PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN PEMANFAATAN FASILITAS PENDIDIKAN TERHADAP MUTU LAYANAN AKADEMIK SEKOLAH DASAR NEGERI DI-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH TENGAH KOTA TASIKMALAYA.
PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH
DAN PEMANFAATAN FASILITAS PENDIDIKANTERHADAP MUTU
LAYANAN AKADEMIK SEKOLAH DASAR NEGERI DI-UPT DINAS
PENDIDIKAN WILAYAH TENGAH KOTA TASIKMALAYA
TESIS
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar
Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh
IDA TURSIDA
1308128
PROGRAM STUDI ADMINSTRASI PENDIDIKAN
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
(2)
PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH
DAN PEMANFAATAN FASILITAS PENDIDIKANTERHADAP MUTU
LAYANAN AKADEMIK SEKOLAH DASAR NEGERI DI-UPT DINAS
PENDIDIKAN WILAYAH TENGAH KOTA TASIKMALAYA
Oleh
Ida Tursida
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Administrasi Pendidikan
SPs UPI
© Ida Tursida 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
IDA TURSIDA
PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN
PEMANFAATAN FASILITAS PENDIDIKAN
TERHADAP MUTU LAYANAN AKADEMIK SEKOLAH DASAR DI-UPT
WILAYAH TENGAH KOTA TASIKMALAYA
Disetujui Dan Disahkan Oleh:
Pembimbing
Dr. Endang Herawan, M.Pd.
NIP 196008101986031001
Mengetahui
Ketua Program Studi
Administrasi Pendidikan SPs UPI
Dr. Hj. Aan Komariah, M.Pd.
NIP 197005241994022001
(4)
PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA
SEKOLAH DASAR NEGERI DAN PEMANFAATAN
FASILITAS PENDIDIKAN TERHADAP MUTU LAYANAN
AKADEMIK PADA SEKOLAH DASAR NEGERI se UPT
DINAS PENDIDIKAN WILAYAH TENGAH KOTA
TASIKMALAYA
(IDA TURSIDA)
ABSTRAK
Mutu layanan akademik merupakan faktor yang sangat perlu mendapat perhatian
khusus, karena mutu layanan akademik merupakan wujud yang nyata dalam
pelayanan kegiatan proses pembelajaran. Faktor
–
faktor yang mempengaruhi
mutu layanan akademik yaitu kepemimpinan visioner kepala sekolah dan
pemanfaatan fasilitas pendidikan. Masalah dalam penelitian ini yaitu seberapa
besar pengaruh kepemimpinan visioner kepala sekolah dasar negeri dan
pemanfaatan fasilitas pendidikan terhadap mutu layanan pada Sekolah Dasar
Negeri se UPT Dinas pendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya. Tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui : Kepemimpinan visioner kepala sekolah
dasar negeri, pemanfaatan fasilitas pendidikan, mutu layanan akademik, pengaruh
kepemimpinan visioner kepala sekolah dasar negeri terhadap mutu layanan
akademik, pengaruh pemanfaatan fasilitas pendidikan terhadap mutu layanan
akademik dan pengaruh kepemimpinan visioner kepala sekolah dasar negeri dan
pemanfaatan fasilitas pendidikan secara simultan terhadap mutu layanan
akademik pada Sekolah Dasar Negeri se UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah
Kota Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ,yaitu
survey dengan menggunakan pendekatan kuantitatif melalui analisis deskriptif
Populasi penelitian ini sebanyak 49 kepala sekolah 499 guru sekolah dasar negeri
Jumlah sampel yang diambil sebanyak 144 jumlah guru. Tekhnik pengambilan
sampel menggunakan tekhnik Proportionate Random Sampling. Pengumpulan
data dengan mengunakan angket tertutup dengan 5 skala penilaian (Likert).Hasil
penelitian kepemimpinan visioner kepala sekolah pada sekolah dasar negeri se
UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya, berada pada katagori
sangat tinggi,pemanfaatan fasilitas pendidikan pada sekolah dasar negeri se UPT
Dinas Pendidikan Wilayah Tenga Kota Tasikmalaya,berada pada katagori sangat
tinggi dan mutu layanan akademik pada sekolah dasar negeri se UPT Dinas
Pendidikan Wilayah Tenaga Kota Tasikmalaya,berada pada katagori sangat
tinggi. Selain itu, pengaruh kepemimpinan visioner kepala sekolah dasar negeri
terhadap mutu layanan akademik sedang, pengaruh pemanfatan fasilitas
pendidikan terhadap mutu layan akademik barada pada katagori kuat, dan
pengaruh kepeimpinan visioner kepala sekolah dan pemanfaatan fasilitas
pendidikan terhadap mutu layanan akademik berada pada katagori sangat
kuat.Rekomendasi yang di sarankan untuk peningkatan kepemimpinan visioner
yaitu rumusan visi dan misi sekolah disosialisasikan secara intens. Untuk
meningkatkan pemanfaatan fasilitas pendidikan digunakan secara afektif dan
efisien. Mutu layanan akademik ditingkatkan dengan mengadopsi pendekatan
(5)
THE INFLUENCE OF STATE ELEMENTARY SCHOOL PRINCIPLES
VISIONARY LEADERSHIP AND THE USAGE OF EDUCATIONAL
FACILITY TOWARD THE QUALITY OF ACADEMIC SERVICE AT
STATE ELEMENTARY SCHOOL IN UPT DINAS PENDIDIKAN
WILAYAH TENGAH TASIKMALAYA MUNICIPALITY.
(IDA TURSIDA)
ABSTRACT
The quality of academic service is a factor that needs to be speciallyconsidered,
since it is the real existence of the service of learning process activity. Many
factors influence the quality of academic service. Factors that influence the quality
of academic service are the principal’s visionary leadership and the use of
educational facilities. The problem of this study is how much the influence of the
principal’s visionary leadership and the use of educational facilities toward the
quality of service in elementary schools in all UPT DinasPendidikan Wilayah
Tengah Kota Tasikmalaya. The aim of this study is to know: the principal’s
visionary leadership, the use of educational facilities, the quality of academic
services, the influence of the principal’s visionary leadership in elementary school
toward the quality of academic services, the influence of the use of educational
facilities toward the quality of academic services and the influence of the
principal’s visionary leadership and the use of educational facilities
simultaneously toward the quality of academic services in elementary schools in
all UPT DinasPendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya.The method used in
this study is survey with quantitative approach through descriptive analysis. The
population of this study is 49 principals and 499 teachers of all elementary
schools in UPT DinasPendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya. The sample
used is 144 teachers. The technique used to collect sample is Proportionate
Random Sampling. The data collection use closed-questionnaire with 5
assessments scale (Likert).The result of this study shows that both the principal’s
visionary leadership and the use of educational facilities in all elementary school
in UPT DinasPendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya is at very high
category, and the quality of academic services in all elementary school in UPT
DinasPendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya is at very high category as
well.Besides, the influence of the principal’s visionary leadership toward the
quality of academic services is at moderate category, the influence of the use of
educational facilities toward the quality of academic services is at strong category,
and the influence of the principal’s visionary leadership and the use of educational
facilities toward the quality of academic services is at very strong category.The
suggested recommendation for the improvement of visionary leadership is the
formulation of the school vision and mission is socialized intensively and used as
slogan and jargon. To improve the use of educational facilities so that affectively
and efficientlyused. The quality of academic services increased by adopting Total
(6)
DAFTAR ISI
Hlm
PERNYATAAN
……….………...
ABSTRAK
………
KATA PENGANTAR
……….……….
UCAPAN TERIMA KASIH
…..……….
DAFTAR ISI
……….
DAFTAR TABEL
………
DAFTAR GAMBAR
………
DAFTAR GRAFIK
…...………
I
ii
iv
v
vii
x
xii
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Penelitian ………..…….
B.
Identifikasi dan Perumusan Masalah ……..………...
C.
Tujuan Penelitian ………...…….
D.
Manfaat Penelitian
………..……
E.
Struktur Organisasi Tesis ………...…….
1
14
18
20
21
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PENELITIAN DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
A.
Kajian Pustaka ………...………..
1.
Mutu Layanan Akademik dalam Konteks Administrasi
Pendidikan
…...………..………....
a.
Pengertian Mutu
……...………..
b.
Pengertian Layanan
………...
...
c.
Pengertian Layanan Akademik
…………...
...
d.
Pengertian Mutu Layanan
………...
...
e.
Pengertian Manajemen Mutu Layanan
…………..
f.
Pengertian Mutu Layanan Akademik ……….
g.
Bentuk
–
bentuk Layanan ………...
h.
Indikator Mutu Layanan………..
2.
Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah
a.
Pengertian Kepemimpinan
…..………
b.
Pengertian Kepempinan Visioner ...
c.
Dimensi Kepemimpinan Visioner
………..
d.
Peran Kepemimpinan ……….
e.
Konsep Visi ………..
f.
Karakteristik Unsur Visi ………
g.
Tujuan Visi ……….
h.
Urgensi Kepemimpinan Visioner …..
i.
Karakteristik Kepemimpinan Visioner ……..
3.
Fasilitas Pendidikan
…...
...
a.
Pengertian Fasilitas
…...………..
.
b.
Fasilitas Pendidikan
……...……
c.
Manajemen Fasilitas Pendidikan ………
d.
Pemanfaatan Fasilitas Pendidikan di Sekolah …….
22
22
24
28
31
32
33
39
42
44
44
45
46
48
50
51
51
54
55
58
58
58
(7)
B.
Kerangka Pemikiran
………....
C.
Hipotesis Penelitian ……….………
60
61
68
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ……….…………
1.
Lokasi Penelitian ………...
2.
Populasi ……….
3.
Sampel ………...
B.
Desain Penelitian
…...………
.
C.
Metode Penelitian
………
...
………
D.
Definisi Operasional ………...
1.
Mutu Layanan Akademik ……….
2.
Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah
……….
3.
Pemanfaatan Fasilitas Pendidikan ……….
E.
Instrumen Penelitian
…...………...
F.
Pengujian Validitas dan Realiabilitas ……….
1.
Uji Validitas Instrumen ………
2.
Uji Realiabilitas Instrumen ………..
G.
Tekhnik Pengumpulan Data
………...
...
H.
Analisis Data ………..
69
69
69
71
73
74
75
75
75
76
76
82
82
84
85
87
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian ………….………..
1.
Deskriptif Data …………...………..
a.
Deskripsi Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah
b.
Deskripsi Pemanfaatan Fasilitas Pendidikan ...
c.
Deskripsi Mutu Layanan Akademik ………...
2.
Pengujian Analisis ………...………
a.
Uji Normalitas Data ………....
b.
Uji Linieritas ………...
3.
Uji
Hipotesis ………
a.
Pengaruh
kepemimpinan
Visioner
Kepala
Sekolah
……...……….
b.
Pengaruh
Pemanfaatan
Fasilitas
Pendidikan
…...
...
c.
Pengaruh Kepemimpinan Visioner Kepala sekolah
dasar negeri dan Pemanfatan Fasilitas Pendidikan
terhadap
Mutu
Layanan
Akademik
……...
...
B.
Pembahasan Hasil Penelitian ……….….
1.
Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah pada
Sekolah dasar Negeri di UPT Dinas Pendidikan
Wilayag Tengah Kota Tasikmalaya ...
2.
Pemanfaatan Fasilitas Pendidikan pada Sekolah Dasar
Negeri di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah
Kota Tasikmalaya ……….
3.
Mutu Layanan Akademik pada Sekolah Dsara Negeri
pada UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota
88
88
89
90
92
94
94
97
99
99
101
103
106
106
112
(8)
Tasikmalaya ……….
4.
Pengaruh Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah
Terhadap Mutu Layanan Akademik pada Sekolah
Dasar Negeri di UPT Dinas Pendidikan Wilayah
Tengah Kota Tasikmalaya
………
5.
Pengaruh Pemanfaatan fasilitas pendidikan Terhadap
Mutu Layanan Akademik pada Sekolah Dasar Negeri
di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota
Tasikmalaya………...
6.
Pengaruh Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah
dan Pemanfaatan Fasilitas Pendidikan terhadap Mutu
Layanan Akademik di Sekolah Dasar Negeri se UPT
Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya..
115
117
119
120
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.
Kesimpulan ……….
B.
Saran
………..
124
125
DAFTAR PUSTAKA
……….………..
LAMPIRAN-LAMPIRAN
………..………
RIWAYAT HIDUP
………...
127
131
177
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel
Hlm
1.1
1,2
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
4.11
4.13
Data KKM Sekolah Dasar Tahun Ajaran 2012/2013
……...
.
Kondisi Fasilitas Pendidikan SDN se UPT Dinas Pendidikan
Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya
…...………
Populasi
…………...
...
Sampel Penelitian
……...
...
Skala Likert
………...
...
Skala Likert
…...………...
Skala Likert
………...
Kisi
–
Kisi Instrumen Penelitian
…...………...
Katagori Penilaian Persentase Skor Tanggapan Responden……….
Panduan Menginterpresentasikan Indeks Kesukaran ...
Deskripsi Kepemimpinan Visioner Kepala ...
Deskripsi Pemanfaatan Fasilitas Pendidikan...
Deskripsi Mutu Layanan Akademik ...
Hasil Uji Normalitas Data Y ...
Hasil Uji Normalitas Data X
1...
Hasil Uji Normalitas Data X
2...
Hasil Uji Data Y terhadap X
1...
Hasil Uji Linieritas Y terhadap X
2...
Rekafitulasi Hasil Uji Linieritas Data Y terhadap X
1dan X
2...
Persamaan Regresi X
1terhadap Y ...
Persamaan Regresi X
1dan X
2terhadap Y ...
9
10
70
71
77
77
78
78
85
89
90
91
93
94
95
96
97
98
98
99
103
(10)
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Hlm
1.1
2.1
2.2
2.3
3.1
4.1
4.2
4.3
4.4
Identifikasi Masalah Penelitian ...
Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan ...
Hubungan antara Aspek Mutu Layanan Pendidikan ...
Kerangka Berpikir ...
Desain Penelitian ...
...
Diagra
m batang Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah ……..
Diagram batang Pemanfaatan Fasilitas Pendidikan ………..
Diagram batang Mutu Layanan Akademik ………...
Hasil koefisien korelasi antar variabel bebas dan terikat ……….
17
23
35
66
73
90
92
93
106
(11)
DAFTAR GRAFIK
Grafik
Hlm
4.1
4.2
4.3
Normalitas data Y ...
Normalitas data X
1...
Normalitas data X
2...
95
96
97
(12)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan
masyarakat. Untuk itu diperlukan upaya-upaya untuk menyelenggarakan
pendidikan secara baik, tertata dan sistematis sehingga proses yang terjadi di
dalam organisasi pendidikan seperti sekolah dapat menjadi suatu sumbangan
besar bagi peningkatan kualitas kehidupan masyarakat. Dalam hubungan ini
sekolah sebagai suatu institusi yang melaksanakan proses pendidikan dalam
tatanan mikro menempati posisi penting, karena di lembaga inilah setiap anggota
masyarakat dapat mengikuti proses pendidikan dengan tujuan mempersiapkan
mereka dengan berbagai ilmu dan keterampilan agar lebih mampu berperan dalam
kehidupan masyarakat.
Untuk menjamin supaya tercapainya mutu pendidikan yang terselenggara
disekolah, pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah
menetapkan Standart Pelayanan Minimal Pendidikan Sekolah Dasar. Yang
dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 23 Tahun
2013. Standart Pelayanan Minimal (SPM) pendidikan dasar merupakan tolak ukur
kinerja pelayanan dasar, sekaligus sebagai acuan dalam perencanaan program dan
penganggaran pencapaian target masing-masing daerah kabupaten/kota.
Engkoswara (2002: hlm 55) memberikan definisi sekolah sebagai berikut:
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang diselenggarakan dalam waktu
yang sangat teratur, program yang sangat kaya dan sistematik, dilakukan
oleh tenaga kependidikan yang professional dalam bidangnya dan
dilengkapi dengan fasilitas yang memadai.
Sekolah merupakan salah satu lembaga penyelenggara pendidikan yang
turut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini dikarenakan majunya
suatu bangsa ditentukan oleh pendidikan, maka dari itu pendidikan dapat
dikatakan sebagai pondasi dari suatu bangsa. “Hasil studi menunjukkan bahwa
tingkat kemajuan pembangunan suatu bangsa amat erat kaitanya dengan tingkat
pendidikan bangsa itu. Tingkat pertumbuhan ekonomi suatu bangsa juga dapat
dilihat dari tingkat kemajuan pendidikan suatu bangsa tersebut. Makin tinggi
(13)
tingkat pendidikan bangsa itu, makin tinggi pula tingkat kemakmuran mereka”
(Alma,2003: hlm 43).
Dilihat dari sisi penyelenggaranya, pendidikan termasuk katagori layanan
jasa (service) yang dilaksanakan oleh lembaga penyelenggara pendidikan atau
satuan pendidikan bagi dan untuk kepentingan masyarakat (Sudarya: 2007: hlm
20). Pendidikan harus diorientasikan pada peningkatan mutu layanan agar tercipta
proses pendidikan yang menyenangkan dan memuaskan sehingga mendorong
peserta didik untuk semangat belajar yang pada akhirnya diharapkan dapat
menghasilkan output pendidikan yang bermutu. Undang-Undang N0. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Mengamatkan “Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.” Salah satu implikasi penting dari
rumusanPendidikan tersebut adalah perlunya peningkatan mutu pendidikan dalam
berbagai aspek, jenis, jenjang dan satuan pendidikan yang terhimpun dalam
system pendidikan nasional.
Sekolah merupakan lembaga yang menyelenggarakan pendidikan dalam
skala mikro. Berbicara tentang sekolah tidak akan terlepas dari pembicaraan
tentang sebuah sistem. Sekolah sebagai sebuah sistem merupakan organisasi yang
terdiri dari input, proses, dan autput. Sebagai yang dikemukakan oleh Hoy &
Miskel (2008: hlm 18) bahwa: “school are social sytems that take resources such
as labour, student, and money, from the enivironment and sunject these input to
an educational transformational process to produce ang educated student and
graduateds”.
Sekolah sebagai suatu sistem sosial mengambil sumber daya sebagai
input yang mencakup karyawan (kepala sekolah,guru, dan tenaga kependidikan),
siswa dan uang (dana) dari lingkungan dan input subjek ini selanjutnya akan
mengalami proses tranformasi pendidikan untuk menghasilkan siswa dan lulusan
yang terpelajar dan berpendidikan. Dalam proses pendidikan, didalamnya
terdapat aktivitas guru dalam mengajar, peran serta siswa dalam belajar, system
pengelolaan pendidikan, serta mekanisme kepemimpinan kepala sekolah yang
(14)
merupakan faktor penentu yang dioptimalkan fungsinya agar kualitas pendidikan
dapat ditingkatkan.
Dari pengertian di atas dapat menunjukkan bahwa sekolah merupakan
suatu lembaga pendidikan yang penuh dengan keteraturan dengan system yang
jelas serta adanya diferensisasi peran dengan berbagai fasilitas yang disediakan
untuk aktivitasnya. Dengan demikian, sekolah mempunyai struktur yang formal
dengan batasan-batasan system yang jelas sehingga tampak sebagai suatu system
yang berinteraksi dengan lingkungan, baik lingkungan dekat maupun lingkungan
jauh (remote environment).
Tuntutan agar peningkatan mutu sekolah tidak hanya mengandalkan pada
perbaikan dan peningkatan mutu input dan aotput, akan tetapi juga
memperhatikan mutu proses yang digerakkan oleh kekuatan manajerial dan
kepeimpinan pengelola pendidikan, yaitu kepala sekolah dan guru.
Ada beberapa hal yang perlu dikelola dengan baik pada sebuah sekolah
diantaranya sumber daya manusia, sumber belajar, fasilitas dan berbagai unsur
lainnya, semua unsur tersebut merupakan bidang garapan administrasi pendidikan.
Unsur-unsur tersebut dijalankan melalui fungsi kegiatan, yakni perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan. Untuk mencapai keberhasilan tersebut memerlukan
suatu proses, minimal meliputi perilaku manusia dalam berorganisasi sesuai
dengan budaya yang berlaku sabagai alat komunikasi (Suhardan dan
Suharto,2009: hlm 11). Apabila unsur-unsur tersebut dapat dikelola dengan baik
,tentunya akan menciptakan layanan yang bermutu sehingga siswa merasa puas.
Menuerut Parasuraman et al (Komariah dan Triatna,2005: hlm 16) mutu layanan
dapat didefinisikan sebagai “perbedaan yang ekstern antara harapan dan keinginan
pelanggan dan persepsi mereka “.
Untuk menghasilkan lulusan yang bermutu, sekolah dasar sebagai institusi
pendidikan harus mampu memberikan layanan akademik yang bermutu. Mutu
layanan akademik merupakan hasil perbandingan anatara harapan siswa dengan
kinerja sekolah dasar dalam memberikan layanan yang berhubunagn dengan
akademik.
Layanan akademik yang dimaksud meliputi layanan proses belajar
mengajar, layanan dalam penggunaan fasilitas penunjang proses pembelajaran
(15)
yang disediakan oleh sekolah dasar, layanan administrasi yang berhubungan
dengan akademik. Bermutu tidaknya akademik pada sebuah sekolah dasar
tergantung pada persepsi siswa kerena siswalah yang akan memberikan penilaian
terhadap apa yang diharapkannya dengan apa yang diterimanya.Sebagaimana hal
ini diungkapkan oleh Sallis (2011: hlm 7) bahwa “Mutu dalam persep
si diukur
dari kepuasaan pelanggan atau pengguna, meningkatkannya minat, harapan dan
kepuasaan pelanggan.
Kondisi Mutu layanan yang ada saat ini sudah cukup baik dimana semua
komponen yang ada disekolah semua berusaha untuk mewujudkan harapan dan
keinginan siswa dan orang tua. Guru sudah mampu memberikan pembelajaran
yang baik, menarik dan menyenangkan, guru sudah mampu mempergunakan alat
peraga pada setiap pembelajaran, guru mampu melayani setiap keperluan yang
dibutuhkan oleh siswanya, sarana prasarana yang memadai dan dapat
digunakan,pelayanan administrasi yang cepat sesuai dengan kebutuhan siswa dan
pimpinan yang berusaha untuk selalu bisa memenuhi semua kebutuhan yang
diperlukan oleh sekolah .Namun ada bebrapa kendala yang dihadapi oleh sekolah
misalnya jadwal yang bentrok namun masih bisa diatasi dengan baik.
Studi keberhasilan kepala sekolah menunjukkan bahwa kepala sekolah
adalah seseorang yang menentukan titik pusat dan irama suatu sekolah. Bahkan
lebih jauh studi tersebut menyimpulkan bahwa “keberha
silan sekolah adalah
keberhasilan kepala sekolah…’. Beberapa kepala sekolah dilukiskan sebagai
orang yang memiliki harapan yang tinggi bagi para staf dan para siswa, kepala
sekolah adalah mereka yang banyak mengetahui tugas-tugas mereka dan yang
menentukan irama bagi sekolah mereka.
Visi harus dimiliki oleh semua praktisi pendidikan sekolah terutama
kepala sekolah, yang akan mengkomunikasikan lebih lanjut kepada guru dan
tenaga kependidikan.
Visi yang dimiliki kepala sekolah merupakan antisipasi bagi perubahan
pendidikan yang sekarang telah dialami pendidikan kita baik perubahan atas
kemajuan IPTEK maupun perubahan pada pola hidup dan budaya. Apa bila tidak
merumuskan visi yang jelas tentang pendidikanya, sekolah sulit mensejajarkan
(16)
diri dengan sekolah lain yang lebih maju di tingkatan lokal apalagi dipercaturan
dunia.
Golleman et al (2006), mengemukakan bahwa kepemimpinan visioner
memiliki dampak paling positif terhadap iklim emosi sehingga bisa
menggerakkan orang lain kearah impian bersama. Menurutnya dari keenam gaya
kepemimpinan, menunjukkan bahwa secara keseluruhan, kepemimpinan visioner
inilah yang paling efektif, karena terus mengingatkan orang akan tujuan yang
lebih besar kepada pekerjaan sehari-hari. Para karyawan mengerti bahwa tujuan
bersama itu selaras dengan minat terbaik mereka. Hasilnya adalah kerja yang
menggugah.
Seperti yang diungkapkan Covey dalam Alma (2009; hlm 241)
mengatakan pemimpin di abad 21 yang berhasil adalah pemimpin yang
mempunyai visi, keberanian serta kerendahan hati untuk terus menerus belajar
dan mengasah kecakapan emosinya. Karakteristik pemimpin visioner adalah (1)
Berwawasan ke masa depan, (2) Berani bertindak dalam meraih tujuan, penuh
percaya diri, tidak peragu dan selalu siap menghadapi risiko, (3) Mampu
menggalang orang lain untuk kerja keras dan kerjasama dalam menggapai tujuan,
menjadi teladan yang konsisten menunjukkan nilai-nilai kepemimpinanya
memberi umpam balik yang positif, selalu menghargai kerja keras dan prestasi,
(4) Mampu merumuskan visi yang jelas, inspirasional dan menggugah, mengelola
mimpi menjadi kenyataan, mengajak orang lain untuk berubah, (5) Mampu
mengelola visi ke dalam aksi,menjelaskan dengan baik maksud visi kepada orang
lain, dan secara pribadi sangat komitmen terhadap visi tersebut, (6) Berpegang
erat pada niali-nilai spiritual yang diyakini, (7) Membangun hubungan
(relationship) secara efektif, memberi penghargaan dan respek, dan (8) Inovatif
dan proaktif dalam menemukan ‘dunia baru’.
Selain kepemimpinan kepala sekolah mutu layanan juga ditentukan pula
oleh pemanfaatan fasilitas pendidikan. Seperti yang di kemukakan oleh Alma
(2005,45) mengatakan “layanan dilihat dalam berbagai bidang, mulai dari layanan
dalam bentuk fisik bangunan sampai layanan berbagai fasilitas dan guru yang
bermutu, semua it
u akan bermuara kepada sasaran memuaskan konsumen.”
(17)
Fasilitas pendidikan merupakan salah satu factor (input) yang dapat
menentukan mutu layanan pembelajaran. Fasilitas pendidikan adalah segala
sesuatu yang dapat menunjang dan memudahkan proses pendidikan, berupa lahan
bangunan, perpustakaan, laboratorium, tempat ibadah, media pembelajaran, dan
berbagai perlengkapan yang mendukung terlaksananya proses pendidikan. Oleh
karena itu, untuk terlaksananya proses pendidikan dapat berlangsung secara
efektif dan efisien (Sagala, 2010: hlm 117).
Kemudian Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 tentang Standart
Nasional Pendidikan Pasal 9 menyatakan bahwa “ Setiap satuan pendidikan wajib
memiliki sarana prasarana yang meliputi ruang belajar, tempat berolahraga,
tempat ibadah, perpustakaan, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi,
dan tempat berekreasi serta sumber daya belajar lain, yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran,termasuk penggunaan tekhnologi informasi dan
komunikasi.” Artinya, bahwa keterse
diaan fasilitas pendidikan merupakan bagian
penting untuk terselenggaranya proses belajar mengajar. Karena tanpa adanya
dukungan sarana prasarana akan menimbulkan kesulitan-kesulitn yang akan
dialami baik olah guru,dan staf dalam memberikan pelayanan maupun siswa
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Untuk mencapai layanan pembelajaran sekolah dasar yang bermutu perlu
didukung oleh sarana fasilitas pendidikan yang lengkap dan memadai serta
dengan pemanfaatanya secara efektif dan efisien. Penyediaan fasilitas pendidkan
pemanfaatanya terkait dengan pengelolaan fasilitas yang merupakan tugas dan
fungsi kepala sekolah.
Dalam rangka meningkatkan layanan akademik, masih banyak
permasalahan yang terjadi dilapangan. Secara umum masalah yang dihadapi
sekolah antara lain: (1) team working sekolah yang lemah yaitu sebagai pejabat
sekolah sulit berkoordinasi dengan para guru dan personal lainnya dalam
melakasanakan strategi sekolah, (2) kurangnya partisifasi masyarakat terhadap
pembangunan penedidikan didaerahnya, (3) kurangnya fasililitas dan kelengkapan
belajar mengajar dikelas, (4) didaerah rendahnya kualitas sumber daya manusia
dari masyarakat sekitar sekolah rata-rata tingkat pendidikan masih rendah, (5)
kesibukan masyarakat terdidik disekitar sekolah dalam menjalankan aktivitas,
(18)
sehingga hampir tidak ada waktu luang untuk bersama-sama memikirkan
kemajuan sekolah di sekitarnya (Sagala,2010: hlm 39).
Disamping itu, permasalahan lain yang menjadi isu utama adalah
mengenai rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Hal ini dapat diketahui
Dari beberapa kajian berikut.
Rendahnya kualitas pendidikan Indonesia ditunjukkan data Balitbang
(2003) dalam
http://edukasi.kompasiana.comyang diakses tanggal 2 juli 2013,
bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan sekolah saja yang
mendapat pangakuan dunia dalam katagori The Primary Years Program (PYP)
Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata hanya delapan sekolah yang menjadi
pengakuan dunia dalam katagori The Midldle Years Program (MYP) dan dari
8.036 sekolah SMA ternyata hanya tujuh sekolah saja yang mendapat pengakuan
dunia dalam katagori The Diploma Program (DP).
Selain itu pada Koran kompas, Rabu 23 Maret 2010 menyatakan bahwa
sampai saat ini 88% sekolah di Indonesia mulai SD sampai dengan SMA/SMK
belum memenuhi mutu standart layanan minimal karena layanan dimulai dari
guru, bangunan sekolah, fasilitas perpustakaan dan labolatorium, buku-buku
pelajaran dan pengayaan, serta buku referensi masih minim. Pada jenjang SD baru
3.29% dari 146.904 yang termasuk katagori sekolah standart nasional, 51,7%
katagori standart minimal dan 44.84% di bawah standar pendidikan minimal.
Kepala sekolah sekolah dasar atau madrasah merupakan pimpinan
tertinggi di sekolah. Pola kepemimpinannya akan sangat berpengaruh bahkan
sangat menentukan terhadap kemajuan sekolah. Oleh karena itu, pada pendidikan
modern, kepemimpinan kepala sekolah perlu mendapat perhatian secara serius.
Keberhasilan suatu lembaga pendidikan sangat tergantung pada kepemimpinan
kepala sekolah. Karena kepala sekolah sebagai pemimpin di lembaganya, maka
dia harus mampu membawa lembaganya kearah tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan, kepala sekolah harus mampu melihat adanya perubahan dan mampu
melihat masa depan dalam kehidupan globalisasi yang lebih baik.
Akademik pada hakekatnya memberikan layanan baik mengelola dan
melihat sumber daya pendidikan seperti guru, tenaga administrasi, siswa,
kurikulum, sarana dan parasarana dan tata laksana pendidikan dan lingkungan
(19)
pendidikan. Pengertian layanan akademik dalam kurikulum pembelajaran adalah
upaya sistematis pendidikan untuk memfasilitasi peserta didik menguasai isi
kurikulum melalui proses pembelajaran sehingga mereka mampu mencapai
kompetensi standart yang di terapkan. Jenis layanan akademik dalam kurikulum
pembelajaran terdiri dari: 1) Layanan tatap muka, 2) Layanan tugas terstuktur, 3)
Layanan tugas mandiri, 4) Layanan individual diluar kelas, 5) Pemantapan, try
aut, dan program pamong, serta 6) Kegiatan pembelajaran lainya yang relevan.
Kualitas merupakan kesesuaian produk dengan pelayanan yang diharapkan oleh
pelanggan atau stakeholders sehingga dalam penerimaan produk tersebut tidak
ada kecacatan yang nantinya membuat pelanggan atau stakeholders kecewa atau
rugi.
Kualitas pelayanan akademik merupakan perbandingan antara pelayanan
akademik yang dirasakan pelanggan atau stakeholders dengan kualitas pelayanan
akademik yang diharapkan pelanggan atau stakeholders. Jika layanan akademik
yang dirasakan sama atau melebihi kualitas pelayanan yang diharapkan maka
pelayanan dikatakan berkualitas dapat pula diartikan sebagai kesesuaian dengan
pencapaian pendidikan dan kompetensi pendidikan tingkat menengah pertama
yang berkaitan dengan keseluruhan aktivitas yang dihasilkan dari produk dan
layanan akademik sesuai dengan janji atau promosi yang direncanakan atau
ditetapkan.
Menurut Kotter(2008: hlm 464) mengungkapkan bahwa “ tingkat
kepuasaan seorang pelanggan atau pemakai jasa setelah membandingkan
kenyataan dari kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapan dan persepsinya
terhadap jasa tersebut”. Selanjutnya dijelaskan juaga abahwa kesenjangan yang
dirasakan oleh pelanggan akan selalu di nilai proses perbandingan yang
berkelanjutan antara harapan dengan kenyataan yang di berikan (Kotter:2008 :
hlm 439).
Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang berfungsi sebagai agent of
change ,diharapkan dapat merubah kognitif, afektif, maupun psikomotorik peserta
didik. Dengan kata lain persaingan sekolah harus di orientasikan pada
pembentukan manusia yang kompeten dan beradab. Makanya upaya sekolah
(20)
untuk meningkatkan mutu layanan akademik harus dikelola secara efektif dan
efisien.
Sementara itu observasi awal yang penulis lakukan terhadap kondisi
Sekolah Dasar pada sekolah dasar negeri di UPT Dinas Pendidikan Wilayah
Tengah Kota Tasikmalaya Menemukan data KKM seperti berikut :
Tabel 1.1
Data KKM Sekolah Dasar
Tahun Ajaran 2012/2013
KKM
JUMLAH SDN
PERSENTASE
>
75
5
18,12
75
8
25,80
<
75
16
51,61
Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat KKM siswa di sekolah dasar
negeri di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya, secara
keseluruhan sudah cukup bagus hal ini dibuktikan dengan hanya 18,12% yang
memiliki KKM di bawah 75. Sedangkan sebagian besar Sekolah Dasar yang ada
di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya sedah di atas 75%.
Banyak factor yang menentukan layanan mutu akademik sekolah dasar
negeri. Sebagai sebuah sistem, sekolah dasar terdiri dari beberapa komponen yaitu
komponen input, proses dan autput. Mutu layanan sangat berkaitan dengan proses
pendidikan. Tanpa adanya proses pelayanan yang bermutu tidak akan diperoleh
produk layanan yang bermutu, ini berarti tidak akan ada kepuasaan pada
pelanggan.
Selanjutnya menurut Alma (2005 : hlm 45) mengatakan “L
ayanan ini
dapat dilihat dalam berbagai bidang, mulai dari layanan dalam bentuk fisik
bangunan, sampai layanan berbagai fasilitas dan guru yang bermutu…Semuanya
akan bermuara kepada sasaran memuaskan konsumen.”
Fasilitas pendidikan merupakan salah satu faktor (input) yang dapat
menentukan mutu layanan pembelajaran. Fasilitas adalah segala sesuatu yang
dapat menunjang dan memudahkan proses pendidikan, berupa lahan, bangunan,
perpustakaan, laboraturium, tempat ibadah, media pembelajaran dan berbagai
(21)
perlengkapan yang mendudkung terlaksanakan proses pendidikan. Oleh karena
itu, untuk terlaksananya proses pendidikan di sekolah dengan baik diperlukan
sejumlah sarana prasarana, dan perlengkapan fasilitas sekolah yang memadai,
sehingga proses pendidikan dapat berlangsung secara efektif dab efisien
(Sagala,2010:hlm 117).
Dalam Undang
–
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisiten
Pendidikan Nasional disebutkan bahwa “Pendidik dan tenaga pendidik berhak
memperoleh kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana , dan fasilitas
belajar untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.”
Untuk mencapai layanan akademi ksekolah dasar negeri yang bermutu
perlu didukung oleh fasilitas pendidikan yang lengkap dan memadai disertai
dengan pemanfaatannya secara efektif dan efisien. Penyediaan fasilitas pendidikan
dan pemanfaatanya terkait dengan pengelolaan fasilitas yang merupakan tugas dan
fungsi kepala sekolah. Lunenburg and Irby (2006: hlm 264) menytakan
“Pengelolaan fasilitas sekolah termasuk dalam tugas utama dari kepala sekolah.
Kepala sekolah harus menerima tanggung jawab ini karena mereka mendapatkan
control yang lebih besar dan lebih akuntabel.”
Adapun kondisi pendidikan yang dimiliki oleh Sekolah Dasar Negeri di
UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya seperti tabel di bawah
ini:
Tabel 1.2
Kondisi Fasilitas Pendidikan
(SDN di UPT se Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya)
No Nama Sekolah
Kondisi Ruang Kelas Kondisi Ruang TU Kondisi Ruang Lab/Kom Kondisi Alat Peraga Kondisi Ruang UKS Kondisi Ruang Perpustak aan Kondisi Ruang Guru Kondisi Ruang WC
A B C A B C A B C A B C A B C A B C A B C A B C
1 Nagarawangi I 6 1 1 1 1 1 1 1
2 Nagarawangi II 6 1 1 1 1 1 1 1
3 Nagarawangi
III 6 1 1 1 1 1 1 1
4 Gunung Pereng
(22)
No Nama Sekolah Kondisi Ruang Kelas Kondisi Ruang TU Kondisi Ruang Lab/Kom Kondisi Alat Peraga Kondisi Ruang UKS Kondisi Ruang Perpustak aan Kondisi Ruang Guru Kondisi Ruang WC
A B C A B C A B A B C A B C A B A B C A
5 Gunung Pereng
II 6 1 1 1 1 1 1 1
6 Gunung Pereng
III 6 1 1 1 1 1 1 1
7 Gunung Pereng
IV 12 1 1 1 1 1 1 1
8 Cieunteung I 6 1 1 1 1 1 1 1
9 Cieunteung II 6 1 1 1 1 1 1 1
10 Cieunteung III 6 1 1 1 1 1 1 1
11 Cieunteung IV 6 1 1 1 1 1 1 1
12 Cieunteung
Gede 6 1 1 1 1 1 1 1
13 Argasari I 6 1 1 1 1 1 1 1
14 Layungsari 6 1 1 1 1 1 1 1
15 Tuguraja I 6 1 1 1 1 1 1 1
16 Tuguraja II 6 1 1 1 1 1 1 1
17 Tuguraja IV 6 1 1 1 1 1 1 1
18 Tugu I 6 1 1 1 1 1 1 1
19 Tugu II 6 1 1 1 1 1 1 1
20 Tugu III 6 1 1 1 1 1 1 1
21 Gunungpereng
V 6 1 1 1 1 1 1 1
22 Sukarame 1 1 1 1 1 1
23 Argasari II 6 1 1 1 1 1 1 1
24 Tuguraja III 6 1 1 1 1 1 1 1
25 Tugu IV 6 1 1 1 1 1 1 1
26 GunungKonen
g 6 1 1 1 1 1 1 1
27 Citapen 12 1 1 1 1 1 1 1
(23)
29 Galunggung 30 1 1 1 1 1 1 1
No Nama Sekolah
Kondisi Ruang
Kelas
Kondisi Ruang
TU
Kondisi Ruang Lab/Kom
Kondisi Alat Peraga
Kondisi Ruang
UKS
Kondisi Ruang Perpustak
aan
Kondisi Ruang
Guru
Kondisi Ruang WC
A B C A B C A B A B C A B C A B A B C A
30 Pengadilan II 6 1 1 1 1 1 1 1
31 Pengadilan III 6 1 1 1 1 1 1 1
32 Pengadilan IV 6 1 1 1 1 1 1 1
33 Kahuripan II 6 1 1 1 1 1 1 1
34 Sukasari 12 1 1 1 1 1 1 1
35 Dadaha 12 1 1 1 1 1 1 1
36 Cikalang I 6 1 1 1 1 1 1 1
37 Cikalang II 6 1 1 1 1 1 1 1
38 Lengkong 6 1 1 1 1 1 1 1
39 Sukasari III 6 1 1 1 1 1 1 1
40 Tarumanegara 6 1 1 1 1 1 1 1
41 Cilolohan II 6 1 1 1 1 1 1 1
42 Tawangsari 6 1 1 1 1 1 1 1
43 Kahuripan IV 6 1 1 1 1 1 1 1
44 Lengkongsari 12 1 1 1 1 1 1 1
45 Sukasari IV 6 1 1 1 1 1 1 1
46 Cilolohan I 6 1 1 1 1 1 1 1
47 Sindanggalih 12 1 1 1 1 1 1 1
48 Nyantong 6 1 1 1 1 1 1 1
49 BbknGoyang 6 1 1 1 1 1 1 1
Sumber : UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya.
Keterangan :
A : Baik
B : Rusak Ringan
C : Rusak berat
(24)
Dilihat dari data di atas dapat di ketahuai bahwa fasiltas yang ada di
sekolah dasar negeri di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota
Tasikmalaya, Pada umumnya sudah sangat baik . Hal ini ditunjukkan dengan
keadaan fasilitas pendidikan dalam keadaan baik, hanya fasilitas kondisi wc yang
masih ada yang kurang baik tapi itupun hanya mencapai kurang dari 6,12%.
Untuk Ruang guru, ruang TU, Ruang Perpustakaan, Ruang Laboratorium, Alat
Peraga dan Ruang UKS pada umumnya sudah sangat baik.
Aktifitas mengatur sumber daya untuk menunjang berlangsungnya proses
pendidikan yang bermutu memerlukan pengelolaan atau administrasi pendidikan
secara professional, terorganisasi dan terencana. Oleh karena itu peran
kepemimpinan visioner kepala sekolah sangat penting.
Kepala sekolah adalah tenaga edukatif yang mendapatkan tugas untuk
mengatur dan mengelola organisasi sekolah dasar negeri supaya tercipta suasana
sekolah dasar yang kondusif sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara
efektif dan efisien. Sekolah dasar sebagai organisasi yang komplek, yang terdiri
dari komponen
–
komponen yang saling berinteraksi secara dinamis memerlukan
penangganan secara professional agar supaya segenap sumber daya yang dimiliki
oleh sekolah tersebut dapat dimanfatkan dan diarahkan untuk mencapai \tujuan.
Sebagai pemimpin, Kepala sekolah dasar negeri memiliki posisi yang
sangat sentral dalam menciptakan dan mengendalikan mutu pendidikan sekolah
dasar yang dipimpinnya. Demikian sentralnya peran kepemimpinan visioner
kepala sekolah dasae negeri dalam menggerakkan sekolah dasar mencapai tujuan.
Oleh karena itu, untuk menjalankan tugas dan fungsinya diperlukan kemampuan
kepala sekolah.
Terkait dengan mutu layanan akademik sekolah dasar negeri, tugas kepala
sekolah dasar untuk melakukan pembinaan terhadap para guru dan tenaga
kependidikan dalam meningkatkan kinerja dan pelayanan terhadap siswa, dan
penyediaan berbagai sarana prsarana pendidikan di sekolah dasar pada dasarnya
bermuara pada tujuan untuk meningkatkan mutu layanan di sekolah dasar negeri.
(25)
Berdasarkan uraian di atas studi ini akan meneliti “Pengaruh
Kepemimpinan Visioner dan Pemanfaatan Fasilitas Pendidikan Terhadap
Mutu Layanan Akademik di Sekolah Dasar Negeri di UPT Dinas Pendidikan
Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya
”.
Berdasarkan telaah kepustakaan, berikut dikemukakan
penelitian-penelitaan terdahulu yang relevan dengan variable-variabel yang akan diteliti.
Asep Moh Ridwan (2013) dalam penelitiannya tentang Pengaruh Kepemimpinan
Visioner Kepala Madrasah dan Pemanfataan Fasilitas Pendidikan Terhadap mutu
layanan Akademik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama
–
sama
kepemimpinan visioner dan fasilitas pendidikan memberikan kontribusi sebesar
83,03%.
Paulina Ega (2013) dalam penelitianya tentang Pengaruh Kinerja dan
Pemanfaatan Fasilitas Belajar Terhadap Mutu Layanan Akademik pada Sekolah
Menengah Pertama Se-Bandung Raya. Hasil temuan dari penelitian ini
menunjukkan bahwa kinerja guru pada SMP Se- Bandung Utara berada pada
katagori tinggi, pemanfaatan fasilitas belajar pada SMP Se-Bandung Utara berada
pada katagori tinggi dan mutu layanan akademik pada SMP Se-Bandung Utara
berada pada katagori tinggi. Selain itu, terdapat pengaruh kinerja mengajar guru
terhadap mutu layanan akademik berada pada katagori tinggi,terdapat pengaruh
pemanfaatan fasilitas belajar terhadap mutu layanan akademik berada pada
katagori tinggi serta terdapat pengaruh kinerja mengajar guru dan pemanfaatan
fasilitas belajar terhadap mutu layanan akademik berada pada katagori tinggi.
B.
Identifikasi dan Perumusan Masalah
1.
Identifikasi Masalah.
Menurut Sudarya dalam jurnal Pendidikan Dasar (8 Oktober 2007)
mengatakan, mutu menjadi faktor kunci keberlangsungan suatu kegiatan dalam
bidang industri dan bisnis, maupun dalam bidang pendidikan. Dalam konsep mutu
yang terkandung dalam TQM, ada dua kegiatan yaitu mutu yang berhubungan
dengan produk berupa barang atau jasa layanan.
(26)
Peningkatan mutu pembelajaran atau mutu sekolah tertuju pada mutu
lulusan. Merupakan suatu yang mustahil, pendidikan atau sekolah menghasilkan
mutu lulusan yang bermutu, jika tidak melalui proses pembelajaran yang bermutu
pula. Dan hal yang mustahil pula, terjadi proses pembelajaran yang bermutu juga
jika tidak di dukung oleh faktor-faktor penunjang proses pembelajaran yang
bermutu . Proses pembelajaran yang bermutu harus didukung oleh personalia,
seperti administrator, guru, konselor, dan tata usaha yang bermutu professional.
Hal tersebut didukung pula oleh sarana prasarana penddidikan, fasilitas, media,
serta sumber belajar yang memadai, baik mutu ataupun jumlahnya, dan biaya
yang mencukupi, manajemen yang tepat serta lingkungan yang mendukung (Nana
Syaodih :2006: hlm 6).
Sejalan dengan konsep ini dalam dunia pendidikan dikenal dengan mutu
layanan akademik. Menurut Alma (2013: hlm 135) mengemukakan bahwa:
Mutu akademik adalah muara dari proses pendidikan, manusia, alat,
kurikulum, dan fasilitas yang tercermin pada mutu mengajar guru,mutu
pelajaran, dan mutu hasil belajar, sehingga dapat membentuk seperangkat
kemampuan.
Pendapat selanjutnya dikemukakan oleh Mugatroyd dan Morgan (1994:
hlm 47-48) mutu layanan memiliki definisi yang mencakup tiga hal yaitu: (1)
Jaminan mutu (Quality Assurance), yaitu mutu yang mengacu pada penetapan
standart, metode yang tepat dan persyaratan yang ditentukan oleh suatu lembaga,
(2) Kontrak konfirmasi (Contract Confirmance) yaitu kontrak yang berupa mutu
standarnya telah ditentukan selama pembentukan negosiasi kontrak dan (3) Mutu
konsumen (consumen driven quality), mengacu pada orang-orang yang menerima
pelayanan sesuai dengan keinginan layanan atau pelayanan tersebut berpihak
kepada mereka.
Menurut Miller dalam Jurnal Administrasi Pendidikan, mengatakan bahwa
ada Sembilan elemen dalam pelayanan akademik yaitu (1) Isi kurikulum yang
(27)
relevan(relevance of curriculum content), (2) proses pembelajaran (teaching
learning process), (3) majalah dinding (walfare), (4) kualitas anggota sekolah
(quqlity of school members), (5) bingbingan terhadap siswa (student advisement),
(6) administrasi akademik (academic administration), (7) kemampuan keuangan
(financial capabilities), (8) jaringan (networking), dan (9) mutu lulusan (quqlity of
graduates).
Pendapat lain di kemukakan oleh Nana, Novi, dan Ahman (2006: hlm 7)
bahwa:
Terjadi proses pendidikan yang bermutu, ada beberapa faktor yang
menunjang diantaranya, (1) adanya personalia yang terdiri dari
administrator, guru, konseler, dan tata usaha yang bermutu dan
professional, (2) adanya sarana dan prasarana pendidikan, fasilitas, media
serta sumber belajar yang memadai, baik kualitas maupun kuantitasnnya,
(3) biaya yang mencukupi, (4) manajemen yang tepat, (5) lingkungan yang
mendukung.
Dari pendapat para ahli, penulis berpendapat bahwa faktor yang
mempengaruhi mutu layanan akademik adalah (1) kepemimpinan kepala
sekolah,(2) fasilitas, (3) kurikulum, (4) tata usaha, (5) manajemen yang tepat,, (6)
media serta sumber belajar, (7) masyarakat, dan (8) guru.
(28)
Kedelapan faktor yang mempengaruhi mutu layanan akademik diatas
dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.1
Identifikasi Masalah Penelitian
Dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi mutu layanan akademik
penelitian ini hanya akan dibatasi pada dua variable yaitu kepemimpinan kepala
sekolah dan fasilitas pendidikan. Hal ini dikarenakan permasalahan yang
ditemukan di lapangan berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah dan
fasilitas pendidikan, sebagaimana yang telah diungkapkan pada latar belakang
penelitian.
Masyaraka t
Kepemimpina n Kepala Guru
Mutu Layanan Akademik Media
serta Sumber
Fasilitas Pendidika
Tata Usaha Manajeme
n yang
(29)
2.
Perumusan Masalah
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini supaya tidak meluas ,
maka permasalahannya perlu dibatasi dalam bentu rumusan masalah.. Menurut
Sugioyono (2009: hlm 35) “Rumusan masalah adalah sustu pertanyaan yang akan
dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data”. Berdasarkan permasalahan
diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.
Bagaimana kepemimpinan visioner kepala sekolah pada sekolah dasar
negeri di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya?
b.
Bagaimana fasilitas pendidikan pada sekolah dasar negeri di UPT Dinas
Pendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya?
c.
Bagaimana layanan mutu akademik pada sekolah dasar negeri di UPT Dinas
Pendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya?
d.
Seberapa besar pengaruh kepemimpinan visioner kepala sekolah dasar
terhadapa mutu layanan akademik pada sekolah dasar negeri di UPT Dinas
Pendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya?
e.
Seberapa besar fasilitas pendidikan terhadap mutu layanan akademik pada
sekolah dasar negeri di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota
Tasikmalaya?
f.
Seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala sekolah visioner dan
fasilitas pendidikan terhadap mutu layanan akademik pada sekolah dasar
negeri di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya?
C.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, penelitian ini bertujuan
untuk:
a.
Terdiskripsikannya kepemimpinan visioner kepala sekolah di Sekolah Dasar
Negeri di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya.
b.
Terdeskripsikannya pemanfaatan fasilitas pendidikan di Sekolah Dasar
Negeri di UPT Dinas Pendidikan Wilaya Tengah Kota Tasikmalaya.
c.
Terdeskripsikannya mutu layanan akademik di Sekolah Dasar Negeri di
UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya.
(30)
d.
Teranalisanya pengaruh kepemimpinan visioner kepala sekolah terhadap
mutu layanan akademik di Sekolah Dasar Negeri di UPT Dinas Pendidikan
Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya.
e.
Teranalisanya pengaruh Pemanfaatan fasilitas pendidikan terhadap mutu
layanan akademik di Sekolah Dasar Negeri di UPT Dinas Pendidikan
Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya.
f.
Teranalisanya pengaruh kepemimpinan visioner kepala sekolah dan
pemanfaatan fasilitas pendidikan terhadap mutu layanan akademik di
Sekolah dasar Negeri di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota
Tasikmalaya.
Adapun tujuan umum dan tujuan khusus penelitian ini, adalah:
1.
Tujuan Umum
Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh
informasi mengenai pengaruh kepemimpinan visioner kepala sekolah dan fasilitas
pendidikan terhadap mutu layanan akademik di sekolah dasar yang berada di.
sekolah dasar negeri di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota
Tasikmalaya
2.
Tujuan khusus
Secara khusus Penelitian ini bertujuan untuk:
1.
Memperoleh gambaran tentang kepemimpinan visioner kepala sekolah pada
sekolah dasar negeri di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota
Tasikmalaya.
2.
Memperoleh gambaran pemanfaatan fasilitas pendidikan sekolah dasar
negeri di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya.
3.
Memperoleh gambaran tentang mutu layanan akademik pada sekolah dasar
negeri di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya.
4.
Menganalisa seberapa besar pengaruh kepemimpinan visioner kepala
sekolah terhadap mutu layanan akademik pada sekolah dasar di kecamatan
negeri di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya.
(31)
5.
Menganalisa sebarapa besar pengaruh fasilitas pendidikan terhadap mutu
layanan akademik pada sekolah dasar negeri di UPT Dinas Pendidikan
Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya.
6.
Menganalisa seberapa besar pengaruh kepemimpinan visioner kepala
sekolah dan fasilitas pendidikan terhadap mutu layanan akademik pada
sekolah dasar negeri di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota
Tasikmalaya.
D.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi peneliti
maupun bagi semua pihak pengembang ilmu pengetahuan. Secara terperinci
kegunaan penelitian ini adalah:
1.
Manfaat Teoritis
Secara teoritis manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
indicator-indikator kepemimpinan visioner kepala sekolah, fasilitas pendidikan
dan mutu layanan akademik yang sebenarnya pada sekolah dasar negeri di UPT
Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya.
2.
Manfaat Praktis
Secara praktis manfaat penelitian ini adalah:
a.
Hasil penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan pengetahuan yang
lebih luas khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi praktisi pendidikan.
b.
Memberikan informasi mengenai layanan akademik yang didukung oleh
kepemimpinan visioner kepala sekolah dan fasilitas pendidikan.
c.
Menambah ilmu pengetahuan bagi praktisi pendidikan bahwa mutu layanan
akademik dapat dipengaruhi oleh kepemimpinan visioner kepala sekolah
dan fasilitas pendidikan.
d.
Memberikan masukan kepada sekolah dasar negeri yang ada di UPT Dinas
Pendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya.
(32)
E.
Struktur Organisasi Tesis
Struktur organisasi tesis berisi urutan penulisan dari setiap bab dalam tesis
yang ditulis secara sistematis, terdiri dari 5 bab yang diawali dari bab 1 samapai
bab terakhir. Secara isi dari setiap bab akan dijelaskan sebagai berikut ini:
Bab I Pendahuluan, dalam bab ini berisi latar belakang penelitian yang
membahas mengenai alasan penelitian, pentingnya masalah itu diteliti dan
pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah yang diteliti, identifikasi
masalah dan perumusan masalah membahas mengenai rumusan dan analisis
masalah serta identifikasi variabel-variabel penelitian, tujuan penelitian
menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai, manfaat penelitian
memaparkan kegunaan penelitian baik secara teoritis maupun praktis, struktur
organisasi tesis memperhatikan susunan pokok bahasan didalam tesis.
Bab II Kajian Pustaka,kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian, dalam
bab ini berisi kajian pustaka yang mendudkung penelitian, kerangka pemikiran
menggambarkan rumusan hipotesis dengan mengkaji hubungan antara teoritis
dengan variable-variabel penelitian, hipotesis penelitian merupakan jawaban
sementara yang dirumuskan dalam penelitian.
Bab III Metode Penelitian, dalam bab ini berisi lokasi dan subjek
populasi/sampel penelitian yang menjadi sasaran dalam penelitian, desain
penelitian menggambarkan bentuk variabel- variabel penelitian, metode penelitian
menjabarkan metode apa yang sesuai dengan penelitian yang sedang dilakukan,
definisi operasional dirumuskan untuk melahirkan satu indicator-indikator dari
setiap variabel, instrument peneliti berupa angket, tes dll, proses pengembanagan
instrument berkaitan dengan uji realibilitas dan validitas, tekhnik pengumpulan
data membahas mengenai tekhnik yang dipilih untuk memperoleh informasi atau
data dan analisis data tugasnya melaporkan secara rinci tahap-tahap analisis data.
Bab IV Hasil peneliti dan Pembahasan, dalan bab ini berisi pengolahan
atau analisis data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan masalah
yang diangkat oleh para peneliti dan pembahasan atau temuan analisis
memaparkan temuan yang berkaitan dengan teori yang telah dibahas pada bab II.
Bab V Kesimpulan dan Saran, dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran
yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis.
(33)
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Lokasi, Populasi dan Sampel
1.
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian tempat dimana penelitian dilakukan kareana tanpa
adanya lokasi penelitian , penelitian ini tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.
Berdasarkan judul penelitian, maka lokasi atau tempat penelitian ini yaitu sekolah
dasar negeri di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya.
2.
Populasi
Populasi adalah objek utama dalam penelitian. Populasi ini memiliki
jumlah yang besar dan bersifat umum. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan
oleh Sugiyono (2009: hlm 80) bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas : objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpu
lannya”. Sementara Riduan (2010: hlm 276) mengatakan populasi adalah
berkenaan dengan data, bukan orang atau bendanya. Dari pendapat di atas ditarik
kesimpulan bahwa populasi merupakan subjek atau objek yang berada didalam
satu wilayah penelitian dimana subjek dan objek tersebut memenuhi persyaratan
yang berkaitan dengan masalah penelitian.
Berdasarkan pengertian diatas, yang menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh guru yang ada di Sekolah Dasar Negeri di UPT Dinas Pendidikan
Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya. Jumlah Sekolah Dasar yang ada 49 sekolah
dengan 49 orang kepala sekolah, dan jumlah guru 499 orang guru.Mengapa
mengambil sumber data guru tidak siswa dikarenakan guru sudah cukup untuk
mewakili sebgai sumber data dan siswa sekolah dasar belum mampu mencerna
tentang isi pertanyaan. Adapun uraian data selengkapnya seperti tertera dalam
tabel 3.1.
(34)
Tabel 3.1
Populasi
No.
Nama SD
Jumlah
Kepala
Sekolah
Jumlah
Guru
Jumlah
1
SDN Nagarawangi I
1
13
14
2
SDN Nagarawangi II
1
12
13
3
SDN Nagarawangi III
1
13
14
4
SDN Gunung Pereng I
1
10
11
5
SDN Gunung Pereng II
1
11
12
6
SDN Gunung Pereng III
1
9
10
7
SDN Gunung Pereng IV
1
6
7
8
SDN Cieunteung I
1
6
7
9
SDN Cieunteung II
1
7
8
10
SDN Cieunteung III
1
7
8
11
SDN Cieunteung IV
1
7
8
12
SDN Cieunteunggede
1
8
9
13
SDN Argasari I
1
9
10
14
SDN Layungsari
1
8
9
15
SDN Tuguraja I
1
8
8
16
SDN Tuguraja II
1
9
10
17
SDN Tuguraja IV
1
6
7
18
SDN Tugu I
1
10
11
19
SDN Tugu II
1
12
13
20
SDN Tugu III
1
11
12
21
SDN Gunungpereng V
1
6
7
22
SDN Sukarame
1
6
7
23
SDN Argasari II
1
8
9
24
SDN Tuguraja III
1
13
14
25
SDN Tugu IV
1
7
8
26
SDN Gunungkoneng
1
8
9
27
SDN Citapen
1
17
18
28
SDN Pe ngadilan I
1
15
17
29
SDN Galunggung
1
30
31
30
SDN Pengadilan 2
1
10
11
31
SDN Pengadilan 3
1
8
9
32
SDN Pengadilan 4
1
9
10
33
SDN Kahuripan 2
1
6
7
34
SDN Sukasari
1
7
8
35
SDN Dadaha 2
1
12
13
36
SDN Cikalang 1
1
9
10
37
SDN Cikalang 2
1
9
10
38
SDN Lengkong
1
20
21
(35)
40
SDN Tarumanagara
1
7
8
41
SDN Cilolohan 2
1
10
11
42
SDN Tawangsari
1
9
10
43
SDN Kahuripan 4
1
7
8
44
SDN Lengkongsari
1
8
9
45
SDN Sukasari 4
1
9
10
46
SDN Cilolohan 1
1
8
9
47
SDN Sindanggalih
1
22
23
48
SDN Nyantong
1
10
11
49
SDN Babakan Goyang
1
10
11
Jumlah
49
499
548
3.
Sampel
Penelitian ini tidak meneliti seluruh populasi yang diteliti, dikarenakan
keterbatasan waktu,biaya dan tenaga. Oleh kareana itu penelitian ini merupakan
penelitian dengan sampel. Menurut Sugiyono (2006: hlm 91) mengatakan
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.”
Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi sumber data
penelitian. Seperti yang diungkapkan oleh Arikunto (2010: hlm 174) bahwa
“sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Dikarenakan populasi
dalam penelitian ini jumlahnya cukup besar dan hetorogen, maka tekhnik
pengambilan sampel menggunakan tekhnik Proporationate Random Sampling
(Akdon dan Hadi, 2005: hlm 108).
Tabel 3.2
Sampel Penelitian
No.
Nama SD
Populasi
Guru
Jumlah Sampel Guru
25% x Jumlah Guru
1
SDN Nagarawangi I
13
4
2
SDN Nagarawangi II
12
3
3
SDN Nagarawangi III
13
4
4
SDN Gunung Pereng I
10
3
5
SDN Gunung Pereng II
11
3
6
SDN Gunung Pereng II I
9
3
7
SDN Gunung Pereng IV
6
2
8
SDN Cieunteng I
6
2
9
SDN Cieunteung II
7
2
(36)
11
SDN Cieunteung IV
7
2
12
SDN Cieunteunggede
8
2
13
SDN Argasari I
9
3
14
SDN Layungsari
8
2
15
SDN Tuguraja I
7
2
16
SDN Tuguraja II
9
3
17
SDN Tuguraja IV
6
2
18
SDN Tugu I
10
3
19
SDN Tugu II
12
3
20
SDN Tugu III
11
3
21
SDN Gunungpereng V
6
2
22
SDN Sukarame
6
2
23
SDN Argasari II
8
2
24
SDN Tuguraja III
13
4
25
SDN Tugu IV
7
2
26
SDN Gunungkoneng
8
3
27
SDN Citapen
17
5
28
SDN Pe ngadilan I
16
4
29
SDN Galunggung
30
8
30
SDN Pengadilan 2
10
3
31
SDN Pengadilan 3
8
2
32
SDN Pengadilan 4
9
3
33
SDN Kahuripan 2
6
2
34
SDN Sukasari
16
3
35
SDN Dadaha 2
12
4
36
SDN Cikalang 1
9
3
37
SDN Cikalang 2
9
3
38
SDN Lengkong
20
5
39
SDN Sukasari 3
7
2
40
SDN Tarumanagara
7
2
41
SDN Cilolohan 2
10
3
42
SDN Tawangsari
9
3
43
SDN Kahuripan 4
7
2
44
SDN Lengkongsari
8
2
45
SDN Sukasari 4
9
3
46
SDN Cilolohan 1
8
2
47
SDN Sindanggalih
22
6
48
SDN Nyantong
10
3
49
SDN Babakan Goyang
10
3
Jumlah
499
144
Berdasarkan
hasil
perhitungan
dengan
menggunakan
tekhnik
(37)
guru, dan di Sekolah Dasar Negeri di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah
Kota Tasikmalaya.
Dalam menentukan responden yang akan dipilih, ditentukan berdasarkan
pada pangkat dan golongan guru yang tertinggi,serta lama kerja lebih dari lima
tahun di sekolah yang bersangkutan. Dengan pertimbangan bahwa mereka telah
memiliki pengalaman dan pengetahuan yang cukup tentang keadaan dan
perkembangan sekolah tersebut, baik dinilai dari segi sarana prasarana sekolah
maupun pemahaman tentang kepemimpinan sekolah.
B.
Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan gambaran mengenai pendugaan pengujian
hipotesis serta untuk mengetahui apakah ada atau tidak hubungan antara variabel
kepemimpinan kepala sekolah dan fasilitas pembelajaran terhadap mutu layanan
akademik. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas yaitu kepemimpinan visioner kepala sekolah (X
1) dan fasilitas
pembelajaran (X
2), sedangkan variabel terikat adalah mutu layanan akademik (Y).
Hubungan antar variabel dapat dijelaskan dengan gambar dibawah ini:
(1)
Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya.Kedua variabel tersebut ternyata memiliki hubungan yang sangat kuat.
Terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan visikoner kepala sekolah dan pemanfaatan fasilitas pendidikan terhadap mutu layanan akademik. Sehingga ketiga variabel tersebut memiliki hubungan yang sangat tinggi. Ini berarti kepemimpinan visioner kepala sekolah dan pemanfaatan fasiltas pendidikan telah mampu menciptakan mutu layanan akademik yang tinggi.
B. Saran
Mutu layanan akademik yang dipengaruhi oleh kepemimpinan visioner kepala sekolah dan pemanfaatan fasilitas pendidikan sekolah dasar negeri se UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya sudah baik, Akan tetapi, ada beberapa hal yang harus dibenahi supaya mutu layanan akademik semakin meningkat dan dapat memuaskan pelanggan sekolah. Dari hasil temuan-temuan yang telah dijelaskan sebelumnya, ada beberapa hal saran untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada, Adapun saran-saran itu adalah sebagai berikut: 1. Aspek kepemimpinan visioner kepala sekolah yang menjadi hal yang paling
utama yang harus diperhatikan, pada sub indikator menyampaikan visi. Kepala sekolah harus lebih terampil mengkomunikasikan visi organisasi pada seluruh anggota yaitu siswa, guru, karyawan, orang tua dan masyarakat luas. Aspek-aspek yang disarankan menyangkut :
a. Rumusan visi dan misi sekolah hendaknya disosialisasikan secara terus menerus kepada guru, staf, dan orang tua agar terjalin persamaan pemahaman dan keinginan untuk mencapai visi, serta supaya menjadi bagian penting yang akan membangun iklim kerja organisasi yang dinamis, bermutuu, maju dan kompetitif.
b. Visi dan misi sekolah harus dijadikan slogan dan jargon supaya mudah di lihat dan di tempel di dinding dan koridor sekolah, sehingga semua warga sekolah itu setiap waktu dapat membaca dan termotivasi untuk melaksanakannya.
(2)
2. Pada aspek pemanfaatan fasilitas pendidikan
Meskipun pengaruh variabel pemanfaatan fasilitas pendidikan terhadap mutu layanan akademik relatif sangat tinggi di banding dengan variabel kepemimpinan visioner sekolah dasar, sangat di sarankan kepala sekolah dasar negeri untuk menerapkan manajemen sarana dan prasaranan yang lebih baik dengan berpegang pada prinsip efektifitas dan efisiensi dalam mengoptimalkan sarana dan prasarana sekolah dasar negeri khususnya berkaitan dengan dengan pemanfaatan media pembelajaran seperti slide/infokus, tape recorde, untuk menunjang mutu layanan akademik di sekolah tersebut.
3. Mutu layanan akademik pada sekolah dasar negeri menunjukkan katagori sangat tinggi. Akan tetapi ada beberapa hal yang sangat perlu di perbaiki dan diperhatikan, yaitu:
a. Pada aspek tangibles,yang harus mendapat perhatian yaitu pada sub indikator memiliki ruang perpustakaan yang nyaman dan kondusif dan koleksi buku yang lengkap dan siswa belum memanfaatkan perpustakaan secara maksimal, seharusnya sekolah yang ada di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Tengah Kota Tasikmalaya, dapat menanamkan minat baca pada siswa sehingga dapat menimbulkan keinginan untuk selalu menafaatkan layanan perpustakaan sebagai penunjang proses pembelajaran. Di sisi lain buku-buku yang ada diperpustakaan terhitung tidak up to date,ini berarti perpustakaan masih belum memperbaharui buku-buku dengan yang terbaru. Seharusnya sekolah terus mencari informasi tentang buku-buku terbaru dan menambah koleksi perpustakaan. Sehingga dapat menarik minat baca anak.
4. Bagi peneliti yang selanjutnya, diharapkan dapat melakukan penelitian terhadap faktor yang lainnya yang dapat mempengaruhi layanan akademik.
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Akdon dan Hadi , S. (2005). Aplikasi Statistika Dan Metode Penelitian Untuk
Administrasi & manajemen. Bandung : Dewa Ruchi.
Akdon. (2006). Strategik Manajemen for Educational Management (Manajemen
Strategik untuk Manajemen Pendidikan). Bandung:Akfabet
Alma, B dan Hurriyati,R. (2008). Manajemen Corporate dan strategi Pemasaran
Jasa Pendidikan Fokus Pada Mutu dan Layanan Prima.
Bandung:Alfabet
Alma, B . (2003). Pemasaran Strategik Jasa Pendidikan. Bandung: Alfabet.
Amri, Sofyan. (2013). Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar dan
Menengah dalam Teori, Konsep, dan Analisis. Jakarta: PT. Prestasi
Pustakaraya.
Arikunto, S (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta
Arum, Wahyu Sri Ambar. (2007). Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Jakarta: Multi Karya Mulia
Bafadal, Ibrahim. (2004), Manajemen Perlengkapan Sekolah : Teori dan
Aplikasinya. Jakarta: Bumi Aksara.
Bungin, Burhan. (2006). Metodologi Penelitian kuantitatif Komunikasi, Ekonomi,
dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainya.
Jakarta:Kencana.
Cristianingsih, Endah. (20011). Pengaruh Kepemimpinan Visioner dan Kinerja
Dosen Terhadap Mutu Perguruan Tinggi. Jurnal Administrasi Pendidikan. 13 (2), 92-103
Danim, Sudarwan dan Suparno. (2012), Menjadi Pemimpin Besar Visioner
Berkarakter. Bandung: Alfabet
Engkoswara dan Komariah , Aan. (2011). Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabet
Fattah, Nanang. (2012). Sistem Penjamin Mutu Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda karya
(4)
Golleman, D , Boyatzis & Mckee, A. (2006). Primal Leadership: Kepemimpinan
Berdasarkan Kecerdasan Emosi (terjemahan). Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
Hamalik, O. (2011). Proses Belajar Mengajar (cetakan Kedua belas). Jakarta: Bumi Aksara
Hoy, Wayne K. and Miskel, Cecil G. (2013). Educational Administration: Theory,
Research and Practice. New York, USA: The Mc Graw_Hill
Company
Imron, A. (2004). Manajemen Pesrta Didik Berbasis Sekolah. Malang Univeritas Negeri Malang
Komariah, A dan Triatna, C. (2005). Visionary Leadership Menuju Sekolah
Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara
Kotler, P dan Armstrong, G. (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran. Bandung: Erlangga
Kotler, P dan Keller, K.L. (2009). Manajemen Pemasaran Edisi 12. Jakarta: PT Indeks
Lupiyoadi, R dan Hamdani, A. (2008). Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat
Lunenburg, Fred. C. and, Beverly J. (2006). The Principalship: Vision to Action. Belmont, USA: Wadsworth
Mahmud, Marzuki. (2012). Manajemen Mutu Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Makawimbang, Jerry H. (2011). Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabet
Mulyasa, E. (2011). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya
Murgatroyd. S dan Morgan, C. (1994) . Total Quality Management and The
School. Philadelpia; Open University Press
Nana Syaodih, Ayi Novi dan Arman. (2006). Pengendalian Mutu Pendidikan
Sekolah Menengah, Konsep, Prinsip, dan Insrtumen. Bandung: PT.
Refika Aditama
Nanus, Bert. (2001). Kepemimpinan Visioner.Jakarta; Prehalindo
(5)
Permana, J. (2002). Manajemen Mutu Terpadu di Sekolah Dasar. Makalah Pelatiahan Manajemen Mutu dalam Kerangka Pelayanan Pendidikan
di SD (online).
Tersedia:http://www.file.upi.edu/directory/fip/jur/AdPend/195908141 985031/.pdf (25 September 2012)
Permendikbud No. 23 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan
Minimal Pendidikan Dasar Di Kabupaten/Kota. BNSP
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana Prasarana
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32Tahun 2013 tentang Standar
Nasional Pendidikan
Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimum (SPM).
Qomar, Mujamil. (2007). Manajemen Pendidikan Islam.Jakarta: Erlangga
Ratnasari, R.T dan Aksa, M.H. (2011). Manajemen Pemasaran Jasa. Bogor: Ghalia Indonesia
Riduwan dan Akdon. (2007). Rumus dan Data dalam Anakisis Statistika. Bandung: Alfabet
Sagala, Syaiful. (2010). Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan . Bandung: Alfabet
______________. (2011). Kepemimpinan Profesional Guru dan Tenaga
Kependidikan. Bandung: Alfabet
______________. (2012). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabet
Sallis,E (2012). Total Quality Management in Education. Jogjakarta: IRCiSoD Satori, Djam’an dan Komariah Aan. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif
Bandung: Alfabet
Satori, Djam’an. (2002). Program Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah . Jurnal Administrasi Pendidikan. 14 (1).110-122
(6)
Sugiyono, (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabet
Suhardan, D dan Suharto, N, (2009). Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabet
Suhardan, D. (2010). Supervisi Profesional. Bandung: Alfabet
Sururi dan Nugraha. (2007). Belajar SPSS For Windows Untuk mengelola Data
Penelitian. Bandung: Dewa Ruchi
Syamsudin, Abin M. (2000). Psikologi Kependidikan (Perangkat Sistem
Pengajaran Modul). Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Terry, Goerge R. and Rue, Leslie W. (2000). Principles of Management. Alih bahasa oleh G. A. Ticoalu: Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara
Tampubolon. (2012). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: CV Andi Offset
Tjiptono, F. (2012). Service Management Mewujudkan Layanan Prima Yogyakarta: CV Andi Offset.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2015). Pedoman Penulisan Karya llmiah Bandung: UPI Press
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
Wahyjosumijo. (2000). Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Wahyuningrum. (2000). Buku Ajar Manajemen Fasilitas Pendidikan. Yogyakarta: FIP UNY