HUBUNGAN PENGARUH ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN KUALITAS KINERJA DOSEN : Suatu Kajian Pendapat dari Para Dosen FPTK IKIP Bandung.
HUBUNGAN PENGARUH ANTARA BUDAYA
ORGANISASI DENGAN KUALITAS
KINERIA DOSEN
(Suatu Kajian Pendapat dari Para Dosen FPTK IKIP Bandung)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebahagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh :
ARIF RAHMAN
NIM. 949601
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
1997
Disetujui dan disahkan oieh Pembimbing:
PROF. DR. H. SUPANDI
Pembimbing
DR. H.TB.ABINSYAMSUDDINM.,M.A.
Pembimbing
ABSTRAK
HUBUNGAN PENGARUH ANTARA BUDAYA
ORGANISASI DENGAN KUALITAS
KINERJA DOSEN
(Suatu Kajian Pendapat dari Para Dosen FPTK IKIP Bandung)
Oieh:
Arif Rahman
him. xix; 182;
Budaya organisasi memiliki peran yang sangat strategis dalam
pembinaan sumber daya manusia Indonesia dalam menghadapi masa
tinggal landas, karena budaya organisasi menyangkut masalah prilaku
orang-orang yang bekerja di suatu organisasi tersebut. Budaya organisasi
umumnya mempengaruhi prilaku anggota organisasi sehingga dapat
menciptakan suatu kebersamaan, baik dalam sikap maupun perilaku
anggota organisasi dalam mencapai keberhasilan pencapaian tujuan
organisasi.
Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan IKIP Bandung sebagai
suatu organisasi atau lembaga yang bergerak dalam bidang pendidikan
tenaga kependidikan berharap memiliki suatu budaya organisasi yang
dapat mempengaruhi secara positif kinerja dari anggotanya khususnya
dosen sebagai salah satu crvitas akademikanya. Berdasarkan pemikiran
ini, penulis tertarik untuk meneliti apa dan bagaimana pengaruh budaya
organisasi terhadap kualitas kinerja dosen FPTK IKIP Bandung.
Sesuai dengan maksud penelitian ini yaitu untuk mengungkap
gambaran karaktristik utama budaya organisasi, gambaran kualitas
kinerja dosen dan hubungan pengaruh antara budaya organisasi dengan
kualitas kinerja dosen FPTK IKIP Bandung, maka metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Adapun yang
menjadi sampel dalam penelitian ini adalah dosen FPTK IKIP Bandung.
Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner, mengenai
variabel yang sedang diteliti yaitu variabel budaya organisasi dan variabel
kualitas kinerja dosen FPTK IKIP Bandung. Sedangkan analisis datanya
dilakukan melalui analisis univariate dan analisis bivariate. Analisis uni
variate dimaksudkan untuk mendapatkan estimasi (deskripsi) tentang
masing-masing varaibel, sedangkan analisis bivariate dimaksudkan untuk
mengungkap signifikansi kualitas hubungan atau korelasi dua variabel.
Hasil analisis ditemukan bahwa terdapat hubungan yang berarti
dan positif antara budaya organisasi dengan kualitas kinerja dosen FPTK
IKIP Bandung sebesar rs = 0,4316 dengan faktor penentu sebesar
18,63%, artinya kualitas kinerja dosen FPTK IKIP Bandung ditentukan
sebesar 18,63% oieh budaya organisasinya atau sebaliknya. Gambaran
karaktristik budaya organisasi FPTK IKIP Bandung menunjukan bahwa
budaya organisasi FPTK IKIP Bandung ada dalam kategori tinggi.
xii
XIII
Masalah budaya organisasi sebagai salah satu variabel penting
demikian
karena budaya organisasi menc.ptakan P^XTs^nJSS
di antara para anggota organisasi mengenal bagaimana seDenamyd
organ
sasi fu dan blgaimana
anggotanya harus berpr^ku.
oiyaiuo
karaktristik budaya organisasi yang menjaai sud
vanabefpSlan
terfebS di ^a^a^e^cakuP dime„« J^
moHvm n^riiakij ^Qghaah mengetahui taraf dari masmg-masing
?(3
oada Smana keplmimpinan fakuftas mampu mengelola potensH ^
Dotensi dlri berSagai kelompok informal agar tidak dipandang| sebagai U>
genghamba" birokrasi, tetapi su^daya yangdapat ^nfaa^n 3
Untuk keoentinaan organisasi.f Pengambilan keputusan ^a*™"
-SS^Wenarnya
merupakan salah satui shratag
organisasi dalam memanfaatkan sistem n.la. yang rnenjad,acuapara
annnota oraanisasi Mungkin potensi kelompok informal yang kurang
nffitlf daoa? menjadi produktif, misalnya dengan pembentukan
faktor-faktor extrinsic rewards tentunya periui d,Pir^tlka" *gggL
Pr0sesK^alemene,oarganisasi)fagKu,tas bjhkan -^XSaHemS I
SESAME!«
SW-EftS-^ V*
S
Pe?auratn Tlndfli yang di dalamnya menuntut kompetensi
oroteSonaSa dalarrI Tugas pendidikan dan pengajaran peneiman dan >
SSnaansW-pengabdian kepada.^^f^rSs
atau
cin-cin kewenangan tugas aiau
tompeteXa9atau ESerla dosen tidak mempertihatkan profeaonahtas
maka darat diDerkirakan bagaimana hasil pendidikan sebagai fungsi
n,1knlDafsP Oieh karenannya hasil penelitian ini dari segi manajemen dan
CSsi
ftSas me^ankan uftuk memperhatikan faktor-faktor mi.
—SsST rararia memperilhatkan
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
iii
KATA PENGANTAR
v
UCAPANTERIMA KASIH
vii
ABSTRAK
xii
DAFTAR ISI
xiv
DAFTAR TABEL
xvii
DAFTAR GAMBAR
xix
BAB
I PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Rumusan Masalah
7
C. Pertanyaan Penelitian
9
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
11
1. Tujuan Penelitian
12
2. Manfaat Penelitian
13
E. Anggapan Dasar dan Hipotesis Penelitian
BAB
13
1. Anggapan Dasar Penelitian
13
2. Hipotesis Penelitian
14
F. Alur Kegiatan Penelitian
15
G. Lokasi dan Sampel Penelitian
16
H. Sistematika Pembahasan
17
II
BUDAYA ORGANISASI DAN KUALITAS
19
KINERJA DOSEN
xiv
XV
A. Budaya
19
B. Organisasi
21
C. Budaya Organisasi
23
D. Kinerja
26
E. Kualitas Kinerja Dosen
33
F. Pengukuran Kualitas Kinerja Dosen
37-
1. Kualitas Kinerja Dosen dalam Pendidikan
dan Pengajaran
38
2. Kualitas Kinerja Dosen dalam Penelitian
dan Pengembangan
43
3. Kualitas Kinerja Dosen dalam Pengabdian
Kepada Masyarakat
G. Hasil-hasil Penelitian Sebelumnya
BAB III PROSEDURE PENELITIAN
46
48
52
A. Metode Penelitian
52
B. Populasi dan Sampel
C. Pengembangan Alat Pengumpul Data
53
55
1. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
55
2. Penjabaran Konsep Teoritik dan Empirik Variabel
Penelitian
57
3. Kesahihan (validity) dan Keterandalan (reliability)
instrumen
4. Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas
59
64
D. Pelaksanaan Pengambilan Data
64
BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
71
A. Prosedure Pengolahan dan Analisis Data
71
XVI
BAB
B. Deskripsi Data
75
C. Deskripsi Univariat Variabel yang Diteliti
75
1. Budaya Organisasi
76
2. Kualitas Kinerja Dosen
98
V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
114
114
1. Hubungan Pengaruh Budaya Organisasi Dengan
Kualitas Kinerja Dosen
114
2. Budaya Organisasi
115
3. Kualitas Kinerja Dosen
121
B. Rekomendasi
123
C. Penutup
126
DAFTAR KEPUSTAKAAN
128
LAMPIRAN
133
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
3.1 Jumlah Tenaga Pengajar Masing-masing Jurusan
di FPTK IKIP Bandung
54
3.2 Jumlah Sampel pada Masing-masing Jurusan
di FPTK IKIP Bandung
54
3.3 Interprestasi Nilai r
64
3.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Budaya Organisasi
66
3.5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Kualitas Kinerja Dosen
76
4.1 Jumlah Sampel pada Masing-masing Jurusan
di FPTK IKIP Bandung
75
4.2 Tingkat Insiatif IndMdu
77
4.3 Tingkat Toleransi Terhadap Tindakan Berisiko
79
4.4 Tingkat Pengarahan
81
4.5 Tingkat Integrasi
83
4.6 Tingkat Dukungan Manajemen
85
4.7 Tingkat Kontrol
87
4.8 Tingkat Indentitas
89
4.9 Tingkat Sistem Imbalan
91
4.10 Tingkat Toleransi Konflik
93
XVII
XVIII
4.11 Tingkat Pola Komunikasi
95
4.12 Tingkat Budaya Organisasi
97
4.13 Kualitas Kinerja Pendidikan dan Pengajaran
99
4.14 Kualitas Kinerja Penelitian dan Pengembangan
101
4.15 Kualitas Kinerja Pengabdian Kepada Masyarakat
103
4.16 Kualitas Kinerja Dosen
105
4.17 Koefisien korelasi Spearman Antara Subvariabel
109
4.18 Matrik Koefisien Korelasi Searman
110
5.1 Gamaran Sepuluh Karaktristik Budaya Organisasi
FPTK IKIP Bandung
5.2 Gambaran Tiga Kinerja Dosen FPTK IKIP1 Bandung
121
123
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar
Halaman
1.1 Hubungan Antar Variabel
9
1.2 Alur Kegiatan Penelitian
16
3.1 Dasar untuk memilih sebuah tes statistik
74
4.1 Histogram Tingkat Insiatif IndMdu
78
4.2 Histogram Tingkat Toleransi Terhadap Tindakan Berisiko
80
4.3 Histogram Tingkat Pengarahan
82
4.4 Histogram Tingkat Integrasi
84
4.5 Histogram Tingkat Dukungan Manajemen
86
4.6 Histogram Tingkat Kontrol
88
4.7 Histogram Tingkat Indentitas
90
4.8 Histogram Tingkat Sistem Imbalan
92
4.9 Histogram Tingkat Toleransi Konflik
94
4.10 Histogram Tingkat Pola Komunikasi
96
4.11 Histogram Tingkat Budaya Organisasi
98
4.12 Histogram Kualitas Kinerja Pendidikan dan Pengajaran
100
4.13 Histogram Kualitas Kinerja Penelitian dan Pengembangan
102
4.14 Histogram Kualitas Pengabdian Kepada Masyarakat
104
4.15 Histogram Kualitas Kinerja Dosen FKCgsffSFB^dung
106
4.16. Bagan Hubungan anta variabel ^^Sud v^%b^K(x)
113
XlXx-'^-rr:-^./-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pergeseran struktur masyarakat dari masyarakat tradisional ke
masyarakat industri, memiliki dampak yang mendasar terhadap arah
pengembangan
sumberdaya
manusia
Indonesia.
Pergeseran
ini
membawa implikasi terliadap perubahan budaya organisasi.
Dalam dunia industri manusia dianggap sebagai salah satu faktor
produksi
yang
penting
(man,
maney,
machine,
material,
dan
method/management). Hal ini menarik karena sifatnya yang sangat
dinamis dan bervariasi. Manusia dapat berperan sebagai subyek maupun
objek dari suatu proses. Karena sangat pentingnya peran itu maka
pemerintah menekankan pada pengembangan sumber daya manusia
(PSDM)
dalam
mendukung
pembangunan
nasional
secara
berkesinambungan. Dalam GBHN dikemukakan bahwa:
Titik berat Pembangunan Jangka Panjang Kedua diletakkan pada
bidang ekonomi, yang merupakan penggerak utama pembangunan
bidang-bidang lainnya, seiring dengan kualitas sumberdaya manusia;
dan didorong secara saling memperkuat, saling terkait dan terpadu
dengan pembangunan bidang-bidang lainnya yang dilaksanakan
seirama, selaras, dan serasi dengan keberhasilan pembangunan
bidang ekonomi dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran
pembangunan nasional.
Masalah manusia dalam manajemen sumberdaya manusia tidaklah
lepas dari konteks budaya, dan kinerja. Masalah budaya dalam
manajemen pada dua dasawarsa terahir ini telah menjadi pusat perhatian
masyarakat, hal ini disebabkan antara lain setelah melihat kemajuan
1
industri Jepang yang dalam waktu singkat mampu memasuki seluruh
penjuru dunia, bahkan mampu mengalahkan dominasi Amerika yang
sebelumnya menguasai pasar dunia. Keunggulan Jepang dalam bidang
penndustrian antara lain disebabkan oieh nilai-nilai budayanya. Jadi
budayalah yang merupakan faktor yang turut mempengaruhi dalam
kemajuan sektor industri di Jepang.
Peter & Waterman (Gibson, 1994: 41) dalam bukunya yang
berjudul in Search of Excellence, menyatakan bahwa 'organisasiorganisasi Amerika yang terbaik sama saja dengan organisasi-organisasi
Jepang yang baik pula'. Keunggulan organisasi Jepang dibandingkan
dengan organisasi Amerika adalah tertetak pada sisi budayanya.
Emi Zulaifah Irsyad (1995 : 10) memberikan pengertian "budaya
secara umum, sebagai adat istiadat, tata cara, nilai yang hidup dalam
satu kelompok tertentu". Hofstede (Henry L. Tosi, 1990: 119) membagi
nilai-nilai budaya ke dalam empat dimensi, yaitu:
Kesenjangan
kekuasaan
(power
distance),
individualitas
(individuality),
kecendrungan
mengelakkan
ketidakpastian
(uncertainty avoidance) dan maskulinitas (masculinity).
Secara khusus, Schein (1982) dalam Emi Zulaifah Irsyad (1985 :
10) mendefinisikan budaya organisasi itu sebagai '...pola dari seperangkat
asumsi dasar yang diterima satu kelompok setelah terbukti bahwa asumsi
tersebut mampu menyelesaikan masalah adaptasi (ke luar) dan alat
integrasi (ke dalam)'. Gibson (1994 : 41) mendefinisikan "budaya
organisasi sebagai suatu sistem nilai, kenyakinan dan norma-norma yang
unik yang dimiliki secara bersama oieh anggota suatu organisasi".
Budaya organisasi dapat dikatakan juga sebagai nilai-nilai yang
dominan, falsafah yang didukung oieh organisasi hal ini sesuai dengan
yang dinyatakan oieh Robbins sebagai berikut:
budaya organisasi itu adalah sebagai nilai-nilai dominan yang
didukung oieh organisasi, falsafah yang menuntun kebijaksanaan
organisasi terhadap pegawai dan pelanggan, cara pekerjaan
dilakukan di tempat itu dan asumsi atau kepercayaan dasar yang
terdapat di antara anggota organisasi Robbins (1994 : 479).
Sealain itu Robbin juga memberikan karaktristik utama yang menjadi
pembeda budaya organisasi. Karateristik-karaktistik itu adalah:
(1) Individual Initiative, (2) Risk tolerance, (3) Direction, (4)
Integration, (5) Management support, (6) Control, (7) Identity,
(8) Reward system, (9) Conflict tolerance dan (10) Communica
tion patterns.
Dari beberapa definisi tersebut di atas dapatlah dikatakan bahwa
budaya organisasi merupakan sesuatu hal yang kuat, yang mendasari
cara kerja orang-orang yang terdapat pada suatu organisasi. Budaya
Organisasi yang kuat dan kohesif akan memotivasi secara internal pada
karyawan untuk bekerja lebih produktif. Nilai-nilai tersebut mempengaruhi
persepsi dan prilaku seseorang sehingga setiap masalah dalam pekerjaan
akan dilihat melalui kerangka berfikir yang berdasarkan nilai-nilai sebagai
acuan. Kerangka budaya organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi
inilah yang harus dicari dan disesuaikan kalau organisasi ingin berhasil
dalam persaingan saat ini. Peter dan Waterman dalam Gibson (1994 :
41) menyatakan bahwa "kebudayaan itu dapat menjadi kekuatan positif
dan negatif dalam mencapai prestasi yang efektif.
Sejalan dengan masalah budaya organisasi tadi maka masalah
kualitas kinerja juga merupakan hal yang menarik untuk dikaji.
Kinerja biasa disebut juga dengan performance, "...yang juga
berarti prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau pencapaian kerja atau
hasil kerja/unjuk kerja/penampilan kerja" LAN (1992 : 3).
August W. Smith (1982 : 393) menyatakan bahwa performansi
atau kinerja adalah: '...output drive from processes, human or
otherwise". Jadi dikatakannya bahwa kinerja merupakan hasil atau
output dari suatu proses.
Berbagai upaya dapat ditempuh untuk menciptakan produktivitas,
salah satunya adalah dengan meningkatkan kualitas kinerja. Soeharsono
Sagir (1985 : 12) menyatakan bahwa ada enam faktor yang turut
menentukan tingkat produktivitas yaitu "...pendidikan, teknologi, tata nilai,
iklim kerja, derajat kesehatan dan tingkat upah minimum". Dari keenam
faktor tersebut secara eksplisit dalam faktor iklim kerja diuraikan
pentingnya hubungan manusiawi yang serasi antara pimpinan dengan
pegawai dan pegawai dengan pegawai lainnya. Selanjutnya, dapat
dikatakan bahwa kinerja merupakan hasil dari nilai-nilai budaya organisasi,
yang berarti pula bahwa kinerja juga merupakan manifestasi nilai-nilai
budaya yang ada.
Beberapa pengertian di atas maka dapat dikatakan bahwa untuk
melihat kinerja kita dapat melihatnya dari efektifitas, produktivitas dan
efisiensinya. Karena kinerja mengandung pengertian masukan, proses dan
keluaran.
FPTK IKIP Bandung sebagai salah satu fakultas yang pada
lembaga
pendidikan tenaga
kependidikan,
pada
hakekatnya juga
merupakan suatu organisasi yang mempunyai budaya. Pada FPTK IKIP
Bandung terdapat hal-hal sebagai berikut:
kekhususan,
kestabilan,
peraturan yang harus dipatuhi, simbol, pemersatu, diterima, refleksi dari
top manajer dan
macam-macam kekuatan. Yang menurut Newstrom
(1993 : 60), hal-hal di atas itu adalah merupakan karaktristik dari budaya
organisasi.
Sehubungan dengan pendapat Peter dan Waterman yang dikutip
oieh Gibson (1994 : 41) yang menyatakan bahwa 'kebudayaan itu dapat
menjadi kekuatan yang positif dan kekuatan negatif dalam mencapai
pretasi yang efektif. Budaya yang kuat dicirikan oieh nilai inti dari
organisasi yang dianut dengan kuat, diatur dengan baik dan dirasakan
bersama secara luas. Makin banyak anggota suatu organisasi menerima
nilai-nilai inti, menyetujui jajaran tingkat kepentingan dan merasa sangat
terikat kepada organisasi, maka makin kuat budaya tersebut. Organisasi
yang muda atau yang turnover anggotanya tinggi, mempunyai budaya
yang lemah karena para anggota tidak mempunyai pengalaman yang
diterima bersama dan yang dapat menciptakan pengertian yang sama.
Hal-hal di atas ini bukan berarti bahwa semua organisasi yang sudah
matang dengan anggota yang stabil akan mempunyai budaya yang kuat.
Robbln (1994: 484) menyatakan bahwa "pengaruh dari suatu
budaya
yang kuat terhadap kefektifan adalah bersatunya budaya dengan strategi,
lingkungan dan teknologi". Makin kuat budaya suatu organisasi, makin
penting budaya tersebut
cocok dengan variabel-variabel
strategi,
lingkungan dan teknologi.
FPTK IKIP Bandung bertujuan menghasilkan tenaga kependidikan
yang terdiri dari guru, dan tenaga ahli pendidikan teknologi dan kejuruan
yang mampu mengembangkan ilmunya untuk memenuhi pembangunan
masyarakat, bangsa dan negara. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas,
unsur yang
amat
menentukan adalah
mahasiswa
dan
dosen.
Keberhasilan mahasiswa sebagai subjek belajar berkaitan dengan proses
pribadi dalam menginternalisasi pengetahuan, nilai, sifat, sikap dan
keterampiian yang ada di sekitarnya. Sedangkan keberhasilan dosen
sebagai subjek mengajar ditentukan oieh kualitas kinerja secara pribadipribadi.
Sebagai
civitas akademika,
dosen
mempunyai
tugas
melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi, yaitu tugas dalam pendidikan
dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Tugas-
tugas di atas inilah yang dijadikan sebagai ukuran dari kualitas kinerja
dosen.
Beberapa penelitian terdahulu menginformasikan bahwa "...
performansi kerja guru yang diteliti ini temyata secara empirik dapat
diterangkan oieh faktor-faktor iklim organisasi dan kepuasan kerja guru"
(Idohi Anwar, 1984:305).
Danny Meirawan (1987: 121) dalam penelitiannya menyimpulkan
bahwa "...iklim organisasi sekolah merupakan hal atau faktor yang
menentukan penampilan kerja guru".
Syahrul Fauzi Siregar (1995: VI-3)
dalam penelitiannya
menyimpulakan bahwa " Budaya Perosahaanjjajjfl^diteliti, ternyata tidak
berpengaruh secara signifikan terhadj^J^^^n^fsi.^erusahaan".
Berdasarkan latar belakangftasilalfila^ beb^|ka hasil penelitian
terdahulu maka periu kiranya diket^hui^agaiffiartajbudaya organiasi yang
ada di FPTK IKIP Bandung serta' hubungannya^deliraaTi kualitas kinerja
dosen dalam meningkatkan kinerja kelembagaan sebagai suatu kesatuan
organisasi.
B. Rumusan Masalah
Isu mengenai rendahnya produktivitas pendidikan tinggi menunjukan
adanya sesuatu yang kurang dalam penyelenggaraan di perguruan tinggi,
terutama berkaitan dengan kualitas tenaga pengajamya. Hasil studi yang
dilakukan Helmut Weber menunjukan bahwa kualitas dosen di Indonesia
rata-rata masih rendah dan mereka belum sanggup bersaing. Hal ini
disebabkan jumlah pengajar berpendidikan S2/S3 hanya 20% dan
sebagian besar belum memenuhi kebutuhan terhadap pengetahuan dan
pemikiran yang bersifat ilmiah (Kompas, 1992: VI).
Gejala tersebut di atas juga terjadi dalam lingkup mikro seperti
FPTK IKIP Bandung sendiri pengajar yang berpendidikan S2/S3 masih di
bawah 20% , hal ini ditunjukan dari dosen tetap yang ada sebanyak 150
orang hanya 25 orang yang berpendidikan S2 (Evaluasi Diri IKIP
Bandung, 1995). Namun data terbaru dari Perkembangan IKIP Bandung
Tahun 1995/1996 tercatat bahwa Dosen FPTK IKIP Bandung yang
berpredikat pendidikan S2/S3 ada sebanyak 38 dari 172 orang dosen
(Perkembangan IKIP Bandung Tahun 1995/1996: 44). Hal ini menunjukan
bahwa dari kualrfikasi pendidikan, FPTK IKIP Bandung sudah memiliki
22,1% yang berpendidikan S2/S3, hal ini menunjukan adanya peningkatan
kualitas dari segi pendidikan para dosennya. Namun untuk melihat kualitas
kinerjanya dosen bukan hanya dari kualifikasi pendidikannya, karena untuk
menilai kualitas kinerja dosen harus dilihat dari berbagai aspek
8
diantaranya (1) aspek tugas pendidikan dan pengajar, (2) aspek tugas
penelitian dan pengembangan, (3) aspek tugas pengabdian pada
masyarakat, (4) aspek tugas pembimbingan dan (5) aspek tugas
administrasi. Aspek-aspek inilah yang akan dijadikan sebagai ukuran dari
kualitas kinerja dosen.
FPTK IKIP Bandung yang mengemban tugas mendidik para guru \
dan tenaga ahli pendidikan teknologi dan kejuruan mempunyai tugas yang
sangat berat, karena harus dapat berpacu dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Untuk hal tersebut periu didukung oieh para
pengelola dan pendidik yang mempunyai kualitas kinerja yang tinggi.
Berkenaan dengan hal tersebut di atas maka permasalahan yang periu
diindentifikasi dengan merujuk pada pertanyaan pokok penelitian yang
dirumuskan sebagai berikut. Sejauh manakah pengaruh budaya
organisasi terhadap kualitas kinerja dosen FPTK IKIP Bandung?
Adapun yang menjadi ukuran budaya organisasi adalah sepuluh
faktor budaya organisasi menurut Stephen P Robbins yang berupa
prilaku yang diwujudkan oieh dosen dalam melaksanakan tugasnya di
lembaga dan pengaruhnya terhadap kualitas kinerjanya. Adapun sepuluh
faktor itu diantaranya adalah (1) insiatif individu, (2) toleransi resiko, (3)
pengarahan,
(4)
integrasi,
(5)
dukungan
pimpinan,
(6)
kontrol
(pengawasan), (7) identitas, (8) sistem reward, (9) toleransi konflik dan
(10) pola komunikasi.
Beberapa persoalan yang timbul sehubungan dengan pokok
masalah di atas adalah sebagai berikut:
1. Seberapa tinggi tingkat budaya organisasi di FPTK IKIP Bandung?
2. Seberapa tinggi tingkat kualitas kinerja dosen
FPTK
IKIP
Bandung?
3. Apakah terdapat pengaruh yang berarti dari budaya organisasi
terhadap kualitas kinerja dosen FPTK IKIP Bandung?
Persoalan ini dapat digambarkan sebagai berikut:
A
Budaya Organisasi:
1. Insiatif Indi
vidu
2. Toleransi Resi
ko
3. Pengarahan
4. Integritas
5. Dukungan Mana
jemen
Kualitas Kinerja Dosen :
1. Pendidikakn dan
Pengajaran
2. Penelitian dan
6. Kontrol
7. Identitas
8. Sistem Balas
Jasa
9. Toleransi Konflik
10. Pola Komunikasi
Pengembangan
3. Pengabdian Kepada
Masyarakat
Gambar 1.1. Hubungan Antar Variabel
Permasalahan pokok tersebut merupakan acuan penelitian
yang periu dibahas secara
rinci, sehingga dapat memberikan
gambaran tentang budaya organisasi dan kualitas kinerja secara
keseluruhan.
C. Pertanyaan Penelitian
Dari beberapa persoalan pokok di atas dapatlah diuraikan
pertanyaan-pertanyaan penelitian selanjutnya, sebagai berikut ini:
10
1.
Seberapa tinggi budaya organisasi di FPTK IKIP Bandung?
a)
Seberapa tinggi tingkat insiatif individu dosen FPTK
IKIP Bandung?
b)
Seberapa tinggi toleransi resiko dari dosen FPTK
IKIP Bandung?
c)
Seberapa tinggi tingkat pengarahan dari pimpinan
FPTK IKIP Bandung?
d)
Seberapa tinggi tingkat integrasi yang dirasakan
dosen dalam organisasi FPTK IKIP Bandung?
e)
Seberapa tinggi tingkat dukungan pimpinan FPTK
IKIP Bandung yang dirasakan dosen?
f)
Seberapa tinggi tingkat kontrol pengawasan dari
pimpinan?
g)
Seberapa tinggi tingkat identitas dosen FPTK IKIP
Bandung?
h)
Seberapa tinggi tingkat sistem imbalan dosen FPTK
IKIP Bandung?
i)
Seberapa tinggi
toleransi konflik di FPTK IKIP
Bandung?
j)
Seberapa tinggi tingkat pola komunikasi di FPTK
IKIP Bandung?
2.
Seberapa tinggi tingkat kualitas kinerja dosen FPTK IKIP
Bandung?
11
a)
Seberapa tinggi tingkat kualitas pendidikan dan
pengajaran dari dosen FPTK IKIP Bandung?
b)
Seberapa tinggi tingkat kualitas penelitian dan
pengembangan dari dosen FPTK IKIP Bandung?
c)
Seberapa tinggi tingkat kualitas pengabdian kepada
masyarakat dari dosen FPTK IKIP Bandung?
3.
Apakah terdapat pengaruh yang berarti dari budaya organisasi
terhadap kualitas kinerja dosen FPTK IKIP Bandung?
a)
Berapa besar koefisien asosiasi atau faktor determinasi
(faktor penentu) budaya organisasi dengan kualitas kinerja
dosen FPTK IKIP Bandung?
b)
Apakah mempunyai hubungan yang positif antara budaya
organisasi dengan kinerja dosen FPTK IKIP Bandung?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap gambaran karakteristik
utama budaya organisasi dan gambaran mengenai kualitas kinerja dosen
FPTK IKIP Bandung. Dari gambaran-gambaran yang didapat dari budaya
organisasi dan kualitas kinerja dosen selanjutnya adalah mengungkap
pengaruh budaya organisasi yang ada di FPTK IKIP Bandung terhadap
kualitas kinerja dosennya.
Karakteristik utama budaya organisasi sebagai ukuran untuk mengungkap
gambaran budaya organisasi, penulis menggunakan sepuluh karaktristik
utama yang dikemukakan oleh Robbin (1994: 480) yaitu: (1) individual
Initiative, (2) risk tolerance, (3) direction, (4) Integration, (5)
12
management support, (6) control, (7) Identity, (8) reward system, (9)
conflict tolerance dan (10) communication patterns. Sedangkan untuk
mengungkap kualitas kinerja dosen penulis mendeskripsikannya dari tugas
dosen
sebagai cMtas akademika yaitu melaksanakan tugas Tri
Darmanya. Adapun darma-darma tersebut adalah (1) darma dalam
pendidikan
dan
pengajaran, (2)
darma
dalam
penelitian
dan
pengembangan dan (3) darma dalam pengabdian pada masyarakat.
Gambaran pengaruh budaya organisasi dan kualitas kinerja dosen
FPTK IKIP Bandung ini diharapkan dapat bermanfaat bagi (1) manajemen
fakultas dalam membina dan mengembangkan organisasi; (2) merancang
jenis kegiatan manajemen yang kondusif untuk memacu kegiatan dosen
sehingga kualitas kinerja dosen ada dalam kualifikasi sangat tinggi.
Dengan demikian dapat dinyatakan secara rinci mengenai tujuan
dan manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan penelitian
Secara
umum penelitian ini
bertujuan
untuk mendapatkan
gambaran tentang budaya organisasi FPTK IKIP
Bandung dan
pengaruhnya terhadap kualitas kinerja dosennya.
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan beberapa
gambaran, diantaranya:
a. Gambaran dari karaktristik utama budaya organisasi FPTK
IKIP Bandung.
b. Gambaran mengenai kualitas kinerja dosen
Bandung.
FPTK IKIP
13
Gambaran mengenai pengaruh budaya organisasi terhadap kualitas
kinerja dosen.
2. Manfaat Penelitian
Gambaran pengaruh budaya organisasi dan kualitas kinerja dosen
FPTK IKIP Bandung ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis
maupun praktis
Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan
llmu Administrasi Pendidikan terutama mengenai budaya organisasi dan
kinerja dosen. Secara praktis penelitian ini bermanfaat untuk:
a. Manajemen fakultas dalam membina dan mengembangkan
organisasi.
b. Merancang jenis kegiatan manajemen yang kondusif untuk
memacu kegiatan dosen sehingga kualitas kinerja dosen ada
dalam kualifikasi sangat baik.
E. Anggapan Dasar dan Hipotesis Penelitian
1. Anggapan Dasar Penelitian
Anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang
kebenarannya diterima oleh peneliti. Anggapan dasar ini diperiukan untuk
memperkuat permasalahan, membantu peneliti dalam memperjelas
menetapkan obyek penelitian, wilayah pengambilan data dan instrumen
pengumpul data.
Seperangkat anggapan dasar yang dibangun sebagai iandasan
untuk kenyakinan tentang kokohnya pelaksanaan penelitian, adalah
sebagai berikut:
14
a) Setiap organisasi mempunyai kebudayaan, dan kebudayaan itu
dapat menjadi kekuatan positif dan/atau negatif dalam
mencapai prestasi yang efektif (Gibson, 1994:41).
b) Budaya organisasi merupakan persepsi umum yang diyakini
oleh para anggota organisasi (Robbin, 1994:481).
c) Budaya yang kuat dicirikan oleh nilai inti dari organisasi yang
dianutnya dengan kuat, diatur dengan baik, dan dirasakan
bersama secara luas. Makin banyak anggota yang menerima
nilai-nilai inti, menyetujui jajaran tingkat kepentingannya dan
merasa sangat terikat kepadanya, maka makin kuat budaya
tersebut (Robbin, 1994: 483).
2. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah merupakan jawaban sementara dari rumusan
masalah yang periu diuji kebenarannya. Berdasarkan rumusan masalah
pokok tersebut di atas, maka berikut ini diajukan hipotesis penelitian
sebagai berikut:
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Budaya
Organisasi dengan Kualitas Kinerja Dosen FPTK IKIP Bandung.
1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara insiatif
individu dengan kualitas kinerja Dosen FPTK IKIP Bandung.
2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara toleransi
resiko dengan kualitas kinerja Dosen FPTK IKIP Bandung.
3. Terdapat
hubungan yang positif dan signifikan
antara
pengarahan dengan kualitas kinerja Dosen FPTK IKIP Bandung.
4. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara integrasi
dengan kualitas kinerja Dosen FPTK IKIP Bandung.
5. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara dukungan
pimpinan dengan kualitas kinerja Dosen FPTK IKIP Bandung.
6. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kontrol
dengan kualitas kinerja Dosen FPTK IKIP Bandung.
16
Penentiiari llijiiah:Pehsfitiatfr iiari: Pejxirntriari Masafah
Studi Kepuslakaan, meliputi: Budaya Organisasi dan Kinerja Dosen.
i
Penentuan Variabel dan Indikator:
1. Budaya Organisasi: 10 Faktor Budaya Organisasi
2. Kinerja Dosen: Tri Darma Perguruan Tinggi
Penentuan/Pembuatan Alat dan Teknik Pengumpulan Data. Kuesioner (Angket)
Pembuatan
Kuesioner
Penentuan Sampel
Penentuan
Penelitian
Teknik Pengolahan
Pengumpulan dan Pengolahan Data
1. Penyusunan Matrik Data Mentah
2. Perhitungan Statistik, Jumlah, Rata-rata .Prosentase, Standar Deviasi dari Skor
3. Kategorisasi Skor
4. Mengitung Koefisien Korelasi Spearman, Faktor Penentu dan Uji Keberartian Korelasi
i
Analisis Hasil Pengolahan data
-*—:.'.". __^
^Kasirriputan :dari:R?kemandasV
Gambar 1.2. Alur Kegiatan Penelitian
G. Lokasi dan Sampel Penelitian
Lokasi dari penelitian ini adalah Fakultas Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan (FPTK) IKIP Bandung. Dari lokasi ini sebagai populasinya adalah
keseluruuhan karaktristik, unsur, nilai yang menyangkut budaya organisasi
dan kinerja dosen FPTK IKIP Bandung. Dengan demikian yang menjadi
anggota populasi adalah semua dosen FPTK IKIP Bandung.
Jumlah dosen FPTK IKIP Bandung ada sebanyak 175 orang. Dari
jumlah 175 orang dosen itu diambil sampel sebanyak 50 orang dosen.
17
Karena FPTK IKIP Bandung terdiri dari empat jurusan, maka selanjutnya
menentukan banyaknya sampel yang akan diambil dari setiap jurusan.
Untuk maksud penentuan jumlah sampel setiap jurusan ini digunakan
dengan teknik sampel proporsional.
H. Slstematika Pembahasan
Sistematika Pembahasan yang digunakan pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Bab I
Pendahuluan
Membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, anggapan dasar dan hipotesis
penelitian, lokasi dan sampel penelitian, alur penelitian dan
sistematika pembahasan.
Bab II Telaah Kepustakaan/Kerangka Teoritis
Membahas berbagai konsep dasar dan teori-teori yang berkaitan
dengan penelitian serta mendiskusikan berbagai hasil penelitian
terdahulu yang sesuai dengan maslah yang diteliti.
Bab III
Metode Penelitian
Menjabarkan lebih rinci mengenai metode penelitian yang secara
garis besar telah disinggung pada^ffpND'qDfcnrembangan alat
pengumpul data dan membahas ^n^r^i>prosed^r% pengolahan
dan analisis data. Termasuk /ijajanti* ~b%tf .it* tjd£1|h laporan
mengenai instrumen yang digunakan besertsT;validitas dan
reliabilitasnya.
18
Bab IV Pengolahan dan Analisis Data
Berisi langkah-langkah pengolahan data, hasil-hasil yang diperoleh
dari pengolahan data sesuai dengan metodelogi yang digunakan
serta interpretasi atas hasil-hasil tersebut.
Bab V
Kesimpulan dan Rekomendasi
Berisi mengenai pemaknaan semua hasil penelitian secara terpadu
dan rekomendasi bagi para pembuat kebijakan, para pengguna
hasil penelitian serta para peneliti yang akan melanjutkan penelitian
ini.
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian
ini
-
dimaksudkan
untuk
mengungkap
gambaran
karaktristik utama budaya organisasi, gambaran kualitas kinerja dosen
dan kontribusi atau hubungan antara variabel budaya organisasi terhadap
kualitas kinerja dosen FPTK IKIP Bandung. Oleh karena penelitian ini
mengungkap gejala-gejala tersebut serta hubungan antar variabel, maka
penulis berpendapat metode penelitian yang paling sesuai adalah dengan
menggunakan metode deskriptif.
Penelitian deskriptif ialah menuturkan dan menafsirkan data yang
ada, kemudian dilanjutkan dengan analisis dan interpretasi tentang arti
data itu. Metode ini memusatkan pada masalah-masalah yang ada pada
masa sekarang yang bersifat aktual. Stepehan dan Mitchel (1977: 18)
menjelaskan bahwa
penggunaan metode ini bertujuan untuk: (1)
mengumpulakan informasi secara rinci; (2) mengindentifikasi masalahmasalah sekarang dan; (3) mengadakan perbandingan-perbandingan.
Hal inipun dikemukakan oleh Winarno Surachmad (1982: 140) yang
menjelaskan bahwa ciri-ciri metode deskriptif, adalah sebagai berikut:
(1) Memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada
saat penelitian dilakukan, atau masalah-masalah yang bersifat
aktual*
(2) Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki
sebagaimana adanya, diiringi dengan interpretasi rasional yang
adequat.
Kedua pendapat di atas,
52
cukup jelas menunjukan ciri-ciri
53
pendekatan deskriptif yaitu untuk memberikan gambaran dan menafsirkan
apa yang terjadi. Tekanannya, terutama kejadian masa kini, walaupun
sering juga dipelajari persoalan-persoalan pada masa lampau yang
berkaitan atau berpengaruh terhadap keadaan masa kini.
Seperti dijelaskan dalam penjelasan terdahulu, obyek studi ini
adalah menekankan pada penggambaran karaktristik budaya organisasi
dan kualitas kinerja dosen serta kontribusi atau hubungan yang terjadi
antara keduanya. Dengan demikan, informasi yang ingin dikumpulkan
bersifat faktual dan mampu menggambarkan gejala-gejala yang ada, hal
mana berimplikasi untuk menentukan kebijakan pengembangan organisasi
beserta pengembangan sumber daya manusianya. Begitupula penelitian
ini tidak hanya sekedar memberikan gambaran tentang sekelompok
sampel ke populasi tetapi lebih jauh melihat bagaimana kontribusi dan
atau hubungan antara variabel-variabel-nya, maka metode penelitian
dipergunakan disebut metode deskriptif analitik.
B. Populasi dan Sampel
i^
Populasi penelitian adalah meliputi keseluruhan karaktristik, unsur,
nilai yang menyangkut budaya organisasi dan kinerja dosen FPTK IKIP
sebagai perwujudan dari Tri Darma Perguruan Tinggi. Dengan demikian
yang menjadi anggota populasi adalah semua dosen FPTK IKIP Bandung,
yang terdiri dari 175 orang dosen. FPTK IKIP Bandung terdiri dari empat
jurusan diantaranya: Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan, Jurusan
Pendidid kan Teknik Elektro, Jurusan Pendidikan Teknik Mesin dan
54
jurusan PKK. Berdasarkan Jurusannya maka jumlah dosen masing-masing
jurusan dapat dilihat pada Tabel 3.1. berikut ini:
Tabel 3.1.
Jumlah Tenaga Pengajar Masing-masing Jurusan
DI FPTK IKIP Bandung
^yyyyymtm^>^\^^m^< •x;x;>i;:;:;:;:jfgftilari;D^^x;:;:;;:;>:;:;:;
53
P. Teknik Bangunan
37
49
36
P. Teknik Elekro
P. Teknik Mesin
P. Kesejahteraan Keluarqa
:;:!:i:;:i:i:;>:i:!:;:i:;:!:!:;4JS!:!*iWi>:i:i>:i:i*i:!:
:>x;::::::::x:::::::::::::i$umla^
Sumber Laporan Evaluasl Diri FPTK IKIP Bandung
Dari jumlah populasi yang ada, akan diambil sampel dengan cara
sampling acak proporsional. Digunakannnya sampling acak proporsional
dikarenakan populasinya hetrogen sehingga dibuatlah petala berdasarkan
karaktristik tertentu yaitu Jurusan. Dari setiap jurusan diambil sampel
secara acak yang banyaknya sesuai dengan proporsi atau sebanding
dengan ukuran petala.
Berdasrkan komposisi jumlah dosen pada masing-masing jurusan
maka dapatlah ditentukan besamya sampel setiap jurusan. Rencana
sampel yang akan diambil sebanyak 50 sampel, maka secara poporsional
akan didapatkan komposisi sampel seperti pada Tabel 3.2. berikut ini:
Tabel 3.2.
Jumlah sampel pada masing-masing Jurusan
DI FPTK IKIP Bandung
;3i»«$aft:;:
P. Teknik Bangunan
P. Teknik Elektro
P. Teknik Mesin
P. Kesejahteraan Keluarqa
:;i;x;i;i;-x;iftiroi^iDose^;>:;:;>:;^
15
11
14
10
55
C. Pengembangan Alat Pengumpulan Data (/
1. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Alat pengumpul data yang diguanakan adalah kuesioner, mengenai
variabel yang sedang diteliti yaitu variabel budaya organisasi dan variabel
kualitas kinerja dosen FPTK IKIP Bandung. Beberapa pertimbangan yang
menjadi dasar dalam pembuatan alat pengembangan/pengumpul data ini
adalah:
(a) Agar hasil pengukuran terhadap variabel-variabel yang diteliti
dapat dianalisis dan diolah secara statistik.
(b) Dengan pengumpulan data tersebut memungkinkan dapat
diperoleh data yang obyektif.
(c) Dengan alat pengumpul data ini, memungkinkan penelitian
dilakukan dengan mudah serta lebih dapat menghemat
waktu, biaya dan tenaga.
Jelasnya alat pengumpul data untuk mengungkapkan variabel budaya
organisasi dan kualitas kinerja dosen mengunakan teknik angket atau
kuessioner dengan jawaban tertutup. Jawaban yang diberikan
responden dinilai dengan menggunakan skala Likert dengan batas
tertinggi 5 dan batas terendah 1. Untuk mengukur tiap variabel
digunakan instrumen sebagai berikut: Variabel budaya organisasi yang
merupakan persepsi umum yang diyakini oleh para dosen sebagai
anggota organisasi digunakan instrumen yang dikembangkan dari
sepuluh karaktristik utama budaya organisasi yang dikemukakan oleh
Stephen P. Robbins. Variabel Kinerja Dosen adalah merupakan
y
gambaran penampilan kerja dari dosen dalam melaksanakan Tri Darma
56
Perguruan Tinggi yaitu Darma Pendidikan dan Pengajaran, Darama
Penelitian dan
Pengembangan
serta
Darma
Pengabdian
pada
Masyarakat.
Sepuluh karaktristi budaya organisasi yang dikembangkan
menjadi instrumen penelitian untuk variabel budaya organisasi adalah
sebagai berikut:
1. Insiatif individu
2. Toleransi terhadap tindakan berisiko
3. Arah
4. Integrasi
5. Dukungan dari manajemen
6. Kontrol
7. Identitas
8. Sistem imbalan
9. Toleransi terhadap konflik
y'
10. Pola-pola komunikasi
Kesepuluh karakristik tersebut mencakup dimensi struktural
maupun prilaku. Item angket dari variabel ini dapat dilihat lebih rinci
pada Tabel 3.3.
Instrumen variabel kinerja
dosen
FPTK IKIP
Bandung
berdasarkan pada kewajiban civitas akademika untuk melaksanakan
Tri Darma Perguruan Tinggi, sehingga instrumen yang dibuat mengacu
pada tugas dosen untuk melaksanakan tri darma perguruan tinggi, yartu
darma
pendidikan
dan
pengajaran,
darma
penelitian
pengambangan serta darma pengabdian kepada masyarakat.
dan
\
57
Instrumen untuk meneliti kinerja dalam aspek darma pendidikan
dan pengajaran memakai instrumen yang telah dipakai dalam evaluasi
diri IKIP Bandung yang telah dimodifikasi berdasarkan 10 kompetensi
profesionalisasi guru. Instrumen untuk meneliti kinerja dalam penelitian
dan pengembangan memakai instrumen yang dikembangkan dari
beberapa kriteria mengenai penelitian yang baik
Instrumen untuk meneliti kinerja dalam pengabdian kepada
masyarakat dikembangkan dari beberapa kriteria pengabdian kepada
masyarakat yang baik.
2. Penjabaran Konsep Teoritik dan Empirik Variabel Penelitian
Dalam pembuatan alat ukur untuk masing-masing variabel,
peneliti mengembangkan berdasarkan teoritik dan empirik. Kriteria
masing-masing variabel penelitian selanjutnya dapat dijabarkan sebagai
berikut:
;;;;;:;^^i?iiii;ii^^^ yy< |^^;ifei^||;i; mmi^^mA
lllllllllll
*****'* *.''.''.
1111111111111111 llllllllllill
1.1. Insiatif Individu
•
Budaya Organisasi
a)
tingkat
Persepsi dosen menganai
insiatif individu
ketergantungan
b)
c)
tingkat kebebasan
tingkat rasa tanggung
jawab
1.2. Toleransi resiko
a)
b)
tingkat agresrvitas
tingkat keinovatifan
c)
toleransi terhadap
resiko
1.3. Pengarahan
a)
kejelasan tujuan
Persepsi dosen mengenai
toleransi resiko
Persepsi dosen mengenai
pengarahan
organisasi
b)
kejelasan prestasi
yang diharapkan
1.4. Integritas
a) koordinasi antar unit
Persepsi dosen mengenai
integrasi
58
b)
organisasi
koordinasi antar
Persepsi dosen mengenai
dosen
dukungan pimpinan
1.5. Dukungan Pimpinan
a)
b)
bantuan pimpinan
dukungan pimpinan
Persepsi dosen mengenai
c)
komunikasi
kontrol
1.6. Kontrol
a)
pengawasan
b)
sistem dan prosedure
1.7 Identrtas
a)
Kebanggaan terhadap
profesi dan organisasi
1.8. Sistem balasjasa
a)
prestasi
b)
senioritas
1.9. Toleransi Konflik
a)
toleransi konflik
b)
toleransi kritik
1.10. Pola Komunikasi
a)
•
Kualitas Kinerja Dosen
Persepsi dosen mengenai
sistembalasjasa
Persepsi dosen mengenai
toleransi konflik
Persepsi dosen mengenai
pola komunikasi
batasan hirarki formal
1.1. Pendidikan dan Pengajaran
a)
Persepsi dosen mengenai
identrtas
sikap dosen dalam
pelaksanaan tugas
Evaluasi diri dosen dalam
pelaksanaan tugas
pendidikan dan pengajaran
pengajaran
b)
perencanaan materi
pengajaran
c)
d)
proses pembelajaran
tugas terstruktur
e)
interaksi dosen
dengan mahasiswa
f)
evaluasi hasil belajar
1.2. Penelitian dan Pengembangan
a)
Evaluasi diri dosen dalam
Usaha mendapatkan
pelaksanaan tugas
pengetahuan
penelitian dan
pengembangan
b)
penyusunan rencana
penelitian
c)
pelaksanaan
penelitian
d)
e)
pelaporan penelitian
sumber biaya
penelitian
f)
banyaknya aktwitas
penelitian
1.3. Pengabdian kepada masyarakat
a)
penyususnan rencana
Evaluasi diri dosen dalam
pelaksanaan tugas
pengabdian kepada
pengabdian kepada
masyarakat
masyarakat
59
b)
kegiatan pengabdian
c)
evaluasi kegiatan
pengabdian kepada
kepada masyarakat
masyarakat
3. Kesahihan (validity) dan Keterandalan (reliability) instrumen
Instrumen pengumpul data dalam penelitian harus memenuhi
persyaratan kesahihan (validity) dan keterandalan (reliability). Oleh
karenanya dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk
pengumpul
data
penelitian
terlebih
dahulu
diuji
cobakan guna
mengetahui kesahihan dan keterandalan tidaknya instrumen. Pra survai
dalam rangka uji coba dilaksanakan pada tanggal 14 Oktober 1996
sampai dengan tanggal 18 Oktober 1996 yang diwakili oleh: (1) Tiga
dosen responden Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan, (2) Dua dosen
responden Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, (3) Tiga dosen
responden Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, (4) Dua dosen responden
Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga.
Jadi untuk uji coba ini
diwakili oleh sebanyak 10 responden. Data yang diperoleh dari hasil uji
coba atau pra survai ini dianalisis untuk mengetahui validitas serta
reliabilitas dari instrumen yang akan digunakan dalam penelitian.
Validitas adalah suatu pengukuran untuk mengetahui apakah
instrumen betul-betui mengukur suatu atribut yang dikehendaki. Dengan
demikian validitas instrumen akan menunjukan apakah instrumen yang
dimaksud berguna atau tidak. Keriinger (1990: 730) menyatakan
60
bahwa definisi yang
lazim mengenai validitas tercermin dalam
pertanyaan: "Apakah kfta sungguh-sungguh mengukur ihwal yang
memang ingin kfta ukur?" Dalam pertanyaan ini yang ditekankan adalah
apa yang sedang diukur. Kemudian Julian C. Stanley & Kenneth D.
Hopkins (1972:101) menyatakan:
The validity of a measure is how well it fulfills the function for
which it is being used-the degree to which it is capable of
achieving certain aim*sT^e9ardless °f a" otner merits of a test, if
it lacks validity for aparticular task, the information ft provides is
useless. The validity of a test is the accuracy of specific
prediction made from its scores.
Selanjutnya
Sugfyono (1993: 93) menyatakan bahwa "hasil
penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang
terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang
diteliti". Kalau dalam obyek berwama merah, maka data yang
terkumpul juga memberikan data merah Jadi dalam mengukur validitas
kfta melihat
isi
dan
kegunaan
instrumen tersebut.
Muljarto
Tjokrowinoto (1981: 27) menyatakan bahwa validitas akan menjawab
beberapa pertanyaan diantaranya.
Unsur-unsur apa yang terdapat dalam suatu instrumen? Untuk
apa instrumen diciptakan dan apakah tujuan penciptaannya
tercapai? Apakah instrumen itu sesuai dengan konsep dan
variabel yang hendak diukur?
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa
suatu
instrumen yang valid untuk tujuan tertentu belum tentu valid untuk tujuan
lain. Berbagai macam validitas dapat disebutkan antara lian:
a. Validitas Konstruksi (Construct validity) yaitu suatu validitas
dimana peneliti mulai dengan menganalisa apakah yang
merupakan unsur-unsur suatu konstrak. Kalau instrumen itu
dalam bentuk skala maka dicarilah apa yang merupakan bagian
61
dari skala itu. Dengan menggunakan teori, bagian-bagian itu
apakah logis untuk disatukan menjadi skala yang
akan
mengukur suatu konstrak.
untuk
Selain dari pada
itu
pengujiannya peneliti dapat menggunakan pendapat dari ahli
(judgment experts). Para ahli diminta pendapatnya
tentang
instrumen yang telah disusun itu.
b. Validitas isi (content validity) yaitu validitas yang dapat
dilakukan dengan cara membandingkan isi instrumen dengan isi
materi yang akan diteliti. Secara teknis pengujian validitas isi
maupun validitas konstruksi dapat dibantu dengan menggu
nakan kisi-kisi instrumen.
c. Internal dan external validity yaitu menyangkut struktur dan hasil
pengukuran. Internal validity akan menjawab seberapa jauh alat
ukur berhasil mengukur yang memang ingin diukur. Sedangkan
external validity akan menjawab pertanyaan:
pengukuran populasi dapat
Apakah hasil
diterapkan kepada
populasi
lainnya?
d. Predictive validity yaitu kemampuan suatu instrumen penelitian
untuk meramalkan dan menjelaskan suatu kondisi di masa yang
akan datang.
e. Cross-cultural validity yaitu kemampuan suatu alat ukur untuk
dapat digunakan di berbagai negara yang biasanya menyangkut
nilai sosial budaya atau lingkungan. Masalah yang sering timbul
adalah konsep yang terjadi dari suatu kebudayaan mungkin
tidak terdapat dalam kebudayaan lainnya.
62
f.
Face validity yaitu menyangkut
pengukuran atribut yang
kongkrit, dimana infrensi tidak diperiukan atau dapat dinyatakan
sebagai dari penilaian dari para ahli atau konsumen terhadap
alat ukur.
Dari berbagai macam validitas di atas, maka dapat dinyatakan
bahwa instrumen penelitian budaya organisasi dan kinerja dosen termasuk
dalam jenis yang harus dilihat dari segi validitas konstruksi dan validitas
isi.
Instrumen penelitian akan dilihat validitas internalnya dan juga
dianalisis reliabilitasnya. Karena mungkin terjadi instrumen yang reliabel
tetapi tidak valid.
Pengujian taraf validitas instrumen dilakukan dengan analisis butir,
sehingga dalam analisisnya merupakan perhftungan setiap item. Jumlah
skor item dikorelasikan dengan skor total dari semua responden. Untuk
mengetahui koefisien korelasi digunakan rumus korelasi Produck-moment
dari person sebagai berikut:
rtSXf
(2Xi)i
X2
V
*:=
ymm
m
&&< m& $M&
m
(£¥* WW
(Sudjana, 1986: 354)
Keterangan:
r
= koefisien korelasi antara variabel X dan Y
n
= jumlah pengamatan
X,-
= Skor tiap butir soal
Yi
=/6kor Total
63
XjYj = Jumlah hasil kali X dengan Y
Yj2 =Jumlah kuadrat skor Y
Xj2 = Jumlah kuadrat skor X
(Yj)2= Jumlah skor Ykuadrat
(X|)2= Jumlah skor Xkuadrat
Langkah selanjutnya adalah mencari harga distribusi student-t
dengan cara memasukkan harga koefisien ke dalam rumus sebagai
berikut:
^yyy^y^y
^M'^Mmmy
(Sudjana. 1992: 377)
Keterangan:
r
= koefisien korelasi antara variabel X dan Y.
n
= banyaknya pengamatan
t
= nilai dari distribusi student-t
Harga yang diperoleh dari perhitungan student-t ini dibandingkan
dengan student-t tabel yang mempunyai taraf nyata 0,01. Ketentuannya
adalah jika tnjtung lebih besar dari ttabe| maka butir soal dianggap valid.
Selanjutnya diadakan pengujian reliabilitas terhadap hasil prasurvai
terhadap 10 responden.
Untuk pengujian reliabilitas instrumen digunakan rumus alpa.
Dipergunakannya rumus alpa ini dengan pertimbangan bahwa instrumen
berupa kueisoner yang memiliki skor berupa rentang dari 1 s/d 5.
Suharsimi Arikunto (1991: 164) menyatakan bahwa " rumus alpa
digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan
0, misalnya angket atau bentuk uraian". Adapun rumus alpa yang
64
digunakan adalah seperti berikut ini:
z:::
mm
mmm
(Suharsimi Arikunto, 1991:165)
Keterangan:
rj 1 = reiabifitas instrumen.
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal.
jumlah varians butir.
b2 -=jum
.^ =
t= uaris
varian total.
Hasil yang diperoleh dari r^ -| ini selanjutnya dikonsultasikan dengan
tabel interprestasi nilai r, seperti pada Tabel 3.3 di bawah ini. Sedangkan
untuk pengujian dengan t-student digunakan taraf signifikansi 95 %.
Tabel 3.3
Interprestasi Nilai r
;iten?resta^^x
Besafflyafliial fi i! I!
Tinggi
Antara 0,80 s/d 1,00
Cukup
Antara 0,60 s/d 0,80
Agak
rendah
Antara 0,40 s/d 0,60
rendah
Antara 0,20 s/d 0,40
Sangat rendah (tidak berkorelasi)
Antara 0,00 s/d 0,20
(Sutrisno Hadi, 1979:275)
4. Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas
Instumen yang akan digunakan dalam penelitian teriebih dahulu diuji
mengenai validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan kaidah-kaidah
yang telah dibahas terdahulu. Untuk uji validitas menggunakan perhftungan
dengan menggunakan rumus korelasi Produck-moment dari person,
sedangkan uji reliabilitas menggunakan rumus alpa.
65
Uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan untuk kedua instrumen
penelitian yaitu instrumen untuk mengukur budaya organisasi dan
instrumen untuk mengukur kualitas kinerja dosen. Hasil dari uji validitas
dan reliabilitas ini dapat dilihat pada Tabel 3.4 dan Tabel 3.5 dibawah ini.
66
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Instrumen Budaya Organisasi
IUs
1- i
i
35 :'
0
77
1225
4 !
i
r
12? 10.87546
1
|
Interpretasi!
Student-t
!
1
i
|
|
|
1
'7.165020087 f
Valid
j
0.45 !
39/5 11180
143106
1392400 1
115 10.52745 12.170274581 1
Valid
1
0.61 j
34 ;
1156
4130
• 1 i C,*.
143106
1392400 1
122 10.75017 •4.245080220 1
Valid
1
0.64 j
71;
1225
4284 ;nee
143106
1392400 1
133 10.76435 14.453598716 1
Valid
1
1.05 |
108?
3997 '1180
143106
1392400 1
11? 10.58205 12.546531508 1
Valid
1
0.81 j
1
illL'V
s:
*:
35 ;
4226 meo
143106
1392400 !
131 10.52957 12.183898948 1
Valid
1
0.85 j
j.'
;
1521
4685 11180
143106
1392400 1
159 10.50818 12.049590661 1
Valid
1
0.69 1
•jy
!
ORGANISASI DENGAN KUALITAS
KINERIA DOSEN
(Suatu Kajian Pendapat dari Para Dosen FPTK IKIP Bandung)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebahagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh :
ARIF RAHMAN
NIM. 949601
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
1997
Disetujui dan disahkan oieh Pembimbing:
PROF. DR. H. SUPANDI
Pembimbing
DR. H.TB.ABINSYAMSUDDINM.,M.A.
Pembimbing
ABSTRAK
HUBUNGAN PENGARUH ANTARA BUDAYA
ORGANISASI DENGAN KUALITAS
KINERJA DOSEN
(Suatu Kajian Pendapat dari Para Dosen FPTK IKIP Bandung)
Oieh:
Arif Rahman
him. xix; 182;
Budaya organisasi memiliki peran yang sangat strategis dalam
pembinaan sumber daya manusia Indonesia dalam menghadapi masa
tinggal landas, karena budaya organisasi menyangkut masalah prilaku
orang-orang yang bekerja di suatu organisasi tersebut. Budaya organisasi
umumnya mempengaruhi prilaku anggota organisasi sehingga dapat
menciptakan suatu kebersamaan, baik dalam sikap maupun perilaku
anggota organisasi dalam mencapai keberhasilan pencapaian tujuan
organisasi.
Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan IKIP Bandung sebagai
suatu organisasi atau lembaga yang bergerak dalam bidang pendidikan
tenaga kependidikan berharap memiliki suatu budaya organisasi yang
dapat mempengaruhi secara positif kinerja dari anggotanya khususnya
dosen sebagai salah satu crvitas akademikanya. Berdasarkan pemikiran
ini, penulis tertarik untuk meneliti apa dan bagaimana pengaruh budaya
organisasi terhadap kualitas kinerja dosen FPTK IKIP Bandung.
Sesuai dengan maksud penelitian ini yaitu untuk mengungkap
gambaran karaktristik utama budaya organisasi, gambaran kualitas
kinerja dosen dan hubungan pengaruh antara budaya organisasi dengan
kualitas kinerja dosen FPTK IKIP Bandung, maka metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Adapun yang
menjadi sampel dalam penelitian ini adalah dosen FPTK IKIP Bandung.
Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner, mengenai
variabel yang sedang diteliti yaitu variabel budaya organisasi dan variabel
kualitas kinerja dosen FPTK IKIP Bandung. Sedangkan analisis datanya
dilakukan melalui analisis univariate dan analisis bivariate. Analisis uni
variate dimaksudkan untuk mendapatkan estimasi (deskripsi) tentang
masing-masing varaibel, sedangkan analisis bivariate dimaksudkan untuk
mengungkap signifikansi kualitas hubungan atau korelasi dua variabel.
Hasil analisis ditemukan bahwa terdapat hubungan yang berarti
dan positif antara budaya organisasi dengan kualitas kinerja dosen FPTK
IKIP Bandung sebesar rs = 0,4316 dengan faktor penentu sebesar
18,63%, artinya kualitas kinerja dosen FPTK IKIP Bandung ditentukan
sebesar 18,63% oieh budaya organisasinya atau sebaliknya. Gambaran
karaktristik budaya organisasi FPTK IKIP Bandung menunjukan bahwa
budaya organisasi FPTK IKIP Bandung ada dalam kategori tinggi.
xii
XIII
Masalah budaya organisasi sebagai salah satu variabel penting
demikian
karena budaya organisasi menc.ptakan P^XTs^nJSS
di antara para anggota organisasi mengenal bagaimana seDenamyd
organ
sasi fu dan blgaimana
anggotanya harus berpr^ku.
oiyaiuo
karaktristik budaya organisasi yang menjaai sud
vanabefpSlan
terfebS di ^a^a^e^cakuP dime„« J^
moHvm n^riiakij ^Qghaah mengetahui taraf dari masmg-masing
?(3
oada Smana keplmimpinan fakuftas mampu mengelola potensH ^
Dotensi dlri berSagai kelompok informal agar tidak dipandang| sebagai U>
genghamba" birokrasi, tetapi su^daya yangdapat ^nfaa^n 3
Untuk keoentinaan organisasi.f Pengambilan keputusan ^a*™"
-SS^Wenarnya
merupakan salah satui shratag
organisasi dalam memanfaatkan sistem n.la. yang rnenjad,acuapara
annnota oraanisasi Mungkin potensi kelompok informal yang kurang
nffitlf daoa? menjadi produktif, misalnya dengan pembentukan
faktor-faktor extrinsic rewards tentunya periui d,Pir^tlka" *gggL
Pr0sesK^alemene,oarganisasi)fagKu,tas bjhkan -^XSaHemS I
SESAME!«
SW-EftS-^ V*
S
Pe?auratn Tlndfli yang di dalamnya menuntut kompetensi
oroteSonaSa dalarrI Tugas pendidikan dan pengajaran peneiman dan >
SSnaansW-pengabdian kepada.^^f^rSs
atau
cin-cin kewenangan tugas aiau
tompeteXa9atau ESerla dosen tidak mempertihatkan profeaonahtas
maka darat diDerkirakan bagaimana hasil pendidikan sebagai fungsi
n,1knlDafsP Oieh karenannya hasil penelitian ini dari segi manajemen dan
CSsi
ftSas me^ankan uftuk memperhatikan faktor-faktor mi.
—SsST rararia memperilhatkan
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
iii
KATA PENGANTAR
v
UCAPANTERIMA KASIH
vii
ABSTRAK
xii
DAFTAR ISI
xiv
DAFTAR TABEL
xvii
DAFTAR GAMBAR
xix
BAB
I PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Rumusan Masalah
7
C. Pertanyaan Penelitian
9
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
11
1. Tujuan Penelitian
12
2. Manfaat Penelitian
13
E. Anggapan Dasar dan Hipotesis Penelitian
BAB
13
1. Anggapan Dasar Penelitian
13
2. Hipotesis Penelitian
14
F. Alur Kegiatan Penelitian
15
G. Lokasi dan Sampel Penelitian
16
H. Sistematika Pembahasan
17
II
BUDAYA ORGANISASI DAN KUALITAS
19
KINERJA DOSEN
xiv
XV
A. Budaya
19
B. Organisasi
21
C. Budaya Organisasi
23
D. Kinerja
26
E. Kualitas Kinerja Dosen
33
F. Pengukuran Kualitas Kinerja Dosen
37-
1. Kualitas Kinerja Dosen dalam Pendidikan
dan Pengajaran
38
2. Kualitas Kinerja Dosen dalam Penelitian
dan Pengembangan
43
3. Kualitas Kinerja Dosen dalam Pengabdian
Kepada Masyarakat
G. Hasil-hasil Penelitian Sebelumnya
BAB III PROSEDURE PENELITIAN
46
48
52
A. Metode Penelitian
52
B. Populasi dan Sampel
C. Pengembangan Alat Pengumpul Data
53
55
1. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
55
2. Penjabaran Konsep Teoritik dan Empirik Variabel
Penelitian
57
3. Kesahihan (validity) dan Keterandalan (reliability)
instrumen
4. Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas
59
64
D. Pelaksanaan Pengambilan Data
64
BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
71
A. Prosedure Pengolahan dan Analisis Data
71
XVI
BAB
B. Deskripsi Data
75
C. Deskripsi Univariat Variabel yang Diteliti
75
1. Budaya Organisasi
76
2. Kualitas Kinerja Dosen
98
V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
114
114
1. Hubungan Pengaruh Budaya Organisasi Dengan
Kualitas Kinerja Dosen
114
2. Budaya Organisasi
115
3. Kualitas Kinerja Dosen
121
B. Rekomendasi
123
C. Penutup
126
DAFTAR KEPUSTAKAAN
128
LAMPIRAN
133
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
3.1 Jumlah Tenaga Pengajar Masing-masing Jurusan
di FPTK IKIP Bandung
54
3.2 Jumlah Sampel pada Masing-masing Jurusan
di FPTK IKIP Bandung
54
3.3 Interprestasi Nilai r
64
3.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Budaya Organisasi
66
3.5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Kualitas Kinerja Dosen
76
4.1 Jumlah Sampel pada Masing-masing Jurusan
di FPTK IKIP Bandung
75
4.2 Tingkat Insiatif IndMdu
77
4.3 Tingkat Toleransi Terhadap Tindakan Berisiko
79
4.4 Tingkat Pengarahan
81
4.5 Tingkat Integrasi
83
4.6 Tingkat Dukungan Manajemen
85
4.7 Tingkat Kontrol
87
4.8 Tingkat Indentitas
89
4.9 Tingkat Sistem Imbalan
91
4.10 Tingkat Toleransi Konflik
93
XVII
XVIII
4.11 Tingkat Pola Komunikasi
95
4.12 Tingkat Budaya Organisasi
97
4.13 Kualitas Kinerja Pendidikan dan Pengajaran
99
4.14 Kualitas Kinerja Penelitian dan Pengembangan
101
4.15 Kualitas Kinerja Pengabdian Kepada Masyarakat
103
4.16 Kualitas Kinerja Dosen
105
4.17 Koefisien korelasi Spearman Antara Subvariabel
109
4.18 Matrik Koefisien Korelasi Searman
110
5.1 Gamaran Sepuluh Karaktristik Budaya Organisasi
FPTK IKIP Bandung
5.2 Gambaran Tiga Kinerja Dosen FPTK IKIP1 Bandung
121
123
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar
Halaman
1.1 Hubungan Antar Variabel
9
1.2 Alur Kegiatan Penelitian
16
3.1 Dasar untuk memilih sebuah tes statistik
74
4.1 Histogram Tingkat Insiatif IndMdu
78
4.2 Histogram Tingkat Toleransi Terhadap Tindakan Berisiko
80
4.3 Histogram Tingkat Pengarahan
82
4.4 Histogram Tingkat Integrasi
84
4.5 Histogram Tingkat Dukungan Manajemen
86
4.6 Histogram Tingkat Kontrol
88
4.7 Histogram Tingkat Indentitas
90
4.8 Histogram Tingkat Sistem Imbalan
92
4.9 Histogram Tingkat Toleransi Konflik
94
4.10 Histogram Tingkat Pola Komunikasi
96
4.11 Histogram Tingkat Budaya Organisasi
98
4.12 Histogram Kualitas Kinerja Pendidikan dan Pengajaran
100
4.13 Histogram Kualitas Kinerja Penelitian dan Pengembangan
102
4.14 Histogram Kualitas Pengabdian Kepada Masyarakat
104
4.15 Histogram Kualitas Kinerja Dosen FKCgsffSFB^dung
106
4.16. Bagan Hubungan anta variabel ^^Sud v^%b^K(x)
113
XlXx-'^-rr:-^./-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pergeseran struktur masyarakat dari masyarakat tradisional ke
masyarakat industri, memiliki dampak yang mendasar terhadap arah
pengembangan
sumberdaya
manusia
Indonesia.
Pergeseran
ini
membawa implikasi terliadap perubahan budaya organisasi.
Dalam dunia industri manusia dianggap sebagai salah satu faktor
produksi
yang
penting
(man,
maney,
machine,
material,
dan
method/management). Hal ini menarik karena sifatnya yang sangat
dinamis dan bervariasi. Manusia dapat berperan sebagai subyek maupun
objek dari suatu proses. Karena sangat pentingnya peran itu maka
pemerintah menekankan pada pengembangan sumber daya manusia
(PSDM)
dalam
mendukung
pembangunan
nasional
secara
berkesinambungan. Dalam GBHN dikemukakan bahwa:
Titik berat Pembangunan Jangka Panjang Kedua diletakkan pada
bidang ekonomi, yang merupakan penggerak utama pembangunan
bidang-bidang lainnya, seiring dengan kualitas sumberdaya manusia;
dan didorong secara saling memperkuat, saling terkait dan terpadu
dengan pembangunan bidang-bidang lainnya yang dilaksanakan
seirama, selaras, dan serasi dengan keberhasilan pembangunan
bidang ekonomi dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran
pembangunan nasional.
Masalah manusia dalam manajemen sumberdaya manusia tidaklah
lepas dari konteks budaya, dan kinerja. Masalah budaya dalam
manajemen pada dua dasawarsa terahir ini telah menjadi pusat perhatian
masyarakat, hal ini disebabkan antara lain setelah melihat kemajuan
1
industri Jepang yang dalam waktu singkat mampu memasuki seluruh
penjuru dunia, bahkan mampu mengalahkan dominasi Amerika yang
sebelumnya menguasai pasar dunia. Keunggulan Jepang dalam bidang
penndustrian antara lain disebabkan oieh nilai-nilai budayanya. Jadi
budayalah yang merupakan faktor yang turut mempengaruhi dalam
kemajuan sektor industri di Jepang.
Peter & Waterman (Gibson, 1994: 41) dalam bukunya yang
berjudul in Search of Excellence, menyatakan bahwa 'organisasiorganisasi Amerika yang terbaik sama saja dengan organisasi-organisasi
Jepang yang baik pula'. Keunggulan organisasi Jepang dibandingkan
dengan organisasi Amerika adalah tertetak pada sisi budayanya.
Emi Zulaifah Irsyad (1995 : 10) memberikan pengertian "budaya
secara umum, sebagai adat istiadat, tata cara, nilai yang hidup dalam
satu kelompok tertentu". Hofstede (Henry L. Tosi, 1990: 119) membagi
nilai-nilai budaya ke dalam empat dimensi, yaitu:
Kesenjangan
kekuasaan
(power
distance),
individualitas
(individuality),
kecendrungan
mengelakkan
ketidakpastian
(uncertainty avoidance) dan maskulinitas (masculinity).
Secara khusus, Schein (1982) dalam Emi Zulaifah Irsyad (1985 :
10) mendefinisikan budaya organisasi itu sebagai '...pola dari seperangkat
asumsi dasar yang diterima satu kelompok setelah terbukti bahwa asumsi
tersebut mampu menyelesaikan masalah adaptasi (ke luar) dan alat
integrasi (ke dalam)'. Gibson (1994 : 41) mendefinisikan "budaya
organisasi sebagai suatu sistem nilai, kenyakinan dan norma-norma yang
unik yang dimiliki secara bersama oieh anggota suatu organisasi".
Budaya organisasi dapat dikatakan juga sebagai nilai-nilai yang
dominan, falsafah yang didukung oieh organisasi hal ini sesuai dengan
yang dinyatakan oieh Robbins sebagai berikut:
budaya organisasi itu adalah sebagai nilai-nilai dominan yang
didukung oieh organisasi, falsafah yang menuntun kebijaksanaan
organisasi terhadap pegawai dan pelanggan, cara pekerjaan
dilakukan di tempat itu dan asumsi atau kepercayaan dasar yang
terdapat di antara anggota organisasi Robbins (1994 : 479).
Sealain itu Robbin juga memberikan karaktristik utama yang menjadi
pembeda budaya organisasi. Karateristik-karaktistik itu adalah:
(1) Individual Initiative, (2) Risk tolerance, (3) Direction, (4)
Integration, (5) Management support, (6) Control, (7) Identity,
(8) Reward system, (9) Conflict tolerance dan (10) Communica
tion patterns.
Dari beberapa definisi tersebut di atas dapatlah dikatakan bahwa
budaya organisasi merupakan sesuatu hal yang kuat, yang mendasari
cara kerja orang-orang yang terdapat pada suatu organisasi. Budaya
Organisasi yang kuat dan kohesif akan memotivasi secara internal pada
karyawan untuk bekerja lebih produktif. Nilai-nilai tersebut mempengaruhi
persepsi dan prilaku seseorang sehingga setiap masalah dalam pekerjaan
akan dilihat melalui kerangka berfikir yang berdasarkan nilai-nilai sebagai
acuan. Kerangka budaya organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi
inilah yang harus dicari dan disesuaikan kalau organisasi ingin berhasil
dalam persaingan saat ini. Peter dan Waterman dalam Gibson (1994 :
41) menyatakan bahwa "kebudayaan itu dapat menjadi kekuatan positif
dan negatif dalam mencapai prestasi yang efektif.
Sejalan dengan masalah budaya organisasi tadi maka masalah
kualitas kinerja juga merupakan hal yang menarik untuk dikaji.
Kinerja biasa disebut juga dengan performance, "...yang juga
berarti prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau pencapaian kerja atau
hasil kerja/unjuk kerja/penampilan kerja" LAN (1992 : 3).
August W. Smith (1982 : 393) menyatakan bahwa performansi
atau kinerja adalah: '...output drive from processes, human or
otherwise". Jadi dikatakannya bahwa kinerja merupakan hasil atau
output dari suatu proses.
Berbagai upaya dapat ditempuh untuk menciptakan produktivitas,
salah satunya adalah dengan meningkatkan kualitas kinerja. Soeharsono
Sagir (1985 : 12) menyatakan bahwa ada enam faktor yang turut
menentukan tingkat produktivitas yaitu "...pendidikan, teknologi, tata nilai,
iklim kerja, derajat kesehatan dan tingkat upah minimum". Dari keenam
faktor tersebut secara eksplisit dalam faktor iklim kerja diuraikan
pentingnya hubungan manusiawi yang serasi antara pimpinan dengan
pegawai dan pegawai dengan pegawai lainnya. Selanjutnya, dapat
dikatakan bahwa kinerja merupakan hasil dari nilai-nilai budaya organisasi,
yang berarti pula bahwa kinerja juga merupakan manifestasi nilai-nilai
budaya yang ada.
Beberapa pengertian di atas maka dapat dikatakan bahwa untuk
melihat kinerja kita dapat melihatnya dari efektifitas, produktivitas dan
efisiensinya. Karena kinerja mengandung pengertian masukan, proses dan
keluaran.
FPTK IKIP Bandung sebagai salah satu fakultas yang pada
lembaga
pendidikan tenaga
kependidikan,
pada
hakekatnya juga
merupakan suatu organisasi yang mempunyai budaya. Pada FPTK IKIP
Bandung terdapat hal-hal sebagai berikut:
kekhususan,
kestabilan,
peraturan yang harus dipatuhi, simbol, pemersatu, diterima, refleksi dari
top manajer dan
macam-macam kekuatan. Yang menurut Newstrom
(1993 : 60), hal-hal di atas itu adalah merupakan karaktristik dari budaya
organisasi.
Sehubungan dengan pendapat Peter dan Waterman yang dikutip
oieh Gibson (1994 : 41) yang menyatakan bahwa 'kebudayaan itu dapat
menjadi kekuatan yang positif dan kekuatan negatif dalam mencapai
pretasi yang efektif. Budaya yang kuat dicirikan oieh nilai inti dari
organisasi yang dianut dengan kuat, diatur dengan baik dan dirasakan
bersama secara luas. Makin banyak anggota suatu organisasi menerima
nilai-nilai inti, menyetujui jajaran tingkat kepentingan dan merasa sangat
terikat kepada organisasi, maka makin kuat budaya tersebut. Organisasi
yang muda atau yang turnover anggotanya tinggi, mempunyai budaya
yang lemah karena para anggota tidak mempunyai pengalaman yang
diterima bersama dan yang dapat menciptakan pengertian yang sama.
Hal-hal di atas ini bukan berarti bahwa semua organisasi yang sudah
matang dengan anggota yang stabil akan mempunyai budaya yang kuat.
Robbln (1994: 484) menyatakan bahwa "pengaruh dari suatu
budaya
yang kuat terhadap kefektifan adalah bersatunya budaya dengan strategi,
lingkungan dan teknologi". Makin kuat budaya suatu organisasi, makin
penting budaya tersebut
cocok dengan variabel-variabel
strategi,
lingkungan dan teknologi.
FPTK IKIP Bandung bertujuan menghasilkan tenaga kependidikan
yang terdiri dari guru, dan tenaga ahli pendidikan teknologi dan kejuruan
yang mampu mengembangkan ilmunya untuk memenuhi pembangunan
masyarakat, bangsa dan negara. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas,
unsur yang
amat
menentukan adalah
mahasiswa
dan
dosen.
Keberhasilan mahasiswa sebagai subjek belajar berkaitan dengan proses
pribadi dalam menginternalisasi pengetahuan, nilai, sifat, sikap dan
keterampiian yang ada di sekitarnya. Sedangkan keberhasilan dosen
sebagai subjek mengajar ditentukan oieh kualitas kinerja secara pribadipribadi.
Sebagai
civitas akademika,
dosen
mempunyai
tugas
melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi, yaitu tugas dalam pendidikan
dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Tugas-
tugas di atas inilah yang dijadikan sebagai ukuran dari kualitas kinerja
dosen.
Beberapa penelitian terdahulu menginformasikan bahwa "...
performansi kerja guru yang diteliti ini temyata secara empirik dapat
diterangkan oieh faktor-faktor iklim organisasi dan kepuasan kerja guru"
(Idohi Anwar, 1984:305).
Danny Meirawan (1987: 121) dalam penelitiannya menyimpulkan
bahwa "...iklim organisasi sekolah merupakan hal atau faktor yang
menentukan penampilan kerja guru".
Syahrul Fauzi Siregar (1995: VI-3)
dalam penelitiannya
menyimpulakan bahwa " Budaya Perosahaanjjajjfl^diteliti, ternyata tidak
berpengaruh secara signifikan terhadj^J^^^n^fsi.^erusahaan".
Berdasarkan latar belakangftasilalfila^ beb^|ka hasil penelitian
terdahulu maka periu kiranya diket^hui^agaiffiartajbudaya organiasi yang
ada di FPTK IKIP Bandung serta' hubungannya^deliraaTi kualitas kinerja
dosen dalam meningkatkan kinerja kelembagaan sebagai suatu kesatuan
organisasi.
B. Rumusan Masalah
Isu mengenai rendahnya produktivitas pendidikan tinggi menunjukan
adanya sesuatu yang kurang dalam penyelenggaraan di perguruan tinggi,
terutama berkaitan dengan kualitas tenaga pengajamya. Hasil studi yang
dilakukan Helmut Weber menunjukan bahwa kualitas dosen di Indonesia
rata-rata masih rendah dan mereka belum sanggup bersaing. Hal ini
disebabkan jumlah pengajar berpendidikan S2/S3 hanya 20% dan
sebagian besar belum memenuhi kebutuhan terhadap pengetahuan dan
pemikiran yang bersifat ilmiah (Kompas, 1992: VI).
Gejala tersebut di atas juga terjadi dalam lingkup mikro seperti
FPTK IKIP Bandung sendiri pengajar yang berpendidikan S2/S3 masih di
bawah 20% , hal ini ditunjukan dari dosen tetap yang ada sebanyak 150
orang hanya 25 orang yang berpendidikan S2 (Evaluasi Diri IKIP
Bandung, 1995). Namun data terbaru dari Perkembangan IKIP Bandung
Tahun 1995/1996 tercatat bahwa Dosen FPTK IKIP Bandung yang
berpredikat pendidikan S2/S3 ada sebanyak 38 dari 172 orang dosen
(Perkembangan IKIP Bandung Tahun 1995/1996: 44). Hal ini menunjukan
bahwa dari kualrfikasi pendidikan, FPTK IKIP Bandung sudah memiliki
22,1% yang berpendidikan S2/S3, hal ini menunjukan adanya peningkatan
kualitas dari segi pendidikan para dosennya. Namun untuk melihat kualitas
kinerjanya dosen bukan hanya dari kualifikasi pendidikannya, karena untuk
menilai kualitas kinerja dosen harus dilihat dari berbagai aspek
8
diantaranya (1) aspek tugas pendidikan dan pengajar, (2) aspek tugas
penelitian dan pengembangan, (3) aspek tugas pengabdian pada
masyarakat, (4) aspek tugas pembimbingan dan (5) aspek tugas
administrasi. Aspek-aspek inilah yang akan dijadikan sebagai ukuran dari
kualitas kinerja dosen.
FPTK IKIP Bandung yang mengemban tugas mendidik para guru \
dan tenaga ahli pendidikan teknologi dan kejuruan mempunyai tugas yang
sangat berat, karena harus dapat berpacu dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Untuk hal tersebut periu didukung oieh para
pengelola dan pendidik yang mempunyai kualitas kinerja yang tinggi.
Berkenaan dengan hal tersebut di atas maka permasalahan yang periu
diindentifikasi dengan merujuk pada pertanyaan pokok penelitian yang
dirumuskan sebagai berikut. Sejauh manakah pengaruh budaya
organisasi terhadap kualitas kinerja dosen FPTK IKIP Bandung?
Adapun yang menjadi ukuran budaya organisasi adalah sepuluh
faktor budaya organisasi menurut Stephen P Robbins yang berupa
prilaku yang diwujudkan oieh dosen dalam melaksanakan tugasnya di
lembaga dan pengaruhnya terhadap kualitas kinerjanya. Adapun sepuluh
faktor itu diantaranya adalah (1) insiatif individu, (2) toleransi resiko, (3)
pengarahan,
(4)
integrasi,
(5)
dukungan
pimpinan,
(6)
kontrol
(pengawasan), (7) identitas, (8) sistem reward, (9) toleransi konflik dan
(10) pola komunikasi.
Beberapa persoalan yang timbul sehubungan dengan pokok
masalah di atas adalah sebagai berikut:
1. Seberapa tinggi tingkat budaya organisasi di FPTK IKIP Bandung?
2. Seberapa tinggi tingkat kualitas kinerja dosen
FPTK
IKIP
Bandung?
3. Apakah terdapat pengaruh yang berarti dari budaya organisasi
terhadap kualitas kinerja dosen FPTK IKIP Bandung?
Persoalan ini dapat digambarkan sebagai berikut:
A
Budaya Organisasi:
1. Insiatif Indi
vidu
2. Toleransi Resi
ko
3. Pengarahan
4. Integritas
5. Dukungan Mana
jemen
Kualitas Kinerja Dosen :
1. Pendidikakn dan
Pengajaran
2. Penelitian dan
6. Kontrol
7. Identitas
8. Sistem Balas
Jasa
9. Toleransi Konflik
10. Pola Komunikasi
Pengembangan
3. Pengabdian Kepada
Masyarakat
Gambar 1.1. Hubungan Antar Variabel
Permasalahan pokok tersebut merupakan acuan penelitian
yang periu dibahas secara
rinci, sehingga dapat memberikan
gambaran tentang budaya organisasi dan kualitas kinerja secara
keseluruhan.
C. Pertanyaan Penelitian
Dari beberapa persoalan pokok di atas dapatlah diuraikan
pertanyaan-pertanyaan penelitian selanjutnya, sebagai berikut ini:
10
1.
Seberapa tinggi budaya organisasi di FPTK IKIP Bandung?
a)
Seberapa tinggi tingkat insiatif individu dosen FPTK
IKIP Bandung?
b)
Seberapa tinggi toleransi resiko dari dosen FPTK
IKIP Bandung?
c)
Seberapa tinggi tingkat pengarahan dari pimpinan
FPTK IKIP Bandung?
d)
Seberapa tinggi tingkat integrasi yang dirasakan
dosen dalam organisasi FPTK IKIP Bandung?
e)
Seberapa tinggi tingkat dukungan pimpinan FPTK
IKIP Bandung yang dirasakan dosen?
f)
Seberapa tinggi tingkat kontrol pengawasan dari
pimpinan?
g)
Seberapa tinggi tingkat identitas dosen FPTK IKIP
Bandung?
h)
Seberapa tinggi tingkat sistem imbalan dosen FPTK
IKIP Bandung?
i)
Seberapa tinggi
toleransi konflik di FPTK IKIP
Bandung?
j)
Seberapa tinggi tingkat pola komunikasi di FPTK
IKIP Bandung?
2.
Seberapa tinggi tingkat kualitas kinerja dosen FPTK IKIP
Bandung?
11
a)
Seberapa tinggi tingkat kualitas pendidikan dan
pengajaran dari dosen FPTK IKIP Bandung?
b)
Seberapa tinggi tingkat kualitas penelitian dan
pengembangan dari dosen FPTK IKIP Bandung?
c)
Seberapa tinggi tingkat kualitas pengabdian kepada
masyarakat dari dosen FPTK IKIP Bandung?
3.
Apakah terdapat pengaruh yang berarti dari budaya organisasi
terhadap kualitas kinerja dosen FPTK IKIP Bandung?
a)
Berapa besar koefisien asosiasi atau faktor determinasi
(faktor penentu) budaya organisasi dengan kualitas kinerja
dosen FPTK IKIP Bandung?
b)
Apakah mempunyai hubungan yang positif antara budaya
organisasi dengan kinerja dosen FPTK IKIP Bandung?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap gambaran karakteristik
utama budaya organisasi dan gambaran mengenai kualitas kinerja dosen
FPTK IKIP Bandung. Dari gambaran-gambaran yang didapat dari budaya
organisasi dan kualitas kinerja dosen selanjutnya adalah mengungkap
pengaruh budaya organisasi yang ada di FPTK IKIP Bandung terhadap
kualitas kinerja dosennya.
Karakteristik utama budaya organisasi sebagai ukuran untuk mengungkap
gambaran budaya organisasi, penulis menggunakan sepuluh karaktristik
utama yang dikemukakan oleh Robbin (1994: 480) yaitu: (1) individual
Initiative, (2) risk tolerance, (3) direction, (4) Integration, (5)
12
management support, (6) control, (7) Identity, (8) reward system, (9)
conflict tolerance dan (10) communication patterns. Sedangkan untuk
mengungkap kualitas kinerja dosen penulis mendeskripsikannya dari tugas
dosen
sebagai cMtas akademika yaitu melaksanakan tugas Tri
Darmanya. Adapun darma-darma tersebut adalah (1) darma dalam
pendidikan
dan
pengajaran, (2)
darma
dalam
penelitian
dan
pengembangan dan (3) darma dalam pengabdian pada masyarakat.
Gambaran pengaruh budaya organisasi dan kualitas kinerja dosen
FPTK IKIP Bandung ini diharapkan dapat bermanfaat bagi (1) manajemen
fakultas dalam membina dan mengembangkan organisasi; (2) merancang
jenis kegiatan manajemen yang kondusif untuk memacu kegiatan dosen
sehingga kualitas kinerja dosen ada dalam kualifikasi sangat tinggi.
Dengan demikian dapat dinyatakan secara rinci mengenai tujuan
dan manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan penelitian
Secara
umum penelitian ini
bertujuan
untuk mendapatkan
gambaran tentang budaya organisasi FPTK IKIP
Bandung dan
pengaruhnya terhadap kualitas kinerja dosennya.
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan beberapa
gambaran, diantaranya:
a. Gambaran dari karaktristik utama budaya organisasi FPTK
IKIP Bandung.
b. Gambaran mengenai kualitas kinerja dosen
Bandung.
FPTK IKIP
13
Gambaran mengenai pengaruh budaya organisasi terhadap kualitas
kinerja dosen.
2. Manfaat Penelitian
Gambaran pengaruh budaya organisasi dan kualitas kinerja dosen
FPTK IKIP Bandung ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis
maupun praktis
Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan
llmu Administrasi Pendidikan terutama mengenai budaya organisasi dan
kinerja dosen. Secara praktis penelitian ini bermanfaat untuk:
a. Manajemen fakultas dalam membina dan mengembangkan
organisasi.
b. Merancang jenis kegiatan manajemen yang kondusif untuk
memacu kegiatan dosen sehingga kualitas kinerja dosen ada
dalam kualifikasi sangat baik.
E. Anggapan Dasar dan Hipotesis Penelitian
1. Anggapan Dasar Penelitian
Anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang
kebenarannya diterima oleh peneliti. Anggapan dasar ini diperiukan untuk
memperkuat permasalahan, membantu peneliti dalam memperjelas
menetapkan obyek penelitian, wilayah pengambilan data dan instrumen
pengumpul data.
Seperangkat anggapan dasar yang dibangun sebagai iandasan
untuk kenyakinan tentang kokohnya pelaksanaan penelitian, adalah
sebagai berikut:
14
a) Setiap organisasi mempunyai kebudayaan, dan kebudayaan itu
dapat menjadi kekuatan positif dan/atau negatif dalam
mencapai prestasi yang efektif (Gibson, 1994:41).
b) Budaya organisasi merupakan persepsi umum yang diyakini
oleh para anggota organisasi (Robbin, 1994:481).
c) Budaya yang kuat dicirikan oleh nilai inti dari organisasi yang
dianutnya dengan kuat, diatur dengan baik, dan dirasakan
bersama secara luas. Makin banyak anggota yang menerima
nilai-nilai inti, menyetujui jajaran tingkat kepentingannya dan
merasa sangat terikat kepadanya, maka makin kuat budaya
tersebut (Robbin, 1994: 483).
2. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah merupakan jawaban sementara dari rumusan
masalah yang periu diuji kebenarannya. Berdasarkan rumusan masalah
pokok tersebut di atas, maka berikut ini diajukan hipotesis penelitian
sebagai berikut:
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Budaya
Organisasi dengan Kualitas Kinerja Dosen FPTK IKIP Bandung.
1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara insiatif
individu dengan kualitas kinerja Dosen FPTK IKIP Bandung.
2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara toleransi
resiko dengan kualitas kinerja Dosen FPTK IKIP Bandung.
3. Terdapat
hubungan yang positif dan signifikan
antara
pengarahan dengan kualitas kinerja Dosen FPTK IKIP Bandung.
4. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara integrasi
dengan kualitas kinerja Dosen FPTK IKIP Bandung.
5. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara dukungan
pimpinan dengan kualitas kinerja Dosen FPTK IKIP Bandung.
6. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kontrol
dengan kualitas kinerja Dosen FPTK IKIP Bandung.
16
Penentiiari llijiiah:Pehsfitiatfr iiari: Pejxirntriari Masafah
Studi Kepuslakaan, meliputi: Budaya Organisasi dan Kinerja Dosen.
i
Penentuan Variabel dan Indikator:
1. Budaya Organisasi: 10 Faktor Budaya Organisasi
2. Kinerja Dosen: Tri Darma Perguruan Tinggi
Penentuan/Pembuatan Alat dan Teknik Pengumpulan Data. Kuesioner (Angket)
Pembuatan
Kuesioner
Penentuan Sampel
Penentuan
Penelitian
Teknik Pengolahan
Pengumpulan dan Pengolahan Data
1. Penyusunan Matrik Data Mentah
2. Perhitungan Statistik, Jumlah, Rata-rata .Prosentase, Standar Deviasi dari Skor
3. Kategorisasi Skor
4. Mengitung Koefisien Korelasi Spearman, Faktor Penentu dan Uji Keberartian Korelasi
i
Analisis Hasil Pengolahan data
-*—:.'.". __^
^Kasirriputan :dari:R?kemandasV
Gambar 1.2. Alur Kegiatan Penelitian
G. Lokasi dan Sampel Penelitian
Lokasi dari penelitian ini adalah Fakultas Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan (FPTK) IKIP Bandung. Dari lokasi ini sebagai populasinya adalah
keseluruuhan karaktristik, unsur, nilai yang menyangkut budaya organisasi
dan kinerja dosen FPTK IKIP Bandung. Dengan demikian yang menjadi
anggota populasi adalah semua dosen FPTK IKIP Bandung.
Jumlah dosen FPTK IKIP Bandung ada sebanyak 175 orang. Dari
jumlah 175 orang dosen itu diambil sampel sebanyak 50 orang dosen.
17
Karena FPTK IKIP Bandung terdiri dari empat jurusan, maka selanjutnya
menentukan banyaknya sampel yang akan diambil dari setiap jurusan.
Untuk maksud penentuan jumlah sampel setiap jurusan ini digunakan
dengan teknik sampel proporsional.
H. Slstematika Pembahasan
Sistematika Pembahasan yang digunakan pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Bab I
Pendahuluan
Membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, anggapan dasar dan hipotesis
penelitian, lokasi dan sampel penelitian, alur penelitian dan
sistematika pembahasan.
Bab II Telaah Kepustakaan/Kerangka Teoritis
Membahas berbagai konsep dasar dan teori-teori yang berkaitan
dengan penelitian serta mendiskusikan berbagai hasil penelitian
terdahulu yang sesuai dengan maslah yang diteliti.
Bab III
Metode Penelitian
Menjabarkan lebih rinci mengenai metode penelitian yang secara
garis besar telah disinggung pada^ffpND'qDfcnrembangan alat
pengumpul data dan membahas ^n^r^i>prosed^r% pengolahan
dan analisis data. Termasuk /ijajanti* ~b%tf .it* tjd£1|h laporan
mengenai instrumen yang digunakan besertsT;validitas dan
reliabilitasnya.
18
Bab IV Pengolahan dan Analisis Data
Berisi langkah-langkah pengolahan data, hasil-hasil yang diperoleh
dari pengolahan data sesuai dengan metodelogi yang digunakan
serta interpretasi atas hasil-hasil tersebut.
Bab V
Kesimpulan dan Rekomendasi
Berisi mengenai pemaknaan semua hasil penelitian secara terpadu
dan rekomendasi bagi para pembuat kebijakan, para pengguna
hasil penelitian serta para peneliti yang akan melanjutkan penelitian
ini.
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian
ini
-
dimaksudkan
untuk
mengungkap
gambaran
karaktristik utama budaya organisasi, gambaran kualitas kinerja dosen
dan kontribusi atau hubungan antara variabel budaya organisasi terhadap
kualitas kinerja dosen FPTK IKIP Bandung. Oleh karena penelitian ini
mengungkap gejala-gejala tersebut serta hubungan antar variabel, maka
penulis berpendapat metode penelitian yang paling sesuai adalah dengan
menggunakan metode deskriptif.
Penelitian deskriptif ialah menuturkan dan menafsirkan data yang
ada, kemudian dilanjutkan dengan analisis dan interpretasi tentang arti
data itu. Metode ini memusatkan pada masalah-masalah yang ada pada
masa sekarang yang bersifat aktual. Stepehan dan Mitchel (1977: 18)
menjelaskan bahwa
penggunaan metode ini bertujuan untuk: (1)
mengumpulakan informasi secara rinci; (2) mengindentifikasi masalahmasalah sekarang dan; (3) mengadakan perbandingan-perbandingan.
Hal inipun dikemukakan oleh Winarno Surachmad (1982: 140) yang
menjelaskan bahwa ciri-ciri metode deskriptif, adalah sebagai berikut:
(1) Memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada
saat penelitian dilakukan, atau masalah-masalah yang bersifat
aktual*
(2) Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki
sebagaimana adanya, diiringi dengan interpretasi rasional yang
adequat.
Kedua pendapat di atas,
52
cukup jelas menunjukan ciri-ciri
53
pendekatan deskriptif yaitu untuk memberikan gambaran dan menafsirkan
apa yang terjadi. Tekanannya, terutama kejadian masa kini, walaupun
sering juga dipelajari persoalan-persoalan pada masa lampau yang
berkaitan atau berpengaruh terhadap keadaan masa kini.
Seperti dijelaskan dalam penjelasan terdahulu, obyek studi ini
adalah menekankan pada penggambaran karaktristik budaya organisasi
dan kualitas kinerja dosen serta kontribusi atau hubungan yang terjadi
antara keduanya. Dengan demikan, informasi yang ingin dikumpulkan
bersifat faktual dan mampu menggambarkan gejala-gejala yang ada, hal
mana berimplikasi untuk menentukan kebijakan pengembangan organisasi
beserta pengembangan sumber daya manusianya. Begitupula penelitian
ini tidak hanya sekedar memberikan gambaran tentang sekelompok
sampel ke populasi tetapi lebih jauh melihat bagaimana kontribusi dan
atau hubungan antara variabel-variabel-nya, maka metode penelitian
dipergunakan disebut metode deskriptif analitik.
B. Populasi dan Sampel
i^
Populasi penelitian adalah meliputi keseluruhan karaktristik, unsur,
nilai yang menyangkut budaya organisasi dan kinerja dosen FPTK IKIP
sebagai perwujudan dari Tri Darma Perguruan Tinggi. Dengan demikian
yang menjadi anggota populasi adalah semua dosen FPTK IKIP Bandung,
yang terdiri dari 175 orang dosen. FPTK IKIP Bandung terdiri dari empat
jurusan diantaranya: Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan, Jurusan
Pendidid kan Teknik Elektro, Jurusan Pendidikan Teknik Mesin dan
54
jurusan PKK. Berdasarkan Jurusannya maka jumlah dosen masing-masing
jurusan dapat dilihat pada Tabel 3.1. berikut ini:
Tabel 3.1.
Jumlah Tenaga Pengajar Masing-masing Jurusan
DI FPTK IKIP Bandung
^yyyyymtm^>^\^^m^< •x;x;>i;:;:;:;:jfgftilari;D^^x;:;:;;:;>:;:;:;
53
P. Teknik Bangunan
37
49
36
P. Teknik Elekro
P. Teknik Mesin
P. Kesejahteraan Keluarqa
:;:!:i:;:i:i:;>:i:!:;:i:;:!:!:;4JS!:!*iWi>:i:i>:i:i*i:!:
:>x;::::::::x:::::::::::::i$umla^
Sumber Laporan Evaluasl Diri FPTK IKIP Bandung
Dari jumlah populasi yang ada, akan diambil sampel dengan cara
sampling acak proporsional. Digunakannnya sampling acak proporsional
dikarenakan populasinya hetrogen sehingga dibuatlah petala berdasarkan
karaktristik tertentu yaitu Jurusan. Dari setiap jurusan diambil sampel
secara acak yang banyaknya sesuai dengan proporsi atau sebanding
dengan ukuran petala.
Berdasrkan komposisi jumlah dosen pada masing-masing jurusan
maka dapatlah ditentukan besamya sampel setiap jurusan. Rencana
sampel yang akan diambil sebanyak 50 sampel, maka secara poporsional
akan didapatkan komposisi sampel seperti pada Tabel 3.2. berikut ini:
Tabel 3.2.
Jumlah sampel pada masing-masing Jurusan
DI FPTK IKIP Bandung
;3i»«$aft:;:
P. Teknik Bangunan
P. Teknik Elektro
P. Teknik Mesin
P. Kesejahteraan Keluarqa
:;i;x;i;i;-x;iftiroi^iDose^;>:;:;>:;^
15
11
14
10
55
C. Pengembangan Alat Pengumpulan Data (/
1. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Alat pengumpul data yang diguanakan adalah kuesioner, mengenai
variabel yang sedang diteliti yaitu variabel budaya organisasi dan variabel
kualitas kinerja dosen FPTK IKIP Bandung. Beberapa pertimbangan yang
menjadi dasar dalam pembuatan alat pengembangan/pengumpul data ini
adalah:
(a) Agar hasil pengukuran terhadap variabel-variabel yang diteliti
dapat dianalisis dan diolah secara statistik.
(b) Dengan pengumpulan data tersebut memungkinkan dapat
diperoleh data yang obyektif.
(c) Dengan alat pengumpul data ini, memungkinkan penelitian
dilakukan dengan mudah serta lebih dapat menghemat
waktu, biaya dan tenaga.
Jelasnya alat pengumpul data untuk mengungkapkan variabel budaya
organisasi dan kualitas kinerja dosen mengunakan teknik angket atau
kuessioner dengan jawaban tertutup. Jawaban yang diberikan
responden dinilai dengan menggunakan skala Likert dengan batas
tertinggi 5 dan batas terendah 1. Untuk mengukur tiap variabel
digunakan instrumen sebagai berikut: Variabel budaya organisasi yang
merupakan persepsi umum yang diyakini oleh para dosen sebagai
anggota organisasi digunakan instrumen yang dikembangkan dari
sepuluh karaktristik utama budaya organisasi yang dikemukakan oleh
Stephen P. Robbins. Variabel Kinerja Dosen adalah merupakan
y
gambaran penampilan kerja dari dosen dalam melaksanakan Tri Darma
56
Perguruan Tinggi yaitu Darma Pendidikan dan Pengajaran, Darama
Penelitian dan
Pengembangan
serta
Darma
Pengabdian
pada
Masyarakat.
Sepuluh karaktristi budaya organisasi yang dikembangkan
menjadi instrumen penelitian untuk variabel budaya organisasi adalah
sebagai berikut:
1. Insiatif individu
2. Toleransi terhadap tindakan berisiko
3. Arah
4. Integrasi
5. Dukungan dari manajemen
6. Kontrol
7. Identitas
8. Sistem imbalan
9. Toleransi terhadap konflik
y'
10. Pola-pola komunikasi
Kesepuluh karakristik tersebut mencakup dimensi struktural
maupun prilaku. Item angket dari variabel ini dapat dilihat lebih rinci
pada Tabel 3.3.
Instrumen variabel kinerja
dosen
FPTK IKIP
Bandung
berdasarkan pada kewajiban civitas akademika untuk melaksanakan
Tri Darma Perguruan Tinggi, sehingga instrumen yang dibuat mengacu
pada tugas dosen untuk melaksanakan tri darma perguruan tinggi, yartu
darma
pendidikan
dan
pengajaran,
darma
penelitian
pengambangan serta darma pengabdian kepada masyarakat.
dan
\
57
Instrumen untuk meneliti kinerja dalam aspek darma pendidikan
dan pengajaran memakai instrumen yang telah dipakai dalam evaluasi
diri IKIP Bandung yang telah dimodifikasi berdasarkan 10 kompetensi
profesionalisasi guru. Instrumen untuk meneliti kinerja dalam penelitian
dan pengembangan memakai instrumen yang dikembangkan dari
beberapa kriteria mengenai penelitian yang baik
Instrumen untuk meneliti kinerja dalam pengabdian kepada
masyarakat dikembangkan dari beberapa kriteria pengabdian kepada
masyarakat yang baik.
2. Penjabaran Konsep Teoritik dan Empirik Variabel Penelitian
Dalam pembuatan alat ukur untuk masing-masing variabel,
peneliti mengembangkan berdasarkan teoritik dan empirik. Kriteria
masing-masing variabel penelitian selanjutnya dapat dijabarkan sebagai
berikut:
;;;;;:;^^i?iiii;ii^^^ yy< |^^;ifei^||;i; mmi^^mA
lllllllllll
*****'* *.''.''.
1111111111111111 llllllllllill
1.1. Insiatif Individu
•
Budaya Organisasi
a)
tingkat
Persepsi dosen menganai
insiatif individu
ketergantungan
b)
c)
tingkat kebebasan
tingkat rasa tanggung
jawab
1.2. Toleransi resiko
a)
b)
tingkat agresrvitas
tingkat keinovatifan
c)
toleransi terhadap
resiko
1.3. Pengarahan
a)
kejelasan tujuan
Persepsi dosen mengenai
toleransi resiko
Persepsi dosen mengenai
pengarahan
organisasi
b)
kejelasan prestasi
yang diharapkan
1.4. Integritas
a) koordinasi antar unit
Persepsi dosen mengenai
integrasi
58
b)
organisasi
koordinasi antar
Persepsi dosen mengenai
dosen
dukungan pimpinan
1.5. Dukungan Pimpinan
a)
b)
bantuan pimpinan
dukungan pimpinan
Persepsi dosen mengenai
c)
komunikasi
kontrol
1.6. Kontrol
a)
pengawasan
b)
sistem dan prosedure
1.7 Identrtas
a)
Kebanggaan terhadap
profesi dan organisasi
1.8. Sistem balasjasa
a)
prestasi
b)
senioritas
1.9. Toleransi Konflik
a)
toleransi konflik
b)
toleransi kritik
1.10. Pola Komunikasi
a)
•
Kualitas Kinerja Dosen
Persepsi dosen mengenai
sistembalasjasa
Persepsi dosen mengenai
toleransi konflik
Persepsi dosen mengenai
pola komunikasi
batasan hirarki formal
1.1. Pendidikan dan Pengajaran
a)
Persepsi dosen mengenai
identrtas
sikap dosen dalam
pelaksanaan tugas
Evaluasi diri dosen dalam
pelaksanaan tugas
pendidikan dan pengajaran
pengajaran
b)
perencanaan materi
pengajaran
c)
d)
proses pembelajaran
tugas terstruktur
e)
interaksi dosen
dengan mahasiswa
f)
evaluasi hasil belajar
1.2. Penelitian dan Pengembangan
a)
Evaluasi diri dosen dalam
Usaha mendapatkan
pelaksanaan tugas
pengetahuan
penelitian dan
pengembangan
b)
penyusunan rencana
penelitian
c)
pelaksanaan
penelitian
d)
e)
pelaporan penelitian
sumber biaya
penelitian
f)
banyaknya aktwitas
penelitian
1.3. Pengabdian kepada masyarakat
a)
penyususnan rencana
Evaluasi diri dosen dalam
pelaksanaan tugas
pengabdian kepada
pengabdian kepada
masyarakat
masyarakat
59
b)
kegiatan pengabdian
c)
evaluasi kegiatan
pengabdian kepada
kepada masyarakat
masyarakat
3. Kesahihan (validity) dan Keterandalan (reliability) instrumen
Instrumen pengumpul data dalam penelitian harus memenuhi
persyaratan kesahihan (validity) dan keterandalan (reliability). Oleh
karenanya dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk
pengumpul
data
penelitian
terlebih
dahulu
diuji
cobakan guna
mengetahui kesahihan dan keterandalan tidaknya instrumen. Pra survai
dalam rangka uji coba dilaksanakan pada tanggal 14 Oktober 1996
sampai dengan tanggal 18 Oktober 1996 yang diwakili oleh: (1) Tiga
dosen responden Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan, (2) Dua dosen
responden Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, (3) Tiga dosen
responden Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, (4) Dua dosen responden
Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga.
Jadi untuk uji coba ini
diwakili oleh sebanyak 10 responden. Data yang diperoleh dari hasil uji
coba atau pra survai ini dianalisis untuk mengetahui validitas serta
reliabilitas dari instrumen yang akan digunakan dalam penelitian.
Validitas adalah suatu pengukuran untuk mengetahui apakah
instrumen betul-betui mengukur suatu atribut yang dikehendaki. Dengan
demikian validitas instrumen akan menunjukan apakah instrumen yang
dimaksud berguna atau tidak. Keriinger (1990: 730) menyatakan
60
bahwa definisi yang
lazim mengenai validitas tercermin dalam
pertanyaan: "Apakah kfta sungguh-sungguh mengukur ihwal yang
memang ingin kfta ukur?" Dalam pertanyaan ini yang ditekankan adalah
apa yang sedang diukur. Kemudian Julian C. Stanley & Kenneth D.
Hopkins (1972:101) menyatakan:
The validity of a measure is how well it fulfills the function for
which it is being used-the degree to which it is capable of
achieving certain aim*sT^e9ardless °f a" otner merits of a test, if
it lacks validity for aparticular task, the information ft provides is
useless. The validity of a test is the accuracy of specific
prediction made from its scores.
Selanjutnya
Sugfyono (1993: 93) menyatakan bahwa "hasil
penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang
terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang
diteliti". Kalau dalam obyek berwama merah, maka data yang
terkumpul juga memberikan data merah Jadi dalam mengukur validitas
kfta melihat
isi
dan
kegunaan
instrumen tersebut.
Muljarto
Tjokrowinoto (1981: 27) menyatakan bahwa validitas akan menjawab
beberapa pertanyaan diantaranya.
Unsur-unsur apa yang terdapat dalam suatu instrumen? Untuk
apa instrumen diciptakan dan apakah tujuan penciptaannya
tercapai? Apakah instrumen itu sesuai dengan konsep dan
variabel yang hendak diukur?
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa
suatu
instrumen yang valid untuk tujuan tertentu belum tentu valid untuk tujuan
lain. Berbagai macam validitas dapat disebutkan antara lian:
a. Validitas Konstruksi (Construct validity) yaitu suatu validitas
dimana peneliti mulai dengan menganalisa apakah yang
merupakan unsur-unsur suatu konstrak. Kalau instrumen itu
dalam bentuk skala maka dicarilah apa yang merupakan bagian
61
dari skala itu. Dengan menggunakan teori, bagian-bagian itu
apakah logis untuk disatukan menjadi skala yang
akan
mengukur suatu konstrak.
untuk
Selain dari pada
itu
pengujiannya peneliti dapat menggunakan pendapat dari ahli
(judgment experts). Para ahli diminta pendapatnya
tentang
instrumen yang telah disusun itu.
b. Validitas isi (content validity) yaitu validitas yang dapat
dilakukan dengan cara membandingkan isi instrumen dengan isi
materi yang akan diteliti. Secara teknis pengujian validitas isi
maupun validitas konstruksi dapat dibantu dengan menggu
nakan kisi-kisi instrumen.
c. Internal dan external validity yaitu menyangkut struktur dan hasil
pengukuran. Internal validity akan menjawab seberapa jauh alat
ukur berhasil mengukur yang memang ingin diukur. Sedangkan
external validity akan menjawab pertanyaan:
pengukuran populasi dapat
Apakah hasil
diterapkan kepada
populasi
lainnya?
d. Predictive validity yaitu kemampuan suatu instrumen penelitian
untuk meramalkan dan menjelaskan suatu kondisi di masa yang
akan datang.
e. Cross-cultural validity yaitu kemampuan suatu alat ukur untuk
dapat digunakan di berbagai negara yang biasanya menyangkut
nilai sosial budaya atau lingkungan. Masalah yang sering timbul
adalah konsep yang terjadi dari suatu kebudayaan mungkin
tidak terdapat dalam kebudayaan lainnya.
62
f.
Face validity yaitu menyangkut
pengukuran atribut yang
kongkrit, dimana infrensi tidak diperiukan atau dapat dinyatakan
sebagai dari penilaian dari para ahli atau konsumen terhadap
alat ukur.
Dari berbagai macam validitas di atas, maka dapat dinyatakan
bahwa instrumen penelitian budaya organisasi dan kinerja dosen termasuk
dalam jenis yang harus dilihat dari segi validitas konstruksi dan validitas
isi.
Instrumen penelitian akan dilihat validitas internalnya dan juga
dianalisis reliabilitasnya. Karena mungkin terjadi instrumen yang reliabel
tetapi tidak valid.
Pengujian taraf validitas instrumen dilakukan dengan analisis butir,
sehingga dalam analisisnya merupakan perhftungan setiap item. Jumlah
skor item dikorelasikan dengan skor total dari semua responden. Untuk
mengetahui koefisien korelasi digunakan rumus korelasi Produck-moment
dari person sebagai berikut:
rtSXf
(2Xi)i
X2
V
*:=
ymm
m
&&< m& $M&
m
(£¥* WW
(Sudjana, 1986: 354)
Keterangan:
r
= koefisien korelasi antara variabel X dan Y
n
= jumlah pengamatan
X,-
= Skor tiap butir soal
Yi
=/6kor Total
63
XjYj = Jumlah hasil kali X dengan Y
Yj2 =Jumlah kuadrat skor Y
Xj2 = Jumlah kuadrat skor X
(Yj)2= Jumlah skor Ykuadrat
(X|)2= Jumlah skor Xkuadrat
Langkah selanjutnya adalah mencari harga distribusi student-t
dengan cara memasukkan harga koefisien ke dalam rumus sebagai
berikut:
^yyy^y^y
^M'^Mmmy
(Sudjana. 1992: 377)
Keterangan:
r
= koefisien korelasi antara variabel X dan Y.
n
= banyaknya pengamatan
t
= nilai dari distribusi student-t
Harga yang diperoleh dari perhitungan student-t ini dibandingkan
dengan student-t tabel yang mempunyai taraf nyata 0,01. Ketentuannya
adalah jika tnjtung lebih besar dari ttabe| maka butir soal dianggap valid.
Selanjutnya diadakan pengujian reliabilitas terhadap hasil prasurvai
terhadap 10 responden.
Untuk pengujian reliabilitas instrumen digunakan rumus alpa.
Dipergunakannya rumus alpa ini dengan pertimbangan bahwa instrumen
berupa kueisoner yang memiliki skor berupa rentang dari 1 s/d 5.
Suharsimi Arikunto (1991: 164) menyatakan bahwa " rumus alpa
digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan
0, misalnya angket atau bentuk uraian". Adapun rumus alpa yang
64
digunakan adalah seperti berikut ini:
z:::
mm
mmm
(Suharsimi Arikunto, 1991:165)
Keterangan:
rj 1 = reiabifitas instrumen.
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal.
jumlah varians butir.
b2 -=jum
.^ =
t= uaris
varian total.
Hasil yang diperoleh dari r^ -| ini selanjutnya dikonsultasikan dengan
tabel interprestasi nilai r, seperti pada Tabel 3.3 di bawah ini. Sedangkan
untuk pengujian dengan t-student digunakan taraf signifikansi 95 %.
Tabel 3.3
Interprestasi Nilai r
;iten?resta^^x
Besafflyafliial fi i! I!
Tinggi
Antara 0,80 s/d 1,00
Cukup
Antara 0,60 s/d 0,80
Agak
rendah
Antara 0,40 s/d 0,60
rendah
Antara 0,20 s/d 0,40
Sangat rendah (tidak berkorelasi)
Antara 0,00 s/d 0,20
(Sutrisno Hadi, 1979:275)
4. Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas
Instumen yang akan digunakan dalam penelitian teriebih dahulu diuji
mengenai validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan kaidah-kaidah
yang telah dibahas terdahulu. Untuk uji validitas menggunakan perhftungan
dengan menggunakan rumus korelasi Produck-moment dari person,
sedangkan uji reliabilitas menggunakan rumus alpa.
65
Uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan untuk kedua instrumen
penelitian yaitu instrumen untuk mengukur budaya organisasi dan
instrumen untuk mengukur kualitas kinerja dosen. Hasil dari uji validitas
dan reliabilitas ini dapat dilihat pada Tabel 3.4 dan Tabel 3.5 dibawah ini.
66
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Instrumen Budaya Organisasi
IUs
1- i
i
35 :'
0
77
1225
4 !
i
r
12? 10.87546
1
|
Interpretasi!
Student-t
!
1
i
|
|
|
1
'7.165020087 f
Valid
j
0.45 !
39/5 11180
143106
1392400 1
115 10.52745 12.170274581 1
Valid
1
0.61 j
34 ;
1156
4130
• 1 i C,*.
143106
1392400 1
122 10.75017 •4.245080220 1
Valid
1
0.64 j
71;
1225
4284 ;nee
143106
1392400 1
133 10.76435 14.453598716 1
Valid
1
1.05 |
108?
3997 '1180
143106
1392400 1
11? 10.58205 12.546531508 1
Valid
1
0.81 j
1
illL'V
s:
*:
35 ;
4226 meo
143106
1392400 !
131 10.52957 12.183898948 1
Valid
1
0.85 j
j.'
;
1521
4685 11180
143106
1392400 1
159 10.50818 12.049590661 1
Valid
1
0.69 1
•jy
!