meningkatkan- Kompetensi Pengelolaan Pembelajarn Widyaiswara... 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian... 47

B. Metode Penelitian... 47

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi... 49

2. Sampel... 49

D. Instumen Penelitian. 1. Kuisioner/Angket... 50

2. Studi Dokumentasi... 51

E. Teknik Analisis Data 1. Perhitungan Presentase... 52

2. Chi Kuadrat... 54

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian. 1. Tahap Persiapan... 55

2. Tahap Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen... 55

3. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data... 58

4. Tahap Pengolahan Data... 58

5. Tahap Pelaporan... 59

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Instrumen Penelitian... 60

1. Uji Validitas Instrumen... 60

2. Uji Reliabilitas Instrumen... 64

B. Deskripsi Hasil Penelitian... 64

1. Perhitungan Presentase... 64

2. Uji Chi Kuadrat... 83

C. Pembahasan Hasil Penelitian... 84

1. Pemanfaatan hasil evaluasi program pelatihan dijadikan acuan- oleh widyaiswara dalam merencanakan kegiatan pembelajaran ... 86

2. Pemanfaatan hasil evaluasi pembelajaran dijadikan acuan- oleh widyaiswara dalam menyusun bahan ajar... 87

3. Pemanfaatan hasil evaluasi program pelatihan oleh- widyaiswara sebagai acuan untuk melaksanakan- pembelajaran andargogi... 88

4. Pemanfaatan hasil evaluasi program pelatihan oleh- widyaiswara sebagai acuan untuk melaksanakan- penilaian pembelajaran terhadap peserta pelatihan... 89


(9)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan... 93 B. Saran... 95

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

SURAT-SURAT


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1. Evaluator Program ... 17

3.1. Nilai Alternatif Jawaban Angket... 51

3.3 Penafsiran Presentase... 53

4.1 Hasil Uji Validitas Instrumen... 60

4.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen... 64

4.3 Presentase Jawaban Pernyataan 1... 65

44. Presentase Jawaban Pernyataan 2... 65

4.5 Presentase Jawaban Pernyataan 3... 66

4.6 Presentase Jawaban Pernyataan 4... 67

4.7 Presentase Jawaban Pernyataan 5... 67

4.8 Presentase Jawaban Pernyataan 6... 68

4.9 Presentase Jawaban Pernyataan 7... 68

4.10 Presentase Jawaban Pernyataan 8... 69

4.11 Presentase Jawaban Pernyataan 9... 70

4.12 Presentase Jawaban Pernyataan 10... 70

4.13 Presentase Jawaban Pernyataan 11... 71

4.14 Presentase Jawaban Pernyataan 12... 72

4.15 Presentase Jawaban Pernyataan 13... 72

4.16 Presentase Jawaban Pernyataan 14... 73

4.17 Presentase Jawaban Pernyataan 15... 74


(11)

4.19 Presentase Jawaban Pernyataan 17... 75

4.20 Presentase Jawaban Pernyataan 18... 76

4.21 Presentase Jawaban Pernyataan 19... 76

4.22 Presentase Jawaban Pernyataan 20... 77

4.23 Presentase Jawaban Pernyataan 21... 78

4.24 Presentase Jawaban Pernyataan 22... 78

4.25 Presentase Jawaban Pernyataan 23... 79

4.26 Presentase Jawaban Pernyataan 24... 80

4.27 Presentase Jawaban Pernyataan 25... 80

4.28 Presentase Jawaban Pernyataan 26... 81

4.29 Presentase Jawaban Pernyataan 27... 82

4.30 Presentase Jawaban Pernyataan 28... 82


(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan perkembangan industri yang semakin pesat, menuntut perusahaan untuk lebih meningkatkan kinerja internal organisasi perusahaannya agar mampu tetap bertahan dalam persaingan global saat ini. Keberhasilan sebuah perusahaan dapat terlihat dari kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ikut serta dalam tercapainya visi dan misi perusahaan. Bagian terpenting dalam perusahaan, adalah peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia sehingga perusahaan dapat dijalankan secara maksimal.

Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) diantaranya adalah melalui pendidikan. Pendidikan dan Pelatihan atau lebih dikenal dengan istilah diklat adalah suatu wadah lembaga yang mendedikasikan eksistensinya untuk pendidikan bertujuan untuk meningkatkan serta mengembangkan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) pada suatu perusahaan, lembaga maupun tenaga kependidikan dalam pendidikan nonformal. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional Pasal 26 Ayat 3 menyatakan bahwa “pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal keterampilan, pengetahuan, kecakapan hidup dan sikap untuk mengembangkan diri, mengambangkan profesi, bekerja, usaha mandiri dan/atau melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi”.

Keberadaan lembaga pendidikan dan pelatihan diharapkan dapat membawa dampak positif bagi perkembangan kompetensi peserta didik sehingga dapat memberikan kontribusi yang lebih baik terhadap kinerja perusahaan ataupun lembaga dan dapat bersaing secara global. Pendidikan dan pelatihan terdiri dari beberapa komponen, mulai dari perencanaan, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi yang dimana semua komponen tersebut saling berkesinambungan.


(13)

2

Widyaiswara sebagai komponen utama yang memiliki tugas utama sebagai pengelola pembelajaran dalam diklat tentunya harus memiliki kompetensi dalam mendesain, melaksanakan, dan menilai suatu proses pembelajaran. Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan baik itu pekerjaan rutin maupun tidak rutin. Kompetensi dapat pula diartikan sebagai karakteristik diri yang dapat membedakan kemampuan dan juga penampilan seseorang apakah dapat bekerja dengan baik atau biasa saja dalam melakukan tugasnya pada lembagan maupun perusahaan tempat bekerja. PP Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) menyebutkan “salah satu komponen yang sangat menentukan dalam diklat adalah widyaiswara”.

Widyaiswara harus memiliki kompetensi dalam menyampaikan ilmu pengetahuan kepada peserta diklat. Pada dasarnya dalam proses pembelajaran, widyaisawara akan memfasilitasi seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran. Rangkaian kegiatan pembelajaran tersebut mencakup pembuatan perencanaan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, sampai pada melakukan evaluasi hasil belajar. Seorang widyaiswara harus mengupayakan pendidikan secara menyenangkan, kreatif dan professional.

Undang-undang RI nomor 20 Tahun 2003 Bab XI tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 39 Perihal pendidik dan tenaga kependidikan, menjelaskan:

Ayat (1) tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada suatu pendidikan, ayat (2) pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Pusdiklat Mineral dan batubara merupakan salah satu lembaga diklat yang berada dibawah Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Pusdiklat Mineral dan Batubara mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan


(14)

3

bidang teknologi mineral dan batubara. Dalam melaksanakan tugas Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknologi Mineral dan Batubara rnenyelenggarakan fungsi:

1. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program di bidang pendidikan dan pelatihan di bidang mineral dan batubara;

2. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang mineral dan batubara; 3. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang

pendidikan dan pelatihan mineral dan batubara; dan

4. Pelaksanaan administrasi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Mineral dan Batubara.

Dalam sistem kediklatan, evaluasi merupakan salah satu komponen penting dan tahap yang harus ditempuh oleh lembaga diklat untuk mengetahui keefektifan suatu penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. Pada kenyataan dilapangan, Pusdiklat Mineral dan Batubara telah dengan teratur melakukan kegiatan evaluasi program pada setiap diklat yang diselenggarakan.

Evaluasi yang digunakan di Pusdiklat Mineral dan Batubara mengacu pada standar evaluasi yang telah ditetapkan oleh Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral sesuai keputusan Mentri Pertambangan dan Energi Nomor: 1278. K/601/M. PE/1993 mengenai Pedoman teknis pengevaluasian pendidikan dan pelatihan Departemen Pertambangan dan Energi, bahwa perlu adanya evaluasi Pendidikan dan Pelatiahan pada departemen terkait dengan beberapa pilihan format evaluasi guna mengukur mulu penyelenggaraan dan keberhasilan diklat.

Hasil evaluasi program pelatihan dapat dijadikan acuan bagi widyaiswara agar dapat meningkatkan kemampuannya untuk mengelola pembelajaran dalam suatu pelatihan sehingga widyaiswara mampu memenuhi tuntutan kinerja profesional yang juga berpengaruh pada peningkatan hasil belajar peserta diklat. Sebagai bagian penting dalam penyelenggaran pendidikan dan pelatihan, widyaiswara perlu mengetahui bagaimana hasil pengajarannya melalui evaluasi program yang telah diselenggarkan serta memanfaatkan hasil evaluasi tersebut untuk memacu dirinya agar dapat lebih meningkatkan kompetensi pengelolaan pembelajaran dalam program pendidikan dan pelatihan.


(15)

4

Evaluasi pelatihan berkaitan dengan startegi evaluasi yang meliputi evaluasi terhadap calon peserta didik, fasilitator diklat serta evaluasi penyelenggaraan diklat. Hasil yang diperoleh dari evaluasi dapat dijadikan feed-back dalam memperbaiki penyelenggaraan diklat dan komponen didalam diklat itu sendiri. Pada dasarnya, evaluasi dilakukan bukan hanya sebagai alat ukur dari tingkat akademik maupun kualitas sebuah diklat, akan tetapi evaluasi juga dilakukan untuk memberikan informasi terhadap pimpinan diklat sebagai bahan utama dalam menentukan kebijakan akan kebutuhan diklat dimasa yang akan datang seperti perbaikan dan/atau perubahan kurikulum, performa organisasi, peningkatan kualitas pembelajaran, peningkatan kompetensi widyaiswara dan lain sebagainya.

Pentingnya memanfaatkan hasil evaluasi program pelatihan ini dibenarkan oleh beberapa widyaiswara, bahwa melalui pemanfaatan hasil evaluasi pelatihan yang berupa dokumen laporan evaluasi program pelatihan yang bersumber juga dari kuisioner yang diambil dari peserta didik, pemanfaatan hasil evaluasi program pelatihan diperlukan guna evaluasi diri terhadap kualitas pengelolaan pembelajaran widyaiswara. Namun pada kenyataannya dilapangan, hasil evaluasi program pelatihan tersebut belum secara optimal dimanfaatkan oleh widyaiswara.

Berdasarkan latar belakang tersebut, serta studi pendahuluan yang dilakukan peneliti saat menjalankan Program Latihan Profesi di Pusdiklat Mineral dan Batubara Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat, maka peneliti akan melakukan penelitian mengenai pemanfaatan hasil evaluasi program pelatihan untuk peningkatan kualitas pengelolaan pembelajaran widyaiswara di Pusdiklat Mineral dan Batubara.


(16)

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka secara umum penulis mengajukan masalah penelitian “Bagaimana pemanfaatan hasil evaluasi program pelatihan untuk meningkatkan kompetensi pengelolaan pembelajaran widyaiswara di Pusdiklat Mineral dan Batubara Bandung?”

Untuk menjawab rumusan masalah umum tersebut, maka dirumuskan beberapa sub masalah sebagai berikut:

1. Apakah hasil evaluasi program pelatihan dijadikan acuan oleh widyaiswara dalam merencanakan kegiatan pembelajaran di Pusdiklat Mineral dan Batubara?

2. Apakah hasil evaluasi pembelajaran dijadikan acuan oleh widyaiswara dalam menyusun bahan ajar pembelajaran di Pusdiklat Mineral dan Batubara?

3. Apakah hasil evaluasi program pelatihan dimanfaatkan oleh widyaiswara sebagai acuan untuk melaksanakan pembelajaran andargogi di Pusdiklat Mineral dan Batubara?

4. Apakah hasil evaluasi program pelatihan dimanfaatkan oleh widyaiswara sebagai acuan untuk melaksanakan penilaian pembelajaran terhadap peserta pelatihan di Pusdiklat Mineral dan Batubara?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai pemanfaatan hasil evaluasi program pelatihan untuk peningkatan kompetensi pengelolaan pembelajaran widyaiswara di Pusdiklat Mineral dan Batubara Bandung.


(17)

6

Secara khusus bertujuan untuk:

1. Memperoleh informasi mengenai pemanfaatan hasil evaluasi program pelatihan oleh widyaiswara untuk merencanakan kegiatan pembelajaran di Pusdiklat Mineral dan Batubara.

2. Memperoleh informasi mengenai pemanfaatan hasil evaluasi program pelatihan oleh widyaiswara untuk menyusun bahan ajar dalam pembelajaran di Pusdiklat Mineral dan Batubara.

3. Memperoleh informasi mengenai pemanfaatan hasil evaluasi program oleh widyaiswara untuk melaksanakan pembelajaran andargogi di Pusdiklat Mineral dan Batubara.

4. Memperoleh informasi mengenai pemanfaatan hasil evaluasi program oleh widyaiswara dalam melaksanakan penilaian pembelajaran peserta pelatihan di Pusdiklat Mineral dan Batubara.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan baik secara teoritis maupun praktis.

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya yang terkait pemanfaatan hasil evaluasi program pelatihan untuk peningkatan kompetensi widyaiswara dalam mengelola pembelajaran pada suatu pendidikan dan pelatihan di Pusdiklat Mineral dan Batubara Bandung.

2. Secara Praktis

a. Lembaga yang diteliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif kepada lembaga sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk kepala Pusdiklat Mineral dan Batubara, khususnya Widyaiswara dalam pemanfaatan hasil evaluasi untuk meningkatkan kompetensi pengelolaan pembelajaran di Pusdiklat Mineral dan Batubara Bandung.


(18)

7

b. Jurusan Kurikulum dam Teknologi Pendidikan

Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber informasi dan untuk pengembangan pendidikan terutama kaitannya dengan pemanfaatan hasil evaluasi pelatihan, dimana evaluasi pelatihan menjadi bagian integral dalam upaya perbaikan maupun peningkatan kualitas suatu penyelenggaraan diklat serta kaitannya dengan peningkatan kompetensi pengelolaan pembelajaran widyaiswara sebagai bagian penting dalam pelaksanakan suatu program pendidikan dan pelatihan.

c. Penelitian lebih lanjut

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian sejenis maupun dengan metode lain dengan pengembangan-pengembangan dan/atau inovasi baru pada Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari kekeliruan dan untuk lebih memahami isi yang terkandung dalam penelitian dan judul skripsi, maka perlu menjelaskan istilah-istilah sebagai berikut:

1. Pemanfaatan Hasil Evaluasi Pelatihan untuk Peningkatan Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran Widyaiswara

Pemanfaatan hasil evaluasi program merupakan penggunaan data hasil evaluasi pada program pelatihan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan maupun pengelolaan suatu program pendidikan dan pelatihan serta data tersebut digunakan oleh widyaiswara untuk meningkatkan kompetensi pengelolaan pembelajaran. Kompetensi widyaiswara merupakan kemampuan yang dimiliki oleh widyaiswara dalam pengelolaan pembelajaran diklat meliputi kompetensi merancang/merencanakan pembelajaran, menyusun bahan ajar,


(19)

8

melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran di Pusdiklat Mineral dan Batubara Bandung.

2. Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Mineral dan Batubara Bandung

Pusdiklat Teknologi Mineral dan Batubara sebagai salah satu Pusdiklat di lingkungan Badan Pendidikan dan Pelatihan Energi dan Sumber Daya Mineral, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, dibentuk berdasarkan keputusan presiden no. 165 th 2000 yang dijabarkan lebih lanjut dengan keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 1915 tahun 2001. Sebagaimana fungsi utama sebuah Pusdiklat, Pusdiklat Minerba menyelenggarakan berbagai pendidikan dan pelatihan yang terkait masalah pertambangan mineral dan batubara.


(20)

47

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini penyusun menggunakaan pendekatan kuantitatif, didasarkan pada rumusan masalah sesuai kondisi yang ada, pendekatan kuantitatif sangatlah tepat karena menekankan pada angka-angka (numerical) yang kemudian diolah menggunakan statistik, sesuai dengan pendapat Sugiyono (20011: 7) bahwa

pendekatan kuantitatif adalah “pendekatan yang data penelitiannya berupa angka

-angka dan analisisnya menggunakan statistik”, adapun menurut Cresswell dalam

Amadi (2004) bahwa penelitian kuantitatif adalah „penelitian yang bekerja dengan angka dan datanya berwujud bilangan (skor atau nilai, peringkat atau frekuensi)

yang dianalisis menggunakan statistik‟. Penyusun berharap bahwa dengan

menggunakan pendekatan kuantitatif akan mendapat signifikansi terhadap hasil dari penelitian.

B. Metode Penelitian

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan teknik survey yaitu mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dengan kuesioner mengenai pemanfaatan hasil evaluasi program pelatihan untuk peningkatan kompetensi widyaiswara dalam merencanakan kegiatan pembelajaran, menyusun bahan ajar, melaksanakan sampai mengevaluasi pembelajaran di Pusdiklat Mineral dan Batubara Bandung. Menurut Nana Syaodih

(2011: 72) “studi kasus (case study) merupakan metode untuk menghimpun dan menganalisis data berkenaan dengan suatu kasus”.

Studi kasus sendiri merupakan variasi dari penelitian deskriptif. Studi kasus diarahkan pada mengkaji kondisi, kegiatan, perkembangan serta faktor-faktor penting yang terkait dan menunjang kondisi dan perkembagan tersebut. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan fenomena yang diselidiki.


(21)

48

Dengan menggunakan metode studi kasus (case study) penulis dapat mempelajari dan menganalisa masalah-masalah dalam kelompok dan situasi tertentu, termasuk hubungan kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena. Dalam penelitian ini penulis mengkaji dan mendeskripsikan mengenai pemanfaatan hasil evaluasi program untuk meningkatkan kompetensi pengelolaan pembelajaran widyaiswara di Pusdiklat Mineral dan Batubara Bandung.

Survey dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menyusun, menganalisa dan mengintrepertasi data sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang didasarkan pada data yang tersedia. Penelitian dengan menggunakan metode survey tidak dituntut adanya hipotesis. Pertimbangan menggunakan metode deskriptif survey adalah sebagai berikut:

1. Survey bersifat serbaguna dan dapat digunakan untuk menghimpun data hampir setiap bidang dan permasalahan termasuk mengenai pemanfaatan hasil evaluasi program oleh widyaiswara dalam meningkatkan kompetensi pembelejarannya.

2. Survey sangat efisien dan dapat menghimpun informasi yang dapat dipercaya dari responden; dan

3. Survey menghimpun data tentang populasi yang cukup besar dari sampel yang relatif kecil.

Selain itu, penggunaan metode survey dalam penelitian ini adalah untuk membuat penilaian terhadap kondisi dan praktek/aplikasi sehingga memperoleh informasi dan gambaran yang jelas tentang pemanfaatan hasil evaluasi program pelatihan oleh widyaiswara sebagai acuan untuk meningkatkan kompetensi pengelolaan pembelajarannya dalam pendidikan dan pelatihan.


(22)

49

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan kumpulan unit atau individu yang menjadi subjek pada suatu penelitian. Menurut sugiyono (2009:117) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Widyaiswara Pusdiklat Mineral dan Batubara Bandung dengan jumlah 20 orang.

2. Sampel

Secara sederhana sampel penelitian merupakan bagian dari populasi yang diambil sebagai sumber yang dianggap mewakili karakteristik/sifat populasi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling. Sugiyono (2009: 122) menyatakan “non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama

bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel”.

Teknik non probability sampling merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan saat kita menentukan pengambilan sampel penelitian secara insidental. Sampel insidental diperoleh dengan jalan menentukan atau mengambil sampel pada waktu dan tempat yang telah ditetapkan sebelumnya.

Selanjutnya sampel diambil menggunakan teknik sampling jenuh. Menurut

Sugiyono (2009: 124) “Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”. Hal ini dilakukan bila

jumlah populasi relatif kecil atau kurang dari 30 orang atau jika penelitian ingin membuat generalisasi dengan kesalahan sangat kecil. Pada penelitian ini jumlah sampel yang diambil yaitu seluruh populasi penelitian.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data. Instrumen dalam penelitian ini adalah alat yang


(23)

50

digunakan peneliti untuk mengetahui pandangan sikap subjek penelitian. Instrumen penelitian yang dikembangkan berupa kuisioner yang intinya ingin mengetahui bagaimana pemanfaatan hasil evaluasi pelatihan oleh widyaiswara dalam meningkatkan kompetensi pengelolaan pembelajaran di diklat.

1. Kuisioner/Angket

Untuk memperoleh data yang tepat dan jelas, peneliti menggunakan metode kuisioner. Metode kuisioner yaitu teknik pengumpulan data dengan cara membuat dan menyebarkan kuisioner untuk kemudian dibagikan kepada responden.

Kuisioner atau angket ini digunakan untuk mengetahui pemanfaatan hasil evaluasi program pelatihan oleh widyaiswara dalam meningkatkan kompetensi pengelolaan pembelajaran pada diklat mineral dan batubara Bandung. Angket digunakan sebagai teknik pengumpulan data utama karena angket atau kuisioner memungkinkan dalam mengumpulkan data pada waktu yang bersamaan dan dengan populasi yang cukup besar.

Bentuk angket yang digunakan adalah angket berstruktur dengan bentuk jawaban tertutup. Angket bentuk ini merupakan angket yang jawabannya telah tersedia dan responden hanya menjawab setiap pernyataan dengan cara memilih alternatif jawaban yang telah disediakan. Seperti yang diungkapkan oleh Ali (1993:69) “bentuk jawaban tertutup (closed form atau pre-coded), yakni angket yang pada setiap itemnya sudah tersedia berbagai alternatif jawaban.”

Langkah-langkah dalam penyusunan angket pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan tujuan angket dan menetapkan batasannya

2. Menjabarkan variabel penelitian menjadi sub-variabel yang lebih spesifik.

3. Merumuskan indikator-indikator yang akan dijadikan pertanyaan melalui kisi-kisi instrument penelitian.


(24)

51

Instrument angket yang disebar pada penelitian ini menggunakan skala sikap Likert yang berbentuk checklist, pada angket terdapat pilihan alternatif jawaban yang bebrbentuk persetujuan atau penolakan yang harus dipilih oleh responden. Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Syaodih (2011: 225) bahwa:

Skala sikap dari Likert berupa pertanyaan atau pernyataan yang jawabannya berbentuk skala persetujuan atau penolakan pertanyaan atau pernyataan. Penerimaan atau penolakan dinyatakan dalam persetujuan, yang dimulai dari sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju sampai sangat tidak setuju.

Angket Likert dalam penelitian ini memiliki empat alternatif jawaban yaitu: sangat setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Data yang diperoleh dari angket etrsebut sesuai dengan pendapat arikunto (2006:242) yang membagi stiap jawaban dengan gradasi nilai seperti pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Nilai Alternatif Jawaban Angket

Alternatif Jawaban Nilai

Sangat Setuju (SS) 4

Setuju (S) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Arikunto (2006: 242) 2. Studi Dokumentasi

Teknik pendukung dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah studi dokumentasi. Studi dokumentasi digunakan untuk mempelajari dokumen-dokumen yang dapat mendukung serta melengkapi data penelitian, baik dokumen tertulis maupun elektronik. Sesuai dengan pendapat Arikunto (2006:221) “studi dokumenter (documentary study) merupakan suatu teknik pengumpul data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.”


(25)

52

P

=

×

100%

Penggunaan studi dokumentasi ini bertujuan untuk menghimpun data dan mengetahui data tentang peningkatan kompetensi pengelolaan pembelajaran widyaiswara dari bidang evaluasi diklat di pusdiklat mineral dan batubara Bandung.

E. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penyebaran angket bersifat kuantitatif, sehingga perlu diolah untuk proses penarikan kesimpulan. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik hitung statistik deskriptif, yaitu untuk mendeskripsikan variabel penelitian yang diperoleh melalui hasil-hasil pengukuran. Menurut syah et, all. (2007:59):

Statistik deskriptif sering disebut juga statistik deduktif, yakni statistik yang hanya berfungsi untuk mengorganisasi, menganalisa dan memberikan pengertian menganai data (keadaan, gejala, persoalan) dalam bentuk angka agar diberikan gambaran secara teratur, ringkas dan jelas.

Teknik analisis data ini tidak menggunakan statistik inferensial karena tidak ada hipotesis dalam penelitian ini. Teknik statistik deskriptif yang digunakan adalah teknik hitung bentuk persentase dan chi kuadrat.

1. Perhitungan Persentase

Teknik presentase digunakan untuk melihat banyaknya responden menjawab suatu item pertanyaan dalam angket. Melalui teknik presentase ini peneliti dapat mempresentasikan setiap jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan peneliti dalam mempresentasekan setiap jawaban responden terhadap pertanyaan yang diajukan peneliti.

Teknik presentase ini menggunakan rumus sebagai berikut:


(26)

53

Keterangan:

P = Persentase penafsiran

f 0 = Frekuensi Obeserver (jumlah responden yang memilih pilihan) N = Jumlah Sampel

Langkah-langkah atau analisis data yang ditempuh adalah sebagai berikut: a. Mengelompokan setiap alternative jawban dari setiap item

b. Mentabulasikan data supaya diketahui frekuensi keseluruhan dari setiap kategori jawaban yang terdapat dalam alternatif jawaban.

c. Mencari persentase dari setiap kategori jawban dalam alternatif jawaban sesuai frekuensi yang terkumpul.

d. Menafsirkan hasil pengelolaan data dengan criteria yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2 Penafsiran Presentase

Persentase (%) Penafsiran

0 – 1% Tidak ada

2% - 25% Sebagian kecil

26% - 49% Kurang dari setengahnya 50% Setengahnya 51% - 75% Lebih dari setengahnya

76% - 99% Sebagian besar

100% Seluruhnya

Sumber: Arikunto (2006: 226)

2. Chi Kuadrat

Chi kuadrat digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan antara frekuensi yang diamati dengan frekuensi yang diharapkan, sehingga diketahui proporsi atau frekuensi jawaban yang diberikan responden. Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Sudjana dan Ibrahim (1989:144) bahwa “uji ini


(27)

54

digunakan apabila peneliti ingin mengetahui ada tidaknya perbedaan proporsi subjek, objek, kejadian dan lain-lain. Oleh karena itu dalam chi kuadarat datanya bersifat nominasi atau kategorikal bukan interval.”

Rumus yang digunakan dalam chi kuadrat seperti yang diuraikan oleh Sudjana dan Ibrahim (189:145) adalah sebagai berikut:

Keterangan:

X2 = Nilai chi kuadrat

fo = Frekuensi hasil pengamatan

fe = Frekuensi teoritik atau ekspektasi/harapan

Langkah-langkah yang ditempuh untuk mencari nilai chi kuadrat adalah sebagai berikut:

a. Mengelompokan setiap alternatif jawaban dari setiap item

b. Mentabulasikan data untuk mengetahui frekuensi yang di observasi (fo) secara keseluruhan dari setiap jawaban yang terdapat pada laternatif jawaban.

c. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan membagi seluruh jumlah alternatif jawaban dengan frekuensi yang diperoleh.

d. Menghitung chi kuadrat setelah memperoleh nilai fo dan fe.

e. Menentukan derajat kebebasan (dk) yaitu jumlah alternatif jawaban dikurangi satu (dk = n- 1).

f. Melihat tabel harga kritik chi kuadrat (kolom dk) pada tingkat kepercayaan 95% (0,95) sebagai batas bawah dan 99% (0,99) sebagai batas atas untuk melihat signifikasni perbedaan.

g. Menafsirkan atau menguji hasil perhitungan chi kuadrat dengan criteria sebagai berikut:

1) Jika x2 hitung > x2 tabel berarti terdapat perbedaan yang signifikan.


(28)

55

2) Jika x2 hitung < x2 tabel berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara frekuensi yang diperoleh dengan frekuensi yang diharapkan.

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan adalah:

a. Menyusun dan konsultasi rancangan penelitian dengan dosen pembimbing

b. Pembuatan instrument penelitian

c. Mengurus perizinan yang dipersyaratkan untuk dapat masuk kelapngan atau daerah penelitian dalam rangka mengumpulkan data.

2. Tahap Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen a. Uji Validitas Instrumen

Instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data yang diteliti secara tepat, sehingga kualitas penelitian secara tidak langsung ditentukan oleh baik tidaknya instrument penelitian yang digunakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2009:173) bahwa “valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.”

Penelitian ini menggunakan instrument non-test yang bersifat menghimpun data sehingga tidak perlu standarisasi instrumen, cukup dengan validitas isi dan validitas konstruk.

1) Validitas Isi (Content Validity)

Validitas isi menunjukan kemampuan instrumen penelitian dalam mengungkap atau mewakili semua isi yang hendak diukur. Pengujian validitas isi instrument pada penelitian ini menggunakan pendapat para ahli (expert Judgement). Pengujian validitas isi instrument dengan cara

expert judgement adalah melalui menelaah kisi-kisi terutama kesesuaian


(29)

56

Setelah dilakukan expert judgement, maka dilakukan uji coba instrumen bukan pada sampel penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2009:183) yang menyatakan bahwa “untuk menguji valididtas butir-butir instrument lebih lanjut, setelah dikonsultasikan dengan ahli, maka selanjutnya diujicobakan dan dianaisis dengan analisis item atau uji beda”

2) Validitas Konstruk (Construct Validity)

Validitas konstruk berkenaan dengan kesanggupan instrumen penelitian dalam mengukur pengertian-pengertian yang terkandung dalam materi yang diukurnya. Pengujian validitas konstruk dalam penelitian ini sama dengan pengujian validitas isi, yaitu dengan menggunakan pendapat para ahli (expert judgement).

Sama halnya dengan menguji valididtas isi, setelah dikonsultasikan dengan para ahli dan berdasarkan pengalaman empiris sebagai bentuk pengujian validitas eksternal, maka pengujian validitas konstruk diteruskan dengan uji coba instrumen. Setelah dilakukan uji coba instrumen maka selanjutnya adalah menguji analisis factor, seperti yang

dikemukakan oleh Sugiyono (2009:177) bahwa “Setelah ditabulasikan,

maka pengujian validitas konstruk dilakukan dengan analisis faktor yaitu dengan mengkorelasikan antara skor item instrument dalam suatu faktor dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total.”

Pengujian validitas angket pada penelitian ini dilakukan dengan bentuk hitung chi kuadrat untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan proporsi antara frekuensi yang diharapkan dan frekuensi yang diperoleh dari lapangan.

Hasil perhitungan x2hitung dibandingkan dengan x2tabel pada taraf nyata ( ) 5%. Kriterianya adalah sebagai berikut:

 Jika x2 hitung > x2 tabel maka item pernyataan tersebut valid.  Jika x2 hitung < x2 tabel maka item pernyataan tersebut tidak valid.


(30)

57

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Instrument angket yang akan disebar kepada sampel penelitian selain harus valid juga harus reliable yaitu memiliki nilai ketepatan, artinya instrument tersebut apabila digunakan kembali pada kelompok yang sama dalam waktu yang berbeda maka hasilnya sama. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Syaodih (2009:229) bahwa “suatu instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang memadai, bila instrumen tersebut digunakan mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama.”

Langkah-langkah dalam menentukan reliabilitas angket adalah sebagai berikut :

1) Mencari varians total

Keterangan :

σ² = Varians total

∑X2= jumlah kuadrat skor total setiap responden

(

X2) = jumlah kuadrat seluruh skor total setiap responden N = jumlah responden ujicoba

2) Menentukan varians setiap item

σ² = Varians butir setiap varians

∑X2= jumlah kuadrat jawaban responden terhadap varians

(

X2) = jumlah kuadrat skor seluruh responden dari setiap item N = jumlah responden ujicoba


(31)

58

Selanjutnya pengujian korelasi setiap butir pernyataan adalah dengan cara menggunakan rumus Alpha Cronbach (Arikunto, 2006:198)

Keterangan:

rii = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pernyataan atau banyaknya soal ∑σ2

b = Jumlah varians butir σ2

b = Variansi total

Hasil penghitungan rii dibandingkan dengan rtabel pada taraf nyata = 5% dengan kriteria sebagai berikut:

 Jika rii > rtabel maka instrument tersebut reliabel  Jika rii < rtabel maka instrument tersebut tidak reliabel

Setelah dilakukan penghitungan hasil uji coba, dapat disimpulkan bahwa instrumen angket pada penelitian ini adalah reliabel.

3. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data Kegiatan pada tahap pengumpulan data adalah:

a. Mendata widyaiswara yang akan dijadikan sumber data penelitian b. Penyebaran angket ke lembaga diklat yang telah ditetapkan yaitu di

Pusdiklat Mineral dan Batubara.

c. Mengumpulkan data-data atau dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan variabel penelitian.

d. Mengumpulkan hasil angket yang telah disebarkan kepada responden. e. Memeriksa dan menghitung angket yang kembali.


(32)

59

4. Tahap Pengolahan Data

Pada tahap pengolahan data, peneliti melakukan pengolahan hasil penyebaran angket sebagai instrumen utama dan menganalisis hasil studi dokumentasi sebagai instrumen pendukung. Hasil pengolahan data penelitian dibuat penafsiran serta kesimpulannya yang akan menajdi hasil atau kesimpulan dari penelitian ini.

5. Tahap Pelaporan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaporan adalah: a. Merumuskan hasil penelitian selama berada dilapangan, b. Menyusun laporan secara keseluruhan dalam bentuk skripsi,

c. Laporan skripsi kemudian diajukan kepada tim penguji untuk dilakukan penilaian sebagaimana mestinya.


(33)

93

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data pada BAB IV, maka penulis dapat mengambil kesimpulan dari hasil penelitian. Hal tersebut berdasarkan fakta dan data yang diperoleh. Pada kesimpulan ini akan dipaparkan jawaban atas rumusan masalah secara umum dan pertanyaan penelitian secara khusus.

1. Simpulan umum

Setelah dilakukan penelitian mengenai pemanfaatan hasil evaluasi program diklat untuk meningkatkan kompetensi widyaiswara di Pusdiklat Mineral dan Batubara Bandung, maka diperoleh kesimpulan bahwa hasil evaluasi program dimanfaatkan oleh sebagian besar widyaiswara di Pusdiklat Mineral dan Batubara sebagai acuan untuk meningkatkan kompetensi pengelolaan pembelajaran. Namun, masih terdapat beberapa widyaiswara yang tidak memanfaatkan hasil evaluasi program sebagai acuan peningkatan kompetensinya akan tetapi hanya berdasar pada pengalaman saja.

2. Simpulan khusus

a. Hasil evaluasi program pelatihan dijadikan sebagai acuan widyaiswara dalam merencanakan kegiatan pembelajaran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagian besar responden setuju bahwa hasil evaluasi program pelatihan dijadikan acuan untuk meningkatkan kompetensi widyaiswara dalam merencanakan kegiatan pembelajaran dengan rincian sebagian kecil menyatakan sangat setuju dan lebih dari setengahnya menyatakan setuju, sedangkan sebagian kecil sisanya menjawab tidak setuju.


(34)

94

b. Hasil evaluasi program pelatihan dijadikan sebagai acuan widyaiswara dalam menyusun bahan ajar

Hasil penelitian dan pembahasan yang didapat melalui pengumpulan data diperoleh kesimpulan sebagian besar responden setuju bahwa hasil evaluasi program pelatihan dapat meningkatkan kompetensi widyaiswara dalam menyusun bahan ajar dengan rincian sebagian kecil responden sangat setuju dan lebih dari setengahnya menyatakan setuju, sedangkan hanya sebagian kecil saja yang menjawab tidak setuju.

c. Hasil evaluasi program pelatihan dijadikan sebagai acuan widyaiswara dalam melaksanakan pembelajaran andragogi

Dari hasil pengolahan data penelitian dilapangan dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden setuju jika hasil evaluasi program pelatihan dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kompetensi widyaiswara dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan rincian sebagian kecil menyatakan sangat setuju dan lebih dari setengahnya menyatakan setuju, sedangkan hanya sebagian kecil saja yang menjawab tidak setuju.

d. Hasil evaluasi program pelatihan dijadikan sebagai acuan widyaiswara dalam melaksanakan penilaian terhadap peserta pelatihan

Berdasar pada hasil pengolahan data penelitian diperoleh kesimpulan bahwa hasil evaluasi program pelatihan dijadikan acuan untuk meningkatkan kompetensi widyaiswara dalam mengevaluasi pembelajaran dengan rincian

sebagian besar responden setuju, sebagian kecil sangat setuju dan lebih dari setenghanya menjawab setuju, sedangkan sebagian kecil sisanya menjawab tidak setuju.


(35)

95

B. Saran

Adapun saran penulis setelah memperoleh data dan analisis dari hasil penelitian ini adalah:

1. Widyaiswara/Instruktur

Pentingnya mengetahui hasil evaluasi program pelatihan dan memanfaatkannya secara lebih optimal guna memperoleh informasi yang dapat mendorong perbaikan kualitas pembelajaran di lembaga diklat.

2. Lembaga Diklat

Lembaga diklat agar lebih memotivasi Sumber Daya Manusianya dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan melalui pemanfaatan informasi dari hasil evaluasi program pelatihan yang telah dilakukan di lembaganya.

3. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber informasi dan untuk pengembangan pendidikan terutama kaitannya dengan pemanfaatan hasil evaluasi pelatihan, dimana evaluasi pelatihan menjadi bagian integral dalam upaya perbaikan maupun peningkatan kualitas suatu penyelenggaraan diklat serta kaitannya dengan peningkatan kompetensi pengelolaan pembelajaran widyaiswara sebagai bagian penting dalam pelaksanakan suatu program pendidikan dan pelatihan.

4. Peneliti selanjutnya

Penelitian ini hanya memberikan deskripsi umum persentase responden yang sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan tidak setuju mengenai pemanfaatan hasil evaluasi program terhadap peningkatan kompetensi pengelolaan pembelajaran widyaiswara. Penulis menyarankan untuk mengetahui sejauh mana hubungan kedua variabel tersebut melalui analisis korelasi dan regresi, sehingga dapat diketahui berapa besar pengaruh hasil evaluasi terhadap kompetensi pengelolaan pembelajaran.


(36)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ali, Mohammad. (2011). Memahami Riset Prilaku dan Sosial. Bandung: Pustaka Cendikia Utama.

Anggraeni, Susy. (2011). Studi tentang Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran Widyaiswara dipusat Pendidikan dan Pelatihan. Skripsi Teknologi Pendidikan FIP-Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Apridayani. (2012). Analisis Pengelolaan Pembelajaran yang Dilakukan oleh Guru yang Sudah Tersertifikasi dan yang Belum Tersertifikasi pada Pembelajaran IPA di Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal penelitian pendidikan Vol. 13, No. 1, April 2012. Universitas Pendidikan Indonesia. Arifin, Zaenal. (2009). Evaluasi pembelajaran. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Arifn, Zaenal. (2011). Penelitian Pendidikan (Metode dan Paradigma Baru), Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Arikunto. (2001). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Aneka Cipta.

Atmidiwirio, Seobagio. (2005). Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT. Ardadizya Jaya.

B. Uno, Hamzah. (2009). Profesi Kependidikan (Problema, Solusi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia). Jakarta: Bumi Aksara.

Brienkerhoff, R. (1986). Evaluation Technical Assistance. CEDR Journal.

Edison, Emron. (2009). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfabeta.

Eseryel, Deniz. (2002). Journal: Educational Technology & Society 5 (2) 2002, Approaches to Evaluation of Training: Theory & Practice. Tersedia


(37)

Firmansyah. (2012). Hubungan Antara Sikap Terhadap Pembelajaran dengan Pelaksanaannya pada Widyaiswara Dilingkungan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung. Skripsi Teknologi Pendidikan FIP-Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Hamalik, Oemar. (2003). Manajemen Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: YP Pemindo.

Harjanto. (2008). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Kementrian RI. (1993). Pedoman Teknis Pengevaluasian Pendidikan dan Pelatihan Departemen Pertambangan dan Energi. Kementrian Republik Indobesia.

Lubis, Syakwan. (2011). Jurnal Vol 10, No 2: Peningkatan Kompetensi Guru dalam Pengelolaan Pembelajaran di Kelas.

Tersedia http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jd/article/view/1015 diakses pada 7 Februari 2013.

M. AL-Ajlouni, Mahmoud ect. (2010) Methods of Evaluation: Training Techniques. International Research Journal of Finance and Economics ISSN 1450-2887 Issue 37.

Tersedia http://www.eurojournals.com/finance.htm

Majid, Abdul. (2008). Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar Kompetensi Guru). Bandung: Remaja Rosdakarya.

Moehriono. (2009). Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Mulyasa. (2009). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Nana, Syaodih. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nurrokhim (2011). Artikel: Konsep Evaluasi Pembelajaran. Tersedia http://Nurokhim.wordpress.com 30 November 20112

Pawita, Gandhi, Ph.D. (2007). Format Penulisan Proposal Penelitian dan Skripsi FISIP UNPAR. Bandung: Universitas Khatolik Parahyangan.

Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 5 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Widyaiswara.


(38)

Sanjaya, W. (2005). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Sadirman. (1996). Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: Rajawali Press.

Satradipoera, Komarudin. (2002). Menejemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Kappa Sigma.

Sudjana, D. (2007). Sistem dan Manajemen Pelatihan (Teori dan Aplikasi).

Bandung: Falah Production.

Sudjana Nana, Ibrahim. (2004). Penelitian dan Penilaian Pedidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: ALFABETA..

Tim BPPNFI. (2008). Andragogi: Jurnal penelitian dan pengkajian Pendidikan non formal vol. 2 No. 1 2008. Makassar: Balai Pendidikan Pengembangan Non-Formal dan Informal (BPPNI) Regional V Makassar.

Thoyib. M. (2007). Artikel: Profesi Widyaiswara. Tersedia

http://www.depsos.go.id/modules. di akses pada 25 April 2012.

Usman, MU. (1997). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya. ---. (2012). Journal: Training Programme Evaluation, Training and

Learning Evaluation, feedback Forms, Action Plans and Follow-Up.

Tersedia: http://www.businessballs.com/trainingprogramevaluation.htm


(1)

93

Suci Lestari, 2013

Pemanfaatan Hasil Evaluasi Program Pelatihan Untuk Meningkatkan Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran Widyaiswara di Pusdiklat Mineral dan Batubara Bandung

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data pada BAB IV, maka penulis dapat mengambil kesimpulan dari hasil penelitian. Hal tersebut berdasarkan fakta dan data yang diperoleh. Pada kesimpulan ini akan dipaparkan jawaban atas rumusan masalah secara umum dan pertanyaan penelitian secara khusus.

1. Simpulan umum

Setelah dilakukan penelitian mengenai pemanfaatan hasil evaluasi program diklat untuk meningkatkan kompetensi widyaiswara di Pusdiklat Mineral dan Batubara Bandung, maka diperoleh kesimpulan bahwa hasil evaluasi program dimanfaatkan oleh sebagian besar widyaiswara di Pusdiklat Mineral dan Batubara sebagai acuan untuk meningkatkan kompetensi pengelolaan pembelajaran. Namun, masih terdapat beberapa widyaiswara yang tidak memanfaatkan hasil evaluasi program sebagai acuan peningkatan kompetensinya akan tetapi hanya berdasar pada pengalaman saja.

2. Simpulan khusus

a. Hasil evaluasi program pelatihan dijadikan sebagai acuan widyaiswara dalam merencanakan kegiatan pembelajaran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagian besar responden setuju bahwa hasil evaluasi program pelatihan dijadikan acuan untuk meningkatkan kompetensi widyaiswara dalam merencanakan kegiatan pembelajaran dengan rincian sebagian kecil menyatakan sangat setuju dan lebih dari setengahnya menyatakan setuju, sedangkan sebagian kecil sisanya menjawab tidak setuju.


(2)

94

Suci Lestari, 2013

Pemanfaatan Hasil Evaluasi Program Pelatihan Untuk Meningkatkan Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran Widyaiswara di Pusdiklat Mineral dan Batubara Bandung

b. Hasil evaluasi program pelatihan dijadikan sebagai acuan widyaiswara dalam menyusun bahan ajar

Hasil penelitian dan pembahasan yang didapat melalui pengumpulan data diperoleh kesimpulan sebagian besar responden setuju bahwa hasil evaluasi program pelatihan dapat meningkatkan kompetensi widyaiswara dalam menyusun bahan ajar dengan rincian sebagian kecil responden sangat setuju dan lebih dari setengahnya menyatakan setuju, sedangkan hanya sebagian kecil saja yang menjawab tidak setuju.

c. Hasil evaluasi program pelatihan dijadikan sebagai acuan widyaiswara dalam melaksanakan pembelajaran andragogi

Dari hasil pengolahan data penelitian dilapangan dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden setuju jika hasil evaluasi program pelatihan dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kompetensi widyaiswara dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan rincian sebagian kecil menyatakan sangat setuju dan lebih dari setengahnya menyatakan setuju, sedangkan hanya sebagian kecil saja yang menjawab tidak setuju.

d. Hasil evaluasi program pelatihan dijadikan sebagai acuan widyaiswara dalam melaksanakan penilaian terhadap peserta pelatihan

Berdasar pada hasil pengolahan data penelitian diperoleh kesimpulan bahwa hasil evaluasi program pelatihan dijadikan acuan untuk meningkatkan kompetensi widyaiswara dalam mengevaluasi pembelajaran dengan rincian

sebagian besar responden setuju, sebagian kecil sangat setuju dan lebih dari setenghanya menjawab setuju, sedangkan sebagian kecil sisanya menjawab tidak setuju.


(3)

95

Suci Lestari, 2013

Pemanfaatan Hasil Evaluasi Program Pelatihan Untuk Meningkatkan Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran Widyaiswara di Pusdiklat Mineral dan Batubara Bandung

B. Saran

Adapun saran penulis setelah memperoleh data dan analisis dari hasil penelitian ini adalah:

1. Widyaiswara/Instruktur

Pentingnya mengetahui hasil evaluasi program pelatihan dan memanfaatkannya secara lebih optimal guna memperoleh informasi yang dapat mendorong perbaikan kualitas pembelajaran di lembaga diklat.

2. Lembaga Diklat

Lembaga diklat agar lebih memotivasi Sumber Daya Manusianya dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan melalui pemanfaatan informasi dari hasil evaluasi program pelatihan yang telah dilakukan di lembaganya.

3. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber informasi dan untuk pengembangan pendidikan terutama kaitannya dengan pemanfaatan hasil evaluasi pelatihan, dimana evaluasi pelatihan menjadi bagian integral dalam upaya perbaikan maupun peningkatan kualitas suatu penyelenggaraan diklat serta kaitannya dengan peningkatan kompetensi pengelolaan pembelajaran widyaiswara sebagai bagian penting dalam pelaksanakan suatu program pendidikan dan pelatihan.

4. Peneliti selanjutnya

Penelitian ini hanya memberikan deskripsi umum persentase responden yang sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan tidak setuju mengenai pemanfaatan hasil evaluasi program terhadap peningkatan kompetensi pengelolaan pembelajaran widyaiswara. Penulis menyarankan untuk mengetahui sejauh mana hubungan kedua variabel tersebut melalui analisis korelasi dan regresi, sehingga dapat diketahui berapa besar pengaruh hasil evaluasi terhadap kompetensi pengelolaan pembelajaran.


(4)

Suci Lestari, 2013

Pemanfaatan Hasil Evaluasi Program Pelatihan Untuk Meningkatkan Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran Widyaiswara di Pusdiklat Mineral dan Batubara Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ali, Mohammad. (2011). Memahami Riset Prilaku dan Sosial. Bandung: Pustaka Cendikia Utama.

Anggraeni, Susy. (2011). Studi tentang Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran Widyaiswara dipusat Pendidikan dan Pelatihan. Skripsi Teknologi Pendidikan FIP-Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Apridayani. (2012). Analisis Pengelolaan Pembelajaran yang Dilakukan oleh Guru yang Sudah Tersertifikasi dan yang Belum Tersertifikasi pada Pembelajaran IPA di Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal penelitian pendidikan Vol. 13, No. 1, April 2012. Universitas Pendidikan Indonesia. Arifin, Zaenal. (2009). Evaluasi pembelajaran. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Arifn, Zaenal. (2011). Penelitian Pendidikan (Metode dan Paradigma Baru), Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Arikunto. (2001). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Aneka Cipta.

Atmidiwirio, Seobagio. (2005). Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT. Ardadizya Jaya.

B. Uno, Hamzah. (2009). Profesi Kependidikan (Problema, Solusi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia). Jakarta: Bumi Aksara.

Brienkerhoff, R. (1986). Evaluation Technical Assistance. CEDR Journal.

Edison, Emron. (2009). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfabeta.

Eseryel, Deniz. (2002). Journal: Educational Technology & Society 5 (2) 2002, Approaches to Evaluation of Training: Theory & Practice. Tersedia


(5)

Suci Lestari, 2013

Pemanfaatan Hasil Evaluasi Program Pelatihan Untuk Meningkatkan Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran Widyaiswara di Pusdiklat Mineral dan Batubara Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Firmansyah. (2012). Hubungan Antara Sikap Terhadap Pembelajaran dengan Pelaksanaannya pada Widyaiswara Dilingkungan Pusat Pendidikan dan

Pelatihan Geologi Bandung. Skripsi Teknologi Pendidikan

FIP-Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Hamalik, Oemar. (2003). Manajemen Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: YP Pemindo.

Harjanto. (2008). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Kementrian RI. (1993). Pedoman Teknis Pengevaluasian Pendidikan dan

Pelatihan Departemen Pertambangan dan Energi. Kementrian Republik

Indobesia.

Lubis, Syakwan. (2011). Jurnal Vol 10, No 2: Peningkatan Kompetensi Guru dalam Pengelolaan Pembelajaran di Kelas.

Tersedia http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jd/article/view/1015 diakses pada 7 Februari 2013.

M. AL-Ajlouni, Mahmoud ect. (2010) Methods of Evaluation: Training Techniques. International Research Journal of Finance and Economics ISSN 1450-2887 Issue 37.

Tersedia http://www.eurojournals.com/finance.htm

Majid, Abdul. (2008). Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru). Bandung: Remaja Rosdakarya.

Moehriono. (2009). Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Mulyasa. (2009). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Nana, Syaodih. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nurrokhim (2011). Artikel: Konsep Evaluasi Pembelajaran. Tersedia http://Nurokhim.wordpress.com 30 November 20112

Pawita, Gandhi, Ph.D. (2007). Format Penulisan Proposal Penelitian dan Skripsi

FISIP UNPAR. Bandung: Universitas Khatolik Parahyangan.

Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 5 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Widyaiswara.


(6)

Suci Lestari, 2013

Pemanfaatan Hasil Evaluasi Program Pelatihan Untuk Meningkatkan Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran Widyaiswara di Pusdiklat Mineral dan Batubara Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sanjaya, W. (2005). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Sadirman. (1996). Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: Rajawali Press.

Satradipoera, Komarudin. (2002). Menejemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Kappa Sigma.

Sudjana, D. (2007). Sistem dan Manajemen Pelatihan (Teori dan Aplikasi).

Bandung: Falah Production.

Sudjana Nana, Ibrahim. (2004). Penelitian dan Penilaian Pedidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: ALFABETA..

Tim BPPNFI. (2008). Andragogi: Jurnal penelitian dan pengkajian Pendidikan

non formal vol. 2 No. 1 2008. Makassar: Balai Pendidikan

Pengembangan Non-Formal dan Informal (BPPNI) Regional V Makassar.

Thoyib. M. (2007). Artikel: Profesi Widyaiswara. Tersedia

http://www.depsos.go.id/modules. di akses pada 25 April 2012.

Usman, MU. (1997). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya. ---. (2012). Journal: Training Programme Evaluation, Training and

Learning Evaluation, feedback Forms, Action Plans and Follow-Up.

Tersedia: http://www.businessballs.com/trainingprogramevaluation.htm