PENGGUNAAN MEDIA PAPAN HABITAT FAUNA DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN POKOK BAHASAN TEMPAT HIDUP HEWAN PADA ANAK TUNARUNGU DI SLB B SUKAPURA.

(1)

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN HABITAT FAUNA DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN POKOK BAHASAN

TEMPAT HIDUP HEWAN PADA ANAK TUNARUNGU DI SLB-B SUKAPURA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Khusus

Oleh :

I Nyoman Sumertha 0906415

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN HABITAT FAUNA DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN POKOK BAHASAN

TEMPAT HIDUP HEWAN PADA ANAK TUNARUNGU DI SLB-B SUKAPURA BANDUNG

Oleh

I Nyoman Sumertha

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© I Nyoman Sumertha 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN I Nyoman Sumertha

0906415

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN HABITAT FAUNA DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN POKOK BAHASAN

TEMPAT HIDUP HEWAN PADA ANAK TUNARUNGU DI SLB-B SUKAPURA BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I

Dr. Imas Diana Aprilia, M.Pd NIP. 19700417 199402 2 001

Pembimbing II

Dr. H. Dudi Gunawan, M.Pd NIP. 19621121 198403 1 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Drs. Sunaryo, M.Pd NIP. 19560722 198501 1 001


(4)

i

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENGGUNAAN MEDIA PAPAN HABITAT FAUNA DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN POKOK BAHASAN

TEMPAT HIDUP HEWAN PADA ANAK TUNARUNGU DI SLB B SUKAPURA

Anak tunarungu mengalami gangguan pendengaran sehingga memiliki hambatan dalam perkembangan bahasa dan komunikasi. Akibat ketunarunguannya menghambat proses pencapaian pengetahuan yang lebih luas. Hal ini menimbulkan masalah-masalah dalam proses pembelajaran, salah satu permasalahan yang terjadi adalah masih kurangnya pemahaman anak tunarungu dalam pokok-pokok bahasan tertentu terutama yang bersifat abstrak, dan pokok bahasan tempat hidup hewan merupakan sesuatu yang abstrak bagi anak tunarungu. anak tunarungu mengalihkan fungsi indra pendengarannya pada indera penglihatan, sehingga informasi, pengetahuan dan pengalamannya lebih banyak diperoleh melalui indera penglihatan. Oleh karena itu, maka akan lebih baik apabila dalam proses belajarnya di sekolah guru memberikan pengalaman langsung melalui media pembelajaran, misalnya dengan benda asli, tiruan, maupun gambar. Idealnya, proses pembelajaran bagi anak tunarungu adalah dengan menggunakan media berbasis visual. Media papan habitat fauna ini termasuk kedalam media berbasis visual, Hal ini agar konsep tempat hidup hewan menjadi sesuatu yang kongkrit dan anak mudah untuk memahaminya . Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkatkan pemahaman pokok bahasan tempat hidup hewan pada anak tunarungu dengan menggunakan media papan habitat fauna. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka disusunlah rumusan masalah sebagai

berikut: “Apakah Media Papan Habitat Fauna dapat meningkatkan pemahaman

pokok bahasan tempat hidup hewan pada anak tunarungu?” Untuk menjawab rumusan masalah tersebut maka penulis melaksanakan penelitian di SLB B Sukapura Bandung dengan subjek penelitian adalah seorang siswa kelas II SDLB. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen melalui pendekatan Single Subject Research dengan desain A-B-A. Hasil penelitian pada subjek “DV” menunjukan terjadi peningkatan persentase pemahaman pokok bahasan tempat hidup hewan sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil mean level pada baseline-1(A-1) diperoleh presentase 42,5% pada tahap intervensi (B) diperoleh presentase 79% dan pada baseline-2 (A-2) diperoleh presentase 100%. Oleh sebab itu, peneliti menyarankan media berbasis visual harus sering digunakan ketika proses pembelajaran karena dapat membantu meningkatkan pemahaman anak tunarungu.


(5)

ii

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kata kunci: media papan habitat fauna, pemahaman, tempat hidup hewan, tunarungu.


(6)

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI...v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GRAFIK ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Identifikasi Masalah ...4

C. Batasan Masalah ...4

D. Rumusan Masalah ...5

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...5

F. Struktur Organisasi Skripsi ...6

BAB II KAJIAN TEORI A.DESKRIPSI TEORI ... 7

1. Konsep Dasar Ketunarunguan ... 7

a. Pengertian Anak tunarungu... 7

b. Klasifikasi Ketunarunguan ... 9

c. Permasalahan Belajar anak Tunarungu ... 9

2. Papan Habitat Fauna Sebagai Media Pembelajaran ... 13

a. Pengertian Media Pembelajaran ... 14

b. Jenis Media Pembelajaran... 14

c. Media Papan Habitat Fauna ... 15

d. Fungsi Papan Habitat Fauna ... 17

3. Pembelajaran IPA ...18

a. Pelajaran IPA bagi Anak Tunarungu ... 18

b. Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan ...19

c. Pengertian Tempat Hidup Hewan ...20

d. Pemahaman Anak Tunarungu Tentang Tempat Hidup Hewan ...20

B.Penelitian Terdahulu yang Relevan ...21


(7)

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian ...24

1. Definisi Konsep Variabel ...24

2. Definisi Operasional Variabel ...27

B. Metode Penelitian ...29

C. Subjek dan Lokasi Penelitian ...29

D. Prosedur Penelitian ...32

1. Persiapan Penelitian ...32

2. Pelaksanaan Penelitian ...32

E. Instrumen Penelitian ...34

1. Membuat Kisi- kisi Instrumen ...34

2. Penyusunan Instrumen ...35

3. Kriteria Penilaian ...36

F. Uji Coba Instrumen ...37

1. Validitas ...37

2. Realibilitas ...38

G. Teknik Pengumpulan Data ...39

H. Pengolahan dan Analisis Data ...40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...41

B. Analisis Data ...46

C. Pembahasan...61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...65

B. Saran ...65

DAFTAR PUSTAKA ...x

LAMPIRAN – LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS


(8)

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL Tabel

2.1 SK dan KD ...16

3.1 Kisi – Kisi Instrumen ...35

3.2 Kriteria Penilaian Tes Lisan...36

3.3 Kriteria Penilaian Tes Tulis ...36

3.4 Kriteria Penilaian Tes Perbuatan ...37

4.1 Hasil Baseline -1 (A-1) ...41

4.2 Hasil Intervensi (B) ...43

4.3 Data Pengamatan Baseline-2 (A-2) ...44

4.4 Rekapitulasi Perkembangan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu ...45

4.5 Panjang Kondisi Penelitian ... 47

4.6 Kecenderungan Arah ...48

4.7 Presentase Trend Stabilitas Fase Baseline-1 (A-1) ...50

4.8 Presentase Trend Stabilitas Fase Intervensi (B)...52

4.9 Presentase Trend Stabilitas Fase Baseline-2 (A-2) ...53

4.10 Kecenderungan Stabilitas dalam Kondisi Desain A-B-A ...54

4.11 Jejak Data ...54

4.12 Level Stabilitas dan Rentang ...54

4.13 Level Perubahan...55

4.14 Rangkuman Hasil Analisis dalam Kondisi ...55

4.15 Jumlah Variabel yang diubah...56

4.16 Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya ...57

4.17 Perubahan Kecenderungan Stabilitas ...57


(9)

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.19 Data Presentase Overlap ...59

4.20 Rangkuman Hasil Analisis Antar Kondisi ...60

DAFTAR GRAFIK Grafik 3.1 Tampilan Desain A – B - A ...30

4.1 Hasil Baseline -1 (A-1) ...42

4.2 Hasil Intervensi (B) ...44

4.3 Hasil Baseline-2 (A-2) ...44

4.4 Rekapitulasi Perkembangan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu ...46

4.5 Kecenderungan Arah Kondisi Baseline-1 (A-1), Intervensi (B), dan Baseline-2 (A-2) ...48

4.6 Level Stabilitas Fase Baseline-1 (A-1) ...50

4.7 Level Stabilitas Fase Intervensi (B) ...51

4.8 Level Stabilitas Fase Baseline-2 (A-2) ...53

4.9 Data Overlap Kondisi Baseline-1 (A-1) ke Intervensi (B) ...58

4.10 Data Overlap Kondisi Intervensi (B) ke Baseline-2 (A-2) ...59

4.11 Rata – rata Presentase Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan pada fase Baseline-1, Intervensi dan Baseline-2 ...61


(10)

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR Gambar


(11)

1

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak tunarungu mengalami gangguan pendengaran sehingga memiliki hambatan dalam perkembangan bahasa dan komunikasi. Sebagai akibatnya, mereka mengalami kesulitan untuk menguasai bahasa, miskin kosakata, sulit mengartikan kosakata, sulit mengartikan kata-kata abstrak, dan sulit mengartikan kata-kata yang mengandung arti kiasan. Pada umumnya intelegensi anak tunarungu secara potensial sama dengan anak pada umumnya, tetapi secara fungsional perkembangannya dipengaruhi oleh tingkat kemampuan berbahasanya, keterbatasan informasi, dan kurangnya daya abstraksi anak. Akibat ketunarunguannya menghambat proses pencapaian pengetahuan yang lebih luas. Hal ini menimbulkan masalah-masalah dalam proses pembelajaran, salah satu permasalahan yang terjadi adalah masih kurangnya pemahaman anak tunarungu dalam pokok-pokok bahasan tertentu terutama yang bersifat abstrak.

Sesuai dengan karakteristiknya, anak tunarungu mengalihkan fungsi indra pendengarannya pada indera penglihatan, sehingga informasi, pengetahuan dan pengalamannya lebih banyak diperoleh melalui indera penglihatan. Dilihat dari kondisi anak tunarungu di atas, anak tunarungu bisa dikatakan sebagai insan visual, maka akan lebih baik apabila dalam proses belajarnya di sekolah guru memberikan pengalaman langsung melalui media pembelajaran, misalnya dengan benda asli, tiruan, maupun gambar. Oleh karena itu pada mata pelajaran tertentu yang sifatnya abstrak dan menuntut banyak pengalaman nyata dibutuhkan suatu pendekatan pembelajaran secara khusus.

Salah satu mata pelajaran yang membutuhkan pengalaman secara nyata adalah IPA dimana siswa diajak lebih dekat dengan gejala alam yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran IPA tidak terlepas dari tuntutan


(12)

2

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kurikulum dan merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di sekolah. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Luar Biasa (SLB), menyebutkan bahwa :

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Akan tetapi pada kenyataanya walaupun berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, IPA ini sulit untuk dipelajari karena banyak terdapat pokok bahasan yang bersifat abstrak.

Salah satu pokok bahasan yang bersifat abstrak adalah pokok bahasan tempat hidup hewan yang dipelajari oleh siswa SD kelas II semester 1. Karena anak tunarungu mengalami hambatan pada pendengarannya, maka perkembangan bahasanya terbatas dan berpengaruh menjadi suatu keterbatasan pada daya abstraksinya sehingga anak agak kurang pada saat menggunakan pemikirannya terhadap hal-hal yang abstrak. Hal ini bukan berarti anak tunarungu tidak akan melalui tahapan perkembangan ini, tetapi hanya mengalami keterlambatan saja. Untuk meminimalisir kesulitan tersebut maka aktivitas verbalisme dikurangi dengan menggunakan teknik komunikasi total serta penggunaan media pembelajaran yang tepat. Melalui media pembelajaran diharapkan dapat memberikan pengalaman kongkrit kepada peserta didik dan dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran (Arsyad, 2005).


(13)

3

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Media pembelajaran merupakan suatu “perantara” yang menjembatani antara penerima pesan (peserta didik) dan sumber pesan (guru) agar terjadi komunikasi yang efektif. Dalam kondisi ini, media yang digunakan memiliki posisi sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran, yaitu alat bantu mengajar bagi guru (teaching aids). Media diharapkan dapat memberikan pengalaman kongkret untuk mencegah verbalisme dan membantu anak tunarungu untuk mengatasi kesalahpahaman dalam menangkap penjelasan lisan, selain itu media juga dapat mempertinggi daya serap dan merangsang anak untuk belajar, sehingga diharapkan prestasi belajarnya dapat meningkat.

Beragamnya media pembelajaran menuntut kreativitas dan selektifitas pendidik dalam memberikan layanan media pengajaran yang tepat dan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya. Terlebih lagi jika materi pelajaran membutuhkan pemahaman konsep yang bersifat abstrak, seperti pengajaran nama hewan dan tempat hidupnya. Agar konsep tempat mahluk hidup menjadi suatu yang kongkrit, maka dalam penyampaian materi pembelajaran harus menggunakan media visual. Melalui media visual diharapkan anak dapat langsung memahami nama hewan dan tempat hidupnya. Anak tunarungu akan langsung memahami gambar dan menghubungkan jenis hewan dan tempat hidupnya yang diamati pada gambar dengan jenis tempat mahluk hidup yang ia jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan belajar mengajar seharusnya dapat memberikan pengalaman belajar untuk menuju kepada pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Beragamnya media pembelajaran menuntut kreativitas pendidik dalam memberikan layanan pengajaran yang tepat dan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan peserta didik. Oleh karena itu guru dituntut untuk dapat memilih dan menggunakan media yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Anak tunarungu sering disebut sebagai anak yang mempunyai gaya belajar visual karena indera penglihatan yang mengambil peran terpenting dan lebih besar. Untuk mempermudah pengalaman siswa, maka


(14)

4

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diperlukan suatu media yang dapat mendukung kegiatan pembelajaran dalam bentuk visual sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti berasumsi bahwa media pembelajaran yang berbasis visual merupakan media pembelajaran yang cocok bagi anak tunarungu. Untuk itu peneliti memiliki keyakinan bahwa dengan menggunakan media papan habitat fauna diharapkan dapat meningkatkan pemahaman pokok bahasan tempat hidup hewan pada anak tunarungu.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, untuk memperjelas suatu objek permasalahan dalam hubungannya dengan situasi tertentu, maka perlu dilakukan identifikasi masalah. Berikut identifikasi masalah dalam penelitian :

1. Anak tunarungu mengalami gangguan pendengaran sehingga memiliki hambatan dalam perkembangan bahasa dan komunikasi

2. Anak tunarungu mengalihkan keterbatasan fungsi indra pendengarannya pada indera penglihatan, sehingga informasi, pengetahuan dan pengalamannya diperoleh melalui indera penglihatan.

3. Kemampuan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran berbasis visual. 4. Kelambatan dalam memahami informasi bisa disebabkan oleh media

pembelajaran yang kurang tepat.

5. Masih kurangnya hasil belajar anak tunarungu dalam pokok bahasan yang mengandung daya abstraksi anak.


(15)

5

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Agar penelitian yang dilaksanakan tidak keluar dari tujuan atau meluas pada hal-hal yang kurang perlu, maka dalam penelitian ini batasan masalahnya adalah penggunaan media papan habitat fauna dalam pokok bahasan tempat hidup hewan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah

“Apakah Media Papan Habitat Fauna dapat meningkatkan pemahaman pokok

bahasan tempat hidup hewan pada anak tunarungu?”

E. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar media papan habitat fauna dapat meningkatkan pemahaman anak tunarungu pada pokok bahasan tempat hidup hewan di kelas II SDLB B Sukapura.

b. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

Untuk memperoleh gambaran mengenai pemahaman anak tunarungu dalam membedakan jenis-jenis tempat hidup hewan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan dengan menggunakan papan habitat fauna.


(16)

6

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diharapkan penelitian dapat memberikan manfaat, diantaranya :

a. Bagi Peneliti

Memperkaya pemahaman mengenai pembelajaran bagi anak tunarungu terutama mengenai penggunaan media papan habitat fauna.

b. Bagi Siswa

Membantu siswa tunarungu dalam belajar dan memahami materi pelajaran khususnya dalam mengenal nama-nama hewan dan tempat hidupnya dengan harapan dapat maningkatkan prestasi dalam belajar.

c. Bagi Sekolah

Memberikan masukan bagi sekolah dalam penyediaan media pembelajaran bagi anak tunarungu.

d. Bagi guru

Memberikan masukan bagi guru dalam pembelajaran dengan menggunakan berbagai media yang dapat memberikan pengalaman kongkrit kepada anak tunarungu.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Adapun sistematika penulisan hasil penelitian ini antara lain :

BAB I PENDAHULUAN, berisi Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, dan Struktur Organisasi Skripsi.

BAB II KAJIAN TEORI, berisi Deskripsi Teori, Penelitian Terdahulu yang Relevan dan Kerangka Berpikir.

BAB III METODE PENELITIAN, berisi Variabel Penelitian, Metode Penelitian, Subjek dan Lokasi Penelitian, Prosedur Penelitian, Instrumen Penelitian,


(17)

7

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji Coba Instrumen, Teknik Pengumpulan Data serta Pengolahan dan Analisis Data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, berisi mengenai Hasil penelitian, Analisis Data dan Pembahasan.


(18)

24 I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

Penelitian yang mengangkat judul “Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan

Pada Anak Tunarungu di SLB B Sukapura Bandung”, memiliki dua variabel

penelitian, yakni variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dari penelitian ini adalah media papan habitat fauna sedangkan variabel terikatnya adalah pemahaman pokok bahasan tempat hidup hewan, disini variabel terikat merupakan target behavior.

1. Definisi Konsep Variabel a. Media papan habitat fauna

Sugiyono (2011:39) menyatakan “variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya varibel terikat”.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media Papan Habitat Fauna. Media papan habitat fauna ini adalah media yang termasuk kedalam media berbasis visual. Menurut Arsyad (2005:82) “Media berbasis visual memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar”. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual juga dapat menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Media papan habitat fauna ini berfungsi untuk memudahkan anak dalam mengenal setiap jenis-jenis hewan dan mengenal tempat hidup hewan tersebut. Media ini merupakan gambaran tentang tempat hidup hewan, berikut cara membuat media papan habitat fauna :


(19)

25

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Langkah selanjutnya tutup lapisan spons dan plat dengan gambar keadaan tempat hidup hewan.

3) Kemudian langkah berikutnya, mencari gambar-gambar hewan, lalu tempelkan pada spons dan potong gambar-gambar tersebut sesuai dengan bentuk hewannya. Kemudian tempelkan magnet pada bagian bawah potongan gambar hewan tersebut.

4) Media papan habitat fauna pun sudah dapat digunakan.


(20)

26

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan

Variabel terikat pada penelitian ini adalah pemahaman pokok bahasan tempat hidup hewan. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012:61). Pemahaman berarti mengerti, mengetahui seluk beluk akan sesuatu. Pemahaman pokok bahasan tempat hidup hewan dalam penelitian ini berdasarkan taksonomi Bloom yang dibatasi hanya kemampuan C1 dan C2 saja. Pengetahuan/ hafalan (C1) ini mencakup proses kognitif, yaitu mengenali. Sedangkan pemahaman (C2) meliputi mengklasifikasikan. Dan beberapa indikator anak dapat memahami pokok bahasan sudah termasuk kedalam ranah-ranah kognitif tersebut. Yakni anak harus bisa menyebutkan nama-nama hewan, kemudian anak harus bisa menuliskan nama hewan dan tempat hidupnya dan anak juga bisa mengelompokkan hewan berdasarkan tempat hidupnya.

2. Definisi Operasional Variabel a. Variabel Bebas (X)

Penerapan media papan habitat fauna ini pada saat melakukan intervensi dalam penelitian yakni, untuk memudahkan anak dalam mengenal setiap jenis-jenis hewan dan mengenal tempat hidup hewan tersebut.

Langkah-langkah penggunaan media papan habitat fauna dalam penelitian adalah sebagai berikut :

a) Langkah 1 :

Subjek mengamati media papan habitat fauna yang terdiri dari gambar tempat hidup hewan dan beberapa potongan gambar hewan.


(21)

27

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Subjek di minta untuk menjelaskan tentang hewan dan tempat hidupnya. Hal ini untuk mengetahui kata apa saja yang belum dipahami subjek tersebut.

c) Langkah 3 :

Jika subjek tidak mengetahuinya maka peneliti menjelaskan pokok bahasan tersebut kepada subjek dengan cara memberi tahu mengenai pokok bahasan tempat hidup hewan.

d) Langkah 4 :

Setelah itu peneliti dan subjek bersama – sama melakukan perbuatan dengan menggunakan media papan habitat fauna, yaitu mengenalkan nama-nama hewan kemudian memberi tahu tempat hidup hewan tersebut dengan cara menempelkan potongan gambar hewan ke media papan habitat fauna yang merupakan gambaran tentang tempat hidup hewan tersebut.

b. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat dalam penelitian ini merupakan target behavior. Target behavior dalam penelitian ini adalah meningkatkan pemahaman pokok bahasan tempat hidup hewan pada anak tunarungu.

Adapun pemahaman pokok bahasan tempat hidup hewan yang diukur sebagai berikut :

1) Menyebutkan nama hewan Contoh :


(22)

28

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Disini subjek harus bisa menyebutkan nama hewan yang sesuai dengan gambar.

2) Menuliskan nama hewan dan tempat hidupnya Contoh :

Disini anak harus menuliskan nama hewan tersebut dan tempat hidupnya.

3) Mengelompokkan hewan berdasarkan tempat hidupnya Contoh :

Disini anak harus mengelompokkan hewan berdasarkan tempat hidupnya, baik hewan yang hidup di darat maupun hewan yang hidup di air.

Nama hewan : Tempat Hidup :


(23)

29

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. “Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan terhadap variabel tertentu dalam kondisi yang terkendalikan”. (Sugiyono, 2011: 107). Dimana dalam penelitian eksperimen ada perlakuan atau treatment.

Serta dengan menggunakan pendekatan Single Subject Research (SSR) atau lebih dikenal dengan penelitian subjek tunggal, yakni “suatu metode penelitian eksperimen yang dilaksanakan pada subjek tunggal dengan tujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari perlakuan yang diberikan secara berulang-ulang terhadap perilaku yang ingin dirubah dalam waktu tertentu” (Sunanto, 2005:41).

Penelitian yang bersifat eksperimen ini memiliki subjek tunggal dengan pendekatan Single Subject Research (SSR), dan juga dengan menggunakan desain A-B-A. “Desain A-B-A merupakan salah satu pengembangan dari desain dasar A-B, desain A-B-A ini telah menunjukkan adanya hubungan sebab-akibat antara variabel terikat dan

variabel bebas (Sunanto, 2005: 61)”. Desain A-B-A terdapat tiga tahapan antara lain Baseline-1 (A-1), Intervensi (B), Baseline-2 (A-2).

Berikut ini adalah contoh grafik desain penelitian dengan pendekatan Single Subject Research (SSR) dengan pola A-B-A

0% 20% 40% 60% 80% 100%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 dst.

P er sen tase

A-1

B


(24)

30

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Grafik 3.1

Tampilan Desain A – B – A

Keterangan :

1. Melaksanakan tahap baseline-1 (A-1) untuk mengetahui kemampuan dasar subjek penelitian tentang nama hewan dan tempat hidupnya sebelum diberikan intervensi.

2. Melaksanakan tahap intervensi-1 (B) , yaitu menggunakan media papan habitat fauna pada pokok bahasan tempat hidup hewan untuk meningkatkan kemampuan memahami tentang nama-nama hewan dan tempat hidupnya kepada subyek penelitian yang diberikan secara berulang.

3. Melaksanakan tahap baseline-2 (A-2), yaitu pengukuran kembali tentang kemampuan anak tunarungu untuk mengetahui sampai sejauhmana intervensi yang dilakukan berpengaruh terhadap subjek. Sehingga memungkinkan untuk menarik kesimpulan adanya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Dilakukan sampai data stabil. Prinsip pengukuran pada tahap ini sama dengan tahap baseline-1 (A-1).

C. Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa tunarungu kelas II SDLB di SLB B Sukapura Bandung. Responden yang dijadikan subjek penelitian berjumlah satu orang berjenis kelamin perempuan dan berinisial DV. Kriteria siswa yang dapat menggunakan media Papan


(25)

31

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Habitat Fauna ini yaitu anak yang memiliki kesulitan dalam pelajaran IPA khususnya pada pokok bahasan tempat hidup hewan.

Hasil pengamatan peneliti ketika melakukan studi pendahuluan, kemampuan subjek pada pembelajaran IPA khususnya pada pokok bahasan tempat hidup hewan masih rendah. Anak masih kesulitan ketika diminta menyebutkan tempat hidup hewan-hewan. Anak masih terlihat kebingungan untuk membedakan antara hewan yang hidup di darat dan hewan yang hidup di air. Anak masih mengandalkan bantuan yang diberikan oleh guru.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di SLB B Sukapura Bandung, yang beralamat di Jalan Sukapura No. 4 Kelurahan Sukapura Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung, penelitian dilakasanakan di sekolah pada saat jam pelajaran dan di waktu luar jam pelajaran.

D. Prosedur Penelitian 1. Persiapan Penelitian

Pengurusan administrasi perlu dilakukan demi kelancaran proses penelitian. Adapun tahapannya adalah dengan mengurus surat izin penelitian mulai dari tingkat jurusan Pendidikan Khusus FIP UPI, ke tingkat fakultas, ke tingkat BAK UPI, ke Badan Kesatuan dan Perlindungan Masyarakat Daerah Kota Bandung, ke Kepala Dinas Pendidikan Luar Biasa Kota Bandung, yang akhirnya memberikan surat rekomendasi kepada SLB B Sukapura, Bandung.

2. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksananan penelitian penggunanan media papan habitat fauna dalam meningkatkan pokok bahasan tempat hidup hewan pada anak tunarungu, dengan rincian kegiatan sebagai berikut :

a. Pelaksanaan uji instrument untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrument.


(26)

32

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Pelaksananan baseline 1

Untuk mengetahui kemampuan pemahaman anak tentang pokok bahasan tempat hidup hewan, maka peneliti melakukan asesmen awal dengan melakukan tes lisan, tes tertulis dan tes perbuatan. Jumlah tes yang diberikan sebanyak 30 soal. Dengan penjabaran sebagai berikut :

 Pertama, untuk mengukur kemampuan anak dalam mengenal nama-nama hewan. Pengukuran pada fase ini melalui tes lisan.

 Kedua, untuk mengukur kemampuan anak dalam menjawab pertanyaan. Pengukuran pada fase ini melalui tes tertulis.

 Ketiga, untuk mengukur kemampuan anak dalam mengelompokkan hewan berdasarkan tempat hidupnya, memilih ilustrasi gambar sesuai dengan tempat hidupnya. Pengukuran pada fase ini melalui tes perbuatan.

c. Pelaksanaan intervensi

Pada tahap intervensi dilakukan selama 20 menit untuk kegiatan intervensi dan 15 menit untuk kegiatan evaluasi. Intervensi dilakukan dengan menggunakan media papan habitat fauna. Perlakuan yang diberikan terhadap anak adalah :

 Mengkondisikan subjek di dalam ruangan khusus, dimana tidak ada orang selain subjek dan peneliti. Hal ini untuk menghindari adanya gangguan.

 Tahap intervensi penggunaan media papan habitat fauna di awali dengan anak di minta untuk menjelaskan tentang hewan dan tempat hidupnya. Hal ini untuk mengetahui kata apa saja yang belum dipahami siswa.

 Jika siswa tidak mengetahuinya maka peneliti menjelaskan pokok bahasan tersebut kepada anak dengan cara memberi tahu mengenai pokok bahasan tempat hidup hewan.


(27)

33

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Setelah itu peneliti dan siswa bersama – sama melakukan perbuatan dengan menggunakan media papan habitat fauna, yaitu mengenalkan nama-nama hewan kemudian memberi tahu tempat hidup hewan tersebut dengan cara menempelkan potongan gambar hewan ke media papan habitat fauna yang merupakan gambaran tentang tempat hidup hewan tersebut.

Setelah selesai intervensi peneliti siswa dipersilahkan untuk istirahat selama lima menit. Selanjutnya adalah kegiatan evaluasi. Pada kegiatan evaluasi ini peneliti melakukan pengukuran hasil dari kegiatan intervensi, dengan memberikan tes pada subjek penelitian.

d. Pelaksananan baseline 2

Pada tahap ini merupakan tahap pengulangan dari baseline satu (A-1). Dengan menggunakan format tes yang sama dan prosedur pelaksanaan yang sama pula, diharapkan dapat ditarik kesimpulan dari hasil keseluruhan penelitian yang telah dilakukan. Sehingga penelitian tersebut dapat menjawab sejauh mana penggunaan media papan habitat fauna ini berpengaruh terhadap pemahaman pokok bahasan tempat hidup hewan pada subjek penelitian.

E. Instrumen Penelitian

Instrument adalah alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian, diasumsikan dapat menjawab pertanyaan penelitian. Instrument dalam penelitian ini merupakan alat pengumpul data dengan tujuan untuk mengukur tingkat pemahaman anak mengenai pokok bahasan tempat hidup hewan, adapun aspek-aspek yang diukur dalam instrument ini adalah dengan mengucapkan dan menuliskan nama hewan dan mengelompokkan berdasarkan tempat hidupnya. Sebelum langsung ke pembuatan tes, peneliti


(28)

34

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melakukan rancangan instrumen penelitian dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Membuat Kisi – Kisi Instrumen

Pembuatan kisi-kisi ini mengacu kepada kemampuan yang telah dimiliki siswa. Penyusunan kisi-kisi ini untuk mengarahkan peneliti sebelum masuk kepada pembuatan instrument. Kisi-kisi instrument adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Kisi – Kisi Instrumen Aspek yang

Dinilai Indikator Jenis Tes Nomor Soal

Pemahaman Menyebutkan nama-nama hewan

Tes lisan 1-10

Menuliskan nama-nama hewan dan tempat hidupnya

Tes tulis 11-20

Mengelompokkan hewan

berdasarkan tempat hidupnya

Tes perbuatan


(29)

35

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Penyusunan Instrumen

Instrument dalam penelitian ini merupakan alat pengumpul data, penyusunan instrument berangkat dari kisi-kisi instrument yang telah dibuat sebelumnya dengan melihat kondisi siswa dilapangan. Instrument yang diberikan peneliti kepada siswa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Mengucapkan nama hewan

Tes yang pertama mengucapakan 10 nama hewan pada gambar. Pelaksanaan tes ini, siswa diperintahkan untuk mengucapkan nama pada gambar (LKS) yang telah disediakan oleh peneliti. Banyaknya soal pada tes ini adalah 10 butir.

b. Menuliskan nama hewan

Tes yang kedua menuliskan nama hewan yang terdapat pada gambar. Pelaksanaan tes ini, siswa diberikan perintah untuk menuliskan nama hewan yang terdapat pada gambar (LKS) yang telah disediakan. Banyaknya soal pada tes ini adalah sebanyak 10 butir.

c. Mengelompokkan nama hewan berdasarkan tempat hidupnya

Tes yang ketiga mengelompokkan. Pelaksanaan tes ini, siswa diintruksikan untuk mengelompokan hewan berdasarkan tempat hidupnya. Banyaknya soal pada tes ini adalah 10 butir. (instrument terlampir)

3. Kriteria Penilaian

Untuk mengolah hasil tes, kriteria penilaian sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kriteria Penilaian Tes Lisan

No Aspek Penilaian Kriteria Bobot Jumlah

soal

1. Mengucapkan nama-nama hewan

apabila jawaban benar 1

10


(30)

36

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3

Kriteria Penilaian Tes Tulis

No Aspek Penilaian Kriteria Bobot Jumlah

soal

1 Menuliskan nama-nama hewan dan tempat hidupnya

Apabila anak mampu menuliskan dengan benar nama hewan dan tempat hidupnya

2

10 Apabila anak hanya mampu

menuliskan dengan benar salah satu di antara nama hewan dan tempat hidupnya

1

Apabila anak tidak mampu menuliskan

0

Tabel 3.4

Kriteria Penilaian Tes Perbuatan

No Aspek Penilaian Kriteria Bobot Jumlah

soal

1. Mengelompokkan hewan

berdasarkan tempat hidupnya

Apabila anak mampu menjalankan perintah tanpa bertanya

2

10 Apabila anak mampu menjalankan

perintah dengan bertanya

1

Apabila anak tidak mampu menjalankan perintah

0

Jumlah soal = 30

Skor maksimal = 50


(31)

37

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen bertujuan untuk mengetahui validitas dan reabilitas dari instrument yang nanti akan digunakan dalam penelitian. Sehingga akan diketahui apakah alat pengumpul data tersebut sudah layak untuk digunakan atau mesti diperbaiki.

1. Validitas

Instrumen dikatakan valid apabila instrument tersebut dapat dengan tepat mengukur apa yang hendak di ukur. Dengan kata lain validitas adalah ukuran ketepatan dalam mengukur data, sehingga terjadi penyimpangan ketika data tersebut terkumpul (Widoyoko, 2012:141).

Dalam penelitian ini, uji validitas yang digunakan untuk mengetahui validitas instrument yaitu dengan uji validitas isi berupa expert-judgment

dengan teknik penilaian oleh para ahli.

Penilaian validitas instrument dilakukan oleh 1 orang dosen dan 2 orang guru di SLB B Sukapura. Adapun tiga ahli yang melakukan penilaian validitas adalah:

1. Penilai 1 : Drs. Endang rusyani, M.Pd Dosen PKh 2. Penilai 2 : Drs. Adi Suryadi, M.M,Pd Guru 3. Penilai 3 : Yenni Suryani, S.Pd Guru

“Instrumen yang valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur.” Sugiyono (2011:121). Penilaian tersebut mencocokan indikator yang ada dalam kisi – kisi instrument dengan butir soal yang dibuat oleh penguji. Instrumen yang sudah di judgement oleh ahli kemudian di hitung dengan rumus, sebagai berikut:

P = x 100 %

Keterangan: P = persentase


(32)

38

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F = Frekuensi cocok menurut penilai

N = Jumlah penilai

Berdasarkan hasil Judgement diperoleh hasil dengan presentase 100%. Dengan demikian instrument yang digunakan dapat dikatakan valid. Adapun perhitungan uji validitas terlampir.

2. Realibilitas

Instrument yang baik tidak hanya memiliki kevalidan akan tetapi mempunyai reliabilitas juga. Reliabilitas artinya memiliki sifat yang dapat dipercaya. Forcese dan Richer (Rakhmat, 2012:17) mengemukakan

bahwa, ’Suatu alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas apabila

dipergunakan berkali – kali oleh peneliti yang lain tetap memberikan hasil yang sama’.Untuk mengetahui pencatatan data sudah reliabel atau belum, instrument di ujicobakan pada subjek yang memiliki karakteristik sama atau mendekati karakteristik subjek yang sebenarnya. Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan reabilitas internal consistency, yaitu dengan percobaan instrumen satu kali saja, kemudian

data tersebut dianalisis dengan rumus alpha

(

)

(Sugiyono, 2010: 185). Keterangan:

r1 = Reliabilitas instrument K = Banyaknya butir

= Jumlah varians butir = Varians total

Perhitungan dan hasil reliabilitas terlampir.

G. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data kuantitatif. Data yang terkumpul akan menghitung adanya pengaruh dari perlakuan yang


(33)

39

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diberikan peneliti sebelum dan sesudah menggunakan media papan habitat fauna dalam pemahaman pokok bahasan tempat hidup hewan siswa tunarungu. Data-data yang terkumpul akan menunjukkan ada tidaknya peningkatan memahami pokok bahasan tersebut.

Teknik pengumpulan data menggunakan alat yaitu berbentuk tes. Melalui tes akan diketahui sejauh mana peningkatan pemahaman pokok bahasan tempat hidup hewan . Tes yang diberikan sebanyak data yang diperoleh untuk mencapai kestabilan, baik itu pada fase baseline 1, intervensi dan fase baseline 2. Penilaian dilihat pada setiap jawaban yang benar dan salah akan disesuaikan dengan kriteria yang telah ditentukan pada setiap tes. Perhitungannya dapat dihitung dengan cara :

H. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah data terkumpul sebelum adanya kesimpulan. Setelah data terkumpul kemudian data dianalisis dalam statistik deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang hasil intervensi dalam jangka waktu yang ditentukan.

Penelitian Subject Single Research ini, grafik memegang peranan yang utama dalam proses analisis (Sunanto, 2006: 30). Pembuatan grafik memiliki dua tujuan utama yaitu, (1) untuk membantu mengorganisasi data sepanjang proses pengumpulan data yang nantinya akan mempermudah untuk mengevaluasi, dan (2) untuk memberikan rangkuman data kuantitatif serta mendeskripsikan target behavior yang akan membatu dalam proses menganalisis hubungan antara variabel bebas dan terikat. Pada penelitian ini, proses analisis dengan visual grafik diharapkan dapat lebih meningkatkan pemahaman pokok bahasan tempat hidup hewan pada anak tunarungu.


(34)

40

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Sunanto (2006:30) terdapat beberapa komponen penting dalam grafik antara lain sebagai berikut :

1. Absis adalah sumbu X yang merupakan sumbu mendatar yang menunjukkan satuan untuk waktu (misalnya, sesi, hari dan tanggal) 2. Ordinat adalah sumbu Y merupakan sumbu vertikal yang menunjukkan

satuan untuk variabel terikat atau perilaku sasaran (misalnya persen, frekuensi dan durasi)

3. Titik Awal merupakan pertemuan antara sumbu X dengan sumbu Y sebagai titik awal skala

4. Skala garis-garis pendek pada sumbu X dan sumbu Y yang menunjukkan ukuran (misalnya, 0%, 25%, 50%, dan 75%)

5. Lebel Kondisi, yaitu keterangan yang menggambarkan kondisi eksperiman, misalnya baseline atau intervensi.

6. Garis Perubahan Kondisi, yaitu garis vertikal yang menunjukkan adanya perubahan dari kondisi ke kondisi lainnya, biasanya dalam bentuk garis putus-putus.

7. Judul grafik, judul yang mengarahkan perhatian pembaca agar segera diketahui hubungan antara variabel bebas dan terikat.

Langkah-langkah analisis yang dilakukan dalam menganalisis data, yaitu: a) Menghitung hasil pengukuran data pada fase baseline-1 dari subjek pada

setiap sesinya.

b) Menghitung hasil pengukuran data pada fase intervensi dari subjek pada setiap sesinya.

c) Menghitung hasil pengukuran data pada fase baseline-2 dari subjek pada setiap sesinya.

d) Membuat tabel perhitungan hasil fase baseline, fase intervensi pada subjek setiap sesinya.

e) Menjumlahkan semua hasil yang diperoleh pada fase baseline-1, fase intervensi dan fase baseline-2 pada subjek setiap sesinya.


(35)

41

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f) Membandingkan hasil pada fase baseline-1, fase intervensi dan pada fase baseline-2 dari subjek.

g) Membuat analisis dalam bentuk grafik garis sehingga dapat terlihat secara langsung perubahan yang terjadi antara ketiga fase tersebut.


(36)

65

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis hasil penelitian, diketahui secara keseluruhan bahwa penggunaan media papan habitat fauna memiliki dampak yang positif terhadap peningkatan kemampuan target behavior yang diinginkan yaitu meningkatkan pemahaman pokok bahasan tempat hidup hewan pada anak tunarungu.

Setelah diberikan intervensi melalui media papan habitat fauna dapat dilihat hasilnya bahwa pemahaman pokok bahasan tempat hidup hewan pada subjek penelitian tersebut meningkat. Terlihat dari adanya perbedaan yang terjadi setelah anak diberikan intervensi adalah anak mampu menyebutkan nama-nama hewan, anak mampu menuliskan nama hewan dan tempat hidupnya, dan anak juga mampu mengklasifikasikan hewan berdasarkan tempat hidupnya. Jadi, efek dari belajar pokok bahasan tempat hidup hewan disini adalah kognitif khususnya tentang aspek pengetahuan dan pemahaman. Dengan pemahaman yang baik, anak tersebut akan lebih baik pula dalam hasil belajarnya.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan media papan habitat fauna dapat meningkatkan pemahaman pokok bahasan tempat hidup hewan pada subjek penelitian, yaitu salah satu anak tunarungu kelas II SDLB di SLB-B Sukapura.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka peneliti mengajukan saran yaitu kepada:

1. Guru

Media berbasis visual yang berupa gambar dapat diterapkan sebagai intervensi untuk meningkatkan pemahaman anak tunarungu. Media berbasis visual harus sering digunakan ketika proses pembelajaran. Karena media


(37)

66

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

visual dapat memperbesar perhatian siswa, memperjelas perhatian yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata, menghindari verbalisme, memberikan tampilan yang sifatnya kongkrit, membangkitkan minat dan kesenangan pada anak serta memberikan variasi dalam belajar, dan dapat membuat jalanya proses pembelajaran tidak membosankan, tidak monoton.

2. Peneliti Selanjutnya

Diharapakan kepada peneliti selanjutnya agar lebih menyempurnakan kekurangan yaitu dapat melengkapi media papan habitat fauna dengan merubahnya menjadi media berbasis komputer agar tampilannya lebih menarik dan jenis-jenis hewannya pun bisa lebih variatif. Serta disarankan untuk lebih mengembangkan penelitian dengan menggunakan jenis pendekatan penelitian yang lain .


(38)

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, Sri. (2010). Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.

Anton, M.Moeliono, et al. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka.

Anwar, S. (2008). Mari Belajar IPA. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada.

Budiman. (2006). Media Pembelajaran. Depdiknas: tidak diterbitkan.

Bunawan, L & Susila, C. (2000).Penguasaan Bahasa Anak Tunarungu. Jakarta : Yayasan Santi Rama. Tidak diterbitkan.

Delphie, Bandi. (2006). Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung : PT. Refika Aditama.

Departemen Pendidikan Nasional, (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jakarta: DEPDIKNAS

Efendi, Mohammad. (2008). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Hernawati, (2009). Intervensi Gangguan Bahasa (modul). Bandung: PLB FIP UPI.

Khailullah. (2004). Media Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Rakhmat, Jalaluddin. (2012). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Rusyani, Endang. Bahasa dan Ketunarunguan (modul). Bandung: PLB FIP UPI.


(39)

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Salim, Mufti. (1984). Pendidikan Anak Tunarungu. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Somad,P. dan Hernawati, T. (1995). Ortopedagogik Anak Tunarungu. Jakarta: Depdikbud

Sugiyono.(2011). Metode Penelitian Pendidikan.Bandung : ALFABETA.

Sukiman.(2012). Pengembangan Media Pembelajaran.Yogyakarta : PT. Pustaka Insan Madani.

Sunanto, J, Koji, Takeuchi, et al. (2005). Pengantar Penelitian Dengan Subyek Tunggal. CRICEd University of Tsukuba.

Sutjihati, T (2006). Psikologi ALB, Bandung : PT. Refika Aditama

Suyatman (2009). Asyiknya Belajar IPA, Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Tarigan, Henry Guntur. (1984). Pengajaran Kosakata. Bandung: ANGKASA.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan karya Ilmiah.


(1)

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Sunanto (2006:30) terdapat beberapa komponen penting dalam grafik antara lain sebagai berikut :

1. Absis adalah sumbu X yang merupakan sumbu mendatar yang menunjukkan satuan untuk waktu (misalnya, sesi, hari dan tanggal) 2. Ordinat adalah sumbu Y merupakan sumbu vertikal yang menunjukkan

satuan untuk variabel terikat atau perilaku sasaran (misalnya persen, frekuensi dan durasi)

3. Titik Awal merupakan pertemuan antara sumbu X dengan sumbu Y sebagai titik awal skala

4. Skala garis-garis pendek pada sumbu X dan sumbu Y yang menunjukkan ukuran (misalnya, 0%, 25%, 50%, dan 75%)

5. Lebel Kondisi, yaitu keterangan yang menggambarkan kondisi eksperiman, misalnya baseline atau intervensi.

6. Garis Perubahan Kondisi, yaitu garis vertikal yang menunjukkan adanya perubahan dari kondisi ke kondisi lainnya, biasanya dalam bentuk garis putus-putus.

7. Judul grafik, judul yang mengarahkan perhatian pembaca agar segera diketahui hubungan antara variabel bebas dan terikat.

Langkah-langkah analisis yang dilakukan dalam menganalisis data, yaitu: a) Menghitung hasil pengukuran data pada fase baseline-1 dari subjek pada

setiap sesinya.

b) Menghitung hasil pengukuran data pada fase intervensi dari subjek pada setiap sesinya.

c) Menghitung hasil pengukuran data pada fase baseline-2 dari subjek pada setiap sesinya.

d) Membuat tabel perhitungan hasil fase baseline, fase intervensi pada subjek setiap sesinya.

e) Menjumlahkan semua hasil yang diperoleh pada fase baseline-1, fase intervensi dan fase baseline-2 pada subjek setiap sesinya.


(2)

41

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f) Membandingkan hasil pada fase baseline-1, fase intervensi dan pada fase baseline-2 dari subjek.

g) Membuat analisis dalam bentuk grafik garis sehingga dapat terlihat secara langsung perubahan yang terjadi antara ketiga fase tersebut.


(3)

65

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis hasil penelitian, diketahui secara keseluruhan bahwa penggunaan media papan habitat fauna memiliki dampak yang positif terhadap peningkatan kemampuan target behavior yang diinginkan yaitu meningkatkan pemahaman pokok bahasan tempat hidup hewan pada anak tunarungu.

Setelah diberikan intervensi melalui media papan habitat fauna dapat dilihat hasilnya bahwa pemahaman pokok bahasan tempat hidup hewan pada subjek penelitian tersebut meningkat. Terlihat dari adanya perbedaan yang terjadi setelah anak diberikan intervensi adalah anak mampu menyebutkan nama-nama hewan, anak mampu menuliskan nama hewan dan tempat hidupnya, dan anak juga mampu mengklasifikasikan hewan berdasarkan tempat hidupnya. Jadi, efek dari belajar pokok bahasan tempat hidup hewan disini adalah kognitif khususnya tentang aspek pengetahuan dan pemahaman. Dengan pemahaman yang baik, anak tersebut akan lebih baik pula dalam hasil belajarnya.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan media papan habitat fauna dapat meningkatkan pemahaman pokok bahasan tempat hidup hewan pada subjek penelitian, yaitu salah satu anak tunarungu kelas II SDLB di SLB-B Sukapura.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka peneliti mengajukan saran yaitu kepada:

1. Guru

Media berbasis visual yang berupa gambar dapat diterapkan sebagai intervensi untuk meningkatkan pemahaman anak tunarungu. Media berbasis visual harus sering digunakan ketika proses pembelajaran. Karena media


(4)

66

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

visual dapat memperbesar perhatian siswa, memperjelas perhatian yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata, menghindari verbalisme, memberikan tampilan yang sifatnya kongkrit, membangkitkan minat dan kesenangan pada anak serta memberikan variasi dalam belajar, dan dapat membuat jalanya proses pembelajaran tidak membosankan, tidak monoton.

2. Peneliti Selanjutnya

Diharapakan kepada peneliti selanjutnya agar lebih menyempurnakan kekurangan yaitu dapat melengkapi media papan habitat fauna dengan merubahnya menjadi media berbasis komputer agar tampilannya lebih menarik dan jenis-jenis hewannya pun bisa lebih variatif. Serta disarankan untuk lebih mengembangkan penelitian dengan menggunakan jenis pendekatan penelitian yang lain .


(5)

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Anitah, Sri. (2010). Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.

Anton, M.Moeliono, et al. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka.

Anwar, S. (2008). Mari Belajar IPA. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada. Budiman. (2006). Media Pembelajaran. Depdiknas: tidak diterbitkan.

Bunawan, L & Susila, C. (2000).Penguasaan Bahasa Anak Tunarungu. Jakarta : Yayasan Santi Rama. Tidak diterbitkan.

Delphie, Bandi. (2006). Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung : PT. Refika Aditama.

Departemen Pendidikan Nasional, (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar. Jakarta: DEPDIKNAS

Efendi, Mohammad. (2008). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Hernawati, (2009). Intervensi Gangguan Bahasa (modul). Bandung: PLB FIP UPI. Khailullah. (2004). Media Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta: Aswaja

Pressindo.

Rakhmat, Jalaluddin. (2012). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Rusyani, Endang. Bahasa dan Ketunarunguan (modul). Bandung: PLB FIP UPI. Sadiman, Abdul S. (1991). Media Pendidikian. Jakarta : Rajawali


(6)

I Nyoman Sumertna, 2013

Penggunaan Media Papan Habitat Fauna Dalam Meningkatkan Pemahaman Pokok Bahasan Tempat Hidup Hewan Pada Anak Tunarungu Di SLB-B Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Salim, Mufti. (1984). Pendidikan Anak Tunarungu. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Somad,P. dan Hernawati, T. (1995). Ortopedagogik Anak Tunarungu. Jakarta: Depdikbud

Sugiyono.(2011). Metode Penelitian Pendidikan.Bandung : ALFABETA.

Sukiman.(2012). Pengembangan Media Pembelajaran.Yogyakarta : PT. Pustaka Insan Madani.

Sunanto, J, Koji, Takeuchi, et al. (2005). Pengantar Penelitian Dengan Subyek Tunggal. CRICEd University of Tsukuba.

Sutjihati, T (2006). Psikologi ALB, Bandung : PT. Refika Aditama

Suyatman (2009). Asyiknya Belajar IPA, Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Tarigan, Henry Guntur. (1984). Pengajaran Kosakata. Bandung: ANGKASA.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan karya Ilmiah. Bandung: UPI