PENGARUH KOMPETENSI PENGELOLAAN PEMBELAJARAN WIDYAISWARA TERHADAP MUTU LAYANAN PEMBELAJARAN DI PUSDIKLAT GEOLOGI.

(1)

PENGARUH KOMPETENSI PENGELOLAAN

PEMBELAJARAN WIDYAISWARA TERHADAP MUTU

LAYANAN PEMBELAJARAN DI PUSAT PENDIDIKAN DAN

PELATIHAN (PUSDIKLAT) GEOLOGI BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan

Jurusan Administrasi Pendidikan

Oleh:

TEGUH NUGRAHA 0906402

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Lembar Hak Cipta

PENGARUH KOMPETENSI PENGELOLAAN

PEMBELAJARAN WIDYAISWARA TERHADAP MUTU

LAYANAN PEMBELAJARAN DI PUSAT PENDIDIKAN DAN

PELATIHAN GEOLOGI BANDUNG

Oleh

TEGUH NUGRAHA

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pengetahuan

© Teguh Nugraha 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran Widyaiswara Terhadap Mutu Layanan Pembelajaran di Pusdiklat Geologi”. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh kompetensi pengelolaan pembelajaran widyaiswara terhadap mutu layanan pembelajaran di lembaga diklat. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai pengaruh kompetensi pengelolaan pembelajaran widyaiswara terhadap mutu layanan pembelajaran di Pusdiklat Geologi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket tertutup, yang menjadi populasi adalah peserta diklat yang berjumlah 40 orang dan berasal dari 3 diklat yaitu diklat Mengoperasikan GPS Geodetik Untuk Penentuan Batas Wilayah sebanyak 20 responden, Diklat Penyusunan Database Air tanah sebanyak 10 responden dan Diklat Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah sebanyak 10 responden, dan seluruh populasi dijadikan sampel penelitian, angket disebar pada 40 peserta diklat sebagai sampel penelitian, tetapi angket yang terkumpul dan dapat diolah hanya sebanyak 37. Penelitian ini menggunakan bantuan program Microsoft Excel 2007 dan SPSS 17.0 for Windows.

Hasil perhitungan kecenderungan umum dengan menggunakan Weighted Mean Scored (WMS), menunjukkan bahwa Kompetensi Pengelolaan Pembelajaan Widyaiswara di Pusdiklat Geologi termasuk dalam kategori baik dengan total skor rata-rata 3,49 dan Mutu Layanan Pembelajaran di Pusdiklat Geologi termasuk ke dalam kategori baik dengan total skor rata-rata sebesar 3,53.

Hasil uji normalitas terhadap distribusi data menunjukkan bahwa variabel X berditribusi normal sedangkan variabel Y berdistribusi tidak normal, selanjutnya analisis data menggunakan statistik non parametrik. Analisis korelasi menggunakan teknik Spearman Rho, diperoleh koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y sebesar 0,705 ini menunjukkan bahwa korelasi kedua variabel berada pada tingkat hubungan yang kuat, dengan koefisien determinasi sebesar 49,70% oleh variabel X (Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran Widyaiswara) sedangkan sisanya 50.30% dipengaruhi oleh variabel/ faktor lain. Sedangkan hasil uji signifikasi diperoleh hasil sebesar 0,705 > 0,1 yang menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel X (Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran Widyaiswara) dengan variabel Y (Mutu Layanan pembelajaran) di Pusdikllat Geologi.

Kesimpulan penelitian ini adalah adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara kompetens pengelolaan pembelajaran widyaiswara terhadap mutu layanan pembelajaran di Pusdiklat Geologi. Adapun saran dari peneliti terkait mutu layanan pembelajaran adalah lembaga maupun widyaiswara harus terus meningkatkan kemampuan ataupun kompetensi widyaiswara dan lembaga harus meningkatkan kualitas layanan khususnya layanan pembelajaran.


(5)

Abstarct

This study ,entitled "Effects of Learning Management Competence Against Senior Lecturer at the Training Center of Quality of Service Learning Geology" . The problem studied in this research is how much influence the management competence of lecturers teaching on service quality of learning in education and training institution . Generally, this study aims to determine a clear picture of the influence of lecturers teaching management competencies on service quality of learning in Geology Training Center .

The method used in this research is descriptive method with a quantitative approach . Data collection technique using a closed questionnaire, which became the participants of the training population is about 40 people and is derived from the 3 training is training to Operate GPS Geodetic Boundary Determination by 20 respondents , Training Preparation Groundwater Database by 10 respondents and Training Engineering Essay Writing scientific by 10 respondents , and the entire population sampled study ,a questionnaire was distributed to 40 training participants as the research sample , but the questionnaire can be collected and processed only by 37 . This study uses a Microsoft Excel 2007 and SPSS 17.0 for Windows.

The results of the calculation of the general trend of using Weighted Mean Scored ( WMS ), suggesting that Competency Management Training Center pembelajaan Lecturer in Geology included in both categories with a total average score of 3.49, and Quality of Service Learning in Geology Training Center is included in both categories with a total score of average of 3.53. The results of normality test on the distribution of the data showed that while normal berditribusi variable X Y variables are not normally distributed , further analysis of the data using non- parametric statistics . Correlation analysis using Spearman's Rho technique, the correlation coefficient between variables X and Y of 0.705 indicates that the correlation between the two variables is at the level of a strong relationship, with a coefficient of determination of 49.70 % by the variable X ( Learning Management Competency lecturer ) while the rest 50.30 % are influenced by variable/factors . While the significance of test results obtained yield was 0.705 > 0.1 which indicates that the influence of a positive and significant correlation between variables X ( Learning Management Competency lecturer ) with a variable Y ( Quality of learning ) in Geology Pusdiklat.

The conclusion of this study is the influence of a positive and significant correlation between the learning of competence management on service quality learning lecturers in Geology Training Center . The suggestion of related research is the quality of the service learning institutions and lecturers must continue to improve the ability or competence of lecturers and institutions must improve the quality of services , especially service-learning


(6)

Teguh Nugraha, 2014

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ...v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang ...1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ...4

1. Batasan Masalah ...4

2. Rumusan Masalah ...4

C. Tujuan Penelitian ...5

1. Tujuan Umum ...5

2. Tujuan Khusus ...5

D. Manfaat Penelitian ...5

E. Struktur Organisasi Skripsi ...6

BAB II LANDASAN TEORI ...7

A. Teori ...7

1. Konsep Kompetensi ...7

2. Pengertian Widyaiswara ...9

3. Kompetensi Widyaiswara ...10

4. Konsep Pengelolaan pembelajaran ...12

5. Mutu Layanan Pembelajaran Diklat ...15

6. Konsep Diklat ...18

B. Kerangka Pemikiran...21


(7)

Teguh Nugraha, 2014

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ...25

1. Lokasi Penelitian ...25

2. Populasi ...26

3. Sampel Penelitian ...27

B. Desain Penelitian ...28

C. Metode Penelitian ...29

D. Definisi Operasional ...31

1. Pengaruh ...31

2. Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran ...31

3. Mutu Layanan pembelajaran ...32

E. Instrumen Penelitian ...32

F. Proses Pengembangan Instrumen ...37

1. Pengujian Validitas ...38

2. Pengujian Realibitas ...41

G. Teknik Pengumpulan Data ...43

H. Analisis Data ...43

1. Seleksi Angket ...44

2. Klasifikasi Data ...45

3. Pengolahan Data ...46

4. Teknik Hipotesis Penelitian ...48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...50

A. Hasil Penelitian ...50

1. Hasil Pengolahan data ...50

2. Hasil Uji Normalitas Distribusi Variabel Penelitian ... 64

3. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian ...68

B. Pembahasan Hasil Penelitian ...71

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ...80

A. Kesimpulan ...80


(8)

Teguh Nugraha, 2014

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Distribusi Populasi Peneltian ...26

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian...33

Tabel 3.3 Kriteria Pengskoran Alternatif Jawaban ...37

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Variabel X ...39

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Variabel Y ...40

Tabel 3.6 Hasil Uji Realibitas ...43

Tabel 3.7 Rekapilutasi Jumlah Angket ...45

Tabel 3.8 Skor Mentah Variabel X dan Variabel Y ...45

Tabel 3.9 Daftar Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ...47

Tabel 3.10 Kriteria Harga Koefiensi Korelasi ...49

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan WMS Variabel X ...50

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan WMS Variabel Y ...57

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Uji Normalitas ...64


(9)

Teguh Nugraha, 2014

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ...21 Gambar 4.1 Grafik Normalitas Variabel X ...66 Gambar 4.1 Grafik Normalitas Variabel Y ...67


(10)

Teguh Nugraha, 2014

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam konteks organisasi, globalisasi telah menciptakan lingkungan vertikal di mana berbagai organisasi harus bertanding/berkompetisi antara satu sama lain. Era globalisasi yang bercirikan persaingan tersebut akan ditentukan oleh kualitas SDM. Kalau kita boleh sepakat bahwa kualitas bangsa ini akan sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusianya. Demikian pula dalam konteks organisasi, maka kualitas dan kompetensi para SDM yang menjadi aset organisasi, termasuk SDM organisasi pemeritah yaitu PNS perlu terus ditingkatkan. Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) merupakan salah satu pintu utama untuk memasukinya. Human investment melalui diklat bermutu, akan melahirkan SDM aparatur bermutu yang pada akhirnya diharapkan akan membawa Indonesia untuk dapat bersaing dengan bangsa-bangsa lain.

Salah satu komponen diklat yang mempunyai peranan penting adalah pengajar atau widyaiswara. Widyaiswara memiliki tugas pokok, sebagaimana tercantum dalam Peraturan MENPAN No. PER/66/M.PAN/6/2005, yaitu mendidik, mengajar, dan/atau melatih PNS. Dengan demikian widyaiswara merupakan tenaga pendidik dan kediklatan yang perperan mengajar dan melatih aparatur Negara sudah seharusnya berkewajiban seperti yang telah dikemukakan di atas, yaitu:

a) Menyenangkan, yaitu pembelajaran dalam kediklatan harus menjadi sesuatu aktivitas yang dilakukan penuh dengan motivasi, keikhlasan, kesadaran, harapan dan pembelajaran dengan pendekatan andragogi. b) Kreatif, yaitu mampu memilih dan memilah serta mengembangkan

bahan diklat sebagai bahan ajar untuk mengembangkan kompetensi peserta diklat.


(11)

Teguh Nugraha, 2014

c) Profesional, yaitu mampu mengembangkan kompetensi peserta diklat sesuai dengan bidang studi atau spesialisasi yang diampunya.

Hal ini berarti bahwa selain pada peserta pelatihan itu sendiri, keberhasilan peserta pelatihan dalam menyerap, mengerti dan memahami materi yang disampaikan dalam sebuah kegiatan pelatihan sebagiannya terletak di pundak widyaiswara. Widyaiswara harus mampu membawa dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan efektif serta mampu mengelola kelasnya dan membawa peserta diklat pada pencapaian hasil belajar yang optimal. Selain kemampuan di atas, widyaiswara juga dituntut untuk mampu melakukan berbagai tindakan dalam rangka pelatihan terhadap peserta diklat.

Kompetensi widyaiswara yang terkait dengan permasalahan yang telah dipaparkan di atas yaitu mengenai kompetensi pengelolaan pembelajaran. “Kompetensi merupakan seperangkat tindakan integral penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugasnya” (Majid, 2006:5). Masih menurut (Majid, 2006:111) “Pengelolaan pembelajaran merupakan suatu proses penyelenggaraan interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Sedangkan Suryosubroto (2004:45) mengemukakan bahwa “Pengelolaan (manajemen) pembelajaran dapat diartikan kerja sama untuk mencapai proses pembelajaran melalui perencanaan, pengarahan, pemantauan dan penilaian”.

Sementara lembaga diklat khususnya Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi (yang selanjutnya dalam penulisan di penelitian ini akan disebut Pusdiklat Geologi) menghadapi tugas-tugas dan tantangan dan tuntutan pelayanan yang tidak ringan di masa yang akan datang. Hal itu disebabkan karena semakin berkembangnya kebutuhan para stakeholder sebagai akibat dari perkembangan kehidupan masyarakat. Artinya Pusdiklat


(12)

Teguh Nugraha, 2014

Geologi akan terus dituntut meningkatkan kualitas layanannya terutama layanan mutu pembelajaran yang jadi “core bisnis” dari sebuah institusi pendidikan seperti lembaga diklat.

Penelitian kediklatan administrasi pada Balai Diklat Keagamaan Semarang yang pernah dilakukan pada tahun 2002, yaitu tentang Pengaruh Kurikulum diklat Administrasi Dasar Umum (ADUM), kompetensi widyaiswara, kualitas pelayanan terhadap performance peserta diklat, dilakukan oleh Drs. Sukamdo menunjukkan:

Pertama hubungan kurikulum dengan performance peserta 30,8% kurang baik dan 23,1% cukup baik. Hubungan kompetensi widyaiswara dengan performance peserta diklat, 25% kurang baik, dan 54% cukup baik. Hubungan variabel kualitas pelayanan dengan performance peserta 63% kurang baik.

Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa antara lain hubungan variable kualitas pelayanan dengan performance peserta 63% kurang baik dan berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya menurut sumber yang sama permasalahan yang dominan terkait masalah pelayanan pembelajaran.

Dari fenomena masalah di atas mengenai masalah mutu layanan pembelajaran dalam diklat bisa disebabkan karena kurang baiknya pemahaman SDM di lembaga diklat terhadap masalah pelayanan diklat, tidak maksimalnya kebijakan- kebijakan yang terkait dengan mutu layanan diklat, jarangnya koordinasi antara pihak-pihak yang berkaitan sehingga perencanaan maupun koordinasi evaluasi penyelenggaraan diklat secara rutin sehingga permasalahan - permasalahan yang sesungguhnya dalam penyelenggaraan kediklatan khususunya terkait mutu layanan pembelajaran tidak diketahui secara dini dan tidak mudah dilakukan penyesuaian-penyesuaian dalam langkah penyelenggaraan secara cepat dan tepat.


(13)

Teguh Nugraha, 2014

Melihat uraian di atas dan beberapa pertimbangan, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berhubungan dengan masalah-masalah diatas dengan judul penelitian: Pengaruh Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran Widyaiswara terhadap Mutu Layanan Pembelajaran di Pusdiklat Geologi Bandung.

B. Batasan Dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah

Agar masalah dalam penelitian ini tidak terlampau luas ruang lingkupnya dan mampu memperoleh kejelasan mengenai masalah yang akan diteliti, maka penulis membatasi penelitian ini dengan meneliti tentang kompetensi pengelolaan pembelajaran widyaiswara dan mutu layanan pembelajaran di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi Bandung.

2. Rumusan Masalah

a) Bagaimana kompetensi pengelolaan pembelajaran widyaiswara di Pusat Pendidikan Geologi Bandung?

b) Bagaimana mutu layanan pembelajaran di Pusat Pendidikan Geologi Bandung?

c) Bagaimana pengaruh kompetensi pengelolaan pembelajaran widyaiswara terhadap mutu layanan pembelajaran di Pusat Pendidikan dan Latihan Geologi Bandung?


(14)

Teguh Nugraha, 2014

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran faktual dan lebih jelas tentang pengaruh Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran Widyaiswara Terhadap Mutu Layanan Pembelajaran di Pusat Pendidikan dan Latihan Geologi Bandung.

2. Tujuan Khusus

a) Mengetahui kompetensi pengelolaan pembelajaran widyaiswara di Pusat Pendidikan Geologi Bandung.

b) Mengetahui mutu layanan pembelajaran di Pusat pendidikan Geologi Bandung.

c) Mengetahui pengaruh kompetensi pengelolaan pembelajaran widyaiswara terhadap mutu layanan pembelajaran di Pusat Pendidikan dan Latihan Geologi Bandung.

D. Manfaat Penelitian 1. Segi Teoritis

Manfaat hasil penelitian ini dilihat dari segi teoritis adalah agar dapat mengembangkan ilmu Administrasi Pendidikan khususnya dalam kajian pengembangan kompetensi widyaiswara.

2. Segi Operasional

a) Bagi Pihak Lembaga

Penelitian ini semoga dapat memberikan manfaat positif bagi lembaga yang bersangkutan, khususnya dalam peningkatan kompetensi widyaiswara yang berpengaruh postitif mutu layanan Pusdiklat itu sendiri.


(15)

Teguh Nugraha, 2014

b) Bagi Peneliti

Penelitian ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan wawasan bagi peneliti tentang ilmu Administrasi Pendidikan khususnya dalam kajian tentang manajemen pendidikan dan pelatihan mengenai kompetensi widyaiswara dan mutu layanan diklat.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk memberikan deskripsi yang jelas mengenai isi skripsi ini, maka penulis akan menguraikan sistematika yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Nomor 5023/ UN40/HK/2012 tentang “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah di Universtas Pendidikan Indonesia Tahun 2012”, yaitu sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Dalam pendahuluan penulis sajikan pada bagian pertama isi skripsi yang di dalamnya terdapat uraian mengenai latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah yang di dalamnya terurai mengenai batasan masalah dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian. Dalam bagian kedua penulis menyajikan terkait kajian pustaka yang relevan dengan penelitian yang penulis lakukan, kerangka pemikiran yang menjelaskan alur penelitian yang dilakukan, dan hipotesis penelitian yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan dalam penelitian.


(16)

Teguh Nugraha, 2014

Bab III Metode Penelitian

Pada bagian ketiga berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian yang di dalamnya terdapat komponen-komponen: lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada bagian keempat terdapat penjelasan mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang di dalamnya menjelaskan mengenai pembahasan yang berisi tentanf jawaban dari rumusan masalah yang diteliti.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Pada bagian kelima penulis menyajikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan yang berisi tentang penjelasan simpulan dari hasil pembahasan penelitian sedangkan saran yang berisi mengenai masukan-masukan yang penulis berikan untuk kemajuan pihak lembaga terkait disiplin kerja pegawai.

Daftar Pustaka

Pada bagian terakhir skripsi ini penulis sajikan daftar pustaka yang berisi mengenai referensi-referensi yang penulis gunakan dan sumber yang mendukung dalam skripsi ini.


(17)

Teguh Nugraha, 2014

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini merupakan prosedur yang ditempuh oleh seorang peneliti dalam mengadakan penelitiannya sampai terbentuknya laporan berbentuk skripsi ini. Dalam BAB ini selanjutnya dibahas mengenai definisi operasional, metode penelitian, lokasi dan sumber data, pengumpulan data, prosedur dan teknik pengolahan data.

Metode merupakan suatu cara atau langkah-langkah yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan, menyusun, menganalisis serta menginterpretasikan makna dari data yang diteliti menjadi suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011:6) yang menyatakan bahwa:

Metode Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah yang ditelitinya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode penelitian merupakan cara yang digunakan dalam penelitian secara ilmiah guna mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya.

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian a. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Geologi yang merupakan bagian dari Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM). Pusdiklat Geologi beralamatkan di Jalan Cisitu Lama No. 37 Kode Pos (40135) Bandung, Jawa Barat. No telp (022) 2502428. Alamat Email info@pusdiklat-geologi.esdm.go.id.


(18)

Teguh Nugraha, 2014

b. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:117). Untuk mendapatkan populasi yang sesuai dengan kajian penelitian, maka peneliti harus mengidentifikasi terlebih dahulu sumber data yang diperlukan, yaitu harus relevan dan mengacu pada permasalahan penelitian. Dengan demikian dapat diartikan bahwa data yang diperoleh harus relevan dengan permasalahan penelitian yang dilakukan.

Dapat diidentifikasi bahwa yang menjadi permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh Kompetensi pengelolaan pembelajaran Widyaiswara terhadap mutu layanan pembelajaran di Pusdiklat Geologi. Dengan demikian yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah para peserta diklat yang mengikuti diklat di Pusdiklat Geologi tahun 2013.

Tabel 3.1 Jumlah Populasi

NO NAMA DIKLAT JUMLAH

PESERTA 1 Diklat Mengoperasikan GPS Geodetik untuk

Penentuan Batas Wilayah

20 Orang

2 Diklat Penyusunan Database Airtanah 20 Orang

3 Diklat Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah 10 Orang

4 Diklat Studi Pendahuluan Eksplorasi Minyak dan Gas

10 Orang

5 Diklat Pemanfaatan GPS untuk Pemula 20 Orang


(19)

Teguh Nugraha, 2014

7 Diklat Inventarisasi Panas Bumi 10 Orang 8 Diklat Teknik Penggunaan Peralatan Survei Geologi

dan Geofisika

10 Orang

9 Diklat Geolistrik untuk Eksplorasi Air Tanah Angkatan

10 Orang

10 Diklat Analisis Kestabilan Lereng untuk Pencegahan Gerakan Tanah Angkatan II

10 Orang

11 Diklat Mengoperasikan GPS untuk Perempuan 10 Orang

Jumlah Peserta (Populasi) 150 Orang

c. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka penelitian dapat menggunakan sampel yang di ambil dari populasi itu (Sugiyono, 2011:118).

Sedangkan pada Nonprobability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. (Sugiyono, 2011: 66). Sedangkan cara pengambilan sampelnya dengan menggunakan teknik Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011:68). Teknik ini membiarkan peneliti menentukan sendiri sampelnya dengan alasan tertentu. Adapun penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 3 penyelenggaraan diklat yaitu diklat Mengoperasikan GPS Geodetik Untuk Penentuan Batas Wilayah sebanyak 20 responden, Diklat Penyusunan Database Airtanah sebanyak 10 responden dan Diklat Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah sebanyak 10 responden. Alasan mengambil ketiga diklat ini karena diklat ini dilaksanakan bersamaan dengan saat peneliti


(20)

Teguh Nugraha, 2014

pengambilan data di Pusdiklat Geologi. Diklat ini dilaksanakan pada tanggal 23-25 oktober 2013.

B. Desain Penelitian

Desain Penelitian adalah kerangka kerja yang digunakan untuk melaksanakan penelitian. Desain penelitian memberikan gambaran tentang prosedur untuk mendapatkan informasi atau data yang diperlukan untuk menjawab seluruh pertanyaan penelitian. Menurut Nasution (2009:23)

mengemukakan bahwa: “Desain penelitian merupakan rencana tentang cara

mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara

ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu.”

Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematik dengan mengunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku. Oleh karena itu untuk dapat menghasilkan penelitian yang baik, maka dibutuhkan desain penelitian yang benar-benar dapat mengarahkan peneliti dalam setiap tahap penelitiannya. Menurut Nasution (2009:56), desain penelitian mencakup proses-proses berikut:

1) Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian 2) Pemilihan kerangka konseptual

3) Memformulasikan masalah penelitian dan membuat hipotesis 4) Membangun penyelidikan dan percobaan

5) Memilih serta mendefinisikan pengukuran-pengukuran variabel 6) Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan

7) Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data

8) Membuat coding, serta mengadakan editing dan processing data 9) Menganalisa data dan pemilihan prosedur statistik


(21)

Teguh Nugraha, 2014

C. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan dalam penelitian secara ilmiah guna mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya. Metode penelitian diartikan sebagai cara atau teknik tertentu yang dipergunakan sebagai alat bantu dalam mencapai tujuan. Dengan menggunakan metode penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti menjadikan penelitian yang dilakukan memiliki tingkat kecermatan yang tinggi dan akan mendapatkan hasil yang akurat.

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, metode yang sesuai dengan penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang ditunjang oleh studi kepustakaan. Penggunaan metode deskriptif karena penelitian ini meneliti permasalahan atau kejadian yang berlangsung pada saat sekarang, sedangkan studi kepustakaan dimaksudkan sebagai sarana untuk memperoleh informasi melalui penelaahan terhadap berbagai sumber tertulis yang relevan dan mendukung terhadap masalah yang diteliti guna menunjang validitas dan reliabilitas instrumen pengumpulan data dan mempertajam kajian permasalahan penelitian.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskrptif yaitu menggambarkan semua data, kemudian dianalisis dan dibandingkan dengan kenyataan yang ada, selanjutnya mencoba untuk memberikan pemecahan masalahnya. Menurut Moh Ali (1985: 120), metode penelitian deskriptif adalah:

Metode penelitian deskriptif digunakan untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, dan analisis atau pengolahan data. Membuat kesimpulan dan laporan, dengan tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang sesuatu keadaan secara objektif dalam suatu deskripsi situasi.


(22)

Teguh Nugraha, 2014

Adapun ciri-ciri metode deskriptif yang dikemukakan oleh Surakhmad (1985:63) mengemukakan ciri-ciri mengenai metode deskriptif sebagai berikut:

1) Memusatkan diri pada pemecahan-pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang/pada masalah-masalah yang aktual;

2) Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Oleh karenanya metode ini sering disebut metode analisa.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk pemecahan masalah-masalah yang faktual berdasarkan data-data yang telah disusun sebelumnya dan kemudian diproses agar mendapatkan jawaban atau hasil penelitian sesuai dengan masalah penelitian yang diteliti.

Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu metode pemecahan masalah berdasarkan pengumpulan data secara terencana dan sistematis, yang memungkinkan dilakukannya pencatatan data dan penganalisaan data hasil penelitian dengan perhitungan statistik dalam pembuktian hipotesis secara empiris.

Pendekatan ini mengutamakan nilai-nilai matematis, terencana dan keakuratan dalam memecahkan permasalahan serta membuktikan hipotesis penelitian. Dengan pertimbangan tersebut dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif dengan tujuan untuk lebih terencana, cermat, dan pengumpulan data yang sistematis terkontrol sehingga hasil dari pembuktian hipotesis dapat jelas dengan hitungan statistik.


(23)

Teguh Nugraha, 2014

D. Definisi Operasional

Untuk mengantisipasi terjadinya salah penafsiran mengenai beberapa istilah dalam penelitian ini, khususnya masalah yang akan diteliti, peneliti akan mengemukakan beberapa definisi istilah yang sering digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

a) Pengaruh

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengaruh merupakan daya yang ada atau timbul dari sesuatu. Berdasarkan pengertian di atas, pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah daya yang ditimbulkan dari variabel X (Kompetensi pengelolaan pembelajaran widyaiswara) yang mempengaruhi variabel Y (Mutu layanan Pembelajaran diklat) di Pusdiklat Geologi Bandung.

b) Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran

Kemampuan seorang pengajar dalam mengelola proses pembelajaran yang berhubungan dengan peserta didik, meliputi pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum atau silabus, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Kompetensi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kompetensi yang dimiliki oleh para widyaiswara di Pusdiklat Geologi yang terwujud dalam bentuk layanannya pada proses diklat. Kompetensi yang dimaksuud adalah kompetensi yang sesuai dengan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara No. 5 tahun 2008 BAB IV PAsal 6 ayat 2 tentang Standar Kompetensi Widyaiswara yaitu: 1) Membuat Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP)/Rancang Bangun Pembelajaran Mata Diklat (RBPMD) dan Satuan Acara Pembelajaran (SAP)/Rencana Pembelajaran (RP), 2) Menyusun bahan ajar, 3) Menerapkan pembelajaran orang dewasa, 4)


(24)

Teguh Nugraha, 2014

Melakukan komunikasi yang efektif dengan peserta, 5) Memotivasi semangat belajar peserta dan 6) Mengevaluasi pembelajaran.

c) Mutu Layanan pembelajaran

Mutu layanan pembelajaran adalah taraf keberkualitasan layanan dalam mengorganisasikan ataupun mengatur lingkungan yang ada di sekitar sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan semangat peseta didik dalam melakukan kegiatan proses belajar mengajar serta berhubungan dengan kemajuan perubahan kemampuan peserta didik. Mutu layanan pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah taraf kebermutuan yang dirasakan oleh peserta diklat di Pusdiklat Geologi dalam mutu layanan pembelajaran.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat ukur atau alat bantu bagi peneliti untuk digunakan dalam pengukuran variabel dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat. Sesuai dengan pendapat di atas, Suharsimi (2007:10)

berpendapat bahwa “Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data

agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”.

Titik tolak dari penyusunan instrumen adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya dan selanjutnya ditentukan indikator-indikator yang akan diukur. Dari indikator-indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Untuk memudahkan penyusunan instrumen maka diperlukan kisi-kisi instrument.


(25)

Teguh Nugraha, 2014

Table 3.2

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variabel Dimensi Indikator

VARIABEL X (KOMPETENSI PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

WIDYAISWARA) Membuat

GBPP/RBPMD dan SAP

1.Menjelaskan tujuan pembelajaran secara umum dan khusus kepada peserta diklat 2.Memberikan dokumen

GBPP/RBPMD kepada peserta diklat.

3.Membuat GBPP

Menerapkan pembelajaran orang

dewasa

1. Bersikap flexible, tegas dan tanggap dalam proses pembelajaran

2. Melibatkan

partisipasi peserta dalam proses pembelajaran

3. Melibatkan

pengalaman peserta sebagai sumber belajar Melakukan

komunikasi efektif dengan peserta

1. Penyampaian pesan/materi secara akurat dan tidak menilai 2. Menghindari

pesan/materi dengan menggunakan kata-kata atau kalimat yang membingungkan


(26)

Teguh Nugraha, 2014

3. Pengorganisasian penyajian pesan dengan baik

4. Pemakaian bahasa tubuh yang sesuai dengan pesan/materi yang di sampaikan

Memotivasi semangat belajar

1. Mendorong peserta untuk bependapat atau berkomentar

2. Mengembangkan semangat kebersamaan atar peserta widyaiswara atau peserta-peserta

3. Menumbuhkan Semangat peserta di akhir pembelajaran

Mengevaluasi pembelajaran

1. Melalukan evaluasi awal

2. Melakukan evaluasi formatif

3. Melakukan evaluasi Akhir

4. Menindaklanjuti hasil evaluasi


(27)

Teguh Nugraha, 2014

VARIABEL Y (MUTU LAYANAN

PEMBELAJARAN DIKLAT)

Mutu mengajar widyaiswara

1. Penguasaan bahan ajar oleh widyaiswara. 2. Metode mengajar yang sesuai dengan materi. 3. Teknik

pembelajaran yang sesuai

dengan tujuan

pembelajaran. Kepuasan peserta

diklat terhadap layanan mengajar widyaiswara dan juga terhadap

layanan diklat

1. Peserta diklat merasa betah dalam mengikuti diklat.

2. Peserta diklat merasa mudah dalam mengasai tujuan diklat. 3. Peserta diklat terinspirasi untuk menerapkan apa yang dipelajajari dalam diklat di tempat kerja.

Kelancaran layanan pembelajaran

1. Proses

Pembelajaran sesuai jadwal

2. Kegiatan diklat tidak terganggu hal lain 3. Peserta diklat dapat mengakses pembelajaran


(28)

Teguh Nugraha, 2014

dengan mudah

4. Suasana belajar yang nyaman

5. Kebebasan peserta belajar, berpendapat dan berdialog dengan teman

Umpan balik

(feedback)

1. Widyaiswara memeriksa tugas yang diberikan peserta diklat. 2. Widyaswara

memberitahukan hasil pemeriksaan tugas/latihan ujian kepada peserta diklat. Ruang kelas 1. Ruang Kelas Nyaman Sarana prasarana

(alat/media) pembelajaran

1. Ketersediaan media belajar

2. Ketersediaan alat pembelajaran

3. Fasilitas penunjang pembelajaran

Kisi-kisi instrumen lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran, instrumen penelitian digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data yang akurat, sehingga setiap instrumen harus mempunyai skala. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2011:133) bahwa:

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur,


(29)

Teguh Nugraha, 2014

sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.

Setiap alternatif jawaban setiap item menggunakan skor penilaian yang berkisar dari 1 sampai 5 dengan perincian pada tabel berikut :

Tabel 3.3

Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor

Selalu 5

Sering 4

Kadang-kadang 3

Hampir TidakPernah 2

Tidak Pernah 1

Sumber: Sugiyono (2011:135)

F. Proses Pengembangan Instrumen

Sebelum melakukan kegiatan pengumpulan data yang sebenarnya pada objek penelitian, angket akan diujicobakan terlebih dahulu. Uji coba angket ini bertujuan agar angket penelitian dapat diukur validitas dan reabilitasnya. Maka untuk keperluan uji validitas dan reliabilitas instrumen pengumpulan data, dilakukan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah (Badiklatda) Provinsi Jawa Barat. Setelah data uji coba angket terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis statistik dengan tujuan untuk menguji validitas dan reabilitas intrumen tersebut.

1. Pengujian Validitas

Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika tes tersebut menggunakan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut. Suatu tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan dilakukannya pengukuran dikatkan sebagai tes yang memiliki validitas yang rendah.


(30)

Teguh Nugraha, 2014

Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (konten) dari suatu instrument, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrument yang digunakan dalam suatu penelitian (Sugiyono 2011:177).

Adapun rumus yang digunakan dalam uji validitas instrumen ini adalah Pearson Product Moment Akdon, (2008: 144) sebagai berikut:

Keterangan:

= koefisien korelasi = jumlah responden

= jumlah perkalian X dan Y

= jumlah skor item

= jumlah skor total (seluruh item)

= jumlah skor-skor X yang dikuadratkan

= jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan

Uji validitas ini dilakukan pada setiap item pernyataan. Hasil koofisien korelasi tersebut selanjutnya diuji signifikasi koefisien korelasinya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan: t = Nilai

r = Koefisien korelasi hasil n = Jumlah responden

√ √


(31)

Teguh Nugraha, 2014

Berdasarkan hasil perhitungan ditunjukkan dalam tabel 3.5 di bawah ini yaitu untuk variabel X terdapat 21 item pertanyaan, tabel 3.6 untuk variabel Y terdapat 19 item pertanyaan.

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas

Variabel X (Kompetensi pengelolaan pembelajaran widyaiswara)

D ar i ta be l di at as da pa t di ta ri

k kesimpulan untuk hasil uji validitas variabel X menyatakan bahwa dari 21 item yang diujikan, semuanya memiliki validitas kontruksi yang baik

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas

Variabel Y (Mutu Layanan Pembelajaran diklat)

No. Item Koefisien Korelasi

r hitung

Harga

t

hitung

Harga

t

tabel KETERANGAN

1 0.723 2.960 1,860 Valid

2 0.696 2.738 1,860 Valid

3 0.711 2.856 1,860 Valid

4 0.612 2.186 1,860 Valid

5 0.497 2.349 1,860 Valid

6 0.573 1.979 1,860 Valid

7 0.640 2.357 1,860 Valid

8 0.881 5.272 1,860 Valid

9 0.888 5.464 1,860 Valid

10 0.868 4.953 1,860 Valid

11 0.145 2.613 1,860 Valid

12 0.786 3.597 1,860 Valid

13 0.755 3.253 1,860 Valid

14 0.804 3.824 1,860 Valid

15 0.646 2.396 1,860 Valid

16 0.580 2.013 1,860 Valid

17 0.573 1.978 1,860 Valid

18 0.841 4.398 1,860 Valid

19 0.786 3.598 1,860 Valid

20 0.838 4.343 1,860 Valid


(32)

Teguh Nugraha, 2014 D ar i ta be l di at as da pa t di ta ri k ke si

mpulan untuk hasil uji validitas variabel Y menyatakan bahwa dari 19 item yang diujikan, semuanya memiliki validitas kontruksi yang baik

2. Pengujian Realibitas

Realibitas diterjemahkan dari kata realibility. Pengukuran yang memilki realibitas yang tinggi maksudnya adalah pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliabel. Realibitas ini sangat erat kaitannya dengan

No. Item Koefisien Korelasi

r hitung

Harga

t

hitung

Harga

t

tabel KETERANGAN

1 0.747 3.177 1,860 Valid

2 0.600 2.120 1,860 Valid

3 0.723 2.956 1,860 Valid

4 0.714 2.882 1,860 Valid

5 0.614 3.131 1,860 Valid

6 0.750 3.204 1,860 Valid

7 0.687 2.673 1,860 Valid

8 0.692 2.709 1,860 Valid

9 0.714 2.887 1,860 Valid

10 0.841 4.404 1,860 Valid

11 0.719 2.927 1,860 Valid

12 0.725 2.978 1,860 Valid

13 0.859 4.745 1,860 Valid

14 0.712 2.865 1,860 Valid

15 0.740 3.116 1,860 Valid

16 0.581 2.017 1,860 Valid

17 0.781 3.538 1,860 Valid

18 0.645 2.390 1,860 Valid


(33)

Teguh Nugraha, 2014

ketepatan dan keteliia pengukuran. Pengukuran dikatakan stabil jika pengukuran pada sebuah objek dilakukan berulang-ulang pada waktu yang berbeda menunjukan hasil yang sama. Uji reliabilitas instrumen merupakan istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulang dua kali.

Rumus yang digunakan sebagaimana dikemukakan Akdon (2008: 161) sebagai berikut:

Keterangan:

= Nilai Reliabilitas

= Jumlah varians skor tiap-tiap item

= Varians total = Jumlah item

Langkah-langkah mencari nilai realibilitas dengan menggunakan rumus Alpha sebagai berikut :

a. Menghitung Varian Skor tiap-tiap dengan rumus :

Si =

Keterangan :

Si : Varians skor tiap-tiap item

ΣXi2

: Jumlah kuadrat item

(ΣXi)2

: Jumlah item Xi dikuadratkan

N : Jumlah responden

b. Menjumlahkan Varians semua item dengan rumus :

c. Menghitung varians total dengan rumus :


(34)

Teguh Nugraha, 2014

d. Masukan nilai Alpha dengan rumus :

( ) ( )

Langkah selanjutnya adalah mencar i rtabel. Jika diketahui signifikasi

untuk α= 0,05 dan dk= 10-1 =9, dengan uji satu pihak maka diperoleh rtabel =

0,666 kemudian memutuskan keputusan dengan membandingkan r11 dengan

rtabel, dimana kaidahnya keputusannya adalah sebagai berikut

Jika r11 >r tabel berarti reliabel, sedangkan

Jika r11< r tabel Berarti Tidak reliabel

Hasil Perhitungan uji realibilitas kedua variable adalah sebagai berikut :

Tabel 3.6 Hasil Uji Realibitas

Variabel r11 rtabel Kesimpulan

Variabel X (Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran Widyaiswara)

1,050 0,666 Reliabel r11 > rtabel

Variabel Y

(Mutu Layanan Pembelajaran Diklat)

1,055 0,666 Reliabel r11 > rtabel


(35)

Teguh Nugraha, 2014

Pengumpulan data merupakan suatu prosedur untuk mendapatkan data dari permasalahan yang akan dipecahkan. Teknik pengumpulan data merupakan upaya untuk mengumpulkan data atau informasi untuk menjawab permasalahan-permasalahan atau mendpatkan hipotesis penelitian.

Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti melalui angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi dan lain-lain. Peneliti dapat menggunakan salahsatu teknik atau bahkan gabungan beberapa teknik tergantung dari masalah yang dihadapai atau diteliti.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan teknik kusesioner atau lebih dikenal dengan angket. Angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertnyaan untuk diisi sendiri oleh responden. Responden adalah orang yang memberikan tanggapan atau jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ang diajukan.

H. Analisis Data

Analisis data di mulai dengan menelaan seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber (responden) yang ditetapkan sebelumnya. Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpertasikan. Analisis data berujuan untuk menjawab tujuan/pertanyaan/hipotesis penelitian.

Menurut Sugiyono (2011:207), kegiatan dalam analisis data adalah sebagai berikut:

1. Mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden 2. Mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden 3. Menyajikan data tiap variabel yang diteliti

4. Melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah


(36)

Teguh Nugraha, 2014

Berdasarkan paparan di atas, maka pengolahan data harus dilakukan langkah-langkah secara sistematik, adapun langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Seleksi Angket

Proses pertama yang dilakukan yaitu pemeriksaan dan penyeleksian data terhadap kuesioner yang terkumpul dari responden. Proses ini bertujuan untuk meyakinkan data yang terkumpul telah memenuhi syarat untuk diolah. Adapun langkah-langkah secara lebih terperinci dapat dilakukan dengan cara: 1. Memeriksa semua kuesioner apakah sudah terkumpul semua dari

responden.

2. Memeriksa semua item pernyataan dalam kuesioner apakah jawaban sesuai dengan petunjuk yang diberikan.

3. Memeriksa apakah data yang terkumpul layak untuk diolah lebih lanjut. Untuk lebih jelasnya penulis memaparkan jumlah angket yang tersebar dan terkumpul adalah sebagai berikut:

Tabel 3.7

Rekapitulasi Jumlah Angket

Sumber Data Instrumen Jumlah

Tersebar Terkumpul Dapat Diolah

PUSDIKLAT GEOLOGI Variabel X 40 37 37

Variabel Y 40 37 37

2. Klasifikasi Data

Setelah melakukan pemeriksaan dan penyeleksian data, langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan data berdasarkan variabel penelitian


(37)

Teguh Nugraha, 2014

yaitu variabel X (Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran widyaiswara) dan variabel Y (Mutu Layanan Pembelajaran) sesuai dengan sampel penelitian. Selanjutnya dilakukan pemberian skor pada jawaban yang telah diberikan oleh masing-masing responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Kemudian didapat jumlah skor terhadap jawaban yang diberikan responden untuk skor mentah dari masing-masing variabel, adapun rinciannya sebagai berikut:

Tabel 3.8

Skor Mentah Variabel X dan Variabel Y

No Skor Mentah No Skor Mentah

Variabel X Variabel Y Variabel X Variabel Y

1 79 71 21 70 62

2 77 65 22 70 67

3 75 64 23 74 62

4 80 64 24 70 53

5 79 65 25 70 79

6 78 63 26 70 77

7 72 68 27 66 69

8 81 60 28 73 78

9 81 63 29 66 66

10 73 65 30 71 76

11 73 63 31 66 65

12 75 62 32 75 74

13 73 66 33 72 61

14 76 63 34 73 61

15 68 67 35 74 78

16 73 62 36 75 63

17 74 65 37 79 82

18 68 67

19 71 65

20 75 70

3. Pengolahan Data

a. Menghitung Kecenderungan Umum Skor Responden Masing-masing Variabel dengan rumus Weighet Means Score (WMS)


(38)

Teguh Nugraha, 2014

Adapun rumus dari Weight Means Score (WMS) adalah sebagai berikut:

Keterangan:

̅ = Rata-rata skor responden

= Jumlah Skor dari jawaban responden = Jumlah Responden

Langkah-langkah yang ditetapkan dalam pengolahan data dengan menggunakan rumus WMS ini adalah sebagai berikut:

a. Memberi bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban dengan menggunkan skala Likert.

b. Menghitung frekuensi dari setiap alternatif pilihan jawaban yang dipilih. c. Menjumlahkan jawaban responden untuk setiap item dan langsung

dikaitkan dengan bobot alternatif jawaban itu sendiri.

d. Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada masing-masing kolom. e. Menentukan kriteria untuk setiap item dengan menggunakan tabel

konsultasi hasil perhitungan WMS di bawah ini: Tabel 3.8

Daftar Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

Rentang

Nilai Kriteria

Penafsiran

Variabel X Variabel Y

4,01 – 5,00 3,01 – 4,00 2,01 – 3,00 1,01 – 2,00 0,01 – 1,00

Sangat Baik Baik Cukup Rendah Sangat Rendah Selalu (SL) Sering (SR) Kadang-kadang (KD) Hampir Tidak Pernah (HTP)

Tidak Pernah (TP)

Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Tidak setuju Sangat Tidak setuju


(39)

Teguh Nugraha, 2014

Sumber: Sugiyono (2011:135) b. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi ini digunakan untuk mengetahui dan menentukan apakah pengolahan data menggunkan analisis data parametrik atau non parametrik. Dalam penelitian ini untuk perhitungan uji normalitas data dilakukan dengan bantuan program SPSS 17.0 for Windows dengan uji Kolmogrov-Smirnov. Adapun dasar pengambilan keputusan teknik pengujian normalitas yang dicontohkan adalah teknik Liliefors dengan hipotesis pengujian sebagai berikut:

Ho: Sampel berasal dari populasi tidak berdistribusi normal.

Ha: Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.

Cara mengetahui signifikan atau tidak signifikan hasil uji normalitas adalah dengan memperhatikan bilangan pada kolom signifikansi (Sig.). Untuk menetapkan kenormalan, kriteria yang berlaku adalah sebagai berikut:

1) Tetapkan tarap signifikansi uji misalnya α = 0.05 2) Bandingkan p dengan taraf signifikansi yang diperoleh

3) Jika signifikansi yang diperoleh > α , maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

4) Jika signifikansi yang diperoleh <a , maka sampel bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal

4. Teknik Hipotesis Penelitian

Setelah pada tahap pengolahan data selesai, kemudian dilanjutkan dengan menguji hipotesis penelitian untuk menganalisis data yang sesuai dengan permasalahan yang ada dalam penelitian ini, adapun hal-hal yang dilakukan dengan menganalisis berdasarkan hubungan antara variabael yaitu sebagai berikut:


(40)

Teguh Nugraha, 2014

Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel X dan variabel Y. Berdasarkan hasil uji normalitas data, bahwa menghasilkan data variabel X beridistribusi normal dan variabel Y berdistribusi tidak normal sehingga ukuran yang digunakan untuk mengetahui derajat hubungan dalam penelitian ini adalah statistik non parametrik dengan teknik Korelasi Spearman Rho dan dalam pengujian koefisien korelasi ini menggunakan bantuan program SPSS 17.0 for Windows. Adapun ketentuannya sebagai berikut:

1) Mengajukan hipotesis yaitu:

Ho : Tidak ada pengaruh yang postif dan signifikan antara iklim kerja

organisasi terhadap disiplin kerja pegawai.

Ha : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara antara iklim

kerja organisasi terhadap disiplin kerja pegawai. 2) Pengambilan keputusan

Sugiyono dan Eri (2002:183) menyatakan “Apabila signifikasi

dibawah atau sama dengan 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak.”.

Maka, jika nilai signifikasi ≥ 0,05 maka Ho diterima artinya terdapat

pengaruh antara iklim kerja organisasi terhadap disiplin kerja pegawai,

dan jika nilai signifikasi ≤ 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak

artinya tidak terdapat pengaruh antara iklim kerja organisasi terhadap disiplin kerja pegawai. Adapun langkah selanjutnya yaitu menafsirkan besaran koefisien korelasi dengan tabel kriteria harga koefisien korelasi dari Akdon (2008: 188) yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.9

Kriteria Harga Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,80 – 1,000 Sangat Kuat

0,60 – 0,799 Kuat


(41)

Teguh Nugraha, 2014

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat rendah Sumber: Sugiyono (2010:257)


(42)

Teguh Nugraha, 2014

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Pada bagian akhir skripsi ini, penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan yang dapat diambil dan saran yang didasarkan pada temuan hasil penelitian. Secara umum penulis menyimpulkan bahwa mutu layanan pembelajaran di Pusdiklat Geologi sudah baik, sehingga hipotesis penelitian

yaitu : “Adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara mutu layanan

pembelajaran terhadap kompetensi pengelolaan pembelajaran di Pusdiklat Geologi”, telah terbukti dan dapat diterima. Secara lebih khusus penulis dapat menari kesimpulan sebagai berikut :

1. Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran para Widyaiswara tergolong dalam kriteria yang baik (X,¯ = 3,49), ini terlihat dari kemampuan para widyaiswara dalam membuat GBPP/RPMBD, menerapkan pembelajaran orang dewasa, melakukan komunikasi yang efektif dengan peserta, memotivasi semangat belajar peserta dan mengevaluasi pembelajaran. 2. Mutu Layanan Pembelajaran di Pusdiklat Geologi dapat dikatakan dalam

keadaan dan kondisi yang baik (X,¯ = 3,53) ini terlihat dari mutu mengajar widyaiswara, kepuasan peserta diklat terhadapa layanan mengajar widyaiswara dan juga terhadap layanan diklat, kelancaran layanan pembelajaran, umpan balik (feedback), ruang kelas dan saranan prasarana pembelajaran.

3. Variabel X (Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran Widyaiswara) berkorelasi kuat dengan (rxy=0,705) terhadap variabel Y (Mutu Layanan

Pembelajaran) koefisien determinasi sebesar 49,70 % oleh variabel X (Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran Widyaiswara) sedangkan sisanya 50,30% dipengaruhi oleh variabel lain.


(43)

Teguh Nugraha, 2014

B. Saran

Berdasarkan dari pengkajian hasil penelitian yang diperoleh penulis di lapangan maka penulis bermaksud memberikan saran yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi lembaga maupun bagi peneliti yang selanjutnya, yaitu sebagai berikut:

1) Bagi Pihak Lembaga

Hasil penelitian terkait mutu layanan pembelajaran dan kompetensi pengelolaan pembelajaran widyaiswara secara umum sudah menunjukkan kondisi yang baik. Namun secara khusus perlu adanya peningkatan yang lebih baik lagi, diantaranya:

a. Bagi widyaiswara, kompetensi pengelolaan pembelajaran sudah dalam kategori baik Namun diharapkan para widyaiswara selalu meningkatkan kemampuan dan kompetensi agar ada keselarasann yang optimal antara materi diklat dengan kebutuhan para peserta diklat. Ada beberapa cara bagi para widyaiswara untuk meningkatakan kompetensinya seperti mengikuti diklat terkait mengenai peningkatan kompetensi khsusunya kompetensi pengelolaan pembelajaran, widyaiswara diharapkan untuk sering mengikuti seminar maupun workshop nasional maupun internasional yang berkaitan dengan peningkatan kompetensi dan widyaiswara diharapkan sering mengikuti musyawarah nasional organisasi atau perkumpulan sesame widyaiswara hal ini berguna agar bisa widyaiswara bisa mengembangkan wawasannya dengan cara sharing dengan widyaiswara lain atau rekan seprofesinya.

b. Berkaitan dengan penyelenggaraan diklat yang mempengaruhi proses pembelajaran baik secara langsung maupun tidak langsung di Pusdiklat Geologi sudah dalam kategori baik. Namun untuk meningkatkan pelayanan ada beberapa cara yang bisa dilakukan seperti pengadaan modul pembelajaran untuk peserta diklat, penyediaan sarana dan prasarana/fasilitas serta memberikan kenyaman bagi peserta diklat dan


(44)

Teguh Nugraha, 2014

widyaiswara agar penyelenggaraan diklat berjalan dengan tertib, kondusif, dan menyenangkan.

c. Pelayanan yang dilakukan oleh panitia penyelenggara diklat mulai dari proses administrasi sampai dengan proses pembelajaran sudah baik, semoga bisa dipertahankan agar pelayanan yang diberikan menjadi lebih baik lagi.

2) Bagi peneliti selanjutnya

Adapun beberapa saran yang perlu diperhatikan bagi peneliti selanjutnya yang tertarik meneliti tentang kajian mutu layanan pembelajaran di lembaga diklat dan kompetensi widyaiswara khususunya terkait kompetensi pengelolaan pembelajaran adalah:

a. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengkaji lebih banyak sumber maupun referensi yang terkait dengan mutu layanan pembelajaran di lembaga diklat dan kompetensi widyaiswara khususunya terkait kompetensi pengelolaan pembelajaran agar dapat lebih baik dan lebih lengkap lagi yang dijadikan rujukan peneliti.

b. Peneliti selanjutnya diharapkan lebih mempersiapkan dengan lebih baik lagi segala sesuatunya sehingga penelitian dapat dilaksanakan dengan lebih baik. Dalam proses pengambilan dan pengumpulan data diharapkan ditunjang pula dengan wawancara dengan sumber yang kompeten dalam kajian mutu layanan pembelajaran dan kompetensi widyaiswara.


(45)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid.(2006). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Ali, Moh. (1985). Penelitian Kependidikan Prosedur & Strategi. Bandung, Angkasa.

Akdon. (2008). Aplikasi Statistika Dan Metode Penelitian Untuk Administrasi Dan

Manajemen (cetakan kedua). Bandung : Dewa Ruchi.

Atmodiwirio, Drs. Soebagio. (2002). Manajemen Pelatihan. Jakarta: PT. Ardadizya

Jaya.

Gintings, Prof. Abdorrakhman, M.Ed. (2011). Esensi Praktis Manajemen Pendidikan

dan Pelatihan. Bandung: Humaniora.

Komariah, Aan dan Cepi Triatna. (2004). Visionary Leadership: Menuju Sekolah

Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Nasution, S. (2009). Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta : Bumi Aksara.

Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara No. 5 Tahun 2008 tentang Standar

Kompetensi Widyaiswara.

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (PERMENPAN) No. 14

Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara.

Peraturan Pemerintah No 101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan


(46)

Peraturan Menteri No 66 tahun 2005 tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara dan

Angka Kreditnya.

Oemar Hamalik. (2008) . Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara.

Spencer L.M & Spencer S.M. (1993). Competence at Work. John Wiley & Sons.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pndekatan Kuatitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2009). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. (2003). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukamdo. (2002). Pengaruh Kurikulum Diklat Adminstrasi Umum (ADUM),

Kompetensi Widyaiswara, Kualitas Pelayanan Terhadap Perfomance Peserta Diklat. Penelitian Kediklatan Administrasi di Balai Diklat Keagamaan Semarang.

Semarang: Tidak diterbitkan

Suryosubroto. (2004). Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Tim Tetap Penulis Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan

Karya Ilmiah. Bandung.

Tn .(2008). Pengaruh Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan terhadap Mutu Layanan Pembelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta Pancasila Kota Tasikmalaya. Skripsi Jurusan Administrasi Pendidikan. Bandung: Tidak Diterbitkan.


(47)

Winarno Surakhmad, (1985). “Pengantar Penelitian Ilmiah : Dasar dan Teknik”. Bandung: Tarsito.


(1)

Teguh Nugraha, 2014

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Pada bagian akhir skripsi ini, penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan yang dapat diambil dan saran yang didasarkan pada temuan hasil penelitian. Secara umum penulis menyimpulkan bahwa mutu layanan pembelajaran di Pusdiklat Geologi sudah baik, sehingga hipotesis penelitian yaitu : “Adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara mutu layanan pembelajaran terhadap kompetensi pengelolaan pembelajaran di Pusdiklat Geologi”, telah terbukti dan dapat diterima. Secara lebih khusus penulis dapat menari kesimpulan sebagai berikut :

1. Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran para Widyaiswara tergolong dalam kriteria yang baik (X,¯ = 3,49), ini terlihat dari kemampuan para widyaiswara dalam membuat GBPP/RPMBD, menerapkan pembelajaran orang dewasa, melakukan komunikasi yang efektif dengan peserta, memotivasi semangat belajar peserta dan mengevaluasi pembelajaran. 2. Mutu Layanan Pembelajaran di Pusdiklat Geologi dapat dikatakan dalam

keadaan dan kondisi yang baik (X,¯ = 3,53) ini terlihat dari mutu mengajar widyaiswara, kepuasan peserta diklat terhadapa layanan mengajar widyaiswara dan juga terhadap layanan diklat, kelancaran layanan pembelajaran, umpan balik (feedback), ruang kelas dan saranan prasarana pembelajaran.

3. Variabel X (Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran Widyaiswara) berkorelasi kuat dengan (rxy=0,705) terhadap variabel Y (Mutu Layanan

Pembelajaran) koefisien determinasi sebesar 49,70 % oleh variabel X (Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran Widyaiswara) sedangkan sisanya 50,30% dipengaruhi oleh variabel lain.


(2)

B. Saran

Berdasarkan dari pengkajian hasil penelitian yang diperoleh penulis di lapangan maka penulis bermaksud memberikan saran yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi lembaga maupun bagi peneliti yang selanjutnya, yaitu sebagai berikut:

1) Bagi Pihak Lembaga

Hasil penelitian terkait mutu layanan pembelajaran dan kompetensi pengelolaan pembelajaran widyaiswara secara umum sudah menunjukkan kondisi yang baik. Namun secara khusus perlu adanya peningkatan yang lebih baik lagi, diantaranya:

a. Bagi widyaiswara, kompetensi pengelolaan pembelajaran sudah dalam kategori baik Namun diharapkan para widyaiswara selalu meningkatkan kemampuan dan kompetensi agar ada keselarasann yang optimal antara materi diklat dengan kebutuhan para peserta diklat. Ada beberapa cara bagi para widyaiswara untuk meningkatakan kompetensinya seperti mengikuti diklat terkait mengenai peningkatan kompetensi khsusunya kompetensi pengelolaan pembelajaran, widyaiswara diharapkan untuk sering mengikuti seminar maupun workshop nasional maupun internasional yang berkaitan dengan peningkatan kompetensi dan widyaiswara diharapkan sering mengikuti musyawarah nasional organisasi atau perkumpulan sesame widyaiswara hal ini berguna agar bisa widyaiswara bisa mengembangkan wawasannya dengan cara sharing dengan widyaiswara lain atau rekan seprofesinya.

b. Berkaitan dengan penyelenggaraan diklat yang mempengaruhi proses pembelajaran baik secara langsung maupun tidak langsung di Pusdiklat Geologi sudah dalam kategori baik. Namun untuk meningkatkan pelayanan ada beberapa cara yang bisa dilakukan seperti pengadaan modul


(3)

Teguh Nugraha, 2014

widyaiswara agar penyelenggaraan diklat berjalan dengan tertib, kondusif, dan menyenangkan.

c. Pelayanan yang dilakukan oleh panitia penyelenggara diklat mulai dari proses administrasi sampai dengan proses pembelajaran sudah baik, semoga bisa dipertahankan agar pelayanan yang diberikan menjadi lebih baik lagi.

2) Bagi peneliti selanjutnya

Adapun beberapa saran yang perlu diperhatikan bagi peneliti selanjutnya yang tertarik meneliti tentang kajian mutu layanan pembelajaran di lembaga diklat dan kompetensi widyaiswara khususunya terkait kompetensi pengelolaan pembelajaran adalah:

a. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengkaji lebih banyak sumber maupun referensi yang terkait dengan mutu layanan pembelajaran di lembaga diklat dan kompetensi widyaiswara khususunya terkait kompetensi pengelolaan pembelajaran agar dapat lebih baik dan lebih lengkap lagi yang dijadikan rujukan peneliti.

b. Peneliti selanjutnya diharapkan lebih mempersiapkan dengan lebih baik lagi segala sesuatunya sehingga penelitian dapat dilaksanakan dengan lebih baik. Dalam proses pengambilan dan pengumpulan data diharapkan ditunjang pula dengan wawancara dengan sumber yang kompeten dalam kajian mutu layanan pembelajaran dan kompetensi widyaiswara.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid.(2006). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Ali, Moh. (1985). Penelitian Kependidikan Prosedur & Strategi. Bandung, Angkasa. Akdon. (2008). Aplikasi Statistika Dan Metode Penelitian Untuk Administrasi Dan

Manajemen (cetakan kedua). Bandung : Dewa Ruchi.

Atmodiwirio, Drs. Soebagio. (2002). Manajemen Pelatihan. Jakarta: PT. Ardadizya Jaya.

Gintings, Prof. Abdorrakhman, M.Ed. (2011). Esensi Praktis Manajemen Pendidikan

dan Pelatihan. Bandung: Humaniora.

Komariah, Aan dan Cepi Triatna. (2004). Visionary Leadership: Menuju Sekolah

Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Nasution, S. (2009). Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta : Bumi Aksara.

Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara No. 5 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Widyaiswara.

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (PERMENPAN) No. 14 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara.

Peraturan Pemerintah No 101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil.


(5)

Peraturan Menteri No 66 tahun 2005 tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara dan

Angka Kreditnya.

Oemar Hamalik. (2008) . Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara.

Spencer L.M & Spencer S.M. (1993). Competence at Work. John Wiley & Sons.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pndekatan Kuatitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2009). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. (2003). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukamdo. (2002). Pengaruh Kurikulum Diklat Adminstrasi Umum (ADUM),

Kompetensi Widyaiswara, Kualitas Pelayanan Terhadap Perfomance Peserta

Diklat. Penelitian Kediklatan Administrasi di Balai Diklat Keagamaan Semarang. Semarang: Tidak diterbitkan

Suryosubroto. (2004). Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta Tim Tetap Penulis Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan

Karya Ilmiah. Bandung.

Tn .(2008). Pengaruh Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan terhadap Mutu

Layanan Pembelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta Pancasila Kota Tasikmalaya. Skripsi Jurusan Administrasi Pendidikan. Bandung: Tidak


(6)

Winarno Surakhmad, (1985). “Pengantar Penelitian Ilmiah : Dasar dan Teknik”.