PENGGUNAAN MULTIMEDIA MODEL TUTORIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MENYIAPKAN PIRANTI SISTEM PENDUKUNG CAD.
Kurniawan, 2013
PENGGUNAAN MULTIMEDIA MODEL TUTORIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
PENGGUNAAN MULTIMEDIA MODEL TUTORIAL
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA KOMPETENSI DASAR MENYIAPKAN PIRANTI
SISTEM PENDUKUNG CAD
SKRIPSIDiajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Teknik Mesin
Oleh: KURNIAWAN E.0551.0800339
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013
(2)
Ii
PENGGUNAAN MULTIMEDIA MODEL TUTORIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI
DASAR MENYIAPKAN PIRANTI SISTEM PENDUKUNG CAD
Bandung, Januari 2013
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
DOSEN PEMBIMBING I
Dr. Dedi Rohendi, MT NIP. 19670524 199302 1 001
DOSEN PEMBIMBING II
Drs.Ariyano, MT NIP. 19640804 199402 1 001
Mengetahui,
KETUA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Dr. H. Wahid Munawar, M. Pd. NIP.19630520 198901 1 001
(3)
Iii
Multimedia Model Tutorial untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Kompetensi Dasar Menyiapkan Piranti Sistem Pendukung CAD” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Januari 2013 Yang membuat pernyataan,
(4)
ABSTRAK
Kurniawan, 0800339: Penggunaan Multimedia Model Tutorial untuk Meningkatkan Hasil Belajara Siswa pada Kompetensi Dasar Menyiapkan Piranti Sistem Pendukung CAD
Rendahnya hasil belajar siswa pada kompetensi dasar menyiapkan piranti sistem pendukung CAD pada siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMKN 6 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 menjadi salah satu pendorong untuk menerapkan multimedia model tutorial. Untuk itu, telah dilakukan penelitian mengenai penggunaan multimedia model tutorial pada proses pembelajaran kompetensi dasar menyiapkan piranti sistem pendukung CAD. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran hasil belajar siswa dan respon siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan multimedia model tutorial dengan yang menggunakan tools AutoCAD pada kompetensi dasar menyiapkan piranti sistem pendukung CAD. Metode penelitian yang dilakukan menggunakan metode eksperimental semu (quasi
eksperimental research). Pengumpulan data dilakukan menggunakan tes yaitu pre-test dan post-pre-test serta angket respon siswa. Hasil penelitian menunjukkan terjadi
peningkatan hasil belajar yang lebih tinggi pada kelas yang menggunakan multimedia model tutorial pada kompetensi dasar menyiapkan piranti sistem pendukung CAD dengan nilai rata-rata N-Gain mencapai 0,33 dibandingkan dengan kelas yang menggunakan tools AutoCAD dengan nilai rata-rata N-Gain yang hanya mencapai 0,18. Penerapan multimedia model tutorial juga menyebabkan siswa lebih mudah memahami isi materi dan membantu mempermudah proses pembelajaran mereka. Seperti yang terinterpretasikan dalam hasil angket yaitu sebesar 91% yang termasuk dalam kriteria respon yang tinggi.
(5)
viii
Kurniawan, 2013
PENGGUNAAN MULTIMEDIA MODEL TUTORIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ...v
UCAPAN TERIMAKASIH ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ...x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ...1
1.1 Latar Belakang Penelitian ...1
1.2 Identifikasi Masalah ...4
1.3 Rumusan Masalah ...5
1.4 Pembatasan Masalah ...6
1.5 Definisi Operasional ...6
1.6 Tujuan Penelitian ...7
1.7 Manfaat Penelitian ...7
1.8 Sistematika Penulisan ...8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...10
2.1 Media Pembelajaran ...10
2.1.1 Definisi Media Pembelajaran ...10
2.1.2 Jenis-jenis Media Pembelajaran ...11
2.1.3 Fungsi Media Pembelajaran ...14
2.1.4 Manfaat Media Pembelajaran ...18
2.1.5 Dasar Pertimbangan Pemilihan Media Pembelajaran ...18
2.2 Aspek Penilaian Multimedia Pembelajaran ...19
(6)
ix
Kurniawan, 2013
2.5 Sistem Evaluasi ...23
2.5.1 Pengertian Evaluasi ...23
2.5.2 Jenis-jenis Evaluasi ...24
2.5.3 Jenis-jenis Alat Evaluasi ...25
2.6 Program AutoCAD ...25
2.5.1 Mengenal AutoCAD 2009 ...25
2.5.2 Mengaktifkan AutoCAD 2009 ...25
2.7 Penelitian-penelitian relevan ...27
2.8 Hipotesis Penelitian ...28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...29
3.1 Metode Penelitian ...29
3.2 Desain Penlitian ...30
3.3 Prosedur Penelitian ...31
3.4 Paradigma Penelitian ...33
3.5 Lokasi dan Subjek Penelitian ...34
3.6 Instrumen Penelitian ...34
3.7 Proses Pengujian Instrumen ...38
3.8 Teknik Pengumpulan Data ...44
3.9 Teknik Analisis Data ...44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...50
4.1 Deskripsi Data ...50
4.2 Analisis Data ...55
4.3 Pembahasan ...58
BAB V METODOLOGI PENELITIAN ...64
5.1 Kesimpulan ...64
5.2 Saran ...64
(7)
x
Kurniawan, 2013
PENGGUNAAN MULTIMEDIA MODEL TUTORIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
(8)
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bertanggungjawab untuk menciptakan sumberdaya manusia yang memiliki kemampuan, keterampilan dan keahlian, sehingga lulusannya dapat mengembangkan kinerja apabila terjun dalam dunia kerja. Pendidikan SMK bertujuan meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian, serta menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional.
SMKN 6 Bandung merupakan sekolah kejuruan yang menerapkan KTSP, sehingga dalam penyusunan rencana dan pengaturan tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara penggunaannya disusun oleh SMK itu sendiri. Di SMKN 6 Bandung khususnya Jurusan Teknik Mesin terdapat Mata Pelajaran Menggambar 2D dengan sistem CAD. AutoCAD adalah sebuah program aplikasi (software) yang digunakan untuk menggambar dan mendisain gambar, seperti: gambar mesin, arsitek, sipil, elektro dan lain-lain, karena program AutoCAD mempunyai kemudahan dan keunggulan untuk membuat gambar dengan cepat dan akurat serta bisa digunakan untuk memodifikasi gambar dengan cepat pula.
Observasi awal di SMKN 6 Bandung dilakukan pada bulan Februari 2012. Menurut hasil observasi diperoleh data bahwa prestasi belajar siswa kelas XI
(9)
TPM di SMK Negeri 6 Bandung Periode 2011-2012 ketika mengikuti kegiatan UTS pada Mata Pelajaran Menggambar 2D dengan sistem CAD hanya 53% dari total 127 siswa yang mendapatkan nilai diatas 7,50 atau dinyatakan lulus. Rendahnya prestasi belajar siswa desebabkan karena: (1) penyampaian materi oleh guru yang kadang terlalu cepat, padahal daya tangkap siswa bervariatif, sehingga banyak siswa yang kurang mampu menangkap materi pelajaran sepenuhnya; (2) kurangnya perhatian atau konsentrasi siswa terhadap apa yang disampaikan oleh guru; (3) media pembelajaran berbasis komputer untuk mendetailkan perintah-perintah yang dipakai pada mata pelajaran Menggambar 2D dengan sistem CAD belum banyak dikembangkan oleh guru, misalnya: media pembelajaran menggunakan internet, CD multimedia interaktif, video pembelajaran, dan media berbasis komputer menggunakan software flash; menurut identifikasi masalah tersebut sehingga tujuan kompentesi dasar dan KKM yang telah ditetapkan tidak dapat tercapai. Rendahnya kompetensi Mata Diklat Menggambar 2D dengan Sistem CAD dijabarkan dalam tebel sebagai 1.1 berikut.
Tabel 1.1 Nilai UTS AutoCAD Kelas XI TPM SMKN 6 Bandung Sebelum Remedial Periode 2011-2012
Interval Nilai
Jumlah Siswa
Total (%)
2 TPM 1 2 TPM 2 2 TPM 3 2 TPM 4
Perolehan
Siswa %
Perolehan
Siswa %
Perolehan
Siswa %
Perolehan
Siswa %
0,00 – 7,49 17 54 13 40 19 55 11 36 47
7,50 – 10,00 14 46 19 60 15 45 19 64 53
Jumlah Siswa 31 siswa 32 siswa 34 siswa 30 siswa 127
(10)
Menurut data yang dipaparkan dalam Tabel 1.1 menyatakan bahwa para siswa kelas XI TPM SMKN 6 Bandung Periode 2011-2012 pada mata pelajaran Menggambar 2D dengan Sistem CAD mendapatkan nilai UTS sebelum diremedial yaitu pada kelas 2 TPM 1 hanya sebesar 46% siswa yang dinyatakan lulus, kelas 2 TPM 2 60% dinyatakan lulus, dan kelas 2 TPM 3 45% dinyatakan lulus, serta kelas 2 TPM 4 64% dinyatakan lulus.
Media pembelajaran dalam pendidikan sebagai salah satu sarana meningkatkan mutu pendidikan sangat penting dalam proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran dalam pendidikan dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam poses belajar mengajar yang pada gilirannya dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.
Seperti yang dikemukakan oleh Sudjana & Rivai (1992:2) bahwa manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, adalah sebagai berikut: (1) pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar; (2) bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran; (3) metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran; (4) siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru,tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dan bersifat global dewasa ini memaksa penyelenggara pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajarannya secara terus-menerus untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas. Era globalisasi saat ini yang ditandai oleh semakin meluasnya penggunaan teknologi komputer pada hampir seluruh segi kehidupan, khususnya pada bidang pendidikan. Media berbasis komputer dapat
(11)
menggabungkan berbagai macam media baik untuk tujuan pembelajaran atau yang lainnya. Keragaman media ini meliputi teks, gambar, audio, video, dan animasi. Media berbasis komputer merupakan kombinasi tiga elemen yaitu suara, gambar dan teks atau kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output dari data. Media ini dapat berupa audio, animasi, video, teks, grafik dan gambar atau merupakan alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan gambar video. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (Information and
Communication Technology - ICT) khususnya teknologi komputer dalam kegiatan
pembelajaran diharapkan dapat membantu memecahkan masalah belajar yang dihadapi.
Berdasarkan uraian tersebut maka diharapkan penggunaan multimedia model tutorial dapat mengatasi permasalahan rendahnya prestasi belajar siswa pada Kompetensi Dasar Menyiapkan Piranti Sistem Pendukung CAD. Selain itu, penggunaan multimedia model tutorial ini di SMKN 6 Bandung juga dapat dijadikan alternatif memperbaiki mutu pembelajaran Mata Pelajaran Menggambar 2D dengan sistem CAD serta menjadi solusi terbatasnya waktu pembelajaran didalam kelas bagi siswa-siswi dalam waktu pembelajaran Menggambar 2D dengan sistem CAD.
(12)
1.2Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang terjadi di SMKN 6 Bandung didalam proses belajar mengajar sebagai berikut.
1. Penyampaian materi oleh guru yang kadang terlalu cepat, padahal daya tangkap siswa bervariatif, sehingga banyak siswa yang kurang mampu menangkap materi pelajaran sepenuhnya.
2. Kurangnya perhatian atau konsentrasi siswa terhadap apa yang disampaikan oleh guru.
3. Media pembelajaran berbasis komputer untuk mendetailkan perintah-perintah yang dipakai pada Mata Pelajaran Menggambar 2D dengan sistem CAD belum banyak dikembangkan oleh guru. Misalnya: penggunakan media pembelajaran menggunakan internet, CD multimedia interaktif, video pembelajaran, dan media berbasis komputer menggunakan software Flash.
Kemudian penulis memandang perlu untuk merumuskan masalah penelitian agar tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini lebih terarah. Masalah yang akan diteliti, dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah peningkatan hasil belajar siswa dengan penggunaan multimedia model tutorial pada Kompetensi Dasar Menyiapkan Piranti Sistem Pendukung CAD lebih baik daripada dengan penggunaan tools AutoCAD?
(13)
2. Bagaimanakah respon siswa yang mengikuti kegiatan belajar tentang Kompetensi Dasar Menyiapkan Piranti Sistem Pendukung CAD dengan menggunakan multimedia model tutorial ini?
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan keinginan peneliti berupa jawaban yang hendak dicari melalui proses penelitian. Tujuan penelitian berhubungan erat dengan rumusan masalah yang diajukan. Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, tujuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Memperoleh gambaran tentang peningkatan hasil belajar siswa dengan penggunaan multimedia model tutorial pada Kompetensi Dasar Menyiapkan Piranti Sistem Pendukung CAD lebih baik daripada dengan penggunaan tools AutoCAD.
2. Mengetahui respon siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan multimedia model tutorial pada kompetensi dasar Menyiapkan Piranti Sistem Pendukung CAD.
1.4Manfaat Penelitian
Bertitik tolak dari tujuan yang dikemukakan diatas, maka setelah penelitan ini selesai dilakukan dan hasilnya diperoleh, diharapkan memiliki keinginan sebagai berikut.
1. Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini memberikan gambaran mengenai efektifitas penggunaan multimedia model tutorial pada Kompetensi Dasar Menyiapkan Piranti Sistem Pendukung CAD terhadap hasil belajar siswa
(14)
sehingga bisa menjadi acuan dalam memilih model pembelajaran yang lebih cocok digunakan pada saat peneliti menjadi seorang guru.
2. Bagi sekolah, diharapkan hasil penelitian ini memberikan sumbangan yang baik dalam rangka perbaikan hasil belajar pada Kompetensi Dasar Menyiapkan Piranti Sistem Pendukung CAD.
3. Bagi guru mata pelajaran Menggambar 2D dengan Sistem CAD, sebagai bahan dalam menentukan alternatif strategi pembelajaran untuk meningkatakan prestasi belajar pada Kompetensi Dasar Menyiapkan Piranti Sistem Pendukung CAD.
4. Bagi siswa, diharapkan menjadi motivasi untuk meningkatkan prestasi belajar dan memicu keseriusan dalam belajar terutama dalam menerima materi ajar sehingga penelitian ini bermanfaat bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam meningkatkan kemampuan memahami AutoCAD secara mandiri.
1.5Penjelasan Istilah
Menghindari kesimpangsiuran dan salah pengertian terhadap istilah yang terdapat dalam judul, maka terlebih dahulu peneliti akan mencoba menjelaskan maksud yang terdapat dalam judul tersebut. Hal ini diharapkan terdapat keseragaman landasan berfikir atau pemahaman antara peneliti dan pemabaca. Sesuai dengan judul yang diteliti, maka pengertian dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut.
1. Multimedia pembelajaran adalah metode yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pembelajaran disekolah, yang disampaikan melalui
(15)
komputer atau peralatan elektronik lainnya. Pada konteks ini penggunaan multimedia di kelas XI TPM SMK Negeri 6 Bandung merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa, yang diukur dengan menggunakan tes tertulis setelah menggunakan multimedia pembelajaran.
2. Model tutorial menurut Sudjana & Rivai (2003:139) adalah program pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan perangkat lunak berupa program komputer yang berisi materi pelajaran. Metode Tutorial pada dasarnya mengikuti pembelajaran pemrograman tipe Branching yaitu informasi atau mata pelajaran disajikan dalam unit-unit kecil.
3. Hasil belajar menurut Sudjana (2008:22) adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar siswa dinilai pada perubahan tingkah laku, menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam hal ini hasil belajar yang diperoleh siswa diukur berdasarkan hasilnya dengan menggunakan tes tertulis dari aspek kognitif level pemahaman setelah menggunakan multimedia pembelajaran.
1.6Struktur Organisasi Skripsi
Struktur Organisasi berperan sebagai pedoman penulis agar dalam penulisan skripsi ini lebih terarah, maka perlu dilakukan pembagian penulisan kedalam beberapa bab, sebagai berikut.
(16)
BAB I Pendahuluan, meliputi Latar Belakang, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Struktur Organisasi Skripsi.
BAB II Kajian Pustaka, berisi deskripsi teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan dan hipotesis.
BAB III Metodologi Penelitian, membahas metode yang digunakan dalam penelitian yang meliputi metode penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen, teknik analisis data.
BAB IV Hasil Penelitian, membahas mengenai hasil yang diperoleh setelah melakukan penelitian.
BAB V Kesimpulan dan Saran, berisikan kesimpulan dari penulis mengenai penelitian yang dilakukan serta berisikan saran-saran dari penulis.
(17)
29
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan multimedia model tutorial lebih baik dibandingkan dengan pemakaian tools pada AutoCAD dalam meningkatkan hasil belajar pada kompetensi dasar Menyiapkan Piranti Sistem Pendukung CAD. Peningkatan hasil belajar dapat diketahui dengan hasil pre-test dan post-test antara kelas yang menggunakan multimedia model tutorial dengan kelas yang menggunakan pemakaian tools AutoCAD.
Menurut tujuan penelitian yang telah dijelaskan tersebut diatas maka metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen semu (quasi
experiment). Rancangan penelitian eksperimen semu yang digunakan adalah dengan
desain penelitian Nonequivalent Control Group Design.
Pemilihan metode penelitian ini didasarkan pada ketepatan tujuan penelitian yang sejalan dengan metode penelitian ini. Metode ini juga dianggap memiliki kemantapan untuk memberikan perkiraan informasi yang diperoleh dengan tepat dan mendekati penelitian eksperimen sungguhan yang syarat-syaratnya sulit dipenuhi pada penelitian pendidikan. Hal ini terjadi karena kompleks dan sulitnya untuk mengontrol seluruh variabel terkait karena subjek yang dijadikan penelitian adalah manusia, dan sulit untuk mengontrol internal atau eksternal validitas yang mempengaruhi variabel.
(18)
3.2 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonequivalent
control group design. Dalam desain penelitian ini, terdapat dua kelompok yang terdiri
dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang tidak dipilih secara random. Kedua kelompok tersebut diberi pre-test untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pola desain pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Nonequivalent Control Group Design
GROUP PRETEST TREATMENT POSTTEST
Eksperimen T1 X T2
Kontrol T1 Y T2
Keterangan:
T1 = Tes awal yang diberikan pada siswa.
X = Pembelajaran dengan menggunakan multimedia model tutorial. Y = Pembelajaran dengan pemakaian tools AutoCAD.
(19)
3.3 Prosedur Penelitian
Alur prosedur penelitian digambarkan pada Gambar 3.1 berikut ini.
Gambar 3.1 Alur Prosedur Penelitian
Pengumpulan dan Pembuatan Bahan Media
Analisis Materi, Standar Isi dan Wacana Teks
Pembuatan Multimedia Validasi Multimedia Multimedia Model Tutorial Identifikasi Masalah dan Tujuan
Mulai
Pembuatan Instrumen Penelitian
Penentuan Kelas
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Pre-test Pre-test
Pembelajaran dengan menggunakan tools AutoCAD Pembelajaran dengan menggunakan
multimedia tutorial
Post-test Post-test
Analisis Data Kesimpulan dan Saran
(20)
Secara garis besar langkah-langkah atau prosedur pelaksanaannya dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Identifikasi Masalah dan tujuan masalah, Pada tahap ini peneliti melakukan identifikasi masalah yang terjadi di SMKN 6 Bandung dan menetapkan tujuan yang diperkirakan dapat menyelsaikan masalah pada Kompetensi Dasar Menyiapkan Piranti Sistem Pendukung CAD.
2. Pembuatan multimedia model tutorial, pada tahap ini diawali dengan menganalisis materi, standar isi, dan wacana teks, kemudian dilanjutkan lagi dengan kegiatan pengumpulan dan pembuatan bahan media, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan multimedia dan proses validasi melalui judgment oleh guru mata pelajaran Menggambar 2D dengan Sistem CAD dan multimedia ini akan terus diperbaiki hingga dianggap baik.
3. Membuat instrumen, pada tahap ini melakukan kegiatan pembuatan instrumen berupa lembar format judgment media dan materi dari multimedia pembelajarannya, lembar soal, RPP dan instrumen-instrumen tersebut divalidasi, diujicoba dan diperbaiki.
4. Penentuan kelas, pada tahap ini peneliti menentukan dua kelas yang dijadikan kelas eksperimen dan kontrol
5. Kelas Kontrol dan Eksperimen
a. Pre-test, pada tahap ini peneliti melakukan tes awal pada dua kelas yang akan
(21)
b. Proses treatment, pada tahap ini peneliti melakukan proses pembelajaran menggunakan multimedia untuk kelas eksperimen dan pemakaian tools AutoCAD untuk kelas kontrolnya.
c. Post-test, pada tahap ini peneliti melakukan tes akhir setelah kedua kelas
yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi treatmen yang berbeda. 6. Analisis Data, pada tahap ini peneliti melakukan analisis data untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
7. Kesimpulan dan saran, pada tahap ini peneliti menjawab rumusan masalah peneliian.
3.4 Paradigma Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:66) paradigma penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut: Paradigma penelitian dapat diartikan sebagai pandangan atau model, atau pola pikir yang dapat menjabarkan berbagai variabel yang akan diteliti kemudian membuat hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya, sehingga akan mudah dirumuskan masalah penelitian, pemilihan teori yang relevan rumusan yang diajukan metode/strategi penelitian, instrumen penelitian, teknik yang digunakan serta kesimpulan yang diharapkan.
(22)
3.5 Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi penelitian berada di Provinsi Jawa Barat di Kota Bandung, yaitu di SMK Negeri 6 Bandung. Subjek utama dalam penelitian penggunaan multimedia model tutorial ini adalah siswa kelas XI kompetensi keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 6 Bandung. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kelas XI TPM 1 sebagai kelas kontrol dan kelas XI TPM 4 sebagai kelas eksperimen. Jumlah siswa masing-masing kelas yang digunakan adalah 17 orang siswa.
3.6 Instrumen Penelitian
Sugiyono (2012:149) menyatakan bahwa “Jumlah instrumen penelitian
tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti”.
Menurut kutipan ini maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Kuisioner Multimedia
Instrumen digunakan untuk mengukur kelayakan multimedia pembelajaran model tutorial. Pada instrumen ini akan dilakukkan tiga tahap evaluasi yang menggunakan lembar evaluasi yaitu lembar evaluasi materi yang berfungsi untuk mengevaluasi media pembelajaran dari sisi materinya dan akan di evaluasi oleh Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Mesin dan guru AutoCAD SMKN 6 Bandung, kemudian lembar evaluasi yang kedua adalah lembar evaluasi produk media pembelajaran dari sisi medianya dan evaluasinya akan dilakukan oleh Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Mesin. Kemudian lembar
(23)
evaluasi yang ketiga adalah lembar evaluasi produk media dilihat dari sisi kesesuaian dengan ketertarikan dan manfaat penggunaan multimedia ini bagi siswa.
Proses pengujian instrumen multimedia pembelajaran model tutorial, yaitu berupa kuisioner yang diberikan kepada evaluator untuk mengevaluasi multimedia pembelajaran model tutorial dari sisi media dan dari sisi materinya, serta mengevaluasi multimedia pembelajaran model tutorial dari sisi kesesuaian dengan ketertarikan dan manfaat penggunaan multimedia ini bagi siswa. Proses evaluasi multimedia pembelajaran ini dengan penggunaan kuisioner dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang terdapat pada multimedia ini melalui indikator-indikator serta pertanyaan yang diberikan, kemudian diadakan perbaikan lagi setelah evaluasi dilakukan sampai menemukan hasil evaluasi yang dinyatakan minimal layak. Kemudian peneliti memilih menggunakan skala rating scale karena menurut Sugiyono (2012:134) bahwa “Penggunaan skala rating scale ini akan lebih fleksibel karena tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi atau responden terhadap fenomena lainnya, seperti skala untuk mengukur status sosial ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan dan lain-lain”. Cara menjawab skala rating scale ini adalah para responden hanya memberi tanda, yaitu tanda ceklis pada kemungkinan skala yang dipilihnya sesuai dengan pertanyaan atau indikator, selanjutnya angket yang telah diisi responden perlu dilakukan penilaian. Pemberian skor
(24)
pada skala rating scale masing-masing jawaban diberi bobot nilai yang berbeda. Berikut ini adalah uraian bobot nilainya.
4 : Sangat Layak/Sangat Setuju.
3 : Layak/Setuju.
2 : Kurang layak/Ragu-ragu.
1 : Tidak layak/Tidak Setuju. 0 : Sangat Tidak Layak/Sangat Tidak Setuju.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen untuk Ahli Materi Aspek
Penilaian Indikator
Desain Pembelajaran
Relevansi tujuan pembelajaran dengan SK/KD/Kurikulum Interaktivitas
Pemberian motivasi belajar
Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran Kedalaman pembahasan materi
Kemudahan untuk dipahami Sistematis, runut, alur logika jelas
Kejelasan uraian, pembahasan, dan contoh Ketuntasan materi
Relevansi gambar dan video dengan materi
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen untuk Ahli Media
No Aspek Penilaian Indikator
1.
Rekayasa
Perangkat Lunak
Usabilitas (mudah digunakan dan sederhana dalam pengoperasiannya)
Ketepatan pemilihan jenis
aplikasi/software/tool untuk pengembangan Kompatibilitas (media pembelajaran dapat diinstalasi/dijalankan di berbagai hardware dan software yang ada)
Reusable (sebagian atau seluruh program media pembelajaran dapat dimanfaatkan kembali untuk mengembangkan media pembelajaran
(25)
lain)
Efektif dan efisien dalam pengembangan maupun penggunaan media pembelajaran 2.
Komunikasi Visual
Komunikatif; sesuai dengan pesan dan dapat diterima/sejalan dengan keinginan sasaran Kreatif dalam ide berikut penuangan gagasan Sederhana dan memikat
Penggunaan Narasi Penggunaan Sound Effect Penggunaan Backsound Penggunaan Musik
Penggunaan Layout Design Penggunaan Typography Penggunaan Warna Penggunaan Animasi Penggunaan Movie
Penggunaan Ikon Navigasi
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen untuk Siswa
No. Pernyataan
1 Menggunakan multimedia ini membuat saya lebih mengerti tentang Piranti Sistem Pendukung CAD
2
Menggunakan multimedia ini membuat saya lebih fleksibel dalam waktu belajar untuk memahami tentang Piranti Sistem Pendukung CAD
3 Menggunakan multimedia ini membuat saya lebih memahami tentang pengaturan-pengaturan Piranti Sistem Pendukung CAD 4 Menggunakan multimedia ini membuat saya lebih mudah dalam
penyelsaian tugas dan kegiatan praktikum AutoCAD
5 Menggunakan multimedia ini membuat belajar saya lebih menarik 6 Menggunakan multimedia membuat saya lebih termotivasi lagi
untuk belajar lebih giat dalam mempelajari AutoCAD 7
Menggunakan multimedia ini membuat saya dapat belajar lebih dalam mempelajari AutoCAD tanpa harus malu bertanya didalam waktu pembelajaran dikelas kepada guru
(26)
2. Soal Tes
Instrumen digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Instrumen ini berupa soal yang digunakan untuk melakukan pre-test dan post-test sebagai data untuk menganalisis peningkatan hasil belajar. Instrumen ini digunakan setelah dikonsultasikan dan judgment guru mata pelajaran serta melewati serangkaian pengujian, yaitu pengujian validitas, realibilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda.
3.7 Proses Pengujian Instrumen
Proses pengujian instrumen soal untuk mengukur atau mengetahui soal yang akan digunakan apakah telah layak atau belum. Pengujian yang akan diterapkan pada instrumen soal ini diantaranya adalah sebagai berikut: validitas, realibilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda.
a. Uji Validitas
Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur, sebuah item (butir soal) dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total, skor pada item menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah.
Berdasarkan penjelasan di atas, dalam penelitian ini penulis mengadakan pengujian validitas soal dengan cara analisis butir soal. Untuk menguji validitas alat ukur, maka harus dihitung korelasinya menggunakan persamaan menurut Sugiyono (2012:255) yaitu sebagai berikut.
(27)
rxy =
………. (3.1)
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi.
∑X = Jumlah skor X.
∑Y = Jumlah skor Y.
∑XY = Jumlah skor X dan Y. N = Jumlah responden.
Setelah harga koefisien korelasi ( rxy) diperoleh, disubstitusikan ke rumus uji
‘t’ yaitu: t = r
……… (3.2)
Keterangan : t = Nilai t hitung.
n = Banyaknya data/jumlah responden. r = Koefisiensi korelasi.
Instrumen dinyatakan valid apabila thitung> ttabel dengan tingkat signifikansi
0,05.
Tabel 3.5 Tingkat Validitas
Interval Koefisien Korelasi (r) Tingkat Hubungan 0,00 ≤ r< 0,20 Sangat rendah 0,20 ≤ r< 0,40 Rendah 0,40 ≤ r< 0,60 Sedang 0,60 ≤ r< 0,80 Kuat 0,80 ≤ r< 1,000 Sangat Kuat
(28)
b. Reliabilitas Instrumen
Pada penelitian ini penulis berusaha mengukur tingkat reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus Spearman-Brown dengan teknik belah dua ganjil-genap. Adapun langkah-langkah yang digunakan menurut Arikunto (2006:170) adalah sebagai berikut.
1) Mengelompokkan skor butir soal bernomor ganjil sebagai belahan pertama dan skor butir soal bernomor genap sebagai belahan kedua.
2) Mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua dengan menggunakan rumus korelasi dan akan diperoleh harga rxy.
rxy =
……… (3.3)
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi.
∑X = Jumlah skor X.
∑Y = Jumlah skor Y.
∑XY = Jumlah skor X dan Y. N = Jumlah responden.
3) Menghitung indeks reliabilitas dengan menggunakan rumus
Spearman-Brown, yaitu:
r11 =
(29)
Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrumen.
= rxy yang disebut sebagai indeks korelasi antara dua
belahan instrumen.
Besar koefisien reliabilitas diinterpretasikan untuk menyatakan kriteria reliabilitas. Menurut kriterianya adalah sebagai berikut.
Tabel 3.6 Klasifikasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi (r11) Penafsiran
0,00 ≤ r11 < 0,20 Sangat Rendah
0,20 ≤ r11 < 0,40 Rendah
0,40 ≤ r11 < 0,60 Sedang
0,60 ≤ r11 < 0,80 Kuat
0,80 ≤ r11 < 1,00 Sangat Kuat
(Arikunto, 2010:319)
c. Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran (TK) butir tes pada dasarnya adalah peluang responden atau peserta tes untuk menjawab benar pada suatu butir soal. Untuk menghitung taraf kesukaran butir soal dapat digunakan rumus menurut Surapranata (2006:12) sebagai berikut.
p = ……….. (3.5) Keterangan :
p = Tingkat kesukaran satu butir soal tertentu.
(30)
Sm = Skor maksimum.
N = Jumlah seluruh siswa peserta test.
Kriteria tingkat kesukaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut. Tabel 3.7 Tingkat Kesukaran
Rentang Tk Kategori
0,00 ≤ p < 0,16 Sangat sukar, sebaiknya dibuang 0,16 ≤ p < 0,30 Sukar
0,30 ≤ p < 0,70 Sedang 0,70 ≤ p < 0,85 Mudah
0,85 ≤ p ≤1,00 Sangat mudah, sebaiknya dibuang
(Surapranata, 2006:21)
Menurut Ali dalam Pramuji (2009:52) menjelaskan bahwa “Soal
dengan tingkat kesukaran 0,20-0,80 dianggap baik untuk kepentingan penelitian”.
d. Daya Pembeda
Perhitungan daya pembeda dilakukan untuk mengukur sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai berdasarkan kriteria tertentu, sebagaimana diungkapkan Arikunto (2010:211)
bahwa “Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah)”.
Untuk menghitung daya pembeda setiap item ini dapat menggunakan rumus berikut.
(31)
Keterangan:
DP = Indeks daya pembeda satu butir soal tertentu. JA = Banyaknya peserta kelompok atas.
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah.
BA = Jumlah jawaban benar pada kelompok atas.
BB = Jumlah jawaban benar pada kelompok bawah.
PA = Proporsi peserta kelompok atas menjawab benar.
PB = Proporsi peserta kelompok bawah menjawab benar.
Tabel 3.8 Tingkat Daya Pembeda
Rentang Daya Pembeda Kategori
Negatif < DP < 0,10 Sangat buruk, harus dibuang 0,10 ≤DP < 0, 20 Buruk, sebaiknya dibuang
0,20 ≤DP < 0,30 Cukup, kemungkinan perlu direvisi
0,30 ≤DP < 0,50 Baik
DP ≥0,50 Sangat baik
(Pramuji, 2009:51) e. Menentukan Kriteria Kelulusan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SMK Negeri 6 Bandung untuk mata pelajaran produktif sebesar 75. Nilai yang digunakan untuk mengetahui standar kelulusan siswa adalah nilai post-test. Kriteria kelulusan dapat dilihat dari Tabel 3.8 berikut.
Tabel 3.9 Kriteria Kelulusan Nilai Kriteria Kelulusan
Nilai ≥ 75 Lulus Nilai < 75 Tidak Lulus
(32)
3.8 Teknik Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data yang tepat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Alat Tes Kualitatif, Alat Tes Kualitatif berupa Lembar Judgment (Judgment Media)/ Kuisioner, Lembar format judgment/kuisioner ini diberikan kepada dua orang dosen Jurusan Pendidikan Teknik Mesin UPI dan guru mata pelajaran AutoCAD SMKN 6 Bandung serta siswa.
2. Alat tes kuantitatif berupa soal tes yang diberikan kepada siswa baik kepada siswa kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Soal pre-test diberikan sebelum perlakuan dan soal post-test diberikan setelah perlakuan.
3.9Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan adalah pengujian homogenitas pada hasil
pre-test, pengujian normalitas pada data pre-test, post-test dan N-Gain, pengujian
hipotesis pada data N-Gain. Untuk lebih jelasnya dijelaskan sebagai berikut. 1. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menetukan sampel dari populasi dua kelas yang homogen. Apabila data menunjukan kelompok data homogen, maka data yang berasal dari populasi yang sama layak untuk digunakan. Rumus uji homogenitas yang digunakan menurut Siregar (2004:50) adalah sebagai berikut.
(33)
Keterangan:
= Varian terbesar.
= Varian terkecil.
2. Uji Normalitas
Uji normalitas data ini bertujuan untuk menguji apakah data yang diuji itu berdistribusi normal atau tidak. Suatu data dikatakan berdistribusi normal jika jumlah data diatas dan dibawah rata-rata adalah sama. Demikian juga simpangan bakunya (Sugiyono, 2011:176). Teknik pengujian normalitas data dilakukan dengan
menggunakan Chi Kuadrat (χ2
). Pengujian normalitas data dengan (χ2) dilakukan dengan cara membandingkan kurva normal yang terbentuk dari data yang terkumpul dengan kurva normal baku/standar. Menutut Sugiyono (2011:80), kurva normal baku yang luasnya mendekati 100% dibagi menjadi enam bidang berdasarkan simpangan bakunya, yaitu tiga bidang di bawah rata-rata dan tiga bidang diatas rata-rata. Luas enam bidang dalam kurva normal baku adalah 2,27%, 13,53%, 34,13%, 34,13%, 13,53% dan 2,27%.
Pada uji normalitas ini menggunakan aturan Sturgess dengan memperlihatkan tabel berikut.
Tabel 3.10 Persiapan Uji Normalitas
No. Kelas Interval
f
(34)
Adapun langkah-langkah pengujian normalitas data adalah sebagai berikut. a. Menentukan rentang (R)
R = - ……… (3.8) Keterangan:
= Data besar. = Data kecil.
b. Menentukan banyak kelas interval (i)
i = 1 + 3,3 log n ………... ( 3.9) Keterangan:
n = Jumlah sampel.
c. Menghitung jumlah kelas interval (P)
………. (3.10) Keterangan:
R = Rentang. i = Banyak kelas.
Berdasarkan data tersebut, kemudian dimasukan ke tabel distribusi frekuensi. d. Menghitung rata-rata (x)
……… (3.11) Keterangan:
fi = Jumlah frekuensi.
(35)
e. Menghitung standar deviasi (S)
………. (3.12) f. Menentukan batas bawah kelas interval ( )
= Bb– 0,5 kali desimal yang digunakan interval kelas
Keterangan:
Bb = Batas bawah interval.
g. Menentukan nilai Zi setiap batas bawah kelas interval
………. (3.13)
h. Melihat nilai peluang Zi pada tabel statistik, isikan pada kolom Lo, harga xi dan xn
selalu diambil nilai peluang 0,500.
Hitung nilai setiap kelas interval, isikan pada kolom Li, contoh Li = Lo1– Lo2
………. (3.14) i. Menghitung frekuensi harapan (ei)
ei = Li . ∑fi ……… (3.15)
j. Menghitung nilai Chi kuadrat (χ2) untuk menghitung P-value. k. Kelompok berdistribusi normal jika P-value > α = 0,05.
3. Nilai N-Gain
Uji N-Gain dipergunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa. Rumus yang digunakan untuk Uji N-Gain menurut Hake (2002:4) adalah sebagai berikut.
(36)
N-Gain =
………..
(3.16)
Tabel 3.11 Kriteria N-Gain
Batasan Kategori
G > 0,7 Tinggi
0,3 ≤ G ≤ 0,7 Sedang G < 0,3 Rendah
(Hake, 2002:4)
4. Uji Hipotesis
Sugiyono (2012:96) mengemukakan bahwa “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Uji t-test dilakukan dengan syarat data harus homogen dan normal, apabila data tidak berdistribusi normal dan tidak homogen maka hipotesis diuji dengan pengujian statistika non parametrik. Sebagaimana diungkapkan oleh Siregar (2003:284)
bahwa “Pengujian statistika non parametrik tidak mempermasalahkan bentuk distribusi asal sampel, dengan demikian tidak memerlukan pengujian normalitas
atau homogenitas”. Pengujian t-test yang dilakukan menurut Sugiyono (2010:273) adalah sebagai berikut.
t =
……….(3.17)
Keterangan :
(37)
= Nilai rata-rata kelas control. = Varians kelas eksperimen.
= Varians kelas control.
= Jumlah siswa kelas eksperimen. = Jumlah siswa kelas control.
Peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan multimedia lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang belajar dengan pemkaian tools AutoCAD. Hasil thitung yang telah didapatkan kemudian dibandingkan dengan
ttabel dengan kriteria pengujian thitung > ttabel artinya “Hasil belajar siswa yang
menggunakan multimedia lebih baik dibandingkan dengan siswa yang menggunakan pemakaian tools AutoCAD”.
(38)
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Peningkatan hasil belajar siswa dalam aspek kognitif tingkat pemahaman menggunakan multimedia model tutorial lebih baik dibandingkan dengan menggunakan tools AutoCAD.
2. Respon siswa terhadap multimedia model tutorial pada Kompetensi Dasar Menyiapkan Piranti Sistem Pendukung CAD adalah berkategori tinggi.
5.2Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, penulis memberikan saran-saran yang diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak yang terkait. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut.
1. Bagi guru, disarankan agar dapat menerapkan multimedia model tutorial ataupun model lainnya untuk Kompetensi Dasar Menyiapkan Piranti Sistem Pendukung CAD dan lainnya sebagai alternatif penerapan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan hasil belajar siswa.
(39)
2. Bagi sekolah, disarankan agar mengkaji mengenai penerapan multimedia model tutorial atau model lainnya, sehingga dapat menciptakan dan menerapkan media pembelajaran untuk materi-materi yang lain.
3. Bagi para peneliti lain, diharapkan dengan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan perbandingan untuk mengkaji, membuat, dan mennerapkan multimedia-multimedia dalam penelitian selanjutnya.
(40)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, A. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Djamarah, S. B. (2005). Guru dan Anak Didik. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, S. B. dan Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hake, R. R. (2002). Relationship of Individual Student Normalized Learning Gains in
Mechanis with Gender, High School Mathematics and Spatial Visualization.
[Online]. Tersedia: http://www.phscs_Indiana. e-du/hake [01 Agustus 2012] Ibrahim. (2001). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : University Press.
Pramuji, A. M. (2009). Pengaruh Model Pembelajaran Tandur terhadap
Kemampuan Pemahaman Konsep Standar Kompetensi Melakukan Teknik Pematrian. Skripsi Strata Pada FPTK UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Sanjaya, Wina. (2010). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Perdana Media Group
Siregar, S. (2004). Statistik Terapan. Jakarta: Grasindo.
Sudjana, N., dan Rivai, A. (2003). Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Surapranata, S. (2006). Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes. Bandung: Rosda.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.
(41)
Wahono, R.S. (2008). Tujuh Langkah Mudah Membuat Multimedia Pembelajaran [Online]. Tersedia
http://romisatriawahono.net/2008/03.03.7-langkah-mudah-membuat-multimediapembelajaran [10 September 2012]
Warsita,, Bambang. (2008). Teknologi Pembelajaran. Landasan & Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Winataputra, Udin S. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka
(1)
Kurniawan, 2013
PENGGUNAAN MULTIMEDIA MODEL TUTORIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MENYIAPKAN PIRANTI SISTEM PENDUKUNG CAD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
N-Gain =
………..
(3.16)
Tabel 3.11 Kriteria N-Gain Batasan Kategori
G > 0,7 Tinggi 0,3 ≤ G ≤ 0,7 Sedang G < 0,3 Rendah
(Hake, 2002:4)
4. Uji Hipotesis
Sugiyono (2012:96) mengemukakan bahwa “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Uji t-test dilakukan dengan syarat data harus homogen dan normal, apabila data tidak berdistribusi normal dan tidak homogen maka hipotesis diuji dengan pengujian statistika non parametrik. Sebagaimana diungkapkan oleh Siregar (2003:284) bahwa “Pengujian statistika non parametrik tidak mempermasalahkan bentuk distribusi asal sampel, dengan demikian tidak memerlukan pengujian normalitas atau homogenitas”. Pengujian t-test yang dilakukan menurut Sugiyono (2010:273) adalah sebagai berikut.
t =
……….(3.17)
Keterangan :
(2)
49
Kurniawan, 2013
PENGGUNAAN MULTIMEDIA MODEL TUTORIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MENYIAPKAN PIRANTI SISTEM PENDUKUNG CAD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu = Nilai rata-rata kelas control.
= Varians kelas eksperimen.
= Varians kelas control.
= Jumlah siswa kelas eksperimen. = Jumlah siswa kelas control.
Peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan multimedia lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang belajar dengan pemkaian tools AutoCAD. Hasil thitung yang telah didapatkan kemudian dibandingkan dengan ttabel dengan kriteria pengujian thitung > ttabel artinya “Hasil belajar siswa yang menggunakan multimedia lebih baik dibandingkan dengan siswa yang menggunakan pemakaian tools AutoCAD”.
(3)
64
Kurniawan, 2013
PENGGUNAAN MULTIMEDIA MODEL TUTORIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MENYIAPKAN PIRANTI SISTEM PENDUKUNG CAD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Peningkatan hasil belajar siswa dalam aspek kognitif tingkat pemahaman menggunakan multimedia model tutorial lebih baik dibandingkan dengan menggunakan tools AutoCAD.
2. Respon siswa terhadap multimedia model tutorial pada Kompetensi Dasar Menyiapkan Piranti Sistem Pendukung CAD adalah berkategori tinggi.
5.2Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, penulis memberikan saran-saran yang diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak yang terkait. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut.
1. Bagi guru, disarankan agar dapat menerapkan multimedia model tutorial ataupun model lainnya untuk Kompetensi Dasar Menyiapkan Piranti Sistem Pendukung CAD dan lainnya sebagai alternatif penerapan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan hasil belajar siswa.
(4)
65
2. Bagi sekolah, disarankan agar mengkaji mengenai penerapan multimedia model tutorial atau model lainnya, sehingga dapat menciptakan dan menerapkan media pembelajaran untuk materi-materi yang lain.
3. Bagi para peneliti lain, diharapkan dengan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan perbandingan untuk mengkaji, membuat, dan mennerapkan multimedia-multimedia dalam penelitian selanjutnya.
(5)
66
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, A. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Djamarah, S. B. (2005). Guru dan Anak Didik. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, S. B. dan Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hake, R. R. (2002). Relationship of Individual Student Normalized Learning Gains in
Mechanis with Gender, High School Mathematics and Spatial Visualization.
[Online]. Tersedia: http://www.phscs_Indiana. e-du/hake [01 Agustus 2012] Ibrahim. (2001). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : University Press.
Pramuji, A. M. (2009). Pengaruh Model Pembelajaran Tandur terhadap
Kemampuan Pemahaman Konsep Standar Kompetensi Melakukan Teknik Pematrian. Skripsi Strata Pada FPTK UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Sanjaya, Wina. (2010). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Perdana Media Group
Siregar, S. (2004). Statistik Terapan. Jakarta: Grasindo.
Sudjana, N., dan Rivai, A. (2003). Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Surapranata, S. (2006). Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes. Bandung: Rosda.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.
(6)
67
Kurniawan, 2013
PENGGUNAAN MULTIMEDIA MODEL TUTORIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MENYIAPKAN PIRANTI SISTEM PENDUKUNG CAD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Wahono, R.S. (2008). Tujuh Langkah Mudah Membuat Multimedia Pembelajaran [Online]. Tersedia
http://romisatriawahono.net/2008/03.03.7-langkah-mudah-membuat-multimediapembelajaran [10 September 2012]
Warsita,, Bambang. (2008). Teknologi Pembelajaran. Landasan & Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Winataputra, Udin S. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka