PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Bojongsari 01 Kabupaten Bekasi Tahun Pelajaran 2012/2013.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
(PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
DI SEKOLAH DASAR
(Penelitian Tindakan Kelas pada Konsep Kenampakan Alam di Lingkungan
Kabupaten/Kota dan Provinsi serta Hubungannya dengan Keragaman Sosial dan
Budaya di Kelas IV SDN Bojongsari 01 Kabupaten Bekasi
Tahun Pelajaran 2012/2013)

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan dalam Bidang Pendidikan Dasar

oleh
RIPAI
NIM. 0809815

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS PURWAKARTA
2012

Ripai,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
(PROBLEM BASED LEARNING) DALAM PEMBELAJARAN IPS
DI SEKOLAH DASAR
(Penelitian Tindakan Kelas pada Konsep Kenampakan Alam di Lingkungan
Kabupaten/Kota dan Provinsi serta Hubungannya dengan Keragaman Sosial dan
Budaya di Kelas IV SDN Bojongsari 01 Kabupaten Bekasi
Tahun Pelajaran 2012/2013)

Oleh:
Ripai
NIM. 0809815
Disetujui dan disyahkan untuk Mengikuti Ujian Sidang Skripsi oleh:
Pembimbing I


Dra. Srie Mulyani, M.Pd.
NIP. 19590704 198609 2 001

Pembimbing II

Dra. Hj. Entin Kartini, M.Pd.
NIP. 195006271975032001

Mengetahui
Ketua Program Studi S1 PGSD UPI
Kampus Purwakarta

Dra. Puji Rahayu, M.Pd.
NIP. 196006011986112001
Ripai,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
(PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
DI SEKOLAH DASAR 1
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Bojongsari 01 Kabupaten Bekasi
Tahun Pelajaran 2012/2013)
Oleh: Ripai
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya tingkat penguasaan siswa
terhadap materi, yaitu dari 20 siswa hanya ada 7 siswa yang mencapai tingkat
penguasaan materi, hasil belajar siswa yang rendah ini harus segera diberikan
tindakan perbaikan, agar tidak berpengaruh pada kemampuan siswa dalam
mempelajari materi-materi berikutnya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut
pembelajaran yang sesuai yaitu pembelajaran berbasis masalah karena merupakan
suatu strategi pembelajaran dengan menggunakan masalah/kasus riil di kehidupan
sehari-hari.
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan model yang
memusatkan pada masalah kehidupan yang bermakna bagi siswa, sedangkan
peran guru hanya sebatas menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan
memfasilitasi penyelidikan siswa terhadap masalah yang diberikan.

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode Penelitian
Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang berarti penelitian yang
dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat yang diterapkan pada suatu
subjek penelitian di kelas tersebut. Penelitian yang dilakukan meliputi
perencanaan penelitian, pelaksanaan pembelajaran, observasi dan refleksi
pelaksanaan penelitian. Instrument penelitian yang digunakan adalah: 1) lembar
tes (pre tes, post test dan LKS), 2) Lembar Observsi, dan 3) RPP.
Berdasarkan hasil penelitian terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang
dibuktikan sebagai berikut: pada ulangan nilai rata-rata siswa adalah 59. Pada
siklus I, walaupun nilai rata-rata telah di atas KKM, namun nilai ketuntasan siswa
masih di bawah batas ketentuan ketentusan siswa sebesar 80% yaitu dengan
rincian siswa yang tuntas sebanyak 13 orang atau sebesar 65%. Oleh karena itu,
penelitian dianggap belum berhasil dan perlu diperbaiki pada siklus II. Nilai ratarata siswa pada siklus II telah melampaui KKM yang ditetapkan. Jumlah siswa
yang berhasil mencapai KKM pun meningkat
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini
menunjukan telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa dalam ranah kognitif
yang menjadi objek penelitian.

1


Skripsi yang dibimbing oleh Dra. Srie Mulyani sebagai Dosen Pembimbing I dan
Dra. Hj. Entin Kartini, M.Pd, Dosen Pembimbing II.
Ripai,2013
i
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor penting untuk mendukung kelangsungan
hidup manusia, pendidikan dapat berasal dari lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah dan lingkungan sosial. Namun yang paling dasar atau menjadi pondasi
utama adalah pendidikan yang berasal dari lingkungan keluarga, karena setiap
individu hidup berdampingan/tinggal dengan keluarga maka akan lebih baik jika
dalam lingkungan keluarga tersebut seseorang dididik atau diajarkan pendidikan
berupa agama, sikap/kesopanan, dan lain-lain. Kemudian dari pendidikan dasar di

keluarga, seorang individu akan mengaplikasikannya di lingkungan sekolah dan
lingkungan sosial. Apabila pendidikan dasar di lingkungan keluarga tidak berjalan
dengan baik maka cenderung individu tersebut akan kurang baik pula di
lingkungan sekolah dan di lingkungan sosialnya.
Pendidikan memiliki arti sebagai perbuatan yang disengaja untuk
menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik, yaitu yang pada awalnya
tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Pengertian tersebut
selaras dengan yang dirumuskan dalam UUSPN No. 20 tahun 2003 (Sagala,
2010:3) yakni bahwa,
….pendidikan itu adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran yang tujuannya agar peserta didik
dapat secara aktif mengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
Ripai,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1


2

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Di sisi lain berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh Mudyahardjo
(Sagala, 2010:3) bahwa pendidikan itu merupakan segala pengalaman belajar
yang berlangsung sepanjang hidup serta pendidikan dapat diartikan sebagai
pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.
Jadi apabila pendidikan yang diperoleh selain di sekolah itu disebut sebagai
pendidikan informal, karena tidak terkait dengan lembaga-lembaga yang memiliki
aturan-aturan tertentu dalam pelaksanaannya di lapangan.
Berdasarkan kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
pendidikan itu sebagai suatu proses dalam pengubahan perilaku anak didik agar
menjadi seorang manusia dewasa yang kelak dapat hidup mandiri sebagai bagian
masyarakat di lingkungan tempat ia tinggal/berada. Pendidikan itu tak hanya
mengembangkan aspek intelektualitas saja, namun lebih diprioritaskan pada
proses pembinaan kepribadian anak didik secara keseluruhan yang menjadikan
anak tersebut menjadi lebih dewasa dan bertanggung jawab terhadap hal-hal yang
menjadi kewajibannya.
Pada pendidikan Sekolah Dasar (SD) terdapat 5 bidang studi, yaitu:

Matematika, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS), dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Namun yang akan diteliti
pada kesempatan ini adalah mengenai pembelajaran IPS di SD.

Ripai,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
diberikan

mulai

dari

SD/MI/SDLB


sampai

SMP/MTs/SMPLB.

Beliau

berpendapat bahwa dalam IPS itu berisi kajian peristiwa, fakta, konsep, dan
generalisasi yang berkaitan dengan isu atu masalah sosial. Pada jenjang SD/MI
mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi.
Melalui mata pelajaran IPS tersebut, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi
warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga
dunia yang cinta damai.
Realita yang kini dapat kita lihat yaitu bahwa IPS sebagai salah satu
bidang studi yang dirasakan kurang menarik bagi siswa karena isinya yang
mengungkapkan banyak teori sosial dan sejarah berupa hafalan sehingga siswa
tidak dapat mengerti materi ditambah dengan pembelajaran yang sering dilakukan
dikelas masih berpusat pada guru, sedangkan siswa hanya diam (pasif) dan
menerima apapun yang dijelaskan oleh guru.
IPS itu belajar mengenai konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungan sosial yang ada di sekitar. Gejala yang ada di SD

adalah siswa mengalami kesulitan menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan
penalaran. Bila keadaan ini berlangsung terus maka siswa akan mengalami
kesulitan mengaplikasikan pengetahuan yang diperolehnya di kelas dengan
kehidupan nyata. Dalam mengkaji seperangkat fakta yang terjadi di lingkungan
sekitar siswa harus melakukan sesuatu, mengetahui dan memecahkan masalah

Ripai,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

yang berkaitan dengan masalah-masalah yang dialaminya. Untuk hal ini bisa
didapatkan melalui Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL).
Data awal diperoleh berdasarkan hasil tes harian di kelas IV SDN
Bojongsari 01 pada pembelajaran bidang studi IPS materi kenampakan alam,
sosial dan budaya adalah sebagai berikut:
a. Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi, yaitu dari 20 siswa
hanya ada 7 siswa yang mencapai tingkat penguasaan materi, hasil belajar

siswa yang rendah ini harus segera diberikan tindakan perbaikan, agar tidak
berpengaruh pada kemampuan siswa dalam mempelajari materi-materi
berikutnya.
b. Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru. Permasalahan ini jelas akan
mengakibatkan rendahnya pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari,
karena tidak memperhatikan pembelajaran yang yang berlangsung
c. Siswa tidak mampu mengikuti petunjuk yang diberikan guru. Hal ini dapat
mengakibatkan siswa tidak mampu menyelesaikan tugas yang diberikan guru.
d. Media pembelajaran yang digunakan kurang sesuai, media pembelajaran yang
tidak sesuai dapat menjadikan pemahaman siswa terhadap materi menjadi
kabur sehingga tidak memahami materi yang dipelajari.
Berdasarkan faktor karakteristik siswa, daya dukung Bojongsari 01 dan
kondisi lingkungannya maka pembelajaran yang sesuai dengan faktor-faktor
tersebut yaitu pembelajaran berbasis masalah karena Strategi pembelajaran
berbasis masalah (Problem Based Learning) merupakan suatu strategi
Ripai,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

pembelajaran dengan menggunakan masalah/kasus riil di kehidupan sehari-hari
sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis
danketrampilan memecahkan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan
dankonsep yang esensial dari materi pelajaran.
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Standar Isi
2006 siswa dididik agar dapat kreatif dan mampu mengembangakan kemampuan
berfikir kritis dalam menghadapi pelajaran juga dalam menghadapi masalahmasalah yang sedang terjadi saatini. Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan
dalam pembelajaran karenasiswa didorong untuk mencari dan menemukan
pengetahuan baru yangmelibatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran (student
oriented) dan guru sebagai fasilitator.
Berdasarkan latar belakang tersebut, diperlukan suatu perbaikan
pembelajaran yang mengacu pada peningkatan aktifitas dan hasil belajar siswa
pada pembelajaran IPS di sekolah dasar oleh karena itu penulis mengungkapkan
judul penelitian yaitu: “Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning) dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar” (Penelitian Tindakan
Kelas pada Konsep Kenampakan Alam di Lingkungan Kabupaten/Kota dan
Provinsi serta Hubungannya dengan Keragaman Sosial dan Budaya di Kelas IV
SDN Bojongsari Kabupaten Bekasi Tahun Pelajaran 2012/2013)“
B. Rumusan Masalah

Ripai,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang akan diungkap dalam
penelitian ini adalah : “Apakah model pembelajaran berbasis masalah dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Bojongsari 01?”. Secara rinci
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana hasil belajar siswa kelas IV SDN Bojongsari 01 pada
pembelajaran IPS sebelum menerapkan model pembelajaran berbasis
masalah?
2. Bagaimana aktifitas belajar siswa kelas IV SDN Bojongsari 01 pada
pembelajaran IPS melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah?
3. Bagaimana hasil belajar siswa kelas IV SDN Bojongsari 01 pada
pembelajaran IPS setelah menerapkan model pembelajaran berbasis masalah?

C. Tujuan Penelitian
Secara umum, tujuan dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah
untuk mengetahui: “model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas IV SDN Bojongsari 01”. Secara khusus tujuan penelitian
tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui:
1. Hasil belajar siswa kelas IV SDN Bojongsari 01 pada pembelajaran IPS
sebelum menerapkan model pembelajaran berbasis masalah.
2. Aktifitas belajar siswa kelas IV SDN Bojongsari 01 pada pembelajaran IPS
melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah.

Ripai,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

3. Hasil belajar siswa kelas IV SDN Bojongsari 01 pada pembelajaran IPS
setelah menerapkan model pembelajaran berbasis masalah

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait
dengan dunia pendidikan, diantaranya:
1. Manfaat penelitian bagi siswa :
a. Diharapkan dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa;
b. Diharapkan dapat meningkatkan keterkaitan siswa dalam pembelajaran
dikelas.
c. Diharapkan dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran sehingga
mengurangi kebosanan dalam belajar.
2. Manfaat penelitian bagi guru sebagai peneliti adalah :
a. Diharapkan dapat memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya;
b. Diharapkan dapat menjadi umpan balik dalam menyelesaikan masalah
pembelajaran.
c. Diharapkan dapat membantu memotivasi guru untuk inovatif dalam
pembelajaran;
3. Manfaat penelitian bagi sekolah:
a. Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan sebagai pelaksana
pembelajaran;
b. Diharapkan dapat melaksanakan pembelajaran secara tuntas.
Ripai,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

E. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini dimaksudkan untuk
memperoleh gambaran secara mendalam tentang “Penggunaan metode pemecahan
masalah dalam meningkatkan hasil belajar IPS di SD”. Peneliti dalam penelitian
metode ini bukan sekedar memecahkan masalah pembelajaran yang ada di kelas,
tetapi juga berupaya meningkatkan profesionalisme guru melalui kegiatan inovasi
yang berlandaskan pada efektif kolaboratif dan upaya-upaya alternatif yang akan
meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan
kinerja guru serta iklim kelas.
Kasbolah (1998/1999: 22) menggunakan karakteristik Penelitian Tindakan
Kelas, yaitu antara lain sebagai berikut:
a. Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan oleh guru sendiri sebagai
pengelola program di kelas. Guru merupakan sosok yang benar-benar
mengenal lapangan tempat dia mengajar. Oleh karena itu, guru kelas
inilah yang mengetahui dan mengenal situasi kelasnya termasuk
masalah yang ada di dalamnya ketika melaksanakan Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM), guru juga melakukan perubahan-perubahan yang
berkenaan dengan upaya menuju perbaikan.
b. Penelitian Tindakan Kelas berangkat dari permasalahan praktek
faktual. Permasalahan faktual adalah yang timbul dalam kegiatan
pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru. Permasalahan yang
diangkat bukan permasalahan yang diberikan orang lain.
c. Adanya tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki
proses KBM di kelas yang bersangkutan. Tindakan tersebut diambil
dalam rangka melakukan perubahan menuju perbaikan.

Ripai,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9

Berdasarkan kutipan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan
melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas guru ditantang untuk memiliki
keterbukaan terhadap pengalaman dan proses pembelajaran yang baru.
Pelaksanaaan program-program baru oleh guru dalam kegiatan Penelitian
Tindakan Kelas dapat dipandang sebagai bentuk pendidikan bagi guru oleh karena
itu keterlibatan guru dalam Penelitian Tindakan Kelas akan secara tidak langsung
dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran.

F. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan pemahaman tentang penelitian ini, maka disusun
sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab Pertama Pendahuluan, dalam bab ini penulis akan mengulas mengenai
latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
Bab Kedua Kajian Teori, meliputi: Model Pembelajaran Berbasis Masalah,
Pembelajaran IPS, dan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Konteks
Pembelajaran IPS.
Bab III Metodologi berisikan 1) jenis penelitian, 2) data penelitian, 3)
instrumen penelitian, 4) pengolahan dan analisis data, 5) lokasi dan subjek
penelitian.
Bab IV 1) Deskrisi lokasi penelitian, 2) Pelaksanaan Penelitian Tindakan
Kelas, 3) Pembahasan Hasil Penelitian.
Ripai,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10

Bab V Penutup, merupakan bab terakhir yang memuat simpulan hasil
penelitian dan saran.

Ripai,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Bojongsari 01 beralamat di Desa
Bojongsari Kecamatan Kedungwaringin Kabupaten Bekasi. Adapun yang menjadi
subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Bojongsari 01 Kecamatan
Kedungwaringin Kabupaten Bekasi tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 20
orang siswa dengan rincian 7 orang siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki.

B. Desain penelitian
Bentuk Penelitian Tindakan Kelas yang memandang guru sebagai peneliti
memiliki ciri penting yaitu sangat berperannya guru itu sendiri dalam proses
Penelitian

Tindakan

Kelas,

ialah

untuk

meningkatkan

praktek-praktek

pembelajaran di kelas yakni guru telah terlibat langsung secara penuh dalam
proses perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. (Kasbolah, 1998/1999: 122).
Siklus kegiatan ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Ripai,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

34

35

Penyusunan
Rencana Tindakan
Refleksi I

Pelaksanaan
Tindakan
Observasi Pelaksanaan
Tindakan
Penyusunan
Rencana Tindakan
Pelaksanaan
Tindakan

Refleksi II
Observasi Pelaksanaan
Tindakan

Penyusunan
Rencana Tindakan Siklus
Selanjutnya jika
diperlukan
Gambar 1
Siklus Penelitian Tindakan Kelas Model Spiral
Kemmis dan Taggart (Kasbolah, 1998/ 1999 : 70)

Berdasarkan metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu Penelitian
Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dikemukakan oleh Kemmis
dan Mc. Taggart, bahwa metode ini terdiri dari 4 tahapan proses (perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi) dengan beberapa siklus/ alur yang saling
berkaitan secara berkesinambungan. Penjelasan lengkap mengenai

prosedur

setiap siklusnya adalah sebagai berikut:
a. Siklus I

Ripai,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

36

Siklus pertama dalam PTK ini terdiri dari perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
1) Perencanaan
a) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar
yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah.
b) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
c) Membuat lembar Pre-Test
d) Membuat lembar kerja siswa.
e) Membuat lembar evaluasi pembelajaran.
f) Membuat instrument non tes, berupa lembar observasi pelaksanaan
pembelajaran dan lembar observasi pemahaman siswa.
2) Pelaksanaan
a) Guru mengkondisikan kelas ke dalam situasi belajar yang kondusif
(merapikan siswa dan berdoa, mengabsen/mengisi daftar kelas).
b) Guru memberikan soal pre test kepada siswa.
c) Guru menginformasikan tema materi yang akan dibahas serta tujuan
pembelajaran yang akan dilakukan.
d) Guru menggali pengetahuan awal siswa mengenai masalah sosial.
e) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, yaitu dalam satu
kelompok terdiri dari 5 orang yang heterogen (campuran antara siswa
perempuan dan laki-laki).

Ripai,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

37

f) Guru memotivasi siswa untuk terlibat pada aktivitas pembelajaran berbasis
masalah.
g) Guru memberikan Lembar Kerja Siswa dan memberikan pengarahan
mengenai cara pengerjaan LKS harus dikerjakan bersama kelompoknya
dengan cara memecahkan masalah untuk menjawab pertanyaan yang
terdapat dalam LKS.
h) Guru membimbing siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai
pada saat masing-masing kelompok sedang mencari cara untuk
memecahkan masalah yang terdapat pada LKS.
i) Guru membantu mengembangkan dan menyajikan hasil kerja siswa yang
terdapat pada LKS.
j) Setelah selesai mengerjakan LKS secara berkelompok, LKS tersebut
dikumpulkan

dan

masing-masing

kelompok

secara

bergantian

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas.
k) Guru bersama siswa membahas hasil presentasi yang sudah dilakukan
siswa dengan cara menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah yang sudah dilalui oleh siswa pada saat mengerjakan LKS.
l) Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap penyelidikan
yang sudah dilakukan oleh siswa.
m) Pemberian tugas individu (post test).
n) Guru beserta siswa melakukan tanya jawab mengenai kesulitan siswa
ketika mengerjakan LKS dan soal post tes serta hal-hal yang belum
dipahami oleh siswa
Ripai,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

38

o) Guru memberikan penguatan materi berdasarkan konsep yang benar.
p) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
3) Observasi
Observasi dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan dengan menggunakan
lembar observasi yang sudah dibuat.
4) Refleksi
Setelah pengamatan selesai dilakukan, kemudian peneliti bersama teman
sejawat melakukan kegiatan refleksi pada akhir setiap tindakan. Pada kegiatan
refleksi, peneliti dan observer mendiskusikan hasil pengamatan tindakan yang
telah dilaksanakan berupa hasil LKS, post tes, dan lembar observasi. Refleksi
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan pemahaman siswa yang
telah dicapai dalam pembelajaran siklus ke-I sebagai masukan untuk pelaksanaan
tindakan siklus II.
b. Siklus II
Seperti halnya siklus pertama, siklus kedua pun terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
1) Perencanaan
Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada
siklus pertama.
2) Pelaksanaan
Peneliti melakukan pembelajaran berbasis masalah berdasarkan rencana
pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama.
Ripai,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

39

3) Observasi
Peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran berbasis
masalah dan pengamatan terhadap pemahaman siswa.
4) Refleksi
Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua serta
membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah dalam peningkatan pemahaman dan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar.

C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini dimaksudkan untuk
memperoleh gambaran secara mendalam tentang “Penggunaan metode pemecahan
masalah dalam meningkatkan hasil belajar IPS di SD”. Peneliti dalam penelitian
metode ini bukan sekedar memecahkan masalah pembelajaran yang ada di kelas,
tetapi juga berupaya meningkatkan profesionalisme guru melalui kegiatan inovasi
yang berlandaskan pada efektif kolaboratif dan upaya-upaya alternatif yang akan
meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan
kinerja guru serta iklim kelas.
Kasbolah (1998/1999: 22) menggunakan karakteristik Penelitian Tindakan
Kelas, yaitu antara lain sebagai berikut:

Ripai,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

40

a. Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan oleh guru sendiri sebagai
pengelola program di kelas. Guru merupakan sosok yang benar-benar
mengenal lapangan tempat dia mengajar. Oleh karena itu, guru kelas
inilah yang mengetahui dan mengenal situasi kelasnya termasuk
masalah yang ada di dalamnya ketika melaksanakan Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM), guru juga melakukan perubahan-perubahan yang
berkenaan dengan upaya menuju perbaikan.
b. Penelitian Tindakan Kelas berangkat dari permasalahan praktek
faktual. Permasalahan faktual adalah yang timbul dalam kegiatan
pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru. Permasalahan yang
diangkat bukan permasalahan yang diberikan orang lain.
c. Adanya tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki
proses KBM di kelas yang bersangkutan. Tindakan tersebut diambil
dalam rangka melakukan perubahan menuju perbaikan.
Berdasarkan kutipan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan
melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas guru ditantang untuk memiliki
keterbukaan terhadap pengalaman dan proses pembelajaran yang baru.
Pelaksanaaan program-program baru oleh guru dalam kegiatan Penelitian
Tindakan Kelas dapat dipandang sebagai bentuk pendidikan bagi guru oleh karena
itu keterlibatan guru dalam Penelitian Tindakan Kelas akan secara tidak langsung
dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran.

D. Definisi Operasional
1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan suatu model pembelajaran
yang dalam pelaksanaan pembelajarannya berpegang pada sebuah masalah,
yang nantinya peserta didik itu sendiri atau bersama dengan peserta didik lain
mencoba memecahkan masalah yang diberikan untuk menumbuhkan sikap
berpikir kritis dan jiwa sosialnya dalam melakukan diskusi bersama peserta
didik lain. Peran guru dalam pelaksanaan model PBL ini hanyalah sebagai
Ripai,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

41

fasilitator, mediator dan evaluator. Sedangkan yang berperan penting adalah
peserta didik.
2. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. Beliau
berpendapat bahwa dalam IPS itu berisi kajian peristiwa, fakta, konsep, dan
generalisasi yang berkaitan dengan isu atu masalah sosial. Pada jenjang
SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan
Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS tersebut, peserta didik diarahkan untuk
dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung
jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

E. Instrumen Penelitian
Berdasarkan pada pengertian yang dikemukakan oleh Arikunto (2010:203)
dapat dijelaskan bahwa instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih
mudah dan hasilnya lebih baik atau memiliki arti lebih cermat, lengkap dan
sistematis sehingga lebih memudahkan peneliti ketika akan melakukan
pengolahan data.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen-instrumen sebagai
berikut :
a. Lembar Tes

Ripai,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

42

Lembar tes merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kemampuan
yang dimiliki oleh individu berupa pertanyaan atau latihan. Lembar tes ini
dilaksanakan setelah pembelajaran selesai.

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar ini dikerjakan secara berkelompok, siswa mendiskusikan
pertanyaan

dan

mencoba

memecahkan

masalah

bersama

bertukar

pendapat/memberikan masukan bagi kelompok untuk memperoleh informasi
mengenai kemampuan siswa dalam berpikir kritis, bekerja sama, serta
bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
c. Lembar Non Tes
1) Lembar observasi (pengamatan)
Pada penelitian ini dilakukan pengamatan bagi siswa berupa pengamatan
terhadap pemahaman siswa oleh guru sebagai peneliti, sedangkan pengamatan
pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah yang diamati oleh observer yakni:
guru kelas IV (peneliti) oleh rekan sejawat mengenai cara mengajar/kegiatan guru
selama proses pembelajaran di kelas berlangsung. Pengamatan ini dilakukan
dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disusun oleh guru/peneliti,
lembar tersebut berisi tentang urutan kegiatan siswa dan guru yang dilakukan
ketika pembelajaran.
2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berisi langkah-langkah
yang terdiri dari: Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator,
Ripai,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

43

tujuan pembelajaran, materi, metode, skenario, media dan sumber, teknik
penilaian berupa LKS dan lembar evaluasi yang diberikan ketika skenario
pembelajaran berlangsung, penskoran nilai hasil kerja dan evaluasi siswa.

F. Analisis Data
Analisis data ini ditulis berdasarkan pedoman observasi, LKS, dan tes.
Analisis data ini dilakukan dari awal sampai akhir pelaksanaan dari setiap siklus.
Data tentang peningkatan pemahaman dan hasil belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran PBL pada pembelajaran IPS tentang masalah
sosial. Data diolah dan disajikan secara kualitatif deskriptif dengan prosedur
sebagai berikut:
1. Pengolahan hasil tes
Data mentah yang diperoleh dari hasil tes, kemudian diolah melalui cara
penskoran, menilai setiap siswa, menghitung nilai rata-rata kemampuan siswa
untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai presentasi kelompok dalam
memahami pembelajaran IPS. Untuk menghitung rata-rata nilai siswa rumus yang
digunakan sebagai berikut:
Rumus menghitung rata-rata nilai siswa (Sudjana: 2009)

Keterangan:



ΣN

= Jumlah Nilai

N

= Banyaknya data

= Rata-rata hitung

Ripai,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

44

2. Pengolahan data hasil observasi
Hasil observasi terhadap pemahaman siswa dan pelaksanaan pembelajaran
dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif yaitu digambarkan dengan katakata atau kalimat. Berupa paparan dan penjelasan dengan kalimat yang
menggambarkan mengenai hasil observasi di kelas terhadap peningkatan
pemahaman siswa dan peningkatan pembelajaran pada setip siklus.
Untuk mengolah hasil observasi pemahaman siswa dan pelaksanaan
pembelajaran dilakukan dengan menggunakan skala nilai 1-4 (Sudjana: 2009)

Keterangan:
4 = Sangat Baik (SB)
3 = Baik (B)
2 = Cukup (C)
1 = Kurang (K)
Rata-rata skala 1-4 yaitu:
3.01 – 4.00 Sangat Baik (SB)
2.01 – 3.00 Baik (B)
1.01 – 2.00 Cukup (C)

Ripai,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dan penelitian tindakan kelas di dapat
kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa kelas IV SDN Bojongsari 01 pada pembelajaran IPS
sebelum menerapkan model pembelajaran berbasis masalah masih rendah.
Dari 20 siswa yang telah mencapai nilai ketuntasan hanya sebanyak 7 orang
siswa (35%). hasil belajar siswa yang rendah ini harus segera diberikan
tindakan perbaikan, agar tidak berpengaruh pada kemampuan siswa dalam
mempelajari materi-materi berikutnya.

2. Aktifitas belajar siswa kelas IV SDN Bojongsari 01 pada pembelajaran IPS
melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah.
Pada siklus I secara umum siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan baik. Siswa
tampak antusias dalam mengikuti pembelajaran, tampak dari kesungguhan
siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh peneliti. Suasana
pembelajaran di kelas pun berlangsung dengan tertib dan kondusif. Namun,
hasil dari pembelajaran di siklus I belum sesuai dengan yang diharapkan.
Berdasarkan catatan lapangan peneliti, siswa masih belum berani untuk
mengungkapkan pendapat ataupun bertanya saat berdiskusi dengan peneliti.
Ripai,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

79

80

Kegiatan pembelajaran pada siklus II berjalan sesuai dengan apa yang
telah direncanakan dalam RPP. Seperti pada pelaksanaan siklus I, pada siklus
II ini hampir semua siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan antusias,
baik pada pertemuan pertama maupun pada pertemuan kedua. Siswa lebih
berani bertanya dan mengungkapkan pendapat dalam diskusi sehingga siswa
lebih terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
3. Peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah pada pembelajaran IPS kelas IV SD bab kenampakan alam
dan kehidupan sosial sangat signifikan. Hal ini terbukti pada hasil post-test,
baik pada siklus I maupun pada siklus II. Pada siklus I, presentase siswa yang
berhasil mencapai KKM adalah 65% dengan nilai rata-rata 70,5. Sedangkan
pada siklus II, presentase siswa yang mencapai KKM adalah 90% dengan nilai
rata-rata 77,75.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian diatas, meskipun peneliti merasakan ada
beberapa kekurangan pada Penelitian Tindakan Kelas ini namun dengan segala
kerendahan hati, peneliti ingin menyampaikan beberapa saran sebagai bahan
masukan dan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait
setelah melaksankan penelitian ini antara lain :
1. Saran bagi siswa:
a. Siswa diharapkan dapat meningkatkan pemahaman belajarnya agar lebih
baik;

Ripai,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

81

b. Siswa diharapkan dapat meningkatkan keterkaitan dalam pembelajaran
dikelas seperti bertanya dan mengemukakan pendapatnya.
c. Siswa diharapkan dapat memotivasi siswa lain dalam pembelajaran
sehingga mengurangi kebosanan dalam belajar dan dapat bertukar ilmu.
2. Saran bagi guru sebagai tenaga pendidik :
a. Guru diharapkan dapat memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya;
b. Guru

diharapkan

dapat

menjadi

mediator

umpan

balik

dalam

menyelesaikan masalah pembelajaran di kelas.
c. Guru diharapkan dapat membantu memotivasi guru lain untuk inovatif
dalam melaksanakan pembelajaran dikelas agar siswa tidak merasa bosan
dengan pembelajaran yang monoton;
3. Saran bagi sekolah sebagai lembaga pendidikan:
a. Sekolah diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan sebagai
pelaksana pembelajaran;
b. Sekolah diharapkan dapat melaksanakan pembelajaran secara tuntas.

Ripai,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Amir (2010). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Bases Learning : Bagaimana
Pendidik memberdayakan Pemelajar di Era Pengetahuan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Arikunto (2010:203). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (1994/1995), Metodik Khusus Ilmu
Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar, Jakarta, Dirjen Dikdas, Depdikbud.
Depdiknas. (2006), Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,
Permendiknas RI Nomor 22 tahun 2006, Jakarta, Depdiknas
……….(2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional Republik Indonesia.
………..,(2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. “Standar Isi Mata
Pelajaran IPS Untuk SD/MI Kelas VI”. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional Republik Indonesia.
Dewey, John. (1964) . Democracy and Education. New York: The McMillan
Company.
Fogarty, R.( 1997). Problem-based learning and other curriculum models for the
multiple intelligences classroom. Arlington Heights, Illionis: Sky Light.

Djahiri, A.K., (1978/1979), Pengajaran Studi Sosial/IPS, Bandung, LPPP-IPS;
FKIS-IKIP Bandung.
Hopkins, David, (1983). A Teacher’s Guide to Classroom Research. Philadelphia:
Open University Press.
Ischak SU, dkk. (1997), Buku Materi Pokok Pendidikan IPS di SD, Proyek
Peningkatan Mutu Guru Kelas SD Setara D-II, Jakarta, Depdikbud.
Jauhar, Mohammad. (2011). Implementasi Paikem dari Behavioristik Sampai
konstrustivistik : Sebuah Pengembangan Pembelajaran Berbasis CTL
(Contextual Teaching & Learning). Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Ripai,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

82

83

Kasbolah, K (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Depdiknas.
Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Suharkat, (2011). Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah
Terhadap Peningkatan Berpikir Kritis dan Motivasi Instrinsik Siswa pada
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (Studi Eksperimen Kuasi terhadap
Siswa SDN Kiansantang Kelas V dengan Subbidang Studi Ekonomi dan
Sejarah Tahun Pelajaran 2010/2011). Tesis. Jurusan Pendidikan Dasar.
Universitas Pendidikan Indonesia. (Tidak diterbitkan).
Suhartono, Fitriyanti, Prijatna, (2007). Mengakrabkan Anak Bermain dan Belajar
Konsep Dasar Geografi.
Sumaatmadja, N., (1999), Pengajaran IPS di SD, Bandung, IKIP Bandung.
Wiyono, (1995). Hakekat Karakteristik Bidang Studi IPS, Bahan Pelatihan
Metodologi Bidang Studi, Jakarta: Proyek Pendidikan Tenaga Guru,
BP3GSD, IBRD, Loan 3496-IND.

Ripai,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

84

(Hafina, 2007 : 176).
Wesley (1952: 96)
Banks (1990: 3)
holistik (Eded Tarmedi, 2007)
Depdikbud,1994/1995: 1-4).

(Wiyono, 1995: 5)
Fraenkel (1980: 137) a
Fitriyanti dan Prijatna (2007: 3) mengungkapkan
Depdiknas (2006: 575)
(Amir, 2010:21)
Jauhar (2011:88)

Ripai,2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu