PENGGUNAAN MULTIMEDIA MODEL TUTORIALUNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI AJAR MODIFY KOMPETENSI DASAR MEMBUAT GAMBAR 2 DIMENSI.
PENGGUNAAN MULTIMEDIA MODEL TUTORIALUNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI AJAR
MODIFY KOMPETENSI DASAR MEMBUAT GAMBAR 2 DIMENSI
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan PendidikanTeknikMesin
Oleh
MALIK SAEPUL AHYAR NIM 0807845
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
Oleh
MALIK SAEPUL AHYAR
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© MALIK SAEPUL AHYAR 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
MALIK SAEPUL AHYAR NIM 0807845
PENGGUNAAN MULTIMEDIA MODEL TUTORIAL UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
AJAR MODIFY KOMPETENSI DASAR MEMBUAT GAMBAR
2 DIMENSI
Bandung, April 2014
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
DOSEN PEMBIMBING I
Drs. H. Mumu Komaro, MT. NIP.19660503 199202 1 001
DOSEN PEMBIMBING II
Drs. Ariyano, MT. NIP.19640804 199402 1 001
Mengetahui,
KETUA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FPTK
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(4)
Malik Saepul Ahyar, 2014
Penggunaan multimedia model tutorial untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN ... ii
ABSTRAK ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Pembatasan Masalah ... 5
D. Rumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 6
G. Struktur Organisasi Skripsi ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 8
A. Media Pembelajaran ... 8
1. Pengertian Media Pembelajaran ... 8
2. Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 9
3. Fungsi Media Pembelajaran ... 11
4. Manfaat Media Pembelajaran ... 15
(5)
Malik Saepul Ahyar, 2014
Penggunaan multimedia model tutorial untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
B. Aspek Penilaian Multimedia Pembelajaran ... 16
C. Multimedia Interaktif ... 17
D. Multimedia Pembelajaran model Tutorial ... 21
E. Langkah-langkah Produksi Multimedia Interaktif Model Tutorial... 21
F. Pengertian Hasil Belajar ... 24
G. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 25
H. Hubungan antara Media dengan Hasil Belajar ... 26
I. Sistem Evaluasi ... 27
1. Pengertian Evaluasi ... 27
2. Jenis-jenis Evaluasi ... 28
3. Jenis-jenis Alat Evaluasi ... 28
J. Menggambar 2 Dimensi dengan Sistem CAD ... 29
K. Penelitian-penelitian relevan ... 30
L. Kerangka Pemikiran ... 30
M. Hipotesis Penelitian ... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 33
B. Metode dan Desain Penlitian ... 33
C. Prosedur Penelitian ... 35
D. Definisi Operasional ... 37
E. Instrumen Penelitian ... 37
F. Proses Pengembangan Instrumen... 41
G. Teknik Pengumpulan Data ... 42
H. Teknik Analisis Data ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48
(6)
Malik Saepul Ahyar, 2014
Penggunaan multimedia model tutorial untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
2. Deskripsi Data Angket ... 49
3. Deskripsi Data Hasil Pengenmbangan Soal Pretest dan Postest ... 49
4. Deskripsi Data Pretest dan Postest ... 50
B. Analisis Data ... 53
C. Uji Hipotesis ... 55
D. Pembahasan ... 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 61
A. Kesimpulan ... 61
B. Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... xiv LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
(7)
ABSTRACT
Saepul Malik A , 0807845 : Use of Multimedia Tutorial Model to Improve Outcomes Students learn some vital lessons on Basic Competence Teaching Materials Modify Create Image 2 Dimensions.
The low student learning outcomes in basic competencies Makes Figure 2 Dimensions in class XII Frame Construction Engineering Aircraft SMK 12 London Academic Year 2013/2014 due to the limited instructional time , teachers too fast delivery with varied abilities of students , lack of attention and concentration on what students presented by the teacher . Being one of the drivers to implement the model a multimedia tutorial . To that end , research has been conducted on the use of the model a multimedia tutorial on learning basic competencies Creating Dimension Figure 2 . This study aims to obtain a picture of the students' responses , the difference improving student learning outcomes , and achievement of KKM after following the process of learning by using multimedia models using handouts AutoCAD tutorial on Creating Basic Competence Dimension Figure 2 . The research method using quasi-experimental methods ( quasi- experimental research) . Data collection was conducted using a test that is pre - test and post - test and student questionnaire responses . The results showed an increase in higher learning outcomes in the class that uses the multimedia tutorial on Basic Competency Model Making Figure 2 Dimensions of the average value of N - Gain reaches 0.54 compared to the class using AutoCAD handout with an average value of N - gain is only reached 0.33 . Use of multimedia learning tutorial models also lead to students more easily understand the content of the material and help facilitate their learning process . As terinterpretasikan the poll result that is equal to 90.2 % is included in the criteria for a high response . Achievement KKM class that uses the multimedia tutorial on Creating Basic Competence Dimension Figure 2 is equal to 79.17 % compared with the graduating class using AutoCAD handout with the achievement of KKM 25 % pass .
(8)
Malik Saepul A, 0807845: Penggunaan Multimedia Model Tutorial untuk Meningkatkan Hasil Belajara Siswa pada Materi Ajar Modify Kompetensi Dasar Membuat Gambar 2 Dimensi.
Rendahnya hasil belajar siswa pada Kompetensi Dasar Membuat Gambar 2 Dimensi pada siswa kelas XII Teknik Konstruksi Rangka Pesawat Udara SMKN 12 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 dikarenakan waktu pembelajaran terbatas, penyampaian guru terlalu cepat dengan kemampuan siswa yang bervariatif, kurangnya perhatian dan konsentrasi siswa terhadap apa yang disampaikan oleh guru. Menjadi salah satu pendorong untuk menerapkan multimedia model tutorial. Untuk itu, telah dilakukan penelitian mengenai penggunaan multimedia model tutorial pada proses pembelajaran Kompetensi Dasar Membuat Gambar 2 Dimensi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran respon siswa, perbedaan peningkatan hasil belajar siswa, dan pencapaian KKM setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan multimedia model tutorial dengan menggunakan handout AutoCAD pada Kompetensi Dasar Membuat Gambar 2 Dimensi. Metode penelitian yang dilakukan menggunakan metode eksperimental semu (quasi eksperimental research). Pengumpulan data dilakukan menggunakan tes yaitu pre-test dan post-test serta angket respon siswa. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan hasil belajar yang lebih tinggi pada kelas yang menggunakan multimedia model tutorial pada Kompetensi Dasar Membuat Gambar 2 Dimensi dengan nilai rata-rata N-Gain mencapai 0,54 dibandingkan dengan kelas yang menggunakan handout AutoCAD dengan nilai rata-rata N-Gain yang hanya mencapai 0,33. Penggunaan multimedia model tutorial juga menyebabkan siswa lebih mudah memahami isi materi dan membantu mempermudah proses pembelajaran mereka. Seperti yang terinterpretasikan dalam hasil angket yaitu sebesar 90,2% yang termasuk dalam kriteria respon yang tinggi. Pencapaian KKM pada kelas yang menggunakan multimedia tutorial pada Kompetensi Dasar Membuat Gambar 2 Dimensi yaitu sebesar 79,17% lulus dibandingkan dengan kelas yang menggunakan handout AutoCAD dengan pencapaian KKM 25% lulus.
(9)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
SMK merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bertanggungjawab untuk menciptakan sumberdaya manusia yang memiliki kemampuan, keterampilan dan keahlian, sehingga lulusannya dapat mengembangkan kinerja apabila terjun dalam dunia kerja. Pendidikan SMK bertujuan meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian, serta menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional.
SMKN 12 Bandung merupakan sekolah kejuruan penerbangan yang menerapkan KTSP, sehingga dalam penyusunan rencana dan pengaturan tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara penggunaannya disusun oleh SMK itu sendiri. Di SMKN 12 Bandung khususnya Jurusan Teknik pemesinan, kontruksi, dan elektronika terdapat Mata Pelajaran Menggambar 2D dengan sistem CAD. AutoCAD adalah sebuah program aplikasi (software) yang digunakan untuk menggambar dan mendisain gambar, seperti: gambar mesin, arsitek, sipil, elektro dan lain-lain, karena program AutoCAD mempunyai kemudahan dan keunggulan untuk membuat gambar dengan cepat dan akurat serta memberikan hasil terbaik, bisa digunakan untuk memodifikasi gambar diperbesar atau diperkecil skalanya tanpa mengalami perubahan kualitas.
SMKN 12 Bandung khususnya pada jurusan Kontruksi Rangka Pesawat Udara, telah mengupayakan pengefektifan pembelajaran dengan didukung tenaga pengajar yang berkompeten dan fasilitas belajar yang terus dilengkapi. Namun hal ini masih dirasa belum cukup dalam pencapaian realisasi kurikulum. Kendala lainnya yang memungkinkan hal tersebut yaitu kurangnya pengemasan pelaksanaan pembelajaran yang cenderung tidak variatif dan kurang menarik minat siswa, dengan demikian perlu adanya evaluasi pelaksanaan pembelajaran.
(10)
Menurut hasil observasi diperoleh data bahwa prestasi belajar siswa ketika mengikuti kegiatan UAS pada Mata Diklat Menggambar 2D dengan sistem CAD cukup rendah. Hasil observasi dan wawancara kepada siswa Rendahnya prestasi belajar siswa disebabkan karena: (1) penyampaian materi oleh guru yang kadang terlalu cepat, padahal daya tangkap siswa bervariatif, sehingga banyak siswa yang kurang mampu menangkap materi pelajaran sepenuhnya; (2) kurangnya perhatian atau konsentrasi siswa terhadap apa yang disampaikan oleh guru; (3) penggunaan media pembelajaran berbasis komputer untuk perintah-perintah yang detail pada Mata diklat Menggambar 2D dengan sistem CAD belum digunakan oleh guru. Misalnya: penggunaan media pembelajaran menggunakan internet, CD multimedia interaktif, video pembelajaran, dan media berbasis komputer menggunakan
software flash; menurut identifikasi masalah tersebut yang dilihat dari 3 tahun ke
belakang sehingga tujuan kompentesi dasar dan KKM yang telah ditetapkan tidak dapat tercapai. Rendahnya kompetensi dasar Membuat gambar 2D dengan Sistem CAD dijabarkan dalam tabel 1.1 sebagai berikut:
Tabel 1.1 Hasil Nilai UAS KRPU dari 2011-2013 Sebelum Remedial
Interval nilai Jumlah siswa Total (%)
2011/2012 2012/2013 2013/2014 Perolehan
siswa
% Perolehan siswa
% Perolehan siswa
%
X < 7,50 32 57 36 55 37 55 55
X > 7,50 25 43 29 45 28 45 45
Jumlah siswa 57 siswa 65 siswa 65 siswa 187 siswa
(Sumber Guru mata pelajaran AutoCAD) Menurut data yang dipaparkan dalam Tabel 1.1 menyatakan bahwa para siswa tingkat XII KRPU SMKN 12 Bandung Periode 3 tahun ke belakang pada mata pelajaran Menggambar 2D dengan Sistem CAD mendapatkan nilai UAS sebelum diremedial yaitu di bawah KKM, sedangkan KKM di SMKN 12 bandung adalah 7,50. Dengan demikian secara umum dapat dikatakan bahwa siswa belum lulus.
(11)
3
Media pembelajaran dalam pendidikan sebagai salah satu sarana meningkatkan mutu pendidikan sangat penting dalam proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran dalam pendidikan dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam poses belajar mengajar yang pada gilirannya dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.
Seperti yang dikemukakan oleh Sudjana dan Rivai (2002 : 2) di dalam Rusman et al. (2012 : 62) di dalam proses belajar mengajar yaitu:bahwa manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, adalah sebagai berikut: (1) pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar; (2) bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran; (3) metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabiasn tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran; (4) siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru,tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
Teknologi multimedia tidak bisa dipungkiri bahwa mampu memberi kesan dalam bidang media pembelajaran karena bisa mengintegrasikan teks, grafik, animasi, audio, dan video. Multimedia telah mengembangkan proses pengajaran dan pembelajaran kearah yang lebih dinamik. Namun lebih penting ialah pemahaman tentang bagaimana menggunakan teknologi tersebut dengan lebih efektif dan dapat menghasilkan idea untuk pengajaran dan pembelajaran. Pada masa sekarang, guru perlu mempunyai kemahiran dan keyakinan diri dalam menggunakan teknologi ini dengan cara yang berkesan. Dengan berkembangnya teknologi multimedia, penggunaan computer multimedia dalam proses pengajaran dan pembelajaran adalah dengan tujuan meningkatkan mutu pengajaran dan pembelajaran. Unsur-unsur video, bunyi, teks dan grafik dapat dikemas menjadi satu melalui pembelajaran berbasis computer (PBK).
Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Karakteristik multimedia interaktif adalah sebagai berikut: (1) Memiliki lebih dari satu media yang
(12)
konvergen misalnya menggabungkan audio dan visual; (2) Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk mengakomodasi respon pengguna; (3) Bersifat mandiri, dalam pengertian memberi kemudahan dan kelengkapan isi sedemikian rupa sehingga pengguna bisa menggunakan tanpa bimbingan orang lain; (4) Mampu memperkuat respon pengguna secepatnya dan sesering mungkin; (5) Mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengontrol laju kecepatan belajarnya sendiri; (6) Memperhatikan bahwa siswa mengikuti suatu urutan yang jelas dan terkendali. Selain itu multimedia interaktif mampu memberikan kesempatan adanya partisipasi dari siswa dalam bentuk respon, baik berupa jawaban, pemilihan, keputusan, percobaan, dan lain-lain.
Berdasarkan uraian tersebut maka diharapkan penggunaan multimedia model tutorial dapat mengatasi permasalahan rendahnya prestasi belajar siswa pada Kompetensi Dasar Membuat Gambar 2D. Selain itu, penggunaan multimedia model tutorial bisa menggantikan sebagian pekerjaan guru, sampai suatu hari nanti multimedia model tutorial bisa menggantikan seorang guru untuk menyampaikan materi kepada siswa. Maka multimedia model tutorial ini sangat cocok terhadap mata pelajaran Auto CAD yang mempunyai karakteristik sama, salah satunya adalah belajar mandiri tanpa adanya guru dan harus sering banyak berlatih dengan memperhatikan suatu urutan yang jelas dan terkendali sesuai dengan ketentuan silabus atau kurikulum sekolah dan diakhiri dengan mengerjakan latihan soal yang hasilnya dapat diketahui oleh siswa, sehingga materi yang kurang dipahami dapat dipelajari berulang-ulang lebih mendalam, selain itu siswa juga bisa mengontrol laju kecepatan belajarnya sendiri. Di SMKN 12 Bandung juga dapat dijadikan alternatif memperbaiki mutu pembelajaran Mata Diklat Menggambar 2D dengan sistem CAD serta menjadi solusi terbatasnya waktu pembelajaran didalam kelas bagi siswa-siswi dalam waktu pembelajaran Menggambar 2D dengan sistem CAD.
Atas latar belakang yang sudah diutarakan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan Multimedia Model Tutorial Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Ajar Modify Kompetensi Dasar Membuat Gambar 2 Dimensi”
(13)
5
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Penyampaian materi oleh guru yang kadang terlalu cepat, padahal daya tangkap siswa bervariatif, sehingga banyak siswa yang kurang mampu menangkap materi pelajaran sepenuhnya.
2. Kurangnya perhatian atau konsentrasi siswa terhadap apa yang disampaikan oleh guru.
3. Penggunaan media pembelajaran berbasis komputer untuk perintah-perintah yang detail pada Mata diklat Menggambar 2D dengan sistem CAD belum digunakan oleh guru.
C. Pembatasan masalah
Semakin sempit ruang lingkup masalahnya, maka informasi yang dibutuhkan akan semakin spesifik. Hal ini lah yang diharapkan dalam penelitian ini. Untuk lebih efisien dalam malaksanakan penelitian ini maka terdapat batasan-batasan permasalahan. Batasan–batasan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya perhatian atau konsentrasi siswa terhadap apa yang disampaikan oleh guru.
2. Penggunaan media pembelajaran berbasis komputer untuk perintah-perintah yang detail pada Mata diklat Menggambar 2D dengan sistem CAD belum digunakan oleh guru.
(14)
Berdasarkan pembatasan masalah, rumusan masalah pada penelitian ini yaitu “Bagaimana penggunaan Multimedia model tutorial untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi ajar modify kompetensi dasar membuat gambar 2 dimensi?”.
Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas maka akan muncul pertanyaan-pertanyaan penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana respon siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan multimedia model tutorial pada materi ajar modify pada kompetensi dasar membuat gambar 2D pada mata pelajaran autoCAD?
2. Bagaimana gambaran apakah peningkatan hasil belajar siswa dengan penggunaan multimedia model tutorial pada materi ajar Modify Kompetensi Dasar membuat gambar 2D lebih baik daripada dengan penggunaan handout? 3. Bagaimana hasil gambaran pencapaian KKM siswa dengan penggunaan
multimedia model tutorial pada materi ajar Modify kompetensi dasar membuat gambar 2D?
E. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian merupakan keinginan peneliti berupa jawaban yang hendak dicari melalui proses penelitian. Tujuan penelitian berhubungan erat dengan rumusan masalah yang diajukan. Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, tujuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui respon siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan multimedia model tutorial pada materi ajar modify pada kompetensi dasar membuat gambar 2D pada mata pelajaran konstruksi rangka pesawat udara (KRPU).
2. Untuk mendapatkan gambaran apakah peningkatan hasil belajar siswa dengan penggunaan multimedia model tutorial pada materi ajar Modify Kompetensi Dasar membuat gambar 2D lebih baik daripada dengan penggunaan handout. 3. Untuk mendapat hasil gambaran pencapaian KKM siswa dengan penggunaan
multimedia model tutorial pada materi ajar Modify kompetensi dasar membuat gambar 2D.
(15)
7
F. Manfaat Penelitian
Bertitik tolak dari tujuan yang dikemukakan diatas, maka setelah penelitian ini selesai dilakukan dan hasilnya diperoleh, diharapkan memiliki keinginan sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini memberikan gambaran mengenai pengaruh pembelajaran dengan menggunakan multimedia model tutorial pada materi ajar Modify Kompetensi Dasar membuat gambar 2D terhadap hasil belajar siswa sehingga bisa menjadi acuan dalam memilih media pembelajaran yang lebih cocok digunakan pada saat peneliti menjadi seorang guru.
2. Bagi sekolah, diharapkan hasil penelitian ini memberikan sumbangan yang baik dalam rangka perbaikan hasil belajar pada Kompetensi Dasar membuat gambar 2D khususnya materi ajar modify
3. Bagi guru mata pelajaran Konstruksi Rangka Pesawat Udara (KRPU), sebagai bahan dalam menentukan alternatif strategi pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar pada Kompetensi Dasar membuat gambar 2D khususnya materi ajar Modify
4. Bagi siswa, diharapkan menjadi motivasi untuk meningkatkan prestasi belajar dan memicu keseriusan dalam belajar terutama dalam menerima materi ajar sehingga penelitian ini bermanfaat bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam meningkatkan kemampuan memahami AutoCAD secara mandiri.
G. Struktur Organisasi Skripsi
Sistematika penulisan berperan sebagai pedoman penulis agar dalam penulisan skripsi ini lebih terarah, maka perlu dilakukan pembagian penulisan ke dalam beberapa bab, sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN berisi mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan dan pembatasan masalah, penjelasan istilah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA berisi landasan teori dan hipotesis penelitian yang meliputi teori yang mendukung, anggapan dasar dan hipotesis.
(16)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN berisi mengenai metode penelitian, data dan sumber data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik pengolahan data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN berisi mengenai penjelasan deskripsi data, analisis data, dan pembahasan penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN berisi hasil penelitian yang disimpulkan dan sekaligus diberikan saran-saran yang perlu diperhatikan.
(17)
Malik Saepul Ahyar, 2014
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi penelitian berada di Provinsi Jawa Barat di Kota Bandung, yaitu di SMK Negeri 12 Bandung. Subjek utama dalam penelitian penggunaan multimedia model tutorial ini adalah siswa kelas XII kompetensi keahlian Konstruksi Rangka Pesawat udara SMK Negeri 12 Bandung. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kelas XII KRPU 1 sebagai kelas kontrol dan kelas XII KRPU 2 sebagai kelas eksperimen. Jumlah siswa masing-masing kelas yang digunakan adalah 32 orang siswa.
B. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan multimedia model tutorial lebih baik dibandingkan dengan pemakaian handout pada AutoCAD dalam meningkatkan hasil belajar pada materi ajar modify kompetensi dasar menggambar 2 dimensi dengan sistem CAD. Perbedaan peningkatan hasil belajar dapat diketahui dari perbedaan nilai gain ternormalisasi (N-gain) antara kelas yang menggunakan multimedia model tutorial dengan kelas yang menggunakan pemakaian handout AutoCAD.
Menurut tujuan penelitian yang telah dijelaskan tersebut diatas maka metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen semu (quasi
experiment). Rancangan penelitian eksperimen semu yang digunakan adalah dengan
desain penelitian Nonequivalent Control Group Design.
Pemilihan metode penelitian ini didasarkan pada ketepatan tujuan penelitian yang sejalan dengan metode penelitian ini. Metode ini juga dianggap memiliki kemantapan untuk memberikan perkiraan informasi yang diperoleh dengan tepat dan
(18)
Malik Saepul Ahyar, 2014
mendekati penelitian eksperimen sungguhan yang syarat-syaratnya sulit dipenuhi pada penelitian pendidikan. Hal ini terjadi karena kompleks dan sulitnya untuk mengontrol seluruh variabel terkait karena subjek yang dijadikan penelitian adalah manusia, dan sulit untuk mengontrol internal atau eksternal validitas yang mempengaruhi variabel.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonequivalent
control group design. Dalam desain penelitian ini, terdapat dua kelompok yang terdiri
dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang tidak dipilih secara random. Kedua kelompok tersebut diberi pre-test untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pola desain pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Nonequivalent Control Group Design
GROUP PRETEST TREATMENT POSTTEST
Eksperimen TE1 X TE1
Kontrol TK1 Y TK1
Keterangan :
TE1 = Tes awal yang diberikan pada kelas exsperimen sebelum diberi perlakuan TK1 = Tes awal yang diberikan pada kelas kontrol sebelum diberi perlakuan X = Pembelajaran dengan menggunakan multimedia model tutorial Y = Pembelajaran dengan pemakaian handout AutoCAD
TE1 = Tes akhir yang diberikan pada kelas exsperimen sesudah dikasih perlakuan TK1 = Tes akhir yang diberikan pada kelas kontrol sesudah dikasih perlakuan
(19)
35
Malik Saepul Ahyar, 2014 C. Prosedur Penelitian
Alur prosedur penelitian digambarkan pada Gambar 3.1 berikut ini.
(20)
Malik Saepul Ahyar, 2014
Gambar 3.1 Alur Prosedur Penelitian
Secara garis besar langkah-langkah atau prosedur pelaksanaannya dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Identifikasi Masalah dan tujuan masalah, Pada tahap ini peneliti melakukan identifikasi masalah yang terjadi di SMKN 12 Bandung dan menetapkan tujuan yang diperkirakan dapat menyelsaikan masalah pada materi ajar modify Kompetensi Dasar menggambar 2 dimensi dengan sistem CAD.
2. Pembuatan multimedia model tutorial, pada tahap ini diawali dengan menganalisis materi, standar isi, dan wacana teks, kemudian dilanjutkan lagi dengan kegiatan pengumpulan dan pembuatan bahan media, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan multimedia dan proses validasi melalui judgment oleh guru mata pelajaran Menggambar 2D dengan Sistem CAD dan multimedia ini akan terus diperbaiki hingga dianggap baik.
3. Membuat instrumen, pada tahap ini melakukan kegiatan pembuatan instrumen berupa lembar format judgment media dan materi dari multimedia pembelajarannya, lembar soal, RPP dan instrumen-instrumen tersebut divalidasi, diujicoba dan diperbaiki.
4. Penentuan kelas, pada tahap ini peneliti menentukan dua kelas yang dijadikan kelas eksperimen dan kontrol
(21)
37
Malik Saepul Ahyar, 2014
a. Pre-test, pada tahap ini peneliti melakukan tes awal pada dua kelas yang akan
dijadikan objek penelitian
b. Proses treatment, pada tahap ini peneliti melakukan proses pembelajaran menggunakan multimedia untuk kelas eksperimen dan pemakaian handout AutoCAD untuk kelas kontrolnya.
c. Post-test, pada tahap ini peneliti melakukan tes akhir setelah kedua kelas
yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi treatmen yang berbeda. 6. Analisis Data, pada tahap ini peneliti melakukan analisis data untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
7. Kesimpulan dan saran, pada tahap ini peneliti menjawab rumusan masalah peneliian.
D. Definisi operasional
Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian dan memudahkan ungkapan yang dimaksud yang terdapat pada judul. Terdapat definisi operasional pada judul penelitian ini yaitu Pengaruh Pembelajaran Dengan Menggunakan Multimedia Model Tutorial Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Ajar Modify Kompetensi Dasar Membuat Gambar 2 Dimensi ditinjau dari studi komparasi antara penggunaan multimedia interaktif model tutorial dengan media handout.
1. Multimedia interaktif model tutorial yang dimaksud pada penelitian ini yaitu media pembelajaran yang mengkombinasikan audio visual, teks, dan video tutorial mejelaskan langkah-langkah pengaplikasian materi modify autoCAD dengan media proyeksi berupa layar komputer.
2. Hasil belajar siswa dalam penelitian ini diartikan sebagai perubahan kemampuan pada aspek kognitif (pemahaman) siswa yang diukur dengan menggunakan
(22)
Malik Saepul Ahyar, 2014
3. Materi ajar modify yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu fasilitas pengeditan gambar autoCAD yang bisa diambil melalui menu Modify. Perintah tersebut bisa diambil dari menu bar atau diketik langsung melalui keyboard.
E. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2012:149) menyatakan bahwa “Jumlah instrumen penelitian
tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti”.
Menurut kutipan ini maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Kuisioner Multimedia
Instrumen digunakan untuk mengukur kelayakan multimedia pembelajaran model tutorial. Pada instrumen ini akan dilakukkan tiga tahap evaluasi yang menggunakan lembar evaluasi yaitu lembar evaluasi materi yang berfungsi untuk mengevaluasi media pembelajaran dari sisi materinya dan akan di evaluasi oleh Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Mesin dan guru AutoCAD SMKN 12 Bandung, kemudian lembar evaluasi yang kedua adalah lembar evaluasi produk media pembelajaran dari sisi medianya dan evaluasinya akan dilakukan oleh Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Mesin. Kemudian lembar evaluasi yang ketiga adalah lembar evaluasi produk media dilihat dari sisi kesesuaian dengan ketertarikan dan manfaat penggunaan multimedia ini bagi siswa.
Proses pengujian instrumen multimedia pembelajaran model tutorial, yaitu berupa kuisioner yang diberikan kepada evaluator untuk mengevaluasi multimedia pembelajaran model tutorial dari sisi media dan dari sisi materinya, serta mengevaluasi multimedia pembelajaran model tutorial dari sisi kesesuaian dengan ketertarikan dan manfaat penggunaan multimedia ini bagi siswa. Proses evaluasi multimedia pembelajaran ini dengan penggunaan kuisioner dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang terdapat pada
(23)
39
Malik Saepul Ahyar, 2014
multimedia ini melalui indikator-indikator serta pertanyaan yang diberikan, kemudian diadakan perbaikan lagi setelah evaluasi dilakukan sampai menemukan hasil evaluasi yang dinyatakan minimal layak. Kemudian peneliti memilih menggunakan skala rating scale karena menurut Sugiyono (2012:134) bahwa “Penggunaan skala rating scale ini akan lebih fleksibel karena tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi atau responden terhadap fenomena lainnya, seperti skala untuk mengukur status sosial ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan dan lain-lain”. Cara menjawab skala rating scale ini adalah para responden hanya memberi tanda, yaitu tanda ceklis pada kemungkinan skala yang dipilihnya sesuai dengan pertanyaan atau indikator, selanjutnya angket yang telah diisi responden perlu dilakukan penilaian. Untuk pemberian skor pada skala rating
scale masing-masing jawaban diberi bobot nilai yang berbeda. Untuk lebih
jelasnya perhatikan uraian berikut ini: 4 : Sangat Layak/Sangat Setuju
3 : Layak/Setuju
2 : Kurang layak/Ragu-ragu
1 : Tidak layak/Tidak Setuju
0 : Sangat Tidak Layak/Sangat Tidak Setuju
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen untuk Ahli Materi Aspek
Penilaian Indikator
Desain Pembelajaran
Relevansi tujuan pembelajaran dengan SK/KD/Kurikulum Interaktivitas
Pemberian motivasi belajar
Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran Kedalaman pembahasan materi
Kemudahan untuk dipahami Sistematis, runut, alur logika jelas
(24)
Malik Saepul Ahyar, 2014
Kejelasan uraian, pembahasan, dan contoh Ketuntasan materi
Relevansi gambar dan video dengan materi
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen untuk Ahli Media
No Aspek Penilaian Indikator
1.
Rekayasa
Perangkat Lunak
Usabilitas (mudah digunakan dan sederhana dalam pengoperasiannya)
Ketepatan pemilihan jenis
aplikasi/software/tool untuk pengembangan Kompatibilitas (media pembelajaran dapat diinstalasi/dijalankan di berbagai hardware dan software yang ada)
Reusable (sebagian atau seluruh program media pembelajaran dapat dimanfaatkan kembali untuk mengembangkan media pembelajaran lain)
Efektif dan efisien dalam pengembangan maupun penggunaan media pembelajaran 2.
Komunikasi Visual
Komunikatif; sesuai dengan pesan dan dapat diterima/sejalan dengan keinginan sasaran Kreatif dalam ide berikut penuangan gagasan Sederhana dan memikat
Penggunaan Narasi Penggunaan Sound Effect Penggunaan Backsound Penggunaan Musik
Penggunaan Layout Design Penggunaan Typography Penggunaan Warna Penggunaan Animasi Penggunaan Movie
Penggunaan Ikon Navigasi
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen untuk Siswa
No. Pernyataan
(25)
41
Malik Saepul Ahyar, 2014
materi ajar modify kompetensi dasar menggambar 2 dimensi 2
Menggunakan multimedia ini membuat saya lebih fleksibel dalam waktu belajar untuk memahami tentang materi ajar modify kompetensi dasar menggambar 2 dimensi
3
Menggunakan multimedia ini membuat saya lebih memahami tentang langkah-langkah materi ajar modify kompetensi dasar 2 dimensi
4 Menggunakan multimedia ini membuat saya lebih mudah dalam penyelsaian tugas dan kegiatan praktikum AutoCAD
5 Menggunakan multimedia ini membuat belajar saya lebih menarik 6 Menggunakan multimedia membuat saya lebih termotivasi lagi
untuk belajar lebih giat dalam mempelajari AutoCAD 7
Menggunakan multimedia ini membuat saya dapat belajar lebih dalam mempelajari AutoCAD tanpa harus malu bertanya didalam waktu pembelajaran dikelas kepada guru
8 Penggunaan multimedia ini tidak perlu dikembangkan 2. Soal Tes
Instrumen digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Instrumen ini berupa soal yang digunakan untuk melakukan pre-test dan post-test sebagai data untuk menganalisis peningkatan hasil belajar. Instrumen ini digunakan setelah dikonsultasikan dan judgment guru mata pelajaran.
F. Proses Pengembangan Instrumen
Proses pengujian instrumen soal untuk mengukur atau mengetahui soal yang akan digunakan apakah telah layak atau belum. Pengujian yang akan diterapkan pada instrumen soal ini adalah expert judgment.
1. Expert Judgment
Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur, sebuah item (butir soal) dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total, skor pada item menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah.
(26)
Malik Saepul Ahyar, 2014
Berdasarkan penjelasan di atas, dalam penelitian ini penulis mengadakan pengujian expert judgment, pengujian expert judgment adalah pengujian instrumen butir soal tes oleh para ahli dibidangnya atau pada mata pelajaran tersebut.
2. Menentukan Kriteria Kelulusan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SMK Negeri 12 Bandung untuk mata pelajaran produktif sebesar 7,5. Nilai yang digunakan untuk mengetahui standar kelulusan siswa adalah nilai post-test. Kriteria kelulusan dapat dilihat dari Tabel 3.5 berikut.
Tabel 3.5 Kriteria Kelulusan
Aspek Skor (0-100) Bobot Nilai Keterangan
Kognitif 4 Syarat kelulusan, nilai
akhir minimal adalah 7,5 (Lulus ≥ 7,5)
(Tidak lulus<7,5)
Psikomotor 4
Afektif 2
Nilai Akhir (NA)
Sumber : Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SMKN 12 Bandung Nilai Akhir (NA) = {∑ ∑ ∑
}
Keterangan : ∑ Jumlah skor untuk penilaian kognitif ∑ Jumlah skor untuk penilaian psiqomotor ∑ Jumlah skor untuk penilaian afektif G. Teknik Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data yang tepat dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan alat tes berupa soal tes. Soal tes diberikan kepada siswa kelas kontrol dan eksperimen sebelum perlakuan proses pembelajaran dilakukan (pretest) dan setelah perlakuan proses pembelajaran (posttest). Dimana pada pretest untuk kelas kontrol menggunakan media handout, kelas eksperimen menggunakan multimedia Model Tutorial.
(27)
43
Malik Saepul Ahyar, 2014
Instrumen non-test yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian diantaranya lembar judgment media, judgment soal tes, judgment materi ajar, dan angket respon siswa.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan adalah N-Gain, pengujian hipotesis pada data N-Gain. Untuk lebih jelasnya dijelaskan sebagai berikut.
1. Nilai N-Gain
Uji N-Gain dipergunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa. Rumus yang digunakan untuk Uji N-Gain menurut Hake (2002:4) adalah sebagai berikut:
N-Gain =
(3.1)
Tabel 3.6 Kriteria N-Gain
Batasan Kategori
G > 0,7 Tinggi
0,3 ≤ G ≤ 0,7 Sedang
G < 0,3 Rendah
Hake (2002:4)
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menetukan sampel dari populasi dua kelas
yang homogen. Apabila data menunjukan kelompok data homogen, maka data yang berasal dari populasi yang sama layak untuk digunakan. Rumus uji homogenitas yang digunakan menurut Siregar (2004:50) adalah sebagai berikut.
(28)
Malik Saepul Ahyar, 2014
(3.2)
Keterangan:
= Varian terbesar = Varian terkecil
3. Uji Normalitas
Uji normalitas data ini bertujuan untuk menguji apakah data yang diuji itu berdistribusi normal atau tidak. Suatu data dikatakan berdistribusi normal jika jumlah data diatas dan dibawah rata-rata adalah sama. Demikian juga simpangan bakunya (Sugiyono, 2011:176). Teknik pengujian normalitas data dilakukan dengan
menggunakan Chi Kuadrat (χ2). Pengujian normalitas data dengan (χ2
) dilakukan dengan cara membandingkan kurva normal yang terbentuk dari data yang terkumpul dengan kurva normal baku/standar. Menutut Sugiyono (2011:80), kurva normal baku yang luasnya mendekati 100% dibagi menjadi enam bidang berdasarkan simpangan bakunya, yaitu tiga bidang di bawah rata-rata dan tiga bidang diatas rata-rata. Luas enam bidang dalam kurva normal baku adalah 2,27%, 13,53%, 34,13%, 34,13%, 13,53% dan 2,27%.
Pada uji normalitas ini menggunakan aturan Sturgess dengan memperlihatkan tabel berikut.
Tabel 3.7 Persiapan Uji Normalitas
No. Kelas Interval
f
(Siregar, 2004:87) Adapun langka-langkah pengujian normalitas data adalah sebagai berikut.
a. Menentukan rentang (R)
R = - (3.3) (Siregar, 2004: 86)
(29)
45
Malik Saepul Ahyar, 2014
Keterangan: = Data besar = Data kecil
b. Menentukan banyak kelas interval (i)
i = 1 + 3,3 log ( 3.4) (Siregar, 2004: 86) Keterangan:
n = jumlah sampel
c. Menghitung jumlah kelas interval (P)
(3.5) (Siregar, 2004: 86) Keterangan:
R = rentang i = banyak kelas
Berdasarkan data tersebut, kemudian dimasukan ke tabel distribusi frekuensi. d. Menghitung rata-rata (x)
∑
∑ (3.6)
(Siregar, 2004: 86) Keterangan:
fi = jumlah frekuensi
xi = data tengah-tengah dalam interval
e. Menghitung standar deviasi (S)
√ ∑ ∑
(3.7)
(Siregar, 2004: 86) f. Menentukan batas bawah kelas interval ( )
(30)
Malik Saepul Ahyar, 2014
= Bb– 0,5 kali desimal yang digunakan interval kelas
Keterangan:
Bb = Batas bawah interval
g. Menentukan nilai Zi setiap batas bawah kelas interval
(3.8) (Siregar, 2004: 86) h. Melihat nilai peluang Zi pada tabel statistik, isikan pada kolom Lo, harga xi dan xn
selalu diambil nilai peluang 0,500
Hitung nilai setiap kelas interval, isikan pada kolom Li, contoh
Li = Lo1– Lo2 (3.9)
i. Hitung luas pada kelas interval isikan pada kolom Li, contoh Li = L1– L2
j. Hitung frekuensi harapan (ei)
(3.10) (Siregar, 2004: 87) Keterangan:
Li = nilai luas tiap kelas interval ∑fi = jumlah frekuensi interval
k. Hitung nilai chi kuadrat ( χ2 ) untuk menghitung p-value
(3.11)
(Siregar, 2004: 87) l. Lakukan interpolasi pada tabel χ2 , untuk menghitung p-value
m. Kesimpulan, kelompok data berdistribusi normal jika p-value > 0,05. Apabila dari uji normalitas data berdistribusi tidak normal, maka pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan statistik nonparametrik.
(31)
47
Malik Saepul Ahyar, 2014 4. Uji Hipotesis
Sugiyono (2012:96) mengemukakan bahwa “Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Uji t-test dilakukan dengan syarat data harus homogen dan normal, apabila data tidak berdistribusi normal dan tidak homogen maka hipotesis diuji dengan pengujian statistika non parametrik. Sebagaimana diungkapkan oleh Siregar (2003:284) bahwa “Pengujian statistika non parametrik tidak mempermasalahkan bentuk distribusi asal sampel, dengan
demikian tidak memerlukan pengujian normalitas atau homogenitas”. Pengujian t-test yang dilakukan menurut Sugiyono (2010:273) adalah sebagai berikut:
t = ̅̅̅ ̅̅̅
√
(3.12)
(Siregar, 2004: 155) Keterangan :
̅̅̅ = Nilai rata-rata kelas eksperimen
̅̅̅ = Nilai rata-rata kelas kontrol = Varians kelas eksperimen
= Varians kelas kontrol
= Jumlah siswa kelas eksperimen = Jumlah siswa kelas kontrol
Peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan multimedia model tutorial lebih baik dibandingkan dengan siswa yang belajar menggunakan media pembelajaran Handout. Hasil thitung dengan yang telah didapatkan
(32)
Malik Saepul Ahyar, 2014
Ho : thitung > ttabel : “Hasil belajar siswa yang menggunakan multimedia model
tutorial lebih baik dibandingkan dengan siswa yang menggunakan media pembelajaran Handout”
Ha : thitung < ttabel: “Hasil belajar siswa yang menggunakan multimedia model
tutorial tidak lebih baik dibandingkan siswa yang menggunakan media pembelajaran
(33)
Malik Saepul Ahyar, 2014
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Peningkatan hasil belajar siswa dalam aspek kognitif tingkat aplikasi keduanya dalam kategori sedang, tapi yang menggunakan multimedia model tutorial lebih baik dibandingkan dengan menggunakan handout AutoCAD.
2. Respon siswa terhadap multimedia model tutorial pada Kompetensi Dasar Membuat Gambar 2 Dimensi dengan Sistem CAD adalah anggapan siswa positif.
3. Kelulusan KKM dengan menggunakan multimedia tutorial lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan handout autoCAD.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, penulis memberikan saran-saran yang diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak yang terkait. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut.
1. Bagi guru, disarankan agar dapat menerapkan multimedia model tutorial ataupun model lainnya untuk Kompetensi Dasar Membuat gambar 2 Dimensi dengan Sistem CAD dan lainnya sebagai alternatif penerapan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan hasil belajar siswa.
(34)
Malik Saepul Ahyar, 2014
2. Bagi sekolah, disarankan agar mengkaji mengenai penerapan multimedia model tutorial atau model lainnya, sehingga dapat menciptakan dan menerapkan media pembelajaran untuk materi-materi yang lain.
3. Bagi para peneliti lain, diharapkan dengan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan perbandingan untuk mengkaji, membuat, dan mennerapkan multimedia-multimedia dalam penelitian selanjutnya.
(35)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Arsyad, A. (1997). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. _________. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Djamarah, S. B. (2005). Guru dan Anak Didik. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, S. B. dan Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hake, R. R. (2002). Relationship of Individual Student Normalized Learning Gains in
Mechanis with Gender, High School Mathematics and Spatial Visualization.
[Online]. Tersedia: http://www.phscs_Indiana. e-du/hake [01 Agustus 2012] Hamalik, O.(2003). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara
Ibrahim. (2001). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : University Press.
Kariadinata, R. (2006). Aplikasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran
Matematika Sebagai Upaya Membangun Kemampuan Berfikir Tingkat Tinggi Siswa SMA. Desertasi PPS UPI: tidak diterbitkan
Miarso, Yusufhadi. (2009). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Rusman et al. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan Profesionalitas Guru Abad 21. Bandung : CV. Alfabeta
Sanjaya, Wina. (2010). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Perdana Media Group
(36)
Siregar, S. (2004). Statistik Terapan. Jakarta: Grasindo.
Sudjana, N., dan Rivai, A. (2003). Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suparno, S. (2007). 12 Jam Belajar Autocad 2007, Andi Offset:Yogyakarta
_________. (2007). Excellent With Autocad 2007, PT.Elex Media Komputindo:Jakarta
Tim Penyusun UPI (2009). Pedoman Akademik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Tim Penyusun UPI (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Wahono, R.S. (2008). Tujuh Langkah Mudah Membuat Multimedia Pembelajaran [Online]. Tersedia http://romisatriawahono.net/2008/03.03.7-langkah-mudah-membuat-multimediapembelajaran [10 September 2012]
Wibisono, Y. (2005). “Karakteristik Materi Untuk Multimedia”. Makalah Pada Penulisan Storyboard Multimedia Interaktif , Bandung.
Winataputra, Udin S. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka
(1)
Malik Saepul Ahyar, 2014
Penggunaan multimedia model tutorial untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi ajarmodify kompetensi dasar membuat gambar 2 dimensi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Uji Hipotesis
Sugiyono (2012:96) mengemukakan bahwa “Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Uji t-test dilakukan dengan syarat data harus homogen dan normal, apabila data tidak berdistribusi normal dan tidak homogen maka hipotesis diuji dengan pengujian statistika non parametrik. Sebagaimana diungkapkan oleh Siregar (2003:284) bahwa “Pengujian statistika non parametrik tidak mempermasalahkan bentuk distribusi asal sampel, dengan
demikian tidak memerlukan pengujian normalitas atau homogenitas”. Pengujian t-test yang dilakukan menurut Sugiyono (2010:273) adalah sebagai berikut:
t = ̅̅̅ ̅̅̅
√
(3.12)
(Siregar, 2004: 155) Keterangan :
̅̅̅ = Nilai rata-rata kelas eksperimen
̅̅̅ = Nilai rata-rata kelas kontrol = Varians kelas eksperimen
= Varians kelas kontrol
= Jumlah siswa kelas eksperimen = Jumlah siswa kelas kontrol
Peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan multimedia model tutorial lebih baik dibandingkan dengan siswa yang belajar menggunakan media pembelajaran Handout. Hasil thitung dengan yang telah didapatkan
(2)
48
Malik Saepul Ahyar, 2014
Penggunaan multimedia model tutorial untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi ajarmodify kompetensi dasar membuat gambar 2 dimensi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ho : thitung > ttabel : “Hasil belajar siswa yang menggunakan multimedia model
tutorial lebih baik dibandingkan dengan siswa yang menggunakan media
pembelajaran Handout”
Ha : thitung < ttabel: “Hasil belajar siswa yang menggunakan multimedia model
tutorial tidak lebih baik dibandingkan siswa yang menggunakan media pembelajaran
(3)
Malik Saepul Ahyar, 2014
Penggunaan multimedia model tutorial untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi ajarmodify kompetensi dasar membuat gambar 2 dimensi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Peningkatan hasil belajar siswa dalam aspek kognitif tingkat aplikasi keduanya dalam kategori sedang, tapi yang menggunakan multimedia model tutorial lebih baik dibandingkan dengan menggunakan handout AutoCAD.
2. Respon siswa terhadap multimedia model tutorial pada Kompetensi Dasar Membuat Gambar 2 Dimensi dengan Sistem CAD adalah anggapan siswa positif.
3. Kelulusan KKM dengan menggunakan multimedia tutorial lebih banyak
dibandingkan dengan menggunakan handout autoCAD.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, penulis memberikan saran-saran yang diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak yang terkait. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut.
1. Bagi guru, disarankan agar dapat menerapkan multimedia model tutorial ataupun model lainnya untuk Kompetensi Dasar Membuat gambar 2 Dimensi dengan Sistem CAD dan lainnya sebagai alternatif penerapan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan hasil belajar siswa.
(4)
62
Malik Saepul Ahyar, 2014
Penggunaan multimedia model tutorial untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi ajarmodify kompetensi dasar membuat gambar 2 dimensi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Bagi sekolah, disarankan agar mengkaji mengenai penerapan multimedia model
tutorial atau model lainnya, sehingga dapat menciptakan dan menerapkan media pembelajaran untuk materi-materi yang lain.
3. Bagi para peneliti lain, diharapkan dengan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan perbandingan untuk mengkaji, membuat, dan mennerapkan multimedia-multimedia dalam penelitian selanjutnya.
(5)
Malik Saepul Ahyar, 2014
Penggunaan multimedia model tutorial untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi ajarmodify kompetensi dasar membuat gambar 2 dimensi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Arsyad, A. (1997). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. _________. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Djamarah, S. B. (2005). Guru dan Anak Didik. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, S. B. dan Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hake, R. R. (2002). Relationship of Individual Student Normalized Learning Gains in
Mechanis with Gender, High School Mathematics and Spatial Visualization.
[Online]. Tersedia: http://www.phscs_Indiana. e-du/hake [01 Agustus 2012] Hamalik, O.(2003). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara
Ibrahim. (2001). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : University Press.
Kariadinata, R. (2006). Aplikasi Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran
Matematika Sebagai Upaya Membangun Kemampuan Berfikir Tingkat Tinggi Siswa SMA. Desertasi PPS UPI: tidak diterbitkan
Miarso, Yusufhadi. (2009). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Rusman et al. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan Profesionalitas Guru Abad 21. Bandung : CV. Alfabeta
Sanjaya, Wina. (2010). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Perdana Media Group
(6)
Malik Saepul Ahyar, 2014
Penggunaan multimedia model tutorial untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi ajarmodify kompetensi dasar membuat gambar 2 dimensi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Siregar, S. (2004). Statistik Terapan. Jakarta: Grasindo.
Sudjana, N., dan Rivai, A. (2003). Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suparno, S. (2007). 12 Jam Belajar Autocad 2007, Andi Offset:Yogyakarta
_________. (2007). Excellent With Autocad 2007, PT.Elex Media
Komputindo:Jakarta
Tim Penyusun UPI (2009). Pedoman Akademik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Tim Penyusun UPI (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Wahono, R.S. (2008). Tujuh Langkah Mudah Membuat Multimedia Pembelajaran [Online]. Tersedia
http://romisatriawahono.net/2008/03.03.7-langkah-mudah-membuat-multimediapembelajaran [10 September 2012]
Wibisono, Y. (2005). “Karakteristik Materi Untuk Multimedia”. Makalah Pada Penulisan Storyboard Multimedia Interaktif , Bandung.
Winataputra, Udin S. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka