Efek Sinar X terhadap Transfer Calsium ke dalam Eritrosit.
LAPORAN PENELLTIAN
EFEK SINAR-X TERBADAP TRANSPOR KALSIUM
KE DALAM ERITROSJT
O leb
Azhari, Drg. Mkes.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLK
Dibiayai oleh Dana DlK Universitas Padjadjaran
Tahun Angganln 2000
Oengan DIP No. 060/23/2000
Tgl.l April 2000
LEMBAGA PENELITV\N
UNlVERSITAS PAOJADJARAN
_ ..._
" FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
Nopember, 2000zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIH
LEl\fBAR
LAPORAN AKHIR
JOENTITAS
DAN PENGESAHAN
PENELITIAN
SUMBER DANA OIK UNPAD
T AHllN ANGGARAN 2000
----------------------------------------
, zyxwvutsr
4..1<
....
~
1;zyxwvutsrqponm
~
I. a. Judul Penelitian: Efek Sinar X terhadap Transfer Calsium ke dalam Eritrosit.
b. Macam Pcnelitian: (X) Dasar (
) Terapan (
) Pengembangan.
c. Kategori: l/Il/Ill.
2.
Katua Peneliti:
a. Nama lengkap dan gelar
b. .lenis kelamin
: Laki-laki
PangkatiGoionganlNip
d. Jabatan Fungsional
e. Fakultas/J urusan
f. Bidang ilmu yang diteliti
: Penatall lIcil 3 I 567587
: Lekior Muda.
: Kedokteran gigi.
: Radiologi Molekuler
c.
: Azhari Drg. Mkes.
3. Jumlah Tim Peneliti: 3 (riga) orang.
4. Lokasi Penelitian: Lab. Biokimia UNPAD
5. Bila penelitian ini merupakan peningkatan kerjasarna kelembagaan:'
a. Nama Instansi :
b. Alarnat
6. Jangka waktu penelitian: 6 bulan
7. Biaya yang diperlukan Ro. 3 ..000.000 (tiga juta rupiah)
Band ng,
,
Mengetahui
Dekan'Fakultas Kedokteran Gigi
:Uni rsitas Padjadjaran
•
....~
.- ....
Ketu
11 - 2000
eneliti
./
-:
Azhar' \ r Mkes
N1P:
130321
245
zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
NIP:zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLK
13\ 567 587
, zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Menyetujui
Ketua Lernbaga Penelitian
Universitas Padjadjaran
'DR-:- Setia~an Natasasmita, Drg.
Prof. Dr. Johan S. Masjhur, dr, Sp KE, SpKN
NIP : 130 256 894
ABSTRAK
Jon kalsiwn merupakan unsur penting dalam proses M etabolisme, yang zyxwvutsrqponmlkjih
berfungsi sebagai Ca faktor maupun proses sekresi sel.
Ion calsium masuk kedalam sci rnelalui
dikeluarkan
melalui proses
Transforaktif
proses
Konsentrasi
Transpor
dalam
fasif dan
set
harus
dipenahankan dalam keadaan normal konsian kecil.
Penelitian dilakukan pada dosis radiasi sinar-x (2 x 200 Tad) mcrupakan dosis
terapi dengan lnkubasi Ca~' bervariasi 50, 100, 150 dan 200 M g dalam waktu zyxwvutsrqponmlkjihgfedc
j 5
detik.
Hasil penelitian menunjukkan
terjadi rata-rata
bahwa, Inkubasi pada dosis
50 M ikromol
bambatan masuk ke dalam Eritrosit sebesar: 53,5% , dosis
M ikromol 35,5% , 150
menunjukkan bahwa
M ikromol 26,5% ,
200 M ikromol 56% ,.
radiasi sinar-x pada dosis
Keadaan
100
101
2 x 200 rad dapat mcngganggu
proses Transfor dengan jalan menghambat masuknya Ion Calsiurn ke dalam sel secara
Signifikan dan tidak tergantung besar dosis ink~asi.
A B STRA CT
Calcium ion
IS
the important element in the process of metabolism, which zyxwvutsrqponmlkji
function as not only fa cto r Ca but also the process of cell secretion.
Calcium
ion
enters the
ceil by the process of passive transfort and is
released in the way of the active tra n sfo rt process. Concentration in the eel has to be
maintained in the little normal condition.
The research is implemented in the doses of X-Ray radiation (2 x 200 rad),
which is the therapy doss with incubation Ca2+ varying 50, 100, 150, and 200 M g
in 15 seconds.
The
result of the
research proves that the
consist of an
obstacle on an
average in entering eritrocit as 35% for the doses of 50 M ikromol, 35,5 % for the
doses of 100 M ikromol, 26,5% for the doses od 150 M ikromol, and 56% of the
doses of 200 M ikromol. The condtion shiws that the radiation of X-Ray in the
by hampering the
doses of 2 x 200 rad can distrub the procesS-of the transfort zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTS
entrance of calcium ion in the cell significantly and does not defend on the amount
of doses.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim.
Segala puji saya panjatkan
sena hidayah-Nya,
sehingga
kehadirat Allah
penulis
judul: E fek Radiasi Sinar-x Terhadap
Beberapa
•
SWT. yang telah memberikan
dapat menyelesaikan
penelitian
ini dengan
Transpor Calsium Kedalarn Erirrosit.
hambatan mengiringi proses pcnelitian-penelitian
dan menambah pengalaman
rahmat
ini memberi ani
dan wawasan tentang Efek Radiasi.
Tidak Iupa saya mengucapkan
terima kasih banyak
pada sernua pihak yang
tidak bisa penulis sebutkan sam persatu,
Akhir kata penulis berbarap, sernoga
basil penelitian
ini dapat berrnanfaat
bagi pembaca, praktisi di bidang Radiologi khususnya.
Bandung,
11-2000
_.
,..~ .- zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQ
Penulis zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWV
ii
nAFTAR zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHG
lS I
'.tr
Halam~
ABSTRAK
.
ABSTRACT
.
KATAPENGANTAR
11
DAFTAR [St
".........
DAFTAR TABEL
BAB 1
111
V
PENDAHULUAN
..
I. 1, Latar Belakang
.
1.2, Identifikasi Masalah
"
1.3. Kerangka Pernikiran
BAS II
, zyxwvuts
,
,
,
,
, ,.."
.
,
.),
.
4
..
6
.
6
..
8
".
8
2.4 Struktur Alphasubunit
.
8
2.5 Radiasi dengan Materi
..
9
..
10
..
10
TlNJAUAN PUSTAKA
2.1 Kinetika Transport
2.2 Pompa Kalsium pada Membran Plasma
2.3 Kinetika Pompa ATP (P Type)
2,6 EI'ek Biologi Radiasi Pengion
,
,
2.7 Mekanisme Terbentuk Radikal pada Sel Biologi
,
2.8 Efek Radiasi Sinar X Terhadap Lipid Membran Eritrosit.. ..
12
2.9 Efek Radiasi Terhadap Protein Membran Eritrosit ...........
13 zyxwvutsrqponmlkjihgfedcb
iii
•
3.1 Tujuan Penelitian................................................................
..J3'
3.2 Manfaat PeneLitian..............................................................
15,
BABJV
METODE PENELITlAN
..
16
BABV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHA$AN
.
20
BASIl!
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA
.
15
,
24
..~...-
..zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
ivzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
D A FTA R TA BEL
Tabel I: Laju Transpor Calsium pada M embran Eritrosit Ke)ornpok Kontrol.
Tabel 2: Laju Transpor Calsium pada M embran Eritrosit K elornpok Percobaan.
Tabel 3: Hambatan Transpor Calsium Kedalam dalam (% ).
..,.._
_- .
zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPON
zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
•
v zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
BABI
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sejak ditemukannya Sinar Rontgen oleh Prof. Dr. Wilhelm Conrad Rontgen!zyxwvutsrqponmlkjih
tahun J 895, penggunaan sinar x semakin meluas baik di bidang kedokteran,
kedokteran gigi. teknik industri, pertanian dan lain-lain.
Pemakaian sinar-x di bidang kedokteran, kedokteran gigi digunakan sebagai
radioagnostik maupun radioterapi. Selain rnempunyai manfaat yang besar sinar-x
dapat juga
menimbulkan efek yang merugikan jaringan atau sel hid UP. yang biasa
& Hing, 1981). Para pekerja sinar-x atau
disebut dengan efek biologis (Wherman zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
pekerja di lingkungan radiasi sangat menghindari efek ini bahkan kadang-kadang
sangat berlebihan. Keadaan ini cukup beralasan karena masih kurangnya penelitian
yang dapat memberikan informasi tentang efek biologi. Konsep yang sampai saat ini
masih dianut tidak mengenal harga ambang yaitu konsep "ALARA" (as low as
reasonabJe). Di mana sekecil apapun paparan sin3r~Xakan mempunyai efek negarif
yang hams
kita hindari karena dapat
menghasilkan gugus Radikal
bebas pada
molekul yang dilewatinya.
Radikal bebas yang terbentuk memiliki dua sifat. Pertama mempunyai reaktifitas
yang tinggi karena cenderung menarik elektron dan selanjutnya dapat merubab suatu
molekul menjadi radikal. Membran sel eritrosit yang terdiri dari lipid dan protein
1
merupakan sasaran dari radikal bebas ini. Proses
inilah
yang mendasari berbagai
proses patologis yang terjadi pada jaringan atau organ.
Radikal cenderung berpasangan
rnolekul baru akan membentuk
sehingga
terbentuk radikal baru, kemudian ,
radikal bebas lagi, sehingga
terjadi reaksi raruai,
Keadaan ini dapat terjadi pada rnembran eritrosit. Bagian mernbran yang terpenting
dalam trasport adalah m olekul protein, yang akan menjaga keseimbangan nutrisi dan
ion, baik di dalam maupun di luar sel yang disebut dengan protein pengemban.
Protein transport mempunyai dua betas
domain hydrophobic yang membentuk
& Voet, 1995) yang dibangun dari sebagian besar alta
protein trans mernbran (VoetzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
helix, kemudian lembaran beta dan coil. Afinitas glukosa dengan protein pengemban
mempunyai
tingkat kejenuhan
karena
keterbatasa jumlah
dan
kemampuan
pengemban yang dapat mempengarubi nilai Komisi, di samping itu dapat dihambat
juga
oleh inhibrator SH sehingga dikatakan transport nutrisi menyerupai reaksi
enzimatis dan rnempunyai
sensitif terhadap
gugus SH sebagai
pusat aktif Radiasi sinar-x sangat
asam amino yang menganding
yang berfungsi mempertahankan
struktur
gugus SH dan ikatan hidrogen,
seRGnClerd an tertier dari protei. Asam-
asam amino yang menyusun protein paling rawan terbadap
a sa m a mino sistein dan gugus inilah
radiasi sinar-x adalah
yang' paling peka terhadap
radiasi sinar-x
sehingga dapat terbentuk ikatan disulfida (Unsclear, 1987) yang menirnbulkan ikatan zyxwvutsrqponmlkjihgf
intra dan inter molekuler schingga mengalarni perubaban konformasi, pada gilirannya
protein pengemban dapat kehilangan fungsi biologi dalam hal ini adalah protein
saluran dan enzim (Bertsche U, 1984 dan Felix JB, dkk, 1991). Di samping peran
2.
protein transport, lipid bilayer
juga memegang peranan renting dalam proses,
t..
transpor ini. Unsur lipid yang utama
pada
mernbran, fospholipid dan g/iko/ipiJ l~
,
merupakan unsur lipid paling banyak pada membran dan mengandung banyak asam
lemak tidak jenuh
linolea t, tinolena t, dan a r ochidona t yang merupakan
sepertizyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
bagian paling sensitif tcrhadap radiasi sinar-x (Thomas, AB. 1991) akibatnya ikatan
rangkap dapat terputus dapat pula terjadi
ikatan silang lipid dengan polypeptide
yang mengakibatkan perubahanj?uitiif(ls (Gwozdzinski, 1991) pada gilirannya akan
mengakibatkan perubahan permeabilitas membran (Thomson, dkk, 1991). Fluidiras
membran merupakan bagian penring untuk berfungsinya protein
berfungsi untuk mentranspor nutrisi
terutama
keseirnl.angan nutrisi didalam dalam di luar
membran yang
pada proses Transporaktif (Ca~.
sel akan mempengaruhi
proses
kelangsungan hidup sel (Lee AG, Michalegeli F; East JM, 1991). Dari perubahanperubahan membran erirrosir tersebut peneliti rnenarik suatu hipotesis bahwa radiasi
sinar-x dapat menyebabkan perubahan transpor Kalsium,
Untuk mendapatkan hasil, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode penelitian sungguhan (true eksperimenj'dengan rancangan faktorial.
1.2. Identifikasi Masalah
- Apakah sinar-x dapat mempengaruhi laju transport calsiurn ke dalarn eritrosit ?
•
- Apakah Jaju transport terpengaruh oleh dosis calsium extra cellular?
•
3
1.3. KerangkazyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Pem ikiran
...
~
Menurut Luckey (1980) menyatakan bahwa radiasi sinar-x pada dosis ke~
~
dapat meningkatkan
metabolisme dan mempunyai
harga
ambang. Beberapa ,
laporan tentang.efek negatif yang terjadi akibat radioterapi seperti perubahan srruktur
kelenjar ludah (Maxymiw WG., 1991). Perubahan PH ludah (Fois AM, dkk, 1991).
Klasifikasi pada tulang gigi maupun rahang rerganggu (Sedlecki dkk, 1991) terjadi
perubahan jumlah leukosit dan eritrosit perifer. Kesernuanya ini sebagai akibat dari
gangguan proses metabolisme dan perkembangan sel (Parkins, dkk., 1991).
Ion Calsium di dalam sel berfungsi dalam proses
metabolisme terutama
sebagai CO-Enzim dan Fungsi Sekresi. Konsentrasi di dalam sel Ion Calsium
dipertahankan tetap dan kecil dengan proses transport aktif(Albert, 19(5).
Membran merupakan bagian yang terpenting dari suatu sel, yang terdiri dari
lipid
bila yer dan protein (struktural dan fungsional). Radiasi sinar-x
dapat
mempengaruhi membran eritrosit ini yaitu terbenruknya radikal hidroksil (Cassaret,
j 968)
yang merupakan bagian yang paling berbahaya karena dapat menyebabkan
reaksi rantai
dengan lipid maupun
prote'i'il1)engemban yang akan mernbentukzyxwvutsrqponmlkjihg
radikal lipid maupun radikal protein. Para peneliti mengatakan bahwa radikal yang
terbentuk sensitif terhadapzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
asam a mino sistein. Sistein ini mengandung gugusan
sulfhidr il (SH) dengan radikal hidroksil akan membentuk ikatan disulfida (S-S), yang
menimbulkan
ikatan
intra
dan inter molekuler
sehingga
protein
pengemban
mengalami perubahan konformasi pada gilirannya mengakibatkan perubahan fungsizyxwvutsrqponmlkjihgfe
membran (Bertsche U., 1.984; Feix. JB, dkk., 1991). Di samping itu juga
4
sensitif
rerhadap
lemak tidak jenuh sepertizyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Linolea t, l.inolea t dan Ar ochidona i terhadap,
ikatan rangkapnya sehingga mempengaruhi fluiditas membran (Gwozdzinski,
Fluiditas
membran merupakan bagian penting untuk fungsi
(Lee AG., dkk., 1991). Proses
~..,.
1991'J{;zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYX
protei.n pengembang
Transpor dilakukan oleh Protein Fungsional yang
disebut dengan Calon bupati dan wakil bupati-ATPase (Calsium Transforter)
(Matyskevskain op. et. aJ. 1991): Ca - ATPase merupakan
suatu protein dan
merupakan Enzirn yang rnernpunyai struktur yang kaya gugus SH (Ledish, 1995)
yang terutama
bagian sisi aktif (binding site) dan merupakan tempat
berikatan
dengan [on Calsium 'pada saat proses transpor aktif terjadi. Radiasi sinar-x sangat
sensit if terhadap
gugus SH ini. Melihat perubahan
yang terjadi
pada proses
transpor penulis menduga masalah transpor nutrisi terutama Calsium sebagai -akibat
dari radiasi sinar-x.
Dari beberapa fenomena di atas dapat diarnbil suatu Hypotesa bahwa:
Ho
: Radiasi sinar-x tidak mempengaruhi proses Transpor aktifCalsium
HI
: Radiasi sinar-x rnempengaruhi Transpor aktifCalsium.
5
•
/;32 '.
BAn II
TIN JA U AN PU STAKA
2.1. Kinetika Transpor
Permeabilitas rnernbran terhadap ion dikontrol oleh sistern transpor, Hasil
perbedaan muatan melewati membran menghasiikan perbedaan potensial listrik.
Terdapat dua tipe proses rranspor (Voet & voei, 1995):
I. Nonmediated transpor
2. Mediated transpor
Non mediated transpor
melalui difusi sederhana, perbedaan
dengan mediated
dengan menggunakan aksi dari protein pengemban yang macamnya
ca rrie r. tra n sp o r,
dinamakan:
tr a nsloka ter . zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Mediated transpor dibagi dalam 2 kategori:zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
I. Passive mediated transpor atau facilitatif difusi pada molekul yang spesifik
mengalir
dari
konsentrasi
tinggi
ke
konsentrasi
rendah
sampai
pada
...~
.. .-
keseimbangan.
2. Aktive transpor, molekul-molekul spesifik dari konsentrasi rendah ketinggi,
melawan kemiringan konsentrasi.
Pompa Calsium:
Ion Calsium merupakan bagian peruing untuk kehidupan suatu sel, terutama
sebagaizyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
messengger secunder Co-faktor dan fungsi sekresi. Sehingga keberadaannya
6
walaupun dalam jumlah
kecil namun termasuk unsur
yang penting, Keseimbangan zyxwvutsrqponmlkji
t..
dari suatu ion selalu hams terjaga baik ekstra maupun intra yang dimungkinkan ,~t:h
,
suatu sistem dalam hal ini adalah
sis/em pUIIlP
yang dikendalikan oleh ATPase.
ATPase bila terpapar radiasi sinar-x masih kontroversial, tentang aktivitasnya
(Augestein, L.G. and Grist,
L.L,
1985) mengarakan bertarnbah aktivitasnya
sedangkan (Cassarcn, 1984) dapat menurunkan aktivitas ATPase. Nampaknya dosis
yang digunakan dan rnetode sangat rneneruukan. Sehingga diperlukan pcnelitian lebih
jauh lagi.
CA l + ATPase
Suatu Prototipe
dari P tipe yang sering disebut dengan "Calsium Pump"
berfungsi untuk mempertahankan ion
ci+ disitol telah
(tidak semua ion Ca2+ dalam keadaan bebas
rendah + 0.1 - 0,2 mikro mol
sebagian berikatan dalam bentuk
phOSpCI, oxa la t atau mo1ekul ATP). Seeara umum konsernrasi ion 2+ bebas sangat
penting. Struktur A'TPase singlezyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
tr a nsmembr a n 100.000 MW a lpha polipeptide yang zyxwvutsrqponmlk
mcngandung ATPase, mentransfer ion Cal+ dan membutuhkan ion Mg2+ kornplek
dengan ATP (fungsi bela subunit masih konrroversi). Bagian sitosol alphasubunit
mempunyai
afinitas sangat tinggi (mempunyai
1 M) dalarn keadaan
Komisi 10.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSR
istirahat sedangkan pada saar fungsi disarkoplasmic retikurn bisa mencapai 10.2 mol.
Aktifitas ini diatur olch ion Ca2+ bebas disitosol.
7
2.2. Pompa Calsium
pada i\lembran
Plasma
,
Dalam melaksanakan
dengan "Calmodulin"
fungsinya zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Ca 1 + berikatan dengan protein yang disel)jif
,
m erupakan
bagian penting
pada eritrosit.
Ca 2 + m erangsang-
ca lmodutin yang merangsang ATPase supaya aktif yang diatur secara a lloster ic dan
m cnghasilkan memompa
Ca~+ keluar,
2.3. Kinetika Pompa ATP (P tipe)
Apabila
ion
mengalami perubahan
Ca2~ berikatan
dcngan
protein
pengemban,
protein
akan
konforrnasi, berikatan pada darah, bagian ATP yang berikatan
dcngan protein dihidrolis menjadi AD!' + Pi ditransfer menjadi residu a spa r ta t yang
spesifik dalam protein, membentuk permukaan protein Ion Ca 2 + lalu berdisosiasi dari
luar ke
pennukaan
protein,
selanjutnya
ikatan
a spa r tilphospa t
dihidrolisa
menyebabkan Ez mejadi E I (bentuk semula). Permukaan luar menjadi tidak aktif dan
m enghasilkan pennukaan
sisi sitosol ("binding
site"). Dalam
keadaan
demikian
bagian sirosol mempunyai afinitas yang ringgi seperri sernula (1000 kali permukaan
luar).
..
.....'Jip._ .zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
2.4. Struktur
Alphasubunit zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Protein mengandung
dengan
Caz'dapat
kalsium sepanjang
melewatinya,
10 tr a nsmembr a n a lpha helix, 4 residu yang berkaitan
membran alphahelix
rnernbemuk pintu masuk, dimana
Protein ini mengandung
3 globula r sitosolic doma in yaitu
A Tl'binding, phospor ila si a spa r ta t dan ener gi tr a ndusi,
8 zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
2.5. I~acliasi dcngan
Matcri
I",
lnteraksi radiasi dengan rnateri mempunyai
efek Campton, kedua
3 mekanisme
.'
,..,.
utama, pettatna
,
efek fotolistrik, kcuga produksi pasangan. Efek C ompton zyxwvutsrqponm
tcrjadi bila radiasi yang datang berenergi lebih rendah dari pada energi ikat clektron
pada atom. Radiasi yang datang dibelokan sehingga energi yang keluar menurun.
Efe« /-'% lislr ik
terjadi bila energi radiasi yang datang melebihi energi kat elektron.
Keuka radiasi berinteraksi dengan sel atau jaringan terjadi efek fotolistrik, kemudian zyxwvutsrqponmlkj
diikuti denuan
- tereksiiasi atau terionisasinva
, atom atau molekul di dacrah sekiiar
interaksi. Reaksi ini dapat terjadi tetapi yang utama adalah
dengan elektron orbit
sehingga rnolekul ini berubah menjadi radikal. Di bidang kedokteran
radiasi dan
radioaktif ini dimanfaatkan untuk radiodiagnostik dan radioterapi.
Radiasi pengion adalah radiasi yang dapat
menyebabkan
fragmentasi
molekul ke dalam bentuk ion, radikal atau dalam bent uk atom-atom lain. Sumbersumber
radiasi adalah sinar kosmis, sinar garna, sinar-xdan sinar UV, elektron,
partikel beta, proton, nerron dan partikel aplha. Sinar kosmis
tcristerial dengan energi lebih dari 50 megavolt, sinar gama
berasal dari ekstra
berasal dari
inti
radionukleotida akibat transisi isometrik dari inti yang tereksitasi menuju inti yang
stabil dengan energi antara 10 sampai 100 megavolt. Sinar U-X berasal dari
disintegrasi atom berupa transisi kulit atom dengan energi antara 0,0 I sampai 10
megavolt. Sinar zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
U V berasal dari benda panas dengan energi 6 x 10",megavolt Sinar
Elektron berasal dari ekselator atom yang terganggu berenergi 1,0 sampai 100
9
megavolt. Partikel beta berasal dari disintegrasi
inti dengan energi antara 0,2 sampaizyxwvutsrqponmlkjihg
.
8 megavolt.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
I.""
't
~
2.6. Efek Biologi Radiasi Pengion
Efek biologi terhadap
rubuh tergantung pada surnber dan faktor organ tubuh
yang terkena radiasi, besar dosis, kualitas dan jenis radiasi, Sedangkan faktor yang
berkaitan dengan organ tubuh adalah kepekaan organ serta kemarnpuan perbaikan
organ secara umum kepekaan sel terhadap
radiasi berbanding terbalik dengan
ti ngkar perkembangan sel. Secara staristik efek biologi dapat berupa efek stokastik
dan nontclastil. Efek stoka stik dosis tertentu
dapat dipastikan menimbulkan
efek
biologi, sedangkan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
4ek nonstoka stik suatu dosis tertentu dapat menimbulkan efek
biologi bergantung pada dosis radiasi yang diberikan. Efeknya dapatsegera dengan
dosis
yang besar disebut dengan dosis akut, sedangkan yang kecil dan bertahap
disebut dengan dosis kronik.
Dari hasil penelitian mutakhir diketahui bahwa radiasi dengan dosis rendah
tidak menimbulkan efek negatif terhadap rnakhluk hidup
bahkan dosis rendah inizyxwvutsrqponmlkjihg
~ ":-~
memberikan efek yang positif (Luckey, 1995). Dalam konsep
ini dikenal konsep
ba ta s a mba ng, radiasi memberikan rangsangan yang positif pada makhluk hidup
sedangkan di atas batas ambang radiasi membawa efek yang negati f.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPO
2.7. Mekanisme Terbentuk Radikal pada sel biologi
Karena radiasi rnerupakan energi
suatu
yang bergerak maka jika radiasi melalui
matari akan cenderung semakin pelan gerakannya dan akan rnemberikan
10
sebagian
energi
kemarri
yang dilaluinya,
jika
energi yang bergerak
cukup
besar zyxwvutsrqponmlkjih
t
I",
seperti sinar netron, sinar gamma radiasi
ini akan memindahkan
elektron yang
terikat cukup kuat dari benda yang dilalui tersebut, akibatnya terionisasi jika energi
radiasi melewati sel tubuh dimana
sebagian besar terdiri dari air radiasi akan
menyebabkan perpindahan elektron suatu atom ke dalam sel kemudian elektron
bereaksi dengan atom lain merupakan komponen
beracun yang akhirnya
akan
menyebabkan kerusakan sel, Ion-ion terbentuk dalam sel biologi akan membentuk
molekul-molekul baru.
H2O
Radiasi
H20 +
e
E+H20
H+ + OH*e-
H 2 0- + H2O
H"+OH-
I-hO
Radiasi
OH" +H*
Selanjutnya Hidroksil radikal (OH"') akan berekasi hingga membentuk peroksida
(H202), suatu komponen yang beracun bagi tubuh-tnanusia.
-OR* zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
+ OH* --R * + I-hO
Di samping itu rnolekul organik dapat bereaksi dengan
OH* mernbentuk radikal
organik (R *) dengan adanya oksigen radikal organik tersebut terus bereaksi sehingga
terbentuk proksida juga,
11
RH + 01-1"
R*+H2O
R* + ~
RO·2 zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
1.;
H'" +02
HO*2
HO* + HO·2
]-hO + 02
Reaksi
ini akan
,_
-4
mempengaruhi
sering disebut autooksidasi,
strukrur
Autooksidasi
lemak maupun protein sel hidup yang
merupakan rangkaian reaksi yang terdiri
dari riga tahap, Dengan adanya radiasi, asam lemak tak jenuh akan meleoas atom
hidrogen dan membentuk
radikal bebas pada iahap ionisasi. Pada periode propagasi.
radikal.
Radikal ini sangat aktif dan akan membentuk radikal baru dan H202. Dari reaksi di
atas radikal peroksil lebih berbahaya dibandingkan dengan H 202.
2.8. Efck Radiasi Sinar-X Terhadap
Struktur membran
yang terpenting
Lipid Membran
Eritrosit
erirrosit terdiri dari protein dan lemak. Komponen
pada mcmberan
lemak
fo sfo lip id , gJikolipid dan kolesteroL,
adalah zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
fosfolipid dan glikolipid mengandung asam lernak iidak jenuh; linoleat, linolenat dan
arachidonat ygsangat
Radikal
hidroksil
rawan terhadap
dapat
peroxidasipilid, akibat
serangan radikal, terutama
menimbulkan
akhir
reaksi
yang
dikenal
dari reaksi raruai ini dapat terputusnya
menjadi berbagai senyawa toksit terhadap
meJonaldehida,
rantai
radikal hidroksil.
12
asam lernak
sci, antara lain aldehida-aldehida
9 hidroksi non enal, serta berbagai
dengan
seperti
hidrokarbon elena (C!H6) dan
di alas, dapat pula reaksi silang an tara dua.zyxwvutsrqponmlkjihgfe
penrana (C s H 12). D i samping reaksi
;..,
rantai asarn lemak dan rantai pepiida yang timbul karena reaksi anlara dua radikal.
Perubahan yang tcrjadi pada struktur membran ini akan mempengeruhi
...,
lluiditas
dan fungsi memberan yang pada gilirannya akan mempengaruhi permeabilitas
mernbran.
2.9. Efek Radlasi Terhadap
Protein Membran Eritrosit
Pada membran urnumnya
fungsional.
protcinnya terdiri dari
protein struktural dan
Tergolong protein fungsional adaJah reseptor enzim ATPase sedangkan
protein struktural yaitu membangun, membentuk dan mernpertahankan
bentuk
bikonkaf pada eritrosit. Faktor yang penting pada proses transpor ini adalah protein
saluran yang berperan dalam menjaga keseimbangan nutrisi dan ion di dalam
maupun di luar sel. Protein saluran merupakan protein fungsional yang berbentuk
tiga dimensi, yang terdiri dan sebagian besar struktur alfa helix, beta sheetdan coli
yang merupakan
bagian penting
dalam memperrahankan
..
Oikawa, 1984). Radikal bebas sangat realctifterhadap
asam-asam amino dan
konform asi
(Kimio
struklur alfa helix terutama
sistein yang mengandung gugus sulthidril (SH) gugusan
inilah yang paling berperan dalam proses perusakan suatu protein saluran. Di mana
pada gilirannya
akan membentuk suatu ikatan (S - S) yang akan
menimbulkan
ikatan intra atau an tara molekul protein sehingga protein terse but akan berubah
konformasinya yang mengakibatkan
berubah fungsi. Diduga faktor inilah yang
13
merupakan peran utama dalarn perubahan
kcseimbangan
nutrisi di luardan
set eritrosit.
......
t
Komponen
glikolipid, dan
di dalam
lemak
yang terpenting pada membran adalah
tosfolipid, zyxwvutsrqponmlkjihg
kolesterol, fosfolipid dan glikolipid rnengandung asam lemak tak
jenuh: Linoleat dan Aracidonat yang sangat rawan
terhadap
serangan radikal,
terutama radikal hidroksil. Radikal hidroksil dapat menimbulkan reaksi rantai yang
dikenal dengan peroxidasilipid , akibat akhir dari reaksi rantai ini dapat terputusnya
asam lemak menjadi berbagai senyawa toksit terhadap
sel, antara
lain aldehid-
aldehid.
Di samping reaksi di atas dapat pula terjadi
reaksi silang antara
dua rantai asam
lemak, asam lemak dan rantai peptida yang timbul karena reaksi antara dua radikal
dapat menyebabkan terputusnya dan perubahan struktur
rnembran ini akan terjadi
kebocoran pada membran eritrosit (hemolisis) .
.... .,.._
.
.- zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
14
B A S Il!
TUJUAN DAN M ANFAAT PENELITJAN zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUT
3.1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bcrtuj uan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh radiasi sinarx membran eritrosit terhadap
transpor Biornernbran eristrosit tanpa dipcngaruhi sel
induk (Steam Cel) karena
dilakukan
secara lnvitro.dan
bagaimana efeknya
terhadap membran kaena dilakukan pada sel yang tidak mempunyai inti sel,
Ion Calsium harus selalu dalam keadaan kecil di dalam set. Proses transpor aktif
dari dalam ke luar akan berperan dalam rnempertahankan konsentrasi ini.
3.2. ManCaat PeneLitian
Penelitian
Biomembran yang dilewati oleh banyak molekul dan ion, baik
secara sendiri-sendiri
keberadaan
maupun berimeraksi satu sarna lain. Konsentrasi dan
suatu unsur sangat penting dalam mempertahankan
suatu proses
Metabolisme pada rnembran maupun di dalam scI. Faktor lingkungan fisik maupun
kimiawi sangat mempengaruhi keseimbangan Kimiiiwi. Sinar-x marupakan faktor
yang berperan secara fisik rnaupun kimiawi. Sehingga didalam basil penelitian ini
didapatkan suatu perubahan keseimbangan unsur Ion Calsium terutama di dalarn
faktor perusak dapat diketahui secara
sel, Sehingga percobaan ini sinar-x sebagaizyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
signifikan dapat menghambat masuknya calsium ke dalam sel eritrosit.
percobaan
Hasil
ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam penelitian selanjutnya dan
dapat menjadi sumbangan ilmiah dalam melengkapi konsep yang sudah ada.
15
BA BfV
METODE PENELITIAN
Bahan:
Bahan kimia yang digunakan
adalah dari tingkar analitik, air yang digunakan air
suling.
Donor darah dari PMI Bandung dengan menggunakan anti koagulan heparin.
Larutan penyetop yang digunakan HgCL2 (2 mm) NaCI (310 mm) .lodium (0,25
m m ), dalam keadaan dingin OOC(Levins & Stein 1972).
Ca yang digunakan dalam bentuk CaCh dalarn larutan NaCI pysiologis dengan
kadar bervariasi.
Untuk mengendapkan protein digunakan:
Sa (OH)2, 0,3 N sebanyak 0,5 MI dan Zn (S04) 2 5% sebanyak 0,5 MI (Nelson
Somogy,1945).
....~.#_.
A lat:
.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUT
Sentrifugasi Klinik Merk lEe - 4B Centrifuge, USA.
Spektrofotometer, Merk Milton 4000 digital
Inkubator Merk Memert, untuk mengeringkan dan memanaskan sampai 120°C.
Waterbath Kottermann, dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur frekuensi
goyangan.
Alat pengaduk dari kaca, dan "Votter Homogenser" untuk memecah Eritrosit,
16 zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Metoda
Objek Penelitian
Darah yang digunakan
adalah darah orang dewasa sehat yang berasal dari
donor yang diambil secara acak dari PMI Cabang Bandung.
Rancangan Penelitian
Eksperimen sungguhan dengan Factorial.
Identifikasi Varia bel:
•
Variabel
: Radiasi sinar-x
•
V ariabel Penghubung
: Membran Eritrosit (Protein Membran)
•
Variabel Akibat
: Kadar
iOD
Calsium di dalam Eritrosit
Definisi Operasional
I. Kadar Calsium awal: adalah kadar calsium sebelum dilakukan percobaan.
2. Laju transpor: setelah dilakukan percobaan dikurangi kadar aW1l1.
3.
Larutan
penyetop: adalah larutan yang digunakan u n tu k menutup saluran
membran Eritrosit,
Cara Kerja:
Percobaan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
in i melalui beberapa tahap tertentu:
17
I..
Dua
kelompok sampel darah dari pasien yang sarna dimasukkan pada tabung .zyxwvutsrqponmlkjihg
f ..
V e n o je e t
10 cc yang m e n g a n d u n g heparin sebagai anti kro g u la n . Satu kelompok~':'"
v
tabung diradiasi dengan sinar-x, sedangkan
satu kelornpknya lagi tanpa radiasi.
2. P encucian dengan m enggunakan NaCl pysiologis.
3. Pemeriksaan kadar Hb, untuk mengontrol apakah membran pecah atau tidak.
4.
Penentuan berat kering Eritrosit, sebagai pernbanding dengan diletakkan
di atas
Foil I teks 20 M mol dikeringkan dalam oven pada suhu 120°C selama 12jam,
kemudian berat Eritrosit ditentukan. (Nurhalim, 1985).
L Berdasarkan metode Linewever - Burk dan dikembangkan
450 mikro liter CaCh dimasukkan
pada suhu 37()C, masukkan
rnikropipet. Setelah
oleh Nurhalim (1985)
ke dalam masing-masing
50 m ikro
liter Eritrosit
tabung dipanaskan
dengan
menggunakan
15 detik lalu distop dengan HgCh, kernudian disentrifuga
selama 15 men it, keceparan 5000 rpm. Supernatan dibuang dengan membalikkan
tabung.
2. Penenruan Kadar Calsium di dalam Eritrosit
Terdapat
..
~ ~ :.
Eritrosit di Hemolisis dengan menarnbah 2 ml
dengan menggunakan
aguadest, kemudian
batang pengaduk Eriirosit diaduk dan dikocok di atas
Vortex sampai homogen, kemudian dibiarka 10 rnenit.
3. Untuk
mengendapkan
protein ditarnbah 1,5 ml Ba (OHh lalu tambahkan Zn
(S04)2 1,5 ml. Kemudian dikocok dengan menggunakan Vortex homogenizer.
18 zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Setelah
hom ogen
disentrifuga
diam bil m engandung
4.
Filtrat diperiksa
selam a
15 m enit, keceparan
5000 rpm .
ion Calsium yang berasal dari dalam Eritrosit.
kadarnya,
dengan
m enggunakan
A tom ic A bsorbtion
Spektro
Fotom etri (A A S). K adar Calsium Intra Sel diketahui .
....zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
.,.,... . zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONM
19 zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
BABV
BASIL PENELITIAN DAN PE~mAHASAN
Pada penelitian ini penulis rnenggunakan Eritrosit sebagai objek penelitian
karena di samping tergolong sel yang radiosensitif, eritrosit tidak mempunyai inti,
sehingga sangat ideal untuk percobaan Transpor Biomernbran dalam hal ini Transpor
aktif ion Calsium
Hasil percobaan:
"'.,
Tabell.
Laju Transpor Calsium pada Membrao Eritrosit deo.f.ao Variasi Kadar
Inkubasi: 50, 100, 150, 200
Mm dim temperatur 37 C. tanpa
Radiasi
(Kelompok Kontrol),
CaCh dalam Mikro/gr Eritrosit kering zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPO
115 detik
Percobaan
50
100
150
200
1
16,10
48,3
54.4
55,8
2
18.10
:- . 52.0
_'"•zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
19.4 zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDC
18.2
3
12.3
12.8
It5
26,3
4
9.2
10
13.4
15
5
6.99
5.94
15,03
11,23
Rata-rata
12,6
19,3
29.3
25.3
2 0 zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Tabel II.
*..
Laju Transpor Cal" pada Membran Eritrosit dengan Variasi kadar InkubaSi:t'"
50, 100, 1.50, 200 Maksimal
EFEK SINAR-X TERBADAP TRANSPOR KALSIUM
KE DALAM ERITROSJT
O leb
Azhari, Drg. Mkes.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLK
Dibiayai oleh Dana DlK Universitas Padjadjaran
Tahun Angganln 2000
Oengan DIP No. 060/23/2000
Tgl.l April 2000
LEMBAGA PENELITV\N
UNlVERSITAS PAOJADJARAN
_ ..._
" FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
Nopember, 2000zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIH
LEl\fBAR
LAPORAN AKHIR
JOENTITAS
DAN PENGESAHAN
PENELITIAN
SUMBER DANA OIK UNPAD
T AHllN ANGGARAN 2000
----------------------------------------
, zyxwvutsr
4..1<
....
~
1;zyxwvutsrqponm
~
I. a. Judul Penelitian: Efek Sinar X terhadap Transfer Calsium ke dalam Eritrosit.
b. Macam Pcnelitian: (X) Dasar (
) Terapan (
) Pengembangan.
c. Kategori: l/Il/Ill.
2.
Katua Peneliti:
a. Nama lengkap dan gelar
b. .lenis kelamin
: Laki-laki
PangkatiGoionganlNip
d. Jabatan Fungsional
e. Fakultas/J urusan
f. Bidang ilmu yang diteliti
: Penatall lIcil 3 I 567587
: Lekior Muda.
: Kedokteran gigi.
: Radiologi Molekuler
c.
: Azhari Drg. Mkes.
3. Jumlah Tim Peneliti: 3 (riga) orang.
4. Lokasi Penelitian: Lab. Biokimia UNPAD
5. Bila penelitian ini merupakan peningkatan kerjasarna kelembagaan:'
a. Nama Instansi :
b. Alarnat
6. Jangka waktu penelitian: 6 bulan
7. Biaya yang diperlukan Ro. 3 ..000.000 (tiga juta rupiah)
Band ng,
,
Mengetahui
Dekan'Fakultas Kedokteran Gigi
:Uni rsitas Padjadjaran
•
....~
.- ....
Ketu
11 - 2000
eneliti
./
-:
Azhar' \ r Mkes
N1P:
130321
245
zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
NIP:zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLK
13\ 567 587
, zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Menyetujui
Ketua Lernbaga Penelitian
Universitas Padjadjaran
'DR-:- Setia~an Natasasmita, Drg.
Prof. Dr. Johan S. Masjhur, dr, Sp KE, SpKN
NIP : 130 256 894
ABSTRAK
Jon kalsiwn merupakan unsur penting dalam proses M etabolisme, yang zyxwvutsrqponmlkjih
berfungsi sebagai Ca faktor maupun proses sekresi sel.
Ion calsium masuk kedalam sci rnelalui
dikeluarkan
melalui proses
Transforaktif
proses
Konsentrasi
Transpor
dalam
fasif dan
set
harus
dipenahankan dalam keadaan normal konsian kecil.
Penelitian dilakukan pada dosis radiasi sinar-x (2 x 200 Tad) mcrupakan dosis
terapi dengan lnkubasi Ca~' bervariasi 50, 100, 150 dan 200 M g dalam waktu zyxwvutsrqponmlkjihgfedc
j 5
detik.
Hasil penelitian menunjukkan
terjadi rata-rata
bahwa, Inkubasi pada dosis
50 M ikromol
bambatan masuk ke dalam Eritrosit sebesar: 53,5% , dosis
M ikromol 35,5% , 150
menunjukkan bahwa
M ikromol 26,5% ,
200 M ikromol 56% ,.
radiasi sinar-x pada dosis
Keadaan
100
101
2 x 200 rad dapat mcngganggu
proses Transfor dengan jalan menghambat masuknya Ion Calsiurn ke dalam sel secara
Signifikan dan tidak tergantung besar dosis ink~asi.
A B STRA CT
Calcium ion
IS
the important element in the process of metabolism, which zyxwvutsrqponmlkji
function as not only fa cto r Ca but also the process of cell secretion.
Calcium
ion
enters the
ceil by the process of passive transfort and is
released in the way of the active tra n sfo rt process. Concentration in the eel has to be
maintained in the little normal condition.
The research is implemented in the doses of X-Ray radiation (2 x 200 rad),
which is the therapy doss with incubation Ca2+ varying 50, 100, 150, and 200 M g
in 15 seconds.
The
result of the
research proves that the
consist of an
obstacle on an
average in entering eritrocit as 35% for the doses of 50 M ikromol, 35,5 % for the
doses of 100 M ikromol, 26,5% for the doses od 150 M ikromol, and 56% of the
doses of 200 M ikromol. The condtion shiws that the radiation of X-Ray in the
by hampering the
doses of 2 x 200 rad can distrub the procesS-of the transfort zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTS
entrance of calcium ion in the cell significantly and does not defend on the amount
of doses.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim.
Segala puji saya panjatkan
sena hidayah-Nya,
sehingga
kehadirat Allah
penulis
judul: E fek Radiasi Sinar-x Terhadap
Beberapa
•
SWT. yang telah memberikan
dapat menyelesaikan
penelitian
ini dengan
Transpor Calsium Kedalarn Erirrosit.
hambatan mengiringi proses pcnelitian-penelitian
dan menambah pengalaman
rahmat
ini memberi ani
dan wawasan tentang Efek Radiasi.
Tidak Iupa saya mengucapkan
terima kasih banyak
pada sernua pihak yang
tidak bisa penulis sebutkan sam persatu,
Akhir kata penulis berbarap, sernoga
basil penelitian
ini dapat berrnanfaat
bagi pembaca, praktisi di bidang Radiologi khususnya.
Bandung,
11-2000
_.
,..~ .- zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQ
Penulis zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWV
ii
nAFTAR zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHG
lS I
'.tr
Halam~
ABSTRAK
.
ABSTRACT
.
KATAPENGANTAR
11
DAFTAR [St
".........
DAFTAR TABEL
BAB 1
111
V
PENDAHULUAN
..
I. 1, Latar Belakang
.
1.2, Identifikasi Masalah
"
1.3. Kerangka Pernikiran
BAS II
, zyxwvuts
,
,
,
,
, ,.."
.
,
.),
.
4
..
6
.
6
..
8
".
8
2.4 Struktur Alphasubunit
.
8
2.5 Radiasi dengan Materi
..
9
..
10
..
10
TlNJAUAN PUSTAKA
2.1 Kinetika Transport
2.2 Pompa Kalsium pada Membran Plasma
2.3 Kinetika Pompa ATP (P Type)
2,6 EI'ek Biologi Radiasi Pengion
,
,
2.7 Mekanisme Terbentuk Radikal pada Sel Biologi
,
2.8 Efek Radiasi Sinar X Terhadap Lipid Membran Eritrosit.. ..
12
2.9 Efek Radiasi Terhadap Protein Membran Eritrosit ...........
13 zyxwvutsrqponmlkjihgfedcb
iii
•
3.1 Tujuan Penelitian................................................................
..J3'
3.2 Manfaat PeneLitian..............................................................
15,
BABJV
METODE PENELITlAN
..
16
BABV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHA$AN
.
20
BASIl!
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA
.
15
,
24
..~...-
..zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
ivzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
D A FTA R TA BEL
Tabel I: Laju Transpor Calsium pada M embran Eritrosit Ke)ornpok Kontrol.
Tabel 2: Laju Transpor Calsium pada M embran Eritrosit K elornpok Percobaan.
Tabel 3: Hambatan Transpor Calsium Kedalam dalam (% ).
..,.._
_- .
zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPON
zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
•
v zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
BABI
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sejak ditemukannya Sinar Rontgen oleh Prof. Dr. Wilhelm Conrad Rontgen!zyxwvutsrqponmlkjih
tahun J 895, penggunaan sinar x semakin meluas baik di bidang kedokteran,
kedokteran gigi. teknik industri, pertanian dan lain-lain.
Pemakaian sinar-x di bidang kedokteran, kedokteran gigi digunakan sebagai
radioagnostik maupun radioterapi. Selain rnempunyai manfaat yang besar sinar-x
dapat juga
menimbulkan efek yang merugikan jaringan atau sel hid UP. yang biasa
& Hing, 1981). Para pekerja sinar-x atau
disebut dengan efek biologis (Wherman zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
pekerja di lingkungan radiasi sangat menghindari efek ini bahkan kadang-kadang
sangat berlebihan. Keadaan ini cukup beralasan karena masih kurangnya penelitian
yang dapat memberikan informasi tentang efek biologi. Konsep yang sampai saat ini
masih dianut tidak mengenal harga ambang yaitu konsep "ALARA" (as low as
reasonabJe). Di mana sekecil apapun paparan sin3r~Xakan mempunyai efek negarif
yang hams
kita hindari karena dapat
menghasilkan gugus Radikal
bebas pada
molekul yang dilewatinya.
Radikal bebas yang terbentuk memiliki dua sifat. Pertama mempunyai reaktifitas
yang tinggi karena cenderung menarik elektron dan selanjutnya dapat merubab suatu
molekul menjadi radikal. Membran sel eritrosit yang terdiri dari lipid dan protein
1
merupakan sasaran dari radikal bebas ini. Proses
inilah
yang mendasari berbagai
proses patologis yang terjadi pada jaringan atau organ.
Radikal cenderung berpasangan
rnolekul baru akan membentuk
sehingga
terbentuk radikal baru, kemudian ,
radikal bebas lagi, sehingga
terjadi reaksi raruai,
Keadaan ini dapat terjadi pada rnembran eritrosit. Bagian mernbran yang terpenting
dalam trasport adalah m olekul protein, yang akan menjaga keseimbangan nutrisi dan
ion, baik di dalam maupun di luar sel yang disebut dengan protein pengemban.
Protein transport mempunyai dua betas
domain hydrophobic yang membentuk
& Voet, 1995) yang dibangun dari sebagian besar alta
protein trans mernbran (VoetzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
helix, kemudian lembaran beta dan coil. Afinitas glukosa dengan protein pengemban
mempunyai
tingkat kejenuhan
karena
keterbatasa jumlah
dan
kemampuan
pengemban yang dapat mempengarubi nilai Komisi, di samping itu dapat dihambat
juga
oleh inhibrator SH sehingga dikatakan transport nutrisi menyerupai reaksi
enzimatis dan rnempunyai
sensitif terhadap
gugus SH sebagai
pusat aktif Radiasi sinar-x sangat
asam amino yang menganding
yang berfungsi mempertahankan
struktur
gugus SH dan ikatan hidrogen,
seRGnClerd an tertier dari protei. Asam-
asam amino yang menyusun protein paling rawan terbadap
a sa m a mino sistein dan gugus inilah
radiasi sinar-x adalah
yang' paling peka terhadap
radiasi sinar-x
sehingga dapat terbentuk ikatan disulfida (Unsclear, 1987) yang menirnbulkan ikatan zyxwvutsrqponmlkjihgf
intra dan inter molekuler schingga mengalarni perubaban konformasi, pada gilirannya
protein pengemban dapat kehilangan fungsi biologi dalam hal ini adalah protein
saluran dan enzim (Bertsche U, 1984 dan Felix JB, dkk, 1991). Di samping peran
2.
protein transport, lipid bilayer
juga memegang peranan renting dalam proses,
t..
transpor ini. Unsur lipid yang utama
pada
mernbran, fospholipid dan g/iko/ipiJ l~
,
merupakan unsur lipid paling banyak pada membran dan mengandung banyak asam
lemak tidak jenuh
linolea t, tinolena t, dan a r ochidona t yang merupakan
sepertizyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
bagian paling sensitif tcrhadap radiasi sinar-x (Thomas, AB. 1991) akibatnya ikatan
rangkap dapat terputus dapat pula terjadi
ikatan silang lipid dengan polypeptide
yang mengakibatkan perubahanj?uitiif(ls (Gwozdzinski, 1991) pada gilirannya akan
mengakibatkan perubahan permeabilitas membran (Thomson, dkk, 1991). Fluidiras
membran merupakan bagian penring untuk berfungsinya protein
berfungsi untuk mentranspor nutrisi
terutama
keseirnl.angan nutrisi didalam dalam di luar
membran yang
pada proses Transporaktif (Ca~.
sel akan mempengaruhi
proses
kelangsungan hidup sel (Lee AG, Michalegeli F; East JM, 1991). Dari perubahanperubahan membran erirrosir tersebut peneliti rnenarik suatu hipotesis bahwa radiasi
sinar-x dapat menyebabkan perubahan transpor Kalsium,
Untuk mendapatkan hasil, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode penelitian sungguhan (true eksperimenj'dengan rancangan faktorial.
1.2. Identifikasi Masalah
- Apakah sinar-x dapat mempengaruhi laju transport calsiurn ke dalarn eritrosit ?
•
- Apakah Jaju transport terpengaruh oleh dosis calsium extra cellular?
•
3
1.3. KerangkazyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Pem ikiran
...
~
Menurut Luckey (1980) menyatakan bahwa radiasi sinar-x pada dosis ke~
~
dapat meningkatkan
metabolisme dan mempunyai
harga
ambang. Beberapa ,
laporan tentang.efek negatif yang terjadi akibat radioterapi seperti perubahan srruktur
kelenjar ludah (Maxymiw WG., 1991). Perubahan PH ludah (Fois AM, dkk, 1991).
Klasifikasi pada tulang gigi maupun rahang rerganggu (Sedlecki dkk, 1991) terjadi
perubahan jumlah leukosit dan eritrosit perifer. Kesernuanya ini sebagai akibat dari
gangguan proses metabolisme dan perkembangan sel (Parkins, dkk., 1991).
Ion Calsium di dalam sel berfungsi dalam proses
metabolisme terutama
sebagai CO-Enzim dan Fungsi Sekresi. Konsentrasi di dalam sel Ion Calsium
dipertahankan tetap dan kecil dengan proses transport aktif(Albert, 19(5).
Membran merupakan bagian yang terpenting dari suatu sel, yang terdiri dari
lipid
bila yer dan protein (struktural dan fungsional). Radiasi sinar-x
dapat
mempengaruhi membran eritrosit ini yaitu terbenruknya radikal hidroksil (Cassaret,
j 968)
yang merupakan bagian yang paling berbahaya karena dapat menyebabkan
reaksi rantai
dengan lipid maupun
prote'i'il1)engemban yang akan mernbentukzyxwvutsrqponmlkjihg
radikal lipid maupun radikal protein. Para peneliti mengatakan bahwa radikal yang
terbentuk sensitif terhadapzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
asam a mino sistein. Sistein ini mengandung gugusan
sulfhidr il (SH) dengan radikal hidroksil akan membentuk ikatan disulfida (S-S), yang
menimbulkan
ikatan
intra
dan inter molekuler
sehingga
protein
pengemban
mengalami perubahan konformasi pada gilirannya mengakibatkan perubahan fungsizyxwvutsrqponmlkjihgfe
membran (Bertsche U., 1.984; Feix. JB, dkk., 1991). Di samping itu juga
4
sensitif
rerhadap
lemak tidak jenuh sepertizyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Linolea t, l.inolea t dan Ar ochidona i terhadap,
ikatan rangkapnya sehingga mempengaruhi fluiditas membran (Gwozdzinski,
Fluiditas
membran merupakan bagian penting untuk fungsi
(Lee AG., dkk., 1991). Proses
~..,.
1991'J{;zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYX
protei.n pengembang
Transpor dilakukan oleh Protein Fungsional yang
disebut dengan Calon bupati dan wakil bupati-ATPase (Calsium Transforter)
(Matyskevskain op. et. aJ. 1991): Ca - ATPase merupakan
suatu protein dan
merupakan Enzirn yang rnernpunyai struktur yang kaya gugus SH (Ledish, 1995)
yang terutama
bagian sisi aktif (binding site) dan merupakan tempat
berikatan
dengan [on Calsium 'pada saat proses transpor aktif terjadi. Radiasi sinar-x sangat
sensit if terhadap
gugus SH ini. Melihat perubahan
yang terjadi
pada proses
transpor penulis menduga masalah transpor nutrisi terutama Calsium sebagai -akibat
dari radiasi sinar-x.
Dari beberapa fenomena di atas dapat diarnbil suatu Hypotesa bahwa:
Ho
: Radiasi sinar-x tidak mempengaruhi proses Transpor aktifCalsium
HI
: Radiasi sinar-x rnempengaruhi Transpor aktifCalsium.
5
•
/;32 '.
BAn II
TIN JA U AN PU STAKA
2.1. Kinetika Transpor
Permeabilitas rnernbran terhadap ion dikontrol oleh sistern transpor, Hasil
perbedaan muatan melewati membran menghasiikan perbedaan potensial listrik.
Terdapat dua tipe proses rranspor (Voet & voei, 1995):
I. Nonmediated transpor
2. Mediated transpor
Non mediated transpor
melalui difusi sederhana, perbedaan
dengan mediated
dengan menggunakan aksi dari protein pengemban yang macamnya
ca rrie r. tra n sp o r,
dinamakan:
tr a nsloka ter . zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Mediated transpor dibagi dalam 2 kategori:zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
I. Passive mediated transpor atau facilitatif difusi pada molekul yang spesifik
mengalir
dari
konsentrasi
tinggi
ke
konsentrasi
rendah
sampai
pada
...~
.. .-
keseimbangan.
2. Aktive transpor, molekul-molekul spesifik dari konsentrasi rendah ketinggi,
melawan kemiringan konsentrasi.
Pompa Calsium:
Ion Calsium merupakan bagian peruing untuk kehidupan suatu sel, terutama
sebagaizyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
messengger secunder Co-faktor dan fungsi sekresi. Sehingga keberadaannya
6
walaupun dalam jumlah
kecil namun termasuk unsur
yang penting, Keseimbangan zyxwvutsrqponmlkji
t..
dari suatu ion selalu hams terjaga baik ekstra maupun intra yang dimungkinkan ,~t:h
,
suatu sistem dalam hal ini adalah
sis/em pUIIlP
yang dikendalikan oleh ATPase.
ATPase bila terpapar radiasi sinar-x masih kontroversial, tentang aktivitasnya
(Augestein, L.G. and Grist,
L.L,
1985) mengarakan bertarnbah aktivitasnya
sedangkan (Cassarcn, 1984) dapat menurunkan aktivitas ATPase. Nampaknya dosis
yang digunakan dan rnetode sangat rneneruukan. Sehingga diperlukan pcnelitian lebih
jauh lagi.
CA l + ATPase
Suatu Prototipe
dari P tipe yang sering disebut dengan "Calsium Pump"
berfungsi untuk mempertahankan ion
ci+ disitol telah
(tidak semua ion Ca2+ dalam keadaan bebas
rendah + 0.1 - 0,2 mikro mol
sebagian berikatan dalam bentuk
phOSpCI, oxa la t atau mo1ekul ATP). Seeara umum konsernrasi ion 2+ bebas sangat
penting. Struktur A'TPase singlezyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
tr a nsmembr a n 100.000 MW a lpha polipeptide yang zyxwvutsrqponmlk
mcngandung ATPase, mentransfer ion Cal+ dan membutuhkan ion Mg2+ kornplek
dengan ATP (fungsi bela subunit masih konrroversi). Bagian sitosol alphasubunit
mempunyai
afinitas sangat tinggi (mempunyai
1 M) dalarn keadaan
Komisi 10.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSR
istirahat sedangkan pada saar fungsi disarkoplasmic retikurn bisa mencapai 10.2 mol.
Aktifitas ini diatur olch ion Ca2+ bebas disitosol.
7
2.2. Pompa Calsium
pada i\lembran
Plasma
,
Dalam melaksanakan
dengan "Calmodulin"
fungsinya zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Ca 1 + berikatan dengan protein yang disel)jif
,
m erupakan
bagian penting
pada eritrosit.
Ca 2 + m erangsang-
ca lmodutin yang merangsang ATPase supaya aktif yang diatur secara a lloster ic dan
m cnghasilkan memompa
Ca~+ keluar,
2.3. Kinetika Pompa ATP (P tipe)
Apabila
ion
mengalami perubahan
Ca2~ berikatan
dcngan
protein
pengemban,
protein
akan
konforrnasi, berikatan pada darah, bagian ATP yang berikatan
dcngan protein dihidrolis menjadi AD!' + Pi ditransfer menjadi residu a spa r ta t yang
spesifik dalam protein, membentuk permukaan protein Ion Ca 2 + lalu berdisosiasi dari
luar ke
pennukaan
protein,
selanjutnya
ikatan
a spa r tilphospa t
dihidrolisa
menyebabkan Ez mejadi E I (bentuk semula). Permukaan luar menjadi tidak aktif dan
m enghasilkan pennukaan
sisi sitosol ("binding
site"). Dalam
keadaan
demikian
bagian sirosol mempunyai afinitas yang ringgi seperri sernula (1000 kali permukaan
luar).
..
.....'Jip._ .zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
2.4. Struktur
Alphasubunit zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Protein mengandung
dengan
Caz'dapat
kalsium sepanjang
melewatinya,
10 tr a nsmembr a n a lpha helix, 4 residu yang berkaitan
membran alphahelix
rnernbemuk pintu masuk, dimana
Protein ini mengandung
3 globula r sitosolic doma in yaitu
A Tl'binding, phospor ila si a spa r ta t dan ener gi tr a ndusi,
8 zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
2.5. I~acliasi dcngan
Matcri
I",
lnteraksi radiasi dengan rnateri mempunyai
efek Campton, kedua
3 mekanisme
.'
,..,.
utama, pettatna
,
efek fotolistrik, kcuga produksi pasangan. Efek C ompton zyxwvutsrqponm
tcrjadi bila radiasi yang datang berenergi lebih rendah dari pada energi ikat clektron
pada atom. Radiasi yang datang dibelokan sehingga energi yang keluar menurun.
Efe« /-'% lislr ik
terjadi bila energi radiasi yang datang melebihi energi kat elektron.
Keuka radiasi berinteraksi dengan sel atau jaringan terjadi efek fotolistrik, kemudian zyxwvutsrqponmlkj
diikuti denuan
- tereksiiasi atau terionisasinva
, atom atau molekul di dacrah sekiiar
interaksi. Reaksi ini dapat terjadi tetapi yang utama adalah
dengan elektron orbit
sehingga rnolekul ini berubah menjadi radikal. Di bidang kedokteran
radiasi dan
radioaktif ini dimanfaatkan untuk radiodiagnostik dan radioterapi.
Radiasi pengion adalah radiasi yang dapat
menyebabkan
fragmentasi
molekul ke dalam bentuk ion, radikal atau dalam bent uk atom-atom lain. Sumbersumber
radiasi adalah sinar kosmis, sinar garna, sinar-xdan sinar UV, elektron,
partikel beta, proton, nerron dan partikel aplha. Sinar kosmis
tcristerial dengan energi lebih dari 50 megavolt, sinar gama
berasal dari ekstra
berasal dari
inti
radionukleotida akibat transisi isometrik dari inti yang tereksitasi menuju inti yang
stabil dengan energi antara 10 sampai 100 megavolt. Sinar U-X berasal dari
disintegrasi atom berupa transisi kulit atom dengan energi antara 0,0 I sampai 10
megavolt. Sinar zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
U V berasal dari benda panas dengan energi 6 x 10",megavolt Sinar
Elektron berasal dari ekselator atom yang terganggu berenergi 1,0 sampai 100
9
megavolt. Partikel beta berasal dari disintegrasi
inti dengan energi antara 0,2 sampaizyxwvutsrqponmlkjihg
.
8 megavolt.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
I.""
't
~
2.6. Efek Biologi Radiasi Pengion
Efek biologi terhadap
rubuh tergantung pada surnber dan faktor organ tubuh
yang terkena radiasi, besar dosis, kualitas dan jenis radiasi, Sedangkan faktor yang
berkaitan dengan organ tubuh adalah kepekaan organ serta kemarnpuan perbaikan
organ secara umum kepekaan sel terhadap
radiasi berbanding terbalik dengan
ti ngkar perkembangan sel. Secara staristik efek biologi dapat berupa efek stokastik
dan nontclastil. Efek stoka stik dosis tertentu
dapat dipastikan menimbulkan
efek
biologi, sedangkan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
4ek nonstoka stik suatu dosis tertentu dapat menimbulkan efek
biologi bergantung pada dosis radiasi yang diberikan. Efeknya dapatsegera dengan
dosis
yang besar disebut dengan dosis akut, sedangkan yang kecil dan bertahap
disebut dengan dosis kronik.
Dari hasil penelitian mutakhir diketahui bahwa radiasi dengan dosis rendah
tidak menimbulkan efek negatif terhadap rnakhluk hidup
bahkan dosis rendah inizyxwvutsrqponmlkjihg
~ ":-~
memberikan efek yang positif (Luckey, 1995). Dalam konsep
ini dikenal konsep
ba ta s a mba ng, radiasi memberikan rangsangan yang positif pada makhluk hidup
sedangkan di atas batas ambang radiasi membawa efek yang negati f.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPO
2.7. Mekanisme Terbentuk Radikal pada sel biologi
Karena radiasi rnerupakan energi
suatu
yang bergerak maka jika radiasi melalui
matari akan cenderung semakin pelan gerakannya dan akan rnemberikan
10
sebagian
energi
kemarri
yang dilaluinya,
jika
energi yang bergerak
cukup
besar zyxwvutsrqponmlkjih
t
I",
seperti sinar netron, sinar gamma radiasi
ini akan memindahkan
elektron yang
terikat cukup kuat dari benda yang dilalui tersebut, akibatnya terionisasi jika energi
radiasi melewati sel tubuh dimana
sebagian besar terdiri dari air radiasi akan
menyebabkan perpindahan elektron suatu atom ke dalam sel kemudian elektron
bereaksi dengan atom lain merupakan komponen
beracun yang akhirnya
akan
menyebabkan kerusakan sel, Ion-ion terbentuk dalam sel biologi akan membentuk
molekul-molekul baru.
H2O
Radiasi
H20 +
e
E+H20
H+ + OH*e-
H 2 0- + H2O
H"+OH-
I-hO
Radiasi
OH" +H*
Selanjutnya Hidroksil radikal (OH"') akan berekasi hingga membentuk peroksida
(H202), suatu komponen yang beracun bagi tubuh-tnanusia.
-OR* zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
+ OH* --R * + I-hO
Di samping itu rnolekul organik dapat bereaksi dengan
OH* mernbentuk radikal
organik (R *) dengan adanya oksigen radikal organik tersebut terus bereaksi sehingga
terbentuk proksida juga,
11
RH + 01-1"
R*+H2O
R* + ~
RO·2 zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
1.;
H'" +02
HO*2
HO* + HO·2
]-hO + 02
Reaksi
ini akan
,_
-4
mempengaruhi
sering disebut autooksidasi,
strukrur
Autooksidasi
lemak maupun protein sel hidup yang
merupakan rangkaian reaksi yang terdiri
dari riga tahap, Dengan adanya radiasi, asam lemak tak jenuh akan meleoas atom
hidrogen dan membentuk
radikal bebas pada iahap ionisasi. Pada periode propagasi.
radikal.
Radikal ini sangat aktif dan akan membentuk radikal baru dan H202. Dari reaksi di
atas radikal peroksil lebih berbahaya dibandingkan dengan H 202.
2.8. Efck Radiasi Sinar-X Terhadap
Struktur membran
yang terpenting
Lipid Membran
Eritrosit
erirrosit terdiri dari protein dan lemak. Komponen
pada mcmberan
lemak
fo sfo lip id , gJikolipid dan kolesteroL,
adalah zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
fosfolipid dan glikolipid mengandung asam lernak iidak jenuh; linoleat, linolenat dan
arachidonat ygsangat
Radikal
hidroksil
rawan terhadap
dapat
peroxidasipilid, akibat
serangan radikal, terutama
menimbulkan
akhir
reaksi
yang
dikenal
dari reaksi raruai ini dapat terputusnya
menjadi berbagai senyawa toksit terhadap
meJonaldehida,
rantai
radikal hidroksil.
12
asam lernak
sci, antara lain aldehida-aldehida
9 hidroksi non enal, serta berbagai
dengan
seperti
hidrokarbon elena (C!H6) dan
di alas, dapat pula reaksi silang an tara dua.zyxwvutsrqponmlkjihgfe
penrana (C s H 12). D i samping reaksi
;..,
rantai asarn lemak dan rantai pepiida yang timbul karena reaksi anlara dua radikal.
Perubahan yang tcrjadi pada struktur membran ini akan mempengeruhi
...,
lluiditas
dan fungsi memberan yang pada gilirannya akan mempengaruhi permeabilitas
mernbran.
2.9. Efek Radlasi Terhadap
Protein Membran Eritrosit
Pada membran urnumnya
fungsional.
protcinnya terdiri dari
protein struktural dan
Tergolong protein fungsional adaJah reseptor enzim ATPase sedangkan
protein struktural yaitu membangun, membentuk dan mernpertahankan
bentuk
bikonkaf pada eritrosit. Faktor yang penting pada proses transpor ini adalah protein
saluran yang berperan dalam menjaga keseimbangan nutrisi dan ion di dalam
maupun di luar sel. Protein saluran merupakan protein fungsional yang berbentuk
tiga dimensi, yang terdiri dan sebagian besar struktur alfa helix, beta sheetdan coli
yang merupakan
bagian penting
dalam memperrahankan
..
Oikawa, 1984). Radikal bebas sangat realctifterhadap
asam-asam amino dan
konform asi
(Kimio
struklur alfa helix terutama
sistein yang mengandung gugus sulthidril (SH) gugusan
inilah yang paling berperan dalam proses perusakan suatu protein saluran. Di mana
pada gilirannya
akan membentuk suatu ikatan (S - S) yang akan
menimbulkan
ikatan intra atau an tara molekul protein sehingga protein terse but akan berubah
konformasinya yang mengakibatkan
berubah fungsi. Diduga faktor inilah yang
13
merupakan peran utama dalarn perubahan
kcseimbangan
nutrisi di luardan
set eritrosit.
......
t
Komponen
glikolipid, dan
di dalam
lemak
yang terpenting pada membran adalah
tosfolipid, zyxwvutsrqponmlkjihg
kolesterol, fosfolipid dan glikolipid rnengandung asam lemak tak
jenuh: Linoleat dan Aracidonat yang sangat rawan
terhadap
serangan radikal,
terutama radikal hidroksil. Radikal hidroksil dapat menimbulkan reaksi rantai yang
dikenal dengan peroxidasilipid , akibat akhir dari reaksi rantai ini dapat terputusnya
asam lemak menjadi berbagai senyawa toksit terhadap
sel, antara
lain aldehid-
aldehid.
Di samping reaksi di atas dapat pula terjadi
reaksi silang antara
dua rantai asam
lemak, asam lemak dan rantai peptida yang timbul karena reaksi antara dua radikal
dapat menyebabkan terputusnya dan perubahan struktur
rnembran ini akan terjadi
kebocoran pada membran eritrosit (hemolisis) .
.... .,.._
.
.- zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
14
B A S Il!
TUJUAN DAN M ANFAAT PENELITJAN zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUT
3.1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bcrtuj uan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh radiasi sinarx membran eritrosit terhadap
transpor Biornernbran eristrosit tanpa dipcngaruhi sel
induk (Steam Cel) karena
dilakukan
secara lnvitro.dan
bagaimana efeknya
terhadap membran kaena dilakukan pada sel yang tidak mempunyai inti sel,
Ion Calsium harus selalu dalam keadaan kecil di dalam set. Proses transpor aktif
dari dalam ke luar akan berperan dalam rnempertahankan konsentrasi ini.
3.2. ManCaat PeneLitian
Penelitian
Biomembran yang dilewati oleh banyak molekul dan ion, baik
secara sendiri-sendiri
keberadaan
maupun berimeraksi satu sarna lain. Konsentrasi dan
suatu unsur sangat penting dalam mempertahankan
suatu proses
Metabolisme pada rnembran maupun di dalam scI. Faktor lingkungan fisik maupun
kimiawi sangat mempengaruhi keseimbangan Kimiiiwi. Sinar-x marupakan faktor
yang berperan secara fisik rnaupun kimiawi. Sehingga didalam basil penelitian ini
didapatkan suatu perubahan keseimbangan unsur Ion Calsium terutama di dalarn
faktor perusak dapat diketahui secara
sel, Sehingga percobaan ini sinar-x sebagaizyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
signifikan dapat menghambat masuknya calsium ke dalam sel eritrosit.
percobaan
Hasil
ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam penelitian selanjutnya dan
dapat menjadi sumbangan ilmiah dalam melengkapi konsep yang sudah ada.
15
BA BfV
METODE PENELITIAN
Bahan:
Bahan kimia yang digunakan
adalah dari tingkar analitik, air yang digunakan air
suling.
Donor darah dari PMI Bandung dengan menggunakan anti koagulan heparin.
Larutan penyetop yang digunakan HgCL2 (2 mm) NaCI (310 mm) .lodium (0,25
m m ), dalam keadaan dingin OOC(Levins & Stein 1972).
Ca yang digunakan dalam bentuk CaCh dalarn larutan NaCI pysiologis dengan
kadar bervariasi.
Untuk mengendapkan protein digunakan:
Sa (OH)2, 0,3 N sebanyak 0,5 MI dan Zn (S04) 2 5% sebanyak 0,5 MI (Nelson
Somogy,1945).
....~.#_.
A lat:
.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUT
Sentrifugasi Klinik Merk lEe - 4B Centrifuge, USA.
Spektrofotometer, Merk Milton 4000 digital
Inkubator Merk Memert, untuk mengeringkan dan memanaskan sampai 120°C.
Waterbath Kottermann, dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur frekuensi
goyangan.
Alat pengaduk dari kaca, dan "Votter Homogenser" untuk memecah Eritrosit,
16 zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Metoda
Objek Penelitian
Darah yang digunakan
adalah darah orang dewasa sehat yang berasal dari
donor yang diambil secara acak dari PMI Cabang Bandung.
Rancangan Penelitian
Eksperimen sungguhan dengan Factorial.
Identifikasi Varia bel:
•
Variabel
: Radiasi sinar-x
•
V ariabel Penghubung
: Membran Eritrosit (Protein Membran)
•
Variabel Akibat
: Kadar
iOD
Calsium di dalam Eritrosit
Definisi Operasional
I. Kadar Calsium awal: adalah kadar calsium sebelum dilakukan percobaan.
2. Laju transpor: setelah dilakukan percobaan dikurangi kadar aW1l1.
3.
Larutan
penyetop: adalah larutan yang digunakan u n tu k menutup saluran
membran Eritrosit,
Cara Kerja:
Percobaan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
in i melalui beberapa tahap tertentu:
17
I..
Dua
kelompok sampel darah dari pasien yang sarna dimasukkan pada tabung .zyxwvutsrqponmlkjihg
f ..
V e n o je e t
10 cc yang m e n g a n d u n g heparin sebagai anti kro g u la n . Satu kelompok~':'"
v
tabung diradiasi dengan sinar-x, sedangkan
satu kelornpknya lagi tanpa radiasi.
2. P encucian dengan m enggunakan NaCl pysiologis.
3. Pemeriksaan kadar Hb, untuk mengontrol apakah membran pecah atau tidak.
4.
Penentuan berat kering Eritrosit, sebagai pernbanding dengan diletakkan
di atas
Foil I teks 20 M mol dikeringkan dalam oven pada suhu 120°C selama 12jam,
kemudian berat Eritrosit ditentukan. (Nurhalim, 1985).
L Berdasarkan metode Linewever - Burk dan dikembangkan
450 mikro liter CaCh dimasukkan
pada suhu 37()C, masukkan
rnikropipet. Setelah
oleh Nurhalim (1985)
ke dalam masing-masing
50 m ikro
liter Eritrosit
tabung dipanaskan
dengan
menggunakan
15 detik lalu distop dengan HgCh, kernudian disentrifuga
selama 15 men it, keceparan 5000 rpm. Supernatan dibuang dengan membalikkan
tabung.
2. Penenruan Kadar Calsium di dalam Eritrosit
Terdapat
..
~ ~ :.
Eritrosit di Hemolisis dengan menarnbah 2 ml
dengan menggunakan
aguadest, kemudian
batang pengaduk Eriirosit diaduk dan dikocok di atas
Vortex sampai homogen, kemudian dibiarka 10 rnenit.
3. Untuk
mengendapkan
protein ditarnbah 1,5 ml Ba (OHh lalu tambahkan Zn
(S04)2 1,5 ml. Kemudian dikocok dengan menggunakan Vortex homogenizer.
18 zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Setelah
hom ogen
disentrifuga
diam bil m engandung
4.
Filtrat diperiksa
selam a
15 m enit, keceparan
5000 rpm .
ion Calsium yang berasal dari dalam Eritrosit.
kadarnya,
dengan
m enggunakan
A tom ic A bsorbtion
Spektro
Fotom etri (A A S). K adar Calsium Intra Sel diketahui .
....zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
.,.,... . zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONM
19 zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
BABV
BASIL PENELITIAN DAN PE~mAHASAN
Pada penelitian ini penulis rnenggunakan Eritrosit sebagai objek penelitian
karena di samping tergolong sel yang radiosensitif, eritrosit tidak mempunyai inti,
sehingga sangat ideal untuk percobaan Transpor Biomernbran dalam hal ini Transpor
aktif ion Calsium
Hasil percobaan:
"'.,
Tabell.
Laju Transpor Calsium pada Membrao Eritrosit deo.f.ao Variasi Kadar
Inkubasi: 50, 100, 150, 200
Mm dim temperatur 37 C. tanpa
Radiasi
(Kelompok Kontrol),
CaCh dalam Mikro/gr Eritrosit kering zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPO
115 detik
Percobaan
50
100
150
200
1
16,10
48,3
54.4
55,8
2
18.10
:- . 52.0
_'"•zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
19.4 zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDC
18.2
3
12.3
12.8
It5
26,3
4
9.2
10
13.4
15
5
6.99
5.94
15,03
11,23
Rata-rata
12,6
19,3
29.3
25.3
2 0 zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Tabel II.
*..
Laju Transpor Cal" pada Membran Eritrosit dengan Variasi kadar InkubaSi:t'"
50, 100, 1.50, 200 Maksimal