HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI KERJA, DAN BUDAYA SEKOLAH DENGAN EFEKTIVITAS KERJA GURU DI SD NEGERI KECAMATAN PADANG TUALANG.

(1)

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI KERJA DAN BUDAYA SEKOLAH DENGAN EFEKTIVITAS KERJA GURU

DI SD NEGERI KECAMATAN PADANG TUALANG

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

MAULANA AKBAR SANJANI Nim: 8136132035

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Maulana Akbar Sanjani, 8136132035, Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja, dan Budaya Sekolah Dengan Efektivitas Kerja Guru di SD Negeri Kecamatan Padang Tualang. Tesis. Program Pascasarjana. Universitas Negeri Medan, 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) hubungan kepemimpinan kepala sekolah dengan efektivitas kerja guru, (2) hubungan motivasi kerja dengan efektivitas kerja guru, (3) hubungan budaya sekolah dengan efektivitas kerja guru dan (4) hubungan kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja dan budaya sekolah secara bersama-sama dengan efektivitas kerja guru.

Metode penelitian ini adalah kuantitatif jenis deskriptif studi korelasional dengan pola kajian korelatif dengan menempatkan variabel penelitian dalam dua kelompok yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Populasi dalam penelitian ini adalah guru SD Negeri di Kecamatan Padang Tualang. Untuk menentukan sampel digunakan pendapat Arikunto dengan di ambil 50% dari jumlah sampel, selanjutnya penentuan sampel ditentukan dengan teknik Proportional Random Sampling sehingga didapatkan sampel sebanyak 143 orang. Instrumen penelitian yang digunakan angket dengan skala likert. Teknik analisis data menggunakan teknik korelasi dan regresi sederhana serta ganda.

Hasil dari penelitian ini disajikan (1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan efektivitas kerja guru dengan koefisien korelasi ry1= 0,366. Sumbangan efektif yang diberikan oleh

variabel kepemimpinan kepala sekolah terhadap efektivitas kerja guru adalah sebesar 10,44%, (2) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja dengan efektivitas kerja guru dengan koefisien korelasi ry2= 0,459.

Sumbangan efektif yang diberikan oleh variabel motivasi kerja terhadap effektivitas kerja guru adalah sebesar 16,69% (3) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara budaya sekolah dengan efektivitas kerja guru dengan koefisien korelasi ry3= 0,425. Sumbangan efektif yang diberikan oleh variabel

budaya sekolah terhadap efektivitas kerja guru adalah sebesar 13,18% dan (4) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja dan budaya sekolah secara bersama dengan efektivitas kerja guru dengan koefisien korelasi R = 0,639

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh disarankan dalam penelitian ini perlunya pengembangan kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja dan budaya sekolah untuk dapat meningkatkan efektivitas kerja guru yang dapat menciptakan guru yang professional dan berkualitas yang dapat menciptakan pendidikan yang bermutu.


(6)

ABSTRACT

Maulana Akbar Sanjani, 8136132035, Relationship Of School Leadership, Work Motivation, and School Culture With The Effectiveness of the work of Teacher in Public Primary School District of Padang Tualang. Thesis. Postgraduate Program, University Of Medan, 2016.

This study aimed to determine (1) the relationship of school leadership with the effectiveness of the work of teacher, (2) the relationship work motivation with the effectiveness of the work of teacher, (3) the relationship School Culture with effectiveness of the work of teacher and (4) the relationship of school leadership, work motivation and school culture together with the effectiveness of the work of teacher.

This research method was quantitative descriptive correlational study with a correlative study patterned by placing the variables in two groups: the independent variable and the dependent variable. The population in this study were primary school teachers in the district of Padang Tualang. To determine the sample used in the opinion of Arikunto to grab 50% of the total sample, the next determination of the sample was determined by Proportional Random Sampling technique to obtained a sample of 143. The research instrument used a questionnaire with Likert scale. Data were analyzed using correlation and simple regression techniques as well as double.

The results of this study were presented (1) there was a positive and significant relationship between the leadership of the principal with the effectiveness of the work of teacher with correlation coefficient ry1 = 0.366. Effective contribution given by the variable of school leadership on the effectiveness of the work of teacher amounted to 10.44%, (2) there was a positive and significant relationship between work motivation and work effectiveness teacher with a correlation coefficient ry2 = 0.459. Effective contribution given by the variable work motivation on the effectiveness of the work of teacher was by 16.69% (3) there was a positive and significant relationship between school culture with the effectiveness of the work of teacher with correlation coefficient ry3= 0.425. Effective contribution given by the school culture variables on the effectiveness of the work of teacher amounted to 13.18% and (4) there was a positive and significant relationship between school leadership, work motivation and school culture together with the effectiveness of the teacher with a correlation coefficient R = 0.639

Based on the research results obtained in this study suggested the need to develop the school leadership, work motivation and school culture to be able to enhance the effectiveness of teacher to created professional and qualified teacher who can created quality education.


(7)

i

KATA PENGANTAR مــيح رـلا نمحرـلا ه مــــــــسب

Pertama-tama penulis mengucapkan puji syukur dan terimakasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan rahmat-Nya, sehingga Tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Tesis ini bertujuan untuk memenuhi sebagian besar persyaratan mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Tesis ini berjudul “Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja dan Budaya Sekolah dengan Efektivitas Kerja Guru Di SD Negeri Se Kecamatan Padang Tualang”. Meskipun dalam proses penulisan banyak memenuhi hambatan dan rintangan namun dengan usaha maksimal yang dilakukan penulis serta bantuan dari berbagai pihak, akhirnya tesis ini dapat diselesaikan tepat waktu. Atas bantuan yang diberikan, maka penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Rektor Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada program Pascasarjana selama ini. Dr. Arif Rahman, M. Pd dan Dr. Zulkifli Matondang, M. Si, selaku pembimbing I dan II yang telah banyak meluangkan waktu dalam mengarahkan, memotivasi serta memberi nasihat kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.

2. Bapak Dr. Dawin, M. Pd, dan Dr. Sukarman Purba, M. Pd sebagai Ketua dan Sekretaris Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.


(8)

ii

3. Kepada Dr. Darwin, M. Pd, Dr. Sukarman Purba, M. Pd dan Prof. Dr. Paningkat Siburian M. Pd, selaku narasumber yang telah banyak memberikan saran dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.

4. Bapak Direktur, Asisten Direktur, Ketua dan Sekretaris, Bapak/Ibu Dosen serta Pegawai Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah membimbing dan memberikan pelayanan kepada penulis selama menjadi mahasiswa.

5. Bapak Kepala Dinas UPT Kecamatan Padang Tualang yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian bagi penulis.

6. Bapak Kepala Sekolah dan seluruh guru SD Negeri Se Kecamatan Padang Tualang TA. 2015/ 2016 yang telah membantu dalam pelaksanaan uji coba instrumen sampai pengumpulan data penelitian ini.

7. Teristimewa orangtua yang paling tersayang dan terhormat, kepada Ayahanda Abdullah S dan Ibunda Deliana Sari Br Gultom, Saudaraku Leni Maulina,, Mukhyaruddin Hasibuan, M. Iqbal R dan Amar Khairul Anam yang telah memberikan kasih sayang, memelihara dan membesarkan penulis dengan penuh kesabaran dan keikhlasan, demikian juga senantiasa memberikan dorongan moril dan materil yang tiada terhingga dan dorongan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini tepat pada waktu yang telah direncanakan.

8. Kepada adinda Agustiya Ayu yang telah banyak membantu serta memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini.


(9)

iii

9. Teman-teman jurusan AP khususnya kelas APB2, yang telah banyak memberikan dorongan dan dukungan kepada penulis.

10. Seluruh rekan-rekan, baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus yang telah memberi sumbangan moril dan materil kepada penulis.

Akhirnya semoga semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian pendidikan dan penyusunan tesis ini, mendapat limpahan berkat dan rahmat dari ALLAH SWT..

Medan, Mei 2016 Penulis

MAULANA AKBAR SANJANI Nim: 8136132035


(10)

iv DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i.

DAFTAR ISI ... iv.

DAFTAR TABEL ... vi.

DAFTAR GAMBAR ... vii.

DAFTAR LAMPIRAN ... viii.

BAB I PENDAHULUAN ... 1.

A. Latar Belakang Masalah ... 1.

B. Identifiksasi Masalah ... 8.

C. Pembatasan Masalah ... 9.

D. Perumusan Masalah ... 9.

E. Tujuan Penelitian ... 10.

F. Manfaat Penelitian ... 10.

BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 12.

A. Kajian Teoretis ... 12.

1.Efektivitas Kerja Guru ... 12.

2. Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 20.

3. Motivasi Kerja ... 29.

4. Budaya Sekolah ... 33.

B. Penelitian Yang Relevan ... 44.

C. Kerangka Berpikir ... 47.

1. Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Efektivitas kerja Guru ... 47.

2. Hubungan Motivasi Kerja dengan Efektivitas Kerja Guru ... 48.

3. Hubungan Budaya Sekolah dengan Efektivitas Kerja Guru ... 49.

4. Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja dan Budaya Sekolah dengan Efektivitas Kerja Guru ... 50.


(11)

v

D. Hipotesis Penelitian ... 52.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 53.

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 53.

B. Metode Penelitian ... 53.

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 53.

D. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian ... 56.

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 59.

F. Hasil Uji Coba Instrumen ... 63.

G. Teknik Analisis Data ... 66.

H. Pengujian Hipotesis ... 71.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 75

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 75

B. Uji Kecenderungan Variabel Penelitian ... 81

C. Pengujian Persyaratan Analisis Penelitian ... 83

D. Pengujian Hipotesis ... 88

E. Sumbangan Relatif dan Efektif ... 96

F. Temuan Penelitian ... 96

G. Pembahasan Hasil Penelitian ... 101

H. Keterbatasan Penelitian ... 105

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 108

A. Simpulan ... 108

B. Implikasi ... 109

C. Saran ... 118

DAFTAR PUSTAKA ... 120


(12)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Distribusi Populasi Guru SD Negeri Kec. Pd Tualang ... 54.

3.2. Distribusi Sampel Guru SD Negeri Kec. Pd Tualang ... 56.

3.3. Kisi- kisi Instrumen Efektivitas Kerja Guru ... 60.

3.4. Kisi- kisi Instrumen Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 61.

3.5. Kisi- kisi Instrumen Motivasi Kerja ... 62.

3.6. Kisi- kisi Instrumen Budaya Sekolah ... 63.

4.1. Rangkuman Hasil Skor Variabel Penelitian ... 75

4.2. Distribusi Frekuensi Variabel Efektivitas kerja guru (Y) ... 76

4.3. Distribusi Frekuensi Kepemimpinan kepala sekolah (X1) ... 77

4.4. Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi kerja (X2) ... 78

4.5. Distribusi Frekuensi Variabel Budaya sekolah (X3) ... 80

4.6. Tingkat Kecenderungan Efektivitas kerja guru (Y) ... 81

4.7. Tingkat Kecenderungan Kepemimpinan kepala sekolah (X1) .. 82

4.8. Tingkat Kecenderungan Variabel Motivasi Kerja (X2) ... 82

4.9. Tingkat Kecenderungan Variabel Budaya sekolah (X3) ... 83

4.10. Ringkasan Uji Normalitas ... 83

4.11. Ringkasan Uji Homogenitas Setiap Variabel Penelitian... 84

4.12. Ringkasan Anava Uji Linieritas Y atas X1... 85

4.13. Ringkasan ANAVA linieritas Regresi Y atas X2 ... 86

4.14. Ringkasan ANAVA linieritas Regresi Y atas X3 ... 87


(13)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Diagram Kinerja Menurut Teori Colquitt ... 15.

2.2. Model pengaruh Budaya Organisasi dengan kinerja dan kepuasan .. 16.

2.3. Sumber Pengaruh Pemimpin Terhadap Bawahan ... 17.

2.4. Paradigma Penelitian ... 51.

4.1. Histogram Distribusi Skor Efektivitas kerja guru(Y) ... 76.

4.2. Histogram Distribusi Skor Kepemimpinan kepala sekolah (X1) ... 78.

4.3. Histogram Distribusi Skor Variabel motivasi kerja (X2) ... 79.

4.4. Histogram Distribusi Skor Variabel Budaya sekolah (X3) ... 80.


(14)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Instrumen Angket ... 123

2. Validitas Angket ... 135

3. Reliabilitas Angket ... 140

4. Data Induk Penelitian ... 145

5. Prosedur Perhitungan Statistik Dasar/ Uji Deskripsi Data ... 149

6. Uji Kecenderungan Data ... 156

7. Perhitungan Uji Normalitas ... 159

8. Perhitungan Uji Homogenitas ... 175

9. Perhitungan Uji Linieritas Dan Keberartian Persamaan Regresi ... 191

10. Uji Independensi Antar Variabel Bebas... 213

11. Perhitungan Korelasi Sederhana ... 215

12. Perhitungan Korelasi Parsial ... 218

13. Perhitungan Korelasi Ganda ... 230

14. Perhiungan Regresi Ganda ... 231


(15)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Efektivitas adalah menggambarkan seluruh siklus input, proses dan output yang mengacu pada hasil guna dari pada suatu organisasi, program atau kegiatan yang menyatakan sejauh mana tujuan (kualitas, kuantitas, dan waktu) telah dicapai, serta ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya dan mencapai target-targetnya. Hal ini berarti, bahwa pengertian efektivitas yang dipentingkan adalah semata-mata hasil atau tujuan yang dikehendaki.

Efektifitas kerja sangatlah diperlukan dalam suatu organisasi dalam hal ini adalah organisasi sekolah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan terciptanya efektivitas kerja maka pegawai akan berusaha mengatasi dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaan. Sebaliknya ketidakefektivan dalam bekerja maka pegawai akan mudah putus asa bila mendapatkan kesulitan dalam pelaksanaan tugas sehingga sulit untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai efektivitas kerja guru akan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah Komunikasi dan Kepemimpinan kepala sekolah. Menurut Wijaya (2002), Efektivitas kerja adalah suatu keadaan yang diperjuangkan untuk dicapai dan dimengerti, jika dilihat dari sejauh mana orang berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usahanya mengejar tujuan organisasi. Sebaliknya ketidak efektifan dalam bekerja maka guru akan mudah putus asa bila mendapatkan kesulitan dalam pelaksanaan tugas sehingga sulit untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk


(16)

2

mencapai efektivitas kerja guru akan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah komunikasi dan kepemimpinan kepala sekolah.

Guru memegang peranan penting dalam meningkatkan mutu pendidikan, maka perhatian terhadap peningkatan kinerja guru menjadi penting. Guru sebagai pendidik profesional memiliki tugas utama untuk mendidik. mengajar, melatih, serta mengarahkan peserta didik agar memiliki kesiapan dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat dengan bangsa-bangsa lain. Oleh karena itu kedudukan guru sebagai tenaga profesional sangat penting dalam terwujudnya visi dan misi dalam penyelenggaran pembelajaran pada satuan pendidikan dalam melaksanakan tugasnya

Seorang guru harus dituntut memiliki kemampuan dan keterampilan tertentu. Kemampuan dan keterampilan tersebut sebagai bagian dari kompetensi profesionalisme guru. Untuk menjadi guru sebagai tenaga profesional harus perlu diadakan pembinaan secara terus menerus dan berkesinambungan melalui berbagai kegiatan, misalnya kegiatan penataran, pelatihan serta berkesempatan belajar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Namun perlu juga memperhatikan peningkatan profesionalitas guru dari aspek yang lain seperti peningkatan disiplin, pemberian motivasi, pemberian bimbingan melalui supervisi, pemberian insentif, gaji yang layak dengan keprofesionalannya sehingga memungkinkan kenerja guru diharapkan meningkat.

Pandangan yang sama menurut pendapat Peter F. Drucker yang dikutip H.A.S. Moenir dalam bukunya Manajemen Umum di Indonesia yang mendefinisikan efektivitas, sebagai berikut:


(17)

3

"Effectiveness, on the other hand, is the ability to choose appropriate objectives. An effective manager is one who selects the right things to get done". (Efektivitas, pada sisi lain, menjadi kemampuan untuk memilih sasaran hasil sesuai. Seorang manajer efektif adalah satu yang memilih kebenaran untuk melaksanakan) (dalam Moenir, 2006:166).

Memperhatikan pendapat para ahli di atas, bahwa konsep efektivitas merupakan suatu konsep yang bersifat multi dimensional, artinya dalam mendefinisikan efektivitas berbeda-beda sesuai dengan dasar ilmu yang dimiliki walaupun tujuan akhir dari efektivitas adalah pencapaian tujuan. Kata efektif sering dicampur adukkan dengan kata efisien walaupun artinya tidak sama, sesuatu yang dilakukan secara efisien belum tentu efektif.

Banyak faktor yang dapat meningktakan keberhasilan guru dalam mengajar, baik faktor dari dalam diri guru maupun dari luar dirinya seperti keefektifan seorang guru. Guru yang memiliki keefektifan yang tinggi akan lebih berhasil dibandingkan dengan guru yang tidak memiliki keefektifan atau kesungguhan dalam tugasnya yang sanggup bekerja keras dan bertanggung jawab dalam kegiatan pembelajaran yang baik. Implementasi kerja dilakukan oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, kompotensi, motivasi dan kepentingnya. Efektivitas kerja guru ditunjukkan oleh bagaimana proses berlangsungnya kegiatan untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu, sekolah harus memperhatikan keberadaaan guru agar bekerja dengan kinerja yang tinggi dan sungguh-sungguh. Maka dari itu guru harus dilibatkan dalam penyusunan berbagai rencana dan penetapan tujuan sehingga mereka bertanggung jawab dalam mencapai tujuan.


(18)

4

Menurut Stephen R. Covey (1989:170), yang menyatakan bahwa ada tujuh ciri kebiasaan manusia efektif yaitu (1) berpikir proaktif, (2) memiliki tujuan yang jelas, (3) pandai membuat dan menentukan skala prioritas, (4) berpikir menang-menang, (5) senang bekerjasama, (6) memperhatikan orang lain dan (7) selalu belajar sepanjang waktu. Dari ketujuh ciri manusia efektif tersebut, dapat ditarik kesepadanan sebagai ciri-ciri guru efektif yaitu guru efektif berpikir pro aktif, guru efektif memiliki tujuan yang jelas, guru efektif pandai membuat dan menentukan prioritas, guru efektif berpikir win-win solution, guru efektif selalu bekerjasama, guru efektif memperhatikan orang lain, guru efektif belajar sepanjang waktu.

Berdasarkan hasil observasi dengan guru Se-Kecamatan Padang Tualang kefektifan kerja guru yang rendah. Kenyataan ini tampak dari persiapan guru dalam pembelajaran seperti program tahunan, program semester, silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) belum tertata dengan baik dan efektif ada sekitar 45%, pemanfaatan media dan sumber belajar yang tidak efektif 35%, guru melakukan inovasi untuk pengembangan bahan ajar 15% dan sekitar 40% kemauan guru untuk mengembangkan potensi dan kualitas diri, sehingga minimnya prestasi siswa maupun efektivitas kerja guru. Upaya untuk meningkatkan efektivitas kerja guru tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan produktivitas kerja guru, kualitas guru, efesiensi kerja guru, kepuasan kerja seorang guru, keunggulan kerja guru dan pengembangan kerja guru.


(19)

5

Berkaitan dengan terwujudnya sekolah berprestasi, hal itu tidak terlepas dari efektivitas kerja guru yang berada di organisasi sekolah tersebut. Efektivitas kerja guru pada dasarnya terfokus pada perilaku guru di dalam pekerjaannya. Sedangkan perihal efektivitas kerja guru dapat dilihat sejauh mana kinerja tersebut dapat memberikan pengaruh kepada anak didik. Secara spesifik tujuan kinerja juga mengharuskan para guru membuat keputusan khusus dimana tujuan pembelajaran dinyatakan dengan jelas dalam bentuk tingkah laku yang kemudian ditransfer kepada peserta didik.

Disamping itu siswa SD Negeri se-Kecamatan Padang Tualang terlihat adanya guru yang kurangnya adaptasi seorang guru di sekolah, guru bersikap acuh tak acuh terhadap tugas yang diberikan, kemampuan sekolah untuk memproduksi jumlah dan mutu output sesuai dengan permintaan lingkungan, dan kurangnya komunikasi antar guru sehingga menimbulkan fenomena kurang lancarnya komunikasi di sekolah.

Guru merupakan unsur pokok sangat penting serta berpengaruh dalam proses pendidikan dan pengajaran. Oleh sebab itu perlu mendapat perhatian yang serius dari segala pihak mengenai tugas dan tanggung jawabnnya terutama masalah semangat kerja guru dalam bekerja Kefektifan guru sangat berpengaruh terhadap kelancaran tugas yang akan dilaksanakan di sekolah.

Berikut ini dikemukakan penjelasan ukuran atau kriteria efektivitas menurut Gibson dkk (1989:34) indikator efektivitas dapat diukur dengan produktivitas, kualitas, efisiensi, kepuasaan, keunggulan dan pengembangan, Sehubungan dengan hal-hal yang dikemukakan di atas, maka ukuran efektivitas


(20)

6

merupakan suatu standar akan terpenuhinya mengenai sasaran dan tujuan yang akan dicapai serta menunjukan pada tingkat sejauh mana organisasi, program/kegiatan melaksanakan fungsi-fungsinya secara optimal.

Dari konsep teori organisasi, telah dijelaskan bahwa keefektifan guru itu merupakan hal yang penting bagi organisasi, terutama untuk menjaga kelangsungan dan pencapaian tujuan. Berkaitan dengan efektivitas kerja guru, Lingkungan kerja, motivasi kebutuhan, dan kepuasaan kerja teman sangat penting. Mohrman (1994) dalam Syafaruddin dan Asrul (2007: 121) menyatakan nilai terpenting dalam mengembangkan keefektifan sekolah adalah kepemimpinan kepala sekolah yang kondusif bagi berkembangnya budaya sekolah unggul memotivasi staff, memiliki sasaran yang tinggi dan prestasi siswa. Jadi dapat diambil suatu fokus bahwa kepemimpinan yang kuat dapat menciptakan budaya sekolah yang unggul sehingga keefektifan sekolah dapat terwujud.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang ditemukan oleh Parabelem T.D. Rompas yang dimuat didalam jurnal Ed Vokasi pada tahun 2011 yang berjudul Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Peningkatan Efektivitas Kerja Guru-Guru di SMK Kristen Getsemani Manado bahwasannya ada sebesar 93,7 % pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap efektivitas kerja guru-guru dan peran kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru-guru lebih menonjol dari segi kepala sekolah sebagai pendidik guru-guru di SMK Kristen Getsemani Manado. Maka dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar pekerja yang dapat mempengaruhi pekerja ketika menjalankan tugas-tugas yang diberikan padanya.

Untuk menjaga kelangsungan operasional sekolah, hal yang harus diperhatikan serta berusaha untuk mempengaruhi dan mendorong kinerja guru.


(21)

7

Dalam hal ini motivasi sangat berperan penting dalam meningkatkan efektivitas kerja guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya, penelitian dari Ni Luh Bakti Mesha Murti, dkk yang dimuat didalam Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) pada tahun 2013 yang berjudul Pengaruh Motivasi Dan Disiplin Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap efektivitas kerja karyawan dan menghasilkan keputusan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan antara motivasi kerja (X1) dan disiplin kerja (X2) terhadap efektivitas kerja karyawan (Y).

Menurut Robbin dalam konteks pekerjaan, motivasi merupakan salah satu faktor penting dalam mendorong seorang karyawan untuk bekerja, Motivasi adalah kesediaan individu untuk mengeluarkan upaya yang tinggi untuk mencapai tujuan organisasi (Yusuf, 2001:56). Ada tiga elemen kunci dalam motivasi yaitu upaya, tujuan organisasi dan kebutuhan.Upaya merapakan ukuran intensitas. Bila seseorang termotivasi maka ia akan berupaya sekuat tenaga untuk mencapai tujuan, namun belum tentu upaya yang tinggi akan menghasilkan kinerja yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan intensitas dan kualitas dari upaya tersebut serta difokuskan pada tujuan organisasi. Kebutuhan adalah kondisi internal yang menimbulkan dorongan, di mana kebutuhan yang tidak terpuaskan akan menimbulkan tegangan yang merangsang dorongan dari dalam diri individu. Dorongan ini menimbulkan perilaku pencarian untuk menemukan tujuan tertentu. Apabila ternyata terjadi pemenuhan kebutuhan maka akan terjadi pengurangan tegangan. Pada dasarnya, karyawan yang termotivasi berada dalam kondisi tegang dan berupaya mengurangi ketegangan dengan mengeluarkan upaya.


(22)

8

Selanjutnya budaya sekolah juga memiliki peranan penting dalam meningkatkan efektivitas kerja guru. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Agus Eko Putranto yang dimuat di dalam jurnal “OTONOMI” pada tahun 2012 dengan judul pengaruh budaya organisasi terhadap efektivitas kerja pegawai kantor bagian pemerintahan kabupaten tulungagung, terdapat hubungan yang kuat antara budaya organisasi terhadap efektifitas kerja pegawai. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara budaya organisasi terhadap efektifitas kerja pegawai dengan tingkat pengaruh sebesar 48,9%. Sehingga hipotesis yang menyatakan ada pengaruh antara budaya organisasi terhadap efektifitas kerja pegawai dapat diterima

Efektivitas kerja guru, motivasi kerja dan budaya sekolah akan berpengaruh secara psikologis terhadap keefektifan kerja guru, kepemimpinan kepala sekolah yang efektif akan membuat guru melakukan efektivitas kerja dengan cepat dan tepat maka ia akan bekerja secara sukarela dan penuh tanggung jawab.

Berdasarkan teori yang dikemukakan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa ada kaitan yang erat antara motivasi kerja dengan efektivitas seorang guru atau karyawan didalam organisasi atau lembaga tempat ia bekerja.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang mempengaruhi efektivitas kerja guru yaitu: (1) Bagaimana efektifitas kerja guru di SD Negeri Se-Kecamatan Padang Tualang? (2) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi efektivitas kerja guru? (3) Lingkungan kerja sekolah


(23)

9

yang bagaimana dapat meningkatkan efektivitas kerja guru? (4) Apakah faktor lingkungan kerja sekolah berpengaruh dengan efektivitas kerja guru? (5) Apakah faktor motivasi kerja guru berpengaruh terhadap efektivitas kerja guru? (6) Apakah faktor kepuasan kerja guru berpengaruh terhadap efektivitas kerja guru?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat terlihat bahwa banyak faktor yang berhubungan efektivitas kerja guru. Namun peneliti menganggap hal yang paling penting dalam efektivitas kerja guru yaitu kepemimpinan, motivasi kerja dan budaya sekolah terhadap efektivitas kerja guru. Jadi dalam penelitian ini hanya dibatasi pada hubungan kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja dan budaya sekolah dengan efektivitas kerja guru.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Apakah terdapat hubungan kepemimpinan kepala sekolah dengan efektivitas kerja guru?

2. Apakah terdapat hubungan motivasi kerja dengan efektivitas kerja guru? 3. Apakah terdapat hubungan budaya sekolah dengan efektivitas kerja guru? 4. Apakah terdapat hubungan kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja dan


(24)

10

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja dan budaya sekolah dengan efektivitas kerja guru. Secara operasional tujuan penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hubungan kepemimpinan kepala sekolah dengan efektivitas kerja guru.

2. Untuk mengetahui hubungan motivasi kerja dengan efektivitas kerja guru. 3. Untuk mengetahui hubungan budaya sekolah dengan efektivitas kerja guru 4. Untuk mengetahui hubungan kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja

dan budaya sekolah secara bersama dengan efektivitas kerja guru. F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis penelitian bermanfaat untuk mengembangkan ilmu administrasi pendidikan, terutama mengenai kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja dan budaya sekolah dalam meningkatkan efektivitas kerja guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Yang pada muaranya akan mengarah kepada tercapainya kualitas pendidikan.


(25)

11

2. Manfaat Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini bermanfaat :

1) Bagi Guru SD Negeri Se- Kecamatan Padang Tualang: sebagai bahan masukan bagi guru-guru didalam pengembangan konsep manajemen pendidikan, khususnya yang berkenaan dengan Efektivitas Kerja Guru. 2) Bagi Kepala Sekolah SD Negeri Se- Kecamatan Padang Tualang: sebagai bahan masukan untuk merumuskan kebijakan dan program yang terkait dengan optimalisasi kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja dan budaya sekolah dengan efektivitas kerja guru. 3) Bagi Dinas Pendidikan : sebagai bahan masukan untuk merumuskan

kebijakan dan program yang terkait dengan optimalisasi kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja dan budaya sekolah dengan efekvitas kerja guru.

4) Bagi Peneliti selanjutnya : sebagai bahan masukan dan rujukan terkait dengan penelitian permasalahan yang sama.


(26)

108

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut.

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepemimpinan kepala sekolah dengan efektivitas kerja guru di SD Negeri Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah memiliki hubungan dengan efektivitas kerja guru di SD Negeri Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat. Artinya semakin baik kepemimpinan kepala sekolah maka semakin baik pula Efektivitas kerja guru di SD Negeri Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat.

2. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara motivasi kerja dengan efektivitas kerja guru di SD Negeri Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja memiliki hubungan dengan efektivitas kerja guru di SD Negeri Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat. Artinya semakin baik motivasi kerja maka semakin baik pula Efektivitas kerja guru di SD Negeri Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat.

3. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara budaya sekolah dengan efektivitas kerja guru di SD Negeri Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa budaya sekolah


(27)

109

memiliki hubungan dengan Efektivitas kerja guru di SD Negeri Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat. Artinya semakin baik budaya sekolah maka semakin baik pula Efektivitas kerja guru di SD Negeri Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat.

4. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara Kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja dan budaya sekolah secara bersama dengan Efektivitas kerja guru di SD Negeri Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja dan budaya sekolah berhubungan dengan Efektivitas kerja guru di SD Negeri Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat. Artinya semakin baik Kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja dan budaya sekolah maka semakin baik pula Efektivitas kerja guru di SD Negeri Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat.

B. Implikasi

Terujinya hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja dan budaya sekolah secara bersama dapat meningkatkan efektivitas kerja guru. Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja dan budaya sekolah secara bersama menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan dengan efektivitas kerja guru. Berdasarkan hal tersebut maka implikasi dari yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian diantaranya:


(28)

110

1. Upaya Meningkatkan Efektivitas kerja guru Melalui Peningkatan Kepemimpinan kepala sekolah

Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi yang sangat berpengaruh dan menentukan kemajuan sekolah harus memiliki kemampuan administrasi, memiliki komitmen tinggi, dan luwes dalam melaksanakan tugasnya. Kepemimpinan kepala sekolah yang baik harus dapat mengupayakan peningkatan kinerja guru melalui program pembinaan kemampuan tenaga kependidikan. Oleh karena itu kepala sekolah harus mempunyai kepribadian atau sifat-sifat dan kemampuan serta keterampilan-keterampilan untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan. Dalam perannya sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus dapat memperhatikan kebutuhan dan perasaan orang-orang yang bekerja sehingga efektivitas kerja guru selalu terjaga.

Dalam pelaksanaan tugas mendidik, guru memiliki sifat dan perilaku yang berbeda, ada yang bersemangat dan penuh tanggung jawab, juga ada guru yang dalam melakukan pekerjaan itu tanpa dilandasi rasa tanggung jawab, selain itu juga ada guru yang sering membolos, datang tidak tepat pada waktunya dan tidak mematuhi perintah. Kondisi guru seperti itulah yang menjadi permasalahan di setiap lembaga pendidikan formal. Dengan adanya guru yang mempunyai kinerja rendah, sekolah akan sulit untuk mencapai hasil seperti yang diharapkan dan guru. Guru sangat berperan dalam menentukan kualitas lulusan sekolah. Artinya untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas diperlukan guru dengan kualitas dan prestasi maksimal. Sedangkan guru dengan kualitas dan prestasi maksimal dapat diperoleh bila ditunjang oleh kepemimpinan yang baik.


(29)

111

Peran pemimpin sangat penting dalam organisasi, tanpa adanya pemimpin suatu organisasi hanya merupakan pergaulan orang-orang dan mesin. Kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mangajak, mamantau dan kalau perlu memaksa orang lain agar menerima pengaruh itu. Selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian suatau maksud dan tujuan tertentu.

Seorang kepala sekolah mempunyai tugas untuk mengatur dan menggerakkan sejumlah besar orang-orang (guru) yang mempunyai berbagai sikap, tingkah laku dan latar belakang yang berbeda-beda. Untuk mendapatkan guru yang dapat membantu tugas pimpinan secara optimal, maka diperlukan seorang pemimpin yang mampu mengarahkan dan merubah tingkah laku bawahannya kepada tercapainya tujuan organisasi secara maksimal.

Pemimpin yang efektif selalu menyadari bahwa anggota organisasinya merupakan sumber daya manusia yang sangat berharga karena dikaruniai atau memiliki otak dan akal fikiran, sehingga pemimpin selalu berupaya menggali, memanfaatkan dan meningkatkan kreatifitas anggotanya untuk mencapai prestasi yang tinggi.

2. Upaya Meningkatkan Efektivitas kerja guru Melalui Peningkatan Motivasi Kerja

Kegiatan utama pendidikan di sekolah dalam rangka mewujudkan tujuannya yakni kegiatan pembelajaran, sehingga seluruh aktivitas organisasi sekolah bermuara pada pencapaian efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka efektivitas kerja guru perlu ditingkatkan.


(30)

112

Banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan kinerja guru, dia antaranya adalah faktor intern berupa motivasi kerja guru.

Motivasi adalah dorongan yang timbul dari diri seseorang untuk berbuat sesuatu. Guru yang memiliki motivasi tinggi akan berusaha untuk memberikan yang terbaik yang bisa dilakukannya, karena ia mempunyai komitmen yang tinggi terhadap panggilan profesinya. Guru bekerja tidak hanya karena ingin dipuji atau untuk mendapatkan imbalan, tetapi lebih dari itu karena tuntutan profesinya.

Motivasi kerja guru sebagai perangsang keinginan dan daya gerak yang menyebabkan seorang guru bersemangat dalam mengajar. Guru yang bersemangat dalam mengajar terlihat dalam ketekunannya ketika melaksanakan tugas, ulet, minatnya yang tinggi dalam memecahkan masalah, penuh kreatif dan sebagainya yang akan berpengaruh terhadap peningkatan efektivitas kerja guru.

Untuk dapat memberikan hasil kerja yang berkualitas dan berkuantitas maka seorang pegawai/ guru membutuhkan motivasi kerja dalam dirinya yang akan berpengaruh terhadap semangat kerjanya sehingga meningkatkan efektivitas kerja guru. Telah lama diketahui bahwa manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial ia membutuhkan rasa sayang, pengakuan keberadaan, rasa ingin memiliki berbagai kebutuhan tersebut, manusia bekerja dan berusaha dengan sekuat tenaga untuk memenuhi keinginan itu

3. Upaya Meningkatkan Efektivitas kerja guru Melalui Peningkatan Budya sekolah Guru

Dengan diterimanya hipotesis ketiga yakni kepuasam kerja menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan dengan efektivitas kerja guru, maka upaya


(31)

113

meningkatkan efektivitas kerja guru adalah dengan menciptakan budaya sekolah melalui program yang dapat meningkatkan budaya sekolah.

Beberapa manfaat yang bisa diambil dari upaya pengembangan budaya sekolah, diantaranya : (1) menjamin kualitas kerja yang lebih baik; (2) membuka seluruh jaringan komunikasi dari segala jenis dan level baik komunikasi vertikal maupun horisontal; (3) lebih terbuka dan transparan; (4) menciptakan kebersamaan dan rasa saling memiliki yang tinggi; (4) meningkatkan solidaritas dan rasa kekeluargaan; (5) jika menemukan kesalahan akan segera dapat diperbaiki; dan (6) dapat beradaptasi dengan baik terhadap perkembangan IPTEK. Selain beberapa manfaat di atas, manfaat lain bagi individu (pribadi) dan kelompok adalah : (1) meningkatkan kepuasan kerja; (2) pergaulan lebih akrab; (3) disiplin meningkat; (4) pengawasan fungsional bisa lebih ringan; (5) muncul keinginan untuk selalu ingin berbuat proaktif; (6) belajar dan berprestasi terus serta; dan (7) selalu ingin memberikan yang terbaik bagi sekolah, keluarga, orang lain dan diri sendiri.

Upaya pengembangan budaya sekolah seyogyanya mengacu kepada beberapa prinsip berikut ini.

1. Berfokus pada Visi, Misi dan Tujuan Sekolah. Pengembangan budaya sekolah harus senantiasa sejalan dengan visi, misi dan tujuan sekolah. Fungsi visi, misi, dan tujuan sekolah adalah mengarahkan pengembangan budaya sekolah. Visi tentang keunggulan mutu misalnya, harus disertai dengan program-program yang nyata mengenai penciptaan budaya sekolah.


(32)

114

2. Penciptaan Komunikasi Formal dan Informal. Komunikasi merupakan dasar bagi koordinasi dalam sekolah, termasuk dalam menyampaikan pesan-pesan pentingnya budaya sekolah. Komunikasi informal sama pentingnya dengan komunikasi formal. Dengan demikian kedua jalur komunikasi tersebut perlu digunakan dalam menyampaikan pesan secara efektif dan efisien.

3. Inovatif dan Bersedia Mengambil Resiko. Salah satu dimensi budaya organisasi adalah inovasi dan kesediaan mengambil resiko. Setiap perubahan budaya sekolah menyebabkan adanya resiko yang harus diterima khususnya bagi para pembaharu. Ketakutan akan resiko menyebabkan kurang beraninya seorang pemimpin mengambil sikap dan keputusan dalam waktu cepat.

4. Memiliki Strategi yang Jelas. Pengembangan budaya sekolah perlu ditopang oleh strategi dan program. Startegi mencakup cara-cara yang ditempuh sedangkan program menyangkut kegiatan operasional yang perlu dilakukan. Strategi dan program merupakan dua hal yang selalu berkaitan.

5. Berorientasi Kinerja. Pengembangan budaya sekolah perlu diarahkan pada sasaran yang sedapat mungkin dapat diukur. Sasaran yang dapat diukur akan mempermudah pengukuran capaian kinerja dari suatu sekolah.

6. Sistem Evaluasi yang Jelas. Untuk mengetahui kinerja pengembangan budaya sekolah perlu dilakukan evaluasi secara rutin dan bertahap: jangka pendek, sedang, dan jangka panjang. Karena itu perlu dikembangkan sistem evaluasi terutama dalam hal: kapan evaluasi dilakukan, siapa yang melakukan dan mekanisme tindak lanjut yang harus dilakukan.


(33)

115

7. Memiliki Komitmen yang Kuat. Komitmen dari pimpinan dan warga sekolah sangat menentukan implementasi program-program pengembangan budaya sekolah. Banyak bukti menunjukkan bahwa komitmen yang lemah terutama dari pimpinan menyebabkan program-program tidak terlaksana dengan baik. 8. Keputusan Berdasarkan Konsensus. Ciri budaya organisasi yang positif adalah

pengembilan keputusan partisipatif yang berujung pada pengambilan keputusan secara konsensus. Meskipun hal itu tergantung pada situasi keputusan, namun pada umumnya konsensus dapat meningkatkan komitmen anggota organisasi dalam melaksanakan keputusan tersebut.

9. Sistem Imbalan yang Jelas. Pengembangan budaya sekolah hendaknya disertai dengan sistem imbalan meskipun tidak selalu dalam bentuk barang atau uang. Bentuk lainnya adalah penghargaan atau kredit poin terutama bagi siswa yang menunjukkan perilaku positif yang sejalan dengan pengembangan budaya sekolah.

10.Evaluasi Diri. Evaluasi diri merupakan salah satu alat untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi di sekolah. Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan curah pendapat atau menggunakan skala penilaian diri. Kepala sekolah dapat mengembangkan metode penilaian diri yang berguna bagi pengembangan budaya sekolah. Halaman berikut ini dikemukakan satu contoh untuk mengukur budaya sekolah.


(34)

116

4. Upaya Meningkatkan Efektivitas kerja guru Melalui Peningkatan Kepemimpinan kepala sekolah, Motivasi Kerja Dan Budaya sekolah Guru

Dengan diterimanya hipotesis keempat yakni kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja dan budaya sekolah guru menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan secara bersama dengan efektivitas kerja guru, maka upaya meningkatkan efektivitas kerja guru adalah dengan meningkatkan kualitas Kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja dan membuat kepuasan guru yang mampu merangsang timbulnya rasa disiplin dan rasa memiliki terhadap sekolah sehingga mampu meningkatkan efektivitas kerja guru.

Agar guru dapat memiliki efektivitas kerja guru yang baik dalam mengajar dan dapat melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran sebagaimana yang diamanatkan pada Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, maka guru harus senantiasa meningkatkan kompetensinya secara terus menerus melalui berbagai upaya antara lain pelatihan, kegiatan karya tulis ilmiah, pertemuan di kelompok kerja dan musyawarah kerja, peningkatan iklim sekolah yang kondusif, motivasi kerja serta meningktakan budaya sekolah guru.

Selanjutnya untuk meningkatkan kinerjanya dalam mengajar, pemerintah seharusnya mampu menciptakan program-program yang dapat ,meningkatkan efektivitas kerja guru. Program-program tersebut antara lain dalam bentuk pendidikan dan latihan, penataran-penataran, penyempurnaan kurikulum, pengadaan sarana dan prasarana belajar serta peningkatan manajemen sekolah.

Kemudian Kepala sekolah merupakan orang yang bertanggung jawab disekolah untuk dapat meningkatkan efektivitas kerja guru. Untuk itu kepala


(35)

117

sekolah harus memilki berbagai cara dan strategi untuk dapat meningkatkan efektivitas kerja gurunya disekolah yang dipimpimnya antara lain meningkatkan kemampuan guru melalui pembinaan kemampuan guru dalam proses pembelajaran, meningkatkan disiplin guru, meningkatkan motivasi guru yaitu menciptakan situasi yang harmonis, memenuhi semua perlengkapan yang diperlukan serta memberikan penghargaan dan hukuman, meningkatkan komitmen guru yakni mengadakan pelatihan, mendatangkan tutor ke sekolah dan memberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan, menempatkan guru sesuai dengan bidangnya, dan mengadakan rapat setiap awal semester.

Suasana kerja di sekolah hendaknya dapat dikembangkan secara kondusif, persuasive, dan edukatif. Dengan demikian, suasana kerja di sekolah dapat membentuk harapan konstruktif dan perasaan yang menyenangkan pada diri seluruh guru. Hal ini akan membuat kinerja dan motivasi guru dapat meningkat. Untuk itu, diperlukan hubungan sosial yang harmonis antara sesama guru. Komunikasi dengan kepala sekolah dan sesame guru harus baik dan dinamis. Kerja sama tumbuh dengan bail antarpara guru. Dalam hal pencitaannya, peranan kepala sekolah sangat penting.

Keberhasilan suatu program sekolah selalu bergantung kepada kinerja guru. Guru yang produktif dengan kinerja yang tinggi akan berkontribusi positif dalam menunjang pencapaian tujuan yang ditetapkan di sekolah. Kondisi ini akan secara konstruktif dapat diberdayakan untuk meningkatkan loyalitas, tanggung jawab, dan motivasi guru.


(36)

118

Tingkat kinerja guru terindikasi pada hasil kerja yang dapat dicapai oleh guru dalam melaksanakan program di sekolah. Hal itu dilaksanakan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing guru. Dengan demikian, guru memiliki produktifitas tinggi yang menentukan keberhasilan secara efektif dan efisien.

Peningkatan efektivitas kerja guru merupakan hal yang penting untuk meningkatkan mutu pendidikan disekolah dan Indonesia. Untuk itu semua pihak diharapkan dapat terlibat dan bertanggung jawab dalam upaya-upaya peningkatan efektivitas kerja guru.

C. Saran

Saran-saran yang dapat disampaikan sehubungan dengan temuan hasil penelitian ini adalah:

1. Untuk meningkatkan efektivitas kerja guru diharapkan kepada semua pihak yang memiliki kepentingan dalam memajukan pendidikan mulai dari pemerintah baik pusat maupun daerah, kepala sekolah, masyarakat umum, dunia usaha, komite sekolah, anggota legislatif, guru itu sendiri maupun peserta didiknya harus mampu bekerja sama dan memberikan perhatian yang lebih dalam upaya menciptakan efektivitas kerja guru melalui kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja dan budaya sekolah. Karena Efektivitas kerja guru akan berdampak pada peningkatan kualitas peserta didik.

2. Kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Langkat untuk memberikan pembinaan secara terus menerus kepada Kepala sekolah dan guru melalui


(37)

pelatihan-119

pelatihan kompetensi Kepala sekolah dan guru sehingga guru dan kepala sekolah memiki kompetensi yang baik.

3. Kepada peneliti lain bahwa penelitian ini perlu ditindak lanjuti khususnya yang berkaitan dengan variabel-variabel berbeda seperti seperti, komunikasi, komitmen, pembiayaan, sarana dan prasarana, pendidikan dan pelatihan, dan, insentif (remunirasi) dan lain sebagainya yang turut memberikan sumbangan terhadap efektivitas kerja guru.


(38)

120

DAFTAR PUSTAKA

Ambarita, Biner. Siburian, Paningkat. Situmorang, Benyamin. Purba, Sukarman. 2014. Prilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Praktek. Jakatra: Rajawali Press.

Atmono, Dwi. 2008. Hubungan Kepedulian Guru Terhadap Inovasi, Budaya Sekolah, dan Kompetensi Profesional dengan Kefektifan Sekolah. Forum Pendidikan, 27 (2): 94-102

Bush, Tony. 2008. Leadership and Management Development in Education. Los Angeles, London, New Delhi, Singapore: SAGE Publications.

Cahyana. (2010). Pengaruh Iklim Organisasi Dan Etos Kerja Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Sekolah ( Studi Analisis Di SMP Negeri Se-Wilayah V Kabupaten Garut ). Tesis tidak diterbitkan. Bandung: Program Pascasarjana UPI Bandung.

Capey, Stephen R, ; The Seven Habit of Highy Effektive People, A Pireside Books, New York, 1989

Colquitt, Jason A., Jeffery A. LePine., Michael J. Wesson. 2009. Organizational Behaviour. New York: McGraw-Hill International Companies

Danim, Sudarwan. (2004). MotivasiKepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. Jakarta: PT. Rineka Cipta Utama.

Effendy, Onong Uchjana. 2007. Ilmu Komunikasi (teori dan Praktek). Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Etzioni, dkk. (1985). Organisasi-organisasi Modern. Jakarta: Universitas Indonesia.

Hammond, Linda Darling, dkk. 2010. Preparing Principals For A Changing World. San Francisco. Jossey-Bass

Hasibuan. Malayu S.P. (2005). Manajmen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara

Hellriegel, Don & John W. Slocum, Jr. 2008. Organizational Behavior, 13th. South-Western. Cengage Learning

Komariah, Aan dan Cepi Triatna. 2010. Visionary Leadershp Menuju Sekolah Efektif. Bandung. Bumi Aksara.

Komariah, Aan. 2004. Studi tentang Pengaruh Budaya Sekolah terhadap Efektifitas Sekolah Pada SMAN Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat.


(39)

121

(http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKA N/197005241994022-AAN_KOMARIAH/propsal2.pdf) di Akses April 2012).

Komariah, Aan. 2004. Studi tentang Pengaruh Visionary Leadershp (Kepemimpinan Visioner) dan Budaya Sekolah terhadap Efektifitas Sekolah Pada SMAN Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat. (http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKA N/197005241994022-AAN_KOMARIAH/proposal1.pdf) diakses April 2012).

Mahmudi, 2005. Manajemen Keinerja Sektor Publik. Yogyakarta : UPP AMP YKPN

Makmur, Syarif. Penilain Kinerja dan Pengembangan Karyawan. Yogyakarta : BPEF

Merry, Michael S. 2007. Culture, Identity, and Islamic Schooling (A Philosophical Approach). United States: Palgrave Macmillan.

Moenir. (2006). Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Bumi Aksara.

Mulyasa, H. E. 2012 Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Murti, dkk. 2013. “Pengaruh Motivasi Dan Disiplin Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan”. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 6 No. 2.

Pidarta, Made, 1995, Peranan Kepala Madrasah Pada Pendidikan Dasar, Jakarta : Grafindo,

Putranto, Agus Eko. 2012. “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai Kantor Bagian Pemerintahan Kabupaten Tulungagung”. Jurnal “OTONOMI” Vol. 12 No.1.

Robbins, Stephen P. 2001. Organizational Behavior, nine edition, San Diego State University, Prentice Hall International, Inc.

. 2002. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Edisi Lima. Jakarta: Erlangga.

Rompas, Parabelem T.D. dan Sumarauw, Hendrik J.R. 2011. “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Peningkatan Efektivitas Kerja Guru-Guru Di Smk Kristen Getsemani Manado”. ED VOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, vol. 2, No. 2.


(40)

122

Sari,Warda. 2011. Pengaruh Perilaku Supervisi Akademis dan Kinerja Guru terhadap Efektivitas Sekolah SMA Negeri Kota Jambi. Tesis tidak diterbitkan. Bandung: Program Pascasarjana UPI Bandung.

Sedarmayanti, (2000). Tata Kerja dan Produktivitas Kerja (Satuan Tinjauan dari Aspek Ergonomo atau Kaitan Antara Manusia Dengan Lingkungan Kerja), Bandung: CV. Mandar Maju.

Siahaan, Amiruddin, dkk. 2006. Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah. Jakarta: Quantum Teaching.

. 2012. Administrasi Satuan Pendidikan. Medan: Perdana Publishing.

Soeryana, Atang. 2010. Manajemen Pengembangan Sekolah Efektif (Studi tentang Pengaruh Manajerial Kepala Sekolah terhadap Kinerja Sekolah dan Sekolah Efektif Pada Sekolah Pertama di Kota Serang). Disertasi tidak diterbitkan. Bandung: Program Pascasarjana UPI Bandung.

Sudjana. 2005. Metode Penelitian Statistik. Bandung: Alfabeta.

Suryadi. 2005. Studi Tentang Sekoloh Efeklif. Pendidikan & Kebudayaan, 11 (053): 157-176.


(1)

sekolah harus memilki berbagai cara dan strategi untuk dapat meningkatkan efektivitas kerja gurunya disekolah yang dipimpimnya antara lain meningkatkan kemampuan guru melalui pembinaan kemampuan guru dalam proses pembelajaran, meningkatkan disiplin guru, meningkatkan motivasi guru yaitu menciptakan situasi yang harmonis, memenuhi semua perlengkapan yang diperlukan serta memberikan penghargaan dan hukuman, meningkatkan komitmen guru yakni mengadakan pelatihan, mendatangkan tutor ke sekolah dan memberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan, menempatkan guru sesuai dengan bidangnya, dan mengadakan rapat setiap awal semester.

Suasana kerja di sekolah hendaknya dapat dikembangkan secara kondusif, persuasive, dan edukatif. Dengan demikian, suasana kerja di sekolah dapat membentuk harapan konstruktif dan perasaan yang menyenangkan pada diri seluruh guru. Hal ini akan membuat kinerja dan motivasi guru dapat meningkat. Untuk itu, diperlukan hubungan sosial yang harmonis antara sesama guru. Komunikasi dengan kepala sekolah dan sesame guru harus baik dan dinamis. Kerja sama tumbuh dengan bail antarpara guru. Dalam hal pencitaannya, peranan kepala sekolah sangat penting.

Keberhasilan suatu program sekolah selalu bergantung kepada kinerja guru. Guru yang produktif dengan kinerja yang tinggi akan berkontribusi positif dalam menunjang pencapaian tujuan yang ditetapkan di sekolah. Kondisi ini akan secara konstruktif dapat diberdayakan untuk meningkatkan loyalitas, tanggung jawab, dan motivasi guru.


(2)

Tingkat kinerja guru terindikasi pada hasil kerja yang dapat dicapai oleh guru dalam melaksanakan program di sekolah. Hal itu dilaksanakan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing guru. Dengan demikian, guru memiliki produktifitas tinggi yang menentukan keberhasilan secara efektif dan efisien.

Peningkatan efektivitas kerja guru merupakan hal yang penting untuk meningkatkan mutu pendidikan disekolah dan Indonesia. Untuk itu semua pihak diharapkan dapat terlibat dan bertanggung jawab dalam upaya-upaya peningkatan efektivitas kerja guru.

C. Saran

Saran-saran yang dapat disampaikan sehubungan dengan temuan hasil penelitian ini adalah:

1. Untuk meningkatkan efektivitas kerja guru diharapkan kepada semua pihak yang memiliki kepentingan dalam memajukan pendidikan mulai dari pemerintah baik pusat maupun daerah, kepala sekolah, masyarakat umum, dunia usaha, komite sekolah, anggota legislatif, guru itu sendiri maupun peserta didiknya harus mampu bekerja sama dan memberikan perhatian yang lebih dalam upaya menciptakan efektivitas kerja guru melalui kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja dan budaya sekolah. Karena Efektivitas kerja guru akan berdampak pada peningkatan kualitas peserta didik.

2. Kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Langkat untuk memberikan pembinaan secara terus menerus kepada Kepala sekolah dan guru melalui


(3)

pelatihan-pelatihan kompetensi Kepala sekolah dan guru sehingga guru dan kepala sekolah memiki kompetensi yang baik.

3. Kepada peneliti lain bahwa penelitian ini perlu ditindak lanjuti khususnya yang berkaitan dengan variabel-variabel berbeda seperti seperti, komunikasi, komitmen, pembiayaan, sarana dan prasarana, pendidikan dan pelatihan, dan, insentif (remunirasi) dan lain sebagainya yang turut memberikan sumbangan terhadap efektivitas kerja guru.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ambarita, Biner. Siburian, Paningkat. Situmorang, Benyamin. Purba, Sukarman. 2014. Prilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Praktek. Jakatra: Rajawali Press.

Atmono, Dwi. 2008. Hubungan Kepedulian Guru Terhadap Inovasi, Budaya Sekolah, dan Kompetensi Profesional dengan Kefektifan Sekolah. Forum Pendidikan, 27 (2): 94-102

Bush, Tony. 2008. Leadership and Management Development in Education. Los Angeles, London, New Delhi, Singapore: SAGE Publications.

Cahyana. (2010). Pengaruh Iklim Organisasi Dan Etos Kerja Kepala Sekolah Terhadap Efektivitas Sekolah ( Studi Analisis Di SMP Negeri Se-Wilayah V Kabupaten Garut ). Tesis tidak diterbitkan. Bandung: Program Pascasarjana UPI Bandung.

Capey, Stephen R, ; The Seven Habit of Highy Effektive People, A Pireside Books, New York, 1989

Colquitt, Jason A., Jeffery A. LePine., Michael J. Wesson. 2009. Organizational Behaviour. New York: McGraw-Hill International Companies

Danim, Sudarwan. (2004). MotivasiKepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. Jakarta: PT. Rineka Cipta Utama.

Effendy, Onong Uchjana. 2007. Ilmu Komunikasi (teori dan Praktek). Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Etzioni, dkk. (1985). Organisasi-organisasi Modern. Jakarta: Universitas Indonesia.

Hammond, Linda Darling, dkk. 2010. Preparing Principals For A Changing World. San Francisco. Jossey-Bass

Hasibuan. Malayu S.P. (2005). Manajmen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara

Hellriegel, Don & John W. Slocum, Jr. 2008. Organizational Behavior, 13th. South-Western. Cengage Learning

Komariah, Aan dan Cepi Triatna. 2010. Visionary Leadershp Menuju Sekolah Efektif. Bandung. Bumi Aksara.

Komariah, Aan. 2004. Studi tentang Pengaruh Budaya Sekolah terhadap Efektifitas Sekolah Pada SMAN Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat.


(5)

(http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKA N/197005241994022-AAN_KOMARIAH/propsal2.pdf) di Akses April 2012).

Komariah, Aan. 2004. Studi tentang Pengaruh Visionary Leadershp (Kepemimpinan Visioner) dan Budaya Sekolah terhadap Efektifitas Sekolah Pada SMAN Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat. (http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKA N/197005241994022-AAN_KOMARIAH/proposal1.pdf) diakses April 2012).

Mahmudi, 2005. Manajemen Keinerja Sektor Publik. Yogyakarta : UPP AMP YKPN

Makmur, Syarif. Penilain Kinerja dan Pengembangan Karyawan. Yogyakarta : BPEF

Merry, Michael S. 2007. Culture, Identity, and Islamic Schooling (A Philosophical Approach). United States: Palgrave Macmillan.

Moenir. (2006). Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Bumi Aksara.

Mulyasa, H. E. 2012 Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Murti, dkk. 2013. “Pengaruh Motivasi Dan Disiplin Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan”. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 6 No. 2.

Pidarta, Made, 1995, Peranan Kepala Madrasah Pada Pendidikan Dasar, Jakarta : Grafindo,

Putranto, Agus Eko. 2012. “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai Kantor Bagian Pemerintahan Kabupaten Tulungagung”. Jurnal “OTONOMI” Vol. 12 No.1.

Robbins, Stephen P. 2001. Organizational Behavior, nine edition, San Diego State University, Prentice Hall International, Inc.

. 2002. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Edisi Lima. Jakarta: Erlangga.

Rompas, Parabelem T.D. dan Sumarauw, Hendrik J.R. 2011. “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Peningkatan Efektivitas Kerja Guru-Guru Di Smk Kristen Getsemani Manado”. ED VOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, vol. 2, No. 2.


(6)

Sari,Warda. 2011. Pengaruh Perilaku Supervisi Akademis dan Kinerja Guru terhadap Efektivitas Sekolah SMA Negeri Kota Jambi. Tesis tidak diterbitkan. Bandung: Program Pascasarjana UPI Bandung.

Sedarmayanti, (2000). Tata Kerja dan Produktivitas Kerja (Satuan Tinjauan dari Aspek Ergonomo atau Kaitan Antara Manusia Dengan Lingkungan Kerja), Bandung: CV. Mandar Maju.

Siahaan, Amiruddin, dkk. 2006. Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah. Jakarta: Quantum Teaching.

. 2012. Administrasi Satuan Pendidikan. Medan: Perdana Publishing.

Soeryana, Atang. 2010. Manajemen Pengembangan Sekolah Efektif (Studi tentang Pengaruh Manajerial Kepala Sekolah terhadap Kinerja Sekolah dan Sekolah Efektif Pada Sekolah Pertama di Kota Serang). Disertasi tidak diterbitkan. Bandung: Program Pascasarjana UPI Bandung.

Sudjana. 2005. Metode Penelitian Statistik. Bandung: Alfabeta.

Suryadi. 2005. Studi Tentang Sekoloh Efeklif. Pendidikan & Kebudayaan, 11 (053): 157-176.


Dokumen yang terkait

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI, DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI DI KECAMATAN TUHEMBERUA, KABUPATEN NIAS UTARA.

0 3 29

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMATIONAL KEPALA SEKOLAH, BUDAYA SEKOLAH DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN KABANJAHE.

0 5 45

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TENTANG EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN EFEKTIVITAS PENGAMBILAN KEPUTUSAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KEPUASAN KERJA GURU SD NEGERI DI KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG.

0 4 33

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TERHADAP PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, PERSONALITY DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN MEDAN BARU.

0 1 36

HUBUNGAN EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI DI KABUPATEN SAMOSIR.

0 1 31

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA GURU DAN EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI SE KECAMATAN PERCUT SEI TUAN.

0 4 26

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI KECAMATAN JUWANGI Hubungan Antara Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Guru SMP Negeri Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali Tahun 2011.

0 1 18

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI KECAMATAN JUWANGI Hubungan Antara Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Guru SMP Negeri Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali Tahun 2011.

0 1 15

Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja dengan Disiplin Kerja pada Guru SD di Kecamatan Bantul.

0 0 2

Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja

0 0 56