HUBUNGAN KERJA ANTARA KEPALA SEKOLAH DAN PENILIK SEKOLAH DENGAN GURU DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENAMPILAN MENGAJAR GURU SD.
HUBUNGAN KERJA ANTARA KEPALA SEKOLAH DAN PENILIK SEKOLAH
DENGAN GURU DALAh* HUBUNGANNTA DENGAN PENAMPILAN
MENGAJAR GURU SD
TESTS
Oiajukan Kepada Panltla Ujlan Tesl« Instltut Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Bandung Untuk Memenuhi
Sebagian darl Syarat Program Pasca Sarjana
Bldang Studi Administrasi Pendidikan
oleh:
R o
No. Pokok
h
i
a
t
: 752/A/XIX-11
FAKULTAS PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
19 9 0
Disetujui dan dis ahkan oleh,
(Prof. Dr. Oteng Sutjstrf, tt» Sc. Ed.)
Pemblmbing I
PembimDing II
FAKULTAS. PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
1 9 ? 0
DAFTAR ISI
Ha laman
KATA PENGANTAR
1
UCAPAN TERIMA KASIH
ill
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
viit
DAFTAR GAMBAR
BAB
BAB
ix
I. PENDAHULUAN
1
A. La tar Belakang Masalah
1
B. Rumusan Masalah Penelitian
6
C. Pa radigma Penelitian
8
D. Batasan Istilah
10
E. Anggapan Dasar
10
F. Tujuan Penelitian
11
G. Manfaat Penelitian
13
II. STUDI KEPUSTAKAAN
Ik
A. Hubungan Kerja Kepaia Sekolah, Penilik Sekolah dan Guru dalam Organisasi
Sekolah
BAB
14
B. Penampilan Mengajar Guru
31
C. Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan
36
III. METODOLOGI PENELITIAN
*+l
A. Populasi dan Sampel
*fl
B. Metode Penelitian
k5
C. Hipotesis Penelitian
*+6
D. Instrumen Pengumpul?n Data •
51
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
55
vi
Halaman
BAB
BAB
F. Pengumpu Ian Da ta
60
G. Pengolahan Data
62
IV. HASIL PENELITIAN
69
A. Pengttjian Hipotesis Penelitian
69
B. Hasil Penelitian
81
V. DISKUSI HASIL PENELITIAN, KESIMPULAN DAK
REKOMENDASI
88
A. Diskuei Hasil Penelitian
88
B. Kesimpulan
96
C. Rekomendasi
99
DAFTAR BACAAN
102
LAMPIRAN-LAMPIRAN
105
vii
DAFTAR TABEL
Tabel
1
Halaman
Keadaan Kepaia Sekolah, henllik Sekolah dan
Guru di Kantor Departemen f- dan K Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung
viit
....'
53
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1.
Halaman
Paradlgma Penelitian
ix
7
BAB I
PENDAHULUAN
. Latar Belakang Masalah
Fungsi sekolah secara umum adalah memberikan kesempatan pada setlap anak dengan sebaik - baiknya, menciptakan situasi belajar yang menyenangkan untuk
anak
agar dapat belajar dengan balk, dan membantu anak memecahkan kesulitan - kesulitan belajar yang dihadapinya,
sehingga potensi anak tidak terhambat untuk berkembang.
Fungsi sekolah aeperti ini menuntut adanya pelayanan yang
profesional, guna terwujudnya cita-cita secara optimal.
Menyimak fungsi sekolah di atas dan dikaitkan
dengan tujuan pendidikan eebagaimana tercantum
dalam
Undang-Undang Pendidikan Nasional, maka peran guru pun
harus mengikuti kondisi dan situasi yang diinginkan.
Guru diharapkan menunaikan tugasnya untuk pembentukkan
wawasan serta pemborian pengetahuan dan ketrampilan yang
diperlukan anak pada abad industri, menjadi fasilitator
pembelajaran yang merupakan tuntutan abad informasi.
Kondisi ini mengharuskan guru memegang dua peran-
an yang merupakan keeatuan yang saling mdengkapi. Pertama, seorang guru harus menggunakan eetiap kegiatan be
lajar mengajar yang dikelolanya untuk menyampaikan penge
tahuan, ketrampilan, sikap dan nilai serta memberikan
urunan nyata di dalam upaya pencapaian tujuam yang telah
ditetapkan. Kedua, guru harus menyadari diri sendiri sebagai makhluk Tuhan, harus memiliki rasa cinta kepada
2
tanah air, bangsa dan negara, serta berkemampuan
untuk
belajar sepanjang hayat.
Keadaan yang diharapkan kiranya belum dapat dipenuhi.
Gu.ru. yang diharapkan tak pernah berhenti belajar, berusa-
ha untuk mencari sesuatu hal yang lebih baik daripada yang
lalu untuk disampaikan kepada anak didik belum banyak nampak. SepertI dikemukakan S. Nasution (1987), bahwa "Guru-
guru dan tenaga pengajar umumnya cenderung untuk tenggelam
dalam rutin mengajar yang didasarkan atas pengalaman dan
kebiasaan tainpa mengetahui betapa kompleks sebenarnya pro
ses belajar mengajar itu" ( v ). Keadaan ini merupakan ke
adaan yang tidak menguntungkan bag! dunia pendidikan.
Kepaia Sekolah sebagai penanggungjawab dan pengelola
pendidikan dan pengajaran di sekolah harus dapat mellhat
kondisi nyata guru-guru di sekolah, khususnya penampilan
mengajar guru yang perlu mendapat perhatian kepaia sekolah.
Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga terselenggaranya pen
didikan di sekolah dengan baik, karena "Kepaia Sekolah ber-
tanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan,
administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lain-,
nya dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana". (Peraturan Pemerintah no. 28 tahun 1990 Pasal 12,
ayat 1). Selanjutnya dalam kurikulum SD 1975 buku TIT. D
Pedoman Administrasi dan Supervisi dikemukakan pula seba
gai berlkut ;
usaha
menlngkatkan mutu pendidikan
sebagian
besar
terletak
dan pengajaran
pada kegiatan guru dalam
3
mendorong murid-aurid ke arah tercapalnya tujuan pen
didikan. Agar tugaa aondidik dan mengajar dapat ditingkatkan aaka guru perlu mendapat peabinaan (super
visi) secara teratur dan berencana. Untuk itu para
Pembina dan Kepaia Sekolah perlu memiliki pengetahuan
tentang pengertian, tujuan, fungsi, prineip dan teknik supervisi dieertai petunjuk pelaksanaan secara
sederhana. (Dep. P dan K, 1981, p. 22)
Penilik Sekolah eebagaiaana halnya kepaia sekolah
meapunyai tugas kewajiban untuk aeabina guru dalam aening-
katkan mutu pendidikan. Hal ini tercermin dalam Keputusan
Menteri Pdan Knomor 030^/0/198^, pasal 111 ayat 2 dan 3
yang berbunyi sebagal berikut:
2. Mengendalikan termasuk membimbing pelaksanaan ku-
rikulum Taman Kanak-Kanak, dan Sekolah Dasar yang
meliputi isi, metode penyajian, dan penggunaan '
alat bantu pelajaran agar berlangsung eesuai de
ngan ketentuan yang berlaku;
3. Mengendalikan termasuk membimbing tenaga teknis
Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar;(Dep. P dan K,
1984, p.70)
Kenyataan yang dapat dipelajari, Kepaia Sekolah
dan Penilik Sekolah kurang memperhatikan guru dalam melaksanakan tugasnya. Daya dorong Kepaia Sekolah dan Pe
nilik Sekolah untuk menghidupkan gagasan-gagasan baru mengenai metode dan tujuan pengajaran terlupakan dengan kesibukan untuk mendapatkan kebutuhan materiil sekolah. Se-
benarnya Kepaia Sekolah dan Penilik Sekolah harus
dapat
meaahaai pentingnya tugas mengajar guru, dengan alasan
autu pendidikan akan sangat tergantung kepada guru.
Se-
perti dikeaukakan Oteng Sutisna (1989) aebagai berikut:
Para perancang peabaharuan dapat aeabangun gedung
baru, aeabuat perubahan dalam kurikulua, menetapkan
metode aengajar dan buku pelajaran baru. Semua itu
akhirnya bergantung pada guru yang diberi kewajiban
untuk aenerapkannya. Fasilitas fisik yang serba langkap, alat dan perlwngkapan yang paling aodern, dana
yang mencukupi sudah tentu memudahkan pekerjaan.
Tetapi pada kata akhir mutu pendidikan bergantung
pada mutu personil pengajar - the men behund the gun,
Tak diragukan, guru yang baik dapat memperbanyak be-
berapa kali kemungkinan berhasilnya pendidikan yang
paling baik. Sebaliknya, guru yang buruk bisa memba-
hayakan secara tak dapat diperbaiki. (p. 15)
Berdasarkan hasil penjajagan yang telah dilakukan
peneliti, keadaan di Sekolah Dasar pada Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung, tidak jauh berbeda dengan apa yang te
lah diuraikan di atas. Kepaia Sekolah yang diharapkan da
pat berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui
pembinaan atau supervisi terhadap guru-guru di sekolah da
sar pada Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung nampak belum
secara optimal dapat melakukannya melalui hubungan
kerja
yang telah digariskan. Demikian pula halnya Penilik Seko
lah dalam hubungan kerjanya dengan guru-guru nampak belum
5
dapat mengendalikan dan membimbing guru-guru sekolah da
sar seoptimal mungkin. Padahal penlngkatan kemampuan me
ngajar guru di Sekolah Dasar pada Kecamatan Lembang
bupaten Bandung, tanpa diperhatikan dan didorong
Ka
Kepaia
Sekolah dan Penilik Sekolah tidak akan mungkin terjadi.
Kenyataan yang berkenaan dengan kepaia sekolah, pe
nilik sekolah dan guru di Kecamatan Leabang Kabupaten
bandung dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Kenyataan yang dihadapi Kepaia Sekolah:
a. Kepaia sekolah aenghabiskan sebagian waktu, tenaga
dan pikirannya untuk mengerjakan masalah-aasalah
administratif.
b. Kepaia sekolah belum mendapat. pengetahuan atau peabinaan secara khusus dalam supervisi.
c. Kepaia sekolah diangkat berdasarkan pengalaaan ker
ja dan kepangkatan, sedangkan kemaapuan untuk mem-
bina guru dan pendidikan belum menjadi persyaratan.
d. Kepaia sekolah masih ada yang melakukan kegiatan
pengawasan terhadap guru, agar guru menyelesaikan
tugas-tugas administratif.
2. Kenyataan yang dihadapi Penilik Sekolah:
a. Penilik sekolah mengunjungi sekolah-sekolah dalam
rangka pembinaan aaksiaal dua kali dalaa sebulan
untuk tiap sekolah.
b. Penilik sekolah aenggunakan,waktu kunjungan yang
terbatas dengan kegiatan-kegiatan yang sifatnya ad
ministratif.
6
c. Penilik sekolah mempunyai wilayah kerja yang ter-
lalu luas dengan tidak kurang dari 15 Sekolah Da
sar dan beberapa Sekolah Taman Kanank-Kanak.
3. Kenyataan yang dihadapi guru-guru :
a. Penampilan mengajar guru-guru belum memperlihatkan
penampilan yang makaiaal.
b. Tugas-tugas administratif yang harus dieelesaikan
guru-guru aengganggu konsentrasi guru untuk aengajar dengan baik.
c. Pembinaan kemampuan mengajar guru-guru kurang diprioritaskan.
d. Kerjasama guru-guru dalam meningkatkan kemampuan
mengajar tidak langsung kepada sasaran dalam pro
ses belajar aengajar, baru bereifat perumusan ma-
teri, pembuatan satuan pelajaran atau pengumpulan
soal-soal tes.
e. Kerjasama guru-guru untuk meningkatkan kemampuan
mengajar guru tidak didampdngi tenaga-tenaga ahli
di bidangnya.
Bila keberhasilan pendidikan memang ingin dicapai,
perlu sekali kepaia sekolah dan penilik sekolah mengu-
payakan peningkatan kemampuan mengajar guru melalui hu
bungan kerja yang telah ditetapkan.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Masalah yang diteliti dibatasi pada "Hubungan Kerja
Kepaia Sekolah* Penilik Sekolah dengan Guru serta Kerja-
7
eama Guru dengan Rekan Sejawatnya dalam Hubungannya de
ngan Penaapilan Mengajar Guru Sekolah Dasar pada Keca
matan Lembang Kabupaten Bandung.
Variabel - variabel penelitiannya adalah :
1. Hubungan kerja antara Kepaia Sekolah dengan guru
dalam hubungannya dengan penampilan mengajar guru.
2. Hubungan kerja antara Penilik Sekolah dengan guru
dalam hubungannya dengan penampilan mengajar guru.
3. Hubungan kerjasaaa antara guru dengan rekan sejawat
nya dalaa hubungannya dengan penaapilan aengajarnya.
4. Penaapilan aengajar guru yaitu bagaimana guru berperilaku di depan kelas dalam melaksanakan tugasnya
sebagai pendidik dan pengajar.
5. Hubungan kerja antara Kepaia Sekolah, Penilik Seko
lah dengan guru dalam hubungannya dengan penaapilan
mengajar guru.
Berdaearkan variabel - variabel di atas. maka masa
lah penelitian dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah hubungan kerja antara Kepaia Sekolah,
Penilik Sekolah dan guru serta kerjasama guru dengan
rekan sejawatnya dalam hubungannya dengan penampilan
mengajar guru dilihat dari variabel masa kerja, jenis
kelarain, dan ijazah yang dimiliki guru sekolah dasar
di Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Keca
matan Lembang Kabupaten Bandung ?
2. Bagaiaanakah penaapilan mengajar guru dilihat dari
variabel masa kerja, jenis kelamin, dan ijazah
di
8
Sekolah Dasar pada Kantor Departemen Pendidikan
dan
Kebudayaan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung.
3. Bagaimanakah hubungan antara hubungan kerja Kepaia Se
kolah, Penilik Sekolah dan guru serta hubungan
kerja
saaa guru dengan rekan sejawatnya dengaa penaapilan
aengajar guru dilihat dari variabel masa kerja, Jenis
kelamin, dan ijazah di Kantor Departemen Pendidikan
dan Kebudayaaa Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung.
C.
Paradigaa Penelitian
Agar penelitian ini aeapunyai kejelasan arah yang
benar aaka dikemukakan paradigaa penelitian yang aerupakan
konsep dasar yang meabentuk keutuhan pola berpikir dalaa
penelitian. S. Nasution (1982) aengeaukakan bahwa "Para
dlgma aengarahkan penelitian"(p. 2)
Untuk kejelasan arah yang dimaksud dalam penelitian
ini dibuat paradigaa sebagai berikut:
• •
• Uapan Balik«
PENILIK
SEKOLAH
w
GURU
PENAMPILAN
MENGAJAR GURU
KEPALA
SEKOLAH
Umpan Balik •*-
Gaabar 1. Paradigaa Penelitian.
PenJelagan, ;
1. Salah satu tanggung jawab penting Penilik Sekolah dan
9
Kepaia Sekolah adalah aengenai perbaikan prograa
pendidikan di sekolah yang aenjadi tangung Jawabnya.
2. Guru adalah pengajar yang aeaungkinkan aurid
untuk
menyerap dan aencerna cabang-cabang pengetahuan yang
ditetapkan dalaa kurikulua khususnya bagi kolas
di
aana guru ditugaskan. Guru juga 6eorang pendidik
yang dengan contohnya, pribadinya, seninya dan ilaunya yang diailikinya berusaha untuk aenjaaia
aurid
aeaperoleh kebiasaan, sikap dan pola uaua peri laku
yang dicita-citakan.
3. Penaapilan aengajar guru adalah peri laku aengajar
guru di depan kelae yang berhubungan dengan keaampu-
annya dalam penguasaan aateri bidang studi, ketraa-
pilan aetodologi, ketrampilan berinteraksi dalaa pro
ses belajar aengajar, serta sikap profesional sebagai
guru. Hal ini tentunya tidak terlepas dari kepemimpinan kepaia sekolah dan
penilik sebagai supervisor.
k. Hubungan kerja Kepaia Sekolah, Penilik Sekolah dan
guru, dapat dilaksanakan dengan koordinasi dan kesa-
tuan tindakan untuk mencapai tujuan pendidikan semaksiaal aungkin. Kepaia Sekolah dan Penilik Sekolah se
bagai administrator dan supervisor dapat memberikan
pelayananm bantuan propesional
guru-guru yang menghasilkan
atau bimbingan bagi
pertumbuhan kemaapuan
bagi guru-guru itu sendiri untuk aeningkatkan autu
pengajaran dan pendidikan. Demikian pula guru-guru
depat melaksanakan kerjasama dengan rekannya untuk ae-
10
ningkatkan penaapilan aengajar atrtka yang tidak lepae
kaitannya dengan peranan kepaia sekolah dan penilik se
kolah.
D. B«tn«an Istllah
1. Hubungan Ker.ia
Hubungan kerja yang diaaksud adalah hubungan
kerja kepaia sekolah dan guru, hubungan kerja peni
lik sekolah dengan guru, diaana kepaia sekolah
dan
penilik sekolah acapunyai fungsi sebagai supervisor
pengajaran dalaa hubungan kerjanya. Kepaia sekolah
dan penilik sekolah dalaa hubungan kerja ini dapat
meaberikan perhatian, pelayanan, biabingan dan bantuan profesional bagi guru-guru untuk meningkatkan
kemampuan guru secara individu atau kelompok
yang
tujuan akhirnya dapat meningkatkan autu pendidikan,
2. Penampilan Mengaiar Guru
Penaapilan aengajar guru (teaching perforaan-
ce) adalah peri laku aengajar guru di depan kelas
dalaa aelaksanakan tugasnya. Penaapilan aengajar
guru berhubungan dengan keaampuan guru dalaa penguasaan aateri bidang studi, ketraapilan aenggunakan
berbagai metodologi pengajaran, ketraapilan berinteraksi dalam proses belajar-aengajar dan sikap profesionalnya.
E. Ap^gapan Dasar
Yang menjadi titik tolak peaikiran dalaa peneli-
11
tian ini adalah:
1. Salah satu faktor yang aenentukan hasil belajar aurid
adalah penaapilan aengajar guru dalaa proses belajaraengajar dan sikap profesionalnya.
2. Hubungan kerja kepaia sekolah, penilik ttkolah dengan
guru yang tepat dan kontinu dalaa meningkatkan penaa
pilan aengajar guru akan berkontribusi terhadap keaaapuan aengajar guru dan prestasi belajar aurid yang
akhirnya dapat aeningkatkan autu pendidikan.
3. Penilik Sekolah dan Kepaia Sekolah bertanggung Jawab
terhadap perbaikan dan peningkatan penaapilan aenga
jar guru untuk aeningkatkan autu pendidikan.
Zf. Tingginya tingkat penaapilan aengajar guru menjaain
tingkat prestasi belajar aurid yang tinggi.
5. Efektivitas hubungan kerja kepaia sekolah, penilik
sekolah dengan guru dalam meningkatkan penampilan me
ngajar guru ditentukan oleh kemampuan profesional ke
paia sekolah dan penilik sekolah itu sendiri.
F. Tuiuan Penelitian
1. Tuiuan Urnum
Tujuan penelitian ini secara uaua adalah untuk
mengkaji kaitan antara hubungan kerja kepaia sekolah,
penilik sekolah dengan guru dalam hubungannya dengan
peningkatan penaapilan mengajar guru Sekolah Dasar di
Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung.
12
2. lujuan, Ehusufl
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:
a. Meaperoleh gaabaran nyata tentang hubungan kerja
antara Kepaia Sekolah dengan guru dalaa hubungan
nya dengan penaapilan aengajar guru di Sekolah
Dasar pada Kantor Departeaen Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung.
b. Memperoleh gambaran nyata tentang hubungam kerja
antara Penilik Sekolah dengan guru dalaa hubung
annya dengan penaapilan aengajar guru Sekolah
Dasar pada Kantor Departeaen Pendidikan dan Kebudayaan Kecaaatan Lembang Kabupaten Bandung.
c. Memperoleh gambaran nyata tentang hubungan kerja
saaa antara guru dengan rekan sejawatnya
dalaa
hubungannya dengan penaapilan aengajarnya di Se
kolah Dasar pada Kantor Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Kecamatan Lembang Kabupaten Ban
dung.
d. Memperoleh gambaran nyata tentang penampilan me
ngajar guru Sekolah Dasar pada Kantor Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Kecaaatan Lembang Ka
bupaten Bandung.
e. Mengetahui apakah ada hubungan antara hubungan
kerja Kepaia Sekolah, Penilik Sekolah dengan gu
ru dengan penaapilan aengajar guru sekolah dasar
pada Kantor Departeaen Pendidikan dan Kebudayaan
kecaaatan Leabang Kabupaten Bandung.
13
G. Manfaat Penelitian
Berdasarkan uraian di atas aaka penelitian ini
diharapkan dapat beraanfaat bagi:
1. Dilihat dari segi praktis, hasil penelitian ini di
harapkan dapat memberikan sumbangan positif
bagi
pekerjaan di bidang pendidikan. Penelitian ini di
harapkan dapat beraanfaat bagi sietem sekolah untuk
aeningkatkan produktivitas sekolah aelalui penaapil
an aengajar guru yang aerupakan daapak dari hubungan
kerja antara Kepaia Sekolah, Penilik Sekolah
dengan
guru yang aeaanfaatkan supervisi pengajaran.
2. Dilihat dari aspek teori, penelitian ini berguna ba
gi pengeabangan Ilau Administrasi Pendidikan, khususnya berkenaan dengan penampilan mengajar guru dan hu
bungan kerja antara kepaia sekolah, penilik sekolah
dengan guru. Hasil penelitian ini diharapkan
menambah konsep-konsep yang dapat diterapkan
dapat
dalaa
upaya mengadministrasikan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan produktivitas sekolah.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pppulasj, dan Sampel
Populaei penelitian ini adalah seluruh kerakteris-
tik, unsur, nilai-nilai, serta faktor-faktor yang me
nyangkut peri laku hubungan kerja antara kepaia sekolah,
penilik sekolah dengan guru dalam hubungannya dengan pe
nampilan mengajar guru pada Sekolah Dasar Negeri di Ke
camatan Lembang Kabupaten Bandung. Secara lebih khusus
populasi penelitian ini adalah semua guru-guru, kepaia
sekolah, dan penilik sekolah yang bertugas di Sekolah
Dasar Negeri pada Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan serta Kantor Pemerintahan Ke
camatan Lembang Kabupaten Bandung, Kecamatan Lembang
mempunyai luas area + 106,2 Km2. Letaknya diketinggian
1247 meter di atas permukaan laut. Suhu maksimumnya men
capai 28 C, sedangkan suhu minimumnya adalah 15°C.
Ke
camatan lembang memiliki 65 buah Sekolah Dasar Negeri
yang tersebar di 16 desa. Kantor Departemen P dan K Ke
camatan Lemabng terbagi menjadi empat daerah wewenang
penilik, yaitu Lembang Tengan, Lembang Barat, Lembang
timur dan Lembang Utara. Jumlah gurunya adalah 506 orang.
Secara terperinci personil Kantor P dan K Kecamatan Lem
bang yang meliputi penilik sekolah, kepaia sekolah dan
guru-guru dapat dilihat pada tabel pada halaman berikut.
41
^¥zr
Tabel 1
Keadean Kepaia Sekolah. Penilik Sekolah dan Gurg $\
Kandep P dan K Kecamatan Lembang Kabuppten Bandung
Penilik Sekolah
Kepaia Sekolah
Jml
P
52
13
52
13
Guru
Jml
Masa Kerja
65
L P Jal
5 th
66 105 171
5 th
144 191 335
65
210 296 506,
Sumber :• Kantor Dinas P dan K Kecamatan Lembang.
Penyebaran Sekolah Dasar di Kecamatan Lembang dapat.
dilihat pada pete di bawah,
PETA LOKASI SEKOLAH DiSAR DI K^MS-T-M r^q.,^
'" . =
IKSViTDAN'AAN UJUHG BSRUNg]
Suaber : Kantor Dinas P dan K Kecaaatan Lerabang.
Keterangan : . Sekolah Dasar + Teropong Bintantang
3atas Desa
£ Kantor Dinas P dan K
JaLan
Honor urut SD dapat dilihat pada lar.piran halar.an „fc
Teknik pengambilan sampel yang digunakan
daj-am
penelitian ini adalah car* pengambilan sampel soengikuti
proporsi (proportional sampling). Teknik
pengambilan
sseipel proporsi ini digunakan dengan pertimbangan untuk
mengambil sa^p-*7 yang benar-benar representatif.
Dari
anggota sampel yang tersebar pada 65 sekolah dan
harus
terwakili dengan baik. Demikian juga dalam
pengambilan
sampel ini dipertitnbangkan masalah jenis kelamin,
masa
kerja dan ijazah dari guru. Sebagai pertimbangan
jenis
kelamin dan masa kerja di&mbil berdasarkan jumlah
per-
bandingan dari kedua. faktor itu.
Sebelum menentukan berapa orang guru dari setiap
sekolah dan jumlah sampel semuanya, terlebih dahulu ditentukan jumlah sampel semuanya, berdasarkan
ketetapan
bahwa **Bila populasi cukup homogin, terhadap
populasi
di bawah 1000 dapat dipergunakan sampel sebanyak
25 %
dan di atas'1000 sebanyak 15 %. Untuk jaminan ada baik-
nya sampel selalu ditambah dari jumlah jaatematis tadi*.
(Winarno Surakhmsd, 1965, p. 57)
Alasan menggunakan ketentuan tersebut di
atas,
karena populasi berslfat homogin, yakni guru-guru tetap
pada Sekolah Dasar Negeri yang tersebar di 65 Sekolah
Dasar Negeri. Selanjutnya untuk menentukan anggota sam
pel dari setiap sekolah tersebut agar merata dan
dapat
benar-benar mewakili, dipergunakan rumus yang . relevan
44
dengan apa yang dikehendaki. fieka penyebaran sampel pa
da setiap sekolah ditentukan dangan menggunakan
rumus
di bawah ini.
ni »
"i
rf
n
dengan ketentuan:
n. s sampel pada tiap strata 1,2, .... , k
N. = populasi pada tiap strata 1,2, ... , k
(Ronal t. Ualpole, 1982, p. 237)
Menurut ketentuan yang dikemukakan Winarno
Su-
rakhmad, dengan perhitungan lebih dari } dibulatkan
menjadi satu. Perhitungan menghasilkan 25£ dari
selu-
ruh populasi yang berjumlah 506 orang adaiah 127 + 8
orang (jaminan) jumlah sampel menjadi 13S orang. (Pe
nyebaran sampel pada setiap sekolah berdasarkan rumus
di atas dapat di lihat pada lampiran).
Sampel pada setiap sekolah ditentukan pula
de
ngan memperhatikan jenis kelamin, Ijazah yang dimiliki
yaitu sarjana dan bukan sarjana, pengalaman mengajar
yang ditentukan dengan masa kerja mengajar lebih
dari
5 (Mma) tahun dan masa kerja mengajar kurang dari 5
(lima) tahun. Hat ini dilakukan untuk mengetahui
apa
kah ada perbedaan di dalam hubungan kerja dan perfor
mans mengajar guru.
Penelitl mengedarkan angket kepada kepaia seko-
45
lah yang berjualah 6.5 orang. Hal ini dimaksudkan
untuk
menguji kecocokkan pendapat s«*nUa pihak yang terlibat da
lam hubungan kerja yang menjadi variabel dalam penelitian
yang termasuk juga k orang penilik sekolah.
a. Metode Penelitian
Metode yang digunakan daiam penelitian ini adalah
metode deskriptif analisis, karena yang diteliti dan dianalisis adalah keadaan yang sedang berlangsung,
yakni
mengenai tingkat kesamaan rata-rata dan interaksi antar
variabel yang menjadi masalah penelitian.
Teknik pengumpulan data digunakan teknik
angket
atau kuestioner, observasi dan dilengkapi dengan
teknik
wawancara serta studi dokumentasi. Angket disampaikan ke
pada 135 orang guru sebagai sampel penelitian, 65 orang
kepaia sekolah dan empat orang penilik sekolah.
Teknik observasi digunakan untuk mengetahui
per
formans mengajar guru. Guru-guru yang menjadi sampel pa
da waktu mengajar diobservasi dari mulai pembukaan sampai
penutupan pelajaran. Teknik pe^engkap adalah
wawancara
yang dilakukan terhadap guru-guru untuk mendapatkan data
tentang sikap profesionalnya. Teknik dokumentasi merupa
kan teknik pelengkap untuk mengetahui keadaan jumlah gu
ru, kepaia sekolah dan penilik sekolah.
Untuk menguji hipotesis, teknik pengoiahan
atau
analisis data digunakan metode statistik inferensiaT.
46
Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan
pengujian normalitas distribusi frekuensi variabel dan
linieritae regresi kedua variabel sebagai persyaratan,
seperti dikemukakan Rochman Natawijaja (1988) bahwa,
Untuk menghitung koefisien korelasi —
terutama
apabila kita akan membuat tafsiran tentang popu
lasi dari perhitungan suatu sampel —
harus meme
nuhi tiga syarat utama yang berupa asumsi statistik, yaitu:
1. Sampel yang digunakan harus benar-benar representatif atau mewakili populasinya. ...
2. Skor yang diperoleh harus berasal dari suatu
populasi yang berdistribusi normal. ...
3. Hubungan kedua p^rangkat skor yang bersangkutan
harus berupa regresi linier, yaitu bahwa kurva
garis regresi kedua perangkat skor itu mendekati
garis lurus. ( p. 48)
Pengujian hipotesis menggunakan teknik berikut:
1. Analisis regresi untuk mengetahui hubungan antar va
riabel penelitian.
2. Analisis korelasi untuk mengetahui tingkat atau dera-
jat keterikatan dan daya deternatif setiap variabel.
3. Analisis kesaraaan dua rata-rata untuk setiap variabel,
o. Hj,potegjg Penelitian
Untuk mengarahkan penelitian ini, disusun patokan
duga seperti di bawah ini :
47
1. Tidak terdapat perbedaan yang berarti tentang seti
ap variabel hubungan kerja antara Kepaia Sekolah,
Penilik Sekolah dan guru serta kerjasama guru dengan
rekan sejawatnya dalam hubungannya dengan penampilan
mengajar guru dilihat dari variabel masa kerja, je
nis kelamin, dan iajazah yang dimiliki guru,
2. Tidak terdapat perbedaan yang berarti tentang setiap
variabel penampilan aengajar guru dilihat dari masa
kerja, jenis kelamin, dan ijazah yang dimiliki guru.
3. Terdapat hubungan yang berarti antara hubungan kerja
Kepaia Sekolah, Penilik Sekolah, dan guru serta ker
jasama guru dengan rekan sejawatnya dengan penampil
an mengajar guru dilihat dari masa kerja, jenis ke
lamin, dan ijazah yang dimiliki guru.
Agar lebih jelas dan terperinci hipotesis-hipotesis di atas diperinci dan dirumuskan sebagai berikut :
1. Hipotesis yang pertama berbunyi, Tidak terdapat per
bedaan yang berarti tentang setiap variabel hubungan
kerja antara Kepaia Sekolah, Penilik Sekolah dan gu
ru serta kerjasama guru dengan rekan sejawatnya dalam
hubungannya dengan penampilan mengajar guru dilihat
dari variabel masa kerja, jenis kelamin, dan ijazah
yang dimiliki guru diperinci dan dirumuskan sebagai
berikut
:
a, Tidak terdapat perbedaan hubungan kerja Kepaia Se
kolah dengan guru yang berpengalaman lebih dari
dan guru yang berpengalaman kurang dari lima ta-
48
hun.
b. Tidak terdapat perbedaan hubungan kerja Kepaia
Sekolah dengan guru laki-laki dan guru perempuan.
c. Tidak terdapat perbedaan hubungan kerja Kepaia
Sekolah dengan guru yang berijazah bukan sarjana
dan guru yang berijazah sarjana.
d. Tidak terdapat perbedaan hubungan kerja antara
Penilik Sekolah dengan guru yang berpengalaman
lebih dari lima tahun dan guru yang berpengalaman
kurang dari lima tahun,
e. Tidak terdapat perbedaan hubungan kerja Penilik
Sekolah dengan guru laki-laki dan guru perempuan.
f. Tidak terdapat perbedaan hubungan kerja antara
Penilik Sekolah dengan guru yang berijazah bukan
sarjana dan guru yang berijazah sarjana.
g. Tidak terdapat perbedaan kerjasama antara guru
yang berpengalaman lebih dari lima tahun dengan
guru yang berpengalaman kurang dari lima tahun.
h. Tidak terdapat perbedaan kerjasama antara guru
laki-laki dengan guru perempuan.
i. Tidak terdapat perbedaan kerjasama guru yang ber
ijazah bukan sarjana dengan guru yang berijazah
sarjana.
Hipotesis yang berbunyi : Tidak terdapat perbedaan
yang berarti tentang setiap variabel penampilan meng
ajar guru dilihat dari masa kerja, jenis kelamin, dan
ijazah yang dimiliki guru diperinci dan dirumuskan
49
sebagai berikut :
a. Tidak terdapat perbedaan penaapilan mengajar
guru yang berpengalaman lebih dari liaa tahun
dengan guru yang berpengalaman kurang dari li
ma
tahun•
b. Tidak terdapat perbedaan penampilan mengajar
guru laki-laki dengan guru perempuan.
c. Tidak terdapat perbedaan penampilan mengajar
guru yang berijazah bukan sarjana dengan guru
yang berijazah sarjana.
3. Hipotesis ketiga berbunyi : Terdapat hubungan yang
berarti antara hubungan kerja Kepaia Sekolah, Pe
nilik Sekolah dengan guru serta kerjasama guru de
ngan rekan sejawatnya dengan penampilan mengajar
guru dilihat dari masa kerja, jenis kelamin, dan
ijazah yang dimiliki guru diperinci menjadi :
a. Terdapat hubungan yang berarti antara hubungan
kerja Kepaia Sekolah dan guru dengan penampilan
mengajar guru yang berpengalaman lima tahun le
bih.
b. Terdapat hubungan yang berarti antara hubungan
kerja Kepaia Sekolah dan guru dengan penampilan
mengajar guru yang berpengalaman lima tahun ku
rang.
c. Terdapat hubungan yang berarti antara hubungan
kerja Kepaia Sekolah dan guru dengan penampilan
mengajar guru laki-laki.
d. Terdapat
hubungan yang berarti antara hubungan
50
kerja Kepaia Sekolah dan Guru dengan penampilan me
ngajar guru perempuan.
e. Terdapat hubungan yang berarti antara hubungan ker
ja Kepaia Sekolah dan Guru dengan penampilan menga
jar guru yang berijazah bukan sarjana.
f. Terdapat hubungan yang berarti antara hubungan ker
ja Kepaia Sekolah dan Guru dengan penampilan menga
jar guru yang berijazah sarjana.
g. Terdapat hubungan yang berarti antara hubungan ker
ja Penilik Sekolah dan Guru dengan penampilan
me
ngajar guru yang berpengalaman lebih dari lima
ta
hun.
h. Terdapat hubungan yang berarti antara hubungan ker
ja Penilik Sekolah dan Guru dengan penampilan
me
ngajar guru yang berpengalaman kurang dari lima ta
hun.
i. Terdapat hubungan yang berarti antara hubungan ker
ja Penilik Sekolah dan Guru dengan penampilan
me
ngajar ouru laki-laki.
j. Terdapat hubungan yang berarti antara hubungan ker
ja Penilik Sekolah dan Guru dengan penampilan
me
ngajar guru perempuan.
k. Terdapat hubungan yang berarti antara hubungan ker
ja Penilik Sekolah dan Guru dengan
penampilan
ngajar guru yang berijazah bulan sarjana.
me
51
_1. Terdapat hubungan yang berarti
antara
hubungan
kerja Penilik Sekolah dan Guru dengan penampilan
mengajar guru yang berijazah sarjana.
m. Terdapat hubungan yang berarti
antara
hubungan
kerjasama guru dengan penampilan mengajar
guru
yang berpengalaman lebih dari lima tahun,
n. Terdapat hubungan yang berarti
antara
hubungan
kerjasama guru dengan penampilan mengajar
guru
yang berpengalaman kurang dari lima tahun.
a. Terdapat hubungan yang berarti
anatar
hubungan
kerjasama guru dengan penampilan mengajar
guru
laki-laki.
p. Terdapat hubungan yang berarti
antara
hubungan
kerjasama guru dengan penampilan mengajar guru pe
rempuan.
q. Terdapat hubungan yang berarti
antara
hubungan
kerjasama guru dengan penampilan mengajar
guru
yang berijazah bukan sarjana.
r. Terdapat hubungan yang berarti
kerjasama guru dengan penampilan
antara
hubungan
mengajar
guru
yang berijazah sarjana.
D. Instrumen Penpumpulan Data
Sebagaimana telah diuraikan di atas, bahwa
teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggu
nakan angket, observasi, wawancara, dan
dokumentasi
52
sebagai pelengkap.
Teknik angket sebagai instrumen penelitian digu
nakan untuk mengetahui perilaku hubungan kerja
antara
Kepaia Sekolah, Fenilik Sekolah dan Guru dalam hubung
annya dengan penampilan mengajar guru, yang dalam
ini sebagai variabel X. Kepaia Sekolah, Penilik
hal
Seko
lah dan guru-guru diminta memberikan data tentang hu
bungan kerja yang berhubungan dengan masalah
pening
katan perfonrans mengajar guru seobyektif mungkin un
tuk dapat menunjang pencapaian tujuan penelitian.
Angket ini dikonstruksi sendiri dengan mengguna
kan konsep-konsep dari perilaku supervisi instraksional
dari beberapa literatur. Angket ini terdiri dari
SO
pernyataan yang dilengkapi dengan lima alternatif
pe-
ngakuan. Keseluruhan pernyataan itu terbagi atas
tiga
bagian sebagai berikut :
1. Hubungan kerja Kepaia Sekolah dengan Guru dari
no
mor 1 sampai dengan 20 pada angket A.
2. Hubungan kerja Penilik Sekolah dengan Guru dari no
mor 1 sampai dengan 10 pada angket B.
3. Hubungan kerjasama antara guru dengan rekan sejawat
dari nomor 1 sampai dengan 10 pada angket C.
4. Hubungan kerja antara Penilik Sekolah dengan Kepaia
Sekolah dari nomor 1 sampai dengan 10 pada angket D.
Untuk setiap alternatif pengakuan dari pernyata-
53
an diberi bobot mulai dari 5 sampai dengan 1 yang ber
arti
:
S
= Selalu Dilakukan
k
= Sering Dilakukan
3
= Kadang-kadang Dilakukan
2
= Jarang Dilakukan
1
= Tidak pernah Dilakukan
Dari skor-skor tersebut dapat diketahui tingkat hubung
an kerja antara Kepaia Sekolah dengan guru, Penilik Se
kolah dengan guru, kerjasama antara guru dengan
rekan
sejawatnya, Kepaia Sekolah dengan Penilik Sekolah dalam
hubungannya dengan penampilan mengajar guru.
Agar tidak mudah ditebak oleh responsden,
bagi
pernyataan yang bernomor ganjil setiap pengakuan diberi
bobot mulai dari 5 sampai dengan 1, dan sebaliknya
tiap pernyataan yang bernomor genap diberi bobot
se
mulai
dari 1 sampai dengan 5.
Sebelum dilakukan penelltian, instrumen untuk me-
ngungkapkan hubungan kerja antara kepaia sekolah
dengan
guru, penilik sekolah dengan guru, kerjasama guru dengan
rekan sejawatnya dan hubungan kerja penilik sekolah
dan
kepaia sekolah dalam hubungannya dengan
me
penampilan
ngajar guru diuji cobakan terlebih dahulu.
Untuk mengetahui penampilan mengajar guru
yang
dalam penelitian ini merupakan variabel Y digunakan ins-
54
trumen yang berbentuk lerabaran observasi. Dalam lembar
observasi itu tertera empat bagian yang menyangkut ma
salah penampilan mengajar guru* Adapun bagian-bagian
yang dimaksud adalah :
1. Penguasaan materi pengajaran.
2. Kemampuan menggunakan metode mengajar.
3. Kemampuan berinteraksi dalam proses belajar mengajar.
4. Sikap profesional guru.
Pada lembaran observasi tersedia kolom
untuk
memberi nilai bagi setiap komponen yang diberi skala 1
sampai dengan 5, seperti halnya dalam pembobotan
al
ternatif pengakuan hubungan kerja antara kepaia seko
lah dengan guru, penilik sekolah dengan guru, kerjasa
ma guru dengan guru. Setiap aspek diberi bobot
sama. Jadi skor bagian adalah rata-rata dari
yang
semua
koraponen.
Skor yang diperoleh setiap guru dalam p@nampi.lan
mengajarnya adalah jumlah skor dari keempat aspek sebagaimana tertera pada lembaran observasi. Untuk
lebih
jelasnya dapat dilihat pada lampiran.
Lembaran observasi ini dikonstruksi berdasarkan
konsep-konsep yang dikemukakan kelompok yang diketuai
oleh Mohammad Fakry Gaffar, pada bukunya MAlat Penilaian Kemampuan Guru". Buku ini mengemukakan aspek-aspek
yang perlu diobservasi dari setiap penampilan mengajar
55
yang diperlihatkan oleh guru.
Dalara observasi yang berhak member!
nilai
adalah observer sendiri tanpa perundingan dengan siapapun termasuk guru yang diobservasi. Dalam peneli
tian ini, peneliti sendiri yang menjadi
observer
tanpa bantuan siapapun. Hal ini dilakukan mengingat
peneliti telah mempunyai pelangalam selama 22 tahun
di bidang ini, sehingga jika akan dibantu oleh orang
lain obyektivitas nilai yang diberikan akan
berku-
rang.
Mengenai wawancara dengan para Penilik Seko
lah, Kepaia Kandep P dan k Kecamatan, dan Kepaia'Se
kolah berkenaan dengan hubungan kerjanya dengan gu
ru dan dikaitkan dengan penampilan mengajar
hasil wawancaranya tidak dinilal dan tidak
guru,
diolah,'
melainkan dipakai sebagai pelengkap. Demikian
juga
dengan studi dokumentasi.
E. Validitas dan Reliabilitas Angket
Untuk mendapat instrumen yang valid dan
re-
liabel, maka dilakukan kegiatan-kegiatan berikut :
a. Mengadakan uji coba angket, dengan meminta
per
timbangan atau respon tentang instrumen yang te
lah dibuat kepada lima orang penimbang ( seorang
dosen, dua orang guru, seorang penilik dan
seo
rang kepaia sekolah ). Adapun guru-guru dan kepaia
55
yang diperlihatkan oleh guru.
Dalam observasi yang berhak memberi
nilai
adalah observer sendiri tanpa perundingan dengan siapapun termasuk guru yang diobservasi. Dalam peneli
tian ini, peneliti sendiri yang menjadi
observer
tanpa bantuan siapapun. Hal ini dilakukan mengingat
peneliti telah mempunyai pelangalam selama 22 tahun
di bidang ini, sehingga jika akan dibantu oleh orang
lain obyektivitas nilai yang diberikan akan
berku-
rang.
Mengenai wawancara dengan para Penilik Seko
lah, Kepaia Kandep P dan k Kecamatan, dan Kepaia'Se
kolah berkenaan dengan hubungan kerjanya dengan gu
ru dan dikaitkan dengan penampilan mengajar
hasil wawancaranya tidak dinilal dan tidak
guru,
diolah,
melainkan dipakai sebagai pelengkap. Demikian
juga
dengan studi dokumentasi.
E. Validitas dan Reliabilitas Angket
Untuk mendapat instrumen yang valid dan
re-
liabel, maka dilakukan kegiatan-kegiatan berikut :
a. Mengadakan uji coba angket, dengan meminta
per
timbangan atau respon tentang instrumen yang te
lah dibuat kepada lima orang penimbang ( seorang
dosen, dua orang guru, seorang penilik dan
seo-
rang kepaia sekolah ). Adapun guru-guru dan kepaia
c6
sekolah yang menjadi sampel uji coba memiliki
ciri -
ciri yang sama dengan sampel dalam penelitian
yang
sesungguhnya. Penyebaran instrumen uji coba dilakukan
terhadap 30 orang yang terperinci sebagai berikut :
1. Lima orang guru laki-laki yang memiliki masa kerja
lebih dari lima tahun.
2. Lima orang guru perempuan yang memiliki masa kerja
lebih dari lima tahun.
3. Lima orang guru laki-laki yang memiliki masa kerja
kurang dari lima tahun.
k* Lima orang guru perempuan yang memiliki masa kerja
kurang dari lima tahun,
5. Delapan orang kepaia sekolah dan dua orang penilik
sekolah.
b. Setelah angket diberikan kepada responden dan
telah
kembalij selanjutnya dianalisis tingkat validitas dan
reliabilitasnya.
c. Untuk menganalisis angket, mengukur apa yang harus diukur (validitas atau kesahihan) dilakukan dengan per
timbangan logika dan statistik. Adapun uraian
untuk
mendapatkan validitas angket adalah sebagai berikut :
1. Untuk mendapatkan validitas konstruk dan antar budaya dilakukan dengan meminta pertimbangan
lima orang penilai, melakukan diskusi dan
dari
meminta
pendapatnya, serta mengolahnya secara statistik pe-
57
nilaian terhadap angket dari lima penilai tersebut. Un
tuk menganalisis validitas konstruk dan antar budaya se
cara statistik digunakan formula di bawah ini.
.
T13
. N-2
^ V O - r33)
Dengan ketentuan :
t_
= Koefisien validitas
r33
r .
= Koefisien rata-rata keterandalan penimbang
N
= Penimbang
2
= Bilangan konstant
1
= Bilangan konstant
.
Kriterlanya adalah angket dikatakan memiliki validitas
bangun dan antar budaya, bila koefisien t hitung lebih
besar dari koefisien t tabel pada tingkat kepercayaan
0,05.
2. Untuk mendapatkan daya pembeda item, dilakukan dengan
membandingkan 27£ skor kelompok tinggi dengan 21% skor
kelompok rendah. (M.L. Smith dan G.V. Glass, 1969:152)
Adapun formula yang digunakan,
*H
t
~
AL
=
{£( xH-7H)V{£( \ -\)2}
n - (n-1)
Dengan ketentuan :
58
t = Koefisien daya pembeda
7* rata-rata skor kelompok tinggi
X. « rata-rata skor kelompok rendah
n = sampel kelompok tinggi atau rendah
1 = Bilangan konstant.
Kriterlanya adalah item mempunyai daya pembeda
yang
signifikan, bila koefisien t hitung lebih besar
dari
t tabel pada tingkat kepercayaan 0,05.
Dengan menggunakan formula tersebut di atas di-
hasilkan hal-hal sebagai berikut :
1. Angket mempunyai validitas konstrak dan antar buda
ya, di mana koefisien t hitung angket A (hubungan
kerja Kepaia Sekolah dan Guru), angket B (hubungan
kerja Penilik sekolah dan Guru), angket C (hubungan
kerjasama Guru dan GuruJ, angket D (hubungan
kerja
Penilik Sekolah dan Kepaia sekolah) yaitu
4,52,
8,01, 11,475. dan 9,96 lebih besar dari koefisien
t
tabel pada tingkat kepercayaan 0,05 yaitu 2,13.
Perhitungan secara statistik dapat dilihat pada 1ampiran.
2. Semua item pada angket a, B, C, dan D mempunyai da
ya pembeda yang tinggi, di mana semua koetisien
t
hitung pernyataan pa^ia keempat angket yang dihasilkan dari analisis lebih besar dari koefisien t
ta
bel pada tingkat kepercayaan 0,01. Perhitungan
se-
59
cara statistik dapat dilihat pada lampiran.
d. Untuk melihat konsistensi hasil ukuran (reliabilitas,
ketepatan atau keterandalan) angket, dilakukan dengan
membandingkan skor ganjil dengan skor genap pada
se
tiap angket dengan menggunakan formula di bawah ini.
r\/ n-2
t
=
V^
T
r
Dengan ketentuan :
t
= koefisien kerelasi reliabilitas
r
= koefisien korelasi keseluruhan instrumen
n
= sampel
2
= bilangan konstant
3
= bilangan konstant (Sujana, 1988, p. 365).
t
Kriteria reliabilitas angket adalah jika koefisien
t lebih besar dari koefisien tabel pada tingkat ke
percayaan C,05 maka alet ukur itu signifikan
atau
reliabel.
Dengan menggunakan formula di atas, didapatkan ha
sil analisis reliabilitas angket yang menunjukan
bahwa angket mempunyai tingkat reliabilitas
yang
tinggi, di mana semua koefisien t hitung menunjukan
tanda lebih besar dari koefisien t tabel pada ting
kat kepercayaan 0,01. Perhitungan secara statistik
dapat dilihat pada lampiran.
e. Berdasarkan hasil analisis angket tersebut di atas
60
maka instrumen yang dibuat adalah valid dan reliabel
untuk mengukur tingkat hubungan kerja antara
Kepaia
Sekolah dengan guru, hubungan kerja Penilik
Sekolah
dengan guru, kerjasama guru dengan guru, dan hubung
an kerja Penilik Sekolah dengan Kepaia Sekolah dalam
hubungannya dengan performans mengajar guru.
F. Penqumpulan Data
Setelah memperoleh ijin yang diperlukan
balk
dari Pemerintahan Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Ba
rat maupun dari Kepaia Kanwil Depdikbud Propinsi Ja
wa Barat yang diteruskan ke Kantor Depdikbud Kabupa
ten Bandung dan Kantor Depdikbud Kecamatan Lembang,
maka ditentukanlah jadwal pengumpulan data.
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sen
diri tanpa menggunakan tenaga pembantu. Hal ini
di
lakukan dengan alasan, peneliti sendiri memungkinkan
untuk melakukannya. Di samping peneliti merasa lebih
yakin terhadap obyektivitas data yang dikumpulkan,
terutama mengenai penampilan mengajar guru yang
di
lakukan dengan observasi selama berjam-jam.
Pertama peneliti mengadakan kunjungan
Kepaia Kantor Depdikbud Kecamatan Lembang
Bandung untuk memberitahukan kegiatan yang
kepada
Kabupaten
hendak
dilakukan pada Sekolah Dasar di wilayahnya, serta memohon bantuan beliau untuk kelancaran penelitian ini.
61
Pada waktu itu juga peneliti mengadakan wawancara ringka6 agar peneliti memperoleh keterangan-keterangan me
ngetahui sekolah-sekolah yang akan dituju. Bapak Kepaia
Kantor Depdikbud Kecamatan Lembang memberikan
sambutan
yang positif serta memberikan bantuan seperti yang di
harapkan. Kepada Kepaia Sekolah Dasar yang akan dikunjungi diberikan surat menyertai peneliti sebagaimana
terlampir, sehingga tidak memperoleh kesulitan apapun
selama melakukan pengumpulan data. Selain itu juga da
lam wawancara yang dilakukan untuk mengisi angket
dan
keperluan lainnya berjalan dengan lancar.
Kunjungan pengumpulan data mulai dilakukan
pada
awal bulan maret 1990. Peneliti menemui setiap Kepaia
Sekolah dengan membawa surat dari Kepaia Kantor Depdik
bud Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung. Setelah para
Kepaia Sekolah Dasar memahami maksud penelitian,
keir.u—
dian ditentukan jadwal kunjungan selanjutnya. Hal ini
dipikirkan agar sekolah-sekolah tidak terganggu dan da
ta yang diperlukan dapat diperoleh dengan tidak
gangguan. Pengumpulan data berakhir pada bulan
ada
juni
1990.
Bag! setiap responden sebagai anggota sampel pe
nelitian yang ditentukan secara proporsional pada seti
ap sekolah diadakan persetujuan terlebih dahulu mengenai pertemuan dengan mereka. Pada pertemuan selanjutnya
62
dijelaskan maksud dan tujuan pengumpulan data
dengan
menggunakan angket. Hal-hal yang kurang jelas dan ditanyakan responden dijelaskan oleh peneliti.
Data penampilan mengajar guru (variabel Y) dalam
penelitian ini diperoleh dengan mengadakan
observasi
dan wawancara. Observasi dilakukan selama setiap
guru
yang menjadi sampel mengajar dalam satu kali penampilan
sejak mulai sampai menutup pelajaran yang membutuhkan
waktu 45 menit atau 90 menit. Setelah itu dilakukan wa
wancara terhadap guru yang telah diobservasi pada waktu
yang telah diatur sehingga tidak mengganggu lagi
masa
lah tugas guru itu selanjutnya.
Untuk mengumpulkan data penampilan mengajar guru
ini peneliti menggunakan lembaran observasi dan wawanca
ra sebagai mana dijelaskan dalam Bab III. Untuk setiap
komponen yang diobservasi dinilai dengan memberikan tan-
da cek (v) pada kolom yang telah disediakan sesuai
de
ngan skala yang telah tertera pada lembaran observasi,
demikian juga untuk wawancara.
Setiap kegiatan observasi, observer duduk
di
bangku paling belakang agar tidak mengganggu jalannya
proses belajar mengajar dl kelas.
G.
Penoolahan Data
Setelah semua data baik melalui lembaran obser
vasi dan wawancara ataupur. angket terlebih dahulu
di-
63
seleksi untuk menghindarkan kekeliruan, terutama untuk
mencak pengisian angket yang meragukan atau kurang jelas. Setelah diteliti dan diseleksi semua data
pada
semua alat penguirpul data diolah dalam pengujian hipo
tesis penelitian.
Data yang diperoleh dari alat pengumpul
data
dihitung skornya sebagalmana tercantum dalam
lembaran
pengumpul data. Setiap aspek yang dinilai
mendapat
skor rata-rata dari nilai komponennya. Oleh karena itu
setiap lembaran jawaban mendapat skor sebagai
jumlah
skor keseluruhan aspek. Dalam pengolahan data digunakan
simbul untuk setiap variabel sebagai berikut :
X.
= Hubungan kerja antara Kepaia Sekolah dan Guru.
X, , = Hubungan kerja antara Kepaia Sekolah dan Guru
yang berpengalaman lebih dari lima tahun.
X1.2. = Hubungan kerja antara Kepaia Sekolah dan Guru
yang berpengalaman kurang dari lima tahun.
X. 3 = Hubungan kerja antara Kepaia Sekolah dan Guru
laki-laki.
X. i
= Hubungan kerja antara Kepaia Sekolah dan Guru
perempuan.
X- c-
= Hubungan kerja antara Kepaia Sekolah dan Guru
yang berijazah bukan sarjana.
*1 6 = HuDungan kerja antara Kepaia Sekolah dan Guru
yang berijazah sarjana.
64
X2
= Hubungan kerja antara Penilik Sekolah dengan
Guru.
X- .
»' Hubungan kerja antara Penilik Sekolah dengan
Guru yang berpengalaman lebih dari lima
ta
hun.
X
= Hubungan kerja antara Penilik Sekolah dengan
Guru yang berpengalaman kurang dari lima ta
hun.
X0 ,
= Hubungan kerja antara Penilik Sekolah dengan
Guru laki-laki.
X0 .
= Hubungan kerja antara Penilik Sekolah dengan
Guru perempuan.
X2 r
= Hubungan kerja antara Penilik Sekolah dengan
Guru yang berijazah bukan sarjana.
X9 ,
= Hubungan kerja antara Penilik Sekolah dengan
Guru yang berijazah sarjana.
X^
= Hubungan kerjasama guru dengan guru.
X, ,
= Hubungan kerjasama guru dengan guru yang berpengalaman lebih dari lima tahun.
X^ j
= Hubungan kerjasama guru dengan guru yang ber
pengalaman kurang dari lima tahun.
X, -,
= Hubungan kerjasama guru dengan guru laki-laki.
*7 L
= Hubungan Kerjasama guru dengan guru perempuan,
X, c
= Hubungan kerjasama guru dengan guru yang berijazah bukan sarjana.
65
*1 6.
= Hubungan kerjasama guru dengan guru yang ber
ijazah sarjana.
X,
= Hubungan kerja antara PenlUk Sekolah dengan
Kepaia Sekolah.
*1
= Penampilan mengajar guru.
*1 1
= ^enamPi^an mengajar guru yang berpengalaman
lebih dari lima tahun.
Yi 2
= Penampilan mengajar guru yang berpengalaman
kurang dari lima tahun.
Y.j 3
= Penampilan mengajar guru laki-laki.
Y. i
= Penampilan mengajar guru perempuan.
Y1#5#
= Penampilan mengajar guru yang berijazah bu
kan sarjana.
Y, ,
= Penampilan mengajar guru yang berijazah sar
jana.
Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu
dilakukan pengujian ;
1. Uji normalitas distribusi skor.
2. Uji llnieritas regresi variabel-variabel peneliti
an.
3. Uji homoginitas varlans.
k. Pengujian perbedaan pendapat.
1. Uii Normalitas Distribusi Skor
Pengujian normalitas distribusi skor untuk
setiap variabel penelitian menggunakan pendekatsn
66
chikuadrat dengan formula :
(fo - fe)2
Kriteria pengujian, J1ka harga -A.1 hltung lebih kecil
daripada A,\^c)
DENGAN GURU DALAh* HUBUNGANNTA DENGAN PENAMPILAN
MENGAJAR GURU SD
TESTS
Oiajukan Kepada Panltla Ujlan Tesl« Instltut Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Bandung Untuk Memenuhi
Sebagian darl Syarat Program Pasca Sarjana
Bldang Studi Administrasi Pendidikan
oleh:
R o
No. Pokok
h
i
a
t
: 752/A/XIX-11
FAKULTAS PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
19 9 0
Disetujui dan dis ahkan oleh,
(Prof. Dr. Oteng Sutjstrf, tt» Sc. Ed.)
Pemblmbing I
PembimDing II
FAKULTAS. PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
1 9 ? 0
DAFTAR ISI
Ha laman
KATA PENGANTAR
1
UCAPAN TERIMA KASIH
ill
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
viit
DAFTAR GAMBAR
BAB
BAB
ix
I. PENDAHULUAN
1
A. La tar Belakang Masalah
1
B. Rumusan Masalah Penelitian
6
C. Pa radigma Penelitian
8
D. Batasan Istilah
10
E. Anggapan Dasar
10
F. Tujuan Penelitian
11
G. Manfaat Penelitian
13
II. STUDI KEPUSTAKAAN
Ik
A. Hubungan Kerja Kepaia Sekolah, Penilik Sekolah dan Guru dalam Organisasi
Sekolah
BAB
14
B. Penampilan Mengajar Guru
31
C. Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan
36
III. METODOLOGI PENELITIAN
*+l
A. Populasi dan Sampel
*fl
B. Metode Penelitian
k5
C. Hipotesis Penelitian
*+6
D. Instrumen Pengumpul?n Data •
51
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
55
vi
Halaman
BAB
BAB
F. Pengumpu Ian Da ta
60
G. Pengolahan Data
62
IV. HASIL PENELITIAN
69
A. Pengttjian Hipotesis Penelitian
69
B. Hasil Penelitian
81
V. DISKUSI HASIL PENELITIAN, KESIMPULAN DAK
REKOMENDASI
88
A. Diskuei Hasil Penelitian
88
B. Kesimpulan
96
C. Rekomendasi
99
DAFTAR BACAAN
102
LAMPIRAN-LAMPIRAN
105
vii
DAFTAR TABEL
Tabel
1
Halaman
Keadaan Kepaia Sekolah, henllik Sekolah dan
Guru di Kantor Departemen f- dan K Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung
viit
....'
53
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1.
Halaman
Paradlgma Penelitian
ix
7
BAB I
PENDAHULUAN
. Latar Belakang Masalah
Fungsi sekolah secara umum adalah memberikan kesempatan pada setlap anak dengan sebaik - baiknya, menciptakan situasi belajar yang menyenangkan untuk
anak
agar dapat belajar dengan balk, dan membantu anak memecahkan kesulitan - kesulitan belajar yang dihadapinya,
sehingga potensi anak tidak terhambat untuk berkembang.
Fungsi sekolah aeperti ini menuntut adanya pelayanan yang
profesional, guna terwujudnya cita-cita secara optimal.
Menyimak fungsi sekolah di atas dan dikaitkan
dengan tujuan pendidikan eebagaimana tercantum
dalam
Undang-Undang Pendidikan Nasional, maka peran guru pun
harus mengikuti kondisi dan situasi yang diinginkan.
Guru diharapkan menunaikan tugasnya untuk pembentukkan
wawasan serta pemborian pengetahuan dan ketrampilan yang
diperlukan anak pada abad industri, menjadi fasilitator
pembelajaran yang merupakan tuntutan abad informasi.
Kondisi ini mengharuskan guru memegang dua peran-
an yang merupakan keeatuan yang saling mdengkapi. Pertama, seorang guru harus menggunakan eetiap kegiatan be
lajar mengajar yang dikelolanya untuk menyampaikan penge
tahuan, ketrampilan, sikap dan nilai serta memberikan
urunan nyata di dalam upaya pencapaian tujuam yang telah
ditetapkan. Kedua, guru harus menyadari diri sendiri sebagai makhluk Tuhan, harus memiliki rasa cinta kepada
2
tanah air, bangsa dan negara, serta berkemampuan
untuk
belajar sepanjang hayat.
Keadaan yang diharapkan kiranya belum dapat dipenuhi.
Gu.ru. yang diharapkan tak pernah berhenti belajar, berusa-
ha untuk mencari sesuatu hal yang lebih baik daripada yang
lalu untuk disampaikan kepada anak didik belum banyak nampak. SepertI dikemukakan S. Nasution (1987), bahwa "Guru-
guru dan tenaga pengajar umumnya cenderung untuk tenggelam
dalam rutin mengajar yang didasarkan atas pengalaman dan
kebiasaan tainpa mengetahui betapa kompleks sebenarnya pro
ses belajar mengajar itu" ( v ). Keadaan ini merupakan ke
adaan yang tidak menguntungkan bag! dunia pendidikan.
Kepaia Sekolah sebagai penanggungjawab dan pengelola
pendidikan dan pengajaran di sekolah harus dapat mellhat
kondisi nyata guru-guru di sekolah, khususnya penampilan
mengajar guru yang perlu mendapat perhatian kepaia sekolah.
Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga terselenggaranya pen
didikan di sekolah dengan baik, karena "Kepaia Sekolah ber-
tanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan,
administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lain-,
nya dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana". (Peraturan Pemerintah no. 28 tahun 1990 Pasal 12,
ayat 1). Selanjutnya dalam kurikulum SD 1975 buku TIT. D
Pedoman Administrasi dan Supervisi dikemukakan pula seba
gai berlkut ;
usaha
menlngkatkan mutu pendidikan
sebagian
besar
terletak
dan pengajaran
pada kegiatan guru dalam
3
mendorong murid-aurid ke arah tercapalnya tujuan pen
didikan. Agar tugaa aondidik dan mengajar dapat ditingkatkan aaka guru perlu mendapat peabinaan (super
visi) secara teratur dan berencana. Untuk itu para
Pembina dan Kepaia Sekolah perlu memiliki pengetahuan
tentang pengertian, tujuan, fungsi, prineip dan teknik supervisi dieertai petunjuk pelaksanaan secara
sederhana. (Dep. P dan K, 1981, p. 22)
Penilik Sekolah eebagaiaana halnya kepaia sekolah
meapunyai tugas kewajiban untuk aeabina guru dalam aening-
katkan mutu pendidikan. Hal ini tercermin dalam Keputusan
Menteri Pdan Knomor 030^/0/198^, pasal 111 ayat 2 dan 3
yang berbunyi sebagal berikut:
2. Mengendalikan termasuk membimbing pelaksanaan ku-
rikulum Taman Kanak-Kanak, dan Sekolah Dasar yang
meliputi isi, metode penyajian, dan penggunaan '
alat bantu pelajaran agar berlangsung eesuai de
ngan ketentuan yang berlaku;
3. Mengendalikan termasuk membimbing tenaga teknis
Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar;(Dep. P dan K,
1984, p.70)
Kenyataan yang dapat dipelajari, Kepaia Sekolah
dan Penilik Sekolah kurang memperhatikan guru dalam melaksanakan tugasnya. Daya dorong Kepaia Sekolah dan Pe
nilik Sekolah untuk menghidupkan gagasan-gagasan baru mengenai metode dan tujuan pengajaran terlupakan dengan kesibukan untuk mendapatkan kebutuhan materiil sekolah. Se-
benarnya Kepaia Sekolah dan Penilik Sekolah harus
dapat
meaahaai pentingnya tugas mengajar guru, dengan alasan
autu pendidikan akan sangat tergantung kepada guru.
Se-
perti dikeaukakan Oteng Sutisna (1989) aebagai berikut:
Para perancang peabaharuan dapat aeabangun gedung
baru, aeabuat perubahan dalam kurikulua, menetapkan
metode aengajar dan buku pelajaran baru. Semua itu
akhirnya bergantung pada guru yang diberi kewajiban
untuk aenerapkannya. Fasilitas fisik yang serba langkap, alat dan perlwngkapan yang paling aodern, dana
yang mencukupi sudah tentu memudahkan pekerjaan.
Tetapi pada kata akhir mutu pendidikan bergantung
pada mutu personil pengajar - the men behund the gun,
Tak diragukan, guru yang baik dapat memperbanyak be-
berapa kali kemungkinan berhasilnya pendidikan yang
paling baik. Sebaliknya, guru yang buruk bisa memba-
hayakan secara tak dapat diperbaiki. (p. 15)
Berdasarkan hasil penjajagan yang telah dilakukan
peneliti, keadaan di Sekolah Dasar pada Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung, tidak jauh berbeda dengan apa yang te
lah diuraikan di atas. Kepaia Sekolah yang diharapkan da
pat berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui
pembinaan atau supervisi terhadap guru-guru di sekolah da
sar pada Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung nampak belum
secara optimal dapat melakukannya melalui hubungan
kerja
yang telah digariskan. Demikian pula halnya Penilik Seko
lah dalam hubungan kerjanya dengan guru-guru nampak belum
5
dapat mengendalikan dan membimbing guru-guru sekolah da
sar seoptimal mungkin. Padahal penlngkatan kemampuan me
ngajar guru di Sekolah Dasar pada Kecamatan Lembang
bupaten Bandung, tanpa diperhatikan dan didorong
Ka
Kepaia
Sekolah dan Penilik Sekolah tidak akan mungkin terjadi.
Kenyataan yang berkenaan dengan kepaia sekolah, pe
nilik sekolah dan guru di Kecamatan Leabang Kabupaten
bandung dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Kenyataan yang dihadapi Kepaia Sekolah:
a. Kepaia sekolah aenghabiskan sebagian waktu, tenaga
dan pikirannya untuk mengerjakan masalah-aasalah
administratif.
b. Kepaia sekolah belum mendapat. pengetahuan atau peabinaan secara khusus dalam supervisi.
c. Kepaia sekolah diangkat berdasarkan pengalaaan ker
ja dan kepangkatan, sedangkan kemaapuan untuk mem-
bina guru dan pendidikan belum menjadi persyaratan.
d. Kepaia sekolah masih ada yang melakukan kegiatan
pengawasan terhadap guru, agar guru menyelesaikan
tugas-tugas administratif.
2. Kenyataan yang dihadapi Penilik Sekolah:
a. Penilik sekolah mengunjungi sekolah-sekolah dalam
rangka pembinaan aaksiaal dua kali dalaa sebulan
untuk tiap sekolah.
b. Penilik sekolah aenggunakan,waktu kunjungan yang
terbatas dengan kegiatan-kegiatan yang sifatnya ad
ministratif.
6
c. Penilik sekolah mempunyai wilayah kerja yang ter-
lalu luas dengan tidak kurang dari 15 Sekolah Da
sar dan beberapa Sekolah Taman Kanank-Kanak.
3. Kenyataan yang dihadapi guru-guru :
a. Penampilan mengajar guru-guru belum memperlihatkan
penampilan yang makaiaal.
b. Tugas-tugas administratif yang harus dieelesaikan
guru-guru aengganggu konsentrasi guru untuk aengajar dengan baik.
c. Pembinaan kemampuan mengajar guru-guru kurang diprioritaskan.
d. Kerjasama guru-guru dalam meningkatkan kemampuan
mengajar tidak langsung kepada sasaran dalam pro
ses belajar aengajar, baru bereifat perumusan ma-
teri, pembuatan satuan pelajaran atau pengumpulan
soal-soal tes.
e. Kerjasama guru-guru untuk meningkatkan kemampuan
mengajar guru tidak didampdngi tenaga-tenaga ahli
di bidangnya.
Bila keberhasilan pendidikan memang ingin dicapai,
perlu sekali kepaia sekolah dan penilik sekolah mengu-
payakan peningkatan kemampuan mengajar guru melalui hu
bungan kerja yang telah ditetapkan.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Masalah yang diteliti dibatasi pada "Hubungan Kerja
Kepaia Sekolah* Penilik Sekolah dengan Guru serta Kerja-
7
eama Guru dengan Rekan Sejawatnya dalam Hubungannya de
ngan Penaapilan Mengajar Guru Sekolah Dasar pada Keca
matan Lembang Kabupaten Bandung.
Variabel - variabel penelitiannya adalah :
1. Hubungan kerja antara Kepaia Sekolah dengan guru
dalam hubungannya dengan penampilan mengajar guru.
2. Hubungan kerja antara Penilik Sekolah dengan guru
dalam hubungannya dengan penampilan mengajar guru.
3. Hubungan kerjasaaa antara guru dengan rekan sejawat
nya dalaa hubungannya dengan penaapilan aengajarnya.
4. Penaapilan aengajar guru yaitu bagaimana guru berperilaku di depan kelas dalam melaksanakan tugasnya
sebagai pendidik dan pengajar.
5. Hubungan kerja antara Kepaia Sekolah, Penilik Seko
lah dengan guru dalam hubungannya dengan penaapilan
mengajar guru.
Berdaearkan variabel - variabel di atas. maka masa
lah penelitian dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah hubungan kerja antara Kepaia Sekolah,
Penilik Sekolah dan guru serta kerjasama guru dengan
rekan sejawatnya dalam hubungannya dengan penampilan
mengajar guru dilihat dari variabel masa kerja, jenis
kelarain, dan ijazah yang dimiliki guru sekolah dasar
di Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Keca
matan Lembang Kabupaten Bandung ?
2. Bagaiaanakah penaapilan mengajar guru dilihat dari
variabel masa kerja, jenis kelamin, dan ijazah
di
8
Sekolah Dasar pada Kantor Departemen Pendidikan
dan
Kebudayaan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung.
3. Bagaimanakah hubungan antara hubungan kerja Kepaia Se
kolah, Penilik Sekolah dan guru serta hubungan
kerja
saaa guru dengan rekan sejawatnya dengaa penaapilan
aengajar guru dilihat dari variabel masa kerja, Jenis
kelamin, dan ijazah di Kantor Departemen Pendidikan
dan Kebudayaaa Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung.
C.
Paradigaa Penelitian
Agar penelitian ini aeapunyai kejelasan arah yang
benar aaka dikemukakan paradigaa penelitian yang aerupakan
konsep dasar yang meabentuk keutuhan pola berpikir dalaa
penelitian. S. Nasution (1982) aengeaukakan bahwa "Para
dlgma aengarahkan penelitian"(p. 2)
Untuk kejelasan arah yang dimaksud dalam penelitian
ini dibuat paradigaa sebagai berikut:
• •
• Uapan Balik«
PENILIK
SEKOLAH
w
GURU
PENAMPILAN
MENGAJAR GURU
KEPALA
SEKOLAH
Umpan Balik •*-
Gaabar 1. Paradigaa Penelitian.
PenJelagan, ;
1. Salah satu tanggung jawab penting Penilik Sekolah dan
9
Kepaia Sekolah adalah aengenai perbaikan prograa
pendidikan di sekolah yang aenjadi tangung Jawabnya.
2. Guru adalah pengajar yang aeaungkinkan aurid
untuk
menyerap dan aencerna cabang-cabang pengetahuan yang
ditetapkan dalaa kurikulua khususnya bagi kolas
di
aana guru ditugaskan. Guru juga 6eorang pendidik
yang dengan contohnya, pribadinya, seninya dan ilaunya yang diailikinya berusaha untuk aenjaaia
aurid
aeaperoleh kebiasaan, sikap dan pola uaua peri laku
yang dicita-citakan.
3. Penaapilan aengajar guru adalah peri laku aengajar
guru di depan kelae yang berhubungan dengan keaampu-
annya dalam penguasaan aateri bidang studi, ketraa-
pilan aetodologi, ketrampilan berinteraksi dalaa pro
ses belajar aengajar, serta sikap profesional sebagai
guru. Hal ini tentunya tidak terlepas dari kepemimpinan kepaia sekolah dan
penilik sebagai supervisor.
k. Hubungan kerja Kepaia Sekolah, Penilik Sekolah dan
guru, dapat dilaksanakan dengan koordinasi dan kesa-
tuan tindakan untuk mencapai tujuan pendidikan semaksiaal aungkin. Kepaia Sekolah dan Penilik Sekolah se
bagai administrator dan supervisor dapat memberikan
pelayananm bantuan propesional
guru-guru yang menghasilkan
atau bimbingan bagi
pertumbuhan kemaapuan
bagi guru-guru itu sendiri untuk aeningkatkan autu
pengajaran dan pendidikan. Demikian pula guru-guru
depat melaksanakan kerjasama dengan rekannya untuk ae-
10
ningkatkan penaapilan aengajar atrtka yang tidak lepae
kaitannya dengan peranan kepaia sekolah dan penilik se
kolah.
D. B«tn«an Istllah
1. Hubungan Ker.ia
Hubungan kerja yang diaaksud adalah hubungan
kerja kepaia sekolah dan guru, hubungan kerja peni
lik sekolah dengan guru, diaana kepaia sekolah
dan
penilik sekolah acapunyai fungsi sebagai supervisor
pengajaran dalaa hubungan kerjanya. Kepaia sekolah
dan penilik sekolah dalaa hubungan kerja ini dapat
meaberikan perhatian, pelayanan, biabingan dan bantuan profesional bagi guru-guru untuk meningkatkan
kemampuan guru secara individu atau kelompok
yang
tujuan akhirnya dapat meningkatkan autu pendidikan,
2. Penampilan Mengaiar Guru
Penaapilan aengajar guru (teaching perforaan-
ce) adalah peri laku aengajar guru di depan kelas
dalaa aelaksanakan tugasnya. Penaapilan aengajar
guru berhubungan dengan keaampuan guru dalaa penguasaan aateri bidang studi, ketraapilan aenggunakan
berbagai metodologi pengajaran, ketraapilan berinteraksi dalam proses belajar-aengajar dan sikap profesionalnya.
E. Ap^gapan Dasar
Yang menjadi titik tolak peaikiran dalaa peneli-
11
tian ini adalah:
1. Salah satu faktor yang aenentukan hasil belajar aurid
adalah penaapilan aengajar guru dalaa proses belajaraengajar dan sikap profesionalnya.
2. Hubungan kerja kepaia sekolah, penilik ttkolah dengan
guru yang tepat dan kontinu dalaa meningkatkan penaa
pilan aengajar guru akan berkontribusi terhadap keaaapuan aengajar guru dan prestasi belajar aurid yang
akhirnya dapat aeningkatkan autu pendidikan.
3. Penilik Sekolah dan Kepaia Sekolah bertanggung Jawab
terhadap perbaikan dan peningkatan penaapilan aenga
jar guru untuk aeningkatkan autu pendidikan.
Zf. Tingginya tingkat penaapilan aengajar guru menjaain
tingkat prestasi belajar aurid yang tinggi.
5. Efektivitas hubungan kerja kepaia sekolah, penilik
sekolah dengan guru dalam meningkatkan penampilan me
ngajar guru ditentukan oleh kemampuan profesional ke
paia sekolah dan penilik sekolah itu sendiri.
F. Tuiuan Penelitian
1. Tuiuan Urnum
Tujuan penelitian ini secara uaua adalah untuk
mengkaji kaitan antara hubungan kerja kepaia sekolah,
penilik sekolah dengan guru dalam hubungannya dengan
peningkatan penaapilan mengajar guru Sekolah Dasar di
Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung.
12
2. lujuan, Ehusufl
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:
a. Meaperoleh gaabaran nyata tentang hubungan kerja
antara Kepaia Sekolah dengan guru dalaa hubungan
nya dengan penaapilan aengajar guru di Sekolah
Dasar pada Kantor Departeaen Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung.
b. Memperoleh gambaran nyata tentang hubungam kerja
antara Penilik Sekolah dengan guru dalaa hubung
annya dengan penaapilan aengajar guru Sekolah
Dasar pada Kantor Departeaen Pendidikan dan Kebudayaan Kecaaatan Lembang Kabupaten Bandung.
c. Memperoleh gambaran nyata tentang hubungan kerja
saaa antara guru dengan rekan sejawatnya
dalaa
hubungannya dengan penaapilan aengajarnya di Se
kolah Dasar pada Kantor Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Kecamatan Lembang Kabupaten Ban
dung.
d. Memperoleh gambaran nyata tentang penampilan me
ngajar guru Sekolah Dasar pada Kantor Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Kecaaatan Lembang Ka
bupaten Bandung.
e. Mengetahui apakah ada hubungan antara hubungan
kerja Kepaia Sekolah, Penilik Sekolah dengan gu
ru dengan penaapilan aengajar guru sekolah dasar
pada Kantor Departeaen Pendidikan dan Kebudayaan
kecaaatan Leabang Kabupaten Bandung.
13
G. Manfaat Penelitian
Berdasarkan uraian di atas aaka penelitian ini
diharapkan dapat beraanfaat bagi:
1. Dilihat dari segi praktis, hasil penelitian ini di
harapkan dapat memberikan sumbangan positif
bagi
pekerjaan di bidang pendidikan. Penelitian ini di
harapkan dapat beraanfaat bagi sietem sekolah untuk
aeningkatkan produktivitas sekolah aelalui penaapil
an aengajar guru yang aerupakan daapak dari hubungan
kerja antara Kepaia Sekolah, Penilik Sekolah
dengan
guru yang aeaanfaatkan supervisi pengajaran.
2. Dilihat dari aspek teori, penelitian ini berguna ba
gi pengeabangan Ilau Administrasi Pendidikan, khususnya berkenaan dengan penampilan mengajar guru dan hu
bungan kerja antara kepaia sekolah, penilik sekolah
dengan guru. Hasil penelitian ini diharapkan
menambah konsep-konsep yang dapat diterapkan
dapat
dalaa
upaya mengadministrasikan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan produktivitas sekolah.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pppulasj, dan Sampel
Populaei penelitian ini adalah seluruh kerakteris-
tik, unsur, nilai-nilai, serta faktor-faktor yang me
nyangkut peri laku hubungan kerja antara kepaia sekolah,
penilik sekolah dengan guru dalam hubungannya dengan pe
nampilan mengajar guru pada Sekolah Dasar Negeri di Ke
camatan Lembang Kabupaten Bandung. Secara lebih khusus
populasi penelitian ini adalah semua guru-guru, kepaia
sekolah, dan penilik sekolah yang bertugas di Sekolah
Dasar Negeri pada Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan serta Kantor Pemerintahan Ke
camatan Lembang Kabupaten Bandung, Kecamatan Lembang
mempunyai luas area + 106,2 Km2. Letaknya diketinggian
1247 meter di atas permukaan laut. Suhu maksimumnya men
capai 28 C, sedangkan suhu minimumnya adalah 15°C.
Ke
camatan lembang memiliki 65 buah Sekolah Dasar Negeri
yang tersebar di 16 desa. Kantor Departemen P dan K Ke
camatan Lemabng terbagi menjadi empat daerah wewenang
penilik, yaitu Lembang Tengan, Lembang Barat, Lembang
timur dan Lembang Utara. Jumlah gurunya adalah 506 orang.
Secara terperinci personil Kantor P dan K Kecamatan Lem
bang yang meliputi penilik sekolah, kepaia sekolah dan
guru-guru dapat dilihat pada tabel pada halaman berikut.
41
^¥zr
Tabel 1
Keadean Kepaia Sekolah. Penilik Sekolah dan Gurg $\
Kandep P dan K Kecamatan Lembang Kabuppten Bandung
Penilik Sekolah
Kepaia Sekolah
Jml
P
52
13
52
13
Guru
Jml
Masa Kerja
65
L P Jal
5 th
66 105 171
5 th
144 191 335
65
210 296 506,
Sumber :• Kantor Dinas P dan K Kecamatan Lembang.
Penyebaran Sekolah Dasar di Kecamatan Lembang dapat.
dilihat pada pete di bawah,
PETA LOKASI SEKOLAH DiSAR DI K^MS-T-M r^q.,^
'" . =
IKSViTDAN'AAN UJUHG BSRUNg]
Suaber : Kantor Dinas P dan K Kecaaatan Lerabang.
Keterangan : . Sekolah Dasar + Teropong Bintantang
3atas Desa
£ Kantor Dinas P dan K
JaLan
Honor urut SD dapat dilihat pada lar.piran halar.an „fc
Teknik pengambilan sampel yang digunakan
daj-am
penelitian ini adalah car* pengambilan sampel soengikuti
proporsi (proportional sampling). Teknik
pengambilan
sseipel proporsi ini digunakan dengan pertimbangan untuk
mengambil sa^p-*7 yang benar-benar representatif.
Dari
anggota sampel yang tersebar pada 65 sekolah dan
harus
terwakili dengan baik. Demikian juga dalam
pengambilan
sampel ini dipertitnbangkan masalah jenis kelamin,
masa
kerja dan ijazah dari guru. Sebagai pertimbangan
jenis
kelamin dan masa kerja di&mbil berdasarkan jumlah
per-
bandingan dari kedua. faktor itu.
Sebelum menentukan berapa orang guru dari setiap
sekolah dan jumlah sampel semuanya, terlebih dahulu ditentukan jumlah sampel semuanya, berdasarkan
ketetapan
bahwa **Bila populasi cukup homogin, terhadap
populasi
di bawah 1000 dapat dipergunakan sampel sebanyak
25 %
dan di atas'1000 sebanyak 15 %. Untuk jaminan ada baik-
nya sampel selalu ditambah dari jumlah jaatematis tadi*.
(Winarno Surakhmsd, 1965, p. 57)
Alasan menggunakan ketentuan tersebut di
atas,
karena populasi berslfat homogin, yakni guru-guru tetap
pada Sekolah Dasar Negeri yang tersebar di 65 Sekolah
Dasar Negeri. Selanjutnya untuk menentukan anggota sam
pel dari setiap sekolah tersebut agar merata dan
dapat
benar-benar mewakili, dipergunakan rumus yang . relevan
44
dengan apa yang dikehendaki. fieka penyebaran sampel pa
da setiap sekolah ditentukan dangan menggunakan
rumus
di bawah ini.
ni »
"i
rf
n
dengan ketentuan:
n. s sampel pada tiap strata 1,2, .... , k
N. = populasi pada tiap strata 1,2, ... , k
(Ronal t. Ualpole, 1982, p. 237)
Menurut ketentuan yang dikemukakan Winarno
Su-
rakhmad, dengan perhitungan lebih dari } dibulatkan
menjadi satu. Perhitungan menghasilkan 25£ dari
selu-
ruh populasi yang berjumlah 506 orang adaiah 127 + 8
orang (jaminan) jumlah sampel menjadi 13S orang. (Pe
nyebaran sampel pada setiap sekolah berdasarkan rumus
di atas dapat di lihat pada lampiran).
Sampel pada setiap sekolah ditentukan pula
de
ngan memperhatikan jenis kelamin, Ijazah yang dimiliki
yaitu sarjana dan bukan sarjana, pengalaman mengajar
yang ditentukan dengan masa kerja mengajar lebih
dari
5 (Mma) tahun dan masa kerja mengajar kurang dari 5
(lima) tahun. Hat ini dilakukan untuk mengetahui
apa
kah ada perbedaan di dalam hubungan kerja dan perfor
mans mengajar guru.
Penelitl mengedarkan angket kepada kepaia seko-
45
lah yang berjualah 6.5 orang. Hal ini dimaksudkan
untuk
menguji kecocokkan pendapat s«*nUa pihak yang terlibat da
lam hubungan kerja yang menjadi variabel dalam penelitian
yang termasuk juga k orang penilik sekolah.
a. Metode Penelitian
Metode yang digunakan daiam penelitian ini adalah
metode deskriptif analisis, karena yang diteliti dan dianalisis adalah keadaan yang sedang berlangsung,
yakni
mengenai tingkat kesamaan rata-rata dan interaksi antar
variabel yang menjadi masalah penelitian.
Teknik pengumpulan data digunakan teknik
angket
atau kuestioner, observasi dan dilengkapi dengan
teknik
wawancara serta studi dokumentasi. Angket disampaikan ke
pada 135 orang guru sebagai sampel penelitian, 65 orang
kepaia sekolah dan empat orang penilik sekolah.
Teknik observasi digunakan untuk mengetahui
per
formans mengajar guru. Guru-guru yang menjadi sampel pa
da waktu mengajar diobservasi dari mulai pembukaan sampai
penutupan pelajaran. Teknik pe^engkap adalah
wawancara
yang dilakukan terhadap guru-guru untuk mendapatkan data
tentang sikap profesionalnya. Teknik dokumentasi merupa
kan teknik pelengkap untuk mengetahui keadaan jumlah gu
ru, kepaia sekolah dan penilik sekolah.
Untuk menguji hipotesis, teknik pengoiahan
atau
analisis data digunakan metode statistik inferensiaT.
46
Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan
pengujian normalitas distribusi frekuensi variabel dan
linieritae regresi kedua variabel sebagai persyaratan,
seperti dikemukakan Rochman Natawijaja (1988) bahwa,
Untuk menghitung koefisien korelasi —
terutama
apabila kita akan membuat tafsiran tentang popu
lasi dari perhitungan suatu sampel —
harus meme
nuhi tiga syarat utama yang berupa asumsi statistik, yaitu:
1. Sampel yang digunakan harus benar-benar representatif atau mewakili populasinya. ...
2. Skor yang diperoleh harus berasal dari suatu
populasi yang berdistribusi normal. ...
3. Hubungan kedua p^rangkat skor yang bersangkutan
harus berupa regresi linier, yaitu bahwa kurva
garis regresi kedua perangkat skor itu mendekati
garis lurus. ( p. 48)
Pengujian hipotesis menggunakan teknik berikut:
1. Analisis regresi untuk mengetahui hubungan antar va
riabel penelitian.
2. Analisis korelasi untuk mengetahui tingkat atau dera-
jat keterikatan dan daya deternatif setiap variabel.
3. Analisis kesaraaan dua rata-rata untuk setiap variabel,
o. Hj,potegjg Penelitian
Untuk mengarahkan penelitian ini, disusun patokan
duga seperti di bawah ini :
47
1. Tidak terdapat perbedaan yang berarti tentang seti
ap variabel hubungan kerja antara Kepaia Sekolah,
Penilik Sekolah dan guru serta kerjasama guru dengan
rekan sejawatnya dalam hubungannya dengan penampilan
mengajar guru dilihat dari variabel masa kerja, je
nis kelamin, dan iajazah yang dimiliki guru,
2. Tidak terdapat perbedaan yang berarti tentang setiap
variabel penampilan aengajar guru dilihat dari masa
kerja, jenis kelamin, dan ijazah yang dimiliki guru.
3. Terdapat hubungan yang berarti antara hubungan kerja
Kepaia Sekolah, Penilik Sekolah, dan guru serta ker
jasama guru dengan rekan sejawatnya dengan penampil
an mengajar guru dilihat dari masa kerja, jenis ke
lamin, dan ijazah yang dimiliki guru.
Agar lebih jelas dan terperinci hipotesis-hipotesis di atas diperinci dan dirumuskan sebagai berikut :
1. Hipotesis yang pertama berbunyi, Tidak terdapat per
bedaan yang berarti tentang setiap variabel hubungan
kerja antara Kepaia Sekolah, Penilik Sekolah dan gu
ru serta kerjasama guru dengan rekan sejawatnya dalam
hubungannya dengan penampilan mengajar guru dilihat
dari variabel masa kerja, jenis kelamin, dan ijazah
yang dimiliki guru diperinci dan dirumuskan sebagai
berikut
:
a, Tidak terdapat perbedaan hubungan kerja Kepaia Se
kolah dengan guru yang berpengalaman lebih dari
dan guru yang berpengalaman kurang dari lima ta-
48
hun.
b. Tidak terdapat perbedaan hubungan kerja Kepaia
Sekolah dengan guru laki-laki dan guru perempuan.
c. Tidak terdapat perbedaan hubungan kerja Kepaia
Sekolah dengan guru yang berijazah bukan sarjana
dan guru yang berijazah sarjana.
d. Tidak terdapat perbedaan hubungan kerja antara
Penilik Sekolah dengan guru yang berpengalaman
lebih dari lima tahun dan guru yang berpengalaman
kurang dari lima tahun,
e. Tidak terdapat perbedaan hubungan kerja Penilik
Sekolah dengan guru laki-laki dan guru perempuan.
f. Tidak terdapat perbedaan hubungan kerja antara
Penilik Sekolah dengan guru yang berijazah bukan
sarjana dan guru yang berijazah sarjana.
g. Tidak terdapat perbedaan kerjasama antara guru
yang berpengalaman lebih dari lima tahun dengan
guru yang berpengalaman kurang dari lima tahun.
h. Tidak terdapat perbedaan kerjasama antara guru
laki-laki dengan guru perempuan.
i. Tidak terdapat perbedaan kerjasama guru yang ber
ijazah bukan sarjana dengan guru yang berijazah
sarjana.
Hipotesis yang berbunyi : Tidak terdapat perbedaan
yang berarti tentang setiap variabel penampilan meng
ajar guru dilihat dari masa kerja, jenis kelamin, dan
ijazah yang dimiliki guru diperinci dan dirumuskan
49
sebagai berikut :
a. Tidak terdapat perbedaan penaapilan mengajar
guru yang berpengalaman lebih dari liaa tahun
dengan guru yang berpengalaman kurang dari li
ma
tahun•
b. Tidak terdapat perbedaan penampilan mengajar
guru laki-laki dengan guru perempuan.
c. Tidak terdapat perbedaan penampilan mengajar
guru yang berijazah bukan sarjana dengan guru
yang berijazah sarjana.
3. Hipotesis ketiga berbunyi : Terdapat hubungan yang
berarti antara hubungan kerja Kepaia Sekolah, Pe
nilik Sekolah dengan guru serta kerjasama guru de
ngan rekan sejawatnya dengan penampilan mengajar
guru dilihat dari masa kerja, jenis kelamin, dan
ijazah yang dimiliki guru diperinci menjadi :
a. Terdapat hubungan yang berarti antara hubungan
kerja Kepaia Sekolah dan guru dengan penampilan
mengajar guru yang berpengalaman lima tahun le
bih.
b. Terdapat hubungan yang berarti antara hubungan
kerja Kepaia Sekolah dan guru dengan penampilan
mengajar guru yang berpengalaman lima tahun ku
rang.
c. Terdapat hubungan yang berarti antara hubungan
kerja Kepaia Sekolah dan guru dengan penampilan
mengajar guru laki-laki.
d. Terdapat
hubungan yang berarti antara hubungan
50
kerja Kepaia Sekolah dan Guru dengan penampilan me
ngajar guru perempuan.
e. Terdapat hubungan yang berarti antara hubungan ker
ja Kepaia Sekolah dan Guru dengan penampilan menga
jar guru yang berijazah bukan sarjana.
f. Terdapat hubungan yang berarti antara hubungan ker
ja Kepaia Sekolah dan Guru dengan penampilan menga
jar guru yang berijazah sarjana.
g. Terdapat hubungan yang berarti antara hubungan ker
ja Penilik Sekolah dan Guru dengan penampilan
me
ngajar guru yang berpengalaman lebih dari lima
ta
hun.
h. Terdapat hubungan yang berarti antara hubungan ker
ja Penilik Sekolah dan Guru dengan penampilan
me
ngajar guru yang berpengalaman kurang dari lima ta
hun.
i. Terdapat hubungan yang berarti antara hubungan ker
ja Penilik Sekolah dan Guru dengan penampilan
me
ngajar ouru laki-laki.
j. Terdapat hubungan yang berarti antara hubungan ker
ja Penilik Sekolah dan Guru dengan penampilan
me
ngajar guru perempuan.
k. Terdapat hubungan yang berarti antara hubungan ker
ja Penilik Sekolah dan Guru dengan
penampilan
ngajar guru yang berijazah bulan sarjana.
me
51
_1. Terdapat hubungan yang berarti
antara
hubungan
kerja Penilik Sekolah dan Guru dengan penampilan
mengajar guru yang berijazah sarjana.
m. Terdapat hubungan yang berarti
antara
hubungan
kerjasama guru dengan penampilan mengajar
guru
yang berpengalaman lebih dari lima tahun,
n. Terdapat hubungan yang berarti
antara
hubungan
kerjasama guru dengan penampilan mengajar
guru
yang berpengalaman kurang dari lima tahun.
a. Terdapat hubungan yang berarti
anatar
hubungan
kerjasama guru dengan penampilan mengajar
guru
laki-laki.
p. Terdapat hubungan yang berarti
antara
hubungan
kerjasama guru dengan penampilan mengajar guru pe
rempuan.
q. Terdapat hubungan yang berarti
antara
hubungan
kerjasama guru dengan penampilan mengajar
guru
yang berijazah bukan sarjana.
r. Terdapat hubungan yang berarti
kerjasama guru dengan penampilan
antara
hubungan
mengajar
guru
yang berijazah sarjana.
D. Instrumen Penpumpulan Data
Sebagaimana telah diuraikan di atas, bahwa
teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggu
nakan angket, observasi, wawancara, dan
dokumentasi
52
sebagai pelengkap.
Teknik angket sebagai instrumen penelitian digu
nakan untuk mengetahui perilaku hubungan kerja
antara
Kepaia Sekolah, Fenilik Sekolah dan Guru dalam hubung
annya dengan penampilan mengajar guru, yang dalam
ini sebagai variabel X. Kepaia Sekolah, Penilik
hal
Seko
lah dan guru-guru diminta memberikan data tentang hu
bungan kerja yang berhubungan dengan masalah
pening
katan perfonrans mengajar guru seobyektif mungkin un
tuk dapat menunjang pencapaian tujuan penelitian.
Angket ini dikonstruksi sendiri dengan mengguna
kan konsep-konsep dari perilaku supervisi instraksional
dari beberapa literatur. Angket ini terdiri dari
SO
pernyataan yang dilengkapi dengan lima alternatif
pe-
ngakuan. Keseluruhan pernyataan itu terbagi atas
tiga
bagian sebagai berikut :
1. Hubungan kerja Kepaia Sekolah dengan Guru dari
no
mor 1 sampai dengan 20 pada angket A.
2. Hubungan kerja Penilik Sekolah dengan Guru dari no
mor 1 sampai dengan 10 pada angket B.
3. Hubungan kerjasama antara guru dengan rekan sejawat
dari nomor 1 sampai dengan 10 pada angket C.
4. Hubungan kerja antara Penilik Sekolah dengan Kepaia
Sekolah dari nomor 1 sampai dengan 10 pada angket D.
Untuk setiap alternatif pengakuan dari pernyata-
53
an diberi bobot mulai dari 5 sampai dengan 1 yang ber
arti
:
S
= Selalu Dilakukan
k
= Sering Dilakukan
3
= Kadang-kadang Dilakukan
2
= Jarang Dilakukan
1
= Tidak pernah Dilakukan
Dari skor-skor tersebut dapat diketahui tingkat hubung
an kerja antara Kepaia Sekolah dengan guru, Penilik Se
kolah dengan guru, kerjasama antara guru dengan
rekan
sejawatnya, Kepaia Sekolah dengan Penilik Sekolah dalam
hubungannya dengan penampilan mengajar guru.
Agar tidak mudah ditebak oleh responsden,
bagi
pernyataan yang bernomor ganjil setiap pengakuan diberi
bobot mulai dari 5 sampai dengan 1, dan sebaliknya
tiap pernyataan yang bernomor genap diberi bobot
se
mulai
dari 1 sampai dengan 5.
Sebelum dilakukan penelltian, instrumen untuk me-
ngungkapkan hubungan kerja antara kepaia sekolah
dengan
guru, penilik sekolah dengan guru, kerjasama guru dengan
rekan sejawatnya dan hubungan kerja penilik sekolah
dan
kepaia sekolah dalam hubungannya dengan
me
penampilan
ngajar guru diuji cobakan terlebih dahulu.
Untuk mengetahui penampilan mengajar guru
yang
dalam penelitian ini merupakan variabel Y digunakan ins-
54
trumen yang berbentuk lerabaran observasi. Dalam lembar
observasi itu tertera empat bagian yang menyangkut ma
salah penampilan mengajar guru* Adapun bagian-bagian
yang dimaksud adalah :
1. Penguasaan materi pengajaran.
2. Kemampuan menggunakan metode mengajar.
3. Kemampuan berinteraksi dalam proses belajar mengajar.
4. Sikap profesional guru.
Pada lembaran observasi tersedia kolom
untuk
memberi nilai bagi setiap komponen yang diberi skala 1
sampai dengan 5, seperti halnya dalam pembobotan
al
ternatif pengakuan hubungan kerja antara kepaia seko
lah dengan guru, penilik sekolah dengan guru, kerjasa
ma guru dengan guru. Setiap aspek diberi bobot
sama. Jadi skor bagian adalah rata-rata dari
yang
semua
koraponen.
Skor yang diperoleh setiap guru dalam p@nampi.lan
mengajarnya adalah jumlah skor dari keempat aspek sebagaimana tertera pada lembaran observasi. Untuk
lebih
jelasnya dapat dilihat pada lampiran.
Lembaran observasi ini dikonstruksi berdasarkan
konsep-konsep yang dikemukakan kelompok yang diketuai
oleh Mohammad Fakry Gaffar, pada bukunya MAlat Penilaian Kemampuan Guru". Buku ini mengemukakan aspek-aspek
yang perlu diobservasi dari setiap penampilan mengajar
55
yang diperlihatkan oleh guru.
Dalara observasi yang berhak member!
nilai
adalah observer sendiri tanpa perundingan dengan siapapun termasuk guru yang diobservasi. Dalam peneli
tian ini, peneliti sendiri yang menjadi
observer
tanpa bantuan siapapun. Hal ini dilakukan mengingat
peneliti telah mempunyai pelangalam selama 22 tahun
di bidang ini, sehingga jika akan dibantu oleh orang
lain obyektivitas nilai yang diberikan akan
berku-
rang.
Mengenai wawancara dengan para Penilik Seko
lah, Kepaia Kandep P dan k Kecamatan, dan Kepaia'Se
kolah berkenaan dengan hubungan kerjanya dengan gu
ru dan dikaitkan dengan penampilan mengajar
hasil wawancaranya tidak dinilal dan tidak
guru,
diolah,'
melainkan dipakai sebagai pelengkap. Demikian
juga
dengan studi dokumentasi.
E. Validitas dan Reliabilitas Angket
Untuk mendapat instrumen yang valid dan
re-
liabel, maka dilakukan kegiatan-kegiatan berikut :
a. Mengadakan uji coba angket, dengan meminta
per
timbangan atau respon tentang instrumen yang te
lah dibuat kepada lima orang penimbang ( seorang
dosen, dua orang guru, seorang penilik dan
seo
rang kepaia sekolah ). Adapun guru-guru dan kepaia
55
yang diperlihatkan oleh guru.
Dalam observasi yang berhak memberi
nilai
adalah observer sendiri tanpa perundingan dengan siapapun termasuk guru yang diobservasi. Dalam peneli
tian ini, peneliti sendiri yang menjadi
observer
tanpa bantuan siapapun. Hal ini dilakukan mengingat
peneliti telah mempunyai pelangalam selama 22 tahun
di bidang ini, sehingga jika akan dibantu oleh orang
lain obyektivitas nilai yang diberikan akan
berku-
rang.
Mengenai wawancara dengan para Penilik Seko
lah, Kepaia Kandep P dan k Kecamatan, dan Kepaia'Se
kolah berkenaan dengan hubungan kerjanya dengan gu
ru dan dikaitkan dengan penampilan mengajar
hasil wawancaranya tidak dinilal dan tidak
guru,
diolah,
melainkan dipakai sebagai pelengkap. Demikian
juga
dengan studi dokumentasi.
E. Validitas dan Reliabilitas Angket
Untuk mendapat instrumen yang valid dan
re-
liabel, maka dilakukan kegiatan-kegiatan berikut :
a. Mengadakan uji coba angket, dengan meminta
per
timbangan atau respon tentang instrumen yang te
lah dibuat kepada lima orang penimbang ( seorang
dosen, dua orang guru, seorang penilik dan
seo-
rang kepaia sekolah ). Adapun guru-guru dan kepaia
c6
sekolah yang menjadi sampel uji coba memiliki
ciri -
ciri yang sama dengan sampel dalam penelitian
yang
sesungguhnya. Penyebaran instrumen uji coba dilakukan
terhadap 30 orang yang terperinci sebagai berikut :
1. Lima orang guru laki-laki yang memiliki masa kerja
lebih dari lima tahun.
2. Lima orang guru perempuan yang memiliki masa kerja
lebih dari lima tahun.
3. Lima orang guru laki-laki yang memiliki masa kerja
kurang dari lima tahun.
k* Lima orang guru perempuan yang memiliki masa kerja
kurang dari lima tahun,
5. Delapan orang kepaia sekolah dan dua orang penilik
sekolah.
b. Setelah angket diberikan kepada responden dan
telah
kembalij selanjutnya dianalisis tingkat validitas dan
reliabilitasnya.
c. Untuk menganalisis angket, mengukur apa yang harus diukur (validitas atau kesahihan) dilakukan dengan per
timbangan logika dan statistik. Adapun uraian
untuk
mendapatkan validitas angket adalah sebagai berikut :
1. Untuk mendapatkan validitas konstruk dan antar budaya dilakukan dengan meminta pertimbangan
lima orang penilai, melakukan diskusi dan
dari
meminta
pendapatnya, serta mengolahnya secara statistik pe-
57
nilaian terhadap angket dari lima penilai tersebut. Un
tuk menganalisis validitas konstruk dan antar budaya se
cara statistik digunakan formula di bawah ini.
.
T13
. N-2
^ V O - r33)
Dengan ketentuan :
t_
= Koefisien validitas
r33
r .
= Koefisien rata-rata keterandalan penimbang
N
= Penimbang
2
= Bilangan konstant
1
= Bilangan konstant
.
Kriterlanya adalah angket dikatakan memiliki validitas
bangun dan antar budaya, bila koefisien t hitung lebih
besar dari koefisien t tabel pada tingkat kepercayaan
0,05.
2. Untuk mendapatkan daya pembeda item, dilakukan dengan
membandingkan 27£ skor kelompok tinggi dengan 21% skor
kelompok rendah. (M.L. Smith dan G.V. Glass, 1969:152)
Adapun formula yang digunakan,
*H
t
~
AL
=
{£( xH-7H)V{£( \ -\)2}
n - (n-1)
Dengan ketentuan :
58
t = Koefisien daya pembeda
7* rata-rata skor kelompok tinggi
X. « rata-rata skor kelompok rendah
n = sampel kelompok tinggi atau rendah
1 = Bilangan konstant.
Kriterlanya adalah item mempunyai daya pembeda
yang
signifikan, bila koefisien t hitung lebih besar
dari
t tabel pada tingkat kepercayaan 0,05.
Dengan menggunakan formula tersebut di atas di-
hasilkan hal-hal sebagai berikut :
1. Angket mempunyai validitas konstrak dan antar buda
ya, di mana koefisien t hitung angket A (hubungan
kerja Kepaia Sekolah dan Guru), angket B (hubungan
kerja Penilik sekolah dan Guru), angket C (hubungan
kerjasama Guru dan GuruJ, angket D (hubungan
kerja
Penilik Sekolah dan Kepaia sekolah) yaitu
4,52,
8,01, 11,475. dan 9,96 lebih besar dari koefisien
t
tabel pada tingkat kepercayaan 0,05 yaitu 2,13.
Perhitungan secara statistik dapat dilihat pada 1ampiran.
2. Semua item pada angket a, B, C, dan D mempunyai da
ya pembeda yang tinggi, di mana semua koetisien
t
hitung pernyataan pa^ia keempat angket yang dihasilkan dari analisis lebih besar dari koefisien t
ta
bel pada tingkat kepercayaan 0,01. Perhitungan
se-
59
cara statistik dapat dilihat pada lampiran.
d. Untuk melihat konsistensi hasil ukuran (reliabilitas,
ketepatan atau keterandalan) angket, dilakukan dengan
membandingkan skor ganjil dengan skor genap pada
se
tiap angket dengan menggunakan formula di bawah ini.
r\/ n-2
t
=
V^
T
r
Dengan ketentuan :
t
= koefisien kerelasi reliabilitas
r
= koefisien korelasi keseluruhan instrumen
n
= sampel
2
= bilangan konstant
3
= bilangan konstant (Sujana, 1988, p. 365).
t
Kriteria reliabilitas angket adalah jika koefisien
t lebih besar dari koefisien tabel pada tingkat ke
percayaan C,05 maka alet ukur itu signifikan
atau
reliabel.
Dengan menggunakan formula di atas, didapatkan ha
sil analisis reliabilitas angket yang menunjukan
bahwa angket mempunyai tingkat reliabilitas
yang
tinggi, di mana semua koefisien t hitung menunjukan
tanda lebih besar dari koefisien t tabel pada ting
kat kepercayaan 0,01. Perhitungan secara statistik
dapat dilihat pada lampiran.
e. Berdasarkan hasil analisis angket tersebut di atas
60
maka instrumen yang dibuat adalah valid dan reliabel
untuk mengukur tingkat hubungan kerja antara
Kepaia
Sekolah dengan guru, hubungan kerja Penilik
Sekolah
dengan guru, kerjasama guru dengan guru, dan hubung
an kerja Penilik Sekolah dengan Kepaia Sekolah dalam
hubungannya dengan performans mengajar guru.
F. Penqumpulan Data
Setelah memperoleh ijin yang diperlukan
balk
dari Pemerintahan Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Ba
rat maupun dari Kepaia Kanwil Depdikbud Propinsi Ja
wa Barat yang diteruskan ke Kantor Depdikbud Kabupa
ten Bandung dan Kantor Depdikbud Kecamatan Lembang,
maka ditentukanlah jadwal pengumpulan data.
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sen
diri tanpa menggunakan tenaga pembantu. Hal ini
di
lakukan dengan alasan, peneliti sendiri memungkinkan
untuk melakukannya. Di samping peneliti merasa lebih
yakin terhadap obyektivitas data yang dikumpulkan,
terutama mengenai penampilan mengajar guru yang
di
lakukan dengan observasi selama berjam-jam.
Pertama peneliti mengadakan kunjungan
Kepaia Kantor Depdikbud Kecamatan Lembang
Bandung untuk memberitahukan kegiatan yang
kepada
Kabupaten
hendak
dilakukan pada Sekolah Dasar di wilayahnya, serta memohon bantuan beliau untuk kelancaran penelitian ini.
61
Pada waktu itu juga peneliti mengadakan wawancara ringka6 agar peneliti memperoleh keterangan-keterangan me
ngetahui sekolah-sekolah yang akan dituju. Bapak Kepaia
Kantor Depdikbud Kecamatan Lembang memberikan
sambutan
yang positif serta memberikan bantuan seperti yang di
harapkan. Kepada Kepaia Sekolah Dasar yang akan dikunjungi diberikan surat menyertai peneliti sebagaimana
terlampir, sehingga tidak memperoleh kesulitan apapun
selama melakukan pengumpulan data. Selain itu juga da
lam wawancara yang dilakukan untuk mengisi angket
dan
keperluan lainnya berjalan dengan lancar.
Kunjungan pengumpulan data mulai dilakukan
pada
awal bulan maret 1990. Peneliti menemui setiap Kepaia
Sekolah dengan membawa surat dari Kepaia Kantor Depdik
bud Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung. Setelah para
Kepaia Sekolah Dasar memahami maksud penelitian,
keir.u—
dian ditentukan jadwal kunjungan selanjutnya. Hal ini
dipikirkan agar sekolah-sekolah tidak terganggu dan da
ta yang diperlukan dapat diperoleh dengan tidak
gangguan. Pengumpulan data berakhir pada bulan
ada
juni
1990.
Bag! setiap responden sebagai anggota sampel pe
nelitian yang ditentukan secara proporsional pada seti
ap sekolah diadakan persetujuan terlebih dahulu mengenai pertemuan dengan mereka. Pada pertemuan selanjutnya
62
dijelaskan maksud dan tujuan pengumpulan data
dengan
menggunakan angket. Hal-hal yang kurang jelas dan ditanyakan responden dijelaskan oleh peneliti.
Data penampilan mengajar guru (variabel Y) dalam
penelitian ini diperoleh dengan mengadakan
observasi
dan wawancara. Observasi dilakukan selama setiap
guru
yang menjadi sampel mengajar dalam satu kali penampilan
sejak mulai sampai menutup pelajaran yang membutuhkan
waktu 45 menit atau 90 menit. Setelah itu dilakukan wa
wancara terhadap guru yang telah diobservasi pada waktu
yang telah diatur sehingga tidak mengganggu lagi
masa
lah tugas guru itu selanjutnya.
Untuk mengumpulkan data penampilan mengajar guru
ini peneliti menggunakan lembaran observasi dan wawanca
ra sebagai mana dijelaskan dalam Bab III. Untuk setiap
komponen yang diobservasi dinilai dengan memberikan tan-
da cek (v) pada kolom yang telah disediakan sesuai
de
ngan skala yang telah tertera pada lembaran observasi,
demikian juga untuk wawancara.
Setiap kegiatan observasi, observer duduk
di
bangku paling belakang agar tidak mengganggu jalannya
proses belajar mengajar dl kelas.
G.
Penoolahan Data
Setelah semua data baik melalui lembaran obser
vasi dan wawancara ataupur. angket terlebih dahulu
di-
63
seleksi untuk menghindarkan kekeliruan, terutama untuk
mencak pengisian angket yang meragukan atau kurang jelas. Setelah diteliti dan diseleksi semua data
pada
semua alat penguirpul data diolah dalam pengujian hipo
tesis penelitian.
Data yang diperoleh dari alat pengumpul
data
dihitung skornya sebagalmana tercantum dalam
lembaran
pengumpul data. Setiap aspek yang dinilai
mendapat
skor rata-rata dari nilai komponennya. Oleh karena itu
setiap lembaran jawaban mendapat skor sebagai
jumlah
skor keseluruhan aspek. Dalam pengolahan data digunakan
simbul untuk setiap variabel sebagai berikut :
X.
= Hubungan kerja antara Kepaia Sekolah dan Guru.
X, , = Hubungan kerja antara Kepaia Sekolah dan Guru
yang berpengalaman lebih dari lima tahun.
X1.2. = Hubungan kerja antara Kepaia Sekolah dan Guru
yang berpengalaman kurang dari lima tahun.
X. 3 = Hubungan kerja antara Kepaia Sekolah dan Guru
laki-laki.
X. i
= Hubungan kerja antara Kepaia Sekolah dan Guru
perempuan.
X- c-
= Hubungan kerja antara Kepaia Sekolah dan Guru
yang berijazah bukan sarjana.
*1 6 = HuDungan kerja antara Kepaia Sekolah dan Guru
yang berijazah sarjana.
64
X2
= Hubungan kerja antara Penilik Sekolah dengan
Guru.
X- .
»' Hubungan kerja antara Penilik Sekolah dengan
Guru yang berpengalaman lebih dari lima
ta
hun.
X
= Hubungan kerja antara Penilik Sekolah dengan
Guru yang berpengalaman kurang dari lima ta
hun.
X0 ,
= Hubungan kerja antara Penilik Sekolah dengan
Guru laki-laki.
X0 .
= Hubungan kerja antara Penilik Sekolah dengan
Guru perempuan.
X2 r
= Hubungan kerja antara Penilik Sekolah dengan
Guru yang berijazah bukan sarjana.
X9 ,
= Hubungan kerja antara Penilik Sekolah dengan
Guru yang berijazah sarjana.
X^
= Hubungan kerjasama guru dengan guru.
X, ,
= Hubungan kerjasama guru dengan guru yang berpengalaman lebih dari lima tahun.
X^ j
= Hubungan kerjasama guru dengan guru yang ber
pengalaman kurang dari lima tahun.
X, -,
= Hubungan kerjasama guru dengan guru laki-laki.
*7 L
= Hubungan Kerjasama guru dengan guru perempuan,
X, c
= Hubungan kerjasama guru dengan guru yang berijazah bukan sarjana.
65
*1 6.
= Hubungan kerjasama guru dengan guru yang ber
ijazah sarjana.
X,
= Hubungan kerja antara PenlUk Sekolah dengan
Kepaia Sekolah.
*1
= Penampilan mengajar guru.
*1 1
= ^enamPi^an mengajar guru yang berpengalaman
lebih dari lima tahun.
Yi 2
= Penampilan mengajar guru yang berpengalaman
kurang dari lima tahun.
Y.j 3
= Penampilan mengajar guru laki-laki.
Y. i
= Penampilan mengajar guru perempuan.
Y1#5#
= Penampilan mengajar guru yang berijazah bu
kan sarjana.
Y, ,
= Penampilan mengajar guru yang berijazah sar
jana.
Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu
dilakukan pengujian ;
1. Uji normalitas distribusi skor.
2. Uji llnieritas regresi variabel-variabel peneliti
an.
3. Uji homoginitas varlans.
k. Pengujian perbedaan pendapat.
1. Uii Normalitas Distribusi Skor
Pengujian normalitas distribusi skor untuk
setiap variabel penelitian menggunakan pendekatsn
66
chikuadrat dengan formula :
(fo - fe)2
Kriteria pengujian, J1ka harga -A.1 hltung lebih kecil
daripada A,\^c)