Menentukan Pemenang Pilpres 2009.
_
Pikiran Ra"kyat
0
1i .
'..;\
~
1
-{#; 17
\~
OJan
o Selasa - o Rabu
Sf::nin
2
3
18
4
19
OPeb
6
5
20
OMar
21
OApr
7
22
o Kamis
8
9
23
24
.
Jumat
@)
12
11
25
o Sabtu
26
0
13
27
28
OJun . Jul 0 Ags o Scp 0
OMei
Minggu
14
15
29
30
Okt
0
16
~
Nov () D!!s....
Menentukan Pemenang.
--~~.
.. , ,
'''.'
-
-
- -
Pilp,:es 200~"
Oleh HERNADI
AFFANDI
"
PEMUNGUTAN
suara
dalam pemilihan umum
presiden dan wakil presiden (pilpres) sudah dilaksanakan 8 Juli 2009. Hasilnya secara resmi baru
diketahui paling cepat dalam waktu tiga puluh hari
kemudian. Penetapan tersebut harus dilakukan Komisi Pemilihan Umum
(KPU) sebagai lembaga
resmi bukan oleh lembaga
survei melalui penghitungan cepat ('quick count')
atau 'exit poll'. Dari penetapan resmi itulah baru
akan diketahui siapa pemenangnya ataupun perlu
tidaknya pemungutan suara putaran kedua.
..
Caranya
Namun, ternyata untuk mengetahui siapa pemenangnya tidaklah mudah. Pemenang dalam pilpres sekarang tidak ditentukan oleh raihan jumlah
suara terbanyak semata-mata,
tetapi juga harns memenuhi tata cara tertentu sebagaimana
yang sudah diatur dalam untlang-undang. Ketentuan ini hams dipahami dan diikuti semua
pihak agar tidak menimbulkan
-=~
"
ENGAN dilaksanakannya pemungutan dan
penghitungan
suara
tersebut, penyelenggaraan pilpres sudah memaSuki tahap keenam dari delapan tahap yang
diatur dalam pasal 3 UndangUndang Nomor 42 Tahun 2008
tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden. Tahap
yang sudah dilaksanakan adalah
penyusunan daftar pemilih,
pendaftaran bakal pasangan calon, penetapan pasangan calon,
masa kampanye, masa tenang,
serta pemungUtan, dan penghitungan suara. Dua tahap lainnya
yang belum dilaksanakan adalah
penetapan hasil pemilu presiden
dan wapres serta pengucapan
sumpahjjanji presiden dan wapres. Tahap penetapan hasil pemilu dianggap paling mendebarkan karena akan menentukan siapa pemenangnya dan dilantik sebagai presiden dan wapres terpilih.
D
- -~
purbasangka dan persoalan di
kemudian hari.
Ketentuan tentang cara penetapan pemenang dalam pemungutan suara pilpres secara garis
besar sudah diatur dalam UUD
1945. Pasal 6A ayat (3) UUD
1945 menyatakan, "Pasangan
calon presiden dan wakil presiden yang mendapatkan suara Iebih dari lima puluh persen dari
jumlah suara dalam pemilihan
umum dengan sedikitnya dua
puluh persen' suara di setiap
provinsi yang tersebar di lebih
dari setengah jumlah provinsi di
Indonesia, dilantik menjadi presiden dan wakil presiden."
Selanjutnya, pasal6A ayat (4)
UUD 1945 menegaskan, "Dalam
hal tidak ada pasangan calon
presiden dan wakil presiden terpilih, dua pasangan calon yang
memperoleh suara terbanyak
pertama dan kedua dalam pemilihan umum dipilih oleh rakyat
secara langsung dan pasangan
yang memperoleh suara terbanyak dilantik sebagai presiden
dan wakil presiden."
Ketentuan tersebut kemudian
..J!.ijabarkan lebih laniut dalam
.
-.--.--
Kliping
Humas
Unpad
2009
31
UU Nomor 42 Tahun-2008 tentang Pemilihan Umum Presiden
dan Wakil Presiden. Pasal159
undarig-undang tersebut menjelaskan, pasangan calon terpilih
adalah pasangan calon yang
memperoleh suara lebih dari
50% Oima puluh persen) dari
jumlah suara dalam pemilu presiden dan wakil presiden dengan sedikitnya 20% suara di
setiap provinsj yang tersebar di
lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia.
Dalam hal tidak ada pasangan
calon terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dua pasangan calon yang memperoleh
suara terbanyak pertama dan
kedua dipilih kembali oleh rakyat secara langsung dalam pemilu presiden dan wakil presiden.
Dalam hal perolehan suara
terbanyak dengan jumlah yang
sarna diperoleh dua pasangan
calon, kedua pasangan calon tersebut dipilih kembali oleh
- rakyat
secara langsung dalarn pemilu
.
presidendan wakilpresiden.
.
Dalam hal perolehan suara
terbanyak dengan jumlah yang
sama diperoleh tiga pasangan
calon atau lebih, penentuan peringkat pertama dan kedua dilakukan berdasarkan persebaran
wilayah perolehan suara yang Iebih luas secara beljenjang.
I?alam hal perolehan suara
terbanyak kedua denganjumlah
yang sarna diperoleh oleh lebih
dari satu pasangan calon, penentuannya dilakukan berdasarkan persebaran wilayah perolehan suara yang lebih luas secara
beljenjang.
Dari pasal-pasal tadi dapat disimpulkan, pasangan calon presiden dan wapres barn dapat dianggap sebagai pemenang dalam Pilpres 2009 apabila mendapatkan suara lebih dari lima
puluh persen jumlah suara pemilih. Jumlah suara yang diperoleh tersebut harns diraih minimal dengan dua puluh persen di
setiap. provinsi. Kemenangan
dua puluh persen tersebut harns
diperoleh minimal di tujuh belas
provinsi.
Melihat ketentuan yang demikian rnmit, tampaknya tidak
mudah untuk langsung mengetahui pasangan calon yang akan
keluar sebagai pemenang dalam
pilpres sekarang. Dalarn hal ini,
jumlah suara mayoritas sematamata belum menjamin yang
bersangkutan benar-benar sebagai pemenangjika kemenangannya itu tidak diperoleh minimal
di tujuh belas provinsi. Kemenangan di tujuh belas provinsi
pun ternyata barns marnpu memenangi minimal masing-ma~
sing 20% dari jumlah suara
yang ada di provinsi tersebut.
Sebagai contoh, pasangan caIon barn dianggap menang untuk daerah pemilihan di Provinsi Jawa Barat apabila pasangan
tersebut mampu menang dengan suara minimal dua puluh
persen. Demikian pula untuk
provinsi lainnya, harns memenangi minimal dua puluh persen
suara dan begitu seternsnya
sampai terkumpul minimal tujuh belas provinsi yang dimenanginya dengan total suara minimallebih dari lima puluh persen. Dengan kata lain, kemenangan itu harns bersifat kumulatif antara kemenangan jumlah
suara dan kemenangan jumlah
provinsi.
.
Oleh karena itu, kemenangan
jumlah suara saja belum menjamin pasangan calon tersebut dapat dianggap sebagai pemenang
apabila ternyata suaranya hanya
unggul di beberapa provinsi
atau kabupaten/kota. Sebagai
contoh, pasangan calon yang
unggul di semua provinsi di Pulau Jawa yang memilikijumlah
suara lebih dari enam puluh
-
-------
persen suara-pemilih di Indonesia belum dianggap menang. Sebaliknya, pasangan calon yang
hanya meraih suara lima puluh
persen lebih sedikit tetapi tersebar di tujuh belas provinsi, dan
di masing-masing provinsi tersebut meraih minimal dua puluh persen, pasangan tersebut
dapat dinyatakan sebagai pemenang.
Hal itu mungkin saja teljadi
disebabkan basis pendukung pemilih setiap pasangan calon tidak menyebar secara merata
minimal di tujuh belas provinsi,
yaitu lebih dari setengah jumlah
provinsi di Indonesia yang saat
ini beljumlah 33 provinsi. Dengan demikian, kemenangan
suara mayoritas tetapi tidak diperoleh di minimal rujuh belas
provinsi dan di masing-masing
provinsi minimal dua puluh persen suara belum dianggap sebagai pemenang. Cara inilah yang
membedakan dengan penetapan pemenang dalam pemilu legislatif yang lalu. Oleh karena
itu, penghitungan cepat atau exitpoll dapat menyesatkan apabila keterwakilan provinsi tidak
diperhatikan.
Apabila suara dari pasangan
calon ternyata tidak memenuhi
cara yang sudah ditetapkan dalam UUD 1945 dan UU Nomor
42 Tahun 2008 tersebut, artinya
dianggap tidak ada pemenang.
Selanjutnya, tentu harns dilakukan pemungutan suara putaran
kedua untuk menentukan pemenangnya yang memenuhi cara yang sudah ditentukan tersebut. Di sinilah pengetahuan tersebut diperlukan agar jangan
sarnpai muncul pertanyaan
mengapa peraih jumlah suara
terbanyak tidak serta-merta
menjadi pemenang dalam pilpres. Untuk itu, semua pihak
harns benar-benar memaharni
hal ini. Di samping itu, masingmasing pihakjuga harns bersabar menunggu hasil yang akan
diumumkan KPU sesuai dengan
ketentuan peraturan pernndang-undangan yang berlaku.
Artinya, pasangan calon sebagai pemenang dalam Pemungutan Suara 8 Juli 2009 barn akan
dapat diketahui setelah diumumkan KPU sekitar 8 Agustus 2009. Apabila dalam tahap
penetapan tersebut sudah ada
yang memenuhi syarat dan kerentuans~agaimana~~askan
tadi maka akan langsung diperoleh pemenangnya.
Akan tetapi, jika dalam penetapan itu dinyatakan tidak ada
pemenangnya karena tidak ada
yang memenuhi ketentuan sebagaimanadiatur UU maka tentu kita harns bersabar lagi untuk
mengetahui hasilnya. Alasannya, untuk memastikan siapa
pemenangnya harns dilakukan
pemungutan suara putaran ke-
- --
dua. Dengan demikian, hasilnya
pun barn akan diketahui setelah
dilaksanakannya pemungutan
suara putaran kedua tersebut.
Apabila itu terjadi, hasil pemungutan suara putaran kedua
barn akan dapat diketahui paling cepat 17 September 2009.
Hal itu sesuai dengan ketentuan
UU bahwa hasil pemungutan
suara harns sudah ditetapkan
paling lambat 14 (em pat belas)
hari sebelum berakhirnya masa
jabatan presiden dan wakil presiden. Dengan demikian, kita
barn dapat mengetahui siapa
pemenang yang sesungguhnya
dalam Pilpres 2009 jika teljadi
dua putaran masih lebih dari
dua bulan lagi.
Hal ini didasarkan pada alasan bahwa berakhirnya masa jabatan presiden dan wapres sekarang bertepatan dengan diambilnya sumpah/janji presiden
dan wapres terpilih. Sesuai dengan jadwal, presiden dan wapres periode 2004-2009 akan
berakhir 1 Oktober 2009. Dengan demikian, pelantikan presiden dan wapres terpilih harus
dilaksanakan pada tanggal tersebut. Pada saat itulah penyelenggaraan pilpres barn dapat
dianggap benar-benar selesai
dengan dilantiknya presiden
dan wapres terpilih.
Penutup
Apa pun hasil pilihan rakyat
dalam pemungutan suara lalu
dan siapa pun pasangan calon
yang akan keluar sebagai pemenang, tentu sebagai rakyat kita
harns menerimanya. Karena pada dasarnya mereka adalah putra putri terbaik bangsa yang sudah terseleksi menjadi calon pemimpin negara ini. Kewajiban
kita sebagai rakyat selanjutnya
adalah harns mendukungnya
dengari sepenuh hati. Namun, ~
sarnping itu, tentu kitajuga harns melakukan pengawasan terhadap kinelja mereka dalam
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya kelak.
Sebaliknya, siapa pun pasangan calon presiden dan wapres
yang terpilih wajib menjunjung
amanah dan mandat yang diberikan rakyat. Karena rakyat hanya akan mendukung semua
program kelja yang dilakukan
pemimpin yang amanah, dan
bertindak dalam reI kebenaran
berdasarkan hukum, moral, dan
agama. Tentu jika pemimpin
tersebut tidak amanah dalam
menjalankan tugas dan tanggungjawabnya artinya sarna dengan tidak menghargai kepercayaan yang diberikan rakyat ke-
pada mereka. ***
Penulis, dosen Fa/cultasHu/cum dan Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran
Bandung.
Pikiran Ra"kyat
0
1i .
'..;\
~
1
-{#; 17
\~
OJan
o Selasa - o Rabu
Sf::nin
2
3
18
4
19
OPeb
6
5
20
OMar
21
OApr
7
22
o Kamis
8
9
23
24
.
Jumat
@)
12
11
25
o Sabtu
26
0
13
27
28
OJun . Jul 0 Ags o Scp 0
OMei
Minggu
14
15
29
30
Okt
0
16
~
Nov () D!!s....
Menentukan Pemenang.
--~~.
.. , ,
'''.'
-
-
- -
Pilp,:es 200~"
Oleh HERNADI
AFFANDI
"
PEMUNGUTAN
suara
dalam pemilihan umum
presiden dan wakil presiden (pilpres) sudah dilaksanakan 8 Juli 2009. Hasilnya secara resmi baru
diketahui paling cepat dalam waktu tiga puluh hari
kemudian. Penetapan tersebut harus dilakukan Komisi Pemilihan Umum
(KPU) sebagai lembaga
resmi bukan oleh lembaga
survei melalui penghitungan cepat ('quick count')
atau 'exit poll'. Dari penetapan resmi itulah baru
akan diketahui siapa pemenangnya ataupun perlu
tidaknya pemungutan suara putaran kedua.
..
Caranya
Namun, ternyata untuk mengetahui siapa pemenangnya tidaklah mudah. Pemenang dalam pilpres sekarang tidak ditentukan oleh raihan jumlah
suara terbanyak semata-mata,
tetapi juga harns memenuhi tata cara tertentu sebagaimana
yang sudah diatur dalam untlang-undang. Ketentuan ini hams dipahami dan diikuti semua
pihak agar tidak menimbulkan
-=~
"
ENGAN dilaksanakannya pemungutan dan
penghitungan
suara
tersebut, penyelenggaraan pilpres sudah memaSuki tahap keenam dari delapan tahap yang
diatur dalam pasal 3 UndangUndang Nomor 42 Tahun 2008
tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden. Tahap
yang sudah dilaksanakan adalah
penyusunan daftar pemilih,
pendaftaran bakal pasangan calon, penetapan pasangan calon,
masa kampanye, masa tenang,
serta pemungUtan, dan penghitungan suara. Dua tahap lainnya
yang belum dilaksanakan adalah
penetapan hasil pemilu presiden
dan wapres serta pengucapan
sumpahjjanji presiden dan wapres. Tahap penetapan hasil pemilu dianggap paling mendebarkan karena akan menentukan siapa pemenangnya dan dilantik sebagai presiden dan wapres terpilih.
D
- -~
purbasangka dan persoalan di
kemudian hari.
Ketentuan tentang cara penetapan pemenang dalam pemungutan suara pilpres secara garis
besar sudah diatur dalam UUD
1945. Pasal 6A ayat (3) UUD
1945 menyatakan, "Pasangan
calon presiden dan wakil presiden yang mendapatkan suara Iebih dari lima puluh persen dari
jumlah suara dalam pemilihan
umum dengan sedikitnya dua
puluh persen' suara di setiap
provinsi yang tersebar di lebih
dari setengah jumlah provinsi di
Indonesia, dilantik menjadi presiden dan wakil presiden."
Selanjutnya, pasal6A ayat (4)
UUD 1945 menegaskan, "Dalam
hal tidak ada pasangan calon
presiden dan wakil presiden terpilih, dua pasangan calon yang
memperoleh suara terbanyak
pertama dan kedua dalam pemilihan umum dipilih oleh rakyat
secara langsung dan pasangan
yang memperoleh suara terbanyak dilantik sebagai presiden
dan wakil presiden."
Ketentuan tersebut kemudian
..J!.ijabarkan lebih laniut dalam
.
-.--.--
Kliping
Humas
Unpad
2009
31
UU Nomor 42 Tahun-2008 tentang Pemilihan Umum Presiden
dan Wakil Presiden. Pasal159
undarig-undang tersebut menjelaskan, pasangan calon terpilih
adalah pasangan calon yang
memperoleh suara lebih dari
50% Oima puluh persen) dari
jumlah suara dalam pemilu presiden dan wakil presiden dengan sedikitnya 20% suara di
setiap provinsj yang tersebar di
lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia.
Dalam hal tidak ada pasangan
calon terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dua pasangan calon yang memperoleh
suara terbanyak pertama dan
kedua dipilih kembali oleh rakyat secara langsung dalam pemilu presiden dan wakil presiden.
Dalam hal perolehan suara
terbanyak dengan jumlah yang
sarna diperoleh dua pasangan
calon, kedua pasangan calon tersebut dipilih kembali oleh
- rakyat
secara langsung dalarn pemilu
.
presidendan wakilpresiden.
.
Dalam hal perolehan suara
terbanyak dengan jumlah yang
sama diperoleh tiga pasangan
calon atau lebih, penentuan peringkat pertama dan kedua dilakukan berdasarkan persebaran
wilayah perolehan suara yang Iebih luas secara beljenjang.
I?alam hal perolehan suara
terbanyak kedua denganjumlah
yang sarna diperoleh oleh lebih
dari satu pasangan calon, penentuannya dilakukan berdasarkan persebaran wilayah perolehan suara yang lebih luas secara
beljenjang.
Dari pasal-pasal tadi dapat disimpulkan, pasangan calon presiden dan wapres barn dapat dianggap sebagai pemenang dalam Pilpres 2009 apabila mendapatkan suara lebih dari lima
puluh persen jumlah suara pemilih. Jumlah suara yang diperoleh tersebut harns diraih minimal dengan dua puluh persen di
setiap. provinsi. Kemenangan
dua puluh persen tersebut harns
diperoleh minimal di tujuh belas
provinsi.
Melihat ketentuan yang demikian rnmit, tampaknya tidak
mudah untuk langsung mengetahui pasangan calon yang akan
keluar sebagai pemenang dalam
pilpres sekarang. Dalarn hal ini,
jumlah suara mayoritas sematamata belum menjamin yang
bersangkutan benar-benar sebagai pemenangjika kemenangannya itu tidak diperoleh minimal
di tujuh belas provinsi. Kemenangan di tujuh belas provinsi
pun ternyata barns marnpu memenangi minimal masing-ma~
sing 20% dari jumlah suara
yang ada di provinsi tersebut.
Sebagai contoh, pasangan caIon barn dianggap menang untuk daerah pemilihan di Provinsi Jawa Barat apabila pasangan
tersebut mampu menang dengan suara minimal dua puluh
persen. Demikian pula untuk
provinsi lainnya, harns memenangi minimal dua puluh persen
suara dan begitu seternsnya
sampai terkumpul minimal tujuh belas provinsi yang dimenanginya dengan total suara minimallebih dari lima puluh persen. Dengan kata lain, kemenangan itu harns bersifat kumulatif antara kemenangan jumlah
suara dan kemenangan jumlah
provinsi.
.
Oleh karena itu, kemenangan
jumlah suara saja belum menjamin pasangan calon tersebut dapat dianggap sebagai pemenang
apabila ternyata suaranya hanya
unggul di beberapa provinsi
atau kabupaten/kota. Sebagai
contoh, pasangan calon yang
unggul di semua provinsi di Pulau Jawa yang memilikijumlah
suara lebih dari enam puluh
-
-------
persen suara-pemilih di Indonesia belum dianggap menang. Sebaliknya, pasangan calon yang
hanya meraih suara lima puluh
persen lebih sedikit tetapi tersebar di tujuh belas provinsi, dan
di masing-masing provinsi tersebut meraih minimal dua puluh persen, pasangan tersebut
dapat dinyatakan sebagai pemenang.
Hal itu mungkin saja teljadi
disebabkan basis pendukung pemilih setiap pasangan calon tidak menyebar secara merata
minimal di tujuh belas provinsi,
yaitu lebih dari setengah jumlah
provinsi di Indonesia yang saat
ini beljumlah 33 provinsi. Dengan demikian, kemenangan
suara mayoritas tetapi tidak diperoleh di minimal rujuh belas
provinsi dan di masing-masing
provinsi minimal dua puluh persen suara belum dianggap sebagai pemenang. Cara inilah yang
membedakan dengan penetapan pemenang dalam pemilu legislatif yang lalu. Oleh karena
itu, penghitungan cepat atau exitpoll dapat menyesatkan apabila keterwakilan provinsi tidak
diperhatikan.
Apabila suara dari pasangan
calon ternyata tidak memenuhi
cara yang sudah ditetapkan dalam UUD 1945 dan UU Nomor
42 Tahun 2008 tersebut, artinya
dianggap tidak ada pemenang.
Selanjutnya, tentu harns dilakukan pemungutan suara putaran
kedua untuk menentukan pemenangnya yang memenuhi cara yang sudah ditentukan tersebut. Di sinilah pengetahuan tersebut diperlukan agar jangan
sarnpai muncul pertanyaan
mengapa peraih jumlah suara
terbanyak tidak serta-merta
menjadi pemenang dalam pilpres. Untuk itu, semua pihak
harns benar-benar memaharni
hal ini. Di samping itu, masingmasing pihakjuga harns bersabar menunggu hasil yang akan
diumumkan KPU sesuai dengan
ketentuan peraturan pernndang-undangan yang berlaku.
Artinya, pasangan calon sebagai pemenang dalam Pemungutan Suara 8 Juli 2009 barn akan
dapat diketahui setelah diumumkan KPU sekitar 8 Agustus 2009. Apabila dalam tahap
penetapan tersebut sudah ada
yang memenuhi syarat dan kerentuans~agaimana~~askan
tadi maka akan langsung diperoleh pemenangnya.
Akan tetapi, jika dalam penetapan itu dinyatakan tidak ada
pemenangnya karena tidak ada
yang memenuhi ketentuan sebagaimanadiatur UU maka tentu kita harns bersabar lagi untuk
mengetahui hasilnya. Alasannya, untuk memastikan siapa
pemenangnya harns dilakukan
pemungutan suara putaran ke-
- --
dua. Dengan demikian, hasilnya
pun barn akan diketahui setelah
dilaksanakannya pemungutan
suara putaran kedua tersebut.
Apabila itu terjadi, hasil pemungutan suara putaran kedua
barn akan dapat diketahui paling cepat 17 September 2009.
Hal itu sesuai dengan ketentuan
UU bahwa hasil pemungutan
suara harns sudah ditetapkan
paling lambat 14 (em pat belas)
hari sebelum berakhirnya masa
jabatan presiden dan wakil presiden. Dengan demikian, kita
barn dapat mengetahui siapa
pemenang yang sesungguhnya
dalam Pilpres 2009 jika teljadi
dua putaran masih lebih dari
dua bulan lagi.
Hal ini didasarkan pada alasan bahwa berakhirnya masa jabatan presiden dan wapres sekarang bertepatan dengan diambilnya sumpah/janji presiden
dan wapres terpilih. Sesuai dengan jadwal, presiden dan wapres periode 2004-2009 akan
berakhir 1 Oktober 2009. Dengan demikian, pelantikan presiden dan wapres terpilih harus
dilaksanakan pada tanggal tersebut. Pada saat itulah penyelenggaraan pilpres barn dapat
dianggap benar-benar selesai
dengan dilantiknya presiden
dan wapres terpilih.
Penutup
Apa pun hasil pilihan rakyat
dalam pemungutan suara lalu
dan siapa pun pasangan calon
yang akan keluar sebagai pemenang, tentu sebagai rakyat kita
harns menerimanya. Karena pada dasarnya mereka adalah putra putri terbaik bangsa yang sudah terseleksi menjadi calon pemimpin negara ini. Kewajiban
kita sebagai rakyat selanjutnya
adalah harns mendukungnya
dengari sepenuh hati. Namun, ~
sarnping itu, tentu kitajuga harns melakukan pengawasan terhadap kinelja mereka dalam
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya kelak.
Sebaliknya, siapa pun pasangan calon presiden dan wapres
yang terpilih wajib menjunjung
amanah dan mandat yang diberikan rakyat. Karena rakyat hanya akan mendukung semua
program kelja yang dilakukan
pemimpin yang amanah, dan
bertindak dalam reI kebenaran
berdasarkan hukum, moral, dan
agama. Tentu jika pemimpin
tersebut tidak amanah dalam
menjalankan tugas dan tanggungjawabnya artinya sarna dengan tidak menghargai kepercayaan yang diberikan rakyat ke-
pada mereka. ***
Penulis, dosen Fa/cultasHu/cum dan Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran
Bandung.