Pilpres dan Tantangan Bangsa.
123
17
.
@
o Jan
Pikiran Rakyat
--o
Senin
4
-/9
0
OMar
Peb
6
21
7
22
OApr
.Mei
5
20
-Pilpres.dan
-.
o I~abu o Kamis 0 Jumat o Sabtu () Minggu
Se/asa
.,
-.
8
23
9
OJun
11
25
OJu/
12
13
26
27
() Ars
OSep
14
28
15
29
OOkt
16
30
ONov
31
ODes
Tantangan Bangsa
-..
..
Oleh SAMUGYO IBNU REDJO
AAT ini, kita sebagai
rakyat bangsa dihadapkan pada pemilihan
umum presiden dan wakilpresiden (Pilpres) 8 juli 2009
mendatang. Kjta pun dihadapkan pada "bias-bias politik",
siapa memainkan siapa dart
siapa yang akan mendapatkan
keuntungan dari perhelatan
tersebut.
Opini publik dibangun, isu
dan counter issue, deal-deal
politik bermunculan dengan
alasan komunikasi politik, tawar-menawar jabatan antara
elite politik baik malu-malu
maupun terang-terangan, pesantren maupun lembaga-lembaga perguruan tinggijadi primadona untuk. pendulangan
suara, demikian pula pusat-pu~
sat berkumpulnya pemilih clidatangi, dan lain-lain.
Memang, suatu kemajuan
politikbangsa tatkala sebelumnya rakyat selalu menjadi penonton para politisi salon dalam penentuan "presiden",kini
tiba saatnya rakyat yang memutuskaJ,lsiapapemimpin mereka. Akantetapi,
- - ---sebelum
-- kita
- -
10
24
S
menentukan memilih atau tidak memilih presiden, ada baiknyakitalihat tantanganbangsa ini ke depan.
Pe~ama, tantangan berpoli~
tik dalam bentuk disintegrasi
bangsa.Hal ini ditandaidengan
keputusasaan rakyat daerah
terhadap pertengkaranelitepolitik di pusat, yang berakibat
padakebijakan dibuatdan tidak ~ncerminkan kepentingan J;~at, !fementaraSingapura
Je~ hatiya
- sebesar B~n~ung,
~
.'
-
-
bih makmur sebagai negara.
Dengan demikian. seorang presiden haruslah orang yang memiliki karisma dalam kehidupan bangs a serta memiliki kemampuan manajerial dalam
pengelolaan bangsa.
Kedua, tantangan keekonomian untuk menangglilangi kemiskinan dan pengangguran.
Kesejahteraan berasal dari pekerjaan yang ada, sementara
pekerjaan berasal dari kemudahan berinvestasi dan kemudahan berinvestasi, selain karenil,ada kemudahan infrastruktur juga ada" kemudahan perjanjian yang saling menguntungkan. Menyerahkan pada
mekanisme pasar bukanlah tindakan yangbijak, karena tugas
negara adalah untuk menyejahterakan rakyat. Artinya, presiden haruslah orang yang memiliki kemampuan mengundang para investor dan memetakan persoalan-persoalan ekonomi ke depan, sehingga kebijakanekonomi yang dibua,t berorientasi kepada penciptaan lapangan kerja dan pemanfaatan
sumber daya alam yang dimiliki.
Ketiga, tantangan . kepeme-- --
-
~.. .
rintahan. Melalui peplilihan
kepala daerah secara langsung, kader-kader panai politik dan kader independen telah menjabat sebagai kepala
daerah. Hal itu, menyebabkan
permasalahan kepe,ntingan
politik elite lebih did~ulukan.
Hal ini berimbas bukan hanya
pada pengelolaan pemerintahan daerah, tetapi d~1am hubungan kekuasaan dengan pemerintah lebih atasn)la. Padahal, tidak ada perbedaan yang
fundamental antarpartai, sehingga orientasi poli~ tidaklah membatasi hubul}gan melainkan orieJ;ltasikepentinganlah yang membatasi terutama
sewaktu mau pemilih,an. Hal
ini menunjukkan babwa seorang presiden, seharusnya
adalah seorang yang memiliki
kemampuan untuk nwngoordinasi daerah dan dapat dipercaya bahwa apa yang !:Iikerjakannya adalah untu)f kepentingan daerah.
Keempat, tantanga;. sosia1.
Hal itu ditunjukkan a4hnyakesenjangan antara wa negara
dan antara komunita . Hal ini
akan berujung pada k ~flik sosial antarwarga nega~a terse-
!
--- .
but. Saat ini,kesenjangantersebut makin besar dan meluas,jika semula hanya di perkotaan
maka kini semakin meluas ke
perdesaan. Dengan demikian.
selayaknya seorangpresiden
punya perencanaan milio untuk mengatasi masal~h sosial
tersebut.
Keempat tantangan. bangsa
ke depan tersebut setidaknya
menunjukkanbahwa e
17
.
@
o Jan
Pikiran Rakyat
--o
Senin
4
-/9
0
OMar
Peb
6
21
7
22
OApr
.Mei
5
20
-Pilpres.dan
-.
o I~abu o Kamis 0 Jumat o Sabtu () Minggu
Se/asa
.,
-.
8
23
9
OJun
11
25
OJu/
12
13
26
27
() Ars
OSep
14
28
15
29
OOkt
16
30
ONov
31
ODes
Tantangan Bangsa
-..
..
Oleh SAMUGYO IBNU REDJO
AAT ini, kita sebagai
rakyat bangsa dihadapkan pada pemilihan
umum presiden dan wakilpresiden (Pilpres) 8 juli 2009
mendatang. Kjta pun dihadapkan pada "bias-bias politik",
siapa memainkan siapa dart
siapa yang akan mendapatkan
keuntungan dari perhelatan
tersebut.
Opini publik dibangun, isu
dan counter issue, deal-deal
politik bermunculan dengan
alasan komunikasi politik, tawar-menawar jabatan antara
elite politik baik malu-malu
maupun terang-terangan, pesantren maupun lembaga-lembaga perguruan tinggijadi primadona untuk. pendulangan
suara, demikian pula pusat-pu~
sat berkumpulnya pemilih clidatangi, dan lain-lain.
Memang, suatu kemajuan
politikbangsa tatkala sebelumnya rakyat selalu menjadi penonton para politisi salon dalam penentuan "presiden",kini
tiba saatnya rakyat yang memutuskaJ,lsiapapemimpin mereka. Akantetapi,
- - ---sebelum
-- kita
- -
10
24
S
menentukan memilih atau tidak memilih presiden, ada baiknyakitalihat tantanganbangsa ini ke depan.
Pe~ama, tantangan berpoli~
tik dalam bentuk disintegrasi
bangsa.Hal ini ditandaidengan
keputusasaan rakyat daerah
terhadap pertengkaranelitepolitik di pusat, yang berakibat
padakebijakan dibuatdan tidak ~ncerminkan kepentingan J;~at, !fementaraSingapura
Je~ hatiya
- sebesar B~n~ung,
~
.'
-
-
bih makmur sebagai negara.
Dengan demikian. seorang presiden haruslah orang yang memiliki karisma dalam kehidupan bangs a serta memiliki kemampuan manajerial dalam
pengelolaan bangsa.
Kedua, tantangan keekonomian untuk menangglilangi kemiskinan dan pengangguran.
Kesejahteraan berasal dari pekerjaan yang ada, sementara
pekerjaan berasal dari kemudahan berinvestasi dan kemudahan berinvestasi, selain karenil,ada kemudahan infrastruktur juga ada" kemudahan perjanjian yang saling menguntungkan. Menyerahkan pada
mekanisme pasar bukanlah tindakan yangbijak, karena tugas
negara adalah untuk menyejahterakan rakyat. Artinya, presiden haruslah orang yang memiliki kemampuan mengundang para investor dan memetakan persoalan-persoalan ekonomi ke depan, sehingga kebijakanekonomi yang dibua,t berorientasi kepada penciptaan lapangan kerja dan pemanfaatan
sumber daya alam yang dimiliki.
Ketiga, tantangan . kepeme-- --
-
~.. .
rintahan. Melalui peplilihan
kepala daerah secara langsung, kader-kader panai politik dan kader independen telah menjabat sebagai kepala
daerah. Hal itu, menyebabkan
permasalahan kepe,ntingan
politik elite lebih did~ulukan.
Hal ini berimbas bukan hanya
pada pengelolaan pemerintahan daerah, tetapi d~1am hubungan kekuasaan dengan pemerintah lebih atasn)la. Padahal, tidak ada perbedaan yang
fundamental antarpartai, sehingga orientasi poli~ tidaklah membatasi hubul}gan melainkan orieJ;ltasikepentinganlah yang membatasi terutama
sewaktu mau pemilih,an. Hal
ini menunjukkan babwa seorang presiden, seharusnya
adalah seorang yang memiliki
kemampuan untuk nwngoordinasi daerah dan dapat dipercaya bahwa apa yang !:Iikerjakannya adalah untu)f kepentingan daerah.
Keempat, tantanga;. sosia1.
Hal itu ditunjukkan a4hnyakesenjangan antara wa negara
dan antara komunita . Hal ini
akan berujung pada k ~flik sosial antarwarga nega~a terse-
!
--- .
but. Saat ini,kesenjangantersebut makin besar dan meluas,jika semula hanya di perkotaan
maka kini semakin meluas ke
perdesaan. Dengan demikian.
selayaknya seorangpresiden
punya perencanaan milio untuk mengatasi masal~h sosial
tersebut.
Keempat tantangan. bangsa
ke depan tersebut setidaknya
menunjukkanbahwa e